PLTU CIREBON POWER PELOPOR TEKNOLOGI...

8
Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA PLTU CIREBON POWER PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH Foto dari POSEIDAN EVENTS NOMOR 58 EW

Transcript of PLTU CIREBON POWER PELOPOR TEKNOLOGI...

Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

Foto dari POSEIDAN EVENTS

NOMOR 58 EW

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH Aries R. Prima – Engineer Weekly

1 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

“Teknologi ini membuat operasional pembangkit bisa menghemat konsumsi batu bara hingga enam persen pertahun, dengan mengkonsumsi batu bara kalori rendah”

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon 1 x 660 MW (Cirebon Power Unit 1) adalah pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 660 MW yang berlokasi di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pembangkit ini menjadi salah satu penyokong utama pasokan listrik PLN untuk distribusi Jawa- Madura-Bali, dengan menghasilkan listrik 5 TWh pertahun. Pembangunan dimulai pada tahun 2007 dan telah beroperasi pada Juli 2012, atau 8 bulan lebih awal dari rencana semula. Pembangkit listrik ini dimiliki oleh konsorsium multinasional, Cirebon Power, yang dibentuk oleh Marubeni, Korea Midland Power (KOMIPO), Indika Energy TBK, dan Samtan Co Ltd. Dengan menggunakan sistem penguapan berteknologi Supercritical, yang merupakan teknologi Batubara Bersih (Clean Coal Technology) dengan nilai efisiensi tinggi dan emisi rendah (High Efficiency Low Emission/ HELE). Hingga tahun 2016, dari ribuan PLTU yang ada di Indonesia, hanya dua pembangkit yang sudah mengoperasikan teknologi batu bara bersih ini, salah satunya adalah Cirebon Power

Unit 1. Teknologi ini membuat operasional pembangkit bisa menghemat konsumsi batu bara hingga enam persen pertahun, dengan mengkonsumsi batu bara kalori rendah. Kini, Cirebon Power terus berkembang dan tengah membangun pembangkit listrik ekspansi unit kedua 1 x 1000MW (Cirebon Power Unit 2). Tak hanya lebih besar dan lebih kuat, unit terbaru ini juga dibangun dengan teknologi yang lebih maju, Ultra- supercritical technology, yang mampu menghasilkan energi lebih bersih. Cirebon Power Unit 2 direncanakan akan mulai beroperasi tahun 2022 TEKNOLOGI Sejak 1950-an, pembangkit listrik di seluruh dunia menggunakan teknologi pemanas (boiler) konvensional, atau dikenal dengan teknologi Sub-critical boiler. Dengan tingkat efisiensi hingga 30%, pembangkit listrik teknologi Sub-critical, yang umumnya digunakan pembangkit listrik bertenaga batubara, dinilai mampu bekerja lebih cepat dengan biaya produksi lebih murah. Namun demikian, emisi yang dihasilkan dinilai terlalu tinggi.

2 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

Dengan adanya agenda pengurangan emisi global, dunia membutuhkan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Bagi negara-negara berkembang agenda utamanya adalah menyeimbangkan antara pembangunan infrastruktur dasar dan keberlanjutan lingkungan hidup. Untuk itu dibutuhkan teknologi tak hanya yang lebih bersih, namun juga yang lebih andal dengan tarif terjangkau. Hal ini dimungkinkan dengan teknologi batu bara bersih (clean coal technology) yang dicapai melalui proses pembakaran batubara dengan suhu tinggi (575”C) dan tekanan sangat tinggi (250 Bar), sehingga dapat mencapai tingkat efisiensi 40%. Kini, teknologi batubara berefisiensi tinggi dan ramah lingkungan - High Efficiency Low Emission (HELE) - memungkinkan generator beroperasi lebih efisien, rendah emisi, dan ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan pun selalu terjaga jauh di bawah ketentuan pemerintah. Cirebon Power menggunakan teknologi Batubara Bersih pada tiap unitnya. Unit I beroperasi didukung teknologi Supercritical, sedang Unit II menggunakan teknologi Ultra-Supercritical. Dengan efisiensi yang lebih tinggi, Ultra-Supercritical mampu menghasilkan energi yang lebih besar dan memproduksi emisi yang lebih sedikit.

Tantangan Di awal pembangunan proyek pembangkit listrik, faktor pembiayaan sempat menjadi tantangan serius. Keputusan mengadopsi teknologi batubara bersih, menjadi faktor dominan yang membuat nilai investasi membengkak hingga 877,5 juta dolar. Di sisi lain, tarif beli listrik yang disepakati dengan PLN justru tergolong relatif rendah dibandingkan pembangkit listrik lainnya pada periode yang sama. Pembiayaan proyek akhirnya bisa terwujud dengan memanfatkan skema Export Credit Agency (ECA) dari 2 sumber yaitu JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dan KEXIM (Export Import Bank of Korea). Dalam masa konstruksi proyek, berbagai tantangan pun sempat menghadang kelancarannya. Mulai dari isu pembelian lahan, masalah sosial dengan masyarakat sekitar kawasan pembangkit, hingga kendala teknis di bidang engineering. Namun seluruhnya dapat diselesaikan baik dan relatif cepat, dengan membangun kepedulian sosial bersama masyarakat, dan melibatkan berbagai instansi dan pemerintahan baik lokal maupun pemerintah pusat.

3 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

Tanager Kerja Jelang beroperasi, konsorsium yang sama kemudian membentuk sebuah PT Cirebon Power Services (CPS), sebagai pelaksana operasional dan pemeliharaan (O&M: operation and maintenance). Dengan memegang komitmen untuk pemberdayaan tenaga kerja lokal, sejak COD (Commercial Operation Date) pada tahun 2012 pengoperasian pembangkit listrik hampir seluruhnya ditangani oleh tenaga kerja lokal, dengan komposisi 189 orang pekerja professional lokal dan 9 orang ekspatriat. CPS telah memiliki program jelas untuk meningkatkan tenaga kerja dan manajemen lokal seraya mengurangi jumlah manajemen asing. INOVASI TEKNOLOGI UNTUK SOLUSI ENERGI YANG LEBIH BERSIH CIREBON POWER UNIT 1 1x660 MW Supercritical Boiler Technology (SC) Dua puluh dua persen pembangkit listrik di seluruh dunia menggunakan teknologi Supercritical (SC) dengan efisiensi hingga 40%. Pembangkit Supercritical bekerja dengan tekanan dan suhu yang lebih tinggi, dan mampu mereduksi emisi CO2

hingga 20% dibandingkan pembangkit sub-critical.

CIREBON POWER UNIT 2 1x1000 MW Ultra-Supercritical Boiler Technology (USC) Seperti halnya teknologi Supercritical, teknologi Ultra- Supercritical (USC) beroperasi dengan tekanan panas dan temperatur yang lebih tinggi sehingga mendorong tingkat efisiensi hingga 45%. Saat ini hanya ada 3% pembangkit listrik yang menggunakan teknologi ini di seluruh dunia. Teknologi USC memungkinkan penurunan gas emisi CO2 hingga sepertiga dari emisi yang dihasilkan pembangkit listrik teknologi Sub-critical. Electrostatic Precipitator Electrostatic Precipitator menahan dan membuang 99.8% abu terbang sisa pembakaran untuk menghindari pencemaran. Fungsi Electrostatic Precipitator dapat dilihat dari parameter emisi, dimana total emisi partikulat yang dihasilkan berkisar 25mg/Nm3, jauh dibawah ambang batas pemerintah, yaitu 100 mg/Nm3, dengan tingkat kepekatan 10%, atau hanya separuh dari batas maksimal yang ditetapkan. Silo Abu Terbang Berkapasitas Ganda (Double Fly Ash Silo) Dengan kapasitas total 1.300 ton, Double Fly Ash Silo menampung abu terbang untuk kemudian diangkut menuju pabrik semen dalam truk tertutup. Instalasi Pengolahan Air Limbah Proses Boiler Fasilitas ini mengolah semua air limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional dan pemeliharaan. Dilakukan pemantauan harian, dan mengirim sampel limbah cair ke laboratorium independen tersertifikasi untuk laporan berkala setiap bulannya.

