PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER...

162
i PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh : DODDY INDRAWAN NIM : 991324033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

i

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

DODDY INDRAWAN NIM : 991324033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ii

SKRIPSI

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(Penelitian Tindakan Kelas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

iii

SKRIPSI

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (Penelitian Tindakan Kelas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

iv

MOTTO

Ilmu ini adalah kunci anda menuju hidup yang lebih baik, sahabat yang lebih banyak, sukses yang lebih besar,

kebahagiaan yang lebih besar Terapkanlah ilmu ini untuk anda dan keluarga anda SEKARANG

Hidup tidak membayar anda atas apa yang dapat anda lakukan. Hidup membayar anda atas apa yang anda lakukan (Les Biblin)

Kerja adalah cinta yang mengejawantah

dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta hanya dengan enggan

Maka lebih baik jika kau meninggalkannya, lalu mengambil tempat

di depan gapura candi dan meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)

Kegagalan adalah satu sukses yang tertunda,

jangan ragu, tetap pada arahmu keyakinan, pengharapan, teguh …….dalam tujuan.

(Kla : Hey)

Kebijakan adalah kebijaksanaan yang luar biasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

v

PERSEMBAHAN

Dan…saya bersyukur dan berterima kasih kepada

Allah SWT Malaikat dan Nabi Muhammad S.A.W

Dikaruniai kembali kesempatan yang indah.

Skripsi punika kula pisungsungaken kagem :

Ingkang kula tresnani bapak lan ibu

kangmas lan mbakyu ingkang Kinasih

Poro leluhur ing Ngayogjokarto Hadiningrat

Sekolah, Program Studi, jurusan, fakultas, universitas,

donya pendidikan, wargo masyarakat, sarto sederek-

sederek sedoyo ingkang maos tulisan punika.

Lan konco-konco sakabehe.

Amien…amien..yaa Robbal ‘Allamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

vi

Doddy Indrawan

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Doddy Indrawan

Nomor Mahasiswa : 99 1324 033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul (Penelitian Tindakan Kelas). beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 18 Januari 2008

Yang menyatakan

( …………………………..)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2008

Penulis

Doddy Indrawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

viii

ABSTRAK

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (Penelitian Tindakan Kelas)

Doddy Indrawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar sisiwa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan rancangan penelitian berupa siklus yang mencakup kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2007 di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta, dengan subjek siswa-siswi kelas XI IPS2 yang berjumlah 36 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja kelompok kooperatif dengan Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dapat mencapai indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan dengan penambahan kegiatan berupa tugas artikel atau kliping. Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 22,22 %. Setelah tindakan meningkat menjadi 12 siswa atau 33,33 % dari tingkat indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 30%. Pasitipasi yang diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan hanya 18 siswa atau 50% yang mempunyai partisipasi tinggi, setelah tindakan meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89% siswa, lebih tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 55%. Motivasai siswa mengalami peningkatan, melalui lembar pengamatan, sebelum tindakan hanya 15 siswa atau 41,67 % siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah secara bersama, setelah tindakan meningkat 19 siswa atau 52,78 % dari target indikator yang ditetapkan sebelumnya 50 %. Motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, sebelum tindakan hanya 17 siswa atau 47,22 % mempunyai motivasi cukup, setelah tindakan meningkat menjadi 31 siswa atau 86,11% siswa, lebih tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 65%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ix

ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD USING

THE TYPE OF LEARNING TOGETHER BASED ON GROUP PRESENTATION TO INCREASE THE LEARNING PARTICIPATION

AND MOTIVATION OF XIth GRADERS AT SOCIAL STUDIES DEPARTMENT OF “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU”

(A CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Doddy Indrawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research is aimed at increasing the learning participation and motivation of of XIth graders at social studies department of “SMA Pangudi Luhur Sedayu” by applying cooperative learning method using the type of learning together based on group presentation.

This is a Classroom Action Research (CAR) using a research design in the form of a cycle that includes Planning, Action, Observation, and Reflection. This research was conducted in August 2007 at “SMA Pangudi Luhur Sedayu”, Bantul. Yogyakarta, involving 36 students of XIth graders at social studies department as the subjects. The were collected through observation, questionnaires, and interviews.

The research result s show that cooperative group work using the type of learning together based on group presentation can fulfill the determined indicators with the additional activities including writing an article and making a newspaper clipping. Before the action, there were 8 students (22.22%) participating in the learning process by asking questions, expressing ideas, and paying attention to other students' opinions. After the action, the number increased to 12 students (33.33%) or higher than the determined indicator (30%). The student's participation that was measured using questionnaires increased from 18 students (50%) before the action to 32 students (88.89%) after the action. It is higher than the determined indicator (55%).

Through observation worksheet, it is shown that student's motivation increased from 1 5 students (41.67%) before the action to 19 students (52.78%) after the action who interacted and involved actively in the problem solving activities. It is higher than the determined indicator (50%). The student's motivation that was measured using questionnaires increase from 17 students (47,22%) to 31 students (86.11 %). It is higher that the determined indicator (65%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

x

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah

dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang

berjudul “PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING

TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU” dapat penulis

selesaikan dengan baik.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini, karena bantuan dari berbagai pihak,

baik dalam bentuk dorongan, saran, bimbingan, perhatian dan doa, sehingga

penulis mengucapkan terima kasaih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Program Studi pendididkan

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. E. Catur Rismiyati, S.Pd.M.A., selaku dosen Pembimbing I yang dengan

sabar membimbing serta memberi masukan dan dorongan kepada penulis

selama menyusun skripsi.

5. Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang

telah membantu dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi.

6. Drs. Markus Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur

Sedayu, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Drs. Agustinus Sahid selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Siswa/siswi kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah

meluangkan waktu untuk pene litian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xi

9. Sekretariat Program studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntasi

(Mbak Titin, Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah membantu berbagai macam

urusan dalam penelitian skripsi ini sampai selesai.

10. Kedua orang tuaku Bapak Soedarto dan Ibuku Asiati Achmad tersayang

(yang melahirkanku) tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas

semua perhatian, nasihat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan

setiap waktu sehingga aku bisa menye lesaikan studiku!! Terima Kasih, terima

kasih, sujud dan syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu sekalian ….

Amien…..!!!

11. My Brother Ari, My Old Sister Arum, Hetty Thanks for your pray and

kindness….. !!! (semoga menjadi amal ibadah untuk kalian semua).

12. Motor Astrea Star”ku yang selalu setia menemani dalam hari-hariku laju

diatas roda dimanapun dan kapanpun…..!!!.

13. JUVE Computer” yang telah membantu dalam rental computer dan

pengetikan (semoga usaha anda semakin sukses, semakin besar dan semakin

laris…..ris…. ris…..ris….!!!) Amien Thanks For All.

14. My Little Nokia “8250” yang selalu setia menemani dan melancarkan

komunikasiku dengan semua makhuk Tuhan yang paling sempurna. U

“Begitu Kecil Begitu Hebat”…..!!!

15. Keluarga Soenarto di Karangwaru Lor, Pak Narto lan Ibu Narto kula

ngaturaken Agenging panuwun saking semangat, dorongan, perhatian lan

donganipun. nuwun. nuwun. matur nuwun. Mugi gusti paring kanugrahan

dumateng Bapak lan Ibu. Anton “Bagyo” lan Nita “Ndut” Thanks For

All…..!!!

16. Adeeeeel, Anton “Bagyo”, den Damar lan Ruri, Dedy “Pak Lek”, sing wis

mlaku bareng-bareng susah lan seneng awake dewe kerep kumpul. Ayo

bebarengan ngranggeh kesuksesan…..!!!, Iswanto “Gendon”, Pak Dhe

Indra “Gendol” pokoke sip-sip……kobiis, Gunawan “gundul” Landung

“Simatupang” Kobis, Andri “Anak Hantu”, Edi “Tongseng” Thank’s you

is direwangi ngetik (sory rung iso mbales). Good luck For U All…..!!!thank’s

……!!!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xii

17. “My Lovely”……Thank’s for perhatian, semangat, dan doanya…….!!!

18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 7

C. Batasan Masalah ................................................................. 8

D. Rumusan Masalah ............................................................... 8

E. Definisi Operasional Tujuan Penelitian .............................. 8

F. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xiv

G. Manfaat Penelitian .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12

A. Tinjauan Teori ..................................................................... 12

1. Cooperative Learning .................................................. 12

2. Partisipasi ..................................................................... 22

3. Motivasi ....................................................................... 24

4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi ............ 29

5. Belajar .......................................................................... 30

6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar ........ 34

7. Hakikat Belajar Aktif .................................................. 35

8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar .......................................... 37

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................... 38

C. Kerangka Berpikir ............................................................... 39

D. Hipotesis Tindakan ............................................................ 41

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42

A. Jenis Peneiitian .................................................................... 42

B. Lokasi dan Waktu Penetitian .............................................. 42

C. Subyek dan Objek Penelitian .............................................. 43

D. Data Yang Dibutuhkan ........................................................ 43

E. Variabel ............................................................................... 43

F. Pengumpulan Data .............................................................. 45

G. Prosedur Penelitian ............................................................. 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 51

A. Hasil Penelitian ................................................................... 51

B. Pembahasan ......................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............. 59

A. Kesimpulan ......................................................................... 59

B. Keterbatasan ........................................................................ 60

C. Saran..................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis-jenis Interaksi Belajar Mengajar .......................................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1. Sebelum Tindakan Penelitian ........................................................ 4

Tabel III. 2. Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 45

Tabel III. 3. Indikator Keberhasilan ................................................................ 50

Tabel IV. 4. Kegiatan Pembelajaran ............................................................... 51

Tabel IV. 5. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan .......................................... 53

Tabel IV. 6. Partisipasi Siswa ......................................................................... 54

Tabel IV. 7. Motivasi Siswa ............................................................................ 55

Tabel IV. 8. Rangkuman Hasil Penelitian ....................................................... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner .................................................................................... 65

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ................................................................ 76

Lampiran 3. Perhitungan Manual .................................................................... 82

Lampiran 4. Lembar Pengamatan ................................................................... 86

Lampiran 5. RPP ............................................................................................. 91

Lampiran 6. Lembar Nilai Tugas .................................................................... 95

Lampiran 7. Tugas Kliping Siswa ................................................................... 96

Lampiran 8. Pedoman Wawancara Guru ........................................................ 131

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara siswa

dan guru. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan pengetahuan

dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat berjalan

dengan lancar bahkan dapat menimbulkan kebingungan bagi siswa, salah

pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar berhasilnya proses

belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk

kepentingan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar

mengajar dapat dicapai dengan baik, maka siswa yang mengikutinya juga

dituntut untuk kreatif.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, akan memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang

diselenggarakan secara formal disekolah dimaksudkan untuk mengarahkan

perubahan pada diri siswa secara terencana baik aspek pengetahuan,

ketrampilan maupun sikap.

Pembelajaran ilmu ekonomi dapat berlangsung efektif bilamana siswa

berpartisipasi aktif dengan obyek, peristiwa, situasi, dan kondisi kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

2

melalui sumber belajar. Pengetahuan ekonomi yang disajikan guru yang

tercantum dalam kurikulum tidak banyak berarti bilamana disajikan dalam

bentuk informasi atau dengan ceramah saja, tanpa mengetahui kondisi nyata.

Proses pembelajaran harus memberi kesempatan pada peserta didik

untuk mampu mengembangkan segenap potensinya secara optimal, seperti

yang dikemukakan oleh Ali (1987:13) bahwa:

"Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of' learning - pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar." Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.

Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu

pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif

daripada pembelajaran oleh guru. Strategi pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa

daaam tugas-tugas yang berstruktur disebut strategi pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Dalam strategi ini guru bertindak sebagai fasilitatur.

Mengamati keadaan yang terjadi dilapangan, khususnya yang terjadi

di SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam pembelajaran ilmu ekonomi disekolah

kemungkinan masih ada guru yang belum siap menerapkan strategi

pembela jaran kooperatif secara optimal dalam proses pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, walaupun siswa diberi

kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak memanfaatkan kesempatan

tersebut karena merasa kemungkinan siswa merasa bosan mendengarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

3

ceramah sehingga sebagian peserta didik tidak tertarik, kurang berpartisipasi

dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Sikap seperti ini dapat terlihat dari sikap siswa yang ketika guru

mengajar mereka merasa jenuh, mengantuk, bersikap pasif, bahkan ada puta

siswa yang ramai dengan teman kelas sehingga mengganggu proses

pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada

partisipasi dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi di SMA Pangudi Luhur

Sedayu, ada beberapa keprihatinan yang dihadapi guru di kelas, diantaranya

adalah partisipasi dan motivasi sebagian siswa di kelas rendah saat mengikuti

pelajaran di kelas khususnya pelajaran ekonomi. Pada saat pelajaran memulai

ekonomi sebagian besar siswa masih bersemangat dalam mengikuti pelajaran,

namun biasanya situasi seperti ini tidak berlangsung lama karena banyak

siswa yang mulai bosan karena metode yang digunakan dalam mengajar

kurang menarik bagi siswa yaitu ceramah. Ketiga guru sedang menerangkan

materi pelajaran terdapat sebagian murid yang sibuk dengan kegiatannya

sendiri, seperti ngobrol dengan teman sebelah, membaca buku bacaan lain,

dan corat-coret buku.

Kebanyakan dari siswa tidak mengikuti pelajaran ekonomi secara

aktif di kelas, hal ini terlihat melalui lembar pengamatan partisipasi siswa

yang mengajukan pertanyaa/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

pada saat mengikuti pelajaran rendah, yaitu sebanyak 8 siswa (22,22%) dari

36 siswa. Begitu pula dengan motivasi siswa yang saling berinteraksi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

4

teman dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah secara

bersama, saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa hanya sedikit yang

berinteraksi atau menanggapi, yaitu sebanyak 15 siswa (41,67%) dari 36

siswa. Sedangkan skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner

sebagian responden yaitu 18 siswa (50%) mempunyai partisipasi belajar

tinggi. (lihat perhitungan pada lampiran 3 halaman 82) skor motivasi siswa

yang diukur melalui kuesioner sebagian besar responden, yaitu 17 siswa

(47,22%), mempunyai motivasi belajar cukup (lihat perhitungan pada

lampiran 3 halaman 84).

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

No Indikator Rerata Kualitas A. Partisipasi Siswa

1 Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

22,22 %

2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner

50 %

B. Motivasi Siswa 1 Motivasi siswa yang berinteraksi dan mempunyai

niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok

41,67 %

2 Skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner

47,22 %

3 Tugas –

Menurut Gordon (1986: 76) rendahnya partisipasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran di kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor dari

siswa itu sendiri maupun dari guru. Dan pihak siswa, beberapa penyebab

yang mungkin terjadi adalah (1) bahwa siswa memang tidak menyukai

pelajaran tersebut, (2) siswa beranggapan bahwa materi pelajaran tersebut

kurang menarik dan dirasa tidak penting daripada mata pelajaran lain, dan (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

5

ada siswa yang mempunyai masalah pribadi, sehingga mempengaruhi

semangat beiajarnya.

Sedangkan dari pihak guru, faktor- faktor penyebabnya antara lain

adalah (1) metode mengajar yang digunakan guru kurang menarik, (2) guru

kurang tegas di kelas, (3) guru benar-benar kurang memahami apakah

sebelumnya para siswa telah mengerti apa yang dijelaskan.

Ada berbagai metode pengajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar, salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan

menggunakan model Cooperative Learning Tipe Learning Together. Sejak

tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan

kini telah berubah menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), yang menggunakan paradigma pembelajaran

konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran. Esensi dari teori konstruksi

adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan menstransformasikan suatu

informasi yang kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi

itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus

dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.

Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : (1)

menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi

kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3)

menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam

belajar (Sagala, 2005: 88) Tetapi dalam prakteknya, pendidikan kita masih

didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

6

yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar

didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta

yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan, kemudian ceramah rnenjadi pilihan utama strategi belajar

mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tebih memperlihatkan proses

transfer pengetahuan atau konsep-konsep dari guru kepada peserta didik. Bila

kegiatan belajar mengajar terasa sangat monoton, membosankan dan tidak

menarik. Hal ini tentu saja bisa berpengaruh terhadap partisipasi dan motivasi

belajar siswa. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar mengajar "baru"

yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar mengajar yang

tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang

mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis

Presentasi Kelompok merupakan strategi alternatif yang diharapkan dapat

membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, meningkatkan

kemampuan siswa bekerja sama dengan orang lain, meningkatkan partisipasi

dan motivasi belajar siswa. Tipe ini dipilih karena merupakan tipe yang

paling sederhana dari kelima model pembelajaran kooperatif, dan diyakini

cocok dengan situasi siswa yang cenderung untuk belajar lebih efisien dalam

kelompok atau belajar secara bersama-sama (cooperative). Selain itu, tipe

pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

7

sebagai salah satu sumber beiajar dan peran aktif dalam mengkonstruksi

pengetahuan secara individual dan sosial (Mchaelis & Rushdoony, 1987: 68).

Dan uraian latar betakang di atas, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan Cooperative

Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk

Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2

SMA Pangudi Luhur Sedayu".

B. Identifikasi Masatah

Berdasarkan uraian di atas, pada saat proses belajar mengajar di kelas,

guru sering kali mengalami hambatan dalam proses penyampaian bahan

pelajaran. Keprihatinan yang dialami guru tersebut bahwa dalam proses

pembelajaran dikelasnya terdapat sekumpulan masalah yang perlu diatasinya.

Guru melihat bahwa para siswanya seringkali tidak dapat berkonsentrasi

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari rendahnya partisipasi dan motivasi siswa dalam menanggapi pertanyaan-

pertanyaan atau dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Dari masalah-masalah yang dihadapi guru selama kegiatan belajar

mengajar di kelas, lalu dibuat beberapa rencana-rencana tindakan, dimana

tindakan yang akan dilakukan tersebut dapat membuat siswa untuk lebih

meningkatkan partisipasi dan motivasi belajarnya dalam kegiatan belajar

mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

8

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, tidak

semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada masalah-

masalah yang dapat segera diatasi oleh guru dengan serangkaian tindakan

yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan

partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.

D. Rumusan Masaiah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari penelitian tindakan ini

dapat ditarik rumusan masalah : Bagaimana metode penerapan Cooperative

Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dalam

meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA

Pangudi Luhur Sedayu ?.

E. Definisi Operasional

1. Cooperative Learning

Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang berisi

serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian

rupa pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi

terstruktur antara siswa dalam group yang bersifat sosiai dan masing-

masing bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

9

2. Tipe Learning Together

Tipe Learning Together adalah salah satu tipe dalam pembelajaran,

kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru melakukan presentasi bahan pelajaran

b. Siswa dalam kelompok heterogen (tediri dari 4-5 siswa)

mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok.

c. Siswa secara individual mengerjakan kuis. Guru menilai hasil kerja

individual.

3. Partisipasi Belajar

Partisipasi merupakan unsur keikutsertaan siswa, baik secara fisik,

mental, maupun emosional dan unsur dorongan untuk bertanggung jawab

dalam rangka mewujudkan tujuan bersama.

4. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan memperkuat

tingkah laku pada kegiatan belajar.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang

ing- in dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dan

motivasi beiajar siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui

Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

10

G. Manfaat Penetitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan oleh guru untuk lebih

meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan semakin terbiasa melakukan

penelitian tindakan, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan

motivasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif untuk mempermudah mereka dalam memahami materi dan

meningkatkan partisipasi serta motivasi belajarnya.

3. Bagi Peneliti / Penulis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan

tentang pengelolaan kelas yang lebih balk sehingga berrnanfaat

membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan untuk memberikan dukungan pada guru dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar menggunakan penerapan pendekatan

pembelajaran yang inovatif, khususnya pendekatan pembelajaran

Cooperative Learning sebagai salah satu cara memecahkan masalah

pembelajaran yang terkait dengan partisipasi dan motivasi yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

11

5. Bagi Bidang Keilmuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan pendekatan

pembeiajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

6. Bagi Universitas

Hasii penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian

selanjutnya dan dapat digunakan untuk referensi dalam pengembangan

pengetahuan tentang penelitian tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

(Lie, 2002: 12) Sistem pengajaran yang memberi kesempatan

kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran

gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru

bertindak sebagai fasilitator.

Pendekatan kooperatif (Cooperative Learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1992 dalam Purnomo dkk, 2007: 37). Dengan pendekatan ini, diharapkan pembelajar semakin aktif

dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,

pengetahuan, dan ketrampilan dengan bekerjasama dengan pembelajar

lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan

belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk

menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan

sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

13

Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian

kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model

Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih efektif. (Lie, 2002 : 28) Slavin

mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat

heterogen. Sedangkan Robert J. Stahl, mengatakan bahwa model

pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian

dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal

dalam belajar (Solihatin dan Raharjo, 2007: 4). Atau seperti yang

dikemukakan oleh Kagan (1994: 8). Cooperative Learning merupakan

suatu model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas

pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga

pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi

terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-

masing pelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang

mereka jalani. Selain itu, (Nurhadi 2004: 112) menjela skan

cooperative learning sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam

memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

14

dan keterampilan dengan bekerjasama dengan siswa lainnya. Mereka

akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap

anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas

atau latihan.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dikatakan

bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative

learning, pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara

bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip

kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar, baik yang

sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Untuk itu, suasana belajar

yang berlangsung dalam interaksi dengan sikap saling percaya,

terbuka, dan rileks di antara anggota kelompok sangat penting karena

memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan

memberikan masukan di antara mereka untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang ingin

dikembangkan dalam pembelajaran (Solihatin dan Raharjo, 2007: 6).

b. Metode Cooperative Learning

Slavin (1995: 71 – 144) atau Slavin dalam Lorin W. Anderson,

(1995: 140 – 141) memperkenalkan empat metode pembelajaran

kooperatif sebagai berikut :

1) Student Team Learning

Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan

dan dipelajari di Universitas John Hopkins. Semua metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

15

pembelajaran kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar

bekerja sama dan bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka.

Tiga konsep inti dari metode Student Team Learning adalah

”hadiah tim” (team rewards), ”akuntabilitas individu (individual

accountability), dan ”peluang bersama untuk berhasil” (equal

opportunity for succes). Pada prinsipnya ada empat metode Student

Team Learning yang secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu :

a) Student Team Achievement Division (STAD) :

Student Team Achievement Division (STAD) diawali dengan

presentasi oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan kerja

kelompok. Para siswa dikelompokkan menurut jenis kelamin,

etnis atau menurut tingkat kemampuan (Kagan, 1994 dalam

Purnomo dkk, 2007: 37). Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5

orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang

berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang.

Setelah semua kelompok selesai bekerja, pengajar memberi

kunci jawaban soal dan meminta mereka memeriksa hasil kerja.

Kemudian pengajar mengadakan kuis.

b) Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) merupakan metode

pembelajaran cooperative learning pertama yang diterapkan di

John Hopkins University. Hampir sama dengan STAD, ada

presentasi materi pembelajaran dari guru, tidak ada kuis tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

16

hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti

cerdas cermat. Siswa dapat berkompetisi sebagaimana dalam

sebuah turnamen untuk mengumpulkan poin. Skor tim secara

keseluruhan ditentukan oleh presentasi kelompok.

c) Team Assisted Individuaization (TAI)

Hampir sama dengan STAD dan TGT, tetapi dalam TAI ada

kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan

pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi tiap

anggota tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota ini bisa

mengecek pekerjaan teman dan membantu teman yang

mengalami kesulitan atau masalah. Saat ujian masing-masing

anggota tim bekerja tanpa dibantu oleh anggota tim lainnya.

Hasil kerja tim, hasil tes akhir, point ekstra dan tugas-tugas

rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor

tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain khusus untuk

pengajaran matematika bagi siswa kelas tiga sampai enam.

d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Metode Student Team Learning yang terbaru adalah program

komprehensif yang digunakan dalam pembelajaran membaca

dan menulis pad tingkat sekolah dasar yang disebut

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Dalam CIRC, siswa dalam kelompok homogen atau heterogen

yang terdiri dari tiga sampai enam orang, belajar membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

17

ceritera, membuat rangkuman atas ceritera, menulis tanggapan-

tanggapan tentang ceritera, praktek spelling, decoding dan

vocabulary. Siswa bekerja secara total dalam tim untuk

menemukan ide-ide utama dan keterampilan pemahaman

lainnya. Kuis dilakukan setelah semua anggota tim merasa siap.

2) Tipe Jigsaw

Jigsaw didesain oleh Elliot dan rekan-rekannya. Slavin kemudian

memodifikasi metode ini dan menerapkannya di John Hopkins

University yang disebut Jigsaw II. Dalam metode Jigsaw siswa

dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima sampai enam

orang, masing-masing anggota tim mempelajari satu bagian materi

pelajaran. Anggota tim dari masing-masing tim kembali ke

kelompoknya untuk menjelaskan bagian itu kepada semua anggota

kelompok kemudian guru mengadakan kuis.

3) Learning Together

Para peneliti di Universitas Minnestosa mengembangkan learning

together ini yang merupakan salah satu model dari cooperative

learning. Pengajar melakukan presentasi bahan pelajaran. Setelah

itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri dari empat sampai lima

orang mengerjakan satu lembar kerja. Pengajar menilai hasil kerja

kelompok. Pelajar kemudian secara ind ividual mengerjakan kusi

yang dinilai oleh pengajar sebagai hasil kerja individual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

18

4) Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan

kemudian menjelaskan materi itu kepada semua pelajar di kelas.

Pelajar diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk

menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok

mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan

bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada

seluruh kelas.

c. Unsur-Unsur Cooperatiev Learning

Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2002), ada lima

unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

1) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap

anggotanya. Kerjasama dan usaha setiap anggota turut

mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro

(Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini

dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan,

(b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling

ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan

peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.

2) Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika

tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

19

pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi

kelompoknya.

3) Tatap muka

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para

pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada

hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini

sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari

sesamanya. Sinergi tidak bisa didapatkan begitu saja dalam

sekejap, tapi merupakan proses kelompok yang cukup panjang.

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling

mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka

dan interaksi pribadi.

4) Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan

berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

20

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan

kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka

aga selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini

tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan

bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali

pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative

Learning.

d. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Slevin dan Stahl dalam (Solihatin dan Raharjo, 2007:

10-12), langkah- langkah pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

secara operasional sebagai berikut :

1) Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada

langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai

dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang

diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama

berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses

pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian

rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-

kelompok kecil. Artinya, bahwa materi dan tugas-tugas itu hádala

untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

21

kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok

berjalan baik dan efektif, maka pada tahap ini perlu dijelaskan

tujuan dan sikap serta keterampilan social yang ingin dicapai dan

diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak

perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang

harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Langkah kedua, merancang lembar observasi yang akan digunakan

untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-

kelompok kecil. Pada tahap ini, dalam menyampaikan materi, guru

tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena

pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam

kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan

tujuan siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai

tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam

kelompok kecil, guru mulai melakukan monitoring dan

mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar

observasi yang telah dirancang sebelumnya.

3) Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama

melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan

membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik

dalam memahami materi, sikap dan perilaku siswa selama kegiatan

belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun

merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan pada tahap ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

22

4) Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-

masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil

kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai

moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan

mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau

hasil kerja yang telah ditampilkannya. Setelah kegiatan presentasi

berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri

terhadap proses pembelajaran, dengan tujuan untuk melihat dan

sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau sikap

serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.

2. Partisipasi

George R. Terry (1986: 68) mengemukakan pendapatnya tentang

partisipasi, sebagai berikut :

Partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih-sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan terdapat dan orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut. Dari pengertian yang diberikan oleh Terry, dapat disimpulkan

bahwa partisipasi mencakup unsur keikutsertaan seseorang baik secara

fisik, mental, maupun emosional dan unsur dorongan untuk bertanggung

jawab dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Partisipasi didasarkan

atas prinsip psikologis yang menyatakan bahwa orang lebih termotivasi

kearah tujuan, dan orang tersebut ikut membantu menetapkannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

23

dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan oleh pihak lain. Di samping

itu orang akan lebih menaruh perhatiannya dalam keputusan-keputusan

pemecahan-pemecahan problem dan orang tersebut ikut terlibat dalam

menetapkan keputusannya.

Riset tentang partisipasi diungkapkan oleh Terry (1986: 69) bahwa

pembuatan keputusan partisipasi akan menguntungkan apabila:

a. Keputusan tersebut tidak bersifat rutin dan tidak perlu diambil dalam

jangka pendek;

b. Keterangan yang diperlukan dalam membuat keputusan tersebut tidak

ditangani oleh satu orang, dan memberi kesan bahwa aktivitasnya halal

dan berguna;

c. partisipasi harus mempunyai kebutuhan akan pemikiran dan tindakan

secara independen.

Sehubungan dengan proses pembelajaran ekonomi di kelas, karena

partisipasi siswa sangat dibutuhkan, karena partisipasi siswa mempunyai

peranan yang cukup penting dalam belajar mengajar. Bagaimanapun cara

guru mengajar apabila tidak ada partisipasi dari siswa proses belajar

mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.

Siswa yang memiliki partisipasi belajar tinggi mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut (Priwestiari, 2007: 53) :

a. Siswa antusias dalam belajar

b. Siswa menanggapi positif dorongan guru atau teman

c. Siswa menanggapi penjelasan guru

d. Siswa memperhatikan pendapat siswa lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

24

e. Siswa aktif bertanya

f. Siswa aktif mengemukakan ide / pendapat / gagasan

g. Siswa aktif mengerjakan soal latihan

h. Siswa memperhatikan pelajaran

i. Siswa tidak menganggu temannya

j. Siswa yang tidak ribut.

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada

alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah

satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Wuryani, 1986: 143).

Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang

menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang

mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Thomas L

Good dan Jere B Brophy (1986) yang dikutip dalam buku motivasi

dalam belajar mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak,

pengarah dan memperkuat tingkah laku (Prayitno, 1989: 10).

Menurut Purwanto (1984: 70) pada umumnya suatu motivasi

atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam

organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan

(goal) atau perangsang (incentive). Motivasi tidak lepas dari adanya

rangsangan. Rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atau hukuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

25

yang diberikan oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang

telah dimiliki oleh siswa. Kebiasaan bekerja yang baik dapat

memperkuat motivasi, seperti kebiasaan menyelesaikan tugas atau

pekerjaan sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu (Prayitno,

1989 : 9).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya

mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu,

guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik dari

siswa.

b. Tipe-tipe Motivasi

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak yang

disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.

Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari

lingkungan. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi

dan pengarah tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya

dari luar. Individu yang melakukan kegiatannya didorong oleh

motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan

yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989: 10-11).

Grage dan Berline (1988) dalam Prayitno (1989: 11) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitasnya yang tinggi dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

26

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu

dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

belajar (Winkel, 1984: 27). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan

perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada di dalam diri siswa

untuk belajar, dinamakan demikian karena tujuan utama individu

melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di

luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989: 14).

Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling

menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat

membangkitkan motivasi intrinsik disamping itu perlu diingat pula

bahwa motivasi ekstrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik.

Motivasi intrinsik yang pada mulanya sudah ada tetapi kalau sering

diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun (Prayitno,

1989: 15).

c. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada

kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.

Dikatakan ”keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang

bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

27

merupakan faktor psikis, yang bersifat non intelektual. Peranannya

yang khas adalah dalam hal gairah / semangat belajar; siswa yang

bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan

kegiatan belajar (Winkel, 1984 : 27)

d. Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun

seringkali mengalami kegagalan tetapi justru akan tetap dapat

meningkatkan motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996: 88) :

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus

menerus dalam waktu lama.

2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.

3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam

masalah belajar.

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.

8) Senang mencari dan memcahkan masalah.

e. Usaha Untuk Meningkatkan Motivasi

Usaha yang dapat dilakukan guru untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar siswanya adalah (Irawan, 1995: 28) ;

1) Setiap subyek yang diajarkan perlu dibuat menarik, setiap proses

belajar harus dibuat aktif, yaitu dengan mengajak siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

28

menemukan atau membuktikan sesuatu, dan sedapat mungkin

berguna.

2) Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja

keras.

3) Siswa harus tahu apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana

mereka harus mengetahi bahwa tujuan telah tercapai.

4) Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa

dalam hal kemampuan, latar belakangnyanya, dan sikap mereka

terhadap sekolah atau subyek tertentu.

5) Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu

kebutuhan fisiologis, rasa aman, diakui oleh kelompoknya, serta

penghargaan dengan jalan :

a) Memperhatikan kondisi fisik siswa.

b) Memberi rasa aman.

c) Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka

d) Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap

siswa pernah memperoleh kepuasaan dan penghargaan.

e) Membuat siswa ingin menerapkan apa yang telah dipelajari dan

ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara :

(1) menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orang-

orang yang disenangi dan dikaguminya di masyarakat.

(2) mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga

mereka merasa betah dan senang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

29

(3) menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan

baik dalam proses belajarnya.

4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi

Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam

pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses dan interaksi antara guru

dan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang

merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi,

edukatif adalah (Sumaatmaja, 1984: 71) :

a. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai (guna menjawab pertanyaan

”untuk apa?”)

b. Ada bahan yang menjadi proses (”dengan materi yang mana?”)

c. Ada pelajar yang aktif mengalami (”ditujukan pada siapa?”)

d. Ada guru yang melaksanakan (”diselenggarakan oleh siapa?”). Ada

metode tertentu untuk mencapai tujuan (”bagaimana caranya?”)

e. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional (”dalam

keadaan yang bagaimana?”)

Dengan diungkapkannya konsep interaksi edukatif tersebut di atas

menjadi jelas bahwa mengajar bukan merupakan peristiwa dan usaha yang

terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan

terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi

tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

30

5. Belajar

a. Pengertian Belajar

Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya

memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai

yang dapat menunjang perkembangannya.

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sesorang telah belajar (Winkel, 1987:35). Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara

tradisional belajar dianggap sebagai menambah pengetahuan, yang

diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer

ialah memandang belajar sebagai perubahan kelakuan, yaitu ”chane of

behavior”. Menurut Ernest R. Hilgard, dalam bukunya Nasution

(2003: 59) dinyatakan sebagai learning is the process, by which an

activity originates or is changed through training procedures (whether

in the laboratory on in the natural environment) as distinguished from

changes by factors not attributable to training.

Seorang pelajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan

sehingga kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang

sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Ia menghadapi situasi dengan

cara lain. Kelakuan harus kita pandang dalam arti yang luas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

31

meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat,

penghargaan, sikap dan lain- lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai

bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif,

afektif, maupun psikomotorik (Nasution, 2003: 59).

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Nasution,

2003: 72-80) adalah :

1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan

Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaran-mata

pelajaran yang lepas kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan

atas keseluruhan ini. Itu sebabnya maka orang berusaha untuk

mengadakan hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut

korelasi antara mata pelajaran, malahan dapat juga meniadakan

segala batas-batas antara mata pelajaran-mata pelajaran dengan

meng-intergrasi-kannya.

2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan

Sekolah hendaknya dijadikan bukan hanya tempat anak

mempelajari berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup

dan belajar hidup. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa yang

diperlukan anak bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian

dicegah adanya jurang yang sering terdapat antara sekolah dengan

kehidupan di luar sekolah untuk mencapai integrasi pribadi murid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

32

3) Anak yang belajar merupakan keseluruhan

Dengan ”insight” dimaksudkan suatu saat dalam proses belajar,

sewaktu seseorang melihat atau mendapat pengertian tentang seluk

beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur

dalam suatu situasi yang mengandung suatu problema atau

kepelikan.

4) Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasarkan pada

pengalaman. Pengalaman ialah suatu interaksi yakni aksi dan

reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani

pengaruh lingkungan. Jadi, ada aksi dari lingkungan terhadap

individu, akan tetapi sebaliknya individu bereaksi terhadap

pengaruh lingkungan itu.

5) Belajar ialah suatu proses perkembangan

Manusia ialah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang

menurut cara-cara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan segala

sesuatu yang kita kehendaki. Anak-anak baru dapat

mempelajarinya dan mencernakannya, bila ia telah matang untuk

bahan pelajarannya itu. Kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu

tidak hanya ditentukan oleh kematangan atau taraf pertumbuhan

batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni oleh

pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

33

6) Belajar ialah proses yang kontinu

Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan tinggal kelas. Anak

yang tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu ia

harus mengulangi bahan yang sama satu tahun. Kurikulum

hendaknya disusun sedemikian, sehingga tiap anak terus maju

sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Kontinuitas harus

pula ada dalam pela jaran sekolah rendah, menengah, dan tinggi.

Seperti anak maju dari kelas yang satu ke kelas berikutnya.

Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke

sekolah menengah dan seterusnya.

7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan

dan tujuan anak.

Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan dengan

apa yang diperlukan murid-murid dalam kehidupannya sehari-hari

atau apabila mereka tahu dan menerima tujuannya. Akan tetapi

dalam hubungannya dengan cita-cita anak itu, usaha itu

mengandung arti baginya. Ia memahami tujuan pelajaran itu, ia

yakin akan ada faedah bagi kehidupannya dan karena itu ia giat

belajar. Dikatakan bahwa anak itu didorong oleh motivasi yang

intrinsik, sebab ia ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam

pelajaran itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

34

6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar

Chaplin dalam Syah (1995:89) merumuskan belajar menjadi dua

rumusan yaitu pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku

yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua,

belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya

latihan khusus. Sedangkan Witherington dalam Purwanto, 1984 : 81

mendefinisikan belajar sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

Menurut WS. Winkel (1996) dalam bukunya Psikologi Pengajaran,

belajar adalah kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa

yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat

diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu.

Dalam pembelajaran ada beberapa faktor- faktor yang dapat

menghambat kegiatan belajar, diantaranya :

a. Faktor-faktor yang timbul dari diri sendiri, seperti misalnya : 1) tidak

mempunyai tujuan belajar yang jelas; 2) kurangnya minat terhadap

bahan pelajaran; 3) kesehatan yang sering terganggu; 4) kebiasaan

belajar dan; 5) kurangnya penguasaan bahasa.

b. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, seperti

misalnya: 1) cara memberikan pelajaran; 2) kurangnya bahan-bahan

bacaan; 3) kurangnya alat-alat dan; 4) bahan pelajaran yang tidak

sesuai dengan kemampuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

35

c. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, seperti

misalnya: 1) masalah kemampuan ekonomi; 2) masalah broken home;

3) bertamu dan menerima tamu; 4) kurangnya kontrol dari orang tua;

5) tidak dapat mengatur waktu dan; 6) tidak mempunyai teman untuk

belajar bersama.

7. Hakikat Belajar Aktif

Belajar dengan sendirinya dalam bentuk keaktifan siswa walaupun,

tentu saja dalam derajat yang berbeda-beda. Selanjutnya keaktifan siswa

itu dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam, seperti misalnya:

mendengarkan (ceramah), mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis

laporan, dan sebagainya. Keaktifan-keaktifan yang lain bahkan sulit

diamati, ialah menggunakan khazanah pengetahuan dalam memecahkan

masalah baru, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, menyusun

suatu rencana satuan pelajaran dan sebagainya. Akan tetapi semuanya itu

harus dapat dipulangkan kepada satu dalam kegiatan belajar mengajar

yang bersangkutan : asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian

pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap balikannya

dalam pembentukan nilai dan sikap.

Ciri-ciri dari proses belajar yang aktif di kelas menurut Sriyono,

dkk, (1992: 14-15) adalah situasi kelas merangsang siswa melakukan

kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali; guru tidak mendominasi

pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

36

siswa untuk memecahkan masalah; guru menyediakan dan mengusahakan

sumber belajar bagi siswa termasuk siswa sendiri menjadi sumber belajar

bagi temannya; kegiatan belajar siswa bervariasi (kegiatan klasikal,

kelompok dan individual); hubungan guru dan siswa bersifat interpersonal

bagaikan orang tua-anak, bukan pimpinan-bawahan; situasi kelas tidak

kaku terikat dengan suasana baku, tetapi sewaktu-waktu dapat diubah

sesuai dengan kebutuhan siswa, belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari

segi hasil yang dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi

proses belajar yang dilakukan siswa, adanya keberanian siswa mengajukan

pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang

diajukan kepada guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan

masalah belajar; guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari

benar atau salah, bahkan guru mendorong siswa agar selalu mengajukan

pendapatnya secara bebas.

Sriyono, dkk, (1992:80) menyarankan tindakan yang dapat

diusahakan guru agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang

sedang dipelajari, yaitu bahan pelajaran harus diatur sedemikian rupa

sehingga siswa mengenal bahan-bahan tersebut sebagai miliknya sendiri;

guru menyajikan bahan pelajaran sebagai sesuatu yang menarik; pelajaran

dihubungkan sebagai suatu totalitas, tidak terpisah-pisah; sedapat mungkin

guru memasukkan unsur lingkungan atau alam sekitar anak dalam

pelajaran; guru menyajikan pelajaran sesuai atau yang ada hubungannya

dengan keadaan batin siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

37

Yamamoto meninjau cara belajar aktif ini dari segi intensi. Kedua

belah pihak yang terlibat dalam proses belajar-mengajar yaitu siswa dan

pengajar. Tidak perlu ditekankan lagi bahwa proses belajar-mengajar yang

optimal merupakan proses dua arah antara siswa dan guru dalam pelajaran;

Gambar 1

Gambar jenis-jenis antar-aksi belajar mengajar D D

M1 M4 M1 M2 M3 M4 M2

Ada balikan bagi guru, Interaksi optimal antara guru, siswa, siswa saling belajar siswa, dan antara siswa dengan satu sama lain. Siswa D D

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 Komunikasi satu arah Ada baliklan bagi guru tidak ada interaksi antar siswa

8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar

Menurut Mc.Keachie (1954) yang dikutip oleh Dimyati dan

Mudjiono (1959: 119) ada 7 dimensi proses pembelajaran yang melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

38

terjadinya keaktifan belajar, yaitu: a. Partisipasi dalam menetapkan tujuan

kegiatan Major mengajar; b. Tekanan pada aspek efektif dalam pelajaran;

c. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam bentuk

interaksi antar siswa; d. Penerimaan pengajar terhadap perbuatan dan

kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah;

e. Kekompakan kelas sebagai kelompok; f. Kebebasan atau lebih tepat

kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-

keputusan penting dalam kehidupan secular; g. Jumlah waktu yang

dipergunakan untuk mengulangi masalah pribadi maupun yang tidak

berhubungan dengan sekolah atau pembelajaran.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. St. Susento, M.Si., dkk pada bulan

Agustus1999 – Mei 2000 yang berjudul ”Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam

Mengerjakan Soal Latihan Matematika di Kelas: Sebuah Penelitian Tindakan

Kelas”. Sebagai subyek penelitiannya adalah siswa Kelas II.1 dan II.3 SMU

Sang Timur Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu: (1) guru

memberikan pengantar berupa ilustrasi bahan pelajaran untuk menarik

perhatian siswa. (2) agar siswa dapat cukup berinteraksi dengan buku teks,

maka guru harus mengurangi kegiatan ceramah. (3) kebosanan siswa terhadap

kegiatan latihan soal dapat dia tasi dengan membagi waktu latihan soal

menjadi dua macam kegiatan yang sifatnya berlainan. (4) pemberian umpan

balik secara klasikal dapat merangsang keterlibatan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

39

Penelitian yang dilakukan oleh Ester Kurniasari, pada tahun 2007 yang

berjudul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Cooperative

Leraning dengan Metode Jigsaw II” (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas).

Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi dengan

subjek penelitian adalah siswa kelas X.1 Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen, Program Studi Administrasi Perkantoran yang berjumlah 31

orang dan sedang mengikuti mata pelajaran ekonomi.

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

kelas X.1 SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi mulai dari siklus pertama

sampai siklus kedua mengalami peningkatan dalam motivasi belajar dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Motivasi belajar siswa

mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hanya 32,3% siswa dengan

motivasi baik, setelah tindakan menjadi 83,9%. Berarti dari 31 siswa hanya 5

siswa yang mempunyai motivasi kurang dalam pembelajaran ekonomi.

Keterlibatan siswa juga mengalami peningkatan signifikan, karena seluruh

indikator keterlibatan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan,

bahkan lebih baik dan tidak melampaui / kurang dari batas toleransi yang

ditetapkan.

C. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antara guru dengan

siswa sangat diperlukan guna tercapainya hubungan timbal balik yang positif.

Dalam hal ini guru menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

40

siswa. Sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru dan bertanya tentang

apa yang tidak dipahami oleh siswa. Dengan adanya interaksi yang positif

antara guru dan siswa, maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik.

Melalui model pembelajarn Cooperative Learning Tipe Learning

Together Berbasis Presentasi Kelompok akan ada peningkatan partisipasi dan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, karena melalui metode ini

diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai

konsep atau teori, pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja sama dengan

siswa lainnya. Selain itu diharapkan siswa dapat saling berpartisipasi dalam

memberikan ide maupun pengalamannya sehingga nantinya dalam kelompok

tersebut saling memberikan masukan dan saran yang terbaik dalam

memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan berjalannya kegiatan ini,

siswa dapat memiliki partisipasi dan motivasi dalam proses belajar mengajar,

sehingga pada akhirnya partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran ekonomi akan meningkat.

Indikator peningkatan partisipasi dalam penelitian ini adalah dari

situasi awal dengan partisipasi rendah menjadi mempunyai partisipasi yang

tinggi (sesuai dengan perhitungan menggunakan PAP II). Demikian juga

untuk variabel motivasi dalam penelitian ini adalah situasi awal dengan

motivasi rendah menjadi mempunyai motivasi yang tinggi (sesuai dengan

perhitungan menggunakan PAP II).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

41

D. Hipotesis Tindakan

Ada peningkatan partisipasi dan motivasi belajar siswa XI IPS2 SMA

Pangudi Luhur Sedayu melalui pendekatan pembelajaran Coopeartive

Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitan ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki

proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak / kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas karena

masalah yang diangkat didasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan.

Dalam hal ini, yang akan diteliti penerapan pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok di kelas XI

IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini diadakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu

Bantul Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Agustus

2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

43

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa / siswi kelas XI IPS2 SMA

Pangudi Luhur Sedayu yang terdiri dari 36 siswa.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah penerapan pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok dalam pembelajaran ekonomi.

D. Data yang Dibutuhkan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu

siswa / siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui observasi langsung

(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa dan dokumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak

lain. Data tersebut kami peroleh dengan menyalin data dari guru, yaitu

data tentang jumlah siswa, nilai ulangan harian dan. ketuntasan belajar

siswa.

E. Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

44

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 31). Yang menjadi variabel dalam

penelitian ini adalah partisipasi dan motivasi belajar.

2. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan terhadap variabel dinilai dengan

menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II). Penilaian dengan

menggunakan PAP II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995: 157) :

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel 81 % – 100 % Sangat tinggi 66 % – 80 % Tinggi 56 % – 65 % Cukup 46 % – 55 % Rendah Dibawah 46 % Sangat rendah

3. Pengukuran Variabel

Data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk

pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih dari alternatif

jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuersioner tersebut

bersifat kualitatif, untuk itu diperlukan model skala likert.

Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5

kategori dimana untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki

skor dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak

setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif

(tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju

= 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

45

Mengenai indikator dan nomor butir pertanyaan dalam kisi-kisi

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner (Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan) untuk 2 variabel yaitu Motivasi dan Partisipasi

No Variabel Indikator No. Item Positif

No. Item Negatif

a. Aktiva bertanya 1 2, 3 b. Mengemukakan ide /

gagasan / pendapat 4 5, 6

c. Memperhatikan penjelasan guru

7 8

d. Mengganggu teman 9 10 e. Mengerjakan tugas 11 12, 14

1 Partisipasi

f. Memperhatikan pendapat siswa lain

13 15

a. Tekun, adanya keinginan / dorongan

1, 2, 3, 8, 10, 13, 16

12, 19

b. Tidak mudah putus asa 5 6, 11, 14 c. Keyakinan 4, 9 7, 15 d. Niat yang besar 22, 23, 25 17, 21,

24 e. Mandiri, tidak mudah

menyerah 20

2 Motivasi

f. Senang memecahkan masalah

18

F. Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi

(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi

dokumen (buku siswa).

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan, pemusatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

46

Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto,

2002:133). Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan

secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang

studi ekonomi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:

131). Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat daftar

pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk

memperoleh data tentang identitas responden mengenai manfaat

penggunaan penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe

Learning Together untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi

belajar siswa.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi

tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain

(Wiriatmojo, 2005:117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi

data yang tidak terjangkau oleh observasi dan kuesioner.

Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam

menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

47

1). Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu

dirinya sendiri.

2). Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

3). Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksud oleh peneliti (Hadi,1986:86).

2. Jenis Data

Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif.

G. Prosedur Penelitian

Berdasarkan hipotesis di atas, dapat direncanakan serangkaian

tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas

pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan penerapan pendekatan

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together. Oleh karena

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka rancangan penelitian ini

berupa siklus yang secara garis besar mencakup 4 kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

3. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan

tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

48

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi

terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan kualitas

partisipasi dan motivasi belajar siswa.

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dirancang

Siklus tindakan :

Siklus Tindakan :

Kegiatan dalam siklus Tindakan Penerapan Cooperative Learning

Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dengan langkah-

langkah penelitian sebagai berikut :

1. Tahap Identifikasi Masalah dan Perencanaan

a. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan

pengalaman dan pengalaman guru bersama peneliti terhadap

keprihatinan yang dihadapi di kelas.

b. Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Ada

beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini yaitu rencana

pembelajaran / skenario pembelajaran, tugas-tugas kelompok, quis

dan lembar observasi.

c. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

1). Kriteria keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa

2). Insturmen observasi/ lembar pengamatan

3). Lembar individu dan kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

49

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk

mengatasi masalah-masalah seperti yang terungkap dalam rumusan

masalah. Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti

bertindak sebagai observer.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran dengan

pendekatan Cooperative Learning Tipe Learning Together.

b. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen beranggotakan

empat orang setiap kelompoknya

c. Guru memberikan tugas dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi

hasil kerja kelompok secara bersama.

d. Guru meminta beberapa siswa melakukan diskusi dalam kelompok

kooperatif untuk menyelesaikan tugas. Siswa berusaha untuk saling

membantu dan meyakinkan bahwa setiap anggota memahami materi

pelajaran.

e. Guru mengamati kegiatan diskusi kelompok

f. Guru memberikan nilai untuk hasil kerja kelompok dan sekaligus

bisa sebagai nilai individu.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran melalui lembar

pengamatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

50

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji kegiatan yang telah

dilakukan, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap

observasi.

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Sebelum dan

Sesudah Tindakan

Indikator Keberhasilan

Tindakan

Variabel

Sebelum Sesudah

Deskriptor Keterangan

25 % 30 % Jumlah siswa mengajukan pertanyaan/ ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.

Lembar pengamatan

Partisipasi

45 %

55 %

Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II

Kuesioner

45 % 50 % Jumlah siswa yang berinteraksi, dan mempunyai niat yang besar dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.

Lembar pengamatan

Motivasi

55 %

65 %

Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II

Kuesioner

Tugas 60% 65% Jumlah siswa yang memperoleh nilai tugas di atas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Lembar nilai tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Penelitian Tindakan

Hasil penelitian tindakan ini meliputi : (i) kegiatan pembelajaran,

(ii) rekap hasil observasi keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar

siswa sebelum dan sesudah tindakan, (iii) partipasi siswa, (iv) motivasi

siswa dan (v) hasil evaluasi tindakan.

a. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran ekonomi berlangsung dalam 3

pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode

Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok. Rincian kegiatan pembelajaran disajikan Tabel 3.

Tabel 4 Kegiatan Pembelajaran

No Pertemuan Kegiatan Durasi Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi sebelum proses pembelajaran dimulai

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang dipelajari hari itu melalui pembelajaran kooperatif yaitu tentang ketenagakerjaan mengenai pengertian jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja. Media : buku pegangan dan papan tulis

3 menit

Guru mengungkapkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa

20 menit

Guru melanjutkan penjelasan pembelajaran mengenai penyebab pengangguran. Media : buku teks dan papan tulis. Siswa mencatat yang disampaikan guru.

10 menit

1 Senin, 13 Agustus 2007

Terjadi tanya-jawab dan interaksi antara guru dan siswa

20 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

52

No Pertemuan Kegiatan Durasi Guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dihadapi

10 menit

Guru memberikan waktu kepada siswa untuk membentuk dan memilih sendiri kelompok kooperatif dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa

10 menit

Di akhir pelajaran guru memberikan tugas secara kelompok untuk mencari artikel tentang ketenagakerjaan akan didiskusikan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya

7 menit

Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi dan siswa pindah tempat duduk untuk berkumpul dalam kelompok kooperatif masing-masing

3 menit

Melakukan kegiatan diskusi, dalam kelompok kooperatif untuk menyelesaikan tugas

10 menit

Masing-masing kelompok mempresentasi hasil diskusi atas hasil kerja kelompok yang dimulai dari kelompok I

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok I

2 menit

Kelompok II mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

Kelompok III mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

2 Senin, 21 Agustus 2007

Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok III

2 menit

Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif menyelesaikan tugas diselingi kelompok IV mempresentasikan hasil diskusi atas hasil kerja kelompok mereka

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok IV

2 menit

Kelompok V mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka

15 menit

3 Selasa, 22 Agustus 2007

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

53

No Pertemuan Kegiatan Durasi Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan oleh kelompok V

2 menit

Kelompok VI mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit

Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan oleh kelompok VI

2 menit

Di akhir diskusi dan presentasi kelompok, peneliti membagikan kuesioner yang diisi oleh seluruh siswa/i kelas XI IPS2

10 menit

b. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Belajar

Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Tabel 5

Indikator Keberhasilan Tindakan

Sesudah Variabel Sebelum Target Capaian

Deskriptor Instrumen

25 % 30 % 33,33 % Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100 %

Lembar pengamatan

Partisipasi

45 % 55 % 75 % Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II

Kuesioner

45 % 50 % 52,78 % Jumlah siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Lembar pengamatan

Motivasi

55 % 65 % 66,67 % Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II

Kuesioner

Tugas 60 % 65 % 66,67% Jumlah siswa yang memperoleh nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Lembar nilai tugas

c. Partisipasi Siswa

Partisipasi siswa meliputi : (i) tingkat partisipasi siswa dalam

mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

54

(ii) skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner. Tingkat

partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta

memperhatikan pendapat siswa lain adalah jumlah siswa yang

mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Skor partisipasi siswa

yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan dengan

menggunakan PAP Tipe II.

Partisipasi siswa disajikan secara rinci pada tabel 6 :

Tabel 6. Partisipasi Siswa

No Pertemuan Partisipasi Siswa Mengajukan

Pertanyaan/Ide serta Memperhatikan Pendapat Siswa Lain

Siswa Dalam

Menjawab Kuesioner

1 Senin, 13 Agustus 2007 22,22 % -

2 Senin, 21 Agustus 2007 36,11 % -

3 Selasa, 22 Agustus 2007 41,67 % 88,89 %

Rerata 33,33 % 88,89 %

d. Motivasi Siswa

Motivasi siswa meliputi : (i) tingkat motivasi siswa yang

berinteraksi, mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah

dalam kelompok (ii) skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner

dan (iii) tugas. Tingkat motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai

niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok adalah

jumlah siswa yang berinteraksi, mempunya i niat yang besar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

55

pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa

dikalikan 100%.

Skor siswa yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan

dengan menggunakan PAP Tipe II. Tugas siswa adalah jumlah siswa

yang memperoleh nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa

dikalikan 100%. Dalam setiap pertemuan, ketiga jenis hasil belajar ini

tidak selalu ditagihkan karena keterbatasan waktu serta ketidaksiapan

dan guru yang kurang kooperatif.

Rincian Motivasi Siswa disajikan pada tabel 7 :

Tabel 7. Motivasi Siswa

No Pertemuan Motivasi Siswa yang Berinteraksi,

Mempunyai Niat yang Besar dalam Pemecahan Masalah dalam Kelompok

Siswa Dalam Menjawab Kuesioner

Tugas

1 Senin, 13 Agustus 2007

41,67 % - -

2 Senin, 21 Agustus 2007

52,78 % - -

3 Selasa, 22 Agustus 2007

63,89 % 86,1 % 66,67 %

Rerata 52,78 % 86,11 % 66,67 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

56

e. Hasil Evaluasi Tindakan

Hasil penelitian dapat dirangkum dalam Tabel 8 berikut ini :

Tabel 8. Rangkuman Hasil Penelitian

No Indikator Rerata Kualitas

A. Partisipasi Siswa

1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

33,33 %

2 Skor panitia siswa yang diatur melalui kuesioner 88,89 %

B. Motivasi Siswa

1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok

52,78 %

2 Siswa dalam menjawab kuesioner 86,11 %

3 Tugas 66,67 %

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses

pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang akhirnya dapat meningkatkan

partipsasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan

tersebut hendak dicapai melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe Learning

Together Berbasis Presentasi Kelompok.

Berdasarkan hasil tindakan dengan menerapkan pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok

selama siklus tindakan, hasilnya ada peningkatan untuk menghidupkan proses

pembelajaran, partipsasi dan motivasi siswa cukup meningkat untuk terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

57

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas

XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu selama siklus tindakan dilakukan

mengalami peningkatan dalam partisipasi dan motivasi belajar siswa selama

proses pembelajaran.

Partisipasi siswa mengalami peningkatan, dari hasil lembar pengamatan

bahwa sebelum pelaksanaan tindakan hanya sebanyak 8 siswa atau 22,22%

siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa

lain, setelah pelaksanaan tindakan meningkat menjadi sebanyak 12 siswa atau

33,33% dari target yang telah ditentukan sebesar 30 %. Partisipasi siswa yang

diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan

hanya sebanyak 18 siswa atau 50 % yang mempunyai partisipasi tinggi,

setelah pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 88,89 % siswa yang

mempunyai partisipasi tinggi dari target indikator keberhasilan yang

ditetapkan sebelumnya sebesar 55 %.

Motivasi siswa juga mengalami peningkatan, dari hasil lembar

pengamatan bahwa sebelum pelaksanaan hanya sebanyak 15 siswa atau

41,67% siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam

pemecahan masalah secara bersama, setelah pelaksanaan tindakan meningkat

menjadi sebanyak 19 siswa atau 52,78 % dari target indikator keberhasilan

yang ditetapkan sebelumnya sebesar 50 %. Motivasi siswa yang diukur

melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan hanya

sebanyak 17 siswa atau 47,22 % yang mempunyai motivasi cukup, setelah

pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 66,11 % siswa yang mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

58

motivasi tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya

sebesar 65%.

Dari sisi guru, melalui pelaksanaan tindakan penerapan pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok

ternyata guru dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Guru sebagai

pengajar atau pendidik mampu mengembangkan sikap dasar yang positif

(kepercayaan diri, kemandirian, dan keberanian). Pembelajaran dengan

menggunakan penerapan metode Cooperative Learning Tipe Learning

Together Berbasis Presentasi Kelompok, ini mampu membuat siswa merasa

termotivasi untuk belajar sehingga partisipasi dan motivasi belajar siswa

meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

59

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan mengenai hasil melalui penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Sebelum tindakan, implementasi kegiatan pembelajaran

No Indikator Rerata Kualitas

A. Partisipasi Siswa

1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

22,22 %

2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 50 %

B. Motivasi Siswa

1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai miat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok

41,67 %

2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 47,22 %

3 Tugas -

2. Dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa yang mengajukan

pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain masih rendah. Di

samping itu, motivasi siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang

besar dalam pemecahan masalah belum bisa untuk dikatakan berhasil.

3. Untuk mengatasi partisipasi dan motivasi siswa diatas, maka diterapkan

Pembelajaran dengan metode penerapan Cooperative Learning Tipe

Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

60

Implementasi kegiatan pembelajaran memberikan hasil sebagai berikut :

No Indikator Rerata Kualitas

A. Partisipasi Siswa

1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

33,33 %

2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 88,89 %

B. Motivasi Siswa

1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai miat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok

52,78 %

2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 86,11 %

3 Tugas 66,67 %

4. Dari implementasi diatas, dapat disimpulkan bahwa semua indikator

keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa telah tercapai.

B. Keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan keterbatasan

sebagai berikut :

1 Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti merasa sedikit mengalami

hambatan yaitu dengan banyaknya kegiatan guru di luar sekolah yang

masih mengikuti pelatihan komputer dan pelajaran yang belum

sepenuhnya aktif karena banyaknya siswa yang menjadi Tonti untuk

persiapan Upacara 17 Agustus yang menjadikan mundurnya waktu

penelitian yang sudah direncanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

61

2 Peran serta guru dan peneliti yang kurang siap dalam merancang tindakan

yang akan digunakan, menjadikan kurang optimalnya antara peneliti dan

guru dalam pelaksanaan tindakan.

3 Keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan pikiran yang menyebabkan peneliti

kurang memahami dan menguasai penelitian ini sehingga peneliti sangat

tergesa-gesa dan kurang optimal dalam mengerjakan penelitian tindakan

kelas ini sehingga menyebabkan salah pengertian tentang pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together.

C. Saran

Melalui proses penelitian tindakan ini, guru dapat mengenali serta

mendalami berbagai masalah dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas.

Masalah yang sering ditemui oleh guru adalah bagaimana cara meningkatkan

partisipasi dan motivasi belajar siswa.

Saran yang dapat diajukan terkait dengan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas IPS2 SMA Pangudi Luhur

Sedayu tinggi, oleh karena itu penulis menyarankan, agar siswa tetap

meningkatkan dan mempertahankan motivasi belajarnya. Motivasi siswa

dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan tugas yang sesuai dengan

pengalaman sehari-hari siswa. Siswa diharapkan lebih rajin dan sungguh-

sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru, karena kegiatan ini dapat

digunakan sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien untuk belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

62

teori yang sifatnya hafalan. Siswa diharapkan untuk membiasakan diri

selalu belajar secara periodik walaupun tidak ada ulangan dan untuk aktif

bertukar pikiran baik dengan temn maupun guru bila mengalami kesulitan

dalam belajar. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu member

motivasi yang baik, kuat, verbal maupun non verbal, agar siswa merasa

selalu termotivasi untuk belajar.

2. Partisipasi siswa dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan tugas-tugas

untuk dikerjakan dan didiskusikan secara kelompok dengan teman lain

agar siswa terpacu partisipasinya dan terbiasa memecahkan masalah secara

gotong-royong.

3. Untuk sekolah, khususnya bagi para guru untuk mencoba belajar

menerapkan metode belajar kooperatif dalam proses belajar mengajarnya

sehingga kita dapat lebih mengenali masalah yang terjadi baik pada proses

belajar mengajarnya maupun pada peserta didiknya. Di samping itu, agar

para guru mencoba beralih dari metode ceramah ke metode pembelajaran

kooperatif. Dan diharapkan metode pembelajaran kooperatif ini bisa

menjadi kebiasaan guru dalam proses belajar-mengajarnya.

4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu diteliti apakah model metode

pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together dapat

digunakan dalam mata pelajaran yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

63

DAFTAR PUSTAKA

Ali H. Muhammad (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Penerbit Sinar Baru.

Anderson, L.W. (Eds). (1995). International Ensyclopedia of Teacheing and

Teacher Education (2nd ed). University of South Carolina, Columbia, SC, USA : Programen.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bhineka Cipta. Gordon, Thomas (1986). Guru yang Efektif : Cara Mengatasi Kesulitan Dalam

Kelas. (Penyadur : Mudjito). Jakarta : Rajawali. Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya. Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan

Model-model Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kagan, S. (1994). Cooperative Learning (10th ed). Sanjuan Capistrano, CA :

Kagan Cooperative Learning. Kurniasari, Ester. (2007). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ekonomi melalui

Cooperative Learning dengan Metode Jigsaw II (sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. Masidjo, Ignasius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Michaelis, J.U dan Rushdony, H.A. (1987). Elementary Social Studies Handbook.

San Diego : Harcourt Brace Jonanovich. Mudjiono dan Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta. Muhibinsyah. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda. Nasution. 2003. Asas-asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

64

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT. Grasindo.

Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Priwestiari, Natalia Anggi Ciwi. (2007). Peningkatan Partisipasi Dalam

Pembelajaran Ekonomi di Kelas Melalui Metode Diskusi Kelompok. Skripsi. (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Purnomo, Puji, dkk. 2007. Buku Pedoman Pengajaran Mikro. Yogyakarta : FKIP

USD. Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sagala, H.S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : ALFABETA. Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning : Theory, Research and Practise (2nd

ed). Boston : Allyn and Bacon. Solihatin, E. dan Raharjo (2007). Cooperative Learning : Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta :

CV Rajawali. Sumaatmadja, Musid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Bandung: Alumni. Susento, St., dkk. (2000). Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Soal

Latihan Matematika di Kelas: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Terry, George, R. (1986). Asas-asas Manajemen. (Alih Bahasa : Winardi).

Bandung : Alumni. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S., 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Rosdakarya. Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

65

Kepada

Yth. Siswa-siswi Kelas XI IPS2

SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini

memohon kerelaan anda, untuk me luangkan waktu dan berkenan menjawab

pernyataan-pernyataan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan

keadaan sebenarnya.

Perlu anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian

atau untuk tujuan ilmiah serta untuk membantu meningkatkan kualitas

pembelajaran. Jawaban anda saya sampai dalam bentuk Skripsi yang berjudul

"PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU".

Atas bantuan yang anda sampaikan melalui pernyataan-pernyataan yang

saya berikan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

( Doddy Indrawan )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

66

KUESIONER (SEBELUM TINDAKAN)

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di

bawah ini.

2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini dengan apa yang anda rasakan

sebenarnya.

3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah

disediakan.

C. Petunjuk Khusus

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

67

Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan partisipasi belajar anda

sebelum mengalami model pembelajaran Learning Together.

No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Saya selalu mengajukan pertanyaan jika saya

tidak memahami penjelasan guru

2 Saya tidak mau bertanya karena takut dianggap bodoh

3 Saya takut mengajukan pertanyaan karena takut ditertawakan teman

4 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas

5 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena takut disepelekan

6 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena tidak tahu apa yang harus diungkapkan

7 Saya selalu memperhatikan penjelasan guru karena berguna bagi saya

8 Saya selalu kehilangan konsentrasi karena penjelasan guru tidak menarik

9 Saya tidak suka menggangu teman di kelas 10 Rasa bosan membuat saya usil terhadap

teman

11 Saya selalu mengerjakan tugas dengan baik 12 Saya tidak mengerjakan tugas karena tidak

menarik

13 Saya berusaha menghargai pendapat teman lain

14 Saya lebih suka mencontek pekerjaan teman lain daripada mengerjakan tugas sendiri

15 Saya tidak suka menyimak pendapat teman lain karena tidak mudah saya pahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

68

Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan motivasi belajar anda sebelum

mengalami model pembelajaran Learning Together.

