POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMIN DI ERA …digilib.uin-suka.ac.id/12339/2/BAB I, V, DAFTAR...
-
Upload
dinhkhuong -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMIN DI ERA …digilib.uin-suka.ac.id/12339/2/BAB I, V, DAFTAR...
POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMIN DI ERA MODERN(Studi Kasus di Desa Klopodhuwur Kecamatan Banjarejo
Kabupaten Blora, Jawa Tengah)
SKRIPSIDiajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaUntuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Humaniora
Disusun oleh:
Siti Nur AsiahNIM: 09120039
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA
2013
2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Nur AsiahNIM : 09120039Jenjang/Jurusan : S1/Sejarah Kebudayaan IslamFakultas : Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian sayasendiri dan bukan memalsukan karya orang lain, kecuali pada bagian-bagian yangdirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 04 Oktober 2013
Yang menyatakan
Siti Nur AsiahNIM: 09120039
3
NOTA DINAS
Kepada Yth,Dekan Fakultas Adab danIlmu BudayaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap naskah skripsiberjudul:
POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMINDI ERA MODERN
(Studi Kasus di Desa KlopodhuwurKecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah)
Yang ditulis oleh:
Nama : Siti Nur AsiahNIM : 09120039Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada FakultasAdab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalamsidang munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 03 Oktober 2013Dosen Pembimbing
Syamsul Arifin, S.Ag.,M.AgNIP: 19680212 200003 1 001
4
5
MOTTO
Tak ada yang dapat menggaruk tubuh kita yanggatal dengan tepat kecuali kuku kita sendiri. Oleh karenaitu, jika kita ingin suatu urusan dikerjakan dengan baik,
hendaknya dikerjakan sendiri.
Kita memang tidak bisa memilih masalah apa yangmenghadang, tetapi yang pasti, kita bisa memilih cara
dan bagaimana mengatasinya.
(Muhammad Alain)
6
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
Ku persembahkan skripsi sederhana ini kepada:
Pertama,
Bapak dan Ibu, serta saudara-saudaraku tercinta
Kedua,
Almamaterku
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
7
ABSTRAK
Masyarakat Samin merupakan masyarakat yang unik. Samin mengandungarti sami-sami atau berjuang bersama-sama dalam hal melawan ketidakadilanyang ditunjukkan bukan dengan menggunakan fisik atau kekerasan melainkandengan sikap, seperti sikap menentang terhadap segala aturan dan kewajiban yangdibebankan kepada mereka. Sikap tersebut ternyata mampu melahirkan suatutatanan, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri. mereka memilih polahidup yang naturalis dalam menjalankan kehidupan mereka. Mereka hidup dengancara mereka sendiri tanpa adanya pengaruh dan paksaan dari luar. Hal tersebutmembuat mereka dipandang negatif dan dikenal sebagai masyarakat yang keraskepala, bodoh, kolot atau kampungan.
Mengenai agama, masyarakat Samin memiliki konsep tersendiri yakniberupa agama Adam yang diartikan sebagai senjata untuk menjalani hidup.Agama Adamlah yang mereka imani. Semua yang terjadi di dunia adalah takdirTuhan. Manusia adalah utusan Tuhan. Mereka juga percaya pada pembalasanTuhan. Paham Saminisme dinamakan juga agama nabi Adam sebab ajaranSaminisme yang terwariskan hingga kini mengandung nilai-nilai kebenaran,kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, dan kerja keras. Ajaran tersebutteraplikasikan dalam ritual pernikahan masyarakat Samin yakni dengan mengucapkalimat yang berbunyi: “sejak Nabi Adam pekerjaan saya memang kawin (kaliini) mengawini seorang perempuan bernama...saya berjanji setia kepadanya, hidupbersama telah kami jalani berdua.”
Masyarakat Samin sekarang masih terdapat dibeberapa daerah meskipunjumlahnya terbilang minim. Dalam hal agama, saat ini mereka telah memilihIslam sebagai agama yang mereka anut. Tentunya mereka terikat oleh ajaranagama Islam yakni di antaranya lima rukun Islam. Dari sini peneliti tertarikkepada perubahan identifikasi sebagai agama Adam ke agama Islam. Bagaimanamereka memaknai lima rukun Islam dan bagaimana pola keagamaan yang merekajalankan terkait dengan lima rukun Islam tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data yang diperolehmelalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun untuk mencapaipenelitian yang baik dibutuhkan teori-teori yang berkaitan dengan judul tersebutyakni teori fenomenologi. Teori ini membantu dalam memahami bagaimana suatufenomena terbentuk.
Fenomenologi melihat bahwasanya perubahan konsep Agama Adam olehmasyarakat Samin menjadi agama Islam pada awalnya dilatarbelakangi olehpemburuan PKI, namun perkembangan zaman dengan membawa serta ilmupengetahuan dapat juga dikaitkan atas pembenaran konsep keIslaman sesuaidengan tuntunan yakni dapat dilihat dari konsep lima rukun Islam. Generasi mudaSamin yang terpengaruh oleh ilmu pengetahuan dan interaksi dengan masyarakatluar ternyata memiliki nilai tersendiri dalam membenarkan pola hidupkeagamaannya yang sesuai dengan konsep Islam pada umumnya.
8
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
A. Konsonan
HurufArab
Nama Huruf Latin Keterangan
ابتثجحخدذرزسشصضطظعغفقكلمنوھـالءي
alifbatatsajimẖa
khadaldzalrazasin
syinshaddladthadha‘ain
ghainfa
qafkaflammimnunwauha
lam alifhamzah
ya
Tidak dilambangkanbttsjẖ
khddzrzs
syshdlthdh‘
ghfqkl
mnwhla'
Y
Tidak dilambangkanbete
te dan esje
ha (dengan garis di bawah)ka dan ha
dede dan zet
erzetes
es dan yees dan hade dan elte dan hade dan ha
koma terbalik di atasge dan ha
efqikael
emenweha
el dan aapostrof
ye
9
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
---- ◌------- ◌------- ◌---
fatẖahkasrah
dammah
aiu
aiu
2. Vokal Rangkap
Tanda Nama Huruf Latin Nama
---◌ ---ى ---و ◌---
fatẖah dan yafatẖah dan wau
aiau
a dan ia dan u
Contoh:
حسین : ẖusain
حول : ẖaula
3. Maddah
Tanda Nama Huruf Latin Namafatẖah dan alif  a dengan caping
di ataskasrah dan ya Î i dengan caping
di atasdlammah dan wau Û u dengan caping
di atas
4. Ta Marbuthah
a. Ta Marbuthah yang dipakai disini dimatikan atau diberi
harakat sukun dan transliterasinya adalah /h/.
b. Jika kata yang berakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh
kata yang bersandang /al/, maka kedua kata itu dipisah dan
ta marbuthah ditransliterasikan dengan /h/.
Contoh: فاطمة : Fâthimah
مةڱم ة المكر : Makkah al-Mukarramah
10
5. Syaddah
Syaddah/ tasydid dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yang sama
dengan huruf yang bersaddah itu.
Contoh: نارب : rabbanâ
لنز : nazzala
6. Kata Sandang
Kata sandang " ال " dilambangkan dengan "al", baik yang diikuti dengan
huruf syamsiyah maupun yang diikuti dengan huruf qamariyah.
Contoh: الشمش : al-Syamsy
الحكمة : al-Ḥikmah1
1Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Pedoman Akademik & Penulisan Skripsi(Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN SunanKalijaga, 2010), hlm. 44-47.
11
KATA PENGANTAR
ا بعد أم ین ع م بھ أج ح ص لى الھ و ع و لین س ر الم و ف األنبیاء ر لى أش الم ع
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufiq dan hidayah-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya,
para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai bagian dari persyaratan guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Adab
dan Ilmu Budaya, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Sebagai manusia yang
penuh dengan keterbatasaan, peneliti sadar bahwa penulisan ini tidak lepas dari
limpahan Rahmat dari Allah SWT, bimbingan dan bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Himayatul Ittihadiyah, M.Hum selaku Ketua Jurusan Sejarah
dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Herawati, S.Ag.,M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
12
4. Bapak Dr. Lathiful Khuluq, M.A selaku Penasehat Akademik.
5. Bapak Syamsul Arifin, S.Ag.,M.Ag selaku Pembimbing Skripsi yang
bijaksana.
6. Bapak Drs. H. Maman A. Malik Sy., M.S dan Ibu Dra. Soraya Adnani,
M.Si. selaku Penguji Skripsi yang bijaksana.
7. Bapak Awali selaku pegawai TU Jurusan Sejarah dan Kebudayaan
Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.
8. Bapak Widodo selaku Kepala Desa Klopodhuwur.
9. Mbah Lasio selaku sesepuh Samin dan seluruh masyarakat Samin yang
telah memberikan segenap waktu serta bantuannya selama peneliti
berada dalam lingkungan penelitian.
10. Bapak dan Ibuku (Mujiono & Supartinah) yang sangat aku
muliakan. Terima kasih atas perjuangan dan kasih sayang yang selalu
tercurah untuk anakmu. Semua yang kalian berikan tidak dapat ananda
balas dengan suatu apapun, senyum kalian adalah bahagiaku. Semoga
Allah selalu memberikan kasih sayang-Nya seperti kasih sayang kalian
kepadaku.
11. Mas Gito, Mbak Reni, Ayuk Jilah, Kang Adi, terima kasih atas nasehat
dan pelajaran hidup yang diberikan kepada adik kecil kalian ini. Hanya
kalian saudara yang ku punya. Semoga kita selalu menjadi keluarga
yang saling melengkapi.
12. Malaikat-malaikat kecilku Mardiana Aditya, Muhroji dan Radhin.
Tawa dan tangis kalian penghibur kesepianku.
13
13. Mas Dedi Mizwar, terima kasih telah memberikan nasehat dan
motivasi kepadaku selama ini.
14. Saudara-saudaraku di Blora, terima kasih telah dengan kerelaan hati
menyediakan tempat untuk berteduh selama peneliti melakukan
penelitian.
15. Teman seperjuanganku, Tari, Tiqo dan seluruh teman seangkatan
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
16. Teman-teman Asrama Putri 3 Dara, Yunda terima kasih atas waktu
yang telah kau sempatkan untuk membantu dan menemaniku saat
proses penelitian. Farida el Zakiyah, terima kasih telah bersedia
menjadi penolong disetiap kejenuhan sedang berkecamuk didadaku.
Meria, Ophyx, Fida, Sri, Mb Qudsi, terima kasih atas canda, tawa serta
nasehatnya. Semoga kita selalu menjadi teman baik kemarin, esok dan
nanti.
Kepada semua pihak tersebut, semoga Allah membalas semua amal
baiknya, dan mendapat limpahan rahmat serta karunia-Nya. Amin.
Yogyakarta, 04 Oktober 2013
Hormat Saya
Siti Nur AsiahNIM: 09120039
14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .............................................. vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... xi
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................I
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................I
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8
E. Kerangka Teori ................................................................................. 12
F. Metode Penelitian.............................................................................. 15
G. Sistematika Pembahasan .................................................................. 18
BAB II: GAMBARAN UMUM DESA KLOPODHUWUR KECAMATANBANJAREJO KABUPATEN BLORA, JAWA TENGAH ............................. 20
15
A. Letak Desa Klopodhuwur ................................................................ 20
B. Kondisi Masyarakat.......................................................................... 21
a. Kondisi Ekonomi Masyarakat....................................................... 22
b. Kondisi Pendidikan Masyarakat ................................................... 26
c. Kondisi Agama Masyarakat.......................................................... 29
d. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat .............................................. 29
BAB III: KARAKTERISTIK MASYARAKAT SAMIN................................ 31
A. Kemunculan Masyarakat Samin ..................................................... 31
B. Ajaran Masyarakat Samin ............................................................... 36
C. Simbol Identitas................................................................................. 47
a. Bahasa ........................................................................................... 47
b. Pakaian .......................................................................................... 49
c. Adat Istiadat .................................................................................. 50
BAB IV: POLA HIDUP KEAGAMAAN MASYARAKAT SAMIN DILIHATDARI SEGI BUDAYA........................................................................................ 53
A. Pengertian Agama............................................................................. 53
B. Praktek Keagamaan Masyarakat Samin Dengan Konsep LimaRukun Islam ...................................................................................... 56
a. Syahadat ........................................................................................ 57
b. Shalat............................................................................................. 59
c. Puasa Wajib Bulan Ramadhan ...................................................... 63
d. Zakat ............................................................................................. 67
e. Haji................................................................................................ 68
16
C. Analisa Pola Hidup Keagamaan Masyarakat Samin DenganKonsep Lima Rukun Islam .............................................................. 70
BAB V: PENUTUP ............................................................................................. 73
A. Kesimpulan ........................................................................................ 73
B. Saran-saran........................................................................................ 74
C. Kata Penutup..................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 100
17
DAFTAR TABEL
1.1 Penggolongan penduduk menurut usia di Desa Klopodhuwur
1.2 Luas wilayah menurut jenis penggunaan tanah di Desa Klopodhuwur
1.3 Jenis mata pencaharian masyarakat Desa Klopodhuwur
1.4 Penggolongan masyarakat menurut pendidikan di Desa Klopodhuwur
18
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar gedung atau pendopo masyarakat Samin di Desa Klopodhuwur
1.2 Gambar tulisan “sangkan paraning dumadi”
1.3 Gambar tulisan empat wewaler atau aturan masyarakat Samin
1.4 Gambar sesepuh Samin Desa Klopodhuwur
1.5 Gambar peneliti dengan sesepuh Samin Desa Klopodhuwur
1.6 Gambar masyarakat Samin di alun-alun Kabupaten Blora sebagai upaya
pelestarian masyarakat Samin.
1.7 Peta wilayah Kabupaten Blora
1.8 Peta wilayah Kecamatan Banjarejo
1.9 Peta wilayah Desa Klopodhuwur
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Lampiran II :Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari Badan
KESBANGLINMAS DIY
Lampiran III : Surat Rekomendasi Survey/ Riset dari Badan KESBANGPOL
Semarang
Lampiran IV : Surat Rekomendasi Survey/ Riset dari Badan KESBANGPOL
Kabupaten Blora
Lampiran V : Surat Ijin Riset/Survey dari BAPPEDA Kabupaten Blora
Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat pada prinsipnya adalah suatu kelompok yang tinggal pada
wilayah tertentu dan menciptakan kebudayaan tertentu untuk menunjang
kelangsungan hidupnya. Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya
berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.2 Kehidupan
masyarakat pada konteksnya bersifat dinamis yakni berubah dan berkembang dari
satu keadaan ke keadaan yang lainnya sesuai dengan perkembangan zaman. Hal
itu sesuai dengan istilah latin tempora mutantur et nos mutamur illis bahwasanya
waktu berubah dan manusia ikut berubah didalamnya.3
Dalam menjalani kehidupan, masyarakat dituntut untuk melakukan
tindakan-tindakan agar tetap bertahan dalam suatu wilayah yang ditinggali.
Seiring berjalannya waktu, tindakan itu kemudian berkembang menjadi suatu
kebudayaan yang dianut. Kebudayaan menurut Antropologi adalah seluruh sistem
gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar. Setiap kebudayaan atau
2Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 122.3Kata pengantar Irwan Abdullah dalam buku Hans J. Daeng berjudul Manusia,
Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
21
sistem sosial adalah baik bagi masyarakatnya, selama kebudayaan atau sistem
tertentu dapat menunjang kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan.4
Substansi kebudayaan manusia dapat melingkupi banyak hal, diantaranya
kepercayaan atau agama. Agama sendiri diartikan sebagai seperangkat aturan
yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya Tuhannya,
mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan
manusia dengan lingkungannya.5 Agama dalam perspektif Sosiologi adalah
sebagai salah satu institusi sosial dalam masyarakat.6 Oleh karena itu, agama
mempunyai peranan penting terhadap pemeliharaan kelangsungan hidup
masyarakat di lingkungannya. Salah satu persoalannya seberapa jauh agama dapat
memberikan kontribusinya bagi penyelesaian segenap masalah kompleks yang
timbul sebagai akibat dari interaksi nilai-nilai baru yang dibawa oleh peradaban
modern yang dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Era modern yang disertai dengan ilmu pengetahuan diharapkan mampu
membawa perubahan pola hidup keagamaan masyarakat yang lebih baik.
Perubahan ini dapat dikaitkan dengan usaha dalam mengindustrialisasi,
memodernisasi dan membangun masyarakat ke arah yang lebih baik.7 Pola hidup
yang berubah sebagai jawaban atas tantangan zaman sejatinya tidak dapat
dihindari dalam setiap masyarakat dan terus akan berubah mengikuti zaman,
seperti yang terjadi dalam masyarakat Samin.
4Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya: Menuju Perspektif Moralitas Agama(Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), hlm. 10.
5Ibid., hlm. 4.6Edi Yusuf Nur Samsu Santoso, Amuk Massa (Yogyakarta: AliEf Press, 2004), hlm. 15-
19.7Ibid., hlm. 13-15.
22
Masyarakat Samin merupakan masyarakat yang memiliki identitas yang
unik. Dalam masyarakat umum, istilah Samin dikonotasikan sebagai orang bodoh
atau nyeleneh (bertingkah laku yang tidak umum), seperti menggunakan bahasa
keseharian yang sulit dipahami. Masyarakat Samin ini muncul atas peran seorang
tokoh pelopor yang bernama Samin Surontiko atau Samin Surosentiko. Tempat
yang menjadi basis penyebaran paham Saminisme yaitu di Desa Klopodhuwur
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Hal ini pula yang menjadi
alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang masyarakat Samin di desa
tersebut.
Masyarakat Samin sendiri muncul sebagai respon perlawananan terhadap
kesewenangan pemerintahan penjajahan Belanda pada tahun 1890. Tindakan
melawan pemerintah pada masa itu dilakukan dengan cara mengasingkan diri dan
tidak tunduk pada aturan pemerintahan kolonial, terutama dalam membayar pajak,
selain itu mereka menolak paham-paham baru yang datang dari luar.8 Mereka
ingin bebas menjalani kehidupan.
Kebebasan seperti yang dikatakan oleh John Pieris yaitu mengharuskan
manusia berani berkata “tidak” kepada paham baru yang mengatasnamakan
kesadaran dan kebenaran. Manusia dapat berkembang dengan tindakan
ketidaktaatan, dalam artian bahwasanya membangkang terhadap otoritas-otoritas
yang mencoba menerapkan pemikiran-pemikiran baru yang dianggap berbahaya
8Deden Faturrohman, “Hubungan Pemerintah dengan Komunitas Samin”, dalam AndrikPurwasito, Agama tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin dan Tengger(Yogyakarta: LKiS, 2003), hlm. 18.
23
oleh pemikiran-pemikiran lama. Pembangkangan merupakan salah satu jalan
dalam awal sejarah manusia,9 dan hal itu yang ditempuh oleh masyarakat Samin.
Sesepuh Samin mengatakan bahwasanya dalam hal keagamaan, Tiang
Samin Sikep atau masyarakat Samin merupakan suatu kelompok yang dalam
prakteknya mengajarkan tentang tingkah laku manusia terhadap Tuhan dan
sesamanya. Agama dalam masyarakat Samin seperti yang diistilahkan yakni
Agama niku gaman, Adam pangucape, man gaman lanang (Agama Adam adalah
senjata atau pegangan hidup bagi manusia).10
Masyarakat Samin menyebut Adam sebagai sosok yang menjadi acuan
mereka dalam menjalani kehidupan di dunia, dikarenakan Adamlah yang
melahirkan semua manusia di bumi. Adam dianggap sebagai orang tua seluruh
manusia yang harus dipatuhi dan diikuti ajarannya.11 Agama Nabi Adamlah yang
mereka imani. Semua yang terjadi di dunia adalah takdir Tuhan. Manusia adalah
utusan Tuhan. Mereka juga percaya pada pembalasan Tuhan. Paham Saminisme
dinamakan juga agama Nabi Adam sebab ajaran Saminisme yang terwariskan
hingga kini mengandung nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebersamaan,
keadilan, dan kerja keras.12
Konsep yang mengarah kepada Nabi Adam tersebut menyebabkan para
peneliti sebelumnya mengidentifikasi masyarakat Samin sebagai penganut agama
9Kata pengantar John Pieris dalam buku yang ditulis oleh Erich Fromm berjudul, DariPembangkangan Menuju Sosialisme Humanistik (Jakarta: Pelangi Cendekia, 2006).
10Ensiklopedi Blora, Alam Budaya dan Manusia:Tokoh, Komunitas, dan Masyarakat,Buku 10 (Blora: The Heritage Society dan Blora Pride Foundation, 2011), hlm. 50.
11 Wawancara dengan Mbah Lasio selaku sesepuh Masyarakat Samin dan Bpk. Pososelaku penganut ajaran Samin, di desa Klopodhuwur, Blora tanggal 5 April 2013.
12http:regional-kompasiana.com/2013/wong-samin-penganut-agama-nabi-adam-yang-anti-poligami.html diupdate oleh Ulul Rosyid pada tanggal 18 Januari 2013 dan diakses padatanggal 25 Agustus 2013.
24
Adam, hal itu juga dilatarbelakangi sikap masyarakat Samin yang jika ditanya dan
berkegiatan sehari-hari berpedoman pada Adam. Hal ini pun mempengaruhi pola
keagamaan dari masyarakat Samin yakni sesuai dengan tuntunan agama Adam.
Ajaran tersebut antara lain teraplikasikan dalam ritual pernikahan masyarakat
Samin yakni dengan mengucap kalimat yang berbunyi, “sejak Nabi Adam
pekerjaan saya memang kawin (kali ini) mengawini seorang perempuan
bernama...saya berjanji setia kepadanya, hidup bersama telah kami jalani
berdua.”13 Konsep agama Adam inilah yang mengundang keingintahuan peneliti
untuk mengamati pola hidup keagamaan masyarakat Samin jika disejajarkan
dengan konsep keIslaman.
Masyarakat Samin di era sekarang seperti yang dikatakan oleh sesepuh
Samin yakni mengakui agama Islam sebagai agama mereka. Hal ini tentu juga
mempengaruhi perubahan pola keagamaannya dari identifikasi penganut agama
Adam menjadi penganut agama Islam, sehingga mereka terikat oleh tuntunan
agama Islam. Lima rukun Islam yakni syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji
merupakan pokok ajaran dalam agama Islam yang seharusnya dijalankan, maka
dari sinilah dapat lebih mudah melihat perubahannya. Bagaimana pemaknaan
konsep lima rukun Islam oleh masyarakat Samin yang dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, di mana pula letak konsep agama Adam dalam praktek
keIslaman. Oleh karena itu, peneliti tertarik terhadap pola hidup keagamaan
masyarakat Samin dalam menjawab tantangan zaman yang semakin lama semakin
dipenuhi dengan ilmu pengetahuan. Seberapa besar peranan IPTEK untuk
13http:ragambudayanusantara.blogspot.com/2008/08/suku-samin.html diupdate padatanggal 25 Agustus 2008 dan diakses pada tanggal 25 Agustus 2013.
25
membawa pemikiran masyarakat Samin ke arah yang lebih baik, sehingga
menciptakan pola hidup keagamaan yang lebih tercerahkan sesuai dengan konsep
lima rukun Islam.
Pemaparan tersebut menjadi alasan peneliti untuk meletakkan judul “Pola
Hidup Keagamaan Masyarakat Samin di Era Modern.” Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisa perubahan-perubahan pola hidup keagamaan yang terjadi
dalam masyarakat Samin yakni perubahan dari konsep agama Adam menjadi
agama Islam dengan konsep lima rukun Islam.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas “Pola Hidup Keagamaan Masyarakat Samin di
Era Modern.” Era Modern pada penelitian ini dititikberatkan pada tahun 1965-
2013. Waktu tersebut dinilai peneliti dapat mempermudah dalam menganalisa
perubahan-perubahan yang terjadi dalam pola hidup keagamaan masyarakat
Samin dengan membandingkan waktu sebelumnya. Pada tahun 1965 tersebut
perubahan agama Adam menjadi agama Islam terjadi akibat pemburuan PKI.
Masyarakat Samin memilih agama Islam agar tidak ikut diburu, hal inilah yang
menjadi alasan peneliti untuk menitikberatkan pada waktu tersebut. Penelitian ini
menggunakan batasan penelitian yakni masyarakat Samin di Desa Klopodhuwur
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Desa tersebut merupakan
desa yang menjadi awal mula perkembangan masyarakat Samin yang dipelopori
oleh Raden Kohar atau Samin Surosentiko dengan ajaran Saminisme yang
menganut agama Nabi Adam dan keberadaannya masih ada hingga sekarang.
26
Untuk memfokuskan kajian penelitian diperlukan batasan pokok
permasalahan dengan rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kemunculan masyarakat Samin?
2. Bagaimana pola hidup keagamaan masyarakat Samin di era modern
disejajarkan dengan konsep lima rukun Islam?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain, adalah:
1. Untuk mendeskripsikan latar belakang kemunculan paham Saminisme di
Desa Klopodhuwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
2. Untuk mendeskripsikan perubahan pola hidup keagamaan masyarakat
Samin di era modern disejajarkan dengan konsep lima rukun Islam.
Kegunaan dari penelitian ini antara lain, adalah:
1. Memberikan uraian penting mengenai latar belakang kemunculan
masyarakat Samin beserta ajaran Saminismenya di Desa Klopodhuwur
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
2. Memperluas pengetahuan tentang masyarakat Samin beserta eksistensinya
di era modern untuk menghindari kesalahan penafsiran masyarakat luas
terhadap masyarakat Samin sekarang dan memberikan analisa-analisa
peran era modern dalam merubah pola hidup keagamaan masyarakat
Samin ke arah yang lebih baik dengan konsep lima rukun Islam.
27
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.
Terdapat banyak penulisan yang membicarakan mengenai masyarakat Samin.
Adapun penulisan tersebut diantaranya yakni pertama, buku yang ditulis oleh
pakar foklor dari Blora yakni Suripan Sadi Hutomo yang berjudul “Tradisi Dari
Blora” diterbitkan oleh Citra Almamater Semarang, 1996. Buku tersebut berisi
mengenai sejarah kemunculan masyarakat Samin yang dipelopori oleh Samin
Surosentiko sampai penyebarannya ke wilayah lain dan juga berisi tentang ajaran-
ajaran yang diajarkan oleh Samin Surosentiko.14 Persamaannya dengan penelitian
peneliti yakni pada pembahasan mengenai masyarakat Samin itu sendiri. Adapun
perbedaaannya terletak pada fokus kajian peneliti yakni berkaitan dengan pola
hidup keagamaan yang dapat dilihat dari praktek-praktek keagamaan masyarakat
Samin secara nyata dalam kesehariannya dengan konsep lima rukun Islam, namun
tanpa menilai dari segi keimanannya.
Kedua, buku yang ditulis oleh Moh. Rosyid, M.Pd. berjudul “Samin
Kudus: Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal” diterbitkan oleh Pustaka Pelajar,
2008.15 Buku tersebut mengulas mengenai potret budaya dan keagamaan
masyarakat Samin Kudus di Desa Kutuk, Dukuh Kaliyoso, Desa Karangrowo, dan
Desa Larekrejo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah.
Buku tersebut menghasilkan kesimpulan bahwasanya budaya masyarakat Samin
menyimpan pesan etika yang adiluhung untuk dimiliki oleh semua insan. Buku ini
14Suripan Sadi Hutomo, Tradisi dari Blora (Semarang: Citra Almamater Semarang,1996).
15Moh. Rosyid, Samin Kudus: Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008).
28
memiliki persamaan dengan penelitian peneliti yakni sama-sama membahas
masyarakat Samin yang dilihat dari segi pola hidup dan juga keagamaan.
Perbedaannya yakni buku tersebut membahas pokok permasalahan secara umum
atau tidak secara khusus membahas pola hidup keagamaan masyarakat Samin
dengan konsep lima rukun Islam seperti yang dibahas peneliti.
Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Siti Roudlotul Jannah berjudul
“Akulturasi Budaya Ajaran Samin Surosentiko dan Islam di Desa Blimbing
Kecamatan Sambong Kabupaten Blora” mahasiswi Fakultas Ushuludin UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.16 Skripsi tersebut membahas mengenai bentuk-
bentuk akulturasi antara ajaran Samin di Desa Blimbing dengan ajaran Islam yang
diinterpretasikan oleh penulis tersebut bahwasanya akulturasi yang terjadi di Desa
Blimbing adalah akulturasi ajaran Samin dan Islam versi Sunan Kalijaga, karena
menurutnya setiap Samin Blimbing berbicara tentang Islam, Islamnya Sunan
Kalijaga yang menjadi rujukan. Skripsi ini memiliki persamaan dengan penelitian
peneliti yakni pola hidup masyarakat Samin namun, perbedaannya dilihat dari
fokus kajian penelitian peneliti dengan konsep lima rukun Islam.
Keempat, skripsi yang ditulis oleh Baiq Hadia Martanti berjudul “Etika
dalam Ajaran Samin di Desa Klopoduwur Kabupaten Blora Jawa Tengah dalam
Perspektif Islam” mahasiswi Fakultas Ushuludin, 2006.17 Skripsi ini membahas
mengenai konsep etika dalam ajaran samin berbeda dengan ajaran Islam. Nilai-
16Siti Roudlotul Jannah, Akulturasi Budaya Ajaran Samin Surosentiko dan Islam di DesaBlimbing Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, Skripsi Fakultas Ushuludin UIN Sunan KalijagaYogyakarta, 2009.
17Baiq Hadia Martanti, Etika Dalam Ajaran Samin di Desa Klopoduwur Kabupaten BloraJawa Tengah Dalam Perspektif Islam, Skripsi Fakultas Ushuludin UIN Sunan KalijagaYogyakarta, 2006.
29
nilai etis yang terdapat dalam ajaran Samin seperti kejujuran,saling menghormati
dan menjaga ucapan serta upaya melestarikan alam dan keselarasan terhadap antar
sesama merupakan aplikasi bahwa manusia adalah satu keturunan. Skripsi ini
memiliki persamaan dengan penelitian peneliti yakni terletak pada objek yang
diteliti yaitu masyarakat Samin di Desa Klopodhuwur, Blora, Jawa Tengah.
Terdapat perbedaan dengan penelitian peneliti yakni fokus kajian dalam penelitian
tersebut mengenai etika dalam ajaran Samin, sedangkan peneliti meletakkan fokus
kajian pola hidup keagamaan masyarakat Samin dengan konsep lima rukun Islam.
Kelima, tesis yang ditulis oleh Fandholin berjudul “Persepsi Masyarakat
Samin Terhadap Lembaga Pendidikan Islam SMA NU 1 Kradenan (Studi Kasus
di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora” mahasiswa Pendidikan
Islam pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.18 Tesis
ini menggunakan teori persepsi untuk menganalisa respon-respon yang ditujukan
masyarakat Samin terhadap keberadaan sarana pendidikan yang berbasis NU di
lingkungan wilayah mereka. Persamaan dari penelitian peneliti terletak pada
objeknya yaitu masyarakat Samin, sedangkan perbedaannya terdapat pada fokus
penelitian yang menggunakan persepsi untuk menganalisa seberapa besar
tanggapan masyarakat Samin terhadap pendidikan, berbeda dengan penelitian
peneliti yang meletakkan fokus kajian pola hidup keagamaan masyarakat Samin
dengan konsep lima rukun Islam.
Keenam, tesis yang ditulis oleh Ilbana,S.Ag berjudul “Masyarakat Samin
di Bojonegoro (Studi Antropologi Agama)” mahasiswa Filsafat Islam pada
18Fandholin, Persepsi Masyarakat Samin Terhadap Lembaga Pendidikan Islam SMA NU1 Kradenan (Studi Kasus di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora), Tesis ProgramPasca Sarjana, 2012.
30
Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.19 Tesis ini
menggunakan pendekatan Antropologi agama untuk menganalisa penyebab
terbentuknya agama yang dianut oleh masyarakat Samin yakni agama Adam.
Persamaan dengan penelitian peneliti yaitu pada objek masyarakat Samin.
Sedangkan, perbedaannya terletak pada pendekatan dan fokus yang digunakan.
Tesis tersebut lebih mengarah kepada sejarah terbentuknya agama Adam yang
dilihat dari pendekatan Antropologi agama, sedangkan peneliti tentang pola hidup
keagamaan masyarakat Samin dengan konsep lima rukun Islam.
Ketujuh, hasil penelitian ilmiah dari Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum
berjudul “Pergeseran Bahasa Jawa Pada Masyarakat Samin di Kabupaten Blora”
mahasiswa program studi Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah
Mada, 2009.20 Tesis tersebut membahas mengenai bahasa Jawa yang digunakan
masyarakat Samin yang semakin lama semakin berubah seiring perkembangan
zaman dan juga atas pengaruh dari interaksi dengan dunia luar. Persamaan dengan
penelitian peneliti yakni sama-sama meneliti masyarakat Samin, namun terdapat
perbedaan dari segi fokus kajian yang lebih kepada bahasa.
Dari penulisan-penulisan tersebut, peneliti meletakkan fokus kajian “Pola
Hidup Keagamaan Masyarakat Samin di Era Modern.” Penelitian ini dilakukan
sebagai pelengkap dari penelitian sebelumnya dan untuk memperkaya
pengetahuan tentang masyarakat Samin.
19Ilbana, Masyarakat Samin di Bojonegoro (Studi Antropologi Agama), Tesis ProgramPasca Sarjana, 2005.
20Hari Bakti Mardikantoro, Pergeseran Bahasa Jawa Pada Masyarakat Samin diKabupaten Blora, penelitian ilmiah program doktor Fakultas Ilmu Budaya Universitas GajahMada, 2009.
31
E. Kerangka Teori
Dalam menjalani kehidupan, kebudayaan sejatinya tercipta untuk
menunjang kelangsungan hidup manusia di bumi. Kebudayaan ini berkaitan erat
dengan pengikutnya. Kebudayaan diciptakan manusia dan menciptakan manusia
yang selalu berhadapan dengan berbagai kemungkinan perubahan yang terjadi
karena kemajuan teknologi.21
Koentjaraningrat mengatakan bahwasanya kebudayaan yang ada di tengah
masyarakat terbagi ke dalam beberapa unsur, yaitu bahasa, sistem ilmu
pengetahuan, organisasi sosial, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, sistem
religi, dan kesenian. Unsur-unsur kebudayaan tersebut bersifat dinamis, yakni
selalu berubah sesuai dengan perkembangan situasi. Kebudayaan mempunyai
fungsi mempererat ikatan emosional masyarakat. Masyarakat sendiri memerlukan
kepuasaan material dan spiritual. Kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagian besar
dipengaruhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Suatu
kebudayaan itu dapat dianalisa gejala-gejalanya melalui interaksi simbolik yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengetahui gejala-
gejala tersebut diperlukan pendekatan fenomenologi.
Perilaku manusia dalam fenomenologi diartikan bahwasanya apa yang
dikatakan dan dilakukan seseorang sebagai produk dari cara orang tersebut
menafsirkan dunianya. Fenomenologi secara harfiah berarti pelajaran mengenai
gejala-gejala bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi. Analisa gejala dalam
penelitian ini yaitu gejala mengenai pola hidup keagamaan masyarakat Samin
21Hans J. Daeng, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 74.
32
dalam menanggapi era modern yang disandingkan dengan konsep lima rukun
Islam.
Fenomenologi secara etimologis menunjuk pada studi tentang fenomena
atau bagaimana fenomena muncul dalam kehidupan seseorang. Menurut Edmund
Husserl seperti yang dikutip dalam buku Fenomenologi Agama oleh Syamsuddin,
dkk, bahwa fenomenologi adalah satu filsafat dari satu keseluruhan tipe yaitu
suatu pengetahuan tentang kesadaran murni.22 Dikutip oleh Sindung Haryanto,
bahwasanya Husserl juga berpendapat bahwa untuk mengungkapkan tindakan-
tindakan yang dilakukan dalam kehidupan manusia berarti akan menyingkapkan
proses-proses dalam kesadaran manusia yang dipengaruhi pengalaman beserta
maknanya, yang kesemuanya itu membentuk semua fakta yang berada dalam
pikiran manusia. Setiap pengalaman dilihat sebagai fenomena yang terjadi dan
terbentuk dalam tindakan kesadaran sehingga fenomena menjadi sesuatu bagi
manusia. Prosedur fenomenologi ditujukan untuk mengungkapkan pengalaman
yang self-givennes, dengan kata lain untuk memperlihatkan pengalaman sebagai
sesuatu yang nyata.23 Fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund Husserl
mendeskripsikan bagaimana terbentuknya realitas dalam tindakan dari kesadaran
orang terjadi. Jadi, fenomenologi bertujuan pada proses dasar pelimpahan makna
dalam dunia manusia.24
22Syamsuddin Abdullah,dkk., Fenomenologi Agama (Jakarta: Proyek PembinaanPrasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,1983), hlm. 2.
23Sindung Haryanto, Spektrum Teori Sosial: Dari Klasik Hingga Modern (Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm. 142-143.
24Ibid., hlm. 145.
33
Pendekatan fenomenologi digunakan peneliti dalam mengamati kondisi
kehidupan masyarakat Samin yang dapat dilihat dari interaksi simbolik antara
masyarakat Samin yang satu dengan yang lainnya. Fenomenologi membantu
peneliti dalam melihat bagaimana realitas nyata dari pola hidup keagamaan
masyarakat Samin dapat terbentuk. Perubahan mengenai penganut agama Adam
menjadi penganut agama Islam dapat ditelusuri dari peristiwa-peristiwa yang
nyata, sehingga dapat diketahui bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi.
Perubahan konsep keagamaan masyarakat Samin awalnya sebagai akibat
dari peristiwa pemburuan PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965.
Masyarakat Samin menjadi incaran pemerintahan pada saat itu karena dianggap
mempunyai ajaran yang tidak termasuk kedalam lima agama yang diakui di
Indonesia, sehingga dianggap membahayakan pemerintahan. Hal tersebutlah yang
mengharuskan mereka untuk mengganti agama Adam menjadi agama Islam agar
tidak ikut diburu. Namun, perkembangan zaman yang membawa serta ilmu
pengetahuan mengharuskan manusia untuk ikut andil dalam memanfaatkan ilmu
pengetahuan tersebut, alasan ini pun dapat dikaitkan dengan perubahan pola pikir
masyarakat Samin dalam membenarkan konsep keagamaannya. Proses perubahan
ini dapat dilihat melalui praktek pola keagamaan masyarakat Samin. Realitas dari
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Samin dalam kesehariannya
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa bagaimana perubahan dapat
terjadi dan seberapa besar perubahan tersebut mempengaruhi serta bermanfaat
bagi masyarakat Samin.
34
Konsep agama Adam menjadi konsep yang mengarah kepada agama Islam
tentu mempengaruhi pola hidup keagamaan masyarakat Samin sehari-hari. Hal ini
dapat dilihat secara langsung melalui realitas yang nyata. Kesempurnaan pola
hidup agama Islam, diantaranya terikat oleh lima rukun Islam. Dengan pendekatan
fenomenologi dapat diketahui nyata atau tidaknya konsep lima rukun Islam benar-
benar dijalankan dengan sempurna. Tindakan-tindakan nyata masyarakat Samin
dalam menjalankan pola hidup keagamaan sehari-hari dapat dianalisa kebenaran
atau fakta yang ada dalam fikiran mereka tanpa harus ditanyakan, karena suatu
tindakan itu dapat memperlihatkan kebenaran dari pola hidup keagamaan
masyarakat Samin itu sendiri.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kebudayaan dengan jenis
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dengan fenomena yang diteliti.25 Penelitian kualitatif berlangsung dalam
situasi alamiah (natural setting).26 Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data
e. Observasi
25Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta:Salemba Humanika, 2010), hlm. 9.
26Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif danKuantitatif, edisi kedua (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm. 24.
35
Observasi ialah pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap
gejala-gejala subjek yang akan diteliti. 27 Pengamatan tersebut dilakukan
dengan tujuan memperoleh gambaran umum mengenai pola hidup masyarakat
di Desa Klopodhuwur yang menjadi basis penyebaran dan terciptanya budaya
masyarakat Samin.
f. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi yang didalamnya terdapat
pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan,
motif, dan informasi. 28 Dalam wawancara ini peneliti menggunakan jenis
wawancara tidak terstruktur yakni tidak terlalu merujuk pada pedoman
wawancara tetapi dengan menyesuaikan situasi dan kondisi masyarakat
ataupun lingkungan. Hal ini mampu menjadikan wawancara tidak kaku,
monoton dan tegang, sehingga peneliti serta sumber saling dapat
berkomunikasi apa adanya.29 Cara wawancara ini dapat membantu peneliti
dalam berkomunikasi dengan masyarakat Samin untuk mendapatkan data
tanpa adanya ketegangan.
Masyarakat yang diwawancara yakni sesepuh Samin yang bernama
Mbah Lasio serta pengikut Samin yakni Bapak Poso. Wawancara juga
dilakukan dengan pihak-pihak tertentu terkait dengan budaya masyarakat
Samin untuk lebih menggali data, seperti Dinas Kebudayaan Kabupaten Blora.
27Siti Pariani, “Pengamatan dan Pengukuran” dalam bukunya Bagong Suyanto danSutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.82.
28Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif ...hlm. 118.29Basrowi dan Suwadi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta,2008),
hlm. 94.
36
g. Pengumpulan Dokumen
Dokumen yang digunakan untuk pengumpulan sumber data tertulis
dan merupakan sumber data yang dapat digali sebagai pendukung penelitian
yakni berupa buku, ataupun data lain yang dapat menyempurnakan hasil
penelitian.30 Dokumen berupa buku yang menulis tentang masyarakat Samin,
baik dari segi sejarah maupun budayanya, contohnya yaitu buku yang ditulis
oleh tokoh budayawan ternama Suripan Sadi Hutomo. Dokumen lain berupa
foto diperlukan sebagai penyempurna penelitian berkaitan dengan kebudayaan
masyarakat Samin dan sebagai bahan memperkuat data penelitian berkaitan
dengan kondisi masyarakat Samin. Foto juga dapat digunakan sebagai bukti
adanya penelitian.
2. Analisa Data
Analisa data merupakan usaha penggalian yang mendalam terhadap data
yang diperoleh secara sistematis yakni dilihat dari catatan lapangan, hasil
wawancara dan sumber lain yang terkumpulkan yakni buku dan foto. Hasil
analisa tersebut kemudian ditarik pengertian-pengertian serta kesimpulan-
kesimpulannya. 31 Analisa data ini untuk meningkatkan pemahaman peneliti
mengenai masyarakat Samin pada era kemunculannya hingga sekarang di era
modern yang dikaitkan dengan pola hidup keagamaannya dengan konsep lima
rukun Islam.
30Ibid., hlm. 140-142.31Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Alam
Semesta, 2003), hlm. 65.
37
3. Penulisan Laporan Penelitian
Penulisan laporan hasil penelitian adalah fase terakhir setelah melalui
berbagai tahap dalam penelitian. Penulisan laporan ini sebagai bentuk nyata
hasil kerja peneliti selama melakukan penelitian. Penyusunan laporan ini
merupakan langkah yang sangat penting karena dengan laporan ini syarat
keterbukaan ilmu pengetahuan dan penelitian dapat terpenuhi.32 Laporan ini
berguna sebagai sumber rujukan penelitian berikutnya dan untuk memperkaya
sumber pengetahuan berkaitan dengan pola hidup keagamaan masyarakat Samin
di era modern.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika diperlukan agar pembahasan terfokus pada apa yang menjadi
kajian dalam penelitian lapangan. Sistematika tersebut terangkum sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, landasan teori,
tinjauan pustaka, metode penelitian, dan yang terakhir adalah sistematika
pembahasan. Bab ini tentunya menjadi pedoman dalam pembahasan yang
menjadi kajian dalam penulisan skripsi.
Bab kedua berisi gambaran umum mengenai Desa Klopodhuwur
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah sebagai tempat dan obyek
penelitian yang berkaitan dengan keberadaan masyarakat Samin yang di dalamnya
32Sumadi Surya Brata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali Press,1992), hlm. 89.
38
membahas mengenai letak Desa Klopodhuwur, kondisi masyarakat yang dapat
dilihat dari segi ekonomi, kondisi pendidikan, keagamaan, serta sosial budaya.
Bab ketiga memaparkan tentang karakteristik masyarakat Samin. Dalam
bab ini membahas mengenai kemunculan masyarakat Samin yang di dalamnya
disinggung mengenai pengertian dari kata Samin, ajaran masyarakat Samin serta
simbol identitas yang membedakannya dengan masyarakat lain di luar masyarakat
Samin. Bahasan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang
masyarakat Samin dan ajaran Saminisme pada eranya.
Bab keempat berisi tentang pola hidup keagamaan masyarakat Samin
dilihat dari segi budaya. Dalam bab ini membahas mengenai pengertian dari
agama dan praktek keagamaan masyarakat Samin dengan konsep lima rukun
Islam yakni syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Selain itu, terdapat analisa
perubahan-perubahan yang terjadi sebagai respon dari perkembangan zaman yang
dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang disejalankan dengan konsep
lima rukun Islam.
Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-
saran yang dijadikan sebagai penjelasan akhir dari pembahasan dan menjadi
jawaban dari rumusan masalah, selain itu terdapat kata penutup sebagai ungkapan
rasa syukur peneliti atas terselesaikannya penulisan skripsi.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah meneliti, mengemukakan dan membahas tentang pola hidup
keagamaan masyarakat Samin di era modern, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut,
Masyarakat Samin merupakan suatu masyarakat yang muncul akibat dari
respon pemerintahan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat golongan kecil.
Pemerintahan yang tidak dipegang oleh pemerintah Indonesia, membuat
pemerintahan dirasakan semena-mena. Penarikan pajak yang dibebankan kepada
mereka yaitu rakyat petani yang tergolong kepada masyarakat menengah-kebawah
dirasa menyengsarakan. Akibat dari hal tersebut, timbul rasa pemberontakan yang
ditujukan dengan pembangkangan membayar pajak dan kegiatan yang
berhubungan dengan pemerintahan.
Kemerdekaan diri tidak didapat tanpa adanya perjuangan berupa
perlawanan, untuk berjuang pun tidak harus meggunakan senjata yakni dengan
pola hidup yang berbeda dengan yang lainnya. Masyarakat Samin memiliki ajaran
yang menjadi pegangan dalam bertindak yang berkiblat pada Nabi Adam,
sehingga diidentifikasi sebagai penganut agama Adam. Hal ini yang menyebabkan
masyarakat Samin dianggap PKI dan dikejar-kejar. Seiring dari pengejaran
tersebut diperkirakan masyarakat penganut Samin yang murni telah hilang.
Pada era sekarang yang ada tinggallah penganut ajaran Samin yang
menganut agama Islam Jawa. Waktu yang terus berubah membawa perubahan
92
pula bagi semua kehidupan manusia di bumi, tidak terkecuali masyarakat Samin.
Aspek yang berkaitan dengan kehidupan turut bergeser, dari pembangkangan
terhadap pemerintah sudah tidak ada lagi, karena pemerintahan telah dipegang
oleh pemerintahan Indonesia. Pembayaran pajak juga dilaksanakan. Aturan
pemerintah yang umum ditaati. Mereka telah melebur dengan masyarakat luar dan
berkomunikasi dengan ramah terhadap tamu atau masyarakat yang baru dikenal.
Segi keagamaan seperti pola hidup keagamaan dibenarkan yang sesuai
dengan tuntunan agama. Hal tersebut dijalani oleh generasi penerus Samin yang
telah mendapat ilmu pengetahuan dan pengertian dari pembelajaran di sekolah
dan media lain yang dapat mendukung pola pikir menjadi lebih baik. Konsep lima
rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji) dimaknai dengan benar sesuai
dengan syariat keIslaman, namun untuk golongan tua seperti contoh sesepuh
Samin masih mempraktekkan pola hidup keagamaan yang didapat sejak dulu.
Pengertian mengenai konsep lima rukun Islam dimengerti, namun hanya secara
lisan dan belum diamalkan. Pola keagamaan masyarakat yang terbilang sepuh
masih dengan tradisi mereka yang cenderung belum kepada Islam yang murni.
B. Saran-saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mempunyai beberapa
harapan bagi pengembangan yang lebih baik, berupa saran-saran.
Saran-saran yang akan peneliti ajukan tergantung dari sudut mana peneliti
memandang, karena penelitian ini berkaitan dengan budaya dan agama, yakni:
1. Dari segi budaya, pemerintah perlu lebih mengusahakan lagi dalam
memfasilitasi masyarakat Samin agar tetap kepada budayanya.
93
Masyarakat adat seperti masyarakat Samin merupakan masyarakat
yang menurut sejarah merupakan masyarakat yang unik dengan pola
kehidupan dan pola pikir keagamaan yang berbeda dengan yang
lainnya. Hal ini menjadi perhatian bagi pihak DPPKKI Blora
diharapkan dapat mempertahankan masyarakat Samin sebagai aset
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
2. Pandangan masyarakat umum yang negatif terhadap masyarakat Samin
sebaiknya dapat dirubah, meskipun terkesan sulit.
3. Dari segi syariah, pemuka agama Kab. Blora perlu memberikan solusi
dalam pembenaran ajaran yang masih mempertahankan budaya lama,
sehingga melupakan syariat Islam. Pemaknaan Islam dengan konsep
lima rukun Islam dalam masyarakat Samin khususnya masyarakat
Samin sepuh perlu diberikan pengarahan bertahap, sehingga kembali
kepada tuntunan yang sebenarnya dalam ajaran Islam yang murni.
C. Kata Penutup
Syukur alhamdulillah atas limpahan rahmat Allah SWT sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan cukup baik. Peneliti sadar
bahwa penulisan ini banyak terdapat kekurangan, namun harapan peneliti semoga
penelitian ini tidaklah sia-sia yang dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
peneliti.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
semoga karya ini dapat berguna dengan baik. Amin ya Rabbi....
94
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, Syamsuddin,dkk., Fenomenologi Agama, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasaranadan Sarana Perguruan Tinggi Agama Dirjen Pembinaan Kelembagaan AgamaIslam, 1983.
Abdurrahman, Dudung, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Kurnia AlamSemesta, 2003.
Basrowi dan Suwadi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta,2008.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV PenerbitDiponegoro, 2005.
Ensiklopedi Blora, Alam Budaya dan Manusia:Tokoh, Komunitas, dan Masyarakat, Buku10, Blora: The Heritage Society dan Blora Pride Foundation, 2011.
F. Odea, Thomas, Sosiologi Agama, Jakarta: Raja Grasindo Persada, 1994.
Faturrohman, Deden, “Hubungan Pemerintah dengan Komunitas Samin”, dalam AndrikPurwasito, Agama tradisional: Potret Kearifan Hidup Masyarakat Samin danTengger , Yogyakarta: LKiS, 2003.
Fromm, Erich, Dari Pembangkangan Menuju Sosialisme Humanistik, Jakarta: PelangiCendekia, 2006.
Haryanto, Sindung, Spektrum Teori Sosial: Dari Klasik Hingga Modern, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012.
Herdiansyah, Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta:Salemba Humanika, 2010.
Herman, Menuju dalam Perjalanan: Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di KabupatenBlora, Blora: Dewan Harian Cabang Angkatan 45, 1994.
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,edisi kedua , Yogyakarta: Erlangga, 2009.
95
J. Daeng, Hans, Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan Tinjauan Antropologis,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Pedoman Akademik & Penulisan Skripsi (Yogyakarta:Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN SunanKalijaga, 2010.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Mumfaati, Titi, dkk, Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin Kabupaten BloraJawa Tengah, Yogyakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004.
Nur Samsu Santoso, Edi Yusuf, Amuk Massa, Yogyakarta: AliEf Press, 2004.
Pariani, Siti, “Pengamatan dan Pengukuran” dalam bukunya Bagong Suyanto dan Sutinah,Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta: Kencana,2006.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Pusat Bahasa, 2008.
Rahardi, Kunjana, Bahasa Prevoir Budaya, Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009.
Rosyid, Moh., Samin Kudus: Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008.
Sadi Hutomo, Suripan, Tradisi dari Blora , Semarang: Citra Almamater Semarang, 1996.
Sayogya dan Pujiwati Sayogya, Sosiologi Pedesaan, Jilid I, Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press, 1983.
Subangun, Emmanuel, Dari Saminisme ke Posmodernisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1994.
Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya: Menuju Perspektif Moralitas Agama,Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,1999.
Surya Brata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali Press,1992.Undang-undang nomor 43 dan nomor 41 tahun 2009 tentang pedoman pelayanan kepada
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
96
Karya Ilmiah
Bakti Mardikantoro, Hari, Pergeseran Bahasa Jawa Pada Masyarakat Samin diKabupaten Blora, penelitian ilmiah program doktor Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Gajah Mada, 2009.
Fandholin, Persepsi Masyarakat Samin Terhadap Lembaga Pendidikan Islam SMA NU 1Kradenan (Studi Kasus di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora,Tesis Program Pasca Sarjana, 2012.
Hadia Martanti, Baiq, Etika Dalam Ajaran Samin di Desa Klopoduwur Kabupaten BloraJawa Tengah Dalam Perspektif Islam, Skripsi Fakultas Ushuludin UIN SunanKalijaga Yogyakarta, 2006.
Ilbana, Masyarakat Samin di Bojonegoro (Studi Antropologi Agama), Tesis ProgramPasca Sarjana, 2005.
Roudlotul Jannah, Siti, Akulturasi Budaya Ajaran Samin Surosentiko dan Islam di DesaBlimbing Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, Skripsi Fakultas Ushuludin UINSunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.
Wawancara
Wawancara dengan Mbh Lasio selaku sesepuh Samin di desa Klopodhuwur, Blora,tanggal 5 April, 11 Juli, 6 Agustus 2013.
Wawancara dengan Bapak Poso selaku penganut ajaran Samin di desa Klopodhuwur,Blora, tanggal 5 April, 7 Agustus 2013.
Wawancara dengan Bapak Widodo selaku kepala desa Klopodhuwur, di desaKlopodhuwur, 5 April 2013.
Wawancara dengan Bapak Nuril Asrori selaku Ketua Pokja Penyuluh Agama IslamKementerian Agama Kab. Blora di Kantor KEMENAG Blora pada hari Rabu, 10Juli 2013.
Wawancara dengan Bapak Yoyok selaku ketua DPPKKI Blora di Kantor DinasKebudayaan Blora, Senin 8 Juli 2013.
97
Internet
http:ragambudayanusantara.blogspot.com/2008/08/suku-samin.html diupdate padatanggal 25 Agustus 2008 dan diakses pada tanggal 25 Agustus 2013.
http:regional-kompasiana.com/2013/wong-samin-penganut-agama-nabi-adam-yang-anti-poligami.html diupdate oleh Ulul Rosyid pada tanggal 18 Januari 2013 dandiakses pada tanggal 25 Agustus 2013.
98
Keterangan Gambar 1.1: Gedung Masyarakat Samin yang merupakantempat berkumpulnya masyarakat Samin, seperti pada malam Selasa Kliwon
Keterangan Gambar 1.2: Tulisan yang mengandung makna kesadaranmanusia akan adanya Sang Pencipta. Tulisan tersebut terdapat di dinding
gedung
98
Keterangan Gambar 1.1: Gedung Masyarakat Samin yang merupakantempat berkumpulnya masyarakat Samin, seperti pada malam Selasa Kliwon
Keterangan Gambar 1.2: Tulisan yang mengandung makna kesadaranmanusia akan adanya Sang Pencipta. Tulisan tersebut terdapat di dinding
gedung
98
Keterangan Gambar 1.1: Gedung Masyarakat Samin yang merupakantempat berkumpulnya masyarakat Samin, seperti pada malam Selasa Kliwon
Keterangan Gambar 1.2: Tulisan yang mengandung makna kesadaranmanusia akan adanya Sang Pencipta. Tulisan tersebut terdapat di dinding
gedung
99
Keterangan Gambar 1.3: Empat wewaler atau aturan yang terdapat di
99
Keterangan Gambar 1.3: Empat wewaler atau aturan yang terdapat di
99
Keterangan Gambar 1.3: Empat wewaler atau aturan yang terdapat di
100
dinding gedung masyarakat SaminKeterangan Gambar 1.4: Mbh Lasio Selaku Sesepuh Samin
Keterangan Gambar 1.5: Peneliti dengan Mbh Lasio
100
dinding gedung masyarakat SaminKeterangan Gambar 1.4: Mbh Lasio Selaku Sesepuh Samin
Keterangan Gambar 1.5: Peneliti dengan Mbh Lasio
100
dinding gedung masyarakat SaminKeterangan Gambar 1.4: Mbh Lasio Selaku Sesepuh Samin
Keterangan Gambar 1.5: Peneliti dengan Mbh Lasio
101
Keterangan Gambar 1.6: Gambar di alun-alun Blora yang menandakanmasyarakat Samin diakui dan dipertahankan keeksistensiannya oleh
pemerintah Kabupaten Blora sebagai aset budaya.
101
Keterangan Gambar 1.6: Gambar di alun-alun Blora yang menandakanmasyarakat Samin diakui dan dipertahankan keeksistensiannya oleh
pemerintah Kabupaten Blora sebagai aset budaya.
101
Keterangan Gambar 1.6: Gambar di alun-alun Blora yang menandakanmasyarakat Samin diakui dan dipertahankan keeksistensiannya oleh
pemerintah Kabupaten Blora sebagai aset budaya.
102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Nur AsiahTempat/tgl Lahir : Nipah Panjang, 31 Januari 1991Alamat Domisili : JL. Bimokurdo no. 13, Sapen, YogyakartaAlamat Rumah : JL. Bajubang Darat KM 41 Desa Penerokan Dusun
Purwosari Kecamatan Bajubang Kabupaten BatanghariJAMBI
No HP : 0858-7843-2195
Nama Orang TuaNama Ayah : MujionoPekerjaan : WiraswastaNama Ibu : SupartinahPekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Pendidikana. SDN 46 Desa Penerokan, Batanghari, Jambi (1997-2003)b. SMPN 8 Desa Penerokan, Batanghari, Jambi (2003-2006)c. SMKN 1 Muara Bulian, Batanghari, Jambi (2006-2009)d. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009-2013)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dandapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, 04 Oktober 2013Yang menyatakan
Siti Nur AsiahNIM: 09120039