4 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

Instalasi Pengolahan Air Lindi Limbah Fly Ash & Bottom Ash Berfungsi untuk mengolah air lindi limbah abu yang dihasilkan selama pembakaran, baik abu terbang (fly ash) maupun abu dasar (bottom ash) di instalasi penampung sementara. Namun instalasi ini jarang sekali digunakan, karena kolam penampungan sementara selalu dalam kondisi kosong. Kolam Pengendap Air Larian Batubara (Coal Run Off Settling Pond) Kolam ini digunakan untuk memastikan kandungan partikel dalam air sesuai dengan regulasi yang berlaku, yaitu dibawah 150mg/l. Jika terjadi kondisi darurat, air larian batubara diolah dengan proses kimiawi di Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk mencegah pencemaran. Instalasi Pengolahan Limbah Domestik Dengan fasilitas ini, diproses seluruh air limbah domestik untuk memastikan air yang dibuang melalui parit tidak mencemari tanah dan air permukaan di sekitar lokasi pembangkit. Abu Terbang Dan Abu Dasar (Fly Ash and Bottom Ash) Dalam proses menghasilkan energi, pembangkit listrik tenaga batubara menghasilkan abu sisa pembakaran, berupa abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Tempat penampungan abu terbang Cirebon Power berkapasitas 1.350 ton dan berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Selanjutnya, 100% abu yang ditampung dipindahkan ke truk pengangkut tertutup, untuk dibawa ke pabrik semen terdekat, dimana abu sisa pembakaran dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan semen. Karena itulah kolam penampungan selalu kosong. Lapisan Kedap (Impermeable Membrane) Lembaran membran dari bahan High Density Poly Ethylene (HDPE) ini melapisi tempat penampungan batubara (coal storage), kolam pengendap air larian batubara (coal run off settling

pond) dan kolam penampung sementara (temporary ash storage). Dengan demikian, dapat dipastikan tidak ada sedikit pun air limbah batubara dan abu yang meresap ke dalam tanah, sehingga mencegah pencemaran air dan tanah di sekitar lokasi pembangkit. Kolam Pengendapan Dan Penyaringan Akhir (Interceptor Pit) Kolam ini adalah tempat pemrosesan terakhir saluran air hujan. Kolam ini menyaring dan mengendapkan air, untuk memastikan tidak ada partikel batubara dan pengotor lain yang tersisa. Dari sini, air yang telah bersih dialirkan ke laut melalui saluran pembuangan. Jaring Pemecah Angin Penampungan Batu Bara (Coal Storage Wind Breaker) Tempat penampungan batubara Cirebon Power dilengkapi dengan jaring penahan angin setinggi 13 meter yang mampu menahan angin di sekitar penampungan dan mencegah debu batubara beterbangan ke lingkungan sekitar. Di sekelilingnya juga telah ditanam lebih dari 7 lapis pohon Acaccia mangium untuk mencegah penyebaran debu batubara. Sistem Penyiraman Batubara (Water Sprinkling System) Salah satu cara untuk mencegah debu batubara agar tidak mencemari lingkungan sekitar adalah dengan sistem penyemprotan air, dari mesin bertekanan tinggi ke atas tumpukan batubara secara berkala. Proses ini juga berfungsi untuk melembabkan bagian atas tumpukan batubara. Cerobong Asap 215 Meter (Stack Height) Sesuai dengan anjuran Good International Industrial Practice (GIIP) yang dikeluarkan oleh International Finance Corporation, dibangun cerobong asap setinggi 215 meter. Dengan ketinggian ini, dipastikan asap yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan dalam Highest Ground Level Concentration (HGLC).

5 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

Menara Pendingin (Cooling Tower) Air yang digunakan di instalasi pembangkit listrik berasal dari laut dan juga akan dialirkan kembali menuju laut. Setelah melewati berbagai tahap produksi, air yang dihasilkan seringkali lebih panas dari temperatur air laut, sehingga kami harus melakukan proses pendinginan. Cirebon Power adalah pembangkit batu bara kapasitas besar pertama yang menggunakan fasilitas ini. Hal ini dilakukan agar air yang dialirkan tidak merusak biota laut karena temperaturnya sama dengan temperatur natural air laut. Sesuai regulasi, air yang dialirkan kembali ke laut tidak melebihi 2oC dari temperatur awal. Gudang Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Hazardous Waste Temporary Storage Building) Gudang ini merupakan tempat penyimpanan sementara untuk limbah dengan label berbahaya dan beracun yang tidak terpakai lagi, seperti oli bekas, lampu bekas, cartridges, resin, membran plastik, baterai bekas, dan bahan kimia kadaluarsa

sebelum dikirim dan diolah oleh kontraktor tersertifikasi. Penampungan Cadangan Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun (Hazardous and Toxic Chemical Secondary Containment) Penampungan cadangan yang mampu menampung hingga 110% bahan kimia berbahaya dan beracun. Penampungan ini dipersiapkan sebagai upaya preventif jika terjadi kebocoran atau tumpahan yang tidak diinginkan. Penampungan ini akan mampu mencegah pencemaran bahan kimia berbahaya dan beracun ke lingkungan sekitarnya. PELESTARIAN LINGKUNGAN (Green Belt Mangroves and Tress) Cirebon Power berkomitmen untuk melindungi dan melestarikan area hijau di sekitar lokasi pembangkit. Sejak proses pembangunan pada 2009, telah ditanam lebih dari 25.000 pepohonan dan 70.000 mangrove.

PLTU CIREBON POWER

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

6 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

GAS EMISI Sistem Pengawasan Emisi Berkelanjutan (Continuous Emission Monitoring System, CEMS) Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (Ambient Air Quality Monitoring Station) Sistem bekerja selama 24 jam dan berfungsi untuk memastikan kualitas udara tetap berada dalam batas aman sesuai ketentuan dalam Highest Ground Level Concentration (HGLC). Sistem Pengawasan Kualitas Udara Emisi Manual Selain menggunakan sistem CEMS, Cirebon Power juga melakukan sampling secara manual. Tes dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh laboratorium tersertifikasi untuk memantau kandungan SOx, NOx, total partikulat, dan kepekatan. Sumur Pemantauan Air Tanah (Ground Water Monitoring Well) Sumur-sumur dibuat di antara di sekitar tempat penampungan sementara abu sisa pembakaran menjadi pembanding kualitas air tanah sebelum dan sesudah pengoperasian pembangkit listrik. Hasilnya menunjukkan bahwa proses pembangkit listrik tidak mengubah kualitas air tanah di sekitar lokasi.

Pemantauan Kualitas Air (Water Monitoring) Secara berkala setiap tiga bulan sekali, dilakukan pemantauan kualitas air laut, sungai, air sumur penduduk dan air tanah di sekitar lokasi pembangkit, termasuk juga sumur warga. Sistem Peringatan Dini Banjir (Flood Early Warning System) Bersama dengan dinas pemerintah terkait, mengembangkan sistem peringatan dini banjir yang berada di hulu dan hilir Sungai Kanci. Dilengkapi dengan sensor pendeteksi dan sirine, sistem ini akan memberi peringatan dini bagi warga jika ketinggian air telah melampau batas normal. ***

11.791 13.120

14.156

16.142

24.046

4.694 4.364 4.320 4.284

9.191

2012 2013 2014 2015 2016

17.581.728

16.126.925 15.871.451 15.450.386

14.409.745

10.847.485

11.060.372

11.181.710

10.582.783

11.046.834

Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52. Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: [email protected]

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

Jumlah Armada Kapal Nasional

Jumlah Armada Kapal Asing

Jumlah Peti Kemas

Jumlah Penumpang

PERHUBUNGAN LAUT 2012-2016