PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata...

95
i UJI TOKSISITAS SUBAKUT INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS SPRAGUE DAWLEY SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Levina Apriyani NIM : 118114090 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

i

UJI TOKSISITAS SUBAKUT INFUSA BIJI ALPUKAT

(Persea americana Mill.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

GINJAL TIKUS SPRAGUE DAWLEY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Levina Apriyani

NIM : 118114090

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

iv

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-

Nya…mendengar lebih dari yang kamu ucapkan, menjawab

lebih dari yang kamu pinta, memberi lebih dari yang kamu

bayangkan, dengan waktu dan cara-Nya sendiri…

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahan untuk :

Tuhan Yesus Kristus, Bapaku yang setia, sumber harapanku

Mamah, kakak, dan semua keluarga besarku

yang selalu mendoakanku dan menyemangatiku

Sahabat-sahabatku yang telah hadir di saat susah dan senang

serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perlindungan,

penyertaan dan berkat yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI TOKSISITAS SUBAKUT

INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP GAMBARAN

HISTOPATOLOGIS GINJAL TIKUS SPRAGUE DAWLEY” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk mmenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

pergunakan untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan penulis menjalankan

pembelajaran selama masa studi.

2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah membimbing dan mendampingi dan memberikan saran

selama pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah membimbing dan mendampingi dan memberikan saran selama

pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikkan kritik dan saran selama penyususan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

vi

5. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikkan kritik dan saran selama penyususan skripsi.

6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam

penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.

7. Bapak Heru dan Bapak Supardjiman selaku Laboran Farmakologi dan

Toksikologi, Bapak Wagiran selaku Laboran Farmakognosi-Fitokimia,

Bapak Kayatno selaku Laboran Biokimia, Bapak Kunto selaku Laboran

Kimia Analisis, Bapak Ottok selaku pengelola gudang kefarmasian atas

segala bantuan selama pelaksanaan skripsi ini.

8. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc. yang telah banyak membantu dalam

pemeriksaan dan menentukan diagnosis histopatologis organ, serta Bapak

Lilik selaku Laboran pada Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran

Hewan UGM yang telah banyak membantu dalam pembuatan preparat

histopatologis.

9. Keluargaku tercinta, Papah Supran Santoso (Alm.), Mamah Leniawati,

Riyanto, Handy Wijaya Santoso, Antonius Saputra Santoso yang selalu

memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis.

10. Keluarga Mardiana yang telah mendukung dan memberikan doa kepada

penulis.

11. Kakak Maulita Eka Santi yang telah membantu dan memberikan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

vii

12. Sahabat BiienBii Reza Fiqriyani, Poppy Siti Hasyanah, Ida Aisyah,

Nabilah Liwaqisti atas bentuk dukungan yang selalu diberikan selama ini.

13. Sahabat-sahabatku Betzylia Wahyuningsih, Albertus Juanino P, Alexander

Budi K, sebagai sahabat yang selalu mendukung penulis dalam suka dan

duka dalam pembuatan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan “Avocado girl‟s” Agustina Iswara, Christina

Desi, Trifonia Ingrid dan Marselina Cresentia atas kerjasama, bantuan dan

semangat dalam proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

15. Teman-teman FSM B 2011, FKK B 2011 dan seluruh angkatan 2011 atas

kebersamaan kita.

16. Teman-teman kost Gracia Girl‟s, Bernadet Brigita Puspita Wardhani, Vivo

Puspita Sari, Kezia Irma Sumomba, Amanda Alexandra Tanne, Skolastika

Tianri, Yasinta P, Wuri D, Clara Wina, Fransisca Puspa, Isabella Elga,

Pramita A.D, atas kebersamaan, keceriaan, dukungan, semangat dan

masukan yang diberikan selama pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna

sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata, penulis

berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di

bidang ilmu Farmasi.

Yogyakarta,

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv

PRAKATA……………………………..………………………………………….v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI…………..………………………….ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………........x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….....xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………....xvii

INTISARI……………………………………………………………………...xviii

ABSTRACT………………………………………………………………………xix

BAB 1 PENGANTAR…………………………………………………………….1

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1

1. Perumusan masalah………………………………………………. …..5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xi

2. Keaslian penelitian…………………………………………………….5

3. Manfaat penelitian………………………………………………..........6

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..6

1. Tujuan umum…………………………………………………….........6

2. Tujuan khusus…………………………………………………………7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………………..8

A. Persea americana Mill. …………………………………………………...8

1. Sinonim………………………………………………………………..8

2. Taksonomi……………………………………………………………..9

3. Nama umum…………………………………………………………...9

4. Morfologi……………………………………………………………...9

5. Kandungan kimia……………………………………………………...9

6. Khasiat dan penggunaan………………………………………….......10

B. Infusa……………………………………………………………………..11

C. Ginjal……………………………………………………………………..11

1. Anotomi dan fiiologi ginjal…………………………………………..11

2. Fungsi ginjal……………………………………………………….....16

3. Kerusakan ginjal……………………………………………………...16

D. Ketoksikan dan kerusakan Ginjal…………………………………….......17

E. Uji Toksikologi ………………………………………………………….19

F. Uji Toksisitas Subakut …………………………………………………..20

G. Asas Toksikologi ………………………………………………………...23

H. Keterangan Empiris ……………………………………………………...25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xii

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………… 26

A. Jenis Rancangan Penelitian………………………………………………26

B. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………….....26

1. Variabel utama………………………………………………….........26

2. Variabel pengacau……………………………………………………26

C. Definisi Operasional……………………………………………………...27

D. Bahan Penelitian……………………………………………………….....28

E. Alat dan Instrumen Penelitian……………………………………………29

F. Tata cara Penelitian……………………………………………………... 29

G. Tata Cara Analisis Hasil……………………………………………….....36

H. Skema Alur Penelitian……………………………………………………38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………...39

A. Determinasi Biji Persea Americana Mill. …………………………….....39

B. Penetapan Kadar Air……………………………………………………..40

C. Penentuan Dosis Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.)………...40

D. Pemeriksaan Histologis Organ Ginjal …………………………………...41

E. Uji Reversibilitas………………………………………………………....46

F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat

(Persea americana Mill.) terhadap Perubahan Berat Badan

Tikus Jantan dan Betina…………………………………………………49

G. Asupan Pakan Tikus Akibat Pemberian Infusa Biji

P. americana Mill. ……………………………………………………...54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xiii

H. Asupan Minum Tikus Akibat Pemberian Biji P. americana Mill……….56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………58

A. Kesimpulan……………………………………………………………….58

B. Saran……………………………………………………………………...58

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………59

LAMPIRAN……………………………………………………………………...63

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………...76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Jantan Kelompok

Kontrol Dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji P. AmericanaMill.

selama 28 hari……………………………………………………...41

Tabel II. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Betina Kelompok

Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji P. americana Mill.

selama 28 Hari………………………………………………………..44

Tabel III. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Jantan

Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji

P. americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari………………...46

Tabel IV. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Betina

Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji

P. americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari….……………..47

Tabel V. Purata Berat Badan ± SE Tikus Jantan Akibat Pemberian

Infusa Biji P. americana Mill. selama 28 hari………………………50

Tabel VI. Purata Berat Badan ± SE Tikus Betina Akibat Pemberian

Infusa Biji P. americana Mill. selama 28 hari……………………...51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar Struktur Ginjal……………….…………………………….11

Gambar 2. Gambar Struktur Nefron………………….…………………………11

Gambar 3. Gambar Struktur glomerulus dan kapiler glomerular……….…........12

Gambar 4. Gambar Korpuskular ginjal secara mikroskopik……………………13

Gambar 5. Gambar Tubulus kontortus proksimal………………………………14

Gambar 6. Gambar Duktus koligens……………………………………………14

Gambar 7. Gambar mikroskopik ginjal nefritis interstitial kronik

(diwarnai dengan hematoxylin dan Eosin, perbesaran 600x)

(Perazella dan Marcowitz, 2010)………………………....……........17

Gambar 8. Fotomikroskopikginjaltikusjantankelompokperlakuandosis

IBA 1140,6 mg/kgBB yang mengalamiperubahanhistopatologis

degenerasihidropik (perbesaran 400x, pewarna H-E)……………...42

Gambar 9. Fotomikroskopik ginjal tikus jantan kelompok perlakuan dosis IBA

640,8 mg/kgBB yang mengalami perubahan histopatologis nefritis

interstitialis (perbesaran 400x, pewarna H-E)....................................43

Gambar 10. Fotomikroskopik ginjal tikus betina reversibilitas kelompok kontrol

aquadest 14285,7 mg/kgBB yang mengalami perubahan hispatologis

degenerasi hidropik (perbesaran 400x, pewarna H-E).......................48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xvi

Gambar 11. Rerata perubahan berat badan tikus jantan selama pemberian

Infusa biji alpukat selama 28 hari…………………………………..52

Gambar 12. Rerata perubahan berat badan tikus betina selama pemberian

Infusa biji alpukat selama 28 hari……………………………...…...52

Gambar 13.Asupan pakan tikus jantan selama perlakuan……………………….54

Gambar 14.Asupan pakan tikus betina selama perlakuan……………………….54

Gambar 15.Asupan minum tikus jantan selama perlakuan……………………...55

Gambar 16. Asupan pakan tikus betina selama perlakuan………………………56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto Biji Alpukat................................................................... 63

Lampiran 2. Foto Serbuk Biji Alpukat....................................................... 63

Lampiran 3. Foto Infusa Biji Alpukat........................................................ 63

Lampiran 4. Foto Pembuatan Infusa Biji Alpukat..................................... 64

Lampiran 5. Foto Pembedahan Hewan Uji................................................ 64

Lampiran 6. Surat Pengesahan Determinasi Biji Alpukat

(Persea americana Mill.)...................................................... 65

Lampiran 7. Surat Ethics Committee Approval......................................... 66

Lampiran 8. Hasil Diagnosis Histopatologis.............................................. 67

Lampiran 9. Analisis Statistika Perubahan Berat Badan Tikus Jantan..... 69

Lampiran 10.Analisis Statistika Perubahan Berat Badan Tikus Betina.... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xviii

INTISARI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perubahan

histopatologis struktural organ ginjal pada tikus Sprague Dawley yang diberi

infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dan mengetahui sifat efek toksik

yang ditimbulkan infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) pada organ ginjal

tikus Sprague Dawley.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Dalam penelitian ini digunakan lima puluh

ekor tikus galur Sprague Dawley (25 betina dan 25 jantan), umur 2-3 bulan, berat

badan ±150-250 g. Tikus dibagi secara acak dalam lima kelompok yaitu

kelompok I (kontrol negatif) diberi aquadest, kelompok II, III, IV, dan V

merupakan kelompok perlakuan yang diberi infusa biji alpukat (Persea americana

Mill.) dengan dosis 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; 1140,6

mg/kgBB. Pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) dilakukan,

selama dua puluh delapan hari berturut-turut. Setelah dua puluh delapan hari

organ ginjal hewan uji akan diambil secara acak dari tiap kelompok perlakuan

untuk dibandingkan dengan kelompok kontrol. Analisis hasil dilakukan dengan

melihat histologi organ ginjal pada tikus galur Sprague Dawley, uji reversibilitas,

penimbangan berat badan hewan uji, dan pengukuran asupan pakan dan minum

hewan uji.

Hasil penelitian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) yang

diberikan selama 28 hari dengan dosis 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8

mg/kgBB; 1140,6 mg/kgBB tidak menyebabkan perubahan struktural terhadap

ginjal tikus Sprague Dawley dan tidak dapat ditentukan sifat efek toksik akibat

pemberian infusa subakut biji P. americana Mill. pada organ ginjal tikus Sprague

Dawley.

Kata kunci : Persea americana Mill., uji toksisitas, infusa, subakut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

xix

ABSTRACT

This research was aimed to find out whether the structural histopathology

change of the kidney of Sprague Dawley mice which were given Persea

americana Mill. exists or not. Also, it was to find out the nature of the toxic

effects caused by the Persea americana Mill. on the kidney of the Sprague

Dawley mice.

This research was an experimental research with one-way completely

randomized design. This research used fifty mice of Sprague Dawley (25 females

and 25 males), aged about 2-3 months, weighted ±150-250 g. The mice were

randomly divided into five groups. Group I (negative control) was given distilled

water, while Group II, III, IV and V were the treatment groups which were given

the Persea americana Mill. The dosage was 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB;

640,8 mg/kgBB; 1140,6 mg/kgBB. The Persea americana Mill. was given for

twenty eight successive days. After twenty eight days, the objects‟ kidney would

be randomly taken from each treatment group to be compared to the control

group. The result analysis was conducted by observing the kidney histology of

Sprague Dawley mice, conducting reversibility test, weighing the objects and

measuring the supply of the objects‟ feed and drink.

The research result of Persea americana Mill. given in 28 days using the

dosage of 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; 1140,6 mg/kgBB

does not cause the structural change of the kidney of the Sprague Dawley mice.

Also, the nature of the toxic effect due to the infusion subacute of P. americana

Mill. supply on the kidney of the Sprague Dawley mice cannot be determined.

Keywords : Persea americana Mill., toxicity test, infusion, subacute

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

1

BAB I

PENGANTAR

A. LatarBelakang Penelitian

Ginjal merupakan organ eliminasi yang penting bagi tubuh. Ginjal

memiliki peran penting dalam mengeliminasi zat-zat dari darah terutama produk

akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat, garam-garam asam urat yang

direabsorbsi sedikit dan diekresikan ke dalam urin (Donatus, 2001).

Kerusakan struktural pada sel-sel ginjal akibat kondisi patologis tertentu

akan berpengaruh pada kerja fungsional dari ginjal. Kerusakan struktural dapat

dideteksi secara mikroskopis dengan melihat preparat histologis dari ginjal apakah

terlihat secara perubahan patologis yang spesifik atau tidak dari bentuk organ

ginjal secara normal. Namun menjadi mustahil dilakukan pada manusia untuk

muncuplik jaringan ginjal, maka dari itu digunakan hewan uji. Parameter lain

yang digunakan bisa juga seperti perubahan biokimia juga dapat menggambarkan

kondisi fungsional dari ginjal (Laboratorium Amerind Bio-Clinic, 2010).

Alpukat, buah bertekstur lembut yang mudah dijumpai di Indonesia.

Kondisi iklim tropis yang dimiliki Indonesia mendukung tanaman alpukat untuk

tumbuh dan berkembangnya buah alpukat. Keberadaanya yang lazim dan rasanya

yang unik menjadikan buah alpukat digemari masyarakat luas. Selain itu, alpukat

diketahui mempunyai banyak manfaat karena kandungan antioksidan dan zat gizi

berupa lemak yang baik untuk kesehatan (Afrianti, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

2

Biji alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang dikenal

mempunyai kemampuan untuk hipertensi (Anaka, Ozolua, Okpo, 2009), juga

sebagai anti radang dan menghilangkan rasa sakit (Haryanto, 2009). Arukwe, et

al. (2012) melaporkan kandungan kimia biji alpukat (P. americana Mill.), yaitu

saponin, flavonoid, tanin, steroid, alkaloid, glikosida sianogen dan fenol

bermanfaat sebagai anti inflamasi, antioksidan sebagai peningkat sistem imun.

Nwaoguikpe dan Braide (2011) melaporkan kandungan fitokimia ekstrak air biji

P. americana Mill., yakni tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, dan

glikosidasianogen. Malangngi, Meiske, dan Jessy (2012) memaparkan hasil

penelitian mengenai kandungan tanin dan uji aktifitas antioksidan ekstrak biji

buah alpukat (P. americana Mill.), ekstrak kering biji alpukat memiliki

kandungan tanin total yang tinggi yaitu, 117 mg/kg serta memiliki aktifitas

antioksidan yang tinggi, yaitu 93,045%. Makin banyak kandungan tanin maka

makin besar aktivitas antioksidannya karena tanin tersusun dari senyawa polifenol

yang memiliki aktifitas penangkap radikal bebas. Adanya kandungan antioksidan

pada ekstrak kering biji alpukat, memungkinkan antioksidan yang terkandung

pada biji alpukat mampu mencegah kerusakan ginjal dengan cara melengkapi

elektron bebas pada senyawa radikal sehingga reaktifitas dari senyawa radikal

terhadap sel-sel di sekitarnya khususnya sel ginjal dapat dicegah.

Uji toksisitas subakut dilakukan untuk menggambarkan penggunaan obat

tradisional biji P. americana Mill. dalam jangka waktu yang relatif lama pada

manusia, dikarenakan kebiasaan masyarakat menggunakan obat tradisional dalam

jangka waktu yang relatif lama disebabkan adanya sugesti bahwa obat tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

3

tidak memiliki efek samping (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1992).

Banyaknya penelitian mengenai manfaat penggunaan biji alpukat yang telah

dipublikasikan sehingga penggunaan akan biji alpukat sebagai obat tradisional

akan meningkat. Oleh karena itu, sangat perlunya dilakukan penelitian toksisitas

untuk mengetahui ada tidaknya efek toksik yang ditimbulkan dalam penggunaan

biji alpukat sebagai obat tradisional dikalangan masyarakat. Berkaitan dengan

ketoksikan, lama pemejanan suatu senyawa merupakan salah satu faktor penentu

timbulnya efek toksik akibat dari adanya akumulasi senyawa toksik. Oleh karena

itu, untuk mengantisipasi penggunaan biji alpukat jangka panjang oleh masyarakat

maka peneliti melakukan uji toksisitas subakut infusa biji alpukat. Uji toksisitas

subakut ini memiliki spektrum yang luas, untuk itu perlu dilakukan penelitian

toksisitas subakut dengan mengamati perubahan struktural pada organ ginjal, hati,

pankreas, testis dan uterus dan perubahan biokimia (SGPT, SGOT, BUN dan

kreatinin serta glukosa). Penelitian ini merupakan penelitian yang tak khas serta

dilakukan secara parallel dan penelitian ini juga dilakukan bersamaan dengan uji

toksisitas akut yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2015).

Penelitian yang dilakukan menggunakan sediaan infusa. Infusa di pilih

karena merupakan salah satu bentuk sederhana dalam pembuatan obat tradisional

yang digunakan untuk masyarakat. Maka diharapkan penggunaan infusa dapat

diketahui efeknya sesuai dengan yang digunakan pada masyarakat luas. Dalam

penentuan dosis yang digunakan, didasarkan pada dosis penggunaan di

masyarakat menurut hasil penelitian Yoseph (2013) yang melakukan penelitian

tentang efek nefroproktektif biji alpukat (P. americana Mill) yang diberi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

4

per oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut, pada hari ketujuh semua

kelompok perlakuan diberi induksi karbon tetraklorida dan hasilnya dosis efektif

infusa biji alpukat (P. americana Mill.) yang diberikan dengan dosis 360

mg/kgBB memberikan efek nefroprotektif paling efektif sebesar 100%.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah infusa biji P.

americana Mill. yang diberikan secara subakut memiliki efek toksik berupa

perubahan struktural yang akan dilihat dari gambaran histologis ginjal tikus. Pada

penelitian ini organ ginjal yang diteliti karena ginjal merupakan organ eliminasi

penting bagi tubuh. Ginjal mempunyai peran dalam mengeliminasi zat-zat dari

darah terutama produk akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat, yang

akan direabsorbsi sedikit dan diekskresikan dalam jumlah besar ke dalam urin.

Ginjal akan dilihat secara histopatologis karena ingin melihat seberapa besar

kerusakan yang ditimbulkan karena pemberian subakut infusa biji P. americana

Mill.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian subakut untuk

mengamati apakah infusa biji alpukat memiliki efek toksik pada beberapa organ,

namun pada penelitian ini hanya berfokus pada perubahan histopatologis organ

ginjal tikus Sprague Dawley yang diberi perlakuan infusa biji alpukat selama 28

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

5

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diuraikan beberapa permasalahan

sebagai berikut.

a. Apakah pemberian subakut infusa biji alpukat (P. americana Mill.)

menyebabkan perubahan wujud struktural histopatologis organ ginjal pada

tikus galur Sprague Dawley yang dilihat secara mikroskopis ?

b. Bagaimana sifat efek toksik yang ditimbulkan oleh infusa biji alpukat (P.

americana Mill.) terhadap organ ginjal tikus galur Sprague Dawley ?

2. Keaslian penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan terhadap biji alpukat

(P. americana Mill.) diantaranya penelitian yang dilakukan Anaka, dkk. (2009)

menyebutkan bahwa ekstrak air biji alpukat (P. americana Mill.) memiliki efek

menurunkan tekanan darah pada tikus galur Sprague Dawley. Anggraeni (2006)

menyimpulkan bahwa infusa biji alpukat (P. americana Mill.) dapat menurunkan

kadar glukosa darah tikus Sprague Dawley yang diberi beban glukosa. Idris,

Ndukwe, dan Gimba (2009) melaporkan kemampuan biji alpukat (P. americana

Mill.) sebagai antimikroba. Silitonga (2013) menyebutkan bahwa biji alpukat (P.

americana Mill.) memiliki efek nefroprotektif dengan penurunan kadar kreatinin

serum dan gambaran mikroskopis ginjal yang normal pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida. Penelitian Alhassan, Sule, Atiku, Wudil, Abubakar, dan

Mohamed (2012) membuktikan bahwa pemberian ekstrak air biji P. americana

Mill. memiliki efek hipoglikemik pada tikus yang terinduksi alloxan dan

pemberian jangka panjang ekstrak air biji P. americana Mill. memiliki efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

6

hipoglikemik lebih besar daripada pemberian jangka pendek. Penelitian Idris,

Ndukwe, Gimba (2009) melaporkan ekstrak biji P. americana Mill. memiliki

kemampuan sebagai antimikrobia.

Sejauh penelusuran pustaka, penelitian uji toksisitas subakut infusa biji

alpukat (P. americana Mill.) pada tikus Sprague Dawley terhadap histopatologi

ginjal belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

perkembangan ilmu kefarmasian khususnya perkembangan pengobatan tradisional

biji alpukat (P. americana Mill.).

b. Manfaat praktis: Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi mengenai pengaruh penggunaan infusa biji alpukat pada

gambaran struktural histologis organ ginjal pada pemakaian jangka panjang dan

reversibilitas efek toksik ginjal.

B. TujuanPenelitian

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya

efek toksik dari penggunaan infusa biji alpukat (P. americana Mill.) secara

subakut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

7

2. Tujuankhusus

a. Mengetahui ada tidaknya perubahan wujud histopatologis organ ginjal pada

tikus galur Sprague Dawley yang diberi infusa biji alpukat (P. americana

Mill.)

b. Mengetahui sifat efek toksik yang ditimbulkan infusa biji alpukat (P.

americana Mill.) pada organ ginjal tikus Sprague Dawley.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Persea americana Mill.

1. Sinonim

Laurus persea L., Persea drymifolia Schlecht.and Cham, Persea

gratissima Gaertn f., Persea edulis Raf., Persea nubigena, Persea

steyermarkii C.K. Allen(Lim, 2012).

2. Taksonomi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana Mill.

(Proseanet, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

9

3. Nama umum

Alpukat, avokad (Indonesia), avocado (Filipina), avocado (Amerika),

alligator pear, avocado, avocado-pear, butter fruit (Inggris), avocat, avocatier,

zabelbok, zaboka (Prancis), alligatorbirne, avocadobirne (Jerman), apukado,

avokado, buah mentega (Malaysia), aguacate, pagua (Spanyol), awokado

(Thailand) (World Agroforestry Centre, 2002).

4. Morfologi

Biji alpukat (P. americana Mill.) merupakan jenis pohon berkayu

menahun (perennial) dan memiliki ukuran sedang sampai besar, dengan tinggi

mencapai 20 m. Tumbuhan ini memiliki daun tunggal dan memiliki tepi daun rata.

Daun berbentuk elips hingga lanset, bulat telur hingga bulat telur sungsang,

dengan panjang daun 5-40 cm dan lebar 3-15 cm, permukaan atas daun terdapat

selaput lilin. Bentuk bunga berupa tongkol majemuk yang muncul di ujung

cabang. Bunga dari P. americana Mill. ini tergolong bunga banci tersusun atas 3

daun mahkota. Buah besar berdaging dan berair, berbiji tunggal, permukaan buah

halus, panjang 7-20 cm. Buah besar dan bulat, dilapisi dua lapisan dan dua

kotiledon besar yang melindungi embrio kecil (Proseanet, 2012).

5. Kandungan kimia

Kandungan fitokimia pada tanaman alpukat (P. americana Mill.)

memiliki kadar yang berbeda-beda pada setiap bagiannya. Beberapa kandungan

fitokimia penting yang ditemukan dalam tanaman ini antara lain, kandungan

saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, glikosida sianogenik, steroid dan fenol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

10

Kandungan yang paling banyak terdapat dalam biji alpukat adalah saponin, yaitu

19,21 mg/100g (Arukwe dkk., 2012).

6. Khasiat dan kegunaan

Ekstrak biji alpukat (P. americana Mill.) di Nigeria digunakan untuk

mengobati hipertensi. Penelitian Anaka dkk. (2009) melaporkan bahwa ekstrak

biji alpukat (P. americana Mill.) dapat menurunkan tekanan darah, sedangkan

ekstrak kulit kayunya digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit

kulit yang disebabkan oleh parasit di Nigeria (Owolabi, Jaja, dan Coker, 2005).

Penelitian Silitonga (2013) menyebutkan bahwa biji alpukat (P. americanaMill.)

memiliki efek nefroprotektif dengan penurunan kadar kreatinin serum dan

gambaran mikroskopis ginjal yang normal pada tikus yang terinduksi karbon

tetraklorida. Penelitian Idris, et al. (2009) melaporkan ektrak biji P. americana

Mill. memiliki kemampuan sebagai antimikrobia. Biji P. americana Mill. sebagai

anti radang dan menghilangkan rasa sakit (Haryanto,2009). Menurut penelitian

Malangngi, dkk. (2012) melaporkan ekstrak etanol biji P. americana Mill.

memiliki kandungan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas DPPH.

Tanaman P. americana Mill. diketahui memiliki kegunaan sebagai tanaman obat,

yaitu untuk menyembuhkan luka dan menstimulasi pertumbuhan rambut (daging

buah), sebagai afrodisiaka, dan mengobati disentri serta diare (DerMarderosin dan

Beutler, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

11

B. Infundasi

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara infundasi, yaitu

mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit.

Pembuatan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan

herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau

dingin. Sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan berkurang khasiatnya

apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infusa (Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010).

C. Ginjal

1. Anatomi dan fisiologi ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ bersimpai yang berfungsi menyaring

darah dan terletak di daerah retroperitoneum pada dinding posterior abdomen.

Ginjal dialiri sekitar 25% curah jantung. Ekskresi produk sisa metabolisme,

pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam dan basa, serta

sekresi berbagai hormon dan autokoid merupakan fungsi penting dari ginjal

(Robbins dan Cotran, 2007).

Ginjal adalah organ dalam tubuh manusia yang berbentuk seperti kacang

yang letaknya berada di sisi columna vertebralis. Ginjal dijumpai di dalam daerah

abdominal di dekat dinding posterior. Struktur dari ginjal dibagi dalam beberapa

ciri morfologi yang spesifik. Jika ginjal dibagi dua secara melintang, ada dua

daerah yang dapat dilihat yaitu korteks dan medulla (Stine dan Brown, 1996;

Guyton dan Hall, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

12

Gambar 1. Struktur ginjal (Huether dan McCance,2008)

Bagian luar pada organ ginjal disebut korteks tebalnya 1,2-1,6 cm,

bagian dalam disebut medulla dan bagian paling dalam disebut pelvis (Gambar

1) (Robbins dan Cotran,2007).

Gambar 2. Struktur nefron (McPhee dan Ganong, 2010).

Unit fungsional dari ginjal adalah nephron (Gambar 2). Setiap ginjal

memiliki jutaan nephron, setiap nephron disusun oleh tubulus-tubulus ginjal serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

13

glomerulus yang dikelilingi oleh struktur yaitu capsula Bowman. Tubulus yang

dimiliki oleh ginjal diantaranya, yaitu tubulus proximal, lengkung henle, tubulus

distaldan tubulus collectivus (pengumpul) (Stine dan Brown, 1996). Nephron

memiliki fungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam

tubuh dengan cara menyaring darah lalu mereabsorpsi cairan dan molekul yang

masih dibutuhkan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya yang sudah tidak

dibutuhkan akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan

mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor oleh tubulus. Hasil akhir yang

kemudian diekskresikan disebut urin (McPhee dan Ganong, 2010).

Glomerulus (gambar 3) terdiri atas arteriol aferen dan eferen serta

dibungkus oleh suatu epitel yang membentuk suatu lapisan yang berhubungan

dengan lapisan yang membentuk simpai Bowman dan tubulus ginjal (McPhee dan

Ganong, 2010). Aparatus jukstaglomerulus merupakan tempat utama produksi

renin di ginjal, terletak dekat glomerulus di tempat masuknya arteriolaferen

(Kumar, Abbas, dan Fausto, 2010)

Gambar 3. Struktur glomerulus dan kapiler glomerular

(Huether dan McCance, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

14

Korpuskular ginjal (gambar 4) terdiri dari capsula Bowman dan rumbai

kapiler glomerulus. Glomerulus adalah masa kapiler yang berbentuk bola yang

terdapat sepanjang arteriol. Fungsinya untuk filtrasi air dan zat terlarut dalam

darah. Capsula bowman merupakan suatu pelebaran nefron yang dibatasi oleh

epitel yang menyelubungi glomerulus untuk mengumpulkan zat terlarut yang

difiltrasi oleh glomerulus (Lesson, 1996; Sherwood, 2006).

Gambar 4. Korpuskular ginjal secara mikroskopik

(SIU School of Medicine, 2005)

Tubulus contortus proximal terletak di dalam cortex ginjal, panjangnya

14 mm dengan diameter 50-60 nm (Gambar 5). Bentuknya berlekuk-lekuk dan

berakhir sebagai saluran yang lurus yang berjalan ke arah medula, yaitu ansa

henle. Ansa henle merupakan nefron pendek yang memiliki segmen yang tipis

yang membentuk lengkung tajam berbentuk huruf U. Bagian pars desendens dari

ansa henle terbentang dari korteks ke bagian medula, sedangkan pars asendens

berjalan kembali dari medula ke arah korteks ginjal setelah melewati ansa henle,

maka akan berlanjut ke bagian nephron tubulus distal. Pada gambar 5, tubulus

contortus distal lebih pendek dari tubulus proksimal. Bagian tubulus distal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

15

berlekuk-lekuk di bagian cortex dan berakhir di ductus koligens (Lesson, 1996;

Sherwood, 2006).

Gambar 5. Tubulus kontortus proksimal (p) dan tubulus kontortus distal

(d) secara mikroskopik (SIU School of Medicine, 2005)

Duktus koligens merupakan saluran pengumpul yang akan menerima

cairan dan zat terlarut dari tubulus distal (Gambar 6). Ductus coligens berjalan

dari dalam berkas medula menuju ke medula. Setiap duktus pengumpul yang

berjalan ke arah medula akan mengosongkan urin yang telah terbentuk ke dalam

pelvis ginjal (Sherwood, 2006).

Gambar 6. Duktus koligens (cd) secara mikroskopik

(SIU School of Medicine, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

16

2. Fungsi ginjal

Ginjal menjalankan berbagai fungsi dalam homeostasis dalam tubuh

sebagai berikut.

a. Ekskresi produk sisa metabolik, bahan kimia asing, obat, dan metabolit

hormon.

b. Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit.

c. Pengaturan tekanan arteri.

(Guyton dan Hall,2006).

3. Kerusakan ginjal

Fungsi utama dari ginjal yaitu sebagai organ eliminasi yang penting

dalam tubuh. Meskipun terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kerentanan

ginjal terhadap efek toksik, tingginya aliran curah jantung dan peningkatan

konsentrasi produk ekskresi karena adanya reabsorpsi air dari cairan tubuler

merupakan faktor terpenting. Faktor tersebut akan mempengaruhi proses

perubahan struktur dari ginjal itu sendiri, terutama di tubulus ginjal karena di

tubulus ginjal terjadi proses reabsorpsi dan ekskresi dari zat-zat toksik tersebut

(McPhee dan Ganong, 2010).

Penyakit gagal ginjal kronik atau gagal ginjal akut, fungsi homeostatik

ginjal terganggu, kemudian terjadi abnormalitas komposisi dan volume cairan

tubuh yang berat serta cepat. Dalam beberapa hari saja dapat terjadi akumulasi

kalium, asam, cairan, dan zat-zat lainnya dalam tubuh sehingga menyebabkan

kematian, kecuali ada intervensi klinis seperti hemodialisis untuk memulihkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

17

(paling tidak sebagian) keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit (Guyton dan

Hall, 2006).

D. Ketoksikan dan kerusakan ginjal

Induksi dari senyawa toksik terhadap kerusaan ginjal dapat bersifat

ringan ataupun parah, bisa kembali seperti semula ataupun permanen, tergantung

dari penyebab ketoksikkan serta dosis yang dipejankan. Ginjal bisa sangat

berpotensi sebagai organ yang menjadi target dampak senyawa toksik karena

aliran darah yang menuju ginjal sangat tinggi artinya pasokan ke ginjal besar,

sehingga senyawa-senyawa toksik yang berada di dalam sirkulasi darah akan

masuk ke ginjal dalam jumlah yang besar (Stine dan Brown, 1996; Hodgson,

2010).

Faktor penyebab toksisitas pada ginjal yaitu tingginya aliran darah pada

ginjal, konsentrasi senyawa kimia di cairan intraluminal, reabsorpsi dan / atau

sekresi senyawa kimia melalui sel-sel tubulus, biotransformasi dari pro-toksikan

menjadi intermediet yang reaktif. Adapun aliran darah ke ginjal cukup besar

sekitar 25% dari sisa kardiak output. Oleh karena itu, ginjal akan menerima

konsentrasi senyawa toksik lebih tinggi dalam tiap gram jaringan terutama pada

bagian korteks (Hodgson, 2010).

Manifestasi utama perubahan fungsi ginjal adalah efeknya pada ekskresi

urea dan pada pemeliharaan keseimbangan asam-basa, Na+, K

+, dan air.

Kegagalan mengekskresikan urea secara adekuat, yang bermanifestasi sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

18

peningkatan progresif nitrogen urea darah (blood urea nitrogen, BUN) dan

kreatinin serum, menyebabkan uremia (McPhee dan Ganong, 2010).

Gambar 7.Gambaran mikroskopik nefritis interstitial kronik (diwarnai dengan

hematoxylin dan eosin, perbesaran 600x) (Perazella dan Markowitz,

2010).

Pada gambar 7 menjelaskan nefritis interstitial kronik di mana tubulus

muncul menyusut dan atrofi (ditunjukkan oleh panah), dan dipisahkan oleh

fibrosis interstisial yang luas (ditunjukkan oleh panah) (Perazella dan Markowitz,

2010).

Penyakit yang terjadi pada ginjal sangat komplek, sehingga untuk dapat

bisa memahaminya dapat membagi penyakit ginjal berdasarkan komponen

morfologi dasar ginjal, yaitu glomerulus, tubulus, interstisium dan pembuluh

darah. Sebagian besar penyakit pada glomerulus disebabkan oleh proses

imunologik, sedangkan penyakit pada tubulus dan interstisium dapat disebabkan

oleh bahan-bahan toksik atau infeksi. Penyakit-penyakit tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

a. Penyakit glomerulus. Glomerulonefritis kronis merupakan penyebab

yang sering terjadi pada gagal ginjal kronik. Glomerulus dapat mengalami cedera

akibat berbagai faktor dalam suatu perjalanan penyakit sistemik, misalnya lupus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

19

eritematosus, hipertensi, diabetes melitus. Penyakit glomerulonefritis dapat dibagi

menjadi sindrom nefrotik, sindrom nefrotik akut, glomerulonefritis progresif

cepat, gagal ginjal kronik dan hematuria atau proteinuria asimtomatik.

b. Penyakit yang mengenai tubulus dan interstisium. Penyakit yang

mengenai kedua komponen ini yaitu cedera tubulus iskemik atau toksik yang

menyebabkan Nekrosis Tubulus Akut (NTA) dan gagal ginjal akut serta reaksi

peradangan di tubulus dan interstisium (nefritis tubule interstisium).

c. Penyakit pembuluh darah. Adanya penyakit vaskular sistemik dapat

mengenai pembuluh darah ginjal. Penyakit yang menyerang bagian pembuluh

darah ginjal yaitu nefrosklerosis jinak, hipertensi maligna dan nefrosklerosis

akseleratif, steanosis arteri renalis, serta mikroangiopati trombolitik (Robbin dan

Cotran, 2007).

Nefritis interstitialis yaitu peradangan pada daerah interstisium yang

disebabkan oleh reaksi alergi obat, penyakit autoimun, infeksi atau infiltrasi

penyakit lainya. Pada nefritis interstitial akut, kerusakan tubular menyebabkan

disfungsi tubular ginjal, dengan atau tanpa gagal ginjal. Terlepas dari tingkat

keparahan kerusakan epitel tubular, disfungsi ginjal ini umumnya bersifat

reversibel (Kumar, Abbas dan Fausto, 2010).

E. Uji Toksikologi

Uji toksikologi dibagi menjadi dua yaitu uji ketoksikan tak khas dan uji

ketoksikan khas. Uji ketoksikan tak khas adalah uji toksikologi yang dirancang

untuk mengevaluasi keseluruhan efek toksik suatu senyawa pada aneka ragam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

20

jenis hewan uji. Uji ketoksikan tidak khas yaitu uji ketoksikan akut, sub kronis

dan kronis. Uji ketoksikan khas adalah uji toksikologi yang dirancang untuk

mengevaluasi secara rinci efek toksik yang khas pada suatu senyawa pada semua

hewan uji. Yang termasuk dalam uji ketoksikan khas adalah uji potensiasi,

kekarsinogenetikan, kemutagenetikan, keteratogenetikan, reproduksi, kulit dan

mata, dan perilaku (Donatus, 2001).

F. Uji Toksisitas Subakut

Uji toksisitas subakut atau yang disebut dengan subkronis ialah uji

ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji

tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan

spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk memperlihatkan apakah spektrum

efek toksik itu berkaitan dengan takaran dosis (Donatus, 2001). Tujuan lain dari

uji toksisitas subakut, yaitu untuk memperoleh informasi adanya efek toksik zat

yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut, efek toksik setelah pemaparan

sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu tertentu, dosis yang tidak

menimbulkan efek toksik dan mempelajari adanya efek kumulatif serta efek

reversibilitas setelah pemaparan sediaan uji secara berulang dalam jangka waktu

tertentu (BPOM, 2014).

Uji toksisitas subakut terbagi dalam dua macam, yaitu uji toksisitas

subakut singkat oral selama 28 hari untuk menguji sediaan yang penggunaannya

secara klinis sekali pakai dan berulang dalam waktu kurang dari satu minggu. Uji

toksisitas subakut oral 90 hari untuk menguji sediaan yang penggunaannya secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

21

klinis sekali pakai dan berulang dalam waktu satu sampai empat minggu (BPOM,

2014).

Uji toksisitas subakut dilakukan untuk mengeksplorasi secara luas

keseluruhan efek biologis yang ditimbulkan pada tempat aksi yang diberikan pada

rentang dosis tertentu. Uji toksisitas subakut dapat menentukan ketoksikan secara

kualitatif (pengaruh atau efek yang ditimbulkan terhadap jaringan dan plasma

darah) dan secara kualitatif (organ target dan efek yang ditimbulkan) dari

pemberian dosis berulang pada hewan uji (Gad, 2002).

Prinsip uji toksisitas subakut adalah bentuk sediaan yang akan diujikan

dibagi dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada kelompok hewan

uji. Hewan uji harus diamati setiap hari selama waktu pemberian sediaan uji untuk

menentukan adanya toksisitas. Hewan uji yang yang mati selama waktu

pemberian sediaan uji harus segera di otopsi, organ dan jaringan dilakukan

pengamatan secara makropatologi dan histopatologi. Pada akhir pemberian

sediaan uji, semua kelompok hewan uji yang masih hidup di otopsi dan dilakukan

pengamatan makropatologi pada setiap organ dan jaringan, pemeriksaan

hematologi, biokimia klinis dan histopatologi (BPOM, 2014).

Hewan uji disarankan satu jenis hewan dewasa sehat baik jantan maupun

betina. Hewan uji yang dipilih adalah hewan yang memiliki pola metabolisme

terhadap senyawa uji semirip mungkin dengan manusia (Donatus, 2001). Hewan

uji dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan yang dilakukan secara acak atau random (Gad, 2002). Derelanko dan

Hollinger (2002) jumlah hewan uji paling tidak sebanyak empat kelompok, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

22

satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan peringkat dosis. Jumlah

hewan uji selama perlakuan paling tidak terdapat lima jantan dan lima betina

dalam tiap kelompok perlakuan. Hewan uji harus diadaptasikan terlebih dahulu

selama beberapa hari sebelum dilakukan perlakuan agar hasil percobaan yang

akan didapatkan benar-benar merupakan hasil perlakuan bukan karena faktor

lingkungan yang baru bagi hewan uji.

Pengamatan dan pemeriksaan yang dilakukan dari uji ketoksikan subakut

meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. perubahan berat badan yang diperiksa paling tidak tujuh hari sekali,

2. asupan pakan untuk masing-masing hewan atau kelompok hewan yang

ditimbang diukur paling tidak tujuh hari sekali,

3. gejala klinis umum yang diamati setiap hari,

4. pemeriksaan hematologi paling tidak diperiksa dua kali pada awal dan

akhir uji coba,

5. pemeriksaan kimia darah paling tidak dua kali pada awal dan akhir uji

coba,

6. analisis urin paling tidak sekali, dan

7. pemeriksaan histopatologi organ pada akhir uji coba (Donatus, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

23

G. Asas Toksikologi

Toksikologi memiliki beberapa asas, adapun asas-asas toksikologi adalah

sebagai berikut.

a. Kondisi pemberian dan makhluk hidup. Kondisi pemberian ialah semua

faktor yang menentukan keberadaan racun di tempat aksinya. Jalur pemberian

secara intravena, inhalasi, intraperitonial, subkutan, intramuskular, dermal, dan

oral akan menentukan ketersediaan senyawa induk atau metabolit di tempat aksi.

Saat pemberian, serta besarnya takaran racun akan mempengaruhi besarnya

ketersediaan zat beracun di tempat aksi tertentu dan kerentanan makhluk hidup

terhadap racun. Kondisi makhluk hidup adalah keadaan fisiologi (berat badan,

jenis kelamin, dan kehamilan) serta patologi (penyakit) makhluk hidup dapat

mempengaruhi ketersediaan racun di sel sasaran dan keefektifan antar aksi

senyawa antara kedua perubahan ini (Donatus, 2001).

b. Mekanisme aksi toksik. Mekanisme aksi toksik racun digolongkan

menjadi tiga, yakni mekanisme berdasarkan sifat dan tempat kejadian,

berdasarkan sifat antara aksi antara racun dan tempat aksinya, dan berdasarkan

resiko penumpukan racun dalam gudang penyimpanan tubuh. Berdasarkan sifat

dan tempat kejadiaan mekanisme efek toksik digolongkan menjadi dua yaitu

mekanisme luka intrasel dan mekanisme luka ekstrasel. Mekanisme luka intrasel

diawali oleh racun pada tempat aksinya di dalam sel sasaran. Racun akan

berinteraksi dengan sasaran molekuler yang khas atau tak khas, melalui

mekanisme kimia. Tubuh akan memberi respon berupa perbaikan atau adaptasi

sebelum terjadi efek yang tidak diiginkan, tetapi apabila mekanisme pertahanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

24

tubuh tidak lagi mampu memperbaiki akan timbul respon toksik berupa perubahan

biokimia, fungsional, atau struktural (Donatus, 2001).

c. Wujud efek toksik. Wujud efek toksik sesuatu racun dapat berupa

prubahan biokimia, fungsional, dan struktural. Jenis wujud efek toksik

berdasarkan perubahan bikoimia berkaitan dengan respon dan perubahan atau

kekacauan biokimia terhadap luka sel, akibat antar aksi antara racun dan tempat

aksi terbalikan. Antar aksi yang terbalikan yang dimaksud adalah reaksi yang

terjadi antara molekul racun dan tempat aksi yang khas, seperti reseptor-reseptor

neurotransmitter, tempat aktif enzim, dan lain sebagainya. Jenis wujud efek toksik

berdasarkan perubahan fungsional berkaitan dengan antar aksi racun yang

terbalikan dengan reseptor atau tempat aktif enzim, sehingga mempengaruhi

fungsi homeostatis tertentu. Sedangkan pada jenis efek toksik berdasarkan

perubahan struktural diantaranya perlemakan (degenerasi melemak), nekrosis,

karsinogenesis, mutagenesis, dan terarogenesis (Donatus, 2001).

d. Sifat efek toksik. Sifat efek toksik terdiri dari sifat terbalikan

(reversibilitas) dan sifat tak terbalikan (irreversibilitas). Dikatakan sifat efek

toksik yang terbalikan jika kerusakan dapat kembali seperti keadaan normal.

Keterbalikan ini bergantung paa berbagai faktor, yaitu tingkat paparan (waktu dan

jumlah racun) dan kemampuan jaringan yang terkena untuk memperbaiki diri.

Dikatakan mengalami sifat tak terbalikan jika efek toksik yang terjadi tidak dapat

kembali seperti keadaan normal (Donatus, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

25

H. Keterangan Empiris

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mengetahui pengaruh

pemberian subakut dari infusa biji P. americana Mill. terhadap gambaran

histopatologi pada struktural organ ginjal tikus galur Sprague Dawley.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian toksisitas subakut infusa biji alpukat terhadap gambaran

histopatologis ginjal tikus ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni

dengan rancangan sederhana, acak, lengkap dan pola searah.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel utama

Variabel utama penelitian ini terdari dari variabel bebas dan tergantung.

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis infusa biji alpukat

(P. americana Mill.).

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah perubahan histopatologi

organ ginjal akibat pemberian subakut infusa biji alpukat (P. americana

Mill.) pada tikus galur Sprague Dawley.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi

hewan uji, yaitu tikus galur Sprague Dawley dengan berat badan 150-250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

27

gram dan umur 2-3 bulan. Bahan uji yang digunakan, yaitu biji alpukat (P.

americana Mill.) yang mempunyai waktu panen, tempat tumbuh dan suhu

yang sama. Frekuensi pemberian infusa satu kali sehari selama 28 hari

berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama secara per oral.

b. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi

patologis dan fisiologis dari tikus galur Sprague Dawley yang digunakan

dalam penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Dosis infusa biji alpukat (P. americana Mill.)

Dosis infusa biji alpukat didefinisikan sebagai volume (mL) infusa biji

alpukat (P. americana Mill.) tiap kg berat badan subjek uji yang digunakan.

2. Infusa biji alpukat (P. americanaMill.)

Infusa serbuk kering biji alpukat (P. americana Mill.) didapatkan dari

dengan menginfundasi 8,0 g serbuk kering biji alpukat (P. americana Mill.)

dalam 100,0 mL air pada suhu 90°C selama 15 menit, sehingga menghasilkan

infusa biji alpukat dengan konsentrasi 8% b/v.

3. Pemberian subakut

Pemberian infusa biji alpukat (P. americana Mill.) satu kali sehari

selama 28 hari secara per oral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

28

4. Sifat efek toksik

Sifat efek toksik yang mungkin adalah keterbalikan atau tak terbalikan.

5. Perubahan histopatologis

Perubahan histopatologis dilihat dari gambaran mikroskopis kelompok

perlakuan yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol.

D. Bahan Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. Biji alpukat (P. americana Mill.) yang ambil selama bulan Juni dan

diperoleh dari Depot Es Teller 77 yang berada di Galeria Mall Yogyakarta.

b. Hewan uji yang digunakan, yaiu tikus galur Sparague Dawley umur 2-3

bulan dan berat badan 150-250 gram diperoleh dari Laboratorium

Imunologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

c. Aquadest untuk asupan minum dan sebagai pelarut infusa. Pelet AD-2

untuk asupan pakan tikus.

d. Bahan untuk pemeriksaan histologis yaitu formalin 10% yang dibuat

dengan mengencerkan formalin 30% dengan aquadest sesuai volume yang

dikehendaki. Bahan untuk pemeriksaan histopalogis adalah formalin 10%

yang dibuat dengan mengencerkan formalin 30% dengan aquadest sesuai

volume yang dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

29

E. Alat dan Instrumen Penelitian

1. Alat pembuatan simplisia

Mesin blender, timbangan digital, oven, blender, ayakan no. 40, dan

wadah untuk menyimpan serbuk biji alpukat.

2. Alat penetapan kadar air

Alat Moisture Balance, sendok, dan stopwatch.

3. Alat pembuatan infusa

Panci lapis enamel, termometer, stopwatch, beaker glass, gelas ukur,

batang pengaduk, kompor listrik, timbangan analitik, dan kain flannel.

4. Alat- alat untuk perlakuan dan pemeriksaan histologis

Kandang tikus (metabolic cage), jarum suntik per ora, spuit injeksi,

timbangan, seperangkat alat bedah, alat-alat gelas dan pot-pot untuk

menyimpan organ.

F. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi biji alpukat dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

30

2. Pengumpulan biji alpukat

Bahan uji pada penelitian ini yang digunakan adalah biji alpukat.Biji

alpukat diperoleh dari salah satu Depot Es Teller 77 yang berada di Galeria Mall

Yogyakarta pada bulan Juni 2014.

3. Pembuatan serbuk biji alpukat

Biji alpukat dibersihkan dari kulit luarnya, dipotong tipis kemudian

dikeringkan dengan dimasukkan kedalam oven yang sudah diatur suhunya, suhu

yang digunakan 500C selama 72 jam. Potongan biji yang telah kering kemudian

diserbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan no. 40.

4. Penetapan kadar air serbuk kering biji alpukat (P. americana Mill.)

Serbuk kering biji alpukat (P. americana Mill.) yang sudah terayak,

dimasukkan ke dalam alat moisture balance ± 5 g kemudian diratakan, lalu akan

muncul % kadar air.

5. Pembuatan infusa biji alpukat (P. americana Mill.)

Serbuk kering biji alpukat (P. americana Mill.) ditimbang sebanyak 8 g,

kemudian serbuk dimasukkan dalam panci enamel dan dibasahi dengan aquadest

sebanyak dua kali berat serbuk. Sebanyak 100 mL pelarut aquadest ditambahkan

ke dalam panci enamel berisi serbuk yang telah dibasahi tersebut. Pemanasan

dilakukan pada suhu 90°C dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 15 menit.

Campuran kemudian diambil, diperas menggunakan kain flannel dan

ditambahkan aquadest hingga didapatkan volume perasan 100 mL infusa biji P.

americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

31

6. Penetapan dosis infusa biji alpukat (P. americana Mill.)

Peringkat dosis yang digunakan untuk dosis infusa biji alpukat (P.

americana Mill.) didasarkan pada masyarakat, yaitu ± 2 sendok makan (4g) yang

direbus dalam 250 ml air. Maka dosis perlakuan adalah 4g/70kgBB manusia. Dari

data tersebut konversi dosis manusia 70kg ke tikus 200g = 0,018.

Dosis untuk tikus 200g = 0,018 x 4g – 0,72g/200gBB = 360 mg/kgBB

Dosisi untuk tikus 250g =

x 360

= 450

Berdasarkan orientasi yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

konsentrasi maksimal infusa biji alpukat adalah 8g/100ml dengan berat hewan uji

sebesar 350mg, dan volume maksimal pemberian infusa secara p.o 5ml.

Perhitungan untuk menentukan dosis tinggi perlakuan dilakukan dengan

cara sebagai berikut.

D x BB = C x V

D x 350g = 8g/100ml x 5ml

D = 1142,8 ml/kgBB

Maka dari hasil data dapat dihitung dosis rendah dan dosis tinggi yang akan

diberikan kepada hewan uji. Untuk menentukan peringkat dosis adalah sebagai

berikut.

= √

= 1,78 (Faktor Kelipatan)

Dari faktor kelipatan diatas maka dapat diperoleh 4 peringkat dosis sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

32

Dosis I : 360 mg/kgBB : 1,78 = 202,24 mg/kgBB

Dosis II : 360 mg/kgBB

Dosis III : 360 mg/kgBB x 1,78 = 640,8 mg/kgBB

Dosis IV : 450 mg/kgBB x 1,78 = 1140,6 mg/kgBB

7. Penetapan dosis aquadest sebagai kontrol negatif

Menentukan dosis aquadest yang digunakan ditentukan oleh dosis

tertinggi untuk mengetahui jumlah volume maksimal yang harus diberikan pada

hewan uji, berdasarkan rumus didapatkan volume maksimum sebagai berikut.

D x BB = C x V

D x 350 g = 1 g/100 ml x 5 ml

D = 14285 mg/kgBB

8. Penyiapan dan pemeliharaan hewan uji

Hewan uji yang digunakan uji toksisitas subakut terdiri dari tikus jantan

dan betina, galur Sparague Dawley, umur 2-3 bulan, berat badan 150-250 g,

berjumlah 50 ekor (25 jantan dan 25 betina) disiapkan dan ditempatkan dalam

kandang. Satu kandang metabolic cage berisi satu tikus sesuai kelompok dosis,

betina dan jantan dipisahkan. Tiga hari sebelum perlakuan hewan uji

diadaptasikan pada metabolic cage.

Hewan uji tikus diberikan asupan pakan berupa pellet AD-2 setiap hari

sebanyak 30 g dan dilakukan pemberian pakan setiap harinya selama 28 hari masa

perlakuan dan 14 hari masa perlakuan reversibilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

33

Hewan uji tikus diberikan minum berupa air reverse osmosis setiap hari

sebanyak 100 ml selama 28 hari masa perlakuan dan 14 hari perlakuan

reversibilitas. Minuman diberikan dalam wadah botol berskala dengan pipa yang

diberi lubang pada ujungnya.

Penelitian ini telah mendapat persetujuan Ethical Clearance dari

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (Lampiran 7).

9. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak lima puluh ekor tikus yang dibagi

secara acak dalam lima kelompok perlakuan masing-masing sejumlah sepuluh

ekor tikus (lima jantan dan lima betina). Kelompok I merupakan kontrol yang

diberi aquadest, sedangkan kelompok II , III, IV, dan V merupakan kelompok

perlakuan infusa biji alpukat (P. americana Mill.) dengan 4 peringkat dosis yaitu

202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; 1140,6 mg/kgBB selama 28

hari berturut-turut. Hewan uji yang telah diberi perlakuan setelah 28 hari, masing-

masing kelompok perlakuan infusa biji alpukat (P. americana Mill.) diambil tiga

ekor tikus untuk di lakukan pembedahan agar dapat diamati perubahan struktural

yang terjadi pada organ ginjal tikus. Dua ekor tikus yang tidak dibedah pada awal

perlakuan di biarkan selama 14 hari untuk reversibilitas tanpa di beri infusa biji

alpukat (P. americana Mill.) hanya di beri asupan makan dan minum saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

34

10. Prosedur pemusnahan hewan percobaan

Hewan uji yang akan dibedah dikorbankan terlebih dahulu dengan cara

anestetika overdosis, yakni memasukkan tikus kedalam wadah tertutup berisi eter

yang akan diinhalasi oleh tikus. Hewan uji yang telah dibedah dibedah kemudian

diambil organ yang diinginkan dengan menggunakan pinset dan gunting bedah,

kemudian organ dicuci dengan NaCl 0,9% dan dimasukkan ke dalam pot formalin

10% untuk diawetkan. Hewan uji yang sudah diambil organnya, dimasukkan ke

dalam kantong plastik dan dibungkus lagi dengan kertas, diletakkan di dalam tas

plastik, ditutup dan dikubur di halaman laboratorium.

11. Pembuatan dan pemeriksaan preparat histologis ginjal

Ginjal yang telah disimpan dalam larutan formalin 10% dicelupkan ke

dalam aquadest, kemudian dibuat preparat dan mendiagnosis gambaran histologi

ginjal yang dilakukan oleh pihak Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

12. Teknik pembuatan slide

a. Trimming

Trimming adalah tahapan yang dilakukan setelah proses fiksasi

denan melakukan pemotongan tipis jaringan setebal 4 mm dengan orientasi sesuai

dengan organ yang akan dipotong.

b. Dehidrasi

Dehidrasi jaringan yang dilakukan setelah trimming mengunakan

‘tissue processor’, dimaksudkan untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

35

jaringan dengan menggunakan cairan dehidran seperti etanol atau iso propil

alkohol.

c. Embedding

Jaringan yang berada dalam ‘embedding cassette’ dipindahkan ke

dalam ‘base mold’, setelah melalui proses dehidrasi. Kemudian diisi dengan

parafin cair, kemudian dilekatkan pada balok kayu ukuran 3x3cm atau pada

embedding cassette. Jaringan yang sudah dilekatkan pada balok kayu atau cassette

disebut blok. Fungsi dari balok kayu atau cassette adalah untuk pemegang pada

saat balok dipotong pada mikrotom.

d. Cutting

Cutting adalah pemotongan jaringan yang sudah didehidrasi

dengan menggunakan mikroton.

e. Staining / Pewarnaan

Teknik pewarnaan H&E dipergunakan untukpemeriksaan rutin,

sedangkan untuk pewarnaan khusus jamur digunakan teknik PAS, kuman tahan

asam digunakan teknik Ziehl-Neelsen. Badan inklusi digunakan teknik Page Gren,

Chlamydia digunakan teknik Pinkerton dan untuk deteksi virus digunakan teknik

immunoperoksidase.

f. Mounting

Mounting dilakukan setelah jaringan pada slide diwarnai, dengan

cara meneteskan bahan mounting (DPX, Entelan, Canada balsam) sesuai

kebutuhan dan ditutup dengan „coverglass‟ jangan sampai ada gelembung udara

dibawah coverglass.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

36

g. Pembacaan slide dengan mikroskop

Slide diperiksa di bawah mikroskop cahaya. Semua lesi pada

berbagai organ tubuh dicatat.

G. Tata Cara Analisis Hasil

1. Pemeriksaan histologis organ

Data pemeriksaan histopatologis organ dianalisis secara kualitatif

dengan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus DP10) berdasarkan perubahan

morfologi yang terjadi dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Data ini

digunakan untuk melihat hubungan antara dosis dan spektrum efek toksik.

2. Uji reversibilitas

Uji reversibilitas dilakukan selama 14 hari dimulai setelah perlakuan 28

hari yang dilakukan pada dua hewan uji yang tersisa baik pada kelompok

perlakuan empat peringkat dosis maupun pada kelompok kontrol. Pada uji

reversibilitas, pemberian infusa biji alpukat pada kelompok perlakuan serta

aquadest pada kelompok kontrol pada hewan uji dihentikan, namun tetap

diberikan asupan makan maupun minum. Setelah hari ke-15 maka dilakukan

pembedahan pada seluruh tikus pada uji reversibilitas dan dilakukan pengamatan

histopatologis.

3. Penimbangan berat badan hewan uji

Penimbangan berat badan hewan uji dilakukan setiap hari untuk

menentukan volume infusa biji alpukat yang diberikan setiap harinya namun data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

37

yang digunakan sebagai data pendukung adalah data penimbangan hewan uji tiap

minggunya. Data penimbangan berat badan hewan uji dihitung purata perubahan

berat badan tiap kelompok hewan uji pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Data

perubahan berat badan hewan uji antar minggu dan kelompok perlakuan dianalisis

secara statistik dengan analisis General Linear Model (metode Multivariate). Dari

hasil General Linear Model (metode Multivariate) akan terbaca nilai signifikansi

(sig.) berat badan sehingga akan tampak adanya perubahan berat badan yang

signifikan atau tidak.

4. Pengukuran asupan pakan dan minum hewan uji

Data asupan pakan dan minum dianalisis dengan cara menghitung purata

makanan dan minuman yang dihabiskan tiap kelompok hewan uji setiap harinya,

kemudian dibuat grafik perubahan pola makan dan minum hewan uji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

38

H. Skema Alur Penelitian

Kemudian 2 hewan uji sisanya didiamkan selama 14 hari untuk uji reversibilitas,

pada hari ke-15 diakukan pembedahan dan pengamatan histopatologi

50 ekor tikus yakni 25 jantan dan 25 betina masing-masing dibagi kedalam

5 kelompok

Hewan uji ditempatkan dalam metabolic cage secara acak dan diadaptasikan

selama 3 hari sebelum memulai perlakuan

Hewan uji ditimbang untuk menghitung volume pemberian infusa pada

masing masing hewan uji

Hewan uji dikembalikan dalam metabolic cage

Hewan uji diberi infusa biji alpukat secara peroral dan diberi asupan

pakan pada :

Kel.I 202,24

mg/kgBB

Kel. II

360 mg/kgBB

Kel. III 640,8

mg/kgBB

Kel. IV 1140,6

mg/kgBB

Kel.

Kontrol

Dilakukan pengukuran asupan pakan, minum dan pengamatan berat badan selama 28 hari

setiap pagi

Selama 28 hari injeksi infusa biji alpukat secara peroral pada hewan uji dilakukan pada jam yang sama dengan hari pertama

Pada hari ke-29 diambil 3 hewan uji untuk dilakukan pembedahan dan pengamatan histopatologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

perubahan histopatologis struktural organ ginjal pada tikus galur Sprague Dawley

yang diberi infusa biji alpukat. Agar lebih memperjelas lagi, tujuan khusus

penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat efek toksik yang ditimbulkan infusa

biji alpukat (P. americana Mill.) pada organ ginjal tikus Sprague Dawley.

Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat reversibilitas efek toksik yang terjadi

pada organ ginjal, perubahan yang dilihat berdasarkan analisis kualitatif histologis

ginjal tikus.

Hasil penelitian yang akan dibahas adalah determinasi biji P. americana

Mill., penetapan kadar air serbuk biji P. americana Mill., serta pemeriksaan

histologis ginjal tikus. Data pendukung dalam penelitian ini yaitu data asupan

pakan dan asupan minum, dan data berat badan. Data berat badan di analisis

dengan General Linear Model (metode Multivariate). Data asupan pakan dan

minum dibuat grafik untuk melihat apakah pemberian infusa biji P. americana

Mill. dapat mempengaruhi pola makan dan minum hewan uji.

A. Determinasi Biji Persea americana Mill.

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji alpukat (P.

americana Mill.). Tujuan dari determinasi ini adalah untuk membuktikan bahwa

serbuk yang digunakan adalah benar biji dari tanaman P. americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

40

Sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Determinasi dilakukan di Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada (Lampiran 6). Hasil determinasi yang dilakukan

membuktikan bahwa serbuk yang digunakan untuk penelitian ini benar

merupakan biji yang berasal dari tanaman P. americana Mill.

B. Penetapan Kadar Air

Tujuan dilakukannya penetapan kadar air ini adalah untuk mengetahui

kandungan air dalam serbuk biji alpukat (P. americana Mill.), agar diketahui

bahwa serbuk simplisia tersebut memenuhi persyaratan kadar air yang baik atau

tidak. Kadar air yang baik dalam serbuk simplisia yaitu kurang dari 10%

(Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008).

Metode yang digunakan dalam penetapan kadar, yaitu metode Gravimetri dengan

menggunakn alat moisture balance. Serbuk dimasukkan dalam alat moisture

balance dan dipanaskan pada suhu 1050C selama 15 menit. Hasil yang didapatkan

bahwa serbuk biji alpukat (P. americana Mill.) memiliki kadar air sebesar 5,63 %,

maka serbuk biji alpukat (P. americana Mill.) memenuhi syarat kadar air yang

sudah ditentukan.

C. Penentuan Dosis Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.)

Tujuan ditentukannya dosis infusa adalah untuk menentukan volume

pemejanan infusa sebagai bahan yang hendak dilihat pengaruhnya pada kelompok

perlakuan. Dosis rendah infusa diambil dari penggunaan adalah serbuk biji P.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

41

americana Mill. di masyarakat, yaitu 2 sendok makan (4 g) yang direbus dengan

250 mL air, maka dianggap dosis penggunaan infusa biji alpukat (P. americana

Mill.) pada manusia adalah 4 g/70 kgBB manusia. Sehingga dibutuhkan konversi

dosis untuk diberikan pada tikus yaitu 360 mg/kgBB tikus.

Penelitian ini menggunakan empat peringkat dosis dengan faktor pengali

dan pembagi sebesar 1,78. Hasil perhitungan diperoleh empat peringkat dosis

secara berturut yaitu, 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; dan

1140,6 mg/kgBB.

D. Pemeriksaan Histologis Organ Ginjal

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan secara

struktural pada organ ginjal. Data histopatologis organ ginjal kelompok perlakuan

dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk mengetahui apakah terdapat efek

toksik setelah pemberian infusa biji alpukat. Apabila terdapat perbedaan

gambaran histopatologis antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dapat

diduga ginjal mengalami kerusakan. Pemberian infusa biji P. americana Mill.

selama 28 hari, sebagian hewan uji (tiga jantan dan tiga betina) dikorbankan dan

diambil organ ginjalnya untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis. Hewan uji

yang lain (dua jantan dan dua betina) dikorbankan 14 hari kemudian untuk uji

reversibilitas. Hasil pemeriksaan gambaran histopatologis ginjal tikus jantan dan

betina akan di lihat pada tabel I dan II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

42

Tabel I. Hasil perhitungan histopatologis ginjal tikus jantan kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan infusa biji P. americana Mill.

selama 28 hari

Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal (n=3)

DH NI

Kontrol Aquadest 14285,7

mg/kgBB

2

(66,6%) -

IBA 202,24 mg/kgBB - -

IBA 360 mg/kgBB - -

IBA 640,8 mg/kgBB - 1

(33,3%)

IBA 1140,6 mg/kgBB 1

(33,3%) -

Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat

DH = Degenerasi Hidropik

NI = Nefritis Interstitialis

Tabel I menunjukkan pada kontrol yang diberi aquadest dosis 14285,7

mg/kgBB menunjukkan satu hewan uji tidak mengalami perubahan, sedangkan

dua hewan uji mengalami degenerasi hidropik (Gambar 8). Degenerasi hidropik

ditandai dengan adanya sel yang membengkak, adanya ruang kosong (vakuola)

dalam sitoplasma, sel membesar sehingga lumen tubulus menyempit tetapi

degenerasi hidropik ini bersifat reversibel dan degenerasi hidropik ini terjadi

karena ada gangguan transport aktif dan memberikan pengaruh osmosis yang

menyebabkan influks air kedalam sel sehingga terjadi perubahan morfologis, yaitu

sel yang menjadi bengkak (Robbins, Cotran dan Kumar, 2007). Pada kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

43

ditemukan degenerasi hidropik, dimungkinkan karena kondisi awal dari tikus

memang telah terjadi perubahan secara struktural pada organ ginjal.

Gambar 8. Fotomikroskopik ginjal tikus jantan kelompok perlakuan

dosis IBA 1140,6 mg/kgBB yang mengalami perubahan

histopatologis degenerasi hidropik: (a) sel epitel tubulus

membengkak, keruh dan lumen tubulus menyempit, (b)

normal tubulus (perbesaran 400x, pewarna H-E)

Tikus pada kelompok perlakuan dosis infusa biji alpukat

202,24mg/kgBB dan 360 mg/kgBB tidak menunjukkan perubahan struktural. Hal

ini membuktikan pada kedua peringkat dosis (202,24 mg/kgBB dan 360

mg/kgBB), penggunaan infusa biji alpukat secara berturut-turut tidak merubah

struktur organ ginjal hewan uji jantan. Pada dosis infusa biji alpukat 640,8

mg/kgBB dua hewan uji tidak mengalami perubahan secara struktural pada organ

ginjal, sedangkan satu hewan uji jantan mengalami perubahan struktural pada

organ ginjal, yaitu nefritis interstitialis (Gambar 9). Nefritis interstitialis

merupakan kelainan pada ginjal di mana ruang antara tubulus ginjal ditemukan

infiltrasi limfosit (Kumar, Abbas dan Fausto,2010). Perubahan nefritis

a

a

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

44

interstitialis bukan disebabkan oleh karena senyawa IBA yang diberikan, karena

kejadian nefritis interstitialis membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kemungkinan keadaan awal tikus sebelum perlakuan dosis 640,8 mg/kgBB sudah

mengalami nefritis interstitialis. Pada dosis infusa biji alpukat 1140,6 mg/kgBB

dua hewan uji tidak terjadi perubahan pada organ ginjal secara histopatologis,

sedangkan satu hewan uji mengalami perubahan histopatologis berupa degenerasi

hidropik. Perubahan degenerasi hidropik yang terjadi bukan akibat perlakuan

infusa biji alpukat, karena kejadian yang sama juga terjadi pada kelompok

kontrol.

Gambar 9. Fotomikroskopik ginjal tikus jantan kelompok perlakuan IBA

640,8 mg/kgBB yang mengalami perubahan histopatologis

nefritis interstitialis: (a) limfosit pada jaringan interstitial, (b)

glomerulus (perbesaran 400x pewarna H-E)

a

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

45

Tabel II. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Betina Kelompok

Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji P. americana Mill.

Selama 28 Hari

Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal (n=3)

DH NI

Kontrol Aquadest 14285,7

mg/kgBB

1

(33,3%) -

IBA 202,24 mg/kgBB - -

IBA 360 mg/kgBB 1

(33,3%) -

IBA 640,8 mg/kgBB 2

(66,6%) -

IBA 1140,6 mg/kgBB 1

(33,3%) -

Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat

DH = Degenerasi Hidropik

NI = Nefritis Interstitialis

Tabel II pada menunjukkan kontrol aquadest dosis 14285,7 mg/kgBB, dua

hewan uji tidak mengalami perubahan, sedangkan satu hewan uji mengalami

degenerasi hidropik (Gambar 8). Pada kelompok perlakuan dosis infusa biji

alpukat 202,24 mg/kgBB tidak terjadi perubahan struktural pada organ ginjal

tikus. Hal ini membuktikan pada pemberian dosis infusa biji alpukat 202,24

mg/kgBB secara terus-menerus tidak menunjukkan perubahan untuk struktural

ginjal hewan uji betina. Sebagian hewan pada kelompok infusa biji alpukat 360

mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; 1140,6 mg/kgBB terjadi perubahan degenerasi

hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi bukan akibat perlakuan infusa biji

alpukat, karena kejadian yang sama juga terjadi pada kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

46

Berdasarkan deskripsi gambaran histopatologis ginjal pada tikus jantan

dan betina tersebut dapat disimpulkan perubahan struktural bukan disebabkan

oleh perlakuan, namun merupakan akibat faktor patologis dari individu tikus itu

sendiri, dilihat dengan cara dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan secara pararel oleh Wati (2015) yang

melaporkan adanya kadar Blood Urea Nitrogendan kreatinin masih dalam batas

normal. Jadi pada pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari menunjukkan tidak

adanya perubahan histopatologis organ ginjal tikus. Menurut Kopacova (2012)

peningkatan dua kali lipat dari kadar normal kreatinin pada manusia

mengindikasikan terjadinya kerusakan ginjal sebesar 50% sedangkan peningkatan

tiga kali lipat dari keadaaan normal kreatinin mengindikasikan terjadinya

kerusakan ginjal sebesar 75%.

Ada kemungkinan infusa biji P. americana Mill. memberikan pengaruh

terhadap ginjal, sehingga untuk lebih memastikan hubungan efek toksik yang

ditimbulkan oleh infusa biji P. americana Mill. perlu dilakukan uji toksisitas

subakut infusa biji P. americana Mill. yang lebih dari 28 hari, yakni 90 hari agar

dapat melihat efek toksik yang lebih jelas terhadap hewan uji tikus yang dilihat

dari gambaran histopatologis dan juga pengukuran kadar Blood Urea Nitrogen

dan kreatinin.

E. Uji Reversibilitas

Tujuan uji reversibilitas dilakukan adalah untuk dapat melihat pengaruh

yang terjadi akibat pemberian infusa biji P. american Mill. terhadap ginjal bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

47

terbalikan atau tak terbalikan. Terbalikan berarti bahwa efek toksik yang terjadi

dapat kembali seperti keadaan normal sebelum terjadi efek toksik jika pemberian

perlakuan infusa biji P. americana Mill dihentikan. Tak keterbalikan berarti efek

toksik yang terjadi merupakan kerusakan struktural, meskipun pemberian infusa

biji P. americana Mill. dihentikan struktur dan fungsi organ ginjal tidak dapat

kembali seperti keadaan normal seperti sebelum diberi perlakuan.

Tabel III. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Jantan

Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji P.

americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari

Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal (n=2)

DH NI

Kontrol Aquadest 14285,7

mg/kgBB - -

IBA 202,24 mg/kgBB - -

IBA 360 mg/kgBB - -

IBA 640,8 mg/kgBB 1

(50%)

IBA 1140,6 mg/kgBB - -

Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat

DH = Degenerasi Hidropik

NI = Nefritis Interstitialis

Tabel III dapat dilihat bahwa pada saat uji reversibilitas kondisi

patofisiologi pada organ ginjal tikus jantan sudah kembali secara normal, tetapi

pada kelompok perlakuan dosis IV infusa biji alpukat 640,8 mg/KgBB masih

terdapat degenerasi hidropik (Gambar 10). Perubahan degenerasi hidropik pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

48

struktural histologis tikus infusa biji alpukat 640,8 mg/KgBB bukan akibat

perlakuan infusa biji alpukat, karena kejadian degenerasi hidropik bersifat

reversibel.

Tabel IV. Hasil Perhitungan Histopatologis Ginjal Tikus Betina

Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Infusa Biji P.

americana Mill. Pada Uji Revesibilitas 14 hari

Dosis Perubahan struktural pada organ ginjal (n=2)

DH NI

Kontrol Aquadest 14285,7

mg/kgBB

1

(50%) -

IBA202,24 mg/kgBB - -

IBA 360 mg/kgBB - -

IBA 640,8 mg/kgBB - -

IBA 1140,6 mg/kgBB 1

(50%)

Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat

DH = Degenerasi Hidropik

NI = Nefritis Interstitialis

Tabel IV dapat dilihat bahwa paada saat uji reversibilitas terjadi

perubahan degenerasi hidropik pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

infusa biji alpukat 1140,6 mg/KgBB. Degenerasi hidropik yang terjadi pada infusa

biji alpukat 1140,6 mg/KgBB bukan karena perlakuan karena pada kelompok

kontrol degenerasi hidropik juga terjadi. Oleh karena itu, sifat efek toksik infusa

biji alpukat tidak dapat ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

49

Gambar 10. Fotomikroskopik ginjal tikus betina reversibilitas kelompok

kontrol aquadst 14285,7 mg/kgBB mengalami perubahan

histopatologis degenerasi hidropik (perbesaran 400x pewarna

H-E)

F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.)

terhadap Perubahan Berat BadanTikus Jantan dan Betina

Data berat badan pada penelitian ini dijadikan data pendukung.

Perubahan berat badan hewan uji berkaitan erat dengan kondisi fisik hewan

tersebut. Penimbangan berat badan ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan

hewan uji dan untuk menyesuaikan pemberian infusa biji P. americana Mill.

Perubahan tersebut dapat meningkat dan dapat menurun tergantung kecukupan

gizi yang terkandung dalam pakan. Pengukuran berat badan tikus dapat

mempengaruhi volume pemberian infusa biji P. americana Mill. yang diberikan

selama perlakuan.

Perubahan berat badan dapat digunakan sebagai salah satu pertanda atau

penampakan umum suatu kondisi fisik tikus. Hal ini bisa terjadi karena hewan uji

mengalami perumbuhan, yaitu dengan bertambah ukuran tubuh akibat

berkembangnya sel yang salah satunya ditandai dengan kenaikan berat badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

50

(Hertarinda, 2013). Perubahan berat badan dapat disebabkan karena jumlah

asupan makan yang dikonsumsi atau bisa juga disebabkan adanya suatu penyakit.

Adanya suatu penyakit dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan yang

berdampak penurunan berat badan karena konsumsi makanan yang tidak cukup.

Data berat badan yang diuji dengan analisis General Linear Model (metode

Multivariate).

Purata data berat badan hewan uji jantan maupun betina (Tabel V dan

Tabel VI) menunjukkan adanya kenaikan berat badan hewan uji pada kelompok

kontrol aquadest maupun kelompok perlakuan infusa biji P. americana Mill. Data

yang diperoleh lalu di analisis menggunkan uji General Linear Model (metode

Multivariate) terhadap perubahan berat badan hewan uji tikus jantan (Tabel V)

yang dibandingkan mulai dari hari ke-0 sampai hari ke-28 menunjukkan hasil

yang berbeda bermakna antara kelompok kontrol aquadest dan perlakuan infusa

biji P. americana Mill. (p<0,05) (lampiran9). Pada tikus betina perubahan berat

badan (Tabel VI) menunjukkan hasil berbeda bermakna antara kelompok kontrol

aquadest dengan kelompok perlakuan infusa biji P. americana Mill. (p<0,05)

(Lampiran 10). Hasil data tersebut artinya, ada perubahan berat badan pada hewan

uji, namun perubahan berat badan ini disebabkan oleh proses pertumbuhan dari

hewan uji tikus itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

51

Tabel V. Purata Berat Badan ± SE Tikus Jantan Akibat PemberianInfusa

Biji P. americana Mill. selama 28 hari

Kel. Dosis Purata Berat Badan ±SE (g)

0 7 14 21 28

I

Kontrol

Aquadest

14285,7

mg/kgBB

178,8+7,6 185+12,0 193,4+16,9 220,2+11,1 239+9,3

II

IBA

202,24

mg/kgBB

199,8+9,6 202,8+12,1 210,8+14,6 238,4+12,1 262,2+12,1

III

IBA 360

mg/kgBB

154,8+1,8 195+7,1 228,8+5,1 255+11,6 271,4+9,0

IV

IBA

640,8

mg/kgBB

198,6+12,2 214,2+8,8 220,6+10,5 242,4+9,0 259+10,3

V

IBA

1140,6

mg/kgBB

192,8+13,8 192,2+8,2 193,2+6,6 216,6+6,1 221,6+20,2

Keterangan :

IBA = Infusa Biji Alpukat

SE = Standar Error of Mean

Dosis I = Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis II = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis III = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis IV = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis V = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 1140,6 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

52

Tabel VI. Purata Berat Badan ± SE Tikus Betina Akibat Pemberian

Infusa Biji P. americana Mill. selama 28 hari

Kel. Dosis Purata Berat Badan ±SE (g)

0 7 14 21 28

I

Kontrol

Aquadest

14285,7

mg/kgBB

173,2+6,8 186,4+15,6 173+7,7 184,4+8,1 199+7,5

II IBA 202,24

mg/kgBB 153,4+11,1 141,4+5,0 148+6,3 159,4+5,5 173,6+5,9

III IBA 360

mg/kgBB 171,2+8,8 157,4+11,4 161,2+12,2 174,8+11,0 188,4+11,3

IV IBA 640,8

mg/kgBB 157,20+5,99 158,8+3,2 169,8+6,3 162,6+3,1 167,8+5,0

V IBA 1140,6

mg/kgBB 150,80+4,3 151,8+7,5 144,4+11,3 157,8+9,8 170+7,5

Keterangan :

IBA = Infusa Biji Alpukat

SE = Standar Error of Mean

Dosis I = Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis II = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis III = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis IV = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis V = Perlakuan infusa biji P. americana Mill. 1140,6 mg/kgBB

Gambar 11 dan 12 merupakan grafik dari perubahan berat badan tikus

jantan dan betina, dapat dilihat dari grafik bahwa semua kelompok perlakuan

mempunyai profil yang sama, yaitu adanya kenaikan berat badan dari hewan uji.

Hal ini berarti seiring dengan bertambahnya waktu dan masa pertumbuhaan

hewan uji maka akan disertai dengan peningkatan berat badan. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa infusa biji alpukat tidak mempengaruhi berat badan

tikus jantan maupun tikus betina namun peningkatan yang dialami oleh hewan uji

lebih dipengaruhi oleh proses pertumbuhan dari tikus jantan maupun tikus betina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

53

karena seiring bertambahnya waktu dari hari ke-0 sampai hari ke-28 dan

meningkatnya usia terjadi peningkatan asupan pakan.

Gambar 11. Rerata perubahan berat badan tikus jantan selama

pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari

Gambar 12. Rerata perubahan berat badan tikus betina selama

pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari

0

50

100

150

200

250

300

Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28

Ber

at B

adan

(g)

Kontrol

Dosis I

Dosis II

Dosis III

Dosis IV

0

50

100

150

200

250

300

Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28

Ber

at B

adan

(g)

Kontrol

Dosis I

Dosis II

Dosis III

Dosis IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

54

G. Asupan Pakan Tikus Akibat Pemberian

Infusa Biji P. americana Mill.

Pada penelitian ini, data asupan pakan dijadikan sebagai data pendukung

untuk memastikan apakah perubahan berat badan yang terjadi pada hewan uji

merupakan akibat dari pemberian biji P. americana Mill. atau merupakan proses

alami yang terjadi pada hewan uji yang mengalami pertumbuhan usia sehingga

meningkatnya asupan pakan.

Pakan yang digunakan untuk hewan uji, yaitu AD2 sejumlah 30 g setiap

hari. Jumlah pakan yang dimakan tikus pada hari pertama akan dihitung dengan

mengurangkan jumlah pakan yang masih ada paa hari kedua dengan jumlah pakan

yang diberikan di hari pertama. Grafik asupan pakan untuk tikus jantan dan betina

(Gambar 13 dan Gambar 14) setiap kelompok perlakuan peringkat dosis

menunjukkan pola makan yang mirip dengan kelompok kontrol, sehingga dapat

dikatakan bahwa pemberian infusa biji P. americana Mill. tidak mempengaruhi

pola makan hewan uji. Perubahan berat badan yang terjadi pada hewan uji

disebabkan oleh proses pertumbuhan dari hewan uji ini sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

55

Gambar 13. Asupan pakan tikus jantan selama perlakuan

Keterangan: Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis1 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis 2 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis 3 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis 4 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 1140,6 mg/kgBB

Gambar 14. Asupan pakan tikus betina selama perlakuan

Keterangan: Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis1 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis 2 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis 3 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis 4 = perlakuan infusa biji P. americanaMill. 1140,6 mg/kgBB

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728

Mak

an (

g)

Hari

Kontrol

Dosis 1

Dosis 2

Dosis 3

Dosis 4

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728

Pak

an (

g)

Hari

Kontrol

Dosis 1

Dosis 2

Dosis 3

Dosis 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

56

H. Asupan Minum Tikus Akibat Pemberian

Biji Alpukat (P. americana Mill.)

Data asupan minum juga dijadikan sebagai data pendukung penelitian

ini. Hewan uji diberikan minuman yang sama reverse osmosis 100 ml setiap

harinya. Volume yang tersisa pada hari kedua diukur dan akan dikurangi dengan

volume yang diberikan pada hari pertama. Asupan minum yang dikonsumsi oleh

tikus jantan maupun betina dihitung setiap hari dan dibuat grafik agar dapat

mengetahui pola asupan minum hewan uji. Pada gambar 15 dan 16 dapat dilihat

bahwa pemberian infusa biji P. americana Mill. tidak mempengaruhi pola minum

hewan uji. Dilihat dari grafik untuk tikus jantan dan betina setiap kelompok

perlakuan tiap dosis menunjukkan pola minum yang mirip dengan kelompok

kontrol aquadest.

Gambar 15. Asupan minum tikus jantan selama perlakuan

Keterangan: Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis1 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis 2 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis 3 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis 4 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 1140,6 mg/kgB

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728

Min

um

(m

l)

Hari

Kontrol

Dosis 1

Dosis 2

Dosis 3

Dosis 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

57

Gambar 16. Asupan minum tikus betina selama perlakuan

Keterangan: Kontrol aquadest dosis 14285 mg/kgBB

Dosis1 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kgBB

Dosis 2 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kgBB

Dosis 3 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kgBB

Dosis 4 = perlakuan infusa biji P. americana Mill. 1140,6 mg/kgBB

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728

Min

um

(m

l)

Hari

Kontrol

Dosis 1

Dosis 2

Dosis 3

Dosis 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) yang diberikan selama 28 hari

dengan dosis 202,24 mg/kgBB; 360 mg/kgBB; 640,8 mg/kgBB; 1140,6

mg/kgBB tidak menyebabkan perubahan wujud struktural terhadap ginjal

tikus Sprague Dawley

2. Tidak dapat ditentukan sifat efek toksik akibat pemberian infusa subakut biji

P. americana Mill. pada organ ginjal tikus Sprague Dawley.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis mengenai toksisitas infusa biji P.

amaricana Mill. dalam jangka waktu yang lebih lama dari 28 hari, yakni 90

hari untuk melihat efek toksik yang ditimbulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

59

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, L., 2010, Macam Buah-Buahan untuk Kesehatan, Alfabeta, Bandung,

hal. 33.

Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, A.M., Wudil H., Abubakar, S.A., dan

Mohamed, 2012, Effects of aqueous avocado pear (Persea americana) seed

extract on alloxan induced diabetes rats, Greener Journal of

MedicalSciences, 2 (1), 5-11.

Anaka, O.N., Ozolua, R. I., Okpo, S.O., 2009, Effect of the Aqueous Seed Extract

of Persea americana Mill. (Lauraceae) on the Blood Pressure of Sprague-

Dawley Rats, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3(10), 485-

487.

Anggraeni, A.D., 2006, Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea

americana Mill.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang diberi

beban glukosa, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponogoro, Semarang.

Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agomuo,E., Adindu, E., Odika, P., Lele,K.C.,

Egejuru, L., Anudike,J., 2012, Chemical Composition of Persea americana

Leaf, Fruit and Seed, IJRRAS 11(2), 347.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010, Acuan Sediaan

Herbal, 5 (1), Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia,

hal. 6.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2014, Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik

Secara In Vivo, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,

Jakarta, pp. 39-43.

Derelanko, M.J., and Hollinger, M.A., 2002, Handbook of Toxicology, 2th

Ed.,

CRC Press LLC, USA, pp. 456-464.

DerMarderosian, A. danBeutler,J., 2002, The review of natural products: the most

complete source of natural product information, 2th

Ed., Lippincott,pp. 63-

64.

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Donatus, I. A., 2001, Toksikologi Dasar, Universitas Gadjah Mada Press,

Yogyakarta, pp. 141,142.

Gad, S. C., 2002, Drug Safety Evaluation, John Wiley and Sous Inc., New York,

pp. 237, 238, 240.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

60

Gunin, A., 2000, Histology Images: Urinary System,

http://www.histol.chuvashia.com/atlas-en/urinary-01-en.htm,

diakses tanggal 12 Januari 2015.

Guyton, A.C., dan Hall,J.E., 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 324-326.

Haryanto, S., 2009, Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia, Palmall, Yogyakarta,

pp. 25-26.

Hertarinda, 2013, Uji Toksisitas Subkronis Infusa Daun Sirih Merah (Piper

crocatum Ruiz &Pav.) PadaTikus: Studi Terhadap Gambaran Mikroskopis

Ginjal Dan Kadar Kreatinin, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Hodgson, E., 2010, A textbook of Modern Toxicology, Fourth Edition, John

Wiley&Sons,Inc, Canada,pp. 292- 294.

Huether, R.N., dan McCance, R.N., 2008, Understanding Pathophysiology, 4th

ed., Mosby Inc., USA, pp. 774-784.

Idris,S., Ndukwe,G.I., Gimba,C.E.,2009, Preliminary Phytochemical Screening

and Antimicrobial Activity of Seed Extracts of Perseaamerica(Avocado

Pear), Journal of Pure and Applied Science, 2(1), 173-176.

Kumar, V., Abbas, A.K., dan Fausto, N., 2010, Pathologic Basis of Disease, 7th

ed., diterjemahkan oleh Brahm, U., EGC, Jakarta, hal. 976-1042.

Kopacova, M., 2012, Hepatorenal syndrome, World Journal of Gastroenterology,

18(36): 4978-4982

Laboratorium Amerind Bio-Clinic, 2010, Uji Fungsi Ginjal,

http://www.abclab.co.id/?p=944, diaskes tanggal 7 Januari 2015

Leeson, C.R., 1996, Buku Ajar Histologis, diterjemahkan oleh Tambayong, J.,

Edisi 5, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.561.

Lim, T.K., 2012, Edible Medical and Non-Medical Plants, Books 3, Spingers

Dordrecht Heidelbergh, London, New York, pp.79-81.

Malangngi, L., Meiske, S., Jessy, J., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan Uji

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill),

Jurnal MIPA UNSRAT, 1 (1), 5-10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

61

McPhee, S.J. dan Ganong, W.F., 2010, Patophysiology of Disease: An

Introduction to Clinical Medicine, 5th ed., diterjemahkan oleh Brahm

U.,EGC, Jakarta, pp. 493-501.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1992, Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 761/Menkes/SK/IX/1992 Tentang Pedoman

Fitofarmaka, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Nwaoguikpe, R. D. danBraide, W., 2011, The effect of aqueous seed extract of

persea americana (avocado pear) on serum lipid and cholesterol levels in

rabbits, African Journal of Pharmacy and Pharmacology Research, 1(2),

23-29.

Owolabi, M.A., Jaja, S.I., Coker, H. A., 2005, Vasorelaxant action of aqueous

extract of the leaves of Persea americana on isolated thoracic rat aorta,

Fitoterapia, 76, 567–573.

Perazella, M.A., and Markowitz, G.S., 2010, Drug-Induced Acute Interstitial

Nephritis,http://www.nature.com/nrneph/journal/v6/n8/full/nrneph.2010.71.

html, diakses tanggal 15 Januari 2015.

Proseanet, 2012, Persea americana

http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?keywords=persea+americ

ana&do_search=Search+Now&pcategory=0, diaksest anggal 12 Desember

2014.

Robbins danCotran, 2007, Pathologic Basis of Disease, Edisi 7, ElseiverInc, New

York, USA, pp. 976-981.

Robbins, S. L., Cotran, R. S., Kumar, V., 2007, Jejas, Adaptasi, dan Kematian Sel

Dalam Buku Ajar Patologi I, vol 1, EGC, Jakarta, pp. 26.

Sherwood, L., 2006, Textbook of Human Physiology, 2th ed., EGC, Jakarta,

pp.454-458.

Silitonga, R. W. N., 2013, Efek Nefroprotektif Pemberian Jangka Panjang Ekstrak

Etanol Biji (Persea americana Mill.) Terhadap Kadar Kreatinin Dan

Gambaran Histologis Ginjal Pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

SIU School of Medicine, 2005, Histology Study Guide: Kidney and Urinary

Tract,http://www.siumed.edu/~dking2/crr/rnguide.html. Diakses pada

tanggal 19 Januari 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

62

Stine, K. B., dan Brown, T. M., 1996, Principles of Toxicology, Lewis Publisher,

CRC Press. Inc, USA, pp. 74-80.

Wahyuningsih, B., 2015, Uji Toksisitas Akut Infusa Biji Alpukat (Persea

americana Mill.) Pada Mencit Galur Swiss, Skripsi, Fakultas

Farmasi,Universitas Sanata Dharma.

Wati, C. D., 2015, Uji Toksisitas Subakut Infusa Biji Persea americana Mill.

Pada Tikus Galur Sprague Dawley Terhadap Kadar Blood Urea Nitrogen

Dan Kreatinin, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

World Agroforestry Centre, 2002, Botanic Nomenclature to Agroforestry trees:

Persea americana,

http://www.worldagroforestry.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.

asp?SpID=1274, Diakses tanggal 8 November 2014.

Yoseph, G. K., 2013, Efek Nefroprotektif Pemberian Jangka Panjang Infusa Biji

P. americana Mill. terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran Histopatologis

Ginjal Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

63

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Biji Alpukat

Lampiran 2. Foto Serbuk Biji Alpukat

Lampiran 3. Foto Infusa Biji Alpukat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

65

Lampiran 4. Foto Pembuatan Infusa Biji Alpukat (alat infundasi)

Lampiran 5. Foto Pembedahan Hewan Uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

66

Lampiran 6. Surat Pengesahan Determinasi Biji Alpukat (Persea americana

Mill.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

67

Lampiran 7. Surat Ethics Committee Approval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

68

Lampiran 8. Hasil Diagnosis Histopatologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

70

Lampiran 9. Analisis Statistika Perubahan Berat Badan Tikus Jantan

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

berat_badan_hari_ke0 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke7 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke14 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke21 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke28 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

71

Report

kelompok_perlakuan berat_badan_

hari_ke0

berat_badan_

hari_ke7

berat_badan_

hari_ke14

berat_badan_

hari_ke21

berat_badan_

hari_ke28

Infusabijialpu

kat 202,24

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 178,8000 185,0000 193,4000 220,2000 239,0000

Std. Deviation 17,09386 27,00926 37,82592 24,95396 20,97618

Std. Error of Mean 7,64461 12,07891 16,91626 11,15975 9,38083

Infusabijialpu

kat 360

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 199,8000 202,8000 210,8000 238,4000 262,2000

Std. Deviation 21,52208 27,09613 32,69098 27,07951 27,27086

Std. Error of Mean 9,62497 12,11776 14,61985 12,11033 12,19590

Infusabijialpu

kat 640

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 154,8000 195,0000 228,8000 255,0000 271,4000

Std. Deviation 4,14729 16,00000 11,47606 26,07681 20,28053

Std. Error of Mean 1,85472 7,15542 5,13225 11,66190 9,06973

Infusabijialpu

kat 1140,6

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 198,6000 214,2000 220,6000 242,4000 259,0000

Std. Deviation 27,29102 19,75348 23,61779 20,20643 23,24866

Std. Error of Mean 12,20492 8,83403 10,56220 9,03659 10,39711

KontrolAquad

est 14285,7

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 192,8000 192,2000 193,2000 216,6000 221,6000

Std. Deviation 31,05962 18,34939 14,78851 13,81304 45,21394

Std. Error of Mean 13,89028 8,20610 6,61362 6,17738 20,22029

Total N 25 25 25 25 25

Mean 184,9600 197,8400 209,3600 234,5200 250,6400

Std. Deviation 26,61841 22,61209 27,94471 25,53938 32,13627

Std. Error of Mean 5,32368 4,52242 5,58894 5,10788 6,42725

Between-Subjects Factors

Value Label N

kelompok_perlakuan 1 Infusabijialpukat 202,24 mg/kgBB 5

2 Infusabijialpukat 360 mg/kgBB 5

3 Infusabijialpukat 640 mg/kgBB 5

4 Infusabijialpukat 1140,6 mg/kgBB 5

5 KontrolAquadest 14285,7 mg/kgBB 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

72

Multivariate Testsc

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace ,993 464,086a 5,000 16,000 ,000

Wilks' Lambda ,007 464,086a 5,000 16,000 ,000

Hotelling's Trace 145,027 464,086a 5,000 16,000 ,000

Roy's Largest Root 145,027 464,086a 5,000 16,000 ,000

kelompok

_perlakua

n

Pillai's Trace 1,100 1,441 20,000 76,000 ,130

Wilks' Lambda ,169 1,915 20,000 54,016 ,030

Hotelling's Trace 3,461 2,509 20,000 58,000 ,003

Roy's Largest Root 3,041 11,557b 5,000 19,000 ,000

a. Exact statistic

b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.

c. Design: Intercept + kelompok_perlakuan

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

berat_badan_hari_ke0 3,680 4 20 ,021

berat_badan_hari_ke7 ,168 4 20 ,952

berat_badan_hari_ke14 ,795 4 20 ,542

berat_badan_hari_ke21 ,768 4 20 ,559

berat_badan_hari_ke28 1,474 4 20 ,247

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is

equal across groups.

a. Design: Intercept + kelompok_perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

73

Lampiran 10. Perhitungan Statistika Perubahan Berat Badan Tikus Betina

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

berat_badan_hari_ke0 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke7 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke14 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke21 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

berat_badan_hari_ke28 *

kelompok_perlakuan

25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

74

Report

kelompok_perlakuan berat_badan_

hari_ke0

berat_badan_

hari_ke7

berat_badan_

hari_ke14

berat_badan_

hari_ke21

berat_badan_

hari_ke28

Infusabijialpukat

202,24 mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 173,2000 186,4000 173,0000 184,4000 199,0000

Std. Deviation 15,20526 34,99000 17,27715 18,14663 16,95582

Std. Error of

Mean

6,80000 15,64800 7,72658 8,11542 7,58288

Infusabijialpukat

360 mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 153,4000 141,4000 148,0000 159,4000 173,6000

Std. Deviation 25,03597 11,32696 14,15980 12,48199 13,31540

Std. Error of

Mean

11,19643 5,06557 6,33246 5,58211 5,95483

Infusabijialpukat

640 mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 171,2000 157,4000 161,2000 174,8000 188,2000

Std. Deviation 19,79141 25,59883 27,28919 24,72246 25,38110

Std. Error of

Mean

8,85099 11,44814 12,20410 11,05622 11,35077

Infusabijialpukat

1140,6 mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 147,2000 158,8000 169,8000 162,6000 167,8000

Std. Deviation 13,40522 7,19027 14,30734 6,94982 11,25611

Std. Error of

Mean

5,99500 3,21559 6,39844 3,10805 5,03389

KontrolAquadest

14285,7

mg/kgBB

N 5 5 5 5 5

Mean 139,8000 151,8000 144,4000 157,8000 170,0000

Std. Deviation 9,73139 16,79881 25,44209 21,91347 16,88194

Std. Error of

Mean

4,35201 7,51266 11,37805 9,80000 7,54983

Total N 25 25 25 25 25

Mean 156,9600 159,1600 159,2800 167,8000 179,7200

Std. Deviation 20,85761 24,95109 22,02181 19,48290 20,07386

Std. Error of

Mean

4,17152 4,99022 4,40436 3,89658 4,01477

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

75

Between-Subjects Factors

Value Label N

kelompok_perlakuan 1 Infusabijialpukat 202,24 mg/kgBB 5

2 Infusabijialpukat 360 mg/kgBB 5

3 Infusabijialpukat 640 mg/kgBB 5

4 Infusabijialpukat 1140,6 mg/kgBB 5

5 KontrolAquadest 14285,7 mg/kgBB 5

Multivariate Testsc

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace ,997 1108,333a 5,000 16,000 ,000

Wilks' Lambda ,003 1108,333a 5,000 16,000 ,000

Hotelling's Trace 346,354 1108,333a 5,000 16,000 ,000

Roy's Largest Root 346,354 1108,333a 5,000 16,000 ,000

Kelompok Pillai's Trace 1,133 1,502 20,000 76,000 ,106

Wilks' Lambda ,206 1,649 20,000 54,016 ,074

Hotelling's Trace 2,387 1,731 20,000 58,000 ,054

Roy's Largest Root 1,676 6,369b 5,000 19,000 ,001

a. Exact statistic

b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.

c. Design: Intercept + Kelompok

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

berat_badan_hari_ke0 10,282 4 20 ,000

berat_badan_hari_ke7 2,865 4 20 ,050

berat_badan_hari_ke14 1,478 4 20 ,246

berat_badan_hari_ke21 1,490 4 20 ,243

berat_badan_hari_ke28 1,607 4 20 ,211

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is

equal across groups.

a. Design: Intercept + kelompok_perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPenulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

76

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “UJI TOKSISITAS SUB AKUT

INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.)

TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS GINJAL

TIKUS SPRAGUE DAWLEY” ini memiliki nama lengkap

Levina Apriyani. Penulis lahir di Cirebon pada tanggal

12 April 1993 sebagai anak keempat dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah TK Patra Jasa Pertamina (1998-

1998), SD Negeri 1 Eretan Wetan (1999-2005), SMP Negeri 1Kandanghaur

(2005-2008),SMA Negeri 1 Kandanghaur (2008-2011), kemudian tahun2011

penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama kuliah penulis aktif dalam beberapa kegiatan dan organisasi

antara lain sebagai anggota sie benzen dalam kepanitiaan TITRASI Universitas

Sanata Dharma (2012), panitia sie acara dalam Pharmacy Performance and Event

Cup Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2012), panitia sie acara dalam

Pharmacope Universitas Sanata Dharma (2013), pengurus Persekutuan

Mahasiswa Kristen “APOSTOLOS” sie doa dan pemerhati Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma (2012-2013), Bendahara BEMF Farmasi Universitas

Sanata Dharma (2012-2013), Wakil Gubernur Eksternal BEMF Farmasi

Universitas Sanata Dharma (2013-2014), dan sebagai anggota kelompok dalam

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang lolos

didanai oleh DIKTI (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI