PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di...

138
i KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIAL DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI ANTARMAHASISWA DAN DOSEN NON-FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Pilipus Wai Lawet NIM: 141224002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

i

KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIAL DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI

ANTARMAHASISWA DAN DOSEN NON-FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Pilipus Wai Lawet

NIM: 141224002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih, telah

memberikan berkah dan rahmat untuk kelancaran dalam setiap langkah saya.

Karya ini saya persembahkan untuk:

Ayahanda Marselus Lawet dan Ibunda Veronika Ladjar yang selalu

memberikan semangat, kasih sayang, dukungan, dan doa di setiap

langkah saya.

Adik Echa, Jacky, Herlina, Dedong dan Alfred yang selalu

memberikan nasehat, kasih sayang, motivasi untuk menyelesaikan

perkuliahan dengan baik.

Terima kasih kepada Serikat Sabda Allah (SVD) yang telah

memberian doa dan dukungan berharga untuk penulis.

Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan dan senasib

Christy, Ririn, Dewi, Prisca dan Friska.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

v

MOTTO

Hidup ini keras. Dan barangsiapa yang lebih keras daripada hidup, dialah

yang mampu bertahan.

(Pramoedya Ananta Toer)

Hidup yang tak diperjuangkan adalah hidup yang tak layak dihidupi.

(Jetho Lawet)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 16 Januari 2018

Penulis,

Pilipus Wai Lawet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Pilipus Wai Lawet

Nomor Mahasiswa : 141224002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KAJIAN ELEMEN DAN FUNGSI KONTEKS SOSIAL DALAM MENENTUKAN MAKSUD BERKOMUNIKASI

ANTARMAHASISWA DAN DOSEN NON-FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Januari 2018

Yang menyatakan,

Pilipus Wai Lawet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

viii

ABSTRAK

Lawet, Pilipus Wai. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen Non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini membahas kajian elemen dan fungsi konteks sosial dalam

menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan elemen-elemen konteks sosial yang terdapat dalam komunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP, dan (2) mendeskripsikan fungsi yang diperankan konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018, dengan data berupa tuturan yang di dalamnya terdapat elemen dan fungsi konteks sosial. Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik lanjutan berupa teknik libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode padan pragmatis.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) peneliti menemukan ada konteks sosial yang mengandung sembilan elemen dengan pola OOMUBICAA, ada tuturan yang memuat sepuluh elemen dengan pola OOEMUBICAA dan OOMAUBICAA, dan adapula tuturan yang memuat sebelas elemen dengan pola OOEMAUBICAA (2) fungsi yang diperankan konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 berjumlah dua, yakni fungsi memberi informasi tambahan dan memberi penjelasan rinci. Fungsi memberi informasi tambahan dibagi menjadi tiga yakni memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan, pengetahuan peserta tutur, dan identitas peserta tutur. Fungsi memberi penjelasan rinci dibagi menjadi dua yakni memberi penjelasan rinci peristiwa sebelum tuturan dan pengetahuan peserta tutur.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pengetahuan mengenai kajian elemen dan fungsi konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Kata kunci: Tuturan, konteks sosial, elemen dan fungsi konteks sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

ix

ABSTRACT

Lawet, Pilipus Wai. 2018. Study of Elements and Functions of Social Context in Determining the Purpose of Communicating between Students

and Lecturers Non-FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. Essay. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

This study discusses the study of elements and functions of social context in determining the intent of communicating between students and lecturers of non- FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. The purpose of this research are (1) to describe elements of social context in communication between students and lecturers of non-FKIP, and (2) to describe the function of social context in determining communicative intentions between students and lecturers non-FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017 / 2018. The type of this research is qualitative descriptive research. The data source of this research are the students and lecturers of non-FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. The data is the form of speech in which there are elements and functions of social context. The method of providing data is the method refer to advanced techniques in the form of active communication technigue, free active communication, noting found, and record in technique. To analyze the data, researcher uses a pragmatic method. The result of this research were (A) the researcher find speech of social context that contain nine elements that have pattern OOMUBICAA, speech of social context that contain ten elements that have pattern OOEMUBICAA and OOMAUBICAA, and speech of social context that contain eleven elements that have pattern OOEMAUBICAA. (B) function that was played by social context in determining communicative intention between student and lecturer of non-FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018 was function of giving additional information and to explain clearly. This research is expected to give contribution and knowledge about study element and function of social context in determining communicative intention between student and lecturers of non-FKIP Sanata Dharma University of Yogyakarta Academic Year 2017/2018. Keywords: Speech, social context, elements and function of social context.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Maha Pengasih atas segala rahmat dan berkat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kajian

Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi

antarMahasiswa dan Dosen Non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tahun Akademik 2017/2018”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin

terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta;

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi

ini hingga selesai;

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dengan sepenuh hati;

5. Karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

yang telah membantu penulis selama menjalankan pendidikan di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

6. Ayahanda Marselus Lawet dan Ibunda Veronika Ladjar, terima kasih atas

nasehat, doa, cinta, kesabaran, dan dukungan yang diberikan kepada

penulis hingga mampu menyelesaikan perkuliahan dengan baik;

7. Serikat Sabda Allah (SVD) yang telah mendukung dalam doa;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

xi

8. Adik-adikku tersayang Mila, Jacky, Herlina, Dedong dan Alfred;

9. Paman Ardus Keraf dan Bibi sekeluarga yang tak pernah luput

memerhatikan saya;

10. Teman-teman penelitian payung: Kristi, Dewi, Friska, Priska, dan Ririn.

Terima kasih untuk bantuan, kebersamaan, dan rasa kekeluargaan yang

selama ini kita bangun serta bantuan selama penyusunan skripsi.

11. Teman-teman Mahasiswa PBSI Angkatan 2014 A. Terima kasih atas

kebersamaan dan kekompakkan yang telah kita bangun. Semoga kita

semua mampu meraih kesuksesan dalam meniti karir;

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Yogyakarta, 16 Januari 2018

Penulis,

Pilipus Wai Lawet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PANITIA PENGUJI ............................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 4

1.5 Batasan Istilah .............................................................................. 5

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 7

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 7

2.2 Bahasa dan Komunikasi .............................................................. 8

2.3 Bahasa sebagai Alat Komunikasi .............................................. 10

2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi ............................... 11

2.5 Pragmatik dan Konteks .............................................................. 12

2.6 Perkembangan Studi Konteks .................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

xiii

2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial ........................................... 17

2.7.1 Hakikat Elemen Konteks Sosial ............................................. 17

2.7.2 Hakikat Fungsi Konteks Sosial ................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 26

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 26

3.2 Sumber Data dan Data ............................................................... 26

3.3 Objek Penelitian.......................................................................... 26

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 26

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................. 28

3.6 Triangulasi Data......................................................................... 30

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................. 32

4.1 Deskripsi Data ........................................................................... 32

4.1.1 Elemen Konteks Sosial ........................................................... 33

4.1.1.1 Konteks Sosial yang Berpola OOMUBICAA ..................... 35

4.1.1.2 Konteks yang Berpola OOEMUBICAA .............................. 37

4.1.1.3 Konteks Sosial yang Berpola OOMAUBICAA ................... 39

4.1.1.4 Konteks Sosial yang Berpola OOEMAUBICAA ................ 42

4.1.2 Fungsi Konteks Sosial ............................................................ 44

4.1.2.1 Fungsi Konteks Sosial Memberi Informasi Tambahan ....... 45

4.1.2.2 Fungsi Konteks Sosial Memberi Penjelasan Rinci ............... 48

4.2 Analisis Data .............................................................................. 51

4.2.1 Elemen Konteks Sosial ........................................................... 51

4.2.1.1 Konteks Sosial yang Berpola OOMUBICAA ..................... 51

4.2.1.2 Konteks Sosial yang Berpola OOEMUBICAA .................... 55

4.2.1.3 Konteks Sosial yang Berpola OOMAUBICAA ................... 59

4.2.1.4 Konteks Sosial yang Berpola OOEMAUBICAA ................. 61

4.2.2 Fungsi Konteks Sosial ............................................................ 62

4.2.2.1 Fungsi Konteks Sosial Memberi Informasi Tambahan ....... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

xiv

4.2.2.2 Fungsi Konteks Sosial Memberi Penjelasan Rinci .............. 74

4.3 Pembahasan ................................................................................ 76

BAB V PENUTUP ................................................................................... 81

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 81

5.2 Saran .......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 83

LAMPIRAN

Tabulasi Data ............................................................................................ 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tidak hanya dilahirkan sebagai makhluk berakal budi tetapi juga

makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa berinteraksi dengan

yang lain. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

berkomunikasi. Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa

sebagai suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu

kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (Hidayat, 2009). Menurut Keraf

(dalam Suandi, 2014:4) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat,

berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Komunikasi

yang dibangun bertujuan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, maksud, perasaan

maupun emosi secara langsung dari penutur kepada mitra tutur. Maksud dalam

komunikasi tidak hanya bergantung pada unsur linguistik tetapi juga unsur

ekstralinguistik seperti konteks.

Konteks menurut Mey (dalam Nadar, 2009: 4) adalah situasi lingkungan dalam

arti luas yang memungkinkan peserta petuturan untuk dapat berinteraksi, dan yang

membuat ujaran mereka dapat dipahami. Konteks dalam ilmu pragmatik dapat

diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis seperti, konteks sosial, konteks situasi,

konteks budaya, dan lain-lain. Konteks sosial berkaitan dengan status penutur atau

mitra tutur dalam bertutur. Seorang penutur dengan status sosial yang lebih tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

2

memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda ketika berinteraksi dengan mitra tutur

yang berstatus sosial rendah. Konteks sosial memuat elemen-elemen dan fungsinya

dalam menentukan maksud berkomunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

interaksi linguistik mempertimbangkan interaksi sosial (Yule, 2014). Agar apa yang

diujarkan dalam berkomunikasi menjadi bermakna, maka berbagai macam faktor

yang berkaitan dengan kesenjangan dan kedekatan sosial perlu diperhatikan.

Konteks sosial tidak terlalu mendapatkan perhatian di kalangan mahasiswa dan

dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma. Ujaran yang dibangun secara horizontal

antara penutur (mahasiswa) dan mitra tutur (mahasiswa) ataupun penutur (dosen) dan

mitra tutur (dosen) ketika komunikasi menafikan elemen-elemen dalam konteks

sosial. Akibatnya, maksud yang ingin disampaikan oleh penutur tidak dipahami oleh

mitra tutur.

Penelitian ini mengkaji elemen dan fungsi konteks sosial dalam menentukan

maksud berkomunikasi para mahasiswa dan dosen. Dengan demikian, penutur dan

mitra tutur memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai elemen dan fungsi

konteks sosial yang melingkupi sebuah tuturan. Pemahaman ini diyakini akan

memberikan manfaat berupa tersampaikannya maksud dari penutur terhadap mitra

tutur dalam berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

3

1. Elemen-elemen konteks sosial apa sajakah yang terdapat dalam kegiatan

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018?

2. Bagaimana pola elemen konteks sosial yang terdapat dalam kegiatan

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma tahun akademik 2017/2018?

3. Fungsi apa sajakah yang diperankan konteks sosial dalam menentukan

maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini berdasarkan rumusan

masalah, yaitu:

1. Mendeskripsikan elemen-elemen sosial yang terdapat dalam kegiatan

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

2. Mendeskripsikan pola elemen-elemen konteks sosial yang terdapat dalam

kegiatan berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

3. Mendeskripsikan fungsi konteks sosial dalam menentukan maksud

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

4

1.4 Manfaat Penulisan

Penelitian terhadap elemen-elemen dan fungsi konteks sosial dalam

menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan.Terdapat dua manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian

ini.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam memperkaya

wawasan mengenai elemen-elemen dan fungsi konteks sosial dalam

bidang pragmatik.

b. Penelitian ini menjadi sumber pengetahuan bagi kalangan mahasiswa dan

dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma dalam membangun

komunikasi.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam membangun

komunikasi bagi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma sehingga maksud yang diungkapkan dapat tersampaikan.

b. Penelitian ini dapat membantu penutur agar berkomunikasi dengan

memperhatikan elemen dan fungsi konteks sosial sehingga maksud dapat

dipahami mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

5

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tentu saja tidak lepas dari

teori elemen-elemen konteks sosial dalam berkomunikasi dan teori lainnya yang

mendukung dalam penelitian ini. Maka peneliti memberikan istilah sebagai berikut:

1. Pragmatik

Menurut Yule (2006) pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang

makna atau maksud yang disampaikan penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh

pendengar (pembaca). Purwo (1990) mendefinisikan pragmatik sebagai

telaah mengenai makna tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat

konteks sedangkan memperlakukan bahasa secara pragmatik ialah

memperlakukan bahasa dengan mempertimbangkan konteksnya, yakni

menggunakannya pada peristiwa komunikasi.

2. Konteks

Rahardi (2005) mendefinisikan konteks sebagai semua latar belakang

pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur

serta yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan

penutur itu dalam proses bertutur.

3. Konteks sosial

Rahardi (2006) mendefinisikan konteks sosial dan budaya sebagai

segala aspek yang menunjuk pada keseluruhan jaringan konvensi dan institusi

sosial budaya yang ada dalam sebuah masyarakat dalam kurun tertentu.

Menurutnya, konteks sosial adalah konteks yang timbul sebagai akibat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

6

munculnya interkasi antarangota masyarakat dalam suatu masyarakat sosial

dan budaya tertentu. Dasar kemunculan dari konteks sosial adalah adanya

solidaritas (solidarity).

4. Komunikasi

Menurut Mulyana (2014) komunikasi adalah suatu aktivitas yang terus

berlangsung dan selalu berubah. Ruben dan Stewart (2013) menyatakan

komunikasi manusia adalah proses melalui individu dalam hubungan,

kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi

untuk hubungan satu sama lain dan dengan lingkungannya. Proses

berkomunikasi berjalan baik apabila penutur dan mitra tutur berkerja sama

dalam proses bertutur.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan ke dalam lima bab. Bab I diuraikan pendahuluan berupa

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab II diuraikan kajian pustaka berupa

penelitian terdahulu yang relevan dan landasan teori yang berguna untuk menjawab

rumusan masalah. Bab III diuraikan metode penelitian yang terdiri dari jenis

penelitian, data penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, metode dan teknik analisis data. Bab IV diuraikan hasil penelitian dan

pembahasannya yang terdiri dari deskripsi data penelitian, analisis data, dan

pembahasan. Adapun Bab V diuraikan penutup yang terdiri dari kesimpulan serta

saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Banyak para ahli mengkaji cabang ilmu Pragmatik lebih mendalam dan

bekenalan lebih dekat dengan ilmu konteks. Dalam ilmu pragmatik konteks dibagi

dalam beberapa macam yakni, konteks sosial, konteks situasi, dan konteks kultural.

Ada dua ahli yang membuat tulisan mengenai konteks berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, diantaranya Prof. Pranowo, M.Pd. dan Dr. R. Kunjana Rahardi,

M.Hum.

2.1 Penelitian yang Relevan

Pada penelitiannnya tentang konteks, Pranowo (2015) menyampaikan

pemahamannya tentang konteks. Pemahaman maksud dalam kajian bahasa secara

pragmatik tergantung pada konteks. Maksud adalah makna yang ingin disampaikan

oleh penutur. Penentuan konteks dalam pragmatik dapat diidentifikasi antara lain

melalui (i) dasar pemahaman yang sama, (ii) latar belakang budaya, (iii) asumsi

penutur terhadap mitra tutur, (iv) knowledge of the World, (v) kesantunan, (vi) bahasa

non-verbal.

Dalam tulisan yang berjudul “Menemukan Hakikat Konteks Dalam

Pragmatik” Rahardi (2015) menyatakan pandangannya ihwal konteks. Secara umum

dapat dikatakan bahwa ihwal konteks itu dipahami secara variatif oleh sejumlah

pakar. Selain konteks yang berdimensi intralinguistik atau ko-teks yang disebut oleh

beberapa pakar, konteks juga menunjuk pada dimensi-dimensi lingkungan fisik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

8

lingkungan sosial yang hidup. Pandangan lain menyebutkan bahwa konteks

hakikatnya adalah latar belakang pengetahuan yang sama yang dimiliki oleh para

pelibat tutur. Apakah dimensi-dimensi ekstralinguistik menempatkan aspek-aspek

bahasa non-verbal seperti gerak-gerak kinesik dan proksimik, penulis belum

menemukan referensi yang meyakinkan, dan hingga kini pencarian itu masih

merupakan kegelisahan intelektual yang terus akan diupayakan jawabnya yang pasti.

2.2 Bahasa dan Komunikasi

Bahasa dan komunikasi merupakan dua entitas yang tak dapat dilepaspisahkan.

Tidak ada satu peristiwa komunikasipun yang tidak melibatkan bahasa. Peristiwa

komunikasi membutuhkan kehadiran bahasa sebagai mediatornya.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbiter, yan dipergunakan oleh sekelompok masyarakat

untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Block dan Trater

memberikan definisi bahasa sebagai sebuah sistem lambang-lambang vokal yang

bersifat arbitrer (Lubis, 2011). Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem

simbol dan tanda. Sistem simbol tersebut adalah hubungan simbol dengan makna

yang bersifat konvensional sedangkan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda

dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang

dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah

suatu lambang bunyi arbitrer yang digunakan sekelompok masyarakat untuk bekerja

sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

9

Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali

fungsi komunikatif (Tarigan, 1987). Kinneavy (dalam Chaer, 2009:33) menyebutkan

lima fungsi dasar bahasa yakni fungsi ekspresi, informasi, eksplorasi, persuasi dan

entertainmen. Kelima fungsi dasar ini mewadahi konsep bahwa bahasa alat untuk

melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur

kepada yang lain. Sementara itu, Finocchinario (dalam Lubis, 2011:4) membagi

fungsi bahasa atas lima bagian, yaitu: fungsi personal, interpersonal, direktif,

referensial dan imaginatif. Berdasarkan kelima fungsi di atas dapat diutarakan bahwa

baik fungsi personal maupun interpersonal tidak dapat dilepaspisahkan dari situasi

tempat fungsi itu dijalankan.

Keberhasilan komunikasi akan sangat ditentukan oleh bagaimana penutur

menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Tidak jarang dalam kehidupan sehari-

hari ditemukan komunikasi yang tidak berhasil karena ketidaktepatan cara

berkomunikasi. Wardhaugh (1986) dalam bukunya An Introduction to Sociolinguistic

menjelaskan bahwa ketika orang akan memulai berbicara, ada tiga hal yang patut

diperhatikan. Pertama, apa yang akan dibicarakan. Kedua, dengan siapa dia akan

berbicara. Ketiga, bagaimana dia berbicara. Lebih lanjut, Badudu dalam bukunya

Inilah Bahasa Indonesia yang Benar menjelaskan bahwa berbahasa yang efektif

adalah berbahasa yang sesuai dengan “lingkungan” dimana bahasa itu digunakan.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu: (a) orang yang

berbicara; (b) orang yang diajak berbicara; (c) situasi pembicaraan apakag formal

atau non-formal ; dan (d) topic pembicaraan.Seorang dosen yang mengajar di depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

10

kelas tentu menggunakan bahasa formal. Seorang pedagang yang berjualan di pasar

tentu menggunakan bahasa non-formal atau santai. Hofmann mengatakan bahwa

communication is successful if the idea they get (the impact on them) is the same as

what I intended them to get (my intend).

2.3 Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Goris Keraf dalam jurnal yang berjudul “Analisa Bahasa Indonesia Sebagai

Bahasa Komunikasi Antarnegara Anggota ASEAN” menyebutkan bahasa adalah alat

komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia (Harmoko, 2015). Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran

perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan kita menciptakan

bahasa sebagai alat komunikasi untuk bekerja sama atau berkomunikasi dalam

kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga

digunakan cara lain, misalnya isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode

tertentu lainnya (Chaer, 2006). Hakikat bahasa sebagai alat komunikasi menunjukkan

fungsi sosial bahasa sedangkan fungsi sosial lain bahasa terlihat pada rumusan yang

menganggap bahasa sebagai identitas penutur, baik secara individual maupun secara

kelompok. Misalnya “Saya orang Flores” atau “Saya orang Kalimantan”, tetapi kalau

Anda tidak bisa berbahasa Flores atau Kalimantan, pengakuan Anda masih “minus”.

Bahasa tidak hanya merupakan suatu produk sosial dan budaya tetapi

merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial dan

budaya, bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

11

wadah penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat

pemakai bahasa itu (Sumarsono, 2014).

2.4 Makna dan Maksud dalam Berkomunikasi

Kajian pragmatik berkaitan erat dengan makna. George Yule (dalam

Parera,2004:3) mengatakan,”Pragmatic is concerned with the study of meaning as

communicated by a speaker (or writer) and interpreted by listener (reader). Menurut

de Saussure (Chaer,2009:29) setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu yang

diartikan (signified) dan yang mengartikan (signifier).Yang diartikan tidak lain dari

pada konsep atau makna dari suatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan tak lain

dari bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa kedua unsur ini adalah unsur intralingual yang biasa merujuk

pada suatu referen yang merupakan unsur ekstralingual.

Chaer (2009:35) berpendapat bahwa makna adalah gejalah dalam ujaran

sedangkan maksud adalah gejalah luar ujaran. Verhaar (dalam Chaer 2009:36)

membuat diagram sebagai berikut.

Istilah Segi (dalam keseluruhan

peristiwa pengujaran)

Jenis Semantik

Makna Segi lingual atau dalam ujaran

Semantik kalimat gramatikal, dan leksikal (intralingual)

Informasi Segi objektif Ekstralingual

Maksud Segi objektif Ekstralingual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

12

Berdasarkan diagram di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

antara makna dan maksud. Makna berkaitan dengan aspek intralingual, sedangkan

maksud berkaitan dengan aspek ekstralingual. Aspek ekstralingual tersebut adalah

konteks. Makna merupakan sebuah gejalah dalam bahasa yang interpretasinya tidak

membutuhkan konteks sedangkan maksud merupakan gejalah luar bahasa yang

interpretasinya membutuhkan kehadiran konteks.

2.5 Pragmatik dan Konteks

Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang berkaitan dengan

konteks. Pentingnya konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijana (dalam Nadar,

2009:4) yang menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks.

Levinson (dalam Rahardi, 2010: 48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa

yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Lebih lanjut, Yule mengatakan,

“Pragmatics is the study of contextual meaning” (Yule, 2017:3). Gayut dengan apa

yang dikatakan Yule, Kramsch mengutarakan, “Meaning also depend on the external

context of communication of the speech event” (Kramsch, 1993:36). Menurut

Kramsch, maksud bergantung pada konteks yang melingkupi sebuah tuturan. Parker

(dalam Nadar, 2009: 4) mendefinisikan pragmatik sebagai kajian tentang bagaimana

bahasa digunakan dalam komunikasi. Ia menegaskan bahwa pragmatik tidak

menelaah struktur bahasa secara internal seperti tata bahasa, melainkan secara

eksternal. Kajian secara eksternal ini dapat dikategorikan sebagai konteks.

Mey (dalam Nadar, 2009:4) mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian

tentang kondisi penggunaan bahasa manusia sebagaimana ditentukan oleh konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

13

masyarakatnya. Levinson mendefinisikan pragmatik sebagai kajian hubungan antara

bahasa dan konteks yang tergramatikalisasi atau terkodifikasi alam struktur bahasa

(Nadar, 2009). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pragmatik merupakan studi

bahasa yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan konteks yang

melingkupi sebuah tuturan sehingga dapat dipahami. Menurut Rahardi (2009)

konteks yang dimaksud adalah konteks situasi yang mewadahi bahasa tersebut.

Konteks yang dimaksud dapat mencakup dua hal, yakni konteks yang bersifat sosial

dan konteks yang bersifat sosietal.

Analisis pragmatik mengandaikan adanya kehadiran konteks . Konteks secara

pragmatik dapat dipandang sebagai konteks yang meliputi identitas partisipan,

parameter waktu dan tempat peristiwa pertuturan (Zamzani, 2007). Keith Allan

(dalam Rahardi, 2015) membedakan konteks menjadi tiga kategori, yakni (1) the

physical context or setting of the utterance ‘konteks fisik atau seting tuturan’, (2) the

world spoken of in an utterance ‘sesuatu yang sedang dibicarakan’, dan (3) the

textual environment ‘lingkungan tekstual’. Dalam kaitan dengan fokus tulisan singkat

ini, gagasan Keith Allan yang relevan dan gayut adalah pandangannya tentang

konteks dalam kategori kedua, yakni ‘sesuatu yang sedang dibicarakan’. Apabila

dikaitkan dengan konteks yang dimaksudkan dalam tulisan ini bahwa adanya sesuatu

yang dibicarakan sebagai bentuk kesamaan latar belakang pengetahuan yang dimiliki

oleh penutur dan lawan tutur. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konteks

sangat penting dalam kajian pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

14

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pragmati

adalah salah satu ilmu yang memperlajari relasi bahasa dengan konteks yang

melingkupi tuturan tersebut. Konteks adalah latar belakang pemahaman yang dimiliki

oleh penutur ataupun mitra tutur sehingga mitra tutur dapat membuat interpretasi

mengenai apa yang dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu.

Konteks itu dapat berupa konteks sosial ataupun sosietal. Kehadiran konteks dalam

tuturan sangat penting sehingga interpretasi maksud yang ingin disampaikan tidak

boleh bebas konteks.

2.6 Perkembangan Studi Konteks

Studi ihwal konteks berawal dari kegiatan penelitian Branislaw Malinowsky

(1882-1944) (Bayardi, 2015). Malinoswky adalah seorang antropolog yang ketika itu

meneliti kebiasan hidup dan kegiatan mencari mata pencaharian di seputar Kepulauan

Trobriand di wilayah Pasifik Selatan. Malinowsky berpikir tentang aspek aspek yang

menyertai terjadinya tuturan. Ternyata dia mendapati bahwa aspek-aspek di luar

bentuk kebahasaan yang direkamnya itu sangat penting pengaruhnya di dalam

menghadirkan maksud penutur yang termanifestasi dalam bentuk-bentuk kebahasaan

itu. Maka kemudian, aspek-aspek luar kebahasaan itu disebutnya sebagai konteks

situasi (Baryadi, 2015). Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa sebutan konteks

situasi, yang akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai penentu maksud tuturan

(Leech, 1983) sudah dikenal sejak Malinowsky mempelajari bahasa Kiriwinia di

Kepulauan Trobriand itu. Berdasarkan pandangan antropolog Inggris ternama ini

belum nampak aspek-aspek apa sajakah yang sesungguhnya terkandung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

15

konteks situasi. Dia hanya menegaskan bahwa teks hendaknya diterjemahkan dalam

lingkungan yang hidup, baik lingkungan tutur verbal maupun lingkungan tutur non-

verbal.

Firth (1890-1960) menjabarkan konteks itu ke dalam empat elemen yakni

pelibat tutur, tindakan pelibat tutur, unsur situasi yang relevan, dan akibat dari tindak

tutur. Menurut pandangan Firth, pelibat tutur itu menunjuk pada sosok-sosok yang

menjadi penentu terjadinya tuturan, bisa menunjuk pada penutur, mitra tutur, maupun

orang lain yang hadir dalam pertuturan itu. Tindakan pelibat tutur menunjuk pada

aktivitas bertutur yang dilakukan oleh para pelibat tutur dalam sebuah pertuturan.

Selanjutnya unsur situasi yang relevan menunjuk pada segala macam hal, bisa apa

pun juga, yang muncul pada saat kegiatan bertutur itu terjadi. Adapun akibat dari

tindak tutur menunjuk pada manifestasi tindakan yang merupakan dampak dari

terjadinya pertuturan itu (Baryadi, 2015).

Paparan konteks yang juga cukup terperinci adalah komponen tutur yang

disampaikan oleh Hymes (1974). Hymes menyebut konteks ini sebagai komponen

tutur (components of speech). Komponen tutur mencakup delapan elemen yang

dirumuskan dalam istilah memoteknik atau ungkapan mnemonic SPEAKING.

Pandangan Hymes sebagai seorang antorpolog tentang komponen tutur itu banyak

diacu dalam studi sosiolinguistik karena kemunculan teori tersebut tidak terlampau

jauh dengan perkembangan linguistik.

Halliday dan Hasan (1985) menegaskan bahwa konteks dibedakan menjadi (1)

konteks situasi, (2) konteks budaya, (3) konteks intertekstual, dan (4) konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

16

intratekstual. Keempat macam konteks tersebut berpengaruh terhadap pemaknaan

teks, yang hakikatnya merupakan gagasan yang bersifat metafungsional. Gagasan

metafungsional itu mencakup makna ideasional, interpersonal, dan tekstual. Dalam

pandangan penulis, gagasan Halliday dan Hasan ini berbeda dengan gagasan para

pendahulunya seperti yang dipaparkan di depan. Alih-alih berdimensi luar

kebahasaan saya, teks ternyata juga harus dimaknai dalam kaitan dengan aspek

internal maupun aspek eksternal kebahasaan itu. Sebagai contoh berkaitan dengan

keberadaan konteks intratekstual, sebuah teks akan dapat diketahui maksudnya

dengan baik apabila kohesi dan koherensi tulisan itu terjalin dengan baik pula.

Sebaliknya apabila aspek kohesi dan koherensi sebuah teks itu tidak terjaga, maka

pemaknaan sebuah tuturan akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan.

Geoffrey N. Leech (1993) menjelaskan tentang aspek-aspek situasi tuturan yang

mencakup lima hal, yakni (1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan

tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk tindak tutur, (5) tuturan sebaga tindak tutur. Dari

paparan yang disampaikan oleh Leech dalam bukunya The Principles of Pragmatics

diperoleh ketegasan bahwa ternyata konteks itu dipahami agak berbeda dengan

pandangan-pandangan dari para pendahulunya.

Dalam kaitan dengan studi kebudayaan, sepertinya pandangan dari Leech ini

berdekatan dengan konsep dari James Spradly (2006) yang menegaskan bahwa

kebudayaan sesungguhnya merujuk pada pengetahuan yang diperoleh, yang

digunakan orang untuk mengintepretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku

sosialnya. Dalam kaitan dengan pencarian identitas konteks dalam studi pragmatik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

17

sebagaimana yang dijadian tujuan pokok dari penulisan artikel ilmiah ini, dapat

ditegaskan bahwa sesungguhnay konteks itu bertali-temali erat sekali dengan sesuatu

yang berada di luar lingkup kebahasaan. Bahkan Leech menyebut-nyebut tentang

sesuatu yang sifatnya pemahaman terhadap latar belakang yang sama. Dengan

perkataan lain, konteks dalam pandangannya berada di luar entitas yang sifatnya

intrakebahasaan.

Cutting (2002) menyebut bahwa konteks mencakup tiga hal, yakni konteks

situasi, konteks pengetahuan latar belakang, dan konteks ko-tekstual. Pandangan

Cutting berdekatan dengan pandangan Halliday dan Hasan (1985) dalam hal

kesamaannya dalam melibatkan dimensi internal bahasa. Secara khusus cutting

menyebutnya sebagai kotekstual, sedangkan Halliday dan Hasan menyebutnya

sebagai konteks intratekstual. Berbeda dengan pakar-pakar di atas, Blundell et al

(1982) memaparkan konteks ke dalam hal-hal berikut: (1) latar, (2) topik, (3)

hubungan sosial, (4) suasan batin. Di dalam pandangan Blundell at al, konteks jelas

sekali menunjuk pada aspek-aspek luar kebahasaan.

2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial

2.7.1 Hakikat Elemen Konteks Sosial

Konsep komponen tutur yang dikembangkan Poedjosoedarmo (1985)

merupakan pengembangan dari konsep yang disampaikan Dell Hymes. Menurutnya

faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa disebut sebagai konsep

memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu, atau penutur (2) O2=

orang ke-2 atau mitra tutur, (3) E= warna emosi O1, (4) M= maksud dan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

18

percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan

percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan,

(8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur,

(11) R= register tutur/genre, (12) A= aturan atau norma kebahasaan . Penjelasan

setiap komponen dapat diringkas sebagai berikut.

(1) O= O1, yaitu pribadi si penutur. Pribadi si penutur berkaitan dengan dua

hal, yaitu siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar belakang O1.

Siapakah O1 berkenaan dengan (i) bagaimanakah keadaan fisik O1, (ii)

bagaimana keadaan mental O1, dan (iii) bagaiman kemahiran bahasa O1.

Latar belakang si penutur menyangkut jenis kelamin, asal daerah, asal

golongan kelas masyaraktnya, umur, jenis profesi, kelompok etnik, dan

aliran kepercayaannya.

(2) O= O2. Orang kedua, yaitu orang yang diajak bicara oleh penutur atau

mitra tutur. Faktor ini yang berkaitan dengan dua hal, yaitu anggapan O1

tentang seberapa tinggi tingkatan sosial O2 dan seberapa akrab hubungan

O1 dan O2.

(3) E= warna emosi O1. Warna emosi O1 mempengaruhi bentuk tuturanya.

Seorang yang sedang gugup, marah, sakit dan semacamnya akan

melontarkan ujaran-ujaran yang kurang teratur, banyak frasa-frasa yang

putus, maksud yang diungkapkan tidak terujarkan, dan sukar mengontrol

pilihan tingkat tutur seperti frasa serta kata-katanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

19

(4) M= maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan kehendak O1 sangat

mempengaruhi bentuk-bentuk tutur yang diujarkannya. Maksud O1 ini

dapat mempengaruhi pemilihan bahasa, pemilihan tingkat tutur, ragam

dialek, idiolek, pemilihan ungkapan-ungkapan tertentu, atau pemilihan

unsur suprasegmental tertentu.

(5) A= adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Suatu ujaran dapat berganti

bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang

kebetulan hadir pada adegan tutur. Pengubahan kode bahasa yang

disebabkan oleh adanya O3 terjadi karena ingin mengikutsertakan O3

dalam pecakapan, ingin merahasiakan sesuatu agar O1 memberikan kesan

kepada O3 bahwa O2 sebetulnya ialah orang yang terhormat dan tidak

menggangu O3.

(6) U= urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yangharus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Dalam

masyarakat ada yang emiliki aturan bahwa orang yang berstatus sosial

lebih tinggai atau orang lebi tua harus berbicara lebih dulu. O1 atau

penutur sebagai pengambil inisiatif berbicara dalam menentukan bentuk

tuturnya daripada mitra tuturnya. O2 atau mitra tutur yang menanggapi

tuturan O1 tidak sebebas O1 memilih bentuk tuturannya. Kode bahasa

yang dipilih O2 tergantung pada penilaian terhadap hubungan yang ia

inginkan terhadap o1 atau tergantung pada suasana kebahasaan yang ia

ciptakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

20

(7) B= bab yang dibicarakan. Bab yang dibicarakan mempengaruhi warna

bicara. Hal ini tidak berarti bahwa setiap pokok pembicaraan harus

dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Namun, ada beberapa topik

pembicaraan tertentu yang mengharuskan anggota masyarakat

menggunakan kode bahasa tertentu apabila mereka akan

membicarakannya.

(8) I= instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur dapat mempengaruhi bentuk

ujaran. Yang dimaksud dengan saran tutur ialah sarana yang dipakai untuk

menyampaikan sarana tutur. Adanya bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa

lisan dismapaikan secara lngsung dengan menggerakkan alat-alat bicara

mulut sedangkan bahasa tulis disampaikan dengan menggunakan hruf-

huruf di atas kertas atau alat tulis. Pada kebanyakan masyarakat, bahasa

tulis biasanya terikat pada ragam bahasa atau bahkan pada bahasa tertentu.

Sarana-saran tutur, sperti telepon, handphone, email, dan sebagainya yang

mempengaruhi ujaran seorang penutur.

(9) C= citarasa penutur. Nada suara bicara yang secara keseluruhan dapat

mempengaruhi O1 juga berpengaruh pada ragam tutur yang diucapkan

oleh O1. Dalam hal ini sering dibedakan ragam bahasa santai, ragam

bahasa formal, dan ragam bahasa indah.

(10) A= adegan tutur. Adegan tutur terkait dengan tempat, waktu, dan

peristiwa (termasuk kualitas suprasegmental tutur dan pilihan pokok

pembicaraan). Adegan tutur mempengaruhi penutur dalam menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

21

bentuk-bentuk ujaran. “percakapan di dalam masjid, gereja, dan tempat-

tempat ibadah lainnya, rumah sakit, kantor pengadilan biasanya tidak

terlalu keras, dan orang biasanya tidak bersenda gurau. Percakapan harus

sopan, serius, dan khidmat.

(11) R= register atau bentuk wacana. Di dalam masyarakat, terdapat

beberapa macam wacana yang bentuknya sudah mapan. Wacana-wacana

seperti surat-menyurat dinas, perundang-undangan, percakapan dengan

telepon, telegram, pidato pembukaan atau penutup suatu lokakarya,

seminar, konferensi atau pidato seremonial lainnya, atur-atur kenduri, ujub

dan doa kenduri, tajuk rencana surat kabar, mempunyai struktur yang

kurang lebih mapan dan diketahui oleh anggota masyarakat banyak.

Bentuk wacana seperti pidato akan dilakukan sesuai dengan ketentuan

yang lazim, misalnya dimulai dengan sapaan, salam, introduksi, isi pidato,

dan penutup.

(12) A= aturan atau norma kebahasaan lainnya. Aturan kebahasaan lainnya

bersangkutan dengan norma-norma kebahasaan yang khusus berlaku pada

suatu masyarakat bahasa. Misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang

dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat

pribadi, menghindari kata-kata yang dianggap tabu dan sebagainya.

Aturan-aturan kebahsaan dapat mempengaruhi O1 dalam menentukan

bentuk tuturannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

22

Rahardi (2010) dalam bukunya Kajian Sosiolinguistik menyatakan ada tiga

belas komponen sebuah tuturan teori Poedjosoedarmo. Ketiga belas komponen itu

disebutkan satu persatu sebagai berikut: 1) pribadi si penutur atau orang pertama, 2)

anggapan penutur terhadap kedudukan sosial dan relasinya dengan orang yang diajak

bicara, 3) kehadiran orang ketiga, 4) maksud dan kehendak si penutur, 5) warna

emosi si penutur, 6) nada suasana bicara, 7) pokok pembicaraan, 8) urutan bicara, 9)

bentuk wacana, 10) sarana tutur, 11) adegan tutur, 12) lingkungan tutur, 13) norma

kebahasaan lainnya.

Pribadi si penutur atau orang pertama menentukan kuantitas tuturan yang

disampaikan seseorang. Seorang penutur atau orang pertama tuturan diharapkan

dapat memberikan informasi yang cukup, dan relatif memadai atas informasi yang

dibutuhkan mitra tutur.Terdapat dua hal penting pada penutur orang pertama, yaitu

pertama adalah siapakah kejatian atau identitas orang pertama, dan yang kedua

adalah dari manakah asal-usul penutur itu. Identitas orang pertama akan ditentukan

oleh tiga hal, yakni (1) keadaan fisiknya, (2) keadaan mentalnya, (3) kemampuan

berbahasanya berkaitan dengan keadaan fisiknya, misalnya orang yang lindahnya

kurang panjang, orang yang penakut, pemalu, mudah merasa gerogi tentu akan

membentuk tuturan yang berbeda dengan orang yang pemberani, tidak mudah

gerogi, dan semacamnya. Jadi dalam tuturan siapa orang yang bertutur sangat

menentukan tuturan yang akan dimunculkan.

Masalah latar belakang penutur dikaitkan dengan masalah jenis kelamin,

daerah asal, suku, umur, golongan kelas dalam masyarakat, dan barangkali agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

23

atau kepercayaannya. Seorang yang jenis kelamin pria akan menggunakan tuturan

yang berbeda dengan wanita. Seorang wanita kecenderungan untuk membicarakan

tentang kecantikan, perhiasan, pakaian, masalah rumah tangga, dan semacamnya

sedangkan pria kecenderungan membicarakan olah raga, politik, dan semacamnya

(Rahardi, 2010). Selain itu, orang atau masyarakat golongan atas bertutur dengan

cara yang berbeda dengan orang atau masyarakat golongan bawah. Leech (1983)

menyatakan bahwa jarak sosial antara penutur dan mitra tutur menentukan pilihan

tuturan yang digunakan dalam berkomunikasi.

Kelas sosial (social class) mengacu kepada golongan masyarakat yang

mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti ekonomi,

pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya (Sumarsono, 2014:43).

Seorang individu mungkin mempunyai status sosial yang lebih dari satu. Misalnya si

A seorang bapak di keluarganya, yang juga berstatus sosial sebagai dosen. Di negara-

negara industri, kelas buruh sebagai kelas terendah sendangkan seorang sarjana

masuk kelas sosial golongan terdidik. Kelas sosial terbagi dalam kelas bawah,

menengah, atas; kelas atas dan menengah pun dibagi menjadi dua golongan, menjadi

kelas atas-atas dan kelas atas-bawah, kelas menegah-atas dan menengah-bawah.

Kasta biasanya dianggap sejenis dengan kelas sosial tetapi ada yang membedakan.

Pada kasta, orang tidak boleh seenaknya bebas memasuki golongan lainnya. Orang

yang dilahirkan pada kasta brahmana pasti harus menjadi kasta itu dan tidak boleh

masuk menjadi anggota kasta sudra . Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa konteks

sosial terbentuk dari hubungan horisontal, yakni hubungan dalam komunikasi antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

24

penutur dan mitra tutur dengan faktor penentu solidaritas. Misalnya pada tingkatan

universitas, yakni mahasiswa dengan mahasiwa atau dosen dengan dosen.

2.7.2 Hakikat Fungsi Konteks Sosial

Tarigan (1987) menyatakan bahwa konteks adalah latar belakang pengetahuan

yang diperkirakan dimiliki dan disetujui bersama oleh pembicara atau penulis dan

penyimak atau pembaca serta yang menunjang interpretasi penyimak atau pembaca

terhadap apa yang dimaksud pembicara atau penulis dengan suatu ucapan tertentu.

Rahardi (2005) mendefinisikan konteks sebagai semua latar belakang

pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur serta yang

mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam

proses bertutur. Menurutnya, konteks yang dimaksud adalah konteks situasi yang

mewadahi bahasa tersebut. Konteks yang dimaksud dapat mencakup dua hal, yakni

konteks yang bersifat sosial dan konteks yang bersifat sosietal (Rahardi, 2009).

Secara pragmatik dapat dipandang sebagai konteks yang antara lain meliputi identitas

partisipan, parameter waktu dan tempat peristiwa pertuturan (Zamzani, 2007).

Konteks sosial berkaitan dengan kelas sosial. Kelas sosial (sosial class)

mengacu kepada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam

bidang kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta,

dan sebagainya. Misalnya si A adalah seorang bapak di keluarganya, yang juga

berstatus sosial sebagai guru. Jika dia guru di sekolah negeri , dia juga masuk ke

dalam kelas pegawai negeri. Jika dia seorang sarjana, dia bisa masuk kelas sosial

golongan “terdidik”. Tahun 1966, William Labov menerbitkan hasil penelitiannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

25

tentang tutur kota New York yang berjudul The Social Stratification of English in

New York City (Lapisan Sosial Bahasa Inggris di Kota New York). Labov, dalam

penelitiannya membuktikan bahwa seseorang individu dari kelas sosial tertentu, umur

tertentu, dan jenis kelamin tertentu akan menggunakan variasi bentuk tertentu dalam

situasi tertentu. Tidak hanya itu, Labov juga membagi kelas sosial menjadi empat

kelas, yaitu kelas menengah bawah, kelas pekerja, kelas menengah, dan kelas

menengah atas (Sumarsono, 2017: 49).

Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas peneliti berkesimpulan bahwa

konteks sosial adalah keseluruhan latar belakang sosial yang dimiliki penutur dan

mitra tutur dalam membangun interaksi di masyarakat. Dasar kemunculan konteks

sosial adalah solidaritas (Solidarity) (Rahardi, 2009).

Setiap tuturan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur tidak hanya bertujuan

menjalin komunikasi tetapi juga menyampaikan maksud. Gagasan yang tidak dapat

diwakili oleh kata-kata padahal ingin diungkapkan oleh penutur itulah yang dimaksud

dengan konteks. Fungsi konteks dalam tuturan didasarkan pada latar belakang

pemahaman yang sama. Dasar pemahaman yang sama dalam artian penutur dan mitra

tutur memiliki persepsi yang sama terkait hal yang dibicarakan sehingga tidak

menghambat proses komunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasar pada fakta yang ada atau

fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang

dihasilkan perian bahasa seperti apa adanya (Sudaryanto, 1992:62). Penelitian ini

dimaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis elemen dan fungsi konteks sosial

dalam menentukan maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas

Sanata Dharma. Data penelitian berupa tuturan mahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 yang

mengandung elemen dan fungsi konteks sosial.

3.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah para mahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode padan. Metode padan adalah

metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

27

(langue) yang bersangkutan. Dalam hal ini, objek penelitian itu, kejatian atau

identitasnya ditentukan berdasarkan tingginya kadar kesepadanan, keselarasan,

kesesuainnya, kecocokannya, atau kesamaannya dengan alat penentu yang

bersangkutan yang sekaligus menjadi standart pembakuannya (Sudaryanto, 2015:15).

Metode padan ini juga dibedakan dalam beberapa jenis, namun yang digunakan

oleh peneliti dalam penelitiannya adalah metode pragmatis. metode pragmatis

aadalah metode yang alat penentunya adalah mitra wicara (bicara). Apabila orang

yang sampai kepada penentuan bahwa kalimat printah atau kalimat imperatif ialah

kalimat yang bila diucapkan menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra

wicaranya maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode padan sub

jenis kelima, yaitu dengan alat penentu mitra wicara atau mitra tutur.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) teknik simak, (2)

teknik rekam, dan (3) teknik catat.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat

cakap. Teknik simak bebas libat cakap merupakan imbangan dari teknik simak bebas

libat cakap atau teknik SBLC. Si peneliti tidak terlibat dalam dialog, konversasi atau

imbal-wicana; jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicara orang-orang yang saling

berbicara. Dia tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra-

wicara atau sebagai pendengar yang mitra-wicara yang perlu memperhatikan apa

yang dikatakan pembicara. Dia hanya sebagai pemerhati yang penuh minat tekun

mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang hanyut dalam proses

berdialog. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data lisan, yaitu tuturan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

28

mahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma tahun akademik

2017/2018.

Setelah melakukan penyimakan dan ditentukan objek yang diamati, peneliti

melakukan perekaman terhadap tuturan dalam komunikasi para mahasiswa dan dosen

non-FKIP Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018. Perekaman

dilakukan dengan menggunakan alat rekam tape recorder.

Setelah proses perekaman berhasil dilakukan, teknik selanjutnya adalah teknik

catat. Teknik catat dilakukan untuk mentranskrip tuturan para mahasiswa dan dosen

non-FKIP Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.

Data yang ada kemudian diolah berdasarkan:

1. Elemen-elemen yang terkandung dalam tuturan.

2. Fungsi yang ingin disampaikan dalam tuturan tersebut.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis berdasarkan rumusan masalah dalam

penelitian ini. Ada dua permasalahan yang akan diteliti, pertama mengenai elemen

dalam konteks sosial tuturan dan yang kedua terkait fungsi konteks sosial dalam

menentukan maksud berkomunikasi. Untuk mendeskripsikan kedua permasalahan ini

metode yang digunakan adalah metode padan. Menurut Sudaryanto (1993:15) metode

padan adalah metode/ cara yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam

tahap analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian

dari bahasa (baca:langue) yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

29

Menurut Furchan (1982: 475) langkah pertama yang harus dilakukan peneliti

dalam menganalisis data yang dilakukan adalah melihat kembali usulan penelitian

guna memeriksa rencana penyajian data dan pelaksanaan data. Beberapa hal yang

akan peneliti kembangkan dalam teknik analisis data adalah sebagai berikut.

Pertama, identifikasi data yang perlu diidentifikasi adalah seluruh hasil

instrumen maupun nontes. Keberhasilan seorang peneliti adalah ketika mampu

mengidentifikasi berdasarkan data yang ada dan teori yang relevan yang telah ia

kemukakan. Misalnya, saat peneliti menemukan kata dalam data yang sekiranya

sesuai dengan teori yang relevan sehingga ia mendapatkan ciri penanda yang terdapat

dalam kata tersebut maka identifikasi itu juga baik untuk diterapkan. Identifikasi akan

dilihat dari hasil analisis kebutuhan, hasil tes objektif, dan hasil wawancara yang

lainnya untuk melihat frekuensi membaca pemahaman dan menarasikan hasil

wawancara.

Kedua, yang perlu diklasifikasi adalah semua hasil instrumen berdasarkan

kriteria tertentu. Dalam kalasifikasi ini maka hasil data yang diperoleh akan disusun

secara bersistem dalam kelompok atau kaidah yang telah ditetapkan. Dengan adanya

klasifikasi ini, pengolahan dan analisis data menjadi lebih mudah dilakukan.

Klasifikasi juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan hasil data yang diperoleh

saat penelitian berlangsung. Mendeskripsikan data berarti memberikan gambaran

berdasarkan data yang digunakan untuk memperoleh bentuk nyata dari responden.

Hal ini dilakukan agar penelitian ini lebih mudah dipahami oleh peneliti itu sendiri

atau pun orang lain yang telah tertarik dengan penelitian ini. Penggambaran data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

30

harus disesuaikan dengan sumber dan data yang diperoleh. Deskripsi data dalam

penelitian ini akan digambarkan dengan cara mengelompokkan data yang ada dan

mengkajinya berdasarkan teori yang relevan serta sejauh mana tingkat kesantunan itu

terdapat atau tidak terdapat dalam data yang telah ditemukan dari subjek penelitian.

Ketiga, yang perlu ditafsirkan/ interpretasi adalah seluruh hasil instrumen

berdasarkan teori yang ada. Dalam hal ini, peneliti harus memaknai data yang ia

peroleh sebelumnya yang bersumber dari catatan lapangan, dokumen ataupun yang

lainnya. Pemaknaan data ini digunakan untuk menganalisis data yang telah

ditemukan. Tindak lanjut yang akan dilakukan setelah menafsirkan data adalah

pengecekkan keabsahan data.

3.6 Triangulasi Data

Menurut Moleong (2006) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Selain itu, moleong menambahkan bahwa

triangulasi data dilakukan untuk mengecek kembali temuan dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Penelitian ini

memerlukan triangulasi agar dapat dipertanggungjawabkan keilmiahan keabsahan

hasil analisis data.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi penyidik.

Menurut Moleong (2006), triangulasi penyidik ialah triangulasi yang dilakukan

dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Peneliti meminta kesedian Bapak Prof.

Dr. Pranowo, M.Pd., Guru Besar Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

31

untuk menjadi triangulator. Peneliti memercayai triangulator karena alasan

pengalaman dan kompetensinya.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam proses triangulasi hasil analisis data

penelitian. pertama, peneliti menyerahkan data kepada triangulator. Kedua,

triangulator memeriksa hasil analisis data peneliti. Ketiga, peneliti melakukan

perbaikan apabila ditemukan kesalahan pada hasil analisis data sesuai petunjuk

triangulator. Keempat, peneliti menyerakan hasil perbaikan kepada triangulator.

Kelima, setelah triangulator menyatakan keabsahan hasil analisis data, hasilnya akan

digunakan sebagai acuan untuk menyusun pembahasan pada bab IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

32

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian yang terdiri dari beberapa poin penting,

antaralain (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan. Deskripsi data

dalam bab ini berisi pemaparan data yang diperoleh oleh peneliti. Analisis data berisi

analisis elemen dan fungsi konteks sosial dari data yang diperoleh, sedangkan pada

bagian pembahasan akan dipaparkan lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang

telah dilakukan. Adapun ketiga poin tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung elemen dan fungsi

konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen

non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Data

dikumpulkan dengan jangka waktu selama bulan September-Oktober 2017. Data

yang terkumpul berjumlah 47 tuturan.

Data yang terkumpul selanjutnya, diklasifikasikan menurut tuturan yang

mengandung elemen dan fungsi konteks sosial antarmahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Dari 47 data

yang dianalisis, terdapat elemen-elemen konteks sosial pada tuturan antarmahasiswa

dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

2017/2018. Elemen-elemen tersebut adalah (1) O1= orang pertama, (2) O2 = orang

kedua, (3) E = emosi, (4) M = maksud tuturan, (5) A= orang ketiga, (6) U = urutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

33

tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C=

citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register atau bentuk wacana,

(12) A = aturan atau norma kebahasaan.

Adapun klasifikasi fungsi konteks sosial didasarkan dari beberapa kategori

seperti: (1) fungsi memberi informasi tambahan, dan (2) fungsi memberi penjelasan

rinci. Kedua fungsi tersebut merupakan fungsi konteks sosial yang menentukan

maksud berbicara antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanatha Dharma

tahun akademik 2017/2018.

Bagan berikut merupakan gambaran data penelitian tentang elemen dan fungsi

konteks sosial. Peneliti menyajikan data sampel berikut secara terperinci dan

dilengkapi dengan konteks sosial pada tuturan yang mengandung elemen sosial dalam

tuturan. Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data tuturan elemen dan fungsi

konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen

non-FKIP di Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018.

4.1.1 Elemen Konteks Sosial

Pada data tuturan elemen yang merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985)

elemen yang dominan hadir, yakni O1: orang pertama sebagai penutur, O2: orang

kedua sebagai mitra tutur, M: maksud dan tujuan tuturan, U: urutan tuturan, B: pokok

pembicaraan, I: instrumen atau sarana tuturan, C: citarasa tuturan, A: adegan tuturan,

dan A: aturan atau norma kebahasaan lainnya. Namun, terdapat juga beberapa data

yang mengandung elemen lain, yakni A: adanya O3, tetapi elemen tersebut tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

34

banyak hadir dalam tuturan. Salah satu elemen yang tidak pernah hadir dalam data

tuturan adalah elemen register.

Berikut peneliti menyajikan frekuensi kemunculan tiap elemen konteks sosial

dalam tuturan antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Tabel 4.1 Klasifikasi Elemen Konteks Sosial

No Subkategori Frekuensi

1. O1 = orang pertama 47

2. O2 = orang kedua 47 3. E = warna emosi 13

4. M = maksud tuturan 47

5. A = orang ketiga 3 6. U = urutan tutur 47

7. B = bab yang dibicarakan 47

8. I = instrumen tutur atau sarana tutur 47 9. C = citarasa penutur 47

10. A = adegan tutur 47

11. R = register atau bentuk wacana - 12. A = aturan atau norma kebahasan 47

Tabel 4.1 memperlihatkan kemunculam elemen-elemen konteks sosial. Elemen

O1 muncul sebanyak 47 kali, elemen O2 sebanyak 47 kali, elemen E sebanyak 13

kali, elemen M sebanyak 47 kali, elemen A sebanyak 3 kali, elemen U sebanyak 47

kali, elemen B sebanyak 47 kali, elemen I sebanyak 47 kali, elemen C sebanyak 47

kali, elemen A sebanyak 47 kali, elemen R tidak muncul dalam setiap tuturan, dan

elemen A muncul sebanyak 47 kali. Berdasarkan data kemunculan elemen-elemen di

atas, peneliti kemudian membuat klasifikasi jumlah elemen konteks sosial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

35

muncul dalam setiap data tuturan. Peneliti akan menyajikan tabel klasifikasinya

sebagai berikut.

Tabel 4.2

No.

Elemen Konteks Jumlah Pengamatan

1. Sembilan elemen 24

2. Sepuluh elemen 13 3. Sebelas elemen 1

Berdasarkan klasifikasi tersebut, peneliti mendeskripsikan pola kemunculan

elemen konteks sosial dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa

dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018. Ada

empat pola yang ditemukan yakni: OOMUBICAA, OOEMUBICAA,

OOMAUBICAA dan OOEMAUBICAA.

4.1.1.1 Konteks Sosial yang Berpola OOMUBICAA

Sampel data tuturan berikut memiliki elemen dengan pola OOMUBICARA.

Pola tersebut dibangun oleh memuat sembilan elemen konteks sosial dari dua belas

elemen konteks yang dikemukakan Poedjosoedarmo (1985). Adapun sembilan

elemen tersebut adalah O1, yaitu pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara

oleh penutur. M, yaitu maksud dan tujuan percakapan. U, yaitu urutan bicara siapa

yang lebih dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu

instrument atau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan ragam bahasa santai,

bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur yang berkaitan dengan

tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau norma kebahasaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

36

Misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang dibicarakan harus menarik, tidak

menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan menghindari kata-kata yang dianggap

tabu. Berikut adalah sampel pertama tuturan yang memuat sembilan elemen konteks

sosial dalam menentukann maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

No.

Data Tuturan Deskripsi Konteks Tuturan

Elemen

1. A: Kami dari Farmasi akan menjelaskan mengenai Turbuhaler. B: Emang apa sih itu. A: Turbuhaler adalah salah satu inhaler berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat obat dalam bentuk kering.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 pukul 09.35 WIB bertempat di depan Sekretariat Prodi Bimbingan Konseling USD Paingan.

O1: Mahasiswa Farmasi semester satu. O2: Mahasiswa BK semester lima. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberitahukan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Informasi mengenai Turbualer. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

37

Data tuturan di atas terdapat sembilan elemen dari dua belas elemen konteks

yang diutarakan oleh Poedjosoedarmo (1985) yang membentuk pola OOMUBICAA.

Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni

penuturA dan mitra tutur B. Penutur adalah seorang mahasiswa Prodi Farmasi

semester satu berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mitra tuturnya adalah mahasiswa

Prodi Bimbingan Konseling semester tujuh yang berjenis kelamin laki-laki. Tuturan

tersebut bermaksud untuk memberikan informasi mengenai turbuhaler. Tuturan ini

tidak terdapat orang ketiga. Penutur A memulai tuturan kemudian ditanggapi oleh

mitra tutur B dengan menggunakan bahasa yang santun. Tuturan yang menggunakan

bahasa lisan dengan ragam santai ini terjadi di depan Sekretariat Prodi Bimbingan

Konseling Universitas Sanata Dharma Paingan pada pukul 09.35 WIB.

Tuturan di atas tidak memuat elemen E, O3, dan register. Ketidakhadiran

elemen Emosi karena tuturan tersebut tidak mengindikasikan adanya warna emosi

dalam membangun tuturan. Ketidakhadiran elemen O3 karena tuturan tersebut hanya

dibangun oleh dua orang yakni penutur dan mitra tutur sedangkan ketidakhadiran

elemen register karena tuturan tersebut merupakan bentuk wacana yang belum

mapan.

4.1.1.2 Konteks Sosial yang Berpola OOEMUBICAA

Sampel data tuturan berikut mengandung sepuluh elemen dari dua belas elemen

konteks sosial yang dikembangkan Poedjosoedarmo (1985). Kesepuluh elemen

tersebut membentuk pola OOEMUBICAA. Adapun elemen-elemen tersebut adalah

O1, yaitu pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. E, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

38

emosi seperti senangm sedih, kecewa. M, yaitu maksud dan tujuan percakapan. U,

yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang

dibicarakan. I, yaitu instrumenatau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan

ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur

yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau

normaa kebahasaan lainnya, misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang

dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan

menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Berikut adalah sampel pertama tuturan

elemen dalam menentukann maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

No. Data tuturan Deskripsi

konteks tuturan Elemen konteks

A: Inikan uang dari hasil kerja keras sendiri. B: Oalah. Emang kamu ngapain sih? A: Jualan bunga di lampu merah. B: Wah keren!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.15 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga. O2: Mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: Menginformasi-kan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Penjualan bunga. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

39

Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOEMUBCAA. Hal ini dapat kita ketahui

karena pada tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur

(O2 dan O3). Penuturnya adalah mahasiswa Prodi Sastra Indonesia semester tiga

berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mitra tuturnya (O2) adalah mahasiswa Prodi

Sastra Indonesia semester tiga yang berjenis kelamin laki-laki. Emosi yang muncul

dalam tuturan tersebut adalah senang. Tuturan tersebut menyatakan penutur A

menginformasikan mitra tutur B tentang perolehan uang dengan cara menjual bunga

di lampu merah. O1 memulai tuturan dan direspon oleh O2. Tuturan yang

menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini merupakan tuturan yang terjadi di

Student Hall Universitas Sanata Dharma Mrican. Pokok pembicaraan dalam tuturan

yang menggunakan bahasa santun tersebut adalah perolehan uang.

Adapun tuturan di atas tidak terdapat satu elemen konteks seperti yang

diutarakan oleh Poedjosudarmo yakni elemen O3 dan register. Ketidakhadiran

elemen O3 karena tuturan tersebut hanya terjadi antara penutur dan mitra tutur

sedangkan ketidakhadiran elemen register tidak hadir karena tuturan tersebut belum

mapan.

4.1.1.3 Konteks Sosial yang Berpola OOMAUBICAA

Sampel data tuturan berikut mengandung sepuluh elemen dari dua belas

elemen konteks sosial yang dikembangkan Poedjosoedarmo (1985). Kesepuluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

40

elemen tersebut membentuk pola OOMAUBICAA. Adapun elemen-elemen tersebut

adalah O1, yaitu pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. M,

yaitu maksud dan tujuan percakapan. A, yaitu adanya orang ketiga. U, yaitu urutan

bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang

dibicarakan. I, yaitu instrumenatau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan

ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur

yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau

normaa kebahasaan lainnya, misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang

dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan

menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Berikut adalah sampel pertama tuturan

elemen dalam menentukann maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

No. Data tuturan Deskripsi

konteks tuturan Elemen konteks

1.

A: Kamu lebih suka film atau novel? B : Kalau aku film. C: Aku malah lebih suka baca novelnya ketimbang filmnya.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19 Oktober 2017 pukul 11.15 WIB bertempat di depan ruang K 21 USD Mrican

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menyatakan kesukaan O3: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

41

O3. Bab: Buku bacaan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K 21 Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOMAUBICAA. Hal ini dapat diketahui

karena pada tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur

(O2 dan O3 ). Penuturnya adalah mahasiswi Prodi Sastra Inggris semester satu

berjenis kelamin perempuan, sedangkan mitra tuturnya (O2 dan O3) adalah

mahasiswi Prodi Sastra Inggris semester satu yang berjenis kelamin perempuan.

Tuturan tersebut menyatakan tujuan untuk mengetahui kesukaan yang dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur. O1 memulai tuturan dan direspon oleh O2 dan O3. Tuturan

yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini merupakan tuturan yang

terjadi di depan ruang K21 Universitas Sanata Dharma Mrican. Pokok pembicaraan

dalam tuturan yang menggunakan bahasa santun tersebut adalah kesukaan membaca

novel atau film.

Adapun tuturan di atas tidak terdapat satu elemen konteks seperti yang

diutarakan oleh Poedjosudarmo yakni elemen emosi dan register. Ketidakhadiran

elemen emosi karena tuturan tersebut tidak mengandung perasaan yang dialami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

42

penutur dan mitra tutur dalam tuturan sedangkan ketidakhadiran elemen register tidak

hadir karena tuturan tersebut belum mapan.

4.1.1.4 Konteks Sosial yang Berpola OOEMAUBICAA

Sampel data tuturan berikut mengandung sebelas elemen dari dua belas elemen

konteks sosial yang dikembangkan Poedjosoedarmo (1985). Sebelas elemen tersebut

membentuk pola OOEMAUBICAA. Adapun elemen-elemen tersebut adalah O1,

yaitu pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. E, yaitu emosi

seperti senangm sedih, kecewa. O3, yaitu adanya orang ketiga. M, yaitu maksud dan

tujuan percakapan. U, yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B,

yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu instrumenatau sarana tutur. C, citarasa

penutur yang dibedakan ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah.

A, yaitu adegan tutur yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A,

yaitu aturan atau normaa kebahasaan lainnya. Misalnya kejelasan dalam berbicara,

topik yang dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat

pribadi, dan menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Data tuturan ini tidak

memuat satu elemen konteks sosial yakni register. Berikut adalah sampel pertama

tuturan elemen dalam menentukann maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan

dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

No. Data tuturan Deskripsi

konteks tuturan Elemen konteks

A: Cieh udah selesai ni e.. B: Harusnya difoto dulu.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. O2: Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

43

C: Iya nih. Ayo kita foto bareng!

bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

Sastra Inggris semester 5. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: mengucapkan selamat dan meminta foto bersama. O3: Mahasiswa Sastra Inggris semester 9. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Penyelesaian masa kuliah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat Sastra Inggris. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOEMAUBICAA. Hal ini dapat kita

ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra

tutur (O2 dan O3). Penuturnya adalah mahasiswa prodi Sastra Inggris semester lima

berjenis kelamin laki-laki, sedangkan mitra tuturnya (O2) adalah mahasiswa Prodi

Sastra Inggris semester sembilan yang berjenis kelamin laki-laki dan O3 adalah

mahasiswa Prodi Sastra Iinggris semester lima berjenis kelamin laki-laki. Emosi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

44

muncul dalam tuturan tersebut adalah gembira. Tuturan tersebut menyatakan pujian

penutur A kepada mitra tutur B yang telah selesai kuliah. O1 memulai tuturan

dengan memuji O3 yang telah selesai ujian skripsi kemudian O3 mengajak untuk foto

bersama dan dipenuhi oleh O2. Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dengan

ragam santai ini merupakan tuturan yang terjadi di depan Sekretariat Sastra Inggris

Universitas Sanata Dharma. Tuturan ini membicarakan tentang mitra tutur B yang

telah selesai ujian skripsi sehingga penutur dan mitra tutur merasa perlu untuk foto

bersama sebagai kenangan. Bahasa yang digunakan dalam tuturan tersebut adalah

bahasa santun.

Adapun tuturan di atas tidak terdapat satu elemen konteks sosial seperti yang

diutarakan oleh Poedjosudarmo yakni elemen register. Ketidakhadiran elemen

tersebut disebabkan karena tuturan tuturan tersebut belum mapan.

4.1.2 Fungsi Konteks Sosial

Peneliti menemukan dua fungsi yang diperankan konteks sosial dalam

menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Dari dua fungsi tersebut,

adalah fungsi memberi informasi tambahan dan fungsi memberi penjelasan rinci.

Fungsi yang dominan hadir dalam tuturan, yakni fungsi memberikan informasi

tambahan sedangkan fungsi memberi penjelasan rinci merupakan fungsi konteks

sosial yang kurang dominan.

Data tuturan fungsi konteks sosial terdiri dari data tuturan yang memuat fungsi

konteks sosial dominan dan kurang dominan dalam menentukan maksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

45

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Berikut tabel data fungsi konteks sosial yang

ditemukan peneliti.

Tabel 4.3 Jumlah Data Fungsi Konteks Sosial

No. Subkategori Jumlah

1. Memberi informasi tambahan 47

2. Memberi penjelasan rinci 11

Tabel di atas merupakan ringkasan data penelitian mengenai fungsi konteks

sosial dari tuturan antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma

tahun akademik 2017/2018. Adapun tuturan-tuturan tersebut dapat dicermati dalam

lampiran skripsi ini. Peneliti akan mendeskripsikan fungsi konteks sosial yang

dominan dalam temuan data tuturan tersebut sebagai berikut.

4.1.2.1 Fungsi Konteks Sosial Memberi Informasi Tambahan

Fungsi memberi informasi tambahan adalah pemberitahuan, kabar atau berita

tentang sesuatu. Dengan demikian, mitra tutur memperoleh informasi tambahan

mengenai sesuatu hal atau peristiwa. Fungsi ini dapat diperinci lagi ke dalam

beberapa aspek yakni; (1) memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan,

(2) memberi informasi tambahan pengetahuan peserta tutur, (3) memberi informasi

tambahan identitas peserta tutur, (4) memberi informasi tambahan kronologis

peristiwa. Fungsi memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan merupakan

fungsi konteks sosial yang dominan muncul dalam tuturan sedangkan fungsi memberi

informasi tambahan pengetahuan peserta tutur, identitas peserta tutur dan kronologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

46

kurang dominan kemunculannya dalam tuturan. Berikut peneliti akan menyajikan

sampel data fungsi konteks sosial yang dominan dan kurang dominan.

1. Memberi Informasi Tambahan Peristiwa Sebelum Tuturan

Fungsi memberi informasi tambahan peristiwa sebelum terjadi tuturan adalah

pemberitahuan, berita mengenai sebuah peristiwa yang terjadi sebelum peristiwa

tuturan terjadi. Contoh fungsi konteks sosial memberi informasi tambahan peristiwa

sebelum tuturan dapat dicermati dalam data tuturan berikut.

A: Inikan uang dari hasil kerja keras sendiri. B: Oalah. Emang kamu jualan dimana sih? A: Jualan bunga di lampu merah. B: Wah keren! (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.15 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican. Waktu tuturan pada pagi hari dalam suasana santai dengan menggunakan bahasa lisan. Penutur A adalah penutur A adalah mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga yang berjenis kelamin laki-laki dengan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga yang berjenis kelamin laki-laki. Tujuan dari tuturan tersebut adalah memberi informasi mengenai perolehan uang. O1 membuka tuturan dan direspon oleh mitra tutur B).

Tuturan di atas memiliki fungsi memberi informasi tambahan peristiswa

sebelum tuturan. Fungsi ini dapat diidentifikasi melalui konteks yang melingkupi

tuturan. Penutur A adalah mahasiswa dan mitra tutur B juga adalah mahasiswa yang

sedang duduk bercerita di Student Hall Universitas Sanata Dharma. Sebelum tuturan

terjadi, penutur A mencari dana dengan berjualan bunga. Penjualan bunga itu

dilakukan di setiap lampu merah. Dalam tuturan tersebut, penutur A dan mitra tutur B

sudah mempunyai pemahaman yang sama mengenai pencarian dana sehingga muncul

pertanyaan dari mitra tutur B kepada penutur A. Penutur A kemudian memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

47

informasi tambahan kepada mitra tutur B. Dengan demikian, fungsi konteks sosial

dalam tuturan tersebut adalah memberi informasi tambahan mengenai peristiwa

sebelum tuturan. Sebelum tuturan tersebut terjadi, penutur A menjual bunga di lampu

merah.

2. Memberi Informasi Tambahan Pengetahuan Peserta Tutur

Fungsi memberi informasi tambahan pengetahuan peserta tutur adalah

pemberitahuan, berita dari penutur kepada mitra tuturnya atau sebaliknya.

Berikut cuplikan data tuturannya.

A: Ada yang kosong gak? B: Ada bro sini. A: Dimana? A: Sini lho! B: Yah makasih yah. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Senin, 16 Oktober 2017 pukul 12.10 bertempat di parkiran Universitas Sanata Dharma Paingan. Waktu tuturan siang hari dalam suasana santai dengan bahasa lisan. Penutur A adalah mahasiswa Teknik semester lima berjenis kelamin laki-laki dengan mitra tutur B adalah mahasiswa Teknik semester lima berjenis kelamin laki-laki. Tujuan dari tuturan tersebut adalah menunjuk tempat yang kosong untuk memarkir sepeda motor).

Tuturan di atas memiliki fungsi konteks sosial memberi informasi tambahan

pengetahuan peserta tutur. Fungsi ini dapat diiedentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan.. Penutur A dan mitra tutur B telah memiliki latar belakang

pemahaman yang sama mengenai apa yang dibicarakan. Penutur A adalah mahasiswa

Sanata Dharma yang sedang berada di tempat parkiran. Mitra tutur B juga adalah

mahasiswa Sanata Dharma yang datang kemudian mencari tempat untuk memarkir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

48

sepeda motornya.Penutur A yang mengetahui adanya tempat kosong kemudian

menunjukkan kepada mitra tutur B agar segera memarkir sepeda motornya.

3. Fungsi Memberi Informasi Tambahan Identitas Peserta Tutur

Fungsi memberi informasi tambahan identitas penutur adalah pemberitahuan

atau kabar mengenai identitas peserta tutur. Peserta tutur yang dimaksud adalah

penutur atau mitra tutur. Berikut cuplikan datanya.

A: Kamu lebih suka film atau novel? B : Kalau aku film. C: Aku malah lebih suka baca novelnya ketimbang filmnya. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 19 Oktober 2017 pukul 11.15 WIB bertempat di depan ruang K21 Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswi Sastra Inggris semester satu dan mitra tutur B dan C (O2 dan O3) adalah mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Tujuan dari tuturan adalah memberitahukan kesukaan peserta tutur. Tuturan yang dibangun dengan bahasa lisan dalam ragam santai tersebut membicarakan mengenai kesukaan peserta tutur). Fungsi konteks sosial dalam tuturan di atas adalah memberi informasi

tambahan identitas peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks

yang melingkupi tuturan. Penutur A, mitra tutur B dan mitra tutur C berstatus sosial

yang sama yakni mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan tuturan

tersebut, dapat diketahui identitas peserta tutur. Mitra tutur A adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma yang memiliki hobi menonton film sedangkan mitra tutur

C adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang memiliki hobi membaca novel.

4.1.2.2 Memberi Penjelasan Rinci

Fungsi memberi penjelasan rinci merupakan uraian yang berisi bagian yang

kecil satu demi satu. Uraian tersebut berkaitan dengan sesuatu hal yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

49

dibicarakan. Penutur atau mitra tutur membuat perincian mengenai sesuatu hal atau

peristiwa. Fungsi ini dapat diperinci lagi ke dalam beberapa aspek yakni; (1) memberi

penjelasan rinci mengenai peristiwa sebelum tuturan, dan (2) memberi penjelasan

rinci pengetahuan peserta tutur.

1. Memberi Penjelasan Rinci Peristiwa Sebelum Tuturan

Fungsi memberi penjelasan rinci pengetahuan peserta tutur merupakan uraian

yang berisi bagian yang kecil satu demi satu. Uraian tersebut berkaitan dengan

sesuatu hal yang sedang dibicarakan oleh peserta tutur.Uraian itu dapat dituturkan

oleh penutur maupun mitra tutur. Berikut contoh cuplikan datanya.

A: Kalau produksi naik berarti biaya naik juga. B: Gimana yah. Aku gak dong e. A: Masa kamu gak dong sih. Gini, kalo kamu memproduksi mobil banyak otomatis biayanya pun meningkat. (Konteks tuturan:tuturan ini terjadi pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pukul 12.25 bertempat di depan Sekretariat Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican.Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini membicarakan mengenai hukum produksi dalam ilmu ekonomi.Penutur A adalah mahasiswa Manajemen semester lima berjenis kelamin dan penutur B adalah mahasiswa Manajemen semester lima berjenis kelamin laki-laki). Tuturan di atas memiliki fungsi konteks sosial memberi penjelasan rinci

pengetahuan peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B telah mengikuti mata kuliah yang

berbicara tentang hukum produksi. Namun, Mitra tutur B yang belum paham

mengenai hukum produksi dalam mata kuliah meminta penutur A untuk menjelaskan

kepadanya. Dengan demikian, konteks dalam tuturan tersebut adalah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

50

penjelasan rinci mengenai peristiwa sebelum tuturan yakni perkuliahan mengenai

hukum produksi.

2. Memberi Penjelasan Rinci Pengetahuan Peserta Tutur

Fungsi memberi penjelasan rinci pengetahuan peserta tutur merupakan uraian

yang berisi bagian yang kecil satu demi satu. Uraian tersebut berkaitan dengan

sesuatu hal yang sedang dibicarakan oleh peserta tutur.Uraian itu dapat dituturkan

oleh penutur maupun mitra tutur. Berikut cuplikan data tuturannya.

A: Kamu bisa bikin programnya? B: Kalo aku sih jujur belum bisa e. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 pukul 10.00 WIB bertempat di halaman tengah Universitas Sanata Dharma Paingan. Penutur A adalah mahasiswa Teknik Elektro semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Teknik Elektro semester tiga. Tujuan tuturan adalah bertanya. Pokok yang dibicarakan adalah membuat program. Tuturan ini menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi penjelasan rinci

pengetahuan peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B sedang menonton perlombaan

membuat program mobil remote controller di halaman tengah Universitas Sanata

Dharma Paingan. Penutur A kemudian bertanya kepada mitra tutur B. Berdasarkan

konteks tuturan tersebut dapat diutarakan maksud yang ingin disampaikan adalah

memberi penjelasan rinci pengetahuan mitra tutur B. Mitra tutur B belum mampu

membuat program mobil remote controller.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

51

4.2 Analisis Data

Data yang telah dipaparkan pada bagian deskripsi di atas akan dijelaskan secara

lebih mendalam dan berurutan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan

sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengkategorikan

konteks yang berpola (1) OOMUBICAA, (2) OOEMUBICAA, (3) OOMUBICAA,

dan (4) OOEMUBICAA.

4.2.1 Elemen Konteks Sosial

Peneliti akan menyajikan data hasi penelitian elemen konteks sosial dalam

menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas

Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018. Data ini peneliti kategorikan berdasarkan

pola elemen yang dibentuk dengan jumlah elemen yang terkandung di dalam setiap

tuturan. Berikut cuplikan analisis datanya.

4.2.1.1 Konteks Sosial yang Berpola OOMUBICAA

Data tuturan konteks sosial berikut mengandung sembilan elemen dari dua

belas elemen konteks yang merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). Kesembilan

elemen tersebut membentuk pola OOMUBICAA. Adapun elemen adalah O1, yaitu

pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. M, yaitu maksud

dan tujuan percakapan. U, yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B,

yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu instrument atau sarana tutur. C,

citarasa penutur yang dibedakan ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam

bahasa indah. A, yaitu adegan tutur yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan

peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau normaa kebahasaan lainnya. Misalnya kejelasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

52

dalam berbicara, topik yang dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal

yang bersifat pribadi, dan menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Berikut

cuplikan datanya.

Data Tuturan 1a

No.

Data Tuturan Deskripsi Tuturan

Elemen

1. D1: Bu, ini blangko surat ijin penelitian, observasi yang dibutuhkan mahasiswa. Surat ini gak boleh ditulis tangan yah Bu! D2: Tapi ini ada yang tulis tangan lho Pak! D1: Iya Bu. Untuk nomor surat boleh ditulis tangan tetapi isi surat gak boleh.

Tuturan ini diambil pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul 10.45 WIB di Sekretariat Manajemen.

O1: Dosen pria Prodi Manajemen. O2: Dosen wanita Prodi Manajemen. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberi informasi. O3: - Urutan Bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Blanko surat izin penelitian mahasiswa. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan Sekretariat Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOMUBICAA. Pola tersebut memuat

sembilan elemen konteks sosial. Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan

tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur (O2 dan O3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

53

Penuturnya adalah dosen Prodi Manajemen berjenis kelamin laki-laki, sedangkan

mitra tuturnya (O2) adalah dosen Prodi Manajemen yang berjenis kelamin

perempuan. Tuturan tersebut menyatakan maksud penutur A memberi informasi

kepada mitra tutur B mengenai blanko surat izin penelitian dan observasi mahasiswa.

O1 memulai tuturan dan direspon O2. Tuturan yang menggunakan bahasa santun

dengan ragam santai ini terjadi di Sekretariat Manajemen Universitas Sanata Dharma.

Pokok pembicaraan tuturan dalam bahasa lisan tersebut adalah regulasi penggunaan

blanko surat ijin penelitian dan observasi mahasiswa.

Adapun data tuturan di atas tidak memuat tiga elemen konteks sosial. Ketiga

elemen tersebut adalah E yaitu warna emosi, O3 yaitu adanya orang ketiga, dan

register. Ketidakhadiran elemen emosi disebabkan oleh tuturan yang tidak

mengindikasikan adanya warna emosi dalam tuturan. Ketidakhadiran elemen O3

disebabkan oleh tuturan yang terjadi antara dua orang yakni penutur dan mitra tutur

sedangkan ketidakhadiran elemen register disebabkan oleh bentuk tuturan yang

belum mapan. Tuturan dikatakan mapan apabila memiliki bentuk pendahuluan, isi

dan penutup.

Tuturan 2a

No. Data Tuturan Deskripsi Tuturan Elemen

1. Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 09.15 WIB di depan Sekretariat Manajemen USD

O1: Dosen wanita prodi Manajemen. O2: Dosen pria prodi Manajemen. Emosi: - Maksud dan tujuan: Meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

54

Mrican. persetujuan O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Meminta perwakilan dalam sebuah pertemuan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOMUBICAA . Pola tersebut memuat

Sembilan elemen konteks sosial. Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan

tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur (O2). Penuturnya

adalah dosen Prodi Manajemen berjenis kelamin perempuan, sedangkan mitra tutur

adalah dosen Prodi Manajemen yang berjenis kelamin laki-laki. Tuturan tersebut

bermaksud untuk meminta persetujuan. O1 memulai tuturan dengan bertanya bahwa

apakah pertemuan yang akan diikuti tersebtu dapat diwakilkan. O2 merespon

pertanyaan tersebut dengan mengungkapkan penolakan atau negasi. Tuturan ini tidak

terdapat orang ketiga. Artinya, tuturan tersebut hanya dibangun oleh dua orang.

Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini terjadi di

Sekretariat Prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma kampus dua. Tuturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

55

menggunakan bahasa santun di atas membicarakan mengenai perwakilan dalam

mengikuti pertemuan.

Adapun data tuturan di atas tidak memuat tiga elemen dari dua belas elemen

konteks sosial yang merujuk pada teori Poedjosoedarmo (1985). Ketiga elemen

tersebut adalah E yaitu warna emosi, O3 yaitu adanya orang ketiga, dan register.

Ketidakhadiran elemen emosi disebabkan oleh tuturan yang tidak mengindikasikan

adanya warna emosi dalam tuturan. Ketidakhadiran elemen O3 disebabkan oleh

tuturan yang terjadi antara dua orang yakni penutur dan mitra tutur sedangkan

ketidakhadiran elemen register disebabkan oleh bentuk tuturan yang belum mapan.

Tuturan dikatakan mapan apabila memiliki bentuk pendahuluan, isi dan penutup.

4.1.2.2 Elemen Konteks Sosial yang Berpola OOEMUBICAA

Sampel data tuturan berikut mengandung sepuluh elemen dari dua belas elemen

konteks sosial yang dikembangkan Poedjosoedarmo (1985). Kesepuluh elemen

tersebut membentuk pola OOEMUBICAA. Adapun elemen-elemen tersebut adalah

O1, yaitu pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. E, yaitu

emosi seperti senangm sedih, kecewa. M, yaitu maksud dan tujuan percakapan. U,

yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang

dibicarakan. I, yaitu instrumenatau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan

ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur

yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau norma

kebahasaan lainnya, misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang dibicarakan

harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan menghindari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

56

kata-kata yang dianggap tabu. Berikut adalah sampel pertama tuturan elemen dalam

menentukann maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Data tuturan 1b

No .

Data tuturan Deskripsi

konteks tuturan Elemen konteks

A: Kemarin tuh ada yang jual anak anjing. Genit banget lho. Murah lagi, cuma Rp200.000. B: Terus kamu gak ambil? A: Gak e. Belum ada uang.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 1 Oktober 2017 pukul 12.35 bertempat di Student Hall USD Mrican. Bahasa lisan dengan suasana santai.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester 3. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester 3. Emosi: Gembira. Maksud dan tujuan: Menginformasikan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Penjualan anak anjing. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOEMUBICAA. Hal ini dapat kita

ketahui karena pada tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra

tutur (O2). Penuturnya adalah mahasiswi Prodi Sastra Inggris semester tiga berjenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

57

kelamin perempuan, sedangkan mitra tuturnya (O2) adalah mahasiswi Prodi Sastra

Inggris semester tiga yang berjenis kelamin perempuan. Emosi yang muncul dalam

tuturan tersebut adalah gembira. Tuturan tersebut menyatakan penutur A

menginformasikan mitra tutur B tentang penjualan anak anjing. O1 memulai tuturan

dan direspon oleh O2. Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai

ini merupakan tuturan yang terjadi di Student Hall Universitas Sanata Dharma

Mrican. Pokok pembicaraan dalam tuturan yang menggunakan bahasa santun tersebut

adalah penjualan anak anjing.

Adapun tuturan di atas tidak terdapat satu elemen konteks seperti yang

diutarakan oleh Poedjosudarmo yakni elemen O3 dan register. Ketidakhadiran

elemen O3 karena tuturan tersebut hanya terjadi antara penutur dan mitra tutur

sedangkan ketidakhadiran elemen register tidak hadir karena tuturan tersebut belum

mapan.

Data tuturan 2b

No.

Data Tuturan Deskripsi Tuturan

Elemen

1. A: Nomor tiga tadi kok sulit banget. B: Iya e kok sulit banget. Kamu ngerjain gak? A: Ngerjain sih tapi gak selesai.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan ruang K42.

O1: Mahasiswi Manajemen semester 5. O2: Mahasiswa Manajemen semester 5. Emosi: Kecewa. Maksud atau tujuan: Mengungkap-kan kekecewaan mengenai sulitnya soal ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

58

O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Kesulitan mengerjakan soal ujian. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K42. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOEMUBICAA. Pola tersebut dibentuk

dari sepuluh elemen konteks sosial. Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan

tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur (O2). Penutur adalah

seorang mahasiswa Prodi Manajemen semester lima berjenis kelamin laki-laki,

sedangkan mitra tutur adalah mahasiswa Prodi Manajemen semester lima yang

berjenis kelamin laki-laki. Emosi yang muncul dalam tuturan tersebut adalah sakit

hati. Tuturan tersebut bermaksud mengungkapkan kekecewaan karena tidak mampu

mengerjakan soal sulit. O1 membuka tuturan memberi informasi mengenai sulitnya

soal ujian kemudian dipertegas oleh O2. Tuturan ini tidak terdapat orang ketiga.

Artinya, dalam tuturan tersebut hanya terdapat dua orang pembicara. Tuturan yang

menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini terjadi di depan K42 Universitas

Sanata Dharma. Tuturan yang menggunakan bahasa santun di atas membicarakan

seputar sulitnya soal ujian yang dihadapi penutur A dan mitra tutur B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

59

Adapun tuturan ini tidak terdapat dua elemen dari dua belas elemen diutarakan

oleh Poedjosoedarmo (1985). Kedua elemen tersebut adalah O3 dan register. O3

tidak hadir dalam tuturan tersebut karena tuturan tersebut hanya terjadi antara dua

orang yakni penutur dan mitra tutur. Sementara itu, register tidak hadir dalam tuturan

tersebut karena tuturan tersebut belum mapan. Tuturan dapat dikatan mapan apabila

memiliki struktur yang jelas seperti pembukaan, isi, dan penutup.

4.1.2.3 Elemen Konteks Sosial yang Berpola OOMAUBICAA

Data tuturan konteks sosial berikut berpola OOMAUBICAA. Pola tersebut

mengandung sepuluh elemen dari dua belas elemen konteks yang merujuk pada teori

Poedjosoedarmo (1985). Adapun sepuluh elemen tersebut adalah O1, yaitu pribadi si

penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. A, yaitu adanya orang ketiga.

M, yaitu maksud dan tujuan percakapan. U, yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu

dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang dibicarakan. I, yaitu instrumenatau

sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan ragam bahasa santai, bahasa formal,

dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur yang berkaitan dengan tempat, waktu,

dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau normaa kebahasaan lainnya. Misalnya

kejelasan dalam berbicara, topik yang dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan

hal-hal yang bersifat pribadi, dan menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Berikut

cuplikan datanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

60

Data Tuturan 1c

No. Data Tuturan Deskripsi konteks

tuturan Elemen

1. A: Kamu lebih suka film atau novel? B : Kalau aku film. C: Aku malah lebih suka baca novelnya ketimbang filmnya.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19 Oktober 2017 pukul 11.15 WIB bertempat di depan ruang K 21 USD kampus 2.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menyatakan kesukaan O3: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Buku bacaan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K 21 Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOMAUBICAA. Pola tersebut dibentuk

oleh sepuluh elemen konteks sosial. Hal ini dapat kita ketahui karena pada tuturan

tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur (O2 dan O3).

Penuturnya (O1) adalah seorang mahasiswi Prodi Sastra Inggris semester satu

berjenis kelamin perempuan, sedangkan mitra tuturnya (O2 dan O3) adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

61

mahasiswi Prodi Sastra Inggris semester satu yang berjenis kelamin perempuan.

Emosi yang muncul dalam tuturan tersebut adalah gembira. Tuturan tersebut

bermaksud untuk menginformasikan kesukaan dari O2 dan O3. O1 membuka tuturan

dengan melontarkan pertanyaan mengenai kesukaan yang dimiliki O2 dan O3,

kemudian dijawab oleh O2 dan O3. Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dan

dengan ragam santai ini terjadi di depan ruang K22 Universitas Sanata Dharma

Kampus 2. Tuturan di atas membicarakan seputar kesukaan penutur A dan mitra tutur

B.

Adapun tuturan di atas tidak mengandung dua elemen dari dua belas elemen

konteks sosial yang diutarakan oleh Poedjosoedarmo (1985). Kedua elemen tersebut

adalah O3 dan register. O3 tidak hadir dalam tuturan tersebut karena tuturan tersebut

hanya terjadi antara dua orang yakni penutur dan mitra tutur. Sementara itu, register

tidak hadir dalam tuturan tersebut karena tuturan tersebut belum mapan. Tuturan

dapat dikatan mapan apabila memiliki struktur yang jelas seperti pembukaan, isi, dan

penutup.

4.2.1.4 Konteks Sosial yang Berpola OOEMAUBICAA

Data tututan konteks sosial berikut membentuk pola OOEMAUBICAA. Pola

tersebut mengandung sebelas elemen konteks sosial dari dua belas elemen merujuk

pada teori Poedjosoedarmo (1985). Adapun elemen-elemen tersebut adalah O1, yaitu

pribadi si penutur. O2, itu orang yang diajak bicara oleh penutur. E, yaitu warna

emosi. M, yaitu maksud dan tujuan percakapan. A, yaitu adanya orang ketiga. U,

yaitu urutan bicara siapa yang lebih dulu dan kemudian. B, yaitu bab atau pokok yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

62

dibicarakan. I, yaitu instrumenatau sarana tutur. C, citarasa penutur yang dibedakan

ragam bahasa santai, bahasa formal, dan ragam bahasa indah. A, yaitu adegan tutur

yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan peristiwa tutur. A, yaitu aturan atau

normaa kebahasaan lainnya. Misalnya kejelasan dalam berbicara, topik yang

dibicarakan harus menarik, tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, dan

menghindari kata-kata yang dianggap tabu. Berikut cuplikan datanya.

Tuturan 1d

No. Data Tuturan Deskripsi Tuturan

Elemen

1. A: Cieh udah selesai ni e.. B: Harusnya difoto dulu. C: Iya nih. Ayo kita foto bareng!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.35 WIB bertempat di depan sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. O2: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: Mengucapkan selamat. O3: Mahasiswa Sastra Inggris semester 9. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Foto bersama. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Bahasa santai. Adegan tuturan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

63

depan sekretariat Sastra Inggris Register: - Aturan: Bahasa santun.

Data tuturan di atas membentuk pola OOEMAUBICAA. Pola tersebut

dibangun oleh sebelas elemen konteks sosial dari dua belas elemen konteks sosial

yang diutarakan oleh Poedjosoedarmo (1985). Hal ini dapat kita ketahui karena pada

tuturan tersebut terdapat partisipan, yakni penutur (O1) dan mitra tutur (O2 dan O3).

Penuturnya A adalah mahasiswa Sastra Inggris semester lima berjenis kelamin laki-

laki, mitra tutur B dan C adalah mahasiswa Sastra Inggris semester lima berjenis

kelamin laki-laki. Tuturan tersebut menyatakan bermaksud untuk meminta foto

bersama sebagai kenangan. O1 memulai tuturan kemudian dilanjutkan dengan O2 dan

O3 yang merespon dengan meminta untuk foto bersama sebagai kenangan. Tuturan

yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai ini terjadi di Sekretariat Prodi

Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma kampus dua.

Adapun dalam tuturan ini tidak terdapat elemen register seperti yang diutarakan

oleh Poedjosoedarmo (1985). Ketidakhadiran elemen tersebut disebabkan oleh

tuturan tersebut dikatakan belum mapan sehingga tidak adanya elemen register.

Tuturan dikatakan mapan apabila memiliki bentuk pendahuluan, isi dan penutup.

4.2.2 Fungsi Konteks Sosial

Peneliti menemukan dua fungsi konteks sosial dalam tuturan antarmahasiswa

dan dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018. Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

64

fungsi tersebut adalah fungsi konteks sosial memberi informasi tambahan dan fungsi

memberi konteks sosial penjelasan rinci. Berikut cuplikan datanya.

4.2.2.1 Fungsi Memberi Informasi Tambahan

Fungsi memberi informasi tambahan adalah pemberitahuan, kabar atau berita

tentang sesuatu. Dalam fungsi ini pentur dan mitra tutur tidak memerinci suatu hal

atau peristiwa tetapi hanya memberi informasi tambahan. Dengan demikian, mitra

tutur memperoleh informasi tambahan mengenai sesuatu hal atau peristiwa.

Fungsi memberi informasi tambahan dapat diperinci ke dalam beberapa bagian

yakni; (1) memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan, (2) memberi

informasi tambahan pengetahuan peserta tutur, (3) memberi informasi tambahan

identitas peserta tutur, dan (4) memberi informasi tambahan kronologis. Berikut

analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut.

1. Memberi Informasi Tambahan Peristiwa Sebelum Tuturan

Tuturan 1E

A: Presentasi kelompok kemarin parah banget. B: Kenapa? A: Gak ada yang mengerti. Semua pada diam. (Konteks tuturan: Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 10.45 WIB bertempat di Student Hall Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Manajemen semester tiga dan mitra tutur B adalah Mahasiswa Manajemen semester tiga.Tujuan dari tuturan tersebut adalah mengungkapkan kekecewaan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan dengan ragam santai). Fungsi konteks sosial data tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi ini dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan tersebut. Sebelum tuturan terjadi, penutur A melakukan presentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

65

kelompok dalam perkuliahan yang kurang berhasil karena tidak semua teman sekelas

mengerti. Peritiswa itu diinformasikan kepada mitra tutur B. Dengan demikian, mitra

tutur memperoleh informasi tambahan.

Tuturan 2E

A: Kemarin aku sendirian di SH. B: Sendiri? Emang kamu datang jam berapa? A: Jam 10.00. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017bertempat di Student Hall Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Manajemen semester tiga dan mitra tutur B adalah mahasiswa Manajemen semester tiga. Emosi dalam tuturan tersebut adalah kekecewaan. Tujuan dari tuturan adalah mengungkapkan kekesalan atau kekecewaan penutur A. Bahasa yang digunakan dalam tuturan adalah bahasa lisan dengan ragam santai). Fungsi konteks pada tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Sebelum tuturan terjadi, penutur A dan mitra tutur B telah

membuat janji untuk mengerjakan tugas kelompok. Namun, apa yang terjadi setelah

perjanjian tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Penutur A datang sendirian ke

Student Hall sementara mitra tutur B tidak datang.

Tuturan 3E

A: Kemarin tuh ada yang jual anak anjing. Genit banget lho. Murah lagi, cuma Rp200.000. B: Terus kamu gak ambil? A: Gak e. Belum ada uang. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 1 Oktober 2017 pukul 12.35 bertempat di Student Hall Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Sastra Inggris semester tiga dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. Tujuan dari tuturan adalah memberitahukan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

66

penjualan anak anjing. Warna emosi yang terkandung dalam tuturan yang menggunakan bahasa lisan dengan ragam santai tersebut adalah gembira). Tuturan di atas memiliki konteks memberi informasi tambahan peristiwa

sebelum tuturan terjadi. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswi Universitas

Sanata Dharma yang telah memiliki kesamaan latar belakang pemahaman. Sebelum

tuturan terjadi, penutur A pergi ke pasar hewan untuk membeli anjing. Namun,

penutur A tidak berhasil membeli anak anjing karena uangnya belum cukup.

Tuturan 4E

A: Semalam pulang jam berapa? B: Sembilan e. B: Anjir. Sama siapa sih? A: Sendirian aja. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Senin, 16 Oktober 2017 pukul 10.15 WIB bertempat di depan Sekretariat Farmasi Universitas Sanata Dharma Paingan. Penutur A adalah mahasiswa Farmasi semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Farmasi semester lima. Tujuan dari tuturan adalah memberitahukan kepada mitra tutur B. Emosi yang terkandung dalam tuturan adalah menyesal. Tuturan tersebut dibangun dengan menggunakan bahasa lisan dan ragam santai). Fungsi konteks dalam tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi konteks tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Sebeum tuturan terjadi, Penutur A mengadakan

diskusi kelompok bersama sekelompoknya. Penutur A dan mitra tutur B nampaknya

sudah memiliki latar belakang pemahaman yang sama mengenai aktivitas sebelum

tuturan tersebut sehingga mitra tutur B segera menannggapi pertanyaan penutur A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

67

Tuturan 5E

A: Nomor tiga tadi kok sulit banget. B: Iya e kok sulit banget. Kamu ngerjain gak? A: Ngerjain sih tapi gak selesai. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan ruang K42. Penutur A adalah mahasiswi Manajemen semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa semester lima. Tujuan tuturan adalah mengungkapkan kekecewaan. Pokok pembicaraan dalam tuturan adalah soal sulit dalam Ujian Tengah Semester.Tuturan yang menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai tersebut dibangun dalam warna emosi kekecewaan). Fungsi konteks sosial dalam tuturan di atas adalah memberi informasi

tambahan peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma yang telah memiliki latar belakang pemahaman yang

sama dalam membangun tuturan. Sebelum tuturan terjadi, Penutur A dan mitra tutur

B mengikuti Ujian Tengah Semester. Penutur A menuturkan kepada mitra tutur B

terkait soal nomor tiga yang dianggapnya sulit. Mitra tutur B kemudian mengafirmasi

tuturan penutur A. Dengan demikian, fungsi konteks sosial dalam tuturan tersebut

adalah memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan.

Tuturan 6E

A: Kelompok kita kemarin bahas bab 5 kan? B: Iya. C: Itu kan tentang pasar Indonesia, bukan? B: Iya tentang pasar Indonesia. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 14.25 WIB bertempat di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Manajemen semester tiga dan mitra tutur B adalah semester tiga. Tujuan tuturan adalah memberikan pertanyaan. Pokok pembicaraan tuturan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

68

membicarakan mengenai pengerjaan tugas kelompok. Tuturan tersebut menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan tersebut. Penutur A, mitra tutur B, dan mitra tutur C adalah

mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah memiliki latar belakang pehaman

yang sama mengenai tuturan tersebut. Sebelum tuturan terjadi, peserta tutur telah

melaksanakan presentasi kelompok.

Tuturan 7E

A: Eh..nanti ingetin aku yah! B: Iya. Nanti diingetin biar gak lupa bawain kameranya. A: Makasih. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 12.15 WIB bertempat di Student Hall Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Sastra Inggris semester satu dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Inggris semester satu. Tujuan tuturan adalah memberikan perintah. Pokok pembicaraan adalah mengenai kamera.Tuturan ini dibangun dengan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan tersebut. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma yang telah memiliki kesamaan pemahaman dalam tuturan

tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Sebelum tuturan terjadi,

penutur A menaruh kameranya di sekitar tempat duduk peserta tutur. Penutur A

kemudian meminta mitra tutur B untuk mengingatkannya agar tidak lupa membawa

kamera yang ditaruhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

69

Tuturan 8E

A: Kabarin aja yah kalo kamu udah selesai ujian! B: Oh iya deh. A: Di tempat biasa yah! (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.45 WIB bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma. Penutur A adalah mahasiswa Sastra Inggris semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Inggris semester lima. Tujuan percakapan adalahmemerintah. Pokok pembicaraan dalam tuturan tersebut adalah membuat sebuah perjanjian. Tuturan dibangun dengan menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur adalah mahasiswa Universitas Sanata

Dharma yang telah memiliki kesamaan pehamaman dalam membangun tuturan.

Sebelum tuturan terjadi, penutur A dan mitra tutur B membuat perjanjian untuk

makan bersama di tempat yang telah mereka sepakati.

Tuturan 9E

A: Fenomena yang langkah harus diabadikan. Ayo foto bareng! B: Benar tuh. A: Ok deh. B: Dishare ke IG ku yah! (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 11.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Sastra Indonesia semester sembilan dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Indonesia semester tujuh. Tujuan tuturan adalah memberi pendapat sedangkan pokok pembicaraan adalah foto bersama. Tuturan ini dibangun dengan menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

70

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswa Universitas

Sanata Dharma yang memiliki kesamaan latar belakang pemahaman yang sama

sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam membangun tuturan. Sebelum

tuturan terjadi, mitra tutur B mengikuti siding skripsi. Seusai sidang, penutur A

mengajak mitra tutur B untuk mengabadikan momen tersebut dengan foto bersama.

Tuturan 10E

A: Ikut Farmasi aja. B: Lewat mana? A: Sini aku tunjukin. Lewat lorong itu. (Konteks tuturan:tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB bertempat di halaman tengah Universitas Sanata Dharma Paingan. Penutur A adalah mahasiswi Bimbingan Konseling semester tiga dan mitra tutur B adalah mahasiswi Bimbingan Konseling semester tiga. Tujuan tuturan adalah mengajak. Pokok pembicaraan dalam tuturan tersebut adalah menunjukkan arah jalan. Tuturan di atas menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur adalah mahasiswa Universitas Sanata

Dharma yang telah memiliki kesamaan pemahaman dalam membangun tuturan.

Sebelum tuturan terjadi, penutur A telah melewati lorong yang berada di sebelah

Fakultas Farmasi. Oleh karena itu, penutur A mengajak mitra tutur B untuk melewati

jalan tersebut.

Tuturan 11E

A: Rambutmu digituin cocok lho. B: Iya po? A: Iya. bagus banget kalo kamu buat gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

71

(Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 10.20 WIB bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswi Sastra Inggris semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Inggris semester lima. Tujuan tuturan adalah memuji. Pokok pembicaraan dalam tuturan adalah model rambut. Tuturan ini menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai).

Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B telah memiliki latar belakang

pemahaman yang sama dalam membangun tuturan. Sebelum terjadi tuturan, mitra

tutur B menata rambutnya dengan model yang berbeda dari biasanya. Hal itu

membuat penutur A memberikan pujian kepada mitra tutur B.

Tuturan 12E

A: Lewat kene wae! B: Gak ah. Kene wae. B: Lewat sini lebih dekat bro. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 pukul 13.20 WIB bertempat di depan Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Sastra Inggris semester tiga dan mitra tutur B adalah mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. Tujuan tuturan adalah mengajak. Pokok pembicaraan dalam tuturan tersebut adalah menunjukkan arah jalan. Tuturan tersebut menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial dalam tuturan di atas adalah memberi informasi

tambahan peristiwa sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma yang telah memiliki latar belakang pemahaman yang

sama. Penutur A yang telah mengetahui jalan menuju ke Kopma mengajak mitra tutur

untuk mengikutinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

72

2. Memberi Informasi Tambahan Pengetahuan Peserta Tutur

Tuturan 1F

A: Ada tempat yang kosong gak? B: Ada bro sini. A: Dimana? A: Sini lho! B: Yah makasih yah. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017pukul 12.10 WIB bertempat di parkiran Universitas Sanata Dharma Paingan. Penutur A adalah mahasiswa Teknik semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Teknik semester lima. Tujuan tuturan adalah menunjukan tempat parkir. Tuturan tersebut menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial dalam tuturan di atas adalah memberi informasi

tambahan pengetahuan peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur adalah mahasiswa

Universitas Sanata Dharma yang telah memiliki latar belakang pemahaman yang

sama mengenai apa yang dibicarakan. Penutur A yang sedang berada di tempat

parkiran mengetahui maksud mitra tutur B yang hendak parkir. Penutur A kemudian

memberi informasi kepada mitra tutur B mengenai apa yang diketahuinya yakni

tempat parkir.

Tuturan 2F

A: Kita makan di burjo yah! B: Lesehan aja. Males burjo terus. A: Ya udah. Lesehan mana? B: Itu lho yang deket apatemen Sejahtera. Enak kok di situ makanannya. Murah lagi. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 18 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB bertempat di Parkiran Universitas Sanata Dharma Paingan. Penutur A adalah mahasiswa Teknik Mesin semester satu dan mitra tutur B adalah mahasiswa Teknik Mesin semester satu. Tujuan tuturan adalah mengajak. Pokok yang dibicarakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

73

adalah tempat makan siang. Tuturan ini dibangun dengan menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai).

Fungsi konteks sosial dalam tuturan di atas adalah memberi informasi

tambahan pengetahuan peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B telah membuat janji

untuk makan siang bersama. Penutur A mengajak untuk makan di burjo namun

ditolak mitra tutur B. Mitra tutur B menganjurkan untuk makan di lesehan. Mitra

tutur B memiliki pengetahuan mengenai informasi lesehan dan itu dibagikan kepada

penutur A.

3. Memberi Informasi Tambahan Identitas Peserta Tutur

Tuturan 1G

A: Jadi cewe thu kayak gitu. B: Ia ee. A: Jangan terlalu cepat percaya dengan omongan lelaki. B: Emang. Ngapain cepet percaya. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Senin, 16 Oktober 2017 pukul 14.25 WIB bertempat di depan Sekretariat Bimbingan Konseling. Penutur A adalah mahasiswa Bimbingan Konseling semester tiga dan mitra tutur B adalah mahasiswa Bimbingan Konseling semester tiga. Tujuan tuturan adalah memberi nasihat. Pokok pembicaraan dalam tuturan tersebut mengenai menjadi seorang cewe yang tidak cepat percaya pada lelaki. Tuturan tersebut menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

identitas peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswi Universitas Sanata

Dharma yang telah memiliki kesamaan pemahaman dalam membangun tuturan.

Sebelum tuturan terjadi, penutur A adalah cewe yang cepat percaya kepada laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

74

Pengelaman itu membuatnya kecewa sehingga penutur A memberikan nasihat kepada

mitra tutur untuk tidak menjadi cewe yang cepat percaya pada laki-laki.

Tuturan 2G

A: Kue yang enak itu untuk aku yah! B: Yah ini. A: Ada cokelat sama kacang kan? B: Oww yah..ini ada dua. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Jumat, 20 Oktober 2017 pukul 11.45 WIB bertempat di Student Hall Universitas Sanata Dharma kampus dua.Tuturan ini menggunakan bahasa santun. Situasi yang melingkupi tuturan ini adalah situasi santai. Penutur A menyuruh mitra tutur B untuk memberikan kepadanya kue yang sedang dijual mitra tutur B untuk dibeli penutur A. Tuturan B1 terjadi antara penutur A adalah mahasiswi Sastra Inggris semester satu yang berjenis kelamin perempuan dan mitra tutur B adalah mahasiswi Sastra Indonesia semester satu yang berjenis kelamin perempuan. Tuturan di atas menyatakan maksud penutur A membeli kue yang dijual mitra tutur B).

Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi informasi tambahan

identitas peserta tutur. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melimgkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswi Sastra Inggris

yang telah memiliki latar belakang pemahaman yang sama. Mitra tutur B yang

berjualan kue telah mengetahui apa yang dimaksudkan oleh penutur A. Dari konteks

tersebut, dapat diketahui bahwa identitas mitra tutur B adalah mahasiswa Sanata

Dharma semester tiga yang memiliki kesukaan pada kue yang ada kacang dan

cokelat.

4.2.2.2 Fungsi Memberi Penjelasan Rinci

Fungsi mempertegas informasi adalah fungsi konteks dalam sebuah tuturan

dimana penutur memberikan informasi kemudian dipertegas oleh mitra tuturnya atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

75

sebaliknya mitra tutur mempertegas informasi yang disampaikan penutur. Penegasan

informasi itu dapat berupa afirmasi dari mitra tutur. Berikut analisis tuturan yang

termasuk kategori tersebut. Fungsi ini dapat diperinci menjadi dua bagian yakni; (1)

memberi penjelasan rinci peristiwa sebelum tuturan, (2) memberi penjelasan rinci

pengetahuan peserta tutur. Berikut cuplikan analisis datanya.

1. Memberi Penjelasan Rinci Peristiwa Sebelum Tuturan

Tuturan 1H

A: Kalau produksi naik berarti biaya naik juga. B: Gimana yah. Aku gak dong e. A: Masa kamu gak dong sih. Gini, kalo kamu memproduksi mobil banyak otomatis biayanya pun meningkat. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pukul 12.25 WIB bertempat di depan Sekretariat Manajemen Universitas Sanata Dharma Mrican. Penutur A adalah mahasiswa Manajemen semester lima dan mitra tutur B adalah mahasiswa Manajemen. Tujuan tuturan adalah memberitahukan atau menjelaskan. Pokok pembicaraan dalam tuturan mengenai hukum produksi. Tuturan di atas menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi penjelasan rinci peristiwa

sebelum tuturan. Fungsi tersebut dapat diidentifikasi melalui konteks yang

melingkupi tuturan. Penutur A dan mitra tutur B adalah mahasiswa Universitas

Sanata Dharma yang telah memiliki latar belakang pemahaman. Sebelum tuturan

terjadi, penutur A dan mitra tutur B mengikuti kuliah. Kuliah tersebut berbicara

mengenai hukum produksi. Setelah perkuliahan tersebut, mitra tutur B belum

memahami esensi yang dibicarakan dalam mata kuliah. Hal itu membuat mitra tutur

B bertanya kepada penutur A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

76

2. Memberi Penjelasan Rinci Pengetahuan Peserta Tutur

Tuturan 1I

D1: Bu, ini blangko surat ijin penelitian, observasi yang dibutuhkan mahasiswa. Surat ini gak boleh ditulis tangan yah Bu! D2: Tapi ini ada yang tulis tangan lho Pak! D1: Iya Bu. Untuk nomor surat boleh ditulis tangan tetapi isi surat gak boleh. (Konteks tuturan: tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul 09.40 WIB bertempat di Sekretariat Manajemen. Penutur A adalah dosen Manajemen berjenis kelamin laki-laki dan mitra tutur B adalah dosen Manajemen berjenis kelamin perempuan. Tujuan tuturan adalah memberi informasi. Pokok pembicaraan adalah penggunaan blanko surat ijin penelitian dan observasi mahasiswa. Tuturan menggunakan bahasa lisan dalam ragam santai). Fungsi konteks sosial tuturan di atas adalah memberi penjelasan rinci

pengetahuan peserta tutur. Fungsi konteks tersebut dapat diidentifikasi melalui

konteks yang melingkupi tuturan. Penutur A adalah dosen senior Manajemen

sedangkan mitra tutur B adalah dosen junior Manajemen. Penutur A telah memiliki

pengetahuan yang mumpuni mengenai regulasi dalam surat ijin penelitian dan

observasi mahasiswa. Mitra tutur yang belum memiliki pengetahuan mapan dalam

hal pengurusan surat ijin sehingga memperoleh penjelasan rinci dari penutur A.

4.2 Pembahasan

Data yang telah dianalisis akan dibahas untuk mengetahui elemen konteks

sosial apa saja yang terdapat dalam tuturan dan fungsi apa saja yang diperankan

konteks sosial. Pada bagian pembahasan ini, peneliti akan menunjukkan elemen dan

fungsi yang diperankan konteks sosial berdasarkan data yang telah dianalisis. Peneliti

akan memaknai elemen dan fungsi yang terkandung dalam konteks sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

77

Elemen-elemen konteks sosial yang digunakan peneliti dalam analisis data

tuturan merujuk teori Poedjosoedarmo (1985) sebagai pengembangan konsep Dell

Hymes. Dalam konsep memoteknik OOEMAU BICARA, yaitu (1) O1= orang

pertama, (2) O2= orang kedua, (3) emosi, (4) M= maksud tuturan, (5) A= orang

ketiga, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan, (8) I= instrumen tutur

atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register

tutur/genre, (12) A = aturan atau norma kebahasaan lainnya.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dalam menentukan maksud

berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tahun akademik 2017/2018 ditemukan elemen konteks sosial yang

memuat sembilan elemen, elemen konteks sosial yang memuat sepuluh elemen dan

elemen konteks sosial yang memuat sebelas elemen. Elemen konteks yang memuat

sembilan elemen membentuk pola OOMUBICAA. Pola elemen-elemen ini terdiri

atas elemen O1 yakni penutur, O2 yakni mitra tutur, M yakni maksud dan tujuan

percakapan, U yakni urutan tutur, B yakni bab yang dibicarakan, I yakni instrument

atau sarana tutur, C yakni citarasa penutur, dan A yakni adegan tutur. Elemen konteks

yang memuat sepuluh elemen membentuk dua pola yakni; pertama, OOEMUBICAA.

Pola elemen ini terdiri atas O1 yakni penutur, O2 yakni mitra tutur, E yakni warna

emosi, M yakni maksud dan tujuan percakapan, U yakni urutan tutur, B yakni bab

yang dibicarakan, I yakni instrument atau sarana tutur, C yakni citarasa penutur, dan

A yakni adegan tutur. Kedua, pola OOMAUBICAA. Pola elemen ini terdiri atas O1

yakni penutur, O2 yakni Mitra tutur, M yakni maksud dan tujuan tuturan, A yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

78

adanya O3, U yakni urutan tutur, B yakni bab yang dibicarakan, I yakni instrument

atau sarana tutur, C yakni citarasa penutur, dan A yakni adegan tutur. Selain itu,

konteks sosial yang memuat sebelas elemen membentuk pola OOEMAUBICAA.

Pola ini terdiri atas elemen O1 yakni penutur, O2 yakni mitra tutur, E yakni warna

emosi, M yakni maksud atau tujuan tuturan, A yakni adanya O3, U yakni urutan

tutur, B yakni bab yang dibicarakan, I yakni instrument atau sarana tutur, C yakni

citarasa penutur, dan A yakni adegan tutur.

Berdasarkan jumlah elemen yang membentuk pola tersebut, peneliti

menemukan pandangan bahwa ada dua elemen konteks sosial yang relative yakni

Emosi dan O3. Kehadiran dua elemen konteks sosial ini dikatakan relatif karena

bergantung pada warna emosi dan pelibat tutur dalam sebuah tuturan. Jika tuturan

tersebut hanya dibangun oleh dua (O1 dan O2) orang maka konsekuensi logisnya

elemen O3 tidak hadir. Namun, jika tuturan tersebut dibangun oleh tiga orang atau

lebih, maka elemen O3 hadir dalam tuturan tersebut. Cuplikan data tuturan yang tidak

memuat elemen E dan O3 dapat dilihat pada data tuturan 1a dan 2a.

Selain kedua elemen tersebut, adapula elemen register yang tidak hadir dalam

setiap tuturan. Hal ini disebabkan oleh bentuk tuturan yang dibangun oleh penutur

dan mitra tutur. Peneliti menemukan bentuk tuturan yang dibangun adalah bentuk

tuturan yang belum mapan sehingga elemen register tidak hadir. Bentuk register

dikatakan sudah mapan bila jenis wacana dalam bentuk surat-menyurat dinas, kuliah,

percakapan dengan telepon, pidato (pembukaan dan penutup), atur-atur kenduri, dan

sebagainya (Baryadi, 2015:28). Bentuk tuturan seperti ini pada umumnya terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

79

dalam situasi formal. Cuplikan data tuturan yang tidak memuat elemen register dapat

dilihat pada semua data tuturan. Hal ini disebabkan karena semua data tuturan tidak

memuat elemen register.

Berdasarkan temuan tersebut maka peneliti berpendapat bahwa teori komponen

tutur atau elemen konteks sosial Poedjosudarmo tidak relevan untuk bentuk tuturan

dalam situasi santai. Teori komponen tutur Poedjosudarmo hanya relevan digunakan

dalam ruang tuturan formal yang telah mempunyai bentuk yang mapan namun tidak

relevan untuk bentuk tuturan informal.

Menurut pandangan peneliti, tuturan yang terjadi dalam sebuah masyarakat

tutur tidak hanya berbentuk formal tetapi juga informal. Tuturan-tuturan yang terjadi

antarmahasiswa dan dosen di luar kelas pada umumnya terjadi dalam situasi santai.

Tuturan-tuturan tersebut tidak surat-menyurat dinas, pidato dan sebagainya yang

memiliki struktur pembukaan, isi, dan penutup. Konsekuensinya, elemen register

tidak hadir. Dengan demikian, perlu adanya teori elemen konteks sosial yang

mewadahi bentuk tuturan tersebut.

Berdasarkan analisis elemen yang telah ditemukan dan dengan dasar

pemahaman yang sama antarpelibat tutur, peneliti juga menemukan fungsi yang

diperankan oleh konteks sosial dalam tuturan..

Rahardi (2005) mendefinisikan konteks sebagai semua latar belakang

pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur serta yang

mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam

proses bertutur. Menurutnya, konteks yang dimaksud adalah konteks situasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

80

mewadahi bahasa tersebut. Konteks yang dimaksud dapat mencakup dua hal, yakni

konteks yang bersifat sosial dan konteks yang bersifat sosietal (Rahardi, 2009).

Berdasarkan pandangan tersebut, peneliti berpendapat bahwa konteks sosial berfungsi

sebagai latar belakang pemahaman yang sama antara penutur dan mitra tutur.

Konteks nyatanya tidak hanya berfungsi sebagai latar belakang pemahaman

antara penutur dan mitra tutur tetapi memiliki fungsi lain. Fungsi-fungsi itu adalah

fungsi memberi informasi tambahan dan fungsi memberi penjelasan rinci Fungsi

memberi informasi tambahan dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, fungsi

memberi informasi tambahan peristiwa sebelum tuturan. Fungsi ini dapat

diperhatikan pada analisis data 1E. Kedua, fungsi memberi informasi tambahan

pengetahuan peserta tutur. Fungsi tersebut dapat dilihat pada analisis data 1F. Ketiga,

fungsi memberi informasi tambahan identitas peserta tutur. Fungsi ini dapat dilihat

pada contoh analisis data 1G.

Fungsi memberi penjelasan rinci dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama,

fungsi memberi penjelasan rinci peristiwa sebelum tuturan. Fungsi ini dapat dilihat

pada contoh analisis data 1H. Kedua, fungsi memberi penjelasan rinci pengetahuan

peserta tutur. Fungsi tersebut dapat dilihat pada contoh analisis data 1I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

81

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Elemen dan fungsi konteks merupakan dua entitas yang dapat menentukan

maksud berkomunikasi antarmahasiswa dan dosen non-FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun akademik 2017/2018.

Ada dua belas elemen konteks sosial yang dikembangkan oleh

Poedjosudarmo yakni OOEMAUBICARA. Namun, tidak semua elemen itu hadir

dalam sebuah tuturan. Ada tuturan yang memuat sembilan elemen dengan pola

OOMUBICAA, ada tuturan yang memuat sepuluh elemen dengan pola

OOEMUBICAA dan OOMAUBICAA, dan adapula tuturan yang memuat sebelas

elemen dengan pola OOEMAUBICAA. Tuturan-tuturan yang terjadi dalam situasi

informal pada umumnya tidak memiliki register. Hal ini sebabkan karena tuturan-

tuturan tersebut belum mapan.

Berdasarkan data penelitian ditemukan dua fungsi konteks sosial. Kedua

fungsi konteks tersebut adalah fungsi memberi informasi tambahan dan fungsi

memberi penjelasan rinci. Fungsi konteks sosial memberi informasi tambahan dapat

dibagi menjadi empat bagian yakni memberi informasi tambahan peristiwa sebelum

tuturan, memberi informasi tambahan pengetahuan peserta tutur, dan memberi

informasi tambahan kronologis. Fungsi memberi penjelasan rinci dapat dibagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

82

menjadi dua yakni memberi penjelasan rinci peristiwa sebelum tuturan dan memberi

penjelasan rinci pengetahuan peserta tutur.

5.2 Saran

Peneliti memiliki dua saran yang ingin diajukan. Adapun saran tersebut sebagai

berikut.

1. Penelitian ini saya sadari masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran

yang konstruktif sangat membantu peneliti.

2. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang lebih dalam mengenai

elemen dan konteks dalam menentukan maksud berkomunikasi antarmahasiswa

dan dosen non-FKIP Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2017/2018..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rhineka Cipta.

Baryadi, I Praptomo. 2015. Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki

Abad Ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius. Furchan, Arief.1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional. Hofmann, Th. R. 1995. Realms Of Meaning. New York: Longman Publishing. Harmoko, Danang Dwi.2015. Analisa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

Komunikasi antar Negara Anggota Asean. ABA BSI Jakarta. (http://lppm.bsi.ac.id/SNIT2015/BidangD/D01_01-06_2015-SNIT_DanangDwiHarmoko_BAHASA%20INDONESIA%20SEBAGAI%20BAHASA%20KOMUNIKASI.pdf. Diunduh pada tanggal 25 Oktober 2017.

Kramsch, Claire. 1993. Context and Culture in Teaching Language. New York:

Oxford University Press. Leech, Geoffrey. 1983. The Principles of Pragmatics. New York: Longman Group

Limited. Lubis, Hamid Hasan. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Penerbit Angkasa. Nadar, F.X. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. 2009. Yogyakarta: Graha Ilmu. Malinowsky, Bronislaw. 1923. “The Problem of Meaning in Primitive Language”

dalam Ogeden , C.K. dan I.A. Richards (ed). The Meaning of Meaning London: Routledge & Keegan. Paul. Ltd.

Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Parera, J.D. Teori Semantik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahardi, Kunjana. 2005. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

84

----------------------.2006. Dimensi-dimensi Kebahasaan. Jakarta: Penerbit Erlangga. ---------------------.2009. Sosiopragmatik. Jakarta: Penerbit Erlangga. Satwiko Budiono. Hubungan Bahasa, Kelas Sosial, dan Umur dalam Masyarakat.

https://satwikobudiono.wordpress.com/2013/10/03/hubungan-bahasa-kelas-sosial-dan-usia-dalam-masyarakat/. Diunduh pada tanggal 12 Januari 2017.

Suandi, I. Nengah. 2007. Sosiolinguitik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press. Sumarsono. 2017. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Penerbit Angkasa. Yule, George. 2017. Pragmatics. New York: Oxford University Press. Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Citra Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

85

Data Tuturan dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen

Non-FKIP di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018 Oleh: Pilipus Wai Lawet (141224002)

Pembimbing 1: Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum.

Petunjuk Triangulasi: 1. Trianggulator memberikan tanda centang (√) pada kolom ya/tidak yang menggambarkan penilaian Anda. 2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis elemen dan fungsi konteks sosial. 3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir. Keterangan pengkodean. A : Mahasiswa 1 B : Mahasiswa 2 C : Mahasiswa 3 D1 : Dosen 1 D2 : Dosen 2 No Data Tututran Deskripsi Konteks

Tuturan Elemen Tuturan Fungsi

Tuturan Identifikasi Elemen dan

Fungsi Tuturan

Trianggulasi Keterangan Ya Tidak

1. A: Presentasi kelompok kemarin parah banget. B: Kenapa? A: Gak ada yang mengerti. Semua pada diam.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul

10.45 WIB bertempat di Student Hall USD

Mrican.

O1: Mahasiswa Manajemen semester 3. O2: Mahasiswa Manajemen semester 3. Emosi: Kecewa.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

86

Maksud dan tujuan: Mengungkapkan kekesalan atau kekecewaan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai pembicaraan kemudian ditanggapi oleh O2. Bab: Hasil presentasi kelompok. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: santai Adegan Tutur: Student Hall. Register: - Aturan: bahasa santun.

2. A: Kemarin aku sendirian di SH. B: Sendiri? Emang kamu datang jam berapa? A: Jam 10.00.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswa Manajemen semester 3. O2: Mahasiswa Manajemen semester 3. Emosi: Kesal. Maksud dan tujuan: Menginformasikan. O3: -

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

87

Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. kekesalan. Bab : Menunggu di Student Hall. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Studen Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

3. A: Kemarin tuh ada yang jual anak anjing. Genit banget lho. Murah lagi, cuma Rp200.000. B: Terus kamu gak ambil? A: Gak e. Belum ada uang.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 1 Oktober 2017 pukul 12.35 bertempat di Student Hall USD Mrican. Bahasa lisan dengan suasana santai.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester 3. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester 3. Emosi: Gembira. Maksud dan tujuan: Menginformasikan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Penjualan anak anjing. Instrumen: Bahasa lisan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

88

Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

4. A: Inikan uang dari hasil kerja keras sendiri. B: Oalah. Emang kamu jualan dimana sih? A: Jualan bunga di lampu merah. B: Wah keren!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.15 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga. O2: Mahasiswa Sastra Indonesia semester tiga. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: Menginformasikan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Penjualan bunga. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur A memberi informasi tambahan kepada mitra tutur B mengenai perolehan uang dengan cara menjual bunga di lampu merah. .

5. A: Kalau produksi naik Tuturan ini terjadi O1: Mahasiswa Memberi Tuturan ini tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

89

berarti biaya naik juga. B: Gimana yah. Aku gak dong e. A: Masa kamu gak dong sih. Gini, kalo kamu memproduksi mobil banyak otomatis biayanya pun meningkat.

pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pukul 12.25 bertempat di depan sekretariat Manajemen USD Mrican.

manajemen semester lima. O2: Mahasiswa manajemen semester lima. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberitahukan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Hukum produksi. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman depan sekretariat Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

penjelasan rinci.

memuat elemen O3 dan register. Penutur penjelasan rinci kepada mitra tutur.

6. A: Kamu mau kemana? B: Aku ada kelas e. A: Yah udah. Sukses yah.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin, 16 Oktober 2017 pukul 09.30 WIB bertempat di depan sekretariat

O1: Mahasiswi Bimbingan Konseling semester lima. O2: Mahasiswi Bimbingan Konseling

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

90

Bimbingan Konseling USD Paingan.

semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menginformasikan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menginformasikan jadwal kuliah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: bahasa santai. Adegan tuturan: Halaman depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

tambahankepada mitra tutur.

7. A: Aku Semalam Pulangnya Jam Sembilan Lho. B: Anjir. Sama siapa sih? A: Sendirian aja.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 pukul 10.15 WIB bertempat di depan sekretariat Farmasi USD Paingan.

O1: Mahasiswa Farmasi semester lima. O2: Mahasiswa Farmasi semester lima. Emosi: Menyesal. Maksud dan tujuan:

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register Penutur A memberi informasi tambahan kepada mitra tutur B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

91

Menginformasikan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Mengerjakan tugas kuliah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai Adegan tuturan: Depan sekretariat Farmasi. Register: - Aturan: Bahasa santun.

8. A: Ada tempat yang kosong gak? B: Ada bro sini. A: Dimana? A: Sini lho! B: Yah makasih yah.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 pukul 12. 10 WIB bertempat di parkiran USD Paingan.

O1: Mahasiswa teknik semester lima. O2: Mahasiswa teknik semester lima. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberitahukan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Instrumen: Bahasa lisan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3. Penutur menginformasi- kan kepada mitra tutur terkait tempat yang masih kosong di area parkiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

92

Ragam bahasa: Lisan. Adegan tuturan: Parkiran Paingan. Register: - Aturan: Bahasa santun.

9. A: Kami dari Farmasi akan menjelaskan mengenai Turbuh Haler. B: Emang apa sih itu. A: Turbuhaler adalah salah satu inhaler berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat obat dalam bentuk kering.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 pukul 09.35 WIB bertempat di depan Sekretariat Prodi Bimbingan Konseling USD Paingan.

O1: Mahasiswa Farmasi semester satu. O2: Mahasiswa BK semester tujuh. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberitahukan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Informasi mengenai Turbuhaler. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

10. A: Kamu lebih suka film atau novel?

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu.

Memberi informasi

Tuturan ini tidak elemen emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

93

B : Kalau aku film. C: Aku malah lebih suka baca novelnya ketimbang filmnya.

Oktober 2017 pukul 11.15 WIB bertempat di depan ruang K 21 USD Mrican

O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menyatakan kesukaan O3: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Buku bacaan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K 21 Register: - Aturan: Bahasa santun.

tambahan. dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

11. D1: Bu, ini blangko surat izin penelitian, observasi yang dibutuhkan mahasiswa. Surat ini gak boleh ditulis tangan yah Bu! D2: Tapi ini ada yang tulis tangan lho Pak! D1: Iya Bu. Untuk

Tuturan ini diambil pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul 09.40 WIB di Sekretariat Manajemen. Bahasa lisan dalam situasi santai.

O1: Dosen pria prodi Manajemen. O2: Dosen wanita prodi Manajemen. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberi informasi. O3: - Urutan Bicara: O1

Memberi penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi penjelasan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

94

nomor surat boleh ditulis tangan tetapi isi surat gak boleh.

memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Blanko surat ijin penelitian mahasiswa. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

12. A: Nomor tiga tadi kok sulit banget. B: Iya e kok sulit banget. Kamu ngerjain gak? A: Ngerjain sih tapi gak selesai.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan ruang K42.

O1: Mahasiswi Manajemen semester 5. O2: Mahasiswa Manajemen semester 5. Emosi: Kecewa. Maksud atau tujuan: Mengungkapkan kekecewaan mengenai sulitnya soal ujian. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Kesulitan

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

95

mengerjakan soal ujian. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: di depan ruang K42. Register: - Aturan: Bahasa santun.

13. A: Kelompok kita kemarin bahas bab 5 kan? B: Iya. C: Itu kan tentang pasar Indonesia, bukan? B: Iya tentang pasar Indonesia.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 14.25 WIB bertempat di perpustakaan USD kampus dua.

O1: Mahasiswa manajemen semester tiga O2: Mahasiswa Manajemen semester tiga Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan. O3: Mahasiswa Manajemen semester tiga. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Presentasi kelompok. Instrumen: Bahasa

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini elemen emosi dan register. Mitra tutur C memberi informasi tambahan kepada penutur A dan mitra tutur B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

96

lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: PerpustakaanUSD. Register: - Aturan: Bahasa santun.

14. A: Ngapain? B : Bimbingan. A: Sukses yah!

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Prodi Manajemen.

O1: Mahasiswa Manajemen semester 5. O2: Mahasiswa Manajemen semester 7. Emosi: - Maksud dan tujuan: Bertanya. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Bimbingan skripsi. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Bahasa santai. Adegan tuturan: Sekretariat prodi

Memberi informasi tambahan .

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberikan informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

97

Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

15. A: Eh..nanti ingetin aku yah! B: Iya. Nanti diingetin biar gak lupa bawain kameranya. A: Makasih.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 12.15 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican. Penutur meminta mitra tutur untuk mengingatkannya.

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menyuruh. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Memerintah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tuturnya.

16. A: Kabarin aja yah kalo kamu udah selesai ujian! B: Oh iya deh. A: Di tempat biasa yah!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.45 WIB bertempat di depan Sekretariat

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester 5. Emosi: -

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

98

Sastra Inggris USD Mrican.

Maksud dan tujuan: memerintah. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Membuat janji. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: halaman depan sekretariat Sastra Inggris. Register: - Aturan: Bahasa santun.

informasi tambahan kepada mitra tutur.

17. A: Kue yang enak itu untuk aku yah! B: yang mana? A: Yang penting ada cokelat sama kacang. B: Oww yah..ini ada dua.

Tuturan ini terjadi pada hari Jumat 20 Oktober 2017 pukul 11.45 WIB bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Indonesia semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Membeli kue. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2.

Memberi penjelasan rinci

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi penjelasan rinci kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

99

Bab: Menyatakan keinginan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

18. A: Fenomena yang langkah harus diabadikan. Ayo foto bareng! B: Benar tuh. A: Ok deh. B: Dishare ke IG ku yah!

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 11.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: mahasiswa Sastra Indonesia semester 9. O2: mahasiswa Sastra Indonesia semester 7. Emosi: - Maksud dan tujuan: memberi pendapat. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Mengabadikan peristiwa langkah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Bahasa santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

100

Sastra Inggris. Register: - Aturan: Bahasa santun.

19. A: Ikut farmasi aja. B: Lewat mana? A: Sini aku tunjukin. Lewat lorong itu.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 24 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB halaman tengah USD Paingan.

O1: Mahasiswi Bimbingan Konseling semester tiga. O2: Mahasiswi Bimbingan Konseling semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Mengajak. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Memberi petunjuk jalan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: halaman tengah kampus USD Paingan. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

101

20. D1: Kelas gak? D2: Gak e. D1: Ayo ke ruangan saya bentar. Aku ada perlu sebentar ma kamu.

Tuturan ini diambil pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 di Sekretariat Sastra Inggris.

O1: Dosen wanita prodi Sastra Inggris. O2: Dosen wanita prodi Sastra Inggris. Emosi: - Maksud dan tujuan: Mengajak. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Meminta persetujuan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: santai. Adegan tuturan: depan sekretariat Sastra Inggris. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

21. A: Jadi cewe thu kayak gitu. B: Ia ee. A: Jangan terlalu cepat percaya dengan omongan lelaki. B: Emang. Ngapain

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 pukul 14.25 WIB bertempat di depan Sekretariat Bimbingan Konseling USD

O1: Mahasiswa BK semester tiga. O2: Mahasiswa BK semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberi nasihat.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

102

cepet percaya. Paingan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menjadi cewe yang tidak mudah percaya. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

mitra tutur.

22. A: Lewat kene wae! B: Gak ah. Kene wae. Lewat sini lebih dekat bro.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 17 Oktober 2017 pukul 13.20 WIB bertempat di depan USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. O2: Mahasiswa Sastra Inggis semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Mengajak. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Mencari jalan. Instrumen: Bahasa lisan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur A memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

103

Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan USD Mrican. Register: - Aturan: Bahasa santun.

23. A: Kita makan di burjo yah! B: Lesehan aja. Males burjo terus. A: Ya udah. Lesehan mana? B: Itu lho yang deket apatemen Sejahtera. Enak kok di situ makanannya. Murah lagi.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB bertempat di parkiran USD Paingan.

O1: Mahasiswa Teknik Mesin semester satu. O2: Mahasiswa Teknik Mesin semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Mencari tempat makan siang. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Mencari tempat makan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Parkiran Paingan. Register: - Aturan: Bahasa

Memberi penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi penjelasan rinci kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

104

santun. 24. A: Rambutmu digituin

cocok lho. B: Iya po? A: Iya. bagus banget kalo kamu buat gitu.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 10.20 WIB bertempat di depan sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester 5. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester 5. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memuji. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Penataan rambut. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat Sastra Inggris. Register: - Aturan: bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

25. A: Cieh udah selesai ni e.. B: Harusnya difoto dulu. C: Iya nih. Ayo kita foto bareng!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 10.35 WIB bertempat di depan sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. O2: Mahasiswa Sastra Inggris semester 5. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan:

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen register. Mitra memberi informasi tambahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

105

Mengucapkan selamat dan meminta foto bersama. O3: Mahasiswa Sastra Inggris semester 9. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Foto bersama. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Bahasa santai. Adegan tuturan: depan sekretariat Sastra Inggris Register: - Aturan: Bahasa santun.

26. A: Minumku dimana yah? B: Nih Pulpimu. A: Makasih yah.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 09.45 WIB bertempat di halaman depan sekretariat Manajemen kampus USD Mrican. Penutur bertanya

O1: Mahasiswi Manajemen semester satu. O2: Mahasiswi Manajemen semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

106

kepada mitra tutur keberadaan botol air minumnya.

O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Mencari minuman. Instrumen: Bahasa lisan Ragam bahasa: bahasa santai Adegan tuturan: Halaman depan sekretariat Manajemen Register: - Aturan: Bahasa santun.

27. A: Katanya ujian. B: Hmm A: Jam berapa? B: Sejam lagi.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 08.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Manajemen USD Mrican.

O1: Mahasiswa Manajemen semester 3. O2: Mahasiswi Manajemen semester 3. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3. Penutur memberikan informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

107

ditanggapi O2. Bab: Menanyakan jam ujian. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai Adegan tuturan: Depan sekretariat Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

28. A: Mi, bawa buku gak? B: Nih aku bawa. Manajemen Operasi kan? A: Sipp. Makasih yah! A: Ya sama-sama.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 bertempat di depan Sekretariat Manajemen USD Mrican.

O1: Mahasiswi Manajemen semester lima. O2: Mahasiswi Manajemen semester lima. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Buku paket Manajemen. Instrumen: Bahasa lisan

Memberi penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberikan penjelasan yang rinci kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

108

Ragam bahasa: Santai Adegan tuturan: Halaman depan sekretariat manajemen Register: - Aturan: Bahasa santun.

29. A: Lagi Nunggu Siapa? B: Kaprodi nih. A: Kayaknya lagi ngajar e.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 pukul 13.25 WIB bertempat di depan sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Inggris semester lima. O2: Mahasiswa Sastra Inggris semester tujuh. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Bertanya untuk menyapa. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman depan sekretariat Manajemen. Register: -

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

109

Aturan: Bahasa santun.

30. A: Ehh..itu kakaknya. B: Yang sok kenal thu lho. A: Dia prodi Sastra Inggris juga lho. B: Iya Semester lima.

Tuturan ini terjadi pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Sastra Inggris USD Mrican.

O1: mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. O2: mahasiswa Sastra Inggris semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Bertanya. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Seorang lelaki. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman depan Sekretariat Sastra Inggris. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberikan penjelasan rinci kepada mitra tutur.

31. A: Mba Ety ada tuh sana. A: Mana? B: Tuh sana pojokan.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 bertempat di depan ruangan P2TKP USD

O1: Mahasiswa Farmasi semester tiga. O2: Mahasiswa Farmasi semester tiga. Emosi: -

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

110

Paingan. Maksud dan tujuan: Bertanya untuk menegur/menyapa. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menanyakan kemana perginya seseorang. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan P2TKP Register: - Aturan: Bahasa santun.

informasi tambahan kepada mitra tutur.

32. A: Bab 2 Udah Belum? B: Udah kok. C: Berarti tinggal penutup aja kan? B: Iya.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 pukul 12.15 WIB bertempat di halaman tengah USD Paingan.

O1: Mahasiswa Farmasi semester lima. O2: Mahasiswa Farmasi semester lima. Emosi: - Maksud dan tujuan: Bertanya. O3: Mahasiswa Farmasi semester

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen emosi dan register. Mitra tutur memberi informasi tambahan kepada penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

111

lima. Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2 dan O3. Bab: Makalah kelompok. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman tengah USD Paingan. Aturan: Bahasa santun. Register: -

33. A: Udah Siap Belum? B: Belum E. Aku Belum Selesai Buat PPT. B: Mulai jam 2 kan? A: Ya.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 17 Oktober 2017 bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Indonesia semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Indonesia semester satu. Emosi: Cemas. Maksud dan tujuan: Menanyakan waktu untuk presentasi. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan regsiter. Penutur memberikan informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

112

ditanggapi O2. Bab: Presentasi kelompok. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

34. A: Mana yang lain? B: Entahlah. A: Nay mana? B: Dia lagi mandi.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 17 Oktober 2017 bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester tiga. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: Menanyakan keberadaan anggota kelompok. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menanyakan keberadaan anggota kelompok. Instrumen: Bahasa lisan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

113

Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

35. A: Kamu sekelas sama Olive gak? B: Gak e. Emang kenapa? A: Gak kok. Aku ada perlu ma dia. Makasih yah!

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19 Oktober 2017 bertempat di depan ruang K 21 USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Bertanya. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menanyakan keberadaan seseorang. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K 21 Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

36. A: Horison itu apa? B: Itu lho majalah

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu.

Memberi informasi

Tuturan ini tidak memuat elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

114

sastra. Oktober 2017 bertempat di depan ruang K 21 USD Mrican

O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberi informasi. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menanyakan tentang majalah Horison. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang K 21. Register: - Aturan: Bahasa santun.

tambahan. O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

37. A: Kamu bisa bikin programnya? B: Kalo aku sih jujur belum bisa e.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 pukul 10.00 bertempat di halaman tengah USD Paingan.

O1: Mahasiswa Teknik Elektro semester lima. O2: Mahasiswa Teknik Elektro semester tiga. Emosi: - Maksud dan tujuan: bertanya.

Memberikan penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Mitra tutur B memberi penjelasan secara rinci kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

115

O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Menanyakan kesanggupan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Ruang tengah USD Paingan. Register: - Aturan: Bahasa santun.

38. A: Kamu punya novel gak? B: Novel apa? A: Novel Matahari. B: Oh yang penulisnya Tere Liye? A: Iya. B: Gak e. Kamu punya pinjem dong! A: Gak punya juga aku.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19 Oktober 2017 bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswa Sastra Indonesia semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Indonesia semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Bertanya untuk meminjam buku. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2.

Memberi penjelasan rinci.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberikan penjelasan rinci mengenai sebuah novel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

116

Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

39. A: Foto dimana nih? B: Sini aja. A: Ihh…aku malu. Apa di sana aja yah? Gak ada orang di sana. A: Yah udah sana aja.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 23 Oktober 2017 bertempat di halaman tengah USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: malu. Maksud dan tujuan: bertanya. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Tempat untuk memotret. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman tengah kampus USD Mrican. Register: - Aturan: Bahasa

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan regsiter. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

117

santun. 40. A: Ngapain lu kuliah?

B: Yah untuk masa depan lah. A: Gak usah kuliah aja.

Tuturan ini terjadi pada hari Senin 16 Oktober 2017 bertempat di depan sekretariat Farmasi USD Paingan.

O1: Mahasiswa Farmasi semester lima. O2: Mahasiswa Teknik Mesin semester lima. Emosi: Gembira. Maksud dan tujuan: Bercanda. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Kuliah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat Farmasi. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3. Mitra tutur memberi informasi tambahan kepada penutur.

41. A: Gita kamu ukuran berapa? B: Gak usah ngece! Ukuran apa sih? A: Gak ngece.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 bertempat di depan Sekretariat Prodi

O1: Mahasiswi BK semester satu. O2: Mahasiswi BK semester satu. Emosi: Senang.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi penjelasan rinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

118

B: Kita sama kan? A: Emang iya po? B: Ya ialah.

Bimbingan Konseling kampus USD Paingan.

Maksud dan tujuan: Bercanda. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: ukuran baju. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

kepada mitra tutur.

42. A: Lho..tidak ikut merasakan kenikmatan? B: Gak dikasih sih. A: Nih coba dikit. B: Makasih.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 24 Oktober 2017 di depan ruang konsultasi Psikologi USD Paingan.

O1: Mahasiswa Psikologi semester lima. O2: Mahasiswi Psikologi semester lima. Emosi: Gembira. Maksud dan tujuan: Bertanya dan bercanda. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

119

Bab: Makan manga. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan ruang konsul Psikologi. Register: - Aturan: Bahasa santun.

43. A: Fis…katanya air di kosanmu mati po? B: Kata siapa? A: Kata ibu kosmu. B: Mungkin ibu kos yang mati.

Tuturan ini terjadi pada hari Selasa 24 Oktober 2017 parkiran USD Paingan.

O1: Mahasiswi Farmasi semester lima. O2: Mahasiswi Farmasi semester lima. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: Bercanda. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Air. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Parkiran Paingan.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

120

Register: - Aturan: Bahasa santun.

44. A: Suster Katrin! B: Ya. Terlambat kamu. Cepat sudah masuk kelas! A: Hehehehe

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 pukul 10.30 WIB bertempat di depan Sekretariat Prodi Bimbingan Konseling USD Paingan.

O1: Mahasiswa BK semester lima. O2: Mahasiswi BK semester lima. Emosi: Senang. Maksud dan tujuan: Menyapa. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: keterlambatan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat BK. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3 dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

45. A: Landasan teori siapa yah? B: Aku aja deh! A: Ya udah kamu yah. B: Oke. Berarti kamu bagian pembahasan.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu 18 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB bertempat di halaman tengah USD Paingan. Waktu

O1: Mahasiswa Farmasi semester lima. O2: Mahasiswi Farmasi semester lima.

Memberi informasi tambahan..

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Mitra tutur memberi informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

121

pukul 11.00 WIB. Situasi santai.

Emosi: - Maksud dan tujuan: Menyepakati. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: Pembagian tugas membuat makalah. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Halaman tengah kampus USD Paingan. Register: - Aturan: Bahasa santun.

tambahan kepada penutur.

46. A: Kamu udah baca novel yang kemaren? B: Moodku lagi gak baik buat baca e. A: Yayaya.

Tuturan ini terjadi pada hari Kamis 19 Oktober 2017 bertempat di Student Hall USD Mrican.

O1: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. O2: Mahasiswi Sastra Inggris semester satu. Emosi: - Maksud dan tujuan: Memberikan informasi. O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

122

ditanggapi O2. Bab: Membaca buku. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Student Hall. Register: - Aturan: Bahasa santun.

47. D1: Bisa gak kalo dipakai perwakilan? D2: Ra iso. Harus leadernya ikut. D1: Oh iya Pak.

Tuturan ini terjadi pada hari Rabu, 25 Oktober Oktober 2017 di depan Sekretariat Manajemen USD Mrican.

O1: Dosen wanita prodi Manajemen. O2: Dosen pria prodi Manajemen. Emosi: - Maksud dan tujuan: Meminta persetujuan O3: - Urutan bicara: O1 memulai kemudian ditanggapi O2. Bab: meminta perwakilan dalam sebuah pertemuan. Instrumen: Bahasa lisan. Ragam bahasa: Santai. Adegan tuturan: Depan sekretariat

Memberi informasi tambahan.

Tuturan ini tidak memuat elemen O3, emosi dan register. Penutur memberi informasi tambahan kepada mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ELEMEN DAN ... filedan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun

123

Manajemen. Register: - Aturan: Bahasa santun.

Yogyakarta, November 2017

Menyetujui

Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI