PMK dan ASI
-
Upload
fiska-oktori -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of PMK dan ASI
-
7/24/2019 PMK dan ASI
1/6
http://idai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-meningkatkan-pemberian-asi
American Academy of Pediatrics(AAP) merekomendasikan agar setiap bayi diberikan air susu
ibu (ASI), terutama ASI ibunya atau ibu donor, termasuk bayi prematur dan bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR). Data World Health Organiation (!") memperlihatkan sekitar #$
%uta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran
sebelum &aktunya (prematur) maupun perkembangan %anin terhambat saat dalam kandungan.
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal
(A'). Dari sekitar %uta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari
seperlima kasus, dan Indonesia terda*tar sebagai negara di urutan ke+ berdasarkan %umlah
kematian neonatal per tahun menurut data !". Pre-alensi BBLR di Indonesia berkisar antara
# hingga /,#0 dan menyumbang #1,#0 A'.
!angaroo "other #are('23) atau Pera&atan 2etode 'anguru (P2') merupakan pera&atan
untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antarakulit bayi dengan kulit ibu atauskin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi. 2etode pera&atan ini %uga terbukti mempermudah pemberian ASI
sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Perawatan Metode Kanguru
Pera&atan 2etode 'anguru (P2') pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan 2artine4 di
Bogota, 3olumbia pada tahun 1/1 sebagai 5ara alternati* pera&atan BBLR ditengah tingginya
angka BBLR dan terbatasnya *asilitas kesehatan yang ada. 2etode ini meniru binatang
berkantung kanguru yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan dikantung perut ibunya untuk men5egah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air
susu induknya.
Pera&atan 2etode 'anguru (P2') merupakan alternati* pengganti in5ubator dalam pera&atan
BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain6 merupakan 5ara yang e*ekti* untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh
ibu akan men%adi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan
(menghindari bayi dari hipotermia), P2' memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari
in*eksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. P2' dapat menurunkan ke%adian in*eksi,
penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara
ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pada a&alnya, P2' terdiri dari 7 komponen, yaitu 6 kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact),
pemberian ASI ataubreastfeeding, dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur terbaru
menambahkan satu komponen lagi sehingga men%adi terdiri dari komponen, yaitu6 kangaroo
position$ kangaroo nutrition$ kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi kanguru adalah
-
7/24/2019 PMK dan ASI
2/6
menempatkan bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana.
Bayi dibiarkan telan%ang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga ter%adi kontak
kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain pan%ang atau
pengikat lainnya. 'epala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah
(ekstensi). 8%ung pengikat tepat berada di ba&ah kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertu%uan untuk men%aga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi
peluang agar ter%adi kontak mata antara ibu dan bayi. 'anguru nutrisi merupakan salah satu
man*aat P2', yaitu meningkatkan pemberian ASI se5ara langsung maupun dengan pemberian
ASI perah. 'angaroo support merupakan bentuk bantuan se5ara *isik maupun emosi, baik dari
tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan P2' untuk bayinya.
Sedangkan kangaroo dischargeadalah membiasakan ibu melakukan P2' sehingga pada saat
ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan P2' bahkan melan%utkannya di rumah.
2etode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat
digunakan apabila *asilitas untuk pera&atan BBLR sangat terbatas.
Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:
. P2' intermiten 6 Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan pera&atan
intensi* dan khusus di ruang ra&at neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi
dengan kondisi ini, P2' tidak diberikan sepan%ang &aktu tetapi hanya dilakukan %ika ibu
mengun%ungi bayinya yang masih berada dalam pera&atan di inkubator. P2' dilakukan dengan
durasi minimal satu %am, se5ara terus+menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan
P2' intermiten dapat dipindahkan ke ruang ra&at untuk men%alani P2' kontinu.
#. P2' kontinu 6 Pada P2' kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus
dapat bernapas se5ara alami tanpa bantuan oksigen. 'emampuan untuk minum (seperti
menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena P2' sudah dapat dimulai
meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan melakukan5P2',
pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru
Penelitian memperlihatkan P2' berman*aat dalam menurunkan se5ara bermakna %umlah
neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah darikedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi ter%adinya in*eksi, meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan
(bonding) antara ibu dan bayi.
Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal (AKN)
-
7/24/2019 PMK dan ASI
3/6
9erdapat tiga penelitian dengan metodologi pengu%ian terkontrol se5ara a5ak yang
membandingkan P2' dengan pera&atan kon-ensional (menggunakan inkubator). Data
3o5hrane menun%ukkan bah&a %umlah kematian bayi yang dilakukan P2' lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dira&at dalam inkubator. Penelitian di Addis Abeba memperlihatkan
%umlah bayi yang meninggal pada kelompok P2' sebesar ##,: 0 sedangkan pada kelompoknon P2' sebesar 70 (p;$,$:). Dari kepustakaan di atas %elaslah terlihat bah&a P2'
berman*aat dalam men5egah kematian neonatal. !al ini dapat di%elaskan lebih lan%ut dalam
beberapa man*aat P2' lain di ba&ah ini.
2an*aat P2' dalam menstabilkan suhu, perna*asan dan denyut %antung bayi Berbagai penelitian
menun%ukkan bah&a P2' dapat menstabilkan suhu, la%u pernapasan, dan la%u denyut %antung
bayi lebih 5epat dari bayi yang dira&at dalam inkubator. Bayi pada P2' merasa nyaman dan
hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda -ital dapat lebih 5epat stabil. Penelitian oleh
-
7/24/2019 PMK dan ASI
4/6
Pada berbagai penelitian terlihat bah&a P2' sangat erat kaitannya dengan pemberian ASI. Pada
P2', ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh. !al ini dapat di%elaskan karena bayi
dengan P2', terlebih pada P2' kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu, menempel dan
ter%adi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu
dapat dengan mudah merasakan tanda+tanda bah&a bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan+gerakan pada mulut bayi, mun5ulnya hisapan+hisapan ke5il serta adanya gerakan bayi untuk
men5ari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan
%ari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan ASI saat bayi sudah
ter%aga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan P2', ibu dapat dengan mudah memberikan
ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari ba%u kangurunya.
Bayi yang mendapat P2' memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang mendapat
pera&atan dengan metode kon-ensional. Pera&atan metode kanguru %uga meningkatkan ikatan
(bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi se5ara bermakna. Posisi bayi yang mendapat P2'
memudahkan ibu untuk memberikan ASI se5ara langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan
dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan
air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada P2', pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara ibu,
atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan 5angkir (cup feeding) dan dengan
selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan P2' umumnya akan
diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih pan%ang. P2' %uga
meningkatkan -olume ASI yang dihasilkan oleh ibu.
Persiapan pemberian A! pada PMK
Bila bayi prematur atau BBLR pada a&alnya tidak memungkinkan untuk mendapat minum
melalui mulut (asupan per oral), maka berikan melalui in*us terlebih dahulu. Bayi dapat dira&at
dalam inkubator. Segera setelah bayi menun%ukkan tanda kesiapan menyusu yang ditandai
dengan menggerakkan lidah dan mulut serta keinginan menghisap (menghisap %ari atau kulit
ibu), maka bantulah ibu untuk menyusui bayinya, pada saat ini dapat dimulai P2' intermiten.
Ibu dibantu untuk duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi kontak kulit ke kulit
(?ambar ). Akan menolong bila ibu memerah sedikit ASI sebelum memulai menyusui untuk
melunakkan daerah puting susu dan memudahkan bayi untuk menempel. alaupun bayi P2'umumnya BBLR atau prematur dimana bayi belum dapat menghisap dengan baik danlama,
tetaplah mengan%urkan ibu untuk men5oba menyusui terlebih dulu, bila tidak berhasil dapat
menggunakan metode minum yang lain.
Bayi dengan usia kehamilan antara 7$ + 7# minggu, pemberian minum biasanya masih
memerlukan penggunaan pipa orogastrik (?ambar #). Ibu dapat memberikan ASI perah se5ara
-
7/24/2019 PMK dan ASI
5/6
teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi menghisap dengan membiarkan %ari
tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI melalui pipa orogastrik.
Selain itu, dapat di5oba pemberian melalui gelas ke5il (5up *eeding) satu atau dua kali sehari
terlebih dulu.
Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi kanguru. Pemberian
ASI perah dengan menggunakan gelas ke5il dilakukan dengan mengeluarkan bayi dari posisi
kanguru, membungkus bayi agar ter%aga kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah selesai
dilakukan, bayi dapat diletakkan kembali dalam posisi kanguru. Bila memungkinkan, dapat
di5oba pemberian ASI yang diperah dari payudara ibu se5ara langsung ke dalam mulut bayi, 5ara
ini %uga dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Posisikan bayi dalam posisi kanguru,
dekatkan mulut bayi keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan membuka mulut dan
matanya. 'eluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi men5ium dan men%ilat puting susu dan
membuka mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI. 'egiatan ini dapat diulangi kembali.
Bila bayi ke5il sudah mulai menghisap dengan e*ekti*, mungkin sesekali ia akan berhenti saat
menyusu dengan %eda yang agak lama. !al ini dapat ter%adi karena bayi ke5il mudah lelah,
menghisap agak lemah pada a&alnya, dan memerlukan &aktu istirahat yang agak lama setelah
menghisap. Ibu dian%urkan untuk tidak menarik bayi dari puting susunya terlalu 5epat. Biarkan
bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia menghisap kembali bila sudah siap. 8mumnya bayi
ke5il perlu menyusu lebih sering, setiap # hingga 7 %am. Pada a&alnya, mungkin bayi tidak
bangun untuk minum sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum.
Bayi prematur dengan usia kehamilan 7 hingga 7 minggu atau lebih, umumnya sudah dapat
menyusu langsung ke ibu. amun sebaiknya, periksa terlebih dahulu re*leks hisap bayi, bila
perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah menggunakan gelas ke5il. Pastikan bayi menghisap
dalam posisi dan pelekatan yang benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan
lan5ar.
. 3ara memegang atau memposisikan bayi6
Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu
Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya
Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu
#. 3ara melekatkan bayi6
-
7/24/2019 PMK dan ASI
6/6
Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi
9unggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya
Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi
7. 9anda+tanda posisi dan pelekatan yang benar6
Dagu bayi menempel ke dada ibu
2ulut bayi terbuka lebar
Bibir ba&ah bayi terposisi melipat ke luar
Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola payudara bagian ba&ah
Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadangberhenti.
8ntuk memantau ke5ukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga berat badan bayi
mulai meningkat, kemudian lan%utkan menimbang # kali seminggu, dan selan%utnya timbang
bayi sekali seminggu sampai usia bayi men5apai 5ukup bulan.
Kesimpulan
'angaroo 2other 3are ('23) atau Pera&atan 2etode 'anguru (P2') merupakan pera&atan
untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu atau skin+to+skin 5onta5t dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi. Pera&atan 2etode 'anguru (P2') mempermudah pemberian ASI,
sehingga meningkatkan lama dan %umlah pemberian ASI.
umber 6 Buku Indonesia 2enyusui
Penulis :Bernie ndyarni