PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER...
i
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
DODDY INDRAWAN NIM : 991324033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
(Penelitian Tindakan Kelas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING
TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (Penelitian Tindakan Kelas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Ilmu ini adalah kunci anda menuju hidup yang lebih baik, sahabat yang lebih banyak, sukses yang lebih besar,
kebahagiaan yang lebih besar Terapkanlah ilmu ini untuk anda dan keluarga anda SEKARANG
Hidup tidak membayar anda atas apa yang dapat anda lakukan. Hidup membayar anda atas apa yang anda lakukan (Les Biblin)
Kerja adalah cinta yang mengejawantah
dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta hanya dengan enggan
Maka lebih baik jika kau meninggalkannya, lalu mengambil tempat
di depan gapura candi dan meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)
Kegagalan adalah satu sukses yang tertunda,
jangan ragu, tetap pada arahmu keyakinan, pengharapan, teguh …….dalam tujuan.
(Kla : Hey)
Kebijakan adalah kebijaksanaan yang luar biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Dan…saya bersyukur dan berterima kasih kepada
Allah SWT Malaikat dan Nabi Muhammad S.A.W
Dikaruniai kembali kesempatan yang indah.
Skripsi punika kula pisungsungaken kagem :
Ingkang kula tresnani bapak lan ibu
kangmas lan mbakyu ingkang Kinasih
Poro leluhur ing Ngayogjokarto Hadiningrat
Sekolah, Program Studi, jurusan, fakultas, universitas,
donya pendidikan, wargo masyarakat, sarto sederek-
sederek sedoyo ingkang maos tulisan punika.
Lan konco-konco sakabehe.
Amien…amien..yaa Robbal ‘Allamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Doddy Indrawan
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Doddy Indrawan
Nomor Mahasiswa : 99 1324 033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul (Penelitian Tindakan Kelas). beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 18 Januari 2008
Yang menyatakan
( …………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2008
Penulis
Doddy Indrawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU (Penelitian Tindakan Kelas)
Doddy Indrawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar sisiwa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan rancangan penelitian berupa siklus yang mencakup kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2007 di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta, dengan subjek siswa-siswi kelas XI IPS2 yang berjumlah 36 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja kelompok kooperatif dengan Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dapat mencapai indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan dengan penambahan kegiatan berupa tugas artikel atau kliping. Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 22,22 %. Setelah tindakan meningkat menjadi 12 siswa atau 33,33 % dari tingkat indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 30%. Pasitipasi yang diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan hanya 18 siswa atau 50% yang mempunyai partisipasi tinggi, setelah tindakan meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89% siswa, lebih tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 55%. Motivasai siswa mengalami peningkatan, melalui lembar pengamatan, sebelum tindakan hanya 15 siswa atau 41,67 % siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah secara bersama, setelah tindakan meningkat 19 siswa atau 52,78 % dari target indikator yang ditetapkan sebelumnya 50 %. Motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, sebelum tindakan hanya 17 siswa atau 47,22 % mempunyai motivasi cukup, setelah tindakan meningkat menjadi 31 siswa atau 86,11% siswa, lebih tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 65%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD USING
THE TYPE OF LEARNING TOGETHER BASED ON GROUP PRESENTATION TO INCREASE THE LEARNING PARTICIPATION
AND MOTIVATION OF XIth GRADERS AT SOCIAL STUDIES DEPARTMENT OF “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU”
(A CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Doddy Indrawan Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research is aimed at increasing the learning participation and motivation of of XIth graders at social studies department of “SMA Pangudi Luhur Sedayu” by applying cooperative learning method using the type of learning together based on group presentation.
This is a Classroom Action Research (CAR) using a research design in the form of a cycle that includes Planning, Action, Observation, and Reflection. This research was conducted in August 2007 at “SMA Pangudi Luhur Sedayu”, Bantul. Yogyakarta, involving 36 students of XIth graders at social studies department as the subjects. The were collected through observation, questionnaires, and interviews.
The research result s show that cooperative group work using the type of learning together based on group presentation can fulfill the determined indicators with the additional activities including writing an article and making a newspaper clipping. Before the action, there were 8 students (22.22%) participating in the learning process by asking questions, expressing ideas, and paying attention to other students' opinions. After the action, the number increased to 12 students (33.33%) or higher than the determined indicator (30%). The student's participation that was measured using questionnaires increased from 18 students (50%) before the action to 32 students (88.89%) after the action. It is higher than the determined indicator (55%).
Through observation worksheet, it is shown that student's motivation increased from 1 5 students (41.67%) before the action to 19 students (52.78%) after the action who interacted and involved actively in the problem solving activities. It is higher than the determined indicator (50%). The student's motivation that was measured using questionnaires increase from 17 students (47,22%) to 31 students (86.11 %). It is higher that the determined indicator (65%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang
berjudul “PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING
TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU” dapat penulis
selesaikan dengan baik.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini, karena bantuan dari berbagai pihak,
baik dalam bentuk dorongan, saran, bimbingan, perhatian dan doa, sehingga
penulis mengucapkan terima kasaih kepada :
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Program Studi pendididkan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. E. Catur Rismiyati, S.Pd.M.A., selaku dosen Pembimbing I yang dengan
sabar membimbing serta memberi masukan dan dorongan kepada penulis
selama menyusun skripsi.
5. Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang
telah membantu dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi.
6. Drs. Markus Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur
Sedayu, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Drs. Agustinus Sahid selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Siswa/siswi kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah
meluangkan waktu untuk pene litian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Sekretariat Program studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntasi
(Mbak Titin, Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah membantu berbagai macam
urusan dalam penelitian skripsi ini sampai selesai.
10. Kedua orang tuaku Bapak Soedarto dan Ibuku Asiati Achmad tersayang
(yang melahirkanku) tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas
semua perhatian, nasihat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan
setiap waktu sehingga aku bisa menye lesaikan studiku!! Terima Kasih, terima
kasih, sujud dan syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu sekalian ….
Amien…..!!!
11. My Brother Ari, My Old Sister Arum, Hetty Thanks for your pray and
kindness….. !!! (semoga menjadi amal ibadah untuk kalian semua).
12. Motor Astrea Star”ku yang selalu setia menemani dalam hari-hariku laju
diatas roda dimanapun dan kapanpun…..!!!.
13. JUVE Computer” yang telah membantu dalam rental computer dan
pengetikan (semoga usaha anda semakin sukses, semakin besar dan semakin
laris…..ris…. ris…..ris….!!!) Amien Thanks For All.
14. My Little Nokia “8250” yang selalu setia menemani dan melancarkan
komunikasiku dengan semua makhuk Tuhan yang paling sempurna. U
“Begitu Kecil Begitu Hebat”…..!!!
15. Keluarga Soenarto di Karangwaru Lor, Pak Narto lan Ibu Narto kula
ngaturaken Agenging panuwun saking semangat, dorongan, perhatian lan
donganipun. nuwun. nuwun. matur nuwun. Mugi gusti paring kanugrahan
dumateng Bapak lan Ibu. Anton “Bagyo” lan Nita “Ndut” Thanks For
All…..!!!
16. Adeeeeel, Anton “Bagyo”, den Damar lan Ruri, Dedy “Pak Lek”, sing wis
mlaku bareng-bareng susah lan seneng awake dewe kerep kumpul. Ayo
bebarengan ngranggeh kesuksesan…..!!!, Iswanto “Gendon”, Pak Dhe
Indra “Gendol” pokoke sip-sip……kobiis, Gunawan “gundul” Landung
“Simatupang” Kobis, Andri “Anak Hantu”, Edi “Tongseng” Thank’s you
is direwangi ngetik (sory rung iso mbales). Good luck For U All…..!!!thank’s
……!!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
17. “My Lovely”……Thank’s for perhatian, semangat, dan doanya…….!!!
18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 7
C. Batasan Masalah ................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ............................................................... 8
E. Definisi Operasional Tujuan Penelitian .............................. 8
F. Tujuan Penelitian ................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
G. Manfaat Penelitian .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12
A. Tinjauan Teori ..................................................................... 12
1. Cooperative Learning .................................................. 12
2. Partisipasi ..................................................................... 22
3. Motivasi ....................................................................... 24
4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi ............ 29
5. Belajar .......................................................................... 30
6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar ........ 34
7. Hakikat Belajar Aktif .................................................. 35
8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar .......................................... 37
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .......................................... 38
C. Kerangka Berpikir ............................................................... 39
D. Hipotesis Tindakan ............................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42
A. Jenis Peneiitian .................................................................... 42
B. Lokasi dan Waktu Penetitian .............................................. 42
C. Subyek dan Objek Penelitian .............................................. 43
D. Data Yang Dibutuhkan ........................................................ 43
E. Variabel ............................................................................... 43
F. Pengumpulan Data .............................................................. 45
G. Prosedur Penelitian ............................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 51
A. Hasil Penelitian ................................................................... 51
B. Pembahasan ......................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............. 59
A. Kesimpulan ......................................................................... 59
B. Keterbatasan ........................................................................ 60
C. Saran..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jenis-jenis Interaksi Belajar Mengajar .......................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1. Sebelum Tindakan Penelitian ........................................................ 4
Tabel III. 2. Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 45
Tabel III. 3. Indikator Keberhasilan ................................................................ 50
Tabel IV. 4. Kegiatan Pembelajaran ............................................................... 51
Tabel IV. 5. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan .......................................... 53
Tabel IV. 6. Partisipasi Siswa ......................................................................... 54
Tabel IV. 7. Motivasi Siswa ............................................................................ 55
Tabel IV. 8. Rangkuman Hasil Penelitian ....................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner .................................................................................... 65
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ................................................................ 76
Lampiran 3. Perhitungan Manual .................................................................... 82
Lampiran 4. Lembar Pengamatan ................................................................... 86
Lampiran 5. RPP ............................................................................................. 91
Lampiran 6. Lembar Nilai Tugas .................................................................... 95
Lampiran 7. Tugas Kliping Siswa ................................................................... 96
Lampiran 8. Pedoman Wawancara Guru ........................................................ 131
Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara siswa
dan guru. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan pengetahuan
dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat berjalan
dengan lancar bahkan dapat menimbulkan kebingungan bagi siswa, salah
pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar berhasilnya proses
belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata-mata untuk
kepentingan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar
mengajar dapat dicapai dengan baik, maka siswa yang mengikutinya juga
dituntut untuk kreatif.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, akan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang
diselenggarakan secara formal disekolah dimaksudkan untuk mengarahkan
perubahan pada diri siswa secara terencana baik aspek pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap.
Pembelajaran ilmu ekonomi dapat berlangsung efektif bilamana siswa
berpartisipasi aktif dengan obyek, peristiwa, situasi, dan kondisi kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melalui sumber belajar. Pengetahuan ekonomi yang disajikan guru yang
tercantum dalam kurikulum tidak banyak berarti bilamana disajikan dalam
bentuk informasi atau dengan ceramah saja, tanpa mengetahui kondisi nyata.
Proses pembelajaran harus memberi kesempatan pada peserta didik
untuk mampu mengembangkan segenap potensinya secara optimal, seperti
yang dikemukakan oleh Ali (1987:13) bahwa:
"Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of' learning - pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar." Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.
Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu
pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif
daripada pembelajaran oleh guru. Strategi pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa
daaam tugas-tugas yang berstruktur disebut strategi pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Dalam strategi ini guru bertindak sebagai fasilitatur.
Mengamati keadaan yang terjadi dilapangan, khususnya yang terjadi
di SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam pembelajaran ilmu ekonomi disekolah
kemungkinan masih ada guru yang belum siap menerapkan strategi
pembela jaran kooperatif secara optimal dalam proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru, walaupun siswa diberi
kesempatan untuk bertanya tetapi mereka tidak memanfaatkan kesempatan
tersebut karena merasa kemungkinan siswa merasa bosan mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ceramah sehingga sebagian peserta didik tidak tertarik, kurang berpartisipasi
dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sikap seperti ini dapat terlihat dari sikap siswa yang ketika guru
mengajar mereka merasa jenuh, mengantuk, bersikap pasif, bahkan ada puta
siswa yang ramai dengan teman kelas sehingga mengganggu proses
pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada
partisipasi dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi di SMA Pangudi Luhur
Sedayu, ada beberapa keprihatinan yang dihadapi guru di kelas, diantaranya
adalah partisipasi dan motivasi sebagian siswa di kelas rendah saat mengikuti
pelajaran di kelas khususnya pelajaran ekonomi. Pada saat pelajaran memulai
ekonomi sebagian besar siswa masih bersemangat dalam mengikuti pelajaran,
namun biasanya situasi seperti ini tidak berlangsung lama karena banyak
siswa yang mulai bosan karena metode yang digunakan dalam mengajar
kurang menarik bagi siswa yaitu ceramah. Ketiga guru sedang menerangkan
materi pelajaran terdapat sebagian murid yang sibuk dengan kegiatannya
sendiri, seperti ngobrol dengan teman sebelah, membaca buku bacaan lain,
dan corat-coret buku.
Kebanyakan dari siswa tidak mengikuti pelajaran ekonomi secara
aktif di kelas, hal ini terlihat melalui lembar pengamatan partisipasi siswa
yang mengajukan pertanyaa/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
pada saat mengikuti pelajaran rendah, yaitu sebanyak 8 siswa (22,22%) dari
36 siswa. Begitu pula dengan motivasi siswa yang saling berinteraksi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
teman dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah secara
bersama, saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa hanya sedikit yang
berinteraksi atau menanggapi, yaitu sebanyak 15 siswa (41,67%) dari 36
siswa. Sedangkan skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner
sebagian responden yaitu 18 siswa (50%) mempunyai partisipasi belajar
tinggi. (lihat perhitungan pada lampiran 3 halaman 82) skor motivasi siswa
yang diukur melalui kuesioner sebagian besar responden, yaitu 17 siswa
(47,22%), mempunyai motivasi belajar cukup (lihat perhitungan pada
lampiran 3 halaman 84).
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
No Indikator Rerata Kualitas A. Partisipasi Siswa
1 Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
22,22 %
2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner
50 %
B. Motivasi Siswa 1 Motivasi siswa yang berinteraksi dan mempunyai
niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok
41,67 %
2 Skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner
47,22 %
3 Tugas –
Menurut Gordon (1986: 76) rendahnya partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran di kelas dapat disebabkan oleh beberapa faktor dari
siswa itu sendiri maupun dari guru. Dan pihak siswa, beberapa penyebab
yang mungkin terjadi adalah (1) bahwa siswa memang tidak menyukai
pelajaran tersebut, (2) siswa beranggapan bahwa materi pelajaran tersebut
kurang menarik dan dirasa tidak penting daripada mata pelajaran lain, dan (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ada siswa yang mempunyai masalah pribadi, sehingga mempengaruhi
semangat beiajarnya.
Sedangkan dari pihak guru, faktor- faktor penyebabnya antara lain
adalah (1) metode mengajar yang digunakan guru kurang menarik, (2) guru
kurang tegas di kelas, (3) guru benar-benar kurang memahami apakah
sebelumnya para siswa telah mengerti apa yang dijelaskan.
Ada berbagai metode pengajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar, salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan
menggunakan model Cooperative Learning Tipe Learning Together. Sejak
tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan
kini telah berubah menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), yang menggunakan paradigma pembelajaran
konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran. Esensi dari teori konstruksi
adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan menstransformasikan suatu
informasi yang kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi
itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus
dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan.
Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan : (1)
menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi
kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3)
menyadarkan bagi siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar (Sagala, 2005: 88) Tetapi dalam prakteknya, pendidikan kita masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta
yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, kemudian ceramah rnenjadi pilihan utama strategi belajar
mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tebih memperlihatkan proses
transfer pengetahuan atau konsep-konsep dari guru kepada peserta didik. Bila
kegiatan belajar mengajar terasa sangat monoton, membosankan dan tidak
menarik. Hal ini tentu saja bisa berpengaruh terhadap partisipasi dan motivasi
belajar siswa. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar mengajar "baru"
yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar mengajar yang
tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis
Presentasi Kelompok merupakan strategi alternatif yang diharapkan dapat
membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, meningkatkan
kemampuan siswa bekerja sama dengan orang lain, meningkatkan partisipasi
dan motivasi belajar siswa. Tipe ini dipilih karena merupakan tipe yang
paling sederhana dari kelima model pembelajaran kooperatif, dan diyakini
cocok dengan situasi siswa yang cenderung untuk belajar lebih efisien dalam
kelompok atau belajar secara bersama-sama (cooperative). Selain itu, tipe
pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai salah satu sumber beiajar dan peran aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuan secara individual dan sosial (Mchaelis & Rushdoony, 1987: 68).
Dan uraian latar betakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan Cooperative
Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk
Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2
SMA Pangudi Luhur Sedayu".
B. Identifikasi Masatah
Berdasarkan uraian di atas, pada saat proses belajar mengajar di kelas,
guru sering kali mengalami hambatan dalam proses penyampaian bahan
pelajaran. Keprihatinan yang dialami guru tersebut bahwa dalam proses
pembelajaran dikelasnya terdapat sekumpulan masalah yang perlu diatasinya.
Guru melihat bahwa para siswanya seringkali tidak dapat berkonsentrasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari rendahnya partisipasi dan motivasi siswa dalam menanggapi pertanyaan-
pertanyaan atau dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Dari masalah-masalah yang dihadapi guru selama kegiatan belajar
mengajar di kelas, lalu dibuat beberapa rencana-rencana tindakan, dimana
tindakan yang akan dilakukan tersebut dapat membuat siswa untuk lebih
meningkatkan partisipasi dan motivasi belajarnya dalam kegiatan belajar
mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, tidak
semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada masalah-
masalah yang dapat segera diatasi oleh guru dengan serangkaian tindakan
yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan
partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.
D. Rumusan Masaiah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari penelitian tindakan ini
dapat ditarik rumusan masalah : Bagaimana metode penerapan Cooperative
Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dalam
meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA
Pangudi Luhur Sedayu ?.
E. Definisi Operasional
1. Cooperative Learning
Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang berisi
serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian
rupa pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi
terstruktur antara siswa dalam group yang bersifat sosiai dan masing-
masing bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Tipe Learning Together
Tipe Learning Together adalah salah satu tipe dalam pembelajaran,
kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru melakukan presentasi bahan pelajaran
b. Siswa dalam kelompok heterogen (tediri dari 4-5 siswa)
mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok.
c. Siswa secara individual mengerjakan kuis. Guru menilai hasil kerja
individual.
3. Partisipasi Belajar
Partisipasi merupakan unsur keikutsertaan siswa, baik secara fisik,
mental, maupun emosional dan unsur dorongan untuk bertanggung jawab
dalam rangka mewujudkan tujuan bersama.
4. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan memperkuat
tingkah laku pada kegiatan belajar.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
ing- in dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi dan
motivasi beiajar siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui
Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Manfaat Penetitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan oleh guru untuk lebih
meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan semakin terbiasa melakukan
penelitian tindakan, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan
motivasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk mempermudah mereka dalam memahami materi dan
meningkatkan partisipasi serta motivasi belajarnya.
3. Bagi Peneliti / Penulis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan
tentang pengelolaan kelas yang lebih balk sehingga berrnanfaat
membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan untuk memberikan dukungan pada guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar menggunakan penerapan pendekatan
pembelajaran yang inovatif, khususnya pendekatan pembelajaran
Cooperative Learning sebagai salah satu cara memecahkan masalah
pembelajaran yang terkait dengan partisipasi dan motivasi yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5. Bagi Bidang Keilmuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan pendekatan
pembeiajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
6. Bagi Universitas
Hasii penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian
selanjutnya dan dapat digunakan untuk referensi dalam pengembangan
pengetahuan tentang penelitian tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Cooperative Learning
a. Pengertian Cooperative Learning
(Lie, 2002: 12) Sistem pengajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran
gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru
bertindak sebagai fasilitator.
Pendekatan kooperatif (Cooperative Learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1992 dalam Purnomo dkk, 2007: 37). Dengan pendekatan ini, diharapkan pembelajar semakin aktif
dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan ketrampilan dengan bekerjasama dengan pembelajar
lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan
belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.
Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih efektif. (Lie, 2002 : 28) Slavin
mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat
heterogen. Sedangkan Robert J. Stahl, mengatakan bahwa model
pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian
dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal
dalam belajar (Solihatin dan Raharjo, 2007: 4). Atau seperti yang
dikemukakan oleh Kagan (1994: 8). Cooperative Learning merupakan
suatu model pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas
pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi
terstruktur antar pelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-
masing pelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang
mereka jalani. Selain itu, (Nurhadi 2004: 112) menjela skan
cooperative learning sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa semakin aktif dalam
memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dan keterampilan dengan bekerjasama dengan siswa lainnya. Mereka
akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap
anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas
atau latihan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dikatakan
bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative
learning, pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara
bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip
kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar, baik yang
sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Untuk itu, suasana belajar
yang berlangsung dalam interaksi dengan sikap saling percaya,
terbuka, dan rileks di antara anggota kelompok sangat penting karena
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan
memberikan masukan di antara mereka untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang ingin
dikembangkan dalam pembelajaran (Solihatin dan Raharjo, 2007: 6).
b. Metode Cooperative Learning
Slavin (1995: 71 – 144) atau Slavin dalam Lorin W. Anderson,
(1995: 140 – 141) memperkenalkan empat metode pembelajaran
kooperatif sebagai berikut :
1) Student Team Learning
Student Team Learning (STL) adalah metode yang dikembangkan
dan dipelajari di Universitas John Hopkins. Semua metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pembelajaran kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar
bekerja sama dan bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka.
Tiga konsep inti dari metode Student Team Learning adalah
”hadiah tim” (team rewards), ”akuntabilitas individu (individual
accountability), dan ”peluang bersama untuk berhasil” (equal
opportunity for succes). Pada prinsipnya ada empat metode Student
Team Learning yang secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu :
a) Student Team Achievement Division (STAD) :
Student Team Achievement Division (STAD) diawali dengan
presentasi oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan kerja
kelompok. Para siswa dikelompokkan menurut jenis kelamin,
etnis atau menurut tingkat kemampuan (Kagan, 1994 dalam
Purnomo dkk, 2007: 37). Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5
orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang
berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang.
Setelah semua kelompok selesai bekerja, pengajar memberi
kunci jawaban soal dan meminta mereka memeriksa hasil kerja.
Kemudian pengajar mengadakan kuis.
b) Teams Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournament (TGT) merupakan metode
pembelajaran cooperative learning pertama yang diterapkan di
John Hopkins University. Hampir sama dengan STAD, ada
presentasi materi pembelajaran dari guru, tidak ada kuis tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti
cerdas cermat. Siswa dapat berkompetisi sebagaimana dalam
sebuah turnamen untuk mengumpulkan poin. Skor tim secara
keseluruhan ditentukan oleh presentasi kelompok.
c) Team Assisted Individuaization (TAI)
Hampir sama dengan STAD dan TGT, tetapi dalam TAI ada
kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi tiap
anggota tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota ini bisa
mengecek pekerjaan teman dan membantu teman yang
mengalami kesulitan atau masalah. Saat ujian masing-masing
anggota tim bekerja tanpa dibantu oleh anggota tim lainnya.
Hasil kerja tim, hasil tes akhir, point ekstra dan tugas-tugas
rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor
tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain khusus untuk
pengajaran matematika bagi siswa kelas tiga sampai enam.
d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode Student Team Learning yang terbaru adalah program
komprehensif yang digunakan dalam pembelajaran membaca
dan menulis pad tingkat sekolah dasar yang disebut
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Dalam CIRC, siswa dalam kelompok homogen atau heterogen
yang terdiri dari tiga sampai enam orang, belajar membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ceritera, membuat rangkuman atas ceritera, menulis tanggapan-
tanggapan tentang ceritera, praktek spelling, decoding dan
vocabulary. Siswa bekerja secara total dalam tim untuk
menemukan ide-ide utama dan keterampilan pemahaman
lainnya. Kuis dilakukan setelah semua anggota tim merasa siap.
2) Tipe Jigsaw
Jigsaw didesain oleh Elliot dan rekan-rekannya. Slavin kemudian
memodifikasi metode ini dan menerapkannya di John Hopkins
University yang disebut Jigsaw II. Dalam metode Jigsaw siswa
dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima sampai enam
orang, masing-masing anggota tim mempelajari satu bagian materi
pelajaran. Anggota tim dari masing-masing tim kembali ke
kelompoknya untuk menjelaskan bagian itu kepada semua anggota
kelompok kemudian guru mengadakan kuis.
3) Learning Together
Para peneliti di Universitas Minnestosa mengembangkan learning
together ini yang merupakan salah satu model dari cooperative
learning. Pengajar melakukan presentasi bahan pelajaran. Setelah
itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri dari empat sampai lima
orang mengerjakan satu lembar kerja. Pengajar menilai hasil kerja
kelompok. Pelajar kemudian secara ind ividual mengerjakan kusi
yang dinilai oleh pengajar sebagai hasil kerja individual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4) Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan
kemudian menjelaskan materi itu kepada semua pelajar di kelas.
Pelajar diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk
menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok
mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan
bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada
seluruh kelas.
c. Unsur-Unsur Cooperatiev Learning
Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2002), ada lima
unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Kerjasama dan usaha setiap anggota turut
mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro
(Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini
dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan,
(b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling
ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan
peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.
2) Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika
tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi
kelompoknya.
3) Tatap muka
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada
hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing. Interaksi tatap muka semacam ini
sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya. Sinergi tidak bisa didapatkan begitu saja dalam
sekejap, tapi merupakan proses kelompok yang cukup panjang.
Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling
mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka
dan interaksi pribadi.
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
Tidak semua siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan
berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka
aga selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini
tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan
bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali
pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative
Learning.
d. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning
Menurut Slevin dan Stahl dalam (Solihatin dan Raharjo, 2007:
10-12), langkah- langkah pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
secara operasional sebagai berikut :
1) Langkah pertama adalah merancang rencana pembelajaran. Pada
langkah ini perlu ditetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai
dalam pembelajaran, sikap dan keterampilan sosial yang
diharapkan dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama
berlangsungnya pembelajaran. Dalam perancangan proses
pembelajaran, materi dan tugas-tugas perlu distruktur sedemikian
rupa sehingga mencerminkan sistem kerja dalam kelompok-
kelompok kecil. Artinya, bahwa materi dan tugas-tugas itu hádala
untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok
berjalan baik dan efektif, maka pada tahap ini perlu dijelaskan
tujuan dan sikap serta keterampilan social yang ingin dicapai dan
diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak
perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang
harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Langkah kedua, merancang lembar observasi yang akan digunakan
untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-
kelompok kecil. Pada tahap ini, dalam menyampaikan materi, guru
tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena
pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam
kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan
tujuan siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai
tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam
kelompok kecil, guru mulai melakukan monitoring dan
mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar
observasi yang telah dirancang sebelumnya.
3) Langkah ketiga adalah observasi kegiatan belajar siswa. Selama
melakukan observasi, guru berusaha untuk mengarahkan dan
membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik
dalam memahami materi, sikap dan perilaku siswa selama kegiatan
belajar berlangsung. Pemberian pujian dan kritik yang membangun
merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan pada tahap ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4) Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-
masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai
moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan
mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau
hasil kerja yang telah ditampilkannya. Setelah kegiatan presentasi
berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri
terhadap proses pembelajaran, dengan tujuan untuk melihat dan
sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau sikap
serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.
2. Partisipasi
George R. Terry (1986: 68) mengemukakan pendapatnya tentang
partisipasi, sebagai berikut :
Partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih-sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan terdapat dan orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut. Dari pengertian yang diberikan oleh Terry, dapat disimpulkan
bahwa partisipasi mencakup unsur keikutsertaan seseorang baik secara
fisik, mental, maupun emosional dan unsur dorongan untuk bertanggung
jawab dalam rangka mewujudkan tujuan bersama. Partisipasi didasarkan
atas prinsip psikologis yang menyatakan bahwa orang lebih termotivasi
kearah tujuan, dan orang tersebut ikut membantu menetapkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan oleh pihak lain. Di samping
itu orang akan lebih menaruh perhatiannya dalam keputusan-keputusan
pemecahan-pemecahan problem dan orang tersebut ikut terlibat dalam
menetapkan keputusannya.
Riset tentang partisipasi diungkapkan oleh Terry (1986: 69) bahwa
pembuatan keputusan partisipasi akan menguntungkan apabila:
a. Keputusan tersebut tidak bersifat rutin dan tidak perlu diambil dalam
jangka pendek;
b. Keterangan yang diperlukan dalam membuat keputusan tersebut tidak
ditangani oleh satu orang, dan memberi kesan bahwa aktivitasnya halal
dan berguna;
c. partisipasi harus mempunyai kebutuhan akan pemikiran dan tindakan
secara independen.
Sehubungan dengan proses pembelajaran ekonomi di kelas, karena
partisipasi siswa sangat dibutuhkan, karena partisipasi siswa mempunyai
peranan yang cukup penting dalam belajar mengajar. Bagaimanapun cara
guru mengajar apabila tidak ada partisipasi dari siswa proses belajar
mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.
Siswa yang memiliki partisipasi belajar tinggi mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut (Priwestiari, 2007: 53) :
a. Siswa antusias dalam belajar
b. Siswa menanggapi positif dorongan guru atau teman
c. Siswa menanggapi penjelasan guru
d. Siswa memperhatikan pendapat siswa lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Siswa aktif bertanya
f. Siswa aktif mengemukakan ide / pendapat / gagasan
g. Siswa aktif mengerjakan soal latihan
h. Siswa memperhatikan pelajaran
i. Siswa tidak menganggu temannya
j. Siswa yang tidak ribut.
3. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada
alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah
satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Wuryani, 1986: 143).
Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang
mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Thomas L
Good dan Jere B Brophy (1986) yang dikutip dalam buku motivasi
dalam belajar mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak,
pengarah dan memperkuat tingkah laku (Prayitno, 1989: 10).
Menurut Purwanto (1984: 70) pada umumnya suatu motivasi
atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive). Motivasi tidak lepas dari adanya
rangsangan. Rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atau hukuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang diberikan oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang
telah dimiliki oleh siswa. Kebiasaan bekerja yang baik dapat
memperkuat motivasi, seperti kebiasaan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu (Prayitno,
1989 : 9).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya
mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu,
guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik dari
siswa.
b. Tipe-tipe Motivasi
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.
Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari
lingkungan. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi
dan pengarah tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya
dari luar. Individu yang melakukan kegiatannya didorong oleh
motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan
yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989: 10-11).
Grage dan Berline (1988) dalam Prayitno (1989: 11) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitasnya yang tinggi dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar (Winkel, 1984: 27). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan
perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada di dalam diri siswa
untuk belajar, dinamakan demikian karena tujuan utama individu
melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di
luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989: 14).
Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling
menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat
membangkitkan motivasi intrinsik disamping itu perlu diingat pula
bahwa motivasi ekstrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik yang pada mulanya sudah ada tetapi kalau sering
diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun (Prayitno,
1989: 15).
c. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada
kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.
Dikatakan ”keseluruhan”, karena biasanya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
merupakan faktor psikis, yang bersifat non intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal gairah / semangat belajar; siswa yang
bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar (Winkel, 1984 : 27)
d. Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun
seringkali mengalami kegagalan tetapi justru akan tetap dapat
meningkatkan motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996: 88) :
1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus
menerus dalam waktu lama.
2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.
3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh
4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam
masalah belajar.
5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini.
8) Senang mencari dan memcahkan masalah.
e. Usaha Untuk Meningkatkan Motivasi
Usaha yang dapat dilakukan guru untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar siswanya adalah (Irawan, 1995: 28) ;
1) Setiap subyek yang diajarkan perlu dibuat menarik, setiap proses
belajar harus dibuat aktif, yaitu dengan mengajak siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menemukan atau membuktikan sesuatu, dan sedapat mungkin
berguna.
2) Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja
keras.
3) Siswa harus tahu apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana
mereka harus mengetahi bahwa tujuan telah tercapai.
4) Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa
dalam hal kemampuan, latar belakangnyanya, dan sikap mereka
terhadap sekolah atau subyek tertentu.
5) Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman, diakui oleh kelompoknya, serta
penghargaan dengan jalan :
a) Memperhatikan kondisi fisik siswa.
b) Memberi rasa aman.
c) Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka
d) Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap
siswa pernah memperoleh kepuasaan dan penghargaan.
e) Membuat siswa ingin menerapkan apa yang telah dipelajari dan
ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara :
(1) menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orang-
orang yang disenangi dan dikaguminya di masyarakat.
(2) mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga
mereka merasa betah dan senang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(3) menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan
baik dalam proses belajarnya.
4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi
Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam
pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses dan interaksi antara guru
dan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang
merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi,
edukatif adalah (Sumaatmaja, 1984: 71) :
a. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai (guna menjawab pertanyaan
”untuk apa?”)
b. Ada bahan yang menjadi proses (”dengan materi yang mana?”)
c. Ada pelajar yang aktif mengalami (”ditujukan pada siapa?”)
d. Ada guru yang melaksanakan (”diselenggarakan oleh siapa?”). Ada
metode tertentu untuk mencapai tujuan (”bagaimana caranya?”)
e. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional (”dalam
keadaan yang bagaimana?”)
Dengan diungkapkannya konsep interaksi edukatif tersebut di atas
menjadi jelas bahwa mengajar bukan merupakan peristiwa dan usaha yang
terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan
terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5. Belajar
a. Pengertian Belajar
Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai
yang dapat menunjang perkembangannya.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sesorang telah belajar (Winkel, 1987:35). Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara
tradisional belajar dianggap sebagai menambah pengetahuan, yang
diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer
ialah memandang belajar sebagai perubahan kelakuan, yaitu ”chane of
behavior”. Menurut Ernest R. Hilgard, dalam bukunya Nasution
(2003: 59) dinyatakan sebagai learning is the process, by which an
activity originates or is changed through training procedures (whether
in the laboratory on in the natural environment) as distinguished from
changes by factors not attributable to training.
Seorang pelajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan
sehingga kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Ia menghadapi situasi dengan
cara lain. Kelakuan harus kita pandang dalam arti yang luas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat,
penghargaan, sikap dan lain- lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai
bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif,
afektif, maupun psikomotorik (Nasution, 2003: 59).
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Nasution,
2003: 72-80) adalah :
1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaran-mata
pelajaran yang lepas kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan
atas keseluruhan ini. Itu sebabnya maka orang berusaha untuk
mengadakan hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut
korelasi antara mata pelajaran, malahan dapat juga meniadakan
segala batas-batas antara mata pelajaran-mata pelajaran dengan
meng-intergrasi-kannya.
2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Sekolah hendaknya dijadikan bukan hanya tempat anak
mempelajari berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup
dan belajar hidup. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa yang
diperlukan anak bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian
dicegah adanya jurang yang sering terdapat antara sekolah dengan
kehidupan di luar sekolah untuk mencapai integrasi pribadi murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Dengan ”insight” dimaksudkan suatu saat dalam proses belajar,
sewaktu seseorang melihat atau mendapat pengertian tentang seluk
beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur
dalam suatu situasi yang mengandung suatu problema atau
kepelikan.
4) Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasarkan pada
pengalaman. Pengalaman ialah suatu interaksi yakni aksi dan
reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani
pengaruh lingkungan. Jadi, ada aksi dari lingkungan terhadap
individu, akan tetapi sebaliknya individu bereaksi terhadap
pengaruh lingkungan itu.
5) Belajar ialah suatu proses perkembangan
Manusia ialah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang
menurut cara-cara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan segala
sesuatu yang kita kehendaki. Anak-anak baru dapat
mempelajarinya dan mencernakannya, bila ia telah matang untuk
bahan pelajarannya itu. Kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu
tidak hanya ditentukan oleh kematangan atau taraf pertumbuhan
batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni oleh
pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
6) Belajar ialah proses yang kontinu
Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan tinggal kelas. Anak
yang tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu ia
harus mengulangi bahan yang sama satu tahun. Kurikulum
hendaknya disusun sedemikian, sehingga tiap anak terus maju
sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Kontinuitas harus
pula ada dalam pela jaran sekolah rendah, menengah, dan tinggi.
Seperti anak maju dari kelas yang satu ke kelas berikutnya.
Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke
sekolah menengah dan seterusnya.
7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan
dan tujuan anak.
Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan dengan
apa yang diperlukan murid-murid dalam kehidupannya sehari-hari
atau apabila mereka tahu dan menerima tujuannya. Akan tetapi
dalam hubungannya dengan cita-cita anak itu, usaha itu
mengandung arti baginya. Ia memahami tujuan pelajaran itu, ia
yakin akan ada faedah bagi kehidupannya dan karena itu ia giat
belajar. Dikatakan bahwa anak itu didorong oleh motivasi yang
intrinsik, sebab ia ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam
pelajaran itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar
Chaplin dalam Syah (1995:89) merumuskan belajar menjadi dua
rumusan yaitu pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua,
belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus. Sedangkan Witherington dalam Purwanto, 1984 : 81
mendefinisikan belajar sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Menurut WS. Winkel (1996) dalam bukunya Psikologi Pengajaran,
belajar adalah kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa
yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat
diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu.
Dalam pembelajaran ada beberapa faktor- faktor yang dapat
menghambat kegiatan belajar, diantaranya :
a. Faktor-faktor yang timbul dari diri sendiri, seperti misalnya : 1) tidak
mempunyai tujuan belajar yang jelas; 2) kurangnya minat terhadap
bahan pelajaran; 3) kesehatan yang sering terganggu; 4) kebiasaan
belajar dan; 5) kurangnya penguasaan bahasa.
b. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, seperti
misalnya: 1) cara memberikan pelajaran; 2) kurangnya bahan-bahan
bacaan; 3) kurangnya alat-alat dan; 4) bahan pelajaran yang tidak
sesuai dengan kemampuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, seperti
misalnya: 1) masalah kemampuan ekonomi; 2) masalah broken home;
3) bertamu dan menerima tamu; 4) kurangnya kontrol dari orang tua;
5) tidak dapat mengatur waktu dan; 6) tidak mempunyai teman untuk
belajar bersama.
7. Hakikat Belajar Aktif
Belajar dengan sendirinya dalam bentuk keaktifan siswa walaupun,
tentu saja dalam derajat yang berbeda-beda. Selanjutnya keaktifan siswa
itu dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam, seperti misalnya:
mendengarkan (ceramah), mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis
laporan, dan sebagainya. Keaktifan-keaktifan yang lain bahkan sulit
diamati, ialah menggunakan khazanah pengetahuan dalam memecahkan
masalah baru, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, menyusun
suatu rencana satuan pelajaran dan sebagainya. Akan tetapi semuanya itu
harus dapat dipulangkan kepada satu dalam kegiatan belajar mengajar
yang bersangkutan : asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian
pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap balikannya
dalam pembentukan nilai dan sikap.
Ciri-ciri dari proses belajar yang aktif di kelas menurut Sriyono,
dkk, (1992: 14-15) adalah situasi kelas merangsang siswa melakukan
kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali; guru tidak mendominasi
pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
siswa untuk memecahkan masalah; guru menyediakan dan mengusahakan
sumber belajar bagi siswa termasuk siswa sendiri menjadi sumber belajar
bagi temannya; kegiatan belajar siswa bervariasi (kegiatan klasikal,
kelompok dan individual); hubungan guru dan siswa bersifat interpersonal
bagaikan orang tua-anak, bukan pimpinan-bawahan; situasi kelas tidak
kaku terikat dengan suasana baku, tetapi sewaktu-waktu dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan siswa, belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari
segi hasil yang dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi
proses belajar yang dilakukan siswa, adanya keberanian siswa mengajukan
pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang
diajukan kepada guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan
masalah belajar; guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari
benar atau salah, bahkan guru mendorong siswa agar selalu mengajukan
pendapatnya secara bebas.
Sriyono, dkk, (1992:80) menyarankan tindakan yang dapat
diusahakan guru agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang
sedang dipelajari, yaitu bahan pelajaran harus diatur sedemikian rupa
sehingga siswa mengenal bahan-bahan tersebut sebagai miliknya sendiri;
guru menyajikan bahan pelajaran sebagai sesuatu yang menarik; pelajaran
dihubungkan sebagai suatu totalitas, tidak terpisah-pisah; sedapat mungkin
guru memasukkan unsur lingkungan atau alam sekitar anak dalam
pelajaran; guru menyajikan pelajaran sesuai atau yang ada hubungannya
dengan keadaan batin siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Yamamoto meninjau cara belajar aktif ini dari segi intensi. Kedua
belah pihak yang terlibat dalam proses belajar-mengajar yaitu siswa dan
pengajar. Tidak perlu ditekankan lagi bahwa proses belajar-mengajar yang
optimal merupakan proses dua arah antara siswa dan guru dalam pelajaran;
Gambar 1
Gambar jenis-jenis antar-aksi belajar mengajar D D
M1 M4 M1 M2 M3 M4 M2
Ada balikan bagi guru, Interaksi optimal antara guru, siswa, siswa saling belajar siswa, dan antara siswa dengan satu sama lain. Siswa D D
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 Komunikasi satu arah Ada baliklan bagi guru tidak ada interaksi antar siswa
8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar
Menurut Mc.Keachie (1954) yang dikutip oleh Dimyati dan
Mudjiono (1959: 119) ada 7 dimensi proses pembelajaran yang melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
terjadinya keaktifan belajar, yaitu: a. Partisipasi dalam menetapkan tujuan
kegiatan Major mengajar; b. Tekanan pada aspek efektif dalam pelajaran;
c. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam bentuk
interaksi antar siswa; d. Penerimaan pengajar terhadap perbuatan dan
kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah;
e. Kekompakan kelas sebagai kelompok; f. Kebebasan atau lebih tepat
kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-
keputusan penting dalam kehidupan secular; g. Jumlah waktu yang
dipergunakan untuk mengulangi masalah pribadi maupun yang tidak
berhubungan dengan sekolah atau pembelajaran.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Drs. St. Susento, M.Si., dkk pada bulan
Agustus1999 – Mei 2000 yang berjudul ”Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam
Mengerjakan Soal Latihan Matematika di Kelas: Sebuah Penelitian Tindakan
Kelas”. Sebagai subyek penelitiannya adalah siswa Kelas II.1 dan II.3 SMU
Sang Timur Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu: (1) guru
memberikan pengantar berupa ilustrasi bahan pelajaran untuk menarik
perhatian siswa. (2) agar siswa dapat cukup berinteraksi dengan buku teks,
maka guru harus mengurangi kegiatan ceramah. (3) kebosanan siswa terhadap
kegiatan latihan soal dapat dia tasi dengan membagi waktu latihan soal
menjadi dua macam kegiatan yang sifatnya berlainan. (4) pemberian umpan
balik secara klasikal dapat merangsang keterlibatan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penelitian yang dilakukan oleh Ester Kurniasari, pada tahun 2007 yang
berjudul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Cooperative
Leraning dengan Metode Jigsaw II” (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas).
Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas X.1 Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen, Program Studi Administrasi Perkantoran yang berjumlah 31
orang dan sedang mengikuti mata pelajaran ekonomi.
Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
kelas X.1 SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi mulai dari siklus pertama
sampai siklus kedua mengalami peningkatan dalam motivasi belajar dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hanya 32,3% siswa dengan
motivasi baik, setelah tindakan menjadi 83,9%. Berarti dari 31 siswa hanya 5
siswa yang mempunyai motivasi kurang dalam pembelajaran ekonomi.
Keterlibatan siswa juga mengalami peningkatan signifikan, karena seluruh
indikator keterlibatan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan,
bahkan lebih baik dan tidak melampaui / kurang dari batas toleransi yang
ditetapkan.
C. Kerangka Berpikir
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antara guru dengan
siswa sangat diperlukan guna tercapainya hubungan timbal balik yang positif.
Dalam hal ini guru menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
siswa. Sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru dan bertanya tentang
apa yang tidak dipahami oleh siswa. Dengan adanya interaksi yang positif
antara guru dan siswa, maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik.
Melalui model pembelajarn Cooperative Learning Tipe Learning
Together Berbasis Presentasi Kelompok akan ada peningkatan partisipasi dan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, karena melalui metode ini
diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai
konsep atau teori, pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja sama dengan
siswa lainnya. Selain itu diharapkan siswa dapat saling berpartisipasi dalam
memberikan ide maupun pengalamannya sehingga nantinya dalam kelompok
tersebut saling memberikan masukan dan saran yang terbaik dalam
memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan berjalannya kegiatan ini,
siswa dapat memiliki partisipasi dan motivasi dalam proses belajar mengajar,
sehingga pada akhirnya partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran ekonomi akan meningkat.
Indikator peningkatan partisipasi dalam penelitian ini adalah dari
situasi awal dengan partisipasi rendah menjadi mempunyai partisipasi yang
tinggi (sesuai dengan perhitungan menggunakan PAP II). Demikian juga
untuk variabel motivasi dalam penelitian ini adalah situasi awal dengan
motivasi rendah menjadi mempunyai motivasi yang tinggi (sesuai dengan
perhitungan menggunakan PAP II).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Hipotesis Tindakan
Ada peningkatan partisipasi dan motivasi belajar siswa XI IPS2 SMA
Pangudi Luhur Sedayu melalui pendekatan pembelajaran Coopeartive
Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitan ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak / kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas karena
masalah yang diangkat didasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan.
Dalam hal ini, yang akan diteliti penerapan pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok di kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan ini diadakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu
Bantul Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Agustus
2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa / siswi kelas XI IPS2 SMA
Pangudi Luhur Sedayu yang terdiri dari 36 siswa.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah penerapan pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok dalam pembelajaran ekonomi.
D. Data yang Dibutuhkan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu
siswa / siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui observasi langsung
(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa dan dokumen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak
lain. Data tersebut kami peroleh dengan menyalin data dari guru, yaitu
data tentang jumlah siswa, nilai ulangan harian dan. ketuntasan belajar
siswa.
E. Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 31). Yang menjadi variabel dalam
penelitian ini adalah partisipasi dan motivasi belajar.
2. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan terhadap variabel dinilai dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II). Penilaian dengan
menggunakan PAP II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995: 157) :
Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel 81 % – 100 % Sangat tinggi 66 % – 80 % Tinggi 56 % – 65 % Cukup 46 % – 55 % Rendah Dibawah 46 % Sangat rendah
3. Pengukuran Variabel
Data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk
pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih dari alternatif
jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuersioner tersebut
bersifat kualitatif, untuk itu diperlukan model skala likert.
Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5
kategori dimana untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki
skor dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak
setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif
(tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju
= 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Mengenai indikator dan nomor butir pertanyaan dalam kisi-kisi
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Kisi-kisi Kuesioner (Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan) untuk 2 variabel yaitu Motivasi dan Partisipasi
No Variabel Indikator No. Item Positif
No. Item Negatif
a. Aktiva bertanya 1 2, 3 b. Mengemukakan ide /
gagasan / pendapat 4 5, 6
c. Memperhatikan penjelasan guru
7 8
d. Mengganggu teman 9 10 e. Mengerjakan tugas 11 12, 14
1 Partisipasi
f. Memperhatikan pendapat siswa lain
13 15
a. Tekun, adanya keinginan / dorongan
1, 2, 3, 8, 10, 13, 16
12, 19
b. Tidak mudah putus asa 5 6, 11, 14 c. Keyakinan 4, 9 7, 15 d. Niat yang besar 22, 23, 25 17, 21,
24 e. Mandiri, tidak mudah
menyerah 20
2 Motivasi
f. Senang memecahkan masalah
18
F. Pengumpulan Data
1. Cara Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi
(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi
dokumen (buku siswa).
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan, pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto,
2002:133). Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan
secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang
studi ekonomi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:
131). Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat daftar
pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk
memperoleh data tentang identitas responden mengenai manfaat
penggunaan penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe
Learning Together untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi
belajar siswa.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi
tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain
(Wiriatmojo, 2005:117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi
data yang tidak terjangkau oleh observasi dan kuesioner.
Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1). Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu
dirinya sendiri.
2). Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
3). Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksud oleh peneliti (Hadi,1986:86).
2. Jenis Data
Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif.
G. Prosedur Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, dapat direncanakan serangkaian
tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas
pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan penerapan pendekatan
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together. Oleh karena
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka rancangan penelitian ini
berupa siklus yang secara garis besar mencakup 4 kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan
tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi
terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan kualitas
partisipasi dan motivasi belajar siswa.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dirancang
Siklus tindakan :
Siklus Tindakan :
Kegiatan dalam siklus Tindakan Penerapan Cooperative Learning
Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dengan langkah-
langkah penelitian sebagai berikut :
1. Tahap Identifikasi Masalah dan Perencanaan
a. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan
pengalaman dan pengalaman guru bersama peneliti terhadap
keprihatinan yang dihadapi di kelas.
b. Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Ada
beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini yaitu rencana
pembelajaran / skenario pembelajaran, tugas-tugas kelompok, quis
dan lembar observasi.
c. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
1). Kriteria keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa
2). Insturmen observasi/ lembar pengamatan
3). Lembar individu dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk
mengatasi masalah-masalah seperti yang terungkap dalam rumusan
masalah. Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti
bertindak sebagai observer.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran dengan
pendekatan Cooperative Learning Tipe Learning Together.
b. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen beranggotakan
empat orang setiap kelompoknya
c. Guru memberikan tugas dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi
hasil kerja kelompok secara bersama.
d. Guru meminta beberapa siswa melakukan diskusi dalam kelompok
kooperatif untuk menyelesaikan tugas. Siswa berusaha untuk saling
membantu dan meyakinkan bahwa setiap anggota memahami materi
pelajaran.
e. Guru mengamati kegiatan diskusi kelompok
f. Guru memberikan nilai untuk hasil kerja kelompok dan sekaligus
bisa sebagai nilai individu.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran melalui lembar
pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji kegiatan yang telah
dilakukan, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
observasi.
Tabel 3. Indikator Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Sebelum dan
Sesudah Tindakan
Indikator Keberhasilan
Tindakan
Variabel
Sebelum Sesudah
Deskriptor Keterangan
25 % 30 % Jumlah siswa mengajukan pertanyaan/ ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.
Lembar pengamatan
Partisipasi
45 %
55 %
Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II
Kuesioner
45 % 50 % Jumlah siswa yang berinteraksi, dan mempunyai niat yang besar dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.
Lembar pengamatan
Motivasi
55 %
65 %
Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II
Kuesioner
Tugas 60% 65% Jumlah siswa yang memperoleh nilai tugas di atas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%
Lembar nilai tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Tindakan
Hasil penelitian tindakan ini meliputi : (i) kegiatan pembelajaran,
(ii) rekap hasil observasi keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar
siswa sebelum dan sesudah tindakan, (iii) partipasi siswa, (iv) motivasi
siswa dan (v) hasil evaluasi tindakan.
a. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ekonomi berlangsung dalam 3
pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode
Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok. Rincian kegiatan pembelajaran disajikan Tabel 3.
Tabel 4 Kegiatan Pembelajaran
No Pertemuan Kegiatan Durasi Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi sebelum proses pembelajaran dimulai
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang dipelajari hari itu melalui pembelajaran kooperatif yaitu tentang ketenagakerjaan mengenai pengertian jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja. Media : buku pegangan dan papan tulis
3 menit
Guru mengungkapkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa
20 menit
Guru melanjutkan penjelasan pembelajaran mengenai penyebab pengangguran. Media : buku teks dan papan tulis. Siswa mencatat yang disampaikan guru.
10 menit
1 Senin, 13 Agustus 2007
Terjadi tanya-jawab dan interaksi antara guru dan siswa
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No Pertemuan Kegiatan Durasi Guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dihadapi
10 menit
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk membentuk dan memilih sendiri kelompok kooperatif dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa
10 menit
Di akhir pelajaran guru memberikan tugas secara kelompok untuk mencari artikel tentang ketenagakerjaan akan didiskusikan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya
7 menit
Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi dan siswa pindah tempat duduk untuk berkumpul dalam kelompok kooperatif masing-masing
3 menit
Melakukan kegiatan diskusi, dalam kelompok kooperatif untuk menyelesaikan tugas
10 menit
Masing-masing kelompok mempresentasi hasil diskusi atas hasil kerja kelompok yang dimulai dari kelompok I
15 menit
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok I
2 menit
Kelompok II mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka
15 menit
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
Kelompok III mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka
15 menit
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
2 Senin, 21 Agustus 2007
Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok III
2 menit
Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif menyelesaikan tugas diselingi kelompok IV mempresentasikan hasil diskusi atas hasil kerja kelompok mereka
15 menit
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok IV
2 menit
Kelompok V mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka
15 menit
3 Selasa, 22 Agustus 2007
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Pertemuan Kegiatan Durasi Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan oleh kelompok V
2 menit
Kelompok VI mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok mereka
15 menit
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab
10 menit
Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan oleh kelompok VI
2 menit
Di akhir diskusi dan presentasi kelompok, peneliti membagikan kuesioner yang diisi oleh seluruh siswa/i kelas XI IPS2
10 menit
b. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Belajar
Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Tabel 5
Indikator Keberhasilan Tindakan
Sesudah Variabel Sebelum Target Capaian
Deskriptor Instrumen
25 % 30 % 33,33 % Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100 %
Lembar pengamatan
Partisipasi
45 % 55 % 75 % Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II
Kuesioner
45 % 50 % 52,78 % Jumlah siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%
Lembar pengamatan
Motivasi
55 % 65 % 66,67 % Perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II
Kuesioner
Tugas 60 % 65 % 66,67% Jumlah siswa yang memperoleh nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%
Lembar nilai tugas
c. Partisipasi Siswa
Partisipasi siswa meliputi : (i) tingkat partisipasi siswa dalam
mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(ii) skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner. Tingkat
partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta
memperhatikan pendapat siswa lain adalah jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Skor partisipasi siswa
yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan dengan
menggunakan PAP Tipe II.
Partisipasi siswa disajikan secara rinci pada tabel 6 :
Tabel 6. Partisipasi Siswa
No Pertemuan Partisipasi Siswa Mengajukan
Pertanyaan/Ide serta Memperhatikan Pendapat Siswa Lain
Siswa Dalam
Menjawab Kuesioner
1 Senin, 13 Agustus 2007 22,22 % -
2 Senin, 21 Agustus 2007 36,11 % -
3 Selasa, 22 Agustus 2007 41,67 % 88,89 %
Rerata 33,33 % 88,89 %
d. Motivasi Siswa
Motivasi siswa meliputi : (i) tingkat motivasi siswa yang
berinteraksi, mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah
dalam kelompok (ii) skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner
dan (iii) tugas. Tingkat motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai
niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok adalah
jumlah siswa yang berinteraksi, mempunya i niat yang besar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa
dikalikan 100%.
Skor siswa yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan
dengan menggunakan PAP Tipe II. Tugas siswa adalah jumlah siswa
yang memperoleh nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa
dikalikan 100%. Dalam setiap pertemuan, ketiga jenis hasil belajar ini
tidak selalu ditagihkan karena keterbatasan waktu serta ketidaksiapan
dan guru yang kurang kooperatif.
Rincian Motivasi Siswa disajikan pada tabel 7 :
Tabel 7. Motivasi Siswa
No Pertemuan Motivasi Siswa yang Berinteraksi,
Mempunyai Niat yang Besar dalam Pemecahan Masalah dalam Kelompok
Siswa Dalam Menjawab Kuesioner
Tugas
1 Senin, 13 Agustus 2007
41,67 % - -
2 Senin, 21 Agustus 2007
52,78 % - -
3 Selasa, 22 Agustus 2007
63,89 % 86,1 % 66,67 %
Rerata 52,78 % 86,11 % 66,67 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
e. Hasil Evaluasi Tindakan
Hasil penelitian dapat dirangkum dalam Tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penelitian
No Indikator Rerata Kualitas
A. Partisipasi Siswa
1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
33,33 %
2 Skor panitia siswa yang diatur melalui kuesioner 88,89 %
B. Motivasi Siswa
1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok
52,78 %
2 Siswa dalam menjawab kuesioner 86,11 %
3 Tugas 66,67 %
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang akhirnya dapat meningkatkan
partipsasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan
tersebut hendak dicapai melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe Learning
Together Berbasis Presentasi Kelompok.
Berdasarkan hasil tindakan dengan menerapkan pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok
selama siklus tindakan, hasilnya ada peningkatan untuk menghidupkan proses
pembelajaran, partipsasi dan motivasi siswa cukup meningkat untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas
XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu selama siklus tindakan dilakukan
mengalami peningkatan dalam partisipasi dan motivasi belajar siswa selama
proses pembelajaran.
Partisipasi siswa mengalami peningkatan, dari hasil lembar pengamatan
bahwa sebelum pelaksanaan tindakan hanya sebanyak 8 siswa atau 22,22%
siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa
lain, setelah pelaksanaan tindakan meningkat menjadi sebanyak 12 siswa atau
33,33% dari target yang telah ditentukan sebesar 30 %. Partisipasi siswa yang
diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan
hanya sebanyak 18 siswa atau 50 % yang mempunyai partisipasi tinggi,
setelah pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 88,89 % siswa yang
mempunyai partisipasi tinggi dari target indikator keberhasilan yang
ditetapkan sebelumnya sebesar 55 %.
Motivasi siswa juga mengalami peningkatan, dari hasil lembar
pengamatan bahwa sebelum pelaksanaan hanya sebanyak 15 siswa atau
41,67% siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam
pemecahan masalah secara bersama, setelah pelaksanaan tindakan meningkat
menjadi sebanyak 19 siswa atau 52,78 % dari target indikator keberhasilan
yang ditetapkan sebelumnya sebesar 50 %. Motivasi siswa yang diukur
melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan hanya
sebanyak 17 siswa atau 47,22 % yang mempunyai motivasi cukup, setelah
pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 66,11 % siswa yang mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
motivasi tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya
sebesar 65%.
Dari sisi guru, melalui pelaksanaan tindakan penerapan pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok
ternyata guru dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Guru sebagai
pengajar atau pendidik mampu mengembangkan sikap dasar yang positif
(kepercayaan diri, kemandirian, dan keberanian). Pembelajaran dengan
menggunakan penerapan metode Cooperative Learning Tipe Learning
Together Berbasis Presentasi Kelompok, ini mampu membuat siswa merasa
termotivasi untuk belajar sehingga partisipasi dan motivasi belajar siswa
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan mengenai hasil melalui penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Sebelum tindakan, implementasi kegiatan pembelajaran
No Indikator Rerata Kualitas
A. Partisipasi Siswa
1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
22,22 %
2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 50 %
B. Motivasi Siswa
1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai miat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok
41,67 %
2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 47,22 %
3 Tugas -
2. Dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa yang mengajukan
pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain masih rendah. Di
samping itu, motivasi siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang
besar dalam pemecahan masalah belum bisa untuk dikatakan berhasil.
3. Untuk mengatasi partisipasi dan motivasi siswa diatas, maka diterapkan
Pembelajaran dengan metode penerapan Cooperative Learning Tipe
Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Implementasi kegiatan pembelajaran memberikan hasil sebagai berikut :
No Indikator Rerata Kualitas
A. Partisipasi Siswa
1 Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain
33,33 %
2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 88,89 %
B. Motivasi Siswa
1 Motivasi siswa yang berinteraksi, mempunyai miat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok
52,78 %
2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner 86,11 %
3 Tugas 66,67 %
4. Dari implementasi diatas, dapat disimpulkan bahwa semua indikator
keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa telah tercapai.
B. Keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan keterbatasan
sebagai berikut :
1 Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti merasa sedikit mengalami
hambatan yaitu dengan banyaknya kegiatan guru di luar sekolah yang
masih mengikuti pelatihan komputer dan pelajaran yang belum
sepenuhnya aktif karena banyaknya siswa yang menjadi Tonti untuk
persiapan Upacara 17 Agustus yang menjadikan mundurnya waktu
penelitian yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2 Peran serta guru dan peneliti yang kurang siap dalam merancang tindakan
yang akan digunakan, menjadikan kurang optimalnya antara peneliti dan
guru dalam pelaksanaan tindakan.
3 Keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan pikiran yang menyebabkan peneliti
kurang memahami dan menguasai penelitian ini sehingga peneliti sangat
tergesa-gesa dan kurang optimal dalam mengerjakan penelitian tindakan
kelas ini sehingga menyebabkan salah pengertian tentang pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together.
C. Saran
Melalui proses penelitian tindakan ini, guru dapat mengenali serta
mendalami berbagai masalah dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas.
Masalah yang sering ditemui oleh guru adalah bagaimana cara meningkatkan
partisipasi dan motivasi belajar siswa.
Saran yang dapat diajukan terkait dengan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas IPS2 SMA Pangudi Luhur
Sedayu tinggi, oleh karena itu penulis menyarankan, agar siswa tetap
meningkatkan dan mempertahankan motivasi belajarnya. Motivasi siswa
dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan tugas yang sesuai dengan
pengalaman sehari-hari siswa. Siswa diharapkan lebih rajin dan sungguh-
sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru, karena kegiatan ini dapat
digunakan sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien untuk belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
teori yang sifatnya hafalan. Siswa diharapkan untuk membiasakan diri
selalu belajar secara periodik walaupun tidak ada ulangan dan untuk aktif
bertukar pikiran baik dengan temn maupun guru bila mengalami kesulitan
dalam belajar. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu member
motivasi yang baik, kuat, verbal maupun non verbal, agar siswa merasa
selalu termotivasi untuk belajar.
2. Partisipasi siswa dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan tugas-tugas
untuk dikerjakan dan didiskusikan secara kelompok dengan teman lain
agar siswa terpacu partisipasinya dan terbiasa memecahkan masalah secara
gotong-royong.
3. Untuk sekolah, khususnya bagi para guru untuk mencoba belajar
menerapkan metode belajar kooperatif dalam proses belajar mengajarnya
sehingga kita dapat lebih mengenali masalah yang terjadi baik pada proses
belajar mengajarnya maupun pada peserta didiknya. Di samping itu, agar
para guru mencoba beralih dari metode ceramah ke metode pembelajaran
kooperatif. Dan diharapkan metode pembelajaran kooperatif ini bisa
menjadi kebiasaan guru dalam proses belajar-mengajarnya.
4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu diteliti apakah model metode
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together dapat
digunakan dalam mata pelajaran yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
Ali H. Muhammad (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Penerbit Sinar Baru.
Anderson, L.W. (Eds). (1995). International Ensyclopedia of Teacheing and
Teacher Education (2nd ed). University of South Carolina, Columbia, SC, USA : Programen.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bhineka Cipta. Gordon, Thomas (1986). Guru yang Efektif : Cara Mengatasi Kesulitan Dalam
Kelas. (Penyadur : Mudjito). Jakarta : Rajawali. Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya. Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan
Model-model Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kagan, S. (1994). Cooperative Learning (10th ed). Sanjuan Capistrano, CA :
Kagan Cooperative Learning. Kurniasari, Ester. (2007). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ekonomi melalui
Cooperative Learning dengan Metode Jigsaw II (sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. Masidjo, Ignasius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Michaelis, J.U dan Rushdony, H.A. (1987). Elementary Social Studies Handbook.
San Diego : Harcourt Brace Jonanovich. Mudjiono dan Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Muhibinsyah. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda. Nasution. 2003. Asas-asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004. Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT. Grasindo.
Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Priwestiari, Natalia Anggi Ciwi. (2007). Peningkatan Partisipasi Dalam
Pembelajaran Ekonomi di Kelas Melalui Metode Diskusi Kelompok. Skripsi. (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Purnomo, Puji, dkk. 2007. Buku Pedoman Pengajaran Mikro. Yogyakarta : FKIP
USD. Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sagala, H.S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : ALFABETA. Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning : Theory, Research and Practise (2nd
ed). Boston : Allyn and Bacon. Solihatin, E. dan Raharjo (2007). Cooperative Learning : Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta :
CV Rajawali. Sumaatmadja, Musid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: Alumni. Susento, St., dkk. (2000). Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Soal
Latihan Matematika di Kelas: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Terry, George, R. (1986). Asas-asas Manajemen. (Alih Bahasa : Winardi).
Bandung : Alumni. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S., 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Rosdakarya. Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Kepada
Yth. Siswa-siswi Kelas XI IPS2
SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini
memohon kerelaan anda, untuk me luangkan waktu dan berkenan menjawab
pernyataan-pernyataan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan
keadaan sebenarnya.
Perlu anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian
atau untuk tujuan ilmiah serta untuk membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Jawaban anda saya sampai dalam bentuk Skripsi yang berjudul
"PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU".
Atas bantuan yang anda sampaikan melalui pernyataan-pernyataan yang
saya berikan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
( Doddy Indrawan )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
KUESIONER (SEBELUM TINDAKAN)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di
bawah ini.
2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini dengan apa yang anda rasakan
sebenarnya.
3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah
disediakan.
C. Petunjuk Khusus
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan partisipasi belajar anda
sebelum mengalami model pembelajaran Learning Together.
No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Saya selalu mengajukan pertanyaan jika saya
tidak memahami penjelasan guru
2 Saya tidak mau bertanya karena takut dianggap bodoh
3 Saya takut mengajukan pertanyaan karena takut ditertawakan teman
4 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas
5 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena takut disepelekan
6 Saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena tidak tahu apa yang harus diungkapkan
7 Saya selalu memperhatikan penjelasan guru karena berguna bagi saya
8 Saya selalu kehilangan konsentrasi karena penjelasan guru tidak menarik
9 Saya tidak suka menggangu teman di kelas 10 Rasa bosan membuat saya usil terhadap
teman
11 Saya selalu mengerjakan tugas dengan baik 12 Saya tidak mengerjakan tugas karena tidak
menarik
13 Saya berusaha menghargai pendapat teman lain
14 Saya lebih suka mencontek pekerjaan teman lain daripada mengerjakan tugas sendiri
15 Saya tidak suka menyimak pendapat teman lain karena tidak mudah saya pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan motivasi belajar anda sebelum
mengalami model pembelajaran Learning Together.
No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Saya akan dapat mencapai hasil yang baik
dalam ujian akhir semester nanti bila saya belajar dengan sungguh-sungguh
2 Saya berusaha meningkatkan kemampuan diri dari pada menghindari kesalahan
3 Saya tidak suka menunda pekerjan yang diberikan oleh guru
4 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
5 Gangguan konsentrasi tidak akan menghambat saya dalam belajar
6 Saya tidak ingin mengetahui nilai yanbg saya peroleh apabila saya merasa gagal dalam mengerjakannya
7 Kesuksesan saya dalam belajar tidak membantu saya dalam mencapai cita-cita saya
8 Saya lebih suka mengisi waktu luang saya dengan membaca buku-buku
9 Saya yakin dapat membagi waktu dengan belajar
10 Saya akan cepat bosan dengan cara belajar yang monoton
11 Saya kecewa jika saya mendapatkan nilai yang jelek
12 Saya tidak menarik untuk mengerjakan tugas jika guru tidak memberikan pujian terhadap pekerjaan saya
13 Saya akan belajar walaupun tidak ada ulangan
14 Saya akan berhenti belajar apabila saya sudah merasa bosan
15 Jika prestasi yang saya peroleh sebelumnya sudah membuat saya merasa puas, saya tidak perlu meningkatkan prestasi lagi
16 Pelajaran yang telah saya peroleh akan saya pelajari lagi di rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No Pernyataan SS S RR TS TS 17 Saya terbiasa belajar di malam hari
menjelang ujian atau ulangan harian berlangsung
18 Saya akan tetap berusaha mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan
19 Saya senang menunda pekerjaan di rumah yang telah diberikan oleh guru
20 Saya meminta teman untuk mengerjakan PR saya
21 Saya mau belajar karena takut dimarahi oleh orang tua saya
22 Saya merasa malu jika mendapat nilai yang jelek
23 Saya berusaha mencari sumber lain untuk menambah pengetahuan saya
24 Saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan
25 Saya merasa perlu mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru
TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA DAN PERHATIAN ANDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kepada
Yth. Siswa-siswi Kelas XI IPS2
SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini
memohon kerelaan anda, untuk me luangkan waktu dan berkenan menjawab
pernyataan-pernyataan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan
keadaan sebenarnya.
Perlu anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian
atau untuk tujuan ilmiah serta untuk membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Jawaban anda saya sampai dalam bentuk Skripsi yang berjudul
"PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER
UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU".
Atas bantuan yang anda sampaikan melalui pernyataan-pernyataan yang
saya berikan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
( Doddy Indrawan )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
KUESIONER (SESUDAH TINDAKAN)
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di
bawah ini.
2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini dengan apa yang anda rasakan
sebenarnya.
3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah
disediakan.
C. Petunjuk Khusus
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan partisipasi belajar anda
setelah mengalami model pembelajaran Learning Together.
No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Pembelajaran model Learning Together
mendorong saya selalu mengajukan pertanyaan jika saya tidak memahami penjelasan guru
2 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau bertanya karena takut dianggap bodoh
3 Pembelajaran model Learning Together membuat saya takut mengajukan pertanyaan karena takut ditertawakan teman
4 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya selalu mengemukakan pendapat dikelas
5 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena takut disepelekan
6 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mau mengemukakan pendapat dikelas karena tidak tahu apa yang harus diungkapkan
7 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya selalu memperhatikan penjelasan guru karena berguna bagi saya
8 Pembelajaran model Learning Together membuat saya selalu kehilangan konsentrasi karena penjelasan guru tidak menarik
9 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak suka menggangu teman di kelas
10 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah rasa bosan membuat saya usil terhadap teman
11 Pembelajaran model Learning Together membuat saya selalu mengerjakan tugas dengan baik
12 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak mengerjakan tugas karena tidak menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Pernyataan SS S RR TS TS 13 Pembelajaran model Learning Together
membuat saya berusaha menghargai pendapat teman lain
14 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya yang lebih suka mencontek pekerjaan teman lain daripada mengerjakan tugas sendiri
15 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak suka menyimak pendapat teman lain karena tidak mudah saya pahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan motivasi belajar anda setelah
mengalami model pembelajaran Learning Together.
No Pernyataan SS S RR TS TS 1 Pembelajaran model Learning Together
membantu saya akan dapat mencapai hasil yang baik dalam ujian akhir semester nanti bila saya belajar dengan sungguh-sungguh
2 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya berusaha meningkatkan kemampuan diri dari pada menghindari kesalahan
3 Pembelajaran model Learning Together membantu saya untuk menyelesaikan pekerjan yang diberikan oleh guru tepat pada waktunya
4 Saya yakin pembelajaran model Learning Together membantu saya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
5 Pembelajaran model Learning Together membantu untuk tidak mudah putus asa dalam mempelajari materi yang sulit
6 Pembelajaran model Learning Together tidak meningkatkan motivasi saya ketika saya merasa gagal dalam mempelajari materi yang sulit
7 Pembelajaran model Learning Together tidak berpengaruh banyak terhadap kesuksesan saya dalam belajar
8 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya untuk mengisi waktu luang saya dengan membaca buku-buku pelajaran
9 Pembelajaran model Learning Together membantu saya lebih bijak dalam membagi waktu belajar
10 Pembelajaran model Learning Together membuat saya cepat merasa bosan dengan belajar yang monoton
11 Pembelajaran model Learning Together membuat saya mudah kecewa jika saya mendapatkan nilai yang jelek
12 Pembelajaran model Learning Together membuat saya tidak tertarik untuk mengerjakan tugas jika guru tidak memberikan pujian terhadap pekerjaan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No Pernyataan SS S RR TS TS 13 Pembelajaran model Learning Together
membuat saya termotivasi belajar meskipun tidak ada ulangan
14 Pembelajaran model Learning Together membuat saya berhenti belajar apabila saya sudah merasa bosan
15 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malas untuk meningkatkan prestasi yang saya rasa sudah optimal
16 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya mempelajari lagi pelajaran di rumah
17 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya belajar menjelang ujian
18 Pembelajaran model Learning Together mendorong saya mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan
19 Pembelajaran model Learning Together tida mengubah kebiasaan saya untuk menunda pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru
20 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah kebiasaan saya meminta teman untuk mengerjakan PR saya
21 Pembelajaran model Learning Together tidak mengubah motivasi saya belajar karena takut dimarahi oleh orang tua saya
22 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malu jika mendapat nilai yang jelek
23 Pembelajaran model Learning Together membuat saya berusaha mencari sumber lain untuk menambah pengetahuan saya
24 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan
25 Pembelajaran model Learning Together membuat saya merasa perlu mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru
TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMA DAN PERHATIAN ANDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No Jumlah Skor Partisipasi
Sebelum Tindakan
Jumlah Skor Partisipasi
Sesudah Tindakan 1 58 57 2 50 59 3 56 63 4 45 59 5 62 66 6 58 62 7 51 60 8 52 61 9 55 59 10 57 62 11 57 62 12 48 60 13 57 63 14 52 57 IS 43 59 16 57 63 17 61 63 18 55 66 19 51 65 20 56 61 21 59 65 22 48 50 23 56 59 24 59 44 25 52 62 26 47 50 27 62 62 28 54 60 29 52 63 30 53 63 31 56 60 32 49 55 33 53 59 34 53 58 35 52 65 36 51 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKOR MOTIVASI SEBELUM TINDAKAN
N o Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 1 5 5 3 4 4 3 4 5 5 4 1 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 3 5 94 2 5 3 3 4 3 2 4 2 4 2 2 4 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 82 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 89 4 5 4 2 2 2 4 5 2 4 4 4 3 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 86 N 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 101 o 6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 93 7 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 90 8 5 4 4 3 2 4 4 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 5 91 R 9 5 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 5 4 4 5 3 2 3 4 5 4 4 4 3 5 92 e 10 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 5 93 s 11 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 5 4 3 5 94 p 12 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 83 o 13 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 5 4 3 5 92 n 14 5 4 3 4 2 2 2 1 4 5 1 5 1 1 5 2 1 4 3 5 5 4 3 2 3 80 d 15 5 3 3 3 1 3 4 2 3 4 1 5 3 2 4 3 2 4 1 3 3 4 2 3 4 75 e 16 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 3 5 4 2 4 4 3 5 5 3 3 4 92 n 17 5 4 3 4 2 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 18 5 4 3 3 2 4 5 3 4 4 1 5 4 2 5 3 1 5 3 3 3 5 4 2 5 88 19 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 1 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 96 20 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 5 89 21 5 4 3 4 2 1 4 4 4 5 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 5 85 22 5 4 4 5 2 1 4 1 3 1 1 2 1 2 4 4 1 5 3 2 3 4 4 2 4 73 23 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 2 S 4 3 4 51 4 4 5 96 24 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 2 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 98 25 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 86 26 5 5 4 4 1 1 5 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 92 27 5 4 4 3 3 4 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 101 28 5 3 3 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 1 3 3 5 4 3 4 4 5 84 29 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 5 3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 88 30 5 5 4 4 1 2 4 3 4 5 2 4 4 2 3 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 96 31 5 4 4 4 4 4 5 3 5 2 2 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 5 4 102 32 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 91 33 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 82 34 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 84 35 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 82 36 5 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKOR MOTIVASI SESUDAH TINDAKAN
No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 92 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 106 3 5 4 4 3 5 4 4 4 3 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 98 4 5 4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 99 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 5 2 4 5 5 4 4 5 4 5 106 6 5 4 4 4 4 5 4 5 4 2 3 4 4 4 4 5 2 4 2 3 4 4 5 4 5 98 7 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 2 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 101 8 5 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 5 5 5 4 5 96 N 9 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 5 4 5 102 o 10 4 4 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5 98 11 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 3 4 4 4 5 5 5 102 12 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 104 R 13 3 5 3 5 4 2 3 5 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 99 e 14 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 3 1 3 4 1 4 3 5 5 5 5 2 5 98 s 15 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 2 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 5 102 p 16 5 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 5 5 4 5 94 o 17 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 111 n 18 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 112 d 19 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 3 5 5 3 5 104 e 20 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 5 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 4 5 5 96 n 21 5 5 5 5 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 5 4 5 105 22 5 3 5 5 5 4 2 5 5 1 2 3 5 1 1 5 1 2 4 3 1 3 5 1 5 84 23 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 5 5 3 4 94 24 4 4 4 5 3 2 4 4 4 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 3 5 84 25 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 110 26 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 97 27 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 2 4 5 2 4 4 5 4 5 101 28 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 5 4 5 91 29 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 106 30 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 99 31 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 3 4 5 1 5 4 4 1 2 5 4 5 91 32 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 4 2 4 4 2 5 4 5 91 33 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 5 5 4 5 93 34 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 2 4 3 4 4 4 5 2 5 95 35 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 111 36 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 5 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Jumlah Skor Motivasi
Sebelum Tindakan Jumlah Skor Motivasi
Sesudah Tindakan
1 94 92 2 82 106 3 89 98 4 86 99 5 101 106 6 93 98 7 90 101 8 91 96 9 92 102 10 93 98 11 94 102 12 83 104 13 92 99 14 80 98 15 75 102 16 92 94 17 92 111 18 88 112 19 96 104 20 89 96 21 85 105 22 73 84 23 96 94 24 98 84 25 86 110 26 92 97 27 101 110 28 84 91 29 88 106 30 96 99 31 102 91 32 91 91 33 82 93 34 84 95 35 82 111 36 89 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PERHITUNGAN PARTISIPASI
Data mengenai partisipasi belajar sebelum tindakan siswa-siswi kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
Jumlah siswa (N) = 36 siswa
Jumlah item = 15 pernyataan
Jumlah skor alternatif jawaban = 5
Skor data tertinggi 15 x 5 = 75
Skor data terendah = 15
Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :
15 + 81 % x 6 = 64,41 → 64 (pembulatan)
15 + 66 % x 6 = 55,26 → 55 (pembulatan)
15 + 56 % x 6 = 49,16 → 49 (pembulatan)
15 + 46 % x 6 = 43,06 → 43 (pembulatan)
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi dan penilaian variabel partisipasi belajar siswa sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Partisipasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan :
Skor Frekuensi % Kategori
64 – 75 – 0 Sangat tinggi
55 – 63 18 50 Tinggi
49 – 54 16 44,44 Cukup
43 – 48 2 5,56 Rendah
Dibawah 43 – – Sangat rendah
Jumlah 36 100 –
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden (50%), mempunyai partisipasi yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Data mengenai partisipasi belajar sesudah tindakan siswa-siswi kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
Jumlah siswa (N) = 36 siswa
Jumlah item = 15 pernyataan
Jumlah skor alternatif jawaban = 5
Skor data tertinggi 15 x 5 = 75
Skor data terendah = 15
Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :
15 + 81 % x 61 = 64,41 → 64 (pembulatan)
15 + 66 % x 61 = 55,26 → 55 (pembulatan)
15 + 56 % x 61 = 49,16 → 49 (pembulatan)
15 + 46 % x 61 = 43,06 → 43 (pembulatan)
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi dan penilaian variabel partisipasi belajar siswa sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Partisipasi Belajar Siswa Sesudah Tindakan :
Skor Frekuensi % Kategori
64 – 75 5 13,89 Sangat tinggi
55 – 63 27 75 Tinggi
49 – 54 3 8,33 Cukup
43 – 48 1 2,78 Rendah
Dibawah 43 – – Sangat rendah
Jumlah 36 100 –
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden (75%), mempunyai partisipasi yang tinggi dan (13,89%) mempunyai
partisipasi sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PERHITUNGAN MOTIVASI
Data mengenai partisipasi belajar sebelum tindakan siswa-siswi kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
Jumlah siswa (N) = 36 siswa
Jumlah item = 25 pernyataan
Jumlah skor alternatif jawaban = 5
Skor data tertinggi 15 x 5 = 125
Skor data terendah = 25
Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :
25 + 81 % x 101 = 106,81 → 107 (pembulatan)
25 + 66 % x 101 = 91,66 → 92 (pembulatan)
25 + 56 % x 101 = 81,56 → 82 (pembulatan)
25 + 46 % x 101 = 71,46 → 71 (pembulatan)
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi dan penilaian variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Motiovasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan :
Skor Frekuensi % Kategori
106 – 75 – – Sangat tinggi
92 – 106 16 44,45 Tinggi
82 – 91 17 47,22 Cukup
71 – 81 3 8,33 Rendah
Dibawah 71 – – Sangat rendah
Jumlah 36 100 –
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden (47,22%), mempunyai motivasi cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Data mengenai motivasi belajar sesudah tindakan siswa-siswi kelas XI
IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu disusun tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
Jumlah siswa (N) = 36 siswa
Jumlah item = 25 pernyataan
Jumlah skor alternatif jawaban = 5
Skor data tertinggi 15 x 5 = 125
Skor data terendah = 25
Langkah selanjutnya adalah menentukan skor dengan cara :
25 + 81 % x 101 = 106,81 → 107 (pembulatan)
25 + 66 % x 101 = 91,66 → 92 (pembulatan)
25 + 56 % x 101 = 81,56 → 82 (pembulatan)
25 + 46 % x 101 = 71,46 → 71 (pembulatan)
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi dan penilaian variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Motiovasi Belajar Siswa Sesudah Tindakan :
Skor Frekuensi % Kategori
106 – 75 4 11,11 Sangat tinggi
92 – 106 27 75 Tinggi
82 – 91 5 13,89 Cukup
71 – 81 – – Rendah
Dibawah 71 – – Sangat rendah
Jumlah 36 100 –
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden (75%), mempunyai motivasi tinggi dan (11,11%) responden
mempunyai motivasi sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Pengamatan Partisipasi dan Motivasi Siswa
Hari, Tanggal : Senin, 13 Agustus 2008
Waktu : 2 x 45 menit
Kelas : XI IPS2
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
No Komponen Aspek yang diamati Turus Jumlah Total %
Mengajukan pertanyaan / ide iiiii 5 1 Partisipasi
Memperhatikan pendapat siswa lain iii 3 8 22,22 %
Berinteraksi dengan teman lain iiiii iiii 9 2 Motivasi siswa
Niat pemecahan masalah iiiiii 6 16 41,67 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Pengamatan Partisipasi
Hari, Tanggal : Senin, 21 Agustus 2008
Waktu : 2 x 45 menit
Kelas : XI IPS2
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Jumlah Siswa Berpartisipasi
Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif
Jumlah Siswa dalam Kelompok
Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %
1 1 6 ii 2 i 1
2 2 6 i 1 i 1
3 3 6 0 ii 2
4 4 6 ii 2 0
5 5 6 0 iii 3
6 6 6 i 1
6 16,67
0
7 19,44
v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 6 + 7
serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 13
− Total presentase = 16,67 % + 19,44 %
= 36,11 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Pengamatan Partisipasi
Hari, Tanggal : Senin, 22 Agustus 2008
Waktu : 2 x 45 menit
Kelas : XI IPS2
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Jumlah Siswa Berpartisipasi
Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif
Jumlah Siswa dalam Kelompok
Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %
1 1 6 ii 2 ii 2
2 2 6 i 1 i 1
3 3 6 ii 2 ii 2
4 4 6 ii 2 0
5 5 6 i 1 0
6 6 6 i 1
9 25
i 1
8 16,67
v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 9 + 6
serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 15
− Total presentase = 25 % + 16,67 %
= 41,67 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Pengamatan Motivasi
Hari, Tanggal : Senin, 21 Agustus 2008
Waktu : 2 x 45 menit
Kelas : XI IPS2
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Jumlah Siswa Berpartisipasi
Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif
Jumlah Siswa dalam Kelompok
Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %
1 1 6 iii 3 0
2 2 6 0 ii 2
3 3 6 ii 2 ii 2
4 4 6 ii 2 0
5 5 6 i 1 iii 3
6 6 6 ii 2
10 27,78
ii 2
9 25
v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 10 + 9
serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 19
− Total presentase = 27,78 % + 25 %
= 52,78 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Pengamatan Motivasi
Hari, Tanggal : Senin, 22 Agustus 2008
Waktu : 2 x 45 menit
Kelas : XI IPS2
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Jumlah Siswa Berpartisipasi
Mengajukan Pertanyaan/Ide Memperhatikan Pendapt Siswa Lain No Kelompok Koopeatif
Jumlah Siswa dalam Kelompok
Turus Jumlah Total % Turus Jumlah Total %
1 1 6 ii 2 0
2 2 6 ii 2 ii 2
3 3 6 ii 2 iii 3
4 4 6 0 i 1
5 5 6 iiii 4 iii 3
6 6 6 iii 3
13 36,11
i 1
10 27,78
v Ket : – Total jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide = 13 + 10
serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah = 23
− Total presentase = 36,11 % + 27,78 %
= 63,89 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Program : XI IPS
Semester : 1
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan
dampaknya pembangunan ekonomi
Kompetensi Dasar : 1. Mengklasifikasikan ketenagakerjaan
Indikator : l. Menjelaskan pengertian jumlah penduduk, tenaga
kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja.
2. Menjelaskan penyebab pengangguran
3. Menjelaskan cara mengatasi masalah
pengangguran di Indonesia
4. Menjelaskan sistem pengupahan dan penggajian
yang berlaku di Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertjan jumlah penduduk, tenaga kerja,
angkatan kerja dan kesempatan kerja.
2. Siswa dapat menjelaskan penyebab pengangguran
3. Siswa dapat menjelaskan cara mengatasi masalah pengangguran di
Indonesia
4. Siswa dapat menjelaskan sistem pengupahan dan penggajian yang
berlaku di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
B. Materi Pembelajaran
Ketenagakerjaan
C. Uraian Materi
1. Hubungan jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan
kesempatan kerja.
2. Pengangguran.
3. Cara-cara mengatasi masalah pengangguran.
4. Sistem upah yang berlaku di Indonesia.
D. Metode Pembelajaran
1. Model : Cooperative Learning Tipe Learning Together.
E. Skenario Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
2. Guru menginformasikan langkah- langkah pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok dalam mempelajari materi.
3. Guru meminta siswa menyiapkan buku catatan dan buku paket
pada materi yang akan dibahas.
4. Guru memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
1. Guru mempresentasikan materi pembelajaran yaitu pengertian
jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan
kerja.
2. Guru mengungkapkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
pancingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.
4. Guru kembali melanjutkan menjelaskan mated pembelajaran
yaitu penyebab pengangguran.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.
6. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk membentuk
kelompok kooperatif dengan memilih sendiri anggota
kelompoknya.
7. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari artikel tentang
ketenagakerjaan untuk didiskusikan dan dipresentasikan pada
pertemuan selanjumya.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru secara klasikal membuat kesimpulan atas materi yang
telah dipelajari.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
2. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas
maupun diskusi kelompok.
b. Kegiatan Inti
a. Guru mempresentasikan materi pembelajaran yaitu cara-cara
mengatasi pengangguran.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.
c. Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif untuk
menyelesaikan tugas dan siswa berusaha untuk saling membantu
dan meyakinkan bahwa setiap anggota menguasai materi
pembelajaran.
d. Guru mengamati kegiatan diskusi dan memberikan penilaian
proses.
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
sedangkan kelompok yang lain menanggapi dan guru bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
siswa melakukan koreksi bersama atas hasil kerja kelompok
serta guru memberi nilai untuk hasil kerja kelompok.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru secara klasikal membuat kesimpulan atas materi yang
telah dipelajari.
3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
2. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas
maupun diskusi kelampok.
b. Kegiatan lnti
1. Guru mempresentasikan materi pelajaran yaitu cara mengatasi
masalah pengangguran, dan sistem pengupahan serta penggajian
yang berlaku.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.
3. Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok kooperatif untuk
menyelesaikan tugas dan siswa berusaha untuk saling membantu
dan meyakinkan bahwa setiap anggota menguasai materi
pembelajaran.
4. Guru mengamati kegiatan diskusi dan memberikan penilaian
proses.
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi,
sedangkan kelompok yang lain menanggapi dan guru bersama
siswa melakukan koreksi bersama atas hasil kerja kelompok
serta guru memberi nilai untuk hasil kerja kelompok.
c. Kegiatan Penutup
1. Guru secara klasikal merangkum dan membuat kesimpulan atas
semua hasil diskusi dan memberikan apresiasi terhadap apa
yang telah dicapai siswa dalam diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
%1003624
xsiswasiswa
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU LEMBAR NILAI TUGAS SISWA
KELAS XI IP2
No. Abs Nama Siswa Nilai 1 Adriana 65 2 Angela Vika Melinda 68 √ 3 Aprilia Dien Anggraeni 70 √ 4 Aris Suatmaji 68 √ 5 B. Teja Ramayanti 70 √ 6 C. Vita Wijayanti 75 √ 7 Ch. Ersa Nurfitriana 70 √ 8 Ch. Hari Setyowati Febriani 70 √ 9 Cornelia Intan Rahayu 70 √ 10 Dwi Haryanti 75 √ 11 Elisabeth Fitri Kurniasari 70 √ 12 Fitri Hardiyanti 68 √ 13 Fr. Heny Lestari 75 √ 14 Gregorius Dwi Yanto 65 15 H. Dimas Frandi 65 16 Ignatius Satrio Nugroho 70 √ 17 Ignatius Yudi Prasetya 65 18 Kristina Susanti 65 19 Kristina Tri Astuti 65 20 Lukas Tri Nur Wisuda 65 21 Lusia Ariayani Retno D 65 22 Marcela Fx Rizki 75 √ 23 Maria Bety Setya 65 24 Natalia Susanti 75 √ 25 Nicolas Sandra A 70 √ 26 Ovi Wulandari 70 √ 27 Rina Puspitasari 70 √ 28 Risti P 75 √ 29 Triburtinus Tri Danang C 65 30 V Febrina W 70 √ 31 V W Andriyani 70 √ 32 Willy Brodus Yoga Sanro 68 √ 33 Y Eko Lisanto Wibowo 68 √ 34 Y Kurniawan 65 35 Y Priyo Dwiatmojo 65 36 Ustinus Aan Fabian 68 √
Ket : √ = nilai siswa diatas 65 Jumlah siswa yang memperoleh diatas 65 = = 66,67 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PRESENTASI EKONOMI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Disusun Oleh :
1. Ign. Satrio Nugroho (XI IP2 / 16)
2. Kristina Susanti (XI IP2 / 18)
3. L. Aryani. DP (XI IP2 / 21)
4. M. Bety Setyawati (XI IP2 / 23)
5. Nicolas Sandar AB (XI IP2 / 16)
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA
Tahun Ajaran 2007 / 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA
A. Pengertian, Tujuan, Fungsi APBN
1. Pengertian
APBN ialah suatu daftar sistematis l penjelasan yang terinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk jangka waktu
tertentu ( biasanya 1 tahun ).
Ø Periode APBN Indonesia adalah 1 Januari s/d 31 Desember.
2. Tujuan APBN
Ø Sebagai Pedoman penerimaan dan pengeluaran Negara dalam
melaksanakan kegiatan produksi dan kesempatan kerja dalam rangka
meningkatkan perekonomian dan kemakmuran bagi masyarakat.
Ø Untuk mengatur penerimaan dan pembelanjaan Negara dapat
mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Fungsi APBN
1. Membiayai Pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun ( PELITA ).
2. Menjalankan fungsi stabilisasi, yaitu mengendalikan jalannya
perekonomian Negara setiap tahun.
3. Meningkatkan pendapatan nasional secara terarah dan terencana.
4. Mengatur alokasi biaya agar dapat dimanfaatkan secara berdaya
guna dan berhasil guna.
5. Menetapkan batas tertinggi untuk masing-masing anggaran
pengeluaran Negara.
6. Mengatur pertumbuhan ekonomi agar tercapai suatu keadaan yang
serasi dalam berbagai sektor.
7. Melaksanakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah
air.
8. Pengendali laju inflasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
B. Prinsip, Asas, dan Cara Penyusunan APBN
1. Prinsip Penyusunan APBN
q Prinsip penyusunan APBN berdasarkan aspek pendapatan :
a). Intensifikasi penerimaan anggaran dalam hal jumlah dan
kecepatan penyetoran.
b). Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang Negara,
misalnya : sewa atas penggunaan barang-barang milik Negara.
c). Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh Negara
dan denda yang telah dijanjikan.
q Prinsip penyusunan APBN berdasarkan Aspek Pengeluaran Negara :
a. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan
teknis yang diisyaratkan.
b. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program kegiatan.
c. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan / potensi nasional.
2. Asas penyusunan APBN
Penyusunan program pembangunan tahunan dituangkan dalam APBN
dengan berasaskan :
v Kemandirian, artinya sumber penerimaan dalam negeri semakin
ditingkatkan,
v Penghematan / peningkatan efisiensi dan produktifitas.
v Penajaman prioritas pembangunan.
3. Landasan Hukum APBN
§ UUD 1945 pasal 31 ayat l, tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang ditetapkan setiap tahun.
§ Undang - undang RI no. l 1994, tentang pendapatan dan belanja
Negara.
§ Keputusan Presiden No. 16 tahun 1994 tentang pelaksanaan APBN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4. Cara Penyusunan APBN
APBN disusun oleh Pemerintah dalam bentuk rencana. Rencana
tersebut diajukan kepada DPR, selanjutnya DPR membahas RAPBN
dalam masa sidang. Sesudah RAPBN disetujui oleh DPR, RAPBN
kemudian ditetapkan menjadi APBN melalui undang-undang.
Bila RAPBN tidak disetujui, Pemerintah menggunakan APBN tahun
sebelumnya. Agar pelaksanaan APBN sesuai dengan rencana, maka
dikeluarkan keputusan Presiden tentang pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PEDAGANG BOOM LAMA MENGELUH SEMARANG (SINDO) –Pedagang Boom Lama mengeluhkan kondisi
pasar darurat yang disediakan untuk mereka. Keluhan menyangkut masalah atap kios darurat yang terbuat dari terpal tipis dan penyangganya terbuat tiang bambu. Dengan kondisi tersebut para pedagang khawatir kiosnya akan cepat roboh dan bocor bila hujan. Para pedagang kemarin mulai pindah ke kios darurat sebab pasar utama Boom Lama dibongkar untuk direhab total setelah mengalami kerusakan parah. Biaya rehab diperkirakan mencapai Rp. 1,2 Milyar. Mujiyati, seorang pedagang dipasar tersebut mengaku, kios yang ditempatinya sudah mulai bocor terkena hujan yang turun minggu (5/8) malam. Padahal menurut dia hujan yang turun tidak terlalau deras. Dia khawatir, jika hujan turun deras, kios yang ditempatinya bocor lebih besar. “Sisa hujan semalam masih netes-netes, ini buktinya terpalnya tidak bagus alis bocor. Kalau seperti ini terus, barang dagangan bisa rusak,“ujarnya.
Untuk mengurangi kebocoran akibat terpal yang terlalau tipis tersebut, dia terpaksa menambah sejumlah triplek dibawah terpal dikiosnya. Selain mengurangi dampak bocor akibat hujan, juga untuk mengurangi panas karena tipisnya terpal. “Kalau tidak ditambahi triplek, bocornya tambah banyak, lagi pula terpalnya sangat tipis sehingga terasa sangat panas”,katanya.
Selain mengeluh kualitas bangunan pasar darurat, pedagang juga minta agar pembayaran rekening listrik tidak lagi dibebankan kepada pedagang. Pasalnya, dengan di pindahkanya ke kios darurat yang ada didepan pasar, praktis pedagang tidak lagi membutuhkan lampu penerangan. Sebab dikios tersebut tidak membutuhkan penerangan karena berada diluar bangunan pasar. “Kalau bulan ini saya masih bisa memaklumi, tapi kalau bulan depan, saya tidak mau bayar. Soalnya diluarkan sudah terang, jadi tidak perlu lagi listrik untuk penerangan.” Imbuhanya.
Sementara itu Kepala Pasar Boom Lama Sunjoto menegasakan, proses pemindahan pedagang dipindahkan sejak minggu lalu dan mulai kemarin pedagang resmi berjualn dipasar darurat. “Ada sekitar 130-an pedagang yang kami pindah,” kata Sunjoto.
Dia menambahkan, para pedagang akan menempati pasar darurat selama tiga bulan sesuai kontrak pelaksanaan pembangunan Pasar Boom Lama oleh kontraktor yang telah ditunjuk oleh Dinas Pasar. Mengenai kualitas bangunan terutama terpalnya, Sunjoto mengakui hal itu. Permasalahan yang terjadi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
⇒ Para pedagang mengeluhkan kualitas bangunan pasar darurat yang sangat buruk.
⇒ Para pedagang juga mengeluhkan pembayaran listrik yang dibebankan kepada para pedagang, padahal dipasar darurat tidak membutuhkan penerangan karena berada diluar bangunan pasar keluhan-keluhan diatas menyebabkan proses/aktivitas pedagang jadi terganggu, karena para pedagang sering mengalami kerugian. Contohnya : Seorang pedagang, Menempati kios yang sudah rusak atapnya sehingga saat hujan turun, atapnya bocor dan barang dagangannya jadi rusak dan otomatis para pedagang tidak dapat menjual barang dagangnya.
Cara mengatasi permasalahan itu : a. Pemerintah didaerah harus bersifat professional, misalnya harus
memperhatikan keluhan para pedagang. b. Pemerintah daerah harus bertindak secara konkrit yaitu mulai meningkatkan
kualitas pasar dengan mengadakan pembangunan / rehab. c. Untuk pembayaran listrik, seharusnya pemerintah daerah / pihak pengelola
pasar tidak membebani para pedagang dengan biaya pajak listrik, karena itu tidak begitu penting.
DUA KELOMPOK BURUH UNJUK RASA Semarang (SINDO) - Ratusan buruh dari dua perusahaan dengan tuntutan
yang berbeda, kemarin menggeruduk ke Balai Kota. Kelompok pertama, buruh dari PT Gened Devries Indonesia bermaksud mengadu ke pihak DPRD. Kelompok dua, datang dari PT SC Enterprises mendatangi Balai Kota dengan tujuan ingin bertemu Wali Kota.
Kelompok buruh dari PT Gened Devries berdemo menuntut diberikanya pesangon bagi sekitar buruh yang telah di-PHK dari perusahaan tersebut. Selain pesangon, mereka juga menuntut perusahaan memberi kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat atau organisasi buruh, mengangkat buruh yang masih bekerja menjadi karyawan tetap diperusahaan, serta Jamsostek untuk seluruh karyawan yang ada di PT Gened.
Ketua DPC Serikat Buruh Man diri (SBM) PT Gened Budi Santoso yang juga menjadi koordinator lapangan (Korplak) aksi demo mengatakan, perusahaan tidak member hak-hak normative kepada buruh serta menerpakan system kerja kontrak dengan tenggang waktu tak jelas dan tidak mendaftarkan buruh yang kerja di Perusahaan itu ke Jamsostek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Perwakilan buruh tersebut kemudian ditemui Komisi D DPRD kota diruang pimpinan komisi. Pada pertemuan tersebut, hadir pula unsur dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakrestrans) kota. Dari pertemuan itu, para buruh dijanjikan hasilnya telah dilakukan setelah pertemuan dengan perusahaan. “Hasilnya kami diminta menunggu hasil pertemuan dengan manajemen perusahaan di Disnakrestrans, besok (hari ini).” kata Budi.
Wakil Ketua Komisi dari D DPRD Kota Immanuel DS mengatakan, pertemuan yang dijadwalkan hari ini, diharapkan membawa hasil yang dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik perusahaan maupun kalangan buruh.
Sementara kelompok buruh kedua berdemo, karena merasa keberatan dengan sistem lembur yang ditetapkan pihak perusahaan. “Perusahaan tidak mau membayar upah lembur, padahal karyawan kerap pulang kerja hingga pukul 19.00 WIB,”ujar Agus Maksum, salah seorang buruh. Permasalahan yang terjadi : ⇒ Ratusan buruh dari dua perusahaan dengan tuntutan yang berbeda, suatu
ketika menggeruduk ke balai kota. Kelompok pertama, buruh dari PT Gened Devries Indonesia bermaksud mengadu ke pihak DPRD. Kelompok dua, datang dari PT SC Enterprises mendatangi balai kota dengan tujuan ingin bertemu Wali Kota. Mereka menuntut pesangon bagi sekitar 400 buruh yang telah di-PHK. Permasalahan lain mereka menuntut kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat / organisasi buruh.
Cara mengatasi permasalahan tersebut : a. Seharusnya pihak balai kota memberikan pesangon bagi sekitar 400 buruh
yang telah di-PHK, karena 400 buruh tersebut telah bekerja untuk perusahaan dan buruh itu mendapatkan hak untuk menuntut sesuatu yang menjadi hak mereka yaitu uang pesangon.
b. Tentang kebebasan bagi karyawan untuk bergabung dalam sebuah serikat / organisasi buruh, menurut kami pihak balai kota harus menyetujuinya, karena dengan mereka di-PHK maka mereka sudah tidak memiliki pekerjaan lagi dan dengan cara bergabung dengan serikat / organisasi buruh dapat lebih menjamin status mereka dalam organisasi itu para buruh dapat membuka / menciptakan lapangan kerja baru.
PENGANGGURAN SOLO CAPAI 24.527 ORANG.
SOLO (SINDO) - Hingga Mei 2007, pengangguran di Kota Solo mencapai 24.527 orang. Jumlah sebanyak itu diperoleh dari pengangguran 2006 sebanyak 26.000 dikurangi pencari kerja yang terserap 2006 1.473 orqng. Untuk pencari kerja, hingga Mei 2007 tercatat hanya 1.304 orang. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Solo Sundjono menjelaskan, untuk mengurangi jumlah pengangguran di Solo, pihaknya telah menggelar”Job Markrt Fair” (JMF) dengan menyediakan 3.153 lowongan. JMF 2007 digelar dua hari tanggal 18-19 Juli besok di Graha Wisata Niaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pencari kerja tidak dipungut biaya apapun alis gratis lowongan 3.153 tersebut disediakan 45 perusahaan di Solo dan sekitarnya yang ikut berpartisipasi dalam JMF. “Kami hanya memfasilitasi saja. Proses Rekrutmen langsung pada perusahaan masing-masing.”jelas Sundjono, kemarin.
Menurut Sundjono, 45perusahaan yang ikut serta terdiri dari sejumlah bidang antara lain percetakan / penerbitan sebanyak tiga perusahaan, garmen enam perusahaan, asuransi enam perusahaan, keuangan enam perusahaan, perbankkan dua perusahaan, serta perusahaan dua perusahaan.
Permasalahan yang terjadi : ⇒ Banyaknya jumlah pengangguran di Solo, sedangkan pencari kerja yang
berusaha mendapatkan pekerjaan hanya sedikit. Cara mengatasi masalah tersebut : ⇒ Pemerintah harus mencari cara untuk mengurangi pengangguran dalam
jumlah banyak tersebut. ⇒ Pemerintah harus bertindak aktif misalnya, dengann membuka lapangan kerja
baru. ⇒ Memberikan kesempatan bagi para penganggur untuk menciptakan lapangan
kerja sendiri / berwirausaha. ⇒ Memasang lowongan pekerjaan dan mendorong para pengangguran agar
berniat mendaftar.
OMBAK TINGGI, NELAYAN KEMBALI TAK MELAUT
BANTUL (SINDO) - Ombak dipantai selatan kembali meninggi dalam dua hari terakhir dan mengakibatkan para nelayan tidak melaut. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sampai saat ini belum bisa memprediksi sampai kapan gelombang laut ini akan terus fluktuatif. Ngadiman,39, salah seorang nelayan di Pandansimo, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengungkap, dirinya dengan nelayan yang lain selama dua hari tidak melaut. Hal yang sama juga telah dirasakan Rujdito, 40 nelayan diPantai Samas, Kecamatan Sanden.”Kami hanya menjaring dari pingir pantai dengan jarring erat,”terang dia. Kepala Seksi Data dan Informatika BMG Yogyakarta Tyar Prasetyo mengungkapkan, sejak dua hari ini ombak kembali meninggi. Berdasarkan pantauan BMg ketinggian ombak mencapai 2,5 meter hingga 4 meter. Pihaknya belum bias memprediksi sampai kapan fenomena ini akan terjadi. Permasalahan yanag terjadi : ⇒ Nelayan didaerah bantul berhenti melaut disebabkan ombak / gelombang laut
yang tinggi. ⇒ Dengan berhentinya nelayan untuk melaut, menyebabkan para nelayan tidak
berpenghasilan mereka tidak dapat mencari ikan untuk dijual. Cara untuk mrngatasi masalah tersebut : ⇒ Nelayan harus bersabar untuk menunggu gelombang laut surut ⇒ Sementara menunggu, nelayan harus melakukan aktifitas lain yang benar-
benar mendukung dan dapat berpenghasilan, misalnya : membuat barang kerajinan yang dapat dijual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
⇒ Menciptakan lapangan kerja yang dapat dilakukan sebagai kerja sampingan.
TIDAK TAHAN SIKSAAN, TKI ASAL BOYOLALI KABUR
BOYOLALI (SINDO) - Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diluar negeri kembali terjadi. Kali ini menimpa Mursiyem,38,warga dukun kestalan, Desan Nepen Kecamatan Teras, Boyolali yang terpaksa kabur dari rumah akibat tak tahan disiksa majikannya di Malaysia. Bahkan enam bulan gajinya saat ini belum dibayarkan. Mursiyem sendiri bekerja sebagai pembantu rumah tangga dikeluarga Loganathan yang beralamat dijalan 1/270 sek 6, Wangsamangu, Kuala lumpur Malaysia. Dari pengakuan Mursiyem, selama bekerja dikeluarga itu dirinya sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari majikan perempuannya. Tak tahan mendapat siksaaan itu Mursiyem akhirnya memutuskan untuk kabur. Menurut Mursiyem, setelah kabur dari rumah majikan dia tidak langsung pulang ke Boyolali. Dari Malaysia wanita berumur 38 tahun itu mendatangi Malang PJTKI Koperasi Bhakti Mandiri yang dulu memberangkatkanya.
“Saya sudah tak tahan setiap hari selalu disiksa. Bahkan selama enam bulan bekerja tak pernah digaji. Siksaan yang saya alami masih terus membekas dihati, keinginan untuk mengais ringgit justru berubah penyiksaan. Saya heran, sama-sama sebagai manusia kok tega berbuat seperti itu,”Kata Mursiyem ketika ditemui dirumahnya, kamarin. Permasalahan yang terjadi : ⇒ Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri kembali terjadi.
Kekerasan terhadap TKI akan menimbulkan permasalahan yaitu TKI merasa takut bekerja di luar negeri. TKI merasa tersia-sia karena ia bekerja tidak mendapatkan uang, tetapi malah mendaptkan perlakuan tidak wajar (kekerasan).
Cara Mangatasi permasalahan tersebut : ⇒ Seharusnya pihak penyalur Tenaga Kerja Indonesia bisa memberikan
kepercayaan bahwa bekerja di luar negeri tidak akan disakiti. ⇒ Tindakan Nyata Pihak Penyalur TKI yaitu dengan berusaha memberikan
jaminan perlindungan kerja TKI yang bekerja. ⇒ TKI yang disalurkan, harus benar-benar mengusai tata cara, bahasa dan sikap
orang yang atau tuan rumahnya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat menimbulkan kekerasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
TUGAS EKONOMI MENGENAI MASALAH TENAGA KERJA
1) Pencari Kerja di Bantul Meningkat ≈ Masalah : Pemohon kartu pencari kerja atau kartu kuning (AK-1)
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul meningkat. Kondisi tersebut di perkirakan karena banyak lulusan SMA/SMK/MA, di kabupaten tersebut yang melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi (PT). Pasalnya banyak masyarakat Bantul yang mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah kabupaten setempat.
≈ Solusi : Dinas tersebut melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Batam, Bekasi dan Tangerang untuk prekrutan tenaga kerja. Para pencari kerja cukup mengikuti seleksi yang diadakan Disnakertrans.
2) Dua PNS Pemkab Bantul Dipecat
≈ Masalah : Karena melanggar disiplin kerja, tidak masuk kerja selama empat, bulan.
≈ Solusi : Sebagai seorang pekerja baik PNS maupun Swasta kita harus mentaati peraturan yang berlaku dan disiplin waktu. Ingat kedisiplinan itu penting. Dan peraturan dari perusahaan harus dipertegas.
3) TKI Meninggal Dunia di Taiwan
≈ Masalah : Terpeleset kelaut, karena gelombang ombak yang sangat tinggi.
≈ Solusi : Berhati-hatilah bila bekerja di Negara tetangga karena kita tidak tahu kapan bahaya itu mengancam. Harus lebih memperhatikan anak buahnya dan harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
4) Pegawai BANK di Peras dan Diancam
≈ Masalah : Korban dituduh mencuri uang yang hilang ratusan juta rupiah di brankas BANK tersebut. Korban diharuskan mengganti uang tersebut padahal belum diketahui siapa pencurinya.
≈ Solusi : Pihak korban harus bijaksana dan tegas bahwa dia tidak melakukan perbuatan tersebut dan melaporkannya pada pihak yang berwajib agar dapat diketahui kebenarannya dan tidak merugikan sepihak. Penuduhan harus bersifat bijaksana dan mempunyai bukti yang kuat atas kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
hilangnya uang ratusan juta rupiah di Brankas dan pihak yang dituduh harus berani bersaksi yang sebenarnya.
5) Nasib Buruh Minta Diperhatikan
≈ Masalah : Penyimpangan jam kerja yang dilakukan perusahaan terhadap buruh, jam kerja mereka tidak sesuai dengan target yang diberikan oleh pihak perusahaan dan gaji buruh tidak sesuai dengan jam kerja mereka.
≈ Solusi : − Buruh harus menuntut gaji mereka pada perusahaan dan pihak perusahaan tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap buruh. Jadi perusahaan tersebut harus bertindak adil pada semua buruh yang sesuai dengan WIP yang berlaku.
− Pihak pemerintahan harus lebih perhatian, dan sadar bahwa buruh Buruh harus menuntut gaji mereka pada perusahaan dan pihak perusahaan tidak boleh bertindak sewenang-wenang terhadap buruh. Jadi perusahaan tersebut harus bertindak adil pada semua buruh yang sesuai dengan WIP yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
C. Dua PNS Pemkab Sambungan dari halarnan 9
Lebih lanjut Kepala BKD ini mengatakan, SG yang saat ini sedang menjalani masa tahanan juga telah melakukan tindakan penggelapan.
“Makanya dia dimasukkan ke tahanan. Tapi bukan lantaran kasus penggelapan dia dipecat, akan tetapi karena melanggar disiplin kerja. Ototnatis selama masa tahanan, dia tidak masuk kerja," tutur Rita.
Sementara sepanjang 2007 ini, baru dua pejabat di lingkungan Pemkab yang dipecat tidak hormat. Tahun 2006, ada sekitar 5 orang pejabat yang juga dipecat. (tik)
Dua PNS Pemkab Bantul Dipecat
BANTUL -- Dua PNS di lingkungan Pemkab Bantul kemarin (10/4) dipecat secara tidak hormat. Mereka terbukti telah melanggar disiplin kerja pegawai. Kedua PNS tersehut adalah AH dan SG.
Menurut Kepala Bagian Kepegawaian Daerah Bantul Rita Suminah BSc, penilaian kinerja hingga pada akhirnya diputuskan untuk dipecat secara tidak hormat tersebut telah dilakukan sejak lama.
Surat pemecatan kepada AH langsung diberikan kepada sekda Bantul. Sementara untuk SG yang saat ini tengah menjalani hukuman penjara selama 1 tahun diberikan langsung di LP Pajangan.
“Ini sudah melalui proses panjang hingga akhirnya kita memutuskan untuk memecat mereka. Hari ini surat saya kirimkan kepada pejabat bersangkutan," tutur Rita kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/4).
Menurut Rita, AH telah melakukan pelanggaran disiplin kerja lantaran tidak masuk kantor selama enam bulan. Sebelumnya, AH telah diberikan teguran, surat peringatan, hingga penurunan pangkat. “Dulu sudah pernah kita berikan teguran, surat peringatan hingga penurunan pangkat. Tapi ternyata yang bersangkutan masih juga melakukan pelanggaran dan terakhir tidak masuk kerja selama empat bulan. Jadi, ini adalah akumulasi pelanggaran yang dilakukan," ujar Rita. »KE HAL 11
Pencari Kerja di Bantul Meningkat
BANTUL -- Jumlah pencari kerja pasca kelulusan di Kabupaten Bantul
meningkat selama dua bulan terakhir. Pada bulan Juni lalu pemohon kartu pencari kerja atau kartu kuning (AK – I) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mencapai 2720 orang, dan dua minggu pertama di Juli ini sudah mencapai angka 1588 orang.
“Diperkirakan kenaikan jumlah pemohon kartu kuning tersebut akan semakin meningkat hingga akhir Juli nanti," papar Kepala Disnakertrans Bantul, Achmad Djudi SH kepada wartawan di kantornya, Sabtu ('I4/7).
Jumlah tersebut, menurut Achmad juga meningkat dibandingkan 2006 yang hanya mencapai 19 ribu orang. “Tahun 2006 pencari kartu kuning justru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
menurun karena pasca gempa orang-orang lebih fokus untuk memperbaiki rumah mereka," jelasnya.
Jumlah pemohon kartu kuning terbanyak, lanjut Achmad berasal dari lulusan SMA sederajat hingga mencapai 60 persen lebih. Sedangkan sisanya adalah lulusan Strata 1 (S 1), akademi (D3) dan SMP sederajat.
Meski terjadi kenaikan, lanjut Achmad, peningkatan itu tidak terlalu signifikan. Kondisi tersebut diperkirakan karena banyak lulusan SMA/SMK/MA, khususnya untuk angkatan 2007 di kabupaten tersebut yang melanjutkan studinya ke jenjang per-. KE HAL 6
Pencari Kerja di Bantul Meningkat
Sambungan dari halarnan 1 guruan tinggi (PT).
Pasalnya, banyak masyarakat Bantul, yang mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat. Karenanya mereka lebih memilih kuliah dibandingkan kerja. “Ada kebijakan dari pemkab untuk memberikan bantuan pendidikan kepada warga Bantul sehingga mereka memiliki dana segar untuk melanjutkan pendidikan. Paling tidak bantuan pendidikan tersebut bisa dipakai untuk registrasi yang pertama," paparnya.
Peningkatan yang sama, kata Achmad juga terjadi pada jumlah pencari pencari paspor. Selama enam bulan terakhir sudah sekitar 400 pemohon yang mendaftarkan diri di dinas tersebut untuk mendapatkan paspor keluar negeri. “Kebanyakan mereka meminta paspor untuk menjadi TKI ke Malaysia. Yang sudah berangkat ada sekitar 54 orang," jelasnya.
Sementara untuk membantu pemohon kartu kuning mendapatkan pekerjaan, imbuh Achtnad, dinas tersebut melakukan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Batam, Bekasi dan Tangerang untuk perekrutan tenaga kerja. Para pencari kerja tersebut cukup mengikuti seleksi yang diadakan Disnakertrans.
Dalam pelaksanaannya, pemkab Bantul memberikan bautuan dana setiap tahunnya yang diambil dari APBD. Dana tersebut selain digunakan untuk seleksi juga dipakai untuk promosi keluar daerah. “Untuk menge tahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai tenaga kerja yang dikirim ke tiga kota tersebut, maka kami melakukan evatuasi," paparnya. (ptu)
Nasib Buruh Minta Diperhatikan
MUNGKID--Ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh
Magelang Federation (ALBUM F) mendatangi DPRD Kabupaten Magelang untuk mengadukan berbagai permasalahan perusahaan yang secara langsung mengakibatkan kurang diperhatikannya nasib buruh.
Para buruh yang telah datang sejak 10.00 pagi, Kamis (26/4) kemarin untuk melakukan audiensi guna menyampaikan tuntutannya kepada Dewan (Komisi D) tentang beberapa perusahaan yang tidak memenuhi hak para huruh, diantaranya adalah Jamsostek yang meliputi 4 program yuitu, JHT (Jaminan Hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tua), JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan), JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JKM (Jaringan Kematian).
Beberapa perusahaan hanya memperhatikan JHT-nya saja namun tidak memperhatikan program yang lain. Demikian diungkapkan Kasi Hubungan Kerja dan Pengawasan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, Nur Huda kepada para buruh.
Dalam tuntutannya mengeanai Jamsostek, para buruh merasa dirugikan. Pasalnya dana Jamsostek (5,7 % dari UMK) ditanggung oleh buruh sebesar 2 persen, sedangkan sisanya, 3,7 persen ditanggung oleh perusahaan. Itu saja sering terjadi tindak penyelewengan oleh pihak, perusahaan.
Selain permasalahan Jamsostek, ALBUM F juga menyorot penyimpangan yang dilakukan perusahaan dengan tidak mematuhi standar UMK Mage lang yang telah ditentukan yaitu sebesar Rp 540.000/bulan, beberapa perusahaan memberlakukan jam kerja melebihi ketentuan dengan upah jauh dibawah UMK.
“Kami hanya mendapat Rp 15.500 per hari dengan jam kerja 07.00 hingga 17.00," ujar Sri Muryati, karyawati perusahaan Bolu Sampurno. Menurutnya jam kerja yang diberlakukau perusahaan dan tidak disesuaikan dengan upah buruh harus dilakukan pengawasan oleh Dinas terkait.
ALBUM F sebagai organisasi buruh Kabupaten Magelang menuntut kepada DPRD Kabupaten Magelang dan Dinas terkait (Disnakertrans) untuk segera melakukan pengecekan secara langsung ke perusahaan-perusahaan di Kabupaten Mage lang dan untuk lebih melindungi hak para buruh di Kabupaten Magelang, DPRD segera membentuk tim pengawasan hak normatif yang independen.
Selain membentuk tim pengawas hak normatif independen, DPRD juga dituntut untuk segera meniudak lanjuti dan memberikan sangsi kepada pihak perusahaan bila tidak memenuhi hak-hak normatif.
Uutuk lebih menjamin legalitas hak normatif secara hukum maka diperlukan pembentukan Perda. (c5)
TKI Meninggal Dunia di taiwan
WATES -- Seorang Tenaga Kerja Indones (TKI) asal Kulonprogo, Pamerdi (30) warga Dusun Serang, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih diketahui meninggal dunia saat bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Taiwan setahun lalu, kasus itu baru diketahui pihak keluarga beberapa waktu lalu.
Kabar tentang meninggalnya Pamerdi, awalnya disampaikan salah seorang kerabatnya yang bekerja di Taiwan beberapa hari lalu. Keluarga pun melacak ke Penyalur Jasa Tenaga Kerja (PJTKI) di Jakarta yang memberangkatkannya .. Di sana, pihak keluarga mendapatkan selembar surat keterangan dari Kapten Kapal Ikan MV Fortuna Su Rong Hong.
Su Rong Hong menuliskan, kapal keluar dari pelabuhan Kaos Hsiung pada 20 November 2006 menuju Samudera Pasifik Pasifik untuk mencari ikan. Pada 14 Desember 2006, terjadi ombak besar setinggi 4-5 meter dengan suhu 20 derajat Celsius. Akibatnya, awak kapal tidak melakukan operasi menangkap ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Dalam situasi seperti itu, ABK hanya bekerja di dek untuk membenahi alat-alat penangkap ikan. Namun Pamerdi tidak nampak bersama awak kapal lainnya. Padahal saat makan siang, ia masih terlihat. Dalam pencarian pun tidak ditemukan. Diduga ia terpeleset jatuh ke laut.
Pencarian kembali dilakukan dari 14 Desember 2006 pukul 14:00 sampai 16 Desember 2006 pukul 14:00 atau 48 jam. Karena tidak juga ketemu, kapten kapal memutuskan melanjutkan operasinya.
Orang tua Pamerdi, Hadiwardoyo nampak shock. Keluarga menyelenggarakan tahlilan bersama kerabat dan tetangga. Kamis (24/5) malam. Menurut Kirmadi serta Bisma, tetangga dekat keluarga korban, dalam waktu dekat keluarga akan mengurus kematian Pamerdi.
“Kelurga sudah mengurus ke Dinas Tenaga Kerja Kulonprogo. Te tapi dinas tidak tahu-menahu, karena Pamerdi berangkat dari Jakarta, bukan dari Kulonprogo,” kata Kirmadi. (wid)
Pegawai Bank Diperas dan Diancam
GONDOMAN -- Pegawai bagian teller sebuah bank swasta di Jalan
Brigjend Katamso, “Gondomanan, Ruth Deliana Setyo Pujiastuti (30); menjadi korban pemerasan dan ancaman yang diduga dilakukan Kelapa Cabang. Peristiwa itu berawal dari hilangnya uang ratusan juta rupiah, dibrankas bank tersebut. Korban diharuskan mengganti padahal belum diketahui siapa pencurinya.
Kasus pemerasan dan ancaman pemecatan terjadi di rumah kos-kosan korban di Jalan Nyoman Oka, Gondokusuman, Minggu (29/7) silam diadukan ke Poltabes Jogja, Senin (6/8) siang., Ruth Deliana Setyo Pujiastuti warga asal Tangerang mendenr ita kerugian Satu unit, mobil, kalung dan -gelang emas serta uang, tunai Rp. 34,5 juta yang telanjur diserahkan ke kepala cabang bank swasta tersebut.
Ruth Deliana Setyo Pujiastuti didampingi saksi kejadian Dewi Kartini (24), warga Jogja, kepada; penyidik di Mapoltabes Jogja mengatakan, awalnya ia sebagai pegawai bank itu di bagian teller. Pada 18 Juli 2007 terjadi kehilangan uang di brankas bank. Setelah itu, ia dibawa ke kantor pusat di Surabaya.
“Sesampainya di kantor pusat saya diancam. Jika tidak mau mengakui bahwa saya yang mengambil uang itu, dan dipaksa membuat surat perjanjian, maka suami saya akan dipecat dan karirnya akan hancur. Saya diharuskan mengganti uang yang- hilang, bukan saya pelakunya. Sampai kasus itu saya adukan ke Poltabes, Kepala Cabang di Jogja belum pernah melaporkan soal hilangnya uang di brankas," katanya.
Karena diancam, dengan terpaksa korban menyerahkan mobil, uang tunai Rp 34,5 juta, kalung dan gelang emas kepada kepala cabang bank tersebut.
“Namun, belakangan saya sadar merasa dirugikan pihak bank, maka saya melaporkan kasus itu ke Poltabes Jogja dengan harapan, siapa pencuri uang di brankas dapat terungkap sehingga mobil, perhiasan serta uang saya kembali.," imbuhnya. (hri)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
1. Judul : Pedagang Klithikan Minta disediakan tempat Permasalahan : Jumlah pedagang klithikan didepan mas-jid agung
Bantul terus bertambah. Solusi : Para pedagang minta kepada pemkot Bantul agar
disediakan tempat yang memadai. 2. Judul : 10.000 Pekerja Menganggur
Permasalahan : Kebakaran pasar Turi menyisakan penderitaan warga di Surabaya Jawa timur.
Solusi : Seharusnya para pegawai 100 di pasar Turi Surabaya Jawa timur harus mencari tempat kerja yang baru setelah kebakaran berlangsung.
3. Judul : Sulit pertahankan Nike Permasalahan : Pemerintah tidak mampu mempertahankan investasi
produk sepatu Nike di Indonesia. Solusi : Perusahaan yang memiliki kontrak dengan nike
meminta waktu menyelesaikan persoalan ketenaga kerjaan tcrmasuk memheri pesangon buruh yang hcsarnya Rp. 140 miliar.
4. Judul : Pencari kerja harus waspada Permasalahan : Penahanan ijasah sebagai jaminan kerja. Solusi : Perusahaan hendakrrya mempunyai rekomendasi dalam
membuka lapangan kerja dan sebaiknya mengena i masalah tersebut perlu mendapat penegasan dalam peraturan daerah-atau perda.
5. Judul : Jogja kekurangan tenaga TI atau Tenaga Informasi Permasalahan : Jumlah tenaga kerja TI profesional di lembaga
pendidikan maupun lembaga pemerintahan masih sangat kurang.
Solusi : Pemberdayaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional untuk disekolahkan lagi dalam bidang Tekhnologi Informasi.
Nama kelompok:
1. C. Vita Wijayanti(06) 2. Fr. Heni lestari(13) 3. M. Dwi haryanti(10) 4. Fx. Rizky(22) 5. N. Susanti( 24) 6. Risti Pamudji(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
SUKENDAR/BERNASJOGJA MENINGKAT -- Jumlah peclagang klithikan di depan masjid Agung Bantul terus bertambah. Berkaitan dengan ini, para pedagang minta kepada Pemkab Banttil agar disediakan tempat yang memadahi. Pedagang Klitikan Minta Disediakan Tempat
BANTUL -- Pedagang klithikan (barang bekas) tidak hanya marak di wilayah Kota Jogja. Namun Bantul saat ini juga mulai dilirik para pedagang klithikan. Tak seperti pedagang klithikan di Jalan Mangkubumi. Meski sama-sama menempati trotoar, para pedagang di Bantul rata-rata melakukan aktivitasnya pada siang hari.
Hanya saja, barang-barang dagangannya tidak digelar di depan emperan toko atau rumah warga. Melainkan hingga saat ini mereka masih menempati di depan lahan kosong, seperti di depan masjid Agung Bantul.
Meski di pinggiran, namun mereka tetap saja diburu. Khususnya oleh para pembeli yang menginginkan barang-barang murah atau pemburu barang antik. Sehingga wajar bila siang hari, lokasi ini selalu saja dipadati pembeli.
Ketika ditemui Bernas Jogja, Jujuk (45) salah seorang pedagang klithikan di depan masjid Agung mengaku sangat tertarik dengan program Pemkot Jogja dalam membangun pasar klithikan. Sebab dengan pasar tersebut para pedagang bisa terwadahi. Namun ini bukan berarti dirinya juga ingin agar Bantul membangun pasar serupa. "Kami hanya ingin diberikan fasilitas berdagang. Tapi ini bukan dengan membangun pasar klithikan. Dimanapun kami menerima, yang penting ada kepastian tempat. Syukur tempat ini ramai seperti di sekitar pasar Bantul," ungkapnya. Menurutnya, berjualan di trotoar sangat repot. Selain harus bolak-balik menggelar dan mengemasi barang, jam kegiatan berdagang pun juga sangat terbatas. Apalagi bila datang hujan, maka sama sekali tidak bisa beraktivitas.
"Yang terpenting lagi, dengan metode jualan seperti sekarang, setiap hari kami harus membawa pulang barang dagangan. Ditambah lagi, kami tidak bisa membawa seluruh dagangan dengan sepeda motor. Ini yang membuat para pembeli sering kecele," ungkapnya.
Dengan kondisi sekarang, memang banyak pengunjung. Namun mereka hanya sebatas melihat-lihat. Semua ini dikarenakan dagangan yang dibawa tidak bisa lengkap. Hal ini akan lain bila para pedagang disediakan tempat atau kios. Dengan kondisi ini, para pedagang tidak perlu repot-repot setiap hari membawa dagangannya. Namun barang tersebut cukup disimpan di dalam kios.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Atas dasar ini, Jujuk minta kepada Pemda Bantul untuk memikirkan pedagang klithikan. "Kami membutuhkan tempat. Tidak usah mewah, yang penting bisa untuk menjajakan dagangan dan aman," tandasnya. (skd)
10.000 PEKERJA MENGANGGUR
KEBAKARAN PASAR TURI MENYISAKAN PENDERITAAN WARGA
SURABAYA, KOMPAS - Kebakaran di Pasar Turi Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/7), mengakibatkan sekitar 10.000 pekerja di pusat grosir terbesar di kawasan timur Indonesia itu kehilangan pekerjaan. Pegawai toko umumnya telah diberi tahu majikannya agar mencari tempat kerja yang barn.
“Saya harus bayar kos, juga mencicil sepeda motor Rp 350.000 setiap bulan," kata Puti (19), pegawai toko batik di lantai 3, Pasar Turi. Ia mendapat upah sebesar Rp 600.000 per bulan.
Pekerja di Pasar Turi menyebutkan, setiap toko minimal mempekerjakan tiga orang. Luas bangunan pusat grosir ini 33.509 meter persegi, 4.795 kios berukuran rata-rata 2 meter x 3 meter. Harga pasaran toko sekitar Rp 200 juta - Rp 400 juta per unit.
Menurut Ketua Umum Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Turi Joko Sujiono, yang ditemui di Pasar Turi, Sabtu (28/7), yang kehilangan mata pencarian tidak hanya pegawai toko. Masih banyak komunitas lain yang mengandalkan Pasar Turi sebagai tempat mencari nafkah, seperti penarik becak, buruh pikul, buruh bungkar muat, serta produsen.
Petugas pemadam kebakaran terus menyemprot bangunan Pasar Turi,
Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/7). Kebakaran yang terjadi selama tiga hari itu menghanguskan sedikitnya 2.700 kios.
Pada pertemuan informal dengan Asisten II Pemkot Surabaya Muchlas Udin di Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Joko menawarkan tiga tokasi penampungan sementara. Lokasi itu di Jalan Tembaan, Jalan Dupak, (Ian Pasar Turi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Menurut Muchlas. usulan pedagang akan dibahas lebih lanjut, karena jika memanfaatkan badan jalan, tidak mungkin seluruhnya. “Perlu koordinasi dengan Polwiltabes Surabaya. Diusahakan sebelum bulan puasa tetapi kalau koordinasi beres. pekan depan (penampungan sementara) sudah bisa dioperasikan" katanya.
Taufik, salah seorang pedagang Pasar Turi menuturkan, pedagang berharap pasar lama bisa menjadi tempat penampungan sementara. Penampungan itu bisa dipakai sampai setelah hari raya Idul Fitri.
Menurut dia, para pedagang siap menjadi investor pembangunan kembali. Para pedagang masih sanggup jika diminta mengumpulkan Rp 10 juta per orang. Saat ini, HPP Turi beranggota sekitar 3.500 pedagang. Dengan demikian, ada potensi terkumpul dana Rp 35 miliar.
Hingga Sabtu petang tercatat 2.780 kios yang hangus terbakar dan umumnya berlokasi di Pasar Turi Baru Tahap I, II, dan Tahap IV Ramayana. Masih terdapat dua titik sumber api, di dalam Ramayana yang terdiri dari enam lantai. Tiga lantai untuk pertokoan dan sisanya lahan parkir. Petugas pemadam kebakaran pun terus melakukan penambahan. Sedikitnya 10 unit mobil pemadam kebakaian tetap disiagakan di sekitar lokasi. Revitalisasi
Wakil Wali Kota Surabaya Arief Affandi menyatakan, saat ini pemerintah belum memikirkan revitalisasi. Revitalisasi dinyatakan sebagai persoalan jangka panjang dan bisa ditunda pembahasannya. Yang lebih penting, pengadaan tempat penampungan sementara bagi pedagang tidak bisa. "Sebentar lagi (bulan Ramadham) masa panen pedagang. Jangan sampai mereka kehilangan penghasilan" katanya.
Ia berjanji mengkaji masukan berbagai pihak terkait revitalisasikan. Salah satu macam harus diperhatikan adalah asuransi kebakaran bagi kios-kios di Pasar Turi. Saat ini, hampir seluruh kios dan barang dagangan di sana tidak diasuransikan. Pasalnya, banyak perusahaan asuransi menganggap pasar itu rawan kebakaran.
Ketua Kadin Surabaya M Rudiansyah mengemukakan, pedagang lama perlu diberi kredit lunak. Kredit itu bisa digunakan untuk membeli kios baru. “Sekarang banyak yang modalnya habis terbakar bersama kios dan barang dagangan," katanya.
Selain itu, pemerintah perlu memikirkan pengelompokan pedagang sehingga di tempat penampungan. Pengelompokan itu akan memudahkan kontrol pemerintahan buruh PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan PT Naga Sakti Parama Shoes Industry (Nasa), Kota Tangerang, Banten, unjuk rasa di Kantor Nike di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (23/7). Mereka kembali menyampaikan tuntutan kepada Nike untuk tetap memberikan order kepada kedua perusahaan tersebut demi kepastian status pekerjaan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
SULIT PERTAHANKAN NIKE
Ribuan Buruh Berunjuk Rasa Tuntut Kontrak Kerja Dipertahankan. SERANG, KOMPAS -- Pemerintah tidak mampu mempertahankan investasi produk sepatu Nike di Indonesia. Dua perusahaan yang memililki kontrak dengan Nike meminta waktu menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan, termasuk memberi pesangon buruh yang besarnya bisa mencapai Pp 140 miliar.
Kami ingin tetap mempertahaankan Nike, tapi lobi- lobi yang ini lakukan sudah mentok. Sekarang yang terpenting bagaimana menyelamatkan nasib belasan ribu buruh yang ada di sana," ujar Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Banten Opar Sohari di Serang, Senin (23/7).
Kemarin sejak pukul 13.30, ribuan buruh dua perusahaan, PT Swadaya Aneka Shoes Industry (ASI) dan PT Naga Sakti Pana Shoes Industry (Nasa), berdemonstrasi lagi di depan Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berada di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta Selatan. Mereka menuntut Nike Inc, tetap mempertahankan kontrak kerja dengan PT HASI dan Nasa dalam waktu tak terbatas, tetap memberikan order sesuai dengan kapasitas kedua perusahaan, serta mendesak pemilik Nike Inc, Phillipe Knight, memahami tuntutan para buruh.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nike berencana menghentikan pemesanan sepatu karena kedua perusahaan itu dalam dua tahun terakhir tidak mampu menjaga mutu produksi sepatu. Selain itu, rata-rata 10 persen dari total sepatu yang diproduksi setiap bulan dikembalikan Nike Inc. Padahal, Nike telah mematok ambang batas maksimal pengembalian produk karena rusak sebanyak 2 persen. Perhatikan nasib buruh
Jika Nike benar-benar menghentikan kontrak, kata Opar, pihak perusahaan harus memperhatikan nasib mereka. "Nike itu tidak memiliki kontrak langsung dengan buruh, tetapi dengan HASI dan Nasa. Oleh karena itu, kedua perusahaan itulah yang harus menanggung kewajiban perburuhan, termasuk membayar uang pesangon," katanya.
Dengan rata-rata pesangon Rp 10 juta per orang, diperkirakan jumlah uang yang dibutuhkan Rp. 140 miliar. Padahal, aset HAS don Nasa belum cukup untuk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
membayar semua pesangon karyawan tersebut. Karena itu, dua perusahaan meminta perusahaan meminta penyelesaian 18 bulan. Pindah kerja
Kedua perusahaan itu berjanji mengupayakan para buruh tidak terkena hubungan pemutusan kerja (PHK), dengan memindahkan mereka ke perusahaan lain yang masih satu grup. Saat ini 6.500 buruh bekerja di PT Nasa sedangkan 7.500 buruht lainnya di PT HASI.
Ribuan buruh yang berunjuk rasa secara simbolik menyeger Kantor Nike Inc di Lantai 24 Menara 2, Gedung BEJ. Mereka, menuntut pemerintah dan Aso siasi Pengusaha Indonesia memihak buruh (NTA/WIN).
PENCARI KERJA HARUS WASPADA KASUS PENAHANAN IJAZAH SANGAT MERUGIKAN KARYAWAN
YOGYAKARTA, KOMPAS – Para pencari kerja harus waspada terhadap
perjanjian kerja sama dari perusahaan yang mencantumkan aturan bahwa ijazah asli harus disimpan perusahaan sebagai jaminan. Aturan seperti itu, di kemudian hari, mengekang kebebasan dan hak asasi karyawan. Oleh LUKAS ADI PRASETYA.
Namun sayangnya, Undang-Undang Ketenagakerjaan belum menyoal tegas tentang boleh tidaknya ijazah pendidikan ditahan sebagai jaminan. Perkara ini memuat menyusul kasus yang terjadi pada para karyawan sebuah perushaan yang bergerak dibidang telekomunikasi skala besar di kawasan Wirobrajan, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam kasus perusahaan tersebut, keharusan meninggalkan ijazah sebagai jaminan tertera pada surat perjanjian kerja sama. Namun, karena belum terlalu paham konteks surat ini, para karyawan tidak menaruh curiga ketika membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan.
"Kasus seperti ini sangat mungkin terjadi di lain tempat dan belum diketahui. Sementara, perangkat hukum untuk itu belum tegas:" ujar Ketua Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DI Yogyakarta Budi Wahyuni, dalam diskusi bertema "S istem Ketenagakerjaan yang Adil dan Transparan", Sabtu (14/7).
Kasus ijazah sebagai jaminan bagi perusahaan diketahui karena para karyawan mengadu ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Yogyakarta. Menurut Suharyana, pengawas tenaga kerja yang juga ikut dalam diskusi, ini adalah kasus baru yang pertama ia jumpai. Dua bulan
Sepengetahuannya, kalaupun ada perusahaan yang menahan ijazah calon karyawan, itu hanya dilakukan maksimal dua bulan untuk kepentingan verifikasi identitas. Penahanan ijazah semestinya tidak dilakukan berbulan-bulan atau malah lebih dari setahun.
Berangkat dari masalah ini dan untuk mencari solusi masalah ketenagakerjaan lain, Disnakertrans Kota Yogyakarta mulai mewacanakan apakah ia perlu diatur lewat peraturan daerah (perda). Pihaknya sudah punya gambaran poin-poin apa yang krusial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
"Dalam perda itu bisa ditegaskan bahwa perusahaan yang hendak membuka lowongan harus mendapat rekomendasi dahulu dari Disnakertrans. Syarat dan perjanjian kerja sama mereka akan kami cermati. Media cetak dan elektronik juga harus bertanya dulu pada perusahaan yang hendak beriklan, apakah punya rekomendasi itu atau tidak," katanya.
Darsono, Staf Koordinator Penelitian Lapangan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, menambahkan, perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap norma kepatutan atau hak karyawan bisa saja dicabut izin usahanya.
Secara logika, surat perjanjian kerja sama yang sudah ditandatangani para karyawan kalau memuat hal lain, tidak fair seperti penahanan ijazah itu sejatinya bisa dibatalkan.
Hanya saja, menurut pihak kepolisian, hal tersebut bisa dilakukan apabila ada saksi ahli ketika calon karyawan menandatangani surat itu. Namun, nyaris semua surat perjanjian kerja sama biasanya hanya dilakukan dua pihak, yakni perusahaan dan karyawan.
STUDIUM GENERAL STIENUS JOGJA KEKURANGAN TENAGA TI
JOGJA-Banyaknya jumlah perguruan tinggi di Jogja yang membuka Jurusan Teknologi Informasi (TI), ternyata tidak identik keberadatenaga TI yang profesional. Realitasnya jumlah tenaga TI profesional di lembaga pendidikan maupun pemerintahan masih sangat kurang.
Hal itu disebabkan karena lulusan TI dari Jogja berlum begitu luas banyak yang direkrut perusahaan atau instansi di luar Jogja. Yang terjadi, Jogja sekadar menjadi pemasok tenaga kerja tenaga kerja ke seluruh Indonesia.
“Saya tidak bisa menyebut angka pasti kebutuhan tenaga TI. Sebab namanya kebutuhan itu memang terus meningkat. Tetapi perkiraan saya pemenuhan tenaga TI profesional disini belum mencapai angka 50 persen di sini,” kata Kepala Badan Informasi Daerah (BID) Jogja sekaligus dosen TI UGM, Prof Dr Ir Achmad Junaedi MUP kepada Bernas Jogja usai memberi materi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
studium general Mahasiswa STIE Nusa Megar Kencana di Kampus Jalan AM Sangaji, Jogja.
Indikasi belum tercukupinya tenaga di bidang TI, salah satunya bisa dilihat di kantor-kantor pemerintahan. Dimana ketika diminta mengerjakan sesuatu yang terkait dengan pengelolaan data dengan menggunakan sistem TI, pas lambat.
“Setiap saya tanyakan kenapa lambat, pasti staf mengatakan keterbatasan tenaga,” katanya.
Untuk itulah Pemprov DIY sendiri saat ini sedang melakukan langkah pemberdayaan PNS yang potensial untuk disekolahkan lagi dalam bidang TI. Karena memang di sisi lain jumlah PNS di DIY berlebih dari kebutuhan, tetapi di sisi lain tenaga TI di instansi kekurangan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY sendiri dalam rangka TI menuju era TI telah membuat gerakan menuju Jogja Cyber Province. (JCP) sejak tahun 2005. Walaupun sejak dicanangkan hingga saat ini kendala masih sangat besar seperti dana dan keterbatasan masyarakat untuk mengakses TI dalam kehidupan.
Contohnya, untuk penggunaan internet saja baru 16 persen di seluruh DIY, belum lagi termasuk pembuatan perangkat ke desa-desa pelosok.
“Namun demikian kita tidak bisa berhenti di sini, sebab memang namanya TI itu mau tidak mau harus kita lakukan agar tidak ketinggalan zaman. Kelak dengan adanya TI di pemerintah dan pendidikan, untuk pembuatan surat, arsip dan undangan tidak perlu dengan kertas, tetapi bisa lewat komputer dan pengiriman lewat email,” katanya.
Selain itu untuk menuju JCP, anak-anak sekolah sudah harus diperkenalkan dengan TI. Karena itu, mulai tahun 2007 siswa SD dan SMP se-DIY akan terkoneksi dalam jaringan, sehingga bisa berhubungan satu dengan lainnya.
“Maka dalam satu generasi 20 tahun atau 30 tahun kelak, anak-anak kita sudah melek teknologi. Maka tujuan JCP dalam rangka peningkatan dan percepatan layanan kepada masyarakat bisa tercapai,” katanya.
Selain itu juga perlu adanya payung hukum atau peraturan yang mengatur soal administrasi dan dokumen dalam komputer agar memiliki kekuatan hukum yang sama dengan dokumen atau sistem administrasi biasa (menggunakan kertas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Waspadai Mafia Pencari Tenaga Kerja
Di tengah sulitnya orang mencari dan memperoleh lapangan kerja, ada kelompok orang yang memanfaatkan keadaan ini untuk kepentingan mendulang uang dengan dalih membuka lowongan kerja kepada publik. Mereka pada umumnya berwajah agency, outsource, agen penyalur, bahkan konon perseroan terbatas atau PT.
Ciri atau cara yang biasa dilakukan oleh penyalur adalah memasang iklan lowongan kerja secara berkala di banyak surat kabar, bahkan menyebarkan pamflet-pamflet berisi lowongan kerja di tempat umum. Dalam iklan lowongan kerja itu, penyalur biasanya mencantumkan alamat kantor kontrakan di wilayah : Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
Pada umumnya para pelamar kerja yang terperdaya oleh iklan lowongan kerja tersebut segera diproses sebagaimana layaknya dalam penerimaan karyawan, mulai dari kelengkapan berkas lamaran, menunggu giliran wawancara, sampai mengisi formulir. jika berkas lamaran telah masuk lebih dahulu, tidak segan-segan agen pencari tenaga kerja itu segera menghubungi pelamar lewat telepon atau telepon seluler dan meminta si pelamar datang untuk wawancara.
Ketika wawancara inilah si penyalur mulai mempraktikkan trik dan cara mengelabui pelamar kerja. Penyalur senantiasa persuasif memberikan sugesti akan kepastian penempatan kerja dan piawai dalam mewawancara. Modus yang dilakukan penyalur tenaga kerja seragam dan target terpenting dalam proses wawancara adalah pelamar membayar formulir pendaftaran.
Kisaran uang formulir yang diminta bervariasi, yaitu Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Selain itu, pelamar diwajibkan membeli satu unit barang dari beberapa barang yang diperlihatkan di brosur. Kisaran harga barang dimaksud juga bervariasi, biasanya Rp 250.000 – Rp 490.000.
Ada pula penyalur yang mewajibkan pelamar untuk membayar dahulu uang keanggotaan sebesar Rp 200.000 – Rp 300.000. Setelah semua kewajiban membayar tersebut dipenuhi oleh pelamar, baru kemudian si pelamar sedianya akan ditempatkan untuk bekerja dalam tempo beberapa hari. Demikian janji yang diyakinkan berkali-kali oleh mafia pencari tenaga kerja tersebut.
Saya yang pernah mengalami hal semacam itu mengimbau warga masyarakat, khususnya pencari kerja via iklan lowongan, jika menghadapi kejadian seperti itu kiranya menghindari upaya tersebut dan segera abaikan saja dan jangan terjebak am aksi penipuan dengan modus mencari tenaga kerja. TORANG Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. v Cara mengatasi menurut pendapat kami :
Harus mengetahui seluk beluknya. v Untuk persoalan diatas bagaimana cara mengatasinya :
− Melengkapi berkas lamaran − Melengkapi formulir − Jangan terlalu percaya bila ada lowongan yang diiklankan karena masih
banyak penipuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
TENAGA KERJA INDONESIA Indonesia-Malaysia Bahas Empat Masalah Tenaga Kerja
BANDUNG, KOMPAS - Sedikitnya ada empat hal yang dibahas Indonesia-Malaysia berkaitan dengan revisi nota kesepahaman tentang penatalaksanaan rumah tangga. Pembahasan tersebut di Surabaya, Jawa Timur, selama dua hari hingga Kamis (28/6).
"Secara konkret saya belum mendapat laporan dari tim kerja di Surabaya. Tetapi, yang jelas ada empat poin yang dibawa dalam forum tersebut", ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno di Bandung, Sabtu lalu.
Masalah yang dibahas itu antara lain, pertama, soal paspor yang dipegang oleh majikan. Kedua, mengenai percepatan realisasi pendidikan bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Ketiga, masalah sistem penanganan TKI di Malaysia. Keempat, penyelesaian masalah TKI ilegal di dalam negeri.
Para TKI, khususnya yang bekerja di sektor informal, rentan terjaring razia aparat Malaysia saat berada di luar ruang. Sebab, berdasarkan undang-undang yang berlaku di Malaysia, paspor sebut ditahan majikan.
Menurut Erman, masalah paspor sudah diperbaiki dalam revisi nota kesepahaman (MOU) In, Indonesia-Malaysia. Kebijakan yang akan ditempuh adalah membuat kartu cerdas (smart card) identitas TKI. Pemegang kartu cerdas itu tidak boleh ditangkap karena sudah legal dan didokumentasi.
Berkaitan dengan pendidikan anak TKI, lanjutnya, Pemerintah Indonesia telah mengirim 100 guru ke negeri jiran itu dan bersama Malaysia membangun sejumlah sekolah bagi anak-anak TKI. Kini, sekitar 34.000 anak-anak TKI telah diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan. (MKN) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :
Memberikan kepastian dengan cepat untuk memperoleh paspor Malaysia secara cepat.
v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Harus mengambil keputusan dengan bijaksana − Memberikan pembelajaran bagi para tenaga kerja supaya dapat
memahami bahasa di Malaysia agar tidak terjadi kesalahpamahan dalam bekerja.
INGIN KERJA DI LUAR NEGERI
Uang Puluhan Juta Bablas
WONOSARI (MERAPI) - Tergiur kerja di luar negeri, lima warga Kecamatan Patuk Gunungkidul kehilangan uang mencapai puluhan juta. Dalam perkara ini polisi berhasil meringkus Bm (28) warga Semarang, Jawa Tengah yang diduga melakukan pemungutan uang galipnya untuk biaya operasional. Meliputi pendidikan ketrampilan, pembekalan sebagai TKP dan biaya perjalanan. Lantaran janji tak pernah terwujud kelima korban akhirnya mengadukan kasus ini ke Polres Gunungkidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kasat Reskrim AKP Hari Triyana SE ketika dihubungi Merapi di kantornya Jumat (16/2) membenarkan kejadia t itu. Dari laporan tersebut polisi langsung melakukan penangkapan.
Saat tersangka Bm dipanggil polisi langsung dilakukan pemeriksaan. Karena hasil pemeriksaan polisi menemukan bukti permulaan langsung dilakukan penahanan. Selanjutnya dilakukan pengembangan perkara dan diperoleh keterangan bahwa aksi serupa juga dilakukan kelompok tersangka di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah.
Dari hasil pemeriksaan polisi, kelima korban tersebut telah menyetor yang mencapai belasan juta. Awalnya mereka ditawari seseorang untuk kerja di luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi dan biaya murah. Korban selanjutnya mengkonfirmasi kepada tersangka dan langsung menyetor uang.
Penyerahan uang ini tidak hanya sekali tetapi tiga kali dan bahkan seorang korban menyetor uang Rp 17 juta. Setelah beberapa bulan sesuai yang dijanjikan ternyata kelima korban tidak diberangkatkan.
Berkali-kali mereka menanyakan hal itu kepada tersangka. Tetapi selalu dijawab menunggu proses pemberangkatan. Karena merasa jengkel mereka meminta uang tersebut dikembalikan sesuai dengan jumlah uang yang diserahkan.
Tetapi janji tersangka untuk mengembalikan juga tak pernah terwujud hingga kelima orang korban ini melapor ke Polres Gunungkidul. Untuk pengusutan lebih lanjut kejadian ini sudah ditangani Polres Gunungkidul. (Pur) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :
Sebelum menerima tawaran dari orang itu, sebaiknya kita menghubungi dulu Dinas Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia agar tidak tertipu seperti kejadian atas.
v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Mencari keterangan tentang penyaluran tersebut PJTKI.
TKI di Singapura Alami Kekerasan
SINGAPURA, KOMPAS - Anggota ASEAN saat ini tengah membentuk
kelompok kerja untuk membahas kesepakatan tentang perlindungan hak asasi buruh migran di Asia Tenggara. Kesepakatan ini diharapkan dapat terwujud tahun 2008 dan segera diimplementasikan di seluruh ASEAN.
“Kalau semua negara ASEAN terikat pada satu kesepakatan untuk melindungi buruh migran, mereka jadi lebih terlindungi. Kami berharap dalam setahun kedepan sudah ada suatu kesepakatan (soal itu)," ujar Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda seusai meresmikan proyek percontohan pos pelayanan warga negara Indonesia di Kedutaan Besar RI di Singapura, Minggu (29/7).
Selain di Singapura, Departemen Luar Negeri juga membentuk enam pos pelayanan WNI, yaitu di KBRI Seoul, KBRI Bandar Seri Begawan, KBRI Amman, KBRI Doha, dan KBRI Damaskus.
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari deklarasi Komisi-komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) se-ASEAN di Sanur, Bali, akhir Juni lalu.
Ketua Komnas HAM Indonesia Abdul Hakim Garuda Nusantara membacakan naskah deklarasi, sementara Tan Sri Abu Thalib Othman dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Komnas HAM Malaysia, Mrs Ambhorn Meesook (Thailand), dan Purific Acion Falera (Filipina) menyampaikan pernyataannya.
Menurut Hassan, kesepakatan sangat bermanfaat bagi 10 negara ASEAN baik negara pengirim dan penerima buruh migran. ASEAN memiliki mekanisme dan standar yang sama dalam melindungi buruh migran.
Indonesia merupakan salah satu pengirim buruh migran terbesar di ASEAN. Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 1,5 juta orang dan berkontribusi pada devisa negara sebesar Rp 35 triliun per tahun.
Masalah TKI
Malaysia merupakan negara penempatan TKI terbanyak dengan jumlah sedikitnya 1,6 juta sedikitnya 150 tenaga kerja Indonesia menghadiri peluncuran pos pelayanan warga negara Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Minggu (29/7). Departemen Luar Negeri membentuk pos pelayanan di enam perwakilan RI untuk memberikan pelayanan dan perlindungan yang lebih responsif terhadap WNI di luar negeri.
jiwa. Namun, sekitar 800.000 TKI bekerja di Malaysia secara tidak sah sehingga menyebabkan kuantitas masalah TKI di Malaysia tertinggi.
Saat berdialog dengan sedikitnya 150 TKI di KBRI Singapura, Sekjen Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Harry Heriawan Saleh mengatakan yang sering menyebabkan TKI mengalami masalah adalah pemalsuan identitas diri.
Praktik ilegal tersebut secara tidak langsung telah menjerumuskan TKI ke dalam perdagangan manusia. “Calon TKI seharusnya menyadari dampak dari pelanggaran itu," ujar Harry.
Wakil Ketua Perkumpulan An-Nisaa Masjid Sultan, salah satu perkumpulan tenaga kerja Wanita Indonesia di Singapura, Mujiati, meminta pemerintah lebih mengoptimalkan perlindungan TKI di Singapura. TKI yang sebagian besar bekerja sebagai penata laksana rumah tangga sampai saat ini masih mengalami tindak kekerasan. (HAMZIRWAN) v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :
Membentuk kelompok kerja untuk perlindungan hak asasi buruh migran di Asia Tenggara.
v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Melindungi buruh migran, agar mereka jadi lebih terlindungi − Memberikan pelayanan dan perlindungan yang lebih responsif terhadap
WNI di luar negeri. − Meminta pemerintah lebih mengoptimalkan perlindungan TKI di
Singapura.
MENGANGGUR KARENA LUMPUR LAMPINDO
Asalnya, desa-desa itu sa~ngat menenteramkan. Penduduknya sebagian besar bertani, namun ada juga yang bergerak di sektor informal dan kerajinan. Sawah terhampar luas dan pohon-pohon menghijau. Namun, kini kondisinya sudah jauh berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya genangan lumpur mirip danau raksasa. Maklum, luas genangan lumpur sudah lebih dari 100 hektar dan menggenangi empat desa. Lumpur berwarna abu-abu tersebut mengeluarkan bau menyengat. Sulit melangkah di genangan lumpur karena sangat panas dan kaki bisa melepuh. Pepohonan yang semua hijau kini kering meranggas karena terendam lumpur panas.
Sedikitnya 1.467 keluarga atau sekitar 6.696 jiwa kehilangan tempat tinggal karena terendam lumpur. Mereka terpaksa mengungsi di Pasar Porong Baru, Balai Desa Reno Kenongo, dan ke rumah sanak saudara.
Selain rumah tak bisa ditempati lagi, ribuan warga tersebut juga kehilangan lapangan pekerjaan. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo mencatat sedikitnya 13 pabrik yang mempekerjakan sekitar 1.627 karyawan terpaksa menghentikan kegiatan produksinya karena terendam lumpur. Tak terima gaji
Lebih menyedihkan lagi, mereka yang bekerja tanpa hubungan kerja atau lazim disebut pekerja di sektor informal juga turut kehilangan lapangan pekerjaan. Ada sekitar 40 usaha kecil menengah yang mati. Ibarat sudah jatuh, warga keempat desa itu masih tertimpa tangga.
Praktis, mereka kehilangan pegangan hidup. Sementara perut harus tetap diisi dan anak-anak mereka harus tetap sekolah demi masa depan yang lebih baik.
Atim Buchori (26), salah satu karyawan PT Sari Inti Pratama, mengatakan sudah lebih dari 25 hari ia tidak bekerja. Selama itu warga Jatirejo yang rumahnya terendam lumpur ini mengungsi di Pasar Porong Baru.
Ia menempati salah satu kios bersama kakaknya, Satumi (31), salah satu karyawan PT Victory Rottanindo. Dua orang kakak beradik ini secara otomatis kehilangan penghasilan. Atim yang biasa menerima gaji setiap dua minggu sekali itu sampai saat ini belum menerima sepeser pun upah dari hasil keringatnya.
"Kalau sekadar untuk makan memang telah dicukupi dari dapur umum yang memasak tiga kali sehari. Tetapi, sebagai lelaki normal, saya juga butuh keperluan lain yang tak mungkin bisa dipenuhi selama tinggal di pengungsian," ujarnya malu-malu.
Lain Atim lain lagi Masturi. Bapak dua anak ini pusing karena belum juga menerima gaji dari perusahaan tempatnya bekerja. Sebagai pekerja kontrak, ia menerima gaji bulanan sekitar Rp 800.000.
General Manager PT Lapindo Brantas Imam Agustino mengatakan pihaknya telah memberikan dana bantuan Rp 1,138 miliar kepada 13 perusahaan yang pabriknya tak beroperasi akibat terkena luapan lumpur panas.
Bantuan tersebut diberikan kepada perusahaan untuk membantu menggaji karyawan mereka selama pabrik tidak berproduksi akibat tertutup luapan lumpur panas. Besarnya bantuan tersebut Rp 700.000 per buruh sesuai upah minimum regional.
Soal siapa saja yang berhak mendapat dana bantuan tersebut, apakah karyawan tetap, buruh harian, atau karyawan kontrak, Imam menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan masing-masing. "Kami hanya memberikan dana sesuai dengan yang telah disepakati," katanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno saat mengunjungi lokasi lumpur mengatakan, memberikan gaji kepada karyawan adalah kewajiban perusahaan. Mereka wajib memberikan hak karyawan secara penuh. Tetapi, kondisi saat ini perusahaan sedang tidak berproduksi, karena itu mereka pasti juga kesulitan menggaji karyawan. Diharapkan bantuan dari Lapindo bisa meringankan beban perusahaan.
Djoko Abandi Sapto, Operation Manager PT Supra Surya Indonesia, produsen konstruksi baja yang juga ketua konsorsium 13 perusahaan yang terkena luapan lumpur Lapindo, menga takan pihaknya akan memberikan gaji pokok karyawannya sama seperti bulan sebelumnya.
Djoko mengatakan akan memberikan upah karyawan sesuai haknya. Mereka yang biasanya mendapat gaji Rp 600.000, tetap mendapat sesuai haknya. Demikian pula yang gajinya Rp 1 juta. Perusahaan akan menomboki kekurangannya, tetapi ia tak tahu sampai kapan perusahaannya mampu terus nombok sementara pemasukan tidak ada.
"Yang lebih mencemaskan kami, karena pabrik tak berproduksi, pelanggan pasti akan lari ke produsen lain. Padahal, sangat sulit mencari pelanggan," kata seorang pimpinan sebuah pabrik yang terendam lumpur. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya genangan lumpur mirip danau raksasa. v Cara Mengatasinya Menurut Pendapat Kami :
Pihak PT. Lapindo seharusnya bertanggung jawab dan memberi uang gaji kepada pegawainya yang tidak igaji karena di PHK maupun kepada korban lumpur untuk tempat tinggal yang layak tidak dipengungsian yang kumuh dan tidak sehat.
v Untuk Persoalan Diatas Bagaimana Cara Mengatasinya : − Memberi perhatian penuh kepada korban lumpur termasuk untuk
kesehatan dan tempat tinggal agar mereka dapat hidup dengan baik. − Memberikan pelayanan dan perlindungan yang baik kepada mereka. − Meminta pihal Lapindo memberikan bantuan yang layak dan sehat untuk
mereka. − Meminta pihak Lapindo untuk memberikan pekerjaan yang layak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
SEBAGIAN BESAR ANAK TELANTAR TAK TERURUS Pola Penanganan Para Gelandangan Belum Efektif SEMARANG, KOMPAS-Sekitar 91,7 persen atau 164.315 anak telantar di Jawa Tengah tak terurus. Mereka sangat berpotensi terjerat dalam dunia kriminalitas, perdagangan anak atau trafficking, prostitusi, dan pekerja anak. Bila tak segera ditangani dengan baik, jumlah mereka akan semakin bertambah besar di masa mendatang.
Dalam draf Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jateng 2008 terungkap, ada 179.282 anak telantar di Jateng. Sebanyak 94.427 di antaranya anak laki- laki dan 84.855 perempuan. Dari jumlah itu, yang telah tertampung di panti asuhan milik Pemprov Jateng hanya 1.532 anak, di panti asuhan milik Departemen Sosial 250 anak, dan di panti-panti sosial milik swasta 13.185 anak. Jadi, yang tak tertangani mencapai 164.315 anak telantar.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Aisyah Dahlan, menyatakan, besarnya angka anak telantar yang tak tertangani di Jateng menunjukkan belum efektifnya pola penanganan anak telantar di Dinas Kesejahteraan Sosial. “Dari dahulu belum terlihat langkah strategis untuk menyelamatkan anak-anak ini. Jumlahnya hampir merata di semua kabupaten dan terlihat secara jelas di titik keramaian kota," kata Aisyah.
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Jateng Warsono, Senin (23/7), menuturkan, untuk mengatasi masa:ah anak telantar ini tak cukup hanya melibatkan pemerintah, tapi masyarakat harus ikut serta. Sebab, masalah anak telantar sangat kompleks dan memerlukan langkah bersama.
"Sejak dini, keluarga harus terlibat. Perlu ada pembinaan dan permodalan kepada keluarga anak yang telantar agar perekonomian mereka menjadi lebih baik. Diharapkan, nantinya keluarga tersebut dapat mendidik anak menjadi lebih baik pula," tuturnya.
Anggota Panitia Khusus Raperda Penanggulangan Pekerja Anak Jateng, Agus Abdul Latif, mengungkapkan, untuk menangani anak telantar harus melibatkan lintas sektor. Dinas pendidikan, biro kesejahteraan rakyat, dan dinas sosial harus melangkah bersama.
“Orangtua anak juga perlu dibantu. Bila demikian, dinas koperasi, dan biro perekonomian juga harus dilibatkan," kata Agus.
Potensi Besarnya jumlah pekerja anak di Jateng, kata Agus, menjadi sumber
potensi munculnya pekerja anak di provinsi ini. Saat ini di Jateng ada sekitar 1.302 pekerja anak yang tercatat, padahal yang tak tercatat diperkirakan jauh lebih banyak lagi.
Pemprov Jateng, kata Warsono, menempuh dua program untuk mengatasi masalah anak telantar ini, yaitu program panti dan nonpanti. Program panti ini adalah dengan membina anak telantar di panti-panti sosial. Mereka diajari berbagai keterampilan dan did idik dengan baik agar dapat mandiri kelak. (HAM
Sekitar 91,7% atau 164.315 anak terlantar di Jawa Tengah tak terurus. Mereka sangat berpotensi terjerat dalam dunia kriminalitas perdagangan anak atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
trafficking, prostitusi dan pekerja anak. Bila tak segera ditangani dengan baik, jumlah mereka akan semakin bertambah besar dimasa mendatang. Solusi :
Pemerintah harus mengumpulkan anak-anak terlantar dan memberi ketrampilan khusus dan mencari lapangan pekerjaan yang sesuai. Jika dana memadai, pemerintah diharapkan membuat suatu perusahaan dan khusus pekerja dari anak-anak terlantar yang sudah mempunyai ketrampilan.
Banyak Lulusan S2 Menganggur
Sulit kalau Hanya Mengandalkan Satu Disiplin Ilmu Saja YOGYAKARTA, KOMPAS - Kondisi ketenagakerjaan belum menggembirakan. tercatat sampai Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana di DI Yogyakarta menganggur atau berstatus pengangguran. Kecenderungan pengguran ini mengarah pada mereka yang sudah sarjana, termasuk lulusan S2.
“Ada kecenderungan sekarang penganggur sarjana, bahkan lulusan S2 perguruan tinggi pencari kerja cukup banyak. Trennya sekarang memang ke sana," tutur Kepala Dinas Tenaga Kerja clan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY Hendarto Budiyono, Jumat (27/7).
Budiyono mengatakan berdasarkan kajian terakhir, hingga Desember 2006 tercatat total penganggur di DIY berjumlah 151.570 orang. Dilihat dari tingkat pendidikan, penganggur didominasi lulusan SLTA, yakni 62,11 persen atau 94.140 orang.
Selanjutnya, diikuti lulusan SUP 15,24 persen atau 23.099 orang,, lulusan SD 2,63 persen atau 3.986 orang. Yang paling memprihatinkan, 14,66 persen atau 22.220 penganggur merupakan lulusan perguruan tinggi.
Berdasarkan data tersebut, jumlah pencari kerja di DIY sebanyak 107.129 orang. Dari jumlah itu. 598 di antaranya adalah lulusan S2. “Banyak dari keluarga mampu berpikir daripada anaknya menganggur, maka setelah lulus Sl mereka menyekolahkan lagi anaknya ke S2, dengan harapan bisa cepat masuk kerja. Namun, setelah lulus persaingan kerja begitu ketatnya," ungkap Hendarto.
Hendarto menyebutkan, tingginya jumlah pengangguran di DIY tidak bisa dilepaskan dari kondisi makro perekonomian nasional yang belum cukup bagus. Masih banyak perusahaan yang setelah krisis ekonomi masih melakukan efisiensi. Di samping itu, juga dihadapkan pada kondisi rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja sehingga sulit bersaing di pasar tenaga kerja.
“Tantangan tenaga kerja ke depan itu semakin tinggi. Tenaga kerja harus memiliki kompetensi. Mau tidak mau tenaga kerja harus multiskill, kalau hanya mengandalkan satu disiplin ilmu itu sulit berkompetisi. Untuk itu, hana memiliki keahlian ganda. Itu mau tidak mau harus dimiliki. Mereka juga harus punya inovasi mengakses informasi dan mengenal hitech, terakhir harus memiliki kondisi prima. Perusahaan mengandalkan kriteria seperti itu," tutur Hendarto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Identifikasi potensi Hendarto menambahkan, sebenarnya pemerintah pusat dan daerah sudah
memiliki banyak program untuk menyelesaikan masalah pengangguran. Namun diakui, sampai kini belum bisa menyelesaikan persoalan itu. “Harus diakui ini menjadi problem besar kita. Yang bisa menciptakan kesempatan kerja adalah pertumbuhan ekonomi," katanya. Program-program yang sudali dilaksanakan di antaranya Terapan Teknologi Tepat Guna. “Melalui program ini, kita identifikasi potensi di DIY ini apa saja. Misa1nya Kulon Progo punya banyak kelapa, supaya dapat meningkatkan nilai tambah kelapa kita terapkan teknologi tepat guna," katanya.
Bagi tenaga terdidik digelar program Pendayagunaan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional. “Ini untuk orang-orang yang mempunyai keinginan membuat usaha atau alih rofesi usaha baru. Mereka kita fasilitasi. Tahun ini misalnya, mereka yang ingin usaha mebel, kita fasilitasi melalui pelatihan. Ada bantuan dari pusat," katanya. (RW:V)
Kondisi ketenagakerjaan belum mengembirakan. Tercatat sampai Desember 2006, sebanyak 22.220 sarjana di D.I.Yogyakarta menganggur atau berstatus pengangguran. Kecenderungan ini mengarah pada mereka yang sudah sarjana termasuk lulusan S2.
Solusi : Pemerintah harus membuat lapangan pekerjaan, khususnya untuk lulusan
S.2. dan juga tenaga kerja juga harus mempunyai keahlian yang ganda. Dan mereka harus enovasi mengakses informasi.
Batasan Umur Terlalu Singkat
Tenaga Kerja Di Bantul Tidak Bisa Terserap BANTUL-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)
Kabupaten Bantul mengeluh adanya batasan umur yang ditetapkan perusahaan-perusahaan dari Batam dalam perekrutan tenaga kerja dari kabupaten tersebut. Karena tenaga kerja yang boleh dikirim ke perusahan-perusahaan elektronik di pulau tersebut hanya berumur 18-21 tahun.
“Batasan umur tersebut menjadi kendala bagi kami untuk bisa mengirim tenaga kerja dari Bantul ke Batam: Padahal calon tenaga kerja yang umurnya diatas 21 tahun jumlahnya cukup banyak setiap tahunnya," ungkap Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Bantul, F Suhartono, kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (23/7).
Menurut Suhartono, dengan adanya batasan tersebut, maka tenaga kerja yang terserap ke berbagai perusahaan di Batam menjadi terbatas. Pasalnya mereka hanya bisa memperpanjang kontrak satu kali karena jangka waktu untuk satu kali kontrak selama dua tahun. Alasan pembatasan umur tersebut dikarenakan perusahaan menginginkan tenaga kerja yang masih muda dan produktif. Sehingga mereka bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan cepat.
Karena permasalahan tersebut, lanjut Suhartono, pihaknya berharap adanya perubahan dalam sistem perekrutan tenaga kerja. Paling tidak batasan umur tersebut bisa diperpanjang, menjadi 24 tahun. “Hal itu untuk mengakomodir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
jumlah tenaga kerja yang umurnya diatas 21 tahun clan menginginkan kembali bekerja di Batam," jelasnya.
Jumlah tenaga kerja yang sudah dikirim ke Batam sendiri selama tahun ini mulai Januari hinega Mei sebanyak 133 orang. Sedangkan untuk Juni lalu, sebanyak 208 orang. Sementara untuk mengakomodir jumlah tenaga kerja yang harus pulang dari Batam karena tidak bisa lagi memperpanjang kontraknya, Disnakertrans Bantul mengarahkan mereka untuk meneari peluang kerja hingga keluar negeri. Namun dengan catatan mereka bisa memenuhi syarat yang ditentukan.
"Mereka sudah memiliki penga laman kerja selama di Batam. Penga laman tersebut bisa jadi referensi untuk bekerja keluar negeri," imbuhnya. (ptu)
Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Bantul mengeluh adanya batasan umur yang ditetapkan perusahaan dari Batam dalam perekrutan tenaga kerja dari Kabupaten tersebut. Karena tenaga kerja yang boleh dikirim ke perusahaan-perusahaan elektronik di pulau tersebut hanya berumur 18-21 th.
Solusi : Setiap perusahaan membatasi umur untuk para pegawai.
Transmigrasi Jangan Pindahkan Pengangguran
SLEMAN -- Peran pemerintah daerah dalam memberikan bekal ketrampilan kepada calon transmigran sangat penting. Harapan transmigran yang diberangkatkan bisa cepat berhasil. Peran Pemda itu pun harus lebih besar dibandingkan dengan Balai Besar Latihan Ke transmigrasian (Balatrans).
"Jangan sampai, niat semula mengurangi pengangguran dan kemiskinan di daerah asal, tapi karena kurang pembekalan ketrampilan, jadinya hanya memindahkan pengangguran ke daerah lain. "Kami memang ikut memberikan pelatihan. Tapi kalau waktunya hanya 10 hari jelas sulit untuk rnemotes calon transmigran menjadi mumpuni dalam bidang tertentu. Seleksi pelatihan lebih serius, mestinya menjadi peran tiap-tiap daerah sebelum calon dikirimkan. Kesini,” kata Kepala Balantrans Yogyakarta Drs Kulup Bono dikantornya komples Pemkab Sleman, Selasa (17/7).
Kulup menjelaskan, paradigma pengiriman transmigran sekarang berbeda dengan zaman dulu. Saat ini, pengiriman harus didahului adanya kerjasama antar daerah pengirim atau asal transmrgran dengan daerah tujuan. Sehingga harus berdasarkan kesepakatan antar daerah.
Jumlah serta jenis bidang ketrampilan peserta transmigran harus sesuai dengan kebutuhan daerah tujuan. Permintaan datang dari daerah tujuan. Sedangkan daerah asal tinggal mengirimkan transmigran yang sesuai permintaan mereka.
“Sharingnya, daerah tujuan menyediakan lahan dan dana. Sedangkan daerah asal wajib mengirimkan tenaga transmigran yang kompeten di bidangnya," kata Kulup menerangkan.
Soal kuota dari DIY, sejauh ini jumlah transmigranDIY yang diberangkatkan relatif stabil. Pada 2005 lalu, tercatat 280 KK Harapannya, Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
lalu, transmigran tercatat naik menjadi 300-an KK. Tahun ini diperlebih besar dibandingkan diperkirakan masih sama.
Untuk memenuhi kuota, Balatrans membagi rata di empat kabupaten dan kota masing-masing sekitar 60-an KK per daerah.
“Kami memang menjatah. Jika dibuka begitu saja animo, lebih banyak daripada permintaan. Justru karena permintaan masih terbatas dibandingkan animo inilah, kewajiban kita bersama untuk benar-benar menyeleksi dan memberikan bekal ketrampilan serta motivasi kepada mereka. Jangan sampai transmigran yang kita kirimkan ditolak sebelum calon dikirimkan atau tidak berhasil di sana sehingga menjadikan masalah baru,” lanjutnya.
Berdasar hasil evaluasi yang dilakukan Balatrans, transmigran yang cepat berhasil di daerah tujuan biasanya yang memiliki bekal ketrampilan tambahan di luar bidang yang diminta daerah tujuan. Misalnya, yang diminta adalah petani, maka selain ketrampilan dalam bidang pertanian tersebut, transmigran diha rapkan juga dibekali ketrampilan lain seperti wirausaha.
“Mayoritas yang diminati sekarang memang masih bidang pertanian. Tapi akan lebih baik bila yang dikir imkan bukan hanya mereka yang mahir pertanian, tapi juga punya ketrampilan tambahan. Yang jelas mereka harus diberikan bekal dan wawasan untuk melihat berbagai peluang yang bisa dilakukan selain di bidang inti yang diminta. Itu akan lebih menguntungkan, " katanya. (aro)
Peran pemerintah daerah dalam memberikan bekal ketrampilan kepada calon transmigran sangat penting. Harapanya transmigran yang diberangkatkan bisa cepat berhasil. Peran Pemda itu pun harus lebih besar dibandingkan dengan balai besar latihan ketransmigrasian (Balatrans).
Solusi : Memberi ketrampilan pada calon transmigran yang akan di
transmigrasikan.
Tenaga Kontrak Dapat Tunjangan MAGELANG -- Para tenaga kontrak di lingkungan pemerintah Kota Magelang bisa bernafas lega saat ini. Pasalnya, Pemkot sepakat akan memberikan tunjangan kesejahteraan pegawai (Kespeg) kepada mereka.
Kepala kantor Informasi dan Komunikasi Pemkot Magelang Lukman Zakaria SH Cn, Jumat (29/G) menjelaskan, para tenaga kontrak akan memperoleh kesejahteraan pegawai sebesar Rp 100.000/bulan. Kespeg akan dirapel oleh mereka sejak bulan Januari 2007.
Di lingkungan Pemkot, jumlah tenaga kontrak sebanyak 407 orang. Kriteria tenaga kontrak adalah mereka yang mendapatkan SK Walikota dan menerima gaji yang berasal dari APBD.
Tenaga kontrak lainnya yang akan menerima selain di lingkungan Pemkot adalah mereka yang bekerja di lingkungan Badan Pelayanan Kesehatan RSD Tidar Magelang.
Lukman menambahkan, se
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
mendagri, nomor 13/2006, para tenaga kontrak yang, mendapatkan Kespeg tersebut, tidak mendapatkan uang makan.
Sedangkan bagi CPNS dan PNS tetap berhak atas uang makan.
Dibagian lain, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkot telah menerima gaji ke 13. Besarnya gaji ke-13 adalah sebesar 1 kali gaji tanpa ada potongan apapun. “Namun ini tidak termasuk tunjangan beras," kata Lukman.
Gaji ke-13 paling lambat diterimakan pada 28 Juni 2007 dan diberikan kepada PNS maupun para pensiunan.
“Ini sesuai dengan PP 34 / 2007 yang dikeluarkan Dirjen Perbendaharaan tentang pemberian, gaji untuk PNS dan pensiunan," terangnya.
Pemberian gaji ke-13 kepada para PNS, imbuh Lukman sengaja dilakukan bertepatan dengan tahun ajaran baru. Dengan gaji itu, diharapkan para PNS bisa terbantu masalah pembiayaan sekolah anak-anaknya.
Para tenaga kerja Pemerintahan Kota Magelang bias bernafas lega saat ini. Pasalnya Pemkot sepakat akan memberi tunjangan kesejahteraan pegawai (Kepseg) kepada mereka.
Solusi :
Pemerintah memberikan tunjangan atau bonus kesejahteraan pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Nama Guru : A. Sahid
Bidang Studi : Ekonomi
Petunjuk : Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang partisipasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi melalui metode Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok, mohon Bapak memberikan pendapat. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang menurut anda sesuai. 1. Pelaksanaan metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning
Together Berbasis Presentasi Kelompok ini berpengaruh terhadap partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi sehingga : ( √ ) perlu dilanjutkan oleh guru. ( ) tidak perlu dilanjutkan oleh guru. Alasan :
Siswa bisa saling memperkaya pengetahuan dan berusaha mempelajari agar tidak dianggap kurang mampu oleh teman-temannya.
2. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Learning Together dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran ekonomi sehingga : ( √ ) merupakan pembelajaran yang terencana dengan tujuan jelas. ( ) merupakan pembelajaran yang kurang terencana dengan tujuan kurang. ( ) merupakan pembelajaran yang tidak terencana dengan tujuan tidak jelas. Alasan :
Memang harus direncanakan dengan sangat baik. Maka tidak semua KD dilaksanakan dengan metode ini.
3. Pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Together : ( √ ) dapat mengaktifkan siswa. ( ) kurang mengaktifkan. ( ) tidak mengaktifkan siswa. Alasan :
Untuk dapat memberi pendapat (tak hanya sebagai pendengar), siswa harus aktif menyiapkan, memperhatikan, mengikuti semua kegiatan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
4. Pembelajaran dengan menggunakan metode Learning Together : ( √ ) dapat meningkatkan motivasi siswa. ( ) kurang dapat meningkatkan motivasi siswa. ( ) tidak dapat meningkatkan motivasi siswa. Alasan :
Agar tak kelihatan kurang mampu oleh siswa kami. Ada kendala siswa yang acuh tak acuh, bisa menghambat cara ini.
5. Yang paling menonjol dalam pembelajaran metode Learning Together : ( √ ) meningkatkan pemahaman siswa. ( ) memberikan lebih banyak bahan belajar. Alasan :
Siswa mendapat berbagai pendapat, pandangan dari beberapa teman. Pendapat dari beberapa orang lebih kaya dari hanya belajar sendiri.
6. Penerapan pembelajaran menggunakan metode Learning Together : ( √ ) meningkatkan motivasi siswa mencari sumber lain. ( ) kurang mampu meningkatkan siswa mencari sumber lain. ( ) tidak mampu meningkatkan motivasi siswa mencari sumber lain. Alasan :
Untuk mengetahui dan memperoleh pengetahuan yang lebih luas, memaksa siswa mencari sumber lain. Guru harus memberi tugas untuk itu.
7. Yang dirasakan guru dalam penerapan pembelajaran menggunakan metode Learning Together : ( √ ) lebih bergairah dan bersemangat dalam mengajarkan. ( ) kurang bergairah dan bersemangat dalam mengajarkan. ( ) tidak bersemangat dalam mengajar. Alasan :
Melihat siswa aktif mencari sumber, berdiskusi, berargumentasi. Guru terdorong pula untuk memfasilitasinya agar lebih efektif.
8. Kendala apa yang dirasakan dalam penerapan pembelajaran melalui metode Learning Together : ( √ ) ada. ( ) tidak ada. Alasan :
Dari sekian siswa di kelas, pasti ada beberapa siswa ± 10 – 20 % tak serius dalam belajar, sikap ini mempengaruhi teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
9. Pembelajaran menggunakan metode Learning Together apakah perlu diterapkan pada pembelajaran kompetensi : ( √ ) perlu. ( ) tidak perlu. Alasan :
Semua proses pembelajaran harus menuju pencapaian kompetensi tertentu.
10. Bagaimana bentuk pembelajaran dengan metode Learning Together yang ideal menurut Bapak : 1. Perencanaan harus baik dan jelas 2. Tugas-tugas yang diberikan harus jelas dan nyata 3. Sarana, prasarana harus memadai dan difasilitasi dengan baik / aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp. (0274) 513301, 515352 Fax. 562383 Nomor : 163 / Pnlt/Kajur / P.IPS / VII / 2007 Lamp : ____________ Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada : Yth. Bapak Kepala Sekolah
SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan ini kami memohon ijin bagi mahasiswa kami :
Nama : DODDY INDRAWAN
No. Mhs : 991324033
Program Studi : PENDIDIKAN EKONOMI
Jurusan : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Semester : 16
Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsi
dengan ketentuan sebagai berikut :
Lokasi : SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL
Waktyu : Agustus 2007
Topik / Judul : PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU BANTUL
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas ) Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Tembusan Yth:
1. ……………….. 2. Dekan FKIP
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
KETERANGAN PENELITIAN No. 36/B/C.05/IV/2008
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama : Doddy Indrawan
No. Mahasiswa : 99 1324 033
Instansi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Alamat Mahasiswa : Nyamplung Kidul RT. 04 / 06 Balecatur, Gamping
Benar-benar telah melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul dengan judul penelitian :
Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi
Kelompok Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas
XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul (Penelitian Tindakan Kelas).
Penelitian tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus s.d 31 Agustus 2008.
Demikian surat keterangan ini diberikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Sekian dan terima kasih.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI