Point Load Test
-
Upload
made-anres-wigha-nashatya -
Category
Documents
-
view
408 -
download
1
Transcript of Point Load Test
BAB IVPOINT LOAD TEST
4.1 Tujuan Pengujian Point LoadPoint load test dilakukan untuk mengukur kekuatan (strength) dari percontohan
batu secara tidak langsung dilapangan.
4.2 Landasan TeoriPengujian ini menggunakan mesin uji point load dengan perconto berupa
silinder atau bentuk lain yang tidak beraturan. Pengujian point load ini merupakan
pengujian yang dapat dilakukan langsung dilapangan, dengan demikian dapat
diketahui kekuatan batuan dilapangan sebelum pengujian diloboratorium dilakukan.
Perconto yang disarankan untuk pengujian ini adalah batuan berbentuk silinder
dengan diameter kurang lebih 50 mm.
Dari uji ini akan didapatkan nilai point load strength index (Is) yang akan
menjadi patokan untuk menentukan nilai kuat tekan batuan (αc). Nilai-nilai tersebut
didapatkan dari perhitungan sebagai berikut :
P Is = _____
D2
Dimana : Is = Point Load test index (indek franklin)
P = Beban maksimum hingga percontohan pecah
D = Jarak antara dua konus penekan.
Hubungan antara indek franklin (Is) dengan kuat tekan (αc) menurut Bieniawski
adalah sebagai berikut :
αc = 23 Is
Dimana : Is = Point Load Test Index
σc = Kuat tekan batuan
Rumus tersebut digunakan untuk diameter percontohan minimal 50 mm, tetapi
jika nilai Is = 1 Mpa maka index tersebut tidak lagi mempunyai arti sehingga
disarankan untuk menggunakan pengujian lain dalam penentuan kekuatan batuan.
4.3Alat- alat yang digunakan a. Mesin pengujian point load test , untuk menekan perconto yang
berbentuk silinder , balok atau tidak bentuk tidak beraturan lainnya dari satu
arah secara menerus/ kontinu hingga perconto pecah
b. Mistar, untuk mengetahuai jarak perubahan axial antara dua konus
penekan pada alat point load. ma
c. Dial gangue untuk mengukur beban maksimum yang dapat diterima
contaoh batuan , hingga contoh tersebut pecah
4.4Prosedura. Sampel batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan
ukuran diameter yang ditentukan.
b. Memberikan beban terhadap sampel yang akan diuji dengan cara
amsing-masing.
Foto 4.1Pengujian sampel cara diameteral
Foto 4.2Pengujian Sampel Cara Axial
Sketsa 4.1Pemberian Beban
c. Catat ukuran mistar pengukuran pada awal kedudukan kedua konus
d. Pemberian tekanan dilakukan sedikit demi sedikit sehingga spesmen
pecah
e. Menghentikan pembebanan ketika sampel pecah atau hancur.
f. Baca jarum petunjuk pembebasan maksimum (dial gauge) yang
diberikan alat sehingga percontoh pecah
g. Catat ukuran mistar akhir kedudukan , maka akan didapatkan nilai
jarak antara dua konus penekan .
4.5 Hasil PegamatanTable 4.1 data hasil pengamatan
PengujianSampel
Tinggi sampel(Cm)
Diameter sampel(Cm)
Jarak konus(Cm)
Beban maks(Kg)
Axial 7.3 5.3 7.1 35
Diameteral 4 5.6 4.9 10
Sumber : Data hasil praktikum
4.6Pengolahan Data Tabel 4.2 Hasil pengolahan data
NamaSampel
P sampel(Cm)
Luas(cm²)
Tegangan
(Kg/cm²)
Beban(Kg)
PL (Is)(mpa)
KT ((Kg/cm²)
Axial 7.3 4 8.75 35 0.069 15.87Diameter
al4 4 2.5 10 0.041 9.43
Sumber : Data hasil praktikum Axial
L = d²
= 3.14 (5.3)²
= 22.05 cm²
Tegangan =
=
= 8.75 kg/cm²
Is = =
= 0.069 kg/cm²
= 0.069 mpa
σc = 23 Is
= 23 x 0.069
= 15.87 kg/cm²
Diameteral
L = d²
= 3.14 (5.6)²
= 24.62 cm²
Tegangan =
=
= 2.5 kg/cm²
Is = =
= 0.41 kg/cm²
= 0.041 mpa
σc = 23 Is
= 23 x 0.41
= 9.43 kg/cm²
4.7 Analisa Dari percobaan tersebut dapat dianalisa dalam pemberian beban dalam
pengujian point load ini, ada dua cara yaitu dengan cara diameteral (dari sisi
sampel) dan axial dari (kutub sampel).
Dari kedua cara pengujian tersebut mengalami beberapa perbedaan antara
lain, pada pengujian pembebanan axial lebih tinggi atau lebih besar dari pada
pembebanan dengan cara diameteral, karena dari data praktikum tersebut beban
maksimal yang diperoleh dengan cara xial sebesr 35 kg, sedangkan dengan cara
diameteral hanya 10 kg. Hal ini menunjukkan bahwa ketika melakukan pembebanan
terhadap axial gaya yang terjadi diterima oleh sampel tersebut hampir seluruh ruang
bangun sampel, sedangkan pada diameteral mengalami gaya hanya pada bagian
pmbebanan terhadap sampel tersebut.
4.8 Kesimpulan Dilihat dari tujuan pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan kekuatan terhadap batuan tergantung pada pembenan yang
dilakukan pada batuan tersebut, baik dari arah gaya pada pemberian beban hingga
jenis batuan yang diuji.
Pada pengujian point load dapat dilihat bahwa perbedaan dengan kuat tarik
tidak langsung hanya pada alat uji, karena pada alat uji point load alat pemberian
bebannya bebrbentuk agak sedikit runcing sedangkan pada kuat tarik tidak langsung
berbentuk pipih, hal tersebut memberikan pengaruh terhadap ketahanan sampel
yang diuji.
DAFTAR PUSTAKA
Parker, J.V., Means R.E 1974, Soil Mechanics and Foundation, Prentice Hall
of India, Ltd., New Delhi, 573 page
Diktat Penuntut Umum Mekanika Batuan, 2013, Laboraturium Tambang
Universitas Islam Bandung.