PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Media film adalah alat bantu guru dalam melaksanakan...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · Media film adalah alat bantu guru dalam melaksanakan...
PENGBE
PE
Progr
GARUH PELAJAR S
ENDIDIKA
Di
ram Studi I
PRKEKHU
FAKULT
ENGGUNASISWA KE
AN AGAMAY
iajukan untu
Memperol
lmu Pendid
Ka
ROGRAM USUSAN P
JURUSATAS KEGUUNIVERS
Y
AAN MEDELAS VIII A KATOLIYOGYAKA
S K R I P
uk Memenu
eh Gelar Sa
dikan Kekhu
Olehartika PutrNIM: 1111
STUDI ILMENDIDIKA
AN ILMU PURUAN DASITAS SANYOGYAKA
2016
DIA FILM TDALAM PIK DI SMPARTA
P S I
uhi Salah Sa
arjana Pendi
ususan Pend
: ri Dinanti 124022
MU PENDAN AGAMPENDIDIKAN ILMU
NATA DHAARTA
6
TERHADAPEMBELAP STELLA
atu Syarat
idikan
didikan Aga
IDIKAN MA KATOLKAN PENDIDIK
ARMA
AP MINATAJARAN
DUCE 2
ama Katolik
LIK
KAN
T
k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembimbing
nW\nr
F.X. Dapiyanta, SFK, MPd.
SKRIPSI
PENGARUH PENG'GIJNAAIY MEDIA FILM TERHADAP MINATBEIITJAR SISWA KELAS VItr DALAM PEMBELAJARAI{
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIKDI SMP STELLA DUCE 2YOGYAKARTA
tanggal 7 Desember 2015
t1
m d;*ffi$Jx tu%ffisrry . Telah d$etujui oleh: g1-
-%o';;,p{-qe#*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru, Sahabat, Pendamping dan Penolong Utama dalam penyusunan skripsi ini.
Bunda Maria yang menuntun, menopang dan menguatkan dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh
untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”
(2 Ptr 1:10-11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan sumbangan penggunaan media film dalam kegiatan belajar-mengajar terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAK.
Media film adalah alat bantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan penggabungan unsur audio dan visual yang memiliki alur cerita, serta pesan yang disampaikan melalui keseluruhan komponen dalam sebuah film yang dapat ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya. Minat belajar siswa adalah kecenderungan yang bersifat tetap dalam mengikuti proses pembelajaran, yang ditandai dengan adanya rasa tertarik, perhatian dan rasa senang ketika mengikuti proses pembelajaran. Di dalam sebuah film terdapat dinamika unsur suara, gambar dan alur cerita yang disajikan secara menarik dan bervariasi sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa, karena minat di antaranya dipengaruhi oleh penggunaan media yang memiliki dinamika, variasi dan melibatkan indera siswa. Media film memiliki unsur tersebut sehingga media film mampu meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, H0 : tidak ada pengaruh penggunaan media film dalam kegiatan belajar-mengajar terhadap minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Ha : ada pengaruh penggunaan media film dalam kegiatan belajar-mengajar terhadap minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi. Populasi dari penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 103 siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala likert. Dari hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5%, nilai kritis 0,195 terdapat 30 item valid. Sedangkan hasil dari uji reliabilitas diperoleh koefisien alpha sebesar 0,897 yang berarti reliabilitas instrumen tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean media film adalah 39,57 dan mean minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK 74,59. Kedua mean tergolong tinggi. Dari hasil uji regresi linear sederhana dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r2 sebesar 0,316 (31,6%) yang berarti terdapat pengaruh positif dari media film (X) terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (Y). persamaan regresinya yaitu Y = 28,773 + 1,158X. Artinya setiap penambahan nilai media film 1 poin, maka nilai minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK bertambah 28,773+1,158. Nilai signifikansi 0,000 artinya Ha diterima dan H0 ditolak. Maka disarankan perlunya penggunaan media film dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk meningkatkan minat belajar siswa yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Thesis entitle INFLUENCE OF FILM MEDIA USAGE ON LEARNING INTEREST OF GRADE EIGHT STUDENTS IN CATHOLIC RELIGION EDUCATION LEARNING AT YOGYAKARTA STELLA DUCE 2 JUNIOR HIGH SCHOOL was chosen based on the writer curiosity of the film media usage contribution in learning-teaching activity on the student learning interest in attending Catholic Religion Education learning process.
The film media is a teacher’s teaching tool in doing learning-teaching activity by combining an audio and visual elements which is having a plot of story, as well as a message delivered to the whole of component within a film which could be displayed by mechanical, electronic and other projection systems. The students interest is a fixed trend in attending the learning process, which is indicated by enthusiastic, attention and pleased when they attended the learning process. Inside of the film there are dynamics of voice , picture and plot of story elements that were presented interestingly and variously so it capable of enhancing the students learning interest, because the interest is influenced by the usage of media having dynamic, variation and sense of students involvement. The film media possess those elements so it capable of enhancing the students enthusiastic in attending the learning process. Based on the above idea, it could be formulated a research hypothesis namely, H0 : there is no influence of the film media in learning-teaching activity on the learning interest of Yogyakarta Stella Duce 2 Junior High School Students of grade eight. Ha : there is an influence of the film media in learning-teaching activity on the learning interest of Yogyakarta Stella Duce 2 Junior High School Students of grade eight. This research type is a quantitative in the regression form. Population of this research were Yogyakarta Stella Duce 2 Junior High School Students of grade eight. The sampling technique used was random sampling. The number of research samples were 103 students. The instrument used was Likert scale. From the validity test results in the significant level of 5%, critical value of 0.195 there were 30 valid items. While the reliability test resulted in alpha coefficient of 0.897 that means the instrument reliability was high.
This research results show that mean value of the film media was 39.57 and mean of learning interest students in PAK learning was 74.59. Both means are in the high criteria. From the simple linear regression test with a significant level of 5% r2 obtained was 0.316 (31.6%) that means there is a positive influence of the film media(X) on the students interest in the Catholic Religion Education learning (Y); the regression equation was Y = 28,773 + 1,158X. The meaning of which was every film media value addition of 1 point, therefore the students learning interest in Catholic Religion Education learning added by 28.773+1.158. The significant level of 0.000 means Ha was accepted and H0 was rejected . Hence it was recommended the urgently of film media usage in Catholic Religion Education learning process for enhancing the students learning interest which turn out to be capable of improving students learning achievement.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kurnia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK DI SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.
Skripsi ini disusun sebagai bentuk keikutsertaan penulis sebagai calon
guru Pendidikan Agama Katolik akan pengembangan proses pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik di masa mendatang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan
sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk membantu memberi gambaran
kepada pihak Sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, bahwa penggunaan media
film sebagai salah satu media pendidikan mampu meningkatkan minat peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran PAK di sekolah. Selain itu juga
sebagai masukan dalam memberi kesempatan atau peluang bagi guru PAK untuk
mengembangkan kompetensi sesuai dengan profesinya, di antaranya
menggunakan media film dalam proses pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
penulis dengan setulus hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah membimbing penulis dengan segala ketelitian, kesabaran, dan
kesetiannya selama masa penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Drs. M. Sumarno Ds., SJ, M.A., selaku dosen pembimbing akademik dan
dosen penguji ke II, yang telah membimbing penulis selama proses studi di
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik ini.
3. Drs. Y.I Iswarahadi, SJ, M.A., selaku dosen penguji III, yang dengan tulus
hati memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. F.X. Heryatno W.W., SJ, M.Ed., selaku Kepala Program Studi IPPAK,
yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengerjakan tugas akhir ini
mulai dari awal penyusunan hingga selesai.
5. Para dosen, petugas sekretariat dan staf perpustakaan serta seluruh karyawan
IPPAK, yang telah mendampingi, memberi kemudahan dan perhatian selama
penulis belajar di IPPAK.
6. Kedua orang tua penulis, bapak Sutrisno dan ibu Patricia Agustiani, yang
dengan segala doa, cinta kasih dan pengorbanannya menghantar penulis
hingga jenjang pendidikan S1.
7. Anggota keluarga Gregorius Christian Adi Chandra, Fidelis Afrizal Surya
Abadi, Hyasintha Mahardika Dewi Mentari, Catarina Fitriani, dan Asteria
Kirana Sari, yang senantiasa mendukung, memberikan motivasi dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman terkasih Agnes Garlosi Kusumaningrum, Priska Veria Kusuma,
Margaretha Desy Christikaratna, Maria Vinsensia Asriyati, Stefani Bui
Moron, Paskalius Cristoph, serta seluruh angkatan 2011, yang senantiasa
mengingatkan, memberikan motivasi, semangat dan mendukung dalam
penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
i
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 8
C. Batasan Masalah ........................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
E. Tujuan Penulisan .......................................................................... 10
F. Manfaat Penulisan ........................................................................ 10
G. Metode Penulisan ......................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ...................................... 14
A. Kajian Pustaka .............................................................................. 14
1. Pendidikan Agama Katolik ...................................................... 14
a. Pelajaran Pendidikan Agama Katolik ................................. 14
b. Belajar dalam Pendidikan Agama Katolik .......................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Media Pembelajaran dalam PAK ............................................. 20
a. Pengertian media pembelajaran .......................................... 20
b. Fungsi media pembelajaran................................................. 22
c. Karakteristik jenis media pembelajaran .............................. 28
d. Dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran dalam PAK ..................................................................................... 33
3. Media Film dalam Pembelajaran PAK .................................... 35
a. Pengertian media film ......................................................... 35
b. Jenis-jenis film .................................................................... 38
c. Peranan media film dalam pembelajaran ............................ 40
d. Keuntungan menggunakan media film dalam proses pembelajaran ....................................................................... 41
e. Keterbatasan media film ..................................................... 43
4. Minat Belajar Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik ...................................................... 43
a. Minat ................................................................................... 43
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ................ 45
c. Minat belajar Pendidikan Agama Katolik ........................... 52
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 53
C. Kerangka Pikir dan Hipotesis ....................................................... 56
1. Gambar ..................................................................................... 56
2. Hubungan antar Variabel ......................................................... 57
3. Hipotesis .................................................................................. 59
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 60
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 60
B. Desain Penelitian .......................................................................... 60
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 61
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 61
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................. 61
1. Variabel Penelitian ................................................................... 61
a. Identifikasi variabel ............................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Definisi konseptual variabel ................................................ 62
c. Definisi operasional variabel............................................... 62
2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 63
3. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 63
4. Kisi-kisi Penelitian ................................................................... 64
F. Pengembangan Instrumen ............................................................ 67
1. Uji Coba Terpakai .................................................................... 67
2. Uji Validitas ............................................................................. 68
a. Validitas untuk variabel X .................................................. 69
b. Validitas untuk variabel Y .................................................. 69
3. Analisis Reliabilitas ................................................................. 69
a. Reliabilitas variabel X ......................................................... 70
b. Reliabilitas variabel Y ......................................................... 70
c. Reliabilitas keseluruhan ...................................................... 70
G. Uji Persyaratan Analisis ............................................................... 71
1. Uji Normalitas Data ................................................................. 71
2. Uji Linearitas Regresi .............................................................. 71
3. Uji Homogenitas dan Homokedastisitas .................................. 72
4. Analisis Deskripsi .................................................................... 72
H. Uji Hipotesis ................................................................................. 73
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 74
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 74
1. Uji Persyaratan Analisis ........................................................... 74
a. Uji normalitas ...................................................................... 75
b. Uji linearitas ........................................................................ 78
c. Uji homokedastisitas ........................................................... 79
d. Uji homogenitas .................................................................. 80
2. Analisis Deskripsi .................................................................... 80
3. Deskripsi Data .......................................................................... 82
a. Media film ........................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1) Relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak ........... 83
2) Frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar mengajar di kelas ............................................................ 85
b. Minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK ................... 87
1) Senang dalam mengikuti proses pembelajaran .............. 88
2) Tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran ............. 90
4. Uji Regresi ............................................................................... 92
a. Correlations ........................................................................ 92
b. Variabels entered /removed (b) ........................................... 93
c. Model summary (b) ............................................................. 94
d. Analisys Of Variance (b) ..................................................... 95
e. Coefficients .......................................................................... 96
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 97
C. Refleksi........................................................................................ 104
D. Keterbatasan Hasil Penelitian ....................................................... 104
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 107
A. Kesimpulan ................................................................................... 107
B. Saran ............................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 111
LAMPIRAN ................................................................................................ 113
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian .................................... (1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........... (2)
Lampiran 3 : Tabel untuk Menentukan Jumlah Sampel ......................... (3)
Lampiran 4 : Tabel untuk Menentukan Kriteria Validitas ..................... (4)
Lampiran 5 : Instrumen Penelitian ......................................................... (5)
Lampiran 6 : Contoh Instrumen Penelitan ............................................. (9)
Lampiran 7 : Data Keseluruhan Instrumen Penelitian ........................... (14)
Lampiran 8 : Output SPSS 16.0 Analisis Validitas Variabel Media Film (X) ................................................................. (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 9 : Output SPSS 16.0 Analisis Validitas Variabel Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK (Y) ......... (19)
Lampiran 10 : Rumus-rumus yang Digunakan dalam Penelitian .............. (26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Skor alternatif jawaban variabel x dan y ............................... 64
Tabel 2 : Kisi-kisi instrumen ................................................................ 64
Tabel 3 : Validitas variabel X ............................................................... 68
Tabel 4 : Validitas variabel Y ............................................................... 69
Tabel 5 : Reliabilitas variabel X ........................................................... 70
Tabel 6 : Reliabilitas variabel Y ........................................................... 70
Tabel 7 : Reliabilitas keseluruhan ......................................................... 70
Tabel 8 : Test of Normality ................................................................... 76
Tabel 9 : Anova .................................................................................... 78
Tabel 10 : Uji Homogenitas .................................................................... 80
Tabel 11 : Analisis deskripsi................................................................... 80
Tabel 12 : Descriptive statistics .............................................................. 81
Tabel 13 : Rangkuman statistik deskriptif media film ............................ 82
Tabel 14 : Rangkuman statistik deskriptif relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi
perkembangan anak ...............................................................
83Tabel 15 : Relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran
dan psikologi perkembangan anak ........................................ 84Tabel 16 : Rangkuman statistik deskriptif frekuensi penggunaan
media film dalam proses belajar mengajar di kelas ............... 85Tabel 17 : Frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar
mengajar di kelas ................................................................... 86Tabel 18 : Rangkuman statistik deskriptif minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK ................................................................. 87Tabel 19 : Statistik senang dalam mengikuti proses pembelajaran ........ 88
Tabel 20 : Senang dalam mengikuti proses pembelajaran ...................... 89
Tabel 21 : Statistik tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran ........ 90
Tabel 22 : Tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran .................... 91
Tabel 23 : Correlations ........................................................................... 92
Tabel 24 : Variables entered/remove (b) ................................................ 93
Tabel 25 : Model summary (b) ................................................................ 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 26 : Analisys Of Variance (b) ....................................................... 95
Tabel 27 : Coefficients ............................................................................ 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan dalam Penelitian
ANOVA : Analisys Of Variance
Dev : Deviasi
H0 : Hipotesis Nol
Ha : Hipotesis Alternatif
Sig : Significant
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
Std : Standard
B. Singkatan Dokumen Gereja
IM : Inter Mirifica, Dekrit Konsili Vatikan II tentang upaya-upaya
komunikasi sosial, 4 Desember 1963.
C. Singkatan Teks Kitab Suci
Ptr : Petrus
D. Singkatan Lain
AECT : Association of Education and Communication Technology
Art : Artikel
IPA : Ilmu Pengetahuan Alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial
KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi
Komkat : Komisi Kateketik
KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
PAK : Pendidikan Agama Katolik
PBM : Proses Belajar Mengajar
PPL : Program Pengalaman Lapangan
SARA : Suku, Agama, Ras dan Antar golongan
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
S.Pd : Sarjana Pendidikan
NEA : National Education Association
No : Nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan masa kini dipengaruhi oleh media audiovisual, di mana
pikiran manusia, cara mengerti dan bertingkah laku perlahan sudah mulai
berubah. Gereja diharapkan semakin menyadari akan perkembangan yang luar
biasa dari media komunikasi ini. Dengan menyadari betapa besar peranan media,
hendaknya Gereja perlu memanfaatkan media tersebut untuk pewartaan Injil dan
Pendidikan Agama Katolik di sekolah karena merupakan sarana yang efektif,
efisien dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Gereja Katolik didirikan oleh Kristus Tuhan demi keselamatan semua orang maka Gereja merasa terdorong oleh kewajiban untuk mewartakan Injil. Karena itulah Gereja memandang sebagai kewajibannya, untuk juga dengan memanfaatkan media komunikasi sosial menyiarkan warta keselamatan. Dan mengajarkan bagaimana manusia dapat memaknai media itu dengan tepat. Maka pada hakikatnya Gereja berhak menggunakan dan memiliki semua jenis media itu, sejauh diperlukan sejauh berguna bagi pendidikan Kristen dan bagi seluruh karyanya bagi keselamatan manusia (IM, art. 3).
Pernyataan tersebut merupakan anjuran agar Gereja dan sekolah jangan
menjadi asing terhadap dunia modern, melainkan mengambil bagian dengan
memanfaatkan kemajuan dari teknologi tersebut, diantaranya dengan
memanfaatkan media film demi pewartaan Injil dan Pendidikan Agama Katolik di
sekolah. Manusia sekarang bersifat audiovisual, maka karya pendidikan agama di
dalam sekolah dan Gereja perlu disesuaikan dengan perkembangan ini. Pengaruh
media audiovisual atau elektronis telah mengakibatkan dunia kita menjadi
berubah. Bukan nasihat atau kata-kata lisan yang panjang lebar, namun melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
media audiovisual orang, terlebih generasi muda mampu menangkap apa yang
hendak disampaikan, sesuatu yang ditampilkan mampu mewakili apa yang hendak
disampaikan. Dari hal ini kita dapat memahami bahwa dalam media audiovisual
terutama media film memiliki kesan yang lebih penting bila dibandingkan dengan
kata-kata saja.
Dapiyanta (1997: 137) berpendapat bahwa belajar Pendidikan Agama
Katolik pada dasarnya ialah belajar hidup menurut teladan Kristus. Orang yang
belajar Pendidikan Agama Katolik akan senantiasa menghidupi Kristus dalam hati
dan tindakannya. Jika siswa di sekolah belajar Pendidikan Agama Katolik dengan
sungguh-sungguh maka mereka akan bertindak seturut teladan Kristus, dengan
teladan hidup Kristus tersebut maka tidak ada lagi siswa yang melakukan tawuran
antar sekolah, melawan guru di sekolah, mencontek dan melakukan tindakan-
tindakan negatif lain yang sering dilakukan oleh siswa saat ini.
Pengetahuan memang dipentingkan dalam pelajaran Pendidikan Agama
Katolik, namun hal itu bukan menjadi hal yang utama dan satu-satunya,
bersamaan dengan hal ini, dipentingkan pula bagaimana
mempertanggungjawabkan pengetahuan tersebut (Setyakarjana, 1997: 9).
Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah tidak hanya berhenti pada
pengetahuan saja, namun peserta didik harus mampu sadar dan
mempertanggungjawabkan pengetahuan iman tersebut. Dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik di sekolah terdapat unsur pengetahuan, afeksi dan
tindakan. Unsur-unsur ini tidak boleh dilupakan dan harus dijadikan sebagai inti
tujuan Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Namun, saat ini yang terjadi di
lapangan, aspek kognitif masih sangat ditekankan dalam pembelajaran Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Agama Katolik di sekolah, hal ini dapat dilihat dari alat evaluasi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik masih sangat menekankan unsur
kognitif. Sehingga perlu dipertimbangkan kembali unsur afektif dan tindakan
siswa. Guru Pendidikan Agama Katolik tidak boleh mengukur kemampuan siswa
hanya berdasarkan kemampuan kognitif saja, melainkan segi afektif dan tindakan
perlu untuk dijadikan sebagai acuan penilaian.
Pada dasarnya setiap orang tidak menghendaki kebosanan dalam
hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.
Demikian juga dalam proses belajar mengajar di kelas, bila guru dalam proses
belajar mengajar tidak menggunakan variasi maka sebuah proses pembelajaran
akan menjadi hal yang membosankan bagi siswa, perhatian siswa akan berkurang,
mengantuk, akibatnya tujuan belajar tidak dapat tercapai. Guru memerlukan
variasi dalam mengajar. Keterampilan dalam mengadakan variasi pada proses
belajar mengajar meliputi tiga aspek yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi
dalam menggunakan media dan bahan pengajaran serta variasi dalam interaksi
antara guru dengan siswa. Jika ketiga komponen dapat dikombinasikan dengan
baik maka sebuah proses pembelajaran akan mampu meningkatkan perhatian
siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar (Syaiful Bahri, 2005: 124).
Dalam metodologi pembelajaran, terdapat dua aspek penting, yakni
metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam mengajar.
Dengan demikian, kedudukan media terdapat dalam komponen metodologi
sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Dalam proses belajar
mengajar kehadiran media memiliki arti yang cukup penting karena dalam
kegiatan belajar tersebut ketidakjelasan bahan ajar yang disampaikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
peserta didik dapat disederhanakan atau diperjelas melalui media. Media mampu
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan atau gambarkan melalui kata-
kata maupun kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan
dengan hadirnya media. Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna
bahan belajar dari pada tanpa bantuan media.
Dari pengalaman penulis ketika PPL di sebuah SD swasta Katolik di
daerah Yogyakarta pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
didik kurang berminat, kurang bergairah dan cenderung tidak aktif ketika
mengikuti sebuah proses pembelajaran, ada yang mengantuk, mengobrol dengan
teman atau asyik bercanda dengan teman. Penulis sempat bertanya kepada
beberapa siswa terkait mereka yang kurang memperhatikan ketika proses
pembelajaran berlangsung, mereka ada yang menjawab guru dalam
menyampaikan materi kurang menarik “garing”. Dari pendapat ini, guru perlu
berrefleksi dan menemukan cara agar dalam proses pembelajaran siswa dapat
tertarik serta berminat untuk belajar. Salah satunya dengan mengusahakan media
yang sesuai dengan minat mereka saat ini.
Usia siswa-siswi SMP kelas VIII umunya sedang mengalami suatu masa
yang disebut masa pubertas.
Usia pubertas bagi perempuan berkisar antara 11-15 tahun dan laki-laki antara 12-16 tahun, pada masa ini anak mengalami berbagai pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berdampak juga pada perubahan sikap dan perilaku. Salah satu akibat perubahan masa puber adalah anak cepat merasa bosan dengan permainan-permainan yang sebelumnya digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya. Hal ini terjadi akibat kondisi fisik yang mulai berkembang dan menjadi membuat masing-masing pribadi anak mengalami kondisi yang kurang nyaman (Hurlock, 1997: 185-192).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kita telah melihat bahwa di usia SMP anak sedang mengalami suatu
masa yang disebut pubertas, mereka sedang mencoba untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang mereka alami. Hal ini juga berdampak mereka
menjadi cepat bosan, oleh karena itu guru ditantang untuk mampu menyajikan
materi belajar yang membuat mereka tidak bosan dan mau untuk terlibat dalam
proses pembelajaran. Agar suasana pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
peserta didik mampu sampai pada tujuan pembelajaran, guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
Minat (interest) secara sederhana dapat diartikan sebagai kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin
Syah, 1997: 136). Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat
besar terhadap pelajaran Pendidikan Agama Katolik, maka ia akan memusatkan
perhatiannya pada pelajaran tersebut, melebihi siswa yang lainnya. Kemudian,
karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang
memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini sebaiknya berusaha untuk membangkitkan
minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang
studinya. Para guru hendaknya berusaha untuk dapat mengetahui minat dan bakat
para peserta didiknya agar kemudian mampu mengarahkan dan menumbuh
kembangkan peserta didik. Terlebih guru Pendidikan Agama Katolik diharap
mampu mengenal masing-masing peserta didiknya baik dalam segi sifat,
kepribadian, prestasi dan lain-lain. Yang terjadi di lapangan saat ini, masih banyak
guru yang kurang memahami kondisi, minat, dan bakat yang dimiliki oleh peserta
didiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Minat dalam belajar siswa biasanya diekspresikan dengan rasa
tertariknya ketika mengikuti sebuah pembelajaran yaitu dengan terlibat aktif
dalam seluruh proses pembelajaran, bukan dengan ribut di kelas, atau asik
bercanda dengan teman-temannya, seperti pengalaman penulis ketika menjalani
masa PPL di sekolah baik SD swasta di wilayah Yogyakarta pada tahun 2013
maupun di sebuah SMP swasta di wilayah Yogyakarta pada tahun 2014, sebagian
siswa terlihat asik dengan diri mereka sendiri ketika mengikuti proses
pembelajaran di kelas, mereka kurang menyimak apa yang disampaikan oleh
guru, bercanda dengan teman disekelilingnya, penulis banyak menjumpai siswa
yang tidur saat jam pelajaran, ada sebagian siswa yang beranggapan bahawa
metode mangajar guru tekesan membosankan. Banyak pula yang beranggapan
bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik adalah mata pelajaran yang
“mudah” jika dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika, IPA atau IPS,
sehingga mereka kurang memberi perhatihan khusus pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik. Oleh karenanya perlu diusahakan sesuatu hal agar
mampu menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik di sekolah, salah satu yang bisa diupayakan adalah dengan menggunakan
media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan minat siswa saat ini.
Media pengajaran dalam pengertian secara luas adalah setiap orang,
materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pengertian media
pengajaran secara sempit adalah alat-alat elektro-mekanis yang menjadi perantara
antara siswa dan materi pelajaran (Winkel, 1991: 187). Media film adalah salah
satu alternatif sarana yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kelas. Penggunaan media film di kelas dapat memanfaatkan peralatan yang telah
disediakan oleh sekolah seperti viewer di setiap kelas, laptop/komputer dan
speaker. Saat ini peralatan untuk memutarkan sebuah film/video tidak sesulit
pada zaman dahulu yang menggunakan pita film yang diproyeksikan melalui
media proyeksi yang langka dan sulit untuk memperolehnya. Sekolah sudah
memfasilitasi sarana-sarana yang dibutuhkan guna memanfaatkan salah satu
bagian dari media audiovisual tersebut.
Penggunaan media film di kelas memiliki keuntungan di antaranya
membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respon yang kurang
bermanfaat, menarik perhatian peserta didik pada tingkat yang tinggi, membuat
hasil belajar lebih permanen, menyajikan pengalaman riil yang akan mendorong
kegiatan mandiri anak didik, mengembangkan cara berpikir berkesinambungan,
memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh media yang lain dan
menambah frekuensi kerja, lebih dalam serta belajar yang lebih bervariasi (Syaiful
Bahri, 2005: 128-129). Di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sendiri menonton film
sebagai media pembelajaran di kelas sudah bukan merupakan hal baru lagi.
Sekolah memfasilitasi penggunaan media ini, dengan menyediakan sarana berupa
ruang multimedia yang menyediakan semua alat yang mendukung penggunaan
media ini. Sarana-sarana ini memudahkan guru untuk dapat memanfaatkan sarana
audiovisual yang berkembang saat ini, salah satunya film.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa film memiliki pengaruh
yang cukup besar sebagai media dalam pendidikan. Menonton sebuah film saat ini
tentu digemari oleh setiap kalangan dalam masyarakat, kita dapat melihat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bioskop-bioskop selalu dipenuhi oleh pengunjung setiap harinya, mereka bahkan
rela untuk mengantri berjam-jam demi mendapatkan tiket untuk menonton film.
Guru perlu mempertimbangkan media yang satu ini sebagai alternatif variasi
dalam belajar yang berguna untuk menarik minat belajar siswa, karena melihat
pengaruhnya yang cukup luas. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
penggunaan media film ini dalam meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan
pemaparan di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM TERHADAP MINAT BELAJAR
SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK DI SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah masih mengutamakan
segi kognitif.
2. Guru kurang memanfaatkan sarana atau media yang berkembang saat ini
guna menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik di kelas.
3. Anak-anak usia SMP sedang mengalami suatu masa yang disebut pubertas,
ini berdampak mereka menjadi cepat bosan pada suatu aktivitas atau kegiatan.
4. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
5. Guru kurang mengenal dan memahami masing-masing pribadi peserta
didiknya sehingga menjadi kurang mengetahui bakat dan minat yang ada
dalam masing-masing pribadi peserta didik.
6. Masih ada sebagian peserta didik yang menganggap remeh mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
7. Guru kurang memanfaatkan sarana-sarana dan media yang berkembang saat
ini dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah.
C. Batasan Masalah
Skripsi ini akan membatasi kajiannya pada masalah pengaruh
penggunaan media film terhadap minat belajar siswa kelas VIII dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Stella Duce 2.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji lebih dalam lewat penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media film dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta?
2. Bagaimana minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?
3. Seberapa besar pengaruh penggunaan media film terhadap minat siswa kelas
VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengikuti pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media film dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui sejauh mana minat siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2
Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
3. Untuk memaparkan seberapa besar pengaruh penggunaan media film
terhadap minat siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam
mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
F. Manfaat Penulisan
Penulisan ini mempunyai manfaat:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi para pendidik
1) Supaya menyadari pentingnya pemilihan media yang tepat bagi para peserta
didik.
2) Supaya menemukan alternatif media yang tepat dalam proses kegiatan
belajar-mengajar.
3) Supaya dapat mengembangkan media yang mampu mendukung terlaksananya
proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
b. Bagi mahasiswa
Penelitian ini juga kiranya dapat memberikan sumbangan bagi para
mahasiswa IPPAK yang nantinya akan berkarya dibidang pendidikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
katekese penulisan ini bermanfaat bagi mereka. Mereka dapat mengetahui media
yang cocok bagi peserta didik. Sehingga dapat memilih dan menggunakannya
dengan baik serta mampu pula mengembangkan media yang sesuai dengan minat
dan kebutuhan dari peserta didiknya.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata
Dharma dan sebagai acuan bagi penelitian yang lebih lanjut.
G. Metode Penulisan
Metode penulisan skripsi ini adalah deskripsi analistis, yaitu berdasarkan
studi pustaka dan penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan data dari hasil
penyebaran instrumen dan pembahasan terhadap hasil yang telah diperoleh.
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, dilakukan analisa terhadap
permasalahan yang terjadi.
H. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari 8 bagian. Bagian pertama
terdiri dari latar belakang penulisan yang memuat tiga unsur (fakta, ideal dan
aktual) yang menjadi alasan bagi penulis untuk memilih judul ini. Bagian kedua
merupakan identifikasi masalah dari latar belakang. Identifikasi masalah ini
merupakan jarak yang terjadi antara fakta dan ideal. Bagian ketiga adalah batasan
masalah, menjelaskan ruang lingkup atau batasan penulisan. Berikutnya bagian
keempat, perumusan masalah. Pada bagian ini penulis mencoba untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
merumuskan permasalahan-permasalahan dalam beberapa kalimat tanya
berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Perumusan masalah ini juga
akan membantu penulis untuk memecahkan permasalahan yang akan dikaji dalam
kajian pustaka sebelum dilakukan penelitian. Bagian kelima yaitu tujuan
penulisan yang memaparkan tujuan penulis memilih judul ini. Bagian keenam
penulis merumusakan manfaat dari judul yang akan didalami lewat penelitian.
Bagian ketujuh, yaitu metode penulisan penulis menjelaskan metode penulisan
yang akan digunakan. Pada bagian terakhir atau bagian kedelapan, penulis
menyampaikan sistematika penulisan.
Bab II terdiri dari empat bagian. Bagian pertama yaitu kajian pustaka.
Pada bagian ini penulis mencoba untuk menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan dalam rumusan masalah yang kemudian akan dijawab dengan
menggunakan acuan pustaka atau teori-teori yang akan membantu penulis untuk
menjawab permasalahan tersebut. Bagian kedua yaitu penelitian yang relevan
dengan judul yang telah dipilih oleh penulis. Bagian ketiga dari bab ini adalah
kerangka pikir yang menjelaskan atau merumuskan bagaimana kerangka pikir
penulis secara sistematis untuk mencoba memecahkan masalah-masalah yang
telah dirumuskan dan dikaji lewat kajian pustaka. Pada bagian keemapat penulis
mencoba merumuskan hipotesis atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang terjadi dalam judul yang telah dipilih. Hipotesis atau jawaban sementara ini
dirumuskan oleh penulis berdasarkan landasan-landasan teori yang telah dibahas
dalam kajian pustaka.
Bab III berisi metodologi penelitian. Pada bagian ini penulis mulai masuk
ke dalam metode-metode penelitian yang akan dilakukan untuk membuktikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
hipotesis yang telah dirumuskan oleh penulis pada bab sebelumnya. Bab ini terdiri
dari beberapa bagian yaitu: jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual
variabel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, instrumen
pengumpulan data, kisi-kisi penelitian, pengembangan instrumen terdiri dari uji
coba terpakai, uji validitas, analisis reliabilitas, uji persyaratan analisis terdiri dari
uji normalitas data, uji linearitas regresi, uji homogenitas dan homokedastisitas,
analisis deskripsi, uji hipotesis. Proses penelitian sudah dimulai dan dilakukan
dalam bab ini yaitu dengan menggunakan uji coba terpakai pada instrumen yang
akan digunakan sebagai alat pengumpulan data yang diperlukan guna
membuktikan hipotesis, sehingga hasilnya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
Bab IV berisi pembahasan hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini
penulis akan melaporkan hasil penelitian yang diperoleh lewat instrumen yang
telah diujikan kepada responden untuk dapat melakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan mensortir data-data yang diperlukan untuk dapat
membuktikan hipotesis. Melalui pembahasan hasil penelitian ini, penulis akan
mendapatkan jawaban yang sesungguhnya dari masalah yang telah dirumuskan.
Kemudian penulis akan menguraikan keterbatasan hasil penelitian.
Bab V merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran
terhadap seluruh penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan sekaligus
mengakhiri kegiatan penelitian untuk menjawab permasalahan dari judul yang
telah dipilih oleh penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Agama Katolik
a. Pelajaran Pendidikan Agama Katolik
Pelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu
bidang studi yang diajarkan di sekolah, memiliki kedudukan yang sama dengan
bidang studi yang lainnya seperti Matematika, Sejarah, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Karena berkedudukan sama dengan mata pelajaran lain di
sekolah, maka Pendidikan Agama Katolik di sekolah harus berpedoman pula pada
kurikulum yang berlaku.
Pelajaran agama Katolik di sekolah merupakan salah satu bagian dari
tugas pastoral Gereja terhadap anak-anak yang bertujuan agar peserta didik
mampu menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan Katolik dan dengan
demikian mudah-mudahan berkembang terus menjadi manusia paripurna
(manusia beriman) (Setyakarjana, 1997: 9).
Setyakarjana (1997: 9) berpendapat: Dalam Pendidikan Agama Katolik peserta didik diajak untuk memahami imannya, bagaimana pengahayatan iman tersebut dapat tumbuh, terjadi perkembangan iman didalamnya dan akhirnya dapat diwujudkan dalam hidupnya sehari-hari. Dalam PAK informasi dipentingkan, sama seperti dengan pelajaran lain di sekolah, peserta didik diuji dan diberi nilai atas penguasaan informasi yang diberikan. Namun hal itu dibuat dengan tidak mengabaikan aspek pembinaan iman. Peserta didik dimungkinkan mempertanggungjawabkan informasi yang diterima, dengan demikian peserta didik diajak untuk memikirkan imannya dan dari sini diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bahwa perkembangan iman dan sikap dapat terolah. Jadi PAK adalah bentuk pelayanan demi pembinaan iman di sekolah; sekolah dengan situasi dan kondisinya, kelemahan dan kelebihannya beserta tuntutan-tuntutannya. Dalam belajar PAK hal yang tidak boleh diabaikan adalah segi afeksinya,
tanpa mengabaikan unsur kognitif. Kognitif memang perlu, namun segi kognitif
itu bukan menjadi yang yang utama dan terutama. Dalam belajar PAK guru juga
harus mampu membantu peserta didik sampai pada pemahaman mengenai iman
peserta didik dan pada akhirnya menghantarkan peserta didik untuk menghayati
secara penuh imannya.
Dalam rangka pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Komkat KWI menyatakan
bahwa hakikat Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan
penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih
operasional dikatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan
salah satu usaha untuk memampukan siswa berinteraksi (berkomunikasi) tentang
pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman. Interaksi tersebut mengandung
unsur pengetahuan iman, pergumulan iman dan penghayatan iman. Dengan
kemampuan berinteraksi melalui unsur-unsur tersebut diharapkan iman siswa
semakin diperteguh.
Pendidikan Agama Katolik (PAK) pada dasarnya bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil
Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan
perjuangan untuk perdamaian, keadilan, kebahagiaan, kesejahteraan,
persaudaraan, kesetiaan, dan kelestarian lingkungan hidup yang dirindukan oleh
setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan (Maman Sutarman & Lalu,
2004: 20).
Tujuan Pendidikan Agama Katolik menurut Komisi Kateketik KWI yang
dilansir oleh Yoseph Kristianto (2007: 18) Pendidikan Agama Katolik di sekolah
dimaksudkan untuk membentuk siswa agar: (1) menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) menjadi manusia yang berakhlak
mulia dengan memiliki etika, budi pekerti dan moral; serta (3) mampu
meningkatkan potensi spiritual, dengan mengenal, memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi maupun
kemasyarakatan.
Keberhasilan PAK tidak hanya terletak pada hasil atau out put
sebagaimana tercermin dalam prestasi hasil studi yang dilambangkan dengan
nilai, melainkan juga outcome, yakni menyangkut kesiapan dan kecakapan siswa
dalam menjalani hidup secara cerdas dan bertanggung jawab di tengah masyarakat
(soft skills). Hal ini mengisyaratkan bahwa PAK harus komitmen terhadap upaya
pembinaan sikap hidup peserta didik. Sebab kesuksesan, prestasi, kebahagiaan
dan kebermaknaan hidup seseorang tidak dijamin oleh prestasi studinya secara
kognitif saja atau Intelligence Quotient (IQ), melainkan ditentukan juga oleh
kecerdasan yang lainnya seperti kecerdasan emosional atau Emotional Quotient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(EQ), kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ), maupun kecerdasan
kreativitas atau Creativity Quotient (CQ) (Kristianto, 2007: 18-19).
Pola/pendekatan yang dipakai dalam PAK menurut Komkat KWI yang
dilansir oleh Yoseph Kristianto (2007: 24) adalah pola interaksi (komunikasi)
aktif untuk menginterpretasikan dan mengaplikasiakan ajaran imannya dalam
hidup nyata. Pola ini dijabarkan dalam berbagai metode dan didukung sarana-
prasarana serta media pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terlibat
aktif dalam memberdayakan potensinya secara optimal.
Program pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik direncanakan
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan
tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan
tersebut perlu dipertimbangkan dan ditentukan secara seksama mengenai
pemilihan media dan cara menggunakannya. Dalam proses pembelajaran, siswa
akan lebih mudah mencerna isi materi pembelajaran apabila menggunakan dan
memberdayakan kemampuan indera yang dimiliki, seperti melihat (visual),
mendengar (auditif), serta gerak (motorik). Maka untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran, perlu didukung media pembelajaran yang mengacu pada konsep
audio-visual dan keterlibatan (Kristianto, 2007: 24).
b. Belajar dalam Pendidikan Agama Katolik
Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan
tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1991: 36). Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adalah suatu kegiatan yang tidak kelihatan, yang kita lihat hanyalah gejala
perubahannya saja. Dengan gejala perubahan dalam diri seseorang itu orang lain
mengerti bahwa dalam diri seseorang itu terjadi proses belajar. Tidak semua
perubahan karena belajar, ada pula faktor lain, misalnya perkembangan jasmani,
kelelahan, obat, penyakit (Winkel, 1991: 36-37). Dapiyanta (1997: 137) menarik
kesimpulan bahwa.
Belajar PAK pada dasarnya ialah belajar hidup menurut teladan Kristus. Ini bukan berarti tanpa relasi dengan Kristus. Menurut teladan Kristus berarti juga bahwa seseorang semakin erat berelasi dengan Yesus. Semakin seseorang berkata, bekehendak dan bertindak seperti Kristus berarti semakin terjadi belajar PAK dalam diri seseorang itu. Semakin orang terlibat dalam keprihatinan-keprihatinan Kristus, semakin terjadi interaksi aktif dalam diri orang itu terhadap lingkungannya, semakin pula terjadi belajar dalam diri orang itu. Orang yang belajar PAK diharap mampu menghidupi pribadi Yesus
Kristus sebagai inti pembelajaran PAK dalam hati, sifat dan tindakan hidupnya.
Proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja, terlepas dari ada atau tidaknya
yang mengajar. Proses belajar terjadi karena adanya intaraksi individu dengan
lingkungannya. Dengan ini dapat dipahami bahwa “belajar merupakan suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak seorang pribadi masih bayi hingga ke liang lahat nanti” (Arief S.
Sadiman dkk, 2009: 2). Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu
adalah dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
“Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan pener
Sadiman d
ataupun d
siswa, ora
penerima p
D
misalnya
hambatan
tubuh. Ka
siswa, me
penyalur
minat, int
geografis,
pendidikan
sebagai al
menurut t
klasifikasi
(2010: 19-
rima pesan
dkk, 2009:
didikan yan
ang lain, pen
pesannya ad
Dalam prose
minat, sik
fisik lainny
arena adany
dia pendidik
pesan dapa
teligensi, k
jarak wak
n” (Arief S
lat bantu in
tingkat dar
i yang dibu
-20):
adalah kom
11-12). Pes
g ada dalam
nulis buku d
dalah siswa
es belajar ki
kap, pendap
ya seperti ke
ya berbagai
kan sebagai
at mengata
keterbatasan
ktu dan lain
. Sadiman d
ni Edgar D
i paling ko
at oleh Edg
mponen-kom
san yang ak
m kurikulu
dan produse
a atau juga g
ita sering m
pat, keperc
elalahan, sa
jenis hamb
i salah satu
si hambata
n daya inde
n-lain dapa
dkk, 2009: 1
Dale menga
onkrit ke y
gar Dale seb
mponen pro
kan dikomu
um, sumber
er media; sa
guru.
mengalami h
cayaan, pen
akit, keterba
batan baik d
sumber bel
an tersebut.
era, cacat t
at dibantu d
14). Dalam
adakan klas
yang paling
bagaimana
oses komun
unikasikan
pesannya
aluran media
hambatan ps
ngetahuan,
atasan daya
di dalam d
lajar yang b
. “Perbedaa
tubuh atau
dengan pem
usaha mem
sifikasi pen
g abstrak.
dikutip oleh
nikasi” (Ari
adalah isi a
dapat dari
a pendidika
sikologis, se
inteligensi
indera dan
iri guru ma
berfungsi se
an gaya be
hambatan
manfaatan m
manfaatkan m
ngalaman b
Berikut a
h Yudhi Mu
19
ief S.
ajaran
guru,
an dan
eperti
i dan
cacat
aupun
ebagai
elajar,
jarak
media
media
elajar
adalah
unadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kerucut ini menggambarkan bahwa seseorang dapat dikatakan memiliki cara
belajar yang berkualitas apabila ia telah mampu memaknai simbol-simbol abstrak,
karena cara belajar yang demikian memiliki pengertian atau wawasan yang
tertinggi (high insight).
Berdasarkan uraian mengenai belajar di atas, maka dapat dipahami
bahwa belajar Pendidikan Agama Katolik merupakan proses komunikasi atau
interaksi iman yang kompleks, di mana siswa dibantu untuk memahami ajaran
iman agama Katolik, sehingga siswa mampu bertindak/berbuat/berprilaku dan
berkembang dalam kepribadiannya sesuai dengan ajaran iman Katolik serta
mampu mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari
(hidup mengumat maupun memasyarakat), sehingga ia semakin beriman.
Komunikasi atau interaksi iman ini mengandung unsur pengetahuan iman,
pergumulan iman dan pengahayatan iman, sehingga dengan ini diharapkan iman
siswa semakin diperteguh dan berkembang terus menerus menjadi manusia yang
paripurna (manusia beriman).
2. Media Pembelajaran dalam PAK
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harafiah memiliki arti perantara atau pengantar. Medòё
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief S.
Sadiman dkk, 2009: 6).
Banyak batasan yang diberikan mengenai pengertian media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Communication Technology/ AECT) di Amerika, memberi batasan tentang
pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Gagne sebagaimana dilansir oleh Lastiko
Runtuwene (2015: 2) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Bringgs yang dilansir oleh Lastiko Runtuwene (2015: 2) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsangnya
untuk belajar.
Sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/ NEA) memiliki definisi yang berbeda tentang media. Media adalah
segala bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatan-peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar
dan dibaca. Dari beberapa batasan pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa
“media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedimikan rupa sehingga proses belajar
dapat terjadi” (Arief S. Sadiman dkk, 2009: 7).
Media pengajaran dalam pengertian secara luas adalah setiap orang,
materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pengertian media
pengajaran secara sempit adalah alat-alat elektro-mekanis yang menjadi perantara
antara siswa dan materi pelajaran (Winkel, 1991: 187).
Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat membantu siswa
dalam melaksanakan aktivitas belajar, terlebih bila dijumpai perbedaan, misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
seperti perbedaan: minat, inteligensi, gaya belajar, maupun perbedaan lainnya.
Media tidak dapat hanya dipandang sebagai alat bantu saja bagi seorang guru
dalam mengajar, tetapi media lebih sebagai alat penyalur pesan (guru atau buku)
ke penerima pesan (peserta didik atau pembaca). Dapat disimpulkan bahwa media
adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya
(Azhar Arsyad, 2014: 2).
Media merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran.
Demikian pula dalam Pandidikan Agama Katolik sebagai salah satu bentuk
katekese sekolah sehingga kegiatan komunikasi penyampaian pesan Allah bagi
manusia adalah hal yang penting. Agar pesan-pesan pewartaan dapat diterima oleh
guru dan siswa dengan baik, maka diperlukan media yang tepat.
Jika dilihat dari segi PAK dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan dan menghadirkan Allah dan pesan-pesanNya kepada umat beriman
dalam lingkup sekolah, terlebih guru dan siswa, sehingga mereka mampu
berinteraksi (berkomunikasi) tentang imannya, dengan demikian diharapkan iman
mereka semakin berkembang dan diteguhkan menurut ajaran iman Katolik,
dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam membina
kerukunan antar umat beragama dan mewujudkan persatuan nasional (Lastiko
Runtuwene, 2015: 3).
b. Fungsi media pembelajaran
Yudhi Munandi (2010: 36-48) dalam bukunya Media Pembelajaran:
Sebuah Pendekatan Baru, memfokuskan analisis fungsi media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terhadap dua hal yakni didasarkan pada medianya dan penggunaannya. Pertama,
analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media
pembelajaran yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar; (2)
fungsi sematik; dan (3) fungsi manipulatif. Kedua, analisis fungsi didasarkan pada
penggunanya (peserta didik) terdapat dua fungsi yakni (4) fungsi psikologis dan
(5) fungsi sosio-kultural.
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media pembelajaran secara teknis berfungsi sebagai sumber belajar.
Dalam kalimat “sumber belajar” memiliki makna keaktifan, yakni sebagai
penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Sumber belajar dapat dipahami
sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar (Yudhi Munandi, 2010:
37).
Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya,
peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang jelas sebagai hasil
pengalamannya dengan keluarganya, teman-teman sekolahnya (orang dewasa dan
anak-anak), kelompok-kelompok keagamaan, masyarakat dan media sosialisasi
lainnya seperti film, acara radio, buku dan majalah. Semua itu adalah sumber bagi
anak untuk belajar. Selama perkembanga horizonnya, maka anak akan mampu
memasuki dunia sosialnya, bukan hanya melalui orang-orang atau objek-objek
yang ada di lingkungannya, melainkan dapat pula melalui saluran buku, film,
televisi, dan lain-lain (Yudhi Munandi, 2010: 37-39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Fungsi sematik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh peserta didik
(tidak verbalistik). Guru yang kreatif akan mampu mendayagunakan media
pembelajaran secara tepat maka akan membantu peseta didik untuk memahami
hal yang dimaksudkan dengan mudah. Misalnya dengan memberikan penjelasan
melalui bahasa dramatisasi, simulasi, cerita (mendongeng), cerita bergambar, dan
lain-lain (Yudhi Munandi, 2010: 39-40).
3) Fungsi manipulatif
Berdasarkan karakteristik umum, media memiliki dua kemampuan, yakni
mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
Pertama kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan
waktu (Yudhi Munandi, 2010: 41-43), yaitu:
a) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan
dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa ikan paus melahirkan anak, bencana
alam dan lain-lain.
b) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu
panjang menjadi singkat, seperti proses metamorfosis, berang-berang
membangun bendungan dan sarangnya.
c) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah
terjadi (terutama mata pejaran sejarah), seperti peristiwa Nabi Nuh dan
kapalnya, Musa membawa bangsa Israel menuju tanah terjanji, Peristiwa
hidup, karya, sengasara, wafat dan kebangkitan Kristus. Peristiwa-peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sejarah tersebut dapat dituangkan dalam film, dramatisasi, dongeng
(sandiwara program audio), cerita bergambar (komik) dan lain-lain.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan
inderawi manusia, yaitu:
a) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu
kecil, seperti molekul, sel, atom dan lain-lain, yakni dengan memanfaatkan
film, gambar dan lain-lain.
b) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu cepat ataupun
terlalu lambat, seperti proses metamorfosis. Hal ini dapat memanfaatkan film
ataupun gambar.
c) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan
suara, seperti belajar bahasa asing, belajar menyanyi dan bermusik, yakni
dengan memanfaatkan rekaman video maupun kaset (tape recorder).
d) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks misalnya
dengan memanfaatkan diagram, peta, grafik dan lain-lain.
4) Fungsi psikologis
a) Fungsi atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa
terhadap materi pembelajaran. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni
sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang
datang. Dengan adanya sel penghambat ini para peserta didik dapat memfokuskan
perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang
rangsangan-rangsangan lain. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan
perhatian siswa (Yudhi Munandi, 2010: 43-44).
b) Fungsi afektif
Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa
berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Hal itu berwujud pencurahan perasaan
minat, sikap penghargaan, nilai-nilai, dan perangkat emosi atau kecenderungan-
kecenderungan batin (Yudhi Munandi, 2010: 44).
Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau
penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut
berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada sisi siswa
kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan
tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
Hal lain dari penerimaan itu adalah munculnya tanggapan yakni berupa
partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini
merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal
tersebut dilakukan secara terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan dalam
jiwanya melakukan penilaian dan penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-
norma yang diperolehnya, dan pada tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-norma
tersebut akan diterima dan diyakininya. Kemudian terjadilah pengorganisasian
nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, ide dan sikap menjadi sistem batin yang
konsisten yang disebut sebagai karakterisasi. Pada tingkat ini siswa dapat
memperkuat falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing
hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c) Fungsi kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan
menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang
dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek
itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, lambang, yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang
bersifat mental (Yudhi Munandi, 2010: 45-46).
Media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan
kognitif siswa. Semakin banyak siswa dihadapkan pada objek-objek maka
semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimiliki siswa, atau semakin kaya
dan luas alam pikiran kognitifnya.
d) Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi
siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa
pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-
objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang atau dapat juga mengambil
bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran austik
(Yudhi Munandi, 2010: 46-47).
e) Fungsi motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa agar siswa terdorong untuk
mrlakukan kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya
dan dengan cara memberikan serta menimbulkan harapan. Harapan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan
guru ke dalam diri siswa, yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang
tepat guna (Yudhi Munandi, 2010: 47-48).
5) Fungsi sosio-kultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah
bagi guru untuk memahami para siswa, apalagi dengan jumlah yang banyak.
Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda apalagi jika
dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Sedangkan di
pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama
untuk setiap siswa (Yudhi Munandi, 2010: 48).
Tentunya guru akan mengalami kesulitan dalam mengahadapi hal itu,
terlebih ia harus mengatasinya sendirian. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam
memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan presepsi yang sama.
Jika kita melihat uraian diatas maka jelas bahwa media memiliki peran
yang penting dan strategis dalam sebuah proses pembelajaran, oleh karena itu
penggunaan media dalam proses belajar-mengajar di kelas tidak boleh diabaikan
oleh guru.
c. Karakteristik Jenis Media Pembelajaran
Media adalah perangkat lunak (software) yang merupakan pesan, materi
atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
peralatan atau perangkat keras (hardware) (Arief S. Sadiman dkk, 2009:19).
Perangkat keras dapat berfungsi sebagai media pembelajaran sejauh berperan
sebagai sarana pengantar (medium) pesan/materi pelajaran.
Berdasarkan perkembangan teknologi, Azhar Arsyad yang dilansir oleh
Sukiman (2012: 46) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu: 1)
media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil
teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer. Sementara Seels dan Glasgow membagi media ke dalam dua kelompok
besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Media tradisional
berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio,
penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak,
permainan, dan media realita. Sedangkan media teknologi mutakhir berupa media
berbasis telekomunikasi (misalnya: teleconference) dan media bebasis
mikroprosesor (misalnya: permainan komputer dan hypermedia). Belum terdapat
taksonomi media yang berlaku secara umum dan mencakup segala aspeknya,
terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Namun,
pengelompokan media yang ada saat ini dapat membantu untuk memperjelas
perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa
dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran
tertentu.
Media pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam suatu proses
pembelajaran perlu dipilih dengan tepat sehingga dapat berfungsi secara efektif.
Dalam pemilihan media guru perlu mempertimbangkan: 1) ia merasa sudah akrab
dengan media tersebut, 2) ia merasa bahwa media yang dipilih dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, 3) media yang
dipilih dapat menarik minat dan perhatian peserta didik, serta menuntunnya pada
penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi (Sukiman, 2012: 47).
Menurut Azhar Arsyad yang dilansir oleh Sukiman (2012: 47-50), dari
segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu
mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah motivasi,
perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum
mengajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan (reinforcement), latihan dan
pengulangan dan penerapan.
1) Motivasi
Dalam diri peserta didik harus terdapat kebutuhan, minat, atau keinginan
untuk belajar sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan
latihan. Pengalaman belajar yang akan dialami oleh peserta didik harus relevan
dan bermakna baginya. Maka, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan
yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pembelajaran itu
(Sukiman, 2012: 47).
2) Perbedaan individual
Dalam proses belajar, peserta didik memiliki cara yang beragam dan
tingkat kecepatan yang beragam pula. Faktor-faktor seperti kemampuan
intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar mempengaruhi
kemampuan dan kesiapan peserta didik untuk belajar. Tingkat kecepatan
penyajian informasi melalui media harus dipertimbangkan berdasarkan kepada
tingkat pemahaman peserta didik dalam proses belajar (Sukiman, 2012: 47-48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Tujuan pembelajaran
Kesempatan untuk berhasil dalam proses pembelajaran semakin besar
apabila peserta didik diberi tahu apa yang diharapkan agar mereka pelajari melalui
media pembelajaran tersebut. Di samping itu, pernyataan mengenai tujuan belajar
yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran.
Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana, yang harus mendapatkan
perhatian pokok dalam media pembelajaran (Sukiman, 2012: 48).
4) Organisasi isi
Pembelajaran akan lebih mudah, jika isi dan prosedur atau keterampilan
fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan yang
bermakna. Peserta didik akan memahami dan mengingat lebih lama materi
pelajaran yang secara logis disusun dan diurutkan secara teratur. Tingkatan materi
yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi
materi. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media,
peserta didik dapat dibantu untuk secara lebih baik mensintesis dan memadukan
pengetahuan yang akan dipelajari (Sukiman, 2012: 48).
5) Persiapan sebelum mengajar
Peserta didik sebaiknya telah mengausai secara baik pelajaran dasar dan
telah memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin
merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain,
ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan
tingkat persiapan peserta didik (Sukiman, 2012: 48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
6) Emosi
Pembelajaran melibatkan emosi, perasaan pribadi serta kecakapan amat
berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara yang sangat baik
untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih,
dan kesenangan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditujukan kepada
elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan
pengetahuan dan sikap (Sukiman, 2012: 48-49).
7) Partisipasi
Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, seorang peserta didik
harus menginternalisasi informasi. Oleh sebab itu, dalam belajar peserta didik
memerlukan kegiatan yang membuat mereka dapat berpartisipasi aktif. Partisipasi
berarti kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi
pelajaran. Melalui partisipasi kesempatan terbuka lebih besar bagi peserta didik
untuk memahami dan mengingat materi pembelajaran (Sukiman, 2012: 49).
8) Umpan balik
Hasil belajar dapat meningkat apabila peserta didik diberi informasi
secara berkala tentang kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan
memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan (Sukiman,
2012: 49).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
9) Penguatan (reinforcement)
Apabila peserta didik berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar.
Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-
masa yang akan datang (Sukiman, 2012: 49).
10) Latihan dan pengulangan
Sesuatu hal baru sangat jarang dapat dipelajari secara efektif hanya
dengan sekali mencoba. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi
bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan/
keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan
demikian, ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang (Sukiman, 2012: 49).
11) Penerapan
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau
situasi baru. Jika peserta didik mampu melakukan hal ini, maka pemahamannya
dapat dikatakan telah sempurna. Tanpa dapat melakukan hal ini, maka
pengetahuan sempurna belum dapat dikatakan dikuasai. Peserta didik harus
dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasinya (prinsip, konsep dan
kaidah) yang berkaitan dengan tugas. Kemudian peserta didik diberi kesempatan
untuk bernalar dan memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur
terhadap berbagai masalah maupun tugas baru. (Sukiman, 2012: 49-50).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran dalam PAK
Berikut ini adalah beberapa dasar pertimbangan pentingnya penggunaan
media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik menurut Jansen yang
dilansir oleh Lastiko Runtuwene (2015: 9-10).
1) Ditinjau dari segi kateketis
Dalam pewataan, sarana dan keperagaan sangat penting dalam mencapai
tujuan. Hal ini sangat sesuai dengan yang dilakukan oleh Yesus. Misalnya Yesus
dalam pewartaan-Nya menggunakan perumpamaan-perumpamaan dan simbol-
simbol tertentu dalam pewartaan. Bahkan diri dan pribadi-Nya sendiri menjadi
media pewartaan (Lastiko Runtuwene, 2015: 9).
2) Ditinjau dari segi psikologis
Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia masuk
dalam otaknya melalui indra pengelihatan. Gambaran mental yang tepat di dalam
otak peserta didik akan lebih benar (sesuai kebenarannya) jika dipandu atau
dibantu dengan media pembelajaran (Lastiko Runtuwene, 2015: 9-10).
3) Ditinjau dari segi didaktis
Dengan media pembelajaran dapat memudahkan peserta didik dalam
menerima dan memahami suatu materi yang disajikan sehingga tujuan yang
diharapkan dalam pelajaran dapat tercapai. Dengan media pembelajaran
memudahkan terjadinya korelasi, komunikasi antara peserta didik dengan guru
(Lastiko Runtuwene, 2015: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Ditinjau dari segi sosiologis
Manusia pada hakikatnya tidak lepas dari masyarakat dan lingkungannya.
Dengan komunikasi yang terjadi dapat membawa manusia ke relasi yang lebih
tinggi dengan penciptanya. Misalnya menggunakan alam sebagai media akan
menghantar siswa untuk menyadari dan memahami dirinya sebagai ciptaan Allah
(Lastiko Runtuwene, 2015: 10).
Dalam penggunaan media (khususnya media komunikasi) untuk
pewartaan iman (termasuk dalam PAK) instruksi Pastoral Aetatis Novae (oleh
dewan kepausan untuk komunikasi sosial pada tanggal 18 Maret 1992)
menyatakan bahwa segala bentuk media dipergunakan untuk: melayani
perkembangan pribadi manusia, melayani dialog dengan dunia, mengabdi jemaat
manusia dan kemajuan, persatuan Gerejani dan melayani suatu evangelisasi baru.
3. Media Film dalam Pembelajaran PAK
a. Pengertian media film
Banyak pengertian yang dirumuskan mengenai film. Namun rumusan-
rumusan terdahulu mengenai film sebatas gambar yang direkam atau disimpan
dalam pita seluloid. Film yang dimaksud disini adalah film sebagai media
pendidikan yang melukiskan cerita, kisah dan lain-lain yang sering digunakan
guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Batmomolin & Hermawan (2003: 64)
berpendapat sebagai berikut:
Film merupakan sarana komunikasi massa yang perencanaan dan produksinya dibuat melalui suatu proses yang matang dan panjang. Setiap bagiannya harus mampu mengungkapkan secara tepat pesan yang hendak disampaikan kepada publik. Pesan-pesan verbal disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lewat dialog yang hidup. Narasi yang disertai dengan pesan visual lewat gambar yang ditampilakan dimaksudkan untuk menambah bumbu kepada apa yang dapat diketahui dan diungkapkan lewat kata-kata atau bahasa sederhana. Definisi film menurut UU 8 tahun 1992 adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video,
piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya,
dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan
sistem proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya.
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film, secara
kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik
atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa
dikenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film
(sinema) adalah Cinemathograpie yang berasal dari Cinema + tho = phytos
(cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah
melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita
harus menggunakan alat khusus yang disebut kamera (Sukiman, 2012: 184).
Sejalan dengan perkembangan media penyimpanan dalam bidang
sinematografi, maka pengertian film bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi
tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit
film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada
tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital
dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
disimpan pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi
media penyimpanan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu
pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seni audio-visual
(Sukiman, 2012: 185).
Film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan
audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. Istilah film pada mulanya
mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya
atau yang sering disebut dengan selluloid. Dalam bidang fotografi film ini
menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang
tertangkap lensa. Kemudian pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada
penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpanan gambar. Dalam bidang
sinematografi perihal media penyimpanan ini telah mengalami perkembangan
yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpanan selluloid (film), pita
analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Saat ini
sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid. Bahkan saat ini
sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap
pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari
media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel (Sukiman,
2012: 185-186).
Film atau video merupakan kumpulan gambar-gambar dalam frame.
Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan
cepat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-
sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang
rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu dan
mempengaruhi sikap (Sukiman, 2012: 187-188).
Seperti halnya media film, media video juga mampu manpilkan gambar
bergerak (gambar hidup) dengan disertai suara. Media video memiliki persamaan
dengan media film. Persamannya ialah keduanya termasuk kelompok media
pandang sekaligus dengar (Audio Visual aids), karena memiliki unsur yang dapat
dilihat sekaligus didengarkan. Adapun perbedannya antara lain media film
memiliki alur cerita baik yang bersifat non fiksi atau fiksi sementara video pada
umumnya tidak memiliki alur cerita (Sukiman, 2012: 187).
b. Jenis-jenis film
Film untuk konteks pembelajaran memiliki banyak jenis yang variatif,
berikut adalah jenis-jenis film yang digunakan dalam pembelajaran: 1) film
dokumenter (documentaries), 2) film docudrama, 3) film drama dan semidrama,
4) film action/laga, 5) film animasi/kartun, 6) film kolosal.
1) Film dokumenter (documentaries)
Menurut Heinich yang dilansir oleh Yudhi Munadi (2010: 117) film-film
yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan memfiksikan fakta. Heinich
berpendapat bahwa documentary sebagai “a creative treatment of actuality”
yakni perlakuan kreatif terhadap suatu kenyataan. Poin terpenting dalam film ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menurutnya ialah menggambarkan permasalahan manusia meliputi bidang
ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film
dokumenter ini dapat menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia.
2) Film docudrama
Film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Dengan
demikian kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari
kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah (Yudhi Munadi, 2010:
118). Contoh dari film jenis docudrama adalah kisah teladan para Rasul, Santo-
Santa dan tokoh terkenal.
3) Film drama dan semidrama
Keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah
nyata dan bisa juga diambil dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu
menjadi sebuah cerita (Yudhi Munadi, 2010: 118). Contoh film drama dan
semidrama adalah kisah tentang penyesalan orang kafir, kisah orang yang takut
pada Allah, kisah orang yang hidup penuh dengan kesabaran, kisah indahnya
hidup damai, dan lain-lain.
4) Film action/laga
Film jenis ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Pada umumnya
ada banyak adegan perkelahian, saling kejar-mengejar, atau aksi menggunakan
senjata api (Adhi Prasetyo Nugroho, 2015: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5) Film animasi/kartun
Film kartun dalam sinematografi dikategorikan sebagai bagian yang
integral film yang memiliki ciri dan bentuk khusus. Film secara umum merupakan
serangkaian gambar yang diambil dari obyek yang bergerak. Gambar obyek
tersebut kemudian diproyeksikan ke sebuah layar dan memutarnya dalam
kecepatan tertentu sehingga menghasilkan gambar hidup. Film kartun dalam
sinematografi adalah film yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa
ilustrasi di mana semua gambarnya saling berkesinambungan (Adhi Prasetyo
Nugroho, 2015: 3).
6) Film kolosal
Kolosal sendiri berarti luar biasa besar. Film jenis ini umumnya
diproduksi dengan dana yang sangat banyak dan melibatkan banyak pemain,
mulai dari pemeran utama sampai figuran. Biasanya, film kolosal hampir selalu
bertema sejarah atau zaman kuno yang menampilkan adegan peperangan besar-
besaran (Adhi Prasetyo Nugroho, 2015: 2). Contoh dari jenis film kolosal adalah
Exodus Gods and Kings.
c. Peranan media film dalam pembelajaran
Setiap peserta didik memiliki kemampuan indera yang berbeda satu sama
lain, baik pendengaran, pengelihatan maupun kemampuan berbicaranya. Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap peserta didik
dapat dikurangi. Ada tiga variasi penggunaan media, yakni media pandang, media
dengar dan media taktil. Bila guru menggunakan media bervariasi atau bervariasi
dalam menggunakan bahan ajar, akan banyak sekali memerlukan penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
indera anak didik, membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi, memberi
motivasi untuk belajar, mendorong berpikir, dan meningkatkan kemampuan
belajar. Film yang termasuk dalam golongan media pandang. Menurut Syaiful
Bahri (2005: 128-129) Pengguanaan alat-alat media pandang memiliki
keuntungan antara lain: membantu secara konkret konsep berpikir dan
mengurangi respon yang kurang bermanfaat, menarik perhatian anak didik pada
tingkat yang tinggi, membuat hasil belajar lebih peranen, menyajikan pengalaman
riil yang akan mendorong peserta kegiatan mandiri anak didik, mengembangkan
cara berpikir kesinambungan, memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai
oleh media yang lain, menambah frekuensi kerja, lebih dalam dan belajar lebih
bervariasi.
Saat ini telah jutaan orang mengalami menonton film di bioskop. Bahkan
mereka rela mengantri demi mendaptkan tiket sebuah film yang sedang
digandrungi dan menjadi pusat perhatian masyarakat. Dalam menyaksikan film di
bioskop, orang tidak perlu bersusah payah mengingat pesan yang disampaikan,
karena semua sudah diatur baginya. Orang tersebut hanya perlu menerima saja
apa yang disuguhkan di hadapan matanya. Peristiwa yang disaksikan tersebut
mempengaruhi emosinya. Tidak salah bahwa orang menyebut studio film adalah
sebuah pabrik mimpi. Seperti halnya mimpi yang menimbulkan kesan yang lama
bagi seseorang, demikian juga film dapat menimbulkan kesan yang lama bagi
seseorang. Apa yang dilihatnya tersebut juga memungkinkan orang tersebut
terpengaruh sikap dan perilakunya secara sungguh-sungguh. Film merupakan alat
yang ampuh jika digunakan secara efektif untuk suatu tujuan. Tepat jika
digunakan dalam pembelajaran karena pada umumnya anak-anak masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menekankan segi emosinya dibanding aspek rasionalnya (Yudhi Munadi, 2010:
114).
d. Keuntungan menggunakan media film dalam proses pembelajaran
Kemampuan film untuk memanipulasikan waktu dan ruang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Berikut beberapa keuntungan menggunakan
media film dalam proses pembelajaran Azhar Arsyad (2014: 50).
• Film dapat menyajikan suatu proses dengan lebih efektif dibandingkan
dengan media lain.
• Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika
membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam
sekitar, bahkan dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapat
dilihat, seperti cara kerja jantung berdenyut.
• Film memungkinakan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu
keadaan/peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
• Kemampuan film untuk mendramatisasi peristiwa-peristiwa dan situasi
membuatnya cocok bagi PBM dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan masalah
kemanusiaan.
• Film berguna mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan adanya
pengulangan, sehingga keterampilan mampu dipelajari secara berulang-ulang
pula.
• Karena memiliki dampak emosional yang tinggi/besar, film sangat cocok
mengajarkan masalah-masalah menyangkut domain afektif. Sikap individu
maupun kelompok dapat diubah melalui film yang dirancang untuk hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tersebut. Misalnya anak yang suka berbohong mendapatkan balasan dari
perbuatannya tersebut membuat siswa mampu menyadari bahwa perbuatan
berbohong tidak baik, sehingga mereka tidak melakukan hal tersebut.
• Suatu PBM yang berlangsung dengan menggunakan film sebagai media akan
memiliki pengaruh psikologis yang lebih menguntungkan bagi siswa,
dibandingkan dengan media lain.
• Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar, kelompok kecil,
kelompok heterogen maupun perorangan.
• Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian
mekarnya bunga, mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncupnya itu
mekar.
e. Keterbatasan media film
Meskipun media film memiliki banyak keuntungan, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa setiap media memiliki keterbatasan pula. Berikut beberapa
keterbatasan media film menurut Azhar Arsyad (2014: 50).
1) Tidak semua siswa memiliki kemampuan berfikir yang sesuai dengan
kecepatan sebuah film. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar
bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui film tersebut.
2) Produksi sebuah film pada umumnya mahal dan memakan waktu yang cukup
lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3) Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus
untuk kebutuhan sendiri.
4. Minat Belajar Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik
a. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 1997:
136). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diamati seseorang diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya hanya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan
belum diikuti dengan perasaan senang, dan dari situ diperoleh keputusan. Slameto
(2010: 180) berpendapat sebagai berikut.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang meminta/dilakukan dengan senang hati. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat
pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki
minat terhadap suatu subyek tertentu cenderung memberikan perhatian lebih
terhadap subyek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian melalui
pengalaman-pengalaman hidup selanjutnya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat
baru yang muncul kemudian. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar
dan menyokong proses belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal
tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi
umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.
Slameto (2010: 18) berpendapat bahwa.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Jika terdapat siswa yang tidak berminat atau kurang berminat dalam
belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang
berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang
diminati oleh siswa.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Mahfud Shalahuddin sebagaimana dikutip dalam Sahrundi (2008: 74-81)
berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa, yakni
faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar terdiri dari lingkungan dan instrumen,
sedangkan faktor dalam terdiri dari fisiologis dan psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1) Faktor luar terdiri dari: lingkungan yang dibagi dalam lingkungan alam non
sosial, lingkungan sosial; instrumen yang di dalamnya terdapat kurikulum,
sarana atau media pendidikan, interaksi guru dan murid, metode belajar,
keadaan gedung.
a) Lingkungan
(1) Lingkungan alam dan non sosial
Yang digolongkan dalam faktor ini dalam belajar ialah keadaan alam,
udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam hari), tempat atau lokasi gedungnya,
alat-alat yang dipakai untuk belajar, seperti alat tulis menulis, buku-buku, media
pendidikan dan sebagainya. Semua faktor-faktor ini harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat membantu, menguntungkan dan menimbulkan rasa aman dalam
proses belajar mengajar. Letak sekolah dan tempat belajar yang kurang atau tidak
memenuhi syarat seperti: kelas yang terlalu sempit dengan jumlah peserta didik
yang terlalu banyak, suasana bising karena dekat dengan pusat keramaian dan
sebagainya, harus dihindarkan, media pengajaran juga harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan menurut pertimbangan psikologis (Sahrundi,
2008: 74).
(2) Lingkungan sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial dalam belajar di sini adalah faktor
manusia dan sesama manusia, baik manusia itu ada atau hadir maupun
kehadirannya itu dapat disimpulkan. Maksudnya, bahwa manusia itu tidak
langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sedang belajar, kerapkali mengganggu aktivitas belajar, misalnya: jika dalam
sebuah kelas murid sedang menjelaskan materi ke peserta didik kemudian dari
luar timbul suara gaduh orang yang bergurau maka konsentrasi peserta didik
tersebut menjadi kacau sehingga sulit untuk menerima materi yang diberikan oleh
guru. Faktor-faktor sosial ini pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar
dan prestasi belajar yang akan dicapai (Sahrundi, 2008: 75).
b) Instrumen
(1) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
peserta didik. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyiapkan bahan pelajaran
agar peserta didik menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya yang terlalu padat, di atas kemampuan
peserta didik, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian peserta didik. Perlu
kita ingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar
mengajar yang mementingkan kebutuhan peserta didik. Guru perlu mendalami
karakter peserta didik dengan baik, harus memiliki perencanaan yang mendetail
agar dapat melayani peserta didik sesuai dengan baik (Sahrundi, 2008: 75-76).
(2) Sarana atau media pendidikan
Kenyataannya bahwa pada masa ini, dengan banyaknya jumlah anak
yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat atau media yang membantu
lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperi media audiovisual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
multimedia, buku-buku di perpustakaan, laboraturium dan media-media lain.
Menggunakan media pendidikan dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sahrundi, 2008: 76).
(3) Interksi guru dan murid
Proses belajar megajar terjadi antara guru dengan peserta didik. Proses
tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara
belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Dalam relasi
yang baik, peserta didik akan menyukai gurunya dengan demikian juga akan
menyukai mata pelajaran yang diberikan, sehingga peserta didik tersebut berusaha
mempelajari dengan sebaik-baiknya. Hal ini berlaku sebaliknya. Jika peserta didik
membenci gurunya maka secara otomatis dia tidak suka dengan pembelajaran
tersebut. Guru yang kurang berinteraksi dengan peserta didik secara akrab, akan
menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang lancar. Juga peserta didik
menjadi merasa jenuh, enggan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran (Sahrundi, 2008: 76).
(4) Metode belajar
Guru yang hanya mengajar dengan metode ceramah saja tentu akan
membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru
yang yang progresif adalah yang berani mencoba metode-metode baru yang
bermanfaat dan membantu meningkatkan keaktifan belajar mengajar dan
meningkatkan minat serta motivasi siswa dalam belajar (Sahrundi, 2008: 77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dalam kegiatan belajar banyak siswa yang menggunakan cara keliru.
Masalah ini perlu adanya pembinaan dari pihak guru. Sebab dengan cara belajar
yang tepat maka akan efektif pula hasil belajar siswa. Juga pembagian waktu
untuk belajar. Cara yang efektif di antaranya dengan belajar secara teratur setiap
hari. Belajar yang penuh disiplin, mantap dan teratur, niscaya dapat meningkatkan
prestasi belajar.
(5) Keadaan gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik setiap
pribadi menuntut keadaan gedung yang harus memadai di dalam setiap kelas. Jika
suatu sekolah memiliki gedung yang kurang layak dan tidak sesuai dengan jumlah
siswa, maka siswa dalam proses belajar tentu akan merasa terganggu dan kurang
nyaman dengan keadaan tersebut, sehingga minatnya dalam mengikuti proses
pembelajaran akan terganggu (Sahrundi, 2008: 77).
2) Faktor dalam terdiri dari: faktor fisiologis (kondisi fisik dan kondisi indera),
faktor psikologis yang di dalamnya terdapat minat, intelegensi, bakat,
perhatian, dan emosi.
a) Fisiologis (kondisi fisik dan kondisi indera)
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, orang yang
kesehatannya terganggu cenderung cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, mengantuk, ataupun gangguan fungsi alat indera lainnya. Agar seseorang
dapat belajar dengan baik ia harus mengusahakan kesehatan badannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
cara selalu mengindahakan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat,
tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah (Sahrundi, 2008: 77-78).
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurnanya seseorang. Cacat tubuh itu dapat berupa buta, tuli, setengah tuli,
patah tulang, lumpuh dll. Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar.
Peserta didik yang cacat belajarnya juga menjadi terganggu. Jika hal ini terjadi,
hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu
agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya tersebut.
b) Psikologis
(1) Minat
Minat menyangkut dua hal yang perlu diperhatikan yaitu minat
pembawaan dan minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar. Minat
pembawaan muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik
kebutuhan maupun lingkungan. Minat semacam ini, biasanya muncul berdasarkan
bakat yang ada. Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari
luar seperti lingkungan dan kebutuhan. Perlu ditambahkan juga, bahwa
spesialisasi bidang studi yang menarik minat seseorang akan dapat dipelajari
dengan sebaik-baiknya demikian pula sebaliknya, bidang studi yang tidak sesuai
dengan minatnya tidak akan mempunyai daya tarik baginya (Sahrundi, 2008: 78-
79). Oleh sebab itu, dalam kegiatan belajar sangat diharapkan minat yang didasari
oleh bukan yang kemudian dikembangkan secara maksimal dan ditunjang oleh
fasilitas yang diharapkan. Media pembelajaran yang sesai dan relevan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
peserta didik dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menjadikan peserta didik
menjadi berminat dalam mengikuti sebuah proses pembelajaran.
(2) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan tepat. Intelegensi besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
memiliki tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari pada yang memiliki
tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang memiliki tingkat
intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan
karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor di antara faktor
yang lainnya. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/berpengaruh negatif
terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa yang memiliki
tingakat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia
belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang
efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya (faktor jasmaniah,
psikologi, keluarga, sekolah, dan masyarakat) memberi pengaruh yang positif, jika
siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga
pendidikan khusus (Sahrundi, 2008: 79).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(3) Bakat
Setiap manusia dilahirkan dilengkapi dengan bakat atau kemampuan
yang melekat pada dirinya. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisir menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya
ia akan lebih giat dalam belajarnya. Penting bagi guru untuk mengetahui bakat
siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah sesuai dengan bakatnya
(Sahrundi, 2008: 79-80).
(4) Perhatian
Untuk dapat belajar dengan baik, seorang anak harus ada perhatian
terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Apabila materi pelajaran yang
disajikan kepada mereka tidak menarik baginya, maka akan timbullah rasa bosan
dan malas untuk belajar, sehingga prestasi dalam studi menurun. Oleh sebab itu,
pendidik harus berusaha semaksiamal mungkin, agar materi pelajaran yang
disajikan itu, menarik perhatian peserta didik (Sahrundi, 2008: 80).
(5) Emosi
Dalam kegiatan belajar, sangat diperlukan kestabilan emosi.
Ketidakstabilan emosi dalam artian emosi cepat tersentuh walau bagaimana
kecilnya suatu masalah menimbulkan gejala-gejala negatif, misalnya: kejang,
tidak sadarkan diri, berteriak-teriak dan lain sebagainya. Keadaan emosi yang
mendalam ini, sudah tentu menimbulkan hambatan-hambatan dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
belajar. Oleh karena itu anak-anak yang mempunyai emosi sedemikian ini
memerlukan situasi yang cukup tenang dan penuh pengertian dari orang yang ada
di sekitarnya, agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan lancar (Sahrundi, 2008:
80-81).
c. Minat belajar Pendidikan Agama Katolik
Minat belajar Pendidikan Agama Katolik adalah kecenderungan yang
bersifat tetap atau keinginan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
PAK, yang ditandai dengan adanya rasa tertarik, perhatian dan rasa senang ketika
mengikuti proses pembelajaran PAK di sekolah. Rasa tertarik ini dapat
diekspersikan melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran PAK.
Ketertarikan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran PAK ini sangat
diperlukan guna memotivasi peserta didik agar mampu mengahayati apa yang
sedang dipelajarinya dan kemudian peserta didik termotivasi untuk melakukan
tindakan atau sikap baik dari seluruh rangkaian kegiatan pelajaran yang telah
diterimanya.
Sebelumnya kita sudah melihat berbagai hal yang dapat mempengaruhi
belajar siswa baik faktor dari luar maupun dari dalam. Tugas guru dalam adalah
membantu siswa untuk mengatasi hal-hal yang dapat menghambat minat
belajarnya. Ada berbagai macam hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAK di
sekolah, di antaranya dengan memanfaatkan media film yang berkembang dan
dekat dengan hidup para peserta didik saat ini. Jika guru PAK di sekolah mampu
membangkitkan minat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran PAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
maka diharapkan para peserta didik mampu lebih terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga hasil belajar mereka dapat semakin meningkat.
Peserta didik juga diharapkan mampu memiliki sikap positif terhadap
pendidikan agama yakni memiliki disposisi batin dan komitmen terhadap
perlunya PAK di sekolah. Sikap seperti ini akan mempengaruhi gejala kejiwaan,
perasaan dan emosi. Perasaan dan emosi yang dimiliki digerakkan oleh adanya
tujuan atau kebutuhan. Dalam hal ini peserta didik dimotivasi untuk mampu
memahami pendidikan agama sebagai pendidikan iman dan akhirnya peserta didik
terdorong untuk bertindak dan melakukan sesuatu secara bertanggung jawab
berdasarkan ajaran imannya.
B. Penelitian yang Relevan
1. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Minat Siswa-siswi
Untuk Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di SMA Panghudi
Luhur Van Lith Muntilan
Pada tahun 2008, Gabriel Sahrundi, S.Pd melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Minat Siswa-siswi
Untuk Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di SMA Panghudi Luhur
Van Lith Muntilan”. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk memaparkan
seberapa besar pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap minat siswa-
siswi untuk mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Panghudi
Luhur van Lith. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Panghudi Luhur
van Lith Muntilan dari kelas X sampai kelas XII tahun akademik 2007-2008
berjumlah 460 siswa-siswi. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penelitian ini adalah menggunakan penyebaran kuesioner dalam bentuk skala
sikap, perbedaan sematik dan skala liket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan antar variabel
“Media Audiovisual” dengan “Minat Siswa-siswi Mengikuti PAK” yang dihitung
dengan koefisien korelasi adalah 0,716. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat
dan positif (mendekati 1) di antara media audiovisual dengan minat siswa-siswi
mengikuti PAK. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh di bawah 0,05, maka
korelasi antara media audiovisual dengan minat siswa-siswi mengikuti PAK
sangat nyata. Semakin tinggi penggunaan media audiovisul akan membuat minat
siswa-siswi mengikuti PAK cenderung meningkat.
Nana Sudjana sebagaimana dilansir oleh Sahrundi (2008: 140) penemuan
ini medukung atau sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
bahwa penggunaan media pendidikan dan pengajaran dalam proses belajar-
mengajar sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar siswa
menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan
pengajaran menggunakan media. Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran
dalam proses pengajaran sangat dianjurkan, karena dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai.
Selain itu juga Dr. Oemar Hamalik dalam Sahrundi (2008: 140)
berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa pemakaian media
pendidikan salah satu di antaranya adalah media audiovisual, dalam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pendidikan
tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pendidikan juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
2. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Katolik terhadap
Minat Belajar Siswa Kelas VI dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco, dan SD Panghudi Luhur
Yogyakarta
Pada tahun 2015, Maria Gabriela Kale menulis skripsi dengan judul:
“Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Katolik terhadap
Minat Belajar Siswa Kelas VI dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco, dan SD Panghudi Luhur
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kompetensi pedagogik guru PAK terhadap minat belajar siswa kelas VI dalam
dalam mengikuti PAK di SD Sang Timur, SD Joannes Bosco dan SD Panghudi
Luhur Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SD Joannes Bosco
Baciro, SD Sang Timur, dan SD Panghudi Luhur Yogyakarta. Dari ketiga
sekolah, siswa kelas VI yang akan menjadi sampel penelitian dengan jumalah 90
siswa. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
penyebaran angket dan studi dokumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara variabel kompetensi
pedagogik guru Pendidikan Agama Katolik dengan variabel minat belajar siswa
kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini ditunjukkan
dengan persamaan regresi yang diperoleh yaitu: Y = 7,431 + 0,828 X. Persamaan
ini menunjukkan hubungan yang positif antara variabel kompetensi pedagogik
guru PAK (X) terhadap minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Katolik (Y). Oleh karena itu, semakin tinggi kompetensi
pedagogik guru PAK dalam proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik
di kelas maka minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Katolik juga semakin tinggi.
C. Kerangka Pikir dan Hipotesis
Dari uraian mengenai media film dan minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK di atas, maka dapat digambarkan suatu figur dari hubungan
kedua faktor tersebut.
1. Gambar
Keterangan:
X = Media Film
Y = Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
X
Media Film
Y
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
PAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Hubungan antar Variabel
Gambar di atas terbentuk dari dua variabel: satu variabel bebas yakni
media film (X) dan satu variabel terikat yakni minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK (Y). Secara konseptual, media film dilihat sebagai variabel
bebas karena hendak diposisikan sebagai faktor yang mempengaruhi variabel
terikat. Sedangkan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK dipandang
sebagai variabel terikat karena hendak dilihat sebagai faktor yang mendapatkan
pengaruh dari faktor bebas.
Dari gambar di atas hendak ditunjukkan adalah hubungan searah antara
media film terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK. Dalam proses
belajar mengajar, media film merupakan faktor eksternal sementara minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAK merupakan faktor internal. Dengan demikian,
gambar di atas menjelaskan hubungan antara faktor eksternal (Media Film) yang
mempengaruhi faktor internal (Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK).
Media film dalam PAK adalah alat bantu guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dengan penggabungan unsur audio (suara) dan visual
(gambar) yang memiliki alur cerita, serta pesan-pesan yang disampaikan melalui
keseluruhan komponen dalam sebuah film yang dapat ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya. Sementara, minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK adalah kecenderungan yang bersifat tetap dalam mengikuti
proses pembelajaran, yang ditandai dengan adanya rasa tertarik, perhatian dan
rasa senang ketika mengikuti proses pembelajaran.
Media film merupakan perpaduan yang lengkap dari unsur suara, gambar
dan alur cerita yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pesan kepada para penontonnya. Dinamika dari keseluruhan komponen dalam
sebuah film mampu menarik penonton dalam hal ini siswa untuk menyimak
sebuah materi. Di atas telah dijelaskan bahwa penggunaan media yang bervariasi
mampu menarik minat siswa untuk belajar, karena media film ini mampu
memberikan gambaran peristiwa lebih nyata jika dibandingkan dengan media lain
misalnya seperti cerita, gambar maupun rekaman.
Minat siswa dalam belajar salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan
media pembelajaran yang tepat, penggunaan media belajar yang bervariasi akan
cenderung mampu membuat siswa memiliki minat belajar yang lebih tinggi dalam
menyimak suatu proses pembelajaran. Dalam media film terdapat unsur dinamika
dan variasi yang tepat, baik dinamika suara, gambar, dan dinamika alur cerita,
sesuatu yang dinamis dan bervariasi mampu membuat siswa merasa tidak jenuh,
sehingga hal ini baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Media film
dibuat dengan struktur cerita yang baik sehingga mampu melibatkan emosi bagi si
penonton sehingga media film ini cocok digunakan dalam pembelajaran PAK
karena proses pembelajaran PAK banyak menekankan segi nilai afeksi. Dalam
mengamati sebuah film yang ditayangkan siswa dituntut untuk melibatkan
sedikitnya 2 indera, yaitu indera pengelihatan dan pendengaran, hal ini membuat
siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa yang terlibat aktif
dalam rangkaian proses pembelajaran mampu membuat siswa tidak cepat jenuh,
jika dibandingakan hanya mendengarkan cerita atau membaca cerita. Semakin
banyak indera yang terlibat mampu membuat siswa semakin berminat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Minat belajar salah satunya dipengaruhi oleh pemilihan media yang tepat
dalam proses pembelajaran. Media film sebagai salah satu alternatif pilihan media
yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran mampu
memanipulasi ruang dan banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media
film juga dapat menarik minat siswa untuk belajar, dengan film yang disediakan
siswa diajak untuk menyimak proses pembelajaran dengan lebih baik. Jadi antara
media film dengan minat belajar keduanya dapat saling mempengaruhi.
3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka diambil hipotesis sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan media film dalam kegiatan belajar-mengajar
terhadap minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Ha : Ada pengaruh penggunaan media film dalam kegiatan belajar-mengajar
terhadap minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
Hipotesis tersebut di atas diajukan pada taraf signifikan 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini menguraikan metodologi penelitian yang digunakan dalam
penulisan, metodologi penelitian meliputi desain penelitian, variabel penelitian,
pengontrolan variabel yang meliputi materi dan evaluasi yang diberikan. Bab ini
membahas pula mengenai perlakuan, populasi dan sampel, tempat dan waktu
penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.
Secara singkat hal-hal di atas akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang menggunakan kuantifikasi angka mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data yang diperoleh, hingga pada penyajian data, untuk menunjukkan
pengaruh antara variabel X (media film) terhadap variabel Y (minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK).
B. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan penelitian ini,
penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat “Ex-post facto”, yaitu dimulai
dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang dirumuskan sebagai akibat dari
faktor-faktor yang telah terjadi atau reaksi sebelumnya. Ex-post facto sebagai
metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi,
tinggal melihat efeknya pada variabel terikat (Nana Sudjana, 2004: 54-64).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di SMP Stella Duce 2 yang berada di
Suryodiningratan 33 Yogyakarta.
Waktu : Penelitian dilaksanakan pada 12 – 23 Oktober 2015.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta sejumlah 140 siswa (berdasarkan data siswa tahun ajaran 2015/2016).
Sedangkan sampel dalam penelitian ini berdasarkan Table for determining needed
sizes of a randomly chosen sample from a given finite population of N cases such
that the sample proportion p will be within 0,05 of the population proportion P
with a 95 percent level of confidence Et jika populasi sejumlah 140 maka sampel
103. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random
sampling, dalam random sampling semua individu dalam populasi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel (Sutrisno Hadi, 2004: 83).
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
a. Identifikasi variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur. Terdiri dari
variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) dalam penelitian ini
adalah “media film” (X), sedangkan variabel terikatnya atau variabel respons
(dependent variable) adalah “minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK” (Y).
Kedua variabel tersebut dapat diukur melalui instrumen berdasarkan
masing-masing variabel. Hasil data yang diperoleh dari kedua variabel tersebut
dianalisis untuk menguji hipotesis melalui penelitian kuantitatif model regression
linear atau regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for
windows.
b. Definisi konseptual variabel
1) Media film adalah alat bantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan penggabungan unsur audio (suara) dan visual (gambar)
yang memiliki alur cerita, serta pesan-pesan yang disampaikan melalui
keseluruhan komponen dalam sebuah film yang dapat ditayangkan dengan
sistem proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya.
2) Minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK adalah kecenderungan yang
bersifat tetap dalam mengikuti proses pembelajaran, yang ditandai dengan
adanya rasa tertarik, perhatian dan rasa senang ketika mengikuti proses
pembelajaran.
c. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1) Media film
Media film adalah penggabungan antara unsur audio dan visual yang
relevan dengan tujuan serta materi PAK yang berkaitan dengan intensitas
penggunaan media film tersebut dalam pembelajaran PAK.
2) Minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK
Siswa memiliki keinginan meluangkan waktu lebih banyak dalam belajar
PAK yang ditandai dengan rasa senang dan tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran PAK di sekolah.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran angket. Penyebaran angket dilakaukan secara cross sectional yaitu
data diperoleh pada saat yang sama. Instrumen yang didistribusikan kepada siswa
kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta ini digunakan sebagai sampel dalam
penelitian. Setelah diisi angket langsung dikembalikan kepada peneliti di hari
yang sama.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode angket dengan bentuk skala likert. Skala likert
berisikan serangakain karakteristik untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi
seseorang atau kelompok tentang suatu kejadian, atau keadaan atau gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(Riduwan, 2011: 87). Instrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk
masing-masing pertanyaan yang sudah disediakan di kolom jawaban. Responden
tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaannya.
Instrumen skala likert meliputi pernyataan tertulis mengenai media film
(X) dan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (Y). Adapun rincian
pernyataan variabel x sebanyak 10 butir pernyataan dan variabel y sebanyak 20
butir pernyataan. Terdapat satu alternatif jawaban pada pernyataan variabel x dan
y pada skala likert, yaitu: sangat setuju-sangat tidak setuju dan selalu-tidak pernah
dengan bobot berjenjang 5,4,3,2,1. Jadi, nilai maksimum yang dapat diperoleh
tiap satu item pernyataan adalah 5 poin dan terendah adalah 1 poin.
Tabel 1. Skor alternatif jawaban variabel x dan y
Alternatif Jawaban Skor
Sangat setuju Selalu 5
Setuju Sering 4
Netral Netral 3
Tidak setuju Kadang-kadang 2
Sangat tidak setuju Tidak pernah 1
4. Kisi-kisi Penelitian
Tabel 2: Kisi-kisi Instrumen
Variabel Aspek Indikator No.
Butir
(1) (2) (3) (4)
Variabel bebas
(X): media film
Relevan dengan
materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran,
dan psikologi
perkembangan anak
- Membantu siswa
lebih mudah
memahami materi
pembelajaran.
- Membantu siswa
dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
1,2,3
4,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(1) (2) (3) (4)
- Membantu
meningkatkan kualitas
belajar siswa.
- Film yang digunakan
berdasarkan
penggolongan film
masuk dalam kategori
film anak-anak.
- Tidak berisi tindakan-
tindakan kekerasan
yang membuat siswa
takut.
- Tidak mengandung
unsur SARA.
6
7
8
9
Frekuensi
penggunaan media
film dalam proses
belajar mengajar di
kelas.
- Tidak pernah, kadang-
kadang, sering, selalu.
10
Variabel terikat Y:
Minat Belajar siswa
dalam
Pembelajaran PAK
Senang dalam
mengikuti proses
pembelajaran.
- Siswa merasa tidak
bosan ketika
mengikuti
pembelajaran PAK di
sekolah.
- Siswa merasa tidak
mudah lelah saat
mengikuti
pembelajaran PAK.
- Siswa tidak merasa
waktu pelajaran PAK
berlangsung lama.
- Siswa mengerjakan
dan mengumpulkan
tugas yang diberikan
tepat pada waktu yang
telah ditetapkan.
- Siswa meluangkan
waktu lebih untuk
belajar mandiri
pelajaran PAK.
11
12
13
14
15-17
Tertarik dalam
mengikuti proses
pembelajaran.
- Siswa fokus pada
kegiatan pembelajaran
yang sedang
berlangsung.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(1) (2) (3) (4)
- Siswa memiliki perhatian yang lebih pada proses pembelajaran PAK.
- Siswa mampu berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran PAK.
- Siswa lebih giat dalam belajar meskipun materi sulit.
- Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tokoh, alur, pesan inti serta makna dari film yang telah disaksikannya.
- Siswa meluangkan waktu lebih untuk mempelajari materi PAK dibandingan dengan bidang studi lain.
- Siswa aktif dan mau bertanya ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas.
19
20
21
22-25
26-28
29-30
Setelah instrumen dalam penelitian ini mendapat persetujuan dari dosen
pembimbing untuk disebarkan kepada responden maka peneliti menyebarkan
instrumen ini kepada responden sesuai dengan jumlah populasi yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini yakni siswa-siswi kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta, kemudian instrumen tersebut diisi oleh sampel dalam penelitian ini
dengan waktu yang telah diberikan oleh oleh guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Katolik. Pengisian angket penelitian ini dibimbing oleh guru Pendidikan
Agama Katolik, sesuai dengan kesepakatan awal sebelum dilaksanakannya
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Usaha yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian ini
adalah:
a. Menghubungi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik SMP Stella
Duce 2 Yogyakarta untuk memohon izin serta bantuan dalam melaksanakan
penelitian di sekolah.
b. Menyerahkan surat izin penelitian kepada bagian tata usaha untuk izin resmi
mengadakan penelitian di sekolah.
c. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk
menentukan waktu penelitian.
d. Menyerahkan instrumen penelitian kepada guru mata pelajaran PAK untuk
didistribusikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian.
Setelah instrumen penelitian ini mendapat persetujuan dari desen
pembimbing skripsi untuk didistribuskan kepada responden, maka pada Senin, 12
Oktober 2015 instrumen penelitian ini langsung penulis serahkan kepada guru
PAK di SMP Stella Duce 2 untuk didistribusikan kepada siswa sesuai dengan
jumlah sampel dan dicadangkan 12 sampel, untuk mengantisipasi bila ada data
yang rusak. Istrumen tersebut kemudian diisi oleh responden, dengan memberi
tanda ceklist (√) pada salah satu alternatif pilihan yang dianggap sesuai dengan
pengalamannya.
Instrumen yang didistribusikan kepada responden untuk diisi berjumlah
115 dengan harapan yang terisi lengkap dan kembali sejumlah 103 sesuai dengan
jumlah sampel. Pada Jumat, 23 Oktober 2015 peneliti mengambil instrumen yang
telah diisi oleh responden. Instrumen yang kembali sejumlah 115. Peneliti tinggal
mengambil secara acak 103 angket yang terisi lengkap guna dijadikan sebagai
sampel penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
F. Pengembangan Instrumen
1. Uji Coba Terpakai
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan dengan uji coba
terpakai. Data instrumen yang diperoleh melalui angket yang telah dikerjakan oleh
responden sebelum diolah untuk uji hipotesis terlebih dahulu digunakan untuk uji
validitas dan reliabilitasnya. Dari uji validitas dan reliabilitas dapat diketahui
item-item dari angket yang valid atau tidak valid. Instrumen yang tidak valid tidak
digunakan dalam uji hipotesis.
2. Uji Validitas
Melalui hasil uji validitas pada penelitian “Pengaruh Penggunaan Media
Film Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VIII dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta” tersebut dapat diketahui
masing-masing validitasnya. Validitas yang dimaksud adalah validitas variabel
bebas yakni media film dan variabel terikat yakni minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK. Uji validitas item digunakan untuk mengetahui seberapa
cermat suatu item dengan mengukur objeknya. Item dikatakan valid jika ada
korelasi dengan skor total (Duwi Priyatno, 2012: 117). Teknik uji validitas uji
validitas item dengan Bivariate Correlations dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor item dengan skor total item, kemudian pengujian dilakukan
dengan kaidah keputusan jika, t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t
tabel berarti tidak valid (Riduwan, 2011: 98). Ttabel ditentukan berdasarkan nilai-
nilai r product moment dengan jumlah sampel 103 siswa dan taraf signifikansi 5%
maka t tabel untuk menentukan validitas adalah 0,195. Adapun uji validitas dengan
menggunakan SPSS 16.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
a. Validitas untuk variabel X
Tabel 3. Validitas variabel X
Butir
Item Hasil
Butir
Item Hasil
1 0,508 6 0,626
2 0,625 7 0,525
3 0,495 8 0,475
4 0,650 9 0,419
5 0,613 10 0,382
Dari variabel X terdapat 10 item yang valid karena nilai t hitung dari 10 item
tersebut lebih besar dari t tabel.
b. Validitas untuk variabel Y
Tabel 4. Validitas variabel Y
Butir Item
Hasil Butir Item
Hasil
11 0,469 21 0,612 12 0,569 22 0,573 13 0,461 23 0,655 14 0,489 24 0,668 15 0,563 25 0,684 16 0,674 26 0,570 17 0,625 27 0,607 18 0,662 28 0,600 19 0,612 29 0,473 20 0,709 30 0,427
Dari variabel Y terdapat 20 item yang valid karena nilai t hitung dari 20 item
tersebut lebih besar dari t tabel.
3. Analisis Reliabilitas
Realibilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
akan memberikan hasil ukur yang sama (Nana Sudjana, 2004: 120-125). Uji
reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas di mana item yang masuk
pengujian adalah item yang valid saja. Metode yang sering digunakan dalam
penelitian untuk mengukur skala rentangan (seperti skala Likert 1-5) adalah
Cronbach Alpha (Duwi Priyatno, 2012: 120). Menggunakan batasan 0,6 dapat,
dapat ditentukan apakah instrumen reliabel atau tidak. Menurut Sekaran dalam
Duwi Priyatno (2012: 120), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
a. Reliabilitas variabel X
Tabel 5. Reliabilitas variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.694 10
Output SPSS, memberikan nilai alpha Cronbach untuk keseluruhan skala
pengukuran variabel x sebesar 0,694. Nilai Alpha Cronbach ini berada pada batas
0,7 sehingga dapat disimpulkan untuk variabel x mempunyai reliabilitas yang
dapat diterima.
b. Reliabilitas variabel Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 6. Reliabiliatas variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.896 20
Output SPSS, memberikan nilai alpha Cronbach untuk keseluruhan skala
pengukuran variabel y sebesar 0,896. Dengan demikian reliabilitas variabel Y
masuk dalam reliabilitas baik.
c. Reliabilitas keseluruhan
Tabel 7. Reliabilitas keseluruhan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.897 30
Secara keseluruhan berdasarkan tabel di atas maka didapatkan simpulan
bahwa tingkat keajegan tergolong baik oleh karena itu jika angket ini dikenakan
kepada populasi yang lain konsistensinya dapat dipertanggungjawabkan.
G. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji prasayarat analisis yaitu
dengan uji normalitas data dari P-P Plot, uji linearitas regresi, dan
homokedastisitas.
1. Uji Normalitas Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel
berdistribusi normal atau tidak. Sampel dianggap normal apabila hasil uji
menunjukkan titik-titik nilai data terletak dalam satu garis lurus (Uyanto 2009:
39). Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sampel dianggap normal apabila
hasil uji menunjukkan tidak signifikan pada taraf 5%. Uji normalitas juga menjadi
salah satu indikator untuk dapat mengetahui bahwa data yang diperoleh dari hasil
penelitian benar-benar representatif, sehingga layak untuk digeneralisasikan.
2. Uji Linearitas Regresi
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan
variabel terikat memiliki hubungan yang linear atau tidak (Riduwan, 2011: 220).
Linearitas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan
melalui uji F dengan taraf signifikansi 0,05. Dalam analisis ini, uji linearitas akan
menggunakan bantuan program computer SPSS versi 16.0 for windows, dengan
kriteria jika nilai linearity di bawah atau sama dengan 0,05 maka kelinearan
terpenuhi.
3. Uji Homogenitas dan Homokedastisitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa
populasi sama atau tidak. Jika signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa varian
sama; sedangkan, jika signifikansi < 0,05 maka dikatakan bahwa varian tidak
sama (Zul Asri, 2015). Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 16.0 for
windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Uji homokedastisitas adalah kondisi ketika nilai residu pada tiap nilai
prediksi bervariasi dan variasinya cenderung konstan atau tetap. Pengujian
homokedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot. Kriterianya yaitu: Jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya, Jika
tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasatisitas (Duwi Priyatno, 2012: 87)
atau uji homokedastisitas terpenuhi. Hasil uji homokedastisitas melalui bantuan
program SPSS 16.0 for windows.
4. Analisis Deskripsi
Analisis deskripsi yang digunakan adalah deskripsi statistik untuk
menggambarkan statistik data seperti mean, standar deviasi, varian, range, serta
mengukur distribusi dengan skewness dan kurtosis.
H. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitiaan ini menggunakan tekhnik linear
sederhana dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows untuk melihat
pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Pengujian signifikansi
pada 0,05 untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel X
terhadap Y. Signifikansi adalah tingkat kesalahan yang bisa diterima. Jika
pegujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 artinya peluang melakukan
kesalahan sebesar 5%. Untuk mengambil keputusan dapat dilihat menggunakan
nilai signifikansi. Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka ada pengaruh antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
variabel penggunaan media film terhadap minat belajar dalam pembelajaran PAK
siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2. Sebaliknya, jika signifikansi lebih dari
0,05, maka tidak ada pengaruh antara penggunaan media film terhadap minat
belajar dalam pembelajaran PAK siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan hasil penelitian dan
pembahasan, analisis berdasarkan SPSS 16.0 untuk angket yang telah dibuat dan
diisi guna penelitian “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM
TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMP STELLA
DUCE 2 YOGYAKARTA”. Dari 115 angket yang penulis uji cobakan pada
responden data yang masuk keseluruhan adalah sejumlah 107 buah yang terisi
secara lengkap. Jadi penulis tinggal mengambil data-data yang terisi lengkap
sehingga tidak terdapat missing data.
A. Hasil Penelitian
1. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis ini terdiri dari satu variabel bebas (independent)
yaitu media film dengan sub variabelnya yaitu relvan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak serta
frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar mengajar di kelas.
Sedangkan, variabel terikat (dependent) yaitu minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK dengan sub variabel senang dalam mengikuti proses
pembelajaran dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Uji persyaratan analisis mencakup tiga hal yakni uji normalitas, uji
linearitas, uji homokedastisitas serta uji homogenitas. Uji persyaratan analisis
tersebut dilakukan dengan bantuan program computer SPSS 16.0 for Windows
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk men
Media Film
uji lineari
mengacu p
a. Uji no
U
data yang
populasi. H
B
diperoleh
media film
nilai data
ngetahui ha
m dan Norm
itas yang m
pada tabel s
ormalitas
Uji normalit
g diperoleh
Hasil pengu
Berdasarkan
data variab
m berasal d
akan terleta
asil uji norm
mal P-P Plo
mengacu pa
scatterplot.
tas ini menj
dari samp
ujian norma
n hasil peng
bel media
ari suatu po
ak kurang le
malitas yang
ot Minat Be
ada tabel a
jadi salah sa
pel penelitia
alitas data da
gujian norm
film sebag
opulasi yan
ebih dalam g
g mengacu p
elajar Siswa
anova dan
atu indikato
an benar-b
apat dilihat
malitas denga
gai berikut:
ng berdistrib
garis lurus.
pada tabel N
a dalam Pem
uji homok
or untuk me
enar repres
dalam grafi
an Normal
bila samp
busi normal
Dari gamb
Normal P-P
mbelajaran P
kedastisitas
engetahui b
sentatif terh
fik berikut:
Probability
pel data var
l, maka titik
ar di atas te
77
P Plot
PAK,
yang
bahwa
hadap
y Plot
riabel
k-titik
erlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
bahwa sebaran data variabel media film terletak sekitar garis lurus dan titik-titik
data membentuk linear sehingga kosisiten dengan distribusi normal (Uyanto,
2009: 53-54). Oleh karena itu diperoleh bahwa data-data yang ada pada variabel
media film dapat dikatakan berdistribusi normal.
Selain itu untuk mengetahui normalitas dari variabel minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK dapat dilihat melalui tabel Test of Normality berikut:
Tabel 8. Test of Normality
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
.094 103 .025 .978 103 .077
a.Lilliefors Significance Correction
Dari hasil uji normalitas terlihat bahwa minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK memiliki P-value = 0,025 untuk Uji Normalitas Lilliefors
(Kolmogorov-Smirnov) dan P-value 0,077 untuk uji normalitas Shapiro-Wilk. P-
value melalui uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 yang artinya data berasal dari
populasi berdistribusi tidak normal sementara melalui uji Shapiro-Wilk > 0,05
yang artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal.
Dari salah satu hasil uji normalitas berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa variabel minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK berdistribusi tidak
normal. Oleh karena itu, untuk menganalisis normalitas data variabel minat
belajar siswa dalam pembelajaran PAK dalam analisis data dan pembahasan
selanjutnya, peneliti menggunakan teknik Bloom yang dapat dilihat dalam grafik
P-P Plot berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D
sebaran da
berdistribu
pembelaja
U
Detrended
Dari hasil pe
ata sekitar g
usi normal.
aran PAK da
Untuk men
d Normal Q
engujian be
garis lurus d
. Dengan d
apat dikatak
ngetahui no
Q-Q Plot seb
erdasarkan N
dan titik-titik
demikian d
kan berdistr
ormalitas ju
bagai beriku
Normal Pro
k data mem
data pada m
ribusi norma
uga dapat
ut:
obability Plo
mbentuk pola
minat belaj
al.
diketahui
ot terlihat b
a linear seh
jar siswa d
melalui g
79
bahwa
ingga
dalam
grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik nilai data tidak
membentuk pola tertentu dan terkumpul di sekitar garis mendatar yang melalui
titik nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji linearitas
Tabel 9. Anova
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK * media film
Between Groups
(Combined) 5267.576 21 250.837 3.247 .000
Linearity 3583.439 1 3583.439 46.388 .000Deviation from Linearity
1684.137 20 84.207 1.090 .376
Within Groups 6179.914 80 77.249 Total 11447.490 101
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa
semua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas
dalam penelitian ini menggunakan uji linearitas dengan bantuan SPSS 16.0. Jika
sig. Deviation from Linearity > 0,05 maka berkorelasi linear (Duwi Priyatno,
2012: 77-78) . Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai signifikansi 0,376 > 0,05
maka dapat disimpulkan terdapat hubungan linear yang signifikan antara media
film dengan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Uji ho
U
variabel b
varian kel
titik-titik d
data terseb
terpenuhi
D
*ZRESID
dan terseb
nilai resid
tidak terja
dalam mo
omokedastis
Uji homoke
bebas. Hom
ompok baw
data tidak m
bar diantara
(Duwi Priy
Dari output
dan standa
bar di antara
du dan nilai
adi heteroke
del regresi d
sitas
edastisitas d
mokedastisit
wah garis lin
membentuk
a titik 0 pa
yatno, 2012:
scatterplot
ardized pred
a titik nol (0
i prediksi b
edastisitas. S
dan model i
dilakukan u
as menghen
near memili
pola atau te
ada sumbu
87).
t diatas di
dicted value
0) pada sum
bervariasi d
Simpulan: t
ini dapat dit
untuk kesei
ndaki agar
iki jumlah y
erakumulasi
X dan Y m
ijelaskan an
e *ZPRED t
mbu X dan
dan variasin
tidak terjadi
terapkan un
imbangan v
varian kel
yang sama.
i pada satu
maka homo
ntara standa
tidak memb
Y, dengan
nya cenderu
i masalah h
ntuk analisis
varian di a
ompok atas
Apabila seb
titik tertentu
kedastisitas
ardized res
bentuk suatu
demikian b
ung konstan
heterokedast
s selanjutny
81
antara
s dan
baran
u dan
s data
sidual
u pola
bahwa
n dan
tisitas
ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa
populasi sama atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan: jika signifikan > 0,05
maka dikatakan bahwa varian sama sedangkan jika signifikan < 0,05 maka
dikatakan bahwa varian tidak sama (Zul Asri: 2015).
Tabel 10. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.147 18 81 .325
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi variabel
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (Y) berdasarkan variabel media
film (X) = 0,325 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK berdasarkan media film memiliki varian yang sama.
2. Analisis Deskripsi
Tabel 11. Analisis deskripsi
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum MeanStd.
Deviation VarianceMedia Film 103 25 25 50 39.57 5.167 26.698
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
103 43 54 97 74.59 10.644 113.303
Valid N (listwise) 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dalam output ini menyajikan data berupa N, range, minimum, maximum,
mean, Std. Deviation dan variance pada masing-masing variabel. N berjumlah 103
menunjukkan sampel yang telah diteliti sebanyak 103 responden. Range pada
media film adalah 25 lebih kecil dari range minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK sejumlah 43. Nilai minimum pada media film adalah 25 lebih
kecil dari nilai minimum dari minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK yaitu
54. Nilai maximum pada media film adalah 50 lebih kecil dari nilai maximum dari
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK yaitu 97. Nilai rata-rata pada media
film adalah 39,57 lebih kecil dari pada minat belajar siswa dalam pembelajaran
PAK yaitu 74,59.
Pada Std. Deviation diperoleh nilai media film adalah 5,167 lebih kecil
dari Std. Deviation minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK yaitu 10,644.
Pada variance media film adalah 26,698 lebih kecil dari minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK dengan nilai 113,303.
Tabel 12. Descriptive statistics
Descriptive Statistics N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. ErrorMedia Film 103 -.429 .238 .021 .472Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
103 -.110 .238 -.758 .472
Valid N (listwise) 103
Dalam output ini menyajikan data berupa N, skewness dan kurtosis. N
berjumlah 103 menunjukkan sampel yang telah diteliti sebanyak 103 responden.
Nilai kemencengan (skewness) pada media film sebesar -0,429 sedangkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK sebesar -0,110. Keruncingan
(kurtosis) pada media film sejumlah 0,021 sedangkan pada minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK sebesar -0,758.
3. Deskripsi Data
a. Media film
Tabel 13. Rangkuman statistik deskriptif media film
Media Film N Valid 103
∑ Instrumen 10Mean 39.57Median 40.00Mode 42Std. Deviation 5.167Variance 26.698Range 25Minimum 25Maximum 50Sum 4076
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 103 siswa dengan jumlah
instrumen 10 butir diketahui bahwa rata-rata media film dengan harga mean 39,57
standar deviasi 5,167. Untuk range adalah 25 dengan skor maksimum 50 dan
minimum 25. Sedangkan nilai tengah (median) 40,00 serta nilai yang sering
muncul (mode) adalah 42 dan sum adalah 4076.
Data media film akan dideskripsikan berdasarkan sub variabel seperti
relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi
perkembangan anak serta frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar-
mengajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1) Relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi
perkembangan anak
Tabel 14. Rangkuman statistik deskriptif relevan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak
Relevan dengan materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan psikologi perkembangan anak
N Valid 103
∑ Instrumen 9Mean 35.7282Median 36.0000Mode 35.00Std. Deviation 4.89136Variance 23.925Range 24.00Minimum 21.00Maximum 45.00
Sum 3680.00
Data media film pada sub variabel relevan dengan materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak dapat diketahui bahwa N
valid adalah 103 dengan jumlah instrumen 9 butir. Jumlah mean 35,7282 standar
deviasi 4,89136. Untuk range adalah 24,00 dengan skor maksimum 45,00 dan
minimum 21,00. Sedangkan nilai tengah (median) 36,0000 serta nilai yang sering
muncul (mode) adalah 35,00 dan sum adalah 3680,00. Di bawah ini akan
dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per
sub variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 15
Sangat Setuju Netral Tidak SSangat Jumlah
T
materi pe
dengan fre
berpendap
pembelaja
51 siswa
dengan m
anak, yang
digunakan
psikologi
5. Relevan
Kriteria Setuju
Setuju Tidak Setuj
Tabel di atas
embelajaran
ekuensi seb
pat bahwa
aran, tujuan
(49%) berp
materi pemb
g berpendap
n relevan
perkemban
49%
1
Relepemb
dengan ma
psikolo
ju
s menunjuk
n, tujuan p
bagai beriku
media fi
pembelajar
pendapat se
belajaran, tu
pat netral s
dengan m
ngan anak, 2
1% 2% 0
evan dengaelajaran da
ateri pemb
ogi perkem
Interval37,9-45
30,7-37,823,5-30,616,3-23,4
9-16,2
kkan media
embelajaran
ut. Dari 103
film yang
ran dan psi
etuju bahwa
ujuan pemb
sejumlah 11
materi pem
2 siswa (2%
38%
0%
an materi pan psikolog
elajaran, tu
bangan an
Juml
film pada s
n dan psik
3 siswa, 39
digunakan
kologi perk
a media fil
belajaran da
1 siswa (11%
mbelajaran,
%) tidak setu
%
pembelajargi perkemb
ujuan pem
ak
lah Anak39 51 11 20
103
sub variabel
kologi perk
9 siswa (38%
n relevan
kembangan
lm yang dig
an psikolog
%) bahwa m
tujuan pe
uju bahwa m
an, tujuan bangan ana
SangSetujNetratidaksanga
belajaran d
Presentas38% 49% 11% 2% 0%
100%
l relevan de
kembangan
%) sangat s
dengan m
anak, berju
gunakan re
gi perkemba
media film
mbelajaran
media film
ak
gat Setujujual
k setujuat tidak setu
86
dan
se
engan
anak
setuju
materi
umlah
elevan
angan
yang
dan
yang
uju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
digunakan relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan
psikologi perkembangan anak dan yang berpendapat sangat tidak setuju bahwa
media film yang digunakan relevan dengan materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan psikologi perkembangan anak tidak ada. Dari data tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa media film yang digunakan relevan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak
dikategorikan sangat setuju.
2) Frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar mengajar di kelas
Tabel 16. Rangkuman statistik deskriptif frekuensi penggunaan media
film dalam proses belajar mengajar di kelas
Frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar
mengajar di kelas N Valid 103
∑ Instrumen 1Mean 3.8447Median 4.0000Mode 4.00Std. Deviation .91563Variance .838Range 3.00Minimum 2.00Maximum 5.00Sum 396.00
Data media film pada sub variabel frekuensi penggunaan media film
dalam proses belajar mengajar di kelas dapat diketahui bahwa N valid adalah 103
dengan jumlah instrumen 1 butir. Jumlah mean 3,8447 standar deviasi 0,91563.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk ra
Sedangkan
adalah 4,0
frekuensi b
diklasifika
Selalu Sering Netral KadangTidak pJumlah
T
penggunaa
nge adalah
n nilai teng
00 dan sum
berdasarkan
asikan sebag
Tabel 17.
Kriteria
g-kadang pernah
Tabel di at
an media fi
30%
Frekuens
h 3,00 den
gah (median
m adalah 396
n kriteria ya
gai berikut:
Frekuensi
m
as menunju
ilm dalam p
7%0%
si penggunam
ngan skor
n) 4,0000 s
6,00. Di ba
ang sudah d
penggunaa
mengajar d
Interval4,3-5
3,5-4,2 2,7-3,4 1,9-2,6 1-1,8
ukkan med
proses belaj
28
35%
%
aan media mengajar d
maksimum
serta nilai y
awah ini ak
ditentukan p
an media fi
di kelas
Juml
dia film pa
ar mengaja
8%
film dalamdi kelas
5,00 dan
yang sering
kan dipapark
per sub varia
ilm dalam p
lah Anak29 36 31 7 0
103
ada sub va
ar di kelas d
m proses bel
SSNKT
minimum
g muncul (m
kan sub var
abel, maka
proses bela
Presentas28% 35% 30% 7% 0%
100%
ariabel frek
dengan frek
lajar
elaluering
NetralKadang-kada
idak pernah
88
2,00.
mode)
riabel
dapat
ajar
se
kuensi
kuensi
angh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sebagai berikut. Dari 103 siswa, 29 siswa (28%) menyatakan guru selalu
menggunakan media film dalam proses belajar mengajar di kelas. Sementara, 36
siswa (35%) menyatakan bahwa guru sering menggunakan media film dalam
proses belajar mengajar di kelas. 31 siswa (30%) menyatakan netral bahwa guru
menggunakan media film dalam proses belajar mengajar di kelas. 7 siswa (7%)
menyatakan kadang-kadang guru menggunakan media film dalam proses belajar
mengajar di kelas dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak pernah
menggunakan media film saat proses belajar mengajar di kelas. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa guru sering menggunakan media film pada proses
belajar mengajar di kelas.
b. Minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK
Tabel 18. Rangkuman statistik deskriptif minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
N Valid 103∑ Instrumen 20
Mean 74.59Median 77.00Mode 77Std. Deviation 10.644Variance 113.303Range 43Minimum 54Maximum 97Sum 7683
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 103 siswa dengan jumlah
instrumen 20 butir diketahui bahwa rata-rata minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK dengan harga mean 74,59 standar deviasi adalah 10,644.
Untuk range adalah 43 dengan skor maksimum 97 dan minimum 54. Sedangkan
nilai tengah (median) 77,00 serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 77 dan
sum adalah 7683.
Data minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK akan dideskripsikan
berdasarkan sub variabel seperti senang dalam mengikuti proses pembelajaran dan
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
1) Senang dalam mengikuti proses pembelajaran
Tabel 19. Statistik senang dalam mengikuti proses pembelajaran
Senang dalam mengikuti proses pembelajaran
N Valid 103∑ instrumen 7
Mean 24.9417Median 25.0000Mode 24.00Std. Deviation 4.29278Variance 18.428Range 20.00Minimum 15.00Maximum 35.00Sum 2569.00
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 103 siswa dengan jumlah
instrumen 7 butir diketahui bahwa rata-rata senang dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan harga mean 24,9417, standar deviasi adalah 4,29278.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk ran
Sedangkan
24 dan su
berdasarka
diklasifika
KSangat SSetuju Netral Tidak SeSangat TJumlah
T
pada sub v
sebagai be
dalam me
nge adalah
n nilai teng
um adalah 2
an kriteria
asikan sebag
Tabel 20.
Kriteria Setuju
etuju Tidak Setuju
Tabel di atas
variabel sen
erikut. Dari
engikuti pro
26%
Sena
20,00 den
ah (median
2569. Di ba
yang sud
gai berikut:
Senang da
u
s menunjuk
nang dalam
i 103 siswa,
oses pembel
9%0%
ang dalam
ngan skor m
) 25 serta n
awah ini ak
dah ditentu
alam mengi
Interval29,5-35
23,9-29,418,3-23,812,7-18,2
7-12,6
kkan minat b
mengikuti
, 16 siswa (
lajaran. 51
16%
49%
mengikuti
maksimum 3
nilai yang se
kan dipapar
ukan per s
ikuti prose
Jum
belajar sisw
proses pem
(16%) sang
siswa (49%
proses pem
35,00 dan
ering muncu
rkan sub va
sub variabe
es pembelaj
mlah Anak 16 51 27 9 0
103
wa dalam pem
mbelajaran d
gat setuju m
%) setuju m
mbelajaran
SangSetujNetratidaksanga
minimum 1
ul (mode) a
ariabel frek
el, maka
jaran
Presenta16% 49% 26% 9% 0%
100%
mbelajaran
dengan frek
merasakan se
merasakan se
n
gat Setujujual
k setujuat tidak setu
91
15,00.
adalah
kuensi
dapat
ase
PAK
kuensi
enang
enang
uju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dalam mengikuti proses pembelajaran. 27 siswa (26%) netral merasakan senang
dalam mengikuti proses pembelajaran. 9 siswa (9%) tidak setuju merasakan
senang dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak ada siswa yang sangat
tidak setuju merasakan senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa setuju merasakan perasaan senang
dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran
Tabel 21. Statistik tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran
Tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran
N Valid 103∑ Instrumen 13
Mean 49.6505Median 50.0000Mode 48.00Std. Deviation 7.28645Variance 53.092Range 32.00Minimum 32.00Maximum 64.00Sum 5114.00
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 103 siswa dengan jumlah
instrumen 13 butir diketahui bahwa rata-rata tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan harga mean 49,6505, standar deviasi adalah 7,28645. Untuk
range adalah 32,00 dengan skor maksimum 64,00 dan minimum 32,00. Sedangkan
nilai tengah (median) 50 serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 48 dan sum
adalah 5114. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria ya
sebagai be
KSangat SSetuju Netral Tidak SeSangat TJumlah
T
pada sub v
sebagai be
dalam men
dalam men
dalam me
tertarik da
ang sudah
erikut:
Tabel 22.
Kriteria Setuju
etuju Tidak Setuju
Tabel di atas
variabel tert
erikut. Dari
ngikuti pros
ngikuti pro
engikuti pro
alam mengi
24%
Terta
ditentukan
Tertarik d
u
s menunjuk
tarik dalam
103 siswa,
ses pembela
ses pembela
oses pembe
ikuti proses
48%
1% 0%
arik dalam
n per sub v
alam meng
Interval54,7-65
44,3-54,633,9-44,223,5-33,813-23,4
kkan minat b
m mengikuti
28 siswa (2
ajaran. 49 s
ajaran. 25 s
elajaran. 1
s pembelaja
27%
%
mengikuti
variabel, m
gikuti prose
Jum
belajar sisw
proses pem
27%) menya
siswa (48%)
siswa (24%)
siswa (1%
aran dan tid
i proses pem
maka dapat
es pembela
mlah Anak 28 49 25 1 0
103
wa dalam pem
mbelajaran d
atakan sang
) menyataka
) menyatak
%) menyatak
dak ada sis
mbelajaran
SangSetujNetrtidaksang
diklasifika
ajaran
Presenta27% 48% 24% 1% 0%
100%
mbelajaran
dengan frek
gat setuju te
an setuju te
an netral te
kan tidak s
swa yang s
n
gat Setujuujuralk setujugat tidak setu
93
asikan
ase
PAK
kuensi
ertarik
ertarik
ertarik
setuju
angat
uju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tidak setuju tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari data tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa siswa setuju tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4. Uji Regresi
a. Correlations
Tabel 23. Correlations Correlations
Media Film
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran
PAK Media Film Pearson Correlation
1 .562**
Sig. (2-tailed) .000N 103 103
Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Pearson Correlation .562** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 103 103
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel di atas menggunakan Pearson Correlations. Variabel Y
dikorelasikan dengan Y dan X, dan X dikorelasikan dengan X dan Y. Besar
korelasi Y dengan Y adalah 1 dan korelasi X terhadap Y adalah sebesar 0,562
dengan sampel sebanyak 103 responden.
Dari ouput diatas dijelaskan bahwa besarnya signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05, berarti ada korelasi yang signifikan antara media film dengan
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Koefisien korelasi media film dan minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK sebesar 0,562 bertanda positif bahwa menujukkan arah
korelasi positif mengandung pengertian semakin tinggi penggunaan media film
dalam proses pembelajaran maka semakin tinggi pula minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari
probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Karena probabilitas jauh di
bawah 0,05 maka korelasi antara media film dengan minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK sangat nyata.
b. Variables entered/removed(b)
Tabel 24. Variables entered/removed(b)
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Media Filma . Enter a.All requested variables entered. b.Dependent Variable: Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Hasil menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan dalam model
regresi dan variabel yang dikeluarkan dari model. Dari output diketahui bahwa
variabel independent yang dimasukkan adalah media film dan variabel dependent
adalah minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (tidak ada variabel yang
dikeluarkan/removed). Sedangkan metode yang digunakan adalah enter (single
step) bukan stepwise.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
c. Model summary(b)
Tabel 25. Model summary(b) Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .562a .316 .309 8.848 1.935 a.Predictors: (Constant), Media Film b.Dependent Variable: Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Ouput diatas menjelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Output tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Angka R square adalah 0,316 (hasil pengkuadratan dari koefisien
korelasi/ R, yaitu 0,562 x 0,562 = 0,316). R square bisa disebut koefisien
determinasi yang dalam hal ini berarti 31,6% dari variabel minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK dipengaruhi oleh media film. Sedangkan sisanya (100%
-31,6% = 68,4%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
R square berkisar pada angka 0 hingga 1, makin kecil angka R square
makin lemah hubungan kedua variabel. R square dalam output sebesar 0,316
menunjukkan hubungan antara variabel media film dengan minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK nyata, namun tidak terlalu kuat.
Standar error of the estimate (kesalahan standar dari hasil penaksiran)
sebesar 8,848. Jika Standar error of the estimate < nilai standar deviasi variabel
terikat, maka variabel bebas baik untuk dijadikan prediktor. Dalam output standar
deviasi minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK adalah 10,644. Standar
error of estimate < dari standar deviasi minat belajar siswa dalam dalam
pembelajaran PAK maka variabel bebas baik untuk dijadikan prediktor terhadap
variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
d. ANOVA (b)
Tabel 26. ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3650.765 1 3650.765 46.638 .000a
Residual 7906.109 101 78.278 Total 11556.874 102
a. Predictors: (Constant), Media Film b. Dependent Variable: Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Dari uji anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 46,638 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK.
Tabel ini menampilkan nilai Fhitung. Uji F berguna untuk menentukan
apakah model penaksiran yang digunakan tepat atau tidak. Model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model linear. Ketepatan model ini diuji dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Fhitung = 46,638 sedangkan Ftabel dihitung
berdasarkan taraf signifikansi 5%.
Cara mudah menentukan ketepatan model adalah dengan
membandingkan probabilitas dengan taraf nyatanya. Probabilitas dalam tabel
Anova tertulis Sig. Kriteria ketepatan dengan angka probabilitas adalah sebagai
berikut (Duwi Priyatno, 2012: 84-85): jika probabilitas > 0,05 maka model
ditolak. Sedangkan, jika probabilitas < 0,05 maka model diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Probabilitas tabel ini menunjukkan Sig. 0,000 ini berarti probabilitas <
0,05 maka kesimpulannya adalah model yang digunakan dalam penelitian ini tepat
karena Ho ditolak dan Ha diterima. Variasi nilai variabel bebas atau variabel
independent dapat menjelaskan variasi nilai dependent.
e. Coefficients
Uji Hipotesis dengan menggunakan tabel Coefficientsa.
Tabel 27. Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Toleran
ce VIF 1 (Constant) 28.773 6.766 4.253 .000
Media Film 1.158 .170 .562 6.829 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran PAK
Pada tabel coefficients di atas nilai B constant 28,773 dan nilai B media
film sebagai prediktor adalah 1,158 maka persamaan garis regresi anata variabel
media film (X) dan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (Y) adalah Y =
28,773 + 1,158X.
Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk melakukan estimasi
bagaimana pengaruh penggunaan media film terhadap minat belajar siswa kelas
VIII dalam pembelajaran PAK di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Misalnya nilai
penggunaan media film dalam proses pembelajaran PAK yang diberikan sebesar
50, maka nilai minat belajar siswa pada mata pelajaran PAK sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Y = 28,773 + (1,158 x 50) = 86,673
Dari hasil persamaan regresi di atas maka dapat diketahui bahwa estimasi
nilai minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK sebesar 86,673 dengan nilai
penggunaan media film dalam proses pembelajaran sebesar 50. Oleh karena itu,
dari persamaan regresi dapat diartikan bahwa setiap pertambahan nilai
penggunaan media film dalam proses pembelajaran sebesar 1 poin, maka nilai
minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK bertambah 28,773 + 1,158. Bila
setiap nilai penggunaan media film dalam proses pembelajaran bertambah 10 poin
maka nilai minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK Y = 28,773 + (1,158 x
10). Maka Y akan bertambah menjadi 28,773 + 11,58.
Hasil uji hipotesis dapat diketahui dengan melihat signifikansi pada tabel
coefficients. Ketentuan penerimaan atau penolakan bila signifikansi ≤ 0,05 maka
Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya, bila signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak
dan H0 diterima. Dari tabel coefficients di atas diketahui bahwa signifikansi adalah
0,000. Oleh karena itu, Ha diterima dan H0 ditolak. Maka kesimpulannya adalah
ada pengaruh penggunaan media film berpengaruh terhadap minat belajar siswa
kelas VIII dalam pembelajaran PAK di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Melalui pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari penggunaan media film terhadap minat belajar
siswa kelas VIII dalam pembelajaran PAK di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.
Pada tabel model summary diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,316.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel media film terhadap minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAK sebesar 31,6%, sedangkan sisanya 68,4%
dipengaruhi oleh faktor lain misalnya seperti faktor lingkungan, kurikulum,
interaksi guru dengan murid, metede pembelajaran, keadaan gedung, kondisi fisik
siswa, intelegensi siswa, bakat siswa, perhatian siswa, emosi siswa serta media-
media lain seperti rekaman suara, cerita, gambar, dan alat praga.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Normal Probability Plot
diperoleh data variabel media film terletak di sekitar garis lurus dan titik-titik data
membentuk linear sehingga kosisiten dengan distribusi normal. Oleh karena itu
diperoleh bahwa data-data yang ada pada variabel media film dapat dikatakan
berdistribusi normal. Dari hasil pengujian berdasarkan Normal Probability Plot
terlihat bahwa sebaran data sekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk pola
linear sehingga berdistribusi normal. Dengan demikian data pada minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAK dapat dikatakan berdistribusi normal. Maka dapat
disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistibusi normal. Melalui uji
linearitas juga menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang linear yang signifikan. Melalui uji homokedastisitas dan
homogenitas dalam scatterplot gambar tidak membentuk pola tertentu sehingga
dapat dikatakan residual mempunyai variance konstan (Homoscedasticity).
Dari hasil deskripsi data menunjukkan bahwa media film dengan jumlah
mean sebesar 39,57 masuk dalam kategori tinggi, standar deviasi sebesar 5,167,
range adalah 25 dengan skor maksimum 50 dan minimum 25. Sedangkan nilai
tengah (median) 40,00 serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 42 dan sum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
adalah 4076, memberi pengaruh terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran
PAK. Hal ini ditunjukkan pada tabel coefficients yang menghasilkan persamaan
regresi Y = 28,773 + 1,158 X yang menunjukkan hubungan positif antara
penggunaan media film terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK.
Hal ini dikarenakan dalam media film terdapat sub variabel relevan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak serta
frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar mengajar di kelas.
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil mean dari deskripsi data sub
variabel relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi
perkembangan anak sebesar 35,7282. Dari 103 siswa, 39 siswa (38%) menyatakan
sangat setuju bahwa media film yang digunakan relevan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak. 51 siswa
(49%) menyatakan setuju bahwa media film yang digunakan relevan dengan
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak, 11
siswa (11%) menyatakan netral bahwa media film yang digunakan relevan dengan
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak, 2
siswa (2%) menyatakan tidak setuju bahwa media film yang digunakan relevan
dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan
anak dan tidak ada siswa siswa yang sangat tidak setuju bahwa media film yang
digunakan relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan
psikologi perkembangan anak. Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa
media film yang digunakan dalam proses pembelajaran relevan dengan materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pada sub variabel frekuensi penggunaan media film dalam proses belajar
mengajar di kelas mean sebesar 3,8477. Dari 103 siswa, 29 siswa (28%)
menyatakan guru selalu menggunakan media film dalam proses belajar mengajar
di kelas. 36 siswa (35%) menyatakan guru sering menggunakan media film dalam
proses belajar mengajar di kelas. 31 siswa (30%) menyatakan netral bahwa guru
menggunakan media film dalam proses belajar mengajar di kelas. 7 siswa (7%)
menyatakan bahwa guru kadang-kadang menggunakan media film dalam proses
belajar mengajar di kelas dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak
pernah menggunakan media film dalam proses belajar mengajar di kelas. Dari
data tersebut dapat dikatakan bahwa guru sering menggunakan media film dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Hasil di atas dapat disimpulakan bahwa media film yang digunakan oleh
guru saat proses pembelajaran sesuai atau relevan dengan materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan psikologi perkembangan anak dan guru sering
memanfaatkan media film sebagai sarana yang membantu mencapai materi dan
tujuan dalam proses pembelajaran.
Dari hasil deskripsi data minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK
menunjukkan nilai mean sebesar 74,59 masuk dalam kategori tinggi, median
adalah 77,00, mode adalah 77, standar deviasi adalah 10,644, variance adalah
113,303, range adalah 43, nilai minimum adalah 54, nilai maximum adalah 97 dan
sum dengan jumlah 7683.
Dalam analisis deskriptif mengenai variabel terikat yaitu minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAK dapat diukur melalui 2 sub variabel yaitu senang
dalam mengikuti proses pembelajaran dan tertarik dalam mengikuti proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
pembelajaran. Dari sub variabel senang dalam mengikuti proses pembelajaran
mean sebesar 24,9417. Dari 103 siswa, 16 siswa (16%) menyatakan sangat setuju
merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran. 51 siswa (49%)
menyatakan setuju merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran. 27 siswa
(26%) menyatakan netral merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran. 9
siswa (9%) menyatakan tidak setuju merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju merasa
senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Uraian ini menunjukkan bahwa
para siswa merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sub variabel tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan mean
sebesar 49,6505. Dari 103 siswa, diperoleh 28 siswa (27%) menyatakan sangat
setuju merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. 49 siswa (48%)
menyatakan setuju merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. 25
siswa (24%) menyatakan netral merasa tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran. 1 siswa (1%) menyatakan tidak setuju merasa tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak
setuju merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Ini menunjukkan
bahwa siswa merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel media film
dengan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK yang dihitung dengan
korelasi yakni 0,562. Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan
antara media film dengan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK.
Hubungan tersebut ditunjukkan dengan hasil signifikansi 0,000 juah di bawah
0,05. Maka korelasi anatara media film dengan minat belajar siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pembelajaran PAK sangatlah jelas. Dengan kata lain semakin tinggi penggunaan
media film maka semakin tinggi pula minat belajar siswa dalam pembelajaran
PAK.
Untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh variabel media
film terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK maka digunakan R
Square dari model summary di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar
0,316, yang menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas (X): media film
terhadap variabel terikat (Y): minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK adalah
31,6% (0,316 x 100%). Sedangkan 68,4% (100% - 31,6%) dipengaruhi oleh
variabel lain selain variabel bebas: media film.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa
antara variabel media film dengan variabel minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
antara kedua variabel tersebut, meskipun pengaruhnya tidak terlalu besar. Hal ini
ditunjukkan pula dengan persamaan regresi yang diperoleh yaitu: Y = 28,773 +
1,158 X. Persamaan ini menunjukkan hubungan yang positif antara media film
(X) terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK (Y). oleh karena itu,
semakin tinggi penggunaan media film dalam proses belajar mengajar maka minat
belajar siswa dalam pembelajaran PAK semakin tinggi pula.
Dari data statistik di atas jelas bahwa media film memiliki pengaruh
terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAK. Hal ini
disebabkan karena media film merupakan perpaduan yang lengkap dari unsur
suara, gambar dan alur cerita yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
menyampaikan pesan kepada para penontonnya. Dinamika dari keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
komponen dalam sebuah film mampu menarik penonton dalam hal ini siswa
untuk menyimak sebuah materi. Di atas telah dijelaskan bahwa penggunaan media
yang bervariasi mampu menarik minat siswa untuk belajar, karena media film ini
mampu memberikan gambaran peristiwa lebih nyata jika dibandingkan dengan
media lain misalnya seperti cerita, gambar maupun rekaman.
Minat siswa dalam belajar salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan
media pembelajaran yang tepat, penggunaan media belajar yang bervariasi akan
cenderung mampu membuat siswa memiliki minat belajar yang lebih tinggi dalam
menyimak suatu proses pembelajaran. Dalam media film terdapat unsur dinamika
dan variasi yang tepat, baik dinamika suara, gambar, dan dinamika alur cerita,
sesuatu yang dinamis dan bervariasi mampu membuat siswa merasa tidak jenuh,
sehingga hal ini baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Media film
dibuat dengan struktur cerita yang baik sehingga mampu melibatkan emosi bagi si
penonton sehingga media film ini cocok digunakan dalam pembelajaran PAK
karena proses pembelajaran PAK banyak menekankan segi nilai afeksi. Dalam
mengamati sebuah film yang ditayangkan siswa dituntut untuk melibatkan
sedikitnya 2 indera, yaitu indera pengelihatan dan pendengaran, hal ini membuat
siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa yang terlibat aktif
dalam rangkaian proses pembelajaran mampu membuat siswa tidak cepat jenuh,
jika dibandingakan hanya mendengarkan cerita atau membaca cerita. Semakin
banyak indera yang terlibat mampu membuat siswa semakin berminat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian semakin jelas bahwa
penggunaan media film dalam proses pembelajaran mampu menarik minat belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
C. Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan
media film dalam kegiatan belajar-mengajar terhadap minat belajar siswa kelas
VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Dari kesimpulan tersebut ditemukan
media film membantu dalam proses pembelajaran dan hal ini berguna bagi guru
agama di sekolah untuk memanfaatkan media tersebut guna menarik minat belajar
siswa. Penulis sudah berusaha seoptimal mungkin dengan kemampuan yang
dimiliki untuk dapat menghasilakan sebuah penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Meskipun demikian, penulis menyadari adanya
beberapa keterbatasan dari hasil penelitian ini. Berikut akan penulis uraikan
keterbatasan-keterbatasan dari penelitian ini:
1. Keterbatasan dalam mencari buku-buku atau bahan penelitian yang
mendukung penelitian ini.
2. Penelitian yang bersifat ex post facto yaitu dimulai dengan mendeskripsikan
situasi sekarang yang diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor yang telah
terjadi sebelumnya. Ex post facto sebagai desain dari penelitian ini menunjuk
kepada manipulasi atau perlakuan variabel bebas yakni media film telah
terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi,
hanya tinggal melihat efeknya pada variabel terikat yakni minat belajar siswa
dalam pembelajaran PAK. Karena keterbatasan sampel dalam penelitian ini
yakni siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, maka hasil
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan di luar populasi. Penelitian ini
hanya berlaku bagi siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 tahun ajaran
2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Jumlah instrumen penelitian yang hanya 30 soal, yaitu variabel bebas “media
film” (x) sejumlah 10 soal dan variabel terikat “minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAK” (y) sejumlah 20 soal. Dengan jumlah butir pernyataan
dalam instrumen tersebut dapat menyebabkan indikator dalam setiap variabel
kurang terwakili sepenuhnya.
4. Data yang diperoleh diasumsikan bahwa responden menjawab sesuai dengan
keadaan dan pengalaman yang sebenarnya sehingga kebenaran data dapat
diukur dengan baik. Bila responden dalam mengisi angket tidak sesai dengan
realita dan pengalaman yang sebenarnya, kesimpulan dapat berbeda dan
kebenaran data tidak dapat diukur dengan baik.
Penulis sangat menyadari akan segala keterbatasan dari penelitian ini
seperti yang sudah diuraikan di atas dan mungkin masih banyak lagi keterbatasan
lain yang belum penulis sadari. Maka dengan rendah hati penulis sangat
mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk menyempurnakan
hasil penelitian ini, agar dapat dipertanggungjawabkan dengan benar dan
dirasakan manfaatnya bagi perkembangan mahasiswa Program Studi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari keseluruhan
permasalahan skripsi ini, kesimpulan lebih berkaitan dengan rangkuman dari hasil
penelitian dan pembahasannya, juga merupakan jawaban dari permasalahan yang
dikemukakan sebelumnya. Sedangkan saran akan mengemukakan usulan yang
berkaitan dengan pengembangan Pendidikan Agama Katolik di masa mendatang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan media film dalam pebelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas
VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Media film adalah alat bantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan penggabungan unsur audio (suara) dan visual (gambar) yang
memiliki alur cerita serta pesan-pesan yang disampaikan melalui keseluruhan
komponen dalam sebuah film yang dapat ditayangkan dengan sistem proyeksi
mekanik, elektronik atau lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean dari media film sebesar
39,57 yang menunjukkan bahwa media film yang digunakan saat proses
pembelajaran PAK relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan
psikologi perkembangan anak serta mesia film sering digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Pada sub variabel relevan dengan materi pembelajaran nilai
rata-rata (mean) sebesar 35,7282 dan pada sub variabel frekuensi penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
media film dalam proses belajar mengajar di kelas nilai mean sebesar 3,8477. Dari
data tersebut disimpulkan bahwa penggunaan media film dalam proses belajar
mengajar di SMP Stella Duce 2 tinggi.
2. Minat belajar siswa kelas VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dalam
mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
Minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK adalah kecenderungan
yang bersifat tetap dalam mengikuti proses pembelajaran, yang ditandai dengan
adanya rasa tertarik, perhatian dan rasa senang ketika mengikuti proses
pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMP Stella
Duce 2 Yogyakarta memiliki minat belajar yang cukup tinggi. Dari tabel data
deskriptif diperoleh bahwa minat belajar siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta dalam pembelajaran PAK memiliki (mean) sebesar 74,59. Minat
belajar siswa ditandai dengan rasa senang dan tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Pada sub variabel senang dalam mengikuti proses pembelajaran
diperoleh nilai mean sebesar 24,9417 dan pada sub variabel tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran diperoleh niali mean sebesar 49,6505.
3. Hasil penelitian
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000
(<0,05) yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu media film
terhadap variabel terikat yaitu minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
hasil uji regresi diperoleh bahwa media film berpengaruh terhadap minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAK. Pengaruh tersebut dinyatakan dalam nilai sebesar
0,316 atau 31,6% yang merupakan hasil perhitungan regresi data media film
sebagai variabel X dan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAK sebagai
variabel Y. rumus persamaan regresinya yaitu Y = 28,773 + 1,158 X. Artinya
setiap penambahan nilai media film sebesar 1 poin, maka nilai minat belajar siswa
pada 28,773 + 1,158.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
yang diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas
VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta:
1. Bagi Sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Melihat bahwa media film ternyata memiliki pengaruh terhadap minat
belajar siswa, maka diharapkan agar pihak sekolah memfasilitasi dengan baik
sarana-sarana yang menunjang penggunaan media film ini.
2. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa minat belajar siswa kelas
VIII di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta masuk dalam kategori sangat berminat
dalam mengikuti proses pembelajaran PAK, maka dengan demikian guru dapat
mempertahankan dan meningkatkan penggunaan media yang digunakan dalam
mengajar khususnya penggunaan media film sehingga siswa semakin berminat
dalam mengikuti proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3. Bagi Mahasiswa-mahasiswi IPPAK
Sebagai calon guru Pendidikan Agama Katolik dan Ketekis, pemanfaatan
media yang tepat dalam mengajar dan berkatekese menjadi salah satu aspek yang
penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa calon guru
Pendidikan Agama Katolik, diharapkan mampu terlibat aktif dalam mencari dan
menemukan media yang kreatif dan sesuai dengan subyek yang dilayani. Serta
mampu untuk menggembangkan media film yang terbukti memliki pengaruh
terhadap minat belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adhi Prasetyo Nugroho. https://adhitoge.wordpress.com/2013/09/01/pengertian-
film/. accesed on June 24, 2015. Arief S. Sadiman dkk. (2009). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. Azhar Arsyad. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada. Batmomolin, Lukas & Hermawan, Fransisca. (2003). Budaya Media: Bagaimana
Pesona Media Elektronik Memperdaya Anda. Flores: Nusa Indah. Dapiyanta, F.X. (1992). Proses Pembelajaran dalam Rangka PAK. Dalam
Setyakarjana. Kateketik Pendidikan Dasar. (hh. 137-143). STFK Pradnyawidya, Yogyakarta.
Duwi Priyatno. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Hurlock, Elizabeth. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Konsili Vatikan II. (1992). Inter Mirifica (Di antara yang Mengagumkan) (R. Hardawiryana, SJ, Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada Desember 1963).
Kristianto, Yoseph. (2007). Memanfaatkan dan Mengembangkan Media dalam Rangka Mengupayakan Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang Inovatif dan Kontekstual. Handout Mata Kuliah Strategi Pembelajaran untuk Mahasiswa Semester III, Program Studi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Lastiko Runtuwene. Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik. http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/pkzd1363205843.pdf.accessed on August 9, 2015.
Maman Sutarman & Lalu, Yosef. (2004). Bahan untuk Penataran: Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Agama Katolik. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.
Muhibbin Syah. (1997). Psikologi Pendidikan, dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Nana Sudjana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Presiden Republik Indonesia. (1992). Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1992 tentang Perfilman. Disahkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 1992 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sahrundi, Gabriel. (2008). Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Minat Siswa-siswi untuk Mengikuti Pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Panghudi Luhur Van Lith Muntilan. Skripsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Setyakarjana. (1990). Pelajaran Agama Katolik di Sekolah dalam Rangka Pendidikan Iman. Dalam Setyakarjana. Kateketik Pendidikan Dasar. (hh. 8-13). STFK Pradnyawidya, Yogyakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Andi Offset. Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha ilmu. Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. Yudhi Munadi. (2010). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press. Zul Asri. https://www.youtube.com/watch?v=Whb6nt4CNHM. accessed on
October 26, 2015. Video tentang uji homogenitas dengan program SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI