POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu...

92
POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH ROHANA NIM : 031000331 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Universitas Sumatera Utara

Transcript of POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu...

Page 1: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA

LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008

SKRIPSI

OLEH

ROHANA NIM : 031000331

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 2: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA

LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

ROHANA NIM : 031000331

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 3: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH CUNDA

MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 031000331 ROHANA

Yang Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi

Pada Hari Rabu, Tanggal 28 Oktober 2008 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I (Dr.Ir. Albiner Siagian, MSi) (Prof.dr.David.H.Simanjuntak) NIP.132049786 NIP. 13023153

Penguji II Penguji III (Dr.Ir. Zulhaida Lubis, MKes ) NIP. 131862380 NIP. 132126844

(Ernawati Nasution, SKM,MKes)

Medan, Desember 2008 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

( dr. Ria Masniari Lubis, MSiNIP. 131 124 053

)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

ABSTRAK Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan diawal kehamilan. Umumnya gangguan mual muntah tersebut bisa berlangsung hingga minggu ke 20 kehamilan, yang ditandai dengan mual yang tidak terkendali serta muntah-muntah hampir dua puluh kali setiap harinya. Pola makan ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum perlu diperhatikan, karena selama hamil kebutuhan akan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola makan pada ibu hamil yang hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe (NAD) tahun 2008. Penelitian ini merupakan survai bersifat deskriptif yang dilakukan dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum yang berdasarkan data bulan Maret-Mei 2008 yang berjumlah 150 orang, sedangkan sampel berjumlah 59 orang yang diambil secara random sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food frequency dan food recall makan serta pengukuran HB. Selain itu juga menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan ibu hamil baik dari segi jenis bahan makanan maupun frekuensi makan, tidak berbeda jauh pada setiap tingkatan hyperemesis. Diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang mengalami hyeperemesis, pola makan dengan tingkat asupan energi cukup sebanyak (40,7%) dan kategori tidak cukup (59,3%). Untuk tingkat asupan protein diperoleh (52,5%) kategori cukup dan (47,5%) dengan kategori tidak cukup. Sedangkan dari hasil penilaian anemia dengan menggunakan pengukuran Hb diperoleh yang mengalami anemia ringan (25,4%), anemia sedang (20,3%), anemia berat (13,6%) sedangkan yang tidak terkena anemia sebanyak (40,7%). Diharapkan petugas kesehatan yang menangani ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum dapat memberikan petunjuk pengaturan pola makan (diit) yang benar sesuai kondisi ibu hamil tersebut. Kata kunci : pola makan, anemia, ibu hamil hyperemesis gravidarum

Universitas Sumatera Utara

Page 5: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Rohana

Tempat/tanggal lahir : Sigli, 11 Nopember 1957

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Alamat Rumah : Jl. Balikpapan No.110 Batuphat Barat

Lhokseumawe Aceh

Alamat Kantor : Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1972 : SD Negeri No.2 Beureunuen

2. Tahun 1975 : SMP Negeri Beureunuen

3. Tahun 1978 : SPKU Swasta RSU Sigli

4. Tahun 1989 : SPK Swasta Meulaboh

5. Tahun 1992 : Bidan Negeri Sigli

5. Tahun 2003 – sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 1982 – 1983 : CPNS Rumah Sakit Umum Sigli

2. Tahun 1993 – Sekarang : PNS Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe

Aceh

3. Tahun 2003 – Sekarang : Tugas Belajar Pada Fakultas Kesehatan Msyarakat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 6: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pola

Makan Pada Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum dan Anemia di

Wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Kabupaten Lhokseumawe Aceh

(NAD) Tahun 2008”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

4. Bapak Prof. dr. David H.Simanjuntak, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya kepada penulis, sehingga

skripsi dapat diselesaikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

5. Ibu Siti Khadidjah, SKM,MKes, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan petunjuk penulis mengikuti pendidikan di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Bapak/Ibu Dosen di

Departemen Gizi.

7. Suamiku tercinta Ir.Zainal Ishak dan anak-anakku tersayang Reza Rinaldi

Ichza Marzha, Siti Bungsu Rai Maninjanna Eka Suzann dan Faisal Zahary

Ichzha Mahrazha yang telah banyak memberikan dukungan doa dalam

menghadapi segala hambatan sehingga penulis lebih tegar dan termotivasi

menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini.

8. Kepada orang tuaku tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dorongan moril maupun materiil kepada penulis.

9. Kepada Ibu Drg. Henny Jayani selaku Kepala Puskesmas Cunda Muara

Dua yang telah memberilkan ijin penelitian.

10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa angkatan tahun

2005 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmatNya kepada semua

yang telah membantu penulis.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Medan, Desember 2008

Penulis

(Rohana)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ...................................................................... i

Abstract .................................................................................................................................. ii

Riwayat Hidup ................................................................................ iii

Kata Pengantar ............................................................................... iv

Daftar Isi ...... .................................................................................. vii

Daftar Tabel .................................................................................... x

Daftar Lampiran ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 4 1.3.1. Tujuan Umum ..................................................... 4 1.3.2. Tujuan Khusus .................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Makan .............................................................................................. 6 2.1.1. Pola Makan Ibu Hamil .................................................................. 7 2.1.2. Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil ........................... 8 2.2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil ................................................................ 10 2.2.1. Energi ............................................................................................. 10 2.2.2. Protein ............................................................................................ 11 2.2.3. Vitamin dan Mineral ...................................................................... 11 2.3. Anemia ..................................................................................................... 13 2.3.1. Pengertian Anemia ......................................................................... 13 2.3.2. Penyebab dan Gejala Anemia ....................................................... 14 2.3.3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan ......................................... 15 2.3.4. Efek Anemia pada Ibu Hamil ........................................................ 18 2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil ........... 18 2.4.1. Umur .............................................................................................. 18 2.4.2. Pendidikan ..................................................................................... 19 2.4.3. Sarana Kesehatan .......................................................................... 19 2.4.4. Penghasilan Keluarga .................................................................... 20

Universitas Sumatera Utara

Page 10: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

2.5. Kehamilan Hyperemesis Gravidarum ................................................... 20 2.5.1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum ........................................... 20 2.5.2. Penyebab Hyperemesis Gravidarum ............................................ 22 2.5.3. Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum ........................................ 23 2.5.4. Penanganan Hyperemesis Gravidarum ........................................ 26 2.5.5. Diit Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum ...................... 28 2.6. Kerangka Konsep .................................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ......................................................................................... 33 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 33 3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 33 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................ 33 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................ 33 3.3.1. Populasi .......................................................................................... 33 3.3.2. Sampel ............................................................................................ 34 3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................ 34 3.5. Metode dan Cara Pengumpulan Data ..................................................... 35 3.5.1. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 35 3.5.2. Cara Pengumpulan Data ................................................................ 35 3.6. Definisi Operasional ................................................................................ 35 3.7. Aspek Pengukuran ................................................................................... 36 3.8. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................. 38 3.8.1. Pengolahan Data ............................................................................ 38 3.8.2. Analisa Data ................................................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 40 4.2. Karakteristik Responden .......................................................................... 41 4.2.1. Umur Responden ........................................................................... 41 4.2.2. Pendidikan Responden .................................................................. 41 4.2.3. Pekerjaan Responden ..................................................................... 42 4.2.4. Pendapatan Responden .................................................................. 42 4.2.5. Suku ................................................................................................ 43 4.2.6. Riwayat Kehamilan ....................................................................... 43 4.3. Pola Frekuensi Makan Ibu Hamil ........................................................... 44 4.3.1. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat I ................................................................... 44 4.3.2. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat II ................................................................. 46 4.3.3. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat III ................................................................ 47 4.4. Jumlah Asupan Energi dan Protein Ibu Hamil ....................................... 49 4.4.1. Jumlah Asupan Energi ................................................................... 49

Universitas Sumatera Utara

Page 11: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

4.4.2. Jumlah Asupan Protein .................................................................. 50 4.4.3. Tingkat Hyperemesis ..................................................................... 50 4.4.4. Kejadian Anemia ........................................................................... 51 4.5. Hasil tabulasi Silang ................................................................................. 51 4.5.1. Hasil Tabulasi Silang Asupan Energi Dengan Tingkat Hyperemesis 51 4.5.2. Hasil Tabulasi Silang Antara Asupan Protein Dengan Tingkat Hyperemesis ................................................................................... 52 4.5.3. Hasil Tabulasi Silang Anemia Dengan Hyperemesis Gravidarum .................................................................................... 52 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden .......................................................................... 54 5.2. Pola Frekuensi Makan ............................................................................. 56 5.2.1. Pola Makan Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum I .................... 56 5.2.2. Pola Makan Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum Tingkat II ...... 58 5.2.3. Pola Makan Ibu Hamil Hyperemesisi Gravidarum Tingkat III ... 60 5.3. Asupan Zat Gizi Energi dan Protein ........................................................ 61 5.4. Anemia pada Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum ............................... 63 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan .............................................................................................. 65 6.2. Saran ......................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Setiap Harinya ........................................ 13 Tabel 2.2. Bahan Makanan Yang Diberikan Sehari .................................................. 30 Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) tahun 2008 41 Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................. 41 Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ............................ 42 Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ............................ 42 Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................................................ 43 Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Anak yang Dikandung di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................. 43 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Pada Hyperemesis Tingkat I ............................................................................... 44 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Pada Hyperemesis Tingkat II ............................................................................. 46 Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan Pokok Pada Hyperemesis Tingkat III ................................................................... 47 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan JenisLauk Pauk Pada Hyperemesis Tingkat III ............................................................................. 48 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Sayuran Pada Hyperemesis Tingkat III ............................................................................ 48 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Buah-Buahan Pada Hyperemesis Tingkat III ............................................................................ 49

Universitas Sumatera Utara

Page 13: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Minuman Pada Hyperemesis Tingkat III ............................................................................. 49 Tabel 4.14. Distribusi Jumlah Asupan Energi di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................................................. 49 Tabel 4.15. Distribusi Jumlah Asupan Protein di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................................................. 50 Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................. 50 Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................. 51 Tabel 4.18. Distribusi Hasil Tabulasi Silang Antara Asupan Energi Dengan Tingkat Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 .......................................................................... 51 Tabel 4.19. Distribusi Hasil Tabulasi Silang, Asupan Protein Dengan Tingkat Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 .......................................................................... 52 Tabel 4.20. Distribusi Hasil Tabulasi Silang Antara Tingkat Hyperemesis Dengan Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Cunda Muara Dua Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008 ................................... 53

Universitas Sumatera Utara

Page 14: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ............................................................................... 69 Lampiran 2 : Formulir Food Frequency ....................................................................... 70 Lampiran 3 : Formulir Food Recall .............................................................................. 71 Lampiran 4 : Data Ibu Hamil yang Mengalami Hyperemesis Gravidarum ................ 72 Lampiran 5 : Frequency Table ....................................................................................... 74 Lampiran 6 : Permohonan Izin Peninjauan Riset/Wawancara/on The Job Training dari Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ........................................................................................ 77 Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Mengadakan Riset/Penelitian dari Pemerintah Kota Lhokseumawe Dinas Kesehatan Puskesmas Muara Dua Aceh ..................................................................................... 78

Universitas Sumatera Utara

Page 15: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

ABSTRAK Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan diawal kehamilan. Umumnya gangguan mual muntah tersebut bisa berlangsung hingga minggu ke 20 kehamilan, yang ditandai dengan mual yang tidak terkendali serta muntah-muntah hampir dua puluh kali setiap harinya. Pola makan ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum perlu diperhatikan, karena selama hamil kebutuhan akan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola makan pada ibu hamil yang hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe (NAD) tahun 2008. Penelitian ini merupakan survai bersifat deskriptif yang dilakukan dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum yang berdasarkan data bulan Maret-Mei 2008 yang berjumlah 150 orang, sedangkan sampel berjumlah 59 orang yang diambil secara random sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan formulir food frequency dan food recall makan serta pengukuran HB. Selain itu juga menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan ibu hamil baik dari segi jenis bahan makanan maupun frekuensi makan, tidak berbeda jauh pada setiap tingkatan hyperemesis. Diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang mengalami hyeperemesis, pola makan dengan tingkat asupan energi cukup sebanyak (40,7%) dan kategori tidak cukup (59,3%). Untuk tingkat asupan protein diperoleh (52,5%) kategori cukup dan (47,5%) dengan kategori tidak cukup. Sedangkan dari hasil penilaian anemia dengan menggunakan pengukuran Hb diperoleh yang mengalami anemia ringan (25,4%), anemia sedang (20,3%), anemia berat (13,6%) sedangkan yang tidak terkena anemia sebanyak (40,7%). Diharapkan petugas kesehatan yang menangani ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum dapat memberikan petunjuk pengaturan pola makan (diit) yang benar sesuai kondisi ibu hamil tersebut. Kata kunci : pola makan, anemia, ibu hamil hyperemesis gravidarum

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 16: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional

diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk hidup

sehat, agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal, dengan usaha

peningkatan derajat kesehatan. Bukan hanya kemauan dan kesadaran masyarakat

saja tetapi pemerintah juga menitik beratkan perhatian pada sumber daya

manusia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut maka

pembangunan kesehatan harus ditingkatkan untuk mempercepat penurunan angka

kematian bayi (AKB) dan angka kematian maternal (ibu hamil, melahirkan dan

nifas) (Manuaba, 1998).

Saat ini masih banyak ibu hamil dan pra-hamil yang menderita anemia

gizi. Kondisi ibu hamil yang demikian merupakan faktor resiko melahirkan berat

badan bayi rendah (BBLR). Anemia gizi sangat umum dijumpai di Indonesia

pravalensinya masih tinggi, pada ibu hamil, anak balita, anak sekolah dan

pekerja berpenghasilan rendah. Walaupun terdapat penurunan prevalensi pada ibu

hamil, tetapi pada dasarnya prevalensi anemia pada segmen populasi lainnya

tidak banyak. Prevalensi anemia gizi yang tinggi dapat membawa akibat yang

negatif, seperti : (1) rendahnya kemampuan kerja jasmani dan produktivitas

kerja; (2) rendahnya kekebalan tubuh sehingga menyebabkan tingginya angka

kesakitan (Depkes RI, 1996).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 17: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis yang menjadi dambaan

setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat

menjadi patologis

jika terdapat kelainan-kelainan yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat

menyebabkan kematian. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kematian

adalah anemia. Wanita hamil dengan anemia meningkatkan resiko kematian ibu,

angka prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan angka kematian bayi

(Notobroto, 2003).

Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survai Kesehatan

Demografi Indonesia (SDKI) telah mengalami penurunan yaitu dari 450 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 307 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2003. Tetapi hal ini masih tergolong tinggi karena belum dapat

mencapai target nasional Indonesia Sehat 2010, untuk program kesehatan

reproduksi yaitu menurunkan AKI menjadi 125 per100.000 kelahiran hidup

(Azwar, 2005).

Sedangkan pravalensi Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu hamil,

menunjukkan penurunan secara tajam, pada tahun 1986 pravalensi AGB ibu

hamil 70%, turun menjadi 63,5% (tahun 1992) dan 50,9% (tahun 1995). Dari

angka pravalensi tersebut terjadi penurunan pravalensi rata-rata 4,2% per tahun

(Baliwati, 2004).

Penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain adalah anemia. Menurut

SKRT (Survai Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1997, prevalensi anemia pada ibu

hamil adalah 51% dan pada ibu nifas 45%. Akan tetapi penelitian di Jawa Barat,

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 18: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

suatu provinsi dengan kondisi sosial-ekonomi yang relatif lebih baik, melaporkan

bahwa persentase ibu hamil yang menderita anemia sedang adalah 36% dan

anemia ringan hanya 0,7%. Data SKRT tahun 1997, menunjukkan pula bahwa

Body Mass Index (BMI) kurang dari 18,5 kg/m2, yaitu indikasi dari kurang gizi

kronis, yang terdapat pada 14,5% wanita hamil di Provinsi Jawa Barat, Jawa

tengah, NTT, Maluku serta Irian Jaya. Survai pascakrisis yang baru dilakukan

terhadap sampel yang lebih kecil di beberapa provinsi menunjukkan adanya

peningkatan wanita usia subur dengan BMI rendah. Kekurangan gizi kronis

mengakibatkan BBLR yang merupakan faktor resiko utama kematian neonatal

(Depkes RI, 2001).

Mual dan muntah selama kehamilan yang umumnya disebut morning

sickness adalah kondisi yang fisiologis wajar terjadi pada kehamilan muda

(trimester I). Hal ini dialami oleh 50-80% wanita hamil, namun jika mual dan

muntah tersebut semakin berat, maka dapat mengakibatkan gangguan kehamilan

yang disebut Hyperemesis Gravidarum (Lestari,D, 2005).

Beberapa penelitian melaporkan bahwa beberapa faktor mungkin

berhubungan dengan meningkatnya resiko morning sicness dan hyperemesis

gravidarum yaitu hamil pada usia muda, obesitas, hamil pertama kalinya,

kehamilan kembar, hamil anggur (mola hidatidosa) dan pernah mengalami

hyperemesis gravidarum sebelumnya (Lestari, D, 2005).

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-

menerus dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan klorida urin selanjutnya

terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 19: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan

lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosis.

Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah

frekuensi muntah dan perusak hepar. Selanjutnya lendir esofagus dan lambung

dapat robek sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal (Arief, 2001).

Survai awal yang penulis lakukan di Puskesmas Cunda Muara

Lhokseumawe Aceh (NAD) banyak ibu hamil yang pada kehamilan trimester 1

mengalami mual dan muntah yang berlebihan di awal kehamilannya atau yang

dikenal dengan istilah Hyperemesis gravidarum, yang ditandai dengan mual yang

tidak terkendali serta muntah-muntah hampir dua puluh kali setiap harinya.

Akibatnya nafsu makan si ibu akan hilang dan tubuh menjadi lemas karena

kehilangan banyak cairan sehingga mudah menderita anemia yang dikarenakan

pola makan yang tidak seimbang.

Berdasarkan hasil survai tersebut penulis merasa tertarik untuk

mengetahui bagaimana pola makan pada ibu hamil dengan Hyperemesis

Gravidarum dan anemia di wilayah Puskesmas Cunda muara Dua Lhokseumawe

Aceh (NAD) tahun 2008.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang menjadi permasalahan

adalah bagaimana pola makan pada ibu hamil yang Hyperemesis Gravidarum dan

anemia di Wilayah puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD)

Tahun 2008.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 20: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pola makan pada ibu hamil yang Hyperemesis

Gravidarum dan anemia di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe

Aceh (NAD) Tahun 2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pola makan ibu hamil yang hyperemesis gravidarum

berdasarkan jenis, jumlah (energi, protein)dan frekuensi makan di

Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD).

2. Untuk mengetahui anemia pada ibu hamil yang hyperemesis gravidarum.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe

Aceh (NAD) dalam rangka penanggulangan ibu hamil yang hyperemesis

gravidarum dan anemia.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 21: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pola Makan

Yang dimaksud pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai macam/jenis makanan yang dimakan setiap hari oleh satu

orang dan merupakan ciri khas untuk kelompok masyarakat tertentu. Pola makan

juga merupakan cara seseorang atau kelompok memilih dan memakannya sebagai

tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial. Pola makan

dinamakan pula kebiasaan makan, kebiasaan atau pola pangan (Suhardjo, 1996).

Di dalam susunan pola makan ada satu bahan makanan yang dianggap

penting, dimana satu hidangan dianggap tidak lengkap apabila bahan makanan

tersebut tidak ada, bahan makanan tersebut adalah bahan makanan pokok, di

Indonesia bahan makanan pokok adalah beras dan beberapa daerah menggunakan

jagung, sagu dan ubi jalar.

Pola makan disuatu daerah berubah-ubah sesuai dengan perubahan

beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua bagian :

1. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan

pangan. Dalam kelompok ini termasuk geografi, iklim kesuburan tanah

yang dapat mempengaruhi jenis tanaman dan jumlah produksinya disuatu

daerah.

2. Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio

ekonomi dan adat kebiasaan setempat memegang peranan penting dalam

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 22: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

konsumsi pangan penduduk. Jumlah penduduk adalah kunci utama yang

menentukan tinggi rendahnya jumlah konsumsi bahan pangan disuatu

daerah. Demikian juga dalam hal keluarga, jumlah anggota keluarga akan

mempengaruhi pola konsumsi makan anggota keluarga. Apalagi dengan

pengetahuan, pendapatan yang rendah dan jumlah anak yang banyak

cenderung pola konsumsi berkurang pula (Khumadi, 1994).

2.1.1. Pola Makan Ibu Hamil

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber

karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi

dapat digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat

digunakan daging, ayam dan telur. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Demi

suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan

baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin

dan energi (Huliana, 2001).

Para ahli antropologi gizi umumnya berpendapat bahwa kebiasaan makan

tidak mudah diubah tetapi bersifat dinamis. Hal ini berarti bahwa kebiasaan

makan dapat berubah jika faktor-faktor yang mempengaruhinya diubah dengan

sengaja. Karena kebiasaan makan bersifat menyatu dengan perilaku konsumsi

makanan maka proses perubahan itu umumnya berjalan lambat. Selanjutnya

perubahan atau kelestarian pola makan dapat dikaji dari faktor dalam dan faktor

luar sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 23: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

1. Dari dalam meliputi corak kebudayaan, corak masyarakat, corak individu

yang berkaitan dengan keterbukaan/tertutup, labil, dinamik, statis, tradisional.

2. Dari luar mencakup keterjangkauan (accesibility), ketersediaan (availability),

berkesinambungan (sustainability). Keterbukaan dan ketertutupan mencakup

unsur-unsur seperti struktur keluarga, tingkat sosial ekonomi (Muhilal, 1996).

Untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari pola makan ibu hamil,

perlu diperhatikan prinsip ibu hamil, yaitu jumlah lebih banyak, mutu lebih baik,

selain itu susunan menu juga harus seimbang. Adapun menu ibu hamil yang

seimbang setara dengan nasi/pengganti 5-6 piring, lauk hewani 4-5 potong, lauk

nabati 3-4 potong, sayuran 2-3 mangkuk, buah-buahan 3 potong dan dianjurkan

minum 8-12 gelas/hari.

Untuk kelancaran pencernaan dianjurkan menghindari makanan yang

banyak bumbu, terlalu panas/dingin dan tidak menggunakan alkohol. Dianjurkan

juga banyak makan sayuran berwarna hijau (Soetjiningsih, 1997).

2.1.2. Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil

Kadar zat makanan/gizi pada setiap bahan makanan memang tidak sama,

ada yang rendah dan ada pula yang tinggi. Karena itu dengan memperhatikan

makanan yang selalu dianjurkan, setiap makanan akan saling melengkapi zat

makanan atau gizinya yang selalu dibutuhkan manusia guna menjamin

pertumbuhan dan perkembangan fisik serta energi yang cukup guna

melaksanakan kegiatan/kegiatannya. Zat makanan/gizi yang diperlukan tubuh

manusia ada pula yang berasal dari hewan yang disebut pangan hewani

(Marsetyo, 1999).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 24: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Menurut Irianto (2007), makanan yang kita makan sehari-hari dinilai sehat

untuk mencukupi kebutuhan tubuh, apabila makanan tersebut tersusun atau

terdiri dari bahan makanan yang mempunyai tiga kegunaan yang disebut tri guna

makanan yaitu :

1. Mengandung zat tenaga berguna untuk bekerja, belajar, bertani dan lainnya.

Bahan makanan sumber tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi

jalar, roti, dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan santan

yang mengandung lemak.

2. Mengandung zat pembangun berguna untuk pertumbuhan pada anak-anak dan

mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang

berasal dari hewan mengandung protein hewani adalah telur, ikan, ayam,

daging, kerang, udang, kepiting, susu serta hasil olahannya. Sedangkan jenis

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mengandung protein nabati

adalah kacang-tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil

olahannya seperti tempe, tahu dan lain-lain.

3. Mengandung zat pengatur berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan

melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah

semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan ini mengandung

berbagai macam vitamin dan mineral.

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan

untuk wanita tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah (Soehardjo, 1996) :

1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 25: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3. Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas

4. Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

Caranya adalah :

1. Ibu harus makan teratur tiga kali dalam sehari

2. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari :

makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan

minum susu satu gelas setiap hari.

3. Pergunakan aneka ragam makanan yang ada.

4. Pilihlah, belilah, berbagai macam bahan makanan yang segar.

2.2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil

Makanan ibu hamil mempunyai peranan penting bagi tumbuh kembang

janin dan pada saat ibu melahirkan. Selama kehamilan seorang ibu akan

mengalami perubahan baik anatomis, fisiologis, maupun perubahan lainnya, yang

akan meningkatkan kebutuhan akan zat gizi dalam makanannya. Di dalam rahim

ibu terdapat janin yang sedang tumbuh, ditempat lain beberapa organ tubuh ibu

mengalami perubahan fungsi dalam rangka mempersiapkan kehadiran sang bayi

(Soetjiningsih, 1997).

Wanita hamil yang menunjukkan kenaikan berat badan yang cukup

banyak, baik bagi komponen janin maupun bagi dirinya sendiri, maka bagi

mereka dianjurkan untuk dapat makanan tambahan (suplemen) seperti energi,

protein dan berbagai mineral maupun vitamin (Solihin, 1990).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 26: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Demi suksesnya kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus

dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein,

vitamin dan mineral (Huliana, 2001).

2.2.1. Energi

Tambahan energi selama hamil diperlukan baik bagi komponen fetus

maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri. Kurang lebih 27.000 kkal

atau 100 kkal/hari dibutuhkan selama mengandung. National Research Council

(1980), menganjurkan pemberian 2000 kkal/hari bagi wanita berumur 25-50

tahun dengan tambahan 300 kkal bagi mereka yang sedang mengandung.

2.2.2. Protein

Kebutuhan protein tergantung pada kecepatan pertumbuhan janinnya.

Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester

terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila

bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari. Menurut WHO

tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram/kg berat badan.

2.2.3. Vitamin dan Mineral

Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan

mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium dan zink. Angka

kecukupan gizi yang dianjurkan oleh National Research Council, menunjukkan

persentase tambahan gizi ibu hamil ialah energi 15%, protein 68%, vitamin A

25%, vitamin D 100%, vitamin E 25% dan vitamin C 33%.Untuk vitamin

kelompok vitamin B-kompleks 40%, tiamin 25%, riboflavin 15%, niasin 30%,

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 27: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

vitamin B6 100%, asam folat 33% dan vitamin B12, kalsium, fosfor, magnesium

50%, zat besi 300%, zink 32% serta iodium 16%

Tambahan vitamin dan mineral bagi ibu hamil tidak melebihi 100%

terkecuali zat besi. Tambahan makanan lebih baik dikonsumsi dalam bentuk

cairan seperti formula dengan kandungan zat gizinya telah sesuai dengan

kebutuhan ibu hamil. Makanan yang harus dihindari ibu hamil adalah yang

mengandung zat warna, pengawet dan penyedap makanan, minimal alkohol,

kafein karena mempunyai pengaruh buruk terhadap anak yang dikandungnya

(Huliana, 2001).

Banyaknya makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil tergantung dari

kondisi badan si ibu. Namun jika terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat

diatur sebagai berikut (Marbun, 2005) :

1. Pada Trimester I :

Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat

badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan

muntah.Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk

makanan kering/tidak berkuah.

2. Pada Trimester II :

Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan : 3x sehari

ditambah 1x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur,

daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang

darah

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 28: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3. Pada Trimester III :

Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil

mempunyai berat kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan

dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk

menghindari sembelit.

4. Bila terjadi keracunan kehamilan/oedem (bengkak-bengkak pada kaki),

maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.

Tabel. 2.1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Setiap hari

Nama Bahan Berat (gram)

Ukuran Rumah Tangga

Beras 300 4 gelas nasi Daging 75 3 potong sedang Tempe 75 3 potong kecil Sayuran 300 3 gelas Buah 200 2 potong Susu 200 1 gelas Gula 10 1 sendok makan Minyak 25 5 sendok makan Selingan 2 x Nilai Gizi - Kalori : 2500 - Lemak : 82 - Protein : 85 - H.A : 414

Sumber : Marbun, (2005)

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat

ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi

kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat :

a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut Berat Badan

Bayi Rendah (BBLR).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 29: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

b. Kelahiran premature (lahir belum cukup umur kehamilan).

c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati (Notoatmodjo, 1997).

2.3. Anemia

2.3.1. Pengertian Anemia

Anemia adalah penyakit yang melemahkan tubuh, yang disebabkan

kekurangan sel darah merah atau haemoglobin, yaitu pigmen pembawa oksigen.

Anemia merupakan suatu keadaan hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas

pengangkutan oksigen darah berkurang. Pada masa kehamilan relatif terjadi

karena darah ibu hamil mengalami hemodilus (pengenceran dengan peningkatan

volume 30-40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu (Supardiman,

1997).

Menurut Wiknjosastro (2002), anemia adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11 gr%.

Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin dibawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada

trimester II (Saifuddin, 2002).

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,

jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak

dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi

bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,

sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai

berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 30: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).

2.3.2. Penyebab dan Gejala Anemia

Anemia bisa terjadi akibat keadaan-keadaan seperti kehilangan darah

karena luka berat, tindakan pembedahan, kecelakaan, menstruasi, melahirkan dan

terlalu sering donor darah. Menurunnya jumlah sel darah merah bisa juga akibat

zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain (diluar untuk pembuatan sel darah

merah). Misalnya akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum

tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau

memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya.

Anemia juga disebabkan oleh menurunnya kualitas serta kuantitas haemoglobin

sel darah merah (Moehji, S, 1998).

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun

(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan

mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan

akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Menurut Mochtar (1998),

penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Kurang gizi (malnutrisi)

2. Kurang zat besi dalam diit

3. Malabsorpsi

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 31: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-

lain

5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan

lain-lain.

Tanda-tanda orang terkena anemia sebagai berikut : kulit pucat terutama

diujung jari, bibir, sekeliling mata dan lidah, sesak nafas selesai melaksanakan

aktifitas, pusing, nadi meningkat (Supardiman, 1997).

2.3.3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut (Mochtar,

1998) :

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya

yaitu : keperluan untuk zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam

laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero

glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat

menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. Saat ini program nasional

menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk

profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat

besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran

pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 32: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg

(20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/1M (Infus Meskuler) pada gluteus, dapat

meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

Diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang

dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan

Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli, dilakukan minimal 2 kali

selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli

dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% : Anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

2. Anemia Megaloblastik

Anemia disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena

kekurangan vitamin B12. Pengobatannya :

a. Asam folik 15-30 mg per hari

b. Vitamin B12 3x1 tablet per hari

c. Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari

d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat

diberikan tranfusi darah.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 33: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3. Anemia Hipoplastik

Anemia disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah

merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan

diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan

pemeriksaan retikulosi.

4. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah

yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan

kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala

komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan non

gizi. Anemia gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang

diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas

maupun kuantitasnya. Sedangkan anemia non gizi akibat pendarahan seperti luka

akibat kecelakaan, menstruasi atau penyakit darah yang bersifat genesis seperti

thalasemia, hemofilia dan lainnya (Almatsier, 2002).

2.3.4. Efek Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena kejadian ini harus

selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat

mengakibatkan : Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia

kehamilan pada Trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,

perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 34: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

intrauterin sampai kematian, BBLR (Berat Badan lahir Rendah), gestosis dan

mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil

2.4.1. Umur

Umur reproduksi yang optimal bagi ibu adalah antara umur 20-35 tahun.

Apabila dibawah 20 tahun, maka meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan,

karena pada usia muda organ-organ reproduksi wanita belum sempurna secara

keseluruhan dan perkembangan kejiwaannya pun belum siap dalam menerima

kehamilannya.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian lainnya belum

siap untuk terjadinya kehamilan dan adanya kecenderungan kurang perhatian

terhadap kehamilannya. Ibu berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya

sudah siap menerima kehamilan dan diharapkan lebih memperhatikan

kehamilannya karena lebih banyak pengetahuan dan pengalaman yang telah

diperoleh tentang kehamilan serta lebih dewasa dimana lebih besar rasa tanggung

jawab dan percaya dirinya (Hamilton, 1995).

2.4.2. Pendidikan

Wanita yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan

biasanya mempunyai anak lebih banyak dibandingkan yang berpendidikan lebih

tinggi. Mereka yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat/sulit diajak

memahami dampak negatif dari mempunyai banyak anak. Frekuensi kehamilan

dan melahirkan akan menyebabkan ibu berpeluang besar untuk mengalami

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 35: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

gangguan kesehatan dan menyebabkan angka kematian anak dan ibu tinggi

(Baliwati, 2002).

2.4.3. Sarana Kesehatan

Pemerintah telah memperluas jaringan kesehatan sampai ke pedesaan.

Dengan didirikannya puskesmas dan puskesmas pembantu, pondok bersalin desa

dan posyandu dengan tujuan agar pada daerah-daerah terpencil juga merasakan

mendapat pelayanan kesehatan yang merata dan menyeluruh. Kegiatan pelayanan

kesehatan meliputi usaha kesehatan untuk seluruh penduduk. Kelompok umur

masyarakat yang menjadi prioritas pelayanan kesehtan adalah para ibu hamil,

menyusui dan anak-anak terutama anak balita.

Puskesmas merupakan keterpaduan beberapa program salah satunya dalam

pelayanan kesehatan gizi. Pelayanan gizi yang diberikan meliputi pemantauan

pertumbuhan balita, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemeriksaan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penyuluhan gizi. Sasaran dari program

tersebut adalah bayi (usia 2-12 bulan), anak balita (1-4 tahun), ibu hamil dan ibu

menyusui serta pasangan usia subur. Kegiatan puskesmas yang lain adalah

dilakukannya pemeriksaan antenatal selama kehamilan, pemberian imunisasi TT

sebanyak dua kali selama kehamilan, pemberian tablet Fe selama kehamilan

sampai masa nifas serta dilakukannya penyuluhan terutama pada penderita

berisiko tinggi (Moehji, 1998).

2.4.4. Penghasilan Keluarga

Pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah walaupun

memiliki pengetahuan baik, ia tidak mampu untuk membeli bahan makan yang

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 36: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

dapat memenuhi kebutuhan gizi tubuhnya. Kemiskinan sebagai penyebab gizi

kurang menduduki posisi pertama pada kondisi umum. Hal ini harus mendapat

perhatian yang serius karena keadaan ekonomi ini relatif lebih mudah diurus dan

berpengaruh pada konsumsi pangan.

Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat

memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang dibutuhkan tubuh. Setidaknya

keanekaragaman kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak

akan banyak pilihan. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar

kecilnya pendapatan keluarga (Soehardjo, 1996).

2.5. Kehamilan Hyperemesis Gravidarum

2.5.1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan diawal

kehamilan. Kondisi yang demikian diduga berkaitan dengan meningkatnya kadar

hormon kehamilan dan estrogen secara berlebihan. Umumnya gangguan mual

muntah tersebut bisa berlangsung hingga minggu ke 20 kehamilan, yang ditandai

dengan mual yang tidak terkendali serta muntah-muntah hampir dua puluh kali

setiap harinya. Akibatnya nafsu makan si ibu akan hilang dan tubuh menjadi

lemas karena kehilangan banyak cairan. Dalam keadaan ini variasi makanan

sangat diperlukan guna mempertahankan selera makan, dianjurkan pemberian

makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan sering. Cairan diberikan dalam

bentuk terpisah untuk menghindari muntah, dianjurkan banyak minum, kaldu,

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 37: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

sari buah, cairan elektrolit atau soda tanpa kafein untuk mencegah terjadinya

dehidrasi (Soetjiningsih, 1997).

Sebagian besar emesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi

dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Tetapi

sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah yang

berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan

kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.

Hyperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis

dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada

cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna

terjadilah badan keton dalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik.

Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit natrium,

kalium dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah,

sehingga makin berkurang kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin

menambah berat terjadinya muntah.

Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh makin berkurang,

sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat melambatkan

peredaran darah yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke jaringan berkurang.

Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan

yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan wanita hamil.

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah

kapiler pada lambung dan esofagus, sehingga muntah bercampur darah. Suasana

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 38: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

demikian dapat menimbulkan kekawatiran wanita hamil, dan mengagetkan

keluarga (Manuaba, 1998).

2.5.2. Penyebab Hyperemesis Gravidarum

Kejadian hyperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.Tetapi

beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 1998) :

1. Faktor adaptasi dan hormonal

Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hyperemesis

gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah

wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan overdistensi rahim

pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida

belum mampu beradabtasi terhadap hormon estrogen dan koreonik

gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah

hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hyperemis

gravidarum.

2. Faktor Psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hyperemesis gravidarum belum

jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut

kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan suami dan sebagainya, diduga

dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis gravidarum. Dengan perubahan

suasana dan masuk rumah sakit penderitaannya dapat berkurang sampai

menghilang.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 39: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3. Faktor Alergi

Pada kehamilan dimana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang

masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap

menyebabkan kejadian hyperemesis gravidarum.

2.5.3. Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum

Pada penderita dengan muntah terus-menerus cadangan karbohidrat dan

cadangan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak

tidak sempurna timbul ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetic, asam

hidrosibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraselluler dan plasma berkurang. Selain itu dehidrasi menyebabkan

hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke dalam jaringan menurun. Kekurangan

kalium akan terjadi karena muntah dan karena peningkatan eksresi kalium karena

ginjal. Hipokalemi ini menyebabkan lebih banyak muntah. Muntah yang

bertambah banyak bersama dengan kerusakan hati akan menyebabkan sirkulus

vitiosus yang sukar dipatahkan.

Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik

dengan hyperemesis gravidarum t idak jelas, akan tetapi apabila keadaan umum

penderita terpengaruh sebaiknya itu dianggap sebagai hyperemesis gravidarum.

Menurut gejala-gejalanya, hyperemesis gravidarum dapat dibagi dalam

tiga tingkat yaitu (Manuaba, 1998) :

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 40: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

1. Tingkat I

Muntah yang terus-menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ia

merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badannya turun dan ia merasa

nyeri epigastrium. Nadinya meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah

sistolik turun, tugor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

2. Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah lagi apatis, tugor kulit lebih mengurang, lidah

kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, kadang-kadang suhunya naik

sedikit dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun, mata menjadi cekung,

tensi turun, urin berkurang, terjadi gangguan buang air besar.

3. Tingkat III

Keadaan umum wanita hamil lebih payah. Muntah-muntah berkurang,

gangguan kesadaran dalam bentuk samnolen sampai koma, nadi meningkat,

suhu lebih meningkat, tekanan darah turun, keadaan dehidrasi makin jelas.

Selama kehamilan sering terjadi gangguan yang dapat disebabkan oleh

kehamilan itu sendiri, misalnya (Soetjiningsih, 1997) :

1. Rasa mual dan muntah-muntah (emesis-hyperemesis)

- Beberapa minggu awal kehamilan nafsu makan turun, timbul rasa mual dan

muntah, biasa disebut morning sickness, meskipun tidak selalu terjadi di

pagi hari.

- Dalam hal ini variasi makanan sangat diperlukan guna mempertahankan

selera makan, dianjurkan pemberian makanan dalam bentuk kering, porsi

kecil dan sering.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 41: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

- Cairan diberikan dalam bentuk terpisah untuk menghindari muntah,

dianjurkan banyak minum, kaldu, sari buah, cairan elektrolit atau sida

tanpa kafein untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Ibu dianjurkan cukup

istirahat dan disediakan makanan yang dapat dimakan sewaktu-waktu.

Bila keadaan menjadi lebih berat disebut hyperemesis, maka ibu segera

dirujuk ke rumah sakit. Diit yang diberikan untuk keadaan ini adalah diit

hyperemesis I/II/III, tergantung keadaan klinis ibu.

Umumnya gangguan mual dan muntah tersebut bisa berlangsung hingga

minggu ke 20 kehamilan yang ditandai dengan mual yang tidak terkendali

serta muntah-muntah hampir dua puluh kali setiap harinya. Akibatnya

nafsu makan si ibu akan hilang dan tubuh menjadi lemas karena

kehilangan banyak cairan.

2. Rasa kepenuhan

Untuk menghindari terjadinya keadaan hal ini :

a. Menghindari pemberian kafein, makanan terlalu banyak bumbu, makanan

berlemak, makanan/minuman yang menimbulkan gas

b. Setiap selesai makan jangan tidur dengan posisi rata, usahakan kepala

lebih tinggi

3. Konstipasi

Keadan ini sering terjadi pada keadaan hamil tua, yang merupakan akibat dari

a. Kegiatan ibu semakin berkurang akibat umur kehamilan

b. Tekanan berat janin terhadap saluran pencernaan makanan

c. Makanan ibu kurang mengandung serat

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 42: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Hal ini dapat diatasi dengan :

a. Banyak minum dan makan makanan tinggi serat (sayuran, buah terutama

lalapan)

b. Sedikit latihan/senam hamil

c. Minum sari buah lebih banyak, kalau 3-4 hari jika konstipasi masih

berlangsung

4. Kegemukan

Setelah melewati masa mual/emesis, nafsu makan dapat kembali normal atau

bahkan lebih besar (ada pula ibu-ibu yang tidak mengalami gangguan nafsu

makan). Pembatasan kalori pada kehamilan sangatr tidak dianjurkan karena

dapat merugikan janin, namun pengaturan berat badan sampai tahap tertentu

diharapkan.

5. Anemia

Keadaan ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dan asam folat dalam

makanan ibu. Gejalanya adalah kadar Hb darah kurang dari 11 g%, pucat,

pusing, lemas, penglihatan berkunang-kunang dan berat badan ibu naiknya

sedikit. Ibu yang anemia dua kali lebih sering mendapat bayi berat badan

lahir rendah dari pada ibu yang tanpa anemia.

6. Keracunan kehamilan

Keadaan ini disebut juga toksemia, merupakan penyakit hipertensif akut yang

terjadi pada sekitar minggu ke 20 (trimester III), ditandai dengan :

a. Tekanan darah

b. Kenaikan berat badan yang pesat

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 43: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

c. Adanya edem

2.5.4. Penanganan Hyperemesis Gravidarum

Penanganan hyperemesis gravidarum meliputi pencegahan, mengurangi

muntah-muntah, koreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, pemberian

vatamin dan kalori yang adekuat untuk mempertahankan nutrisi.

Profilaksis terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan

memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologis, memberi keyakinan bahwa mual dan muntah ialah gejala-gejala

yang lazim dalam kehamilan muda dan akan hilang menjelang kehamilan 4

bulan, mengubah cara makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil

tetapi sering. Waktu pagi jangan segera keluar dari tempat tidur, tetapi makanlah

dahulu roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan

berbau sebaiknya dihindarkan. Defekasi secara teratur hendaknya diperhatikan.

Menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, maka

dari itu dianjurkan makanan yang mengandung banyak gula.

Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak berkurang,

harus diberi pengobatan. Tetapi perlu diingat untuk tidak memberi obat yang

bersifat teratogen. Sedatif yang sering diberikan adalah fenolbarbital. Vitamin

yang sering diberikan adalah vitamin B1 dan vitamin B6. Beberapa

antihistaminika juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin dan torekan.

Penanganan hyperemesis gravidarum perlu dilakukan di rumah sakit dengan cara:

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 44: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

1. Isolasi

Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ka kamar penderita. Dengan

demikian penderita dilepaskan dari lingkungan yang mungkin merupakan

sumber kecemasan baginya. Kadang-kadang dengan isolasi saja, mual dan

muntah berkurang atau hilang tanpa pengobatan. Dengan beristirahat-baring,

penderita ditempatkan dalam kamar yang tenang dan berventilasi baik. Tidak

diberikan makanan dan minuman per oral dalam 24 jam.

2. Terapi Psikologik

Dengan segala usaha diyakinkan kepada penderita bahwa penyakitnya dapat

disembuhkan. Bila keadaan mengizinkan, sebaiknya diusahakan

menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor psikologis atau sosio-ekonomis

yang dapat menjadi latar belakang muntah-muntah yang berlebihan itu.

3. Cairan Parental

Segera setelah diagnosis dipastikan, kepada penderita diberikan glukosa 5%

dalam air garam fisiologik dengan infus intra vena sebanyak 2-3 liter dalam

24 jam. Selanjutnya diberikan vitamin B kompleks, vitamin C dan 25 mg

klorpromazin dengan suntikan intramuskulus. Dibuat daftar kontrol cairan

yang masuk dan dikeluarkan (air kencing dan muntah), air kencing harus

diperiksa sehari sekali terhadap protein, aseton klorida dan bilirubin. Suhu

dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari, dilakukan

pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan selanjutnya menurut keperluan.

Jika penderita dalam 24 jam tidak muntah dan keadaan umum bertambah

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 45: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

baik, dapat dicoba untuk memberi minuman tergantung dari keadaan

minuman dapat ditambah dan lambat laun dapat diberi makanan cair.

Pada umumnya dengan cara penanganan tersebut diatas keadaan umum

penderita berangsur baik, diuresis bertambah, aseton dalam air kencing

lambat laun menghilang dan kualitas nadi bertambah baik.

4. Penghentian Kehamilan

Ada kalanya dengan terapi tersebut diatas keadaan penderita tidak bertambah

baik, malahan mundur. Dieresis tidak bertambah, asetonuria tetap ada, nadi

bertambah cepat dan suhu menaik. Dalam keadaan demikian penghentian

kehamilan perlu dipertimbangkan. Keputusan untuk melakukan abortus

terapeutik sulit diambil oleh karena pada satu pihak tidak boleh terlalu cepat

dan pada lain pihak tidak boleh menunggu sampai gejala-gejala yang

menunjukkan kelainan ireversibel pada alat-alat vital.

2.5.5. Diit Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum

Diit ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti

persediaan glikogen dan mengontrol asidosis, serta secara berangsur memberikan

makanan yang cukup kalori dan zat gizi. Syarat diit hyperemesis gravidarum

adalah tinggi karbohidrat, rendah lemak dan cukup cairan. Makan mudah dicerna,

tidak merangsang dan diberikan dalam porsi yang kecil tapi sering. Menurut

keadaan ibu hamil secara berangsur diberikan makanan yang memenuhi syarat

gizi, sebagai berikut (Junaidi, 2001).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 46: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

1). Diit Hyperemesis I

Diit ini diberikan kepada ibu hamil dengan hyperemesis berat. Makanan

terdiri dari roti kering dan buah-buahan, semua zat gizi dikurangi kecuali

vitamin C, oleh karena itu hanya diberikan beberapa hari. Nilai zat gizi diit

ini sehari ialah 1059 kalori, dan 15 gram protein.

2). Diit Hyperemesis II

Diit ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara

berangsur mual diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Makanan

ini rendah dalam semua zat gizi kecuali vitamin A dan vitamin C. Nilai gizi

ini adalah 1672 kalori dan 57 gram protein.

3). Diit Hyperemesis III

Diit ini diberikan kepada ibu dengan hyperemesis ringan. Makan ini cukup

dalam semua zat gizi kecuali kalsium. Nilai gizi diit ini sehari adalah 2269

kalori dan 73 gram protein.

Ibu hamil yang mempunyai gangguan pada kehamilan, terutama yang

menderita hyperemesis gravidarum dianjurkan untuk melakukan diit dengan

tujuan :

1. Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol asidosis

2. Secara berangsur memberikan makanan cukup kalori dan zat-zat gizi.

Adapun syarat-syarat diit hyperemesis gravidarum antara lain : tinggi

hidrat arang, cukup cairan, makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian

cairan disesuaikan dengan penderita, makanan mudah dicerna tidak merangsang

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 47: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

serta diberikan dalam porsi kecil tetapi sering, dan memenuhi syarat gizi

(Soetjiningsih, 1997).

Tabel. 2.2. Bahan Makanan yang Diberikan Sehari

Bahan

Makanan Diit Hyperemesis I Diit Hyperemesis II Diit Hyperemesis

III Berat (gr)

URT Berat (gr)

URT Berat(gr)

URT

Beras Roti Biskuit Daging Telur Tempe Sayuran Buah Minyak Margarin Selai Gula pasir

- 120

- - - - -

700 - -

30 50

- 6 potong

- - - - -

7ptg.pepaya - -

3 sdm 5 sdm

150 80 -

100 50 50

150 400

- 10 20 30

2 gls.nasi 4 potong - 2 ptg. sdg 1 butir 2 ptg. sdg 1½ sdg 4ptg.pepaya - 1 sdm 2 sdm 3 sdm

200 80 40

100 50

100 150 400 10 20 20 30

3 gls.nasi 4 potong 4 buah 2 ptg.sdg 1 butir 4 ptg.sdg 1½ gls 4ptg.pepaya 1 sdm 2 sdm 2 sdm 3 sdm

Keterangan : - URT = ukuran rumah tangga - ptg = potong - sdm = sendok makan - sdg = sedang - gls = gelas Makanan bagi ibu hamil yang mengalami Hyperemesis Gravidarum

sebaiknya dalam porsi ringan. Berikut ini panduan dalam pengaturan pola makan

untuk hyperemesis gravidarum (Majalah Lisa, 2007) :

1. Hindari mengkonsumsi makanan berbumbu menyengat, berminyak dan

makanan berat dalam porsi besar. Caranya : Bagi porsi makan menjadi 5 atau

6 bagian porsi kecil dalam sehari yang bisa dimakan setiap 2 jam sekali. Di

pagi hari saat bangun tidur, makanlah creakers tawar, lalu istirahat.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 48: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

2. Pastikan tubuh mendapatkan cukup asupan cairan.

Caranya : Bawalah botol berisi air putih kemanapun anda pergi, dan minum

beberapa teguk setiap hari secara teratur. Cara tersebut untuk mencegah

meningkatnya asam lambung yang bisa mempengaruhi rasa mual yang anda

alami. Tapi jangan minum bersamaan saat makan, itu akan membuat perut

terasa penuh dan mual semakin parah.

3. Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi, batasi makanan dan minuman

manis.

Pilihannya : roti panggang, madu, pisang, kentang panggang, tofu atau sereal.

4. Minuman yang tepat di pagi hari.

Yang bisa dijadikan alternatif : jus buah, tapi hindari yang terlalu asam.

5. Bisa mengkonsumsi teh jahe, permen jahe atau permen rasa mint untuk

menghilangkan rasa mual.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 49: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

2.6. Kerangka Konsep

Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Karakteristik ibu hamil yang mengalami Hyperemesis gravidarum dapat

mempengaruhi pola makan, frekuensi makan dan asupan energi-protein, sehingga

dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil

Pola Makan - Frekuensi Makan - Jenis makanan - Jumlah energi dan

Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum :

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan keluarga

Kejadian Anemia Ibu Hamil

Hyperemesis Gravidarum

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 50: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitik dengan desain cross

sectional untuk mengetahui pola makan pada ibu hamil yang mengalami

Hyperemesis Gravidarum dan anemia di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua

Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cunda Muara Dua

Lhokseumawe Aceh (NAD). Lokasi ini dipilih dengan alasan masih banyak ibu

hamil menderita anemia dimana hal ini diketahui penyebabnya adalah

hyperemesis gravidarum.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari sampai dengan Juni 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami

hyperemesis gravidarum dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Cunda Muara

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 51: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) berdasarkan data bulan Maret – Mei 2008 yang

berjumlah 149 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Random Sampling,

populasi yang berjumlah 149 orang, diambil secara acak agar setiap populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan

besar sampel dipergunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005) :

Rumus :

N n =

1 + N (0,1)²

149 n = 1 + 149 (0,01)

149 n = 1 + 1,49

149 n = 2,49 n = 59 orang

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Formulir Data Umum Responden

2. Formulir Food Frequency Makanan

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 52: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3. Formulir Food Recall 2x 24 jam

4. Alat pengukur Hb (sahli)

3.5. Metode dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diambil dengan wawancara langsung kepada ibu hamil dengan

menggunakan kuesioner Food Frequency dan Food Recall 24 jam serta

pengukuran Hb.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan melihat data umum tentang ibu hamil yang

ada di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD).

3.5.2. Cara Pengumpulan Data

1. Data mengenai karakteristik ibu hami yaitu data mengenai umur, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan dan riwayat kehamilan diperoleh melalui wawancara

langsung.

2. Data jenis dan frekuensi makan diperoleh dengan menggunakan formulir food

frequency sehingga diperoleh setiap jenis makanan yang dimakan

3. Data jumlah energi, protein dan Fe diperoleh dengan food recall 24 jam

dengan menghitung semua jenis bahan makanan yang dimakan ibu hamil

dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM).

4. Data umum mengenai ibu hamil yang mengalami hyperemesisi gravidarum di

peroleh dari Puskesmas Cunda Muara Dua.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 53: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3.6. Definisi Operasional

1. Umur adalah lamanya seseorang hidup (dalam satuan tahun) mulai sejak

dilahirkan sampai ulang tahun terakhir pada saat penelitian.

2. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dijalani ibu.

3. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan ibu untuk mendapatkan

imbalan berupa uang atau barang.

4. Pendapatan keluarga adalah tingkat penghasilan keluarga baik yang

diperoleh dari suami maupun dari istri.

5. Pola makan adalah kebiasaan makan ibu hamil yang hyperemesis

gravidarum dalam sehari-hari menyangkut jenis, jumlah dan frekuensi

makan.

6. Jenis makanan adalah berbagai macam makanan yang dikonsumsi oleh ibu

hamil yang dikelompokkan berdasarkan makanan pokok, protein hewani,

protein nabati, sayuran, buah-buahan dan minuman.

7. Frekuensi makan adalah tingkat keseringan makan yang dilakukan oleh

ibu hamil.

8. Anemia ibu hamil adalah ibu hamil yang pada saat dilakukan penelitian

dimana keadaan Hb di dalam darahnya kurang dari 11 gr%.

9. Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang

diderita ibu pada saat kehamilan trimester pertama.

10. Jumlah energi dan protein adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi

ibu hamil untuk mendapatkan asupan jumlah energi dan protein yang

dihitung berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 54: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3.7. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran yaitu untuk mengukur bagaimana pola makan dan

status anemia ibu yang hyperemesis gravidarum.

1. Umur adalah lamanya hidup (dalam tahunan) mulai sejak lahir sampai ulang

tahun terakhir pada saat penelitian. Dikategorikan atas :

- Kurang dari 20 tahun - Lebih dari 36 tahun

- 21 – 35 tahun

2. Pendidikan Responden dikategorikan atas :

- Tidak tamat SD - Tamat SLTA

- Tamat SD - Tamat Akademi/PT

- Tamat SLTP

3. Pekerjaan, dikategorikan atas :

- Tidak bekerja/ibu rumah tangga - Wiraswasta

- PNS - Pegawai swasta

- Buruh/Tani

4. Pendapatan Keluarga disesuaikan dengan Upah Minimum Regional dari

Pemkab NAD, (2006) dan dikategorikan atas :

- < Rp. 600.000

- Rp. 600.000 – Rp. 1.500.000

- > Rp. 1.500.000

5. Anemia ibu hamil, dikategorikan atas :

- Tidak Anemia, jika Hb 11-13gr%

- Anemia Ringan, jika 9-10gr%

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 55: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

- Anemia Sedang, jika Hb 7-8gr%

- Anemia Berat, jika Hb < 7gr%

6. Jenis makanan, diperoleh dengan wawancara memakai formulir food

frequency, kemudian dikelompokkan menjadi golongan pokok, lauk-pauk,

sayuran, buah-buahan, susu dan minuman lainnya.

7. Frekuensi makan diperoleh dengan menggunakan food frequency questionnaire

dan dianalisis menjadi kelompok pangan sumber kalori dan protein. Menurut

Kusharto dan Nino (2004), frekuensi makan dikategorikan menjadi tiap hari

(≥ 1x1 kali/hari), (1x1 hari), (1-2 kali/minggu) dan tidak pernah.

8. Kategori pola makan dengan tingkat asupan energi dan protein bagi ibu hamil

yang mengalami hyperemesis gravidarum, yaitu (Junaidi, 2001) :

Tingkat Hyperemesis Gravidarum

Asupan Kategori Energi (kal) Protein (gr)

I ≥ 2269 ≥ 73 Cukup < 2269 < 73 Tidak Cukup

II ≥ 1672 ≥ 57 Cukup < 1672 < 57 Tidak Cukup

III ≥ 1059 ≥ 15 Cukup < 1059 < 15 Tidak Cukup

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 56: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

3.8. Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut :

1. Editing (pemeriksaan data).

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan.

Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus

dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden.

2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi

kode oleh peneliti secara manual.

3. Tabulating

Memindahkan data dari daftar pertanyaan ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan.

3.8.2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang selanjutnya

akan dideskripsikan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan

formulir check list.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 57: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Muara Dua meliputi seluruh wilayah

kerja kecamatan Muara Dua. Kecamatan Muara Dua termasuk dalam wilayah

Kota Administratif Lhokseumawe, pada tahun 2006 wilayah Kecamatan Muara

Dua mengalami pemekaran yaitu Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan Muara

Satu, tetapi wilayah kerja Puskesmas Muara Dua tetap yaitu membawahi 28 desa

yaitu terdiri dari 27 Desa dan 1 Kelurahan yaitu Kelurahan Batuphat Barat.

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Muara Dua adalah sebagai berikut :

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Blang Mangat

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Satu

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banda Sakti

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Makmur

Dalam Kecamatan Muara Dua terdapat satu Desa terpencil yaitu Desa

Paya Billi dan sembilan Desa tertinggal yaitu : Desa Blang Naleng Mameh,

Ujong Pacu, Cot Trieng, Paloh Punti, Dayah Paloh, Lhok Mon Puteh, Mns

Balang, Paloh Pineng dan Paloh Bate.

Penduduk di Kecamatan Muara Dua mayoritas (100%) beragama Islam.

Luas Kecamatan Muara Dua adalah 113.70 Km² dengan jumlah penduduk di

Kecamatan Muara Dua menurut data statistik tahun 2007 berjumlah 65.820 jiwa

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 58: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 13.160 KK dan rata-rata

jiwa/rumah tangga yaitu 5 KK.

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawa Aceh (NAD) tahun 2008

No. Umur Ibu (tahun) Jumlah Persen (%) 1. < 20 0 0 2. 21 – 35 50 84,7 3.. > 36 9 15,3

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa kelompok umur 21 – 35

tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 50 orang (84,7%), kemudian kelompok

umur lebih dari 36 tahun sebanyak (15,3%) merupakan jumlah terkecil.

4.2.2. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden di Puskesmas Cunda Muara Dua bervariasi

mulai dari tamat SD sampai dengan tamat SLTA. Data tentang tingkat pendidikan

responden tersebut disajikan pada tabel 4.2.berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Ibu Jumlah Persen (%) 1. Tamat SD 8 13,6 2. Tamat SLTP 35 59,3 3. Tamat SLTA 16 27,1

Jumlah 59 100,0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 59: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden sebagian besar adalah tamat SLTP sebanyak (59,3%), kemudian tamat

SLTA sebanyak (27,1%) dan jumlah terkecil adalah tamat SD sebanyak (13,6%).

4.2.3. Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan responden yaitu sebagai ibu rumah tangga dan PNS. Hal

ini dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawa Aceh (NAD) tahun 2008

No. Jenis Pekerjaan Ibu Jumlah Persen (%) 1. Ibu Rumah Tangga 55 93,2 2. PNS 4 6,8

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pekerjaan responden mayoritas

adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu (93,2%) dan (6,8%) sebagai PNS.

4.2.4. Pendapatan Responden

Pendapatan responden terdiri dari < RP. 600.000, Rp. 600.000-Rp.

1.500.000 dan > Rp. 1.500.00, dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Pendapatan Jumlah Persen (%) 1. < Rp. 600.000 32 54,2 2. Rp. 600.000 – Rp. 1.500.000 27 45,8 3. > Rp. 1.500.000 0 0

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa pendapatan responden mayoritas

mempunyai penghasilan < RP.600.000 yaitu sebanyak (54,2%), sedangkan

pendapatan Rp.600.000-Rp.1.500.000 ada (45,8%)

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 60: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

4.2.5. Suku

Tabel 4.5. Distribusi Responden Menurut Suku di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Suku Jumlah Persen (%) 1. Aceh 55 93,2 2. Batak 1 1,7 3. Jawa 3 5,1

Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah

suku Aceh yaitu sebesar (93,2%) dan (1,7%) mempunyai suku Batak merupakan

jumlah terkecil.

4.2.6. Riwayat Kehamilan

Tabel 4.6. Distribusi Responden Menurut Anak Yang Dikandung di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Anak yang Dikandung Jumlah Persen (%) 1. Anak I 14 23,7 2. Anak II 26 45,1 3. Anak III 18 30,5 4. Anak IV 1 1,7 Jumlah 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

sedang mengandung anak ke dua yaitu sebanyak (45,1%), sedangkan untuk

jumlah terkecil ada (1,7%) mengandung anak ke IV.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 61: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

4.3. Pola Frekuensi Makan Ibu Hamil

4.3.1. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat I

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan

Pada Hyperemesis Tingkat I

No

.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak Pernah

N % N % N % N % N % A Makanan Pokok 1. Nasi 36 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 36 100,0 2. Mie 0 0,0 7 19,4 18 50,0 11 30,6 36 100,0 3. Singkong 0 0,0 4 11,1 0 0,0 32 88,9 36 100,0 4. Roti tawar 0 0,0 8 22,2 19 52,8 9 25,0 36 100,0 5. Crakers 4 11,1 13 36,1 16 44,5 3 8,3 36 100,0

B Lauk Pauk 1. D.Ayam 0 0,0 9 25 17 47,2 10 27,8 36 100,0 2. Telur 0 0,0 8 22,3 21 58,3 7 19,4 36 100,0 3. Ikan basah 0 0,0 29 80,6 7 19,4 0 0,0 36 100,0 4. Ikan Asin 0 0,0 6 16,7 25 69,4 5 13,9 36 100,0 5. Udang 0 0,0 4 11,1 32 88,9 0 0,0 36 100,0 6. Tahu 0 0,0 9 25,0 27 75,0 0 0,0 36 100,0 7. Tempe 0 0,0 8 22,2 28 77,8 0 0,0 36 100,0

C Sayuran 1. Daun ubi 0 0,0 0 0,0 31 86,1 5 13,9 36 100,0 2. Bayam 0 0,0 7 19,4 21 58,3 8 22,2 36 100,0 3. Kangkung 0 0,0 4 11,1 19 52,8 13 36,1 36 100,0 4. Sawi 0 0,0 13 36,1 9 25,0 14 38,9 36 100,0 5. Labu siam 0 0,0 6 16,7 18 50,0 12 33,3 36 100,0 5. Buncis 0 0,0 0 0,0 13 36,1 23 63,9 36 100,0 6. Wortel 0 0,0 0 0,0 4 11,1 32 88,9 36 100,0 7.Kacangpanjang 0 0,0 5 13,9 15 41,7 16 44,4 36 100,0

D Buah 1. Pepaya 0 0,0 14 38,9 12 33,3 10 27,8 36 100,0 2. Jeruk 0 0,0 13 36,1 23 63,9 0 0,0 36 100,0 3. Pisang 0 0,0 9 25,0 27 75,0 0 0,0 36 100,0 4. Apel 0 0,0 0 0,0 9 25,0 27 75,0 36 100,0 5. Mangga 0 0,0 0 0,0 8 22,2 28 77,8 36 100,0

E. Lain lain/Minuman

1. Susu 0 0,0 0 0,0 17 47,2 19 52,8 36 100,0 2. Teh manis 4 11,1 19 52,8 13 36,1 0 0,0 36 100,0 3. Permen 11 30,6 12 33,3 13 36,1 0 0,0 36 100.0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 62: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.7. diatas dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat

hyperemesis I umumnya responden mengkonsumsi nasi (100%) sebagai bahan

makanan pokok dengan frekuensi makan ≥ 1x1/hari, untuk mie dikonsumsi

(50%) dan roti tawar juga creakers dengan frekuensi makan 1-2x/minggu.

Sedangkan jenis lauk pauk yang dikonsumsi responden dengan frekuensi

1-2x/minggu yaitu daging ayam (47,2%), telur (58,3%), ikan asin (69,4%), udang

(88,9%), tahu (75%) dan tempe (77,8%); sedangkan ikan basah yang

mengkonsumsi ada (80,6%) dengan frekuensi makan 3-5x/minggu.

Jenis bahan makanan sayuran yang dikonsumsi dengan frekuensi 1-

2x/minggu yaitu : daun ubi (86,1%), bayam (58,3%), kangkung (52,8%), labu

siam (50%), dan kacang panjang (41,7%), untuk jenis sayuran sawi dikonsumsi

oleh (36,1%) dengan frekuensi makan 3-5x/minggu.

Jenis buah-buahan yang dikonsumsi oleh responden adalah jeruk (63,9%)

dan pisang (75%) dengan frekuensi makan 1-2x/minggu. Sedangkan jenis

minuman responden lebih banyak mengkonsumsi teh manis (52,8%) dengan

frekuensi makan 3-5x/minggu dan susu di konsumsi oleh (47,2%) dengan

frekuensi makan 1-2x/minggu.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 63: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

4.3.2. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat II

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan

Pada Hyperemesis Tingkat II

No

.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥ 1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak Pernah

N % N % N % N % N % A Makanan Pokok 1. Nasi 14 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 100,0 2. Mie 0 0,0 4 28,6 10 71,4 0 0,0 14 100,0 3. Singkong/ubi 0 0,0 0 0,0 2 14,3 12 85,7 14 100,0 4. Roti tawar 0 0,0 9 64,3 5 35,7 0 0,0 14 100,0 5. Crakers 0 0,0 10 71,4 4 28,6 0 0,0 14 100,0

B Lauk Pauk 1. D.Ayam 0 0,0 6 42,9 5 35,7 3 21,4 14 100,0 2. Telur 0 0,0 4 28,6 10 71,4 0 0,0 14 100,0 3. Ikan basah 0 0,0 3 21,4 11 78,6 0 0,0 14 100,0 4. Ikan Asin 0 0,0 0 0,0 13 92,9 1 7,1 14 100,0 5. Udang 0 0,0 8 57,0 6 43,0 0 0,0 14 100,0 6. Tahu 0 0,0 10 71,4 4 28,6 0 0,0 14 100,0 7. Tempe 0 0,0 12 85,7 2 14,3 0 0,0 14 100,0

C Sayuran 1. Daun ubi 0 0,0 3 21,4 9 64,3 2 14,3 14 100,0 2. bayam 0 0,0 2 14,2 6 42,9 6 42,9 14 100,0 3. Kangkung 0 0,0 3 21,4 4 28,6 7 50,0 14 100,0 4. Sawi 0 0,0 0 0,0 11 78,6 3 21,4 14 100,0 5. Labu siam 0 0,0 2 14,3 8 57,1 4 28,6 14 100,0 5. Buncis 0 0,0 0 0,0 9 64,3 5 35,7 14 100,0 6. Wortel 0 0,0 0 0,0 9 64,3 5 35,7 14 100,0 7.Kacangpanjang 0 0,0 3 21,4 8 57,1 3 21,4 14 100,0

D Buah 1. Pepaya 0 0,0 3 21,4 10 71,4 1 7,2 14 100,0 2. Jeruk 0 0,0 0 0,0 8 57,1 6 42,9 14 100,0 3. Pisang 0 0,0 2 14,3 12 85,7 0 0,0 14 100,0 4. Apel 0 0,0 0 0,0 2 14,3 12 85,7 14 100,0 5. Mangga 0 0,0 0 0,0 2 14,3 12 85,7 14 100,0

E. Lain-lain/Minuman 1. Susu 2 14,3 3 21,4 6 42,9 3 21,4 14 100,0 2. Teh manis 9 64,3 2 14,3 4 28,6 0 0,0 14 100,0 3. Permen 0 0,0 0 0,0 9 64,3 5 35,7 14 100,0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 64: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat hyperemesis II

mayoritas mengkonsumsi nasi (100%), untuk jenis makanan mie dikonsumsi oleh

(71,4%) dengan frekuensi makan 1-2x/minggu. Sedangkan roti tawar (64,3%)

dan creakers (71,4%) dengan frekuensi 3-5x/minggu. Untuk jenis bahan makanan

lauk pauk yaitu telur (71,4%), ikan basah (78,6%), ikan asin (92,9%) dikonsumsi

responden dengan frekuensi 1-2x/minggu; sedangkan untuk jenis lauk pauk

daging ayam (42,9%), udang (57%), tahu (71,4%) dan tempe (85,7%) dengan

frekuensi makan 3-5x/minggu.

Jenis sayuran yang dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu daun singkong

(64,3%), bayam (42,9%), sawi (78,6%), labu siam (57,1%), buncis (64,3%),

wortel (64,3%) dan kacang panjang (57,1%) dengan frekuensi makan 1-

2x/minggu.

Sedangkan jenis buah-buahan yaitu pepaya (71,4%), jeruk (57,1%), pisang

(85,7%) dikonsumsi oleh ibu hamil dengan frekuensi makan 1-2x/minggu.

Sedangkan jenis minuman mayoritas mengkonsumsi teh manis (64,3%) dengan

frekuensi ≥ 1x1/hari

4.3.3. Jenis Bahan Makanan dan Frekuensi Makan Pada Hyperemesis Tingkat III Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Bahan Makanan

Pokok Pada Hyperemesis Tingkat III

No

.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak

Pernah N % N % N % N % N %

A Makanan Pokok 1. Nasi 4 44,4 0 0,0 0 0,0 5 55,6 9 100,0 2. Mie 0 0,0 0 0,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0 3. Singkong 0 0,0 0 0,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0 4. Roti tawar 0 0,0 0 0,0 7 77,8 2 22,2 9 100,0 5. Crakers 0 0,0 0 0,0 8 88,9 1 11,1 9 100,0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 65: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Dari tabel 4.9. diatas dapat diketahui bahwa jenis bahan makanan pokok

yang dikonsumsi oleh ibu hamil dengan hyperemesis tingkat III hanya (44,4%)

yang mengkonsumsi nasi dengan frekuensi makan ≥ 1x1/hari, sedangkan untuk

jenis makanan roti tawar (77,8%) dan creakers (88,9%) dengan frekuensi makan

1-2x/minggu dan ada juga responden yang tidak pernah mengkonsumsi bahan

makanan pokok.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Konsumsi Berdasarkan Jenis Lauk Pauk Pada Hyperemesis Tingkat III

No.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak

Pernah N % N % N % N % N %

B Lauk Pauk 1. D.Ayam 0 0,0 1 11,1 8 88,9 0 0,0 9 100,0 2. Telur 0 0,0 0 0,0 7 77,8 2 22,2 9 100,0 3. Ikan basah 0 0,0 0 0,0 6 66,7 3 33,3 9 100,0 4. Ikan Asin 0 0,0 0 0,0 6 66,7 3 33,3 9 100,0 5. Udang 0 0,0 0 0,0 3 33,3 6 66,7 9 100,0 6. Tahu 0 0,0 3 33,3 6 66,7 0 0,0 9 100,0 7. Tempe 0 0,0 3 33,3 6 66,7 0 0,0 9 100,0

Tabel 4.10. diatas dapat diketahui bahwa untuk jenis bahan makanan lauk

pauk yang dikonsumsi oleh ibu hamil hyperemesis tingkat III yaitu dging ayam

(88,9%), telur (77,8%), ikan basah (66,7%), ikan asin (66,7%), tahu (66,7%), dan

tempe (66,7%) dengan frekuensi makan 1-2x/minggu.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 66: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Sayuran Pada Hyperemesis Tingkat III

No.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak

Pernah N % N % N % N % N %

C Sayuran 1. Daun ubi 0 0,0 0 0,0 4 44,4 5 55,6 9 100,0 2. bayam 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 3. Kangkung 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 4. Sawi 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5. Labu siam 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 5. Buncis 0 0,0 0 0,0 4 44,4 5 55,6 9 100,0 6. Wortel 0 0,0 0 0,0 7 77,8 2 22,2 9 100,0 7.Kacangpanjang 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0

Tabel 4.11. dapat diketahui bahwa jenis sayuran yang dikonsumsi yaitu

bayam, kangkung, sawi, labu siam dan kacang panjang dikonsumsi oleh seluruh

responden dengan frekuensi makan 1-2x/minggu, sedangkan daun singkong

hanya dikonsumsi (44,4%).

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Makan Berdasarkan Jenis Buah-Buahan Pada Hyperemesis Tingkat III

No.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak

Pernah N % N % N % N % N %

D Buah-Buahan 1. Pepaya 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 2. Jeruk 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 3. Pisang 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 4. Apel 0 0,0 0 0,0 4 44,4 5 55,6 9 100,0 5. Mangga 0 0,0 0 0,0 8 88,9 1 11,1 9 100,0

Tabel 4.12. dapat diketahui bahwa jenis buah-buahan yang dikonsumsi

oleh seluruh ibu hamil hyperemesis tingkat III yaitu pepaya, jeruk dan pisang,

sedangkan mangga hanya dikonsumsi oleh (88,9%), juga apel oleh (44,4%).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 67: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Konsumsi Berdasarkan Jenis Minuman Pada Hyperemesis Tingkat III

No.

Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makan Jumlah ≥1x1/hari 3-5x/mgg 1-2x/mgg Tidak Pernah

N % N % N % N % N % E. Lain-lain/Minuman 1. Susu 0 0,0 0 0,0 0 0,0 9 100,0 9 100,0 2. Teh manis 0 0,0 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 100,0 3. Permen 0 0,0 0 0,0 5 55,6 4 44,4 9 100,0 Dari tabel 4.13. dapat diketahui bahwa untuk jenis minuman seluruh

responden mengkonsumsi teh manis (100%), dan makan permen (55,6%).

4.4. Jumlah Asupan Energi dan Protein Ibu Hamil

4.4.1. Jumlah Asupan Energi

Tabel 4.14. Distribusi Jumlah Asupan Energi di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Asupan Jumlah Energi Jumlah Persen (%) 1. Cukup 24 40,7 2. Tidak Cukup 35 59,3

Total 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.14. dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden

yang diteliti diperoleh sebanyak (40,7%) berada pada kategori asupan energi

yang cukup, sedangkan yang berada pada kategori asupan energi yang tidak

cukup (59,3%).

4.4.2. Jumlah Asupan Protein

Tabel 4.15. Distribusi Jumlah Asupan Protein di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Tingkat Asupan Protein Jumlah Persen (%) 1. Cukup 31 52,5 2. Tidak Cukup 28 47,5

Total 59 100,0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 68: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Berdasarkan tabel 4.15. dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden

yang diteliti diperoleh sebanyak (52,5%) berada pada kategori asupan protein

yang cukup, sedangkan (47,5%) berada pada kategori asupan protein yang tidak

cukup.

4.4.3. Tingkat Hyperemesis

Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe (NAD) Tahun 2008

No. Tingkat Hyperemesis Jumlah Persen (%) 1. I 36 61,0 2. II 14 23,7 3. III 9

15,3 Total 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.16. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mengalami hyperemesis gravidarum t ingkat I (hyperemesis ringan) yakni

sebanyak (61%), sedangkan hyperemesis tingkat III (hyperemesis berat) ada

(15,3%).

4.4.4. Kejadian Anemia

Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe (NAD) Tahun 2008

No. Kejadian Anemia Jumlah Persen (%) 1. Tidak Anemia 24 40,7 2. Anemia Ringan 15 25,4 3. Anemia Sedang 12 20,3 4. Anemia Berat 8 13,6

Total 59 100,0

Berdasarkan tabel 4.17. diatas dapat diketahui bahwa dari 59 responden

yang diteliti menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami kategori anemia

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 69: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

berat ada (13,6%) dan anemia ringan (25,4%), sedangkan yang tidak mengalami

anemia sebanyak (40,7%).

4.5. Hasil Tabulasi Silang

4.5.1. Hasil Tabulasi Silang Asupan Energi dengan Tingkat Hyperemesis

Tabel 4.18. Hasil Tabulasi Silang Antara Asupan Energi Dengan Tingkat Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Tingkat

Hyperemesis Asupan Energi

Jumlah Cukup Tidak Cukup n % n % n %

1. I 17 47,2 19 52,8 36 100,0 2. II 6 42,9 8 57,1 14 100,0 3. III 0 0 9 100,0 9 100,0

Total 24 40,7 35 59,3 59 100,0 Tabel 4.18. diatas dapat diketahui bahwa dari 59 responden, yang

mempunyai asupan energi tidak cukup ada (52,8%) dengan hyperemesis t ingkat I,

sedangkan hyperemesis t ingkat II ada (57,1%) dengan kategori asupan energi

tidak cukup, dan seluruh responden (100%) dengan asupan energi tidak cukup

berada pada hyperemesis tingkat III..

4.5.2. Hasil Tabulasi Silang Asupan Protein dengan Tingkat Hyperemesis Tabel 4.19. Hasil Tabulasi Silang Antara Asupan Protein Dengan Tingkat

Hyperemesis di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD) Tahun 2008

No. Tingkat

Hyperemesis Asupan Protein

Jumlah Cukup Tidak Cukup n % n % n %

1. I 17 47,2 19 52,8 36 100,0 2. II 9 64,3 5 35,7 14 100,0 3. III 5 55,6 4 44,4 9 100,0

Total 31 52,5 28 47,5 59 100,0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 70: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Tabel 4.19. dapat diketahui bahwa dari 59 responden yang ditelit i

diperoleh sebanyak (52,8%) berada pada kategori asupan protein yang tidak

cukup dengan hyperemesis t ingkat I, sedangkan (64,3%) berada pada kategori

asupan protein cukup dengan kategori hyperemesis tingkat II dan (55,6%) dengan

asupan protein cukup dengan kategori hyperemesis tingkat III.

4.5.3. Hasil Tabulasi Silang Anemia dengan Hyperemesis Gravidarum

Anemia pada ibu hamil yang mengalami hyperemesis meliputi anemia

ringan (9-10gr%), anemia sedang (Hb 7-8gr%), anemia berat (Hb<7gr%) dan

tidak mengalami anemia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.20. berikut

Tabel 4.20. Hasil Tabulasi Silang antara Tingkat Hyperemesis dengan Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Cunda Muara Dua Lhokseumawe (NAD) Tahun 2008

No.

Tingkat

Hyperemesis

Anemia Jumlah Tidak

Anemia Anemia Ringan

Anemia Sedang

Anemia Berat

n % n % n % n % n % 1. I 18 50,0 10 27,8 5 13,9 3 8,3 36 100,0 2. II 6 42,8 4 28,6 4 28,6 0 0 14 100,0 3. III 0 0 1 11,1 3 33,3 5 55,6 9 100,0 Total 24 40,7 15 25,4 12 20,3 8 13,6 59 100,0

Tabel 4.20. dapat diketahui bahwa dari hasil tabulasi silang antara anemia

dengan tingkat hyperemesis menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

anemia berat ada (55,6%) dengan hyperemesis t ingkat III, dan (27,8%) pada

kategori anemia ringan dengan hyperemesis tingkat I, sedangkan yang tidak

mengalami anemia sebanyak (42,8%) dengan hyperemesis t ingkat II.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 71: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB V

PEMBAHASAN

Secara teori, pada pola makan ibu hamil yang mengalami gangguan

hyperemesis gravidarum berbeda dengan pola makan ibu hamil tanpa gangguan

tersebut (Huliana, 2001).

Sehubungan dengan itu, Junaidi (2001), menyatakan bahwa prinsip diet

hyperemesis gravidarum adalah makanan harus tinggi kalori/karbohidrat, rendah

lemak dan cukup cairan. Makanan juga sebaiknya mudah dicerna, tidak

merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Ini dimaksudkan untuk

mengganti persediaan glikogen dan mengontrol asidosis, serta memberikan

makanan yang cukup kalori dan zat gizi lain. Keseluruhan zat gizi tersebut

diperoleh melalui konsumsi makanan yang beraneka ragam dengan

penatalaksanaan atau pengaturan (pola) makan yang baik.

5.1. Karakteristik Responden

Hasil wawancara kepada 60 responden menunjukkan bahwa ibu-ibu di

Puskesmas Cunda Muara Dua mayoritas berumur 21 – 35 tahun yaitu sebanyak

(84,7%), sedangkan yang berumur lebih dari 36 tahun sebesar (15,3%). Hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.1. halaman 41.

Usia ibu mempengaruhi kesehatan janin serta kualitas bayi yang akan

dilahirkan. Ibu yang terlalu muda tidak/belum siap untuk memberikan

lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Sebaliknya, umur yang

terlalu tua sudah tidak baik lagi bagi janin. Semakin tua seorang ibu, semakin

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 72: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

besar kemungkinannya untuk melahirkan anak cacat. Ibu-ibu yang berusia 40

tahun keatas seringkali melahirkan anak berpenyakit Mongolisme, suatu penyakit

di mana terdapat kelainan gen dan didapat gejala berat, yaitu keterbelakangan

mental. Oleh karenanya orang menganggap bahwa usia optimum untuk

kehamilan adalah sekitar 21 - 28 tahun

Usia ibu ini tidak saja berpengaruh terhadap bayinya, tetapi juga terhadap

ibu sendiri. Wanita yang melahirkan pada usia 18 tahun atau lebih muda,

mempunyai risiko kematian akibat persalinan 3 x lebih besar daripada ibu-ibu

yang melahirkan pada usia antara 20-29 tahun. Risiko kematian ibu berusia lebih

dari pada 34 tahun meningkat menjadi 5 x lebih besar daripada ibu berusia 20-29

tahun (Soemirat, 1994).

Berdasarkan hasil wawancara untuk tingkat pendidikan ibu pada umumnya

mempunyai tingkat pendidikan tamat SLTP (59,3%), dan tingkat pendidikan

tamat SD ada (13,6%) yang merupakan jumlah terkecil.

Menurut Notoatmodjo, (1997), pendidikan adalah suatu proses belajar

yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi suatu proses pertumbuhan,

perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan ibu mayoritas sebagai ibu rumah

tangga sebesar (93,2%), karena di daerah tersebut masyarakatnya hidup dari

bertani atau sebagai nelayan, sehingga yang bekerja hanya para suami saja.

Sedangkan pendapatan ibu lebih banyak mempunyai pendapatan < Rp.600.000

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 73: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

yaitu (54,2%) dan yang mempunyai pendapatan lebih dari Rp. 600.000 -

Rp.1.500.000 sebesar (45,8%).

Keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat

memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang dibutuhkan tubuh. Setidaknya

keanekaragaman kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak

akan banyak pilihan. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar

kecilnya pendapatan keluarga (Soehardjo, 1996).

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden suku Aceh (93,2%) dan

riwayat kehamilan yang dialami responden lebih banyak anak yang dikandung itu

anak ke dua (45,1%).

Menurut Soemirat (1994), paritas adalah angka-angka yang menunjukkan

jumlah kehamilan yang pernah dialami ibu serta status terminasi kehamilan

tersebut. Dalam menilai paritas perlu juga diperhatikan interval waktu

melahirkan antar anak.

5.2. Pola Frekuensi Makan

5.2.1. Frekuensi Makan Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum I

Hasil penelitian mengenai jenis dan frekuensi makan ibu hamil

hyperemesis gravidarum I dapat dilihat pada tabel 4.7. yang menunjukkan bahwa

untuk jenis bahan makanan pokok yaitu nasi, sebanyak (100%) berada pada

frekuensi makan ≥1x1/hari, untuk jenis makanan yang berupa mie hanya

dikonsumsi oleh (50%) dengan frekuensi 1-2x/minggu, jenis bahan makanan

singkong hanya (11,1%) dengan frekuensi 3-5x/minggu. Hal ini berarti

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 74: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

responden tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi dari sumber bahan

makanan pokok atau tenaga. Ketersediaan pangan dengan bahan makanan pokok

berupa beras merupakan faktor pendukung yang ada di wilayah Puskesmas

Cunda Muara Dua. Tambahan energi selama hamil diperlukan baik bagi

komponen fetus maupun perubahan yang terdapat pada dirinya. Kurang lebih

27,000 kkal atau 100 kkal/hari dibutuhkan selama mengandung. National

Research Council (1980), menganjurkan pemberian 2000 kkal/hari bagi wanita

berumur 25-50 tahun dengan tambahan 300 kkal bagi mereka yang sedang

mengandung (Huliana, 2000).

Sedangkan bahan makanan dari jenis lauk pauk, dari data food frekuensi

diketahui bahwa sumber bahan makanan jenis lauk pauk yang banyak dikonsumsi

oleh responden adalah ikan basah yaitu sebanyak (80,6%) dengan frekuensi

makan 3-5x/minggu, untuk ikan asin dikonsumsi oleh (69,4%), udang (88,9%),

tahu ada (75%), tempe sebesar (77,8%), telur (58,3%) dan daging ayam

dikonsumsi (47,2%) semuanya itu dengan frekuensi makan 1-2 x/minggu. Karena

bahan makanan tersebut mudah didapat dan harganya terjangkau.

Untuk bahan makanan jenis sayuran dapat diketahui bahwa ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum tingkat I mayoritas mengkonsumsi daun ubi

yaitu (86,1%), bayam ada (58,3%), kangkung (52,8%), jenis labu siam ada

(50%), buncis dikonsumsi (63,9%) dan kacang panjang dikonsumsi oleh (44,4%)

semuanya itu dengan frekuensi 1-2x/minggu, ini disebabkan karena jenis sayuran

tersebut banyak terdapat di daerah Muara Cunda dan mudah didapat selain itu

banyak mengandung zat besi dan harganya terjangkau.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 75: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Jenis bahan makanan berupa buah-buahan, yang paling banyak dikonsumsi

oleh responden adalah buah pisang sebanyak (75%) dengan frekuensi makan 1-

2x/minggu, juga buah jeruk dikonsumsi oleh (63,9%). Ini disebabkan karena

buah pisang dan buah jeruk mudah didapat dan harganya terjangkau, sedangkan

buah pepaya cukup tersedia dimana saja tetapi dalam penyajiannya membutuhkan

waktu lama. Untuk apel dan mangga hanya dikonsumsi sebagian orang saja

selain harganya yang lumayan mahal dan membelinya terpaksa harus ke pasar.

Untuk frekuensi makan dengan bahan makanan dari jenis susu dan

minuman dapat diketahui bahwa konsumsi untuk jenis minuman susu sebesar

(47,2%) dengan frekuensi 1-2x/minggu, sedangkan konsumsi jenis minuman teh

manis sebanyak (52,8%) dengan frekuensi 3-5x/minggu. Untuk jenis makanan

permen responden juga mengkonsumsinya selain dapat menghilangkan rasa mual

juga bisa menambah tenaga karena mengandung gula.

Hasil dari frekuensi pola makan ke 36 ibu hamil yang mengalami hyperemesis

gravidarum t ingkat I tersebut, belum sesuai dengan syarat diet yang ditentukan.

Syarat diit yang utama pada hyperemesis gravidarum tingkat ini adalah bahwa

makanan cukup energi dan semua zat gizi harus terpenuhi. Pola makan yang baik

bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein dan lemak serta

vitamin dan mineral. Makanan selama hamil diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan zat gizi agat ibu dan janin dalam keadaan sehat (Huliana, 2001).

5.2.2. Pola Makan Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum II

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa pola makan ibu

hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat II dalam mengkonsumsi

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 76: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

bahan makanan jenis makanan pokok seluruh ibu hamil (100%) mengkonsumsi

nasi sebagai makanan utama dengan frekuensi ≥ 1x1/hari, sedangkan mie

dikonsumsi (71,4%) dengan frekuensi makan 1-2x/minggu, dan roti tawar serta

creakersdengan frekuensi makan 3-5x/minggu.

Untuk bahan makanan jenis lauk-pauk, pola makan dengan frekuensi 3-

5x/minggu yang paling banyak adalah mengonsumsi tahu (71,4%), daging ayam

(42,9%) dan yang mengkonsumsi tempe ada (85,7%), sedangkan jenis lauk pauk

dengan frekuensi 1-2x/minggu adalah ikan basah, ikan asin dan telur.

Bahan makanan untuk jenis sayuran yaitu daun ubi ada (64,3%), bayam

(42,9%), sawi (78,6%), labu siam (57,1%), buncis (64,3%), wortel (64,3%) dan

kacang panjang (57,1%) jenis sayuran tersebut di konsumsi dengan frekuensi

makan 1-2x/minggu, ada juga sebagian responden yang mengkonsumsi jenis

sayuran dengan frekuensi 3-5x/minggu.

Pola makan untuk jenis buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi yaitu

pisang sebesar (85,7%), pepaya (71,4%) dan jeruk (57,1%) dengan frekuensi

makan 1-2x/minggu.

Sedangkan untuk jenis bahan minuman dikonsumsi paling banyak adalah

teh manis dengan frekuensi ≥ 1x1/hari yaitu (64,3%). Dimana teh manis

merupakan minuman rutin setiap hari dan apabila diminum dalam keadaan hangat

dapat menghilangkan rasa mual karena rasa manis pada minuman teh.

Menurut Kardjati (1985), seperti yang dikutip oleh Santoso (2004),

berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan hasil sosio ekonomi sosial menyatakan

bahwa beras merupakan bahan makanan utama di Sumatera, Kalimantan, dan

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 77: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Jawa bagian Barat. Alasan responden memberikan nasi sebagai pilihan utama

dikarenakan masih banyaknya responden yang beranggapan bahwa fungsi

makanan pokok hanya untuk memberi rasa kenyang. Disamping itu nasi

merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh keluarga secara turun-temurun.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa pola makan ke 14 ibu hamil

yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat II tersebut, juga belum sesuai

dengan syarat diit yang ditentukan untuk Diit Hyperemesis II. Syarat diit yang

utama pada hyperemesis tingkat ini adalah bahwa makanan harus dapat

memenuhi kebutuhan gizi. Akan tetapi untuk kebutuhan cairan pada hyperemesis

tingkat ini sudah sesuai, dimana selain tidak diminum pada saat makan, juga

dukungan oleh keadaan mual dan muntah yang sudah berkurang (Almatsier,

2005).

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan

untuk wanita tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah :

1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri

3. Agar supaya luka-luka bekas persalinan lekas sembuh dalam nifas

4. Untuk cadangan pada masa laktasi (Suhardjo, 1996).

5.2.3. Pola Makan Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum Tingkat III

Pola makan ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum tingkat III

yang ditunjukkan pada lampiran 3, dapat diketahui bahwa pola makan tersebut

berbeda dengan hyperemesis tingkat I dan II.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 78: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Jenis bahan makanan pokok responden yang mengkonsumsi nasi (44,4%)

dengan frekuensi ≥ 1x1/hari sedangkan (55,6%) tidak p ernah mengkonsumsi

nasi, sedangkan responden yang lebih banyak makan roti (77,8%) atau biskuit

(88,9%).

Bahan makanan jenis lauk pauk yang dikonsumsi responden yaitu daging

ayam (88,9%), telur (77,8%), ikan basah (66,7%), ikan asin (66,7%), tahu dan

tempe dengan frekkuensi 1-2x/minggu karena lebih banyak mengandung protein.

Sedangkan untuk jenis bahan sayuran seluruh responden memilih bayam,

kangkung, sawi, labu siam, wortel dan kacang panjang dengan frekuensi makan

1-2x.minggu.

Jenis bahan makanan buah-buahan seluruhnya memilih pepaya, jeruk dan

pisang dengan frekunsi 1-2x/minggu, karena rasanya yang tidak membuat perut

mual dan banyak mengandung cairan. Untuk jenis minuman seluruh responden

mengkonsumsi teh manis. Tambahan makanan lebih baik dikonsumsi dalam

bentuk cairan seperti formula dengan kandungan zat gizinya telah disesuaikan

dengan kebutuhan ibu hamil (Huliana, 2001)

Sehubungan dengan ini, karena ibu hamil yang mengalami hyperemesis

gravidarum tingkat III, harus lebih memperhatikan pola makan sehingga tidak

mengakibatkan anemia dan yang perlu diperhatikan adalah konsumsi sayur dan

buah, untuk mengimbangi kurangnya nafsu makan akibat kondisi ibu yang sering

mual dan muntah. Namun kenyataannya pada ke 9 ibu hamil yang mengalami

hyperemesis gravidarum untuk konsumsi jenis sayur dan buah masih pada

kategori 1-2x/minggu, sedangkan yang diharapkan 3-5x/minggu.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 79: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat

ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi

kekurangan gizi yang dapat berakibat bagi janin yang dikandungnya

(Notoatmodjo, 1997).

5.3. Asupan Zat Gizi Energi dan Protein

Kombinasi pola makan ibu hamil yang mengalami hyperemesis

gravidarum yang hanya terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk setiap harinya

secara keseluruhan, menunjukkan tingginya intake (asupan) energi dan protein

namun kurang akan gizi lainnya.

Berdasarkan tabel 4.14. halaman 49, menunjukkan bahwa jumlah asupan

energi pada kategori cukup sebesar (40,7%) dan pada kategori tidak cukup lebih

besar yaitu (59,3%). Sedangkan berdasarkan dari wawancara dan jumlah asupan

protein untuk tingkat asupan protein cukup ada (52,5%) dan yang tidak cukup

(47,5%). Untuk tingkat hyperemesis ibu hamil yang berada pada tingkat

hyperemesis I sebesar (61%), hyperemesis II (23,7%) dan tingkat hyperemesis III

ada (15,3%).

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara asupan energi dengan tingkat

hyperemesis ibu hamil yang berada pada asupan energi tidak cukup (< 2269

kalori) ada (52,8%) dengan tingkat hyperemesis I, sedangkan pada hyperemesis

tingkat II yang berada pada asupan energi tidak cukup (< 2269 kalori) sebesar

(57,1%), dan untuk hyperemesis tingkat III seluruh responden pada asupan energi

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 80: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

tidak cukup (< 2269 kalori) ada (100%), hal ini dapat dilihat pada tabel 4.18

(halaman 51).

Hasil dari tabulasi silang antara asupan protein dengan tingkat

hyperemesis pada kategori tidak cukup (<73) lebih banyak yaitu sebesar (52,8%)

dengan tingkat hyperemesis I, untuk tingkat asupan protein cukup (≥73) berada

pada tingkat hyperemesis II (64,3%), dan tingkat hyperemesis III dengan asupan

protein cukup (55,6%).

Makanan ibu hamil mempunyai peranan penting bagi tumbuh kembang

janin dan pada saat ibu melahirkan. Selain kehamilan seorang ibu akan

mengalami perubahan baik anatomis, fisiologis, maupun perubahan lainnya yang

akan meningkatkan kebutuhan akan zat gizi dalam makanannya. Di dalam rahim

ibu terdapat janin yang sedang tumbuh, ditempat lain beberapa organ tubuh ibu

mengalami perubahan fungsi dalam rangka mempersiapkan kehadiran sang bayi

(Soetjiningsih, 1997).

Menurut Huliana (2001), kebutuhan protein tergantung pada kecepatan

pertumbuhan janinnya. Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai

trimester dua. Trimester terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat

sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah dilahirkan protein menjadi 15 gram/hari.

Menurut WHO tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gram/kg berat badan.

5.4. Anemia pada Ibu Hamil Hyperemesis Gravidarum

Hasil dari penelitian dan pemeriksaan kepada 59 responden pada tabel

4.17 halaman 51 dapat diketahui bahwa ibu mengalami kejadian anemia ringan

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 81: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

sebesar (25,4%), yang mengalami anemia sedang (20,3%), anemia berat (13,6%)

dan yang tidak mengalami anemia (40,7%). Sedangkan dari hasil tabulasi silang

antara anemia dengan tingkat hyperemesis ibu hamil dengan kategori

hyperemesis gravidarum tingkat I yang mengalami anemia ringan sebesar

(27,8%), dan yang mengalami anemia berat ada (8,3%). Untuk ibu hamil dengan

hyperemesis gravidarum t ingkat II yang mengalami anemia ringan dan sedang

ada (28,6%). Dan untuk ibu hamil hyperemesis tingkat III yang mengalami

anemia berat (Hb<7gr%) sebesar (55,6%).

Menurut Supardiman (1997), anemia adalah penyakit yang melemahkan

tubuh, yang disebabkan kekurangan sel darah merah atau haemoglobin, yaitu

pigmen pembawa oksigen. Anemia merupakan suatu keadaan hipoksia sebagai

akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen darah berkurang. Pada masa

kehamilan relatif terjadi karena darah ibu hamil mengalami hemodilus

(pengenceran dengan peningkatan volume 30-40% yang puncaknya pada

kehamilan 32-34 minggu.

Meskipun ibu tersebut sudah memenuhi energi dan protein yang

dikonsumsinya tetapi bukan berarti bahwa ibu tersebut tidak mengalami anemia,

ini mungkin disebabkan karena faktor frekuensi makan yang kurang memenuhi

kebutuhan bagi ibu hamil dan masih adanya pengaruh rasa mual.

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,

jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak

dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi

bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 82: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai

berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah

dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai

puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 83: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Jenis bahan makanan yang dikonsumsi ibu hamil yang mengalami hyperemesis

gravidarum terdiri atas makanan pokok (nasi), lauk pauk (khususnya ikan

basah, tempe, dan tahu), sayur-sayuran dan buah-buahan (pisang, pepaya, dan

jeruk), serta minuman (teh manis/susu).

- Untuk ibu hamil hyperemesis gravidarum t ingkat I seluruhnya

mengkonsumsi nasi (100%) pada frekuensi ≥ 1x1/hari, ikan basah (80,6%)

dengan frekuensi 3-5x/minggu, jenis sayuran dengan frekuensi 1-

2x/minggu, jenis buah-buahan dan minuman dengan frekuensi makan 1-

2x/minggu.

- Ibu hamil dengan hyperemesis tingkat II, seluruhnya masih mengkonsumsi

nasi dengan frekuensi ≥ 1x1/hari, jenis lauk pauk seperti daging ayam,

udang, tahu dan tempe dengan frekuensi makan 3-5x/minggu, jenis

sayuran dan buah-buahan dengan frekuensi 1-2x/minggu, dan jenis

minuman khususnya teh dikonsumsi responden dengan frekuensi ≥

1x1/hari.

- Untuk ibu hamil dengan hyperemesis tingkat III, lebih banyak

mengkonsumsi biskuit/creakers untuk jenis bahan makanan pokok yaitu

sebesar (88,9%), jenis lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman

lebih banyak berada pada frekuensi makan 1-2x/minggu.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 84: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

2. Ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum dengan asupan energi

cukup sebanyak (40,7%) dan kategori tidak cukup sebanyak (59,3%),

sedangkan dengan untuk asupan protein dengan kategori cukup sebanyak

(52,5%) dan tidak cukup sebanyak (47,5%).

3. Anemia pada ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum pada

kategori anemia ringan ada (25,4%), anemia sedang (20,3%), anemia berat

(13,6%) dan yang tidak mengalami anemia (40,7%).

6.2. Saran

1. Diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas Cunda Muara Dua khususnya

yang menangani ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum, dapat

memberikan petunjuk panatalaksanaan atau pengaturan diit yang benar sesuai

dengan situasi dan kondisi masing-masing pasien.

2. Ibu hamil sebaiknya melaksanakan pengaturan pola makan (konsumsi) yang

baik sebagai persiapan diri selama kehamilan atau setelah melahirkan.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 85: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2005. Penuntun Diet Edisi Baru, PT.Gramedia pustaka Utama,

Jakarta. Arif, 2001. Hyperemesis Gravidarum, Penerbit EGC, Jakarta. Azwar, 2005. Rubrik Ibu dan Anak, http://www.google.com. Baliwati, 2004. Pengantar Pangan dan Gizi, Penerbit Penebar Swadaya,

Jakarta. Depkes, RI, 1996. Panduan Survei Cepat Kelainan Gizi, Jakarta. ………….... 2001. Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS)

di Indonesia 2001-2010, Jakarta. Hadi, 2002. Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Keluarga Melalui

Kemitraan Pria dan Wanita dalam Rumah Tangga. Makalah Disampaiakan pada Seminar Nasional Meningkatkan Kualitas Bangsa Melalui Kesehatan Perempuan, UGM, Yogyakarta.

Huliana, 2001. Gizi Ibu Hamil, Penerbit Kanisius, Jakarta. Junaidi, 2001. Gizi Ibu Hamil, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Khumaidi, 1994. Gizi Masyarakat, Penerbit PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. Kusharto, M Clara dan Nino Yayah S, 2004. Penilaian Konsumsi Pangan,

Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Pertanian Bogor. Lestari, 2005. Mengatasi ”Morning Sickness” Saat Hamil, www.bali travel

news.com. Akses 22 Mei 2005. Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

.............., 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi

dan KB, Penerbit EGC, Jakarta. Majalah Lisa, 2007. Cara Mengatasi ”Morning Sickness”,

http://www.cyberwoman.cbn.net.id. Akses 12 Mei 2007.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 86: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Marbun, 2005. Makanan Ibu Hamil, Isnaini.dot.com. Akses 9 Nopember 2004. Marsetyo, 1999. Ilmu Gizi, Rineka Cipta, Jakarta. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta. Moehji, 1998. Ilmu Gizi, Bharata Karya Aksara, Jakarta. Muhilal, 1996. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Gizi Indonesia

Volume XVII No.1-2, Persagi, Jakarta. Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta. ...................., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta. Notobroto, 2003. Insiden Anemia, http://adln.lib.unair.ac.id. Akses 24 Pebruari

2006. Ross dan Thomas, 2002. http://google.com. Akses tanggal Pebruari 2006. Saifuddin, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, YBP-SP, Jakarta. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta. Soemirat, 1994. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. Solihin, 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta. Suhardjo, 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi, Bumi Aksara, Jakarta. .............., 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi, Bumi Aksara, Jakarta. Supardiman, 1997. Anemia pada Ibu Hamil, http://www.google.com. Wiknjosastro, 2002. Ilmu Bedah Kebidanan, YBP-SP, Jakarta. Wiryo, 2002. Pola menyusui dan Makanan Anak, Laporan Seri SDKI 1997,

Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 87: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

KUESIONER PENELITIAN

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH CUNDA MUARA DUA

LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008

No. Responden : ........... I. Identitas Responden 1. Nama Ibu Hamil :

2. Umur :

3. Pendidikan :

a. Tidak Tamat SD d. Tamat SLTA

b. Tamat SD e. Tamat PT/Akademi

c. Tamat SLTP

4. Pekerjaan :

a. Tidak bekerja/ibu rumah tangga d. Wiraswasta

b. PNS e. Pegawai swasta

c. Buruh/Tani

5. Pendapatan Keluarga :

a. < Rp.600.000

b. Rp.600.000 – Rp.1.500.000

c. > Rp.1.500.000

6. Ukuran Tekanan Hb :

a. Hb 11-13 gr%

b. Hb 7-8 gr%

c. Hb < 7gr%

7. Jenis Anemia :

a. Tidak Anemia c. Anemia Berat

b. Anemia Sedang

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 88: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

II. Formulir Food Frequency

No.

Jenis Bahan Pangan

Frekuensi Konsumsi (Hari/Minggu) ≥1x1/hr 3-5x/

mgg 1-2x/ mgg

Tidak Pernah

Golongan Karbohidrat 1. Nasi 2. Kentang panggang 3. Jagung 4. Sagu 5. Mie 6. Roti tawar 7. Crakers 8. Singkong/ubi Golongan Protein Hewani

1. Daging Sapi 2. Daging Ayam 3. Telur 4. Ikan laut 5. Ikan Teri 6. Udang 7. Hati Golongan Protein Nabati

1. Tempe 2. Tahu 3. Kacang Hijau 4. Kacang Tanah 5. Kacang Merah Golongan Sayuran

1. Bayam 2. Kangkung 3. Daun Ubi 4. Sawi 5. Taoge 6. Kacang Panjang 7. Terong 8. Jipang 9. Wortel

10. Buncis Golongan Minuman

1. Teh 2. Tepung Susu 3. Yogurt 4. Susu Sapi 5. Jus buah/air jeruk Golongan Buah-buahan

1. Pisang 2. Pepaya 3. Anggur 4. Jeruk 5. Apel 6. Mangga

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 89: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Formulir Food Recall

Waktu Nama Hidangan Makanan

Jenis Bahan Pangan

Banyaknya yang dimakan

Jumlah Fe Kal Prot

URT Gr Kkal gr Pagi

Selingan

Siang

Sore

Malam

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 90: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Frequency Table Kategori umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 21-35 50 83.3 84.7 84.7

> 36 tahun 9 15.0 15.3 100.0 Total 59 98.3 100.0

Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tamat SD 8 13.3 13.6 13.6

Tamat SLTP 35 58.3 59.3 72.9

Tamat SLTA 16 26.7 27.1 100.0

Total 59 98.3 100.0 Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Ibu rumah

tangga 55 91.7 93.2 93.2

PNS 4 6.7 6.8 100.0 Total 59 98.3 100.0

Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid < Rp 600.000 32 53.3 54.2 54.2

Rp 600.000- Rp1.500.000 27 45.0 45.8 100.0

Total 59 98.3 100.0 Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 91: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Kehamilan ke

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid ke 1 14 23.3 23.7 23.7

ke 2 26 43.3 44.1 67.8 ke 3 18 30.0 30.5 98.3 ke 4 1 1.7 1.7 100.0 Total 59 98.3 100.0

Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Kecukupan energi/kalori

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Cukup 24 40.0 40.7 40.7

Tidak cukup 35 58.3 59.3 100.0

Total 59 98.3 100.0 Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Kecukupan protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Cukup 31 51.7 52.5 52.5

Tidak cukup 28 46.7 47.5 100.0

Total 59 98.3 100.0 Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Anemia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Tidak anemia 24 40.0 40.7 40.7

Anemia ringan 15 25.0 25.4 66.1

Anemia sedang 12 20.0 20.3 86.4

Anemia berat 8 13.3 13.6 100.0 Total 59 98.3 100.0

Missing System 1 1.7 Total 60 100.0

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 92: POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM ... · PDF filepola makan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum dan anemia di wilayah puskesmas cunda muara dua lhokseumawe

Crosstabs Tingkat Hyperemesis * Kecukupan energi/kalori Crosstabulation Count

Kecukupan energi/kalori

Total Cukup Tidak cukup Tingkat Hyperemesis

I 17 19 36 II 7 7 14 III 0 9 9

Total 24 35 59 Tingkat Hyperemesis * Kecukupan protein Crosstabulation Count

Kecukupan protein

Total Cukup Tidak cukup Tingkat Hyperemesis

I 17 19 36 II 9 5 14 III 5 4 9

Total 31 28 59 Tingkat Hyperemesis * Anemia Crosstabulation Count

Anemia

Total Tidak anemia Anemia ringan

Anemia sedang Anemia berat

Tingkat Hyperemesis

I 18 10 5 3 36 II 6 4 4 0 14 III 0 1 3 5 9

Total 24 15 12 8 59

Universitas Sumatera Utara

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm