Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka...

116
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DI KELURAHAN MALAKA JAYA JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh S i t i W i d y a n i Nim : 104051001765 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H. / 2008 M.

Transcript of Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka...

Page 1: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DI

KELURAHAN MALAKA JAYA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

S i t i W i d y a n i

Nim : 104051001765

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H. / 2008 M.

Page 2: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DI

KELURAHAN MALAKA JAYA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

S i t i W i d y a n i

Nim : 104051001765

Pembimbing

Dra. Armawati Arbi, M,Si

NIP : 1 5 0 2 4 6 2 8 8

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H. / 2008 M.

Page 3: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 9 September 2008

Siti Widyani

Page 4: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

ABSTRAK

SITI WIDYANI

Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka Jaya Jakarta

Timur

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun

kelompok. Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari komunikasi adalah

bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi

dalam pergaulan dan kehidupannya. Komunikasi antar pribadi merupakan

pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau

sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. Dan komunikasi

yang dilakukan oleh orang tua dan anak adalah termasuk komunikasi

antarpribadi(KAP).

Untuk mengetahui tentang komunikasi orang tua dan anak maka peneliti

menjabarkannya dengan pertanyaan berikut: bagaimana hubungan komunikasi orang tua dan anak di usia mahasiswa dalam keluarga? Bagaimana proses non

KAP ke KAP empat keluarga di Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur? Bagaimana PKK dan manajemen konflik empat keluarga di Rt 003/011

kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur? Bagaimana gaya kognitif dan kecakapan empatik empat keluarga di Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

Bagaimana perkembangan hubungan komunikasi empat keluarga di Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi sosial,

yaitu proses meningkatnya keintiman dalam suatu hubungan. mengemukakan

bahwa semakin komunikator mengenal satu sama lain, maka komunikasi makin

bersifat antarpribadi (interpersonal). Sebaliknya, makin sedikit tingkat

pengetahuan partisipan satu sama lain, maka komunikasi makin bersifat

impersonal. Dikatakan bahwa keintiman pertisipan meningkat ketika komunikasi

beralih dari mulai kultural, sosiologis dan kemudian psikologis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menggambarkan

sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada.

Pada umumnya para orang tua telah mengubah cara pandang mereka

kepada anak di usia mahasiswa/i/ karena anggapan mereka bahwa anak-anak

mereka telah dewasa dan dapat menentukan jalan hidupnya sendiri, jadi sebagai orang tua hanya mengarahkan dan membimbing saja.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan komunikasi yang terjadi dalam keluarga khususnya orang tua dan anak mengalami

penurunan karena intensitas pertemuan yang berkurang dan komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu.

i

Page 5: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil’alamiina, segala puji dipanjatkan ke hadirat Allah

swt yang telah memberikan segala nikmat yang tak terhingga kepada hambaNya

sampai detik ini. Sehingga manusia masih bisa melihat dan merasakan indahnya

alam semesta yang dilukiskan olehNya.

Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Rosul Allah yang telah

merubah zaman jahiliyah ke zaman pengetahuan yaitu Muhammad saw. Berkat

Beliau, kini manusia bisa bernafas lega dalam mencari ilmu yang tak ada

habisnya.

Penuntasan skripsi ini dapat tercapai oleh penulis karena mendapat banyak

bantuan, baik berupa moril maupun materil, hingga kiranya patut penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Papa Mudjiono, mama Neny Mulyani serta aa ku tercinta Windy Suseno

Imam Pramudji, yang telah memberikan ilmu tentang arti sebuah perjuangan

dan kasih sayang, menjadi tempat berkeluh kesah, banyak memberikan

semangat, dan dukungan serta doa yang tak pernah putus terhadap penulis dari

awal hingga akhir penelitian ini. Ahabba ilaikum jamii’an.

2. Dr. Murodi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini,

semoga Allah memberikan pahalaNya.

3. Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam dan Ibu Umi Musyarrofah, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi

ii

Page 6: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Penyiaran Islam yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada

penulis selama ini, semoga Allah memberikan pahala yang besar, amin.

4. Pembimbing penulis Dra. Armawati Arbi, M.Si, yang telah membimbing

penulis dari awal penelitian hingga penelitian ini selesai. Semoga Allah

membalas kebaikan ibu, amin.

5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah Dan Komunikasi yang telah memberikan

ilmu kepada penulis dari awal semester hingga akhir.

6. Keluarga besar Bapak Edy, Bapak Mursidi, Ibu Lilik, Ibu Mudjiono yang

telah berkenan menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Ketua Rt. 003 Rw. 011 Bapak Murwoto S.Sos, M.Si beserta staf yang telah

membantu dan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di

lingkungan Rt. 003 Rw.011.

8. Seluruh staf UIN beserta jajarannya yang telah membantu penulis dalam

pembuatan surat dan pencaharian buku-buku untuk melengkapi karya ilmiah

ini.

9. Bagian perpustakaan utama UIN syarif hidayatullah serta perpustakaan

dakwah dan komunikasi yang telah membantu penulis dalam melengkapi

sumber-sumber buku dalam penulisan karya ilmiah ini.

10. Man fi qolbi al’aana…yang telah mengajarkan arti sebuah kesabaran,

tanggung jawab dan kedewasaan bagi penulis. Semoga Allah selalu

memberikan yang terbaik untuk kita, amin.

11. Shohiibii alhamiim…Harry, yang telah menjadi motivator bagi penulis dari

pertama kali penulis berada di bangku kuliah hingga selesai. Semoga Allah

Page 7: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

memberikan tempat yang paling indah buatmu di sisiNya, amin. I won’t never

forget our memories in my life forever…

12. Keluarga besar Bapak Bambang Mursidi yang telah memberikan tempat

tinggal bagi penulis sebagai rumah kedua selama penulisan skripsi ini.

13. Sepupuku mba Ninik, mas Wawan, Yanti, Tomo yang telah memberikan

motivasi, saran serta kritikan yang membangun kepada penulis. Thanks a lot

of my cousins....

14. Temanku Budi Setyaningsih, Iyut, adik-adikku Kevin, Vina, Mumut, Nto,

Duty yang telah memberikan tempat tinggal bagi penulis selama penulisan

skripsi ini. Thanks for your good room…that a comfortable room for me…

15. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan tempat berbagi

cerita serta pendapat selama ini. Ela, Epi, Umi, Ida, Ana, Lyna, Sofi, Aci, Ami

dan semua teman-teman seperjuanganku KPI A yang telah memberikan

warna-warni kehidupan bagi penulis. Always remember you friends…

Jakarta, 9 September 2008

Penulis

Page 8: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 (BAB III) Jumlah Penduduk Rt. 003 Rw. 011 ....................... 35

2. Tabel 2 Latar Belakang Pendidikan Penduduk Rt. 003 Rw. 011......... 36

3. Tabel 3 Pekerjaan Penduduk.............................................................. 37

4. Tabel 4 Agama ................................................................................. 38

5. Tabel 5 Jumlah Orang Tua ................................................................ 38

6. Tabel 6 Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 39

7. Tabel 7 Jumlah Anak Berdasarkan Usia............................................. 39

8. Tabel 1 (BAB IV) Data Keluarga A................................................... 41

9. Tabel 2 Data Keluarga B ................................................................... 44

10. Tabel 3 Data Keluarga C ................................................................... 47

11. Tabel 4 Data Keluarga D................................................................... 49

12. Tabel 5 Strategi Komunikasi Keluarga A........................................... 61

13. Tabel 6 Strategi Komunikasi Keluarga B........................................... 62

14. Tabel 7 Strategi Komunikasi Keluarga C........................................... 63 15. Tabel 8 Strategi Komunikasi Keluarga D........................................... 65

16. Tabel 9 Gaya Kognitif Keluarga A .................................................... 66 17. Tabel 10 Gaya Kognitif Keluarga B .................................................. 67

18. Tabel 11 Gaya Kognitif Keluarga C .................................................. 68 19. Tabel 12 Gaya Kognitif Keluarga D .................................................. 70

Page 9: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)

1. Gambar keintiman komunikasi keluarga A ....................................... 53

2. Grafik model komunikasi keluarga A ............................................... 54

3. Gambar keintiman komunikasi keluarga B ....................................... 55

4. Grafik model komunikasi keluarga B ............................................... 56

5. Gambar keintiman komunikasi keluarga C ....................................... 57

6. Grafik model komunikasi keluarga C ............................................... 58

7. Gambar keintiman komunikasi keluarga D ....................................... 59

8. Grafik model komunikasi keluarga D ............................................... 60

9. Grafik perkembangan hubungan keluarga A ..................................... 72

10. Grafik perkembangan hubungan keluarga B ..................................... 74

11. Grafik perkembangan hubungan keluarga C ..................................... 76

12. Grafik perkembangan hubungan keluarga D ..................................... 77

iv

Page 10: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 5

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ......................................... 5

D. Metode Penelitian ............................................................ 6

E. Sistematika Penulisan....................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

ORANG TUA DAN ANAK

A. Pengertian Komunikasi .................................................... 12

B. Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga........... 19

BAB III GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

A. Keadaan Geografis ........................................................... 35

B. Keadaan Demografis ........................................................ 35

1. Jumlah Penduduk............................................ 35

2. Latar Belakang Pendidikan ............................. 36

3. Pekerjaan ........................................................ 37

4. Agama ............................................................ 37

5. Jumlah Orang Tua .......................................... 38

6. Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin........ 39

7. Jumlah Anak Berdasarkan Usia ...................... 39

8. Sarana Perhubungan ....................................... 40

v

iii

Page 11: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB IV HASIL PENELITIAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN

ANAK

A. Data Kultural, Sosiologi, dan Psikologi Keluarga............. 41

B. Proses Komunikasi Non Antarpribadi ke Proses

Komunikasi Antarpribadi ................................................. 51

C. Pola Kontrol Komunikasi (PKK) dan Manajemen

Konflik Keluarga ............................................................. 60

D. Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Keluarga............. 65

E. Perkembangan Hubungan Komunikasi Keluarga.............. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 79

B. Saran-saran ...................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 82

LAMPIRAN

Page 12: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, memiliki

dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya

adalah komunikasi. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi,

opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan, kepada sesamanya

secara timbal balik sebagai penyampai maupun penerima. Melalui komunikasi

juga orang dapat mempengaruhi dan merubah sikap tingkah laku orang lain,

membentuk suatu konsensus. Karena komunikasi merupakan kebutuhan yang

mutlak bagi kehidupan manusia.

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun

kelompok. Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari komunikasi adalah

bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi

dalam pergaulan dan kehidupannya.1

Begitu juga dalam sebuah keluarga, komunikasi mempunyai peranan yang

sangat penting karena dengan komunikasi seorang suami dapat mencurahkan

kasih sayang, menumbuhkan sikap saling pengertian, begitupun sebaliknya bagi

istri dan anak. Tanpa komunikasi maka kebekuan, kemandegan dan bahkan

‘kematian’ proses kehidupan umat manusia tidak mungkin dapat dihindarkan.2

1H.A.W. Widjaja. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

cet. ke-4, h. 1. 2Kathleen Liwidjaja-Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf, Komunikasi Keluarga Kunci

Kebahagiaan Anda, (Indonesia Publishing House, 2003), cet. ke-3, h. 1.

Page 13: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Oleh karena itu dengan komunikasi semua anggota keluarga akan

mengetahui perasaan, sikap, sifat, keinginan atau tujuan setiap individu dan

menghasilkan rasa kasih sayang dalam keluarga. Dalam surat As-Syuuraa’ ayat 23

pun Allah swt befirman:

������� ���� ��������� ���

��������� ������ � ����� !

� �"#�☺�� % �&'��(#')*�� + ," -. /0!+"#�123%4 �567�#�� 9:;%4 <.(=

�>?� ��☺6�� @(� A@�B/9C=6�� + D�� %

:�(��E6=�� �F �GH�5 �J�KL M�5��

�FN��O ��2H�5 A ?P(= �� ⌦R�CS⌧U

UR�!+⌧ VWJX

“Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-

Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah ”Aku tidak meminta

kepadamu sesuatu apa pun atas seruanKu kecuali kasih sayang dalam

kekeluargaan” dan siapa yang mengerjakan kebaikan, akan kami tambahkan

baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Mensyukuri.”

Komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak adalah komunikasi

antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang

berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku komunikasinya,

yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut

persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, maka ini

merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.3

Menurut Djamarah percakapan dalam hubungan keluarga bukan hanya

sekedar pertukaran informasi. Melalui pembicaraan anak maupun orang tua dapat

menyatakan perasaan hati, memperjelas pikiran, menyampaikan ide dan juga

berhubungan dengan orang lain. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk

3 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok,

IKOM44337/3SKS/Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet. ke-1, h. 4.

Page 14: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

melakukan waktu belajar mengenal satu sama lain, melepaskan ketergantungan

serta menyampaikan pendapat.4

Peranan orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama nampaknya

makin terabaikan di masyarakat kita. Alasan kesibukan orang tua, baik karena

desakan ekonomi, profesi ataupun hobi sering menyebabkan kurang adanya

kedekatan antara orang tua dan anak. Kondisi demikian apabila tidak disadari

lama kelamaan akan menjadi penghalang terhadap kedekatan hubungan antara

orang tua dan anak-anaknya, yang berarti terganggulah hubungan saling pengaruh

diantara mereka. Sementara itu kita semua mengetahui bahwa hubungan yang

harmonis antara orang tua dan anak di dalam keluarga akan banyak berpengaruh

terhadap kehidupan anak selanjutnya.

Pada umumnya fungsi komunikasi itu untuk memberi dan menerima

informasi, memberi pendidikan, mempengaruhi dan menghibur.5 Begitu juga

komunikasi dalam keluarga, karena komunikasi dalam keluarga orang tua maupun

anak dapat menyatakan perasaan hati, memperjelas pikiran, menyampaikan ide

dan juga berhubungan dengan orang lain.

Pepatah lama mengatakan ”Siapa yang mananam maka akan menuai”. Jika

dikaitan dengan perkembangan anak, hal ini tidak terlepas dari peran komunikasi,

di mana komunikasi merupakan penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak,

pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling

mempengaruhi di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara

organisme.

4 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga

(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), (Jakarta: Rineka Cipta, , 2004), cet. ke-1, h. 4. 5 Roudhonah, Ilmu Komunikas, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), cet. ke-1, h. 52-53.

Page 15: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Tetapi jika kita lihat masalah kenakalan remaja, dan perkelahian antar

pelajar yang sering terjadi akhir-akhir ini pada umumnya salah satu faktor penting

penyebabnya adalah kurangnya atau tidak adanya keakraban antara orang tua dan

anak.6 Adanya anak dalam sebuah keluarga merupakan impian setiap pasangan

suami istri tetapi anak juga dapat menjadi ujian untuk menguji kedua orang

tuanya, sejauh mana mereka mampu membekali anak mereka dengan iman dan

amal. Dalam Al-Qur’an surat Al- Anfal ayat 28 Allah swt. berfiman :

� Y�☺�#[� % ���☺KL%4

/\C�!�� �6�%4 /\!]^'��%%4 % _F �`�O

<a%4 % �� SM���^b�� 9:;%4 de��C��

VWX

“Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai

cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Begitu pun juga yang terjadi pada masyarakat kelurahan Malaka Jaya

khususnya Rt 003 Rw 011. Rt. 003 adalah masyarakat yang mempunyai kepala

keluarga paling banyak dari 8 Rt yang berada di Rw 011. Menurut salah satu

warga yang telah bertempat tinggal di Rw 003 selama hampir 30 tahun lamanya

mengatakan bahwa “Dahulu Rt 003 adalah bagian dari Rt 21 mempunyai banyak

persoalan remaja, dari perampokan, pemakaian narkoba dan kenakalan remaja

seperti hamil di luar nikah. Tetapi 5 tahun belakangan ini masalah-masalah itu

berkurang, walaupun masih ada tetapi tidak banyak.”7 Untuk mengetahui faktor

apa yang menyebabkan terjadinya persoalan tersebut, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di kelurahan Malaka Jaya khususnya Rt 003 Rw 011

6 M. Enoch Markum, Anak, Keluarga Dan Masyarakat, (Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,

1991), cet.ke-3, h. 36. 7 Wawancara pribadi tanggal 19 Mei 2008.

Page 16: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

dengan judul “Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka

Jaya Jakarta Timur.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah :

1. Komunikasi orang tua dan anak yang dimaksud adalah komunikasi

antarpribadi (KAP) yang dilakukan oleh orang tua dengan anak sebagai

komunikator. Dalam penelitian ini komunikasi orang tua dan anak dilihat

dari proses komunikasi dari non KAP ke KAP, Pola Kontrol Komunikasi

(PKK) dan manajemen konflik, gaya kognitif dan kecakapan empatik

individu, eskalasi hubungan dan penetrasi sosial.

Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti

adalah bagaimana hubungan komunikasi orang tua dan anak di usia mahasiswa

dalam keluarga? Dengan rincian petanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses non KAP ke KAP empat keluarga di Rt 003/011

kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

2. Bagaimana PKK dan manajemen konflik empat keluarga di Rt 003/011

kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

3. Bagaimana gaya kognitif dan kecakapan empatik empat keluarga di Rt

003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

4. Bagaimana perkembangan hubungan komunikasi empat keluarga di Rt

003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Page 17: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

1. Mengetahui proses non KAP ke KAP yang terjadi pada empat keluarga di Rt

003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur.

2. Mengetahui PKK dan manajemen konflik yang ada pada empat keluarga di

Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur.

3. Mengetahui gaya kognitif dan kecakapan empatik yang ada pada empat

keluarga di Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur.

4. Mengetahui perkembangan hubungan komunikasi yang terjadi pada empat

keluarga di Rt 003/011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan baru tentang cara berkomunikasi dan menjalin

hubungan antarpribadi yang baik antara orang tua dan anak.

2. Dapat menjadi acuan bagi para pembaca pada umumnya dan peneliti pada

khususnya untuk menjadi komunikator dan komunikan yang baik dalam

sebuah komunikasi keluarga. Serta bisa menjadi bahan referensi tambahan

dalam penelitian selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu menggambarkan

sesuatu sesuai dengan fenomena yang ada. Adapun penelitian kualitatif ini terdiri

dari beberapa cara, yaitu:

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Rt. 003 Rw. 011

Kelurahan Malaka Jaya Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13460.

2. Subjek Dan Objek Penelitian

Page 18: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah 4 (empat)

keluarga yang mempunyai tipe keluarga yang berbeda-beda, yang terdiri dari

4 (empat) orang tua dan 4 (empat) orang anak. Orang tua yang dimaksud

adalah orang tua kandung dan anak yang dimaksud adalah anak yang

berumur 18 sampai 25 tahun yang berlatar belakang pendidikan mahasiswa

atau mahasiswi. Keluarga pertama atau A kategori ekonomi atas

yaituanggota masyarakat yang mampu menempatkan dominansinya pada

masyarakat yang lainnya dimana dengan menguasai nilai-nilai yang ada

pada masyarakat tertentu yang dapat berupa : kekuasaan, kekayaan,

kehormatan, pengetahuan dan lain-lain8. Keluarga kedua atau B kategori

ekonomi menengah yaitu keluarga yang yang dapat mencukupi sesuai

kebutuhan keluarganya. Keluarga ketiga atau C kategori ekonomi rendah

yaitu keluarga yang mempunyai beberapa ciri diantaranya dalam sehari

makan < 3x, penghasilan tidak tetap, tidak mempunyai sawah atau tegalan,

rumah sederhana dari gedeg (bilik bambu) ukuran 6 x 4 meter persegi dan

berlantai tanah, berpenghasilan dibawah Rp. 122.000,- ( sekitar 13 dolar)

perbulannya9. Keluarga keempat atau D kategori ekonomi menengah.

3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan

mengadakan penelitian lapangan (field research). Untuk mendapatkan

8 http://halilintarblog.blogspot.com/2008/10/kekuasaan-elit.html. 29-10-08

9 http://www.ekonomirakyat.org/edisi_11/artikel_5.htm. 29-10-08

Page 19: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

data yang diinginkan maka peneliti menggunakan beberapa instrument,

yaitu:

1) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki.10 Observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan, yaitu peneliti

langsung mengamati cara berkomunikasi orang tua dan anak, serta

untuk menemukan tipe kondisi keluarga yang akan menjadi subjek

penelitian di Rt 003 Rw 011 kelurahan Malaka Jaya. Peneliti

melakukan observasi selama kurang lebih 6 bulan.

2) Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh 2 belah pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.11 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

wawancara mendalam, dengan maksud untuk mengetahui

hubungan antara orang tua dan anak secara menyeluruh kepada

empat tipe keluarga yang berbeda mengenai cara berkomunikasi

antara orang tua dengan anaknya.

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak menggunakan perantara)

yang didapat dengan cara melakukan survey.

10

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remadja Rosdakarya,

2002), cet. ke-4, h. 181. 11

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remadja Rosdakarya,

2002), cet. ke-6, h. 135.

Page 20: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

b. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara, berupa data

eksternal.

4. Analisis Deskriptif

Metode deskriptif pada hakekatnya mengumpulkan data secara univariat.

Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat

(central tendency) atau ukuran sebaran (dispersion). Penelitian deskriptif

ditujukan : (a) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan

gejala yang ada; (b) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan

praktek-praktek yang berlaku; (c) membuat perbandingan atau evaluasi; (d)

menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang datang.12

5. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang telah peneliti baca, hanya ada dua skripsi yang

membahas tentang komunikasi antarpribadi yang dilihat dari beberapa tingkatan

yaitu tingkat kultural, sosiologis dan psikologis dengan judul “Pola Komunikasi

Dokter Terhadap Pasien dalam Proses Penyembuhan di Klinik Yasmin Medika

Ciputat” yang ditulis oleh Bani Sadr tahun 2007.

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini, peneliti berpedoman pada buku CeQDA

yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah yang berjudul “Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi).”

12

Jalaluddin Rakhmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remadja

Rosdakarya, 2004), cet. ke-11, h. 25.

Page 21: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

buku panduan yang disebutkan di atas, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah

yang akan diteliti, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek

penelitian, tahapan penelitian, analisis deskriptif, teknik penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teoritis

Bab kedua ini akan menjelaskan mengenai pengertian komunikasi,

unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, perbedaaan

komunikasi antarpribadi dan non komunikasi antarpribadi, Pola

Kontrol Komunikasi (PKK) dan strategi komunikasi antarpribadi, gaya

kognitif dan kecakapan empatik individu, eskalasi hubungan dan

penetrasi sosial dalam komunikasi antarpribadi dan pengertian anak

serta ciri-ciri masa usia mahasiswa.

Bab III Gambaran umum masyarakat.

Bab ketiga ini akan menjelaskan tentang keadaan goegrafis daerah,

keadaan demografis masyarakat, pekerjaan masyarakat, keadaan orang

tua, keadaan anak dan sarana umum yang ada di daerah tersebut.

Bab IV Analisis Data.

Bab keempat akan menjelaskan tentang analisis data kultural,

sosiologis dan psikologis masing-masing keluarga, proses komunikasi

Page 22: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

orang tua dan anak dari non KAP ke KAP empat tipe keluarga, Pola

Kontrol Komunikasi (PKK) dan manajemen konflik empat tipe

keluarga, gaya kognitif dan kecakapan empatik empat tipe keluarga,

eskalasi hubungan dan penetrasi sosial empat tipe keluarga.

Bab V Kesimpulan.

Bab kelima menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran.

Page 23: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB II

TINJUAN TEORITIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA

DAN ANAK

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis atau menurut asal katanya, berasal dari

bahasa Latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.

Perkataan communis diartikan “sama”, dalam arti kata sama makna, yaitu sama

makna mengenai suatu hal.13

Menurut Wiryanto communicatio yang berarti pemberitahuan atau

penukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama,

maka komunikasi mengandung makna bersama-sama (common).14

Dani Vardiansyah dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan

Taksonomi Konseptual mengatakan bahwa komunikasi berasal dari kata

communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan

antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang

artinya berbagi. Dalam hal ini yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui

pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris,

communicate, yang berarti:

a. Untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi.

b. Untuk membuat tahu.

c. Untuk membuat sama.

13

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

cet. ke-6, h. 3. 14

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

2004), cet. ke-1, h. 5.

Page 24: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

d. Untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.

Sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti :

a) Pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi.

b) Proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol

yang sama.

c) Seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan.

d) Ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.15

Menurut Sendjaja dalam bukunya Pengantar Komunikasi, komunikasi

berasal dari kata communicatus yang berarti “berbagi” atau menjadi “milik

bersama.”16

Dan komunikasi menurut Dedy Mulyana yang ditulis pada buku Ilmu

Komunikasi Suatu Pengantar berarti sama, communico, communication, atau

communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama

adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama.17

Komunikasi secara terminologis berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.18

15

Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi Konseptual,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), cet. ke-1, h. 3. 16

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), cet.

ke-1, h. 7. 17

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002), cet. ke-4, h. 41. 18

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, h. 4.

Page 25: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia komunikasi adalah “pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami.19

Dalam Kamus Komunikasi Onong menyebutkan bahwa komunikasi adalah

proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan

pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan

sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara

tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap,

pandangan atau perilaku.20

Komunikasi menurut Gunadi adalah proses kegiatan manusia yang

diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-

bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang

lain.21

Astrid mengatakan dalam bukunya Komunikasi Dalam Teori dan Praktek

Komunikasi merupakan kegiatan pengoperan lambang-lambang tersebut terikat

pada unsur-unsur kebudayaan, tingkat pendidikan dan pengalaman orang.22

Dalam Webster’s New Coolegiate Dictionary edisi tahun 1977, yang dikutip

oleh Sendjaja komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara

individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.23

19

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005) edisi ke-3, cet. ke-3, h. 585. 20

Onong Uchajan Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), cet. ke-1,

h. 60. 21

Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

1998), cet. ke-1, h. 69. 22 Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Bina Cipta, 1980), cet.

ke-3. h. 2. 23 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, h. 7.

Page 26: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Eduard Depari mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian

gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang

mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan (source, communicator,

sender) ditujukan pada penerima pesan (reciever, communicator, atau audience)

dengan maksud mencapai kebersamaan (commonnees).24

Menurut Harold D. Laswell, sebagaimana dikutip oleh Sendjaja cara yang

baik menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaaan berikut:

who says what in which channel to whom with what effect? (siapa mengatakan apa

dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?).25

Menurut Raymond S. Ross (1983:8) yang dikutip oleh Wiryanto

mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan

mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar

membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang

dimaksudkan oleh sang komunikator. Shannon dan Weaver (1949) mengatakan

bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi

satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk

komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan

teknologi.26

Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu

maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak. Komunikasi

adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi

dalam pergaulan dan kehidupannya.27

24

H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:Bumi Aksara, 2002),

cet. ke-4, h. 2. 25

Ibid., h. 7. 26

Wiryanto, Pengantar Komunikasi, h.6-7. 27 Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 1.

Page 27: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Brent D. Ruben (1988) mendefinisikan komunikasi manusia yang lebih

komprehensif adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya,

dalam keluarganya, dalam organisasinya dan dalam masyarakat menciptakan,

mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya

dan orang lain.28

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari

kata communicatio yang berarti suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang

diartikan sama. Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain sehingga pesan yang

disampaikan dapat dipahami.

1. Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur yang merupakan syarat, unsur-

unsur tersebut: komunikator, pesan, komunikan, media, efek.29

1. Komunikator : Dapat berupa individu yang sedang berbicara atau

menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi

seperti: surat kabar, radio, televisi.

2. Komunikan : Manusia berakal budi, kepada siapa pesan

komunikator ditujukan. 30

Orang atau kelompok atau

khalayak yang menerima pesan komunikasi atau yang

menjadi sasaran komunikasi itu sendiri.31

28 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara,2001), cet. ke-4, h. 3. 29

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, h. 6. 30

Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi Konseptual,

h. 19-21. 31

Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

1998), cet. ke-1, h.70.

Page 28: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

3. Pesan : Suatu gagasan atau ide, informasi, pengalaman, yang

dituangkan dalam lambang untuk disebarkan kepada

pihak lain.32

4. Media : Alat yang digunakan untuk berkomunikasi agar hasil

komunikasi dapat mencapai sasaran yang lebih

banyak dan luas. Media ini ada yang bersifat nirmasa,

yaitu: telepon, handphone dan lainnya. Ada juga yang

bersifat media massa, yaitu: televisi, radio, koran

(pers), film dan internet.33

5. Efek : Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Perubahan yang terjadi di pihak komunikan sebagai

akibat dari diterimanya pesan melalui komunikasi.ada

tiga efek komunikasi yaitu: visual, voice dan word.

Dan paling berpengaruh adalah visual yaitu berupa

bahasa tubuh dan simbol.34 Efek komunikasi juga bisa

bersifat kognitif yang meliputi pengetahuan, bisa juga

bersifat afektif yang meliputi perasaan emosi, atau

bisa juga bersifat behavioral yang merupakan

tindakan.35

2. Bentuk-Bentuk Komunikasi

Ada 4 bentuk komunikasi, yaitu:36

32

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), cet. ke-1, h.45. 33

Ibid, h.46 34

Kris Cole, Hari Wahyudi, Komunikasi Sebening Kristal: Meraih Sukses Melalui

Keterampilan Memahami (trjmh), ( Jakarta: Quantum, 2005), cet. ke-1, h. 79. 35

Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, h. 5. 36

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja

Rosdakarya, 2001),h.7

Page 29: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

1. Komunikasi intrapersonal menurut Sasa Djuarsa adalah proses

komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang jadi pusat

perhatian adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi

yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.37

2. Komunikasi antarpersona adalah komunikasi yang berlangsung antara

dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.

Komunikasi ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to

face), bisa juga melalui sebuah medium telepon.38

3. Komunikasi kelompok menurut Michael Burgoon dan Michael

Ruffner yang dikutip oleh Sasa Djuarsa adalah interaksi tatap muka

dari tiga atau lebih indivdu guna memperoleh maksud atau tujuan yang

dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau

pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan

karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.39

4. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Menurut

Severin dan Tankard, Jr. komunikasi massa adalah keterampilan, seni

dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito komunikasi massa itu

ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan

dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa

mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat

komponennya.40

37

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), cet. ke-9,

h. 125. 38

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1981), h. 48. 39

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori komunikasi, h. 33. 40 Onong Uchjana, Dimensi-Dimensi Komunikasi, h. 21.

Page 30: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

B. Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga

Dari keempat bentuk komunikasi yang telah disebutkan di atas, komunikasi

orang tua dan anak termasuk dalam komunikasi antarpribadi. Komunikasi

antarpribadi dalam definisi ini merupakan proses pengiriman dan penerimaan

pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan berbagai

efek dan umpan balik (feed back). Dalam definisi ini setiap komponen harus

dipandang dan dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegritas dalam tindakan

komunikasi antarpersonal.

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari. Jika boleh dibandingkan, komunikasi sama pentingnya dengan udara

untuk kita bernafas. Ketika lahir, manusia bukan saja membutuhkan pertukaran

udara demi kelangsungan hidupnya, tetapi juga melakukan pertukaran pesan-

pesan dengan lingkungannya, terutama dengan orang tuanya yang berlangsung

secara tetap. Hal ini dapat kita lihat pada saat bayi itu lapar, buang air kecil, sakit

dan sebagainya.

Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukkan atau

pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh

dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat,

bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan

sebagianya.

Orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab

pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada

di tengah-tengah ayah dan ibunya.41

41

Elizabeth B. Harlock, Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan ), (Jakarta: Erlangga, 1999), edisi ke 5.

Page 31: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua adalah ayah – ibu kandung,

yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dsb), orang-orang yang dihormati

(disegani) di kampung.42 Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

orang tua kandung.

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah manusia yang masih

kecil.43

Dalam penelitian ini, anak yang menjadi subjek adalah anak yang berusia

18-25 tahun. Anak dengan usia 18-25 tahun dapat digolongkan pada masa remaja

akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya dan mereka juga termasuk

dalam masa usia mahasiswa. Karena jika dilihat dari segi perkembangan, tugas

perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.

Dengan kata lain, pemantapan itu dimaksudkan pengujian lebih lanjut tentang

pendirian hidup serta penyiapan diri dengan keterampilan dan kemampuan yang

diperlukan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya.44

Ciri-ciri masa usia mahasiswa yaitu:45

1. Kelompok-kelompok sosial dibentuk berdasarkan atas sistem nilai-

nilai tertentu

2. Adanya perubahan sikap dari individu yang idealistis ke sikap

individu yang realistis.

3. Individu berada dalam vitalitas optimum.

Perkembangan telah berada pada taraf operasional formal, sehingga

kemampuan nalarnya tinggi.

42

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 802. 43

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 41. 44

Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005),

cet. ke-1, h. 45. 45 Ibid., h. 46-47.

Page 32: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan

manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam

hubungan interaksi dengan kelompoknya.46 Komunikasi yang berlangsung dalam

keluarga bernilai pendidikan. Karena didalamnya anak diajarkan sejumlah norma-

norma, mulai dari norma agama norma akhlak, norma sosial dan sebagainya.

Komunikasi dalam keluarga memegang peranan penting, maka hal ini tidak

boleh dianggap sederhana, seperti yang telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat

At-Taghabun ayat 14 yang berbunyi:

�FNg^%hK'�� gi���� � Y����� !

<a(= :D�� /\!+�;� %6j%4

/\Ck�^'��%%4 % ⌧%^�� /\C��

/\"l%mR⌧7����O A P(= % � �CS"�

� ��⌧S2*� % � %�9�S62� % oa(p�O

�� ⌦R�CS⌧U e7�5qR VrX

”Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-

anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap

mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni

(mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Menurut Djamarah percakapan dalam hubungan keluarga bukan hanya

sekedar pertukaran informasi. Melalui pembicaraan anak maupun orang tua dapat

menyatakan perasaan hati, memperjelas pikiran, menyampaikan ide dan juga

berhubungan dengan orang lain. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk

melakukan waktu belajar mengenal satu sama lain, melepaskan ketergantungan

serta menyampaikan pendapat.47

1. Perbedaan Komunikasi Antarpribadi dan Non Komunikasi

Antarpribadi

46

W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2004), cet.ke-1, h. 195. 47

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga

(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), (Jakarta: Rineka Cipta, , 2004), cet.ke-1, h. 4.

Page 33: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Komunikasi antarpribadi merupakan satu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh

Devito yang dikutip oleh Alo Liliweri dalam buku Komunikasi Antar Pribadi,

bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari

seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan

umpan balik yang langsung.48

Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang

berkomunikasi akan membuat prediksi tentang efek atau perilaku komunikasinya,

yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut

persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan atau positif, maka ini

merupakan suatu pertanda bagi komunikator bahwa komunikasinya berhasil.49

Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah

sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa

percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada

saat komunikasi dilancarkan. Komunikator, mengetahui pasti apakah komunikasi

itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi

kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Komunikasi non-antarpribadi yaitu seseorang yang melakukan prediksinya

hanya atas dasar data kultural dan sosiologis. Pada tingkat ini, dalam melakukan

prediksi komunikator melakukan generalisasi rangsangan, yakni mencari

kesamaan di antara para pelaku komunikasi lainnya.50

48

Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, ( Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991), h. 12. 49

M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok,

IKOM44337/3SKS/Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet. ke-1, h. 4. 50 Ibid, h. 18.

Page 34: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Setiap berkomunikasi dengan orang lain, kita melakukan proses prediktif.

Setiap kali berinteraksi dengan orang lain timbul pertanyaan-pertanyaan:

Bagaimana sifat orang yang saya ajak bicara? Apakah ia dapat dipercaya? Apa dia

menyukai saya? Bagaimana agar dia menyukai saya? Dan sebagainya. Mungkin

pada saat memulai berinteraksi, kita menyadari bahwa prediksi kita sebelum

salah. Untuk efektifnya komunikasi kita harus membuat prediksi baru dan

membuat strategi komunikasi baru yang sesuai dengan prediksi tersebut.

Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinbreg (1975) seperti yang dikutip

oleh Budyatna dan Nina Mutmainah dalam buku Komunikasi Antarpribadi,

bahwa ada tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: 51

1. Tingkat Kultural

Pada analisis tingkat kultural, guna mencapai efek yang diharapkan,

komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan

memahami kultur, terutama yang bersifat imaterial dari pihak yang diajak

berkomunikasi. Dengan mengenal atau menguasai kultur yang imaterial ini,

seperti bahasa dan adat istiadat, paling tidak kita mampu untuk

berkomunikasi dengan pihak lain.

2. Tingkat Sosiologis

Apabila komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan

terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan

dalam kelompok sosial tertentu, maka dapat dikatakan bahwa komunikator

melakukan prediksi pada tingkat sosiologis. Pada tingkat ini, prediksi atau

51 Ibid, h. 6-10

Page 35: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

prakira yang dilakukan komunikator terhadap reaksi komunikan dapat

dilihat dari segi keanggotaan dari kelompok tempat komunikan berada.

3. Tingkat Psikologis

Apabila prediksi atau prakira yang dibuat komunikator terhadap reaksi

komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas analisis

pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan

bahwa komunikator melakukan prediksi pada tingkat psikologis. Prediksi

pada tingkat psikologis ini memerlukan analisis yang cermat dan hati-hati

mengenai perilaku orang lain yang pernah melakukan kontak dengan kita

sebelumnya.

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa manusia, di dalam berinteraksi antara

satu dan lainnya tentu akan menggunakan suatu alat atau cara untuk

menyampaikan sesuatu hal yang kiranya akan berguna atau bermanfaat bagi

kedua belah pihak atau kelompok tertentu di dalam berkomunikasi. Oleh karena

itu peran komunikasi di dalam menyampaikan sesuatu pesan yang bermanfaat

sangat diutamakan bagi hidup dan kehidupan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi

adalah komunikasi yang terjadi secara terus menerus, antara komunikator dan

komunikan saling mengetahui tingkat kultural, sosiologis dan psikologis masing-

masing. Dan komunikasi non antarpribadi antara komunikator dan komunikan

hanya saling mengetahui tingkat kultural dan tingkat sosiologis. Dapat dikatakan

juga semakin besar para pelaku komunikasi salin mengenal secara individu satu

sama lain, maka komunikasi makin bersifat pribadi. Sebaliknya semakin kecil

tingkat pengetahuan individu satu sama lain, maka komunikasi menjadi makin

Page 36: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

impersonal.52

Dalam berkomunikasi setiap pelaku komunikasi selalu

menggunakan model komunikasi. Ada beberapa model komunikasi yang

cenderung banyak dilakukan oleh manusia, yaitu: pasif yaitu antara komunikator

dan komunikan keduanya saling menutup diri, agresif-pasif yaitu komunikator

lebih terbuka dibandingkan komunikan, pasif-agresif yaitu komunikan lebih

membuka diri dibandingkan komunikator dan luwes yaitu kedua belah pihak

(antara komunikator dan komunikan) saling membuka diri.53

2. Pola Kontrol Komunikasi (PKK) dan Manajemen Konflik

Komunikasi dapat dikatakan berhasil jika apa yang diperoleh komunikator,

paling tidak sebagian, sesuai dengan harapan atau keinginannya semula. Dan

semua itu dapat diperoleh dengan melakukan pengendalian lingkungan. Dalam

usaha pengendalian lingkungan, setiap individu memiliki dan menggunakan cara,

strategi atau teknik yang berbeda-beda. Perbedaan ini menunjukkan karakter khas

individu yang membedakannya dengan individu lainnya. Konsep pengendalian

atau kontrol lingkungan dalam berkomunikasi merupakan konsep penting dalam

berkomunikasi antarpribadi. Karena keberhasilan atau efektif tidaknya

komunikasi tergantung pada individu yang melakukan kontrol tersebut. Unsur-

unsur dalam PKK ini dibagi menjadi 2 yaitu yang tetap dan tidak tetap. Unsur-

unsur yang tetap yaitu:54

1. Semua orang cenderung menghendaki respon yang menyenangkan dari

orang lain.

2. Para komunikator saling bergantung sama lain untuk mendapatkan respons.

52

M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 12. 53

Darlexne Powell Hopson dan Derek S. Hopson, Menuju Keluarga Kompak, 8 Prinsip

Praktis Menjadi Orang Tua Yang Sukses, (Bandung: Mizan Media Utama, 2002), cet. ke-1, h. 86. 54 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 79.

Page 37: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

3. Prosedur kendali untuk mendapatkan respon yang diinginkan harus

dipelajari dan perolehannya bergantung pada keberhasilan kita untuk

mendapatkan respon yang kita inginkan.

Adapun unsur-unsur yang tidak tetap yaitu:

1. Prosedur kendali yang spesifik mendapat imbalan.

2. Tipe-tipe manusia dihubungkan dengan perilaku-perilaku mendapatkan

imbalan.

3. Situasi yang memerlukan perilaku dan imbalan tertentu.

Karena itu menurut Budyatna dan Nina Mutmainah dalam bukunya

Komunikasi Antarpribadi, untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari

komunikator lainnya sebagai teman dalam transaksional komunikasi maka sebagai

komunikator pertama harus mengerti strategi-strategi kendali komunikasi yang

utama antara lain yaitu55:

1) Startegi Wortel Berayun

Yaitu strategi yang digunakan untuk dapat menambah probabilitas untuk

mendapatkan respons yang diinginkan apabila kita mampu untuk

memberikan imbalan kepada seseorang supaya ia memberikan respons

yang diinginkan. Dan penambahan probabilitas respons yang diinginkan

dengan asumsi komunikator akan mengulangi perilaku yang sama dengan

perilaku yang mendapatkan imbalan. Contohnya hadiah, pujian dan

ucapan.

55 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 87-96.

Page 38: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

2) Strategi Pedang Tergantung

Yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi probabilitas respons

yang tidak diinginkan. Maksud dari strategi ini adalah seorang

komunikator bisa menghukum pihak lainnya supaya orang tersebut

mengurangi atau membatasi perilaku yang tidak disenangi si penghukum.

Contohnya ancaman.

3) Strategi Katalisator

Yaitu strategi yang digunakan hanya untuk mengingatkan pihak yang satu

atau orang yang mendengarkan dengan harapan orang itu mau menuruti

apa yang dikatakannya. Strategi ini dimaksudkan untuk menjadikan

individu berbuat berdasarkan kesadarannya sendiri tanpa harus diberi

imbalan atau hukuman. Komunikator harus membuat pihak yang

bersangkutan dengan rangkaian pesan-pesan untuk merangsang suatu

proses, namun tindakan selanjutnya sepenuhnya ditentukan oleh yang

bersangkutan. Contohnya nasihat.

4) Strategi Kembar Siam

Yaitu strategi ini hanya bisa diterapkan pada hubungan yang telah terbina,

dalam arti kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain. Strategi ini

berlaku kedua komunikator memiliki kurang lebih jumlah kendali yang

sama.

5) Strategi Dunia Peri

Yaitu strategi yang mengharapkan respon yang dihasilkan sesuai dengan

keinginannya, walaupun pada kenyataannya itu hanya khayalan. Khayalan

semacam ini memberikan semacam hiburan dari rasa cemas, tetapi sedikit

Page 39: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

sekali dasar realitasnya dan tidak dapat dianggap sebagai pengganti dari

suatu strategi kendali. Komunikator yang menggunakan strategi ini sulit

menerima keterbatasan kemampuannya untuk mendapatkan respons yang

diinginkan. Contohnya selalu menganggap baik semua orang. Cara yang

digunakan strategi ini ialah

a. Mengabaikan respons yang tidak diinginkan.

b. Memutarbalikkan respons yang tidak diinginkan dengan memberikan

penafsiran positif.

Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara vertikal maupun

horizontal. Dari dua jenis komunikasi ini berlangsung secara silih berganti

komunikasi antara suami dan isteri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak,

komunikasi antara ibu dan anak, komunikasi antara anak dan anak. Tetapi pada

umumnya komunikasi dalam sebuah keluarga bersifat searah dan instruktif.56

Yang mana orang tua sebagai seorang komunikator sangat berperan aktif dalam

berkomunikasi, sedangkan anak sebagai komunikan hanya duduk mendengarkan

dan ”mengiyakan” apa yang dikatakan mereka tanpa tahu efek apa yang akan

terjadi setelah berlangsungnya komunikasi.

Tetapi dalam komunikasi antarpribadi baik orang tua maupun anak

merupakan komunikator, karena komunikasi yang terjadi di antara orang tua dan

anak adalah bersifat intensional, transaksional dan prosesual. Dimana kedua belah

pihak menginginkan respon yang dihasilkan sesuai dengan keinginan atau

perkiraan masing-masing.

56

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga

(Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), h. 76.

Page 40: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Banyak orang tua yang tidak mengerti anaknya dan banyak juga anak yang

tidak mengerti orang tuanya. Akibatnya hubungan orang tua-anak menjadi

renggang dan muncul konflik-konflik.57 Konflik ini timbul dikarenakan respon

yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan kedua belah pihak konflik. Konflik

antar pribadi berarti pertentangan atau perselisihan di antara individu-individu

yang saling berhubungan.58

Dan setiap individu juga mempunyai cara sendiri

untuk menyelesaikan konflik tersebut. Budyatna dan Mutmainah menyatakan

bahwa terdapat berbagai macam cara penyelesaian konflik secara logis dan

rasional berkisar dari yang tidak resmi sampai debat yang formal dan polanya

tidak selalu identik dan tidak jelas. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang

kompleks, yakni:

1. Sejumlah referensi yang berbeda-beda yang dimiliki komunikator untuk

menyelesaikan konflik.

2. Ada orang yang beranggapan bahwa semua situasi konflik adalah sama, dan

respons yang diberikan bagi setiap penyelesaian konflik juga sama.

3. Ada pula orang yang menganggap situasi konflik tidak sama antara yang

satu dan yang lainnya dan setiap situasi konflik memerlukan strategi kendali

yang berbeda pula.

4. Ada individu yang beranggapan bahwa semua orang adalah sama dan akan

memberikan reaksi yang sama pula terhadap strategi kendali yang sama.

5. Sedangkan individu lainnya beranggapan bahwa semua orang tidak sama

dan masing-masing akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap

strategi kendali yang berbeda.

57

Sintha Ratnawati, Keluarga, Kunci Sukses Anak, Kumpulan Artikel Kompas, (Jakarta :

PT. Kompas Media Nusantara, 2000), cet. ke-1, h. 6-7. 58 Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 182.

Page 41: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

4. Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Individu

Setiap individu memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi. Cara tersebut

dapat mempengaruhinya dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang

lain. Ada orang yang berpikiran sempit, kaku dan simplistis. Sementara ada pula

orang yang berpikiran terbuka dan mampu melihat perbedaan-perbedaan yang ada

di antara para pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri dengannya. Atau dapat

disebut juga dengan gaya kognitif. Gaya kognitif adalah cara-cara yang khas di

mana individu membangun atau membentuk keyakinan dan sikapnya tentang

dunia sekitarnya dan cara-cara ia memproses dan memberikan reaksi terhadap

informasi yang masuk atau diterima.59

Begitu juga orang tua dan anak yang mempunyai gaya kognitifnya masing-

masing. Gaya kognitif itu diantaranya:60

a. Gaya kognitif tertutup adalah orang yang berpikiran sempit, kaku, dan

simplistis. Gaya kognitif tertutup dibagi menjadi 2 yaitu: otoriter dan

dogmatis. Karakteristik gaya kognitif tertutup:

1. Menilai pesan berdasarkan motif-motif pribadi.

2. Berpikir simplistis, artinya berpikir hitam-putih (tanpa nuansa).

3. Bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi pesan.

4. Mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya

sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain.

5. Secara kaku mempertahankan dan memegang teguh sistem

kepercayaannya.

59

Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 102-108. 60

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remadja Rosdakarya, 2005),

cet. Ke-23, h. 136

Page 42: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

6. Menolak, mengabaikan, mendistorsi dan menolak pesan yang tidak

konsisten dengan sistem kepercayaannya.

b. Gaya kognitif terbuka yaitu: orang yang mampu melihat perbedaan-

perbedaan yang ada di antara para pelaku komunikasi dan menyesuaikan diri

dengannya. Karakteristiknya yaitu:

1. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan

logika.

2. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dan lain-lain.

3. Berorientasi pada isi.

4.Mencari informasi dari berbagai sumber.

5.Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya.

6.Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian

kepercayaannya.61

Agar menuju hubungan komunikasi antarpribadi yang berhasil komunikator

harus mengembangkan kemampuan empatinya. Karena empati merupakan salah

satu konsep terpenting dalam bidang komunikasi antarpribadi.62

Menurut L. Katz, dalam bukunya Empathy mengatakan bahwa apabila kita

mengalami suatu empati, maka kita merasakan seolah-olah apa yang dirasakan

orang lain menjadi perasaan kita juga. Jadi kegembiraan seseorang seolah-olah

menjadi kegembiraan kita juga dan kesedihan seseorang seolah-olah menjadi

kesedihan kita juga. Menurut Katz, empati adalah menempatkan posisi orang lain

ke dalam diri kita.63

61

Ibid., h.136. 62

Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 101. 63 Ibid., h. 114.

Page 43: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Secara transaksional, empati meliputi dua tahap utama yaitu:64

1. Pengempatian yang prospektif harus mampu membedakan secara tepat

bahwa cara-cara bermotivasi dan bersikap setiap individu akan berbeda

dengan individu lainnya.

2. Pembedaan secara tepat harus diikuti oleh perilaku yang diinginkan atau

bermanfaat bagi mereka yang menjadi objek dari suatu rediksi.

5. Eskalasi Hubungan dan Penetrasi Sosial dalam Komunikasi

Antarpribadi

Setiap orang yang menjalin hubungan menginginkan hubungan itu dapat

berjalan dengan baik. Ketika proses hubungan komunikasi antarpribadi

berkembang, ada kemungkinan terjadi eskalasi dan de-eskalasi. Eskalasi adalah

suatu bentuk yang bisa meningkatkan secara cepat kualitas hubungan komunikasi

antarpribadi.65 Istilah eskalasi menjabarkan proses pengembangan hubungan yang

tidak saja menunjukkan suatu hubungan berkembang atau mengalami kemajuan

secara berkesinambungan atau mantap tetapi pada waktu-waktu tertentu pada

hubungan tersebut terjadi lompatan ke depan atau ke atas.

De-eskalasi adalah penurunan secara mendadak di dalam keuntungan atau

adanya penemuan sumber baru yang lebih menguntungkan dari suatu hubungan.66

Penetrasi sosial adalah proses meningkatnya keintiman dalam suatu

hubungan. Menurut Miller dan Steinberg seperti yang dikutip oleh M. Budyatna

dan Nina Mutmainah dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi, mengemukakan

bahwa semakin komunikator mengenal satu sama lain, maka komunikasi makin

bersifat antarpribadi (interpersonal). Sebaliknya, makin sedikit tingkat

64

Ibid., h. 117. 65

Ibid, h. 127. 66 Ibid, h. 146.

Page 44: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

pengetahuan partisipan satu sama lain, maka komunikasi makin bersifat

impersonal. Dikatakan bahwa keintiman pertisipan meningkat ketika komunikasi

beralih dari mulai kultural, sosiologis dan kemudian psikologis. Proses

bergeraknya komunikasi dari tingkat kultural ke psikologis inilah yang dikenal

sebagai penetrasi sosial.67 Altman dan Taylor berpendapat bahwa penetrasi sosial

mengacu pada:

1. Perilaku pribadi yang terjadi pada interaksi sosial, dan

2. Proses-proses subjektif yang internal yang mendahului, mendampingi, dan

mengikuti suatu pertukaran sosial.

Menurut Altman dan Taylor dalam buku Komunikasi Antarpribadi,

dikatakan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan

hubungan antarpribadi. Sejumlah faktor itu dapat dikelompokkan dalam tiga

faktor utama:

a. Karakteristik personal dan partisipan. Misalnya: kebutuhan, sifat,

kepribadian dan motivasi.

b. Hasil dari pertukaran. Bila seorang menyukai orang lain atau merasa akan

mendapatkan keuntungan dari suatu hubungan (pertukaran) maka warna

hubungan tersebut akan berbeda jika tidak merasa puas dengan partisipan

lainnya atau merasa tidak memperoleh keuntungan dari suatu hubungan.

c. Konteks situasional. Konteks lingkungan dan situasi yang melatarbelakangi

suatu hubungan mempengaruhi bagaimana suatu hubungan berkembang.

Altman dan taylor juga berpendapat bahwa ada empat tahap perkembangan

suatu hubungan, yaitu:68

67

Ibid., h. 208. 68 Ibid., h. 210.

Page 45: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

1. Orientasi : berisi komunikasi yang impersonal, pada saat itu seseorang hanya

mengemukakan informasi yang sangat umum tentang dirinya. Bila tahap ini

menguntungkan oleh partisipan, mereka akan bergerak ke tahap selanjutnya.

2. Menuju pertukaran afektif : mulai bergerak ke tahap yang lebih dalam untuk

menyikapi topik-topik tertentu yang terpilih.

3. Pertukaran afektif : memusatkan perasaan pada tingkat yang lebih dalam.

Tahap ketiga ini tidak akan dilalui individu hingga ia menerima imbalan

yang substansial pada tahap-tahap sebelumnya.

4. Pertukaran stabil (tetap) : ditandai oleh derajat keintiman yang tinggi, para

partisipan berhak untuk memprediksi perilaku mitranya dan memberikan

respon.

Page 46: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB III

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

Untuk mengetahui keadaan masyarakat Rt 003 Rw 011 dari segi geogafis

dan demografis sebagai subjek penelitian, peneliti menggambarkan keadaan

masyarakat Rt 003 secara lengkap sebagai berikut:

A. Keadaan Geografis

Secara geografis Rt 003 merupakan bagian dari 8 Rt yang berada di Rw 011

kelurahan Malaka Jaya. Rt 003 antara lain berbatasan dengan:69

a. sebelah utara : Jalan Raya Taman Malaka Utara

b. sebelah barat : Rt 004

c. sebelah selatan : Rt 002

d. sebelah timur : Kelurahan Malaka Sari

B. Keadaan Demografis

1. Jumlah Penduduk

Populasi penduduk di Rt. 003 Rw. 011 sebagian besar dihuni oleh laki-laki

yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan perempuan baik itu dari orang tua

maupun anak. Untuk itu presentase populasi penduduk di Rt. 003 Rw. 011 dapat

di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Jumlah penduduk

Penduduk F %

Laki-laki 219 53,02

Perempuan 194 46,98

Jumlah 413 100

69 Denah Rt 003 dan wawancara pribadi dengan Bagian Perlengkapan Rw. 011 (15-06-2008)

Page 47: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Jika dilihat dari tabel 1 dan berdasarkan data terakhir, jumlah penduduk

yang ada di Rt 003/011 adalah 413 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak

53,02% (219 orang), dan perempuan sebanyak 46,98% (194 orang) dengan jumlah

kepala keluarga sebanyak 121 kepala keluarga. Ketua Rt 003 saat ini bernama

bapak Murwoto. Sedangkan luas wilayah Rt 003/011 kurang lebih 1 hektar.70

2. Latar Belakang Pendidikan

Dilihat dari latar belakang pendidikan pada tabel 2 di bawah ini,

menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan masyarakat di wilayah Rt 003/011

adalah SLTA dan Sarjana dengan jumlah yaitu 35,91% (79 orang).

Tabel 2

Latar Belakang Pendidikan

Tingkat Pendidikan F %

SD SLTP

SLTA D3

Sarjana

7 24

79 31

79

3,19 10,90

35,91 14,09

35,91

Jumlah 220 100

Jumlah masyarakat Rt. 003 Rw. 011 yang berlatar belakang SD adalah 7

orang dengan presentase 3, 19%, yang berlatar pendidikan SLTP berjumlah 24

orang dengan presentase 10,90%, kemudian yang berpendidikan SLTA berjumlah

79 orang dengan presentase 35,91%, jumlah penduduk yang berlatar pendidikan

D3 berjumlah 31 orang dengan presentase 14, 09 dan jumlah penduduk yang

berlatar pendidikan sarjana berjumlah 79 orang dengan presentase 35,91%. Jadi

dapat dikatakan bahwa masyarakat Rt. 003 Rw. 011 adalah masyarakat yang

berpendidikan tinggi, yaitu dengan rata-rata masyarakat yang berlatar belakang

pendidikan sarjana.

70 Data kependudukan Rt 003

Page 48: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

3. Pekerjaan

Jika dilihat dari latar belakang pendidikan masyarakat Rt. 003 Rw. 011 yang

sarjana dan SLTA, maka dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh

masyarakatnya adalah cukup mapan. Dan di bawah ini adalah tabel mengenai

pekerjaan masyarakat di Rt 003/011.

Tabel 3

Pekerjaan

Jenis Pekerjaan F % PNS

Swasta

Guru/Dosen

Wiraswasta

Buruh

Pensiunan

IRT

Mahasiswa/i

Pelajar

Pengangguran

21

125

18

21

3

24

72

30

88

11

5,08

30,27

4,36

5,08

0,72

5,81

17,43

7,27

21,31

2,67

Jumlah 413 100

Berdasarkan tabel 3 di atas, ternyata masyarakat Rt 003 lebih banyak

bekerja sebagai karyawan swasta dengan jumlah terbanyak yaitu 30,27% (125

orang). Kemudian dilanjutkan dengan pelajar pada tingkat kedua dengan jumlah

88 orang. Pada tingkat ketiga yaitu ibu rumah tangga, kemudian mahasiswi/a,

kemudian pensiunan, PNS, wiraswasta, guru dan dosen, pengangguran dan yang

terakhir adalah buruh.

4. Agama

Keyakinan pada masyarakat Rt. 003 Rw. 011 terbilang cukup beraneka

ragam. Dari beberapa agama yang ada di Indonesia semua agama ada di

masyarakat ini, kecuali agama Budha. Mayoritas agama yang dianut oleh

masyarakat Rt. 003 Rw. 011 adalah agama Islam. Kemudian pada tingkat kedua

Page 49: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

adalah agama Kristen, dilanjutkan dengan agama Katholik, Hindu. Data tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4

Agama

Agama F %

Islam 349 84,51

Kristen 46 11,14

Katolik 15 3,63

Hindu 3 0,72

Budha - -

Jumlah 413 100

Berdasarkan tabel 4 masyarakat Rt 003 mayoritas beragama Islam dengan

jumlah 84,51% (349 orang), kemudian Kristen 11,14% (46 orang), Katolik 3,63%

(15 orang), dan yang paling sedikit adalah Hindu dengan jumlah 0,72% (3 orang).

5. Jumlah Orang Tua

Jumlah orang tua yang ada di wilayah Rt 003/011 adalah 220 orang. Yang

terdiri dari bapak-bapak sebanyak 48,64% (107 orang) dan ibu-ibu sebanyak

51,36% (113 orang). Dan jumlah tersebut dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5

Jumlah Orang Tua

Orang Tua F %

Bapak 107 48,64

Ibu 113 51,36

Jumlah 220 100

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dikatakan bahwa mayoritas orang tua di

Rt. 003 Rw. 011 adalah ibu-ibu yang berjumlah 113 dengan status janda, baik

ditinggal mati atau dicerai oleh suaminya.

Page 50: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

6. Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel di bawah ini adalah jumlah anak di Rt 003 berdasarkan jenis

kelaminnya.

Tabel 6

Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin F %

Laki-laki 120 62,18

Perempuan 73 37,82

Jumlah 193 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah anak laki-laki lebih banyak

24,36% dibandingkan dengan jumlah anak perempuan yang hanya berjumlah 73

anak dengan presentase 37,82%.

7. Jumlah Anak Berdasarkan Usia

Anak-Anak yang ada di Rt. 003 Rw. 011 dapat dikategorikan dari usianya,

antara lain: anak yang berusia 0-5 tahun hanya berjumlah 25 anak dengan

presentase 12,95%, anak berusia 6-12 tahun berjumlah 113 anak dengan

presentase 58,54%, kemudian anak yang berusia 13-17 tahun berjumlah 20 anak

dengan presentase 10,38% dan yang terakhir adalah kategori anak dengan usia 18-

25 tahun yang berjumlah 35 orang dengan presentase 18,13. dan jumlah tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Jumlah Anak Berdasarkan Usia

Usia F %

0-5 tahun 25 12,95

6-12 tahun 113 58,54

13-17 tahun 20 10,38

18-25 tahun 35 18,13

Jumlah 193 100

Page 51: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa usia anak yang lebih banyak

di Rt 003 adalah usia 6-12 tahun yang berjumlah 113 anak dengan presentase

58,54%.

8. Sarana Perhubungan

Sarana yang ada di wilayah Rt 003/011 terdiri dari sebuah masjid yang

bernama masjid Al-Muhajirin, Taman Kanak-Kanak dan Taman Pengajian Al-

Qur’an, lapangan badminton, taman dan kantor pelayanan Posyandu.

Page 52: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB IV

HASIL PENELITIAN KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DAN

ANAK

A. Data Kultural, Sosiologis dan Psikologis Keluarga

Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah 4 (empat) keluarga

dengan latar belakang yang berbeda yang ada di masyarakat Rt 003/011. Untuk

mendapatkan data kultural, masing-masing individu baik ayah dan ibu dalam 1

keluarga menerima pertanyaan yaitu: Dimanakah bapak atau ibu lahir? Sejak

tahun berapa bapak atau ibu tinggal di Jakarta? dan untuk anak yaitu: dimanakah

saudara lahir? Dapatkah saudara ceritakan latar belakang pendidikan saudara?

Begitu juga dengan data sosiologis, yaitu apa pekerjaan bapak saat ini? Apakah

bapak, ibu atau saudara aktif dalam bermasyarakat? Untuk mengetahui data

psikologis peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing

individu (ayah, ibu dan anak), yaitu: bagaimana pendapat mengenai sifat dan

sikap anak anda? dan untuk anak yaitu: bagaimana pendapat saudara mengenai

sifat dan sikap orang tua anda? Ayah dan ibu? Dan masing-masing jawaban dari

responden adalah sebagai berikut:

1. Keluarga Pertama

Tabel 1

Page 53: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Data Keluarga A

Kategori Kultural Sosiologis Psikologis

Ayah Tegal, Jawa Tengah

1. Wiraswasta dalam bidang perbengkelan di daerah

Rawamangun dan bangunan

di Tambun.

2. Aktif di masyarakat dalam

bidang keagamaan, misalnya

kepengurusan masjid.

1.Keras 2.Tegas

3.Penyayang

4.Sedikit

emosional

Ibu Pekalongan,

Jawa

Tengah

1. Ibu rumah tangga

2.Dalam masyarakat aktif

dalam bidang keagamaan,

misalnya pengajian ibu-ibu.

1. Penyayang

2. Tidak

banyak

bicara

3. Mudah

emosi

Anak Jakarta 1.Mahasiswi Universitas di

Jakarta semester 6.

2.Guru Taman Kanak-Kanak

parttime di Duren Sawit.

3.Karang taruna RT dan RW.

1.Manja

2.banyak

bicara

3.Jujur

4.Selalu ceria

Data Kultural

Keluarga yang pertama terdiri dari ayah, ibu dan 3 (tiga) orang anak.

Keluarga ini dilatarbelakangi oleh ayah yang lahir dan tumbuh besar di Tegal,

tetapi sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) beliau sudah berada di Jakarta

tepatnya tahun 1958 hingga sekarang. Ibu lahir dan tumbuh besar di Pekalongan,

dan tinggal di Jakarta setelah menikah pada tahun 1980. Ketiga anak mereka lahir

di Jakarta. Dari ketiga anak mereka yang menjadi responden dalam penelitian ini

yaitu A anak ketiga mereka. A lahir dan tumbuh besar di Jakarta, A melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)nya di

sebuah pondok pesantren di kota Solo Jawa Tengah selama enam tahun, kemudian

melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Ayah dan ibu di keluarga ini jika

berkomunikasi menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa, tetapi terhadap

Page 54: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

anak-anaknya mereka mereka menggunakan bahasa Indonesia, karena walaupun

anak-anak mereka paham apabila mereka berbicara menggunakan bahasa daerah

tetapi mereka tidak bisa memberikan respon dengan menggunakan bahasa daerah

yang sama pula.

Data Sosiologis

Ayahnya bekerja sebagai wiraswasta dalam bidang perbengkelan di

Rawamangun dan bangunan di Tambun. Ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.

Dua orang anaknya sudah bekerja, dan saat ini A tercatat sebagai mahasiswi di

sebuah Universitas Negeri di Jakarta dan sekarang pun A telah bekerja sampingan

sebagai guru parttime di sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) di Duren Sawit.

Dalam bermasyarakat pun baik ayah, ibu dan A terbilang cukup aktif dalam

berbagai kegiatan di lingkungan sekitarnya, dari kegiatan keagamaan seperti

kepengurusan masjid Al-Muhajirin, pengajian ibu-ibu maupun kegiatan sosial

seperti karang taruna RT dan RW.

Data Psikologis

Menurut A ayahnya adalah sosok yang mempunyai karakter yang keras

dan tegas tetapi penyayang. Kadang sangat peka perasaannya dan mudah emosi

bila sedang marah. Tidak pernah terlihat sedih. Banyak bicara bila senang.

Ibu menurut A adalah sosok ibu yang sangat penyayang. Tidak terbuka dan

tidak juga tertutup jadi dapat dikatakan pendiam. Mengomel bila sedang marah

dan senang sekali bercerita bila ia sedang senang. Selalu memberikan hadiah bila

anaknya berbuat suatu kebaikan, misalnya nilai akademik yang bagus.

Page 55: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Menurut orang tuanya A adalah anak yang selalu terbuka, suka bercerita,

selalu pamit dan mengatakan tujuannya jika hendak bepergian, manja (kolokan),

selalu marah bila apa yang ia mau tidak segera dibelikan, dan tidak pernah terlihat

sedih.

Karena apa yang dibutuhkan oleh anaknya akan dipenuhi. Semua orang

dalam keluarga ini baik ayah, ibu dan anak saling berkomunikasi. Mereka

membicarakan semua hal, baik hal-hal yang bersifat santai maupun serius. Satu

sama lain saling mengisi, menjalankan apa yang telah menjadi tugasnya dan

memberikan apa yang menjadi kebutuhan masing-masing individu dalam

keluarga. Tetapi dalam hal menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi misalnya,

cerita tentang teman dekat yang dia sukai dia tidak dapat menceritakan. Dia lebih

bisa mengutarakan tentang isi hatinya kepada kakak perempuannya, karena

perasaan takut dimarahi apabila ia katakan kepada ayahnya.

2. Keluarga Kedua

Tabel 2

Data Keluarga B

Kategori Kultural Sosiologis Psikologis

Ayah Purwodadi,

Semarang,

Jawa

Tengah

1.Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di Jakarta Pusat.

2.Aktif di masyarakat

khususnya dalam bidang

keagamaan, misalnya

kepengurusan masjid.

1. Keras

2. Tegas

3. Penyayang

4.Agak pendiam

5.Sedikit otoriter

Ibu Jakarta

1.Ibu rumah tangga

2.Dalam masyarakat aktif dalam bidang keagamaan,

misalnya pengajian ibu-ibu. 3.Guru Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ) di masjid Al-Muhajirin.

1. Banyak bicara

2. Penyayang 3. Pengertian

4. Mudah Bergaul

Anak Jakarta 1.Mahasiswa Universitas Islam di Jakarta semester 6.

2.Karang taruna RT.

1. Supel 2. Agak pendiam

3. Bertanggung

Page 56: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

jawab jika

diberi amanat

4. Mau belajar

Data Kultural

Keluarga yang kedua terdiri dari ayah, ibu dan 3 (tiga) orang anak. Keluarga

ini dilatarbelakangi oleh ayah yang lahir dan tumbuh besar di Purwodadi Jawa

Tengah, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atasnya di Jakarta pada tahun

1969 hingga sekarang. Ibu lahir dan tumbuh besar di Jakarta, walaupun kedua

orang tuanya keturunan Jawa. Ketiga anak mereka pun lahir di Jakarta. Dari

ketiga anak mereka yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu B anak

kedua mereka. B Lahir dan tumbuh besar di Jakarta. B melanjutkan Sekolah

Menengah Atas (SMA)nya di sebuah pondok pesantren di Banten, kemudian

kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya. Bahasa yang digunakan dalam

keluarga ini adalah bahasa Indonesia, karena adanya dua budaya di keluarga ini,

yaitu Jawa dan Betawi dan juga dikarenakan ayahnya yang sudah lama tinggal di

Jakarta.

Data Sosiologis

Ayahnya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jakarta Pusat dan

ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan guru Taman Pendidikan Al-Quran

(TPQ) setiap sorenya. Anak pertama mereka telah bekerja di sebuah perusahaan

swasta, saat ini B tercatat sebagai mahasiswa semester 6 di sebuah Universitas

Islam di Jakarta. Dan anak terakhir mereka saat ini tercatat sebagai siswa kelas 2

di sebuah Madrasah Aliyah di Jakarta. Dalam bermasyarakat ayah, ibu dan B

cukup aktif dan dikenal dalam masyarakat, seperti kepengurusan masjid,

pengajian ibu-ibu dan karang taruna RT.

Page 57: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Data Psikologis

Sosok ayah menurut B adalah ayah yang keras, agak pendiam tapi

penyayang. Jika sedang sedih ayah diam, jika senang suka cerita.

Ibu bagi B adalah ibu yang baik dan dapat menjadi teman, kakak sekaligus

sahabat. Ibu yang penyayang, pengertian, banyak bicara (cerewet), lembut dan

mudah bergaul dengan siapa saja. Jika sedih ibu diam dan menangis, kalau senang

ibu senang sekali bercerita.

Menurut ibu dan bapak B adalah seorang anak yang bertanggung jawab

dalam menjalankan tugas ataupun bila diberi amanat, selalu ingin belajar bila ia

tidak mengetahui ataupun tidak memahami suatu mata kuliah, mudah bergaul

dengan orang yang baru ia kenal, suka menunda-nunda pekerjaan bila diperintah

oleh orang tua, tidak menyelesaikan masalah yang terjadi dalam keluarga

(menghindar dengan cara pergi dari rumah) bila ada konflik internal (di rumah)

tetapi bila ada konflik eksternal (dengan teman) segera diselesaikannya. Agak

tertutup bila berbicara tentang masalah pribadi, misalnya menceritakan teman

perempuan terdekat (pacar).

Ayah dalam keluarga ini jarang berbicara kalau tidak perlu. Yang paling

aktif berbicara di keluarga ini adalah ibu dan anak pertama mereka. B dan adiknya

tidak banyak bicara dalam keluarga. Karena B dapat dikatakan sangat aktif dalam

kegiatan di kampus, jadi jarang sekali pulang ke rumah. Dari 7 hari dalam

seminggu hanya 3 hari B berada di rumah dan sisa hari-harinya banyak dihabiskan

di luar rumah, seperti kostan dan kampus. Setiap kali pulang ke rumah, ibunyalah

yang sering berkomunikasi dengan B, karena keberadaan ibu yang selalu ada di

rumah setiap harinya. Sikap B cenderung tertutup. Hanya kepada beberapa orang

Page 58: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

tertentu saja dia dapat mengutarakan isi hatinya. Tapi baik ayah maupun ibunya

menyukai sikap B yang bertanggung jawab dalam menjalankan suatu amanat.

3. Keluarga Ketiga

Tabel 3

Data Keluarga C

Kategori Kultural Sosiologis Psikologis

Ayah Tasikmalaya,

Jawa Barat.

1. Supir truk

1.Cuek

2. Tidak

perhatian

dengan anak

3. Pilih kasih

4.Banyak tuntutan

Ibu Yogyakarta

1. Ibu rumah tangga

2. Dalam masyarakat aktif

dalam bidang keagamaan, misalnya pengajian ibu-

ibu.

1. Banyak bicara

2. Keras

3. Terlalu otoriter 4. Banyak

tuntutan terhadap anak.

Anak Jakarta 1. Mahasiswi Universitas di Lombok, Nusa Tenggara

Barat. 2. Guru honorer di SMK

3. Karang taruna RT dan RW.

1. Baik 2. Penuh sopan

santun 3. Jujur

4. Agak malas 5. Agak pendiam

Data Kultural

Keluarga ketiga terdiri dari seorang ibu dan 3 (tiga) orang anak, karena ia

telah berpisah dengan suaminya. Keluarga ini dilatarbelakangi oleh seorang ayah

yang lahir dan tumbuh di Tasikmalaya, ibu yang lahir dan tumbuh besar di

Yogyakarta, kemudian kerja di Jakarta tahun 1978 hingga sekarang. Ketiga

anaknya lahir di Jakarta. Dari ketiga anak mereka yang menjadi responden dalam

Page 59: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

penelitian ini yaitu C anak keduanya. Yang lahir dan tumbuh besar di Jakarta,

kemudian melanjutkan kuliahnya di Lombok Nusa Tenggara Barat.

Data Sosiologis

Karena sudah lama berpisah dengan suami, dan pekerjaan ibu C hanya

sebagai ibu rumah tangga maka yang mencari nafkah untuk keluarga ini adalah

anak pertama yang sudah berkeluarga dan tinggal satu atap dengannya. Tetapi

setelah anak pertamanya mempunyai rumah sendiri, maka dialah yang mencari

nafkah untuk anak-anaknya. Dalam bermasyarakat baik ibu maupun C dikenal

cukup baik dan mau bergabung dalam aktivitas ataupun kegiatan yang ada di

lingkungannya, kegiatan yang bersifat keagamaan ataupun sosial seperti pengajian

ibu-ibu dan karang taruna RT dan RW.

Data Psikologis

Ayah menurut C adalah ayah yang cuek, tidak perhatian terhadap anak, dan

pilih kasih. Banyak menuntut terhadap anak misalnya nilai sekolah harus bagus.

Tidak pernah terlihat sedih, banyak bicara (ngomel-ngomel) bila sedang marah.

Menurut C ibu adalah sosok ibu yang keras, otoriter dan banyak menuntut

terhadap anak, banyak bicara bila sedang marah, diam bila sedang sedih, dan suka

jalan-jalan bila sedang senang.

Bagi orang tua C adalah anak yang mempunyai sikap yang baik, jujur,

penuh sopan santun, selalu ingin cepat menyelesaikan masalah bila ada konflik

internal maupun eksternal. Mudah emosi dan kasar mengerjakan sesuatu (tidak

ikhlas) bila sedang marah, malas mengerjakan sesuatu bila sedang sedih, rajin

mengerjakan sesuatu bila sedang senang.

Figur ayah tidak ada dalam keluarga ini karena telah berpisah dengan ibunya

membuat keluarga ini mempunyai kekurangan dalam segi ekonomi dan ikatan

Page 60: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

kekeluargaan dengan anak-anaknya. Meskipun ketiga anaknya tingal satu atap dan

sudah mempunyai pekerjaan, tapi komunikasi dan kasih sayang di antara mereka

tidak terjalin, seperti hidup sendiri. C yang merasa tidak diberi nafkah oleh ibunya

menjauh dari ibunya. Dia lebih terbuka kepada teman dekatnya yang sudah

hampir 7 tahun mempunyai hubungan yang khusus dengannya. Karena menurut C

temannyalah yang dapat memberikan semua kebutuhan hidupnya baik biologis

(kebutuhan sehari-hari contohnya pakaian, makanan dll) ataupun psikologis

(contohnya rasa nyaman dan aman). Anak maupun ibu dalam keluarga ini tidak

dapat berkomunikasi layaknya keluarga lainnya, karena C tidak ingin orang tua

khususnya ibu mengatur, turut ikut campur dan mengganggu jalan hidupnya.

Maka dari itu ibu dalam keluarga ini lebih memilih tidak banyak bicara (diam)

dan enggan berkomunikasi dengan C dengan alasan “daripada harus bertengkar

dengan anak”. Tetapi harapan ibu C menginginkan pribadi C kembali seperti dulu

waktu dia masih duduk di bangku SMA yaitu mau berbagi cerita dengannya.

4. Keluarga Keempat

Tabel 4

Data Keluarga D

Kategori Kultural Sosiologis Psikologis

Ayah Purwodadi, Semarang

Jawa

Tengah

1.Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jakarta Utara.

2.Aktif dalam kepengurusan

RW bagian perlengkapan.

1. Baik 2. Keras

3. Tegas

4. Bijaksana

5. Demokratis

6. Agak pendiam

Ibu Bogor, Jawa

Barat.

1.Ibu rumah tangga 2.Penjahit

3.Dalam masyarakat aktif dalam bidang keagamaan, misalnya

pengajian ibu-ibu. Dan sosial

misalnya PKK dan Posyandu.

1. Banyak bicara 2. Penyayang

3. Pengertian 4. Mudah bergaul

dengan siapa

saja

Anak Jakarta 1.Mahasiswi Universitas Islam

di Jakarta.

1. Ceria

2. Terbuka

Page 61: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

2.Guru parttime di lembaga

bahasa Inggris di Jatibening,

Bekasi.

3.Karang taruna RT.

3. Banyak bicara

4. Pekerja keras

5. Banyak tanya

6. Agak malas

Data Kultural

Keluarga keempat terdiri dari ayah, ibu dan 2 (dua) orang anak. Keluarga ini

dilatarbelakangi oleh ayah yang lahir dan tumbuh besar di Porwodadi Jawa

Tengah, kemudian kerja di Jakarta tahun 1971 hingga sekarang. Ibu yang lahir

dan tumbuh besar di Bogor Jawa barat, dan ke Jakarta tahun 1980 setelah

menikah. Kedua anak mereka lahir di Jakarta. Dari kedua anak mereka yang

menjadi responden dalam penelitian ini yaitu D anak kedua mereka. D lahir dan

tumbuh besar di Jakarta, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)nya di sebuah pondok pesantren di

kota Ngawi Jawa Timur, dan melanjutkan kuliahnya di Jakarta.

Data Sosiologis

Ayah dalam keluarga ini bekerja sebagai pensiunan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai pekerjaan

sampingan sebagai penjahit. Anak pertamanya sudah bekerja dan D saat ini

tercatat sebagai mahasiswi di sebuah Universitas Islam di Jakarta dan bekerja

sebagai guru parttime di sebuah lembaga bahasa Inggris di Bekasi. Dalam

bermasyarakat keluarga ini terbilang sangat aktif, ayah D mantan ketua RT selama

12 tahun lamanya dan saat ini tercatat sebagai bagian perlengkapan dalam

keperngurusan RW, ibu yang aktif diorganisasi ibu-ibu seperti PKK, Posyandu

dan pengajian-pengajian serta D yang selalu mengikuti kegiatan remaja, seperti

pengajian remaja, karang taruna RT.

Data Psikologis

Page 62: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Ayah bagi D adalah ayah yang baik, tegas, demokratis, bijaksana, tidak

banyak bicara tapi jika ada yang cerita ayah pasti menanggapinya. Diam bila

sedang marah, suka bingung dalam mengerjakan sesuatu bila sedih, banyak bicara

bila sedang senang.

Bagi D ibu adalah ibu yang sangat penyayang, bisa mengerti perasaan anak,

bisa jadi teman, mudah bergaul (supel), masakannya enak, banyak bicara

(cerewet), ngomel jika marah, diam jika sedih dan senang bercerita jika sedang

senang.

D bagi orang tuanya adalah anak yang ceria, terbuka, suka cerita, banyak

bicara dan banyak tanya, pekerja keras tapi agak pemalas. Senang sekali diam di

kamar dan menangis bila sedang sedih, banyak bicara (ngomel-ngomel) bila

sedang marah, dan senang sekali bercerita bila sedang senang.

Keluarga ini mempunyai komunikasi yang sangat terbuka terhadap anggota

keluarganya. Baik ayah, ibu dan anak selalu bercerita tentang kejadian-kejadian

yang didapatkan selama di tempat bekerja ataupun di kampus sesampainya di

rumah. Jadi tidak ada yang ditutupi di antara mereka. Ayah mengetahui sikap dan

sifat D ketika sedih maupun senang, yang disukai maupun tidak, begitu juga ibu.

D juga mengetahui apa yang harus dilakukan jika orang tua (ibu dan ayah) sedih

dan senang, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh kedua orang tuanya.

B. Proses Non Komunikasi Antarpribadi ke Komunikasi Antarpribadi

Keluarga

Setiap pelaku komunikasi yang sudah saling mengenal akan mengatakan

bahwa komunikasi yang ia lakukan adalah komunikasi antarpribadi. Padahal tidak

semua bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang

Page 63: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

berdekatan dapat dikatakan komunikasi antarpribadi jika masing-masing individu

tidak mengenal data psikologis lawan bicaranya. Begitu juga dalam sebuah

keluarga, walaupun dapat dikatakan bahwa sebuah keluarga sudah saling

mengenal diri setiap anggota keluarganya, tetapi belum tentu masing-masing

individu mengenal data psikologis seluruh anggota keluarga. Untuk mengetahui

proses komunikasi yang terjadi dalam 4 keluarga, peneliti mengajukan beberapa

pertanyaan kepada masing-masing keluarga, pertanyaannya antara lain: apakah

anda berkomunikasi dengan keluarga anda? Berapa kali anda berkomunikasi

dengan keluarga anda? Kapan dan dimana tempat anda berkomunikasi dengan

keluarga anda? Hal-hal apa saja yang dibicarakan? Siapakah yang paling aktif

berbicara dalam keluarga? Apakah anda dekat dengan anggota keluarga anda?.

Dan hasil lapangan dari masing-masing keluarga adalah sebagai berikut:

1. Keluarga pertama

Keluarga A merupakan keluarga merupakan keluarga yang termasuk dalam

keluarga yang berekonomi tingkat atas (elit).

Menurut ayah A, mereka selalu membicarakan tentang segala hal, dari yang

bersifat umum seperti kegiatan akademik kampus dan pekerjaan sampai yang

bersifat pribadi seperti bercerita tentang teman ataupun masalah yang sedang

dihadapi di ruang keluarga sambil menonton TV bersama dengan alasan “karena

semua orang di keluarga ini senang cerita.” Ibu A berpendapat yang sama dengan

ayahnya, yang berbeda adalah A tidak pernah curhat tentang masalah teman-

temannya. Karena A lebih suka cerita dengan kakak perempuan yang tidur satu

kamar dengan A, jadi ibu A tidak pernah tahu kalau A sedang punya masalah atau

tidak. Tidak menurut A, ayah dan ibunya tidak pernah membicarakan masalah

Page 64: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

yang sedang dihadapi oleh keluarga begitu juga dengan A yang tidak pernah

menceritakan hal-hal pribadinya seperti masalah dengan temannya dengan alasan

“takut dimarahi kalau cerita tentang teman.” Dari hasil di lapangan proses

keintiman keluarga dalam berkomunikasi yang terjadi di keluarga 1 dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

Proses Keintiman Keluarga A

1

2

4

3

1. Lingkaran terbesar pertama merupakan tahap orientasi

2. Lingkaran kedua tahap menuju pertukaran afektif 3. Lingkaran ketiga tahap pertukaran afektif

4. Lingkaran terkecil tahap pertukaran stabil (tetap)

Jika dilihat panah tebal pada gambar 1 di atas dapat dikatakan bahwa proses

komunikasi keluarga 1 adalah komunikasi non antarpribadi karena baru masuk

dalam tahap menuju pertukaran afektif. Hal ini disebabkan karena antara orang

tua, baik ayah-anak maupun ibu-anak masing-masing tidak banyak mengetahui

tentang apa yang terjadi dalam diri anggota keluarganya.

Proses keintiman keluarga dalam berkomunikasi terjadi karena masing-

masing individu menggunakan model komunikasi. Dalam keluarga A model

komunikasi yang dipakai adalah agresif-pasif. Karena A lebih banyak

berkomunikasi kepada orang tuanya dibandingkan orang tuanya kepada A. Dan

model komunikasi yang dipakai keluarga A dapat dilihat pada grafik di bawh ini:

Page 65: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Grafik 1

Model Komunikasi Keluarga A

+

X (orang tua)

(pasif-agresif) Tipe IV Tipe I (luwes)

- +Y (anak)

(pasif-pasif) Tipe III Tipe II (agresif-pasif)

-

Pada grafik 1 menunjukkan bahwa hubungan A dengan orang tuanya

mengalami de-eskalasi atau penurunan karena beberapa faktor yaitu intensitas

pertemuan yang kurang, komunikasi yang tidak mendalam antara A dan orang tua.

A lebih banyak bicara dibanding kedua orang tuanya, karena A ingin orang tuanya

tahu apa yang A harapkan.

2. Keluarga kedua

Keluarga B adalah keluarga yang termasuk dalam keluarga berekonomi

menengah.

Keluarga kedua ini termasuk keluarga yang dapat dikatakan agak sibuk.

Karena masing-masing individu dalam keluarga ini mempunyai rutinitas setiap

harinya, jadi untuk bisa berkumpul dengan keluarga hanya dapat dilakukan pada

malam hari saja saat menonton TV bersama. Maka dari itu intensitas bertemu

dengan anggota keluarga termasuk B menjadi berkurang. Apalagi jika dilihat dari

Page 66: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

kesibukan B dalam kegiatan kampus, membuat B jarang sekali pulang ke rumah

dan sikap ayah yang cenderung pendiam membuat B jarang berkomunikasi

dengan ayahnya. B lebih sering berkomunikasi dengan ibu, dari kegiatan kampus,

tentang nilai akademik atau kadang membicarakan masalah yang sedang dihadapi

oleh B ataupun tempat yang akan dikunjungi oleh B tapi tidak untuk menceritakan

tentang teman dekat dengan alasan “kayaknya belum tepat aja waktunya untuk

ngomong. Udah gitu takut ah!” begitu juga sebaliknya, jika orang tua B khusunya

ibu selalu menceritakan apa yang ia rasakan, dari masalah sehari-hari sampai

masalah yang sedang dihadapi keluarga. Hasil dari lapangan tersebut dapat

digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 2

Proses Keintiman Keluarga B

1

2

4

3

1. Lingkaran terbesar pertama merupakan tahap orientasi 2. Lingkaran kedua tahap menuju pertukaran afektif

3. Lingkaran ketiga tahap pertukaran afektif

4. Lingkaran terkecil tahap pertukaran stabil (tetap)

Dapat dilihat dari panah tebal pada gambar 2 di atas dapat dikatakan bahwa

proses komunikasi dalam keluarga 2 ini sudah memasuki lingkaran ketiga, yaitu

tahap pertukaran afektif. Ini dapat dilihat dari semua hal yang diceritakan oleh B

kepada orang tua B khususnya ibu dan begitu juga sebaliknya orang tua kepada B.

Jadi baik maupun orang tua masing-masing saling mengetahui apa yang terjadi

pada masing-masing anggota keluarga.

Page 67: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Model komunikasi yang dugunakan pada keluarga B adalah agresif-pasif.

Orang tua lebih banyak berkomunikasi dengan B daripada B yang jarang

berkomunikasi dengan orang tuanya, maka gambar model komunikasi keluarga B

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 2

Model Komunikasi Keluarga B

+

X (orang tua)

(pasif-agresif) Tipe IV Tipe I (luwes)

- +Y (anak)

(pasif-pasif) Tipe III Tipe II (agresif-pasif)

-

Dapat dilihat pada tulisan tipe IV yang ditebalkan dalam grafik 2

menunjukkan bahwa hubungan antara B dengan orang tuanya mengalami

penurunan karena beberapa faktor, antara lain: intensitas pertemuan yang kurang,

B yang tidak mau terbuka tentang segala hal termasuk tentang teman dekat. Yang

lebih banyak berbicara adalah orang tua dibandingkan B.

3. Keluarga ketiga

Keluarga C merupakan keluarga yang termasuk dalam keluarga berekonomi

rendah (miskin).

Ibu C berpendapat bahwa ia dan C jarang sekali berkomunikasi, karena

intensitas bertemu yang sangat kurang dan perubahan pada diri C yang tidak mau

berbagi cerita dengan ibunya sejak C kuliah di Lombok dan mempunyai teman

Page 68: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

dekat, seperti ada jarak antara ibu dan C. Hal yang sering dibicarakan oleh ibu dan

C hanya sebatas tentang tugas rumah sehari-hari. Begitu juga dengan C yang

berpendapat bahwa karena banyaknya tuntutan dari ibu yang membuat C tidak

mau berbagi cerita dengan ibunya. Apalagi sejak ayah dan ibu C bercerai, baik C

maupun ibu masing-masing saling menutupi diri dengan alasan “daripada

bertengkar dengan anak lebih baik diam.” Dengan panjabaran hasil dari penelitian

di lapangan proses keintiman keluarga dalam berkomunikasi yang terjadi di

keluarga 2 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3

Proses Keintiman Keluarga C

1

2

4

3

1. Lingkaran terbesar pertama merupakan tahap orientasi 2. Lingkaran kedua tahap menuju pertukaran afektif

3. Lingkaran ketiga tahap pertukaran afektif 4. Lingkaran terkecil tahap pertukaran stabil (tetap)

Dari panah tebal yang terdapat pada gambar 3 di atas dapat dikatakan bahwa

proses komunikasi keluarga 2 adalah komunikasi non antar pribadi karena baru

mencapai tahap orientasi. Hal ini disebabkan karena baik ibu maupun C sebagai

anak tidak mau terbuka tentang diri masing-masing dan salah satu diantara mereka

baik B maupun ibu membuat ada dalam hubungan antara ibu dan anak.

Proses keintiman yang terjadi pada keluarga C disebabkan juga oleh model

komunikasi yang digunakan, yaitu pasif-pasif. Baik orang tua maupun B tidak ada

Page 69: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

keterbukaan di antara kedua belah pihak, proses itu dapat dilihat dari grafik di

bawah ini:

Grafik 3

Model Komunikasi Keluarga C

+

X (orang tua)

(pasif-agresif) Tipe IV Tipe I (luwes)

- +Y (anak)

(pasif-pasif) Tipe III Tipe II (agresif-pasif)

-

Dari grafik 3 dapat dilihat bahwa hubungan antara C dengan orang tuanya

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: kurangnya intensitas pertemuan,

tidak adanya keterbukaan antara C dengan orang tuanya karena takut akan

melukai perasaan lawan bicara. Jadi baik C maupun orang tuanya saling menutupi

diri, dan tidak ada yang mau memulai untuk membuka pembicaraan.

4. Keluarga keempat

Keluarga D merupakan keluarga yang termasuk dalam keluarga yang

berekonomi menengah.

Di keluarga keempat ini walaupun masing-masing individu dapat dikatakan

cukup sibuk tetapi baik ayah, ibu maupun D selalu mempunyai waktu untuk

berbagi cerita tentang kegiatan masing-masing di luar setiap sesampainya di

rumah. Sambil memasak, sehabis sholat, di meja makan sambil menikmati

makanan ataupun sambil menonton TV bersama mereka sempatkan untuk

Page 70: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

bercerita. Begitu juga jika salah satu anggota keluarga ada di luar rumah ayah, ibu

maupun D selalu berbagi cerita lewat telepon jika terjadi atau mendapatkan

kejadian yang baru. Semua anggota keluarga 4 ini senang sekali bercerita, mulai

masalah kegiatan akademik sampai tentang teman dekat. Dari hasil penelitian di

lapangan peneliti proses keintiman keluarga dalam berkomunikasi yang terjadi di

keluarga 4 dapat digambarkan ini sebagai berikut:

Gambar 4

Proses Keintiman Keluarga D

1

2

4

3

1. Lingkaran terbesar pertama merupakan tahap orientasi

2. Lingkaran kedua tahap menuju pertukaran afektif

3. Lingkaran ketiga tahap pertukaran afektif 4. Lingkaran terkecil tahap pertukaran stabil (tetap)

Gambar panah tebal pada gambar 4 di atas yang memasuki lingkaran

keempat yaitu tahapan stabil, menyatakan bahwa proses komunikasi yang terjadi

dalam keluarga 4 ini merupakan proses komunikasi yang transaksional dan dapat

disebut menjadi proses komunikasi antar pribadi. Hal ini dapat dilihat dari hasil

lapangan yang telah disebutkan di atas bahwa baik ayah, ibu dan D masing-

masing individu selalu menceritakan apa terjadi di luar rumah sesampainya

mereka di rumah. Dan masing-masing anggota keluarga mengetahui apa sedang

terjadi dalam diri anggota keluarga lainnya.

Model komunikasi yang digunakan oleh keluarga D adalah luwes. Jadi

kedua belah pihak baik orang tua maupun D dapat mengutarakan pendapatnya

Page 71: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

tanpa ada yang ditutupi. Dan model komunikasi tersebut dapat di lihat pada grafik

di bawah ini:

Grafik 4

Model Komunikasi Keluarga D

+

X (orang tua)

(pasif-agresif) Tipe IV Tipe I (luwes)

- +Y (anak)

(pasif-pasif) Tipe III Tipe II (agresif-pasif)

-

Pada grafik 8 menunjukkan bahwa hubungan orang tua dan D sebagai anak

dikarenakan beberapa faktor, yaitu: intensitas komunikasi yang sering dan

komunikasi dengan baik menyebabkan kedua belah pihak saling terbuka tentang

segala hal.

C. Pola Kontrol Komunikasi ( PKK) dan Manajemen Konflik Keluarga

Komunikasi dapat dikatakan berhasil jika apa yang diperoleh komunikator,

paling tidak sebagian, sesuai dengan harapan atau keinginannya semula. Dan

semua itu dapat diperoleh dengan melakukan pengendalian lingkungan. Dalam

usaha pengendalian lingkungan, setiap individu memiliki dan menggunakan cara,

strategi atau teknik yang berbeda-beda. Untuk mengetahui bagaimana PKK dan

manajemen konflik yang terdapat dalam empat keluarga, sebagai responden

masing-masing individu dalam keluarga baik ayah, ibu dan anak mendapat

pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah cara yang bapak/ibu lakukan dan

Page 72: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

katakan apabila hendak menyuruh anak bapak/ibu mengerjakan sesuatu? Apa

yang anak bapak/ibu lakukan apabila ada terjadi kesalahpahaman di antara dalam

keluarga? Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Jika ya, apa

penyebabnya? Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik baik

eksternal maupun internal? Dan hasil dari wawancara adalah sebagai berikut:

1. Keluarga pertama

Dikarenakan keluarga A adalah keluarga yang termasuk dalam keluarga

yang berekonomi atas (elit) baik ayah maupun ibu A selalu memberikan imbalan

berupa hadiah apabila A melakukan apa yang mereka inginkan, misalnya nilai

akademik yang bagus. Tetapi jika tidak mereka akan menghukum A dengan cara

memberi ancaman misalnya “ kalau tidak bagus nanti uang jajannya dikurangi.”

Terkadang ayah dan ibu A selalu berpikiran bahwa anaknya masih kecil dan tidak

akan melakukan hal-hal yang tidak baik, jadi akan selalu baik, walaupun pada

kenyataannya dia melakukan yang tidak diperbolehkan oleh orang tuanya

misalnya sering tidak bilang kalau mau pergi mengunjungi teman laki-lakinya.

Strategi-strategi yang digunakan oleh keluarga pertama dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 5

Strategi Komunikasi Keluarga A

Kategori Komunikasi Konvergensi Komunikasi Divergensi

Ayah-anak Strategi wortel berayun,

strategi dunia peri

Strategi pedang tergantung

Ibu-anak Strategi wortel berayun,

strategi dunia peri

Strategi pedang tergantung

Dari tabel 1 di atas dapat dikatakan bahwa strategi komunikasi yang

digunakan oleh orang tua A adalah stategi wortel berayun, karena semua

Page 73: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

pekerjaan yang dilakukan oleh A dikarenakan imbalan atau hukuman yang

diberikan oleh ayah dan ibunya. Strategi dunia peri pun digunakan oleh orang tua

A, karena orang tua selalu melihat bahwa A adalah anak yang jujur di depan

mereka, tidak menurut A karena apabila A tidak sepakat dengan apa yang

diinginkan ayah dan ibunya A hanya bisa mengiyakan dengan anggukan saja

tanpa bisa memberikan pendapatnya.

2. Keluarga kedua

Keluarga yang termasuk keluarga yang berekonomi menengah dalam

melakukan semua pekerjaannya B selalu didukung oleh orang tuanya dengan

memberikan pandangan-pandangan tentang sebab dan akibat apabila melakukan

suatu pekerjaan yang diinginkan B, tetapi terkadang baik ayah maupun ibu B

memberikan imbalan berupa hadiah seperti membelikan pulsa jika B melakukan

hal yang baik. Tetapi jika B tidak mau mengerjakan apa yang diminta orang tua B

khusunya ayah, ia akan memberikan hukuman kepada B berupa ucapan-ucapan

yang tidak mengenakan hati misalnya “punya anak kok kayak gak punya anak!”

Dari hasil di lapangan maka strategi yang digunakan dalam keluarga kedua dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6

Strategi Komunikasi Keluarga B

Kategori Komunikasi Konvergensi Komunikasi Divergensi

Ayah-anak Strategi katalisator, strategi

wortel berayun

Strategi pedang tergantung

Ibu-anak Strategi katalisator, strategi

wortel berayun

Strategi katalisator

Tabel 2 di atas menyatakan bahwa orang tua B baik ayah maupun ibu

menggunakan strategi katalisator dan wortel berayun jika ingin B melakukan

Page 74: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

sesuatu yang diinginkan orang tua B. Strategi pedang tergantung yang digunakan

ayah dan strategi katalisator yang digunakan ibu apabila B tidak mau melakukan

perintah orang tua.

Jika terjadi konflik internal B terbiasa untuk menghindar atau melarikan diri

dari rumah sampai keadaan membaik baru B kembali ke rumah. Tetapi lain halnya

jika konflik tersebut adalah konflik eksternal, B akan menyelesaikannya dengan

cara meminta pendapat dari orang tuanya ataupun orang lain yang dianggapnya

dapat memberikan saran yang baik untuk mencari solusi.

3. Keluarga ketiga

Semua perkerjaan yang dilakukan oleh C adalah perintah dari ibunya. Itu

semua karena tugas yang telah dibagi atas kesepakatan bersama. Karena keluarga

C termasuk keluarga yang berekonomi rendah (miskin) menurut ibu C ia tidak

memberikan imbalan apapun kecuali ucapan “terima kasih” apabila dia

melakukan perintahnya. Tapi jika tidak melakukannya ibu C hanya memberikan

pandangan-pandangan tentang sebab dan akibat jika C tidak melakukan suatu hal

yang diinginkan ibu C. Semua itu berbeda dengan pendapat C yang menyatakan

bahwa ibu tidak pernah memberikan imbalan apapun jika ibunya menyuruh

mengerjakan sesuatu. Tetapi jika tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh

ibu maka ibu akan memberikan ancaman berupa kata-kata yaitu “gimana nanti

kalau sudah menikah kalau gak bisa mengerjakan hal yang sepele, pasti malu

sama mertua”, dan ancaman itu yang membuat C enggan berkomunikasi dengan

ibunya. Dari hasil wawancara yang didapat maka strategi-strategi yang digunakan

dalam keluarga ketiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7

Strategi Komunikasi Keluarga C

Page 75: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Kategori Komunikasi Konvergensi Komunikasi Divergensi

Ayah-anak Strategi dunia peri Strategi pedang tergantung

Ibu-anak Strategi katalisator, wortel

berayun dan pedang tergantung

Strategi katalisator dan dunia

peri

Tabel 3 diatas menyebutkan bahwa orang tua C lebih khususnya ayah

menggunakan strategi dunia peri dalam berkomunikasi dengan anaknya karena

jarangnya keberadaan ayah di rumah, jadi selalu menganggap bahwa C adalah

anak baik. Jika C membuat kesalahan maka ayah C menggunakan strategi pedang

bergantung, yaitu menghukum dengan hukuman yang pantas misalnya karena

nilai akademik C jelek C dihukum harus belajar dan tidak boleh bermain oleh

ayah dan ibunya. Berbeda dengan ibu C yang menggunakan strategi katalisator

yaitu memberikan pandang-padangan sebab dan akibat dari sebuah pekerjaan,

strategi wortel berayun yaitu memberikan imbalan berupa ucapan “terima kasih”

dan strategi pedang tergantung apabila tidak mengerjakan sesuatu yang

diperintahkan oleh ibunya berupa ancaman-ancaman. Dalam menyelesaikan

konflik internal maupun eksternal C selalu ingin cepat menyelesaikannya dan

tidak mau ditunda-tunda. Jika orang tua C khususnya ibu lebih baik diam daripada

harus bertengkar dengan anak.

4. Keluarga keempat

Walaupun keluarga D termasuk keluarga yang berekonomi menengah, di

dalam keluarga ini masing-masing individu baik ayah, ibu dan anak dapat saling

mengendalikan lingkungan. Karena respon yang diberikan terhadap pesan yang

disampaikan pelaku komunikasi ayah, ibu dan D sebagai anak selalu positif

walaupun pesan yang disampaikan kadang tidak dipahami seutuhnya. Begitu juga

dalam menyelesaikan konflik, masing-masing individu mengakui kesalahan yang

Page 76: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

diperbuat dan menyelesaikan dengan cara mencari solusi yang terbaik. Semua itu

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8

Startegi Komunikasi Keluarga D

Kategori Komunikasi Konvergensi Komunikasi Divergensi

Ayah-anak Startegi katalisator Strategi katalisator

Ibu-anak Strategi katalosator Strategi katalisator

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa sepakat atau tidak sepakatnya pelaku

komunikasi dalam keluarga keempat ini selalu menggunakan strategi katalisator,

yaitu dengan cara memberikan beberapa pandangan tentang sebab dan akibatnya

apabila ingin melakukan suatu pekerjaan dan mengutarakan apa yang menjadi

harapan ayah, ibu dan D dapat direalisasikan oleh anggota keluarga lainnya tanpa

harus ada paksaan dengan memberikan imbalan atau hukuman.

D. Gaya Kognitif dan Kecakapan Empatik Keluarga

Setiap individu memiliki cara tersendiri untuk berkomunikasi. Cara tersebut

dapat mempengaruhinya dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang

lain. Cara atau gaya yang dimiliki seseorang disebut gaya kognitif. Untuk

mengetahui gaya yang dimiliki dalam setiap individu dalam keluarga ini peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan kepada 4 keluarga tersebut, pertanyaan-

pertanyaan itu antara lain: Apa yang anda ketahui tentang orang tua anda?

Bagaimana cara pandangnya? Keras, tertutup atau terbuka? Pada masa apa dan

dalam hal apa sajakah orang tua anda keras, tertutup dan terbuka terhadap anda?

Dan hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:

Page 77: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

1. Keluarga pertama

Baik ayah dan ibu A selalu mendogma anak-anaknya dalam hal agama

termasuk juga A pada saat A balita. Di masa kanak-kanak pun orang tua A masih

mendogma A dalam agama dan belajar. Berkembangnya pertumbuhan A menjadi

remaja membuat orang tua A baik ayah dan ibu merubah cara pandanganya

menjadi demokratis, misalnya mengajak A bicara apa yang ia mau dalam hal

sekolah. Dan di masa mahasiswa orang tua A menjadi lebih demokratis dan lebih

banyak mendengarkan apa yang A mau dalam segala hal, misalnya pendidikan

dan pergaulan dengan alasan “sudah dewasa dan tahu apa yang harus dilakukan

dan yang tidak boleh dilakukan.” Penjabaran tentang gaya kognitif dan kecakapan

empatik keluarga pertama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9

Gaya Kognitif Keluarga A

Perkembangan

Hubungan

Tertutup (dogmatis,

otoriter)

Terbuka (empatik)

Masa balita Dogmatis: agama

Masa anak-anak Dogmatis: agama dan belajar

Masa remaja Demokratis:

sekolah

Masa mahasiswa Demokratis: agama

dan sekolah

Dari tabel 5 di atas dapat dikatakan bahwa terjadinya perubahan cara

pandang orang tua A dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan yang terjadi

pada A sebagai anak. Masa balita yang selalu didogma dalam hal keagamaan,

masa kanak-kanak yang masih harus didogma dalam hal keagamaan dan cara

belajar berangsur berubah menjadi demokratis pada masa remaja A dalam

pendidikan dan cara belajar. dan cara pandang itu masih tetap sama sampai A

menginjak masa usia mahasiswa.

Page 78: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

2. Keluarga kedua

Ayah yang mempunyai cara pandang keras membuat B tidak bisa

mengutaran pendapatnya. Ayah lebih mendogma B tentang norma atau aturan-

aturan yang ada dalam keluarga di saat B balita, begitu juga saat B kanak-kanak

dan remaja, Ayah B mendogma B khususnya dalam hal agama seperti sholat

dengan cara menghukum B jika tidak mengerjakan sholat dan mengaji, dengan

alasan “karena sudah sekolah maka harus diajari agama.” Tetapi tidak dengan ibu

B semenjak B berkembang ke masa remaja ibu B menjadi lebih demokratis karena

menurut ibu “B sudah belajar di pondok pesantren, jadi tinggal membimbing dan

mengarahkan saja.” Di usia mahasiswa cara pandang ayah B berangsur berubah

dalam segala hal seperti pendidikan, agama dan norma. Penjabaran tentang gaya

kognitif dalam keluarga kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10

Gaya Kognitif Keluarga B

Perkembangan

Hubungan

Tertutup (dogmatis,

otoriter)

Terbuka (empatik)

Masa balita Dogmatis: norma dan agama

Masa anak-anak Dogmatis: agama dan norma

Masa remaja Dogmatis: belajar, agama dan norma

Masa mahasiswa Demokratis: agama,

norma dan pergaulan

Jika melihat pada tabel 6 di atas dapat dikatakan bahwa cara pandang orang

tua B khususnya ayah terhadap B adalah dogmatis pada masa balita, kanak-kanak

dan remaja B. Setelah B duduk di bangku kuliah cara pandang orang tua B

berangsur berubah menjadi lebih demokratis. Ayah B menjadi demokratis apabila

terjadi suatu kesalahpahaman di antara keduanya.

Page 79: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

3. Keluarga ketiga

Keberadaan ayah C yang jarang di rumah membuat ibu bertanggung jawab

atas keperluan, kebutuhan dan perhatian terhadap anak sepenuhnya. Jadi yang

selalu menemani anak dalam perkembangannya adalah ibu. Pada masa balita C

ibu mempunyai cara pandang yang dogmatis dalam hal keagamaan seperti sholat,

mengaji dan berhemat uang karena menurut ibu C “orang Islam itu harus bisa

sholat dan mengaji. Dan hemat itu pangkal kaya.” Begitu juga pada masa kanak-

kanak yang seharusnya masih masa-masa untuk bermain ibu mempunyai cara

pandang otoriter dalam hal belajar karena “C itu bandel dan gak mau belajar dan

senangnya main.” Di masa remaja ayah dan ibu C mempunyai cara pandang yang

otoriter dalam hal aturan waktu seperti batasan wilayah bermain anak dan waktu

anak bermain dengan alasan “C jika bermain tidak tahu waktu.” Di masa

mahasiswa orang tua C memberikan kebebasan dan tanggung jawab yang lebih

luas terhadap C dalam hal agama, pendidikan dan kebebasan bergaul. Dari hasil

lapangan yang telah dijabarkan di atas gaya kognitif dan kecakapan empatik yang

ada pada diri orang tua terhadap C dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11

Gaya Kognitif Keluarga C

Perkembangan hubungan Tertutup (dogmatis,

otoriter)

Terbuka (empatik)

Masa balita Dogmatis: agama dan

berhemat uang

Masa anak-anak Otoriter: belajar

Masa remaja Otoriter: aturan waktu Demokratis: agama,

kebebasan bergaul

Masa mahasiswa Lazier: agama,

kebebasan bergaul,

pendidikan.

Page 80: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Dari tabel 7 di atas disebutkan bahwa orang tua C khususnya ibu empunyai

cara pandang yang dogmatis terhadap C pada masa balita dan kanak-kanak.

Berkembang ke masa remaja orang tua C lebih bisa terbuka dalam hal agama dan

kebebasan bergaul dan sedikit otoriter hanya dalam hal waktu. Setelah C

melanjutkan kuliahnya di Lombok cara pandang orang tua C mengalami

perubahan yaitu menjadi tidak mau tahu apa yang terjadi pada diri C, karena

itulah C menjaga jarak dengan orang tuanya.

4. Keluarga keempat

Ayah dalam keluarga keempat ini mempunyai cara pandang yang dogmatis

apabila sudah menyangkut masalah agama seperti sholat, puasa dan sebagainya.

Karena menurutnya “agama bukan untuk main-main, jadi harus benar-benar

menjalaninya.” Apa yang dikatakan ayah dan ibu harus diikuti sewaktu D masih

balita. Di usia anak-anak, setelah D masuk sekolah dasar (SD) baik ayah maupun

ibu D merubah cara pandangnya menjadi terbuka, misalnya dalam hal belajar dan

sekolah dengan alasan “seorang anak kalau belajar itu tidak bisa dipaksakan

karena masa kanak-kanak yang masih butuh bermain, jadi terserah anak mau

bersekolah di SD yang disukai dan waktu belajar malam yang dia sukai.” Karena

masa remaja D di dalam pondok pesantren jadi cara pandang orang tua D kembali

berubah menjadi otoriter dalam hal pergaulan dengan teman laki-laki, dengan

alasan “karena belum tau kehidupan di luar pesantren, takut salah langkah.”

Tetapi di masa mahasiswa cara pandang orang tua baik ayah maupun ibunya

berangsur terbuka dalam segala hal seperti agama, belajar dan pergaulan denga

teman laki-laki, dengan alasan “dia udah besar dan udah bisa memilah dan

memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik buat dirinya. Kami sebagai

Page 81: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

orang tua hanya mengarahkan saja.” Dari hasil wawancara di lapangan, maka

gaya kognitif individu dan kecakapan empatik dalam keluarga keempat dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12

Gaya Kognitif Keluarga D

Perkembangan

Hubungan

Tertutup (dogmatis,

otoriter)

Terbuka (empatik)

Masa balita Dogmatis: agama

Masa anak-anak Dogmatis: agama Demokratis: cara belajar

dan pemilihan sekolah.

Masa remaja Otoriter: pergaulan Demokratis: cara belajar

dan pemilihan sekolah.

Masa mahasiswa Demokratis: agama, cara

belajar, pemilihan kampus dan jurusan serta pergaulan.

Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa selama hubungan orang tua dan D

dalam keluarga keempat ini ayah maupun ibu D mempunyai cara pandang

dogmatis pada masa balita dan anak-anak hanya dalam hal keagamaan dan otoriter

pada masa remaja dalam hal pergaulan. Tapi cara pandangnya tersebut berangsur-

angsur berubah setelah anaknya beranjak dewasa, yaitu masa mahasiswa (ketika

mulai kuliah). Semua itu dikarena adanya saling keterbukaan dalam keluarga yang

selalu menceritakan apa kegiatan yang dilakukan di luar rumah, yang disukai dan

tidak disukai dari masing-masing individu.

E. Perkembangan Hubungan Komunikasi Keluarga

Setiap individu yang mempunyai hubungan dengan seseorang menginginkan

hubungannya selalu berjalan dengan baik, tetapi karena adanya beberapa faktor

sejalan dengan berputarnya waktu membuat suatu hubungan itu kadang meningkat

Page 82: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

dan kadang menurun. Begitu juga hubungan dalam sebuah keluarga. Untuk

mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan suatu hubungan dalam sebuah

keluarga meningkat dan menurun, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan

kepada masing-masing keluarga antara lain: faktor-faktor apa saja yang membuat

hubungan saudara dengan keluarga saudara meningkat? Dan faktor-faktor apa saja

yang membuat hubungan saudara dengan keluarga saudara menurun? Penemuan

dari hasil di lapangan peneliti jabarkan sebagai berikut:

1. Keluarga pertama

Keluarga A berpendapat bahwa hubungannya dengan anggota keluarga lain

khususnya A selalu baik-baik saja. Masa balita dan masa anak-anak A selalu

dihabiskan A dan keluarga untuk berkumpul bersama keluarga dan selalu keluar

rumah untuk sekedar jalan-jalan bersama atau makan bersama bila ayah A

mempunyai waktu luang. Ketika menuju masa remaja kebersamaan antara A dan

orang tuanya berkurang karena A sudah mulai belajar di sebuah pondok

pesantren, tetapi setelah A kembali ke rumah dan melanjutkan kuliahnya di

Jakarta kebersamaan itu kembali seperti semula. Perkembangan hubungan yang

terjadi dalam keluarga pertama antara A dan orang tua dapat dilihat pada grafik di

bawah ini:

Page 83: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Grafik 5

Perkembangan Hubungan Keluarga A

Eskalasi

5

4

3

2

1

tahun

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

De-eskalasi

Grafik 1 di atas dapat memperlihatkan bahwa 5 tahun pertama dan 5 tahun

kedua hubungan A dengan orang tua A meningkat hal ini ditunjukkan oleh garis

yang melengkung ke atas yang mencapai angka 5, ini dikarenakan sering

berkumpulnya A dengan orang tua di rumah dan ayah yang meluangkan waktu

untuk keluar rumah bersama keluarga untuk berekreasi. Pada 5 tahun ketiga

hubungan mereka agak menurun, dan 5 tahun keempat hubungan A dengan orang

Page 84: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

tua lebih menurun karena intensitas pertemuan dan komunikasi yang kurang, hal

ini disebabkan karena A yang masih berada di sebuah pondok pesantren di Solo.

Setelah A kembali ke rumah untuk melanjutkan kuliahnya hubungan orang tua

dengan A berangsur membaik dan lebih meningkat.

2. Keluarga kedua

Dalam keluarga kedua ini orang tua B dan B berpendapat bahwa saat B

masih balita hubungan mereka sangat dekat karena intensitas pertemuan yang

sering misalnya keluar rumah untuk berekreasi bersama keluarga. Tetapi setelah

berkembang menjadi anak-anak hubungan B dan orang tuanya mulai berkurang

dengan alasan “karena kegiatan yang padat dari sekolah, bermain, belajar dan

tidur setiap harinya.” Melanjutkan sekolahnya di sebuah pondok pesantren selama

6 tahun membuat hubungan orang tua dan B semakin berkurang karena jarang

bertemu dan jarang berkomunikasi. Ketika B melanjutkan studinya di Jakarta

untuk kuliah hubungan itu kembali membaik, tetapi karena padatnya kegiatan di

kampus membuat hubungan itu kembali meregang atau berkurang. Perkembangan

hubungan yang terjadi antara orang tua dan B dalam keluarga kedua ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 85: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Grafik 6

Perkembangan Hubungan Keluarga B

Eskalasi

5

4

3

2

1

tahun

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

De-eskalasi

Garis yang melengkung ke atas dengan mencapai angka 5 pada grafik 3 di

atas menunjukkan bahwa hubungan B dengan orang tuanya pada 5 tahun pertama

terlihat meningkat, hal itu disebabkan oleh intensitas pertemuan untuk berinteraksi

antara orang tua dan B yang sering. Tetapi garis lengkungan kedua turun ke angka

4, itu menunjukkan bahwa hubungan B dengan orang tuanya pada 5 tahun kedua

agak menurun, hal itu disebabkan oleh berkurangnya waktu untuk berkumpul

Page 86: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

bersama keluarga karena kesibukan anak yang dibilang cukup melelahkan. Pada 5

tahun ketiga hubungan itu sangat menurun, hal itu dapat dilihat dari garis yang

melengkung ke bawah mencapai angka tiga pada de-eskalasi. Ini disebabkan oleh

intensitas pertemuan yang terjadi antara orang tua dan B dibatasi oleh ruang dan

waktu, karena B berada di asrama. Garis keempat yang melengkung mencapai

angka 4 pada grafik di atas menunjukkan hubungan B dengan orang tuanya pada 5

tahun keempat kembali membaik, hal itu disebabkan oleh B intensitas pertemuan

sudah tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu karena B sudah menyelesaikan

studinya di pondok pesantren. Dan hubungan orang tua dengan B pada 5 tahun

terakhir kembali menurun karena kegiatan B yang sangat padat di kampus

membuat pertemuan antara orang tua dan B dibatasi oleh waktu yang tidak pernah

sama untuk bertemu.

3. Keluarga ketiga

Menurut pendapat orang tua dan C pada masa-masa balita dan anak-anak C

selalu berkumpul bersama keluarga, dan sering keluar rumah bersama keluarga

untuk berkreasi setiap minggunya. Kebersamaan keluarga yang C rasakan

berangsur berkurang karena ayahnya yang jarang sekali pulang ke rumah

semenjak ayah bekerja sebagai supir truk. Komunikasi dan intensitas pertemuan

yang berkurang membuat hubungan orang tua dan C mengalami penurunan.

Hanya saat lebaran saja mereka dapat berkumpul bersama. Begitu pun setelah C

melanjutkan kuliahnya di Lombok. Peningkatan dan penurunan hubungan yang

terjadi dalam keluarga ketiga dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 87: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Grafik 7

Perkembangan Hubungan Keluarga C

Eskalasi

5

4

3

2

1

tahun

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

De-eskalasi

Dari grafik 5 di atas dapat dilihat bahwa garis yang melengkung ke atas dan

berakhir pada angka lima dapa garis eskalasi menunjukkan bahwa hubungan

orang tua dan C meningkat pada lima tahun pertama dan lima tahun kedua saja.

Hal itu disebabkan karena sering berkumpul bersama dan keluar rumah bersama

untuk berekreasi. Garis yang melengkung ke bawah dan berakhir pada angka 3, 4

dan 5 menunjukkan bahwa hubungan antara orang tua dan C menurun pada lima

tahun ke tiga, lima tahun keempat dan lima tahun kelima hingga sekarang. Hal itu

Page 88: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

disebabkan karena intensitas pertemuan yang kurang dan komunikasi yang

berkurang karena pisahnya ayah dan ibu C dan C yang melanjutkan kuliahnya di

Lombok.

4. Keluarga keempat

Walaupun ayah dan ibu D dapat dikatakan cukup sibuk tetapi kedua orang

tua D selalu menyempatkan diri untuk sarapan dan makan malam bersama di

rumah. Mengantarkan D dan kakak D ke sekolah dan menemani D belajar pada

malam hari membuat hubungan orang tua dengan D sangat baik. Menginjak masa

remaja hubungan D dengan orang tuanya agak menurun karena D melanjutkan

studinya ke sebuah pondok pesantren di Jawa Timur. Setelah menyelesaikan

studinya di pondok pesantren A melanjutkan kuliahnya di Jakarta dan hubungan

D dengan orang tuanya kembali membaik. Perkembangan hubungan antara D

dengan orang tua di keluarga keempat ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 8

Perkembangan Hubungan Keluarga D

Eskalasi

5

4

3

2

1

1 2 3 4 5

1

2

Page 89: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

3

4

5

De-eskalasi

Jika melihat garis yang melengkung dari angka 0 sampai angka 5 pada

grafik 7 di atas menunjukkan bahwa hubungan D dengan orang tua pada 5 tahun

pertama dan 5 tahun kedua sangat meningkat, karena pertemuan dan kebersamaan

yang sangat intens. Hubungan D dengan orang tua menurun pada 5 tahun ketiga

dan 5 tahun keempat ketika D berkurangnya pertemuan dan komunikasi antara D

dengan orang tua, hal ini ditunjukkan oleh garis yang melengkung ke bawah

mencapai angka 3 dan empat. Ini disebabkan karena D melanjutkan sekolah di

sebuah pondok pesantren di daerah Jawa Timur. Tetapi kemudian hubungan D

dengan orang tuanya kembali meningkat pada 5 tahun kelima disaat D

melanjutkan kuliah di Jakarta. Ini disebabkan karena intensitas pertemuan dan

komunikasi yang cukup yang dilakukan oleh D dengan orang tuanya.

Page 90: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran peneliti mengenai hubungan komunikasi orang tua

dengan anak di RW 011 kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bab ini peneliti menyimpulkan permasalahan-

permasalahan yang tentunya bertujuan untuk lebih mempermudah dalam

memahami pokok masalah. Dan melihat dari hasil penelitian di lapangan yang

berupa pengamatan dan wawancara mendalam maka dapat disimpulkan antara

lain sebagai berikut:

1. Proses komunikasi yang berlangsung di empat keluarga yang berbeda dalam

segi ekonomi di kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur adalah sebagai

berikut: keluarga pertama atau A proses komunikasi yang berlangsung

merupakan komunikasi yang bersifat non antarpribadi, hal ini disebabkan

karena masing-masing individu dalam keluarga ini baru mencapai tahap

menuju afektif. Keluarga kedua atau B proses komunikasi yang berlangsung

merupakan komunikasi hampir dapat dikatakan komunikasi antar pribadi

karena proses perkembangan keluarga ini sudah mencapai pertukaran

afektif. Keluarga ketiga atau C proses komunikasi yang berlangsung baru

pada tahap orientasi, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasinya bersifat

komunikasi non antar pribadi. Dan keluarga keempat atau D proses

komunikasinya sudah mencapai tahap akhir yaitu pertukaran stabil karena

Page 91: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

masing-masing individu sudah saling mengetahui psikologi anggota

keluarganya.

2. Pola Kontrol Komunikasi (PKK) dan manajeman konflik yang dilakukan

oleh empat keluarga di kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur adalah sebagai

berikut: keluarga A termasuk keluarga yang menggunakan strategi wortel

berayun, pedang tergantung dan dunia peri, karena selalu memberikan

imbalan kepada anak jika anak melakukan suatu pekerjaan yang baik,

memberi hukuman jika tidak patuh dan menganggap anaknya selalu berbuat

baik. Keluarga B selalu menggunakan strategi katalistor dan wortel beayun

dan pedang tergantung, karena antara ayah dan ibu sangat berbeda dalam hal

berkomunikasi dengan anak. Keluarga C selalu menggunakan strategi

katalisator, dunia peri dan pedang tergantung, karena ibu enggan berbicara

dengan C jika tidak perlu. Keluarga D selalu menggunakan strategi

katalisator dalam hal apapun termasuk meredam konflik, karena baik ayah,

ibu dan D selalu membicarakan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai.

3. Gaya kognitif dan kecakapan empatik individu yang ada dalam empat

keluarga di kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur termasuk dalam individu

yang mempunyai cara pandang tertutup yang dogmatis yaitu tidak bisa

menerima pesan dari luar yang tidak sejalan dengan pendapatnya, pada masa

balita dan kanak-kanak dalam hal agama. Tetapi setelah berkembangan

menjadi remaja dan dewasa cara pandang semua orang tua dalam empat

keluarga berangsur berubah menjadi demokratis dengan alasan “anak sudah

besar dan sudah tahu apa yang baik dan tidak baik untuk dirinya.”

Page 92: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

4. Perkembangan hubungan yang terjadi antara orang tua dan anak dalam

empat keluarga di kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur dapat dikatakan

meningkat disaat 5 tahun pertama dan 5 tahun kedua karena intensitas

pertemuan dan komunikasi yang selalu terjalin. Pada 5 tahun ketiga dan

keeempat hubungan orang tua dan anak dapat dikatakan menurun karena

intensitas pertemuan dan komunikasinya dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pada 5 tahun kelima hubungan orang tua dan anak kembali meningkat

karena komunikasi, intensitas pertemuan yang sering dan cara pandang

orang tua yang telah berubah. Hanya keluarga C dan B saja tingkat

hubungan antara orang tua dan anak menurun pada 5 tahun terakhir karena

kesibukan anak dan karena anak maupun orang tua saling menutup diri.

B. Saran-saran

Sebagai kesatuan masyarakat terkecil dan kelompok primer, komunikasi

dalam keluarga harus dapat dijaga dengan baik. Karena jika tidak kenakalan

remaja akan terus ada bahkan mungkin bertambah. Sebagai orang tua wajib

mendidik anak dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada karena itu adalah

hak anak dan sebagai anak wajib untuk mau bercerita tentang apa yang dirasakan,

karena orang tua adalah orang yang akan selalu menjaga kita , begitu juga

sebaliknya orang tua harus saling terbuka kapada anak tentang apa yang disukai

dan apa yang tidak.

Page 93: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta,

cet. ke-1, 2005.

Budyatna M. dan Nina Mutmainah. Komunikasi Antarpribadi, Materi Pokok,

IKOM44337/3SKS/Modul 1-9, Jakarta: Universitas Terbuka,), cet. ke-1,

1994.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, edisi ke-3, cet. ke-3, 2005.

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam

Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam), Jakarta: Rineka Cipta, cet.

ke-1, 2004.

Cole, Kris, Hari Wahyudi. Komunikasi Sebening Kristal: Meraih Sukses Melalui

Keterampilan Memahami (trjmh), Jakarta: Quantum, cet. ke-1, 2005.

Effendy, Onong Uchjana. Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, cet. ke-1,

1989.

___________. Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, cet. ke-9, 2005.

____________. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, 1981.

____________. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. ke-6,

2004.

____________. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001.

Gerungan, W. A. Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, cet. ke-1, 2004.

Page 94: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Gunadi. Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

cet. ke-1, 1998.

Harlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, (Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan ), Jakarta: Erlangga, edisi ke 5, 1999.

Hopson, Darlexne Powell dan Derek S. Hopson. Menuju Keluarga Kompak, 8

Prinsip Praktis Menjadi Orang Tua Yang Sukses, (Bandung: Mizan Media

Utama, cet. ke-1, 2002.

Kuntaraf, Kathleen Liwidjaja dan Jonathan Kuntaraf. Komunikasi Keluarga Kunci

Kebahagiaan Anda, Indonesia Publishing House, cet. ke-3, 2003.

Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Pribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991.

Markum, M. Enoch. Anak, Keluarga Dan Masyarakat, Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, cet. ke-3, 1991.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remadja

Rosdakarya, cet. ke-6, 2002.

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-4,

2001.

Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, cet. ke-4, 2002.

___________. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remadja

Rosdakarya, cet. ke-4, 2002.

Rakhmat, Jalaluddin. Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remadja

Rosdakarya, cet. ke-11, 2004.

___________. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remadja Rosdakarya, cet.

ke-23, 2005.

Page 95: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

Ratnawati, Sintha. Keluarga, Kunci Sukses Anak, Kumpulan Artikel Kompas,

(Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, cet. ke-1, 2000.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, cet. ke-1, 2007.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, cet.

ke-1, 1993.

Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Bina Cipta, cet.

ke-3, 1980.

Vardiansyah, Dani. Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan Taksonomi

Konseptual, Bogor: Ghalia Indonesia, cet. ke-1, 2004.

Widjaja. H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara,

cet.ke 4, 2002.

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia, cet. ke-1, 2004.

Page 96: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR WAWANCARA (orang tua)

Hubungan komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka Jaya

Jakarta Timur

1. Dimana anda lahir?

2. Sejak tahun berapakah anda tinggal di Jakarta?

3. Apa pekerjaan anda saat ini?

4. Apakah anda aktif dalam bermasyarakat?

5. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Berapa kali

anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda?

6. Kapan dan dimana tempat anda berkomunikasi dengan anggota keluarga

anda? Hal-hal apa saja yang dibicarakan?

7. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

8. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

9. Apakah anda sangat dekat dengan anak anda?

10. Apa yang anda ketahui tentang anak anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka? Apa ciri-cirinya bila anak anda sedang sedih,

marah dan senang?

11. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi anak anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

12. Imbalan apa yang anda berikan kepada anak anda apabila dia melakukan

hal-hal yang baik?

Page 97: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

13. Apakah anak anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

14. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan anak anda?

15. Apakah anak anda juga curhat dengan anda?

16. Hal-hal apa saja yang diceritakan anak anda kepada anda?

17. Apakah anda selalu memberikan saran kepada anak anda apabila anak anda

mempunyai masalah? Apakah ia menerimanya?

18. Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Apa penyebabnya?

19. Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik?

20. Apakah anak anda pernah mengkritik anda? Apakah kritik itu membangun

atau menyalahkan?

21. Bagaimana pendapat anda mengenai sifat dan sikap anak anda?

22. Apa yang anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

23. Apa yang tidak anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

24. Apa harapan anda terhadap anak anda?

Jakarta, - - 2008

( )

Page 98: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

DAFTAR WAWANCARA (anak)

Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka Jaya

Jakarta Timur

1. Dimana anda lahir?

2. Sejak tahun berapakah anda tinggal di Jakarta?

3. Apa pekerjaan anda saat ini?

4. Apakah anda aktif dalam bermasyarakat?

5. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Berapa kali

anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda?

6. Kapan dan dimana tempat berkomunikasi dengan anggota keluarga anda?

Hal-hal apa saja yang dibicarakan?

7. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

8. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

9. Apakah anda sangat dekat dengan lawan bicara anda?

10. Apa yang anda ketahui tentang orang tua anda? Bagaimana cara

pandangnya? Keras, tertutup atau terbuka?Apa ciri-ciri ibu bila ia sedang

sedih, marah dan senang? Ayah?

11. Apa yang orang tua anda lakukan untuk memotivasi anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

12. Imbalan apa yang orang tua anda berikan kepada anda apabila anda

melakukan hal-hal yang baik?

13. Apakah orang tua anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

Page 99: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

14. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan orang tua anda?

15. Apakah orang tua anda juga curhat dengan anda?

16. Hal-hal apa saja yang orang tua anda ceritakan kepada anda?

17. Apakah anda selalu ikut memberikan saran kepada orang tua anda apabila

keluarga anda mempunyai masalah? Apakah mereka menerimanya?

18. Apakah orang tua anda pernah berselisih faham dengan anda? Apa

penyebabnya? Biasanya siapa yang sering berselisih paham dengan anda?

Ayah atau ibu?

19. Bagaimana sikap orang tua anda dalam menyelesaikan konflik?

20. Pernahkah orang tua anda mengkritik anda? Apa yang dikritik? Menurut

anda, apakah kritik itu membangun atau menyalahkan?

21. Bagaimana pendapat anda mengenai sikap dan sifat orang tua anda? Ayah?

Ibu?

22. Apa yang anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

23. Apa yang tidak anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

24. Apa harapan anda terhadap orang tua anda?

Jakarta, - - 2008

( )

Page 100: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

HASIL WAWANCARA

IBU (1)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J: iya. Apa aja, semuanya diomongin.

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: sering. Biasanya sambil nonton di ruang keluarga.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: semua anggota keluarga. Kalau curhat sama suami.

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: semuanya aktif. Karena semuanya senang cerita.

5. Apakah anda sangat dekat dengan anak anda?

J: iya, semuanya dekat.

6. Apa yang anda ketahui tentang anak anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka? Apa ciri-cirinya bila anak anda sedang sedih,

marah dan senang?

J: anaknya terbuka. Kalau lagi sedih, marah dan senang biasanya yang dia

cerita sama mbanya, soalnya dia satu kamar sama mbanya. Menurut mbanya

kalau lagi sedih dan senang dia cerita, tapi kalau lagi marah dia ngambek

langsung tidur di kamar.

7. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi anak anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: ngasih pengarahan dan semangat.

8. Imbalan apa yang anda berikan kepada anak anda apabila dia melakukan hal-

hal yang baik?

J: terserah anaknya mau apa.

9. Apakah anak anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: iya.

Page 101: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan anak anda?

J:

11. Apakah anak anda juga curhat dengan anda?

J: gak, soalnya dia lebih suka curhat sama mbanya.

12. Hal-hal apa saja yang diceritakan anak anda kepada anda?

J: paling cerita-cerita yang santai aja.

13. Apakah anda selalu memberikan saran kepada anak anda apabila anak anda

mempunyai masalah? Apakah ia menerimanya?

J: kadang-kadang.

14. Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Apa penyebabnya?

J: kalau masalah internal jarang seh!

15. Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik?

J: bertanya dan mencari saran untuk mencari solusi.

16. Apakah anak anda pernah mengkritik anda? Apakah kritik itu membangun

atau menyalahkan?

J:

17. Bagaimana pendapat anda mengenai anak anda?

J: dia anaknya terbuka, suka cerita dan bilang kalau mau pergi. Soalnya kalau

gak bilang nanti mamanya bingung mo nyari kemana.

18. Apa yang anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: dia anaknya gak pernah sedih.

19. Apa yang tidak anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: kolokan. Mungkin karena dia anak terakhir jadi pengennya kalau minta

sesuatu harus ada saat itu juga.

20. Apa harapan anda terhadap anak anda?

J:

Page 102: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

HASIL WAWANCARA

BAPAK (1)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J:

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J:

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J:

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J:

5. Apakah anda sangat dekat dengan anak anda?

J:

6. Apa yang anda ketahui tentang anak anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka? Apa ciri-cirinya bila anak anda sedang sedih,

marah dan senang?

J:

7. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi anak anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J:

8. Imbalan apa yang anda berikan kepada anak anda apabila dia melakukan hal-

hal yang baik?

J:

9. Apakah anak anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J:

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan anak anda?

J:

11. Apakah anak anda juga curhat dengan anda?

Page 103: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

J:

12. Hal-hal apa saja yang diceritakan anak anda kepada anda?

J:

13. Apakah anda selalu memberikan saran kepada anak anda apabila anak anda

mempunyai masalah? Apakah ia menerimanya?

J:

14. Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Apa penyebabnya?

J:

15. Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik?

J:

16. Apakah anak anda pernah mengkritik anda? Apakah kritik itu membangun

atau menyalahkan?

J:

17. Bagaimana pendapat anda mengenai anak anda?

J:

18. Apa yang anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J:

19. Apa yang tidak anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J:

20. Apa harapan anda terhadap anak anda?

J:

Page 104: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

HASIL WAWANCARA

ANAK (1)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J: iyalah…banyak. Sesuatu yang sifatnya santai dan serius semuanya

diomongin.

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: sering. Di rumah, di depan tv sambil nonton dan makan, kalau di telepon

jarang.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: keluarga. Biasanya seh aku curhat sama mba sebelum aku.

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: semuanya aktif.

5. Apakah anda sangat dekat dengan lawan bicara anda?

J: dekat

6. Apa yang anda ketahui tentang orang tua anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka?Apa ciri-ciri ibu bila ia sedang sedih, marah dan

senang? Ayah?

J: abah orangnya keras. Kalau lagi sedih biasa aja, kalau lagi marah sensi dan

mudah emosi, kalau lagi senang ngobrolnya asyik dan enak dimintain duit.

Kalau mama gak keras gak tertutup dan gak terbuka juga, jadi biasa aja. Kalau

lagi sedih diam aja, kalau lagi marah ngomel, kalau lagi senang ngobrol dan

jajannya enak.

7. Apa yang orang tua anda lakukan untuk memotivasi anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: ya…nyemangatin. Ngasih pengarahan juga.

8. Imbalan apa yang orang tua anda berikan kepada anda apabila anda

melakukan hal-hal yang baik?

J: tergantung yang aku minta.

Page 105: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

9. Apakah orang tua anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: tergantung ceritanya. Kalau lucu ketawa kalau curhat dikasih masukan.

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan orang tua anda?

J: mama gak tau cerita itu, jadi gak nyambung.

11. Apakah orang tua anda juga curhat dengan anda?

J: kadang-kadang.

12. Hal-hal apa saja yang orang tua anda ceritakan kepada anda?

J: hal-hal yang ringan. Iya seh cerita juga waktu masih mudanya.

13. Apakah anda selalu ikut memberikan saran kepada orang tua anda apabila

keluarga anda mempunyai masalah? Apakah mereka menerimanya?

J: gak pernah cerita kalau ada masalah keluarga jadi jarang. Kadang-kadang

kalau sesuai diterima dan sering bilang “ya…liat ntar aja.”

14. Apakah orang tua anda pernah berselisih faham dengan anda? Apa

penyebabnya? Biasanya siapa yang sering berselisih paham dengan anda?

Ayah atau ibu?

J: iyalah…biasanya sama abah soalnya suka gak sependapat.

15. Bagaimana sikap orang tua anda dalam menyelesaikan konflik?

J: duduk ngobrol, dibicarakan baik-baik.

16. Pernahkah orang tua anda mengkritik anda? Apa yang dikritik? Menurut anda,

apakah kritik itu membangun atau menyalahkan?

J: pernah dong! Misalnya gaya pakaian, sikap, nilai akademik.

17. Bagaimana pendapat anda mengenai orang tua anda? Ayah? Ibu?

J: abah itu orangnya keras, tegas, tapi tetap sayang seh! Kalau mama orangnya

pendiam.

18. Apa yang anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: kalau lagi di ruang santai ngobrol-ngobrol santai

19. Apa yang tidak anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: kalau lagi marah semua orang di rumah kena omel.

20. Apa harapan anda terhadap orang tua anda?

J: jadi orang tua yang lebih arif dan bijaksana. Pokoknya I love my parents.

Page 106: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

HASIL WAWANCARA

Ibu (4)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J: iya.ya...soal kerjaan, sekolah, kuliah, makanan, ibadah, macam-macamlah

pokoknya.

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: berkali-kali, gak kehitung. Kadang di ruang tamu, di ruang makan, di ruang

keluarga sambil nonton, di kamar, di dapur sambil masak.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: ya suami dan anak. Ya iyalah!mau sama siapa lagi.

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: saya dong!soalnya suka nanya ke anak.

5. Apakah anda sangat dekat dengan anak anda?

J: iya.

6. Apa yang anda ketahui tentang anak anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka? Apa ciri-cirinya bila anak anda sedang sedih,

marah dan senang?

J: iya. dia itu anaknya terbuka. Kalau lagi sedih dia nangis, diam di kamar.

Kalau lagi marah dia ngomel-ngomel. Kalau lagi gembira dia cerita-cerita.

7. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi anak anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: mengarahkan, memberi masukan hal-hal yang baik.

8. Imbalan apa yang anda berikan kepada anak anda apabila dia melakukan hal-

hal yang baik?

J: hadiah dan pujian, soalnya mau anak besar atau kecil suka dikasih hadiah.

9. Apakah anak anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: iya. kadang-kadang nyenengin, kadang-kadang gak.

Page 107: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan anak anda?

J: ya…kadang-kadang gak ngerti maksud pembicaraannya. Dia dah ngomong

panjang lebar tapi saya gak ngerti maksudnya.

11. Apakah anak anda juga curhat dengan anda?

J: iya. Soalnya ya itu tadi, anaknya terbuka.

12. Hal-hal apa saja yang diceritakan anak anda kepada anda?

J: biasanya tentang kuliahnya, teman-temannya, pekerjaannya, masalahnya.

Ya…apa saja.

13. Apakah anda selalu memberikan saran kepada anak anda apabila anak anda

mempunyai masalah? Apakah ia menerimanya?

J: iya. Kadang-kadang iya, kadang-kadang ditolak gitu! Tergantung.

14. Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Apa penyebabnya?

J: pernahlah! Ya…karena gak ngerti maksudnya, jadi gak nyambung.

15. Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik?

J: menyelesaikannya dengan mencari solusi.

16. Apakah anak anda pernah mengkritik anda? Apakah kritik itu membangun

atau menyalahkan?

J: ya pernah, tapi sewaktu-waktu. Kadang-kadang membangun, kadang-

kadang menyalahkan.

17. Bagaimana pendapat anda mengenai anak anda?

J: anaknya ceria, terbuka, ya…begitulah!

18. Apa yang anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: anaknya suka cerita. Karena kalau cerita gak berhenti-berhenti, jadi panjang.

19. Apa yang tidak anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: cerewet. Karena suka banyak tanya.

20. Apa harapan anda terhadap anak anda?

J: menjadi anak yang sholehah, taat kepada Allah dan RasulNya.

HASIL WAWANCARA

Page 108: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

ANAK (4)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J: iya banget. Semua hal deh pokoknya!

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: berkali-kali, sering banget, gak bisa kehitung. Dimana-mana, ya…di ruang

tamu, ruang makan, sambil nonton tv di ruang keluarga, kadang di kamar,

kalau gak di dapur sambil bantuin masak.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: semua orang yang ada di rumah. Mama, papa dan aa. Iya.

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: mama, soalnya dia yang ada di rumah, jadi sering nanya.

5. Apakah anda sangat dekat dengan lawan bicara anda?

J: dekat banget, apalagi sama mama.

6. Apa yang anda ketahui tentang orang tua anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka?Apa ciri-ciri ibu bila ia sedang sedih, marah dan

senang? Ayah?

J: kalau dulu seh papa keras banget, tapi sekarang dah mulai terbuka. Kalau

lagi sedih papa suka jadi bingung gitu mau ngerjain apa, kalau lagi marah

papa diam aja, kalau lagi senang papa cerita-cerita gitu deh!. Kalau mama

seh dari dulu terbuka. Mama jarang sedih tapi kalau udah sedih mama

nangis terus diem aja, kalau lagi marah diem tapi kadang-kadang ngomel

juga maklum ibu-ibu kan cerewet. Apalagi kalau lagi seneng mama cerita

mulu.

7. Apa yang orang tua anda lakukan untuk memotivasi anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: biasanya seh ngasih saran biar semangat.

8. Imbalan apa yang orang tua anda berikan kepada anda apabila anda

melakukan hal-hal yang baik?

Page 109: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

J: suka dikasih hadiah sama mama atau gak dikasih pujian kayak ucapan

“terima kasih” kalau habis bantu-bantu mama dan papa ataupun aa.

9. Apakah orang tua anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: iya dong! kadang-kadang seh nyenengin, tapi kadang-kadang nyebelin juga.

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan orang tua anda?

J: suka gak nyambung gitu! Trus kadang-kadang waktu curhatnya gak tepat

jadi dicuekin deh!

11. Apakah orang tua anda juga curhat dengan anda?

J: iya. Soalnya orang-orang di rumah seneng cerita.

12. Hal-hal apa saja yang orang tua anda ceritakan kepada anda?

J: banyak. Cerita tentang dulu waktu papa sama mama masih muda, kadang-

kadang masalah-masalah yang sedang dihadapi mereka juga tentang

keluarga.

13. Apakah anda selalu ikut memberikan saran kepada orang tua anda apabila

keluarga anda mempunyai masalah? Apakah mereka menerimanya?

J: kadang-kadang, habis kadang gak ngerti seh urusan orang tua. Kadang

diterima kadang ditolak, wajar seh!

14. Apakah orang tua anda pernah berselisih faham dengan anda? Apa

penyebabnya? Biasanya siapa yang sering berselisih paham dengan anda?

Ayah atau ibu?

J: pernah, karena kadang-kadang persepsinya berbeda, jadi gak nyambung.

Jadi berakhir dengan sedikit marah-marah deh! Tapi gak lama.biasanya seh

papa.

15. Bagaimana sikap orang tua anda dalam menyelesaikan konflik?

J: biasanya seh nyari solusi bareng-bareng.

16. Pernahkah orang tua anda mengkritik anda? Apa yang dikritik? Menurut anda,

apakah kritik itu membangun atau menyalahkan?

J: pernah. Biasanya tentang sifat dan sikap. Kadang membangun kadang juga

nyalahin.

17. Bagaimana pendapat anda mengenai orang tua anda? Ayah? Ibu?

Page 110: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

J: kalau papa orangnya agak keras, tegas, kalau ngomong apa adanya ya…gitu

deh! Kalau mama orangnya selalu tersenyum walaupun kalau lagi marah.

18. Apa yang anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: yang disukai dari papa orangnya “welcome” sama siapa aja. Karena gak

pernah ngebedain orang. Kalau mama enak diajakin curhat. karena suka

dengerin cerita saya.

19. Apa yang tidak anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: yang gak disukai dari papa itu kalo lagi bantuin papa ngelakuin sesuatu trus

gak nyambung ngomongnya kadang nyakitin hati, tapi habis itu seh minta

maaf. Kalau mama kadang kalau ladi ngasih solusi suka gak enakin.

20. Apa harapan anda terhadap orang tua anda?

J: mudah-mudahan seh ada perubahan dari semuanya.

HASIL WAWANCARA

IBU (3)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

Page 111: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

J: iya, tapi seperlunya aja. Soalnya jarang ketemu sama anak-anak. Biasanya

seh ngomongin tentang sehari-hari.

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: dulu waktu anak saya SMA sering, tapi sekarang jarang. Di kamar,

ya…kalau lagi gak bisa tidur jadi ngobrol dulu.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: kalau di keluarga gak ada karena jarang ketemu, jadi saya kalau curhat sama

temen dekat anak saya.

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: saya, karena saya seneng cerita.

5. Apakah anda sangat dekat dengan anak anda?

J: dulu waktu dia SMA iya, tapi sejak dia kuliah dia jadi jaga jarak sama saya.

Tapi saya berusaha mendekatkan diri sama dia.

6. Apa yang anda ketahui tentang anak anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka? Apa ciri-cirinya bila anak anda sedang sedih,

marah dan senang?

J: dulu waktu dia SMA anak terbuka, selalu cerita apa aja sama saya, tapi

setelah dia punya temen dekat dia jadi tertutup. Karena dia lebih terbuka

sama teman dekatnya. Kalau dia lagi marah bawaannya kesel terus, kasar

dan ngerjain sesuatu kayak gak ikhlas gitu!. Kalau lagi senang dia jadi rajin

ngerjain sesuatu. Kalau lagi sedih bawaannya males, kerjaannya tidur-tidur

aja.

7. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi anak anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: ya…nanya kenapa?, terus ngasih saran biar semangat.

8. Imbalan apa yang anda berikan kepada anak anda apabila dia melakukan hal-

hal yang baik?

J: karena saya gak punya apa-apa jadi saya gak bisa bisa ngasih apa-apa,

Cuma ucapan “terima kasih” dan doa yang bisa saya kasih ke anak saya.

Page 112: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

9. Apakah anak anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: dulu seh iya, tapi sekarang tidak. Ya…karena itu tadi udah jaga jarak.

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan anak anda?

J: karena jarang ketemu dan karena anak saya jaga jarak dengan saya.

11. Apakah anak anda juga curhat dengan anda?

J: dulu iya, tapi sekarang gak. Dia lebih terbuka sama teman dekatnya, karena

teman dekatnyalah yang memenuhi kebutuhan dia sehari-hari.

12. Hal-hal apa saja yang diceritakan anak anda kepada anda?

J: kalau dulu seh semua dia cerita tapi sekarang gak.

13. Apakah anda selalu memberikan saran kepada anak anda apabila anak anda

mempunyai masalah? Apakah ia menerimanya?

J: dulu iya. Tapi sekarang tidak.

14. Apakah anda pernah berselisih faham dengan anak anda? Apa penyebabnya?

J: kadang-kadang. Kalau ada omongan ibu yang gak berkenan di hati dia.

15. Bagaimana sikap anak anda dalam menyelesaikan konflik?

J: kalau dia seh pengennya selalu buru-buru menyelesaikan. Jadi kalau ada

konflik dalam keluarga, misalnya kakaknya bertengkar sama adiknya karena

berebutan sesuatu, dia buru-buru ngumpulin semua yang terlibat trus

menyelesaikannya.

16. Apakah anak anda pernah mengkritik anda? Apakah kritik itu membangun

atau menyalahkan?

J: dulu iya, tapi sekarang gak. Karena alasan tadi.

17. Bagaimana pendapat anda mengenai anak anda?

J: dia itu anaknya baik. Walaupun lagi marah sama saya, tapi kalau mau pergi

selalu pamit.

18. Apa yang anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: sikapnya yang baik, penuh sopan santun , jujur. Karena dia gak suka

bohong.

19. Apa yang tidak anda sukai dari anak anda? Apa alasannya?

J: kalau suka kesel, dia gak mau ngerjain sesuatu.

Page 113: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

20. Apa harapan anda terhadap anak anda?

J: ibu pengen dia jadi muslimah yang baik, bertanggung jawab atas

kehidupannya.

ANAK (3)

1. Apakah anda berkomunikasi dengan anggota keluarga anda? Apa yang

dibicarakan?

J: ya. Biasanya masalah tugas rumah dan keuangan keluarga

2. Berapa kali anda berkomunikasi? Kapan dan dimana yang biasa anda jadikan

tempat berkomunikasi?

J: gak tentu, jarang. Biasanya di ruang tamu dan kamar tidur.

3. Siapa yang biasanya anda ajak berkomunikasi? Bila ada, apakah anda curhat

dengannya?

J: ibu, tapi gak pernah curhat. biasanya saya sering curhat sama teman dekat

saya

4. Siapa yang paling aktif berbicara dalam keluarga anda?

J: saya atau ibu.

5. Apakah anda sangat dekat dengan lawan bicara anda?

J: tidak terlalu dekat

6. Apa yang anda ketahui tentang orang tua anda? Bagaimana cara pandangnya?

Keras, tertutup atau terbuka?Apa ciri-ciri ibu bila ia sedang sedih, marah dan

senang? Ayah?

J: mama orangnya keras. Kalau lagi sedih diam aja, kalau lagi marah banyak

bicara, cerewet. Dan kalau lagi senang sering jalan-jalan. Kalau papa dulu

seh tau, tapi sekarang gak tau soalnya dah gak pernah komunikasi.

7. Apa yang orang tua anda lakukan untuk memotivasi anda dalam melakukan

sesuatu pekerjaan?

J: suka memberi semangat dan mengingatkan waktu.

8. Imbalan apa yang orang tua anda berikan kepada anda apabila anda

melakukan hal-hal yang baik?

J: tidak ada.

Page 114: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

9. Apakah orang tua anda memberikan tanggapan terhadap cerita yang anda

sampaikan? Bagaimana tanggapannya? Menyenangkan?

J: iya. Kadang positif, kadang negatif, ya…tergantung dari ceritanya.

10. Menurut anda, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi anda

dengan orang tua anda?

J: sikap mama yang tidak mengerti dan tidak memahami keinginan anak, dan

selalu menekan.

11. Apakah orang tua anda juga curhat dengan anda?

J: dulu iya, tapi sekarang jarang.

12. Hal-hal apa saja yang orang tua anda ceritakan kepada anda?

J: kebutuhan dan keuangan keluarga.

13. Apakah anda selalu ikut memberikan saran kepada orang tua anda apabila

keluarga anda mempunyai masalah? Apakah mereka menerimanya?

J: iya, tapi tergantung dari masalahnya. Diterima.

14. Apakah orang tua anda pernah berselisih faham dengan anda? Apa

penyebabnya? Biasanya siapa yang sering berselisih paham dengan anda?

Ayah atau ibu?

J: pernah. Sama mama, biasanya seh masalah ekonomi dan keluarga.

15. Bagaimana sikap orang tua anda dalam menyelesaikan konflik?

J: berkumpul bersama atau gak kumpul dengan kepala dingin.

16. Pernahkah orang tua anda mengkritik anda? Apa yang dikritik? Menurut anda,

apakah kritik itu membangun atau menyalahkan?

J: pernah. Biasanya ngeritik tentang sikap dan kebiasaan sehari-hari. Kadang-

kadang membangun, kadang-kadang menyalahkan.

17. Bagaimana pendapat anda mengenai orang tua anda? Ayah? Ibu?

J: kalau mama terlalu otoriter dan harus mengikuti kamauannya.

18. Apa yang anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: kalau ibu masakannya soalnya enak.

19. Apa yang tidak anda sukai dari orang tua anda? Apa alasannya?

J: sikap mama dalam bicara sama orang lain dan sikapnya yang banyak

tuntutan terhadap anaknya.

20. Apa harapan anda terhadap orang tua anda?

Page 115: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel

J: pengennya seh mama gak ikut campur dalam masalah rumah tangga atau

pribadi anaknya. trus tidak menceritakan kekurangan atau aib keluarga sama

orang lain.

Page 116: Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak di Kelurahan Malaka ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7197/1/SITI... · Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) ... Tabel