Pointers Minapolitan

5
POINTERS PENGEMBANGAN WILAYAH MINAPOLITAN Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. Pembangunan minapolitan diharapkan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir. Kawasan minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengolahan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dari herarki keruangan satuan sistem wilayah permukiman dan sistem minabisnis. Pengembangan kawasan minapolitan merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah pedesaan. Kawasan minapolitan diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan adanya herarki keruangan yakni dengan adanya pusat minapolitan dan desa-desa sekitarnya membentuk kawasan minapolitan. Disamping itu kawasan minapolitan dicirikan dengan adanya kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnisdipusat minapolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan perikanan diwilayah sekitarnya. Dalam pengembangnnya, kawasan tersebut tida bisa terlepas dari pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan nasional dan sistem pusat kegiatan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Disamping itu pentingnya pengembangan kawasan minapolitan oleh karena ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang murah, telah terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) disebagian besar pembudidaya,  jaringan (network) terhadap sektor hulu-hilir yang sudah terjadi sekaligus dengan kesiapan pranata (institusi) yang menjadikannya keuntungan kompetitif, lebih  jauh lagi mengingat pengembangan kawasan minpolitan ini menggunakan potensi lokal maka konsep ini sangat mendukung pengembangan budaya sosial lokal. Dukungan sisten kelembagaan: 1. Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan minapolitan pemerintad daerah dan fasilitasi pemerintah pusat 2. Pengembangan sistem kelembagaan insentif dan disinsintif pengembangan kawasan minapolitan Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki potensi perikanan budidaya yang besar dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari aspek sumber daya alam potensi tersebut terdiri atas lahan budidaya di perairan tawar, payau dan laut seluas 293.000 Ha dan pantai sepanjang 828,8 Km, sedang dari aspek sumber daya manusia potensi tersebut adalah masyarakat pembudidaya yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan perikanan budidaya. Untuk air tawar potensi lahan yang dimiliki seluas 41.807 Ha, yang terdiri dari waduk

description

minapolitan

Transcript of Pointers Minapolitan

POINTERSPENGEMBANGAN WILAYAH MINAPOLITAN

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. Pembangunan minapolitan diharapkan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir.Kawasan minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengolahan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dari herarki keruangan satuan sistem wilayah permukiman dan sistem minabisnis. Pengembangan kawasan minapolitan merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah pedesaan. Kawasan minapolitan diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan adanya herarki keruangan yakni dengan adanya pusat minapolitan dan desa-desa sekitarnya membentuk kawasan minapolitan. Disamping itu kawasan minapolitan dicirikan dengan adanya kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnisdipusat minapolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan perikanan diwilayah sekitarnya.Dalam pengembangnnya, kawasan tersebut tida bisa terlepas dari pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan nasional dan sistem pusat kegiatan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota.Disamping itu pentingnya pengembangan kawasan minapolitan oleh karena ketersediaan lahan perikanan dan tenaga kerja yang murah, telah terbentuknya kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) disebagian besar pembudidaya, jaringan (network) terhadap sektor hulu-hilir yang sudah terjadi sekaligus dengan kesiapan pranata (institusi) yang menjadikannya keuntungan kompetitif, lebih jauh lagi mengingat pengembangan kawasan minpolitan ini menggunakan potensi lokal maka konsep ini sangat mendukung pengembangan budaya sosial lokal.Dukungan sisten kelembagaan:1. Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan minapolitan pemerintad daerah dan fasilitasi pemerintah pusat2. Pengembangan sistem kelembagaan insentif dan disinsintif pengembangan kawasan minapolitan

Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki potensi perikanan budidaya yang besar dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Dari aspek sumber daya alam potensi tersebut terdiri atas lahan budidaya di perairan tawar, payau dan laut seluas 293.000 Ha dan pantai sepanjang 828,8 Km, sedang dari aspek sumber daya manusia potensi tersebut adalah masyarakat pembudidaya yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan perikanan budidaya.Untuk air tawar potensi lahan yang dimiliki seluas 41.807 Ha, yang terdiri dari waduk (22.999 Ha), sungai (15.059,9 Ha), rawa (3.673 Ha), dan danau (75,4 Ha). Dari 37 buah waduk yang ada, terdapat waduk-waduk besar yang sangat potensial, yaitu Waduk Gajahmungkur (Kab. Wonogiri), Waduk Wadaslintang (Kab. Wonosobo), Waduk Mrica (Kab. Banjarnegara), dan Waduk Kedung Ombo (Kab. Sragen, Boyolali, dan Grobogan). Pada waduk-waduk besar tersebut telah berkembang budidaya ikan di karamba jaring apung dengan komoditas unggulan yang bervariasi. Potensi air tawar yang sangat besar tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, bila ditinjau dari kondisi agroklimatnya sangat mendukung untuk dikembangtingkatkannya budidaya ikan dalam karamba jaring apung. Namun demikian kontribusi produksi budidaya ikan dalam karamba jaring apung terhadap total produksi budidaya ikan air tawar di Jawa Tengah sudah cukup baik, berkisar antara 30 hingga 40 % per-tahun. Potensi air tawar lainnya berupa sumber mata air yang banyak tersebar seperti di daerah Klaten, Boyolali, Semarang, Wonosobo, dan sebagainya. Potensi sumber mata air sangat potensial untuk pengembangan kawasan budidaya ikan dan kegiatan lain yang mendukung beserta sarana prasarana lainnya atau lebih Ciri kawasan minapolitan adalah sebagian besar masyarakat memperoleh pendapatan dari kegiatan minabisnis atau yang didominasi oleh kegiatan perikanan (industri pengolahan, perdagangan). Jadi pada Kawasan Minapolitan sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya dari kegiatan perikanan, seperti pembenihan, pembudidayaan, pengolahan, perdagangan (pakan, benih, ikan konsumsi, sarana prasarana perikanan, dll.), pariwisata, dll. Pelaksanaan program minapolitan secara garis besar memiliki tiga tujuan, yaitu meningkatkan produksi serta kualitas perikanan, meningkatkan pendapatan pembudidaya serta pengolah ikan, dan mengembangkan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan untuk menggerakkan ekonomi daerah. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Jawa Tengah dilakukan dengan prinsip untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar. Sedangkan, untuk mengembangkan perekonomian yang berorientasi global dengan membangun keunggulan kompetitif pada produk daerah, dan pengembangan usaha yang efektif, efisien dan berdaya saing. Usaha yang dikembangkan antara lain usaha perbenihan, pembesaran, pengolahan dan pembuatan pakan ikan.Dengan memperhatikan potensi sumber daya yang ada dan peluang pengembangan yang cukup besar serta pertimbangan pangsa pasar yang masih terbuka luas, maka pengembangan Kawasan Minapolitan dengan konsep keterpaduan kegiatan perikanan budidaya dari hulu hingga hilir, akan mampu meningkatkan produktivitasnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif Dasar hukum pengembangan kawasan minapolitan adalah Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.41/Men/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan, Keputusan Dirjend. Perikanan Budidaya Nomor Kep.45/dj-pb/2009 dan surat dari Dirjend. Perikanan dan Budidaya Direktur Prasarana dan Sarana Budidaya tentang : pengembangan sentra produksi perikanan yang bankable ditetapkan melalui kawasan minapolitan dan menyusun masterplan kawasan terpilih mewujudkan rencana dalam kegiatan nyata di lapangan. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat hinterland yang dikembangkan tidak saja on farm tetapi juga off farm seperti sarana perikanan dan jasa penunjang lainnya Pengembangan kawasan minapolitan memiliki sasaran untuk meningkatkan produksi, produktivitas komoditas perikanan budidaya serta produk olahan hasil perikanan, penguatan kelembagaan pembudidayaan ikan, pengembangan sistem minabisnis (agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa), pengembangan lembaga penyuluhan terpadu, iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi, peningkatan sarana sosial seperti pendidikan dan kesehatan, peningkatan sarana seperti jaringan jalan, irigasi, pasar, air bersih, listrik, pemanfaatan air limbah dan sampah.Beberapa persyaratan untuk menjadi kawasan minapolitan antara lain : memiliki lahan dan perairan yang sesuai untuk pengembangan komoditas perikanan, memiliki sarana umum lainnya seperti transportasi, listrik, telekomunikasi, air bersih, dll, memiliki berbagai sarana dan prasarana minabisnis, yaitu pasar, lembaga keuangan, kelompok budidaya, balai benih ikan, penyuluhan dan bimbingan teknis, jaringan jalan dan irigasi. Batasan kawasan minapolitan ditentukan hanya oleh economic of scale dan economic of scope.Perencanaan pengembangan kawasan minapolitan dimulai dari sosialisasi program kepada seluruh stakeholders, menetapkan kawasan melalui kelayakan yang cermat (kelayakan ekonomis, teknis, sosial budidaya dan lingkungan hidup), inventarisasi dan identifikasi wilayah terpilih (analisa tata ruang, potensi, sosial budaya dan kapasitas sumberdaya manusia), serta menyusun rencana program.Tahap perencanaan dilaksanakan secara bertahap baik jangka panjang, menengah dan pendek. Penetapan lokasi calon kawasan minapolitan berdasarkan pada : usulan masyarakat, hasil studi kelayakan kebijakan pengembangan kawasan berdasarkan RUTR pada RTRW, fasilitasi pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan dan sharing pembiayaan program dibahas bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah daerah (kab/kota). Indikator keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan dapat dilihat dari 2 aspek yaitu : dampak dan out put. Dampak yang dimaksud adalah pendapatan masyarakat pembudidaya di kawasan minapolitan meningkat 5%, produktivitas perikanan meningkat 5%, investasi masyarakat meningkat 10 %, dan kegiatan ikutan tumbuh sumbur di sekitar kawasan. Out put yang dimaksud adalah 80% kelompok pembudidaya ikan, koperasi dan kelompok usaha mampu menyusun usaha berorientasi pasar dan lingkungan, tiap kelurahan menyusun program rencana secara partisipatif dan disetujui bersama matrik program jangka panjang, DED disetujui bersama untuk dilaksanakan (70% terlaksana di kawasan minapolitan), tim penyuluh terbentuk,serta 80% pembudidaya ikan yang maju menjadi tempat belajar bagi yang lainnya.

Minapolitan merupakan suatu model pembangunan yang menggunakan pendekatan kawasan dan pendekatan pengembangan wilayah berbasisi keunggulan dengan pemanfaatan optimal sumberdaya alam yang ada. Pendekatan kawasan budidaya dibangun melalui penerapan azas kebersamaan ekonomi antar kegiatan perikanan budidaya dalam kelembagaan kelompok pembudidaya ikan, sehingga menghasilkan nilai tambah melalui pemanfaatan efisiensi teknologi saran produksi, proses budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil dengan memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.Pengembangan kawasan minapolitan merupakan pembangunan aquabis yang terintegrasi dengan pembangunan wilayah, sehingga membutuhkan jangka waktu pembangunan yang cukup panjang dan melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, demi terwujudnya Pengembangan kawasan minapolitan sangat diperlukan sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Sebagai gambaran marilah kita telaah potensi ekonomi yang dapat diraih dari pengembangan kawasan minapolitan dengan mengambil contoh 3 komoditas, yaitu Nila, Lele dan Gurame.

Pengembangan nimapolitan diharapkan dapat mendukung terjadinya sistem kota-kota yang terintegrasi. Hal ini ditunjukkan dengan keterkaitan antar kota dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia. Melaui dukungan infrastruktur transportasi yang memadahi, keterkaitan antar kawasan minapolitan dan pasar dapat dilaksanakan. Dengan demikian perkembangan kota yang serasi, seimbang dan terintegrasi dapat terwujud.Salah satu hal penting dalam integrasi kawasan minapolitan adalah mengenai penetapan sektor unggulan yaitu dengan jenis komoditas yang sudah berkembang dan mendapatkan dukungan dari sektor hilirnya, kearifan lokal serta memiliki skala ekonomi orientasi ekspor Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisien, berkualitas, dan percepatan. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan atau