PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter...

162
PERBANDINGAN BIOAVAILABILITAS ANTARA TABLET BIOGESIC ® DAN TABLET PAMOL ® DENGAN TABLET PARASETAMOL GENERIK PADA KELINCI PUTIH JANTAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Vincilia Indriyani NIM : 038114008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

PERBANDINGAN BIOAVAILABILITAS ANTARA TABLET BIOGESIC®

DAN TABLET PAMOL® DENGAN TABLET PARASETAMOL GENERIK

PADA KELINCI PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Vincilia Indriyani

NIM : 038114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

PERBANDINGAN BIOAVAILABILITAS ANTARA TABLET BIOGESIC®

DAN TABLET PAMOL® DENGAN TABLET PARASETAMOL GENERIK

PADA KELINCI PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Vincilia Indriyani

NIM : 038114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

HALAMAN PERSEMBAHAN

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Besar atas kasih, kuasa, mujizat, dan

penyertaan-Nya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perbandingan Bioavailabilitas antara Tablet Biogesic® dan Tablet Pamol®

dengan Tablet Parasetamol Generik pada Kelinci Putih Jantan”. Skripsi ini ditulis

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada

Program Studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bimbingan, bantuan,

dukungan, dan doa dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta dan adikku, Willy, atas doa, pengertiannya, dan dukungan

semangatnya yang tak pernah berhenti hingga hari ini.

2. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma dan terima kasih atas pinjaman bukunya yang sangat membantu

penyelesaian skripsi ini.

3. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

tenaga, juga atas masukan, saran, pengajaran, dukungan, dan semangat yang

selalu menginspirasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Christine Patramurti, M. Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah berkenan

menguji dan memberikan masukan serta saran atas penulisan skripsi ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

5. C. M Ratna Rini Nastiti, S. Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah berkenan

menguji, memberikan bimbingan, masukan dan saran yang sangat berarti dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Yosef Wijoyo, M. Si., Apt. selaku dosen yang telah berkenan memberikan

masukan, dukungan dan dorongan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Clara ”Jephi”ana Sri Widyarini, sahabat, teman praktikum, dan rekan kerja, atas

persahabatan yang indah, kerja sama yang luar biasa, canda tawa, pemikiran,

pengetahuan, semangat, motivasi, dan doa hingga kita bisa menyelesaikan kuliah

kita, PKM dan skripsi kita bersama.

8. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Yuwono, Pak Mus, Pak Mukmin, Mas

Wagiran, dan segenap karyawan yang telah membantu dan menyemangati.

9. Teman-teman seperjuangan di laboratorium : Fany, Essy, Surya, Galih, dan

Angga atas dukungan semangat dan canda tawanya selama ini.

10. Kesukaan Bapa’s crew yaitu Ci Anita, Ci V’ri, Ci Esme, Ci Vina, Astri, Juwi, Ine,

Indri, Dian, dan Christina, serta anak sel-ku Agnes, Heni, dan Jenny, atas doa,

perhatian, dan kebersamaan persekutuan kita yang indah.

11. Ko Andrey, Koko Can, dan Fang-fang, sahabat-sahabat terbaik, yang selalu ada

menemani hari-hariku, yang selalu mempercayaiku, mendukung dan

mendoakanku.

12. Bu Ina dan Ko Dian, teman sekaligus guru musikku yang selalu memberikan

semangat dan memaklumi kesibukanku dalam pengerjaan skripsi ini.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

13. Adhy, Tirza, Eta, Arnie, dan teman-teman kuliah khususnya angkatan 2003

kelompok praktikum A, terima kasih atas semangat dan segala kebersamaan kita

selama ini.

14. Semua pihak yang telah banyak membantu.

Atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini, penulis mengucapkan

banyak terima kasih. Penulis menyadari sepenuhnya penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Oleh karena itu, diharapkan kritik

dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis

bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi perbendaharaan dan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

INTISARI

Obat yang beredar di masyarakat dapat dibagi menjadi obat generik dan

obat dagang. Perbandingan kedua produk obat tersebut dapat ditinjau dari penelitian farmakokinetika. Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan bioavailabilitas obat dagang terhadap obat generik pada kelinci putih jantan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan eksperimental silang. Konsentrasi parasetamol dalam plasma kelinci ditentukan dengan metode kolorimetri berdasarkan metode Chafetz et al. (1971) yang telah dimodifikasi. Data kemudian diubah menjadi parameter-parameter bioavailabilitas dan dianalisis dengan ANOVA mengggunakan taraf kepercayaan 90%.

Hasil penelitian yaitu tmaks (menit) untuk tablet parasetamol generik = 24,233 ± 1,193; tablet Biogesic® = 28,000 ± 4,371; tablet Pamol® = 58,467 ± 1,976. Cmaks (μg /ml) untuk tablet parasetamol generik = 193,927 ± 38,345; tablet Biogesic® = 162,870 ± 34,831; tablet Pamol® = 156,647 ± 42,072. AUC(0-∞) (μg.menit/ml) untuk tablet parasetamol generik = 22896,410 ± 3731,193; tablet Biogesic® = 22198,470 ± 698,045; tablet Pamol® = 25525,490 ± 7181,70. Hasil ini menunjukkan ada perbedaan tidak bermakna nilai AUC(0-∞) dan nilai Cmaks antara tablet Biogesic® dan tablet Pamol® dengan tablet parasetamol generik. Namun, terdapat perbedaan bermakna nilai tmaks tablet Pamol® terhadap tablet parasetamol generik. Jadi, dapat disimpulkan tablet Biogesic® bioekivalen dengan tablet generik, sedangkan tablet Pamol® bioinekivalen dengan tablet generik.

Kata kunci utama : obat generik, obat dagang, parasetamol, bioavailabilitas, bioekivalen.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

ABSTRACT

Drugs can be divided into two groups, are generic drugs and brand-name drugs. The comparison of them could be found out by pharmacokinetic research. This research was aimed to compare the bioavailability of brand-name drugs to generic drugs on male white rabbits.

The research was pure cross experimental research. Paracetamol concentrations in rabbits’ plasma were determined by a colorimetric method based on modified-Chafetz et al. method (1971). The data were presented as bioavailability parameters, and were analyzed using ANOVA with 90% confidence interval.

The results showed that tmax (min) for generic paracetamol tablets = 24,233 ± 1,193; Biogesic® tablets = 28,000 ± 4,371; Pamol® tablets = 58,467 ± 1,976. Cmax (μg /ml) for generic paracetamol tablets = 193,927 ± 38,345; Biogesic® tablets = 162,870 ± 34,831; Pamol® tablets = 156,647 ± 42,072. AUC(0-∞) (μg.min/ml) for generic paracetamol tablets = 22896,410 ± 3731,193; Biogesic® tablets = 22198,470 ± 698,045; Pamol® tablets = 25525,490 ± 7181,70. There were insignificant differences of AUC(0-∞) and Cmaks between Biogesic® and generic tablets, and between Pamol® and generic tablets. However, significant difference of tmaks was found out between Pamol® and generic tablets. Therefore, we conclude that Biogesic® and generic tablets were bioequivalent, but Pamol® and generic tablets were bioinequivalent.

Keywords : generic drugs, brand-name drugs, paracetamol, bioavailability, bioequivalent.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

PRAKATA ........................................................................................................ vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... ix

INTISARI .......................................................................................................... x

ABSTRACT ...................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi

DARTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xx

BAB I PENGANTAR ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1. Perumusan masalah ............................................................................... 2

2. Keaslian Penelitian.................................................................................. 2

3. Manfaat ................................................................................................. 2

B. Tujuan ......................................................................................................... 3

1. Tujuan Umum ....................................................................................... 3

2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 3

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................ 4

A. Nasib Obat di Dalam Tubuh ....................................................................... 4

B. Fase Farmakokinetika ................................................................................. 5

1. Absorpsi dan Bioavailabilitas ............................................................... 6

2. Distribusi ................................................................................................ 23

3. Biotransformasi atau metabolisme ......................................................... 23

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

4. Ekskresi ................................................................................................. 24

C. Bioekivalensi ............................................................................................... 25

1. Definisi .................................................................................................. 25

2. Studi Bioavailabilitas dan Bioekivalensi .............................................. 26

3. Korelasi in vitro dan in vivo .................................................................. 27

D. Dasar-Dasar Farmakokinetika ..................................................................... 28

1. Definisi .................................................................................................. 28

2. Model Farmakokinetika ........................................................................ 28

3. Parameter Farmakokinetika .................................................................. 29

4. Strategi Penelitian Farmakokinetika ..................................................... 35

E. Desain Cross Over ...................................................................................... 37

F. Parasetamol ................................................................................................. 37

G. Darah ........................................................................................................... 41

H. Kolorimetri .................................................................................................. 43

1. Definisi .................................................................................................. 43

2. Kriteria Analisis Kolorimetri ............................................................... 43

3. Metode Kolorimetri untuk Parasetamol ............................................... 44

I. Keterangan Empiris ..................................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 48

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 48

B. Variabel dan Definisi Operasional .............................................................. 48

1. Variabel Penelitian ................................................................................ 48

2. Definisi Operasional ............................................................................. 50

C. Bahan Penelitian .......................................................................................... 51

D. Alat Penelitian ............................................................................................. 51

E. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 51

1. Uji Pendahuluan Tablet Parasetamol ................................................... 51

2. Pembuatan Larutan ............................................................................... 53

3. Pengambilan Plasma Darah ................................................................... 55

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

4. Validasi Metode Analisis ...................................................................... 55

5. Orientasi Dosis ...................................................................................... 58

6. Metode Bioanalitik Parasetamol dalam Plasma Darah ........................ 59

F. Analisis Hasil .............................................................................................. 61

1. Nilai Perolehan Kembali (Recovery), Kesalahan Sistematik, dan

Kesalahan Acak ..................................................................................... 61

2. Pengolahan Data dengan program STRIPE .......................................... 62

3. Analisis Data secara statistik ................................................................. 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 64

A. Uji Sifat Fisik Tablet Parasetamol .............................................................. 64

1. Uji Keseragaman Bobot ........................................................................ 64

2. Uji Kekerasan ........................................................................................ 66

3. Uji Kerapuhan ....................................................................................... 66

4. Uji Waktu Hancur ................................................................................. 67

5. Uji Disolusi ............................................................................................ 68

B. Pengambilan Plasma Darah Kelinci ............................................................. 72

C. Validasi Metode Analisis ............................................................................. 73

1. Penentuan Operating Time (OT) ............................................................ 78

2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Parasetamol ..................... 80

3. Pembuatan Kurva Baku ........................................................................ 81

4. Penentuan Nilai Perolehan kembali, Kesalahan Sistematik, dan

Kesalahan Acak ..................................................................................... 83

D. Orientasi Dosis dan Orientasi Waktu Pengambilan Cuplikan .................... 85

E. Perbandingan Bioavailabilitas ..................................................................... 87

1. Nilai tmaks .............................................................................................. 89

2. Cmaks ....................................................................................................... 90

3. AUC(0-∞) ................................................................................................. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 101

A. Kesimpulan ................................................................................................. 101

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

B. Saran ............................................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103

LAMPIRAN ...................................................................................................... 108

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 142

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

DAFTAR TABEL

Tabel I Desain Operasional Penelitian .................................................. 59

Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ........ 62

Tabel III Hasil Rata-rata Uji Keseragaman Bobot Tablet ........................ 65

Tabel IV Hasil Rata-rata Uji Kekerasan Tablet ....................................... 66

Tabel V Hasil Uji Kerapuhan Tablet ...................................................... 67

Tabel VI Hasil Uji Waktu Hancur Tablet ................................................. 68

Tabel VII Data Persamaan Kurva Baku Disolusi ...................................... 69

Tabel VIII Hasil Uji Disolusi ...................................................................... 70

Tabel IX Nilai Faktor Kemiripan (f2) ....................................................... 72

Tabel X Data Persamaan Kurva Baku .................................................... 82

Tabel XI Nilai Perolehan Kembali, Kesalahan Sistematik, dan Kesalahan4

Acak Parasetamol di Dalam Plasma Kadar 100 µg/ml ............. 84

Tabel XII Nilai Perolehan Kembali, Kesalahan Sistematik, dan Kesalahan

Acak Parasetamol di Dalam Plasma Kadar 400 µg/ml ............. 84

Tabel XIII Nilai Rata-Rata Parameter-Parameter Bioavailabilitas ............. 87

Tabel XIV Hasil Analisis Statistik untuk tmaks .................................................................... 89

Tabel XV Hasil Analisis Statistik untuk ln Cmaks ............................................................. 90

Tabel XVI Hasil Analisis Statistik untuk AUC(0-∞) ..................................... 92

Tabel XVII Nilai Rata-rata Geometrik Parameter-parameter Bioavailabilitas 98

Tabel XVIII Hasil Uji Keseragaman Bobot ................................................... 108

Tabel XIX Hasil Uji Kekerasan .................................................................. 109

Tabel XX Hasil Uji Disolusi Tablet Parasetamol Generik ........................ 112

Tabel XXI Hasil Uji Disolusi Tablet Biogesic® .......................................... 113

Tabel XXII Hasil Uji Disolusi Tablet Pamol® ............................................. 114

Tabel XXIIII Perhitungan Faktor Kemiripan .................................................. 115

Tabel XXIV Konversi Perhitungan Dosis Antar Jenis Hewan ...................... 118

Tabel XXV Data Tablet Parasetamol Generik 1 ........................................... 124

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

Tabel XXVI Data Tablet Parasetamol Generik 2 ........................................... 125

Tabel XXVII Data Tablet Parasetamol Generik 3 ........................................... 126

Tabel XXVIII Data Tablet Biogesic® 1 ............................................................ 127

Tabel XXIX Data Tablet Biogesic® 2 ............................................................ 128

Tabel XXX Data Tablet Biogesic® 3 ............................................................ 129

Tabel XXXI Data Tablet Pamol®1 ................................................................. 130

Tabel XXXII Data Tablet Pamol® 2 ................................................................ 131

Tabel XXXIII Data Tablet Pamol® 3 ................................................................ 132

Tabel XXXIV Nilai Rata-rata Aritmatika Parameter-parameter

Farmakokinetika ........................................................................ 133

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Obat dalam Tubuh hingga Menimbulkan Efek ................. 5

Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam Tubuh ............................. 6

Gambar 3 Proses Perjalanan Absorpsi Obat .................................................. 7

Gambar 4 Struktur Parasetamol ..................................................................... 38

Gambar 5 Metabolisme Parasetamol ............................................................. 41

Gambar 6 Reaksi Parasetamol dengan Asam Nitrat ...................................... 45

Gambar 7 Reaksi Hidrolisis Parasetamol menjadi p-aminofenol .................. 45

Gambar 8 Reaksi Pembentukan Warna ......................................................... 46

Gambar 9 Kurva Baku Disolusi ..................................................................... 69

Gambar 10 Kurva Nilai Rata-rata Kumulatif Uji Disolusi ± SD ..................... 71

Gambar 11 Reaksi antara Asam Klorida dengan Natrium Nitrit

Sehingga Membentuk ion Nitrosonium ........................................ 74

Gambar 12 Reaksi antara Parasetamol dengan Ion Nitrosonium Membentuk

2-nitro-4-asetamidofenol ............................................................... 75

Gambar 13 Reaksi antara Asam Nitrit dengan Asam Sulfamat ....................... 76

Gambar 14 Reaksi antara 2-nitro-4 asetamidofenol dalam Suasana

Basa Menghasilkan ion 2-nitro-4 asetamidofenolat ...................... 76

Gambar 15 Reaksi Menstabilkan Diri Ion 2-nitro-4 asetamidofenolat ............ 77

Gambar 16 Mekanisme Reaksi Parasetamol dalam Metode Chafetz et al. ..... 78

Gambar 17 Pengukuran Operating Time (OT) Larutan Parasetamol dalam

Plasma Kadar 100 μg/ml ............................................................... 79

Gambar 18 Pengukuran Operating Time (OT) Larutan Parasetamol dalam

Plasma Kadar 400 μg/ml ............................................................... 79

Gambar 19 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan

Parasetamol 100 μg/ml .................................................................. 80

Gambar 20 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan

Parasetamol 400 μg/ml ................................................................... 81

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

Gambar 21 Kurva Baku Parasetamol ............................................................... 83

Gambar 22 Kurva Rata-rata Kadar Parasetamol dalam Plasma versus Waktu 93

Gambar 23 Kurva Rata-rata ln Kadar Parasetamol dalam Plasma versus Waktu 93

Gambar 24 Kurva Hasil Uji Disolusi Tablet Parasetamol Generik ................. 112

Gambar 25 Kurva Hasil Uji Disolusi Tablet Biogesic® ................................... 113

Gambar 26 Kurva Hasil Uji Disolusi Tablet Pamol® ...................................... 114

Gambar 27 OT Larutan Parasetamol Kadar 100µg/ml .................................... 120

Gambar 28 OT Larutan Parasetamol Kadar 400µg/ml .................................... 120

Gambar 29 λmaks Larutan Parasetamol Kadar 100µg/ml .................................. 121

Gambar 30 λmaks Larutan Parasetamol Kadar 400µg/ml .................................. 121

Gambar 31 Kurva Baku Parasetamol ............................................................... 122

Gambar 32 Sertifikat Analisis Parasetamol ..................................................... 123

Gambar 33 Kurva Hubungan Kadar Tablet Parasetamol Generik vs Waktu .. 134

Gambar 34 Kurva Hubungan Kadar Tablet Biogesic® vs Waktu .................... 134

Gambar 35 Kurva Hubungan Kadar Tablet Pamol® vs Waktu ........................ 134

Gambar 36 Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Parasetamol Generik vs Waktu 135

Gambar 37 Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Biogesic® vs Waktu ................ 135

Gambar 38 Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Pamol® vs Waktu ................... 135

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Keseragaman Bobot ................................................... 108

Lampiran 2 Hasil Uji Kekerasan .................................................................. 109

Lampiran 3 Contoh Cara Perhitungan Data Disolusi ...................................... 110

Lampiran 4 Hasil Uji Disolusi ......................................................................... 112

Lampiran 5 Perhitungan Pembuatan Larutan Parasetamol untuk Kurva Baku 116

Lampiran 6 Contoh Perhitungan Pembuatan Larutan Obat ........................... 117

Lampiran 7 Tabel Konversi Perhitungan Dosis Antar Jenis Hewan

dan Perhitungan Orientasi Dosis ............................................... 118

Lampiran 8 Contoh Perhitungan Volume Pemberian Larutan Parasetamol

Pada Hewan Uji ........................................................................... 119

Lampiran 9 Hasil Scanning Penentuan Operating time dan Panjang

Gelombang Maksimum Parasetamol ......................................... 120

Lampiran 10 Hasil Scanning Kurva Baku ..................................................... 122

Lampiran 11 Sertifikat Analisis Parasetamol ................................................ 123

Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data Dengan Program STRIPE

Untuk Tablet Parasetamol Generik ........................................... 125

Lampiran 13 Hasil Pengolahan Data Dengan Program STRIPE

Untuk Tablet Biogesic® ........................................................... 127

Lampiran 14 Hasil Pengolahan Data Dengan Program STRIPE

Untuk Tablet Pamol® ................................................................ 130

Lampiran 15 Nilai Rata-rata Parameter-parameter Farmakokinetika ........... 133

Lampiran 16 Contoh Perhitungan Nilai Rata-rata Geometrik Parameter

Bioavailabilitas ......................................................................... 133

Lampiran 17 Kurva Kadar Parasetamol Dalam Plasma (Cp vs t) ................. 134

Lampiran 18 Kurva ln Kadar Parasetamol Dalam Plasma (ln Cp vs t) ......... 135

Lampiran 19 Hasil Pengolahan Data Secara Statistik Dengan Program SPSS 136

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Obat tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat. Dewasa ini, semakin

tinggi permintaan masyarakat akan obat. Obat telah menjadi kebutuhan dalam

masyarakat. Hal tersebut memicu berkembangnya industri-industri obat sehingga obat

yang beredar di masyarakat menjadi sangat beragam. Obat dalam masyarakat dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu obat generik dan obat bermerek dagang (trade mark).

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat menggunakan kedua jenis obat tersebut.

Oleh sebab itu, obat yang beredar di dalam masyarakat harus terjamin mutu, khasiat,

dan keamanannya.

Obat generik merupakan obat jadi yang menggunakan nama zat aktif yang

terkandung di dalamnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia

atau buku resmi lainnya. Obat bermerek dagang merupakan obat jadi dengan nama

dagang yang dilindungi hukum yaitu merek terdaftar. Banyaknya obat jadi dengan zat

aktif yang sama yang beredar di masyarakat baik obat generik maupun obat bermerek

dagang, menimbulkan pertanyaan apakah obat-obat tersebut adalah sama.

Perbandingan kedua jenis obat tersebut dapat ditinjau dari segi farmakokinetika.

Dalam penelitian ini, dilakukan analisis farmakokinetika yaitu dengan

melakukan studi bioavailabilitas dan bioekivalensi dengan cara membandingkan

parameter-parameter bioavailabilitas. Bioavailabilitas suatu produk dapat ditinjau dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

2

kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi dalam tubuh. Penelitian ini menggunakan

tablet Biogesic® dan tablet Pamol® selaku obat bermerek dagang yang mengandung

senyawa aktif tunggal parasetamol dengan tablet parasetamol generik sebagai

pembandingnya. Penelitian ini dilakukan pada hewan uji yaitu kelinci putih jantan.

Parasetamol dipilih sebagai obat yang akan diteliti dikarenakan parasetamol sangat

lazim digunakan dalam masyarakat baik sebagai obat flu, demam, sakit kepala, nyeri

haid, dan sebagainya.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu apakah tablet Biogesic® dan tablet Pamol® memiliki

bioavailabilitas yang sama dengan tablet parasetamol generik?

2. Keaslian penelitian

Sejauh yang diketahui penulis, belum pernah dilakukan penelitian mengenai

perbandingan bioavailabilitas antara tablet Biogesic® dan tablet Pamol® dengan tablet

parasetamol generik pada kelinci putih jantan di lingkungan penelitian Universitas

Sanata Dharma dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

3. Manfaat penelitian

Penelitian mengenai perbandingan bioavailabilitas tablet parasetamol ini

diharapkan memiliki manfaat yaitu manfaat teroritis. Penelitian ini diharapkan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

3

memberikan informasi akan perbandingan bioavailabilitas tablet obat bermerek

dagang dan tablet obat generik yang mengandung parasetamol pada hewan uji.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui bioavailabilitas tablet parasetamol generik, tablet

Biogesic®, dan tablet Pamol®.

2. Tujuan khusus:

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bioavailabilitas yang bermakna

antara tablet Biogesic® dan tablet Pamol® terhadap tablet parasetamol generik, pada

kelinci putih jantan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

4

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

Berkaitan dengan penelitian yang berjudul “Perbandingan Bioavailabilitas

Antara Tablet Biogesic® ® dan Tablet Pamol dengan Tablet Parasetamol Generik pada

Kelinci Putih Jantan”, maka dilakukan studi pustaka yang akan mendukung analisis

profil bioavailabilitas yang dihasilkan dari penelitian ini. Studi pustaka yang

dilakukan meliputi penjelasan mengenai nasib obat di dalam tubuh, fase

farmakokinetika, bioekivalensi, dasar-dasar farmakokinetika, desain cross over,

parasetamol, darah, dan kolorimetri.

A. Nasib Obat di Dalam Tubuh

Proses yang terjadi pada selang antara pemberian obat hingga timbul efek

dibagi menjadi 3 fase yaitu fase farmasetik, fase farmakokinetika, dan fase

farmakodinamika. Fase farmasetik meliputi hancurnya bentuk sediaan obat dan

melarutnya bahan obat. Fase farmakokinetika termasuk proses-proses yang

berlangsung pada pengambilan suatu bahan obat ke dalam organisme (absorpsi,

distribusi), yang disebut juga proses invasi dan proses eliminasi yaitu proses-proses

yang menyebabkan penurunan konsentrasi obat (biotransformasi, ekskresi). Fase

farmakodinamika merupakan interaksi obat-reseptor dan juga proses-proses yang

terlibat di mana akhir dari efek farmakologi terjadi (Mutschler, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

5

Disintegrasi dari bentuk sediaan Disolusi Obat

EFEK

pemberian

Fase farmasetik

Obat tersedia untuk diabsorpsi (availabilitas farmasetik)

Obat tersedia untuk aksi (availabilitas farmakologis)

Fase farmakokinetika

Fase farmakodinamika

Dosis formulasi obat

Absorpsi, distribusi, metabolisme,

ekskresi

Interaksi obat-reseptor

Gambar 1. Proses obat dalam tubuh hingga menimbulkan efek (Bowman and Rand, 1990)

B. Fase Farmakokinetika

Untuk obat-obat yang diberikan secara ekstravaskuler diperlukan suatu

proses absorpsi. Tempat aksi obat biasanya bukan di dalam darah sehingga obat yang

berada dalam sirkulasi sistemik harus menembus jaringan untuk dapat memberi efek.

Perpindahan obat ini disebut proses distribusi. Eliminasi adalah proses pengeluaran

obat, baik bentuk utuh maupun metabolitnya dari dalam tubuh, dapat melalui ginjal

dan empedu (Clark and Smith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

6

Tempat Aksi “Reseptor”

terikat bebasJaringan

terikat bebas

Absorpsi Ekskresi

Sirkulasi sistemik

obat bebas

obat terikat metabolit

Biotransformasi

Distribusi

Gambar 2. Proses farmakokinetika obat di dalam tubuh (Wilkinson, 2001)

1. Absorpsi dan Bioavailabilitas

a. Definisi absorpsi dan bioavailabilitas

Absorpsi menjelaskan mengenai perpindahan obat dari tempat pemberian ke

dalam sirkulasi sistemik (darah). Tetapi secara klinik, yang lebih penting adalah

bioavailabilitas (Wilkinson, 2001). Bioavailabilitas (ketersediaan hayati)

merupakan persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang

mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh / aktif setelah

pemberian produk obat tersebut. Bioavailabilitas dapat diukur dari kadarnya dalam

darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin (Anonim, 2004 b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

7

disintegrasi Tablet

deagregasi Granul atau

agregat Suspensi partikel

halus di cairan gastrointestinal

Larutan obat dalam cairan

gastrointestinal

disolusi disolusi disolusi

absorpsi

Obat dalam darah, cairan tubuh, dan jaringan

Gambar 3. Proses perjalanan absorpsi tablet (Proudfoot, 1990)

Produk obat umumnya mengalami absorpsi sistemik melalui suatu rangkaian

proses, yang meliputi disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat,

pelarutan obat dalam media aqueous, dan absorpsi melewati membran sel menuju

sirkulasi sistemik. Di dalam proses disintegrasi obat, pelarutan, dan absorpsi,

kecepatan obat mencapai sistem sirkulasi ditentukan oleh tahap yang paling lambat

(rate limiting step) (Shargel, Wu-Pong and Yu, 2005).

b. Mekanisme transpor obat

Setelah molekul obat dalam bentuk larutan maka obat harus berdifusi dari

cairan gastrointestinal ke membran kemudian berada dalam sirkulasi sistemik

dalam bentuk utuh (Mayersohn, 2002). Membran biologis tersusun dari protein dan

lipid sehingga obat-obat yang larut dalam lemak akan lebih mudah melewati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

8

membran biologis. Kebanyakan dari obat menembus membran dengan mekanisme

yang disebut difusi pasif (Proudfoot, 1990). Difusi pasif menunjukkan perpindahan

komponen dari fase aqueous melewati suatu membran dimana membran tersebut

bersifat pasif, tenaga penggerak perpindahan tersebut hanya merupakan gradien

konsentrasi komponen (Mayersohn, 2002).

Mekanisme difusi pasif dapat ditunjukkan secara matematis dengan hukum

Fick :

(1) ( ) ⎟Δ=dt D ⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛ −→

m

bgm/aqmmbg

dQ

XCC

RA b

( )bgdt

dQb

→ = kecepatan obat berada di darah (b) setelah berdifusi dari cairan

saluran cerna (g)

D = koefisien difusi obat melewati membran m

A = luas permukaan membran yang tersedia untuk proses difusi obat m

= koefisien partisi obat antara membran dan cairan aqueous pada

saluran cerna

Rm/aq

-C = gradien konsentrasi antara konsentrasi obat di cairan saluran cerna

(C

Cg b

g) dengan konsentrasi obat di dalam darah pada tempat absorpsi

(C ) b

ΔXm = ketebalan dari membran

Pada kondisi dan obat tertentu maka nilai Dm, Am, R , dan ΔXm/aq m adalah konstan

maka dapat digantikan sebagai koefisien permeabilitas (P).

(2)

( ) ( )CP −= bgbgdtdQ C.b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

9

Volume dimana obat terdistribusi dalam darah jauh lebih besar

dibandingkan volume cairan saluran cerna dan karena sirkulasi darah melewati

saluran gastrointestinal cepat dan terus menerus membawa obat yang terabsorpsi,

maka nilai C >> Cg b. Kondisi ini yang disebut kondisi sink (Mayersohn, 2002).

(3) ( ) gbgdtdQ C.b

→P≅

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Absorpsi dan Bioavailabilitas Obat

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas suatu obat seperti

tercantum di bawah ini.

1). Faktor mekanis

Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya yaitu :

a). Rute dan metode pemberian

Ketika obat diberikan ke dalam tubuh, obat harus dapat menembus

membran hingga dapat masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Contoh rute

dan metode pemberian mempengaruhi bioavailabilitas : ada beberapa obat

yang tidak terabsorpsi jika diberikan secara oral, ada obat yang bila

diberikan secara oral akan mengalami first-pass effect yang berlebihan

sehingga hanya sebagian kecil dari obat yang dapat masuk ke dalam

sirkulasi sistemik dan akan menghasilkan AUC kecil, sehingga obat perlu

diberikan dengan cara lain (Wagner, 1975).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

10

Dosis dan aturan dosisb).

Dosis dan aturan dosis berkaitan dengan konsentrasi terapeutik yang dapat

dicapai suatu obat di dalam plasma, yang berarti berhubungan dengan

Cmaks dan AUC yang dihasilkan (mempengaruhi bioavailabilitas obat)

(Shargel et al., 2005).

c). Efek dari bentuk sediaan.

Faktor dari bentuk sediaan yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas

yaitu:

(1). Faktor fisikakimia bahan dalam obat meliputi sebagai berikut.

Faktor yang mempengaruhi kelarutan

Absorpsi obat tergantung seberapa cepat obat larut dalam cairan

gastrointestinal, sehingga faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi

obat akan mempengaruhi bioavailabilitas obat. Kecepatan disolusi obat

ditentukan dari persamaan Noyes dan Whitney (Proudfoot, 1990) :

(4) )C(Ddm −= CshA

dt

dm/dt = kecepatan disolusi partikel obat

D = koefisien difusi larutan obat di cairan gastrointestinal

A = luas permukaan efektif dari partikel obat

h = ketebalan lapisan difusi sekitar partikel obat

C = kelarutan jenuh obat di lapisan difusi s

C = konsentrasi larutan obat di dalam cairan gastrointestinal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

11

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan obat antara lain :

(a). Bentuk kristal

Polymorphism. Banyak obat dapat berada dalam lebih dari satu

bentuk kristal. Polimorfi bentuk metastable memiliki kelarutan

dalam aqueous dan kecepatan disolusi yang lebih besar

dibandingkan polimorfi bentuk stable.

Amorphous state. Obat dalam bentuk amorf biasanya lebih mudah

larut dan lebih cepat terdisolusi daripada obat dalam bentuk kristal

sehingga akan mempengaruhi bioavailabilitas.

Solvates. Obat bergabung dengan molekul dari pelarut dan

membentuk bentuk kristal yang disebut solvates. Secara umum,

semakin banyak solvasi maka semakin rendah kelarutan dan

kecepatan disolusi obat sehingga dapat mempengaruhi

bioavailabilitas obat (Proudfoot, 1990; Wagner, 1975).

(b). Asam bebas, basa bebas, bentuk garam, nilai pKa

Bentuk garam akan lebih cepat larut di larutan aqueous

dibandingkan asam atau basa lemah (Wagner, 1975). Jumlah obat

asam lemah dan basa lemah yang terionisasi dalam larutan di cairan

lambung dan di darah dapat dihitung dengan persamaan Henderson-

Hasselbach (Proudfoot, 1990) adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

12

[ ][ ] pKa - pH HAA log

-=untuk obat asam lemah (5)

[ ][ ] pH - pKa B

BH log =+

untuk obat basa lemah (6)

pH = keasaman media

pKa = keasaman senyawa -] = fraksi terion dari senyawa yang bersifat asam lemah [A

[HA] = fraksi tak terion (molekul) dari senyawa yang bersifat asam

lemah +[BH ] = fraksi terion dari senyawa yang bersifat basa lemah

[B] = fraksi tak terion (molekul) dari senyawa yang bersifat basa

lemah

(c). Kompleksasi, larutan solid, dan eutetics

Bioavailabilitas tergantung dengan konsentrasi efektif obat.

Kompleksasi merupakan interaksi fisikakimia yang dapat terjadi

antara bahan-bahan di dalam bentuk sediaan atau di dalam cairan

gastrointestinal sehingga akan mempengaruhi konsentrasi efektif

obat di dalam cairan gastrointestinal (Proudfoot, 1990). Larutan

solid dan eutectics menghasilkan efek bervariasi pada kecepatan

disolusi karena dapat meningkatkan atau menurunkan kelarutan obat

(Wagner, 1975).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

13

(d). Surfaktan

Surfaktan dapat menghasilkan efek bervariasi pada proses disolusi

dan absorpsi. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan

sehingga meningkatkan kecepatan disolusi (Wagner, 1975).

Faktor yang mempengaruhi transpor obat

Faktor utama yang mempengaruhi obat dalam proses absorpsi obat

menembus membran adalah koefisien partisi, banyaknya ionisasi dalam

cairan biologis yang ditentukan dari nilai pKa, pH cairan medium obat

terlarut, dan berat molekul atau volume (Mayersohn, 2002).

(a). Koefisien partisi

Membran biologis merupakan lapisan lipid sehingga obat yang larut

dalam lemak (lipofil) lebih dapat menembus membran. Ko/w adalah

rasio kelarutan obat di dalam minyak (oil) dengan kelarutan obat di

dalam air (water). Hal ini berarti obat-obat yang memiliki nilai Ko/w

lebih besar akan lebih banyak yang dapat menembus membran

biologis dan dapat diabsorpsi. Peningkatan nilai Ko/w akan

meningkatkan kecepatan absorpsi (Mayersohn, 2002)

(b). Nilai pKa, pH, keberadaan muatan

Kebanyakan molekul obat merupakan asam atau basa lemah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

14

akan terionisasi pada cairan biologis. Arti pentingnya ionisasi dalam

proses absorpsi obat didasarkan pada observasi dimana obat dalam

bentuk non ion memiliki nilai Ko/w lebih besar dibandingkan obat

dalam bentuk ion. Hal ini berarti membran bersifat permeabel

terhadap bentuk non ion dari obat asam lemah dan basa lemah

(Mayersohn, 2002; Proudfoot, 1990).

(c). Molal volume, difusivitas

Difusivitas berkaitan dengan berat molekular. Bentuk misel akan

berdifusi lebih lambat dari fase aqueous bulk menuju ke lapisan

difusi dan berdifusi lebih lambat dalam melewati lapisan difusi

dibandingkan molekul obat monomerik (Wagner, 1975).

(d). Stagnant water layers / aqueous diffusion layer

Proses pelarutan obat diawali dengan pelarutan obat pada permukaan

partikel padat yang membentuk larutan jenuh di sekeliling partikel

yang disebut stagnant water layers (Shargel et al., 2005). Obat harus

berdifusi melewati stagnant water layers yang bersifat aqueous, isi

cairan gastrointestinal dan lapisan membran, maka hal ini dapat

menjadi rate-limiting step dalam proses absorpsi (Wagner, 1975).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

15

(2). Faktor farmasetik dan pembuatan obat

Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya yang mungkin menyebabkan

adanya perbedaan pada parameter-parameter bioavailabilitas adalah

sebagai berikut.

(a). Ukuran partikel dan luas permukaan area

Peningkatan luas permukaan area obat untuk kontak dengan cairan

gastrointestinal akan meningkatkan kecepatan disolusi. Secara

umum, semakin kecil ukuran partikel obat, semakin besar luas

permukaan area dan semakin besar kecepatan disolusi, yang akan

meningkatkan bioavailabilitas (Proudfoot, 1990; Wagner, 1975).

(b). Static electrification dari obat padat

Banyak proses farmasetik seperti blending, pencampuran, coating,

dan sebagainya dapat menghasilkan static electrification dari bahan

padat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi dan obat tidak

bercampur. Agregasi dapat menurunkan luas permukaan efektif

sehingga dapat menurunkan kecepatan disolusi (Wagner, 1975).

(c). Jenis bentuk sediaan

Jenis bentuk sediaan mempengaruhi langkah-langkah obat dari

pemberian hingga terlarut dalam cairan gastrointestinal. Semakin

banyak langkah-langkah dalam perjalanan obat hingga berada dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

16

bentuk larutan di cairan gastrointestinal, maka makin banyak

penghalang absorpsi obat dan akan mempengaruhi bioavailabilitas

obat. Bioavailabilitas obat larutan aqueous > suspensi aqueous >

kapsul > tablet tidak bersalut > tablet bersalut (Proudfoot, 1990).

(d). Jenis dan jumlah bahan tambahan (eksipien) seperti bahan pengisi,

bahan pelicin, bahan pengikat, garam netral, garam asam atau garam

basa, dan lain-lain

Eksipien dianggap bahan yang inert, yang tidak memiliki pengaruh

terhadap aksi terapeutik dan tidak mengubah aksi biologik dari obat

yang terkandung di dalam bentuk sediaan. Namun, disadari bahwa

eksipien dapat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang

terabsorpsi dengan cara membentuk kompleks obat-eksipien yang

tidak larut seperti tetrasiklin dengan dikalsium fosfat. Selain itu,

perubahan eksipien dapat mempengaruhi bioavailabilitas (Proudfoot,

1990). Diluen yang tidak larut air akan memberikan kecepatan

disolusi yang lebih rendah dibandingkan bila digunakan diluen yang

larut air. Kemungkinannya karena kecepatan deagregasi obat

menurun dan obat menjadi lebih bersifat hidrofobik. Garam netral

dapat mempengaruhi disolusi karena air dapat lebih mudah masuk

sehingga mempercepat hancurnya tablet dan larutnya tablet

(Wagner, 1975).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

17

(e). Ukuran granul dan distribusi ukurannya

Dalam proses pembuatan tablet, proses granulasi merupakan proses

pengikatan campuran dan mempengaruhi sifat alir. Setelah granul

dibentuk menjadi tablet maka tablet akan mempertahankan

integritasnya. Ukuran granul dan distribusi ukurannya penting

karena mempengaruhi hancurnya tablet menjadi granul yang

kemudian hancur menjadi partikel-partikel kecil, sehingga akan

mempengaruhi ukuran partikel yang mempengaruhi luas permukaan

dan akan menentukan bioavailabilitas obat (Wagner, 1975).

(f). Jenis dan jumlah bahan penghancur dan metode mencampurnya

Bahan penghancur biasanya merupakan bahan yang akan

mengembang apabila ada air yang kemudian akan menekan tablet

untuk hancur. Proses disintegrasi tablet dalam cairan aqueous pada

saluran gastrointestinal merupakan salah satu rate limiting step yang

menentukan bioavailabilitas obat (Wagner, 1975).

(g).Waktu pencampuran

Pada proses pencampuran, diperlukan waktu optimum pencampuran

sehingga bahan-bahan tercampur sempurna, namun setelah melewati

waktu optimum pencampuran, ada kemungkinan bahan-bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

18

tersebut tidak tercampur dengan baik sehingga akan mempengaruhi

konsentrasi obat dalam tubuh (Wagner, 1975).

(h). Tekanan kompresi

Tekanan kompresi menentukan waktu hancur tablet dan kecepatan

disolusi obat dari bentuk tablet (Wagner, 1975).

(i). Efek matrik

Untuk obat-obat yang lepas lambat maka terjadi efek matrik. Ketika

obat diberikan secara oral, maka pada fase aqueous, air akan masuk

ke dalam matrik yang terbuat dari polimer sintetik yang tidak

terabsorpsi pada saluran gastrointestinal, kemudian obat akan

terlepas dari matrik secara perlahan-lahan (Wagner, 1975).

(j). Jenis dan jumlah surfaktan

Surfaktan yang dimaksud dapat berupa agen pengemulsi, agen

pelarut, pensuspensi, penstabil, atau sebagai wetting agent. Surfaktan

dapat meningkatkan, menurunkan atau menunjukkan tidak adanya

efek pada proses transpor obat menembus membran. Surfaktan dapat

menurunkan tegangan permukaan antara obat dengan media disolusi

sehingga meningkatkan kecepatan disolusi. Selain itu, surfaktan

dapat menghasilkan perubahan biologis yang mungkin dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

19

mempengaruhi enzim pemetabolisme obat atau ikatan obat dengan

reseptor. Surfaktan dapat mengganggu integritas dan fungsi

membran, surfaktan juga dapat mengubah waktu pengosongan

lambung (Wagner, 1975; Proudfoot, 1990).

(k). Bentuk dan geometri

Bentuk dan geometri akan mempengaruhi kecepatan disolusi obat.

Hal ini berhubungan dengan luas permukaan area efektif dan bentuk

sediaan (Wagner, 1975).

(l). Kondisi lingkungan selama pembuatan

Kelembaban selama pembuatan dapat mempengaruhi potensi dari

bentuk sediaan yang dibuat misalkan aspirin karena kondisi lembab

akan terhidrolisis sehingga mempengaruhi bentuk sediaan yang

dibuat (Wagner, 1975).

(m). Kondisi penyimpanan dan lama penyimpanan

Kondisi dan lama penyimpanan akan mempengaruhi stabilitas obat.

Stabilitas akan mempengaruhi waktu hancur dan kecepatan disolusi

obat, yang akan mempengaruhi bioavailabilitas (Wagner, 1975).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

20

2). Faktor Fisiologi

Faktor fisiologik mempengaruhi pelepasan, disolusi obat dari bentuk

sediaan, absorpsi pada saluran pencernaan dan dapat mempengaruhi profil

bioavailabilitas obat. Faktor-faktor tersebut yaitu :

a. Motilitas usus dan waktu transit obat dalam usus

Usus merupakan tempat utama terjadinya absorpsi obat sehingga semakin

besar kecepatan transit usus maka semakin kecil waktu tinggal obat di dalam

usus berarti makin kecil waktu obat kontak dengan tempat absorpsi sehingga

jumlah obat yang terabsorpsi menjadi kecil (Proudfoot 1990).

b. Kecepatan pengosongan lambung

Kebanyakan obat diabsorpsi di usus halus sehingga penurunan kecepatan obat

dalam bentuk larutan meninggalkan lambung, akan menurunkan kecepatan

absorpsi obat dan menunda onset efek terapeutik dari obat. Selain itu, ada

obat-obat yang akan mengalami degradasi akibat pH lambung dan aktivitas

enzim dalam cairan lambung jika terjadi penundaan pengosongan dalam

lambung sehingga akan menurunkan konsentrasi efektif obat dan

mempengaruhi bioavailabilitas. Salah satu faktor yang meningkatkan

kecepatan pengosongan lambung adalah rasa lapar Proudfoot, 1990).

c. Tempat absorpsi dan area permukaan yang efektif untuk absorpsi obat

Usus halus memiliki luas permukaan yang terbesar yang disebabkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

21

villi dan mikrovilli pada usus halus sehingga kebanyakan obat akan

terabsorpsi maksimum di dalam usus halus yang berarti akan menghasilkan

kecepatan dan jumlah obat terabsorpsi yang maksimum (menentukan

bioavailabilitas). Glycocalyx merupakan lapisan pada mikrovilli. Absorpsi

obat dari lumen usus halus untuk mencapai pembuluh darah harus melewati

beberapa barrier. Larutan obat untuk mencapai mikrovilli harus berdifusi

menembus unstirred layer, lapisan mukus dan glycocalyx (Proudfoot, 1990).

d. Nilai pH cairan gastrointestinal, konsentrasi elektrolit

Keasaman (pH) cairan di saluran gastrointestinal bervariasi, pH cairan

lambung antara 1-3,5; pH cairan usus halus antara 5-8 (pH 5-6 di duodenum

dan sekitar pH 8 di ileum), pH cairan usus besar sekitar 8. Nilai pH cairan

gastrointestinal akan mempengaruhi absorpsi obat. Nilai pH cairan

gastrointestinal dapat menentukan absorpsi dalam berbagai cara karena

kebanyakan obat merupakan asam lemah atau basa lemah, kelarutan

komponen-komponen tersebut dalam air dipengaruhi pH, dan kecepatan

disolusi dari bentuk sediaan terutama tablet dan kapsul juga dipengaruhi pH.

Bagian obat yang terionisasi lebih larut dalam air daripada bagian obat yang

tak terionisasi (Mayersohn, 2002; Shargel et al., 2005).

e. Stabilitas obat pada saluran gastrointestinal

Pada saluran cerna, obat tidak hanya mengalami proses absorpsi, obat dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

22

mengalami degradasi dan mengalami metabolisme di saluran gastrointestinal,

akibatnya fraksi obat yang terabsorpsi menjadi lebih kecil sehingga

menurunkan bioavailabilitas obat (Proudfoot, 1990; Wagner, 1975).

f. Metabolisme hepatik

Hati merupakan tempat utama terjadinya metabolisme. First-pass effect

merupakan fenomena dimana sebagian obat sebelum mencapai sirkulasi

sistemik mengalami metabolisme di hati sehingga akan menurunkan jumlah

obat yang terabsorpsi yang berarti menurunkan bioavailabilitas (Proudfoot,

1990)

g. Keberadaan makanan di saluran pencernaan

Mekanisme makanan dalam mempengaruhi bioavailabilitas obat yaitu dengan

mengubah kecepatan pengosongan lambung, menyebabkan terjadinya

stimulasi sekresi gastrointestinal, kompetisi antara komponen makanan dan

obat, kompleksasi obat dengan komponen dalam makanan, meningkatkan

viskositas dari isi gastrointestinal, dan dapat mengubah aliran darah ke hati

(Proudfoot, 1990; Wagner, 1975).

h. Faktor-faktor lain : kecepatan aliran darah, agen pengemulsi dan

pengkompleks, tegangan permukaan dan tegangan interfasial, gross

anatomical body position, suhu, integritas membran saluran pencernaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

23

tekanan hidrostatik dan intralumenal, kapasitas buffer, dan tonisitas (Wagner,

1975).

2. Distribusi

Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi

darah (Setiawati, Zulnida, Suyatna, 2002). Distribusi merupakan proses perpindahan

obat dari sirkulasi sistemik menuju ke jaringan dan organ tubuh serta ke cairan tubuh

lainnya seperti cairan interstitial dan cairan intercellular (Wilkinson, 2001).

Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam

tubuh. Distribusi fase pertama berjalan dengan cepat yaitu ke organ-organ yang

perfusinya cepat seperti hati, ginjal, dan otak. Distribusi fase kedua memerlukan

waktu lebih lama sebelum mencapai keseimbangan konsentrasi obat di jaringan

dengan yang di dalam darah, yaitu ke organ-organ yang perfusinya tidak secepat

organ di atas seperti otot, visera, kulit, dan jaringan lemak (Setiawati dkk., 2002;

Wilkinson, 2001).

3. Biotransformasi atau metabolisme

Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur

kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses ini

molekul obat diubah menjadi lebih polar artinya lebih mudah larut dalam air dan

kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu,

pada umumnya obat menjadi inaktif sehingga biotransformasi sangat berperan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

24

mengakhiri kerja obat (Setiawati dkk., 2002). Biotransformasi terjadi pada hati,

saluran cerna, ginjal, dan paru-paru (Wilkinson, 2001).

Reaksi biotransformasi obat dapat dibedakan menjadi 2 fase. Reaksi fase I

adalah reaksi fungsional yang mengubah obat menjadi metabolit yang lebih polar,

meliputi reaksi oksidasi, reduksi, dan hidrolisis (Setiawati dkk., 2002). Reaksi fase II

merupakan reaksi biosintetik (konjugasi). Reaksi ini merupakan reaksi konjugasi obat

atau metabolit hasil reaksi fase pertama dengan menggunakan substrat endogen

seperti asam glukuronat, sulfat, glutation, asam amino atau asetat. Konjugat yang

dihasilkan akan bersifat polar, inaktif dan dengan cepat dapat diekskresi melalui urin

dan feses (Setiawati dkk., 2002; Wilkinson, 2001).

4. Ekskresi

Ekskresi merupakan peristiwa pengeluaran obat dan atau metabolitnya dari

dalam tubuh. Ginjal merupakan organ terpenting untuk mengekskresi obat dan

metabolitnya. Obat dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk metabolit hasil

biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih

cepat daripada obat larut lemak (Setiawati dkk., 2002).

Ekskresi di sini merupakan resultante dari 3 proses, yakni filtrasi di

glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal dan reabsorpsi pasif di tubuli proksimal

dan distal. Selain melalui ginjal, ekskresi dapat terjadi pada paru-paru, hati, kelenjar

ludah, dan kelenjar susu, keringat, air mata, dan rambut (Setiawati., 2002; Wilkinson,

2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

25

C. Bioekivalensi

1. Definisi

Ekivalensi dapat didefinisikan antara lain :

a. Ekivalensi kimia menunjukkan dua atau lebih sediaan obat mengandung

jumlah yang sama yang tertera pada label (kurang lebih pada rentang

tertentu) (Malinowski, 2000).

b. Ekivalensi klinik terjadi ketika obat yang sama dari dua atau lebih sediaan

obat menunjukkan efek in vivo yang identik yang terukur dari respon

farmakologik atau dari kontrol gejala atau penyakit (Malinowski, 2000).

c. Ekivalensi terapeutik menyatakan bahwa dua merek produk obat diharapkan

akan menghasilkan hasil klinik yang sama (Malinowski, 2000). Dua produk

obat mempunyai ekivalensi terapeutik jika keduanya mempunyai ekivalensi

farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian

dengan dosis molar yang sama akan menghasilkan efikasi klinik dan

keamanan yang sebanding. Dengan demikian, ekivalensi / inekivalensi

terapeutik seharusnya ditunjukkan dengan uji klinik (Anonim, 2004 b).

Ekivalensi farmasetikd. ditujukan pada dua produk dengan kesamaan bentuk

sediaan, zat aktif dan jumlah zat aktif (Malinowski, 2000; Anonim 2004 b).

e. Alternatif farmasetik jika keduanya mengandung zat aktif yang sama tetapi

berbeda dalam bentuk kimia (garam, ester, dsb.) atau bentuk sediaan atau

kekuatan (Anonim, 2004 b; Chereson, 1999).

f. Bioekivalensi menunjukkan bahwa obat dalam dua atau lebih bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

26

sediaan yang sama mencapai sirkulasi sistemik dengan kecepatan dan

jumlah yang sama atau bisa disebut memiliki bioavailabilitas yang sama.

Bioekivalensi ditunjukkan jika keduanya mempunyai ekivalensi farmasetik

atau merupakan alternatif farmasetik dan pada pemberian dengan dosis

molar yang sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding

sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan

(Malinowski, 2000; Anonim, 2004 b).

2. Studi Bioavailabilitas dan Bioekivalensi

Studi bioavailabilitas dilakukan baik terhadap bahan obat aktif yang telah

disetujui maupun terhadap obat dengan efek terapeutik yang belum disetujui oleh

Food and Drug Administration (FDA) untuk dipasarkan. FDA dalam menyetujui

suatu produk obat untuk dipasarkan harus yakin bahwa produk obat tersebut aman

dan efektif sesuai label indikasi penggunaan serta harus memenuhi seluruh standar

yang digunakan dalam identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian (Shargel et al.,

2005).

Untuk meyakinkan bahwa standar-standar tersebut telah dipenuhi, FDA

menghendaki studi bioavailabilitas / farmakokinetika dan bila perlu persyaratan

bioekivalensi untuk semua produk (Shargel et al., 2005). Dalam tahun-tahun terakhir

ini, studi bioavailabilitas dan bioekivalensi dilakukan untuk menurunkan biaya

kesehatan dengan cara meningkatkan pemakaian obat generik. Oleh sebab itu,

diperlukan suatu kepastian bahwa produk generik bioekivalen terhadap produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

27

dagang (Chereson, 1999).

Bioavailabilitas dari produk obat sering menentukan efikasi terapeutik dari

obat tersebut karena hal ini mempengaruhi onset, intensitas, dan durasi dari respon

terapeutik obat tersebut (Chereson, 1999). Pada studi bioekivalensi, dibutuhkan suatu

formulasi obat sebagai standar pembanding yang hendaknya mengandung obat aktif

terapeutik dalam formulasi yang paling banyak berada dalam sistemik (yakni larutan

atau suspensi), dalam jumlah sama, dan hendaknya diberikan dengan rute sama

seperti formulasi yang dibandingkan (Shargel et al., 2005).

Bioekivalensi dapat dilakukan menggunakan uji in vitro jika uji in vitro

memiliki korelasi yang baik dengan data bioavailabilitas secara in vivo. Selain itu, uji

bioekivalensi dapat dilakukan melalui studi farmakodinamika melalui uji

perbandingan klinis (Malinowski, 2000).

3. Korelasi in vitro dan in vivo

Korelasi in vitro dan in vivo yang dimaksud adalah hubungan antara

karakteristik biologi obat (efek farmakodinamika atau konsentrasi obat dalam plasma)

dan karakteristik fisika kimia produk obat (Shargel et al., 2005). Korelasi in vitro dan

in vivo ini penting untuk diketahui agar dalam menentukan bioavailablitas suatu obat

cukup dengan uji in vitro saja, tidak perlu dengan uji in vivo. Selama ini, uji

bioavailabilitas secara in vivo memerlukan waktu yang lama, biaya yang relatif tinggi,

serta terdapat beberapa masalah dalam pemberian obat kepada subjek uji sehat/pasien

(Chereson, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

28

Parameter uji in vitro yang paling dekat hubungannya dengan

bioavailabilitas adalah kecepatan disolusi. Obat yang masuk ke dalam tubuh dapat

diabsorpsi jika sudah dalam bentuk larutan sehingga kecepatan obat untuk larut dari

bentuk sediaannya (laju disolusi) akan menentukan kecepatan dan atau jumlah obat

yang terabsorpsi (Chereson, 1999).

D. Dasar-dasar Farmakokinetika

1. Definisi

Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi

dan eliminasi (terdiri dari metabolisme dan ekskresi) dari obat. Studi farmakokinetika

meliputi pendekatan eksperimental dan teoritis. Aspek eksperimental dari

farmakokinetika meliputi perkembangan teknik pengambilan sampel biologis, metode

analisis obat dan metabolitnya, dan prosedur pengolahan data. Aspek teoritis dari

farmakokinetika meliputi perkembangan model farmakokinetika yang digunakan

untuk memprediksikan proses disposisi yang terjadi setelah pemberian obat. Aplikasi

dari metode statistik termasuk dalam studi farmakokinetika yaitu untuk penetapan

parameter farmakokinetika dan interpretasi data (Shargel, Wu-Pong, B. C. Yu, 2005).

2. Model Farmakokinetika

Model farmakokinetika adalah struktur hipotesis yang digunakan untuk

menggambarkan kecepatan dari proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat

sehingga dapat diperkirakan konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

29

Model farmakokinetika digunakan untuk menginterpretasikan data-data

farmakokinetika (Shargel et al., 2005).

Kompartemen dianggap sebagai sebuah jaringan atau kumpulan jaringan

yang memiliki kesamaan aliran darah dan afinitas terhadap obat. Di setiap

kompartemen, obat dianggap terdistribusi secara seragam. Model ini merupakan suatu

sistem terbuka apabila obat dapat dieliminasi dari tubuh (Shargel et al., 2005).

Kompartemen farmakokinetik ini tidak berhubungan dengan lokasi secara anatomi

tubuh namun hanya parameter operasional yang diturunkan secara matematis

(Mutschler, Derendorf, Schäfer-Korting, Elrod and Estes, 1995).

Model satu kompartemen menunjukkan bahwa setelah pemberian, obat

terdistribusi secara langsung. Model dua atau lebih kompartemen, terjadi distribusi

obat ke dalam ruang distribusi yang dapat dilewatinya dengan kecepatan berbeda-

beda (Mutschler et al., 1995). Model dua kompartemen, obat dapat berpindah antara

kompartemen sentral ke dan dari kompartemen perifer (jaringan). Kompartemen

sentral menggambarkan plasma dan organ yang memiliki perfusi tinggi dan secara

cepat seimbang dengan obat. Jumlah total obat di dalam tubuh dapat dihitung dari

jumlah obat di dalam kompartemen sentral ditambah dengan obat di dalam

kompartemen jaringan (Shargel et al., 2005).

3. Parameter Farmakokinetika

Parameter farmakokinetika adalah konstanta yang menunjukkan profil obat

yang dapat diperkirakan dari data-data percobaan (Shargel et al., 2005). Parameter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

30

farmakokinetika diperoleh dari profil kinetika dari obat yang dapat diperoleh melalui

kurva konsentrasi obat terhadap waktu. Konsentrasi obat dapat diukur sebagai fungsi

terhadap waktu di beberapa cairan tubuh seperti darah, plasma, serum, saliva, dan

urin. Konsentrasi obat dalam darah mencerminkan perubahan kinetika di sirkulasi

sistemik. Untuk mendapatkan kurva konsentrasi obat terhadap waktu maka perlu

dilakukan pengukuran konsentrasi obat berulangkali pada beberapa titik waktu

(Mutschler et al., 1995). Parameter-parameter farmakokinetika antara lain:

a. AUC (Area under the curve)

AUC merupakan ukuran dari jumlah obat di dalam tubuh dan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus trapezoid, yaitu :

[ ] ( 1-nnn 1-nt

t tt 2

C C AUC n

1-n−

+= ) (7)

AUC = area di bawah kurva

t = waktu pengamatan dari konsentrasi obat Cn n

tn-1 = waktu pengamatan sebelumnya yang berhubungan dengan konsentrasi

obat Cn-1 (Mutschler et al., 1995).

Rumus trapezoid ini menganggap titik-titik data berada pada suatu

fungsi linier. Jika titik-titik data tersebar secara luas, maka lengkung dari garis

akan menyebabkan kesalahan yang besar dalam memperkirakan area. Pada

suatu waktu area di bawah kurva kadar plasma-waktu diekstrapolasikan

sampai t = ∞.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

31

Dalam hal ini area tersisa,

[ ]k

C AUC npt

tn=∞ (8)

Cpn = konsentrasi dalam plasma terakhir pada tn

k = slop yang diperoleh dari bagian akhir kurva (Shargel et al., 2005).

Untuk menghitung AUC total (AUC∞) maka dilakukan ekstrapolasi

bagian akhir area setelah titik terakhir yang diukur (AUCtn - ∞). Prosedur yang

digunakan disebut sahih bila bagian ekstrapolasi tersebut kira-kira di bawah

10% dari AUC total dan tidak boleh digunakan bila melebihi 20% dari AUC

total (Mutschler et al., 1995).

b. Volume distribusi (Vd)

Parameter ini menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh

dengan kadar plasma atau serum. Vd tidak perlu menunjukkan volume

penyebaran obat yang sesungguhnya ataupun volume secara anatomik, tetapi

hanya volume imajinasi dimana tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen yang

terdiri dari plasma atau serum, dan Vd menghubungkan jumlah obat dalam

tubuh dengan kadarnya dalam plasma atau serum (Setiawati, 2002).

DB = Vd . C (9) p

D = jumlah obat dalam tubuh B

C = konsentrasi obat dalam plasma. p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

32

Tubuh dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan volume yang

konstan. Oleh karena itu, volume distribusi untuk suatu obat umumnya

konstan (Shargel et al., 2005). Volume distribusi besar menunjukkan jumlah

obat yang terdistribusi ke dalam jaringan besar atau terkonsentrasi di jaringan

tertentu (Mutschler, et al., 1995).

c. Bersihan total (Klirens / Cl)

Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat per satuan

waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Parameter ini menunjukkan kemampuan

tubuh untuk mengeliminasi obat. Untuk obat dengan kinetika orde satu, Cl

merupakan bilangan konstan pada kadar obat yang biasa ditemukan dalam

klinik.

oral

oral

IV

IV

AUCF.D

AUC

D Cl == (10)

eld k V Cl ⋅= (11)

D = Dosis

F = Fraksi obat yang

terabsorpsi

AUC = Area under the curve

Vd = Volume distribusi

k = tetapan laju eliminasiel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

33

Umumnya bersihan total merupakan hasil beberapa bersihan bagian

bersama-sama, yang terpenting adalah bersihan ginjal (ClR) dan bersihan hati

(ClH) (Mutschler, 1991).

d. Waktu paruh eliminasi (t ) dan kecepatan eliminasi ½

Waktu paruh eliminasi adalah waktu yang diperlukan untuk turunnya

kadar obat dalam plasma atau serum pada fase eliminasi (setelah fase absorpsi

dan distribusi) menjadi separuhnya. Untuk obat-obat dengan kinetika orde

reaksi satu, t½ ini merupakan bilangan konstan, tidak tergantung dari besarnya

dosis, interval pemberian, kadar plasma maupun cara pemberian (Setiawati,

2002).

elel k0,693

k2ln t

21 == (12)

kel adalah konstanta kecepatan eliminasi.

Waktu paruh eliminasi adalah parameter farmakokinetik yang berbeda

dengan waktu paruh dari efek atau waktu yang diperlukan untuk menjadikan

efek farmakologi menjadi separuh dengan efek semula (Mutschler et al.,

1995).

Kecepatan eliminasi merupakan kecepatan pengeluaran per satuan

waktu (Mutschler et al., 1995) :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

34

21t2ln k el = (13)

e. Bioavailabilitas

Parameter ini menunjukkan fraksi dari dosis obat yang mencapai

peredaran darah sistemik dalam bentuk aktif (Setiawati, 2002). Faktor yang

menentukan bioavailabilitas adalah kecepatan dan jumlah obat yang dilepas

dari bentuk sediaannya, kecepatan dan jumlah obat yang mengalami absorpsi,

dan besarnya efek lintas pertama (Mutschler et al., 1995).

Besarnya bioavailabilitas absolut dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut :

( )% 100 AUCAUC F

i.v

x ⋅= (14)

F = bioavailabilitas absolut

AUC = AUC pemberian nonsistemik x

= AUC pemberian intravaskuler AUCiv

Dalam kasus apabila dosis dan formulasi untuk rute pemberian i.v

tidak ada, maka dapat ditentukan bioavailabilitas relatif yang diperoleh

dengan cara :

( )% 100 AUC

AUC F

standar

xrel ⋅= (15)

F = bioavailabilitas relatif rel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

35

= AUC pemberian nonsistemik AUCx

AUC = AUC produk standar standar

Parameter untuk menggambarkan kecepatan absorpsi adalah

konsentrasi obat dalam plasma maksimum (Cmaks) dan selang waktu antara

pemberian obat hingga mencapai konsentrasi maksimum dalam plasma

(t ) (Mutschler et al., 1995). maks

4. Strategi Penelitian Farmakokinetika

Strategi penelitian farmakokinetika (SPF) adalah rencana yang disusun

sebelum meneliti tahap farmakokinetika obat, guna memperoleh informasi tentang

nasib obat dalam tubuh secara kuantitatif. Objek penelitian farmakokinetika adalah

tahap farmakokinetika obat dengan parameter farmakokinetika sebagai tolok ukurnya.

Parameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematik dari

hasil pengukuran kadar obat atau metabolitnya di dalam darah atau urin (Suryawati

dan Donatus, 1998).

Tahap-tahap SPF meliputi :

1. Pemilihan rancangan uji coba.

2. Pemilihan subjek uji dan jumlahnya.

3. Pemilihan cuplikan hayati.

4. Pemilihan metode analisis penetapan kadar.

Syarat-syarat metode analisis yaitu :

a. selektivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

36

selektivitas adalah kemampuan metode analisis untuk membedakan suatu

obat dengan metabolitnya, obat lain dan kandungan endogen cuplikan

hayati.

b. sensitivitas

sensitivitas berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur dengan

metode analisis yang digunakan. Hal ini diperlukan karena untuk

menghitung parameter farmakokinetika suatu obat diperlukan kadar obat

tertinggi sampai terendah pada rentang waktu tertentu.

c. ketelitian dan ketepatan

ketelitian dan ketepatan ini akan menentukan kesahihan hasil penetapan

kadar. Ketepatan (accuracy) ditunjukkan oleh kemampuan metode

memberikan hasil pengukuran sedekat mungkin dengan nilai yang

sesungguhnya. Ketelitian (precision) menunjukkan kedekatan hasil

pengukuran berulang pada cuplikan hayati yang sama.

5. Pemilihan takaran dosis dan bentuk sediaan obat.

Takaran dosis yang diberikan harus menjamin dapat diukurnya kadar obat atau

metabolitnya pada rentang waktu tertentu sehingga diperoleh data yang cukup

memadai untuk analisis farmakokinetika.

6. Pemilihan lama dan banyaknya waktu pengambilan cuplikan hayati.

Bila menggunakan cuplikan darah, sebaiknya pengambilan dilakukan sebanyak 3

– 5 kali t ½ eliminasi obat yang diuji. Hal ini disebabkan karena pada kondisi

tersebut, 99,2 % - 99,9 % obat telah diekskresi. Frekuensi pengambilan cuplikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

37

obat sebaiknya dilakukan setidaknya 3 kali pada tahap absorpsi, 3 kali di sekitar

puncak, 3 kali pada tahap distribusi, dan 3 kali pada tahap eliminasi.

7. Analisis dan evaluasi hasil.

Langkah-langkah ini meliputi analisis sederetan kadar obat utuh atau

metabolitnya dalam darah atau urin, analisis statistika dan evaluasi (Suryawati

dan Donatus, 1998).

E. Desain Cross Over

Desain cross over merupakan desain blok secara acak dimana tiap blok

menerima lebih dari satu formulasi obat pada waktu yang berbeda. Keuntungan dari

desain cross over pada studi bioavailabilitas-bioekivalensi adalah tiap subjek

bertindak sebagai kontrol sendiri, desain ini menghilangkan variasi biologik

antarsubjeknya, dan dengan randomisasi yang tepat maka hal ini akan memberikan

kalkulasi yang paling baik mengenai perbedaan tiap formulasi (Chow and Jen-Pei,

2000)

Perlakuan pertama dan perlakuan kedua dipisahkan oleh periode washout

yang cukup untuk eliminasi produk obat yang pertama diberikan (biasanya lebih dari

lima kali waktu paruh terminal dari obat, atau lebih lama jika mempunyai metabolit

aktif dengan waktu paruh yang lebih panjang). Jika obat mempunyai kecepatan

eliminasi yang sangat bervariasi antarsubjek, periode washout yang lebih lama

diperlukan untuk memperhitungkan kecepatan eliminasi yang lebih rendah pada

beberapa subjek. Karena itu, untuk obat dengan waktu paruh eliminasi yang panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

38

(> 24 jam), dapat dipertimbangkan penggunaan desain dua kelompok paralel

(Anonim, 2004 b).

F. Parasetamol

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari

101,0 % C H NO8 9 2, dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol berupa serbuk hablur

putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1

N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket

(Anonim, 1995). Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) P, dalam

13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol P,

larut dalam larutan alkali hidroksida. Khasiat dan penggunaan : analgetikum,

antipiretikum (Anonim, 1979).

NHCOCH3HO

N-(4-hydroxyphenyl)acetamide Gambar 4. Struktur Parasetamol (Anonim, 1995)

Titik lebur parasetamol 169 °C – 172 °C, tidak larut dalam benzen dan eter,

namun larut dalam larutan basa hidroksida. Parasetamol memiliki pH 5,3 sampai 6,5

pada larutan jenuh. Parasetamol sangat stabil dalam larutan berair dengan pH 5-7.

Nilai pKa parasetamol adalah 9,51 (Connors, Amidon, and Stella, 1986; Hanson,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

39

2000).

Melalui uji klinis, telah terbukti bahwa makanan dapat menurunkan tingkat

absorpsi parasetamol. Pada keadaan puasa secara nyata dapat meningkatkan

kecepatan absorpsi parasetamol walaupun tidak mempengaruhi jumlah total yang

diabsorpsi (McGilveray and Mattok, 1972). Menurut Lacy, Armstrong, Goldman, dan

Lance (2003), parasetamol cepat diabsorpsi dan hampir sempurna, namun apabila

parasetamol dikonsumsi diikuti dengan makanan berkarbohidrat tinggi akan terjadi

penundaan absorpsi yang berarti menunjukkan penurunan kecepatan absorpsi.

Menurut Proudfoot (1990), makanan akan menurunkan laju pengosongan lambung

sehingga akan menunda onset parasetamol.

Onset dari parasetamol relatif cepat, yaitu kurang dari 1 jam, sedangkan

durasinya sekitar 4 – 6 jam. Parasetamol memiliki tmax 0,5 – 2 jam. Obat ini tersebar

ke seluruh cairan tubuh. Availabilitas oral parasetamol adalah 88 ± 15% (Benet,

1992). Dalam plasma, 20 – 50% parasetamol akan terikat oleh protein plasma

(Anonim, 2004 a ; Lacy et al., 2003). Volume distribusi dari parasetamol adalah 0,94

L/kg (Melmon and Morelli, 1992) atau pada manusia 70 kg, volume distribusinya

sekitar 67 ± 8 L (Benet, 1992).

Parasetamol memiliki t½ sebesar 1 sampai 4 jam (Anonim, 2005 c). Dalam

urin, terdapat 90 – 100% metabolit tidak aktif, namun kadang ditemukan 3%

parasetamol dalam bentuk utuh (Anonim, 2004 a ; Mutschler et al., 1995). Efek

analgesik antipiretik dari parasetamol akan timbul apabila konsentrasinya dalam

darah antara 10 mg/L sampai 20 mg/L (Melmon and Morelli, 1992). Jadi, nilai KEM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

40

(Kadar Efek Minimum) parasetamol adalah bila kadar parasetamol dalam darah

adalah sebesar 10µg/ml hingga 20 µg/ml, sedangkan nilai KTM (Kadar Toksik

Minimum) parasetamol adalah bila kadar parasetamol dalam plasma lebih besar dari

300 µg/mL (Benet, 1992).

Parasetamol akan dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian

parasetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya

dengan asam sulfat. Selain itu, parasetamol juga dapat mengalami hidroksilasi.

Metabolit hasil hidroksilasi ini, dapat menimbulkan methemoglobinemia dan

hemolisis eritrosit (Wilmana, 2002). Klirens parasetamol adalah 250 ml/menit sampai

450 ml/menit. Klirens parasetamol akan turun apabila terjadi disfungsi hati. Klirens

akan meningkat bila terjadi hipertiroidsm (Melmon and Morelli, 1992).

Parasetamol mengalami metabolisme fase kedua yang menghasilkan

inaktivasi farmakologis dari obat induk. Seperti yang terlihat pada gambar 5,

parasetamol mengalami konjugasi glutation, glukuronida, dan konjugasi sulfat, dan

sebagai hasilnya konjugasi fase kedua tidak aktif secara farmakologis (Gibson and

Skett, 1991).

Parasetamol dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian karena

akan menghasilkan nekrosis pada hati, tapi dosis terapi tidak akan menyebabkan

hepatotoksik. Dosis kecil dari parasetamol akan dieliminasi melalui proses konjugasi

yang kemudian diikuti dengan ekskresi, tapi pada dosis yang berlebihan enzim yang

berperan mengalami saturasi maka obat akan mengalami proses metabolisme yang

berbeda, sehingga terbentuk hidroksilamin oleh enzim sitokrom P450.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

41

Hidroksilamin akan bereaksi nonenzimatik dengan glutation dan kemudian

akan didetoksifikasi. Namun, karena jumlah glutation di hati terbatas maka apabila

parasetamol dikonsumsi berlebihan maka hidroksilamin yang mungkin terbentuk

akan bereaksi dengan makromolekul dan merusak struktur dan fungsinya sehingga

akan menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan sel ini dapat dicegah dengan pemberian

sulfidril nukleofilik yang akan bereaksi dengan hidroksilamin elektrofilik dan untuk

mencegah hilangnya glutation secara berlebihan dapat digunakan systeamin dan

dimerkaprol (Benet, 1992).

HOHN COCH3

OHN COCH3S

O

O

HO OHN COCH3

O

OHHO

HO

HOOC

Parasetamol (aktif)

Konjugasisulfat

Konjugasiglukuronida

(tidak aktif) (tidak aktif)

Metabolisme dan konjugasi glutation

Sistein dan konjugasi asammerkapturat (tidak aktif)

ekskresi urin ekskresi urinekskresi urin

Gambar 5. Metabolisme parasetamol (Gibson and Skett, 1991)

Sinonim parasetamol di antaranya asetaminofen, p-acetamidophenol, N-

acetyl-p-aminophenol (Connors et al., 1986). Parasetamol merupakan derivat para

amino fenol, suatu metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama (Wilmana,

2002; Mutschler, 1991). Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

42

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek

sentral seperti salisilat (Wilmana, 2003).

G. Darah

Darah terdiri atas unsur-unsur padat, yaitu eritrosit, leukosit serta trombosit

yang tersuspensi di dalam suatu media cair yakni plasma. Pada darah normal, jumlah

plasma mencapai 55% dari volume darah. Konsentrasi total protein dalam plasma

manusia kurang lebih 77,5 g/dL, dan membentuk bagian utama unsur-unsur padat

plasma.

Begitu darah membeku (mengalami koagulasi), fase cair yang tertinggal

dinamakan serum. Serum sudah tidak lagi mengandung faktor-faktor pembekuan

(termasuk fibrinogen) (Murray, Granner, Mayes, and Rodwell, 1990). Plasma

dihasilkan dari melakukan sentrifugasi pada darah dan ditambahkan ke dalamnya

bahan antikoagulan Chamberlain, 1995).