No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Saya akan dapat mencapai hasil yang baik

dalam ujian akhir semester nanti bila saya belajar dengan sungguh-sungguh

2 Saya berusaha meningkatkan kemampuan diri dari pada menghindari kesalahan

3 Saya tidak suka menunda pekerjan yang diberikan oleh guru

4 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan baik

5 Gangguan konsentrasi tidak akan menghambat saya dalam belajar

6 Saya tidak ingin mengetahui nilai yanbg saya peroleh apabila saya merasa gagal dalam mengerjakannya

7 Kesuksesan saya dalam belajar tidak membantu saya dalam mencapai cita-cita saya

8 Saya lebih suka mengisi waktu luang saya dengan membaca buku-buku

9 Saya yakin dapat membagi waktu dengan belajar

10 Saya akan cepat bosan dengan cara belajar yang monoton

11 Saya kecewa jika saya mendapatkan nilai yang jelek

12 Saya tidak menarik untuk mengerjakan tugas jika guru tidak memberikan pujian terhadap pekerjaan saya

13 Saya akan belajar walaupun tidak ada ulangan

14 Saya akan berhenti belajar apabila saya sudah merasa bosan

15 Jika prestasi yang saya peroleh sebelumnya sudah membuat saya merasa puas, saya tidak perlu meningkatkan prestasi lagi

16 Pelajaran yang telah saya peroleh akan saya pelajari lagi di rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

69

No Pernyataan SS S RR TS TS 17 Saya terbiasa belajar di malam hari

menjelang ujian atau ulangan harian berlangsung

18 Saya akan tetap berusaha mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan

19 Saya senang menunda pekerjaan di rumah yang telah diberikan oleh guru

20 Saya meminta teman untuk mengerjakan PR saya

21 Saya mau belajar karena takut dimarahi oleh orang tua saya

22 Saya merasa malu jika mendapat nilai yang jelek

23 Saya berusaha mencari sumber lain untuk menambah pengetahuan saya

24 Saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan

25 Saya merasa perlu mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru

TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA DAN PERHATIAN ANDA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

70

Kepada

Yth. Siswa-siswi Kelas XI IPS2

SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul

Dengan hormat,

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini

memohon kerelaan anda, untuk me luangkan waktu dan berkenan menjawab

pernyataan-pernyataan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan

keadaan sebenarnya.

Perlu anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian

atau untuk tujuan ilmiah serta untuk membantu meningkatkan kualitas

pembelajaran. Jawaban anda saya sampai dalam bentuk Skripsi yang berjudul

"PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU".

Atas bantuan yang anda sampaikan melalui pernyataan-pernyataan yang

saya berikan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

( Doddy Indrawan )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

71

KUESIONER (SESUDAH TINDAKAN)

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di

bawah ini.

2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini dengan apa yang anda rasakan

sebenarnya.

3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah

disediakan.

C. Petunjuk Khusus

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RR = Ragu-ragu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

72

Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan partisipasi belajar anda

setelah mengalami model pembelajaran Learning Together.

No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Pembelajaran model Learning Together

mendorong saya selalu mengajukan pertanyaan jika saya tidak memahami penjelasan guru

2 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau bertanya karena takut dianggap bodoh

3 Pembelajaran model Learning Together membuat saya takut mengajukan pertanyaan karena takut ditertawakan teman

4 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya selalu mengemukakan pendapat dikelas

5 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena takut disepelekan

6 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena tidak tahu apa yang harus diungkapkan

7 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya selalu memperhatikan penjelasan guru karena berguna bagi saya

8 Pembelajaran model Learning Together membuat saya selalu kehilangan konsentrasi karena penjelasan guru tidak menarik

9 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak suka menggangu teman di kelas

10 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah rasa bosan membuat saya usil terhadap teman

11 Pembelajaran model Learning Together membuat saya selalu mengerjakan tugas dengan baik

12 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mengerjakan tugas karena tidak menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

73

No Pernyataan SS S RR TS TS 13 Pembelajaran model Learning Together

membuat saya berusaha menghargai pendapat teman lain

14 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya yang lebih suka mencontek pekerjaan teman lain daripada mengerjakan tugas sendiri

15 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak suka menyimak pendapat teman lain karena tidak mudah saya pahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

74

Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan motivasi belajar anda setelah

mengalami model pembelajaran Learning Together.

No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Pembelajaran model Learning Together

membantu saya akan dapat mencapai hasil yang baik dalam ujian akhir semester nanti bila saya belajar dengan sungguh-sungguh

2 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya berusaha meningkatkan kemampuan diri dari pada menghindari kesalahan

3 Pembelajaran model Learning Together membantu saya untuk menyelesaikan pekerjan yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya

4 Saya yakin pembelajaran model Learning Together membantu saya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan baik

5 Pembelajaran model Learning Together membantu untuk tidak mudah putus asa dalam mempelajari materi yang sulit

6 Pembelajaran model Learning Together tidak meningkatkan motivasi saya ketika saya merasa gagal dalam mempelajari materi yang sulit

7 Pembelajaran model Learning Together tidak berpengaruh banyak terhadap kesuksesan saya dalam belajar

8 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya untuk mengisi waktu luang saya dengan membaca buku-buku pelajaran

9 Pembelajaran model Learning Together membantu saya lebih bijak dalam membagi waktu belajar

10 Pembelajaran model Learning Together membuat saya cepat merasa bosan dengan belajar yang monoton

11 Pembelajaran model Learning Together membuat saya mudah kecewa jika saya mendapatkan nilai yang jelek

12 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak tertarik untuk mengerjakan tugas jika guru tidak memberikan pujian terhadap pekerjaan saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

75

No Pernyataan SS S RR TS TS 13 Pembelajaran model Learning Together

membuat saya termotivasi belajar meskipun tidak ada ulangan

14 Pembelajaran model Learning Together membuat saya berhenti belajar apabila saya sudah merasa bosan

15 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malas untuk meningkatkan prestasi yang saya rasa sudah optimal

16 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya mempelajari lagi pelajaran di rumah

17 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya belajar menjelang ujian

18 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan

19 Pembelajaran model Learning Together tida mengubah kebiasaan saya untuk menunda pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru

20 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya meminta teman untuk mengerjakan PR saya

21 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah motivasi saya belajar karena takut dimarahi oleh orang tua saya

22 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malu jika mendapat nilai yang jelek

23 Pembelajaran model Learning Together membuat saya berusaha mencari sumber lain untuk menambah pengetahuan saya

24 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan

25 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa perlu mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru

TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA DAN PERHATIAN ANDA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

78

No Jumlah Skor Partisipasi

Sebelum Tindakan

Jumlah Skor Partisipasi

Sesudah Tindakan 1 58 57 2 50 59 3 56 63 4 45 59 5 62 66 6 58 62 7 51 60 8 52 61 9 55 59 10 57 62 11 57 62 12 48 60 13 57 63 14 52 57 IS 43 59 16 57 63 17 61 63 18 55 66 19 51 65 20 56 61 21 59 65 22 48 50 23 56 59 24 59 44 25 52 62 26 47 50 27 62 62 28 54 60 29 52 63 30 53 63 31 56 60 32 49 55 33 53 59 34 53 58 35 52 65 36 51 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

79

SKOR MOTIVASI SEBELUM TINDAKAN

N o Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 1 5 5 3 4 4 3 4 5 5 4 1 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 3 5 94 2 5 3 3 4 3 2 4 2 4 2 2 4 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 82 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 89 4 5 4 2 2 2 4 5 2 4 4 4 3 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 86 N 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 101 o 6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 93 7 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 90 8 5 4 4 3 2 4 4 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 91 R 9 5 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 5 4 4 5 3 2 3 4 5 4 4 4 3 5 92 e 10 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 5 93 s 11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 5 4 3 5 94 p 12 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 83 o 13 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 5 4 3 5 92 n 14 5 4 3 4 2 2 2 1 4 5 1 5 1 1 5 2 1 4 3 5 5 4 3 2 3 80 d 15 5 3 3 3 1 3 4 2 3 4 1 5 3 2 4 3 2 4 1 3 3 4 2 3 4 75 e 16 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 3 5 4 2 4 4 3 5 5 3 3 4 92 n 17 5 4 3 4 2 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 18 5 4 3 3 2 4 5 3 4 4 1 5 4 2 5 3 1 5 3 3 3 5 4 2 5 88 19 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 1 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 96 20 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 89 21 5 4 3 4 2 1 4 4 4 5 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 5 85 22 5 4 4 5 2 1 4 1 3 1 1 2 1 2 4 4 1 5 3 2 3 4 4 2 4 73 23 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 2 S 4 3 4 51 4 4 5 96 24 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 2 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 98 25 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 86 26 5 5 4 4 1 1 5 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 92 27 5 4 4 3 3 4 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 101 28 5 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 1 3 3 5 4 3 4 4 5 84 29 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 5 3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 88 30 5 5 4 4 1 2 4 3 4 5 2 4 4 2 3 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 96 31 5 4 4 4 4 4 5 3 5 2 2 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 5 4 102 32 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 91 33 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 82 34 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 84 35 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 82 36 5 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

80

SKOR MOTIVASI SESUDAH TINDAKAN

No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 92 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 106 3 5 4 4 3 5 4 4 4 3 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 98 4 5 4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 99 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 5 2 4 5 5 4 4 5 4 5 106 6 5 4 4 4 4 5 4 5 4 2 3 4 4 4 4 5 2 4 2 3 4 4 5 4 5 98 7 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 101 8 5 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 5 5 5 4 5 96 N 9 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 5 102 o 10 4 4 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5 98 11 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 3 4 4 4 5 5 5 102 12 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 104 R 13 3 5 3 5 4 2 3 5 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 99 e 14 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 3 1 3 4 1 4 3 5 5 5 5 2 5 98 s 15 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 2 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 5 102 p 16 5 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 5 5 4 5 94 o 17 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 111 n 18 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 112 d 19 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 3 5 104 e 20 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 4 5 5 96 n 21 5 5 5 5 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 5 105 22 5 3 5 5 5 4 2 5 5 1 2 3 5 1 1 5 1 2 4 3 1 3 5 1 5 84 23 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 5 5 3 4 94 24 4 4 4 5 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 5 84 25 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 110 26 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 97 27 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 2 4 5 2 4 4 5 4 5 101 28 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 5 4 5 91 29 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 106 30 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 99 31 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 5 1 5 4 4 1 2 5 4 5 91 32 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 4 2 4 4 2 5 4 5 91 33 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5 93 34 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 2 4 3 4 4 4 5 2 5 95 35 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 111 36 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 5 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

81

No Jumlah Skor Motivasi

Sebelum Tindakan Jumlah Skor Motivasi

Sesudah Tindakan

1 94 92 2 82 106 3 89 98 4 86 99 5 101 106 6 93 98 7 90 101 8 91 96 9 92 102 10 93 98 11 94 102 12 83 104 13 92 99 14 80 98 15 75 102 16 92 94 17 92 111 18 88 112 19 96 104 20 89 96 21 85 105 22 73 84 23 96 94 24 98 84 25 86 110 26 92 97 27 101 110 28 84 91 29 88 106 30 96 99 31 102 91 32 91 91 33 82 93 34 84 95 35 82 111 36 89 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

82

PERHITUNGAN PARTISIPASI

Data mengenai partisipasi belajar sebelum tindakan siswa-siswi kelas XI

IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut :

Jumlah siswa (N) = 36 siswa

Jumlah item = 15 pernyataan

Jumlah skor alternatif jawaban = 5

Skor data tertinggi 15 x 5 = 75

Skor data terendah = 15

Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :

15 + 81 % x 6 = 64,41 → 64 (pembulatan)

15 + 66 % x 6 = 55,26 → 55 (pembulatan)

15 + 56 % x 6 = 49,16 → 49 (pembulatan)

15 + 46 % x 6 = 43,06 → 43 (pembulatan)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi dan penilaian variabel partisipasi belajar siswa sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Partisipasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan :

Skor Frekuensi % Kategori

64 – 75 – 0 Sangat tinggi

55 – 63 18 50 Tinggi

49 – 54 16 44,44 Cukup

43 – 48 2 5,56 Rendah

Dibawah 43 – – Sangat rendah

Jumlah 36 100 –

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (50%), mempunyai partisipasi yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

83

Data mengenai partisipasi belajar sesudah tindakan siswa-siswi kelas XI

IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut :

Jumlah siswa (N) = 36 siswa

Jumlah item = 15 pernyataan

Jumlah skor alternatif jawaban = 5

Skor data tertinggi 15 x 5 = 75

Skor data terendah = 15

Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :

15 + 81 % x 61 = 64,41 → 64 (pembulatan)

15 + 66 % x 61 = 55,26 → 55 (pembulatan)

15 + 56 % x 61 = 49,16 → 49 (pembulatan)

15 + 46 % x 61 = 43,06 → 43 (pembulatan)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi dan penilaian variabel partisipasi belajar siswa sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Partisipasi Belajar Siswa Sesudah Tindakan :

Skor Frekuensi % Kategori

64 – 75 5 13,89 Sangat tinggi

55 – 63 27 75 Tinggi

49 – 54 3 8,33 Cukup

43 – 48 1 2,78 Rendah

Dibawah 43 – – Sangat rendah

Jumlah 36 100 –

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (75%), mempunyai partisipasi yang tinggi dan (13,89%) mempunyai

partisipasi sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

84

PERHITUNGAN MOTIVASI

Data mengenai partisipasi belajar sebelum tindakan siswa-siswi kelas XI

IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut :

Jumlah siswa (N) = 36 siswa

Jumlah item = 25 pernyataan

Jumlah skor alternatif jawaban = 5

Skor data tertinggi 15 x 5 = 125

Skor data terendah = 25

Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :

25 + 81 % x 101 = 106,81 → 107 (pembulatan)

25 + 66 % x 101 = 91,66 → 92 (pembulatan)

25 + 56 % x 101 = 81,56 → 82 (pembulatan)

25 + 46 % x 101 = 71,46 → 71 (pembulatan)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi dan penilaian variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Motiovasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan :

Skor Frekuensi % Kategori

106 – 75 – – Sangat tinggi

92 – 106 16 44,45 Tinggi

82 – 91 17 47,22 Cukup

71 – 81 3 8,33 Rendah

Dibawah 71 – – Sangat rendah

Jumlah 36 100 –

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (47,22%), mempunyai motivasi cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

85

Data mengenai motivasi belajar sesudah tindakan siswa-siswi kelas XI

IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut :

Jumlah siswa (N) = 36 siswa

Jumlah item = 25 pernyataan

Jumlah skor alternatif jawaban = 5

Skor data tertinggi 15 x 5 = 125

Skor data terendah = 25

Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :

25 + 81 % x 101 = 106,81 → 107 (pembulatan)

25 + 66 % x 101 = 91,66 → 92 (pembulatan)

25 + 56 % x 101 = 81,56 → 82 (pembulatan)

25 + 46 % x 101 = 71,46 → 71 (pembulatan)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi

frekuensi dan penilaian variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Motiovasi Belajar Siswa Sesudah Tindakan :

Skor Frekuensi % Kategori

106 – 75 4 11,11 Sangat tinggi

92 – 106 27 75 Tinggi

82 – 91 5 13,89 Cukup

71 – 81 – – Rendah

Dibawah 71 – – Sangat rendah

Jumlah 36 100 –

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden (75%), mempunyai motivasi tinggi dan (11,11%) responden

mempunyai motivasi sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lembar Pengamatan Partisipasi dan Motivasi Siswa

Hari, Tanggal : Senin, 13 Agustus 2008

Waktu : 2 x 45 menit

Kelas : XI IPS2

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

No Komponen Aspek yang diamati Turus Jumlah Total %

Mengajukan pertanyaan / ide iiiii 5 1 Partisipasi

Memperhatikan pendapat siswa lain iii 3 8 22,22 %

Berinteraksi dengan teman lain iiiii iiii 9 2 Motivasi siswa

Niat pemecahan masalah iiiiii 6 16 41,67 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lembar Pengamatan Partisipasi

Hari, Tanggal : Senin, 21 Agustus 2008

Waktu : 2 x 45 menit

Kelas : XI IPS2

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jumlah Siswa Berpartisipasi

Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif

Jumlah Siswa dalam Kelompok

Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %

1 1 6 ii 2 i 1

2 2 6 i 1 i 1

3 3 6 0 ii 2

4 4 6 ii 2 0

5 5 6 0 iii 3

6 6 6 i 1

6 16,67

0

7 19,44

v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 6 + 7

serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 13

− Total presentase = 16,67 % + 19,44 %

= 36,11 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lembar Pengamatan Partisipasi

Hari, Tanggal : Senin, 22 Agustus 2008

Waktu : 2 x 45 menit

Kelas : XI IPS2

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jumlah Siswa Berpartisipasi

Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif

Jumlah Siswa dalam Kelompok

Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %

1 1 6 ii 2 ii 2

2 2 6 i 1 i 1

3 3 6 ii 2 ii 2

4 4 6 ii 2 0

5 5 6 i 1 0

6 6 6 i 1

9 25

i 1

8 16,67

v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 9 + 6

serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 15

− Total presentase = 25 % + 16,67 %

= 41,67 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lembar Pengamatan Motivasi

Hari, Tanggal : Senin, 21 Agustus 2008

Waktu : 2 x 45 menit

Kelas : XI IPS2

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jumlah Siswa Berpartisipasi

Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif

Jumlah Siswa dalam Kelompok

Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %

1 1 6 iii 3 0

2 2 6 0 ii 2

3 3 6 ii 2 ii 2

4 4 6 ii 2 0

5 5 6 i 1 iii 3

6 6 6 ii 2

10 27,78

ii 2

9 25

v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 10 + 9

serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 19

− Total presentase = 27,78 % + 25 %

= 52,78 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Lembar Pengamatan Motivasi

Hari, Tanggal : Senin, 22 Agustus 2008

Waktu : 2 x 45 menit

Kelas : XI IPS2

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Jumlah Siswa Berpartisipasi

Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif

Jumlah Siswa dalam Kelompok

Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %

1 1 6 ii 2 0

2 2 6 ii 2 ii 2

3 3 6 ii 2 iii 3

4 4 6 0 i 1

5 5 6 iiii 4 iii 3

6 6 6 iii 3

13 36,11

i 1

10 27,78

v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 13 + 10

serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 23

− Total presentase = 36,11 % + 27,78 %

= 63,89 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas / Program : XI IPS

Semester : 1

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan

dampaknya pembangunan ekonomi

Kompetensi Dasar : 1. Mengklasifikasikan ketenagakerjaan

Indikator : l. Menjelaskan pengertian jumlah penduduk, tenaga

kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja.

2. Menjelaskan penyebab pengangguran

3. Menjelaskan cara mengatasi masalah

pengangguran di Indonesia

4. Menjelaskan sistem pengupahan dan penggajian

yang berlaku di Indonesia

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertjan jumlah penduduk, tenaga kerja,

angkatan kerja dan kesempatan kerja.

2. Siswa dapat menjelaskan penyebab pengangguran

3. Siswa dapat menjelaskan cara mengatasi masalah pengangguran di

Indonesia

4. Siswa dapat menjelaskan sistem pengupahan dan penggajian yang

berlaku di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

92

B. Materi Pembelajaran

Ketenagakerjaan

C. Uraian Materi

1. Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan

kesempatan kerja.

2. Pengangguran.

3. Cara-cara mengatasi masalah pengangguran.

4. Sistem upah yang berlaku di Indonesia.

D. Metode Pembelajaran

1. Model : Cooperative Learning Tipe Learning Together.

E. Skenario Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

2. Guru menginformasikan langkah- langkah pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok dalam mempelajari materi.

3. Guru meminta siswa menyiapkan buku catatan dan buku paket

pada materi yang akan dibahas.

4. Guru memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam proses

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Guru mempresentasikan materi pembelajaran yaitu pengertian

jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan

kerja.

2. Guru mengungkapkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan

pancingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

93

3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.

4. Guru kembali melanjutkan menjelaskan mated pembelajaran

yaitu penyebab pengangguran.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.

6. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk membentuk

kelompok kooperatif dengan memilih sendiri anggota

kelompoknya.

7. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari artikel tentang

ketenagakerjaan untuk didiskusikan dan dipresentasikan pada

pertemuan selanjumya.

c. Kegiatan Penutup

1. Guru secara klasikal membuat kesimpulan atas materi yang

telah dipelajari.

2. Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

2. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas

maupun diskusi kelompok.

b. Kegiatan Inti

a. Guru mempresentasikan materi pembelajaran yaitu cara-cara

mengatasi pengangguran.

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.

c. Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif untuk

menyelesaikan tugas dan siswa berusaha untuk saling membantu

dan meyakinkan bahwa setiap anggota menguasai materi

pembelajaran.

d. Guru mengamati kegiatan diskusi dan memberikan penilaian

proses.

e. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi,

sedangkan kelompok yang lain menanggapi dan guru bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

94

siswa melakukan koreksi bersama atas hasil kerja kelompok

serta guru memberi nilai untuk hasil kerja kelompok.

c. Kegiatan Penutup

1. Guru secara klasikal membuat kesimpulan atas materi yang

telah dipelajari.

3. Pertemuan Ketiga

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

2. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas

maupun diskusi kelampok.

b. Kegiatan lnti

1. Guru mempresentasikan materi pelajaran yaitu cara mengatasi

masalah pengangguran, dan sistem pengupahan serta penggajian

yang berlaku.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.

3. Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif untuk

menyelesaikan tugas dan siswa berusaha untuk saling membantu

dan meyakinkan bahwa setiap anggota menguasai materi

pembelajaran.

4. Guru mengamati kegiatan diskusi dan memberikan penilaian

proses.

5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi,

sedangkan kelompok yang lain menanggapi dan guru bersama

siswa melakukan koreksi bersama atas hasil kerja kelompok

serta guru memberi nilai untuk hasil kerja kelompok.

c. Kegiatan Penutup

1. Guru secara klasikal merangkum dan membuat kesimpulan atas

semua hasil diskusi dan memberikan apresiasi terhadap apa

yang telah dicapai siswa dalam diskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

95

%1003624

xsiswasiswa

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU LEMBAR NILAI TUGAS SISWA

KELAS XI IP2

No. Abs Nama Siswa Nilai 1 Adriana 65 2 Angela Vika Melinda 68 √ 3 Aprilia Dien Anggraeni 70 √ 4 Aris Suatmaji 68 √ 5 B. Teja Ramayanti 70 √ 6 C. Vita Wijayanti 75 √ 7 Ch. Ersa Nurfitriana 70 √ 8 Ch. Hari Setyowati Febriani 70 √ 9 Cornelia Intan Rahayu 70 √ 10 Dwi Haryanti 75 √ 11 Elisabeth Fitri Kurniasari 70 √ 12 Fitri Hardiyanti 68 √ 13 Fr. Heny Lestari 75 √ 14 Gregorius Dwi Yanto 65 15 H. Dimas Frandi 65 16 Ignatius Satrio Nugroho 70 √ 17 Ignatius Yudi Prasetya 65 18 Kristina Susanti 65 19 Kristina Tri Astuti 65 20 Lukas Tri Nur Wisuda 65 21 Lusia Ariayani Retno D 65 22 Marcela Fx Rizki 75 √ 23 Maria Bety Setya 65 24 Natalia Susanti 75 √ 25 Nicolas Sandra A 70 √ 26 Ovi Wulandari 70 √ 27 Rina Puspitasari 70 √ 28 Risti P 75 √ 29 Triburtinus Tri Danang C 65 30 V Febrina W 70 √ 31 V W Andriyani 70 √ 32 Willy Brodus Yoga Sanro 68 √ 33 Y Eko Lisanto Wibowo 68 √ 34 Y Kurniawan 65 35 Y Priyo Dwiatmojo 65 36 Ustinus Aan Fabian 68 √

Ket : √ = nilai siswa diatas 65 Jumlah siswa yang memperoleh diatas 65 = = 66,67 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

96

PRESENTASI EKONOMI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Disusun Oleh :

1. Ign. Satrio Nugroho (XI IP2 / 16)

2. Kristina Susanti (XI IP2 / 18)

3. L. Aryani. DP (XI IP2 / 21)

4. M. Bety Setyawati (XI IP2 / 23)

5. Nicolas Sandar AB (XI IP2 / 16)

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA

Tahun Ajaran 2007 / 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

97

ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA NEGARA

A. Pengertian, Tujuan, Fungsi APBN

1. Pengertian

APBN ialah suatu daftar sistematis l penjelasan yang terinci

mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk jangka waktu

tertentu ( biasanya 1 tahun ).

Ø Periode APBN Indonesia adalah 1 Januari s/d 31 Desember.

2. Tujuan APBN

Ø Sebagai Pedoman penerimaan dan pengeluaran Negara dalam

melaksanakan kegiatan produksi dan kesempatan kerja dalam rangka

meningkatkan perekonomian dan kemakmuran bagi masyarakat.

Ø Untuk mengatur penerimaan dan pembelanjaan Negara dapat

mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Fungsi APBN

1. Membiayai Pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun ( PELITA ).

2. Menjalankan fungsi stabilisasi, yaitu mengendalikan jalannya

perekonomian Negara setiap tahun.

3. Meningkatkan pendapatan nasional secara terarah dan terencana.

4. Mengatur alokasi biaya agar dapat dimanfaatkan secara berdaya

guna dan berhasil guna.

5. Menetapkan batas tertinggi untuk masing-masing anggaran

pengeluaran Negara.

6. Mengatur pertumbuhan ekonomi agar tercapai suatu keadaan yang

serasi dalam berbagai sektor.

7. Melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah

air.

8. Pengendali laju inflasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

98

B. Prinsip, Asas, dan Cara Penyusunan APBN

1. Prinsip Penyusunan APBN

q Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pendapatan :

a). Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan

kecepatan penyetoran.

b). Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang Negara,

misalnya : sewa atas penggunaan barang-barang milik Negara.

c). Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh Negara

dan denda yang telah dijanjikan.

q Prinsip penyusunan APBN berdasarkan Aspek Pengeluaran Negara :

a. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan

teknis yang diisyaratkan.

b. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program kegiatan.

c. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri

dengan memperhatikan kemampuan / potensi nasional.

2. Asas penyusunan APBN

Penyusunan program pembangunan tahunan dituangkan dalam APBN

dengan berasaskan :

v Kemandirian, artinya sumber penerimaan dalam negeri semakin

ditingkatkan,

v Penghematan / peningkatan efisiensi dan produktifitas.

v Penajaman prioritas pembangunan.

3. Landasan Hukum APBN

§ UUD 1945 pasal 31 ayat l, tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang ditetapkan setiap tahun.

§ Undang - undang RI no. l 1994, tentang pendapatan dan belanja

Negara.

§ Keputusan Presiden No. 16 tahun 1994 tentang pelaksanaan APBN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

99

4. Cara Penyusunan APBN

APBN disusun oleh Pemerintah dalam bentuk rencana. Rencana

tersebut diajukan kepada DPR, selanjutnya DPR membahas RAPBN

dalam masa sidang. Sesudah RAPBN disetujui oleh DPR, RAPBN

kemudian ditetapkan menjadi APBN melalui undang-undang.

Bila RAPBN tidak disetujui, Pemerintah menggunakan APBN tahun

sebelumnya. Agar pelaksanaan APBN sesuai dengan rencana, maka

dikeluarkan keputusan Presiden tentang pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

100

PEDAGANG BOOM LAMA MENGELUH SEMARANG (SINDO) –Pedagang Boom Lama mengeluhkan kondisi

pasar darurat yang disediakan untuk mereka. Keluhan menyangkut masalah atap kios darurat yang terbuat dari terpal tipis dan penyangganya terbuat tiang bambu. Dengan kondisi tersebut para pedagang khawatir kiosnya akan cepat roboh dan bocor bila hujan. Para pedagang kemarin mulai pindah ke kios darurat sebab pasar utama Boom Lama dibongkar untuk direhab total setelah mengalami kerusakan parah. Biaya rehab diperkirakan mencapai Rp. 1,2 Milyar. Mujiyati, seorang pedagang dipasar tersebut mengaku, kios yang ditempatinya sudah mulai bocor terkena hujan yang turun minggu (5/8) malam. Padahal menurut dia hujan yang turun tidak terlalau deras. Dia khawatir, jika hujan turun deras, kios yang ditempatinya bocor lebih besar. “Sisa hujan semalam masih netes-netes, ini buktinya terpalnya tidak bagus alis bocor. Kalau seperti ini terus, barang dagangan bisa rusak,“ujarnya.

Untuk mengurangi kebocoran akibat terpal yang terlalau tipis tersebut, dia terpaksa menambah sejumlah triplek dibawah terpal dikiosnya. Selain mengurangi dampak bocor akibat hujan, juga untuk mengurangi panas karena tipisnya terpal. “Kalau tidak ditambahi triplek, bocornya tambah banyak, lagi pula terpalnya sangat tipis sehingga terasa sangat panas”,katanya.

Selain mengeluh kualitas bangunan pasar darurat, pedagang juga minta agar pembayaran rekening listrik tidak lagi dibebankan kepada pedagang. Pasalnya, dengan di pindahkanya ke kios darurat yang ada didepan pasar, praktis pedagang tidak lagi membutuhkan lampu penerangan. Sebab dikios tersebut tidak membutuhkan penerangan karena berada diluar bangunan pasar. “Kalau bulan ini saya masih bisa memaklumi, tapi kalau bulan depan, saya tidak mau bayar. Soalnya diluarkan sudah terang, jadi tidak perlu lagi listrik untuk penerangan.” Imbuhanya.

Sementara itu Kepala Pasar Boom Lama Sunjoto menegasakan, proses pemindahan pedagang dipindahkan sejak minggu lalu dan mulai kemarin pedagang resmi berjualn dipasar darurat. “Ada sekitar 130-an pedagang yang kami pindah,” kata Sunjoto.

Dia menambahkan, para pedagang akan menempati pasar darurat selama tiga bulan sesuai kontrak pelaksanaan pembangunan Pasar Boom Lama oleh kontraktor yang telah ditunjuk oleh Dinas Pasar. Mengenai kualitas bangunan terutama terpalnya, Sunjoto mengakui hal itu. Permasalahan yang terjadi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

101

⇒ Para pedagang mengeluhkan kualitas bangunan pasar darurat yang sangat buruk.

⇒ Para pedagang juga mengeluhkan pembayaran listrik yang dibebankan kepada para pedagang, padahal dipasar darurat tidak membutuhkan penerangan karena berada diluar bangunan pasar keluhan-keluhan diatas menyebabkan proses/aktivitas pedagang jadi terganggu, karena para pedagang sering mengalami kerugian. Contohnya : Seorang pedagang, Menempati kios yang sudah rusak atapnya sehingga saat hujan turun, atapnya bocor dan barang dagangannya jadi rusak dan otomatis para pedagang tidak dapat menjual barang dagangnya.

Cara mengatasi permasalahan itu : a. Pemerintah didaerah harus bersifat professional, misalnya harus

memperhatikan keluhan para pedagang. b. Pemerintah daerah harus bertindak secara konkrit yaitu mulai meningkatkan

kualitas pasar dengan mengadakan pembangunan / rehab. c. Untuk pembayaran listrik, seharusnya pemerintah daerah / pihak pengelola

pasar tidak membebani para pedagang dengan biaya pajak listrik, karena itu tidak begitu penting.

DUA KELOMPOK BURUH UNJUK RASA Semarang (SINDO) - Ratusan buruh dari dua perusahaan dengan tuntutan

yang berbeda, kemarin menggeruduk ke Balai Kota. Kelompok pertama, buruh dari PT Gened Devries Indonesia bermaksud mengadu ke pihak DPRD. Kelompok dua, datang dari PT SC Enterprises mendatangi Balai Kota dengan tujuan ingin bertemu Wali Kota.

Kelompok buruh dari PT Gened Devries berdemo menuntut diberikanya pesangon bagi sekitar buruh yang telah di-PHK dari perusahaan tersebut. Selain pesangon, mereka juga menuntut perusahaan memberi kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat atau organisasi buruh, mengangkat buruh yang masih bekerja menjadi karyawan tetap diperusahaan, serta Jamsostek untuk seluruh karyawan yang ada di PT Gened.

Ketua DPC Serikat Buruh Man diri (SBM) PT Gened Budi Santoso yang juga menjadi koordinator lapangan (Korplak) aksi demo mengatakan, perusahaan tidak member hak-hak normative kepada buruh serta menerpakan system kerja kontrak dengan tenggang waktu tak jelas dan tidak mendaftarkan buruh yang kerja di Perusahaan itu ke Jamsostek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

102

Perwakilan buruh tersebut kemudian ditemui Komisi D DPRD kota diruang pimpinan komisi. Pada pertemuan tersebut, hadir pula unsur dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakrestrans) kota. Dari pertemuan itu, para buruh dijanjikan hasilnya telah dilakukan setelah pertemuan dengan perusahaan. “Hasilnya kami diminta menunggu hasil pertemuan dengan manajemen perusahaan di Disnakrestrans, besok (hari ini).” kata Budi.

Wakil Ketua Komisi dari D DPRD Kota Immanuel DS mengatakan, pertemuan yang dijadwalkan hari ini, diharapkan membawa hasil yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik perusahaan maupun kalangan buruh.

Sementara kelompok buruh kedua berdemo, karena merasa keberatan dengan sistem lembur yang ditetapkan pihak perusahaan. “Perusahaan tidak mau membayar upah lembur, padahal karyawan kerap pulang kerja hingga pukul 19.00 WIB,”ujar Agus Maksum, salah seorang buruh. Permasalahan yang terjadi : ⇒ Ratusan buruh dari dua perusahaan dengan tuntutan yang berbeda, suatu

ketika menggeruduk ke balai kota. Kelompok pertama, buruh dari PT Gened Devries Indonesia bermaksud mengadu ke pihak DPRD. Kelompok dua, datang dari PT SC Enterprises mendatangi balai kota dengan tujuan ingin bertemu Wali Kota. Mereka menuntut pesangon bagi sekitar 400 buruh yang telah di-PHK. Permasalahan lain mereka menuntut kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat / organisasi buruh.

Cara mengatasi permasalahan tersebut : a. Seharusnya pihak balai kota memberikan pesangon bagi sekitar 400 buruh

yang telah di-PHK, karena 400 buruh tersebut telah bekerja untuk perusahaan dan buruh itu mendapatkan hak untuk menuntut sesuatu yang menjadi hak mereka yaitu uang pesangon.

b. Tentang kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat / organisasi buruh, menurut kami pihak balai kota harus menyetujuinya, karena dengan mereka di-PHK maka mereka sudah tidak memiliki pekerjaan lagi dan dengan cara bergabung dengan serikat / organisasi buruh dapat lebih menjamin status mereka dalam organisasi itu para buruh dapat membuka / menciptakan lapangan kerja baru.

PENGANGGURAN SOLO CAPAI 24.527 ORANG.

SOLO (SINDO) - Hingga Mei 2007, pengangguran di Kota Solo mencapai 24.527 orang. Jumlah sebanyak itu diperoleh dari pengangguran 2006 sebanyak 26.000 dikurangi pencari kerja yang terserap 2006 1.473 orqng. Untuk pencari kerja, hingga Mei 2007 tercatat hanya 1.304 orang. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Solo Sundjono menjelaskan, untuk mengurangi jumlah pengangguran di Solo, pihaknya telah menggelar”Job Markrt Fair” (JMF) dengan menyediakan 3.153 lowongan. JMF 2007 digelar dua hari tanggal 18-19 Juli besok di Graha Wisata Niaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

103

Pencari kerja tidak dipungut biaya apapun alis gratis lowongan 3.153 tersebut disediakan 45 perusahaan di Solo dan sekitarnya yang ikut berpartisipasi dalam JMF. “Kami hanya memfasilitasi saja. Proses Rekrutmen langsung pada perusahaan masing-masing.”jelas Sundjono, kemarin.

Menurut Sundjono, 45perusahaan yang ikut serta terdiri dari sejumlah bidang antara lain percetakan / penerbitan sebanyak tiga perusahaan, garmen enam perusahaan, asuransi enam perusahaan, keuangan enam perusahaan, perbankkan dua perusahaan, serta perusahaan dua perusahaan.

Permasalahan yang terjadi : ⇒ Banyaknya jumlah pengangguran di Solo, sedangkan pencari kerja yang

berusaha mendapatkan pekerjaan hanya sedikit. Cara mengatasi masalah tersebut : ⇒ Pemerintah harus mencari cara untuk mengurangi pengangguran dalam

jumlah banyak tersebut. ⇒ Pemerintah harus bertindak aktif misalnya, dengann membuka lapangan kerja

baru. ⇒ Memberikan kesempatan bagi para penganggur untuk menciptakan lapangan

kerja sendiri / berwirausaha. ⇒ Memasang lowongan pekerjaan dan mendorong para pengangguran agar

berniat mendaftar.

OMBAK TINGGI, NELAYAN KEMBALI TAK MELAUT

BANTUL (SINDO) - Ombak dipantai selatan kembali meninggi dalam dua hari terakhir dan mengakibatkan para nelayan tidak melaut. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sampai saat ini belum bisa memprediksi sampai kapan gelombang laut ini akan terus fluktuatif. Ngadiman,39, salah seorang nelayan di Pandansimo, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengungkap, dirinya dengan nelayan yang lain selama dua hari tidak melaut. Hal yang sama juga telah dirasakan Rujdito, 40 nelayan diPantai Samas, Kecamatan Sanden.”Kami hanya menjaring dari pingir pantai dengan jarring erat,”terang dia. Kepala Seksi Data dan Informatika BMG Yogyakarta Tyar Prasetyo mengungkapkan, sejak dua hari ini ombak kembali meninggi. Berdasarkan pantauan BMg ketinggian ombak mencapai 2,5 meter hingga 4 meter. Pihaknya belum bias memprediksi sampai kapan fenomena ini akan terjadi. Permasalahan yanag terjadi : ⇒ Nelayan didaerah bantul berhenti melaut disebabkan ombak / gelombang laut

yang tinggi. ⇒ Dengan berhentinya nelayan untuk melaut, menyebabkan para nelayan tidak

berpenghasilan mereka tidak dapat mencari ikan untuk dijual. Cara untuk mrngatasi masalah tersebut : ⇒ Nelayan harus bersabar untuk menunggu gelombang laut surut ⇒ Sementara menunggu, nelayan harus melakukan aktifitas lain yang benar-

benar mendukung dan dapat berpenghasilan, misalnya : membuat barang kerajinan yang dapat dijual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

104

⇒ Menciptakan lapangan kerja yang dapat dilakukan sebagai kerja sampingan.

TIDAK TAHAN SIKSAAN, TKI ASAL BOYOLALI KABUR

BOYOLALI (SINDO) - Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri kembali terjadi. Kali ini menimpa Mursiyem,38,warga dukun kestalan, Desan Nepen Kecamatan Teras, Boyolali yang terpaksa kabur dari rumah akibat tak tahan disiksa majikannya di Malaysia. Bahkan enam bulan gajinya saat ini belum dibayarkan. Mursiyem sendiri bekerja sebagai pembantu rumah tangga dikeluarga Loganathan yang beralamat dijalan 1/270 sek 6, Wangsamangu, Kuala lumpur Malaysia. Dari pengakuan Mursiyem, selama bekerja dikeluarga itu dirinya sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari majikan perempuannya. Tak tahan mendapat siksaaan itu Mursiyem akhirnya memutuskan untuk kabur. Menurut Mursiyem, setelah kabur dari rumah majikan dia tidak langsung pulang ke Boyolali. Dari Malaysia wanita berumur 38 tahun itu mendatangi Malang PJTKI Koperasi Bhakti Mandiri yang dulu memberangkatkanya.

“Saya sudah tak tahan setiap hari selalu disiksa. Bahkan selama enam bulan bekerja tak pernah digaji. Siksaan yang saya alami masih terus membekas dihati, keinginan untuk mengais ringgit justru berubah penyiksaan. Saya heran, sama-sama sebagai manusia kok tega berbuat seperti itu,”Kata Mursiyem ketika ditemui dirumahnya, kamarin. Permasalahan yang terjadi : ⇒ Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri kembali terjadi.

Kekerasan terhadap TKI akan menimbulkan permasalahan yaitu TKI merasa takut bekerja di luar negeri. TKI merasa tersia-sia karena ia bekerja tidak mendapatkan uang, tetapi malah mendaptkan perlakuan tidak wajar (kekerasan).

Cara Mangatasi permasalahan tersebut : ⇒ Seharusnya pihak penyalur Tenaga Kerja Indonesia bisa memberikan

kepercayaan bahwa bekerja di luar negeri tidak akan disakiti. ⇒ Tindakan Nyata Pihak Penyalur TKI yaitu dengan berusaha memberikan

jaminan perlindungan kerja TKI yang bekerja. ⇒ TKI yang disalurkan, harus benar-benar mengusai tata cara, bahasa dan sikap

orang yang atau tuan rumahnya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat menimbulkan kekerasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

105

TUGAS EKONOMI MENGENAI MASALAH TENAGA KERJA

1) Pencari Kerja di Bantul Meningkat ≈ Masalah : Pemohon kartu pencari kerja atau kartu kuning (AK-1)

di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul meningkat. Kondisi tersebut di perkirakan karena banyak lulusan SMA/SMK/MA, di kabupaten tersebut yang melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi (PT). Pasalnya banyak masyarakat Bantul yang mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah kabupaten setempat.

≈ Solusi : Dinas tersebut melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Batam, Bekasi dan Tangerang untuk prekrutan tenaga kerja. Para pencari kerja cukup mengikuti seleksi yang diadakan Disnakertrans.

2) Dua PNS Pemkab Bantul Dipecat

≈ Masalah : Karena melanggar disiplin kerja, tidak masuk kerja selama empat, bulan.

≈ Solusi : Sebagai seorang pekerja baik PNS maupun Swasta kita harus mentaati peraturan yang berlaku dan disiplin waktu. Ingat kedisiplinan itu penting. Dan peraturan dari perusahaan harus dipertegas.

3) TKI Meninggal Dunia di Taiwan

≈ Masalah : Terpeleset kelaut, karena gelombang ombak yang sangat tinggi.

≈ Solusi : Berhati-hatilah bila bekerja di Negara tetangga karena kita tidak tahu kapan bahaya itu mengancam. Harus lebih memperhatikan anak buahnya dan harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.

4) Pegawai BANK di Peras dan Diancam

≈ Masalah : Korban dituduh mencuri uang yang hilang ratusan juta rupiah di brankas BANK tersebut. Korban diharuskan mengganti uang tersebut padahal belum diketahui siapa pencurinya.

≈ Solusi : Pihak korban harus bijaksana dan tegas bahwa dia tidak melakukan perbuatan tersebut dan melaporkannya pada pihak yang berwajib agar dapat diketahui kebenarannya dan tidak merugikan sepihak. Penuduhan harus bersifat bijaksana dan mempunyai bukti yang kuat atas kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

106

hilangnya uang ratusan juta rupiah di Brankas dan pihak yang dituduh harus berani bersaksi yang sebenarnya.

5) Nasib Buruh Minta Diperhatikan

≈ Masalah : Penyimpangan jam kerja yang dilakukan perusahaan terhadap buruh, jam kerja mereka tidak sesuai dengan target yang diberikan oleh pihak perusahaan dan gaji buruh tidak sesuai dengan jam kerja mereka.

≈ Solusi : − Buruh harus menuntut gaji mereka pada perusahaan dan pihak perusahaan tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap buruh. Jadi perusahaan tersebut harus bertindak adil pada semua buruh yang sesuai dengan WIP yang berlaku.

− Pihak pemerintahan harus lebih perhatian, dan sadar bahwa buruh Buruh harus menuntut gaji mereka pada perusahaan dan pihak perusahaan tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap buruh. Jadi perusahaan tersebut harus bertindak adil pada semua buruh yang sesuai dengan WIP yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

107

C. Dua PNS Pemkab Sambungan dari halarnan 9

Lebih lanjut Kepala BKD ini mengatakan, SG yang saat ini sedang menjalani masa tahanan juga telah melakukan tindakan penggelapan.

“Makanya dia dimasukkan ke tahanan. Tapi bukan lantaran kasus penggelapan dia dipecat, akan tetapi karena melanggar disiplin kerja. Ototnatis selama masa tahanan, dia tidak masuk kerja," tutur Rita.

Sementara sepanjang 2007 ini, baru dua pejabat di lingkungan Pemkab yang dipecat tidak hormat. Tahun 2006, ada sekitar 5 orang pejabat yang juga dipecat. (tik)

Dua PNS Pemkab Bantul Dipecat

BANTUL -- Dua PNS di lingkungan Pemkab Bantul kemarin (10/4) dipecat secara tidak hormat. Mereka terbukti telah melanggar disiplin kerja pegawai. Kedua PNS tersehut adalah AH dan SG.

Menurut Kepala Bagian Kepegawaian Daerah Bantul Rita Suminah BSc, penilaian kinerja hingga pada akhirnya diputuskan untuk dipecat secara tidak hormat tersebut telah dilakukan sejak lama.

Surat pemecatan kepada AH langsung diberikan kepada sekda Bantul. Sementara untuk SG yang saat ini tengah menjalani hukuman penjara selama 1 tahun diberikan langsung di LP Pajangan.

“Ini sudah melalui proses panjang hingga akhirnya kita memutuskan untuk memecat mereka. Hari ini surat saya kirimkan kepada pejabat bersangkutan," tutur Rita kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/4).

Menurut Rita, AH telah melakukan pelanggaran disiplin kerja lantaran tidak masuk kantor selama enam bulan. Sebelumnya, AH telah diberikan teguran, surat peringatan, hingga penurunan pangkat. “Dulu sudah pernah kita berikan teguran, surat peringatan hingga penurunan pangkat. Tapi ternyata yang bersangkutan masih juga melakukan pelanggaran dan terakhir tidak masuk kerja selama empat bulan. Jadi, ini adalah akumulasi pelanggaran yang dilakukan," ujar Rita. »KE HAL 11

Pencari Kerja di Bantul Meningkat

BANTUL -- Jumlah pencari kerja pasca kelulusan di Kabupaten Bantul

meningkat selama dua bulan terakhir. Pada bulan Juni lalu pemohon kartu pencari kerja atau kartu kuning (AK – I) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mencapai 2720 orang, dan dua minggu pertama di Juli ini sudah mencapai angka 1588 orang.

“Diperkirakan kenaikan jumlah pemohon kartu kuning tersebut akan semakin meningkat hingga akhir Juli nanti," papar Kepala Disnakertrans Bantul, Achmad Djudi SH kepada wartawan di kantornya, Sabtu ('I4/7).

Jumlah tersebut, menurut Achmad juga meningkat dibandingkan 2006 yang hanya mencapai 19 ribu orang. “Tahun 2006 pencari kartu kuning justru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

108

menurun karena pasca gempa orang-orang lebih fokus untuk memperbaiki rumah mereka," jelasnya.

Jumlah pemohon kartu kuning terbanyak, lanjut Achmad berasal dari lulusan SMA sederajat hingga mencapai 60 persen lebih. Sedangkan sisanya adalah lulusan Strata 1 (S 1), akademi (D3) dan SMP sederajat.

Meski terjadi kenaikan, lanjut Achmad, peningkatan itu tidak terlalu signifikan. Kondisi tersebut diperkirakan karena banyak lulusan SMA/SMK/MA, khususnya untuk angkatan 2007 di kabupaten tersebut yang melanjutkan studinya ke jenjang per-. KE HAL 6

Pencari Kerja di Bantul Meningkat

Sambungan dari halarnan 1 guruan tinggi (PT).

Pasalnya, banyak masyarakat Bantul, yang mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat. Karenanya mereka lebih memilih kuliah dibandingkan kerja. “Ada kebijakan dari pemkab untuk memberikan bantuan pendidikan kepada warga Bantul sehingga mereka memiliki dana segar untuk melanjutkan pendidikan. Paling tidak bantuan pendidikan tersebut bisa dipakai untuk registrasi yang pertama," paparnya.

Peningkatan yang sama, kata Achmad juga terjadi pada jumlah pencari pencari paspor. Selama enam bulan terakhir sudah sekitar 400 pemohon yang mendaftarkan diri di dinas tersebut untuk mendapatkan paspor keluar negeri. “Kebanyakan mereka meminta paspor untuk menjadi TKI ke Malaysia. Yang sudah berangkat ada sekitar 54 orang," jelasnya.

Sementara untuk membantu pemohon kartu kuning mendapatkan pekerjaan, imbuh Achtnad, dinas tersebut melakukan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Batam, Bekasi dan Tangerang untuk perekrutan tenaga kerja. Para pencari kerja tersebut cukup mengikuti seleksi yang diadakan Disnakertrans.

Dalam pelaksanaannya, pemkab Bantul memberikan bautuan dana setiap tahunnya yang diambil dari APBD. Dana tersebut selain digunakan untuk seleksi juga dipakai untuk promosi keluar daerah. “Untuk menge tahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai tenaga kerja yang dikirim ke tiga kota tersebut, maka kami melakukan evatuasi," paparnya. (ptu)

Nasib Buruh Minta Diperhatikan

MUNGKID--Ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh

Magelang Federation (ALBUM F) mendatangi DPRD Kabupaten Magelang untuk mengadukan berbagai permasalahan perusahaan yang secara langsung mengakibatkan kurang diperhatikannya nasib buruh.

Para buruh yang telah datang sejak 10.00 pagi, Kamis (26/4) kemarin untuk melakukan audiensi guna menyampaikan tuntutannya kepada Dewan (Komisi D) tentang beberapa perusahaan yang tidak memenuhi hak para huruh, diantaranya adalah Jamsostek yang meliputi 4 program yuitu, JHT (Jaminan Hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

109

Tua), JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JKM (Jaringan Kematian).

Beberapa perusahaan hanya memperhatikan JHT-nya saja namun tidak memperhatikan program yang lain. Demikian diungkapkan Kasi Hubungan Kerja dan Pengawasan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, Nur Huda kepada para buruh.

Dalam tuntutannya mengeanai Jamsostek, para buruh merasa dirugikan. Pasalnya dana Jamsostek (5,7 % dari UMK) ditanggung oleh buruh sebesar 2 persen, sedangkan sisanya, 3,7 persen ditanggung oleh perusahaan. Itu saja sering terjadi tindak penyelewengan oleh pihak, perusahaan.

Selain permasalahan Jamsostek, ALBUM F juga menyorot penyimpangan yang dilakukan perusahaan dengan tidak mematuhi standar UMK Mage lang yang telah ditentukan yaitu sebesar Rp 540.000/bulan, beberapa perusahaan memberlakukan jam kerja melebihi ketentuan dengan upah jauh dibawah UMK.

“Kami hanya mendapat Rp 15.500 per hari dengan jam kerja 07.00 hingga 17.00," ujar Sri Muryati, karyawati perusahaan Bolu Sampurno. Menurutnya jam kerja yang diberlakukau perusahaan dan tidak disesuaikan dengan upah buruh harus dilakukan pengawasan oleh Dinas terkait.

ALBUM F sebagai organisasi buruh Kabupaten Magelang menuntut kepada DPRD Kabupaten Magelang dan Dinas terkait (Disnakertrans) untuk segera melakukan pengecekan secara langsung ke perusahaan-perusahaan di Kabupaten Mage lang dan untuk lebih melindungi hak para buruh di Kabupaten Magelang, DPRD segera membentuk tim pengawasan hak normatif yang independen.

Selain membentuk tim pengawas hak normatif independen, DPRD juga dituntut untuk segera meniudak lanjuti dan memberikan sangsi kepada pihak perusahaan bila tidak memenuhi hak-hak normatif.

Uutuk lebih menjamin legalitas hak normatif secara hukum maka diperlukan pembentukan Perda. (c5)

TKI Meninggal Dunia di taiwan

WATES -- Seorang Tenaga Kerja Indones (TKI) asal Kulonprogo, Pamerdi (30) warga Dusun Serang, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih diketahui meninggal dunia saat bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Taiwan setahun lalu, kasus itu baru diketahui pihak keluarga beberapa waktu lalu.

Kabar tentang meninggalnya Pamerdi, awalnya disampaikan salah seorang kerabatnya yang bekerja di Taiwan beberapa hari lalu. Keluarga pun melacak ke Penyalur Jasa Tenaga Kerja (PJTKI) di Jakarta yang memberangkatkannya .. Di sana, pihak keluarga mendapatkan selembar surat keterangan dari Kapten Kapal Ikan MV Fortuna Su Rong Hong.

Su Rong Hong menuliskan, kapal keluar dari pelabuhan Kaos Hsiung pada 20 November 2006 menuju Samudera Pasifik Pasifik untuk mencari ikan. Pada 14 Desember 2006, terjadi ombak besar setinggi 4-5 meter dengan suhu 20 derajat Celsius. Akibatnya, awak kapal tidak melakukan operasi menangkap ikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

110

Dalam situasi seperti itu, ABK hanya bekerja di dek untuk membenahi alat-alat penangkap ikan. Namun Pamerdi tidak nampak bersama awak kapal lainnya. Padahal saat makan siang, ia masih terlihat. Dalam pencarian pun tidak ditemukan. Diduga ia terpeleset jatuh ke laut.

Pencarian kembali dilakukan dari 14 Desember 2006 pukul 14:00 sampai 16 Desember 2006 pukul 14:00 atau 48 jam. Karena tidak juga ketemu, kapten kapal memutuskan melanjutkan operasinya.

Orang tua Pamerdi, Hadiwardoyo nampak shock. Keluarga menyelenggarakan tahlilan bersama kerabat dan tetangga. Kamis (24/5) malam. Menurut Kirmadi serta Bisma, tetangga dekat keluarga korban, dalam waktu dekat keluarga akan mengurus kematian Pamerdi.

“Kelurga sudah mengurus ke Dinas Tenaga Kerja Kulonprogo. Te tapi dinas tidak tahu-menahu, karena Pamerdi berangkat dari Jakarta, bukan dari Kulonprogo,” kata Kirmadi. (wid)

Pegawai Bank Diperas dan Diancam

GONDOMAN -- Pegawai bagian teller sebuah bank swasta di Jalan

Brigjend Katamso, “Gondomanan, Ruth Deliana Setyo Pujiastuti (30); menjadi korban pemerasan dan ancaman yang diduga dilakukan Kelapa Cabang. Peristiwa itu berawal dari hilangnya uang ratusan juta rupiah, dibrankas bank tersebut. Korban diharuskan mengganti padahal belum diketahui siapa pencurinya.

Kasus pemerasan dan ancaman pemecatan terjadi di rumah kos-kosan korban di Jalan Nyoman Oka, Gondokusuman, Minggu (29/7) silam diadukan ke Poltabes Jogja, Senin (6/8) siang., Ruth Deliana Setyo Pujiastuti warga asal Tangerang mendenr ita kerugian Satu unit, mobil, kalung dan -gelang emas serta uang, tunai Rp. 34,5 juta yang telanjur diserahkan ke kepala cabang bank swasta tersebut.

Ruth Deliana Setyo Pujiastuti didampingi saksi kejadian Dewi Kartini (24), warga Jogja, kepada; penyidik di Mapoltabes Jogja mengatakan, awalnya ia sebagai pegawai bank itu di bagian teller. Pada 18 Juli 2007 terjadi kehilangan uang di brankas bank. Setelah itu, ia dibawa ke kantor pusat di Surabaya.

“Sesampainya di kantor pusat saya diancam. Jika tidak mau mengakui bahwa saya yang mengambil uang itu, dan dipaksa membuat surat perjanjian, maka suami saya akan dipecat dan karirnya akan hancur. Saya diharuskan mengganti uang yang- hilang, bukan saya pelakunya. Sampai kasus itu saya adukan ke Poltabes, Kepala Cabang di Jogja belum pernah melaporkan soal hilangnya uang di brankas," katanya.

Karena diancam, dengan terpaksa korban menyerahkan mobil, uang tunai Rp 34,5 juta, kalung dan gelang emas kepada kepala cabang bank tersebut.

“Namun, belakangan saya sadar merasa dirugikan pihak bank, maka saya melaporkan kasus itu ke Poltabes Jogja dengan harapan, siapa pencuri uang di brankas dapat terungkap sehingga mobil, perhiasan serta uang saya kembali.," imbuhnya. (hri)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

111

1. Judul : Pedagang Klithikan Minta disediakan tempat Permasalahan : Jumlah pedagang klithikan didepan mas-jid agung

Bantul terus bertambah. Solusi : Para pedagang minta kepada pemkot Bantul agar

disediakan tempat yang memadai. 2. Judul : 10.000 Pekerja Menganggur

Permasalahan : Kebakaran pasar Turi menyisakan penderitaan warga di Surabaya Jawa timur.

Solusi : Seharusnya para pegawai 100 di pasar Turi Surabaya Jawa timur harus mencari tempat kerja yang baru setelah kebakaran berlangsung.

3. Judul : Sulit pertahankan Nike Permasalahan : Pemerintah tidak mampu mempertahankan investasi

produk sepatu Nike di Indonesia. Solusi : Perusahaan yang memiliki kontrak dengan nike

meminta waktu menyelesaikan persoalan ketenaga kerjaan tcrmasuk memheri pesangon buruh yang hcsarnya Rp. 140 miliar.

4. Judul : Pencari kerja harus waspada Permasalahan : Penahanan ijasah sebagai jaminan kerja. Solusi : Perusahaan hendakrrya mempunyai rekomendasi dalam

membuka lapangan kerja dan sebaiknya mengena i masalah tersebut perlu mendapat penegasan dalam peraturan daerah-atau perda.

5. Judul : Jogja kekurangan tenaga TI atau Tenaga Informasi Permasalahan : Jumlah tenaga kerja TI profesional di lembaga

pendidikan maupun lembaga pemerintahan masih sangat kurang.

Solusi : Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional untuk disekolahkan lagi dalam bidang Tekhnologi Informasi.

Nama kelompok:

1. C. Vita Wijayanti(06) 2. Fr. Heni lestari(13) 3. M. Dwi haryanti(10) 4. Fx. Rizky(22) 5. N. Susanti( 24) 6. Risti Pamudji(28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

112

SUKENDAR/BERNASJOGJA MENINGKAT -- Jumlah peclagang klithikan di depan masjid Agung Bantul terus bertambah. Berkaitan dengan ini, para pedagang minta kepada Pemkab Banttil agar disediakan tempat yang memadahi. Pedagang Klitikan Minta Disediakan Tempat

BANTUL -- Pedagang klithikan (barang bekas) tidak hanya marak di wilayah Kota Jogja. Namun Bantul saat ini juga mulai dilirik para pedagang klithikan. Tak seperti pedagang klithikan di Jalan Mangkubumi. Meski sama-sama menempati trotoar, para pedagang di Bantul rata-rata melakukan aktivitasnya pada siang hari.

Hanya saja, barang-barang dagangannya tidak digelar di depan emperan toko atau rumah warga. Melainkan hingga saat ini mereka masih menempati di depan lahan kosong, seperti di depan masjid Agung Bantul.

Meski di pinggiran, namun mereka tetap saja diburu. Khususnya oleh para pembeli yang menginginkan barang-barang murah atau pemburu barang antik. Sehingga wajar bila siang hari, lokasi ini selalu saja dipadati pembeli.

Ketika ditemui Bernas Jogja, Jujuk (45) salah seorang pedagang klithikan di depan masjid Agung mengaku sangat tertarik dengan program Pemkot Jogja dalam membangun pasar klithikan. Sebab dengan pasar tersebut para pedagang bisa terwadahi. Namun ini bukan berarti dirinya juga ingin agar Bantul membangun pasar serupa. "Kami hanya ingin diberikan fasilitas berdagang. Tapi ini bukan dengan membangun pasar klithikan. Dimanapun kami menerima, yang penting ada kepastian tempat. Syukur tempat ini ramai seperti di sekitar pasar Bantul," ungkapnya. Menurutnya, berjualan di trotoar sangat repot. Selain harus bolak-balik menggelar dan mengemasi barang, jam kegiatan berdagang pun juga sangat terbatas. Apalagi bila datang hujan, maka sama sekali tidak bisa beraktivitas.

"Yang terpenting lagi, dengan metode jualan seperti sekarang, setiap hari kami harus membawa pulang barang dagangan. Ditambah lagi, kami tidak bisa membawa seluruh dagangan dengan sepeda motor. Ini yang membuat para pembeli sering kecele," ungkapnya.

Dengan kondisi sekarang, memang banyak pengunjung. Namun mereka hanya sebatas melihat-lihat. Semua ini dikarenakan dagangan yang dibawa tidak bisa lengkap. Hal ini akan lain bila para pedagang disediakan tempat atau kios. Dengan kondisi ini, para pedagang tidak perlu repot-repot setiap hari membawa dagangannya. Namun barang tersebut cukup disimpan di dalam kios.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

113

Atas dasar ini, Jujuk minta kepada Pemda Bantul untuk memikirkan pedagang klithikan. "Kami membutuhkan tempat. Tidak usah mewah, yang penting bisa untuk menjajakan dagangan dan aman," tandasnya. (skd)

10.000 PEKERJA MENGANGGUR

KEBAKARAN PASAR TURI MENYISAKAN PENDERITAAN WARGA

SURABAYA, KOMPAS - Kebakaran di Pasar Turi Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/7), mengakibatkan sekitar 10.000 pekerja di pusat grosir terbesar di kawasan timur Indonesia itu kehilangan pekerjaan. Pegawai toko umumnya telah diberi tahu majikannya agar mencari tempat kerja yang barn.

“Saya harus bayar kos, juga mencicil sepeda motor Rp 350.000 setiap bulan," kata Puti (19), pegawai toko batik di lantai 3, Pasar Turi. Ia mendapat upah sebesar Rp 600.000 per bulan.

Pekerja di Pasar Turi menyebutkan, setiap toko minimal mempekerjakan tiga orang. Luas bangunan pusat grosir ini 33.509 meter persegi, 4.795 kios berukuran rata-rata 2 meter x 3 meter. Harga pasaran toko sekitar Rp 200 juta - Rp 400 juta per unit.

Menurut Ketua Umum Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Turi Joko Sujiono, yang ditemui di Pasar Turi, Sabtu (28/7), yang kehilangan mata pencarian tidak hanya pegawai toko. Masih banyak komunitas lain yang mengandalkan Pasar Turi sebagai tempat mencari nafkah, seperti penarik becak, buruh pikul, buruh bungkar muat, serta produsen.

Petugas pemadam kebakaran terus menyemprot bangunan Pasar Turi,

Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/7). Kebakaran yang terjadi selama tiga hari itu menghanguskan sedikitnya 2.700 kios.

Pada pertemuan informal dengan Asisten II Pemkot Surabaya Muchlas Udin di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Joko menawarkan tiga tokasi penampungan sementara. Lokasi itu di Jalan Tembaan, Jalan Dupak, (Ian Pasar Turi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

114

Menurut Muchlas. usulan pedagang akan dibahas lebih lanjut, karena jika memanfaatkan badan jalan, tidak mungkin seluruhnya. “Perlu koordinasi dengan Polwiltabes Surabaya. Diusahakan sebelum bulan puasa tetapi kalau koordinasi beres. pekan depan (penampungan sementara) sudah bisa dioperasikan" katanya.

Taufik, salah seorang pedagang Pasar Turi menuturkan, pedagang berharap pasar lama bisa menjadi tempat penampungan sementara. Penampungan itu bisa dipakai sampai setelah hari raya Idul Fitri.

Menurut dia, para pedagang siap menjadi investor pembangunan kembali. Para pedagang masih sanggup jika diminta mengumpulkan Rp 10 juta per orang. Saat ini, HPP Turi beranggota sekitar 3.500 pedagang. Dengan demikian, ada potensi terkumpul dana Rp 35 miliar.

Hingga Sabtu petang tercatat 2.780 kios yang hangus terbakar dan umumnya berlokasi di Pasar Turi Baru Tahap I, II, dan Tahap IV Ramayana. Masih terdapat dua titik sumber api, di dalam Ramayana yang terdiri dari enam lantai. Tiga lantai untuk pertokoan dan sisanya lahan parkir. Petugas pemadam kebakaran pun terus melakukan penambahan. Sedikitnya 10 unit mobil pemadam kebakaian tetap disiagakan di sekitar lokasi. Revitalisasi

Wakil Wali Kota Surabaya Arief Affandi menyatakan, saat ini pemerintah belum memikirkan revitalisasi. Revitalisasi dinyatakan sebagai persoalan jangka panjang dan bisa ditunda pembahasannya. Yang lebih penting, pengadaan tempat penampungan sementara bagi pedagang tidak bisa. "Sebentar lagi (bulan Ramadham) masa panen pedagang. Jangan sampai mereka kehilangan penghasilan" katanya.

Ia berjanji mengkaji masukan berbagai pihak terkait revitalisasikan. Salah satu macam harus diperhatikan adalah asuransi kebakaran bagi kios-kios di Pasar Turi. Saat ini, hampir seluruh kios dan barang dagangan di sana tidak diasuransikan. Pasalnya, banyak perusahaan asuransi menganggap pasar itu rawan kebakaran.

Ketua Kadin Surabaya M Rudiansyah mengemukakan, pedagang lama perlu diberi kredit lunak. Kredit itu bisa digunakan untuk membeli kios baru. “Sekarang banyak yang modalnya habis terbakar bersama kios dan barang dagangan," katanya.

Selain itu, pemerintah perlu memikirkan pengelompokan pedagang sehingga di tempat penampungan. Pengelompokan itu akan memudahkan kontrol pemerintahan buruh PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Naga Sakti Parama Shoes Industry (Nasa), Kota Tangerang, Banten, unjuk rasa di Kantor Nike di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (23/7). Mereka kembali menyampaikan tuntutan kepada Nike untuk tetap memberikan order kepada kedua perusahaan tersebut demi kepastian status pekerjaan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

115

SULIT PERTAHANKAN NIKE

Ribuan Buruh Berunjuk Rasa Tuntut Kontrak Kerja Dipertahankan. SERANG, KOMPAS -- Pemerintah tidak mampu mempertahankan investasi produk sepatu Nike di Indonesia. Dua perusahaan yang memililki kontrak dengan Nike meminta waktu menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan, termasuk memberi pesangon buruh yang besarnya bisa mencapai Pp 140 miliar.

Kami ingin tetap mempertahaankan Nike, tapi lobi- lobi yang ini lakukan sudah mentok. Sekarang yang terpenting bagaimana menyelamatkan nasib belasan ribu buruh yang ada di sana," ujar Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Banten Opar Sohari di Serang, Senin (23/7).

Kemarin sejak pukul 13.30, ribuan buruh dua perusahaan, PT Swadaya Aneka Shoes Industry (ASI) dan PT Naga Sakti Pana Shoes Industry (Nasa), berdemonstrasi lagi di depan Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berada di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta Selatan. Mereka menuntut Nike Inc, tetap mempertahankan kontrak kerja dengan PT HASI dan Nasa dalam waktu tak terbatas, tetap memberikan order sesuai dengan kapasitas kedua perusahaan, serta mendesak pemilik Nike Inc, Phillipe Knight, memahami tuntutan para buruh.

Seperti diberitakan sebelumnya, Nike berencana menghentikan pemesanan sepatu karena kedua perusahaan itu dalam dua tahun terakhir tidak mampu menjaga mutu produksi sepatu. Selain itu, rata-rata 10 persen dari total sepatu yang diproduksi setiap bulan dikembalikan Nike Inc. Padahal, Nike telah mematok ambang batas maksimal pengembalian produk karena rusak sebanyak 2 persen. Perhatikan nasib buruh

Jika Nike benar-benar menghentikan kontrak, kata Opar, pihak perusahaan harus memperhatikan nasib mereka. "Nike itu tidak memiliki kontrak langsung dengan buruh, tetapi dengan HASI dan Nasa. Oleh karena itu, kedua perusahaan itulah yang harus menanggung kewajiban perburuhan, termasuk membayar uang pesangon," katanya.

Dengan rata-rata pesangon Rp 10 juta per orang, diperkirakan jumlah uang yang dibutuhkan Rp. 140 miliar. Padahal, aset HAS don Nasa belum cukup untuk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

116

membayar semua pesangon karyawan tersebut. Karena itu, dua perusahaan meminta perusahaan meminta penyelesaian 18 bulan. Pindah kerja

Kedua perusahaan itu berjanji mengupayakan para buruh tidak terkena hubungan pemutusan kerja (PHK), dengan memindahkan mereka ke perusahaan lain yang masih satu grup. Saat ini 6.500 buruh bekerja di PT Nasa sedangkan 7.500 buruht lainnya di PT HASI.

Ribuan buruh yang berunjuk rasa secara simbolik menyeger Kantor Nike Inc di Lantai 24 Menara 2, Gedung BEJ. Mereka, menuntut pemerintah dan Aso siasi Pengusaha Indonesia memihak buruh (NTA/WIN).

PENCARI KERJA HARUS WASPADA KASUS PENAHANAN IJAZAH SANGAT MERUGIKAN KARYAWAN

YOGYAKARTA, KOMPAS – Para pencari kerja harus waspada terhadap

perjanjian kerja sama dari perusahaan yang mencantumkan aturan bahwa ijazah asli harus disimpan perusahaan sebagai jaminan. Aturan seperti itu, di kemudian hari, mengekang kebebasan dan hak asasi karyawan. Oleh LUKAS ADI PRASETYA.

Namun sayangnya, Undang-Undang Ketenagakerjaan belum menyoal tegas tentang boleh tidaknya ijazah pendidikan ditahan sebagai jaminan. Perkara ini memuat menyusul kasus yang terjadi pada para karyawan sebuah perushaan yang bergerak dibidang telekomunikasi skala besar di kawasan Wirobrajan, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam kasus perusahaan tersebut, keharusan meninggalkan ijazah sebagai jaminan tertera pada surat perjanjian kerja sama. Namun, karena belum terlalu paham konteks surat ini, para karyawan tidak menaruh curiga ketika membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan.

"Kasus seperti ini sangat mungkin terjadi di lain tempat dan belum diketahui. Sementara, perangkat hukum untuk itu belum tegas:" ujar Ketua Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DI Yogyakarta Budi Wahyuni, dalam diskusi bertema "S istem Ketenagakerjaan yang Adil dan Transparan", Sabtu (14/7).

Kasus ijazah sebagai jaminan bagi perusahaan diketahui karena para karyawan mengadu ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Yogyakarta. Menurut Suharyana, pengawas tenaga kerja yang juga ikut dalam diskusi, ini adalah kasus baru yang pertama ia jumpai. Dua bulan

Sepengetahuannya, kalaupun ada perusahaan yang menahan ijazah calon karyawan, itu hanya dilakukan maksimal dua bulan untuk kepentingan verifikasi identitas. Penahanan ijazah semestinya tidak dilakukan berbulan-bulan atau malah lebih dari setahun.

Berangkat dari masalah ini dan untuk mencari solusi masalah ketenagakerjaan lain, Disnakertrans Kota Yogyakarta mulai mewacanakan apakah ia perlu diatur lewat peraturan daerah (perda). Pihaknya sudah punya gambaran poin-poin apa yang krusial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

117

"Dalam perda itu bisa ditegaskan bahwa perusahaan yang hendak membuka lowongan harus mendapat rekomendasi dahulu dari Disnakertrans. Syarat dan perjanjian kerja sama mereka akan kami cermati. Media cetak dan elektronik juga harus bertanya dulu pada perusahaan yang hendak beriklan, apakah punya rekomendasi itu atau tidak," katanya.

Darsono, Staf Koordinator Penelitian Lapangan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, menambahkan, perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap norma kepatutan atau hak karyawan bisa saja dicabut izin usahanya.

Secara logika, surat perjanjian kerja sama yang sudah ditandatangani para karyawan kalau memuat hal lain, tidak fair seperti penahanan ijazah itu sejatinya bisa dibatalkan.

Hanya saja, menurut pihak kepolisian, hal tersebut bisa dilakukan apabila ada saksi ahli ketika calon karyawan menandatangani surat itu. Namun, nyaris semua surat perjanjian kerja sama biasanya hanya dilakukan dua pihak, yakni perusahaan dan karyawan.

STUDIUM GENERAL STIENUS JOGJA KEKURANGAN TENAGA TI

JOGJA-Banyaknya jumlah perguruan tinggi di Jogja yang membuka Jurusan Teknologi Informasi (TI), ternyata tidak identik keberadatenaga TI yang profesional. Realitasnya jumlah tenaga TI profesional di lembaga pendidikan maupun pemerintahan masih sangat kurang.

Hal itu disebabkan karena lulusan TI dari Jogja berlum begitu luas banyak yang direkrut perusahaan atau instansi di luar Jogja. Yang terjadi, Jogja sekadar menjadi pemasok tenaga kerja tenaga kerja ke seluruh Indonesia.

“Saya tidak bisa menyebut angka pasti kebutuhan tenaga TI. Sebab namanya kebutuhan itu memang terus meningkat. Tetapi perkiraan saya pemenuhan tenaga TI profesional disini belum mencapai angka 50 persen di sini,” kata Kepala Badan Informasi Daerah (BID) Jogja sekaligus dosen TI UGM, Prof Dr Ir Achmad Junaedi MUP kepada Bernas Jogja usai memberi materi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

118

studium general Mahasiswa STIE Nusa Megar Kencana di Kampus Jalan AM Sangaji, Jogja.

Indikasi belum tercukupinya tenaga di bidang TI, salah satunya bisa dilihat di kantor-kantor pemerintahan. Dimana ketika diminta mengerjakan sesuatu yang terkait dengan pengelolaan data dengan menggunakan sistem TI, pas lambat.

“Setiap saya tanyakan kenapa lambat, pasti staf mengatakan keterbatasan tenaga,” katanya.

Untuk itulah Pemprov DIY sendiri saat ini sedang melakukan langkah pemberdayaan PNS yang potensial untuk disekolahkan lagi dalam bidang TI. Karena memang di sisi lain jumlah PNS di DIY berlebih dari kebutuhan, tetapi di sisi lain tenaga TI di instansi kekurangan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY sendiri dalam rangka TI menuju era TI telah membuat gerakan menuju Jogja Cyber Province. (JCP) sejak tahun 2005. Walaupun sejak dicanangkan hingga saat ini kendala masih sangat besar seperti dana dan keterbatasan masyarakat untuk mengakses TI dalam kehidupan.

Contohnya, untuk penggunaan internet saja baru 16 persen di seluruh DIY, belum lagi termasuk pembuatan perangkat ke desa-desa pelosok.

“Namun demikian kita tidak bisa berhenti di sini, sebab memang namanya TI itu mau tidak mau harus kita lakukan agar tidak ketinggalan zaman. Kelak dengan adanya TI di pemerintah dan pendidikan, untuk pembuatan surat, arsip dan undangan tidak perlu dengan kertas, tetapi bisa lewat komputer dan pengiriman lewat email,” katanya.

Selain itu untuk menuju JCP, anak-anak sekolah sudah harus diperkenalkan dengan TI. Karena itu, mulai tahun 2007 siswa SD dan SMP se-DIY akan terkoneksi dalam jaringan, sehingga bisa berhubungan satu dengan lainnya.

“Maka dalam satu generasi 20 tahun atau 30 tahun kelak, anak-anak kita sudah melek teknologi. Maka tujuan JCP dalam rangka peningkatan dan percepatan layanan kepada masyarakat bisa tercapai,” katanya.

Selain itu juga perlu adanya payung hukum atau peraturan yang mengatur soal administrasi dan dokumen dalam komputer agar memiliki kekuatan hukum yang sama dengan dokumen atau sistem administrasi biasa (menggunakan kertas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

119

Waspadai Mafia Pencari Tenaga Kerja

Di tengah sulitnya orang mencari dan memperoleh lapangan kerja, ada kelompok orang yang memanfaatkan keadaan ini untuk kepentingan mendulang uang dengan dalih membuka lowongan kerja kepada publik. Mereka pada umumnya berwajah agency, outsource, agen penyalur, bahkan konon perseroan terbatas atau PT.

Ciri atau cara yang biasa dilakukan oleh penyalur adalah memasang iklan lowongan kerja secara berkala di banyak surat kabar, bahkan menyebarkan pamflet-pamflet berisi lowongan kerja di tempat umum. Dalam iklan lowongan kerja itu, penyalur biasanya mencantumkan alamat kantor kontrakan di wilayah : Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Pada umumnya para pelamar kerja yang terperdaya oleh iklan lowongan kerja tersebut segera diproses sebagaimana layaknya dalam penerimaan karyawan, mulai dari kelengkapan berkas lamaran, menunggu giliran wawancara, sampai mengisi formulir. jika berkas lamaran telah masuk lebih dahulu, tidak segan-segan agen pencari tenaga kerja itu segera menghubungi pelamar lewat telepon atau telepon seluler dan meminta si pelamar datang untuk wawancara.

Ketika wawancara inilah si penyalur mulai mempraktikkan trik dan cara mengelabui pelamar kerja. Penyalur senantiasa persuasif memberikan sugesti akan kepastian penempatan kerja dan piawai dalam mewawancara. Modus yang dilakukan penyalur tenaga kerja seragam dan target terpenting dalam proses wawancara adalah pelamar membayar formulir pendaftaran.

Kisaran uang formulir yang diminta bervariasi, yaitu Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Selain itu, pelamar diwajibkan membeli satu unit barang dari beberapa barang yang diperlihatkan di brosur. Kisaran harga barang dimaksud juga bervariasi, biasanya Rp 250.000 – Rp 490.000.

Ada pula penyalur yang mewajibkan pelamar untuk membayar dahulu uang keanggotaan sebesar Rp 200.000 – Rp 300.000. Setelah semua kewajiban membayar tersebut dipenuhi oleh pelamar, baru kemudian si pelamar sedianya akan ditempatkan untuk bekerja dalam tempo beberapa hari. Demikian janji yang diyakinkan berkali-kali oleh mafia pencari tenaga kerja tersebut.

Saya yang pernah mengalami hal semacam itu mengimbau warga masyarakat, khususnya pencari kerja via iklan lowongan, jika menghadapi kejadian seperti itu kiranya menghindari upaya tersebut dan segera abaikan saja dan jangan terjebak am aksi penipuan dengan modus mencari tenaga kerja. TORANG Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. v Cara mengatasi menurut pendapat kami :

Harus mengetahui seluk beluknya. v Untuk persoalan diatas bagaimana cara mengatasinya :

− Melengkapi berkas lamaran − Melengkapi formulir − Jangan terlalu percaya bila ada lowongan yang diiklankan karena masih

banyak penipuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

120

TENAGA KERJA INDONESIA Indonesia-Malaysia Bahas Empat Masalah Tenaga Kerja

BANDUNG, KOMPAS - Sedikitnya ada empat hal yang dibahas Indonesia-Malaysia berkaitan dengan revisi nota kesepahaman tentang penatalaksanaan rumah tangga. Pembahasan tersebut di Surabaya, Jawa Timur, selama dua hari hingga Kamis (28/6).

"Secara konkret saya belum mendapat laporan dari tim kerja di Surabaya. Tetapi, yang jelas ada empat poin yang dibawa dalam forum tersebut", ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno di Bandung, Sabtu lalu.

Masalah yang dibahas itu antara lain, pertama, soal paspor yang dipegang oleh majikan. Kedua, mengenai percepatan realisasi pendidikan bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Ketiga, masalah sistem penanganan TKI di Malaysia. Keempat, penyelesaian masalah TKI ilegal di dalam negeri.

Para TKI, khususnya yang bekerja di sektor informal, rentan terjaring razia aparat Malaysia saat berada di luar ruang. Sebab, berdasarkan undang-undang yang berlaku di Malaysia, paspor sebut ditahan majikan.

Menurut Erman, masalah paspor sudah diperbaiki dalam revisi nota kesepahaman (MOU) In, Indonesia-Malaysia. Kebijakan yang akan ditempuh adalah membuat kartu cerdas (smart card) identitas TKI. Pemegang kartu cerdas itu tidak boleh ditangkap karena sudah legal dan didokumentasi.

Berkaitan dengan pendidikan anak TKI, lanjutnya, Pemerintah Indonesia telah mengirim 100 guru ke negeri jiran itu dan bersama Malaysia membangun sejumlah sekolah bagi anak-anak TKI. Kini, sekitar 34.000 anak-anak TKI telah diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. (MKN) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :

Memberikan kepastian dengan cepat untuk memperoleh paspor Malaysia secara cepat.

v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Harus mengambil keputusan dengan bijaksana − Memberikan pembelajaran bagi para tenaga kerja supaya dapat

memahami bahasa di Malaysia agar tidak terjadi kesalahpamahan dalam bekerja.

INGIN KERJA DI LUAR NEGERI

Uang Puluhan Juta Bablas

WONOSARI (MERAPI) - Tergiur kerja di luar negeri, lima warga Kecamatan Patuk Gunungkidul kehilangan uang mencapai puluhan juta. Dalam perkara ini polisi berhasil meringkus Bm (28) warga Semarang, Jawa Tengah yang diduga melakukan pemungutan uang galipnya untuk biaya operasional. Meliputi pendidikan ketrampilan, pembekalan sebagai TKP dan biaya perjalanan. Lantaran janji tak pernah terwujud kelima korban akhirnya mengadukan kasus ini ke Polres Gunungkidul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

121

Kasat Reskrim AKP Hari Triyana SE ketika dihubungi Merapi di kantornya Jumat (16/2) membenarkan kejadia t itu. Dari laporan tersebut polisi langsung melakukan penangkapan.

Saat tersangka Bm dipanggil polisi langsung dilakukan pemeriksaan. Karena hasil pemeriksaan polisi menemukan bukti permulaan langsung dilakukan penahanan. Selanjutnya dilakukan pengembangan perkara dan diperoleh keterangan bahwa aksi serupa juga dilakukan kelompok tersangka di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah.

Dari hasil pemeriksaan polisi, kelima korban tersebut telah menyetor yang mencapai belasan juta. Awalnya mereka ditawari seseorang untuk kerja di luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi dan biaya murah. Korban selanjutnya mengkonfirmasi kepada tersangka dan langsung menyetor uang.

Penyerahan uang ini tidak hanya sekali tetapi tiga kali dan bahkan seorang korban menyetor uang Rp 17 juta. Setelah beberapa bulan sesuai yang dijanjikan ternyata kelima korban tidak diberangkatkan.

Berkali-kali mereka menanyakan hal itu kepada tersangka. Tetapi selalu dijawab menunggu proses pemberangkatan. Karena merasa jengkel mereka meminta uang tersebut dikembalikan sesuai dengan jumlah uang yang diserahkan.

Tetapi janji tersangka untuk mengembalikan juga tak pernah terwujud hingga kelima orang korban ini melapor ke Polres Gunungkidul. Untuk pengusutan lebih lanjut kejadian ini sudah ditangani Polres Gunungkidul. (Pur) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :

Sebelum menerima tawaran dari orang itu, sebaiknya kita menghubungi dulu Dinas Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia agar tidak tertipu seperti kejadian atas.

v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Mencari keterangan tentang penyaluran tersebut PJTKI.

TKI di Singapura Alami Kekerasan

SINGAPURA, KOMPAS - Anggota ASEAN saat ini tengah membentuk

kelompok kerja untuk membahas kesepakatan tentang perlindungan hak asasi buruh migran di Asia Tenggara. Kesepakatan ini diharapkan dapat terwujud tahun 2008 dan segera diimplementasikan di seluruh ASEAN.

“Kalau semua negara ASEAN terikat pada satu kesepakatan untuk melindungi buruh migran, mereka jadi lebih terlindungi. Kami berharap dalam setahun kedepan sudah ada suatu kesepakatan (soal itu)," ujar Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda seusai meresmikan proyek percontohan pos pelayanan warga negara Indonesia di Kedutaan Besar RI di Singapura, Minggu (29/7).

Selain di Singapura, Departemen Luar Negeri juga membentuk enam pos pelayanan WNI, yaitu di KBRI Seoul, KBRI Bandar Seri Begawan, KBRI Amman, KBRI Doha, dan KBRI Damaskus.

Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari deklarasi Komisi-komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) se-ASEAN di Sanur, Bali, akhir Juni lalu.

Ketua Komnas HAM Indonesia Abdul Hakim Garuda Nusantara membacakan naskah deklarasi, sementara Tan Sri Abu Thalib Othman dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

122

Komnas HAM Malaysia, Mrs Ambhorn Meesook (Thailand), dan Purific Acion Falera (Filipina) menyampaikan pernyataannya.

Menurut Hassan, kesepakatan sangat bermanfaat bagi 10 negara ASEAN baik negara pengirim dan penerima buruh migran. ASEAN memiliki mekanisme dan standar yang sama dalam melindungi buruh migran.

Indonesia merupakan salah satu pengirim buruh migran terbesar di ASEAN. Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 1,5 juta orang dan berkontribusi pada devisa negara sebesar Rp 35 triliun per tahun.

Masalah TKI

Malaysia merupakan negara penempatan TKI terbanyak dengan jumlah sedikitnya 1,6 juta sedikitnya 150 tenaga kerja Indonesia menghadiri peluncuran pos pelayanan warga negara Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Minggu (29/7). Departemen Luar Negeri membentuk pos pelayanan di enam perwakilan RI untuk memberikan pelayanan dan perlindungan yang lebih responsif terhadap WNI di luar negeri.

jiwa. Namun, sekitar 800.000 TKI bekerja di Malaysia secara tidak sah sehingga menyebabkan kuantitas masalah TKI di Malaysia tertinggi.

Saat berdialog dengan sedikitnya 150 TKI di KBRI Singapura, Sekjen Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Harry Heriawan Saleh mengatakan yang sering menyebabkan TKI mengalami masalah adalah pemalsuan identitas diri.

Praktik ilegal tersebut secara tidak langsung telah menjerumuskan TKI ke dalam perdagangan manusia. “Calon TKI seharusnya menyadari dampak dari pelanggaran itu," ujar Harry.

Wakil Ketua Perkumpulan An-Nisaa Masjid Sultan, salah satu perkumpulan tenaga kerja Wanita Indonesia di Singapura, Mujiati, meminta pemerintah lebih mengoptimalkan perlindungan TKI di Singapura. TKI yang sebagian besar bekerja sebagai penata laksana rumah tangga sampai saat ini masih mengalami tindak kekerasan. (HAMZIRWAN) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :

Membentuk kelompok kerja untuk perlindungan hak asasi buruh migran di Asia Tenggara.

v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Melindungi buruh migran, agar mereka jadi lebih terlindungi − Memberikan pelayanan dan perlindungan yang lebih responsif terhadap

WNI di luar negeri. − Meminta pemerintah lebih mengoptimalkan perlindungan TKI di

Singapura.

MENGANGGUR KARENA LUMPUR LAMPINDO

Asalnya, desa-desa itu sa~ngat menenteramkan. Penduduknya sebagian besar bertani, namun ada juga yang bergerak di sektor informal dan kerajinan. Sawah terhampar luas dan pohon-pohon menghijau. Namun, kini kondisinya sudah jauh berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

123

Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya genangan lumpur mirip danau raksasa. Maklum, luas genangan lumpur sudah lebih dari 100 hektar dan menggenangi empat desa. Lumpur berwarna abu-abu tersebut mengeluarkan bau menyengat. Sulit melangkah di genangan lumpur karena sangat panas dan kaki bisa melepuh. Pepohonan yang semua hijau kini kering meranggas karena terendam lumpur panas.

Sedikitnya 1.467 keluarga atau sekitar 6.696 jiwa kehilangan tempat tinggal karena terendam lumpur. Mereka terpaksa mengungsi di Pasar Porong Baru, Balai Desa Reno Kenongo, dan ke rumah sanak saudara.

Selain rumah tak bisa ditempati lagi, ribuan warga tersebut juga kehilangan lapangan pekerjaan. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo mencatat sedikitnya 13 pabrik yang mempekerjakan sekitar 1.627 karyawan terpaksa menghentikan kegiatan produksinya karena terendam lumpur. Tak terima gaji

Lebih menyedihkan lagi, mereka yang bekerja tanpa hubungan kerja atau lazim disebut pekerja di sektor informal juga turut kehilangan lapangan pekerjaan. Ada sekitar 40 usaha kecil menengah yang mati. Ibarat sudah jatuh, warga keempat desa itu masih tertimpa tangga.

Praktis, mereka kehilangan pegangan hidup. Sementara perut harus tetap diisi dan anak-anak mereka harus tetap sekolah demi masa depan yang lebih baik.

Atim Buchori (26), salah satu karyawan PT Sari Inti Pratama, mengatakan sudah lebih dari 25 hari ia tidak bekerja. Selama itu warga Jatirejo yang rumahnya terendam lumpur ini mengungsi di Pasar Porong Baru.

Ia menempati salah satu kios bersama kakaknya, Satumi (31), salah satu karyawan PT Victory Rottanindo. Dua orang kakak beradik ini secara otomatis kehilangan penghasilan. Atim yang biasa menerima gaji setiap dua minggu sekali itu sampai saat ini belum menerima sepeser pun upah dari hasil keringatnya.

"Kalau sekadar untuk makan memang telah dicukupi dari dapur umum yang memasak tiga kali sehari. Tetapi, sebagai lelaki normal, saya juga butuh keperluan lain yang tak mungkin bisa dipenuhi selama tinggal di pengungsian," ujarnya malu-malu.

Lain Atim lain lagi Masturi. Bapak dua anak ini pusing karena belum juga menerima gaji dari perusahaan tempatnya bekerja. Sebagai pekerja kontrak, ia menerima gaji bulanan sekitar Rp 800.000.

General Manager PT Lapindo Brantas Imam Agustino mengatakan pihaknya telah memberikan dana bantuan Rp 1,138 miliar kepada 13 perusahaan yang pabriknya tak beroperasi akibat terkena luapan lumpur panas.

Bantuan tersebut diberikan kepada perusahaan untuk membantu menggaji karyawan mereka selama pabrik tidak berproduksi akibat tertutup luapan lumpur panas. Besarnya bantuan tersebut Rp 700.000 per buruh sesuai upah minimum regional.

Soal siapa saja yang berhak mendapat dana bantuan tersebut, apakah karyawan tetap, buruh harian, atau karyawan kontrak, Imam menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan masing-masing. "Kami hanya memberikan dana sesuai dengan yang telah disepakati," katanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

124

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno saat mengunjungi lokasi lumpur mengatakan, memberikan gaji kepada karyawan adalah kewajiban perusahaan. Mereka wajib memberikan hak karyawan secara penuh. Tetapi, kondisi saat ini perusahaan sedang tidak berproduksi, karena itu mereka pasti juga kesulitan menggaji karyawan. Diharapkan bantuan dari Lapindo bisa meringankan beban perusahaan.

Djoko Abandi Sapto, Operation Manager PT Supra Surya Indonesia, produsen konstruksi baja yang juga ketua konsorsium 13 perusahaan yang terkena luapan lumpur Lapindo, menga takan pihaknya akan memberikan gaji pokok karyawannya sama seperti bulan sebelumnya.

Djoko mengatakan akan memberikan upah karyawan sesuai haknya. Mereka yang biasanya mendapat gaji Rp 600.000, tetap mendapat sesuai haknya. Demikian pula yang gajinya Rp 1 juta. Perusahaan akan menomboki kekurangannya, tetapi ia tak tahu sampai kapan perusahaannya mampu terus nombok sementara pemasukan tidak ada.

"Yang lebih mencemaskan kami, karena pabrik tak berproduksi, pelanggan pasti akan lari ke produsen lain. Padahal, sangat sulit mencari pelanggan," kata seorang pimpinan sebuah pabrik yang terendam lumpur. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya genangan lumpur mirip danau raksasa. v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :

Pihak PT. Lapindo seharusnya bertanggung jawab dan memberi uang gaji kepada pegawainya yang tidak igaji karena di PHK maupun kepada korban lumpur untuk tempat tinggal yang layak tidak dipengungsian yang kumuh dan tidak sehat.

v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Memberi perhatian penuh kepada korban lumpur termasuk untuk

kesehatan dan tempat tinggal agar mereka dapat hidup dengan baik. − Memberikan pelayanan dan perlindungan yang baik kepada mereka. − Meminta pihal Lapindo memberikan bantuan yang layak dan sehat untuk

mereka. − Meminta pihak Lapindo untuk memberikan pekerjaan yang layak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

125

SEBAGIAN BESAR ANAK TELANTAR TAK TERURUS Pola Penanganan Para Gelandangan Belum Efektif SEMARANG, KOMPAS-Sekitar 91,7 persen atau 164.315 anak telantar di Jawa Tengah tak terurus. Mereka sangat berpotensi terjerat dalam dunia kriminalitas, perdagangan anak atau trafficking, prostitusi, dan pekerja anak. Bila tak segera ditangani dengan baik, jumlah mereka akan semakin bertambah besar di masa mendatang.

Dalam draf Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jateng 2008 terungkap, ada 179.282 anak telantar di Jateng. Sebanyak 94.427 di antaranya anak laki- laki dan 84.855 perempuan. Dari jumlah itu, yang telah tertampung di panti asuhan milik Pemprov Jateng hanya 1.532 anak, di panti asuhan milik Departemen Sosial 250 anak, dan di panti-panti sosial milik swasta 13.185 anak. Jadi, yang tak tertangani mencapai 164.315 anak telantar.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Aisyah Dahlan, menyatakan, besarnya angka anak telantar yang tak tertangani di Jateng menunjukkan belum efektifnya pola penanganan anak telantar di Dinas Kesejahteraan Sosial. “Dari dahulu belum terlihat langkah strategis untuk menyelamatkan anak-anak ini. Jumlahnya hampir merata di semua kabupaten dan terlihat secara jelas di titik keramaian kota," kata Aisyah.

Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Jateng Warsono, Senin (23/7), menuturkan, untuk mengatasi masa:ah anak telantar ini tak cukup hanya melibatkan pemerintah, tapi masyarakat harus ikut serta. Sebab, masalah anak telantar sangat kompleks dan memerlukan langkah bersama.

"Sejak dini, keluarga harus terlibat. Perlu ada pembinaan dan permodalan kepada keluarga anak yang telantar agar perekonomian mereka menjadi lebih baik. Diharapkan, nantinya keluarga tersebut dapat mendidik anak menjadi lebih baik pula," tuturnya.

Anggota Panitia Khusus Raperda Penanggulangan Pekerja Anak Jateng, Agus Abdul Latif, mengungkapkan, untuk menangani anak telantar harus melibatkan lintas sektor. Dinas pendidikan, biro kesejahteraan rakyat, dan dinas sosial harus melangkah bersama.

“Orangtua anak juga perlu dibantu. Bila demikian, dinas koperasi, dan biro perekonomian juga harus dilibatkan," kata Agus.

Potensi Besarnya jumlah pekerja anak di Jateng, kata Agus, menjadi sumber

potensi munculnya pekerja anak di provinsi ini. Saat ini di Jateng ada sekitar 1.302 pekerja anak yang tercatat, padahal yang tak tercatat diperkirakan jauh lebih banyak lagi.

Pemprov Jateng, kata Warsono, menempuh dua program untuk mengatasi masalah anak telantar ini, yaitu program panti dan nonpanti. Program panti ini adalah dengan membina anak telantar di panti-panti sosial. Mereka diajari berbagai keterampilan dan did idik dengan baik agar dapat mandiri kelak. (HAM

Sekitar 91,7% atau 164.315 anak terlantar di Jawa Tengah tak terurus. Mereka sangat berpotensi terjerat dalam dunia kriminalitas perdagangan anak atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

126

trafficking, prostitusi dan pekerja anak. Bila tak segera ditangani dengan baik, jumlah mereka akan semakin bertambah besar dimasa mendatang. Solusi :

Pemerintah harus mengumpulkan anak-anak terlantar dan memberi ketrampilan khusus dan mencari lapangan pekerjaan yang sesuai. Jika dana memadai, pemerintah diharapkan membuat suatu perusahaan dan khusus pekerja dari anak-anak terlantar yang sudah mempunyai ketrampilan.

Banyak Lulusan S2 Menganggur

Sulit kalau Hanya Mengandalkan Satu Disiplin Ilmu Saja YOGYAKARTA, KOMPAS - Kondisi ketenagakerjaan belum menggembirakan. tercatat sampai Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana di DI Yogyakarta menganggur atau berstatus pengangguran. Kecenderungan pengguran ini mengarah pada mereka yang sudah sarjana, termasuk lulusan S2.

“Ada kecenderungan sekarang penganggur sarjana, bahkan lulusan S2 perguruan tinggi pencari kerja cukup banyak. Trennya sekarang memang ke sana," tutur Kepala Dinas Tenaga Kerja clan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY Hendarto Budiyono, Jumat (27/7).

Budiyono mengatakan berdasarkan kajian terakhir, hingga Desember 2006 tercatat total penganggur di DIY berjumlah 151.570 orang. Dilihat dari tingkat pendidikan, penganggur didominasi lulusan SLTA, yakni 62,11 persen atau 94.140 orang.

Selanjutnya, diikuti lulusan SUP 15,24 persen atau 23.099 orang,, lulusan SD 2,63 persen atau 3.986 orang. Yang paling memprihatinkan, 14,66 persen atau 22.220 penganggur merupakan lulusan perguruan tinggi.

Berdasarkan data tersebut, jumlah pencari kerja di DIY sebanyak 107.129 orang. Dari jumlah itu. 598 di antaranya adalah lulusan S2. “Banyak dari keluarga mampu berpikir daripada anaknya menganggur, maka setelah lulus Sl mereka menyekolahkan lagi anaknya ke S2, dengan harapan bisa cepat masuk kerja. Namun, setelah lulus persaingan kerja begitu ketatnya," ungkap Hendarto.

Hendarto menyebutkan, tingginya jumlah pengangguran di DIY tidak bisa dilepaskan dari kondisi makro perekonomian nasional yang belum cukup bagus. Masih banyak perusahaan yang setelah krisis ekonomi masih melakukan efisiensi. Di samping itu, juga dihadapkan pada kondisi rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja sehingga sulit bersaing di pasar tenaga kerja.

“Tantangan tenaga kerja ke depan itu semakin tinggi. Tenaga kerja harus memiliki kompetensi. Mau tidak mau tenaga kerja harus multiskill, kalau hanya mengandalkan satu disiplin ilmu itu sulit berkompetisi. Untuk itu, hana memiliki keahlian ganda. Itu mau tidak mau harus dimiliki. Mereka juga harus punya inovasi mengakses informasi dan mengenal hitech, terakhir harus memiliki kondisi prima. Perusahaan mengandalkan kriteria seperti itu," tutur Hendarto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

127

Identifikasi potensi Hendarto menambahkan, sebenarnya pemerintah pusat dan daerah sudah

memiliki banyak program untuk menyelesaikan masalah pengangguran. Namun diakui, sampai kini belum bisa menyelesaikan persoalan itu. “Harus diakui ini menjadi problem besar kita. Yang bisa menciptakan kesempatan kerja adalah pertumbuhan ekonomi," katanya. Program-program yang sudali dilaksanakan di antaranya Terapan Teknologi Tepat Guna. “Melalui program ini, kita identifikasi potensi di DIY ini apa saja. Misa1nya Kulon Progo punya banyak kelapa, supaya dapat meningkatkan nilai tambah kelapa kita terapkan teknologi tepat guna," katanya.

Bagi tenaga terdidik digelar program Pendayagunaan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional. “Ini untuk orang-orang yang mempunyai keinginan membuat usaha atau alih rofesi usaha baru. Mereka kita fasilitasi. Tahun ini misalnya, mereka yang ingin usaha mebel, kita fasilitasi melalui pelatihan. Ada bantuan dari pusat," katanya. (RW:V)

Kondisi ketenagakerjaan belum mengembirakan. Tercatat sampai Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana di D.I.Yogyakarta menganggur atau berstatus pengangguran. Kecenderungan ini mengarah pada mereka yang sudah sarjana termasuk lulusan S2.

Solusi : Pemerintah harus membuat lapangan pekerjaan, khususnya untuk lulusan

S.2. dan juga tenaga kerja juga harus mempunyai keahlian yang ganda. Dan mereka harus enovasi mengakses informasi.

Batasan Umur Terlalu Singkat

Tenaga Kerja Di Bantul Tidak Bisa Terserap BANTUL-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)

Kabupaten Bantul mengeluh adanya batasan umur yang ditetapkan perusahaan-perusahaan dari Batam dalam perekrutan tenaga kerja dari kabupaten tersebut. Karena tenaga kerja yang boleh dikirim ke perusahan-perusahaan elektronik di pulau tersebut hanya berumur 18-21 tahun.

“Batasan umur tersebut menjadi kendala bagi kami untuk bisa mengirim tenaga kerja dari Bantul ke Batam: Padahal calon tenaga kerja yang umurnya diatas 21 tahun jumlahnya cukup banyak setiap tahunnya," ungkap Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Bantul, F Suhartono, kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/7).

Menurut Suhartono, dengan adanya batasan tersebut, maka tenaga kerja yang terserap ke berbagai perusahaan di Batam menjadi terbatas. Pasalnya mereka hanya bisa memperpanjang kontrak satu kali karena jangka waktu untuk satu kali kontrak selama dua tahun. Alasan pembatasan umur tersebut dikarenakan perusahaan menginginkan tenaga kerja yang masih muda dan produktif. Sehingga mereka bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan cepat.

Karena permasalahan tersebut, lanjut Suhartono, pihaknya berharap adanya perubahan dalam sistem perekrutan tenaga kerja. Paling tidak batasan umur tersebut bisa diperpanjang, menjadi 24 tahun. “Hal itu untuk mengakomodir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

128

jumlah tenaga kerja yang umurnya diatas 21 tahun clan menginginkan kembali bekerja di Batam," jelasnya.

Jumlah tenaga kerja yang sudah dikirim ke Batam sendiri selama tahun ini mulai Januari hinega Mei sebanyak 133 orang. Sedangkan untuk Juni lalu, sebanyak 208 orang. Sementara untuk mengakomodir jumlah tenaga kerja yang harus pulang dari Batam karena tidak bisa lagi memperpanjang kontraknya, Disnakertrans Bantul mengarahkan mereka untuk meneari peluang kerja hingga keluar negeri. Namun dengan catatan mereka bisa memenuhi syarat yang ditentukan.

"Mereka sudah memiliki penga laman kerja selama di Batam. Penga laman tersebut bisa jadi referensi untuk bekerja keluar negeri," imbuhnya. (ptu)

Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Bantul mengeluh adanya batasan umur yang ditetapkan perusahaan dari Batam dalam perekrutan tenaga kerja dari Kabupaten tersebut. Karena tenaga kerja yang boleh dikirim ke perusahaan-perusahaan elektronik di pulau tersebut hanya berumur 18-21 th.

Solusi : Setiap perusahaan membatasi umur untuk para pegawai.

Transmigrasi Jangan Pindahkan Pengangguran

SLEMAN -- Peran pemerintah daerah dalam memberikan bekal ketrampilan kepada calon transmigran sangat penting. Harapan transmigran yang diberangkatkan bisa cepat berhasil. Peran Pemda itu pun harus lebih besar dibandingkan dengan Balai Besar Latihan Ke transmigrasian (Balatrans).

"Jangan sampai, niat semula mengurangi pengangguran dan kemiskinan di daerah asal, tapi karena kurang pembekalan ketrampilan, jadinya hanya memindahkan pengangguran ke daerah lain. "Kami memang ikut memberikan pelatihan. Tapi kalau waktunya hanya 10 hari jelas sulit untuk rnemotes calon transmigran menjadi mumpuni dalam bidang tertentu. Seleksi pelatihan lebih serius, mestinya menjadi peran tiap-tiap daerah sebelum calon dikirimkan. Kesini,” kata Kepala Balantrans Yogyakarta Drs Kulup Bono dikantornya komples Pemkab Sleman, Selasa (17/7).

Kulup menjelaskan, paradigma pengiriman transmigran sekarang berbeda dengan zaman dulu. Saat ini, pengiriman harus didahului adanya kerjasama antar daerah pengirim atau asal transmrgran dengan daerah tujuan. Sehingga harus berdasarkan kesepakatan antar daerah.

Jumlah serta jenis bidang ketrampilan peserta transmigran harus sesuai dengan kebutuhan daerah tujuan. Permintaan datang dari daerah tujuan. Sedangkan daerah asal tinggal mengirimkan transmigran yang sesuai permintaan mereka.

“Sharingnya, daerah tujuan menyediakan lahan dan dana. Sedangkan daerah asal wajib mengirimkan tenaga transmigran yang kompeten di bidangnya," kata Kulup menerangkan.

Soal kuota dari DIY, sejauh ini jumlah transmigranDIY yang diberangkatkan relatif stabil. Pada 2005 lalu, tercatat 280 KK Harapannya, Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

129

lalu, transmigran tercatat naik menjadi 300-an KK. Tahun ini diperlebih besar dibandingkan diperkirakan masih sama.

Untuk memenuhi kuota, Balatrans membagi rata di empat kabupaten dan kota masing-masing sekitar 60-an KK per daerah.

“Kami memang menjatah. Jika dibuka begitu saja animo, lebih banyak daripada permintaan. Justru karena permintaan masih terbatas dibandingkan animo inilah, kewajiban kita bersama untuk benar-benar menyeleksi dan memberikan bekal ketrampilan serta motivasi kepada mereka. Jangan sampai transmigran yang kita kirimkan ditolak sebelum calon dikirimkan atau tidak berhasil di sana sehingga menjadikan masalah baru,” lanjutnya.

Berdasar hasil evaluasi yang dilakukan Balatrans, transmigran yang cepat berhasil di daerah tujuan biasanya yang memiliki bekal ketrampilan tambahan di luar bidang yang diminta daerah tujuan. Misalnya, yang diminta adalah petani, maka selain ketrampilan dalam bidang pertanian tersebut, transmigran diha rapkan juga dibekali ketrampilan lain seperti wirausaha.

“Mayoritas yang diminati sekarang memang masih bidang pertanian. Tapi akan lebih baik bila yang dikir imkan bukan hanya mereka yang mahir pertanian, tapi juga punya ketrampilan tambahan. Yang jelas mereka harus diberikan bekal dan wawasan untuk melihat berbagai peluang yang bisa dilakukan selain di bidang inti yang diminta. Itu akan lebih menguntungkan, " katanya. (aro)

Peran pemerintah daerah dalam memberikan bekal ketrampilan kepada calon transmigran sangat penting. Harapanya transmigran yang diberangkatkan bisa cepat berhasil. Peran Pemda itu pun harus lebih besar dibandingkan dengan balai besar latihan ketransmigrasian (Balatrans).

Solusi : Memberi ketrampilan pada calon transmigran yang akan di

transmigrasikan.

Tenaga Kontrak Dapat Tunjangan MAGELANG -- Para tenaga kontrak di lingkungan pemerintah Kota Magelang bisa bernafas lega saat ini. Pasalnya, Pemkot sepakat akan memberikan tunjangan kesejahteraan pegawai (Kespeg) kepada mereka.

Kepala kantor Informasi dan Komunikasi Pemkot Magelang Lukman Zakaria SH Cn, Jumat (29/G) menjelaskan, para tenaga kontrak akan memperoleh kesejahteraan pegawai sebesar Rp 100.000/bulan. Kespeg akan dirapel oleh mereka sejak bulan Januari 2007.

Di lingkungan Pemkot, jumlah tenaga kontrak sebanyak 407 orang. Kriteria tenaga kontrak adalah mereka yang mendapatkan SK Walikota dan menerima gaji yang berasal dari APBD.

Tenaga kontrak lainnya yang akan menerima selain di lingkungan Pemkot adalah mereka yang bekerja di lingkungan Badan Pelayanan Kesehatan RSD Tidar Magelang.

Lukman menambahkan, se

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

130

mendagri, nomor 13/2006, para tenaga kontrak yang, mendapatkan Kespeg tersebut, tidak mendapatkan uang makan.

Sedangkan bagi CPNS dan PNS tetap berhak atas uang makan.

Dibagian lain, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkot telah menerima gaji ke 13. Besarnya gaji ke-13 adalah sebesar 1 kali gaji tanpa ada potongan apapun. “Namun ini tidak termasuk tunjangan beras," kata Lukman.

Gaji ke-13 paling lambat diterimakan pada 28 Juni 2007 dan diberikan kepada PNS maupun para pensiunan.

“Ini sesuai dengan PP 34 / 2007 yang dikeluarkan Dirjen Perbendaharaan tentang pemberian, gaji untuk PNS dan pensiunan," terangnya.

Pemberian gaji ke-13 kepada para PNS, imbuh Lukman sengaja dilakukan bertepatan dengan tahun ajaran baru. Dengan gaji itu, diharapkan para PNS bisa terbantu masalah pembiayaan sekolah anak-anaknya.

Para tenaga kerja Pemerintahan Kota Magelang bias bernafas lega saat ini. Pasalnya Pemkot sepakat akan memberi tunjangan kesejahteraan pegawai (Kepseg) kepada mereka.

Solusi :

Pemerintah memberikan tunjangan atau bonus kesejahteraan pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

131

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Nama Guru : A. Sahid

Bidang Studi : Ekonomi

Petunjuk : Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang partisipasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi melalui metode Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok, mohon Bapak memberikan pendapat. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang menurut anda sesuai. 1. Pelaksanaan metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning

Together Berbasis Presentasi Kelompok ini berpengaruh terhadap partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi sehingga : ( √ ) perlu dilanjutkan oleh guru. ( ) tidak perlu dilanjutkan oleh guru. Alasan :

Siswa bisa saling memperkaya pengetahuan dan berusaha mempelajari agar tidak dianggap kurang mampu oleh teman-temannya.

2. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Learning Together dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran ekonomi sehingga : ( √ ) merupakan pembelajaran yang terencana dengan tujuan jelas. ( ) merupakan pembelajaran yang kurang terencana dengan tujuan kurang. ( ) merupakan pembelajaran yang tidak terencana dengan tujuan tidak jelas. Alasan :

Memang harus direncanakan dengan sangat baik. Maka tidak semua KD dilaksanakan dengan metode ini.

3. Pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Together : ( √ ) dapat mengaktifkan siswa. ( ) kurang mengaktifkan. ( ) tidak mengaktifkan siswa. Alasan :

Untuk dapat memberi pendapat (tak hanya sebagai pendengar), siswa harus aktif menyiapkan, memperhatikan, mengikuti semua kegiatan yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

132

4. Pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Together : ( √ ) dapat meningkatkan motivasi siswa. ( ) kurang dapat meningkatkan motivasi siswa. ( ) tidak dapat meningkatkan motivasi siswa. Alasan :

Agar tak kelihatan kurang mampu oleh siswa kami. Ada kendala siswa yang acuh tak acuh, bisa menghambat cara ini.

5. Yang paling menonjol dalam pembelajaran metode Learning Together : ( √ ) meningkatkan pemahaman siswa. ( ) memberikan lebih banyak bahan belajar. Alasan :

Siswa mendapat berbagai pendapat, pandangan dari beberapa teman. Pendapat dari beberapa orang lebih kaya dari hanya belajar sendiri.

6. Penerapan pembelajaran menggunakan metode Learning Together : ( √ ) meningkatkan motivasi siswa mencari sumber lain. ( ) kurang mampu meningkatkan siswa mencari sumber lain. ( ) tidak mampu meningkatkan motivasi siswa mencari sumber lain. Alasan :

Untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan yang lebih luas, memaksa siswa mencari sumber lain. Guru harus memberi tugas untuk itu.

7. Yang dirasakan guru dalam penerapan pembelajaran menggunakan metode Learning Together : ( √ ) lebih bergairah dan bersemangat dalam mengajarkan. ( ) kurang bergairah dan bersemangat dalam mengajarkan. ( ) tidak bersemangat dalam mengajar. Alasan :

Melihat siswa aktif mencari sumber, berdiskusi, berargumentasi. Guru terdorong pula untuk memfasilitasinya agar lebih efektif.

8. Kendala apa yang dirasakan dalam penerapan pembelajaran melalui metode Learning Together : ( √ ) ada. ( ) tidak ada. Alasan :

Dari sekian siswa di kelas, pasti ada beberapa siswa ± 10 – 20 % tak serius dalam belajar, sikap ini mempengaruhi teman lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

133

9. Pembelajaran menggunakan metode Learning Together apakah perlu diterapkan pada pembelajaran kompetensi : ( √ ) perlu. ( ) tidak perlu. Alasan :

Semua proses pembelajaran harus menuju pencapaian kompetensi tertentu.

10. Bagaimana bentuk pembelajaran dengan metode Learning Together yang ideal menurut Bapak : 1. Perencanaan harus baik dan jelas 2. Tugas-tugas yang diberikan harus jelas dan nyata 3. Sarana, prasarana harus memadai dan difasilitasi dengan baik / aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

134

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp. (0274) 513301, 515352 Fax. 562383 Nomor : 163 / Pnlt/Kajur / P.IPS / VII / 2007 Lamp : ____________ Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada : Yth. Bapak Kepala Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohon ijin bagi mahasiswa kami :

Nama : DODDY INDRAWAN

No. Mhs : 991324033

Program Studi : PENDIDIKAN EKONOMI

Jurusan : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Semester : 16

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi

dengan ketentuan sebagai berikut :

Lokasi : SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL

Waktyu : Agustus 2007

Topik / Judul : PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas ) Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Tembusan Yth:

1. ……………….. 2. Dekan FKIP

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

135

KETERANGAN PENELITIAN No. 36/B/C.05/IV/2008

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : Doddy Indrawan

No. Mahasiswa : 99 1324 033

Instansi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Alamat Mahasiswa : Nyamplung Kidul RT. 04 / 06 Balecatur, Gamping

Benar-benar telah melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul dengan judul penelitian :

Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi

Kelompok Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas

XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul (Penelitian Tindakan Kelas).

Penelitian tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus s.d 31 Agustus 2008.

Demikian surat keterangan ini diberikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Sekian dan terima kasih.

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI