Pola Pemboran Pada Peledakan

3
POLA PEMBORAN pada PELEDAKAN Pola Two Side Fan Drilling “Two side Fan Drilling” adalah pola pemboran yang bentuk rangkaiannya merupakan kipas ganda atau disebut juga “Ring Drilling” , karena jenisnya membentuk lingkaran (radially) dari pusat “Fan” sejajar lubang bukaan. Berdasarkan Teori Langefors yang diutarakan dalam “The Modern Technique Of Rock Blasting”, perhitungan Geometri pemboran adalah sebagai berikut : 1. Konstanta Batuan (Rock Constant) Adalah Jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk membongkar 1 m 3 batuan yang dinyatakan dengan kg/m 3 . Nilainya diperoleh dari pengukuran empirik dari peledakan jenjang.Menurut penelitian besarnya adalah 0,3 kg/m 3 untuk “Sandstone” dan o,4 kg/m 3 untuk batuan Granit. 2. Perhitungan Burden dan Jumlah muatan Jumlah muatan dalam lubang ledak ditentukan oleh berbagai faktor seperti : - Volume batuan yang akan dibongkar - kedalaman lubang tembak - Kemiringan/arah lubang tembak - Diameter lubang tembak Volume batuan yang terbongkar dapat dihitung dengan melihat bentuk geometris keseluruhan dari “fan”, dimana : Volume setara = Volume batuan / Total kedalaman Lubang bor , (m 3 /m) Sedangkan parameter lainnya ditentukan oleh bentuk lubang bukaan dan jarak antar “drill drift” yang ada pada saat ini. Besarnya maksimum Burden 1 dapat dihitung dengan formula : D P .S B 1 max = 33 c. f. (S/B)’ Dimana :

Transcript of Pola Pemboran Pada Peledakan

Page 1: Pola Pemboran Pada Peledakan

POLA PEMBORAN pada PELEDAKAN

Pola Two Side Fan Drilling

“Two side Fan Drilling” adalah pola pemboran yang bentuk rangkaiannya merupakan kipas ganda atau disebut juga

“Ring Drilling” , karena jenisnya membentuk lingkaran (radially) dari pusat “Fan” sejajar lubang bukaan.

Berdasarkan Teori Langefors yang diutarakan dalam “The Modern Technique Of Rock Blasting”, perhitungan

Geometri pemboran adalah sebagai berikut :

1. Konstanta Batuan (Rock Constant)

Adalah Jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk membongkar 1 m3 batuan yang dinyatakan dengan kg/m3.

Nilainya diperoleh dari pengukuran empirik dari peledakan jenjang.Menurut penelitian besarnya adalah 0,3 kg/m3

untuk “Sandstone” dan o,4 kg/m3 untuk batuan Granit.

2. Perhitungan Burden dan Jumlah muatan

Jumlah muatan dalam lubang ledak ditentukan oleh berbagai faktor seperti :

- Volume batuan yang akan dibongkar

- kedalaman lubang tembak

- Kemiringan/arah lubang tembak

- Diameter lubang tembak

Volume batuan yang terbongkar dapat dihitung dengan melihat bentuk geometris keseluruhan dari “fan”, dimana :

Volume setara = Volume batuan / Total kedalaman Lubang bor , (m3/m)

Sedangkan parameter lainnya ditentukan oleh bentuk lubang bukaan dan jarak antar “drill drift” yang ada pada saat

ini.

Besarnya maksimum Burden 1 dapat dihitung dengan formula :

D P .SB1max =

33 c. f. (S/B)’

Dimana :

Page 2: Pola Pemboran Pada Peledakan

B1max = Burden 1 maximum, m

D = Diameter Lubang tembak, mm

S = “Weight strength” ANFO terhadap LFB dynamite

C = Konstanta Batuan

C = Konstanta Batuan terkoreksi

Dimana , c = c + 0,05 ; Untuk batuan dengan Burden maximum 1,4 – 15 m

C = c + 0,07 untuk burden maximum <1,4

F = Faktor Fiksasi (Degree of Fixation)

S/B = Rasio Spasi Burden

P = Kerapatan ANFO dalam lubang bor (Packing degree), gr/cm3

Adalah : Berat ANFO / Volume Lubang bor

Setelah nilai B1max diketahui, dihitung nilai Burden maximum terkoreksi terhadap konstanta lubang tembak

(BC1max) dengan memperhitungkan kemiringan lubang tembak (R1) dan konsatanta koreksi batuan (R2)

Dimana, BC1max = B1 max x R1 x R2

Kemudian setelah nilai ini diperoleh, maka dapat diketahui Nilai burden praktis (B1)

B1 = BC1max – E, (m)

Dimana E adalah kesalahan pemboran yang dapat dihitung dengan,

E = d/1000 + (0,03 x H), m

0,03 x H adalah kesalahan pemboran (Allignment error) , dimana H adalah kedalaman lubang bor.

D adalah kesalahan colarring (Colarring error)

3. Powder Factor

“Powder Factor adalah perbandingan jumlah bahan peledak yang dipakai dengan Jumlah batuan yang terbongkar.

Biasanya dinyatakan dengan kg bahan peledak per ton batuan.

PF = WANFO / WBatuan ,kg/ton

Dimana :

WANFO = Hb x Q

Hb = H – Ho

Atau :

Page 3: Pola Pemboran Pada Peledakan

WANFO = (H – Ho) x Q

WBATUAN = Volume Batuan x bobot isi

H = Kedalaman lubang tembak

Q = Kemampatan ANFO

Hb = Panjang Kolom bermuatan

Ho = Panjang Kolom tak bermuatan

Yang besarnya untuk lubang tembak I adalah = 0,3 B1 dan faktor fiksasi untuk lubang berikutnya disesuaikan

dengan arah kemiringan lubang bor.

4. Blasting Ratio

“Blasting Ratio” adalah perbandingan berat batuan yang terbongkar dengan berat bahan peledak yang digunakan.

Angka ini Bisa dipakai sebagai salah satu parameter untuk menentukan tingkat keekonomisan pemakaian suatu

bahan peledak.

Blasting Ratio = WBATUAN / WPELEDAK