Plasma manusia mengandung sekitar 90-92% air. Air selain berfungsi

sebagai pelarut senyawa organik dan inorganik sangat penting untuk pengaturan suhu

dan pertukaran secara osmotik antarkompartemen tubuh (Frisell, 1982). Plasma

mengandung sekitar 7-8 % protein dan mengandung garam-garam, karbohidrat, lipid,

asam amino, berbagai enzim dan faktor golongan darah (Mutschler, 1991). Walaupun

plasma merupakan cairan yang kompleks, namun komposisinya stabil dan memiliki

pH di antara 7,30 hingga 7,50 (Chamberlain, 1995). Protein plasma bukan saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

43

mencakup protein sederhana tetapi juga protein terkonjugasi seperti glikoprotein serta

berbagai tipe lipoprotein (Murray et al., 1990). Sebanyak 55% dari jumlah protein

total tersebut adalah albumin (Montgomery, Conway, Spector, 1993).

Sering terdapat afinitas yang kuat antara protein dengan obat, dan

penghilangan protein secara langsung dengan ultrafiltrasi atau dialisis dapat juga

menghilangkan fraksi yang besar dari obat. Di sisi lain, pengukuran obat secara

langsung, hanya mengukur obat yang bebas, bukan keseluruhan obat yang ada. Oleh

sebab itu, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menghancurkan ikatan

antara protein dengan obat dan memperoleh keseluruhan obat untuk dianalisis

(Chamberlain, 1995).

Metode paling sederhana dan paling tua adalah dengan mengendapkan

protein dan memperoleh filtratnya. Protein didenaturasi dan ikatannya dengan obat

dihancurkan sehingga obat seluruhnya terlepas di dalam filtrat. Reagen asam yang

paling terkenal untuk denaturasi protein ini adalah asam trikloroasetat dan asam

tungstat (Chamberlain, 1995).

H. Kolorimetri

1. Definisi

Pada kolorimetri yang ditentukan adalah serapan cahaya oleh larutan

berwarna. Untuk itu, dibuat kadar larutan dengan kadar tertentu dengan konsentrasi

meningkat dan membandingkan warnanya dengan senyawa yang hendak dianalisis.

Menurut definisi yang diperluas, dalam kolorimetri juga tercakup pengubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

44

senyawa tidak berwarna menjadi zat berwarna dan penentuan fotometrinya dilakukan

dalam daerah sinar tampak (400-800 nm) (Roth and Blascke, 1981).

2. Kriteria analisis kolorimetri

Kriteria untuk analisis kolorimetri yang baik adalah :

a. Menghasilkan reaksi warna yang khusus

Reaksi-reaksi yang ada sangat sedikit sekali untuk beberapa substansi

tertentu, tetapi justru memberikan warna-warna yang banyak membentuk

kelompok warna tersendiri yang hanya berhubungan dengan substansi

khusus.

b. Adanya proporsi yang sesuai antara warna dan konsentrasi

Untuk kolorimetri visual sangat penting bahwa intensitas warna harus

meningkat secara linear dengan konsentrasi dari substansi yang ditentukan.

c. Stabilitas warna

Warna yang dihasilkan harus sama untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Hal ini menerapkan reaksi-reaksi dari warna yang akan dicapai secara

maksimal. Waktu untuk mencapai warna yang maksimal harus cukup lama

untuk mendapatkan pengukuran yang akurat.

d. Reprodusibel

Prosedur kolorimetri harus memberikan hasil yang reprodusibel dalam

kondisi yang spesifik.

e. Kejernihan larutan

Larutan harus bebas dari pengotor jika pembanding yang dipakai dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

45

dengan standar. Kekeruhan akan menyerap cahaya dengan baik (Bassett,

Denney, Jeffrey, and Mendham, 1991).

3. Metode kolorimetri untuk parasetamol

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan pada metode kolorimetri

untuk parasetamol, yaitu:

a. Cara asam nitrat

Parasetamol yang dilarutkan dengan metanol dan ditambah larutan

asam nitrat akan menghasilkan warna kuning kemerahan (Connors et al.,

1986).

NHCOCH3

OH

HNO3

NHCOCH3

OH

NO2

Gambar 6. Reaksi parasetamol dengan asam nitrat (Connors et al., 1986)

b. Cara hidrolisis menjadi p-aminofenol

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk pembentukan

senyawa berwarna dari parasetamol, umumnya didahului dengan

hidrolisis parasetamol menjadi p-aminofenol dan hasilnya kemudian

direaksikan dengan o-nitroanilin terdiazotasi, vanilin, p-

dimetilaminobenzaldehid ataupun 2-naftol yang dalam suasana basa

akan membentuk suatu senyawa yang berwarna (Belal, Elsayed, El-

Waliely, and Abdine, 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

46

NHCOCH3

OH

H+ / H2O

OH

NH2

+ CH3COOH

parasetamol p-aminofenol asam asetat Gambar 7. Reaksi hidrolisis parasetamol menjadi p-aminofenol (Belal, Elsayed, El-Waliely,

and Abdine, 1979)

c. Metode Chafetz et al.

Cincin aromatis dari parasetamol akan dinitrasi oleh asam nitrit menjadi

2-nitro-4-asetamidofenol. Produk ini kemudian dilarutkan dalam

natrium hidroksida sehingga suasananya menjadi basa. Dalam suasana

inilah larutan akan memberikan serapan yang kuat sehingga absorbansi

dapat terbaca pada λ 430 nm (Chafetz, Daly, Schriftman, and Lomner,

1971).

NHCOCH3

OH

NaNO2

HCl

OH

NHCOCH3

NO2

OH-

O

NHCOCH3

NO2

Gambar 8. Reaksi Pembentukan warna (Chafetz, Daly, Schriftman, and Lomner, 1971)

Namun, metode ini tidak dapat mengukur dengan tepat konsentrasi

parasetamol dalam plasma di bawah 50 µg/ml sehingga pada konsentrasi

tersebut biasanya digunakan metode kromatografi (Widdop, 1986).

Metode ini sangat spesifik untuk parasetamol meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

47

dipengaruhi oleh salisilat (Chamberlain, 1995). Asam salisilat akan

memberikan reaksi yang mirip dengan parasetamol, tetapi di dalam

plasma asam salisilat baru akan memberikan intensitas warna yang mirip

dengan 20 µg/ml parasetamol jika kadar asam salisilat di dalam plasma

1000 µg/ml. Sampel yang terkontaminasi oleh heparin yang

mengandung kresol sebagai pengawet dapat memberikan hasil yang

semu sebesar 200 µg/ml (Widdop, 1986).

I. Keterangan empiris

Obat yang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu obat

generik dan obat bermerek dagang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

menggunakan kedua jenis produk obat tersebut tanpa terlalu memperhatikan

perbandingan antara kedua jenis produk obat tersebut. Sekarang ini, belum diketahui

secara jelas apakah obat bermerek dagang dan obat generik yang memiliki zat aktif

yang sama tersebut merupakan obat yang sama baik dari segi efek maupun segi

farmakokinetika. Penelitian ini melakukan perbandingan parameter-parameter

bioavailabilitas antara tablet Biogesic® ® dan tablet Pamol dengan tablet parasetamol

generik pada kelinci putih jantan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian perbandingan bioavailabilitas antara tablet Biogesic® dan tablet

Pamol® dengan tablet parasetamol (generik) pada kelinci putih jantan termasuk ke

dalam jenis penelitian eksperimental murni, rancangan eksperimental silang.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama

1). Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah 3 jenis tablet parasetamol yaitu

tablet parasetamol generik, tablet Biogesic®, dan tablet Pamol®.

2). Variabel tergantung

Variabel tergantung merupakan hasil pengamatan penelitian ini, berupa

parameter-parameter bioavailabilitas, yaitu :

a). AUC0-∞ adalah area di bawah kurva kadar obat dalam plasma terhadap

waktu dari waktu 0 sampai waktu tidak terhingga.

b). Cmax adalah kadar puncak obat dalam plasma yang teramati.

c). tmax adalah waktu sejak pemberian obat sampai dicapai Cmax.

Selain itu, ditentukan pula parameter-parameter farmakokinetika lainnya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

49

a). ka adalah tetapan laju absorpsi.

b). AUC(0-t) merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma

terhadap waktu dari waktu ke-0 sampai waktu terakhir kadar obat

diukur.

c). Vd (volume distribusi) adalah volume penyebaran obat dalam tubuh.

d). Cl (klirens) adalah volume darah yang dapat dibersihkan dari obat per

satuan waktu.

e). t½ adalah waktu paruh obat dalam plasma.

f). kel adalah tetapan laju eliminasi

b. Variabel pengacau

1). Variabel pengacau yang dapat dikendalikan, yaitu :

a). galur spesies hewan uji dikendalikan dengan galur lokal.

b). jenis kelamin hewan uji dikendalikan dengan jenis kelamin jantan.

c). umur hewan uji dikendalikan dengan 2-3 bulan.

d). berat badan hewan uji dikendalikan dengan 1,7-2 kg.

e). status hewan uji sebelum perlakuan adalah dengan dipuasakan

terhadap makanan dan minuman selama 18 jam sebelum perlakuan.

2). Variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan yaitu keadaan patologis

hewan uji dan ukuran partikel suspensi parasetamol yang diberikan kepada

hewan uji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

50

2. Definisi operasional

Definisi operasional pada penelitian ini yaitu :

a. Bioavailabilitas adalah persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk

obat yang mencapai / tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh / aktif

setelah pemberian produk obat tersebut

b. Bioekivalensi adalah perbandingan bioavailabilitas dari dua atau lebih produk

obat.

c. Dua produk obat dikatakan bioekivalen jika :

0,8 < R

T

AUCgeometrik rata-rata nilaiAUCgeometrik rata-rata nilai < 1,25

0,8 < Rmaks

Tmaks

)C(geometrik rata-rata nilai)C(geometrik rata-rata nilai < 1,25

0,8 < R maks

T maks

tgeometrik rata-rata nilaitgeometrik rata-rata nilai < 1,25

T = obat yang diuji

R = obat yang dijadikan sebagai pembanding

d. Obat generik adalah obat jadi dengan nama resmi yang ditetapkan dalam

Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya

e. Obat bermerek dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas

nama pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari

pabrik yang memproduksinya (Lestari, Rahayu, Rya, Suhardjono, Maisunah,

Soewarni, dkk., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

51

C. Bahan Penelitian

Asam trikloroasetat kualitas proanalisis (E. Merck, Darmstadt, Germany), larutan

asam klorida pekat kualitas proanalisis (E. Merck, Darmstadt, Germany), natrium

nitrit kualitas proanalisis (E. Merck, Darmstadt, Germany), asam sulfamat kualitas

proanalisis (Sigma), natrium hidroksida kualitas proanalisis (E. Merck, Darmstadt,

Germany), parasetamol kualitas farmasetis (Changshu Huagang Pharmaceutical),

tablet parasetamol (generik), tablet Pamol®, tablet Biogesic®.

D. Alat Penelitian

Spektrofotometer visible (Genesys 6 vl. 001), spektrofotometer UV/Vis (Lambda 20,

Perkin Elmer), sentrifuge (berdiameter 18 cm, Hettich EBA 85), degassing ultrasonic,

vortex (MSI Minishaker IKA), neraca elektrik (Mettler Toledo, model AB 204, made

in Switzerland), mikropipet, hardness tester (Kiya Seisakustio, Ltd. Tokyo Japan No.

174886), atrition tester (ATMI Surakarta), disintegration tester (ATMI Surakarta),

disolution tester (SATOX), dan alat-alat gelas (Pyrex).

E. Tata Cara Penelitian

1. Uji pendahuluan tablet parasetamol

a. Uji keseragaman bobot

Dua puluh tablet ditimbang, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Untuk

tablet dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet

yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

52

satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%

(Anonim, 1979).

b. Uji kekerasan tablet

Tablet diletakkan pada alat hardness tester dan mesin kemudian

dijalankan. Kekerasan tablet terbaca pada layar alat (Kottke and Rudnic, 2002).

c. Uji kerapuhan tablet

Dua puluh tablet dibebasdebukan dari partikel halus yang menempel lalu

ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam friabilator (alat penguji kerapuhan

tablet), diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Tablet dibersihkan dan

ditimbang kembali. Hitung persen (%) kehilangan berat tablet dari berat

keseluruhan tablet semula (Kottke and Rudnic, 2002). Menurut The United States

Pharmacopeia 28 (2005), tablet memenuhi syarat uji kerapuhan jika memiliki

angka persentase kerapuhan tidak lebih dari 1%.

d. Uji waktu hancur

Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara

teratur 30 kali tiap menit ke dalam air bersuhu 36-38 o. Tablet dinyatakan hancur

jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa. Untuk tablet tidak

bersalut, waktu penghancuran yang diperlukan tidak lebih dari 15 menit (Anonim,

1979).

e. Uji disolusi tablet

1). Penentuan panjang gelombang maksimum

Parasetamol baku dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

53

sehingga diperoleh konsentrasi larutan tertentu kemudian dilakukan

scanning panjang gelombang maksimum parasetamol dengan

spektrofotometer UV. Panjang gelombang teoritis parasetamol pada

spektrofotometer UV = 243 nm.

2). Pembuatan kurva baku

Buat seri kadar kurva baku, kemudian diukur serapan parasetamol pada

panjang gelombang maksimum yang didapat.

3). Penetapan kadar parasetamol yang terdisolusi

Masukkan 3 tablet parasetamol pada media disolusi yaitu 900 ml larutan

dapar fosfat pH 5,8. Uji ini menggunakan alat disolusi tipe 2 dengan

kecepatan 50 rpm. Ambil 5 ml cuplikan pada menit ke-10, 20, dan 30,

setiap pengambilan cuplikan ditambahkan ke dalamnya 5 ml larutan dapar

fosfat. Kemudian ukur serapan dengan spektrofotometer UV dengan

panjang gelombang maksimum yang didapat yaitu 243,1 nm. Dalam

waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C8H9NO2 dari

jumlah yang tertera pada etiket (Anonim, 1995).

2. Pembuatan larutan

a. Larutan dapar fosfat monobasa pH 5,8

Campurkan 50 ml KH2PO4 0,2M dengan 3,66 ml NaOH 0,2M LV diencerkan

dengan air hingga 200 ml.

b. Larutan persediaan parasetamol 0,01 mg% untuk uji disolusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

54

Sejumlah lebih kurang 50 mg parasetamol dilarutkan dalam larutan dapar fosfat

monobasa sampai volume 50 ml.

c. Larutan intermediet parasetamol untuk uji disolusi

Pipet 1 ml larutan persediaan parasetamol kemudian dilarutkan dalam dapar fosfat

monobasa sampai volume 50 ml.

d. Seri kadar kurva baku larutan parasetamol untuk uji disolusi

Pipet 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; dan 4,5 ml larutan intermediet parasetamol

kemudian dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa sampai volume 10 ml

sehingga diperoleh larutan parasetamol dengan kadar 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0;

dan 9,0 µg/ml.

e. Larutan asam trikloroasetat (TCA ) 20%

Sejumlah lebih kurang 20 g asam trikloroasetat dilarutkan dengan aquadest

sampai volume 100,0 ml.

f. Larutan natrium nitrit 10%

Sejumlah lebih kurang 10 g natrium nitrit dilarutkan dengan aquadest sampai

volume 100,0 ml.

g. Larutan asam sulfamat 15%

Sejumlah lebih kurang 15 g asam sulfamat dilarutkan dengan aquadest sampai

volume 100,0 ml.

h. Larutan natrium hidroksida 10%

Sejumlah lebih kurang 10 g natrium hidroksida dilarutkan dengan aquadest bebas

CO2 sampai volume 100,0 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

55

i. Larutan asam klorida 6N

Pipet lebih kurang 59,88 ml asam klorida 10,02N diencerkan dengan aquadest

sampai volume 100,0 ml.

j. Larutan persediaan parasetamol

Lebih kurang 50 mg parasetamol yang ditimbang seksama dilarutkan dengan

aquadest sampai volume 50,0 ml.

k. Seri kadar larutan intermediet parasetamol

Sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0 ml larutan persediaan

parasetamol dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml kemudian diencerkan

dengan aquadest sampai tanda sehingga diperoleh larutan parasetamol dengan

kadar 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, dan 800 µg/ml.

3. Pengambilan plasma darah

Darah kelinci diambil dari vena marginalis salah satu telinga dan ditampung pada

effendorf yang telah diberi 2 tetes heparin. Darah tersebut lalu disentrifugasi

selama 10 menit pada laju 3000 rpm untuk mendapatkan plasma darah, yaitu

bagian yang bening.

4. Validasi metode analisis

a. Penentuan Operating time

Larutan intermediet parasetamol dengan kadar 200 µg/ml dan 800 µg/ml

diambil sebanyak 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

56

ml plasma. Ke dalamnya ditambahkan 2 ml larutan TCA 20%, dicampur dan

disentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000 rpm. Semua supernatan yang

terbentuk dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu ditambahkan 0,5 ml HCl 6N

dan 1,0 ml NaNO2 10%, tutup labu dengan kertas parafin dan campuran tersebut

didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1 ml asam

sulfamat (H2NSO3H) 15% melewati dinding labu, lalu ditambahkan ke dalamnya 3,2

ml NaOH 10% dan aquadest hingga tanda. Campuran tersebut dipindahkan ke dalam

tabung reaksi untuk kemudian di-degassing selama 10 menit. Serapan dibaca pada

spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 430 nm sampai diperoleh serapan

yang stabil pada rentang waktu tertentu.

b. Penentuan panjang gelombang maksimum (λmaks)

Larutan intermediet parasetamol dengan kadar 200 µg/ml dan 800 µg/ml

diambil sebanyak 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 0,5

ml plasma. Ke dalamnya ditambahkan 2 ml larutan TCA 20%, dicampur dan

disentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000 rpm. Semua supernatan yang

terbentuk dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu ditambahkan 0,5 ml HCl 6N

dan 1,0 ml NaNO2 10%, tutup labu dengan kertas parafin dan campuran tersebut

didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati ditambahkan 1 ml asam

sulfamat (H2NSO3H) 15% melewati dinding labu, lalu ditambahkan ke dalamnya 3,2

ml NaOH 10% dan aquadest hingga tanda. Campuran tersebut dipindahkan ke dalam

tabung reaksi untuk kemudian di-degassing selama 10 menit. Serapan dibaca pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

57

spektrofotometer visibel pada operating time yang diperoleh pada panjang gelombang

380 nm sampai 580 nm.

c. Pembuatan kurva baku

Dari tiap-tiap kadar larutan intermediet parasetamol diambil 0,5 ml sehingga

diperoleh larutan parasetamol dengan kadar yaitu 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350,

dan 400 µg/ml, dimasukkan ke dalam 8 tabung sentrifuge yang masing-masing telah

berisi 0,5 ml plasma. Pada masing-masing tabung ditambahkan 2 ml larutan TCA

20%, dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000 rpm. Semua

supernatan yang terbentuk dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu ditambahkan

0,5 ml HCl 6N dan 1,0 ml NaNO2 10%, tutup labu dengan kertas parafin dan

campuran tersebut didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati

ditambahkan 1 ml asam sulfamat (H2NSO3H) 15% melewati dinding labu, lalu

ditambahkan ke dalamnya 3,2 ml NaOH 10% dan aquadest hingga tanda. Campuran

tersebut dipindahkan ke dalam tabung reaksi untuk kemudian di-degassing selama 10

menit. Serapan dibaca pada spektrofotometer visibel pada operating time yang

diperoleh pada 433 nm (panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh).

d. Penentuan nilai perolehan kembali (recovery), kesalahan sistematik, dan

kesalahan acak

Larutan intermediet dengan kadar 200 µg/ml dan 800 µg/ml diambil

sebanyak 0,5 ml lalu ditambahkan ke dalam 2 tabung sentrifuge yang masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

58

berisi 0,5 ml plasma. Pada masing-masing tabung ditambahkan 2 ml larutan TCA

20%, dicampur dan disentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000 rpm. Semua

supernatan yang terbentuk dipindahkan ke dalam labu ukur 10,0 ml, lalu ditambahkan

0,5 ml HCl 6N dan 1,0 ml NaNO2 10%, tutup labu dengan kertas parafin dan

campuran tersebut didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya, dengan hati-hati

ditambahkan 1 ml asam sulfamat (H2NSO3H) 15% melewati dinding labu, lalu

ditambahkan ke dalamnya 3,2 ml NaOH 10% dan aquadest hingga tanda. Campuran

tersebut dipindahkan ke dalam tabung reaksi untuk kemudian di-degassing selama 10

menit. Serapan dibaca pada spektrofotometer visibel dalam operating time yang

diperoleh pada panjang gelombang 433 nm.

5. Orientasi dosis parasetamol

a. Pengambilan sampel darah

Dosis awal yang digunakan yaitu 625 mg/kgBB (10% dari LD50 parasetamol

pemberian oral pada kelinci). Suspensi parasetamol dengan dosis awal diberikan pada

kelinci secara peroral dengan bantuan mouthblock. Lalu darah kelinci diambil dari

vena marginalis telinga pada menit ke-0 (sebagai kontrol), 5, 10, 15, 20, 25, 35, 45,

60, 90, 120, 150, 180, 210. Darah tersebut dimasukkan ke dalam efendrof yang sudah

diberi 2 tetes heparin lalu dilakukan sentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000

rpm. Diambil 0,5 ml plasma (bagian yang jernih) untuk kemudian dilakukan

penetapan kadar parasetamol. Uji dilanjutkan dengan meningkatkan dosis awal

dengan cara dikalikan suatu bilangan tetap hingga dosis terletak pada jendela terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

59

b. Penetapan kadar parasetamol

Dalam tiap-tiap tabung sentrifuge yang telah berisi plasma ditambahkan 2

ml larutan TCA 20%. Dilakukan sentrifugasi campuran tersebut selama 10 menit

dengan laju 3000 rpm. Diambil semua supernatan yang jernih masukkan ke dalam

labu ukur 10 ml. Ke dalamnya ditambahkan 0,5 ml HCl 6N, 1 ml NaNO2 10%,

dicampur, ditutup dengan kertas parafin, dan didiamkan selama 15 menit.

Ditambahkan 1 ml asam sulfamat (H2NSO3H) 15% secara hati-hati melalui dinding

labu, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10% dan tambahkan aquades hingga tanda.

Kemudian dilakukan degassing selama 10 menit. Serapan dibaca pada

spektrofotometer visibel dalam operating time yang diperoleh pada panjang

gelombang 433 nm.

6. Metode bioanalitik parasetamol dalam plasma darah

a. Pengelompokan dan penentuan hewan uji

Penelitian ini hanya menggunakan 1 kelompok hewan uji, yaitu kelinci

putih jantan. Sebelum perlakuan pemberian parasetamol, hewan uji dipuasakan dari

makan selama 18 jam. Penelitian ini menggunakan desain cross over dimana hewan

uji mendapat semua perlakuan dengan desain operasional sebagai berikut :

Tabel I. Desain operasional penelitian

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Generik Kelinci A Kelinci C Kelinci B Pamol® Kelinci B Kelinci A Kelinci C

Biogesic® Kelinci C Kelinci B Kelinci A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

60

Setelah perlakuan pertama, hewan uji diistirahatkan selama 1 minggu untuk

menghilangkan sisa obat dari dalam tubuh.

b. Pengambilan sampel darah

Metode yang digunakan adalah metode Chafetz et al. (1971) yang telah

dimodifikasi. Sampel yang digunakan adalah tablet Biogesic® dan tablet Pamol® yang

dibandingkan dengan tablet parasetamol (generik). Dibuat suspensi parasetamol

dengan dosis 1200 mg/kgBB (sesuai hasil orientasi). Suspensi tersebut diberikan pada

kelinci secara peroral dengan bantuan mouth block dengan volume maksimal 20 ml.

Darah kelinci diambil dari vena marginalis telinga pada menit ke-0, 5, 10, 15, 25, 35,

45, 60, 90, 120, 150, 180, 210. Darah tersebut dimasukkan ke dalam efendrof yang

sudah ditetesi heparin lalu dilakukan sentrifugasi selama 10 menit dengan laju 3000

rpm. Diambil 0,5 ml plasma (bagian yang jernih), masukkan ke dalam tabung

sentrifuge.

c. Penetapan kadar parasetamol

Dalam tiap-tiap tabung sentrifuge yang telah berisi plasma ditambahkan 2

ml larutan TCA 20%. Dilakukan sentrifugasi campuran tersebut selama 10 menit

dengan laju 3000 rpm. Diambil semua supernatan yang jernih masukkan ke dalam

labu ukur 10 ml. Ke dalamnya ditambahkan 0,5 ml HCl 6N, 1 ml NaNO2 10%,

dicampur, ditutup dengan kertas parafin, dan didiamkan selama 15 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

61

Ditambahkan 1 ml asam sulfamat (H2NSO3H) 15% secara hati-hati melalui dinding

labu, lalu ditambahkan 3,2 ml NaOH 10% dan tambahkan aquades hingga tanda.

Kemudian dilakukan degassing selama 10 menit. Serapan dibaca pada

spektrofotometer visibel dalam operating time yang diperoleh pada panjang

gelombang 433 nm.

F. Analisis Hasil

Metode penetapan kadar parasetamol secara kolorimetri berdasarkan

modifikasi metode Chafetz et al. (1971) ini dikatakan sahih apabila memenuhi

parameter-parameter di bawah ini :

1. Nilai perolehan kembali (Recovery), kesalahan sistematik dan kesalahan

acak

Prosentase nilai perolehan kembali yang dihitung dengan cara sebagai

berikut :

% P % 100x diketahuikadar

kurkadar teru kembaliperolehan nilai ==

Metode analisis ini dikatakan sahih apabila nilai perolehan kembalinya berada pada

rentang 80-120%.

Kesalahan sistematik dapat diperoleh dengan cara :

Kesalahan sistematik = 100% - P %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

62

Kesalahan acak dapat diperoleh dengan cara :

% 100x rata-rata harga

bakusimpangan acak Kesalahan =

Metode analisis ini dikatakan sahih apabila memiliki kesalahan sistematik

dan kesalahan acak kurang dari 10%.

2. Pengolahan data dengan program STRIPE

Kadar parasetamol dalam plasma yang diperoleh dari persamaan kurva baku

diolah menjadi parameter-parameter farmakokinetika menggunakan program STRIPE

(Johnston and Woolard, 1983, yang telah dimodifikasi oleh Jung).

Tabel II. Parameter-parameter farmakokinetika beserta satuannya

Parameter Persamaan Satuan AUC0→tn μg.menit/ml

AUC0→∞ μg.menit/ml

Cmax μg/ml tmax menit

t ½ menit

ka menit -1

Vd liter

Cl

Diolah dengan program STRIPE

ml/menit

3. Analisis data secara statistik

Parameter-parameter bioavailabilitas yang diperoleh, dianalisis secara

statistik dengan metode ANOVA, menggunakan program SPSS 14.0, dengan taraf

kepercayaan 90%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

63

Dua produk obat dikatakan bioekivalen jika :

0,8 < R

T

AUCgeometrik rata-rata nilaiAUCgeometrik rata-rata nilai < 1,25

0,8 < Rmaks

Tmaks

)C(geometrik rata-rata nilai)C(geometrik rata-rata nilai < 1,25

0,8 < R maks

T maks

tgeometrik rata-rata nilaitgeometrik rata-rata nilai < 1,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Sifat Fisik Tablet Parasetamol

Uji sifat fisik tablet ini perlu dilakukan karena merupakan data pendukung

untuk menganalisis profil bioavailabilitas obat. Hal ini dikarenakan ada hubungan

antara faktor fisikakimia obat, faktor pembuatan obat, faktor fisiologik hewan uji

dengan profil bioavailabilitas obat. Uji sifat fisik tablet yang dilakukan meliputi:

1. Uji keseragaman bobot

Tujuan dari uji keseragaman bobot adalah untuk mengetahui bobot rata-rata

tablet, karena keseragaman bobot tablet dapat menggambarkan keseragaman dosis zat

aktif yang terkandung di dalam tablet tersebut. Pada penelitian ini dilakukan uji

keseragaman bobot dan tidak dilakukan uji keseragaman kandungan zat aktif

dikarenakan menurut Anonim (1995), untuk produk yang mengandung zat aktif 50

mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan diterapkan

uji keseragaman bobot, sedangkan untuk uji keseragaman kandungan zat aktif

diterapkan jika kandungan zat aktif yang ada dalam jumlah yang lebih kecil.

Penelitian ini menggunakan tablet parasetamol generik, tablet Biogesic® dan tablet

Pamol® yang memiliki parasetamol yang diasumsikan memiliki jumlah seperti yang

tertera di etiket yaitu 500 mg (dengan rentang 90% - 110%).

Menurut Anonim (1979), untuk tablet yang memiliki bobot rata-rata lebih

dari 300 mg maka penyimpangan bobot rata-rata untuk kolom A sebesar 5% dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

65

untuk kolom B sebesar 10%. Tablet dikatakan memiliki keseragaman bobot apabila

tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari harga yang ditentukan pada

kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari harga yang

ditentukan pada kolom B.

Tabel III. Hasil rata-rata uji keseragaman bobot tablet

Kolom A Kolom B Produk Bobot rata-rata

(mg) ± SD Batas bawah

Batas atas

Batas bawah

Batas atas

Keterangan

Generik 602,50 ± 4,87 572,38 632,62 542,25 662,75memenuhi

syarat

Biogesic® 660,10 ± 4,27 627,10 693,10 594,09 726,11memenuhi

syarat

Pamol® 661,63 ± 5,65 628,55 694,71 595,47 727,79

tidak lebih dari 2 tablet menyimpang dari kolom A

dan tidak satupun tablet menyimpang dari kolom B

memenuhi syarat

Dari tabel III, dapat diketahui bahwa bobot rata-rata tablet parasetamol

generik adalah 602,50 mg, bobot rata-rata tablet Biogesic® adalah 660,10 mg dan

bobot rata-rata tablet Pamol® adalah 661,63 mg. Dari 20 tablet pada masing-masing

jenis tablet yang ditimbang, tidak ada satu tablet pun yang menyimpang dari harga

yang ditentukan pada kolom A dan kolom B, maka dapat disimpulkan bahwa tablet

parasetamol generik, tablet Biogesic® dan tablet Pamol® tersebut memenuhi

persyaratan uji keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

66

2. Uji kekerasan

Tujuan dari uji kekerasan adalah untuk mengetahui stabilitas fisik tablet

terhadap pengaruh luar seperti ketahanan terhadap tekanan dan benturan mekanis. Uji

kekerasan perlu dilakukan karena kekerasan menunjukkan kekompakan tablet

sehingga mempengaruhi waktu hancur tablet dan secara tidak langsung akan

mempengaruhi waktu disolusi dan waktu absorpsi zat aktif. Dalam beberapa pustaka

yang ada, tidak dicantumkan syarat kekerasan yang diperbolehkan. Menurut Ansel

(1969), tablet yang baik harus memiliki ketahanan akan tekanan minimum 4 kg,

namun standar ini tidak dapat digunakan karena tidak tercantum pada buku-buku

standar yang resmi digunakan.

Tabel IV. Hasil rata-rata uji kekerasan tablet Produk Rata-rata nilai kekerasan (KP) ± SD

Generik 16,275 ± 1,197 Biogesic® 23,975 ± 1,984 Pamol® 10,835 ± 0,507

Melalui tabel IV, diketahui bahwa nilai kekerasan tablet Biogesic® adalah

yang terbesar, disusul tablet parasetamol generik dan terakhir adalah tablet Pamol®.

Namun karena tidak ditemukan standar yang lebih akurat maka tidak dapat ditarik

suatu kesimpulan hasil uji kekerasan tersebut.

3. Uji kerapuhan

Uji ini bertujuan untuk mengetahui kekompakan bagian tepi tablet. Melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

67

uji kerapuhan dapat diketahui stabilitas fisik obat pada kondisi pembuatan,

pengepakan, distribusi obat dari produsen ke konsumen, penyimpanan hingga saat

pemberian obat. Menurut The United States Pharmacopeia 28 suatu tablet dikatakan

memenuhi uji kerapuhan apabila angka kerapuhannya tidak melewati batas yaitu 1%.

Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut :

Tabel V. Hasil uji kerapuhan tablet

Produk Angka kerapuhan (%)

Generik 0,167 Biogesic 0,228 Pamol 0,150

Angka kerapuhan untuk tablet parasetamol generik adalah 0,167%, tablet Biogesic®

adalah 0,228%, dan tablet Pamol® adalah 0,150%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ketiga produk tersebut memenuhi syarat uji kerapuhan tablet

yang ditentukan.

4. Uji waktu hancur

Uji waktu hancur memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa lama proses

disintegrasi tablet tersebut, dimana suatu tablet hancur dan larut menjadi partikel-

partikel kecil setelah tablet masuk dalam tubuh. Proses disintegrasi ini penting karena

akan mempengaruhi bioavailabilitas tablet tersebut. Apabila tablet telah mengalami

proses disintegrasi, tablet akan mengalami proses disolusi sehingga zat aktif akan

terlepas dari sediaan dan tersedia untuk diabsorpsi oleh tubuh. Menurut Anonim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

68

(1979), waktu hancur tablet tidak bersalut yang baik adalah kurang dari 15 menit.

Hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut :

Tabel VI. Hasil uji waktu hancur tablet

Produk Waktu hancur

Generik 6 menit 1 detik Biogesic® 5 menit 16 detik Pamol® 6 menit 46 detik

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga produk tablet tersebut

memenuhi persyaratan waktu hancur menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979).

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa tablet Biogesic® lebih mudah hancur.

5. Uji Disolusi

Uji disolusi bertujuan untuk mengetahui waktu pelepasan zat aktif yang

terdapat di dalam tablet. Hal ini penting dilakukan karena uji disolusi menentukan

seberapa banyak dan seberapa cepat zat aktif terlepas dari tablet dan tersedia untuk

diabsorpsi. Uji disolusi ini diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum.

Panjang gelombang maksimum teoritis untuk parasetamol yang diukur dengan

spektrofotometri ultraviolet adalah 243 nm. Hasil penelitian menunjukkan panjang

gelombang maksimum parasetamol untuk uji disolusi ini adalah 243,1 nm.

Selanjutnya dilakukan pembuatan kurva baku disolusi untuk menentukan

persamaan kurva baku. Persamaan kurva baku tersebut akan digunakan untuk

menghitung jumlah zat aktif yaitu parasetamol di dalam cuplikan. Serapan diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

69

pada panjang gelombang maksimum yaitu 243,1 nm dengan spektrofotometer

Ultraviolet.

Tabel VII. Data persamaan kurva baku disolusi Seri Baku Kadar (μg/ml) Serapan

1 3,02 0,288 2 4,03 0,342 3 5,04 0,429 4 6,05 0,500 5 7,06 0,597 6 8,07 0,716 7 9,08 0,768

Slope (B) 0,08331 Intercept (A) 0,01598 Corr.coeff (r) 0,99550

Persamaan garis: y = 0,08331x + 0,01598

Kurva Baku Uji Disolusi

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

3.02 4.03 5.04 6.05 7.06 8.07 9.08

Kadar (µg/ml)

Sera

pan

Y = 0,08331x + 0,01598

Gambar 9. Kurva baku disolusi

Setelah pembuatan kurva baku, dilakukan pengukuran pada ketiga produk

tablet yang diuji dengan 3 kali replikasi. Pengambilan cuplikan dilakukan pada menit

ke-10, 20 dan 30. Tablet parasetamol dikatakan memenuhi uji disolusi apabila pada

menit ke-30, tidak kurang dari 80% parasetamol terlepas dari bentuk sediaan tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

70

(Anonim, 1995).

Dari hasil uji disolusi, diketahui bahwa setelah 30 menit, tablet parasetamol

generik melepaskan 82,909% parasetamol yang terkandung di dalam tablet, tablet

Biogesic® melepaskan 88,810% parasetamol yang terkandung di dalam tablet,

sedangkan tablet Pamol® melepaskan 66,193% parasetamol yang terkandung di dalam

tablet, seperti yang ditunjukkan pada tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil uji disolusi

Generik Biogesic® Pamol®

Menit ke-

Rata-rata Qkum ± SD

Rata-rata %Qkum ±

SD

Rata-rata Qkum ±SD

Rata-rata %Qkum ±

SD

Rata-rata Qkum ±SD

Rata-rata %Qkum ±

SD

10 379,050 ±

12,980 75,810 ±

2,596 419,850 ± 31,517

83,970 ± 6,303

249,975 ± 49,437

49,995 ± 9,887

20 396,456 ±

9,880 79,291 ±

1,976 428,483 ± 15,699

85,697 ± 3,140

298,160 ± 31,275

59,632 ± 6,255

30 414,547 ±

3,561 82,909 ±

0,712 444,050 ± 18,475

88,810 ± 3,695

330,967 ± 36,547

66,193 ± 7,309

Menurut Anonim (2004 b), untuk mengetahui apakah profil disolusi yang

didapat dari penelitian ini menunjukkan kesamaan satu sama lain, maka ditentukan

faktor kemiripan (f2). Nilai f2 ≥ 50 menunjukkan adanya kesamaan atau ekivalensi

kedua kurva yang dibandingkan. Nilai f2 dapat dihitung melalui persamaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

71

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

+

=

∑=

=

n

TR

1

100 log 50 f2nt

1ttt

2 (16)

Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk

pembanding / reference (dalam penelitian ini adalah tablet parasetamol generik).

Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk uji

(T = test).

Kurva uji disolusi

0

75

150

225

300

375

450

0 10 20 30 40waktu (menit ke-)

Qku

m (m

g) GenerikBiogesicPamol

Gambar 10. Kurva nilai rata-rata kumulatif uji disolusi ± SD

Hasil penelitian menunjukkan perbandingan profil disolusi tablet

parasetamol generik dengan tablet Biogesic® menghasilkan nilai f2 sebesar 57,861.

Perbandingan profil disolusi tablet parasetamol generik dengan tablet Pamol®

menghasilkan nilai f2 sebesar 33,788.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

72

Tabel IX. Nilai faktor kemiripan (f2) Biogesic® vs generik Pamol® vs generik

Nilai f2 57,861 33,788

Melihat hasil nilai f2 tersebut maka dapat disimpulkan jika profil disolusi

tablet Biogesic® memiliki kesamaan dengan profil disolusi tablet parasetamol generik

sedangkan profil disolusi tablet Pamol® tidak memiliki kesamaan dengan profil

disolusi dengan tablet parasetamol generik. Selain dengan melihat nilai f2, dari kurva

gambar 10, nilai rata-rata hasil uji disolusi ± SD dari tablet Biogesic® dengan tablet

parasetamol generik menunjukkan terjadinya overlapping yang telah menunjukkan

bahwa nilai tersebut adalah sama.

B. Pengambilan Plasma Darah Kelinci

Pada penelitian ini digunakan kelinci sebagai hewan percobaan. Hal ini

dikarenakan kelinci memiliki volume darah yang lebih banyak dan lebih mudah

diambil dibandingkan dengan mencit dan tikus. Darah kelinci diambil dari salah satu

telinga pada vena marginalis. Pengambilan darah dilakukan pada vena karena darah

yang keluar berupa tetesan sehingga mudah ditampung.

Penelitian ini menggunakan plasma sebagai cuplikan hayati untuk proses

analisis. Plasma dapat diperoleh dengan menambahkan antikoagulan pada darah

sehingga protein dalam darah tidak ikut mengendap. Antikoagulan yang digunakan

pada penelitian ini adalah heparin. Parasetamol bersifat asam lemah dan mudah

terikat pada protein sehingga sebagian besar parasetamol di dalam darah akan terikat

pada protein. Plasma dapat diperoleh dengan cara melakukan sentrifugasi pada darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

73

yang sudah ditampung dan diberi heparin. Apabila digunakan serum, maka

kemungkinan hanya sebagian dari parasetamol yang dapat diperoleh, karena sebagian

dari protein darah akan ikut mengendap karena tidak adanya antikoagulan, yang

menyebabkan parasetamol yang terikat dengan protein tersebut akan ikut mengendap.

Setelah pemusingan tersebut akan diperoleh cairan bening dan endapan sel-

sel darah. Untuk memisahkan parasetamol dengan protein pada cairan bening tersebut

maka perlu dilakukan proses denaturasi terlebih dahulu. Denaturasi protein ini

dilakukan dengan menambahkan asam trikloroasetat (TCA). TCA akan merusak

struktur tersier dan kuartener protein plasma sehingga ikatan antara parasetamol dan

protein plasma tidak terbentuk. Setelah itu dilakukan pemusingan selama 10 menit

dengan kecepatan 3000 rpm sehingga seluruh protein terendapkan dan parasetamol

berada di fase cair (fase bening). Kemudian fase cair tersebut dipisahkan untuk

dilakukan proses selanjutnya.

C. Validasi Metode Analisis

Metode Chafetz et al. (1971) merupakan metode penetapan kadar

parasetamol secara kolorimetri. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang

selektif untuk penetapan kadar parasetamol dalam plasma. Metode kolorimetri ini

dilakukan dengan mengubah parasetamol menjadi senyawa yang berwarna, apabila

digunakan metode spektrofotometri ultraviolet, ada kemungkinan komponen-

komponen lain dari plasma yang memiliki kromofor dan auksokrom dapat terukur

sehingga akan mengganggu penetapan kadar parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

74

Sebelum melakukan penetapan kadar parasetamol maka perlu dilakukan

validasi metode analisis terlebih dahulu. Hal ini disebabkan metode Chafetz (1971)

merupakan metode penetapan kadar parasetamol di dalam sediaan farmasi. Metode

Chafetz (1971) dimodifikasi oleh Glynn dan Kendal (1975) untuk menetapkan kadar

parasetamol di dalam plasma. Oleh sebab kondisi penelitian yang berbeda, maka

perlu dilakukan terlebih dahulu validasi metode analisis sehingga metode tersebut

sahih dan dapat digunakan.

Metode ini diawali dengan menambahkan asam klorida 6N yang berlebih

dan Natrium nitrit 10%. Campuran keduanya akan menghasilkan asam nitrit yang

kemudian akan menjadi ion nitrozonium dikarenakan masih terdapat kelebihan asam.

HCl

HNO2 H+

NaNO2

NO+

HNO2

H2O

NaCl+ +>>>

+ +ion nitrozonium

Gambar 11. Reaksi antara asam klorida dengan natrium nitrit sehingga membentuk ion nitrozonium

Ion Nitrozonium yang terbentuk akan menyebabkan terjadinya reaksi

substitusi aromatik elektrofilik pada posisi ortho dari gugus hidroksil parasetamol.

Reaksi tersebut terjadi dikarenakan gugus hidroksil pada parasetamol lebih kuat

sebagai pengarah ortho dibandingkan gugus asetamida. Hal ini disebabkan adanya

elektron bebas yang lebih banyak pada gugus hidroksil. Reaksi antara ion

nitrozonium dengan parasetamol akan menghasilkan senyawa 2-nitroso-4-

asetamidofenol yang kemudian akan teroksidasi oleh udara menjadi senyawa 2-nitro-

4-asetamidofenol yang memiliki warna kuning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

75

Warna kuning yang terbentuk merupakan hasil dari penambahan panjang

gugus kromofor dan gugus auksokrom. Peningkatan panjang gugus kromofor dan

gugus auksokrom tersebut akan menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk

melakukan transisi elektron ke tingkat eksitasi menjadi kecil sehingga panjang

gelombang senyawa tersebut akan menjadi panjang. Energi berbanding terbalik

dengan panjang gelombang. Akibatnya, intensitas warna yang terbentuk akan

meningkat.

OH

HN C

O

CH3

N

O

O

2-nitro-4-asetamidofenolberwarna kuning muda

OH

HN C

O

CH3

+ NO O

parasetamol ion nitrozonium

+ H

= kromofor

= auksokromGambar 12. Reaksi antara parasetamol dengan ion nitrozonium membentuk 2-nitro-4 asetamidofenol

Proses berikutnya adalah penambahan asam sulfamat (H2NSO3H) 15 %.

Asam sulfamat pada proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan asam nitrit

berlebihan yang dihasilkan pada reaksi sebelumnya. Asam nitrit yang berlebih

tersebut perlu dihilangkan karena dapat mengganggu kestabilan serapan 2-nitro-4-

asetamidofenol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

76

HNO2 HSO3NH2 N2 H2SO4 H2O+ + +

asam nitrit asam sulfamatGambar 13. Reaksi antara asam nitrit dengan asam sulfamat

Penambahan asam sulfamat ini harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan

melewati dinding labu dikarenakan reaksi yang terbentuk bersifat eksotermis

(melepas panas) dan reaksi ini akan menghasilkan gas nitrogen.

Tahap berikutnya adalah penambahan natrium hidroksida 10% yang

digunakan untuk membentuk suasana basa yang diperlukan untuk menetralkan sisa

asam dari reaksi-reaksi sebelumnya dan membentuk ion 2-nitro-4-asetamidofenolat.

OH-

O

HN C

O

CH3

N

O

O

H2O+ +

ion 2-nitro-4-asetamidofenolat

OH

HN C

O

CH3

N

O

O

2-nitro-4-asetamidofenolberwarna kuning muda

OH- + H+ H2O

= kromofor

= auksokrom Gambar 14. Reaksi antara 2-nitro-4-asetamidofenol dalam suasana basa menghasilkan ion 2-nitro-4-

asetamidofenolat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

77

OH

N

HN C

O

O

+ OH

O

N

HN C

O

O

O

N

HN C

O

O

+ H2O

O

CH3

O

CH3

O

CH3

H+

= kromofor

= auksokrom

berwarna orange

Gambar 15. Reaksi menstabilkan diri ion 2-nitro-4-asetamidofenolat

Ion 2-nitro-4-asetamodofenolat yang terbentuk tidak stabil sehingga akan

menstabilkan diri membentuk senyawa yang akan memberikan kromofor yang lebih

panjang dibandingkan ion 2-nitro-4-asetamidofenolat sehingga terjadi pergeseran

panjang gelombang menjadi lebih besar lagi dan menyebabkan energi yang

diperlukan menjadi lebih kecil. Akibatnya, warna yang terbentuk lebih intensif, dari

kuning menjadi orange.

Langkah terakhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan

degassing. Hal ini perlu dilakukan karena larutan yang terbentuk masih memiliki

banyak gelembung gas yang perlu dihilangkan. Gelembung tersebut perlu

dihilangkan agar diperoleh larutan yang jernih yang memenuhi persyaratan analisis

kuantitatif dengan spektrofotometri (memenuhi hukum Lambert-Beer). Gelembung

dapat mengganggu sinar yang masuk sehingga tidak semua sinar akan diteruskan

melainkan dapat dibiaskan dan dipantulkan, akibatnya serapan yang terbaca akan

menjadi lebih besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

78

+ NO

OH

HN CO

CH3

OH

HN CO

CH3

NH

O

H

OH

HN CO

CH3

N

O

O

OH

HN CO

CH3

N

O

O+OH

O

N

HN C

O

O

O

N

HN C

O

O

O

CH3

O

CH3

+H2O

Gambar 16. Mekanisme reaksi parasetamol dalam metode Chafetz et al. (1971)

1. Penentuan Operating Time (OT)

Tahap pertama dalam pengukuran kadar parasetamol secara kolorimetri

adalah penetapan operating time. Penetapan OT ini diperlukan untuk mengetahui

rentang waktu pengukuran dimana senyawa memberikan serapan yang stabil. Hal ini

berarti semua parasetamol di dalam larutan telah bereaksi dengan pereaksi pada

metode Chafetz et al. (1971).

Pada penelitian ini, penetapan OT dilakukan setelah larutan ditambah

dengan natrium hidroksida dan proses degassing. Waktu yang dibutuhkan dari

penambahan natrium hidroksida dan proses degassing hingga larutan hendak diukur

adalah ± 25 menit. Penetapan OT dilakukan selama 60 menit. Hasil dari penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

79

menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 25 menit setelah penambahan natrium

hidroksida dan degassing hingga menit ke-85, larutan tersebut memberikan serapan

yang stabil.

Gambar 17. Pengukuran operating time (OT) larutan parasetamol dalam

plasma kadar 100 μg/ml

Gambar 18. Pengukuran operating time (OT) larutan parasetamol dalam

plasma kadar 400 μg/ml

Penentuan OT ini dilakukan pada 2 seri kadar larutan parasetamol yaitu

pada kadar 100 µg/ml dan 400 µg/ml. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan secara

pasti bahwa parasetamol memiliki OT yang sama untuk kedua kadar yang berbeda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

80

dimana kedua kadar tersebut mewakili kadar kecil dan kadar besar.

2. Penentuan panjang gelombang maksimum parasetamol

Panjang gelombang maksimum adalah panjang gelombang saat suatu

senyawa memberikan serapan yang maksimum. Penentuan panjang gelombang

maksimum ini dimaksudkan agar sensitifitas serapan maksimum dan kesalahan

pembacaan serapan menjadi minimum.

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran panjang gelombang pada

panjang gelombang 380-580 nm (termasuk dalam daerah panjang gelombang sinar

tampak). Penentuan panjang gelombang maksimum ini dilakukan pada kadar 100

µg/ml dan 400 µg/ml. Hal ini bertujuan agar hasil yang didapat benar-benar

menunjukkan panjang gelombang maksimum dari senyawa tersebut.

Gambar 19. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol 100 µg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

81

Gambar 20. Pengukuran panjang gelombang maksimum larutan parasetamol 400 µg/ml

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada spektogram gambar 19

dan 20, dapat disimpulkan bahwa parasetamol dengan metode Chafetz et al. (1971)

akan memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 433,0 nm. Menurut

metode Chafetz et al. (1971), serapan maksimum parasetamol berada pada panjang

gelombang ± 430 nm. Panjang gelombang yang didapat pada penelitian ini tetap

dapat digunakan karena menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), panjang

gelombang pada saat serapan maksimum yang bisa digunakan untuk analisis apabila

selisih panjang gelombang antara teori dengan optimasi tidak lebih dari 3 nm. Jadi,

panjang gelombang yang digunakan adalah 433,0 nm.

3. Pembuatan kurva baku

Tujuan dari pembuatan kurva baku adalah untuk memperoleh persamaan

kurva baku yang digunakan untuk menghitung kadar sampel parasetamol Persamaan

kurva baku ini didapat dengan cara mengukur serapan seri kadar larutan baku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

82

parasetamol pada panjang gelombang 433,0 nm. Kemudian dilanjutkan dengan

membuat persamaan garis regresi antara kadar sebagai variabel bebas dan serapan

sebagai variabel tergantung. Hasil pengukuran serapan seri kadar larutan baku

parasetamol dan persamaan regresi kurva baku disajikan pada tabel X.

Tabel X. Data persamaan kurva baku Seri Kadar (µg/ml) Serapan

1 50,1 0,101 2 100,2 0,202 3 150,3 0,344 4 200,4 0,486 5 250,5 0,560 6 300,6 0,669 7 350,7 0,794 8 400,8 0,919

Slope = 0,00231 Intercept = 0,01214

Corr Coeff = 0,9983

Persamaan regresi y = 0,00231x - 0,01214

Dari kurva gambar 21, dapat dilihat bahwa peningkatan kadar parasetamol

akan menghasilkan peningkatan absorbansi dan hubungan tersebut bersifat linier. Hal

ini ditunjukkan dengan kurva yang terbentuk menyerupai garis lurus dan nilai

linieritas (r) yang mendekati angka 1. Oleh karena itu, persamaan kurva baku tersebut

dapat digunakan untuk menghitung kadar parasetamol. Hasil persamaan kurva baku

yaitu Y = 0,00231 X – 0,01214 selanjutnya digunakan untuk menetapkan kadar

parasetamol dalam plasma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

83

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

50.1 100 150 200 251 301 351 401

Kadar (µg/ml)

Sera

pan

Y = 0,00231x – 0,01214

Gambar 21. Kurva baku parasetamol

4. Penentuan nilai perolehan kembali, kesalahan acak dan kesalahan sistematik

Setelah ditentukan persamaan kurva baku, dilakukan penentuan nilai

perolehan kembali, kesalahan acak dan kesalahan sistematik. Hal ini dilakukan untuk

menentukan apakah metode Chafetz et al. (1971) memenuhi persyaratan kesahihan

metode analisis.

Nilai perolehan kembali (recovery) merupakan tolok ukur akurasi analisis.

Kesalahan sistematik merupakan tolok ukur inakurasi penetapan kadar, sedangkan

kesalahan acak merupakan tolok ukur imprecision suatu analisis. Kesalahan acak

identik dengan variabilitas pengukuran dan dicerminkan oleh tetapan variasi. Suatu

metode analisis dikatakan metode yang sahih apabila memiliki nilai perolehan

kembali dalam rentang 80-120%, kesalahan acak di bawah 10%, dan kesalahan

sistematik di bawah 10% (Mulja dan Suharman, 1995)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

84

Tabel XI. Nilai perolehan kembali, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak parasetamol di dalam plasma kadar 100 µg/ml

Kadar sediaan (µg/ml)

Kadar terukur (µg/ml)

Perolehan kembali (%)

Kesalahan sistematik (%)

Kesalahan acak (%)

101,2 97,03 95,88 4,12 101,2 97,90 96,74 3,26 101,2 100,49 99,30 0,70

1,83

rata-rata ± SD 98,47 ± 1,80 97,31 ± 1,78 2,69 ± 1,78

Keterangan Memenuhi syarat Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Tabel XII. Nilai perolehan kembali, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak parasetamol di dalam plasma kadar 400 µg/ml

Kadar sediaan (µg.ml)

Kadar terukur (µg/ml)

Perolehan kembali (%)

Kesalahan sistematik (%)

Kesalahan acak (%)

404,8 407,42 100,65 0,65 404,8 400,49 98,94 1,06 404,8 406,12 100,33 0,33

0,91

rata-rata ± SD 404,68 ± 3,68 99,97 ± 0,91 0,68 ± 0,37

Keterangan Memenuhi syarat Memenuhi syarat

Memenuhi syarat

Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tercantum di dalam tabel XI dan

tabel XII, kadar parasetamol dalam plasma menunjukkan nilai perolehan kembali

sebesar 98,47 ± 1,80 untuk kadar 101,2 µg/ml dan 99,97 ± 0,91 untuk kadar 404,8

µg/ml. Dengan hasil yang didapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

penetapan kadar parasetamol dalam plasma menurut Chafetz et al. (1971) memenuhi

persyaratan dengan nilai perolehan kembali masuk dalam rentang 80-120 %.

Selain perolehan kembali, didapatkan pula nilai kesalahan sistematik yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

85

2,69 ± 1,78 untuk parasetamol dalam plasma dengan kadar 101,2 µg/ml dan 0,68 ±

0,37 untuk parasetamol dalam plasma dengan kadar 404,8 µg/ml, sedangkan nilai

kesalahan acak yang diperoleh untuk parasetamol dalam plasma kadar 101,2 µg/ml

adalah 1,83% dan untuk parasetamol dalam plasma kadar 404,8 µg/ml adalah 0,91%.

Hasil tersebut memenuhi persyaratan kesahihan metode analisis dimana kesalahan

sistematik dan kesalahan acak diharapkan di bawah 10%.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa metode Chafetz et al. (1971)

merupakan metode analisis yang sahih sehingga metode tersebut dapat digunakan

sebagai metode untuk penelitian ini.

D. Orientasi Dosis dan Orientasi Waktu Pengambilan Cuplikan

Tujuan dari orientasi dosis adalah menentukan dosis yang sesuai untuk

digunakan pada penelitian ini. Dosis tersebut harus berada pada jendela terapi, yaitu

berada di atas KEM (Kadar Efek Minimum) dan di bawah KTM (Kadar Toksik

Minimum). Hal ini bertujuan agar efek yang dihasilkan tidak menyebabkan toksik

pada subjek uji sehingga subjek uji dapat digunakan kembali, selain itu, dosis tersebut

harus berada di atas KEM sehingga menimbulkan efek terapi dan kadarnya di dalam

plasma cukup besar untuk dapat dianalisis dengan metode kolorimetri yang berarti

dosis yang digunakan harus memberikan serapan yang memenuhi hukum Lambert-

Beer yaitu berada di antara 0,2-0,8.

Menurut Katzung (1995), untuk parasetamol, manusia 70 kg memiliki KEM

adalah 10-20 µg/mL, sedangkan KTM adalah > 300 µg/mL. Untuk menentukan dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

86

yang digunakan pada kelinci maka perlu diketahui terlebih dulu LD50 parasetamol

pada kelinci. Menurut The Merck Index (2001 a), LD50 parasetamol pada mencit

adalah 338 mg/kg. Nilai tersebut dikonversikan pada kelinci sehingga didapatkan

LD50 pada kelinci sebesar 6264 mg/kg. Orientasi dosis ini diawali dengan

memberikan dosis rendah yaitu sebesar 5-10% LD50 kemudian dosis dinaikkan

menurut besaran tertentu. Penelitian ini menggunakan dosis awal sebesar 625 mg/kg

kemudian dinaikkan karena serapan yang didapat belum memenuhi persyaratan

metode analisis. Dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 1200

mg/kg.

Penentuan waktu pengambilan cuplikan juga dilakukan pada tahap ini.

Penentuan waktu pengambilan cuplikan ini dapat menggambarkan apa yang terjadi

pada tiap fase farmakokinetika. Oleh sebab itu, dianjurkan cuplikan diambil pada 3

titik tahap absorpsi, 3 titik pada tahap distribusi, 3 titik pada area sekitar puncak dan 3

titik pada tahap eliminasi. Selain itu, pengambilan cuplikan sebaiknya dilakukan

sedini mungkin dan rentang waktu pada tahap-tahap awal tidak terlalu besar.

Penentuan waktu pengambilan cuplikan ini dilakukan dengan mencoba

beberapa titik waktu kemudian hasil pengukuran kadarnya dalam darah dianalisis

dengan program STRIPE (Johnston and Woolard, 1983, yang telah dimodifikasi oleh

Jung). Hal yang perlu diperhatikan adalah nilai AIC, makin kecil nilai AIC berarti

makin kecil kesalahan yang terjadi. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah

waktu paruh eliminasi yang menentukan seberapa lama waktu pengambilan cuplikan

dilakukan. Langkah awal adalah menentukan terlebih dahulu nilai t½ parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

87

Menurut Anonim (2005 c), t½ parasetamol berkisar antara 1 hingga 4 jam. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa parasetamol memiliki t½ sekitar 1 jam maka lama

pengambilan cuplikan, untuk yang menggunakan plasma adalah 3-5 kali t½, maka

peneliti mengambil cuplikan selama 3,5 kali t½ yaitu selama 210 menit.

Selain itu, juga perlu memperhatikan prosentase nilai AUC (tn-∞) terhadap

nilai AUC (0-∞). Prosentase nilai AUC (tn-∞) terhadap nilai AUC (0-∞) diusahakan

berada di bawah angka 10% dan tidak melebihi angka 20%. Pada penelitian ini

diperoleh hasil lebih dari 10%, namun masih di bawah 20%. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa waktu pengambilan cuplikan yang optimal adalah pada menit

ke-5, 10, 15, 20, 25, 35, 45, 60, 90, 120, 150, 180, dan 210.

E. Perbandingan Bioavailabilitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tablet Biogesic®

dan tablet Pamol® bioekivalen dengan tablet parasetamol generik. Penelitian ini

menggunakan pendekatan farmakokinetika, dengan cara membandingkan parameter-

parameter bioavailabilitas.

Tabel XIII. Nilai rata-rata parameter-parameter bioavailabilitas

Nilai rata-rata ± SD Parameter

Generik Biogesic® Pamol®

tmaks (menit) 24,233 ± 1,193 28,000 ± 4,371 58,467 ± 1,976

Cmaks (μg /ml) 193,927 ± 38,345 162,870 ± 34,831 156,647 ± 42,072

AUC(0 -∞) (μg.menit/ml)

22896,410 ± 3731,193

22198,470 ± 698,045

25525,490 ± 7181,70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

88

Data harga rata-rata parameter-parameter bioavailabilitas untuk tablet

parasetamol generik, Biogesic®, dan Pamol® tercantum pada tabel XIII. Parameter

bioavailabilitas untuk nilai Cmaks dan AUC(0--∞) diubah menjadi bentuk ln terlebih

dahulu, sedangkan nilai tmaks tidak diubah menjadi ln, baru kemudian dilakukan

analisis statistik dengan menggunakan program SPSS 14.0 dengan metode ANOVA.

Nilai Cmaks dan AUC(0--∞) diubah menjadi nilai ln karena kinetika obat mengikuti

kinetika orde satu sehingga untuk memperoleh distribusi normal dan varians yang

homogen perlu dalam skala logaritmik (ditunjukkan pada gambar 22 dan gambar 23).

Hasil analisis statistik dengan taraf kepercayaan 90% menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna apabila nilai Sig < 0,100. Apabila nilai Sig > 0,100 menunjukkan

adanya perbedaan yang tidak bermakna.

Hasil pengolahan data dengan program STRIPE (Johnston and Woolard,

1983, yang telah dimodifikasi oleh Jung) menunjukkan adanya lag time pada semua

produk obat. Lag time merupakan penundaan waktu absorpsi sebelum permulaan

absorpsi obat. Lag time dapat terjadi akibat dari faktor-faktor fisiologik hewan uji

seperti waktu pengosongan lambung yang besar dan pergerakan usus yang lambat

sehingga menunda absorpsi obat.

Perbandingan bioavailabilitas ditunjukkan dengan membandingkan

parameter-parameter bioavailabilitas yaitu nilai tmaks, Cmaks, dan AUC yang didapat

dari pengolahan data dengan program STRIPE (Johnston and Woolard, 1983, yang

telah dimodifikasi oleh Jung).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

89

1. Nilai tmaks

Nilai tmaks adalah waktu yang diperlukan obat untuk mencapai konsentrasi

maksimum di dalam plasma. tmaks tidak tergantung pada dosis melainkan tergantung

pada tetapan laju absorpsi (ka) dan tetapan laju eliminasi (kel).

kel) - (kakelka log 2,303

kel) - (ka

kelkaln

kel) - (ka

kelln - kaln t maks

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

=== (17)

Jika dianggap nilai tetapan laju eliminasi (kel) konstan maka tmaks akan

mencerminkan nilai tetapan laju absorpsi yang terjadi (ka) yang menunjukkan

seberapa cepat obat terabsorpsi, yang berarti nilai tmaks menentukan bioavailabilitas

obat. Oleh sebab itu, nilai tmaks merupakan salah satu parameter bioavailabilitas obat.

Tabel XIV. Hasil analisis statistik tmaks

90% Confidence Interval

Obat (I) Obat (J) Mean

difference (I-J)

Std Error

Sig Lower Bound

Upper Bound

generik biogesic -3,7667 2,33032 0,310 -9,6301 2,0968

pamol -34,2333* 2,33032 0,000 -40,0968 -28,3699

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tmaks tablet Pamol® berbeda bermakna

terhadap tmaks tablet parasetamol generik, sedangkan tmaks tablet Biogesic® berbeda

tidak bermakna terhadap tmaks tablet parasetamol generik. Nilai tmaks tablet Pamol®

lebih besar dibandingkan dengan tmaks tablet parasetamol generik, ini menunjukkan

waktu yang diperlukan tablet Pamol® untuk mencapai konsentrasi maksimum dalam

plasma lebih besar, hal ini juga menunjukkan bahwa nilai ka tablet Pamol® lebih kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

90

dibandingkan tablet Biogesic® dan tablet parasetamol generik yang berarti tablet

Pamol® diabsorpsi lebih lambat.

2. Cmaks

Cmaks adalah konsentrasi maksimum yang dapat dicapai obat di dalam

plasma. Cmaks berbanding langsung dengan dosis yang diberikan (D0) dan fraksi obat

yang terabsorpsi (fa) serta berbanding terbalik dengan Vd. Cmaks merupakan salah satu

parameter bioavailabilitas yang penting dikarenakan Cmaks yang merupakan

konsentrasi maksimum obat di dalam darah, merupakan petunjuk apakah konsentrasi

yang dicapai melebihi KEM (Kadar Efek Minimum) sehingga menghasilkan efek

terapi yang diharapkan dan juga sebagai petunjuk apakah konsentrasi yang dicapai

masih berada di bawah KTM (Kadar Toksik Minimum) sehingga tidak terjadi efek

toksik. Hal ini penting karena ada hubungan antara efek farmakologi dengan

konsentrasi obat di dalam plasma.

tmaks kel-a maks e

VdDosis f

C ⋅⋅⋅

= (18)

Tabel XV. Hasil analisis statistik ln Cmaks

90% Confidence Interval

Obat (I) Obat (J) Mean

difference (I-J)

Std Error

Sig Lower Bound

Upper Bound

generik biogesic 0,1768 0,18699 0,634 -0,2937 0,6473

pamol 0,2249 0,18699 0,494 -0,2456 0,6954

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

91

Dari hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Cmaks yang

dihasilkan tablet parasetamol generik, tablet Pamol®, dan tablet Biogesic® berbeda

tidak bermakna. Hasil ini didukung dengan pemberian dosis yang homogen dan nilai

Vd ketiga produk tablet tersebut tidak memiliki perbedaan bermakna (homogen).

3. AUC (0-∞)

AUC(0-∞) merupakan ukuran dari jumlah obat di dalam darah. Nilai AUC(0-∞)

tidak tergantung rute pemberian.

el

ainf)-(0 k x Vd

f x D AUC = (19)

atau Cl

f x D AUC a

inf)-(0 = (20)

Nilai AUC(0-∞) berbanding lurus dengan dosis (D), fraksi obat yang terabsorpsi (fa)

dan berbanding terbalik dengan volume distribusi (Vd), tetapan laju eliminasi (kel)

dan klirens (Cl).

Dari persamaan di atas, dengan dosis dan klirens dianggap tetap, maka nilai

AUC(0-∞) mencerminkan nilai fa yang berarti menunjukkan seberapa banyak obat

yang terabsorpsi, oleh sebab itu, nilai AUC merupakan parameter bioavailabilitas

yang penting. AUC dihitung dari profil kurva konsentrasi obat dalam plasma versus

waktu. Dari kurva tersebut dapat diketahui durasi obat dan keamanan obat tersebut.

Keamanan obat dapat dilihat dari apakah konsentrasi obat dalam plasma berada di

bawah Kadar Toksik Minimum (KTM).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

92

Tabel XVI. Hasil analisis statistik ln AUC(0-∞)

90% Confidence Interval

Obat (I) Obat (J) Mean

difference (I-J)

Std Error

Sig Lower Bound

Upper Bound

generik biogesic 0,0222 0,15126 0,988 -0,3584 0,4028

pamol -0,0925 0,15126 0,819 -0,4731 0,2881

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa AUC(0-∞) tablet

parasetamol generik, tablet Biogesic®, dan tablet Pamol® adalah berbeda tidak

bermakna. Ini menunjukkan jumlah parasetamol yang masuk dalam tubuh adalah

sama. Karena AUC(0-∞) yang dihasilkan ketiganya adalah sama, maka kemungkinan

kualitas efek yang dihasilkan juga akan sama dan ketiganya memiliki taraf keamanan

yang sama. Nilai AUC(0-∞) yang sama menunjukkan durasi parasetamol dalam ketiga

tablet tersebut adalah sama, hal ini ditunjukkan dari gambar 22 dan gambar 23, selain

menghasilkan kurva yang mirip, pada menit ke-210 hasil penelitian menunjukkan

nilai kadar parasetamol dalam plasma yang sama, ditunjukkan dari terjadinya

overlapping.

Pada gambar 23, dapat dilihat bahwa tablet Pamol® mencapai puncak paling

lambat dibandingkan yang lain, namun pada menit ke-210, menghasilkan kadar

parasetamol dalam plasma yang sama dengan yang lainnya. Hal ini menunjukkan

proses absorpsi parasetamol pada tablet Pamol® lebih lama dibandingkan tablet yang

lain, dan proses eliminasi tablet Pamol® lebih cepat dibandingkan tablet yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

93

Kurva kadar Pct dalam plasma vs waktu

0255075

100125150175200225250

0 50 100 150 200 250waktu (menit)

Cp

(kad

ar p

ct d

alam

pla

sma

Generik

Biogesic

Pamol

Gambar 22. Kurva rata-rata kadar parasetamol dalam plasma versus waktu

Kurva rata-rata ln kadar pct dalam plasma vs waktu

0

1

2

3

4

5

6

0 50 100 150 200 250waktu (menit)

ln C

p GenerikBiogesicPamol

Gambar 23. Kurva rata-rata ln kadar parasetamol dalam plasma versus waktu

Dari hasil tabel XIV, dapat diketahui bahwa tmaks tablet Pamol® berbeda

bermakna dari tmaks parasetamol generik. Nilai tmaks tablet Pamol® paling besar

dibandingkan yang lain. Kemungkinan penyebabnya adalah karena tablet Pamol®

memiliki waktu disolusi yang paling lama, yang menunjukkan parasetamol di dalam

tablet Pamol® butuh waktu lebih lama untuk lepas dari tablet dan larut di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

94

cairan gastrointestinal. Dari tabel VIII, dapat dilihat bahwa tablet Pamol® memiliki

prosentase pelepasan parasetamol terkecil.

Dilihat dari proses sebelum terjadi disolusi adalah proses disintegrasi,

disintegrasi yang lambat akan menyebabkan proses disolusi lebih lambat ditunjukkan

dari nilai waktu hancur tablet Pamol® paling besar dibandingkan tablet Biogesic® dan

tablet parasetamol generik. Disintegrasi yang paling lambat dibandingkan yang

lainnya mungkin karena bahan penghancur dari tablet Pamol® dan kekerasan tablet

yang tinggi. Kekerasan tablet Pamol® paling kecil dibandingkan yang lain sehingga

faktor kekerasan bukan merupakan penyebab proses disolusi yang lambat ini. Ada

kemungkinan akibat bahan pengikat di dalam tablet Pamol® terlalu kuat mengikat

maka tablet Pamol® akan lebih lama hancur.

Disolusi tablet Pamol® yang lebih lambat dapat dikarenakan tablet Pamol®

lebih sulit larut sehingga konsentrasi obat larut jenuh pada lapisan difusi menjadi

lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan adanya bahan-bahan eksipien yang menurunkan

kelarutan bisa akibat terbentuknya kompleks sulit larut di dalam bentuk sediaan

tersebut sehingga hanya sedikit obat yang dapat larut dalam lapisan difusi.

Kemungkinan penyebab yang lain adalah luas permukaan efektif partikel

obat untuk larut kecil akibat terjadi agregasi di dalam bentuk sediaan sehingga ukuran

partikel menjadi besar dan menurunkan luas permukaan efektif partikel obat. Ada

kemungkinan juga setelah tablet disintegrasi menjadi granul dan mengalami

deagregasi menjadi partikel-partikel kecil, ukuran granul dan ukuran partikel tablet

Pamol® tidak homogen dan lebih besar dibandingkan tablet Biogesic® dan tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

95

parasetamol generik sehingga menurunkan luas permukaan efektif obat dan

menurunkan kelarutan obat. Karena disolusi tablet Pamol® paling kecil berarti waktu

yang diperlukan tablet Pamol® untuk melepaskan semua parasetamol di dalamnya

dan larut di dalam cairan gastrointestinal kemungkinan adalah yang paling lama,

sehingga menyebabkan tmaks yang diperoleh lebih besar dibandingkan tmaks tablet

parasetamol generik dan tablet Biogesic®.

Hasil penelitian menunjukkan Cmaks yang dihasilkan tablet Pamol® paling

kecil dibandingkan tablet yang lainnya. Penyebabnya adalah akibat proses absorpsi

pada tablet Pamol® berjalan paling lama maka ada kemungkinan obat mengalami

degradasi sehingga menurunkan konsentrasi obat yang masuk ke dalam plasma.

Namun, nilai AUC(0-∞) tablet Pamol® paling besar, hal ini bisa dikarenakan

kemungkinan fraksi non ion dari tablet Pamol® paling besar sehingga paling banyak

yang terabsorpsi. Kemungkinan jumlah fraksi non ion tablet Pamol® besar akibat

faktor psikologik hewan uji yang dalam keadaan stres sehingga sekresi asam lambung

menjadi berlebihan dan menyebabkan media menjadi lebih asam. Dalam pH media

yang lebih asam, maka fraksi non ion dari parasetamol akan berjumlah lebih besar.

Karena fraksi non ion yang terbentuk berjumlah lebih besar maka jumlah yang

terabsorpsi menjadi lebih besar.

Tablet Biogesic® memiliki nilai kekerasan yang terbesar tapi memiliki

waktu hancur yang terkecil, yang berarti bahan penghancur yang digunakan pada

tablet Biogesic® bekerja dengan baik karena begitu tablet kontak dengan air,

kemungkinan bahan penghancurnya segera mengembang dan menekan tablet untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

96

segera hancur. Tablet Biogesic® paling cepat hancur maka kemungkinan tablet

Biogesic® paling cepat terdisolusi dan hasil penelitian menunjukkan hal yang serupa

karena pada menit ke-30 tablet Biogesic® memiliki prosentase kumulatif terbesar

(ditunjukkan pada tabel VIII).

Proses setelah disolusi adalah obat akan menembus membran dan

terabsorpsi. Parasetamol dalam tablet Biogesic® paling cepat larut dalam cairan

gastrointestinal dan segera tersedia untuk diabsorpsi sehingga kemungkinan tablet

Biogesic® memiliki nilai tmaks yang terkecil. Namun, hasil penelitian menunjukkan

nilai tmaks tablet Biogesic® lebih besar daripada tmaks tablet parasetamol generik, nilai

Cmaks tablet Biogesic® lebih kecil daripada Cmaks tablet parasetamol generik, dan nilai

AUC(0-∞) tablet Biogesic® lebih kecil daripada AUC(0-∞) tablet parasetamol generik.

Hal ini berarti ada perbedaan kemampuan parasetamol dalam menembus membran,

sehingga lebih lama mencapai puncak dan menghasilkan jumlah parasetamol yang

lebih kecil. Parasetamol dalam tablet Biogesic® membutuhkan waktu lebih lama

untuk menembus membran. Kemungkinan penyebabnya adalah adanya kompleksasi

antara parasetamol dengan eksipien yang mungkin menyebabkan parasetamol sulit

untuk menembus membran. Selain itu, ada kemungkinan fraksi non ion yang

terbentuk lebih kecil akibat pH media yang kurang asam yang disebabkan variabilitas

dari hewan uji.

Penyebab lain mungkin bukan berasal dari sisi faktor obat tapi dari faktor

hewan uji. Misalkan waktu pengosongan lambung yang lebih kecil maka obat akan

cepat dibawa ke usus dan diabsorpsi. Akibat obat terlalu cepat diabsorpsi maka ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

97

kemungkinan obat belum sepenuhnya dalam bentuk larutan sehingga terjadi

penurunan konsentrasi obat yang terabsorpsi. Kemungkinan yang lain adalah apabila

obat terlalu lama tinggal di dalam saluran gastrointestinal maka ada bagian dari obat

yang terdegradasi sehingga terjadi penurunan konsentrasi obat yang terabsorpsi.

Selain itu, salah satu variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan

adalah keadaan patologis hewan uji, maka ada kemungkinan pada saat dilakukan

penelitian hewan uji sedang mengalami suatu penyakit seperti diare sehingga

motilitas usus berjalan lebih cepat, maka ada kemungkinan tidak semua obat

terabsorpsi dan terjadi penurunan konsentrasi obat di dalam darah.

Hasil penelitian menunjukkan nilai AUC(0-∞), Cmaks yang homogen untuk

ketiga produk tablet yang diuji. Menurut Anonim (2004 b), suatu produk uji (test = T)

dan produk pembanding (reference = R) dikatakan bioekivalen jika :

a. Rasio nilai rata-rata geometrik AUCT / AUCR = 1,00 dengan 90% CI =

80-125%,

0,8 < R

T

AUCgeometrik rata-rata nilaiAUCgeometrik rata-rata nilai < 1,25

b. Rasio nilai rata-rata geometrik (Cmaks)T / (Cmaks)R = 1,00 dengan 90%

CI = 80-125%

0,8 < Rmaks

Tmaks

)C(geometrik rata-rata nilai)C(geometrik rata-rata nilai < 1,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

98

c. Perbandingan nilai tmaks dilakukan hanya jika ada claim yang relevan

secara klinik mengenai pelepasan atau kerja yang cepat atau adanya

tanda-tanda yang berhubungan dengan efek samping obat.

Menurut Chereson (1999), selain perbandingan nilai ln AUC(0-∞) dan ln Cnaks,

perbandingan nilai tmaks juga merupakan kriteria bioekivalen suatu produk obat.

0,8 < R maks

T maks

tgeometrik rata-rata nilaitgeometrik rata-rata nilai < 1,25.

Tabel XVII. Nilai rata-rata geometrik parameter-parameter bioavailabilitas Nilai rata-rata geometrik Parameter Generik Biogesic® Pamol®

tmaks (menit) 24,21 27,76 58,44 Cmaks (μg/ml) 191,44 160,42 152,88

AUC(0-∞) (μg.menit/ml)

22688,67 22191,23 24887,52

Berdasarkan ketiga hal tersebut maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Perbandingan nilai rata-rata geometrik tablet Biogesic® dengan tablet parasetamol

generik

o (AUC(0-∞))Biogesic® / (AUC(0-∞))generik = 0,978

o (Cmaks)Biogesic® / (Cmaks)generik = 0,840

o (tmaks)Biogesic® / (tmaks)generik = 1,147

Melihat dari hasil tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan jika tablet Biogesic®

bioekivalen terhadap tablet parasetamol generik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

99

Perbandingan nilai rata-rata geometrik tablet Pamol® dengan tablet parasetamol

generik

o (AUC(0-∞))Pamol® / (AUC(0-∞))generik = 1,097

o (Cmaks)Pamol® / (Cmaks)generik = 0,799

o (tmaks)Pamol® / (tmaks)generik = 2,414

Melihat dari hasil tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan jika tablet Pamol®

bioinekivalen terhadap tablet parasetamol generik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tablet Biogesic® bioekivalen

terhadap tablet parasetamol generik, sedangkan tablet Pamol® bioinekivalen terhadap

tablet parasetamol generik. Melihat dari profil disolusi yang menunjukkan kesamaan

antara tablet Biogesic® dengan tablet parasetamol generik dan menunjukkan

ketidaksamaan antara tablet Pamol® dengan tablet parasetamol generik berarti dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang baik antara profil disolusi

dengan profil bioavailabilitas dikarenakan profil bioavailabilitas yang dihasilkan

menunjukkan hasil yang serupa.

Penelitian ini bukan merupakan penelitian yang sempurna dan masih

memiliki kekurangan-kekurangan. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak keterbatasan sehingga banyak hal yang dinilai seharusnya dilakukan dalam

penelitian ini. Seharusnya dalam penelitian ini hanya digunakan buku acuan yang

terbaru. Namun, penelitian ini masih menggunakan Farmakope Indonesia edisi ke-III

(1979) dan Farmakope Indonesia edisi ke-IV (1995). Penelitian ini juga seharusnya

melakukan uji ukuran partikel dan distribusinya sehingga data ukuran partikel dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

100

distribusinya dapat termasuk salah satu data pendukung untuk menganalisis profil

bioavailabilitas. Selain itu, seharusnya dalam penelitian ini digunakan

spektrofotometer yang sama untuk uji disolusi dan uji bioavailabilitas.

Dalam penelitian ini hanya dilakukan uji keseragaman bobot dan tidak

melakukan uji keseragaman kandungan aktif dalam tablet yang diteliti. Selain itu,

hanya diasumsikan jumlah parasetamol yang terdapat di tiap tablet benar-benar

sebesar 500 mg (dengan rentang 90% - 110%). Padahal belum tentu tiap tablet

mengandung jumlah tersebut, sehingga penelitian ini seharusnya tetap melakukan uji

keseragaman zat aktif dengan melakukan penetapan kadar parasetamol dalam tiap

tablet sehingga diketahui dengan pasti jumlah parasetamol yang ada di dalam tablet

yang diteliti, dan hasil tersebut dapat digunakan pula sebagai suatu data pendukung

analisis profil bioavailabilitas. Dengan menyadari dan mengakui semua kekurangan-

kekurangan di dalam penelitian ini, diharapkan dapat menginspirasi penelitian

selanjutnya untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Profil bioavailabilitas tablet Biogesic® sama dengan tablet parasetamol generik.

2. Profil bioavailabilitas tablet Pamol® tidak sama dengan tablet parasetamol

generik.

Perbandingan bioavailabilitas yang dihasilkan yaitu :

a. tmaks tablet Pamol® berbeda bermakna dengan tablet parasetamol generik. tmaks

tablet Biogesic® berbeda tidak bermakna dengan tablet parasetamol generik.

tmaks tablet parasetamol generik = 24,233 ± 1,193 menit

tmaks tablet Biogesic® = 28,000 ± 4,371 menit

tmaks tablet Pamol® = 58,467 ± 1,976 menit

b. Cmaks tablet Biogesic® dan tablet Pamol® berbeda tidak bermakna dengan

tablet parasetamol generik.

Cmaks tablet parasetamol generik = 193,927 ± 38,345 μg /ml

Cmaks tablet Biogesic® = 162,870 ± 34,831 μg /ml

Cmaks tablet Pamol® = 156,647 ± 42,072 μg /ml

c. AUC(0-∞) tablet Biogesic® dan tablet Pamol® berbeda tidak bermakna dengan

tablet parasetamol generik.

AUC(0-∞) tablet parasetamol generik = 22896,410 ± 3731,193 μg. menit /ml

AUC(0-∞) tablet Biogesic® = 22198,470 ± 698,045 μg. menit /ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

102

AUC(0-∞) tablet Pamol® = 25525,490 ± 7181,70 μg. menit /ml

3. Tablet Biogesic® bioekivalen dengan tablet parasetamol generik.

4. Tablet Pamol® bioinekivalen dengan tablet parasetamol generik.

B. Saran

1. Penelitian serupa dengan melakukan uji sifat fisik yang lebih lengkap dan tepat

khususnya perlu diikutsertakan uji ukuran partikel dan distribusinya serta uji

keseragaman zat aktif.

2. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui ekivalensi terapeutik antara parasetamol

generik dengan parasetamol dagang (pendekatan farmakodinamika).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

103

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 6-7, 37, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649-650, 999, 1066, 1087,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2001 a, The Merck Index, 13th Edition, 10, Merck & Co.Inc., Whitehouse

Station, New Jersey Anonim, 2001 b, Professional’s Handbook of Drug Therapy for Pain, 40,

Springhouse Corporation, Springhouse Anonim, 2004 a, A to Z Drug Facts, 5th Edition, 7-8, Facts and Comparison, Missouri

USA Anonim, 2004 b, Pedoman Uji Bioekivalensi, 1-2, 8-9, 12, 19, 22-28, Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2005 a, The Official Compendia of Standards 2005 : The United States

Pharmacopeia 28 – The National Formulary 23, 2411-2412, 2745, United States Pharmacopeia Convention Inc., USA

Anonim, 2005 b, Drug Information for The Health Care Professional, Volume I, 25th

Edition, 10, Thompson MICROMEDEX, USA Ansel, H. C., 1969, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, 296-297, Lea &

Febiger, USA Basset, J., Denney, R. C., Jeffrey, G. H., and Mendham J., 1991, Vogel’s Textbook if

Quantitative Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, diterjemahkan oleh A. Hadyana Pudjaatmaka, L. Setiono, Edisi IV, 847, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Belal S., Elsayed, M. A-H., El-Waliely, A., and Abdine, H.,1979, Colorimetric

Acetaminophen Determination in Pharmaceutical Formulation, J. Pharm. Sci, 68, 750-752

Benet, L. Z., 1992, Farmakokinetik : 1. Absorpsi, Distribusi dan Ekskresi, dalam

Katzung, B. G. Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh Binawati H. Kotualubun dkk., Edisi 3, 29, 448-449, Penerbit Buku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

104

Kedokteran EGC, Jakarta Bowman, W. C., and Rand, M. J., 1990, Textbook of Pharmacology, 2nd Edition,

26.34, 26.35, 40.1, Oxford Blackwell Scientific Publications, Cambridge Chafetz et al, U., Daly, R. E., Schriftman, H., and Lomner, J. J., 1971, Selective

Colorimetric Determination of Acetaminophen, J. Pharm. Sci, 60, 463-466 Chamberlain, J., 1995, The Analysis of Drugs in Biological Fluids, 2nd Edition, 38-40

CRC Press, Inc., USA Chereson, R., 1999, Bioavailability, Bioequivalence, and Drug Selection, in Makoid,

M. C., Vuchetich, P. J., and Banakar, U. V., (Eds), Basic Pharmacokinetics, First Edition, 8-3, 8-20, 8-30, 8-31, 8-32, Available from http://kiwi.creighton.edu/pkinbook/

Chow, Shein-Chung., and Jen-Pei Liu, 2000, Design and Analysis of Bioavailability

and Bioequivalence Studies, Second Edition, Revised and Expanded, 37-38, Marcel-Dekker, Inc., New York

Clark, B., and Smith, D. A., 1993, An Introduction to Pharmacokinetics, Revised

Second Edition, 1-2, Blackwell Scientific Publications, USA Connors, K. A., 1982, A Textbook of Pharmaceutical Analysis, 3rd Edition, 540-567,

Interscince Publisher, John Wiley & Sons, New York, USA Connors, K. A., Amidon, G. L., and Stella, V. J., 1986, Chemical Stability of

Pharmaceuticals : A Handbook for Pharmacists, 2nd Edition, 163, 167, John Wiley & Sons, USA

Frisell, W. R., 1982, Human Biochemistry, 423-427, McMillan Publishing Co., Inc.,

USA Gibson, G. G., and Skett, P., 1991, Introduction to Drug Metabolism, diterjemahkan

oleh Iis Aisyiah, 189-191, UI Press, Jakarta Glynn, J. P., and Kendal, S. E., 1975, Paracetamol Measurement, The Lancet, 7916,

Volume I, 1147 Hanson, G. R., 2000, Analgesic, Antipyretic, and Anti-Inflammatory Drugs, in

Gennaro, A. R., et al, (Eds), Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th Edition, 1455, Philadelphia College of Pharmacy and Science, Philadelphia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

105

Johnston, A., and Woolard, R. C., 1983, STRIPE : A Computer Program for Pharmacokinetics, J. Pharmacol. Math., 9, 193-199

Khopkar S. M., 1990, Basic Concepts of Analytical Chemistry, diterjemahkan oleh

Saptoraharjo, A., 193, 204, UI Press, Jakarta Kottke, M. K., and Rudnic, E. M., 2002, Tablet Dosage Forms, in Banker, G.S, and

Rhodes, C.T., (Eds.), Modern Pharmaceutics, 4th Edition, 287, 330, Marcell Dekker Inc., New York

Lacy, C. F., Armstrong, L. L., Goldman, M. P., and Lance, L. L., 2003, Drug

Information Handbook, 11th Edition, 25, Lexi-Comp, Ohio Lestari, C. S., Rahayu, S., Rya, H., Suhardjono, Maisunah, Soewarni, S., dkk., 2002,

Seni Menulis Resep Teori & Praktek, 27-36, p.t. perca, Jakarta Malinowski, H. J., 2000, Bioavailability and Bioequivalency Testing in Gennaro, A.

R., et al., (Eds), Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th Edition, 995-1001, Philadelphia College of Pharmacy and Science, Philadelphia

Makoid, M. C., and Cobby, J.,2000, Introduction, in Makoid, M. C., Vuchetich, P. J.,

and Banakar, U. V., (Eds), Basic Pharmacokinetics, First Edition, 1-2, Available from http://pharmacy.creighton.edu/pha443/pdf/

Mayersohn, M., 2002, Principles of Drug Absorption, in Banker, G. S., and Rhodes,

C. T., (Eds), Modern Pharmaceutics, Fourth Edition, Revised and Expanded, 23-52, Marcel Dekker, Inc., New York

McGilveray, I. J., and Mattok, G. L., 1972, Some Factors Affecting the Absorption of

Paracetamol, J. Pharm. Pharmac., 24, 615-619 Melmon, K. L., and Morelli, H. F., 1992, Melmon and Morelli’s : Clinical

Pharmacology Basic Principles in Therapeutics, 3rd Edition, 1032-1033, McGraw-Hill, USA

Montgomery, R., Conway, T.W., Spector, A.A., 1993, Biochemistry : A Case-

Oriented Approach,alih bahasa Staf Pengajar FKUI, Edisi I, jilid 1, 89-91, Binarupa, Jakarta

Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-7, Airlangga University

Press, Surabaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

106

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayer, P.A., Rodwell, V.W., 1990, Biokima Harper (Harper’s Biochemistry) Edisi ke-22, diterjemahkan oleh dr. Andry Hartono, 738, Penerbit Buku Kedoteran EGC, Jakarta

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat : Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,

diterjemahkan oleh Dr. Mathilda B. Widianto dan Dr. Anna Setiadi Ranti, Edisi ke-5, 5-6, 199-201, ITB, Bandung

Mutschler, E., Derendorf, H., Schäfer-Korting, M., Elrod, K., and Estes, K. S., 1995,

Drug Actions : Basic Principle and Therapeutic Aspects, 33-35, 167, Medpharm Scientific Publishers, Stuttgart

Proudfoot, S. G., 1990, Factors Influencing Bioavailability : Factors Influencing Drug

Absorption from The Gastrointestinal Tract, in Aulton, M. E., (Eds), Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 135-170, ELBS with Churchill Livingstone, UK

Roth, H. J., and Blaschke, G., 1981, Pharmaceutical Analysis, diterjemahkan oleh

Sarjoko Kisman dan Slamet Ibrahim, 359-361, 373, UGM Press, Yogyakarta Setiawati, A., Zulnida, S. B., Suyatna, F. D., 2002 a, Pengantar Farmakologi, dalam

Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi, (Eds), Farmakologi dan Terapi, Edisi 4 (Dengan Perbaikan), 1-10, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Setiawati, A., 2002 b, Farmakokinetik Klinik, dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy,

R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi, (Eds),Farmakologi dan Terapi Edisi 4 (Dengan Perbaikan), 811-816, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Shargel, L., Wu-Pong, S., and Yu, A. B. C., 2005, Applied Biopharmaceutics &

Pharmacokinetics, 5th Edition, 3, 9-16, 413-442, 456-458, 465-468, Mc Graw Hill Companies, Singapore

Suryawati, S. dan Donatus, I. A., 1998, Ketersediaan Hayati Obat pada Manusia,

Kursus Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Wagner, G. J., 1975, Fundamentals of Clinical Pharmacokinetics, 1st Edition, 1-21,

Drug Intelligence. Inc, Illinois Widdop, B., 1986, Hospital Toxicology and Drug Abuse Screening, in Moffat A.C.,

Jackson, J.V., Moss, M.B., Widdop, B., Greenfiled, E.S., (Eds), Clarke’s Isolation and Identification of Drugs in Pharmaceuticals, Body Fluids, and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

107

Post Mortem Material, 2nd Edition, 23, The Pharmaceutical Press, London

Wilkinson, G. R., 2001, Pharmacokinetics : The Dynamics of Drug Absorption,

Distribution and Elimination, in Goodman & Gilman’s, (Eds), The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th Edition, 3-24, Mc Graw-Hill, USA

Wilmana, P. F., 2002, Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid

dan Obat Pirai, dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi, (Eds), Farmakologi dan Terapi Edisi 4 (Dengan Perbaikan), 214, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

108

Lampiran 1. Hasil uji keseragaman bobot

Tabel XVIII. Hasil uji keseragaman bobot

Bobot (mg) Tablet Generik Biogesic® Pamol®

1 604,2 659,0 656,4 2 603,3 663,4 663,4 3 599,7 655,1 668,0 4 606,1 656,3 653,5 5 600,2 658,6 667,4 6 605,0 661,5 661,1 7 604,2 665,5 659,4 8 601,8 660,6 667,2 9 600,1 659,6 666,5 10 600,9 671,0 656,0 11 594,0 661,6 659,4 12 603,3 661,0 663,6 13 612,4 660,2 663,0 14 599,9 659,2 658,5 15 602,6 666,5 658,7 16 590,9 656,8 673,7 17 607,8 660,7 659,9 18 601,9 658,1 663,6 19 610,4 655,5 664,2 20 601,6 652,3 649,1

Rata-Rata 602,5 660,1 661,63 SD 4,87 4,27 5,65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

109

Lampiran 2. Hasil uji kekerasan

Tabel XIX. Hasil uji kekerasan

Tekanan (KP) Tablet Generik Biogesic® Pamol®

1 14,6 22,4 10,3 2 15,5 23,5 10,6 3 14,7 23,6 10,3 4 17,2 26,3 11,8 5 15,0 25,8 11,0 6 17,8 26,0 11,7 7 15,3 26,0 10,6 8 15,6 23,6 10,1 9 16,9 26,4 9,7 10 17,1 24,2 10,9 11 18,2 23,1 10,5 12 15,1 22,2 11,0 13 17,0 25,1 11,5 14 15,9 20,8 10,5 15 18,1 19,0 10,9 16 17,7 24,1 10,8 17 17,0 25,4 11,4 18 14,8 26,1 11,3 19 15,8 22,6 11,5 20 16,2 23,3 10,3

Rata-rata 16,3 24,0 10,8 SD 1,2 1,2 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

110

Lampiran 3. Contoh cara perhitungan data disolusi Penimbangan parasetamol Bobot kertas : 0,3932 Bobot kertas + parasetamol : 0,4436 Bobot kertas +sisa : 0,3932 Bobot parasetamol : 0,0504 = 50,4 mg Pembuatan larutan persediaan parasetamol 1 mg/ml = 0,01 mg%

50,4 mg parasetamol dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa hingga volume 50 ml, sehingga konsentrasi larutan menjadi 1,008 mg/ml = 1008 µg/ml.

Pembuatan larutan intermediet parasetamol

1 ml larutan persediaan dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa hingga volume 50 ml, sehingga konsentrasi larutan menjadi

ml/g16,20501x1008 μ=

Pembuatan seri kadar kurva baku 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0; dan 4,5 ml larutan intermediet parasetamol dilarutkan dalam larutan dapar fosfat monobasa hingga volume 10 ml. Contoh perhitungan konsentrasi larutan : C1 . V1 = C2 . V2 20,16 µg/ml . 1,5 ml = C2 . 10 ml C2 = 3,02 µg/ml Konsentrasi larutan seri kadar kurva baku untuk uji disolusi berdasarkan cara perhitungan di atas : 3,02; 4,03; 5,04; 6,05; 7,06; 8,07; dan 9,08 µg/ml.

Persamaan kurva baku : Y = 0,08331 X + 0,01598 Contoh cara perhitungan kadar parasetamol yang diperoleh : Pada menit ke-10, diambil sampel sebanyak 5 ml. Kemudian dilakukan pengenceran. Ambil 1 ml, masukkan ke labu ukur 25 ml, tambahkan larutan dapar hingga tanda. (larutan A). Kemudian dilakukan pengenceran lagi. Ambil 3 ml larutan A, masukkan ke labu ukur 10 ml, tambahkan larutan dapar hingga tanda. Ukur serapan pada panjang gelombang 243,1 nm.

Serapan (Y) = 0,433 X = 0,083310,01598 - 0,433

= 5,006 μg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

111

Kadar sebelum pengenceran (C) = 5,006 μg/ml x 3

10 x 125 = 417,667 μg/ml.

Dalam 5 ml sampel terdapat parasetamol sebanyak (Q5) = 417,667 μg/ml x 5 ml = 2088,335 μg = 2,088 mg Dalam media 900 ml terdapat parasetamol sebanyak (Q900) = 417,667 µg/ml x 900 ml = 375900,3 µg = 375,900 mg Contoh cara perhitungan Qkum, pada menit ke-20 diperoleh serapan sebesar = 0,443 sehingga dengan cara perhitungan di atas diperoleh C = 427,167 µg/ml, Q5 = 2,136 mg, Q900 = 384,450 mg, Qkum = Q900 + Q5 (menit ke-10) = 384,450 + 2,088 = 386,538 mg Perhitungan Qkum menit ke-30 = Q900 + Q5 (menit ke-20) + Q5 (menit ke-10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

112

Lampiran 4. Hasil uji disolusi

Tabel XX. Hasil uji disolusi tablet parasetamol generik

Replikasi Waktu (menit) Absorbansi C(µg/ml) Q5 (mg) Q900

(mg) Qkum (mg) %Qkum

10 0,433 417,167 2,086 375,450 375,450 75,09020 0,443 427,167 2,136 384,450 386,536 77,307I 30 0,476 460,167 2,301 414,150 418,372 83,67410 0,453 437,167 2,186 393,450 393,450 78,69020 0,454 438,167 2,191 394,350 396,536 79,307II 30 0,468 452,167 2,261 406,950 411,327 82,26510 0,425 409,167 2,046 368,250 368,250 73,65020 0,465 449,167 2,246 404,250 406,296 81,259III 30 0,470 455,167 2,276 409,650 413,942 82,788

Kurva Uji Disolusi tablet parasetamol generik

360,000370,000380,000390,000

400,000410,000420,000430,000

0 10 20 30 40

waktu (menit ke-)

Qku

m (m

g) Replikasi 1Replikasi 2Replikasi 3

Gambar 24. Kurva hasil uji disolusi tablet parasetamol generik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

113

Tabel XXI. Hasil uji disolusi tablet Biogesic®

Replikasi Waktu (menit) Absorbansi C(µg/ml) Q5 (mg) Q900 Qkum (mg) %Qkum

10 0,505 489,167 2,446 440,250 440,250 88,05020 0,504 488,167 2,441 439,350 441,796 88,359I 30 0,498 482,167 2,411 433,950 438,837 87,76710 0,442 426,167 2,131 383,550 383,550 76,71020 0,494 478,167 2,391 430,350 432,481 86,496II 30 0,527 511,167 2,556 460,050 464,572 92,91410 0,500 484,167 2,421 435,750 435,750 87,15020 0,470 454,167 2,271 408,750 411,171 82,234III 30 0,487 471,167 2,356 424,050 428,742 85,748

Kurva Uji Disolusi tablet Biogesic

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

0 10 20 30 40

waktu (menit ke-)

Qku

m (m

g) Replikasi 1Replikasi 2Replikasi 3

Gambar 25. Kurva hasil uji disolusi tablet Biogesic®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

114

Tabel XXII. Hasil uji disolusi tablet Pamol®

Replikasi Waktu (menit) Absorbansi C(µg/ml) Q5 (mg) Q900 Qkum (mg) %Qkum

10 0,355 339,083 1,685 305,175 305,175 61,035 20 0,381 365,083 1,825 328,575 330,260 66,052 I 30 0,384 368,083 1,840 331,275 334,785 66,957 10 0,277 261,083 1,305 234,975 234,975 46,995 20 0,312 296,083 1,480 266,475 267,780 53,556 II 30 0,338 322,083 1,610 289,875 292,660 58,532 10 0,249 233,083 1,165 209,775 209,775 41,955 20 0,304 288,083 1,440 259,275 296,440 59,288 III 30 0,419 403,167 2,016 362,850 365,455 73,091

Kurva Uji Disolusi tablet Pamol

050,000

100,000150,000200,000250,000300,000350,000400,000

0 10 20 30 40

waktu (menit ke-)

Qku

m (m

g) Replikasi 1Replikasi 2Replikasi 3

Gambar 26. Kurva hasil uji disolusi tablet Pamol®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

115

Contoh perhitungan nilai faktor kemiripan (f2) perbandingan tablet Biogesic® dengan tablet parasetamol generik:

Tabel XXIII. Perhitungan faktor kemiripan Menit R T [R-T] [R-T]2

10 75,810 83,970 8,160 66,586 20 79,291 85,697 6,406 41,037 30 82,909 88,810 5,901 34,822 ∑[R-T]2 = 142,445

R = prosentase rata-rata Qkum tablet parasetamol generik T = prosentase rata-rata Qkum tablet Biogesic®

Nilai f2 ditunjukkan melalui persamaan di bawah ini :

57,861

3445,1421

100 log 50

n

TR

1

100 log 50 f2nt

1ttt

2 =

⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢

+

=

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

+

=

∑=

=

Lampiran 5. Perhitungan pembuatan larutan parasetamol untuk kurva baku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

116

Penimbangan parasetamol

Bobot kertas = 0,4259 g

Bobot kertas + parasetamol = 0,4766 g

Bobot kertas + sisa = 0,4265 g

Bobot parasetamol = 0,0501 = 50,1 mg

Pembuatan larutan persediaan parasetamol

50,1 mg parasetamol dilarutkan ke dalam aquadest hingga volume 50,0 ml, sehingga

diperoleh konsentrasi larutan menjadi 1,002 mg/ml = 1002 µg/ml.

Pembuatan seri kadar larutan intermediet parasetamol

Dari larutan persediaan parasetamol diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0

ml dilarutkan ke dalam aquadest hingga volume 10,0 ml, sehingga diperoleh

konsentrasi larutan menjadi 100,2; 200,4; 300,6; 400,8; 501,0; 601,2; 701,4; dan

801,6 µg/ml. Contoh perhitungannya :

C1 . V1 = C2 . V2

1002 µg/ml . 1,0 ml = C2 . 10 ml

C2 = 100,2 µg/ml

Pembuatan seri kadar kurva baku

0,5 ml dari tiap seri kadar larutan intermediet parasetamol ditambahkan ke dalam 0,5

ml plasma darah kelinci sehingga diperoleh konsentrasi larutan menjadi : 50,1; 100,2;

150,3; 200,4; 250,5; 300,6; 350,7; dan 400,8 µg/ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

117

Lampiran 6. Contoh perhitungan pembuatan larutan obat

Penimbangan tablet :

1. 654,3 mg 2. 645,4 mg 3. 641,2 mg 4. 652,7 mg 5. 661,5 mg

6. 661,0 mg 7. 667,0 mg 8. 648,1 mg 9. 647,0 mg 10. 649,3 mg

11. 654,7 mg 12. 647,9 mg 13. 662,7 mg

==−13

8,8392rataRata 645,6 mg

Akan dibuat larutan dengan konsentrasi 240 mg/ml sebanyak 25 ml.

Berarti parasetamol yang dibutuhkan = 240 mg/ml x 25 ml = 6000 mg

Seluruh tablet tersebut digerus hingga halus. Setiap tablet mengandung 500 mg

parasetamol maka serbuk yang setara dengan 6000 mg parasetamol adalah

=×= 6,6455006000 7747,2 mg

Penimbangan serbuk :

Bobot kertas = 0,4406 g Bobot kertas + parasetamol = 8,1914 g Bobot kertas + sisa = 0,4448 g Bobot parasetamol = 7,7466 g

Parasetamol yang ditimbang 60002,77476,7746×= mg = 5999,53 mg

Konsentrasi larutan tersebut ==ml25

mg53,5999 239,981 mg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

118

Lampiran 7. Tabel konversi perhitungan dosis antar jenis hewan dan perhitungan

orientasi dosis

Tabel XXIV. Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan

Mencit 20 g

Tikus 200 g

Marmot 400 g

Kelinci 1,5 kg

Kera 4 kg

Anjing 12 kg

Manusia 70 kg

Mencit 20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 Marmot 400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci 1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia 70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0

LD50 pada mencit = 338 mg/kgBB

Faktor konversi mencit ke kelinci = 27,8

LD50 pada kelinci 1,5 kg = 338 mg/kgBB x 27,8

= 9396,4 mg/ 1,5 kg

= 6264,27 mg/kgBB

Dosis awal untuk orientasi dosis = 10% x LD50

= 10010 x 6264,27 mg/kgBB

= 626,427 mg/kgBB

~ 625 mg/kgBB

Pengerjaan orientasi dosis : dosis awal diberikan pada hewan uji kemudian dilihat

serapan yang dihasilkan. Bila dosis tersebut belum sesuai maka dosis tersebut

dinaikkan kembali dengan dikalikan dengan suatu bilangan tertentu.

Orientasi dosis pada penelitian ini : 625, 750, 900, 1080, 1296 ~ 1200 mg/kgBB.

Dosis yang digunakan pada penelitian ini yaitu 1200 mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

119

Lampiran 8. Contoh perhitungan volume pemberian larutan parasetamol pada hewan

uji.

Misalkan : Berat badan kelinci (BB) = 1,9 kg

Konsentrasi larutan parasetamol (C) = 240 mg/ml

Dosis penelitian (D) = 1200 mg/kgBB

C . V = D . BB

240 mg/ml . V = 1200 mg/kg . 1,9 kg V = 9,5 ml

Volume pemberian larutan parasetamol pada hewan uji tersebut adalah 9,5 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

120

Lampiran 9. Hasil scanning penentuan operating time

dan penentuan panjang gelombang

maksimum parasetamol

Gambar 28. OT larutan parasetamol kadar 400µg/ml

Gambar 27. OT larutan parasetamol kadar 100µg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

121

Gambar 30. λmaks larutan parasetamol kadar 400µg/ml

Gambar 29. λmaks larutan parasetamol kadar 100µg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

122

Lampiran 10. Hasil scanning kurva baku

Gambar 31. Kurva baku parasetamol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

123

Lampiran 11. Sertifikat Analisis Parasetamol

Gambar 32. Sertifikat analisis parasetamol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

124

Lampiran 12. Hasil pengolahan data dengan program STRIPE untuk tablet

parasetamol generik

Tabel XXV. Data tablet parasetamol generik 1

t (menit) C (µg/ml) Residual Residual 5 46.59 -146,98 -169,21

10 115.19 -69,01 -85,82 15 143.23 -32,05 -44,76 20 160.05 -6,74 -16,35 25 182.92 -24,21 35 144.09 0,38 45 138.05 7,92 60 100.52 90 87.58

120 72.04 150 44.43 180 32.36 210 25.02

N (1) = 4 A(1) = I = B(1) = r(1) = -0,994

N (2) = 3 A(2) = I = 29,396 B(2) = -0,056 r(2) = -0,259

N (3) = 6 A(3) = I = 203,422 B(3) = -0,010 r(3) = -0,987

AIC = 103,37 SS = 1128,014

Lag time = 3,60

Absorption half life = -4,524

Half life (2) = 12,409

Elimination Half life = 69,825

AUC ( 0-Tn ) = % 16476,55

AUC ( 0-Inf ) = % 18996,89

AUC ( Tn-Inf ) is 13,27 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2064209,62

MRT = 108,66

Vdss = 6863,888

Total clearance = 63,16824

Calculated Cmax = 158,73 Tmax = 24,60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

125

Tabel XXVI. Data tablet parasetamol generik 2

t (menit) C (µg/ml) Residual Residual 5 72.91 -165,19 -176,42

10 144.53 -81,88 -91,37 15 176.02 -39,27 -47,30 20 186.37 -18,36 25 189.39 -5,29 35 176.88 0,85 45 155.74 -3,44 60 139.78 2,91 90 113.03

120 78.09 150 43.15 180 37.97 210 35.81

N (1) = 3 A = I = B(1) = r(1) = -1,000

N (2) = 5 A = I = 13,294 B(2) = -0,034 r(2) = -0,486

N (3) = 5 A = 245,148 I = 250,386 B(3) = -0,010 r(3) = -0,945

AIC = 88,48 SS = 358,876

Lag time = 2,10

Absorption half life = -5,266

Half life (2) = 20,598

Elimination Half life = 68,858

AUC ( 0-Tn ) = % 19702,25

AUC ( 0-Inf ) = % 23259,63

AUC ( Tn-Inf ) is 15,29 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2613375,00

MRT = 112,36

Vdss = 5796,653

Total clearance = 51,59153

Calculated Cmax = 188,26

Tmax = 25,20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

126

Tabel XXVII. Data tablet parasetamol generik 3

t (menit) C (µg/ml) Residual Residual 5 53.07 -220,93 -329,73

10 173.43 -87,10 -157,80 15 225.20 -22,51 -68,46 20 235.55 0,03 -29,84 25 240.30 16,36 35 213.98 11,52 45 185.94 2,92 60 151.43 90 105.27

120 98.37 150 74.64 180 40.56 210 34.09

N (1) = 4 A = I = B(1) = r(1) = -1,000

N (2) = 3 A = I = 167,402 B(2) = -0,086 r(2) = -0,946

N (3) = 6 A = 276,782 I = 288,180 B(3) = -0,010 r(3) = -0,977

AIC = 98,32 SS = 764,844

Lag time = 4,00

Absorption half life = -4,309

Half life (2) = 8,042

Elimination Half life = 68,707

AUC ( 0-Tn ) = % 23053,60

AUC ( 0-Inf ) = % 26432,71

AUC ( Tn-Inf ) is 12,78 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2824622,00

MRT = 106,86

Vdss = 4851,303

Total clearance = 45,39830

Calculated Cmax = 234,79

Tmax = 22,90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

127

Lampiran 13. Hasil pengolahan data dengan program STRIPE untuk tablet

Biogesic®

Tabel XXVIII. Data tablet Biogesic® 1

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 122,95 -138,51 10 177,30 -70,42 15 195,85 -38,85 20 198,44 -23,92 25 226,82 35 197,58 45 169,54 60 133,30 90 86,71 120 84,98 150 55,65 180 41,41 210 27,61

N (1) = 4 A(1) = -237,645 B(1) = -0,117 r(1) = -0,997

N (2) = 9 A(2) = 275,968 B(2) = -0,011 r(2) = -0,992

AIC = 103,63 SS = 1566,252

There is no lag time

Absorption half life = -5,911

Half life = 64,188

AUC ( 0-Tn ) = % 20437,43

AUC ( 0-Inf ) = % 22994,22

AUC ( Tn-Inf ) is 11,12 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2308224,00

MRT = 100,38

Vdss = 5238,681

Total clearance = 52.18704

Assumed fraction absorpted = 1,000

Calculated Cmax = 199,72 Tmax = 23,10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

128

Tabel XXIX. Data tablet Biogesic® 2

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 119,93 -114,22 10 129,86 -92,93 15 130,29 -81,68 20 155,31 -46,37 25 155,74 -36,15 35 157,90 -15,81 45 154,01 60 146,25 90 103,97 120 63,85 150 56,08 180 42,28 210 31,06

N (1) = 6 A(1) = -187,329 B(1) = -0,067 r(1) = -0,987

N (2) = 7 A(2) = 246,102 B(2) = -0,010 r(2) = -0,993

AIC = 95,98 SS = 869,442

There is no lag time

Absorption half life = -10,289

Half life = 69,639

AUC ( 0-Tn ) = % 18791,22

AUC ( 0-Inf ) = % 21911,74

AUC ( Tn-Inf ) is 14,24 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2461234,50

MRT = 112,32

Vdss = 6151,495

Total clearance = 54,76517

Assumed fraction absorbed = 1,000

Calculated Cmax = 158,40 Tmax = 29,40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

129

Tabel XXX. Data tablet Biogesic® 3

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 113,46 -141,60 10 119,50 -123,15 15 125,97 -104,88 20 128,56 -91,07 25 133,74 -75,20 35 128,13 -60,98 45 126,84 -44,32 60 121,66 90 110,44 120 103,11 150 64,71 180 46,59 210 27,61

N (1) = 7 A(1) = -162,237 B(1) = -0,029 r(1) = -0,998

N (2) = 6 A(2) = 268,089 B(2) = -0,010 r(2) = -0,960

AIC = 98,12 SS = 1024,930

There is no lag time

Absorption half life = -24,034

Half life = 69,511

AUC ( 0-Tn ) = % 18920,65

AUC ( 0-Inf ) = % 21689,45

AUC ( Tn-Inf ) is 12,77 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2494874,20

MRT = 115,03

Vdss = 6364,037

Total clearance = 55,32643

Assumed fraction absorbed = 1,000

Calculated Cmax = 130,49 Tmax = 31,50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

130

Lampiran 14. Hasil pengolahan data dengan program STRIPE untuk tablet Pamol®

Tabel XXXI. Data tablet Pamol® 1

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 19.85 -357,83 10 35.38 -320,29 15 39.69 -295,25 20 56.95 -258,47 25 55.22 -241,82 35 72.05 -191,38 45 89.30 -144,32 60 132.87 -62,23 90 118.21 120 116.05 150 72.39 180 37.10 210 34.51

N (1) = 8 A(1) = -364,082 B(1) = -0,030 r(1) = -0,971

N (2) = 5 A(2) = 363,880 B(2) = -0,012 r(2) = -0,956

AIC = 120,62 SS = 5784,918

Lag time = 8,10

Absorption half life = -23,439

Half life = 57,717

AUC ( 0-Tn ) = % 16780,35

AUC ( 0-Inf ) = % 19653,92

AUC ( Tn-Inf ) is 14,62 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2490589,00

MRT = 126,72

Vdss = 7737,284

Total clearance = 61,05652

Assumed fraction absorbed = 1,000

Calculated Cmax = 116,63 Tmax = 60,60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

131

Tabel XXXII. Data tablet Pamol® 2

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 11,64 -574,38 10 59,96 -493,05 15 101,38 -420,48 20 130,28 -362,18 25 139,37 -325,35 35 157,89 -255,95 45 235,98 -132,54 60 185,07 -124,61 90 184,64 120 164,79 150 154,01 180 62,55 210 52,63

N (1) = 8 A(1) = -596,398 B(1) = -0,030 r(1) = -0,979

N (2) = 5 A(2) = 596,308 B(2) = -0,012 r(2) = -0,928

AIC = 121,79 SS = 6329,832

Lag time = 3,50

Absorption half life = -23,155

Half life = 59,772

AUC ( 0-Tn ) = % 28994,35

AUC ( 0-Inf ) = % 33532,79

AUC ( Tn-Inf ) is 13,53 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 4120704,20

MRT = 122,89

Vdss = 4397,576

Total clearance = 35,78587

Assumed fraction absorbed = 1,000

Calculated Cmax = 200,51 Tmax = 58,10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

132

Tabel XXXIII. Data tablet Pamol® 3

t (menit)

C (µg/ml) Residual

5 12,08 -477,79 10 26,32 -433,89 15 75,07 -357,18 20 116,92 -289,11 25 134,60 -246,80 35 136,76 -199,78 45 140,24 -156,72 60 137,19 -108,95 90 134,17 -34,93 120 109,15 150 88,01 180 54,36 210 36,67

N (1) = 9 A(1) = -494,768 B(1) = -0,030 r(1) = -0,996

N (2) = 4 A(2) = 494,796 B(2) = -0,013 r(2) = -0,990

AIC = 105,14 SS = 1759,205

Lag time = 4,20

Absorption half life = -23,310

Half life = 55,391

AUC ( 0-Tn ) = % 20459,37

AUC ( 0-Inf ) = % 23389,76

AUC ( Tn-Inf ) is 12,53 % of AUC ( 0-Inf )

AUMC = % 2765988,50

MRT = 118,26

Vdss = 6067,087

Total clearance = 51,30451

Assumed fraction absorbed = 1,000

Calculated Cmax = 152,80 Tmax = 56,70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

133

Lampiran 15. Nilai rata-rata parameter-parameter farmakokinetika

Tabel XXXIV. Nilai rata-rata aritmatika parameter-parameter farmakokinetika Nilai rata-rata ± SD

Parameter Generik Biogesic® Pamol®

tmaks (menit) 24,233 ± 1,193 28,000 ± 4,371 58,467 ± 1,967

Cmaks (μg/ml) 193,927 ± 38,345 162,870 ± 34,831 156,647 ± 42,072

AUC(0-tn) (μg.menit/ml) 19744,133 ± 19383,100 ± 22078,023 ±

AUC(0 -∞) (μg.menit/ml) 22896,410 ± 3731,931 22198,470 ± 698,045 25525,490 ± 7181,70

ka (menit -1) 0,149 ± 0,015 0,071 ± 0,044 0,030 ± 0

Vd (ml) 5837,281 ± 1006,907 5918,071 ± 597,889 6067,316 ± 30,315

kel (menit -1) 0,010 ± 0 0,010 ± 0 0,012 ± 0

t1/2 el (menit) 69,130 ± 0,607 67,779 ± 3,111 57,627 ± 2,192

Cl total (ml/menit) 53,386 ± 9,020 54,093 ± 1,674 49,383 ± 12,745

Lampiran 16. Contoh perhitungan nilai rata-rata geometrik parameter bioavailabilitas

Nilai tmaks tablet parasetamol generik 1 : 24,60 menit

Nilai tmaks tablet parasetamol generik 2 : 25,20 menit

Nilai tmaks tablet parasetamol generik 3 : 22,90 menit

Nilai rata-rata geometrik untuk tmaks tablet parasetamol generik :

( ) menit 24,21 17,14196 90,22 x 20,25 x 60,24 33 ==

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

134

Lampiran 17. Kurva kadar parasetamol dalam plasma (Cp vs t)

Kurva Hubungan Kadar Tablet Parasetamol Generik vs Waktu

04080

120160200240

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

Cp

(kad

ar P

ct

dala

m p

lasm

a)

Generik 1 Generik 2 Generik 3

Gambar 33. Kurva hubungan kadar tablet parasetamol generik vs waktu

Kurva Hubungan Kadar Tablet Biogesic vs Waktu

04080

120160200240

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

Cp

(kad

ar P

ct

dala

m p

lasm

a)

Biogesic 1 Biogesic 2 Biogesic 3

Gambar 34. Kurva hubungan kadar tablet Biogesic® vs waktu

Kurva Hubungan Kadar Tablet Pamol vs Waktu

04080

120160200240

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

Cp

(kad

ar P

ct

dala

m p

lasm

a)

Pamol 1 Pamol 2 Pamol 3

Gambar 35. Kurva hubungan kadar tablet Pamol® vs waktu

Lampiran 18. Kurva ln kadar parasetamol dalam plasma (ln Cp vs t)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

135

Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Parasetamol Generik vs Waktu

0123456

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

ln C

p (ln

Kad

ar P

ct

dala

m p

lasm

a)

Generik 1 Generik 2 Generik 3

Gambar 36. Kurva hubungan ln kadar tablet parasetamol generik vs waktu

Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Biogesic vs Waktu

0123456

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

ln C

p (ln

kad

ar

Pct d

alam

pl

asm

a)

Biogesic 1 Biogesic 2 Biogesic 3

Gambar 37. Kurva hubungan ln kadar tablet Biogesic® vs waktu

Kurva Hubungan ln Kadar Tablet Pamol vs Waktu

0123456

0 20 40 60 80 100

120

140

160

180

200

220

240

t (menit)

ln C

p (ln

kad

ar

Pct d

alam

pl

asm

a)

Pamol 1 Pamol 2 Pamol 3

Gambar 38. Kurva hubungan ln kadar tablet Pamol® vs waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

136

Lampiran 19. Hasil Pengolahan data secara statistik dengan program SPSS

Analisis statistik untuk nilai ln AUC(0-∞)

Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors

generik 3biogesic 3pamol 3

1.002.003.00

OBATValue Label N

Descriptive Statistics

Dependent Variable: AUC

10.0296 .16656 310.0075 .03120 310.1221 .27248 310.0531 .16886 9

OBATgenerikbiogesicpamolTotal

Mean Std. Deviation N

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: AUC

3.167 2 6 .115F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance ofthe dependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+OBATa.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: AUC

.022a 2 .011 .323 .736909.577 1 909.577 26502.788 .000

.022 2 .011 .323 .736

.206 6 .034909.805 9

.228 8

SourceCorrected ModelInterceptOBATErrorTotalCorrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .097 (Adjusted R Squared = -.204)a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

137

Post Hoc Tests OBAT

Multiple Comparisons

Dependent Variable: AUCTukey HSD

.0222 .15126 .988 -.3584 .4028-.0925 .15126 .819 -.4731 .2881-.0222 .15126 .988 -.4028 .3584-.1147 .15126 .740 -.4953 .2659.0925 .15126 .819 -.2881 .4731.1147 .15126 .740 -.2659 .4953

(J) OBATbiogesicpamolgenerikpamolgenerikbiogesic

(I) OBATgenerik

biogesic

pamol

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Based on observed means.

Homogeneous Subsets AUC

Tukey HSDa,b

3 10.00753 10.02963 10.1221

.740

OBATbiogesicgenerikpamolSig.

N 1Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .034.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Alpha = .1.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

138

Analisis statistik untuk nilai ln Cmaks

Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors

generik 3biogesic 3pamol 3

1.002.003.00

OBATValue Label N

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Cmaks

5.2546 .19628 35.0778 .21309 35.0297 .27093 35.1207 .22328 9

OBATgenerikbiogesicpamolTotal

Mean Std. Deviation N

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Cmaks

.102 2 6 .904F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance ofthe dependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+OBATa.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Cmaks

.084a 2 .042 .802 .491235.992 1 235.992 4499.744 .000

.084 2 .042 .802 .491

.315 6 .052236.390 9

.399 8

SourceCorrected ModelInterceptOBATErrorTotalCorrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .211 (Adjusted R Squared = -.052)a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

139

Post Hoc Tests OBAT

Multiple Comparisons

Dependent Variable: CmaksTukey HSD

.1768 .18699 .634 -.2937 .6473

.2249 .18699 .494 -.2456 .6954-.1768 .18699 .634 -.6473 .2937.0481 .18699 .964 -.4224 .5186

-.2249 .18699 .494 -.6954 .2456-.0481 .18699 .964 -.5186 .4224

(J) OBATbiogesicpamolgenerikpamolgenerikbiogesic

(I) OBATgenerik

biogesic

pamol

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Based on observed means.

Homogeneous Subsets

Cmaks

Tukey HSDa,b

3 5.02973 5.07783 5.2546

.494

OBATpamolbiogesicgenerikSig.

N 1Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .052.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Alpha = .1.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

140

Analisis statistik untuk nilai tmaks

Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors

generik 3biogesic 3pamol 3

1.002.003.00

OBATValue Label N

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Tmax

24.2333 1.19304 328.0000 4.37150 358.4667 1.97569 336.9000 16.44384 9

OBATgenerikbiogesicpamolTotal

Mean Std. Deviation N

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable: Tmax

3.327 2 6 .107F df1 df2 Sig.

Tests the null hypothesis that the error variance ofthe dependent variable is equal across groups.

Design: Intercept+OBATa.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Tmax

2114.327a 2 1057.163 129.784 .00012254.490 1 12254.490 1504.439 .000

2114.327 2 1057.163 129.784 .00048.873 6 8.146

14417.690 92163.200 8

SourceCorrected ModelInterceptOBATErrorTotalCorrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .977 (Adjusted R Squared = .970)a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

141

Post Hoc Tests OBAT

Multiple Comparisons

Dependent Variable: TmaxTukey HSD

-3.7667 2.33032 .310 -9.6301 2.0968-34.2333* 2.33032 .000 -40.0968 -28.3699

3.7667 2.33032 .310 -2.0968 9.6301-30.4667* 2.33032 .000 -36.3301 -24.603234.2333* 2.33032 .000 28.3699 40.096830.4667* 2.33032 .000 24.6032 36.3301

(J) OBATbiogesicpamolgenerikpamolgenerikbiogesic

(I) OBATgenerik

biogesic

pamol

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Based on observed means.The mean difference is significant at the .1 level.*.

Homogeneous Subsets

Tmax

Tukey HSDa,b

3 24.23333 28.00003 58.4667

.310 1.000

OBATgenerikbiogesicpamolSig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = 8.146.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Alpha = .1.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · PDF fileAUC (0- ) ... Tabel II Parameter-parameter Farmakokinetika beserta satuannya ... Gambar 2. Proses Farmakokinetika Obat di dalam

142

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Vincilia Indriyani yang lahir pada

tanggal 17 April 1985 di Yogyakarta, merupakan anak pertama

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Irwan Prasetyo (Tjong

Shean Liong) dan Ibu S. Netty Indrawati. Tahun 1989 menempuh

pendidikan di TK Tarakanita kemudian dilanjutkan ke SD

Pangudi Luhur pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Tahun 1997 sampai tahun

2000 menempuh pendidikan di SLTP Negeri 8 Yogyakarta. Setelah menyelesaikan

pendidikan SLTP, tahun 2000 melanjutkan ke SMU Negeri 3 Padmanaba Yogyakarta

dan lulus tahun 2003. Tahun 2003 hingga 2007 menempuh pendidikan S1 di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI