Pola aliran saliva dan kesehatan
-
Upload
frizcavandjoel -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Pola aliran saliva dan kesehatan
Pola aliran saliva dan kesehatan
dari jaringan keras dan lunak mulut
ABSTRAK
latar belakang. Ulasan ini akan merangkum efek saliva pada beberapa penyakit yang
menyerang jaringan rongga mulut.
hasil. Saliva memasuki mulut di beberapa lokasi, dan sekresi dari lokasi yang berbeda ini
tidak akan bercampur. Saliva di dalam mulut membentuk film tipis, kecepatannya bervariasi
di lokasi yang berbeda. Variasi ini dapat menjelaskan spesifisitas dari bagian permukaan
karies yang halus dan deposisi kalkulus supra ginggiva. Saliva melindungi terhadap karies
gigi, erosi, atrasi, abrasi, kandidiasis dan lesi mukosa yang abrasif yang biasanya terlihat pada
pasien hiposalivasi. Efek ini adalah hasil dari saliva sebagai sumber enamel pelikel, memicu
clearance gula dan asam dari mulut yang jenuh sehubungan dengan mineral gigi;
mengandung buffer, urea untuk pembentukan dasar plak, dan faktor antibakteri dan anti
jamur dan lubrikan mukosa mulut, sehingga kurang rentan terhadap lesi abrasif.
Implikasi klinis. Untuk kesehatan mulut yang optimal,seseorang harus menjaga makanan
dan cairan di mulut sesingkat mungkin. Waktu yang paling penting untuk menyikat gigi
adalah sebelum tidur, karena aliran saliva diabaikan selama tidur dan efek protektif saliva
hilang. Mengunyah permen karet bebas gula atau mengisap permen bebas gula merangsang
aliran saliva, yang menguntungkan jaringan keras dan lunak pada mulut dalam banyak cara.
Kata kunci. pelikel; karies; kalsium; fosfat; laju saliva; supersaturasi; atrisi; abrasi; erosi;
Film saliva; clearance; lubrikan; faktor antibakteri; kalkulus; penyakit gastroesophageal
reflux.
Tiga macam kelenjar saliva utama adalah glandula parotis, glandula submandibula
dan glandula sublingual. Ketiga ujung duktus kelenjar ini terletak berlawanan pada molar
dua maksila pada sisi lingual frenum dan sisi sulkus lingual. Selain itu, ada banyak kelenjar
saliva minor, yang salurannya terbuka ke sebagian besar tempat mukosa mulut kecuali daerah
yang meliputi dorsum lidah, bagian anterior palatum durum dan gingiva. Sekresi yang
tergabung dari berbagai kelenjar yang disebut "whole saliva. "ketika aliran tidak distimulasi,
kelenjar parotis, kelenjar submandibula, kelenjar sublingual dan kelenjar mukosa kecil
(MMGs) akan berkontribusi sekitar 25 persen, 60 persen, dan 7 sampai 8 persen, masing-
masing, untuk whole saliva, tetapi ketika aliran dirangsang, kontribusi oleh kelenjar parotid
akan meningkat setidaknya 10 percent.
Karena saliva dari berbagai kelenjar memasuki mulut di beberapa lokasi, dan tidak
akan bercampur. Enzim amilase disekresi terutama oleh kelenjar parotis, dan dengan
menggunakan enzim amilase ini sebagai penanda untuk salivasi pada kelnjar parotis, Sas dan
Dawes menemukan bahwa mereka bisa menghitung persentase kontribusi dari saliva parotis
ke whole saliva sampel di beberapa tempat lainnya. Pada tabel akan ditunjukkan hasil rata-
rata saat aliran saliva yang distimulasi, dirangsang oleh permen karet.Permen karet
diharapkan dapat mencampur sekresi yang berbeda dari berbagain tempat, sedikit saliva
parotis mencapai bagian anterior mulut. Dengan demikian, tempat yang berbeda di mulut
terpapar oleh cairan yang berbeda.
whole saliva selain mengandung komponen sekresi saliva juga mengandung cairan
sulkus gingiva, leukosit, sel epitel dan mikroorganisme, serta mungkin sisa-sisa makanan,
darah dan virus. Sumber-sumber dari enzim memulai pemecahan beberapa protein
disekresikan oleh kelenjar saliva.
LAJU ALIRAN SALIVA
Laju aliran saliva dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tingkat hidrasi, posisi
tubuh, paparan cahaya, stimulasi sebelumnya, ritme sirkadian dan circannual, ukuran kelenjar
dan penggunaan narkobai rata-rata laju aliran yang distimulasi adalah 0,3- 0,4 mililiter per
menit. Sayangnya, dokter gigi tidak secara rutin mengukur laju aliran saliva pasien mereka,
jadi ketika seorang pasien mengeluh mengalami mulut kering, tidak ada data dasar untuk
perbandingan. Saat tidur, laju aliran saliva diabaikan.
Laju aliran yang tidak distimulasi kurang dari 0,1 mL / menit dianggap bukti terjadi
hiposalivasi. Faktor utama yang bertanggung jawab untuk laju aliran menjadi menurun adalah
terapi obat, terutama ketika beberapa obat yang digunakan, Sindrom Sjogren dan pengobatan
radiasi untuk kepala dan kanker leher. Dua kondisi terakhir ini yaitu penggunaan obat
terapeutik adalah penyebab khas mulut kering. Beberapa ratus obat-obatan dapat
menyebabkan efek samping, meskipun 20 persen dari populasi experience mulut kering,
seperti halnya 30 persen dari orang tua yang berusia 65 tahun.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menentukan dampak dari berbagai
rangsangan pada laju aliran saliva dan banyak telah melaporkan tingkat aliran kurang dari 2
ml/menit. Namun, Watanabe dan Dawes menemukan bahwa ketika subjek makan beberapa
makanan, tingkat rata-rata aliran selama mengunyah bervariasi antara 3,15 dan 4,94 mL /
menit, sedangkan infus dari 5 persen asam sitrat ke dalam mulut menimbulkan laju alir 7.07
mL / menit. Stimulasi rasa ternyata jauh lebih efektif untuk stimulasi dari pada yang
mengunyah. Para penulis yang sama memperkirakan bahwa total volume saliva yang
dikeluarkan setiap hari adalah sekitar 600 mL.
Pada pasien dengan mulut kering yang parah, pilokarpin dan cevimeline dapat
meningkatkan sekresi saliva, membuat adanya sekresi residu dari jaringan. Biasanya pasien
dapat mengunyah permen karet bebas gula atau orang-orang dengan gangguan sendi
temporomandibular juga dapat mengisap permen bebas gula untuk merangsang aliran saliva
agar mengalir cukup untuk membantu mengurangi kekeringan pada mulut. Dengan
mengunyah permen karet, puncak tingkat aliran saliva mencapai sekitar 6 mL / menit di
menit pertama. Di 15 menit berikutnya, itu menurun hingga sekitar 1 mL / menit, jauh di atas
normal laju aliran saliva yang tidak distimulasi, dan tingkat ini dapat dipertahankan selama
dua jam atau lebih.
KOMPONEN SALIVA
Perkembangan terakhir dalam proteomik telah menyebabkan banyak protein yang berbeda
telah teridentifikasi, baik dalam whole saliva maupun sekresi dari masing-masing kelenjar.
Teknik ini menggunakan pemisahan protein dengan cara elektroforesis atau kromatografi,
mengisolasi beberapa kelompok kecil dari protein-protein tersebut, atau berdasarkan
konstituen peptidanya, setelah itu pemisahan menggunakan kromatografi, dan
mengidentifikasi peptida menggunakan spektrometri massa. Dari database peptida dalam
protein yang dikenal, peneliti kemudian dapat mengidentifikasi protein yang ada dalam
saliva. Kehadiran protein tertentu dalam saliva mungkin prediksi dari karsinoma sel
skuamosa.
d
Berdasarkan penelitian telah diidentifikasi terdapat sebanyak 309 protein dalam
keseluruhan saliva dan 130 di enamel pelikel. Namun, proteomik tidak dapat digunakan
untuk mengidentifikasi konsentrasi protein pada masing masing individu. Bahkan, lebih dari
95 persen dari protein saliva adalah dari major salivary families, yang meliputi protein asam
dan berbahan dasar kaya prolin, amilase dan molekul mukus glikoprotein berat tinggi dan
rendah (MUC5B dan MUC7), aglutinin, cystatins, histatins dan statherin. Setelah sintesis
protein dalam kelenjar saliva, banyak dari protein ini mengalami modifikasi posttranslational,
yang meliputi glikosilasi, asilasi, deamidization, sulfation, fosforilasi dan proteolisis, sebelum
mereka memasuki mulut. Kontributor utama dari viskositas saliva adalah glikoprotein
MUC5B, yang disekresi terutama oleh MMGs, dan itu menunjukkan heterogenitasnya yang
besar dalam pola glikosilasi. Pada beberapa orang tertentu, perbedaan kandungan dari protein
di saliva dari kelenjar tertentu muncul sebagai faktor independent untuk menghasilkan
stimulus alami. Namun, terdapat perbedaan diantara orang-orang, karena banyak anggota
protein menunjukkan polimorfisme genetik.
Elektrolit. Elektrolit utama dalam sebagian besar saliva adalah natrium, kalium, kalsium,
magnesium, klorida, bikarbonat, fosfat, tiosianat dan fluoride. Konsentrasi elektrolit dan
protein dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut seperti sumber kelenjar, flow rate, durasi
stimulasi, ritme biologis, sifat stimulus dan berbagai hormon. Diagram ini menunjukkan
perubahan dalam 12 subyek konsentrasi elektrolit utama saliva saat mereka mengunyah
permen karet bebas gula selama 20 menit. Saliva bersifat hipotonik terhadap plasma,
sehingga selalu ada kecenderungan untuk air dalam saliva untuk diserap di mukosa mulut,
seperti yang dibahas secara rinci di tempat lain. Elektrolit dalam saliva, kalsium, fosfat,
bikarbonat dan fluoride sangat penting khususnya untuk kesehatan mulut. Meskipun
konsentrasi kalsium dalam sekresi glandula saliva utama jumlahnya kurang daripada jumlah
di plasma, tetapi konsentrasi fosfat jauh lebih tinggi, kecuali pada sekresi MMG. Efek
menguntungkan dari saliva bahkan dari MMGs, bersifat supersaturasi terhadap hidroksiapatit,
mineral utama gigi. Dengan demikian, mineral gigi tidak akan larut dalam saliva atau cairan
plak (yang bahkan lebih bersifat supersaturasi dari saliva selama puasa), kecuali saliva atau
plak bersifat asam. Bikarbonat dalam saliva merupakan buffer utama terhadap asam, tapi ia
hanya benar-benar efektif pada flow rate saliva yang tinggi karena konsentrasinya meningkat
dengan meningkatnya flow rate. Karena sekresi MMG tidak terdiri dari bicarbonate, ia
memiliki buffer yang rendah meskipun saat alirannya terstimulasi. Konsentrasi fluorida pada
saliva adalah rendah kira kira 1 micromole per liter (0,02 bagian per juta), tapi ini membantu
saliva agar tetap supersaturasi terhadap fluorapatite daripada hidroksiapatit.
Molekul kecil. Urea hadir di sebagian besar saliva pada konsentrasi sekitar 2 sampai 4
milimole / L, tergantung pada jumlah protein dalam diet, tetapi lebih dari 5 mmol / L di
sekresi MMG. Urea dipecah oleh ureases bakteri untuk membentuk amonia dan karbon
dioksida, dan amonia yang menyebabkan pH plak menjadi lebih tinggi dari saliva yang tidak
distimulasi.
SALIVA SEBAGAI THIN FILM
Volume saliva dalam mulut sebelum dan sesudah menelan rata-rata sekitar 1,1 dan 0,8
mL. Dengan menggunakan luas permukaan rata-rata dari mulut (215 sentimeter persegi) dan
dengan anggapan saliva yang tersebar merata di seluruh mulut, Collins dan Dawes
menghitung bahwa saliva hadir sebagai thin film (antara 70- dan 100-mikrometer tebal).
Wolff dan Kleinberg menunjukkan bahwa film bervariasi dalam ketebalannya, menjadi tebal
di lidah posterior dan tipis di langit-langit keras. Pada orang yang mempunyai mulut kering,
film pada langit langit kerasnya lebih tipis dari 10 µm.
Ketika aliran saliva tidak distimulasi, kecepatan film bervariasi sekitar 10 kali lipat di
berbagai daerah mulut. Dari lingual ke gigi seri rahang bawah, kecepatan diperkirakan sekitar
8 mm / menit, tetapi hanya 0,8 mm / menit dari bukal ke gigi seri rahang atas, di mana cairan
terutama mengandung sekresi MMG kental. Ketika aliran dirangsang melalui permen karet
atau permen konsumsi, kecepatan menjadi lebih tinggi pada permukaan lingual gigi (>
300mm / menit), tetapi hanya sedikit meningkat pada permukaan bukal, kecuali saat saliva
parotis memasuki mulut. Film ini mengalir menuju faring.
SALIVARY CLEARANCE
The Dawes Model clearance meniru aksi dari an incomplite siphon, dengan volume saliva
minimum (Resid) menjadi volume sisa dalam mulut setelah menelan (mean, 0,8 mL), dan
volume saliva maksimum (Vmax) menjadi volume sebelum menelan (mean, 1,1 mL). Ketika
flow rate yang tidak distimulasi adalah 0,3 mL / menit, model menghasilkan clearance half-
time setengah selama 2,2 menit, yang berarti bahwa konsentrasi komponen asing dari air
saliva, seperti glukosa, akan cenderung menurun satu setengah pada waktu itu . Pasien
dengan a lower unstimulated flow rate atau residu dan Vmax yang lebih tinggi akan memiliki
waktu clearance yang lebih lama. Ketika zat seperti gula atau asam ditempatkan di mulut,
mereka akan merangsang aliran saliva jika konsentrasi mereka berada di atas ambang batas
rasa. Ini akan mempersingkatnya setengah wakt sampai laju aliran menurun hingga laju aliran
yang tidak distimulasi. Beberapa bahan, seperti fluoride atau chlorhexidine, memiliki
kemampuan untuk mengikat struktur dalam mulut, yang sangat memperpanjang half-time
clearance. Karena waktu clearance jauh lebih pendek daripada waktu yang dibutuhkan untuk
mikroorganisme apapun untuk membelah menjadi dua, mikroorganisme ini tidak dapat
bertahan hidup di dalam mulut kecuali mereka memiliki kemampuan untuk mengikat
jaringan mulut. Sebagian besar mikroorganisme dalam saliva tidak bebas tetapi terikat pada
sel epitel mulut desquamated. Di mulut, ada keseimbangan antara jumlah mikroorganisme
bebas dalam saliva dan jumlah yang terikat pada sel epitel mulut atau gigi.
PERLINDUNGAN TERHADAP KEHILANGAN JARINGAN KERAS
Substansi gigi bisa hilang dengan cara abrasi, erosi, erosi dan karies gigi.
Abrasi. Proses ini karena aksi dari benda asing bergesekan dengan gigi, dan mungkin terjadi
pada orang yang menggunakan pasta gigi atau sikat gigi atau karena kebiasaan tertentu,
seperti karena pipa rokok. Karena sebagian besar makanan yang kita makan tidak abrasif,
makanan bukanlah penyebab umum kehilangan enamel. Efek perlindungan dari saliva adalah
karena membentuk enamel pelikel, yang merupakan pelumas, karena ketika permukaan yang
mengalami abrasi terkena saliva lagi, pellicle mulai kembali terbentuk dalam hitungan detik.
Attrition. Proses ini karena kontak berulang antara gigi yang berlawanan, dan itu adalah hal
yang alami karena penuaan. Namun, kontak yang berlebihan dapat terjadi pada orang dengan
bruxism. Sekali lagi, efek perlindungan dari saliva adalah hasil dari kemampuannya untuk
membentuk enamel pelikel, yang bertindak sebagai pelumas untuk mengurangi keausan
gesekan.
Erosi. Enamel rentan terhadap penghancuran asam ketika pH lingkungan cairan yang kurang
dari pH kritis dimana cairan tak jenuh akan berpengaruh terhadap mineral gigi. Pada saliva,
pH kritis terhadap mineral gigi adalah antara 5,5 dan 6,5, dan itu berbanding terbalik dengan
konsentrasi kalsium dan fosfat dalam saliva. Erosi disebabkan oleh aksi asam ekstrinsik pada
gigi, dan ada banyak sumber-sumber asam lain seperti, termasuk gastroesophageal reflux
disease, bulimia, minuman ringan asam, minuman olahraga, jus buah, anggur, paparan asap
asam di tempat kerja, obat-obatan asam seperti aspirin dan klorin dalam kolam renang
Saliva melindungi gigi dari erosi asam dengan beberapa cara, tetapi sayangnya tidak
efektif. Pertama, pelikel acquired dapat memberikan beberapa perlindungan, tapi untuk
derajat yang kecil, karena hanya sampai ketebalan sekitar 1 µm. Kedua, saliva bertindak
sebagai pengencer asam. Namun, karena volume residu hanya sekitar 0,8 mL, ini sering
tidak efektif, misalnya ketika seseorang mengkonsumsi seteguk soft drink yang memiliki pH
2,8. Ketiga, saliva clearance menghilangkan asam secara bertahap melalui proses menelan.
Keempat, saliva mengandung bikarbonat dan buffer fosfat. Meskipun demikian, ketika asam
masuk ke dalam mulut, hanya saliva yang tidak distimulasi yang muncul pada awalnya, dan
ini merupakan buffer yang buruk jika dibandingkan dengan saliva yang distimulasi. Kelima,
saliva yang tersupersaturasi kaitannya dengan mineral gigi, kalsium dan fosfat cenderung
mengurangi tingkat peleburan enamel. Asam di mulut akan merangsang aliran saliva, yang
meningkatkan efektivitas faktor dua sampai lima. Karena saliva yang tersupersaturasi
kaitannya dengan mineral gigi, sebagian kecil enamel yang melunak mungkin mengalami
remineralisasi, terutama dengan adanya fluoride. Namun, proses ini dihambat oleh pelikel
enamel acquired. Pelikel juga mencegah pelebaran terjadi terus menerus pada gigi karena
supersaturasi saliva.
Ketika dokter gigi melakukan acid etches pada gigi sebelum menempatkan resin yang
berbahan komposit, asam fosfat melarutkan enamel yang berukuran beberapa mikrometer dan
membuat permukaan yang tidak teratur. Acid etching juga menghilangkan enamel pelikel
acquired, yang sebaliknya akan mengganggu ikatan mekanik komposit ke enamel. Karena
pelikel mulai kembali ke bentuk awal dalam hitungan detik selama paparan enamel ke saliva,
dokter sebaiknya tidak membiarkan saliva untuk kontak dengan enamel yang telah
dilakukan acid etched sebelum menempatkan resin berbahan komposit.
Karies gigi. Karies dimulai sebab plak gigi oleh mikroorganisme acidogenic yang telah
difermentasi oleh karbohidrat. pH yang sesuai untuk fase cair dari plak gigi kira-kira hingga
serendah 5,1,karena cairan plak mengandung lebih banyak kalsium dan fosfat daripada saliva.
Namun, ketika plak terkena gula, pH-nya dapat turun hingga 4 dalam beberapa menit, yang
menyebabkan terjadinya peleburan mineral secara terus menerus sampai pH plak naik di atas
pH kritis. Penurunan ini dan peningkatan berikutnya dalam pH disebut dengan "Stephan
curve”.Orang-orang dengan laju aliran saliva rendah sangat rentan terhadap karies karena
pengembangan kurva Stephan lebih dalam dan oleh karena itu, dapat menyebabkan hilangnya
banyak efek protektif dari saliva, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Gula clearance. Saliva bertanggung jawab untuk gula clearance dari mulut, yang meningkat
sesuai dengan meningkatnya kecepatan aliran dan low Resid dan nilai Vmax.Tingkat
clearance sangat bervariasi dibeberapa situs oral yang berbeda dan lingual tercepat dengan
gigi insisivus mandibular dan paling lambat pada permukaan gigi bagian bukal (kecuali bukal
gigi molar maxilla).
Asam clearance. Saliva bertanggung jawab untuk asam clearance dari plak gigi, yang
terutama tergantung pada kecepatan salivary film flowing ke plak. Beberapa situs juga
mengatakan spesifisitas, dan kecepatan tertinggi berada di lokasi yang samadimana clearance
gula tercepat. Dua faktor ini tampaknya dapat menjelaskan mengapa permukaan karies yang
halus lebih sering pada permukaan bukal daripada permukaan lingual.
Urea. Saliva merupakan sumber dari urea. Hasil dari modeling study menunjukkan bahwa
konsentrasi salivacukup untuk menaikkan pH minimum plak setelah dibilas sukrosa
setidaknya satu-setengah dari pH unit.
Remineralisasi. Saliva yang tersupersaturasi sehubungan dengan mineral gigi memungkinkan
remineralisasi gigi dengan lesi awal karies. Dengan setiap asupan karbohidrat difermentasi,
karies cenderung untuk terus terjadi, sementara gigi cenderung ter-remineralisasi antara
waktu makan dan khususnya ketika plak dihilangkan. Proses ini terjadi ketika aliran
salivadirangsang dengan mengunyah permen karet bebas gula atau memakan permen bebas
gula.
PERLINDUNGAN TERHADAP KERUSAKAN JARINGAN LUNAK
Resistensi terhadap kerusakan fisik. Mukusglikoprotein pada saliva, seperti MUC5B,
MUC7dan glikoprotein kaya prolin, memainkan peran utama dalam melumasi jaringan
mulut. Lubrikanan ini mengurangi trauma jaringan lunak selama pengunyahan, menelan dan
berbicara. Glikoprotein ini juga membantu menjaga lapisan intact dari saliva(the salivary
film) saat kontak dengan mukosa mulut, yang dapat mencegah terjadinya kering. Ketika
aliran saliva rendah, daerah mukosa menjadi kering dan jauh lebih rentan terhadap abrasi
(misalnya, dengan gigi palsu).Volume residu dari salivadapat mem-buffer makanan panas dan
dingin dan minuman, yang jika tidak dapat menyebabkan kerusakan termal pada mukosa
mulut.
Beberapa protein saliva, khususnyabasic proline-kayaprotein, memiliki kemampuan untuk
mengikat tanin dalam beberapa bahan seperti anggur merah, teh dan stroberi, yang
mengurangi pengikatan tanin ke mukosa mulut dan penyerapannya di saluran cerna.Tanin
memiliki kemampuan untuk menghambat beberapa enzim pencernaan, seperti tripsin, dan
untuk mengendapkan protein lain. Adanya basic proline-kaya protein dalam saliva
memungkinkan kita untuk menghindari sebagian besar efek merusak yang disebabkan oleh
tanin.
Efek antibakteri dan antijamur. Jumlah bakteri dalam saliva dapat mencapai 109/mL, dan
biasanya bakteri ini dibersihkan selama proses menelan. Pada pasien dengan tingkat saliva
yang tidak terstimulasi nya rendah, bakteri clearance dan deskuamasi sel epitel akan
berkurang sangat nyata, meningkatkan kecenderungan untuk terjadinya halitosis, terutama
sebelum sarapan (karena aliran saliva berkurang saat tidur). Sebuah langkah penting dengan
adanya aliran saliva tidak terstimulasi yang kontinu di dalam mulut, hal ini dapat mengurangi
probabilitas bakteri mulut untuk dapat naik ke saluran saliva dan menginfeksi kelenjar saliva.
Meskipun saliva mengandung beberapa faktor antibakteri, seperti lisozim, flora mulut tipikal
tidak terpengaruh secara signifikan. Protein ini mungkin dapat mengusir invasi bakteri
transient, namun saliva juga mengandung beberapa histidin yang kaya protein, disebut
"histatins”, yang bersifat antijamur kuat. Orang dengan hiposalivasi lebih rentan terhadap
infeksi jamur, biasanyadengan Candida albicans.
Amilase, selain mengkatalisis hidrolisisdari α 1 → 4 glikosidik, juga memiliki kemampuan
untuk mengikat mikroorganisme mulut tertentu seperti Streptococcus gordonii, S. mitis dan
S.oralis. MUC5B dan aglutinin memiliki kemampuan yang sama, Murray dkk telah
menyarankan bahwa pembentukan bakteri agregat akan memfasilitasi bakteri clearance jika
agregat dari mikroorganisme tunggal kurang mampu untuk berikatan dengan gigi.
Saliva mengandung beberapa cystatins yang menghambat protease sistein, enzim proteolitik
yang dihasilkan oleh beberapa patogen mulut. Bagaimana enzim ini memiliki klinis yang
signifikan memberikan efek pelindung dalam mulut masih belum jelas.
Dua jenis imunoglobulin utama dalam saliva adalah: sekretori imunoglobulin A (sIgA) dan
imunoglobulin G (IgG). sIgA adalah dimer IgA seperti dua molekul protein lainnya, yaitu
rantai J dan komponen sekretori. Dua yang terakhir diyakini mengurangi tingkat kerusakan
proteolitik sIgA di mulut. Rantai J dan dimer IgA disintesis oleh sel plasma dalam kelenjar
saliva. Seperti halnya mereka diangkut melewati sel asinar saliva dalam perjalanan ke lumen
kelenjar, mereka akan melekat ke komponen sekretori, yang disintesis oleh sel asinar, untuk
membentuk sIgA. IgG memasuki saliva terutama melalui cairan crevicular gingiva.
Imunoglobulin ini dapat mengikat beberapa partikular dan antigen larut, termasuk beberapa
bakteri dan virus, dan mereka dapat mengambil bagian dalam imunitas adaptif. Namun,
pasien dengan defisiensi IgA selektif biasanya tidak menunjukkan adanya peningkatan
penyakit mulut, mungkin karena peningkatan kompensasi dalam imunoglobulin M saliva.
HIV. Beberapa jenis protein saliva, seperti mucins, menghambat infeksi HIV dengan cara
berinteraksi dengan virus. Tidak seperti vagina dan epitel anus, epitel mulut yang intact
jarang menjadi daerah penularan HIV. Namun, infeksi HIV kronis dapat menyebabkan
gangguan respon imun di mulut, dan xerostomia sering terjadi.
Penyakit periodontal. Kurang adanya bukti bahwa saliva memiliki pengaruh langsung pada
penyakit periodontal, mungkin karena saliva tidak masuk di dalam saku periodontal, dimana
periodontal patogen berada. Karena cairan mengalir keluar di sulkus gingiva, saliva tidak
menembus celah gingiva dan dengan demikian, antibakteri dalam komponen saliva tidak
mampu mempengaruhi bakteri disana. Namun, pada pasien dengan penurunan ekskresi
saliva, kemampuan membunuh bakteri berkurang, dan bakteri akan lebih banyak lagi dalam
saliva untuk menginvasi jaringan intraoral.
Kalkulus supragingiva, yang memberikan kontribusi untuk gingivitis berdasarkan
lapisan plak pada permukaannya yang tidak teratur, bentuknya dominan lingual untuk gigi
anterior mandibular. Hal ini terutama karena gula clearance paling cepat dalam lokasi
tersebut, dan kecepatan film saliva yang tertinggi di mulut. Oleh karena itu, setelah seseorang
mengkonsumsi gula, kurva Stephan akan dangkal, dan cairan plak akan cenderung menetap
dengan mineral di kalkulus. Oleh karena itu, mineral dalam kalkulus mendasari plak di lokasi
yang cenderung jarang larut.
KESIMPULAN
Untuk kesehatan mulut yang optimal, makanan dan minuman diam di mulut harus
dalam waktu yang sesingkat mungkin.Waktu yang paling penting bagi orang untuk menyikat
gigi adalah sebelum tidur, karena aliran saliva diabaikan selama tidur dan efek perlindungan
dari saliva hilang. Mengunyah permen karet bebas gula atau mengkonsumsi permen bebas
gula merangsang aliran saliva, yang menguntungkan bagi jaringan keras danjaringan lunak
mulut dalam berbagai cara.