Apa Itu Load Balancer

download Apa Itu Load Balancer

of 21

description

load balancer adalah

Transcript of Apa Itu Load Balancer

Apa itu Load Balancer?Sebuah penyeimbang beban jaringan adalah alat, perangkat lunak atau alat virtual yang digunakan untuk membagi beban jaringan dan lalu lintas aplikasi di beberapa server.Mengapa menggunakan Load Balancing?

Alasan utama untuk menggunakan penyeimbang beban adalah:

Untuk meningkatkan kapasitas dari sistem, Untuk meningkatkan kinerja (biasanya berkaitan dengan peningkatan concurrency), Untuk memberikan daya tahan terhadap platform layanan onlineBagaimana Load Balancing Kerja?

Prinsip dasarnya adalah bahwa lalu lintas jaringan dikirimkan ke IP bersama dalam banyak kasus yang disebut IP virtual (VIP), atau mendengarkan IP. VIP ini adalah alamat yang melekat pada penyeimbang beban. Setelah penyeimbang beban menerima permintaan di VIP ini akan perlu untuk membuat keputusan di mana untuk mengirimkannya.

Keputusan ini biasanya dikendalikan oleh "metode load balancing / strategi", sebuah "Server pemeriksaan kesehatan" atau, dalam kasus perangkat generasi berikutnya, satu set aturan.

Permintaan tersebut kemudian dikirim ke server yang sesuai dan server akan menghasilkan respon (mudah-mudahan). Tergantung pada jenis perangkat, respon akan dikirim baik kembali ke penyeimbang beban, dalam hal perangkat Layer 7, atau lebih biasanya dengan perangkat lapisan 4 langsung kembali ke pengguna akhir (biasanya melalui gateway default).

Dalam kasus proxy berbasis penyeimbang beban, permintaan dari server web dapat dikembalikan ke penyeimbang beban dan dimanipulasi sebelum dikirim kembali ke pengguna. Manipulasi ini dapat melibatkan substitusi konten, kompresi. Memang beberapa perangkat ujung atas menawarkan kemampuan scripting penuh. Tergantung pada kemampuan penyeimbang beban, dalam banyak kasus itu diinginkan untuk pengguna yang sama untuk dikirim kembali ke server web yang sama. Hal ini umumnya disebut sebagai ketekunan.Apa Load Balancing Metode / Strategi / Jadwal?

Biasanya metode load balancing atau strategi yang digunakan untuk memutuskan bagaimana penyeimbang beban memilih mana untuk mengirim permintaan. Ada banyak strategi yang tersedia tergantung pada vendor, namun beberapa yang umum tercantum di bawah ini:

Round robin: Metode yang paling sederhana, setiap server mengambil giliran.

Sedikitnya jumlah sambungan: The penyeimbang beban akan melacak jumlah koneksi server memiliki dan mengirim permintaan berikutnya ke server dengan koneksi sedikit.

Tertimbang: Biasanya server dialokasikan kemampuan persentase sebagai satu server bisa dua kali lebih kuat sebagai lain. Metode tertimbang berguna jika penyeimbang beban tidak mengetahui kinerja nyata dan aktual dari server.

Waktu respon tercepat: Metode ini biasanya hanya tersedia di lebih banyak produk canggih. Permintaan akan dikirim ke server tercepat menanggapi

Agen Server: Seorang klien diinstal pada server yang berkomunikasi dengan penyeimbang beban. Ini kadang-kadang diperlukan bila Anda menggunakan penyeimbang beban dasar yang memiliki kembali server yang langsung. Yaitu tidak tahu berapa banyak koneksi yang sebenarnya server memiliki atau seberapa baik menanggapi karena tidak mendapatkan tanggapan dari server.

Metode seperti agen server dan tertimbang mencoba untuk menebak apa kinerja harus seperti untuk permintaan berikutnya sementara metode seperti waktu respon tercepat benar-benar tahu apa server lakukan secara real time.

Apa itu LoadBalancing? 1 Mikrotik Rabu, Maret 26, 2014 2.1 Load Balancing Jie Chang et al (2010) menyebutkan bahwa load balancing adalah sebuah metode untuk memperkuat kapabilitas pemrosesan data yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan ketersediaan sebuah jaringan. Kondisi jaringan yang dinamis dan sering kali tidak terprediksi menyebabkan sebuah algoritma load balancing memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan beberapa kondisi jaringan tertentu, sementara algoritma load balancing lainya memiliki kompatibilitas yang lebih rendah pada jaringan tersebut (Kang Xi et al, 2011 : 2). Jie Chang et al (2010) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa kelebihan implementasi load balancing secara umum, yaitu :1. Waktu respon akses yang lebih cepat dibandingkan dengan pembagian jalur secara statik, ini dikarenakan beban dibagi ke dalam beberapa jalur sehingga beban pada masing-masing jalur menjadi lebih ringan.2. Pengaturan untuk mencegah terjadinya penumpukan beban pada salah satu jalur, atau bisa dikatakan pemerataan pembebanan pada masing masing jalur.3. Dapat memisahkan dan mengatur jaringan nasional dan internasional agar tidak terjadi saling tarik menarik bandwidth pada jaringan sistem tersebut.4. Memperkecil kemungkinan terjadinya deadlock trafic yang sering kali terjadi pada perusahaan atau instansi.5. Redundansi, bilamana salah satu server mati maka koneksi ke jaringan internet dapat tetap berjalan karena menggunakan lebih dari 2 ISP.

Pemerataan beban yang ada dalam sistem load balancing bukan pemerataan kapasitas yang diberikan dari masingmasing ISP, melainkan pemerataan beban untuk masingmasing client, sebagai contoh jika ada 3 buah ISP yang digunakan pada sistem, dengan kapasitas bandwidthsebagai berikut:1. ISP 1 1Mbps2. ISP 2 2Mbps3. ISP 3 500Kbps

Yang akan dilakukan sistem load balancing bukan menambahkan menjadi 3.5Mbps, tetapi beban yang dilakukan oleh satu client menjadi sama atau bisa dibilang rata dengan client lainya Beberapa algoritma load balancing yang dipakai berdasarkan informasi dari Cisco Service Moduleberjudul Understanding CSM Load Balancing Algorithms dengan nomor dokumen 28580, yang dapat diakses dari situs resmi Cisco, adalah sebagai berikut: Round Robin. Sebuah algoritma pembagian beban secara bergiliran dan berurutan dari satu jalur ke jalur lain. Least Connection. Sebuah algoritma pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk. Weighted Round Robin and Weighted Least Connection. Adalah algoritma pembagian beban secara Round Robin dan Least Connection dengan penambahan parameter performance pembebanan pada masing-masing server. Source and/or Destination IP Hash. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja dengan melakukan pemetaan berdasarkan alamat IP yang ada dalam request yang menuju ke sebuah server. Dalam algoritma ini, parameter subnet mask juga diperhitungkan. Uniform Resource Locator (URL) hashing. Adalah algoritma pembagian beban yang bekerja dengan melakukan pemetaan berdasarkan sebagian atau seluruh URL. Menurut hasil analisa jalur dengan sarana probe. Metode ini menggunakan sarana probe, yaitu pemeriksaan kondisi sebuah jalur dengan mengirimkan sebuah data kosong melalui jalur tersebut. Hasil analisa tersebut kemudian akan menentukan pembagian beban pada jalur yang ada (Kang Xi et al , 2011: 4).Sementara algoritma load balancing yang digunakan dalam sistem MikroTik routerOS yang dapat dilihat pada situs www.wiki.mikrotik.com adalah: Nth. Adalah algoritma pembagian beban dengan melakukan penandaan pada paket sejumlah nilai yang ditentukan secara berurutan dan pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan nilai yang sudah diberikan pada paket. Per Connection Classifier(PCC). Adalah algoritma pembagian beban dengan melakukan penandaan connection sesuai dengan algoritma hashing dimana parameter yang diolah dalam proses hashing tersebut diatur oleh user dan pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan nilai pada connectiontersebut.

Metode load balancing yang disebutkan diatas sebetulnya merupakan proses penandaan yang merupakan fitur dalam MikroTik routerOS, dimana kemudian pembagian beban dilakukan berdasarkan hasil pembagian tersebut dengan menggunakan routing policy yang ditentukan oleh user. Keseluruhan proses ini adalah metode load balancing yang ditawarkan oleh MikroTik.http://www.tarunanews.com/2014/03/apa-itu-loadbalancing.html

http://www.cabikhosting.com/file/mikrotik/Load_Balancing-mikrotik.pdf

Mengenal Teknologi Load BalancingLoad balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.Contents [hide] 1 Mengapa Menggunakan Load Balancer? 2 Cara Kerja Load Balancing 3 Algoritma Load Balancing 4 Fitur Load Balancing 5 Tipe Load Balancer 6 Penggunaan Load Balancer 7 Perbandingan Software vs Hardware Load BalancerMengapa Menggunakan Load Balancer?Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis web lainnya. Dua alasan yang utama adalah:1. Waktu Respon. Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan kecepatan akses website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman website.2. Redundansi. Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh, jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka dua server lainnya dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan menyadarinya downtime apapun.Cara Kerja Load BalancingLoad Balancer (perangkat load balancing) menggunakan beberapa peralatan yang sama untuk menjalankan tugas yang sama. Hal ini memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih cepat dibandingkan apabila dikerjakan oleh hanya 1 peralatan saja dan dapat meringankan beban kerja peralatan, serta mempercepat waktu respons. Load Balancer bertindak sebagai penengah diatara layanan utama dan pengguna, dimana layanan utama merupakan sekumpulan server/mesin yang siap melayani banyak pengguna.Disaat Load Balancer menerima permintaan layanan dari user, maka permintaan tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya Load Balancer dengan pintar dapat menentukan server mana yang memiliki load yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat. Bahkan bisa menghentikan akses ke server yang sedang mengalami masalah dan hanya meneruskannya ke server yang dapat memberikan layanan. Hal ini salah satu kelebihan yang umumnya dimiliki load balancer, sehingga layanan seolah olah tidak ada gangguan di mata pengguna.Algoritma Load Balancing Round Robin. Algoritma Round Robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.

Ratio. Ratio (rasio) sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter Ratio ini, akan dilakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban. Fastest. Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-server yang memiliki respon yang paling cepat. Server di dalam jaringan yang memiliki respon paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk. Least Connection. Algoritma Least connection akan melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.Fitur Load BalancingBeberapa fitur yang ada pada baik load balancer hardware maupun load balancer software, yaitu: Asymmetric load. rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary yang dianggap paling baik backbonenya dan terbaik dalam path routingnya, jadi kita dapat membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan terbaik untuk sampai ketujuan. Aktivitas berdasarkan prioritas. Disaat load jaringan lagi peek, server akan dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan. Proteksi dari serangan DDoS. karena kita dapat membuat fiturseperti SYN Cookies dan delayed-binding (suatu metode di back-end server pada saat terjadi proses TCP handshake) pada saat terjadi serangan SYN Flood. Kompresi HTTP. Memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP dengan dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser yang modern. TCP Buffering. dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat dapat memungkinkan task akses lebih cepat. HTTP Caching. dapat menyimpan content yang static, dengan demikian request dapat di handel tanpa harus melakukan kontak ke web server diluar jaringan yang berakibat akses terasa semakin cepat. Content Filtering. Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat dijalankan. HTTP Security. beberapa system load balancing dapat menyembunyikan HTTP error pages, menghapus identifikasi header server dari respon HTTP, dan melakukan enkripsi cookies agar user tidak dapat memanipulasinya. Priority Queuing. berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic paket. Spam Filtering. Spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web. Bentuk berita spam yang umum dikenal meliputi: spam surat elektronik, spam instant messaging, spam Usenet newsgroup, spam mesin pencari informasi web (web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon genggam, spam forum Internet, dan lain lain. Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Beberapa contoh lain dari spam ini bisa berupa surat elektronik berisi iklan, sms pada telepon genggam, berita yang masuk dalam suatu forum newsgroup berisi promosi barang yang tidak terkait dengan aktifitas newsgroup tersebut, spamdexing yang mendominir suatu mesin pencari (search engine) untuk mencari popularitas bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang tak berguna dan masuk dalam suatu blog, buku tamu situs web, dan lain-lain.Tipe Load BalancerDalam dunia load-balancing, ada dua pilihan untuk dipertimbangkan ketika merancang solusi load-balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan software load balancing atau hardware load balancing. Setiap pilihan memiliki persyaratan, kelebihan, dan kelemahan tersendiri. Terserah kepada kita untuk mengevaluasi kebutuhan bisnis kita, konfigurasi, dan jalur pertumbuhan sehingga kita dapat mengidentifikasi solusi optimal untuk memenuhi kebutuhan. Dan dari tipenya Load Balancing dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu: Software Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah PC/Server, dan aplikasi Load Balancing di install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh prangkat komputer yang digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja. Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan (Network Interface Card) yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dsb. Sehingga performa metode ini sulit untuk bisa diperkirakan. Ada banyak sekali Load Balancer Software, beberapa diantaranya yang paling banyak digunakan adalah: Linux Virtual Server, Ultra Monkey, dan Network Load Balancing.

Hardware Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah device/alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe Hardware Load Balancing banyak digunakan karena kemudahannya. Beberapa Load Balancer Hardware diantaranya adalah: Cisco System Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP, Baraccuda Load Balancer.Penggunaan Load BalancerPada umumnya Load Balancer digunakan oleh perusahaan/pemilik layanan yang menginginkan layanannya selalu tersedia setiap saat (high availability) walaupun secara kenyataan terdapat kendala yang membuat layanan tidak dapat diakses. Misalnya untuk layanan web server/email server. Dengan load balancer, apabila ada 2 mail server dengan konfigurasi dan tugas yang sama, maka load balancer akan membagi beban ke 2 mail server tersebut. Dan apabila salah satu Mail server tersebut down/tidak dapat diakses/mengalami gangguan, maka Mail server yang lain dapat terus melayani layanan yang diakses oleh user.Untuk jaringan komputer, Load Balancer digunakan di ISP/Internet provider dimana memungkinkan tersedianya akses internet selama 24x7x365 tanpa ada down time. Tentu hal ini yang diinginkan oleh pelanggan yang menggunakan layanan akses internet ISP tersebut. ISP/Provider hanya perlu memiliki 2 Link internet yang memiliki jalur berbeda, agar disaat salah satu link down, masih ada 1 link yang dapat melayani akses internet ke pelanggannya. Dan ISP menggunakan Load Balancer untuk membagi beban akses internet tersebut sehingga kedua Link Internet tersebut maximal penggunaannya dan beban terbagi dengan baik.Perbandingan Software vs Hardware Load BalancerKelebihan Load Balancer Software: Lebih murah. Beberapa software aplikasi memiliki banyak pilihan konfigurasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita.Kekurangan Load Balancer Software: Sebagian besar aplikasi tidak dapat menangani situs besar atau jaringan kompleks. Paket aplikasi yang akan mendukung sistem yang lebih besar memerlukan jumlah hardware lebih banyak.Kelebihan Load Balancer Hardware: Pendekatan biasanya lebih kuat dari pilihan perangkat lunak. Proses lalu lintas pada tingkat jaringan, yang secara nominal lebih efisien daripada dekripsi perangkat lunak. Bekerja dengan banyak OS atau platform.Kekurangan Load Balancer Hardware: Biaya lebih tinggi dibandingkan menggunakan software load balancer.Teknologi load balancing dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dan esien untuk menciptakan sistem yang handal dengan tingkat ketersediaan tinggi (high availability), khususnya sebagai web server. Untuk pemanfaatan teknologi load balancing menggunakan software load balancing saat ini memang lebih banyak digunakan pada sistem operasi open souce seperti linux. Referensi http://en.wikipedia.org/wiki/Load_balancing_(computing) http://www.linuxvirtualserver.org http://www.ultramonkey.orghttp://fxekobudi.net/networking/mengenal-teknologi-load-balancing/

alKategori ADSL (1) Antenna (3) Aplikasi Protokol TCP/IP (5) ARP (2) ATM (Asynchronous Transfer Mode) (2) Cisco Router (6) Data Link Control (5) DHCP (2) DMZ (1) DNS (2) Encoding (3) Error Control (2) Firewall (3) ICMP (1) IGMP (1) Internet (4) IP Address (5) ISDN (2) Keamanan dan Analisa Jaringan (13) Komunikasi Multipoint pada Jaringan Komputer (2) Load Balancing (3) Materi Kuliah (17) Mikrotik (8) MPLS (4) Network Address Translation (NAT) (3) OSI Layer (5) Ping (1) Routing (9) Subnetting (4) TCP/IP (11) Topologi dan Perangkat Jaringan (17) Transmisi (3) UDP (3) uPNP (1) VoIP (2) VPN (Virtual Private Network) (2) WLAN (Wireless Local Area Network) (7) Showing posts with label Load Balancing. Show all posts Gateway Load Balancing Protocol ( GLBP ) Load balancing adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan beban atau muatan. Seperti itulah prinsip kerja dari Gateway Load Balancing Protocol (GLBP). Intinya adalah membagi kerja Router yang besarnya sama atau seimbang/balance. Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) melindungi trafik data dari kerusakan router atau jalur data. GLBP melindungi trafik dengan cara routerrouternya diberi sebuah default gateway yang sama sedangkan yang membedakan pada virtual MACnya dari masing-masing router. Pada Gambar dibawah ini Router 5 sebagai router active, sedangkan router 6 berperan sebagai router standby apabila terjadi congesti. Sebuah router dipilih sebagai active router yang nantinya akan membawa paket melalui virtual IP address dalam group tersebut.

Gambar Topologi Jaringan WAN

MEKANISME KERJA

GLBP Active Virtual Gateway

Anggota dari GLBP Group memilih satu gateway yang akan menjadi active virtual gateway (AVG) untuk group tersebut. Anggota group lain membackup AVG tersebut untuk menghindari jika AVG tersebut sewaktu-waktu tidak terpakai lagi. Gateway lainnya menganggap hubungan perjalanan paket mengirim ke virtual MAC address ditentukan oleh AVG. Gateway yang mengetahui active virtual MAC address selanjutnya. AVG bertanggung jawab untuk menjawab request dari Address Resulution protocol (ARP) untuk meminta Virtual IP address. Load sharing terjadi ketika AVG membalas ARP request dengan virtual MAC address yang berbeda. GLBP digambarkan seperti dibawah ini :

Dari gambar diatas router A adalah AVG untuk GLBP group tersebut dan bertanggung jawab untuk virtual IP address 10.0.0.10. Router A juga merupakan AVF (Active Virtual Forwarder) untuk virtual MAC address 0007.b400.0101. Router B adalah anggota dari group yang sama dengan Router A dan ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0102, begitu pula pada router C ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0103. Client 1 memiliki default gateway 10.0.0.10 dan sebuah gateway MAC address 0007.b400.0101 sedangkan client 2 dan 3 memiliki default gateway yang sama tapi memiliki gateway MAC address yang berbeda yaitu 007.b400.0102 untuk client 2 dan 0007.b400.0103 untuk client 3. Hal ini dikarenakan Router B dan C berbagi trafik load dengan Router A.

Jika router A terjadi kerusakan maka client 1 tidak akan kehilangan akses ke WAN karena Router B akan mengasumsikan alur pengiriman paket ke MAC address Router A. Router B akan menerima peranan sebagai AVG untuk GLBP group tersebut. Komunikasi anggota GLBP berlanjut walaupun terjadi kegagalan pada salah satu anggota LBP group tersebut.

GLBP Virtual Gateway Redundancy

Menjalankan Virtual Gateway Redundancy pada GLBP sama dengan HSRP. ateway yang berwenang untuk memutuskan adalah AVG sedangkan Gateway lainnnya ebagai standby virtual gateway dan gateway yang tersisa ditempatkan di tempat yang udah diperhatikan. Jika terjadi kerusakan pada AVG, maka standby virtual gateway kan menerima tanggung jawab sebagai Virtual IP address. Standby Virtual Gateway ang baru akan ditempatkan di tempat yang mudah diperhatikan.

GLBP Virtual Forwarder Redundancy

Virtual Forwarder Redundancy sama seperti Virtual Gateway Redundancy dengan suatu AVF. Apabila AVF mengalami gangguan, maka Secondary Virtual Forwarder (SVF) akan menerima status dan bertanggungjawab pada Virtual MAC Address. AVF yang baru akan menjadi primary virtual forwarder untuk sebuah nomor forwarder yang berbeda.Labels: Load Balancing Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) Load balancing adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan beban atau muatan. Seperti itulah prinsip kerja dari Gateway Load Balancing Protocol (GLBP). Intinya adalah membagi kerja Router yang besarnya sama atau seimbang/balance. Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) melindungi trafik data dari kerusakan router atau jalur data. GLBP melindungi trafik dengan cara routerrouternya diberi sebuah default gateway yang sama sedangkan yang membedakan pada virtual MACnya dari masing-masing router. Pada Gambar dibawah ini Router 5 sebagai router active, sedangkan router 6 berperan sebagai router standby apabila terjadi congesti. Sebuah router dipilih sebagai active router yang nantinya akan membawa paket melalui virtual IP address dalam group tersebut.

Gambar Topologi Jaringan WAN

MEKANISME KERJA

GLBP Active Virtual Gateway

Anggota dari GLBP Group memilih satu gateway yang akan menjadi active virtual gateway (AVG) untuk group tersebut. Anggota group lain membackup AVG tersebut untuk menghindari jika AVG tersebut sewaktu-waktu tidak terpakai lagi. Gateway lainnya menganggap hubungan perjalanan paket mengirim ke virtual MAC address ditentukan oleh AVG. Gateway yang mengetahui active virtual MAC address selanjutnya. AVG bertanggung jawab untuk menjawab request dari Address Resulution protocol (ARP) untuk meminta Virtual IP address. Load sharing terjadi ketika AVG membalas ARP request dengan virtual MAC address yang berbeda. GLBP digambarkan seperti dibawah ini :

Dari gambar diatas router A adalah AVG untuk GLBP group tersebut dan bertanggung jawab untuk virtual IP address 10.0.0.10. Router A juga merupakan AVF (Active Virtual Forwarder) untuk virtual MAC address 0007.b400.0101. Router B adalah anggota dari group yang sama dengan Router A dan ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0102, begitu pula pada router C ditunjuk sebagai AVF untuk virtual MAC address 0007.b400.0103. Client 1 memiliki default gateway 10.0.0.10 dan sebuah gateway MAC address 0007.b400.0101 sedangkan client 2 dan 3 memiliki default gateway yang sama tapi memiliki gateway MAC address yang berbeda yaitu 007.b400.0102 untuk client 2 dan 0007.b400.0103 untuk client 3. Hal ini dikarenakan Router B dan C berbagi trafik load dengan Router A.

Jika router A terjadi kerusakan maka client 1 tidak akan kehilangan akses ke WAN karena Router B akan mengasumsikan alur pengiriman paket ke MAC address Router A. Router B akan menerima peranan sebagai AVG untuk GLBP group tersebut. Komunikasi anggota GLBP berlanjut walaupun terjadi kegagalan pada salah satu anggota LBP group tersebut.

GLBP Virtual Gateway Redundancy

Menjalankan Virtual Gateway Redundancy pada GLBP sama dengan HSRP. ateway yang berwenang untuk memutuskan adalah AVG sedangkan Gateway lainnnya ebagai standby virtual gateway dan gateway yang tersisa ditempatkan di tempat yang udah diperhatikan. Jika terjadi kerusakan pada AVG, maka standby virtual gateway kan menerima tanggung jawab sebagai Virtual IP address. Standby Virtual Gateway ang baru akan ditempatkan di tempat yang mudah diperhatikan.

GLBP Virtual Forwarder Redundancy

Virtual Forwarder Redundancy sama seperti Virtual Gateway Redundancy dengan suatu AVF. Apabila AVF mengalami gangguan, maka Secondary Virtual Forwarder (SVF) akan menerima status dan bertanggungjawab pada Virtual MAC Address. AVF yang baru akan menjadi primary virtual forwarder untuk sebuah nomor forwarder yang berbeda.Labels: Load Balancing Load Balancing Mengenal konsep load balancingPembangunan infrastruktur TI yang kuat dan memadai dinilai sangat penting sekarang ini. Mengingat setiap hari jumlah data yang harus direkam menjadi semakin banyak. Ratusan bahkan ribuan data data baru masuk setiap harinya. Belum lagi lalu lintas data yang menjadi semakin ramai juga memerlukan perhatian khusus.

Oleh sebab itu, banyak perusahaan TI yang berlomba-lomba memberikan solusi terbaik bagi perusahaan agar dapat memaksimalkan kerja departemen TI itu sendiri. Mulai dari pembuatan software, outsourcing, perencanaan infrastruktur, sampai produk yang dinamakan business solution.

Dengan banyaknya kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan, maka hampir setiap perusahaan besar membagi inftastruktur TI-nya menjadi beberapa bagianpenting, yang dikategorikan menurut aplikasinya. Misalnya, untu keperluan e-mail perusahaan, maka perusahaan akan membangun sebuah mail server khusus. Atau untuk perusahaan yang memiliki database cukup besar, maka perusahaan tersebut akan memiliki sebuat server khusus yang akan menangani ERP.

Tidak hanya sampai di situ saja, untuk dapat kuat dan memadai server dan jaringan yang ada juga harus ditunjang oleh berbagai komponen penting, seperti system keamanan yang terpercaya, maintenance yang dapat diandalkan, serta system control yang baik.

Load balancing. Adalah sebuah konsep yang gunanya untuk menyeimbangkan beban atau muatan pada infrastruktur TI sebuah perusahaan. Agar seluruh departemen dapat dimanfaatkan secara maksimal dan optimal.

Beberapa perusahaan TI yang telah meluncurkan solusi total dari konsep load balancing : HP dengan utility computing, IBM dengan Utility On Demand, Sun dengan Sun and I, Oracle dengan 10g.

10g dari Oracle

Dinamakan juga grid computing. Pada dasarnya, grid disini, dimaksudkan dengan clusters dari sebuah computer atau server yang saling berhubungan satu sama lain, untuk bekerja sama saling berbagi resources.

10g bekerja pada servers database dan aplikasi. Dengan adanya 10g, maka system dapat saling berbagi ruang maupun kemampuan sehingga system yang satu dengan yang lainnya dapat bekerja lebih optimal dan efisien. Untuk lebih jelasnya, perhatikan aplikasi 10g berikut:

Sebuah bank terdapat empat buah server dengan keperluan yang berbeda satu sama lain, seperti server SCM, ERP, CRM dan e-mail. Tentu saja ke-empat-empatnya harus dibangun dengan sistem yang lengkap, baik dari segi hardware maupun keamanannya. Padahal kerja ke-empat-empatnya tidak selalu sama dari hari ke hari. Contoh saja e-mail server, pada hari libur server akan tidak bekerja 100%, mengingat pada akhir pecan tidak terlalu banyak e-mail yang bersliweran. Namun pada akhir pekan banyak transaksi melalui ATM yang berlangsung. Sehingga server yang digunakan untuk transaksi tersebut dapat memanfaatkan resources yang tersedia melimpah pada e-mail server. Lain halnya jika anda tidak menggunakan 10g atau konsep load balancing.Server untuk transaksi tetap bekerja dengan supersibuk, sementara e-mail server menganggur sia-sia. Mengapa demikian? Pada 10-g, semua server akan dikumpulkan menjadi satu kesatuan secara virtual sehingga satu sama lain dapat saling memanfaatkan resources.

Sistem grid computing sendiri memiliki beberapa komponen penting selain 10-g nya, yaitu beberapa komponen seperti hardware dalam infrastruktur yang kuat dapat diandalkan. Seperti Internet, blader server, perangkat jaringan, SAN, storage Array (RAID), serta processor 32-bit 64 bit.

Blade serverBlade server menjadi salah satu komponen penting dari 10g, karena server ini dapat bersifat plug and play yang memudahkan dalam peng-upgrade-an system. Satu rack blade server dapat menampung sebanyak 280 server sekaligus. Dalam setiap satu blade server biasanya terdapat satu atau dua processor dengan memory. Pada pengoperasiannya blade server tidak memelukan energi yang besar dan tidak mengeluarkan panas yang berlebihan, sehingga cukup efisien untuk digunakan.Blade server juga biasa disebut high density server yang bekerja pada system cluster dan biasanya digunakan untuk satu task saja. Misalnya, file sharing saja atau streaming audio serta video dan sebagainya. Dan karena alasa cluster ini, maka blade server cocok untuk digunakan dalam konsep load blancing. Awalnya, IBM yang memperkenalkan server jenis ini, namun kini sudah banyak perusahaan TI yang telah memproduksinya seperti HP dan SUN Microsystems.

SANSAN (Storage Area Network) adalah jaringan yang khusus menangani dan menghubungi berbagai macam perangkat storage. SAN memiliki hubungan lansung ke server dan memungkinkan komuunikasi data antar server. Oleh karena itu, storage area network yang baik juga merupakan dukungan penting bagi 10g. Sebab biar bagaimanapun, untuk dapat mengoptimalkan akses data memang dibutuhkan jaringan yang kuat dari data itu sendiri.

RAIDRAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah sebuah system yang memungkinkan menyimpan data yang sama pada saat yang bersamaan di tempat yang berbeda. Namun, anda tidak akan mengetahui HDD mana yang berperan sebagai HDD utama dan mana yang bukan.

Untuk perusahaan yang membutuhkan waktu uptime yang tinggi, misalnya 100%, maka teknologi RAID menjadi pilihan wajib. Sehingga bila terjadi kerusakan pada satu bagian data/storage system akan tetap mampu berjalan sebagaimana mestinya.

Processor 32-64 bitMengapa harus processor 32-64Bit yang harus digunakan? Sebab processor ini memliki performa yang jauh lebih baik dibandingkan bit yang dibawahnya. Contoh saja prosesor 64 bit, ia dapat bekerja dua kali lebih cepat dari pada processor 32 bit pada clock cycle yang sama. Disamping itu, processor 64 bit dapat secara otomatis mendeteksi atau mengenali apakah aplikasi atau operating system yang digunakan berjalan pada system 16 bit, 32 bit, atau 64 bit. Contoh produknya adalah itanium dari Intel.

Keamanan 10gBila system terdiri dari server yang berdiri satu per satu, maka system keamanannya juga akan berdiri satu-per satu. Misalnya untuk masuk masuk ke dalam server CRM, seorang admin harus memiliki satu login name dan password yang berbeda dengan yang digunakan oleh seorang admin untuk mengakses server ERP.

Sedangkan dengan 10g tidak perlu. Karena 10g telah menggunakan LDAP (Lightweight Directory Acces Protocol) untuk system keamanan-nya, sehingga hanya dibutuhkan satu login name dan password saja untuk masuk dalam jaringan. Hanya saja setiap user akan memiliki hak yang berbeda-beda, misalnya, admin ERP hanya dapat melakukan administrasi untuk ERP saja dan seterusnya. Namun, bisa juga satu orang admin dapat melakukan pengaturan untuk kedua server atau seluruh server sekaligus. Mengingat dengan 10g semua server akan dikumpulkan menjadi satu.http://ecgalery.blogspot.com/search/label/Load%20Balancing