Pohon Tumbang di Menteng Hancurkan Toko dan Mobil “T filehon tumbang di DKI Jakarta. Kemarin pohon...

1
4 | Megapolitan SELASA, 5 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Pohon Tumbang di Menteng Hancurkan Toko dan Mobil P OHON-pohon tua yang berada di Jakarta terus bertumbangan. Di kawasan Jakarta Pusat saja, jumlah pohon tum- bang hingga kemarin telah mencapai 31 pohon. Adapun di Jakarta Selatan jumlahnya mencapai 21 pohon. Sepanjang pekan lalu ada lebih dari 10 po- hon tumbang di DKI Jakarta. Kemarin pohon mahoni tua di Jalan Surabaya, Menteng, Ja- karta, yang tumbang mengaki- batkan dua toko dan dua mobil mengalami kerusakan. “Kejadiannya sekitar Pukul 12.00 WIB. Sempat ada suara berisik seperti dahan kena angin kencang. Saya lagi ngo- brol di depan toko sama teman- teman. Kita lihat ke pohon, tiba-tiba sudah mau jatuh. Kita langsung lari,” ujar Hanapen- jaga toko yang hancur tertimpa pohon saat ditemui di lokasi. Toko yang hancur rata terse- but milik Irwan, 30, yang men- jual tas dan koper. Saat kejadi- an, Irwan sedang tidak berada di tempat. Kerugian ditaksir hingga jutaan rupiah. Selain tokonya, terdapat satu toko lagi yang sudah lama tidak ditem- pati. Sementara kendaraan yang tertimpa adalah Taksi Ekspress berplat B 1528 KTA dan sebuah mobil Honda Jazz hitam berplat B 464 TAA. Irwan berencana meminta penggantian atas kerugian yang dialaminya. “Ya kalau hancur semua ba- rang di toko, bisa rugi sampai Rp10 juta. Katanya ada asuransi dari Dinas Pertamanan wila- Korban pohon tumbang bisa menuntut ganti ke Dinas Pertamanan DKI Jakarta AKIBAT POHON TUMBANG: Mobil hancur tertimpa pohon besar yang tumbang akibat angin kencang di Jl Surabaya, Jakarta Pusat, kemarin. Hakim Ancam Pidanakan Wali Kota Bekasi WALI Kota Bekasi Mochtar Mo- hamad membantah tudingan bahwa dirinya pernah meme- rintahkan anak buahnya mela- kukan suap terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat. Dalam kesaksiannya pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk dua terdakwa oknum audi- tor BPK, Suharto dan Enang Hermawan Muchtar, Mochtar mengaku tidak tahu-menahu mengenai proses suap yang dilakukan bawahannya, yakni Sekretaris Daerah Bekasi Tjan- dar Utama Efendi, Kepala Ins- pektorat Herry Lukmantohari, serta Kabid Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Bekasi Herry Suparjan. “Saya tidak tahu (mengenai suap itu). Saya tahunya dari koran,” kata Mochtar. Namun majelis hakim tidak percaya begitu saja dengan per- nyataan Mochtar. Apalagi da- lam dua persidangan terdahu- lu, jaksa penuntut umum KPK menilai perintah penyuapan terhadap auditor BPK berasal dari Mochtar. Tujuannya agar Pemkot Bekasi mendapatkan insentif Rp40 miliar dari Ke- menterian Keuangan setelah mendapatkan penilaian wajar CALON Wali Kota Depok (in- cumbent) Nur Mahmudi Ismail mengabaikan panggilan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Depok. Panggilan pertama yang di- layangkan panitia itu meminta klarikasi penggunaan mobil dinas di luar tugas sebagai ke- pala daerah. Panitia menemukan dugaan pelanggaran penggunaan mo- bil dinas saat Nur Mahmudi menghadiri acara halalbilhalal dan apel siaga satu organisasi di Valai Rakyat, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukma Jaya, Sabtu (18/9). Ketua Divisi Penanganan dan Tindak Lanjut Pelangga- ran Panitia Pengawas Pemilu Depok, Sutarno, mengatakan pihaknya akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan untuk kedua kalinya kepada Nur Mahmudi. “Sebagai calon kepala dae- rah, Nur Mahmudi seharusnya menanggapi surat panggilan yang kami kirimkan, bukan begini caranya,” kata Sutarno di Depok, kemarin. Soal persiapan pemilihan, Komisi Pemilihan Umum Kota Depok dinilai boros karena menggunakan uang rakyat untuk pelesiran ke Purwokerto, Jawa Tengah. “DPRD tidak tahu apa tujuan tanpa pengecualian (WTP). Hal itu juga diperkuat oleh ke- terangan Harry Lukmantohari di persidangan. “Saya ditanya Pak Wali Kota, apa BPK bisa dikasih duit tidak? Saya tidak menjawab,” kata Herry saat persidangan Senin (27/9). Oleh karena itu, Ketua Maje- lis Hakim Jupriadi mengancam Mochtar dengan pidana bila terbukti berbohong. dan maksud KPU melakukan jalan-jalan ke Purwokerto, Jawa Tengah,” kata Ketua DPRD Kota Depok Rintis Yanto di Depok, kemarin. Rintis menganggap ke- berangkatan rombongan komisi ke Purwokerto adalah penghamburan uang rakyat yang menandakan rendahnya derajat integritas dan tanggung jawab moral tentang penggu- naan uang rakyat. Jalan-jalan ke Purwokerto, menurut Rintis, sudah menya- lahi disiplin anggaran. “Dari Kepolisian Resor Depok dan Kejaksaan Negeri Depok juga ikut ke Purwokerto,” paparnya. (KG/J-5) “Saudara bisa dituntut apa- bila memberikan keterangan palsu. Saya ingatkan Saudara untuk jujur,” ujar Jupriadi. Persidangan juga menghadir- kan Kepala BPK Perwakilan Jawa Barat Gunawan Sidauruk, staf Tata Usaha Sekda Bekasi Isnaeni, dan Kadis Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Pemkot Bekasi Makbul- lah. (CC/Ant/J-2) Warga Kamal Muara Siaga Satu Rob Sebagai calon kepala daerah, Nur Mahmudi seharusnya menanggapi surat panggilan yang kami kirimkan, bukan begini caranya.” Sutarno Kadiv Panwaslu Depok yah,” ujar Irwan. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan ma- syarakat bisa menuntut ganti rugi kepada Dinas Pertamanan atas pohon tumbang. “Ini ter- kait dengan manajemen risiko pengelolaan fasilitas publik. Masyarakat bisa menuntut Dinas Pertamanan Pemda DKI jika memang menderita keru- gian,” tukasnya. Kepala Seksi Jalur Hijau Dinas Pertamanan dan Pema- kaman DKI Hermanto menga- takan bahwa masyarakat yang mengalami kerugian akibat pohon roboh bisa mendapat santunan maksimal Rp10 juta. “Tapi santunan itu akan di sampaikan melalui pihak ketiga atau pihak asuransi,” kata dia. Berdasarkan data dari Di- nas Pertamanan DKI, jumlah pohon yang rawan tumbang di DKI saat ini mencapai se- pertiga dari jumlah pohon yang ada. Total pohon di DKI saati ini mencapai 4,8 juta pohon. Umumnya pohon-pohon yang rawan tumbang itu berusia di atas 20 tahun. Akses BKT Sementara itu, akibat be- lum dibukanya akses pintu air dari Kali Sunter ke saluran Banjir Kanal Timur, kawasan Cipinang Melayu masih ke- banjiran. Ratusan rumah di RW 03 dan 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masih tergenang air setinggi antara 20 sampai 100 sentimeter, Senin (4/10). Banjir terjadi akibat hujan de- ras yang terjadi sejak Minggu (3/10) ditambah dengan banjir kiriman dari Bogor sehingga air lama surutnya. “Di RW 03, ada sekitar 350-an rumah yang terendam banjir. Belum juga kering lumpur bekas banjir kemarin, sekarang malah kebanjiran lagi,” kata Muchtar Usman, Ketua RW 03 Cipinang Melayu. Menurut Muchtar, wilayah Cipinang Melayu sebenarnya sudah bisa terhindar dari ban- jir, jika saja akses ke BKT segera dibuka. “Kita sudah minta ke Ke- menterian Pekerjaan Umum, tapi jawabannya silakan tanya ke PT Adi Karya, demikian sebaliknya. Dua instansi ini saling lempar tanggung jawab. Karena itu, kami minta instansi terkait segera bertindak,” sesal Muchtar. Hal senada diungkapkan Ketua RW 04 Cipinang Mela- yu, Ervan. “Pintu air itu harusnya segera dibuka. Namun kita tidak tahu sebenarnya kewenangan siapa untuk membuka pintu air ter- sebut,” ujarnya. Sementara itu, kemarin angin puting beliung menerpa asrama polisi di kawasan Tangerang. (Ssr/*/SM/Faw/J-2) [email protected] “T SUNAMI... tsunami...,” pekik Abdul Khodir, 42, ketika melihat luapan air laut di kejauhan mencapai setinggi dua meter. Teriakan Abdul Khodir membuat panik warga sebab sehari sebelumnya mereka sudah waswas dengan kian meningginya luapan air laut. Tsunami yang dimaksud Abdul Khodir bukanlah seperti yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2006. Tsunami yang dilihat olehnya ialah air pasang laut di luar batas normal. Daerah pesisir Jakarta Utara sebetulnya langganan rob alias air pasang laut. Biasanya ketinggian air mencapai 20 cm-30 cm. Namun Minggu (3/10) sore, gelombang laut mencapai ketinggian dua meter sehingga membuat warga ketakutan. Ratusan kepala keluarga yang berdomisili di 12 RT di RW 001 dan 9 RT di RW 004, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, segera mengungsi. Mereka memilih asrama Yatim Piatu Al-Hadis, SMPN 120, Stadion Kamal, dan SDN 01 dan 02 Kamal Muara, sebagai tempat berlindung. “Air pasang yang terjadi sangat di luar kebiasaan sehingga banyak warga menyangka terjadi tsunami. Tanpa pikir panjang, kami pun mengangkut harta kami seadanya lalu mengungsi ke tempat yang kami anggap lebih aman,” tukas Ketua RW 001 Supardi, kemarin. Anomali ketinggian air pasang, menurut analisis Supardi, mungkin karena hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan ombak bergulung ke arah daratan. Warga sangat ketakutan karena tanggul sementara yang dipasang di sekitar laut rusak sepanjang 500 meter dari total 1.500 meter yang terpasang. Warga pun dengan swadaya berupaya menopang tanggul yang rusak dengan patok bambu. “Tanggul itu sudah lama rusak. Kami sudah sering mengajukan keluhan ke pengembang Kampung Naga Indah dan kantor wali kota, tetapi hingga kini belum ada tanggapan,” imbuh Supardi. Pantauan yang dilakukan kemarin siang, genangan air tinggal 20 sentimeter atau kembali ke ambang normal. Warga pun kembali ke rumah masing-masing. Setiba di rumah sore hari, mereka harus membersihkan rumah dari lumpur dan kotoran yang ditinggalkan banjir. Meskipun demikian, masyarakat sekitar tetap waspada akan adanya air pasang susulan. Hal ini mengingat angin kencang masih berhembus di wilayah pesisir tersebut. Warga sepakat menerapkan siaga satu, yakni bergiliran siskamling untuk memantau ketinggian rob. Pasalnya, sesuai dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosika (BMKG). “Suhu di permukaan air laut Samudra Pasik semakin hangat dari hari ke hari. Hal ini menyebabkan pembentukan awan hujan yang juga berpotensi badai makin sering terjadi pada Oktober hingga Desember,” kata Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim BMKG Nurhayati. Peristiwa tersebut juga disebut La Nina, yaitu pengiriman massa uap air dari Pasik ke Indonesia. La Nina sendiri diprakirakan terus berkunjung hingga Januari 2011 dan mencapai puncaknya pada November- Desember 2010. Prakiraan ini menjadi peringatan serius bagi warga pesisir. (Asni Harismi/J-1) Nur Mahmudi Abaikan Pengawas Pemilihan LINTAS Rumah Terbakar, Kakek Lumpuh Tewas KEBAKARAN terjadi di Kampung Parung Aleng RT 02/07, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, kemarin. Sebuah rumah berbahan baku kayu dan bambu ludes terbakar. Sang penghuni, Didih alias Odih, 76, yang menderita lumpuh, tewas terbakar. Odih tewas de- ngan kondisi mengenaskan. Seluruh bagian tubuhnya hangus. Saat ini Polsek Sukaraja menyelidiki sebab kebakaran. “Ha- sil sementara, kebakaran karena api di tungku di dapur masih menyala dan membakar bilik,” ujar Kapolsek Sukaraja AKP Ipik Kusmaya. Ipik menyebutkan, saat kejadian seluruh penghuni sedang tertidur lelap. Di dalam rumah itu, selain Odih juga tinggal istri korban, Ocih, 70, dan dua cucunya yang masih kecil. (DD/J-4) Pencurian Aset Pasar Rp700 Juta PENCURIAN aset Pasar Proyek di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Bekasi Timur, sebesar Rp700 juta tidak dilaporkan ke polisi. Aset yang dicuri berupa rolling door dan pelat besi di atap tiap kios. Bukannya melapor, Pemerintah Kota Bekasi malah saling lempar tanggung jawab. Anggota DPRD setempat memandang pihak eksekutif tidak bijaksana. Dengan diperagakannya sikap lempar tanggung jawab mengindikasikan pemkot tidak serius menyelesaikan perkara di lahan seluas 18 ribu meter persegi itu. “Kalau memang ada kasus pencurian, seharusnya segera lapor ke polisi,” ujar Ahmad Ushtuchri, anggota Komisi C DPRD yang membidangi aset. (GG/J-4) Sidang Teroris Tetap di Jakarta EKSEPSI (keberatan) yang diajukan para terdakwa teroris dito- lak majelis hakim yang terdiri dari H Muzaini Ahmad, Supomo, dan Ajidinnor, kemarin. Berdasarkan putusan sela majelis hakim yang dipimpin Muzaini, sidang terdakwa teroris Agam, Yudi, dan Bhakti tetap akan dilanjutkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Sebelumnya, berdasarkan Pasal 84 ayat 1 Kitab Undang-Un- dang Hukum Acara Pidana, Darwis, penasihat hukum terdakwa teroris Aceh, meminta sidang dipindahkan ke PN Jantho, Aceh. Alasannya karena pasal itu mengamanatkan sidang harus dise- lenggarakan di tempat kejadian perkara (TKP). (*/J-4) Nesty Trioka Pamungkas MI/PANCA SYURKANI MI/M IRFAN JADI SAKSI: Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad menjadi saksi kasus penyuapan terhadap auditor dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, kemarin.

Transcript of Pohon Tumbang di Menteng Hancurkan Toko dan Mobil “T filehon tumbang di DKI Jakarta. Kemarin pohon...

4 | Megapolitan SELASA, 5 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Pohon Tumbang di MentengHancurkan Toko dan Mobil

POHON-pohon tua yang berada di Jakarta terus bertumbangan. Di kawasan Jakarta

Pusat saja, jumlah pohon tum-bang hingga kemarin telah mencapai 31 pohon. Adapun di Jakarta Selatan jumlahnya mencapai 21 pohon. Sepanjang pekan lalu ada lebih dari 10 po-hon tumbang di DKI Jakarta.

Kemarin pohon mahoni tua di Jalan Surabaya, Menteng, Ja-karta, yang tumbang mengaki-batkan dua toko dan dua mobil mengalami kerusakan.

“Kejadiannya sekitar Pukul 12.00 WIB. Sempat ada suara berisik seperti dahan kena a ngin kencang. Saya lagi ngo-brol di depan toko sama teman-teman. Kita lihat ke pohon, tiba-tiba sudah mau jatuh. Kita langsung lari,” ujar Hanafi pen-jaga toko yang hancur tertimpa pohon saat ditemui di lokasi.

Toko yang hancur rata terse-but milik Irwan, 30, yang men-jual tas dan koper. Saat kejadi-an, Irwan sedang tidak berada di tempat. Kerugian ditaksir hingga jutaan rupiah. Selain tokonya, terdapat satu toko lagi yang sudah lama tidak ditem-pati. Sementara kendaraan yang tertimpa adalah Taksi Ekspress berplat B 1528 KTA dan sebuah mobil Honda Jazz hitam berplat B 464 TAA.

Irwan berencana meminta penggantian atas kerugian yang dialaminya.

“Ya kalau hancur semua ba-rang di toko, bisa rugi sampai Rp10 juta. Katanya ada asuransi dari Dinas Pertamanan wila-

Korban pohon tumbang bisa menuntut ganti ke Dinas Pertamanan DKI Jakarta

AKIBAT POHON TUMBANG: Mobil hancur tertimpa pohon besar yang tumbang akibat angin kencang di Jl Surabaya, Jakarta Pusat, kemarin.

Hakim Ancam Pidanakan Wali Kota Bekasi

WALI Kota Bekasi Mochtar Mo-hamad membantah tu dingan bahwa dirinya pernah meme-rintahkan anak buahnya mela-kukan suap terhadap au ditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat.

Dalam kesaksiannya pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk dua terdakwa oknum audi-t or BPK, Suharto dan Enang Her mawan Muchtar, Mochtar mengaku tidak tahu-menahu mengenai proses suap yang dilakukan bawahannya, yakni Sekretaris Daerah Bekasi Tjan-dar Utama Efendi, Kepala Ins-pektorat Herry Lukmantohari, serta Kabid Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Bekasi Herry Suparjan. “Saya tidak tahu (mengenai suap itu). Saya tahunya dari koran,” kata Mochtar.

Namun majelis hakim tidak percaya begitu saja dengan per-nyataan Mochtar. Apalagi da-lam dua persidangan terdahu-lu, jaksa penuntut umum KPK menilai perintah penyuapan terhadap auditor BPK berasal dari Mochtar. Tujuannya agar Pemkot Bekasi mendapatkan insentif Rp40 miliar dari Ke-menterian Keuangan setelah mendapatkan penilaian wajar

CALON Wali Kota Depok (in-cumbent) Nur Mahmudi Ismail mengabaikan panggilan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Depok. Panggilan pertama yang di-layangkan panitia itu meminta klarifi kasi penggunaan mobil dinas di luar tugas sebagai ke-pala daerah.

Panitia menemukan dugaan pelanggaran penggunaan mo-bil dinas saat Nur Mahmudi menghadiri acara halalbilhalal dan apel siaga satu organisasi di Valai Rakyat, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukma Jaya, Sabtu (18/9).

Ketua Divisi Penanganan dan Tindak Lanjut Pelangga-ran Panitia Pengawas Pemilu Depok, Sutarno, mengatakan pihaknya akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan untuk kedua kalinya kepada Nur Mahmudi.

“Sebagai calon kepala dae-rah, Nur Mahmudi seharusnya menanggapi surat panggilan yang kami kirimkan, bukan begini caranya,” kata Sutarno di Depok, kemarin.

Soal persiapan pemilihan, Komisi Pemilihan Umum Kota Depok dinilai boros karena menggunakan uang rakyat untuk pelesiran ke Purwokerto, Jawa Tengah.

“DPRD tidak tahu apa tujuan

tanpa pengecualian (WTP). Hal itu juga diperkuat oleh ke-terangan Harry Lukmantohari di persidangan. “Saya ditanya Pak Wali Kota, apa BPK bisa dikasih duit tidak? Saya tidak menjawab,” kata Herry saat persidangan Senin (27/9).

Oleh karena itu, Ketua Maje-lis Hakim Jupriadi mengancam Mochtar dengan pidana bila terbukti berbohong.

dan maksud KPU melakukan jalan-jalan ke Purwokerto, Jawa Tengah,” kata Ketua DPRD Kota Depok Rintis Yanto di Depok, kemarin.

Rintis menganggap ke-berangkatan rombongan komisi ke Purwokerto adalah penghamburan uang rakyat yang menandakan rendahnya derajat integritas dan tanggung jawab moral tentang penggu-naan uang rakyat.

Jalan-jalan ke Purwokerto, menurut Rintis, sudah menya-lahi disiplin anggaran. “Dari Kepolisian Resor Depok dan Kejaksaan Negeri Depok juga ikut ke Purwokerto,” paparnya. (KG/J-5)

“Saudara bisa dituntut apa-bila memberikan keterangan palsu. Saya ingatkan Saudara untuk jujur,” ujar Jupriadi.

Persidangan juga menghadir-kan Kepala BPK Perwakilan Jawa Ba rat Gunawan Sidauruk, staf Tata Usaha Sekda Bekasi Isnaeni, dan Kadis Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Pemkot Bekasi Makbul-lah. (CC/Ant/J-2)

Warga Kamal Muara Siaga Satu Rob

Sebagai calon kepala daerah, Nur Mahmudi seharusnya menanggapi surat panggilan yang kami kirimkan, bukan begini caranya.”

SutarnoKadiv Panwaslu Depok

yah,” ujar Irwan.Ketua Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan ma-sya rakat bisa menuntut ganti rugi kepada Dinas Pertamanan atas pohon tumbang. “Ini ter-kait dengan manajemen risiko pengelolaan fasilitas publik. Masyarakat bisa menuntut Dinas Pertamanan Pemda DKI jika memang menderita keru-gian,” tukasnya.

Kepala Seksi Jalur Hijau Dinas Pertamanan dan Pema-kaman DKI Hermanto menga-takan bahwa masyarakat yang mengalami kerugian akibat pohon roboh bisa mendapat santunan maksimal Rp10 juta.

“Tapi santunan itu akan di sampaikan melalui pihak

ketiga atau pihak asuransi,” kata dia.

Berdasarkan data dari Di-nas Pertamanan DKI, jumlah pohon yang rawan tumbang di DKI saat ini mencapai se-pertiga dari jumlah pohon yang ada. Total pohon di DKI saati ini mencapai 4,8 juta pohon. Umumnya pohon-pohon yang rawan tumbang itu berusia di atas 20 tahun.

Akses BKT Sementara itu, akibat be-

lum dibukanya akses pintu air dari Kali Sunter ke saluran Banjir Kanal Timur, kawasan Cipinang Melayu masih ke-banjiran.

Ratusan rumah di RW 03 dan 04 Kelurahan Cipinang

Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masih tergenang air setinggi antara 20 sampai 100 sentimeter, Senin (4/10). Banjir terjadi akibat hujan de-ras yang terjadi sejak Minggu (3/10) ditambah dengan banjir kiriman dari Bogor sehingga air lama surutnya.

“Di RW 03, ada sekitar 350-an rumah yang terendam banjir. Belum juga kering lumpur bekas banjir kemarin, sekarang malah kebanjiran lagi,” kata Muchtar Usman, Ketua RW 03 Cipinang Melayu.

Menurut Muchtar, wilayah Cipinang Melayu sebenarnya sudah bisa terhindar dari ban-jir, jika saja akses ke BKT segera dibuka.

“Kita sudah minta ke Ke-

menterian Pekerjaan Umum, tapi jawabannya silakan tanya ke PT Adi Karya, demikian sebaliknya. Dua instansi ini saling lempar tanggung jawab. Karena itu, kami minta instansi terkait segera bertindak,” sesal Muchtar.

Hal senada diungkapkan Ketua RW 04 Cipinang Mela-yu, Ervan.

“Pintu air itu harusnya segera dibuka. Namun kita tidak tahu sebenarnya kewenang an siapa untuk membuka pintu air ter-sebut,” ujarnya.

Sementara itu, kemarin angin puting beliung menerpa asrama polisi di kawasan Tangerang. (Ssr/*/SM/Faw/J-2)

[email protected]

“TSUNAMI... tsunami...,” pekik Abdul Khodir, 42,

ketika melihat luapan air laut di kejauhan mencapai setinggi dua meter. Teriakan Abdul Khodir membuat panik warga sebab sehari sebelumnya mereka sudah waswas dengan kian meningginya luapan air laut.

Tsunami yang dimaksud Abdul Khodir bukanlah seperti yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2006. Tsunami yang dilihat olehnya ialah air pasang laut di luar batas normal.

Daerah pesisir Jakarta Utara sebetulnya langganan rob alias air pasang laut. Biasanya ketinggian air mencapai 20 cm-30 cm. Namun Minggu (3/10) sore, gelombang laut mencapai ketinggian dua meter sehingga membuat warga ketakutan.

Ratusan kepala keluarga yang berdomisili di 12 RT di RW 001 dan 9 RT di RW 004, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, segera mengungsi. Mereka memilih asrama Yatim Piatu Al-Hadis, SMPN 120, Stadion Kamal, dan SDN 01 dan 02 Kamal Muara, sebagai tempat berlindung.

“Air pasang yang terjadi sangat di luar kebiasaan sehingga banyak warga menyangka terjadi tsunami. Tanpa pikir panjang, kami pun mengangkut harta kami seadanya lalu mengungsi ke tempat yang kami anggap lebih aman,” tukas Ketua RW 001 Supardi, kemarin.

Anomali ketinggian air pasang, menurut analisis Supardi, mungkin karena hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan ombak bergulung ke arah daratan.

Warga sangat ketakutan karena tanggul sementara yang dipasang di sekitar laut rusak sepanjang 500 meter

dari total 1.500 meter yang terpasang. Warga pun dengan swadaya berupaya menopang tanggul yang rusak dengan patok bambu.

“Tanggul itu sudah lama rusak. Kami sudah sering mengajukan keluhan ke pengembang Kampung Naga Indah dan kantor wali kota, tetapi hingga kini belum ada tanggapan,” imbuh Supardi.

Pantauan yang dilakukan kemarin siang, genangan air tinggal 20 sentimeter atau kembali ke ambang normal. Warga pun kembali ke rumah masing-masing. Setiba di rumah sore hari, mereka harus membersihkan rumah dari lumpur dan kotoran yang ditinggalkan banjir.

Meskipun demikian, masyarakat sekitar tetap waspada akan adanya air pasang susulan. Hal ini mengingat angin kencang masih berhembus di wilayah pesisir tersebut. Warga sepakat menerapkan siaga satu, yakni bergiliran siskamling untuk memantau ketinggian rob.

Pasalnya, sesuai dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofi sika (BMKG). “Suhu di permukaan air laut Samudra Pasifi k semakin hangat dari hari ke hari. Hal ini menyebabkan pembentukan awan hujan yang juga berpotensi badai makin sering terjadi pada Oktober hingga Desember,” kata Kepala Pusat Iklim, Agroklimat, dan Iklim Maritim BMKG Nurhayati.

Peristiwa tersebut juga disebut La Nina, yaitu pengiriman massa uap air dari Pasifi k ke Indonesia. La Nina sendiri diprakirakan terus berkunjung hingga Januari 2011 dan mencapai puncaknya pada November-Desember 2010. Prakiraan ini menjadi peringatan serius bagi warga pesisir. (Asni Harismi/J-1)

Nur Mahmudi Abaikan Pengawas Pemilihan

LINTAS

Rumah Terbakar, Kakek Lumpuh TewasKEBAKARAN terjadi di Kampung Parung Aleng RT 02/07, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, kemarin. Sebuah rumah berbahan baku kayu dan bambu ludes terbakar. Sang penghuni, Didih alias Odih, 76, yang menderita lumpuh, tewas terbakar. Odih tewas de-ngan kondisi mengenaskan. Seluruh bagian tubuhnya hangus.

Saat ini Polsek Sukaraja menyelidiki sebab kebakaran. “Ha-sil sementara, kebakaran karena api di tungku di dapur masih menyala dan membakar bilik,” ujar Kapolsek Sukaraja AKP Ipik Kusmaya.

Ipik menyebutkan, saat kejadian seluruh penghuni sedang tertidur lelap. Di dalam rumah itu, selain Odih juga tinggal istri korban, Ocih, 70, dan dua cucunya yang masih kecil. (DD/J-4)

Pencurian Aset Pasar Rp700 JutaPENCURIAN aset Pasar Proyek di Jalan Mayor Oking, Kecamatan Bekasi Timur, sebesar Rp700 juta tidak dilaporkan ke polisi. Aset yang dicuri berupa rolling door dan pelat besi di atap tiap kios. Bukannya melapor, Pemerintah Kota Bekasi malah saling lempar tanggung jawab.

Anggota DPRD setempat memandang pihak eksekutif tidak bijaksana. Dengan diperagakannya sikap lempar tanggung jawab mengindikasikan pemkot tidak serius menyelesaikan perkara di lahan seluas 18 ribu meter persegi itu.

“Kalau memang ada kasus pencurian, seharusnya segera lapor ke polisi,” ujar Ahmad Ushtuchri, anggota Komisi C DPRD yang membidangi aset. (GG/J-4)

Sidang Teroris Tetap di JakartaEKSEPSI (keberatan) yang diajukan para terdakwa teroris dito-lak majelis hakim yang terdiri dari H Muzaini Ahmad, Supomo, dan Ajidinnor, kemarin. Berdasarkan putusan sela majelis hakim yang dipimpin Muzaini, sidang terdakwa teroris Agam, Yudi, dan Bhakti tetap akan dilanjutkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Sebelumnya, berdasarkan Pasal 84 ayat 1 Kitab Undang-Un-dang Hukum Acara Pidana, Darwis, penasihat hukum terdakwa teroris Aceh, meminta sidang dipindahkan ke PN Jantho, Aceh. Alasannya karena pasal itu mengamanatkan sidang harus dise-lenggarakan di tempat kejadian perkara (TKP). (*/J-4)

Nesty Trioka Pamungkas

MI/PANCA SYURKANI

MI/M IRFAN

JADI SAKSI: Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad menjadi saksi kasus penyuapan terhadap auditor dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, kemarin.