penggabungan usaha
-
Upload
sophia-ririn-kali -
Category
Documents
-
view
180 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of penggabungan usaha

Makalah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan
“PENGGABUNGAN USAHA”
Oleh Kelompok 6:
Musliha SalehNur Hidayah
ArmawatiSophia Ririn Kali
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

A. PENGGABUNGAN USAHA
Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas
usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau
pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat
bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk,
mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul
persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling
merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan
suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang
dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan
dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08
tahun 1999 : ”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain”.
Sifat Penggabungan Usaha
Horizontal integration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,
misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer
product juga.
Vertical integration
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co
salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc,
distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini
diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar
Conglomeration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang
tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan
diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk
mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan
manufaktur.
1

Alasan-Alasan Penggabungan Usaha
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas
melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?
Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan
adalah:
Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk
memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama
pada periode inflasi.
Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah
didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan
produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika
tujuannya adalah diversifikasi.
Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pabrik
yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera
beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan
peraturan pemerintah yang lainnya.
Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan
bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-
perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih,
beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan
terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan
dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon
pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang
independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar
(market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan
penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan
usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.
Bentuk Penggabungan Usaha
Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat
dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :
1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha
sebagai berikut :
2

Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang
sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar
dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara
perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.
Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya,
keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu
perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain
yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi.
Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan
horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari
perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan
angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan
(catering).
2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :
Merger statutori (merger). Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari
perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan
pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah
merger operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah
satu entitas.
Konsolidasi statutori (konsolidasi). Penggabungan usaha di mana kedua
perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari
perusahaan perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk.
Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu
entitas dan tidak satu pun perusahaan yang bergabung masih tetep berdiri sejak
dilakukan konsolidasi.
Akuisisi saham. Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara
dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi sebagai dua entitas
yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi). Karena
tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan pengakuisisi memperlakukan
kepemilikannya di perusahaan yang diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi
saham, perusahaan pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik
3

perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali. Hubungan yang timbul
dari akuisisi saham disebut hubungan induk dan anak perusahaan. Induk
perusahaan (parent company) adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan
lain yang disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui
pemilikian mayoritas di saham biasa.
Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha
1. Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22
untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak
berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian,
sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu
setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan
sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan,
dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal
penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing
dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan
kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat
oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda
dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut
diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan
masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk
periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest
a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai
buku saat diadakan penggabungan
4

b) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun
aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung
d) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.
2. Metode Pembelian ((by purchase method))
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang
memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung
sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban
yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.
Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva
bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum
20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase
Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan).
Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar
harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat
digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan
pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.
Efektif Berlakunya Penggabungan Usaha
5

Kapankah suatu penggabungan usaha berlaku efektif ? ada beberapa ketentuan yang
dapat digunakan untuk mengetahui kapan suatu penggabungan usaha berlaku efektif.
Ketentuan tersebut di bagi menjadi dua kelompok, yaitu menurut hukum dan menurut
akuntansi. Ketentuan yang diharuskan oleh standar akuntasi keuangan bisa berbeda dengan
ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan, karena ilmu akuntasi selalu mengutamakan
subtansi dari pada syarat formal atau dikenal dengan asa”substance over form”.
Menurut PSAK No.22 paragraf, suatu akuisisi berlaku efektif pada saat kendali atas
aktiva dan operasi suatu perusahaan yang di akuisisi secara efektif dialihkan kepada
perusahaan pengakuisisi dan saat penerapan metode pembelian dimulai. PSAK No 22 ini
memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu akuisisi berlaku efektif namun, tidak
memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu penyatuan kepentingan (uniti of
interest) berlaku efektif. Ada pandangan yang menyatakan bahwa suatu penyatuan
kepentingan berlaku efektif pada saat pembagian resiko dan manfaat diberlakukan .
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 27. tahun 1998 tentang penggabungan,
peleburan, dan penggabil alihan perseroan terbatas” menetapkan ketentuan mengenai berlaku
efektifnya suatu penggabungan, peleburan dan penggabil alihan dengan mengacu undang-
undang No.1 tahun 1995. Suatu trandaksi penggabungan, peleburan, pengendalian berlaku
efektif dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika transaksi penggabungan dilakukan dengan merubah anggaran dasar, maka
transaksi tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar
oleh menteri kehakiman dan perundang undangan. Jika transaksi tersebut disertai
degan perbuahan anggaran dasar yang tidak memerlukan persetujuan menteri
kehakiman dan perundang-undangan, maka transaksi berlaku sejak tanggal
pendaftaran akte penggabungan dan akte perubahan anggaran dasar dalam daftar
perusahaan. Apabila penggabungan perseroan dilakukan tanpa disertai perubahaan
anggaran dasar, maka penggabungan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan
akte penggabungan.
Peraturan Pemerinta No 27 tahun 1998 pasal 22. Suatu transaksi peleburan berlaku
efektif pada saat menteri kehakiman dan perundang-undangan mengesahkan akte
pendirian perusahaan hasil peleburan.
Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1998 pasal 26. Transaksi penggambil alihan pada
dasarnya sama dengan penggabungan. Jika transaksi pengambilalihan dilakukan
dengan merubah anggaran dasar, maka transaksi tersebut efektif berlaku sejak tanggal
persetujuan perbubahan anggaran dasar oleh menteri kehakiman dan perundang-
6

undangan. Jika transaksi tersebut disertai dengan dengan perubahaan anggaran dasar
yang tidak memerlukan persetujuan menteri kehakiman dan perudang-undangan maka
transaksi tersebut berlaku sejak tanggal pendaftaran akte pengambil alihan dan akte
perubahan anggaran dasar dalam daftar perusahaan.Apabila pengambil alihan
perseroan dilakukan tanpa disertai perubahan anggaran dasar, maka pengambilan
mulai berlaku sejak penandatanganan akte pengambilalihan.
Standar Akuntansi Keuangan Yang Terkait
a. IAS No.22, PSAK No.22 DAN IFRS No.3
IFRS No.3 dikeluarkan oleh IASB untuk menggantikan IAS No.22 Dengan Beberapa
perubahan ketentuan akuntasi penggabungan usaha:
No IAS No.22 DAN PSAK NO.22 IFRS NO.3 Dasar Perubahan1 IAS No 22 dan PSAk No.22
memberikan ijin atas pengguanaan metode pembelian dan penyatuan kepemilikan serta menetapkan syarat-syarat penggunaan metode tersebut. Metode penyatuan kepemilikan digunakan apabila sulit sekali mengidentifikasi perusahaan pengakuisisi dan terjadi pembagian resiko serta manfaat secara seimbang antara perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri.
IFRS No.3 tidak lagi mengijinkan penggunaan metode penyatuan kepemilikan dan menyebutkan bahwa semua penggabungan usaha harus dicatatdengan menggunakan metode pembelian
Ketentuan tersebut ditetapkan karena, walaupun terdapat kreteria yang ditetapkan oleh IAS No.22 dalam mengguanak metode pembelian dan penyatuan kepemilikan ,managemen sering mencari celah agar dapat menggunakan sala satu dari dua metode tersebut yang menguntungkan bagi mereka. Sehingga IFRS No.3 mengharuskan pengidentifikasian perusahaan pengakuisisi dalam setiap transaksi penggabungan usaha
2 IAS No. 22 dan PSAK No.22 mengharuskan amortisasi goodwill selama satu periodeyang tidak kurang dari 20 tahun
IFRS No.3 Tidak lagi memperkenankan amortisasi atas goodwil yang berasal dari transaksi penggabungan usaha. Goodwil dianggap habis dengan sendirinya seiring dengan terjadinya penurunan nilai aktifa yang dilakukan berdasarkan IAS No.36 tenang”impairment of
Pengalokasian goodwil melalui penurunan nilai sianggap sebagai perlakuan yang paling tepat sebab goodwil adalah cerminan arus kas yang diharapkan diperoleh pada masa yang akan datang , sehingga akan menurun jika arus kas tersebut menurun
7

asset”
3 Berdasarkan PSAK No.22 paragraf 82,sisa goodwil negatif setelah dilakukan penurunan nilai aktifa nonmoneter, harus diakui sebagai pendapatan sitangguhkan dan diakui sebagai pendapatan secara sistimatis tidak boleh lebih dari 20 tahun.
IFRS No.3. paragraf 56 mengharuskan pengakuan laba atau rugi yang berasal dari sisa goodwil negatif
Goodwil negatif sebenarnya adalah pendapatan yang diperoleh sari transaksi penggabungan usaha yang semestinya langsung diakui seluruhnya pada saat transaksi tersebut terjadi
B. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara Pemilikan
perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi. Laporan Keuangan
Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk pusat perusahaan (entitas
pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan
entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan
atau diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap
perusahaan lain, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah
badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan
keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang
sejenisnya.
Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan
Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan.
Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan
usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang
sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.
Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya
perusahaan investor (acquirer).Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah
satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan
lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian
walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut tidak boleh menyesatkan
8

pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa
ekonomi.
Tujuan laporan keuangan konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari
satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan
istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-
pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari
perusahaan lain.
Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil
gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor
dan peyedia dana lainnya.
Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik
mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan
individual yang membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi
manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik,
antara lain:
Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan
kinerja perusahaan lain yang bagus.
Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk
perusahaan, begitu pula dengan aktiva.
Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk
perusahaan
Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang
Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian
yang wajar.
Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Sebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
9

Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan
bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan
laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan
transaksi dan kepemilkan antar perusahaan.
Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila
kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4
1) Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi
Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung
melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain, harus
menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50% atau
kurang saham berhak suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan
konsolidasi apabila dapat dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan
konsolidasi harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang berada di
dalam negeri maupun di luar negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila:
a) Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan
khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka
pendek.
b) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak
mampu mengalihkan dananya kepada induk perusahaan.
Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu
kriteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.
2) Prosedur Konsolidasi
Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan
harus dieliminasi. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari
transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk tujuan
konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama
dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut
berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda
tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang:
a) Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.
b) Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
10

Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih
dari tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan
harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang
signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak
mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan
konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda
tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap
unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.
Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri
dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi,
terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan
dan juga bukan perusahaan asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan Asosiasi.
Laporan Konsolidasi Pada Saat Pembelian
Laporan Konsolidasi Pada saat Pembelian hanya terdiri atas neraca konsolidasi saja .
Penyusunsan neraca konsolidasi pada saat pembelian tergantung pada:
Besarnya pemilikan modal saham anak perusahaan anak oleh perusahaan induk
Dalam hal ini ada dua kemungkinan, yaitu :
a. Perusahaan Induk memiliki modal perusahaan anak
b. Perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham perusahaan anak
Besarnya harga perolehan dibandingkan dengan nilai bukunya
Dalam hal ini terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
a. Harga perolehan sama dengan nilai buku
Apabila perusahaan induk memiliki seluruh modal saham perusahaan anak maka
seluruh modal perusahaan anak adalah haknya perusahaan induk. Oleh karena itu
seluruh modal perusahaan anak dieliminasi. Apabila seham perusahaan anak
tersebut diperoleh dengan harga perolehan sebesar nilai buku, maka semua modal
perusahaan anak dan investasi akan habis di eleminasi.
11

Kadang-kadang perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham
perusahaan anak. Dalam hal ini modal perusahaan anak yang harus dieliminasi
terbatas pada modal perusahaan anak yang menjadi hak perusahaan induk saja,
yang sebenarnya sesuai dengan persentase pemilikannya. Bagian dari modal
perusahaan anak yang menjadi hak pemegang saham minoritas akan di sajikan di
dalam neraca konsolidasi sebagai elemen modal.
b. Harga perolehan diatas nilai buku
Kadang kadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaan anak dengan
harag diatas nilai buku. Kelebihan haraga diatas nilai buku tersebut harus
diperlakukan secara tepat sesuai dengan penyebab terjadinya. Secara garis besar
penyebab terjadinya kelebihan aharga perolehan di atas nilai buku dapat
dikelompokkan:
1) Perusahaan anak menilai aktifa terlalu rendah. Apabila kelebihan harag
Perolehan diatas nialai buku tersebut terjadi karena perusahaan anak menilai
aktiva terlalu rendah maka kelebihan harga perolehan di atas nilai buku harus
diberlakukan sebagai penambahaan nialai aktiva yang dinilai terlalurendah.
Apabila aktiva tersebut disusut maka selisi tersebut harus diperhitungkan di
dalam penyusutan.Demikian pula apabila kativa tersebut dibeli.
2) Perusahaan anak tidak mengakui goodwil yang ada. Apabila keelebihan harga
perolehan dia atas nilai buku tersebut terjadi karena perusahaan anak tidak
mengakui goodwil yang ada atau menilai goodwil terlalu rendah ataupun
dengan memiliki modal saham perusahaan anak tersebut tingkat laba akan
meningkat menjadi diatas tingkat laba normal maka kelebihan harga perolehan
diatas nilai buku harus diberlakukan sebagai goodwill.
3) Perusahaan Induk mau membeli dengan harga diatas nilai buku sebagai harga
untuk dapat menguasai perusahaan anak. Apabila kelebihan harga perolehan di
atas nilai buku tersebut terjadi karena perusahaan induk menganggap sebagai
harga yang harus dibayar untuk dapat menguasai perusahaan anak maka
kelebihan harga pokok diatas nilai buku harus disajikan di dalam rekening
tersendiri yaitu rekening”kelebihan harga perolehan diatas nilai buku.
Rekening tersebut harus di sajikan di dalam neraca konsolidasi dalam
kelompok aktiva yaitu aktiva lain-lain.
c. Harga perolehan di bawa nilai buku
12

Terkadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaa anak dengan harag
dibawa nilai buku. Kelebihan niali buku di atas harga perolehan tersebut harus
diperlakukan secara tepat sesuai dengan penyebab tersajinya. Pada dasarnya
penyebab terjadinya harga perolehan dibawa nilai buku adalah merupakan
kebalikan dari penyebab terjadinya harga perolehan diatas nilai buku
1) Sebagai pengurang aktiva tertentu
2) Sebagai pengurang goodwill
3) Di sajikan dalam rekening tersendiri
Dalam hal ini cara perlakuannya kebalikan dari harga perolehan di atas nilai buku
C. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI
Pengertian
Perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh
yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut
kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap
kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari
investornya. Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang
dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak
perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang
mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun
tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak
memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain
tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai
pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka
investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.” Jadi, jika penyertaan saham
perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka penyertaan saham perusahaan
dibukukan dengan metode biaya.
Pengaruh Signifikan
Istilah “perusahaan asosiasi” digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan
dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor memiliki, baik langsung
maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada
perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan.Sebaliknya,
13

jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan,
kurang dari 20% hak suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan.
Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor
memiliki signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka
investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila
investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan
menggunakan metode biaya.
Metode Akuntansi
Metode Ekuitas
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan
dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba
atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang
diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian
terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan
proporsional investor pada investee yang timbul dari perubahan dalam ekuitas investee
yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu
meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan
dalam penjabaran valuta asing, dan dari penyesuaian selisih yang timbul dari
penggabungan usaha.
Metode Biaya
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee
sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba
(kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan
oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya
investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk
investasi.
Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan
sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari
investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir
tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang
14

signifikan terhadap perusahaan asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja
perusahaan asosiasi, yaitu imbalan investasi (return on investment).
Investor melaksanakan tanggungjawab ini dengan memperluas lingkup laporan
keuangan konsolidasi sehingga mencakup bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi
dan dengan demikian menyediakan analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga
raiso yang lebih relevan dapat dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas
memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih
informatif.
Investasi di perusahaan asosiaso dipertanggungjawabkan dengan menggunakan
metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam
jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk
mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga
dipertanggungjawabkan dengan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara
khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan
metode ekuitas sejak tanggal dimana :
a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi tetapi
menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau
b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan
Penerapan Metode Ekuitas
Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak berbeda
dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam pernyataa standar akuntansi
keuangan No.4 tentang Lapoan Keuangan Konsolidasi. Selanjutnya, konsep yang mendasari
prosedur konsoidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan digunakan dalam
perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi. Investasi dalam perusahaan asosiasi
dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak tanggal pada saat investasi tersebut
memenuhi defenisi perusahaan asosiasi. Selisih (baik positif maupun negatif) antara biaya
perolehan (acquistion cost) dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat
diidentifikasi (net identificable asset) pada tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang Akuntansi
Penggabungan Usaha. Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba rugi
setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut :
a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
15

b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar
aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net
identifiable assets).
Laporan keuangan perusahaan asosiasi yang paling akhir digunakan oleh investor
dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan pada tanggal yang sama
dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, perusahaan
asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama
dengan laporan keuangan investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat
digunakan laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan tetapi
prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan tanggal tersebut
konsisten dari periode ke periode.
Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda,
penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau signifikan yang terjadi
antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal laporan keuangan perusahaan asosiasi
dan tanggal laporan keuangan investor.
Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan kebijakan
akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila
perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain daripada yang digunakan
investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan
terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi apabila laporan tersebut digunakan
oleh investor dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat
dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.
Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak
luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen
saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum
dideklarasikan. Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan
asosiaso sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil.
Kerugian selanjutnya diakru oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor
melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiaso yang dijaminnya. Jika perusahaan
asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas
laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan
permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk
mengakui pentrunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara individual
16

penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap perusahaan asosiasi secara
individual.
D. SPECIAL PUPURPOSE ENTITY (SPE)
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan
sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary),
misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPV ini merupakan salah satu
bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan
oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain (SPV) untuk
melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.
Tujuan SPE :
Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan
induk (sponsor) off-balance-sheet
Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke
dalam bentuk liquid
Mengurangi besarnya pajak
Karakteristik SPE :
Memiliki modal yang terbatas
Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen
Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan
mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak sebagai
perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV.
Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu
sesuai perjanjian.
Alasan pembentukan SPE :
Sekuritisasi
Risk sharing
Keuntungan kompetitif
Financial enginering
Regulatory reasons
Standar akuntansi :
Accounting Research Bulletin (ARB) 51, Consolidated Financial Statement
17

SFAS 125 Accounting for Transfer and Servicing of Financial Assets and
Extinguishment of Liabilities
FASB Interpretation 46 (R) SIC-12 PSAK No 4 Tahun 2002
E. KASUS ENRON
Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas
Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star
Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini
secara bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran saham kepada
publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai perusahaan induk,
Internorth, yang menggantikan Northern Natural Gas di New York Stock Exchange. Enron
sebelum tahun 2001 mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu
perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta
komunikasi (wikipedia.co.id).
Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US mendirikan Enron tahun
1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan dengan sistem
perpipaan. Tahun 1987 Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar sahamm.
Tahun 1989, Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan muda MBA Harvard
untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron. Pemerintah US menghapuskan beberapa
peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energi. Dampaknya harga minyak menjadi
berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli maupun penjual.
Produsen minyak yang kecil mengalami kesulitan dalam meningkatkan dana eksploitasi dan
pengeboran karena adanya risiko pasar. Enron memiliki ide inovatif dengan memediasi antara
pembeli dan penjual yang diharapkan dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan
kontrak pada penjual untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa
tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai keuntungan
untuk Enron.
Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan Enron ke
komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di bidang perlistrikan, batu bara, pulp
kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu, air, broadband, dan plastik. Diperhitungkan
terdapat 1.800 produk yang ditangani.
Tahun 1990 Skilling mempekerjakan Andrew Fastow, ahli keuangan, untuk
membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin pada komisi sekuritas dan
18

perdagangan U.S. untuk menggunakan metode “nilai pasar” atas kontrak. Sehingga, yang
dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai pasar. Pada awalnya, Enron mengalami
permasalahan. Untuk memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang
untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas. Namun, jika
Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat pembeli atau
penjual menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan
penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan,
Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan.
Andrew Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai
“pendapatan”. Fastow dan kantor akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan
serial “limited partnership” yang disebut “Special Purpose Entities”. Aturan akuntansi
memungkinkan bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada
laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya
serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose entity.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar hutang dengan
saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai
lebih kontrak dan dicatat sebagai uang “pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah
hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Fastow juga nama fiktif
seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan yang lainnya dengan membayarkan
milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3 persen kepemilikan entitas. Karena tidak
dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang.
Mereka juga percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang baik serta mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan kantor akuntan publik
Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah akurat.
Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan
dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang
bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan
akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana
tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua; memperoleh pendapatan
untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.
SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas
dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan,
(3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan
tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan
19

harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham SPEs naik, maka saham
Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs turun, maka harga saham Enron ter-
depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).
Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai 1993. Pada kasus Enron ini ia sebagai wakil
presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi sehingga nilai lebih
dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga
saham turun akan memicu taksolvabelnya entitas dan mengembalikan hutang pada laporan
keuangan Enron. Setelah pertengahan tahun kedua 2001, harga saham Enron menurun dari
nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron berusaha menarik kembali hutang dan aset
pada entitas khusus. Sheron Watkins khawatir akan peningkatan risiko. Pada Juli 2001 harga
saham jatuh ke nilai $47 per saham. Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai
president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus secara pribadi
menemui Ken Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam halaman surat yang
menjelaskan ketidakberesan terkait entitas khusus dan memperingatkan mereka yang
kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting fraud I had ever seen”.
Namun demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada
pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan
pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya
menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga mengontak temannya di Arthur
Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan
temannya itu. Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham Enron
terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil alih hutang dan aset
entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan mengurangi nilai ekuitas
pemegang saham dengan $1.2 milyar. Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas
mengumumkan akan menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow
diberhentikan. 8 November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan
keuangan sejak tahun 1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas
pemegang saham sebesar $2.1 milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta. November 2001,
harga saham anjlog sampai $1 per lembar, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan. Februari
2002, Sherron Watkins hadir sebelum kongress komite dan membuka pada publik apa yang ia
ketahui seputar praktik akuntansi perusahaan. Ia dilabeli “whistlebower pemberani” oleh
pers. Di sisi lain, personel Arthur Anderson kemudian menghancurkan dokumen yang terkait
dengan entitas khusus Enron. Pada bulan Juni, kantor akuntan ini mendapat masalah dengan
pengadilan terkait dengan penghancuran bukti.
20

Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah Sherron
Watskin, yang saat itu merupakan eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam
manipulasi itu mulai “berteriak” melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian
Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas
dan terbuka.
Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat
tinggi antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik maupun partai Demokrat,
pernah menerima data politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota
juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35
pejabat penting pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah
lama merupakan perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,
Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis
maupun dalam penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut
dan tinggal sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah
pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit
Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.
Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab atas kasus Enron:
a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa
di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi
dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
b. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
- Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
- Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
- Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen
21

c. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah
kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan
memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally
accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen
juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari
akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat
pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta
untuk biaya konsultasi.
d. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa
oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum
atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.
Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan
aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak
memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
e. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi
diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC
tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron
melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar
negara.
f. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari
SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara
mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya
mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor
perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi
peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya
melakukan verifikasi firsthand.
g. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan
sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s
untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang
perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah,
perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan
kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi
perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau
tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.
22

Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun
regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain:
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP.
Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non
audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit
yang dilarang :
a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c) Jasa appraisal dan valuation.
d) Opini fairness
e) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
f) Broker, dealer, dan penasihat investasi
Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum melakukan
audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinya
diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit
committee.
Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
23

KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini
CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang
mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi
semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode
etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “
para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah
aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat
masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-
Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan
ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),
menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam
pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan
setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
24