Point of View Philipina Terhadap Sengketa Pulau Miangas

8

description

sengketa perbatasan

Transcript of Point of View Philipina Terhadap Sengketa Pulau Miangas

  • Pulau Miangas adalah salah satu pulau terluar Indonesia dengan luas wilayah mencapai 3,15km2 termasuk dalam desa Miangas, kecamatan nanusa, Kabupaten Talaud, provinsi Sulawesi Utara,jumlah penduduknya 678 jiwa (data BPS/2003) dengan rata-rata bermata pencaharian sebagai petani kopra dan nelayan.

    Jarak Pulau Miangas menuju Kecamatan Nanusa adalah sekitar 145 mil, sementara jarak kearah utara atau pantai Mindanau hanya sejauh pandangan mata sekitar 60 mil, pada masa penjajahan Spanyol di Filipina pulau ini dikenal dengan nama Poilaten(lihat pulau di sana) karena banyaknya tumbuhan palm maka berubah nama menjadi Las Palmas.

  • Pulau Miangas dan Pulau Manoreh berdasarkan peta Spanyol 300 tahun lalu dan Trakat Paris tahun 1989, merupakan wilayah Philiphina.

    Pernyataan Konsulat Jenderal RI untuk Davao City Philipina yang mengejutkan bahwa Pulau Miangas dan Pulau Manoreh berdasarkan peta Spanyol 300 tahun lalu merupakan wilayah Philiphina, bahkan masalah ini dengan UU pemerintah Philipina yang baru, kedua pulau ini telah masuk pada peta pariwisata Philipina.

    Pemerintah Philipina mengakui keberadaan pulau Miangas sebagai miliknya berdasarkan Trakat Paris tahun 1989, Trakat Paris tersebut memuat batas-batas Demarkasi Amerika serikat (AS) setelah menang perang atas Spanyol yang menjajah Philipina hingga ke Miangas atau La Palmas. Trakat itu sudah dikomunikasikan Amerika Serikat ke Pemerintah Hindia Belanda, tetapi tidak ada reservasi formal yang diajukan pemerintah hindia Belanda terhadap Trakat itu.

  • Sengketa Indonesia dengan Filipina adalah perairan laut antara P. Miangas (Indonesia) dengan pantai Mindanao (Filipina) serta dasar laut antara P. Balut (Filipina) dengan pantai Laut Sulawesi yang jaraknya kurang dari 400 mil. Disamping itu letak P. Miangas (Indonesia) di dekat perairan Filipina, dimana kepemilikan P. Miangas oleh Indonesia berdasarkan Keputusan Peradilan Arbitrage di Den Haag tahun 1928.

  • Kasus Pulau Miangas masuk ke Pengadilan Internasional pada tahun 1932. Dua negara yang mengajukan Kasus Tersebut adalah Amerika dan Belanda.

    Kasus Miangas menjadi salah satu kasus paling berpengaruh terkait dengan konflik wilayah kepulauan. Miangas pada saat diperebutkan adalah pulau yang mempunyai nilai ekonomis sangat rendah namun mempunyai lokasi strategis.

    Miangas mempunyai panjang sekitar 3km, lebar 1km dan mempunyai populasi sekitar 750 warga. Lokasi Miangas berada di perbatasan Indonesia dan Philipina, tepatnya sebelah Selatan Mindanao Philipina yang masuk wilayah protektorat Amerika dan di sebelah Utara Pulau Nanusa Indonesia yang masuk wilayah Netherlands East Indies. pada tahun 1906, Amerika mengetahui bahwa Belanda juga mengklaim Miangas. Kemudian kedua belah pihak setuju untuk membawa kasus tersebut ke Pengadilan Arbitrase Internasional. Kedua negara meminta Pengadilan Arbitrase Internasional untuk memutuskan apakah Miangas masuk dalam wilayah Belanda ataukah Amerika.

  • Klaim politis atas Pulau Miangas, Marore dan Marampit Secara geografis, letak Miangas dan beberapa pulau lainnya di Sangihe Talaud seperti Kawio, Marampit dan Marore memang jauh dari pusat pemerintahan RI dan lebih dekat dengan Filipina. Karena itu, tak mengherankan jika penduduk Miangas lebih intens berhubungan dengan masyarakat Filipina

  • Seiring perkembangan waktu, isu Miangas mencuat kembali di awal tahun 2002. Adanya pernyataan yang menilai Pulau Miangas belum sepenuhnya milik Indonesia, mengundang keprihatinan penduduk di pulau yang berdekatan dengan negara Filipina itu. Sehubungan dengan itu, masyarakat setempat menyatakan bahwa jika demikian halnya, biarlah rakyat Miangas yang bertanggungjawab sendiri kepada PBB.

  • Profesor di Universitas Filipina, H. Harry Roque menyatakan putusan pada tanggal 4 April 1928 antara Amerika Serikat dengan Belanda belum final karena Pulau Miangas, Marore dan Marampit termasuk dalam traktat Paris tersebut. Padahal menurut catatan, pada tanggal 4 April 1928 di atas kapal putih Greenphil perundingan antara pemerintah Amerika dan Hindia Belanda telah memutuskan Pulau Miangas termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantara Indonesia sebab ciri budayanya sama dengan masyarakat Talaud.