PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET...

85
PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Tiwi Anggraini NIM : 078114106 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Tiwi Anggraini

NIM : 078114106

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

i

PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Tiwi Anggraini

NIM : 078114106

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

ii

Persetujuan Pembimbing

PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN

PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Skripsi yang diajukan oleh: Tiwi Anggraini

NIM : 078114106

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt.

Tanggal : 10 Agustus 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENET APAN KADAR ASIKLOVIR PAD A SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

Oleh: Tiwi Anggraini

NIM: 078114106

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 19 Oktober 2011

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Pembimbing

Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S. , Apt.

Panitia Penguji

1. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt.

2. Christine Patramurti, M.Si. , Apt.

3. Jeffry Julianus, M.Si.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 8 Oktober 2011

Penulis

Tiwi Anggraini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tiwi Anggraini Nomor Mahasiswa : 078114106

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 8 Oktober 2011 Yang menyatakan (Tiwi Anggraini)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala anugerah dan bimbingan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan

penelitian ini.

Skripsi berjudul “Penetapan Kadar Asiklovir pada Sediaan Tablet

Menggunakan Pelarut HCl secara Spektrofotometri Ultraviolet” ini disusun dalam

rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan

kepada penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. selaku dosen pembimbing yang

dengan sabar memberikan pengarahan, masukan, kritik dan saran baik selama

penelitian maupun penyusunan skripsi ini.

3. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah

memberikan kritik dan saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

4. Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan

saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

vii

5. PT. Novell Pharmaceutical Laboratories yang telah bersedia memberikan

baku Asiklovir yang berguna dalam skripsi.

6. Mike dan Ibu Endang Wijayanti yang telah bersedia memberikan HCl untuk

penelitian ini.

7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu dan pengalaman yang berharga

sehingga berguna dalam proses penyusunanan skripsi.

8. Pak Parlan, Mas Kunto, dan Mas Bimo selaku laboran Laboratorium Kimia

Analisis, Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Kimia Analisis

Instrumental, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

telah banyak membantu selama proses penelitian di laboratorium.

9. Papa, Mama, dan Adjie yang selalu memberikan semangat, doa, dan

dukungan sampai akhirnya skripsi ini selesai.

10. Teman-teman FST 07 dan kelas C 2007 atas segala dukungan, semangat dan

persahabatan yang terjalin selama perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak tertulis di sini, terima

kasih atas semua bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan

saran yang dapat membangun penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………........... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………………………… v

PRAKATA ……………………………………………………………… vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xiv

INTISARI ……………………………………………………………….. xv

ABSTRACT ……………………………………………………………… xvi

BAB I PENGANTAR …………………………………………………... 1

A. Latar Belakang ………………………………………………........... 1

1. Permasalahan ………………………………………………….. 3

2. Keaslian Penelitian …………………………………………….. 3

3. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 4

B. Tujuan Penelitian ……………………………………………........... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………............ 5

A. Asiklovir ……………………………………………………………. 5

B. Penetapan Kadar Asiklovir yang Pernah Dilakukan ……….............. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

ix

C. Spektrofotometri Ultraviolet ……………………………………….. 7

D. Validasi Metode Analisis ……………………………………........... 13

1. Spesifisitas …………………………………………………….. 13

2. Linearitas ………………………………………………………. 13

3. Rentang …………………………………………………........... 14

4. Batas deteksi (Limit of Detection) dan batas kuantitasi (Limit of

Quantitation) …………………………………...........................

14

5. Presisi (keterulangan) ………………………………………….. 14

6. Akurasi (ketepatan) ……………………………………………. 15

E. Landasan Teori ………………………………………………........... 17

F. Hipotesis ……………………………………………………………. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….. 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………. 19

B. Variabel Penelitian ………………………………………................. 19

1. Variabel Bebas ………………………………………………… 19

2. Variabel Tergantung ……………………………………........... 19

3. Variabel Pengacau Terkendali ………………………………… 19

C. Definisi Operasional …………………………………………........... 19

D. Bahan ……………………………………………………………….. 20

E. Alat …………………………………………………………………. 20

F. Tata Cara Penelitian …………………………………………........... 20

1. Pembuatan Larutan Asam Klorida 0,1 N ……………………… 20

2. Pembuatan Larutan Induk Asiklovir 1 mg/mL …………........... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

x

3. Pembuatan Larutan Intermediet Asiklovir 0,1 mg/mL …........... 21

4. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum …………. 21

5. Pembuatan Larutan Seri Kurva Baku Asiklovir ………............. 21

6. Penentuan rentang ………………………………………........... 22

7. Penentuan nilai batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi

(LOQ) …………………………………………………………..

22

8. Preparasi sampel ………………………………………………. 22

9. Pengujian spesifisitas ………………………………………….. 22

10. Pengujian akurasi …………...…………………………………. 23

11. Penentuan presisi…………...…………………………………... 23

G. Analisis Hasil ………………………………………………………. 24

1. Panjang gelombang serapan maksimum ……………...………… 24

2. Spesifisitas ………………………………………………………. 24

3. Penentuan linearitas dan rentang …………………………........... 25

4. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) ………………. 25

5. Penentuan nilai absorptivitas molar (ε) ......................................... 25

6. Penentuan presisi …………………………………………........... 25

7. Penentuan akurasi ……………………………………………….. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 27

A. Pemilihan Sampel ……………………………………………........... 27

B. Pembuatan Larutan Asiklovir …...………………………………… 28

C. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Pengukuran … 28

D. Pembuatan Kurva Baku Asiklovir ………………………….……… 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xi

E. Penentuan Nilai Absorptivitas Molar (ε) ........................................... 32

F. Validasi Metode ………………………………………….………… 33

1. Spesifisitas ……………………………………….……………… 33

2. Linearitas ……………………………………………….….......... 34

3. Rentang ………………………………………………………….. 35

4. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) ……….……… 37

5. Akurasi …………….……………………………………………. 39

6. Presisi ……..……………………………………………….......... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………............ 43

A. Kesimpulan ……................................................................................ 43

B. Saran …………………………………………………………........... 43

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………........... 44

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 47

BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………….. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria penerimaan presisi pada konsentrasi analit

yang berbeda …………………………………….……

15

Tabel II. Kriteria penerimaan akurasi pada konsentrasi analit

yang berbeda …………………………………………

16

Tabel III. Parameter analitik yang harus dipertimbangkan untuk

tipe prosedur analitik yang berbeda ………………….

17

Tabel IV. Data replikasi seri kurva baku asiklovir …………….. 30

Tabel V. Data replikasi seri kurva baku asiklovir dengan

penyesuaian satuan kadar …………………………….

31

Tabel VI. Perhitungan nilai absorptivitas molar .………………. 32

Tabel VII. Data replikasi seri kurva baku dalam penetapan

rentang ………………………………………………...

36

Tabel VIII. Data absorbansi blangko larutan HCl 0,1 N …..……… 38

Tabel IX. Hasil penetapan perolehan kembali asiklovir dalam

tablet asiklovir “X” secara spektrofotometri UV.….….

39

Tabel X. Hasil penetapan keterulangan asiklovir dalam tablet

asiklovir “X” secara spektrofotometri UV …................

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Asiklovir ……………………………………... 5

Gambar 2. Diagram Tingkat Energi Elektronik …………………... 9

Gambar 3. Reaksi antara asiklovir dan HCl ………………………. 28

Gambar 4. Spektra absorbansi maksimum asiklovir HCl pada 3

konsentrasi …………………………………………......

29

Gambar 5. Konsentrasi asiklovir versus absorbansi (replikasi II) … 32

Gambar 6. Spektra sampel dan baku asiklovir kadar 2; 4; dan 7

µg/mL ………………………………………………….

34

Gambar 7. Grafik linearitas larutan asiklovir pada kadar 3 – 14

µg/mL (replikasi I) ….……………………………..…..

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat Analisis Asiklovir dari PT. Novell

Pharmaceutical Laboratories ………………………

48

Lampiran 2. Data penimbangan baku asiklovir ………………… 49

Lampiran 3. Spektra hasil penentuan panjang gelombang

maksimum asiklovir ………………………………...

53

Lampiran 4. Data pengujian spesifisitas ………………………... 57

Lampiran 5. Perhitungan persamaan kurva baku asiklovir ……….. 61

Lampiran 6. Perhitungan nilai koefisien variansi pada penentuan

rentang ……………………………………………….

63

Lampiran 7. Perhitungan LOD dan LOQ …………………………. 64

Lampiran 8. Perhitungan akurasi tablet asiklovir “X” ……………. 65

Lampiran 9. Perhitungan presisi tablet asiklovir “X” …………….. 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xv

INTISARI

Asiklovir merupakan obat antiviral yang biasanya terdapat dalam sediaan tablet, injeksi, dan salep. Aktifitas farmakologi asiklovir tergantung pada ketepatan dan keseragaman dosis. Perlu adanya penelitian untuk menetapkan kadar asiklovir dalam bentuk sediaan untuk menjamin mutu dan kualitas sediaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan kadar asiklovir dalam sediaan tablet.

Penelitian ini bersifat non eksperimental deskriptif. Asiklovir merupakan basa lemah dengan satu gugus amina primer yang memiliki gugus kromofor dan auksokrom sehingga dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet. Penetapan kadar Asiklovir dilakukan dengan memasukkan hasil serapan asiklovir ke dalam persamaan kurva baku yang didapat dari hasil analisis regresi linier antara kadar asiklovir dan absorbansinya. Kevalidan metode ini dilihat dari parameter spesifisitas, linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, rentang, presisi, dan akurasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) persamaan garis linier kurva baku sebesar 0,999; LOD dan LOQ masing-masing 0,025 µg/mL dan 0,083 µg/mL; perolehan kembali sebesar 99,05%; dan koefisien variansi sebesar 0,43%. Aplikasi metode penetapan kadar pada sediaan tablet asiklovir menunjukkan kadar rata-rata asiklovir dalam tablet adalah 402,33 mg. Disimpulkan bahwa tablet asiklovir yang diuji memenuhi persyaratan kadar tablet dalam Farmakope Indonesia.

Kata kunci : Asiklovir, spektrofotometri ultraviolet, penetapan kadar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

xvi

ABSTRACT

Acyclovir is an antiviral drug that is usually contained in tablets, injections, and ointments dosage form. Pharmacological activity of acyclovir depends on the accuracy and uniformity of dosage. Need for research to establish levels of acyclovir in dosage forms to ensure the quality and the quality of such preparations. This study aims to determine levels of acyclovir in tablets dosage form.

This research is a type of non-experimental descriptive studies. Acyclovir is a weak base with a primary amine group which has a chromophore group and auxochrome so its level can be determined by spectrophotometry ultraviolet levels. Assay of acyclovir is done by spectrophotometry method using standard curve equation derived from the results of linear regression analysis between acyclovir standard concentration and absorbance. Validity of this method is seen from specificity, linearity, detection limit, quantitation limit, range, precision, and accuracy.

The results showed that the correlation coefficient (r) linear equation for standard curve 0.999; LOD and LOQ respectively 0.025 µg/mL and 0.083 µg/mL; recoveries of 99.05%; and 0.43% coefficient of variance. Application of the assay method in tablets acyclovir showed average levels of acyclovir in tablets was 402.33 mg. It can be concluded that the tablets acyclovir levels is fulfill the requirements of tablets in Indonesian Pharmacopoeia.

Keywords: acyclovir, ultraviolet spectrophotometry, determination

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Asiklovir adalah obat antivirus yang secara klinis terbukti efektif untuk

pengobatan infeksi virus herpes simplex tipe I dan II, virus varicella zoster,

herpes genital primer dan sekunder, juga herpes neonatorum (Hardjasaputra,

Budipranoto, Sembiring, dan Kamil, 2002). Whitley et al. (1986) menyebutkan,

dibanding obat antivirus lain, misalnya vidarabine, asiklovir lebih efektif dalam

mengobati penyakit akibat virus DNA (deoxyribonucleic acid

Asiklovir memiliki bioavailabilitas rendah (hanya 15% hingga 30% dosis

yang diabsorpsi dari saluran gastrointestinal). Asiklovir diserap secara lambat dan

sedikit dalam saluran gastrointestinal dan waktu untuk mencapai kadar puncak

adalah 1,5 hingga 2 jam. Dengan pemberian secara multidosis, kadar tunak

plasma dapat dicapai dalam waktu 2 hari (Dollery, 1999). Asiklovir aman

digunakan pada individu yang mengalami masalah pada sistem imunnya. Selain

digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit akibat virus seperti disebutkan di

atas, penelitian menunjukkan bahwa asiklovir juga dapat digunakan untuk

meningkatkan ketahanan pasien penderita AIDS (Dollery, 1999) sehingga

asiklovir berpotensi untuk pengobatan penyakit AIDS.

) dan lebih aman

bila dibandingkan dengan Ganciclovir dalam mengobati penyakit akibat

citomegalovirus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

2

Bentuk sediaan asiklovir yang beredar di pasaran yaitu berupa tablet,

salep, dan larutan injeksi. Tablet asiklovir mengandung asiklovir 200 dan 400 mg.

Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk

menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan

menunjang tercapainya efek terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan

mutu adalah kadar yang dikandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti

yang tercantum dalam Farmakope Indonesia. Tablet asiklovir mengandung tidak

kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kadar yang tertera pada label.

Penetapan kadar asiklovir dalam sediaan tablet bertujuan untuk

menetapkan kadar asiklovir dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran apakah

memenuhi persyaratan mutu obat sehingga dengan kadar yang tepat obat dapat

memberikan efek terapi yang dikehendaki.

Metode penetapan kadar asiklovir secara spektrofotometri ultraviolet

menggunakan pelarut HCl 0,1 N ini merupakan metode alternatif yang dapat

Penetapan kadar asiklovir dalam

Farmakope Indonesia IV tahun 1995 dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi. Metode kromatografi cair kinerja tinggi memiliki kepekaan analisis yang

tinggi. Berdasarkan British Pharmacopoeia 2011 tahun 2010, asiklovir dapat

ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet. Asiklovir memiliki gugus

kromofor dan gugus auksokrom sehingga asiklovir dapat menyerap radiasi pada

panjang gelombang di daerah ultraviolet. Pelarut yang digunakan yaitu HCl 0,1 N

karena berdasarkan strukturnya, asiklovir merupakan basa lemah dengan satu

gugus amina primer sehingga sukar larut dalam pelarut air, namun lebih mudah

larut dalam pelarut HCl 0,1 N (Anonim, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

3

digunakan untuk menetapkan kadar asiklovir secara rutin agar sediaan asiklovir

yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu. Metode spektrofotometri

merupakan metode yang cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, serta memiliki

sensitivitas dan spesifisitas yang cukup baik, sehingga dapat digunakan untuk

menetapkan kadar suatu senyawa.

1. Permasalahan

a. Berapakah kadar asiklovir dalam sediaan tablet asiklovir merk “X” yang

beredar di pasaran?

b. Apakah kadar asiklovir dalam tablet memenuhi ketentuan yang tertera dalam

Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tablet asiklovir mengandung tidak kurang

dari 90% dan tidak lebih 110% C8H11N5O3

yang tertera pada label kemasan?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang penetapan kadar asiklovir pada sediaan tablet secara

spektrofotometri ultraviolet mengunakan pelarut HCl 0,1 N ini mengacu pada

penetapan kadar dalam British Pharmacopoeia 2011 tahun 2010. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian dalam acuan yakni sampel yang digunakan,

laboratorium, spesifikasi alat, dan peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

4

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat metodologis

b.

. Penelitian ini diharapkan dapat memberi

informasi mengenai metode penetapan kadar asiklovir secara spektrofotometri

ultraviolet.

Manfaat praktis

. Penelitian ini dapat menyediakan metode

alternatif untuk penetapan kadar asiklovir yang dapat dimanfaatkan oleh industri

dan peneliti lain.

B. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui kadar asiklovir dalam sediaan tablet asiklovir merk “X” yang

beredar di pasaran.

b. Mengetahui apakah kadar asiklovir dalam tablet memenuhi ketentuan yang

tertera dalam Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tablet asiklovir

mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih 110% C8H11N5O3

yang

tertera pada label kemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Asiklovir

Asiklovir (gambar 1) adalah analog nukleosida purin sintetik dengan

aktivitas inhibisi secara in vitro dan in vivo pada jenis virus herpes simpleks 1

(HSV-1), 2 (HSV-2), dan virus varicella-zoster (VZV) (Anonim, 2007).

Toksisitas akut (LD50

Asiklovir berupa serbuk berbentuk kristal berwarna putih, dengan rumus

molekul C

) asiklovir ketika diberikan secara oral lebih besar dari 1

g/kg, karena bioavailabilitas oral yang rendah (15-30%). Aktivitas antiviral

asiklovir yaitu dengan bertindak sebagai substrat yang menghambat DNA

polymerase pada virus (Testereci et al., 1998). Di dalam sel yang terinfeksi virus

herpes, asiklovir mengalami fosforilasi menjadi bentuk aktif asiklovir-trifosfat,

30-100 kali lebih cepat daripada di dalam sel yang tidak terinfeksi. Asiklovir

trifosfat menghambat sintesa DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel yang

normal (Hardjasaputra dkk., 2002).

8H11N5O3 dan bobot molekul 225 g/mol. Kelarutan maksimum dalam

air pada suhu 37 0

HN

NN

N

O

H2N

H2C O

H2C CH2

OH

C adalah 2,5 mg/mL. Nilai pKa asiklovir yaitu 2,27 dan 9,25

(Anonim, 2007). Nama kimia asiklovir adalah 9-(2-hidroksi-etoksi)metil guanin.

Rumus struktur asiklovir yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Asiklovir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

6

Tablet asiklovir yang beredar di pasaran mengandung asiklovir 200 mg

dan 400 mg. Tablet asiklovir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tablet

asiklovir yang mengandung asiklovir 400 mg. Tiap tablet mengandung 400 mg

asiklovir, magnesium stearat, microcrystalline cellulose, povidone, dan sodium

strach glycolate (Anonim, 2007). Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995

menyebutkan bahwa tablet asiklovir mengandung tidak kurang dari 90,0% dan

tidak lebih dari 110,0% C8H11N5O3

jumlah yang tertera pada label. Tablet

asiklovir harus disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar terkendali.

B. Penetapan Kadar Asiklovir yang Pernah Dilakukan

Penetapan kadar asiklovir secara spektrofotometri ultraviolet

menggunakan pelarut HCl 0,1 M pernah dilakukan sebelumnya dalam British

Pharmacopoeia 2011 tahun 2010. Larutan uji asiklovir di-scanning pada panjang

gelombang 230-350 nm. Panjang gelombang maksimum yang didapatkan yaitu

pada 255 nm dan lebar bahu spektra di sekitar panjang gelombang 274 nm.

Penelitian mengenai penetapan kadar asiklovir secara spektrofotometri

ultraviolet juga pernah dilakukan oleh Gandhi et al. (2006). Asiklovir dilarutkan

dalam akuades lalu diukur absorbansinya pada λmaks 253 nm. Absorbansi yang

terukur dimasukkan ke persamaan kurva baku yang telah diperoleh sehingga dapat

diketahui kadarnya.

Penelitian lain mengenai penetapan kadar asiklovir secara

spektrofotometri yang pernah dilakukan oleh Darwish et al. (2006) yaitu

menggunakan agen pengoksidasi amonium sulfat, kalium permanganat, amonium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

7

metavanidate, kromium trioksida, dan kalium dikromat. Penetapan kadar ini

dilakukan dengan mereaksikan asiklovir menggunakan beberapa agen

pengoksidasi tersebut dimana agen pengoksidasi dibuat berlebih. Larutan yang

terbentuk diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel dan kadar

asiklovir sebanding dengan absorbansi larutan.

Penelitian lain mengenai penetapan kadar asiklovir secara

spektrofotometri yang pernah dilakukan yaitu menggunakan kompleksasi logam

yang pernah dilakukan oleh Mustafa et al. (2001). Asiklovir direaksikan dengan

copper (II) dan cobalt (II) menggunakan bufer NaOH, Na-borat pH 9 dalam

medium berair 1% piridin dalam metanol. Kompleks yang terbentuk memiliki

absorbansi maksimum pada panjang gelombang 290 nm dan 287 nm.

Metode lainnya yaitu penetapan kadar asiklovir dalam serum

menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor fluoresensi yang

pernah dilakukan oleh Testereci et al. (1998). Sampel dideproteinisasi dengan

asam lalu diektraksi dengan 30% HClO4 untuk mengendapkan protein yang masih

tersisa. Fase gerak yang digunakan yaitu pelarut organik HClO4

0,02 M yang

disiapkan dalam akuabides yang dialirkan secara isokratik.

C. Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri ultraviolet adalah teknik analisis spektroskopik yang

menggunakan sumber sinar ultraviolet (190-380 nm) dengan instrumen

spektrofotometer. Hasil pembacaan absorbansi disebut sebagai absorban (A) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

8

tidak memiliki satuan, sedangkan hasil pembacaan transmitansi disebut transmitan

dan memiliki satuan %T (Mulja dan Suharman, 1995).

Absorpsi energi direkam sebagai absorban, dan pada suatu panjang

gelombang didefinisikan sebagai:

A = log 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼

(1) dengan A = absorban Io = intensitas berkas cahaya rujukan I = intensitas berkas cahaya contoh (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada

mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak

energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang

lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada

panjang gelombang yang lebih panjang (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Adanya radiasi ultraviolet dan cahaya tampak mengakibatkan transisi

elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang

berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang

terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia.

Absorbsi cahaya tampak meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya

energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron-elektron itu

mengatasi kekangan inti dan pindah ke luar ke orbital baru yang lebih tinggi

energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah tampak karena

mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat

dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi (Day dan Underwood, 2002).

Transisi elektron yang mungkin terjadi seperti ditunjukkan pada gambar 2, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

9

Gambar 2. Diagram Tingkat Energi Elektronik

1) Transisi σ → σ*

Transisi ini terjadi pada daerah ultraviolet jauh, membutuhkan energi

yang besar dan terjadi pada molekul yang memiliki ikatan tunggal. Elektron di

orbital σ bonding akan tereksitasi ke orbital σ* antibonding (Mulja dan Suharman,

1995).

2) Transisi n → π* dan π → π*

Transisi n → π* terjadi pada senyawa yang memiliki elektron n

nonbonding yang tereksitasi ke orbital π* antibonding. Sedangkan transisi π → π*

terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua atau tiga (alkena dan

alkuna) yang menyerap energi yang sesuai dan terjadi pada daerah ultraviolet

dekat (Mulja dan Suharman, 1995). Sebagian besar penerapan spektrofotometri

UV-Vis pada senyawa organik didasarkan pada transisi ini. Energi yang

diperlukan untuk transisi ini menghasilkan absorban maksimum pada daerah 200-

700 nm (Khopkar, 1990).

3) Transisi n → σ*

Senyawa-senyawa jenuh yang mengandung hetero atom seperti nitrogen,

oksigen, belerang, atau halogen memiliki elektron n menyendiri (unshared).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

10

Senyawa-senyawa hetero atom menunjukkan jalur serapan yang kemungkinan

disebabkan oleh transisi elektron-elektron dari orbital tak berikatan atom-atom

hetero ke orbital anti ikatan σ*. Transisi n → σ* membutuhkan tenaga yang lebih

sedikit daripada transisi σ → σ*. Namun demikian kebanyakan senyawa -senyawa

dalam kelas ini tidak menunjukkan serapan di daerah ultraviolet dekat (Mulja dan

Suharman, 1995).

Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron

valensi dalam 3 tipe utama orbital molekul: orbital sigma (σ); orbital phi (π); dan

orbital terisi tetapi tak terikat (n). Baik orbital σ maupun π dibentuk dari tumpang

tindih 2 orbital atom atau hibrid. Oleh karena itu, masing-masing orbital molekul

ini mempunyai suatu orbital σ* atau π* antibonding yang berikatan dengannya.

Suatu orbital yang mengandung elektron π tidak mempunyai suatu orbital

antibonding. Transisi-transisi elektron mencakup promosi suatu elektron dari

salah satu dari 3 keadaan dasar (σ, π, atau n) ke salah satu dari 2 keadaan eksitasi

(σ* atau π*). Pada daerah UV, transisi yang berguna (200-400 nm) adalah π→π*

untuk senyawa dengan ikatan rangkap berkonjugasi serta beberapa transisi n→ σ*

dan n→ π* (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Pemisahan tenaga yang paling tinggi diperoleh bila elektron-elektron

dalam ikatan tereksitasi yang menimbulkan serapan dalam daerah dari 120-200

nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah Ultra Violet (UV) vakum dan relatif tidak

banyak menimbulkan keterangan. Transisi yang terjadi yaitu: π → π* untuk ikatan

rangkap menyendiri dan σ → σ* untuk ikatan -ikatan karbon biasa. Daerah yang

paling berguna dari spektrum UV adalah daerah dengan panjang gelombang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

11

atas 200 nm. Transisi yang terjadi pada daerah ini adalah π → π* untuk senyawa

dengan ikatan rangkap berkonjugasi serta beberapa transisi n → σ* dan n → π*

(Fessenden dan Fessenden, 1994).

Absorbsi untuk transisi elektron seharusnya tampak pada panjang

gelombang diskrit sebagai suatu spektrum garis atau peak tajam namun ternyata

berbeda. Baik spektrum UV maupun spektrum tampak terdiri dari pita absorbsi,

lebar pada daerah panjang gelombang yang lebar. Ini disebabkan terbaginya

keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul dalam subtingkat-subtingkat

rotasi dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari subtingkat apa saja

keadaan dasar ke subtingkat apa saja keadaan eksitasi. Karena berbagai transisi ini

berbeda energi sedikit sekali, maka panjang gelombang absorpsinya juga berbeda

sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak dalam spektrum itu

(Sastrohamidjojo, 2001).

Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan

absorban maksimum disebut sebagai panjang gelombang maksimum (λmaks).

Penentuan panjang gelombang maksimum yang pasti (tetap) dapat dipakai untuk

identifikasi molekul yang bersifat karakteristik sebagai data sekunder. Dengan

demikian, spektrum visibel dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data

sekunder) dan kuantitatif (Khopkar, 1990).

Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi

elektron akan menyerap cahaya pada panjang gelombang yang lebih pendek.

Molekul yang menyerap energi lebih sedikit akan menyerap cahaya pada panjang

gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

12

tampak memiliki elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang

menyerap cahaya pada panjang gelombang UV yang lebih pendek (Mulja dan

Suharman, 1995).

Prinsip spektrofotometri pada analisis kuantitatif yaitu suatu berkas radiasi

dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang

diteruskan diukur. Intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding

lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007

Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan antara absorban dan panjang

jalan melewati medium yang menyerap, dan hubungan antara konsentrasi spesies

penyerap dan tingkat absorbsi. Hukum ini menyatakan absorban zat terlarut

adalah proporsional dengan konsentrasi sebagai:

).

A = ε. b. C (2) dimana A = absorban

ε = koefisien ekstingsi molar C = konsentrasi solut (mol/L

-1

b = tebal kuvet dalam cm (Mulja dan Suharman, 1995). )

Nilai koefisien ekstingsi molar (ε) adalah karakteristik untuk molekul

atau ion penyerap dalam suatu pelarut tertentu, pada panjang gelombang tertentu,

dan tidak bergantung pada konsentrasi dan panjang gelombang lintasan radiasi

(Sastrohamidjojo, 2001). Nilai ε sangat mempengaruhi puncak spektrum yang

dihasilkan oleh suatu zat. Rincian nilai ε terhadap puncak spektrum adalah: 1 - 10

= sangat lemah; 10 - 102 = lemah; 102 - 103 = sedang; 103 - 104 = kuat; 104 - 105 =

sangat kuat (Mulja dan Suharman, 1995). Semakin besar nilai ε, maka semakin

mudah senyawa tersebut untuk dianalisis menggunakan spektrofotometri UV,

karena semakin besar absorbansi yang diperoleh untuk kadar analit yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

13

D. Validasi Metode Analisis

Validasi metode menurut United States Pharmacopeia (USP) edisi 28

tahun 2005 dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,

reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Aktivitas validasi

harus didokumentasi dengan tepat dan dilakukan pada instrumen dan alat yang

memenuhi persyaratan dan terkalibrasi (Basset et al., 1994).

1. Spesifisitas

Spesifisitas merupakan kemampuan pengukuran analit secara akurat dan

spesifik dengan kehadiran komponen lain (zat aktif, eksipien, pengotor, dan

produk degradasi) dalam matriks sampel (United States Pharmacopeial

Convention, 2005).

2. Linearitas

Linearitas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh

hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada

kisaran yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik

kurva kalibrasi yang menghubungkan antara konsentrasi (x) dengan respon (y).

Linearitas dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran tunggal pada

konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan

metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan

(slope), intersep, dan koefisien korelasinya (Mulja dan Hanwar, 2003). Syarat

suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik adalah bila nilai koefisien

korelasi (r)-nya ≥ 0,999 (Snyder et al.,1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

14

3. Rentang

Rentang pada metode analisis dapat didefinisikan sebagai interval antara

batas atas dan batas bawah pada analit yang dapat diukur dan memenuhi syarat

presisi, akurasi, dan linearitas (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

4. Batas deteksi (Limit of Detection) dan batas kuantitasi (Limit of

Quantitation)

Batas deteksi adalah konsentrasi terkecil suatu analit dalam sampel yang

dapat terdeteksi. Batas deteksi digambarkan sebagai perbandingan signal-to-noise

(S/N) antara hasil uji sampel dengan analit yang diketahui konsentrasinya dan

blangko. Rasio signal-to-noise untuk batas deteksi adalah sekurangnya 3:1

(Snyder et al., 1997). Batas deteksi merupakan konsentrasi terendah dari analit

dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas deteksi biasanya dinyatakan sebagai

konsentrasi analit dalam sampel. Penentuan batas deteksi juga dapat didasarkan

pada perhitungan tiga kali nilai standar deviasi blangko dibagi dengan nilai slope

kurva baku. Batas kuantifikasi dapat diartikan sebagai kuantitas terkecil analit

dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.

Penentuan batas kuantitasi didasarkan pada perhitungan sepuluh kali nilai standar

deviasi blangko dibagi dengan nilai slope kurva baku (Anonim, 2005).

5. Presisi (keterulangan)

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda

signifikan secara statistik. Sesuai dengan International Conference on

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

15

Harmonisation (ICH), presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda

yaitu:

a. Keterulangan, yakni pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik

orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

b. Presisi antara, yakni pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya,

peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

c. Ketertiruan, yakni merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain

(Mulja dan Hanwar, 2003).

Presisi dinyatakan dengan persen koefisien variasi (CV) atau standar

deviasi relatif (RSD), seperti yang tertera pada tabel I.

Tabel I. Kriteria penerimaan presisi pada konsentrasi analit yang berbeda (Yuwono dan Indrayanto, 2005)

Konsentrasi Analit (%)

Unit RSD (%)

100 >10 >1

>0,1 0,01 0,001

0,0001 (1 ppm) 0,00001 (100 ppb) 0,000001 (10 ppb) 0,0000001 (1 ppb)

100% 10% 1%

0,1% 100 ppm 10 ppm 1 ppm

100 ppb 10 ppb 1 ppb

1,3 2,7 2,8 3,7 5,3 7,3 11 15 21 30

6. Akurasi (ketepatan)

Menurut Mulja dan Hanwar (2003), akurasi merupakan ketelitian metode

analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai

konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya

analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking

pada suatu sampel. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

16

membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar (standard

reference material, SRM).

Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan

pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda

(misal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi). Data harus dilaporkan sebagai

persentase perolehan kembali (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

Tabel II. Kriteria penerimaan akurasi pada konsentrasi analit yang berbeda Konsentrasi Analit

(%) Unit Rata-rata Recovery

(%) 100 >10 >1

>0,1 0,01 0,001

0,0001 (1 ppm) 0,00001 (100 ppb) 0,000001 (10 ppb) 0,0000001 (1 ppb)

100% 10% 1%

0,1% 100 ppm 10 ppm 1 ppm

100 ppb 10 ppb 1 ppb

98-102 98-102 97-103 95-105 90-107 80-110 80-110 80-110 60-115 40-120

Menurut The United States Pharmacopeia 28 tahun 2005,

metode/prosedur analisis dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:

a. Kategori I

b.

. Mencakup prosedur analisis kuantitatif, untuk menetapkan

kadar komponen utama bahan obat atau zat aktif (termasuk pengawet) dalam

sediaan farmasi.

Kategori II

c.

. Mencakup prosedur analisis kualitatif dan kuantitatif yang

digunakan untuk menganalisis impurities ataupun degradation compounds dalam

sediaan farmasi. Metode ini termasuk perhitungan kembali secara kuantitatif dan

batas tes.

Kategori III. Mencakup prosedur analisis yang digunakan untuk

menentukan performa karakteristik, misalnya disolusi dan pelepasan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

17

d.

Tabel III. Parameter analitik yang harus dipertimbangkan untuk tipe prosedur analitik yang berbeda

Kategori IV (tes identifikasi).

Parameter Analisis

Kategori I Kategori II Kategori III Kategori IV Kuantitatif Batas tes

Akurasi Presisi

Spesifisitas LOD LOQ

Linearitas Rentang

Ya Ya Ya

Tidak Tidak

Ya Ya

Ya Ya Ya

Tidak Ya Ya Ya

* Tidak Tidak

Ya Ya

Tidak *

* Ya * * * * *

Tidak Tidak

Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

*mungkin diperlukan, tergantung pada sifat spesifik tes (United States Pharmacopeial Convention, 2005)

E. Landasan Teori

Asiklovir adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengobati

penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, terutama virus herpes.

Asiklovir aman digunakan pada individu yang mengalami masalah pada sistem

imunnya. Asiklovir berpotensi untuk pengobatan penyakit AIDS karena dapat

meningkatkan ketahanan pasien penderita AIDS. Asiklovir merupakan senyawa

basa lemah dengan satu gugus amina primer. Asiklovir larut dalam asam klorida

0,1 N, agak sukar larut dalam air, dan tidak larut dalam etanol.

Tablet asiklovir mengandung asiklovir 400 mg. Tablet asiklovir

mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C8H11N5O3

jumlah yang tertera pada label. Tablet asiklovir harus disimpan dalam wadah

tertutup rapat pada suhu kamar terkendali. Pemeriksaan kadar zat aktif pada

sediaan asiklovir harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan

obat harus memenuhi persyaratan mutu agar dapat memberikan efek terapi yang

dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

18

Asiklovir memiliki gugus kromofor dan auksokrom pada strukturnya

sehingga dapat dianalisis menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet.

Pelarut yang digunakan adalah HCl 0,1 N karena asiklovir mudah larut dalam

pelarut ini. Metode spektrofotometri ultraviolet ini sederhana, cukup sensitif dan

selektif.

F. Hipotesis

1. Kadar asiklovir dalam sediaan tablet asiklovir merk “X” yang beredar di

pasaran sesuai dengan kadar pada label kemasan.

2. Kadar asiklovir dalam tablet memenuhi ketentuan yang tertera dalam

Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tablet asiklovir mengandung tidak kurang

dari 90% dan tidak lebih 110% C8H11N5O3 yang tertera pada label kemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental dengan

rancangan penelitian deskriptif. Jenis penelitian non-eksperimental karena tidak

dilakukan variasi uji terhadap subjek uji, yaitu asiklovir. Rancangan penelitian

bersifat deskriptif karena hanya mendeskripsikan keadaan yang ada.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sediaan tablet asiklovir merk

“X” yang digunakan.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kadar asiklovir.

3. Variabel Pengacau Terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kemurnian

pelarut yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan pelarut dengan derajat pro

analysis yang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.

C. Definisi Operasional

1. Asiklovir baku yang dianalisis adalah asiklovir dari PT. Novell

Pharmaceutical Laboratories.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

20

2. Sistem spektrofotometri yang digunakan adalah seperangkat alat

spektrofotometri UV-Vis merk Optima.

3. Parameter kesahihan metode analisis yang digunakan yaitu spesifisitas,

linearitas, rentang, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, dan presisi.

4. Kadar asiklovir ditetapkan dalam satuan mg/tablet.

D. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi baku asiklovir

(Novell Pharmaceutical Laboratories); akuabides (Laboratorium Kimia Instrumen

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma); HCl kualitas p. a., (E. Merck); dan

tablet asiklovir 400 mg merk X.

E. Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: seperangkat

alat spektrofotometri UV-Vis merk Optima; neraca analitik Ohaus Carat Series

PAJ 1003 (max 60/120 g, min 0,001g, d = 0,01/0,1 mg); pipet mikro (Socorex);

dan alat-alat gelas yang lazim digunakan dalam laboratorium analisis.

F. Tata cara Penelitian

1. Pembuatan Larutan Asam Klorida 0,1 N

Dipipet 0,83 mL HCl p.a (12 N) ke dalam labu takar 100,0 mL lalu

diencerkan dengan akuabides sampai tanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

21

2. Pembuatan Larutan Induk Asiklovir 1 mg/mL

Ditimbang seksama 10,0 mg baku asiklovir dan dimasukkan ke dalam

labu takar 10,0 mL, dilarutkan dengan HCl 0,1 N hingga larut. Larutan kemudian

diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda.

3. Pembuatan Larutan Intermediet Asiklovir 0,1 mg/mL

Sebanyak 1,0 mL diambil dari larutan induk asiklovir dan dimasukkan ke

dalam labu takar 10,0 mL. Larutan kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N

sampai tanda.

4. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Sebanyak 200; 400; dan 700 μL diambil dari larutan intermediet

asiklovir, dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL. Masing-masing larutan

kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Labu takar digojog lalu di-

scanning pada panjang gelombang 200-400 nm. Panjang gelombang maksimum

yang terpilih adalah panjang gelombang yang memberikan absorban asiklovir

yang paling tinggi di daerah ultraviolet.

5. Pembuatan Larutan Seri Kurva Baku Asiklovir

Sebanyak 200; 300; 400; 500; 600; dan 700 μL diambil dari larutan

intermediet asiklovir, dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL. Masing-masing

larutan kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Labu takar digojog

lalu diukur absorbannya pada λmaks. Kurva hubungan antara kadar versus

absorban dibuat kemudian ditentukan persamaan regresi linier serta nilai koefisien

korelasinya. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Nilai koefisien korelasi yang

dihasilkan harus ≥ 0,999.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

22

6. Penentuan rentang

Sebanyak 200; 300; 400; 500; 600; 700; 800; 900; 1000; 1100, 1200;

1300; 1400; 1500 μL diambil dari larutan intermediet asiklovir, dimasukkan ke

dalam labu takar 10,0 mL. Masing-masing larutan kemudian diencerkan dengan

HCl 0,1 N sampai tanda. Labu takar digojog lalu diukur absorbannya pada λmaks.

Kurva hubungan antara kadar versus absorban dibuat kemudian ditentukan

persamaan regresi linier serta nilai koefisien korelasinya. Dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali. Nilai koefisien korelasi yang dihasilkan harus ≥ 0,999.

7. Penentuan nilai batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Diukur absorbansi larutan blangko, yakni larutan HCl 0,1 N pada

panjang gelombang maksimum. Nilai LOD diperoleh pada 3 x SD dibagi slope

dan nilai LOQ diperoleh pada 10 x SD dibagi slope. Dilakukan replikasi sebanyak

10 kali.

8. Preparasi sampel

Tablet asiklovir merk X diambil sebanyak 30 buah. Ditimbang seksama

10 tablet satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Tiga puluh tablet tersebut lalu

digerus halus menggunakan mortir dan stamper hingga menjadi serbuk dan

homogen. Serbuk ini selanjutnya akan digunakan untuk pengujian spesifisitas,

pengujian presisi, dan penentuan recovery.

9. Pengujian spesifisitas

Ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 100 mg

asiklovir. Serbuk kemudian dilarutkan dalam HCl 0,1 N hingga larut lalu

dimasukkan ke dalam labu takar 100,0 mL. Larutan kemudian diencerkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

23

HCl 0,1 N sampai tanda lalu disaring. Sebanyak 1,0 mL filtrat diambil dan

dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL, kemudian diencerkan dengan HCl 0,1

N sampai tanda. Sebanyak 200; 400; dan 700 μL larutan tersebut dimasukkan ke

dalam labu takar 10,0 mL dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Labu

takar digojog lalu di-scanning pada panjang gelombang 200-400 nm. Spektra

yang didapat lalu dibandingkan dengan spektra dari standar asiklovir.

10. Pengujian akurasi

Ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 100 mg

asiklovir. Baku asiklovir ditimbang seksama 10 mg. Sampel dan baku asiklovir

dicampur kemudian dilarutkan dalam HCl 0,1 N hingga larut lalu dimasukkan ke

dalam labu takar 100,0 mL. Larutan kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N

sampai tanda lalu disaring. Sebanyak 1,0 mL filtrat diambil dan dimasukkan ke

dalam labu takar 10,0 mL, kemudian diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda.

Sebanyak 200; 400; dan 700 μL larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar

10,0 mL dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Labu takar digojog lalu

larutan diukur serapannya pada λmaks. Kadar asiklovir dihitung dengan

memasukkan nilai serapan yang diperoleh ke dalam persamaan regresi linear

kurva baku asiklovir. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali untuk masing-masing

level konsentrasi dan dihitung nilai koefisien variansi masing-masing replikasi.

11. Pengujian presisi

Ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 100 mg

asiklovir. Serbuk kemudian dilarutkan dalam HCl 0,1 N hingga larut lalu

dimasukkan ke dalam labu takar 100,0 mL. Larutan kemudian diencerkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

24

HCl 0,1 N sampai tanda lalu disaring. Sebanyak 1,0 mL filtrat diambil dan

dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL, kemudian diencerkan dengan HCl 0,1

N sampai tanda. Sebanyak 200; 400; dan 700 μL larutan tersebut dimasukkan ke

dalam labu takar 10,0 mL dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Labu

takar digojog lalu larutan diukur serapannya pada λmaks. Kadar asiklovir dihitung

dengan memasukkan nilai serapan yang diperoleh ke dalam persamaan regresi

linear kurva baku asiklovir. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali untuk masing-

masing level konsentrasi dan dihitung nilai koefisien variansi masing-masing

replikasi.

G. Analisis Hasil

Hasil optimasi dan validasi metode penetapan kadar asiklovir secara

spektrofotometri ultraviolet dapat dilihat dari:

1. Panjang gelombang serapan maksimum

Panjang gelombang maksimum yang terpilih adalah panjang gelombang

yang memberikan absorban yang paling tinggi di daerah ultraviolet untuk

senyawa asiklovir.

2. Spesifisitas

Spektra panjang gelombang maksimal yang dihasilkan oleh standar

asiklovir dan pelarut (blangko) dibandingkan dengan spektra panjang gelombang

maksimal sampel asiklovir dalam sediaan tablet. Jika spektra keduanya mirip,

dikatakan bahwa metode tersebut spesifik (Anonim, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

25

3. Penentuan linearitas dan rentang

Linearitas dapat ditentukan melalui nilai koefisien korelasi (r) dengan

memasukkan data kadar asiklovir dan absorban dari data penentuan kurva baku ke

persamaan regresi linear. Suatu metode dapat dikatakan memiliki linearitas yang

baik jika r > 0,999 (Snyder et al.,1997).

4. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Larutan baku konsentrasi terkecil diukur absorbannya minimal 3 kali.

Nilai LOD diperoleh pada 3 x SD dibagi slope dan nilai LOQ diperoleh pada 10 x

SD dibagi slope (Anonim, 2005).

SD = √(∑�𝑥𝑥− �2

𝑛𝑛−1) (3)

5. Penentuan nilai absorptivitas molar(ε)

Nilai absorptivitas molar dihitung untuk kelima konsentrasi seri larutan

baku dengan persamaan:

𝜀𝜀 = 𝐴𝐴𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝑐𝑐

(4) Keterangan: ε = absorptivitas molar A = absorbansi b = tebal kuvet (cm) c = konsentrasi (Molar) 6. Penentuan presisi

Persamaan linear kurva baku (y = bx + a) digunakan untuk menentukan

besarnya kadar asiklovir terukur (x) dengan memasukkan nilai absorban yang

dihasilkan (y).

Nilai pada penetapan kadar asiklovir digunakan untuk menentukan nilai

koefisien variasi (KV) dari keseluruhan replikasi. Presisi metode analisis

dinyatakan dengan KV yang dihitung dengan cara berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

26

KV = 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑏𝑏𝑠𝑠𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑠𝑠𝑘𝑘𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑠𝑠𝑟𝑟𝑠𝑠 −𝑘𝑘𝑠𝑠𝑟𝑟𝑠𝑠

x 100% (5)

Presisi yang baik untuk kadar analit 100 % (bahan baku) adalah jika nilai KV ≤

1,3 (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

7. Penentuan akurasi

Persamaan linear kurva baku (y = bx + a) digunakan untuk menentukan

besarnya kadar asiklovir terukur (x) dengan memasukkan nilai absorban yang

dihasilkan (y). Akurasi metode analisis dinyatakan dengan recovery yang dihitung

dengan cara berikut:

Recovery = 𝑏𝑏𝑠𝑠𝑘𝑘𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑟𝑟𝑡𝑡𝑘𝑘𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑘𝑘𝑏𝑏𝑠𝑠𝑘𝑘𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑠𝑠𝑏𝑏𝑡𝑡𝑟𝑟𝑠𝑠 ℎ𝑏𝑏𝑠𝑠

x 100% (6)

Akurasi untuk bahan analit baku yang masih dapat diterima yaitu 98-102

% (Mulja dan Hanwar, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk penjaminan mutu sampel sediaan Tablet

asiklovir. Dalam Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, jumlah sampel tablet

yang digunakan untuk uji keseragaman bobot adalah 30 tablet. Sampel yang

digunakan adalah tablet asiklovir merk “X” dengan nomor batch yang sama yang

dibeli dari salah satu apotik di Yogyakarta. Tujuan dari uji keseragaman bobot

dalam skala analisis di laboratorium yakni untuk melihat homogenitas sediaan

tablet. Sedangkan pada skala industri, tujuan uji keseragaman bobot adalah untuk

mengetahui reprodusibiltas mesin pembuat sediaan. Hasil uji keseragaman bobot

dapat dilihat pada lampiran 2.

Rata-rata keseragaman bobot tablet asiklovir yaitu 0,4460; 0,4446; dan

0,4474 gram. Menurut Farmakope Indonesia IV (1995) keseragaman bobot untuk

tablet tidak lebih dari satu tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari

bobot isi rata-rata lebih besar dari 7,5% dan tidak satu tabletpun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 15%. Data keseragaman bobot

pada lampiran 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat penyimpangan keseragaman

bobot karena tidak terdapat satupun bobot yang menyimpang sebanyak 7,5%

maupun 15%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

28

B. Pembuatan Larutan Asiklovir

Asiklovir merupakan basa lemah yang kurang larut dalam pelarut air

(kelarutannya 2,5 mg/mL). Asiklovir larut dalam larutan HCl 0,1 N (Anonim,

2005) karena terjadi penggaraman yang menyebabkan asiklovir lebih mudah larut.

Reaksi antara asiklovir dengan larutan HCl 0,1 N yaitu sebagai berikut:

HN

N N

N

O

H2N

H2C O

H2C CH2

OHHN

N N

N

O

H2C O

H2C CH2

OH

+ HClN+Cl-

H

HH

Gambar 3. Reaksi antara asiklovir dan HCl

Pelarut HCl yang digunakan yaitu yang nilai Normalitasnya 0,1. Pada

Normalitas ini diperkirakan asiklovir yang diuji telah bereaksi semua dengan HCl

dan HCl yang tersisa hanya sedikit sehingga kemungkinan HCl untuk bereaksi

dengan gugus selain amina primer kecil.

Pelarut HCl 0,1 N memenuhi kriteria pelarut yang baik untuk analisis

secara spektrofotometri karena tidak berwarna, tidak memiliki sistem ikatan

rangkap terkonjugasi sehingga tidak mengabsorbsi pada daerah yang sama dengan

analitnya, serta memiliki kemurnian yang tinggi.

C. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Pengukuran

Panjang gelombang serapan maksimum merupakan panjang gelombang

dimana suatu analit menunjukkan absorbansi yang maksimum. Pada panjang

gelombang ini kemungkinan kesalahan yang terjadi saat pengukuran relatif kecil

karena spektra absorban relatif datar. Secara teoritis, panjang gelombang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

29

maksimum asiklovir adalah 255 nm dalam pelarut HCl 0,1 M (British

Pharmacopoeial Commission, 2010).

Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan pada 3 level

konsentrasi kurva baku (rendah, sedang, tinggi) untuk melihat apakah pada

konsentrasi yang berbeda terjadi perubahan panjang gelombang maksimum.

Larutan asiklovir konsentrasi 2; 4; dan 7 µg/mL di-scanning pada rentang panjang

gelombang 200-400 nm. Hasil scanning panjang gelombang asiklovir HCl

ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Spektra absorbansi maksimum asiklovir HCl pada 3 konsentrasi

Diperoleh panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum

pada 3 konsentrasi (2; 4; dan 7 µg/mL) yaitu pada panjang gelombang 255 nm.

Hasil ini sesuai bila dibandingkan dengan panjang gelombang teoritis asiklovir

dalam pelarut HCl 0,1 M yakni 255 nm.

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

200 250 300 350 400

Asiklovir HCl konsentrasi 2 µg/mL Asiklovir HCl konsentrasi 4 µg/mLAsiklovir HCl konsentrasi 7 µg/mL

Panjang Gelombang (nm)

Abso

rban

si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

30

D. Pembuatan Kurva Baku Asiklovir

Kurva baku asiklovir dibuat menggunakan 5 seri konsentrasi asiklovir,

yaitu 3; 4; 5; 6; dan 7 µg/mL dan dilakukan replikasi untuk setiap konsentrasi.

Masing-masing seri larutan baku ini diukur absorbansinya lalu ditentukan

persamaan kurva bakunya menggunakan regresi linear. Persamaan kurva baku

yang didapat menunjukkan hubungan antara absorbansi larutan dengan

konsentrasi asiklovir. Persamaan kurva baku ini nantinya dapat digunakan untuk

menentukan kadar asiklovir dalam sampel.

Seri konsentrasi larutan asiklovir yang dipilih merupakan 5 konsentrasi

yang masuk dalam rentang pengukuran dan memiliki nilai koefisien korelasi yang

memenuhi persyaratan. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang

gelombang 255 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum asiklovir.

Hasil pengukuran absorbansi seri kadar asiklovir beserta persamaan

kurva baku dan koefisien korelasi (r) pada setiap replikasi tertera pada tabel IV.

Tabel IV. Data replikasi seri kurva baku asiklovir

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Konsentrasi

asiklovir (µg/mL)

Absorbansi Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Absorbansi Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Absorbansi

3,108 0,207 3,015 0,196 3,138 0,195 4,144 0,269 4,020 0,250 4,184 0,249 5,180 0,324 5,025 0,314 5,230 0,305 6,216 0,376 6,030 0,384 6,276 0,384 7,252 0,445 7,035 0,449 7,322 0,433

Persamaan kurva baku

y = 0,0563x + 0,0327

Persamaan kurva baku

y = 0,0637x - 0,0014

Persamaan kurva baku

y = 0,0584x + 0,0077

Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,997

α 3,22° α 3,64° α 3,34°

Data pada tabel IV memiliki nilai α yang kurang layak saji sehingga

diperlukan penyesuaian pada satuan kadar agar diperoleh kemiringan kurva yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

31

mendekati sudut 45°. Hasil penyesuaian satuan kadar dapat dilihat pada tabel V

berikut:

Tabel V. Data replikasi seri kurva baku asiklovir dengan penyesuaian satuan kadar Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Konsentrasi asiklovir

(µg/0,05 mL)

Absorbansi Konsentrasi asiklovir

(µg/0,05 mL)

Absorbansi Konsentrasi asiklovir

(µg/0,05 mL)

Absorbansi

0,1554 0,207 0,1508 0,196 0,1569 0,195 0,2072 0,269 0,2010 0,250 0,2092 0,249 0,2590 0,324 0,2513 0,314 0,2615 0,305 0,3108 0,376 0,3015 0,384 0,3138 0,384 0,3626 0,445 0,3518 0,449 0,3661 0,433

Persamaan kurva baku

y = 1,1255x + 0,0327

Persamaan kurva baku

y = 1,2736x – 0,0014

Persamaan kurva baku

y = 1,1683x + 0,0077

Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,997

α 48,38° α 51,86° α 49,44°

Persamaan kurva baku yang digunakan yaitu y = 1,2736x + 0,0014 yang

diperoleh dari replikasi II karena memiliki nilai r yang paling besar, yakni 0,999.

Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi asiklovir dan

absorbansinya semakin besar. Menurut Snyder et al. (1997), syarat koefisien

korelasi yang baik adalah ≥ 0,999. Nilai koefisien korelasi pada replikasi I dan II

memenuhi syarat ini sedangkan pada replikasi III tidak memenuhi. Hubungan

korelasi antara kadar asiklovir dengan serapan yang diperoleh dapat dilihat pada

gambar 5 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

32

Gambar 5. Konsentrasi asiklovir versus absorbansi (replikasi II)

E. Penentuan Nilai Absorptivitas Molar (ε)

Nilai koefisien ekstingsi molar (ε) adalah karakteristik untuk molekul

atau ion penyerap dalam suatu pelarut tertentu, pada panjang gelombang tertentu,

dan tidak bergantung pada konsentrasi dan panjang gelombang lintasan radiasi.

Nilai ε sangat mempengaruhi puncak spektrum yang dihasilkan oleh suatu zat.

Nilai absorptivitas molar dari 5 konsentrasi seri larutan baku asiklovir diperoleh

melalui perhitungan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Perhitungan nilai absoprtivitas molar Konsentrasi

(Molar) Tebal

Kuvet (cm) Absorbansi ε

0,0000134 1 0,196 14627 0,0000179 1 0,250 13966 0,0000223 1 0,314 14081 0,0000268 1 0,384 14328 0,0000313 1 0,449 14345

Rerata 14269

Rincian nilai ε terhadap puncak spektrum adalah: 1 - 10 = sangat lemah;

10 - 102 = lemah; 102 - 103 = sedang; 103 - 104 = kuat; 104 - 105 = sangat kuat

(Mulja dan Suharman, 1995). Semakin besar nilai ε, maka semakin mudah

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.196 0.25 0.314 0.384 0.449

Kurva Baku Asiklovir

Abso

rban

si

Konsentrasi asiklovir (µg/0,05 mL)

y = 1,2376x - 0,0014r = 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

33

senyawa tersebut untuk dianalisis menggunakan spektrofotometri UV, karena

semakin besar absorbansi yang diperoleh untuk kadar analit yang sama. Rerata

nilai absorptivitas molar (ε) asiklovir dalam penelitian ini adalah 14269. Ini dapat

diartikan bahwa asiklovir mudah dianalisis secara spektrofotometri ultraviolet.

F. Validasi Metode

Parameter validitas yang diamati dalam penelitian ini adalah spesifisitas,

linearitas, rentang, LOD, LOQ, akurasi, dan presisi.

1. Spesifisitas

Spesifisitas merupakan kemampuan pengukuran analit secara akurat dan

spesifik dengan kehadiran komponen lain (zat aktif, eksipien, pengotor, dan

produk degradasi) dalam matriks sampel (Anonim, 2005). Dalam penelitian ini

akan dibandingkan spektra analit dalam sampel tablet asiklovir dengan baku

asiklovir. Tujuannya yaitu untuk membuktikan bahwa zat yang terukur kadarnya

adalah asiklovir dan absorbansi yang didapat tidak dipengaruhi eksipien.

Hasil penelitian menunjukkan spektra sampel tablet asiklovir memiliki

kemiripan dengan spektra baku asiklovir. Kemiripan spektra antara suatu sampel

dengan baku menunjukkan bahwa kemungkinan sampel tersebut mengandung

senyawa yang sama dengan senyawa baku. Pada penelitian ini selain kemiripan

spektra sampel dan baku asiklovir, pembuktian bahwa sampel yang digunakan

benar mengandung asiklovir tertera pada label tablet yang diuji. Pada label tertera

tablet tersebut mengandung asiklovir 400 mg. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa senyawa dalam sampel yang terukur adalah asiklovir dan bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

34

eksipiennya. Perbandingan antara spektra sampel dan baku asiklovir dapat dilihat

pada gambar 6 berikut ini.

Gambar 6. Spektra sampel dan baku asiklovir kadar 2; 4; dan 7 µg/mL

Pada uji spesifisitas ini penulis menggunakan 3 level konsentrasi, yakni

2; 4 ; dan 7 µg/mL untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan bentuk spektra

pada sampel dengan baku yang digunakan walaupun pada konsentrasi yang

berbeda. Kadar sampel pada uji spesifisitas ini dihitung berdasarkan label claim

karena hanya sebagai identifikasi kualitatif. Pada panjang gelombang 255 nm

tidak terdapat gangguan dari eksipien sehingga dapat dikatakan bahwa metode

penetapan kadar asiklovir secara spektrofotometri UV memiliki spesifisitas yang

baik.

2. Linearitas

Menurut Mulja dan Hanwar (2003), linearitas merupakan kemampuan

suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

200 250 300 350 400

Standar 2 µg/mL Sampel 2µg/mL Standar 4 µg/mLSampel 4 µg/mL Standar 7 µg/mL Sampel 7 µg/mL

Panjang Gelombang (nm)

Abs

orba

nsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

35

dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linearitas ditunjukkan

dengan nilai koefisien korelasi (r). Syarat suatu metode dikatakan memiliki

linearitas yang baik menurut Snyder et al. (1997) adalah bila nilai koefisien

korelasi (r)-nya ≥ 0,999.

Hasil pengukuran pada 3 replikasi seri kurva baku menghasilkan nilai r

masing-masing 0,9990; 0,9990; dan 0,9974 (tabel V). Replikasi I dan II

memenuhi syarat linearitas yang baik karena memiliki nilai koefisien korelasi ≥

0,999. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penetapan kadar

asiklovir secara spektrofotometri UV memiliki linearitas yang baik.

3. Rentang

Menurut Yuwono dan Indrayanto (2005), rentang pada metode analisis

dapat didefinisikan sebagai interval antara batas atas dan batas bawah pada analit

yang dapat diukur dan memenuhi syarat presisi, akurasi, dan linearitas. Pada

penelitian ini dilakukan 3 replikasi seri larutan baku dengan kadar 3; 4; 5; 6; 7; 8;

9; 10; 11; 12; 13; dan 14 µg/mL. Masing-masing larutan tersebut diukur

absorbansinya dan dihitung nilai koefisien korelasinya. Pemilihan konsentrasi

larutan ini didasarkan pada konsentrasi yang memberikan absorbansi 0,2 – 0,8.

Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel VII.

Data pada tabel VII menunjukkan ketiga replikasi memenuhi syarat

presisi. Nilai koefisien variansi rata-rata dari 12 konsentrasi pada penentuan

rentang adalah 2,07%. Menurut Yuwono dan Indrayanto (2005), nilai koefisien

variansi untuk konsentrasi analit > 0,1% adalah 3,7%. Sedangkan yang memenuhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

36

syarat linearitas yaitu hanya pada replikasi I karena nilai koefisien korelasi yang

didapat ≥ 0,999.

Tabel VII. Data replikasi seri kurva baku dalam penetapan rentang Replikasi I Replikasi II Replikasi III CV

(%) Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Abs Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Abs Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Abs

3,108 0,207 3,015 0,196 3,138 0,195 2,07 4,144 0,269 4,020 0,250 4,184 0,249 2,07 5,180 0,324 5,025 0,314 5,230 0,305 2,07 6,216 0,376 6,030 0,384 6,276 0,384 2,07 7,252 0,445 7,035 0,449 7,322 0,433 2,07 8,288 0,517 8,040 0,494 8,368 0,457 2,07 9,324 0,550 9,045 0,532 9,414 0,583 2,07

10,360 0,657 10,050 0,574 10,460 0,638 2,07 11,396 0,702 11,055 0,655 11,506 0,740 2,07 12,432 0,775 12,060 0,701 12,552 0,766 2,07 13,468 0,834 13,065 0,719 13,598 0,856 2,07 14,504 0,890 14,070 0,798 14,644 0,899 2,07

Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,997 Koefisien korelasi (r)

0,996

Dapat disimpulkan bahwa rentang kadar yang memenuhi syarat presisi

dan linearitas untuk dijadikan batas bawah dan batas atas dalam metode penetapan

kadar asiklovir pada penelitian ini yakni 3 – 14 µg/mL yaitu pada replikasi I. Nilai

r pada replikasi II dan III tidak memenuhi syarat linearitas dapat disebabkan

karena terjadi ketidaksesuaian kadar terhitung dengan kadar terukur akibat kurang

teliti saat pengenceran. Berikut ini grafik yang menunjukkan hubungan antara

konsentrasi larutan baku asklovir versus absorbansi yang digunakan dalam

penentuan rentang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

37

Gambar 7. Grafik linearitas larutan asiklovir pada kadar 3 – 14 µg/mL (Replikasi I)

4. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Pada penetapan kadar asiklovir sebenarnya tidak memerlukan parameter

batas deteksi dan batas kuantitasi karena metode ini termasuk dalam kategori I,

yakni mencakup prosedur analisis kuantitatif untuk menetapkan kadar komponen

utama bahan obat dalam sediaan farmasi. Penulis melakukan penentuan batas

deteksi dan batas kuantitasi untuk mengetahui sensitivitas metode

spektrofotometri UV dalam menetapkan kadar asiklovir.

Batas deteksi (LOD) adalah konsentrasi analit terendah yang masih dapat

terdeteksi dengan metode yang digunakan, sedangkan batas kuantitasi adalah

konsentrasi terkecil suatu analit dalam sampel yang masih memenuhi syarat

akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung

berdasarkan garis regresi linier dari kurva baku. Secara teoritis LOD dan LOQ

dapat diperoleh dengan rumus:

LOD = 3 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑠𝑠𝑛𝑛𝑠𝑠𝑏𝑏𝐼𝐼𝑠𝑠𝑏𝑏𝐼𝐼𝑠𝑠𝑡𝑡

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

0.21 0.27 0.32 0.38 0.45 0.52 0.55 0.66 0.70 0.78 0.83 0.89

Konsentrasi asiklovir (µg/mL)

Abs

orba

nsi

r = 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

38

LOQ = 10 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑠𝑠𝑛𝑛𝑠𝑠𝑏𝑏𝐼𝐼𝑠𝑠𝑏𝑏𝐼𝐼𝑠𝑠𝑡𝑡

(Anonim, 2005).

Blangko yang digunakan yaitu larutan HCl 0,1 N. Pengukuran blangko

dilakukan sebanyak 10 kali dan dihitung standar deviasinya. Slope yang

digunakan berasal dari persamaan kurva baku asiklovir replikasi I yaitu 1,2376.

Batas deteksi dari metode ini secara teoritis adalah 0,025 µg/mL, sedangkan batas

kuantitasinya yaitu 0,083 µg/mL. Data absorbansi blangko yang diperoleh

disajikan pada tabel VIII.

Tabel VIII. Data absorbansi blangko larutan HCl 0,1 N Absorbansi

0,044 0,045 0,044 0,045 0,045 0,045 0,044 0,045 0,044 0,045

x rata-rata = 0,0446 SD = 0,000516

CV = 1,16%

Dalam penentuan kadar zat aktif yang ada dalam suatu bentuk sediaan,

LOQ tidak dapat digunakan sebagai kadar terkecil. Penggunaan LOQ sebagai

batas bawah yaitu pada metode bioanalisis. Berdasarkan nilai LOD dan LOQ yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode penetapan kadar asiklovir secara

spektrofotometri UV memenuhi syarat sensitifitas karena dengan kadar yang kecil

(yakni 0,025 µg/mL) sudah dapat mendeteksi adanya asiklovir serta memenuhi

syarat akurasi dan presisi untuk penetapan kadar asiklovir pada konsentrasi 0,083

µg/mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

39

5. Akurasi

Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara kadar yang

terukur dalam suatu metode dengan kadar sebenarnya. Akurasi pada metode

analisis dinyatakan dengan persen perolehan kembali (recovery). Snyder et al.

(1997) menyatakan bahwa ada tiga cara untuk menetapkan recovery, yaitu:

pembandingan standar, recovery penambahan analit ke dalam matriks kosong,

atau addisi standar pada analit. Pada penelitian ini penentuan recovery dilakukan

dengan addisi standar pada analit. Sampel yang digunakan adalah tablet asiklovir

“X”. Jumlah standar asiklovir yang ditambahkan ke dalam larutan sampel yaitu 10

mg. Hasil perolehan kembali asiklovir dalam tablet asiklovir “X” dapat dilihat

pada tabel IX berikut ini.

Tabel IX. Hasil penetapan perolehan kembali asiklovir dalam tablet asiklovir “X” secara spektrofotometri UV

Bobot Asiklovir teoritis (mg)

Abs Asiklovir terukur (mg)

Rata-rata asiklovir terukur (mg)

Perolehan kembali

(%)

Perolehan kembali rata-rata

(%)

CV (%) Sampel

(mg) Baku (mg)

112,1 10,06 111,19 0,273 110,86 110,73 99,70 99,58 0,21 0,272 110,46 99,34 0,273 110,86 99,70

111,3 9,96 110,36 0,270 109,65 109,24 99,36 98,99 0,37 0,269 109,24 98,99 0,268 108,84 98,62

110,8 10,45 110,40 0,267 108,44 108,84 98,22 98,59 0,37 0,269 109,24 98,95 0,268 108,84 98,59

Rata-rata 99,05 0,32

Menurut Yuwono dan Indrayanto (2005), persyaratan perolehan kembali

untuk konsentrasi analit 100% adalah 98-102%. Didapatkan rata-rata % recovery

pada replikasi I, II, dan III berturut-turut yaitu 99,58%; 98,99%; dan 98,59% dari

hasil uji perolehan kembali sediaan tablet asiklovir. Oleh karena itu, dapat

dikatakan metode spektrofotometri UV yang digunakan dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

40

memiliki akurasi yang baik untuk menetapkan kadar asiklovir dalam sediaan

tablet.

6. Presisi

Presisi menunjukkan keterulangan hasil yang diperoleh dan dinyatakan

dengan koefisien variansi (CV). Yuwono dan Indrayanto (2005) menyatakan

syarat CV yang baik untuk analit dengan konsentrasi 100% adalah ≤ 1,3%.

Semakin besar KV maka semakin kecil pula keterulangan hasil yang akan

diperoleh, begitu juga sebaliknya. Uji keterulangan ini dilakukan dengan 3

replikasi. Kadar asiklovir terukur diperoleh dengan cara memasukkan nilai

absorbansi dari setiap replikasi ke persamaan kurva baku. Cara perhitungan kadar

disajikan pada lampiran 9. Pada tabel X dapat dilihat bahwa nilai CV dari masing-

masing replikasi adalah 0,79%; 0,42%; dan 0,94%. Nilai CV ketiga replikasi ini <

1,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa metode spektrofotometri UV yang digunakan

dalam penelitian ini memiliki presisi yang baik untuk menetapkan kadar asiklovir

dalam sediaan tablet.

Tabel X. Hasil penetapan keterulangan asiklovir dalam tablet asiklovir “X” secara spektrofotometri UV

Sampel (mg)

Abs Asiklovir terukur

(%)

Rerata asiklovir terukur

(%)

Asiklovir terukur

(mg/tablet)

Rerata asiklovir terukur

(mg/tablet)

SD CV (%)

111,0 0,247 90,41 90,05 403,23 401,61 1,63004 0,41 0,245 89,68 399,97 0,246 90,05 401,62

111,1 0,246 89,97 90,33 401,27 402,87 1,60501 0,40 0,248 90,69 404,48 0,247 90,33 402,87

111,8 0,247 89,76 90,25 400,33 402,50 1,88217 0,47 0,249 90,49 403,59 0,249 90,49 403,59

Rata-rata 90,21 402,33 1,58495 0,43 Keterangan: kandungan asiklovir dalam tablet pada label = 400 mg/tablet

Bobot rata-rata tablet hasil penimbangan = 446 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

41

Kandungan asiklovir yang tertera pada label yaitu 400 mg per tabletnya.

Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, tablet asiklovir harus

mengandung 90% - 110% dari jumlah yang tertera pada label, yakni 360 mg – 440

mg asiklovir per tabletnya. Rerata kandungan asiklovir dalam tablet asiklovir

merk “X” dari hasil penelitian ini yaitu 402,33 mg per tablet dengan rentang

kandungan asiklovir terukur pada 9 kali replikasi yaitu 399,97 – 403,59 mg per

tablet. Artinya tablet asiklovir merk “X” ini memenuhi persyaratan untuk kadar

tablet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rerata kadar asiklovir dalam sediaan tablet asiklovir merk “X” yang

beredar di pasaran adalah 402,33 mg/tablet.

2. Kadar asiklovir dalam tablet memenuhi ketentuan yang tertera dalam

Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tablet asiklovir mengandung tidak

kurang dari 90% dan tidak lebih 110% C8H11N5O3

yang tertera pada label

kemasan.

B. Saran

Pengembangan aplikasi metode pada bentuk sediaan lain seperti salep

dan larutan injeksi asiklovir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Drug Evaluation Annual 1995, American Medical Association, USA, pp. 1832-1834, 1841-1842

Anonim, 2005, Validation of Analytical Procedures: Text And Methodology Q2 (R1), International Conference On Harmonization Of Technical Requirements For Registration Of Pharmaceuticals For Human Use, pp. 7, 11-12.

Anonim, 2007, Prescribing Information Zovirax®

Basset, J., Denney, R.C., Jefferey, G.H., and Mendham, J., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Edisi 4, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A. H., hal. 6, 810, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

, GlaxoSmithKline, NC

British Pharmacopoeial Commission, 2010, British Pharmacopoeia 2011, MHRA, London, pp. 65-67.

Darwish, I.A., Khedr, A.S., Askal, H.F., and Mahmoud, R.M., 2006, Use of Oxidation Reactions for the Spectrophotometric Determination of Acyclovir and Amantadine Hydrochloride in Their Desage Forms, Journal of AOAC International, 89 (2), 341-351.

Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, second edition, volume 1, Churchill Livingstone, Edinburg, pp. A39-A44.

Day, R. A. and Underwood, A. L., 2002, Analisis Kimia Kuantatif, diterjemahkan oleh Iis Sopyan, Edisi 6, Erlangga, Jakarta, 282.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope Indonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 57.

Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik Jilid 2, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A.H., Edisi Ketiga, hal. 22, 23, 436-441, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gandhi P., Momin N., Kharade S., Konapure N. P., and Kuchekar BS., 2006, Spectrophotometric Estimation of Acyclovir in Pharmaceutical Dosage Forms, Ind. J. Pharm. Sci., 68, 516-517.

Golcu, A., Dolaz, M., Demirelli, H., Diorak, M., and Serin, S., 2006, Spectroscopic and Analytic Properties of New Copper (II) Complex of Antiviral Drug Valacyclovir, Transition Metal Chemistry, 31, 658-665.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

45

Hardjasaputra, P., Budipranoto, G., Sembiring, SU., Kamil, I., 2002, Data Obat di Indonesia, Edisi 10, Grafidian Medipress, Jakarta, 301.

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, 1 (3), 117-134.

Huber, L., 2003, Validation of Analytical Methods and Processes, in Nash, R.A., and Wachter, A.H., Pharmaceutical Process Validation, an International Third Edition, Revised and Expanded, Marcell Dekker, Inc., USA, pp.518-520.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, diterjemahkan oleh A. Saptorahardjo, pendamping Agus Nurhadi, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 54, 275,279.

Mulja, H.M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga University Press, Surabaya, 102.

Mulja, H.M., dan Hanwar, 2003, Prinsip Cara berlaboratorium yang Baik (Good Laboratory Practice), Majalah Farmasi Airlangga, 3 (2), 71-76.

Mustafa, A.A., Fattah, S. A. A., Toubar S. S., and Sultan, M. A., 2004, Spectrophotometric Determination of Acyclovir and Amantadine Hydrochloride through Metals Complexation, Journal of Analytical Chemistry, 59 (1), 33-38.

Pavia, D.L., Lampman, G.M., and Kriz, G.S., 2001, Introduction to Spectroscopy,3th

Petruci, R. H., 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi Keempat, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi, hal 1-5, Penerbit Erlangga, Jakarta.

ed., Thomson Learning, Inc., USA, pp. 358-359.

Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press, Jakarta, 182-197, 229.

Rohman, A., dan Gandjar, I. G., 2007, Kimia Farmasi Analisis, cetakan kedua, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 305-321.

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, Liberty, Yogyakarta, 1-43.

Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method Development, 2nd

Testereci, H., Dulger, H., Ertekin, A., and Kahraman, T., 1998, The Determination of Acyclovir in Sheep Serum, Human Serum, Saliva and Urine by HPLC, Eastern Journal of Medicine, 3 (2), 62-66.

edition, John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 67, 161, 678-691.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

46

United States Pharmacopeial Convention, 2005, The United States Pharmacopeia, 28th edition, United States Pharmacopeial Convention Inc., Rockville, pp.2748-2751.

Yuwono, M. dan Indrayanto, G., 2005, Validation of Chromatographic Methods of Analysis, Profiles of Drug Substances, Excipients, and Related Methodology, 32, 243-258.

Whitley, R.J., et al, 1986, Vidarabine versus Acyclovir Therapy in Herpes Simplex Encephalitis, N. Engl. J. Med., 314, 144-149.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

48

Lampiran 1. Sertifikat analisis asiklovir dari PT.Novell Pharmaceutical Laboratories

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

49

Lampiran 2. Data penimbangan baku asiklovir 1.

Bobot kertas + zat Penimbangan baku asiklovir untuk penentuan λ maksimum pengukuran

0,2501 g Bobot kertas + sisa 0,2400 g Bobot zat 0,0101 g

Faktor koreksi untuk kadar asiklovir baku yang terdapat pada certificate of analysis yaitu 99,6%. Kadar asiklovir baku setelah dikoreksi yaitu:

0,0101 g x 99,6100

= 0,01005 g = 10,05 mg

↓ Asiklovir lalu dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dalam HCl

0,1 N hingga larut, encerkan sampai tanda. Perhitungan kadar stok larutan induk asiklovir

Kadar = 10,05 mg/10 mL = 1,005 mg/mL

↓ Pipet 1,0 mL dari larutan induk asiklovir, masukkan ke dalam labu takar 10 mL.

Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Perhitungan kadar stok larutan intermediet asiklovir

Kadar = 1,005 mg/10 mL = 0,1005 mg/mL

↓ Pipet 200; 400; dan 700 µL dari larutan intermediet asiklovir, masukkan ke dalam

labu takar 10 mL lalu encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi 2; 4; dan 7 µg/mL.

0,2 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1005 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 2,01 x 10-3

0,4 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1005 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 4,02 x 10

mg/mL = 2,01 µg/mL -3

0,7 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1005 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 7,035 x 10

mg/mL = 4,02 µg/mL -3

mg/mL = 7,035 µg/mL

Baca absorbansi pada panjang gelombang 200 – 400 nm

2. Bobot kertas + zat

Penimbangan baku asiklovir untuk pembuatan kurva baku dan rentang 0,2522 g 0,2501 g 0,2524 g

Bobot kertas + sisa 0,2418 g 0,2400 g 0,2419 g Bobot zat 0,0104 g 0,0101 g 0,0105 g

Kadar asiklovir baku setelah dikoreksi yaitu:

Replikasi I: 0,0104 g x 99,6100

= 0,01036 g = 10,36 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

50

Replikasi II: 0,0101 g x 99,6100

= 0,01005 g = 10,05 mg

Replikasi III: 0,0105 g x 99,6100

= 0,01046 g = 10,46 mg

↓ Asiklovir lalu dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dalam HCl

0,1 N hingga larut, encerkan sampai tanda. Perhitungan kadar stok larutan induk asiklovir (replikasi I):

Kadar = 10,36 mg/10 mL = 1,036 mg/mL

↓ Pipet 1,0 mL dari larutan induk asiklovir, masukkan ke dalam labu takar 10 mL.

encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Perhitungan kadar stok larutan intermediet asiklovir

Kadar = 1,036 mg/10 mL = 0,1036 mg/mL

↓ Pipet 300; 400; 500; 600; dan 700 µL dari larutan intermediet asiklovir, masukkan ke dalam labu takar 10 mL lalu encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda sehingga

diperoleh konsentrasi 3; 4; 5; 6; dan 7 µg/mL.

0,3 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 3,108 x 10-3

0,4 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 4,144 x 10

mg/mL = 3,108 µg/mL -3

0,5 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 5,18 x 10

mg/mL = 4,144 µg/mL -3

0,6 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 6,216 x 10

mg/mL = 5,18 µg/mL -3

0,7 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠 /𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 7,252 x 10

mg/mL = 6,216 µg/mL -3

mg/mL = 7,252 µg/mL

Untuk penentuan rentang, pembuatan larutan dilanjutkan dengan memipet 800; 900; 1000; 1100; 1200; 1300; dan 1400 µLdari larutan intermediet asiklovir,

masukkan ke dalam labu takar 10 mL lalu encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda sehingga diperoleh konsentrasi 8; 9; 10; 11; 12; 13; dan 14 µg/mL.

0,8 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 8,288 x 10-3

0,9 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 9,324 x 10

mg/mL = 8,288 µg/mL -3

1,0 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 10,36 x 10

mg/mL = 9,324 µg/mL -3

1,1 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 11,396 x 10

mg/mL = 10,36 µg/mL -3

1,2 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 12,432 x 10

mg/mL = 11,396 µg/mL -3

1,3 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 13,468 x 10

mg/mL = 12,432 µg/mL -3 mg/mL = 13,468 µg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

51

1,4 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 14,504 x 10-3

1,5 𝑠𝑠𝑚𝑚 𝑥𝑥 0,1036 𝑠𝑠𝑠𝑠/𝑠𝑠𝑚𝑚10 𝑠𝑠𝑚𝑚

= 15,54 x 10

mg/mL = 14,504 µg/mL -3

mg/mL = 15,54 µg/mL

Baca absorbansi pada panjang gelombang maksimum (255 nm)

3. Data penimbangan tablet asiklovir Nomor Bobot tablet (g) Rata-rata bobot per 10 tablet (g)

1 0,4489 Bobot rata-rata = 0,4460 SD = 0,00301 Penyimpangan 7,5% = (0,4460 ± 0,0335) Penyimpangan 15% = (0,4460 ± 0,0669)

2 0,4470 3 0,4444 4 0,4395 5 0,4440 6 0,4498 7 0,4486 8 0,4452 9 0,4471

10 0,4453 11 0,4463

Bobot rata-rata = 0,4446 SD = 0,00180 Penyimpangan 7,5% = (0,4446 ± 0,0333) Penyimpangan 15% = (0,4446 ± 0,0667)

12 0,4448 13 0,4449 14 0,4443 15 0,4465 16 0,4422 17 0,4477 18 0,4433 19 0,4423 20 0,4441 21 0,4497

Bobot rata-rata = 0,4474 SD = 0,00231 Penyimpangan 7,5% = (0,4474 ± 0,0336) Penyimpangan 15% = (0,4474 ± 0,0671)

22 0,4456 23 0,4429 24 0,4461 25 0,4484 26 0,4496 27 0,4499 28 0,4486 29 0,4476 30 0,4454

Total 13,3800 Rerata = 0,4460

4. a. Penimbangan sampel

Pengujian akurasi

Bobot kertas + zat 0,3520 g 0,3544 g 0,3538 g Bobot kertas + sisa 0,2399 g 0,2431 g 0,2430 g Bobot zat 0,1121 g 0,1113 g 0,1108 g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

52

b. Penimbangan baku

Bobot kertas + zat 0,2504 g 0,2568 g 0,2527 g Bobot kertas + sisa 0,2403 g 0,2468 g 0,2422 g Bobot zat 0,0101 g 0,0100 g 0,0105 g

↓ Sampel dan baku asiklovir dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, larutkan

dengan HCl 0,1 N hingga larut. Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Saring larutan dengan kertas saring. Pipet 1,0 mL dari larutan dan dimasukkan ke dalam

labu takar 10 mL. Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. ↓

Pipet 200; 400; dan 700 mL filtrat, masukkan ke dalam labu takar 10 mL. encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda.

↓ Baca absorbansi pada panjang gelombang 255 nm.

↓ Kadar dihitung dengan memasukkan absorbansi ke persamaan kurva baku

5. Bobot kertas + zat

Penentuan presisi 0,3508 g 0,3514 g 0,3547 g

Bobot kertas + sisa 0,2398 g 0,2403 g 0,2429 g Bobot zat 0,1110 g 0,1111 g 0,1118 g

↓ Sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, larutkan dengan HCl 0,1 N

hingga larut. Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. Saring larutan dengan kertas saring. Pipet 1,0 mL dari larutan dan dimasukkan ke dalam labu takar 10

mL. Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda. ↓

Pipet 200; 400; dan 700 mL filtrat, masukkan ke dalam labu takar 10 mL. Encerkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda.

↓ Baca absorbansi pada panjang gelombang 255 nm.

↓ Kadar dihitung dengan memasukkan absorbansi ke persamaan kurva baku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

53

Lampiran 3. Spektra hasil penentuan panjang gelombang maksimum asiklovir 1.

Spektra hasil penentuan panjang gelombang maksimum asiklovir kadar 2 µg/mL

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

200 250 300 350 400

Abs

orba

nsi

Panjang Gelombang (nm)

WLENGTH

200 0.176 241 0.101 282 0.092 324 -0.004 366 -0.005

201 0.242 242 0.11 284 0.085 326 -0.002 367 -0.005

202 0.231 243 0.114 285 0.083 327 -0.003 368 -0.005

203 0.228 244 0.123 286 0.08 328 -0.003 369 -0.005

204 0.211 245 0.129 287 0.077 329 -0.003 370 -0.004

205 0.193 246 0.133 288 0.071 330 -0.003 371 -0.005

206 0.178 247 0.139 289 0.07 331 -0.004 372 -0.005

207 0.16 248 0.143 290 0.064 332 -0.004 373 -0.005

208 0.146 249 0.147 291 0.06 333 -0.004 374 -0.005

209 0.133 250 0.15 292 0.055 334 -0.004 375 -0.005

210 0.122 251 0.152 293 0.048 335 -0.003 376 -0.005

211 0.109 252 0.155 294 0.045 336 -0.004 377 -0.005

212 0.102 253 0.154 295 0.04 337 -0.004 378 -0.005

213 0.092 254 0.156 296 0.034 338 -0.004 379 -0.005

214 0.086 255 0.156 297 0.028 339 -0.004 380 -0.005

215 0.079 256 0.154 298 0.026 340 -0.005 381 -0.005

216 0.07 257 0.155 299 0.02 341 -0.004 382 -0.005

217 0.064 258 0.151 300 0.017 342 -0.004 383 -0.005

218 0.058 259 0.149 301 0.013 343 -0.004 384 -0.005

219 0.053 260 0.145 302 0.01 344 -0.005 385 -0.005

220 0.048 261 0.143 303 0.008 345 -0.005 386 -0.005

221 0.043 262 0.137 304 0.005 346 -0.004 387 -0.005

222 0.039 263 0.134 305 0.003 347 -0.004 388 -0.005

223 0.036 264 0.129 306 0.001 348 -0.006 389 -0.006

224 0.034 265 0.125 307 0 349 -0.004 390 -0.005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

54

2.

Spektra hasil penentuan panjang gelombang maksimum asiklovir kadar 4 µg/mL

WLENGTH

200 0.292 241 0.167 282 0.153 323 -0.008 364 -0.008

201 0.378 242 0.183 283 0.15 324 -0.007 365 -0.008

202 0.401 243 0.19 284 0.141 325 -0.007 366 -0.008

203 0.383 244 0.204 285 0.137 326 -0.004 367 -0.008

204 0.351 245 0.214 286 0.133 327 -0.006 368 -0.01

205 0.32 246 0.221 287 0.128 328 -0.005 369 -0.008

206 0.295 247 0.23 288 0.118 329 -0.007 370 -0.007

207 0.265 248 0.238 289 0.116 330 -0.005 371 -0.008

208 0.243 249 0.244 290 0.106 331 -0.007 372 -0.009

209 0.221 250 0.249 291 0.1 332 -0.007 373 -0.009

210 0.203 251 0.252 292 0.091 333 -0.007 374 -0.009

-0.050

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.45

200 250 300 350 400

Abs

orba

nsi

Panjang Gelombang (nm)

225 0.032 266 0.117 308 -0.002 350 -0.005 391 -0.005

226 0.031 267 0.117 309 -0.002 351 -0.005 392 -0.005

227 0.03 268 0.11 310 -0.002 352 -0.005 393 -0.004

228 0.032 269 0.11 311 -0.003 353 -0.005 394 -0.004

229 0.031 270 0.107 312 -0.004 354 -0.005 395 -0.004

230 0.034 271 0.106 313 -0.004 355 -0.005 396 -0.004

231 0.04 272 0.104 314 -0.004 356 -0.005 397 -0.004

232 0.04 273 0.104 315 -0.005 357 -0.005 398 -0.004

233 0.047 274 0.104 316 -0.003 358 -0.005 399 -0.004

234 0.049 275 0.104 317 -0.003 359 -0.004 400 -0.004

235 0.055 276 0.101 318 -0.003 360 -0.004

236 0.06 277 0.101 319 -0.003 361 -0.004

237 0.07 278 0.1 320 -0.003 362 -0.004

238 0.074 279 0.098 321 -0.003 363 -0.005

239 0.085 280 0.097 322 -0.004 364 -0.005

240 0.095 281 0.094 323 -0.004 365 -0.005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

55

211 0.181 252 0.257 293 0.08 334 -0.006 375 -0.009

212 0.169 253 0.255 294 0.075 335 -0.005 376 -0.009

213 0.153 254 0.259 295 0.066 336 -0.007 377 -0.009

214 0.143 255 0.259 296 0.057 337 -0.007 378 -0.008

215 0.131 256 0.255 297 0.047 338 -0.007 379 -0.008

216 0.116 257 0.257 298 0.043 339 -0.007 380 -0.008

217 0.107 258 0.251 299 0.034 340 -0.009 381 -0.008

218 0.097 259 0.247 300 0.028 341 -0.007 382 -0.008

219 0.088 260 0.24 301 0.021 342 -0.008 383 -0.008

220 0.079 261 0.238 302 0.017 343 -0.007 384 -0.008

221 0.071 262 0.228 303 0.013 344 -0.008 385 -0.008

222 0.065 263 0.222 304 0.008 345 -0.008 386 -0.008

223 0.059 264 0.214 305 0.005 346 -0.012 387 -0.008

224 0.057 265 0.208 306 0.005 347 -0.006 388 -0.008

225 0.053 266 0.195 307 -0.002 348 -0.01 389 -0.01

226 0.051 267 0.195 308 0 349 -0.006 390 -0.011

227 0.05 268 0.183 309 -0.004 350 -0.008 391 -0.01

228 0.053 269 0.183 310 -0.004 351 -0.01 392 -0.008

229 0.052 270 0.177 311 -0.005 352 -0.01 393 -0.007

230 0.056 271 0.176 312 -0.006 353 -0.01 394 -0.007

231 0.066 272 0.172 313 -0.006 354 -0.009 395 -0.007

232 0.067 273 0.172 314 -0.007 355 -0.01 396 -0.007

233 0.078 274 0.172 315 -0.009 356 -0.008 397 -0.007

234 0.082 275 0.172 316 -0.005 357 -0.008 398 -0.007

235 0.092 276 0.167 317 -0.009 358 -0.01 399 -0.007

236 0.1 277 0.168 318 -0.005 359 -0.006 400 -0.007

237 0.116 278 0.166 319 -0.009 360 -0.006

238 0.123 279 0.162 320 -0.01 361 -0.01

239 0.141 280 0.161 321 -0.008 362 -0.006

240 0.158 281 0.156 322 -0.006 363 -0.009 3.

Spektra hasil penentuan panjang gelombang maksimum asiklovir kadar 7 µg/mL

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

200 250 300 350 400

Panjang Gelombang (nm)

Abs

orba

nsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

56

WLENGTH

200 0.398 241 0.301 282 0.279 323 -0.005 364 -0.003

201 0.527 242 0.327 283 0.273 324 -0.006 365 -0.003

202 0.585 243 0.344 284 0.261 325 -0.006 366 -0.003

203 0.589 244 0.365 285 0.253 326 -0.006 367 -0.005

204 0.566 245 0.383 286 0.248 327 -0.006 368 -0.001

205 0.535 246 0.396 287 0.238 328 -0.004 369 -0.005

206 0.502 247 0.414 288 0.224 329 -0.006 370 -0.006

207 0.463 248 0.421 289 0.218 330 -0.006 371 -0.006

208 0.429 249 0.436 290 0.203 331 -0.006 372 -0.006

209 0.396 250 0.446 291 0.186 332 -0.007 373 -0.006

210 0.365 251 0.449 292 0.175 333 -0.007 374 -0.007

211 0.335 252 0.457 293 0.158 334 -0.007 375 -0.006

212 0.312 253 0.457 294 0.142 335 -0.006 376 -0.006

213 0.287 254 0.462 295 0.126 336 -0.004 377 -0.006

214 0.262 255 0.463 296 0.115 337 -0.008 378 -0.006

215 0.242 256 0.46 297 0.097 338 -0.004 379 -0.006

216 0.224 257 0.46 298 0.087 339 -0.005 380 -0.006

217 0.207 258 0.453 299 0.07 340 -0.005 381 -0.006

218 0.19 259 0.446 300 0.058 341 -0.003 382 -0.006

219 0.173 260 0.436 301 0.046 342 -0.002 383 -0.005

220 0.157 261 0.425 302 0.039 343 -0.005 384 -0.005

221 0.143 262 0.413 303 0.027 344 -0.003 385 -0.006

222 0.132 263 0.399 304 0.024 345 -0.005 386 -0.005

223 0.123 264 0.385 305 0.018 346 -0.008 387 -0.005

224 0.113 265 0.377 306 0.01 347 -0.005 388 -0.005

225 0.104 266 0.357 307 0.004 348 -0.005 389 -0.005

226 0.103 267 0.348 308 0.002 349 -0.006 390 -0.005

227 0.096 268 0.333 309 0 350 -0.006 391 -0.005

228 0.103 269 0.329 310 -0.002 351 -0.006 392 -0.005

229 0.1 270 0.323 311 -0.002 352 -0.007 393 -0.005

230 0.106 271 0.317 312 -0.005 353 -0.008 394 -0.005

231 0.118 272 0.313 313 -0.004 354 -0.006 395 -0.005

232 0.128 273 0.313 314 -0.004 355 -0.006 396 -0.005

233 0.141 274 0.309 315 -0.004 356 -0.008 397 -0.006

234 0.155 275 0.309 316 -0.005 357 -0.006 398 -0.006

235 0.171 276 0.303 317 -0.006 358 -0.006 399 -0.006

236 0.186 277 0.305 318 -0.006 359 -0.005 400 -0.007

237 0.21 278 0.297 319 -0.007 360 -0.002

238 0.227 279 0.296 320 -0.009 361 -0.007

239 0.255 280 0.293 321 -0.006 362 -0.001

240 0.282 281 0.284 322 -0.007 363 -0.006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

57

Lampiran 4. Data pengujian spesifisitas

Spektra baku dan sampel konsentrasi 2 µg/mL

WLENGTH

200 0.001 241 0.083 282 0.073 323 -0.007 364 -0.006

201 0.003 242 0.081 283 0.073 324 -0.007 365 -0.006

202 0.046 243 0.092 284 0.073 325 -0.006 366 -0.006

203 0.095 244 0.108 285 0.057 326 -0.006 367 -0.006

204 0.122 245 0.12 286 0.052 327 -0.004 368 -0.004

205 0.135 246 0.122 287 0.048 328 -0.004 369 -0.002

206 0.138 247 0.127 288 0.07 329 -0.004 370 -0.006

207 0.133 248 0.125 289 0.048 330 -0.004 371 -0.006

208 0.127 249 0.138 290 0.038 331 -0.006 372 -0.006

209 0.105 250 0.14 291 0.033 332 -0.006 373 -0.006

210 0.092 251 0.135 292 0.035 333 -0.006 374 -0.006

211 0.092 252 0.151 293 0.027 334 -0.004 375 -0.006

212 0.087 253 0.143 294 0.013 335 -0.004 376 -0.006

213 0.068 254 0.148 295 0.016 336 -0.004 377 -0.006

214 0.07 255 0.143 296 0.004 337 -0.006 378 -0.006

215 0.055 256 0.148 297 0.004 338 -0.004 379 -0.006

216 0.052 257 0.14 298 0.004 339 -0.002 380 -0.006

217 0.046 258 0.14 299 0.004 340 -0.004 381 -0.006

218 0.025 259 0.133 300 -0.003 341 -0.004 382 -0.006

219 0.03 260 0.127 301 -0.001 342 -0.006 383 -0.006

220 0.025 261 0.135 302 -0.001 343 -0.006 384 -0.006

221 0.02 262 0.125 303 -0.003 344 -0.006 385 -0.006

222 0.005 263 0.125 304 -0.004 345 -0.004 386 -0.006

223 0.016 264 0.125 305 -0.001 346 -0.006 387 -0.006

224 0.005 265 0.113 306 -0.003 347 -0.004 388 -0.006

225 0.005 266 0.113 307 -0.003 348 -0.008 389 -0.006

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

200 250 300 350 400

Standar 2 µg/mL

Sampel 2µg/mL

Abs

orba

nsi

Panjang Gelombang (nm)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

58

226 0.005 267 0.1 308 -0.003 349 -0.006 390 -0.006

227 0.005 268 0.105 309 -0.003 350 -0.006 391 -0.004

228 0 269 0.09 310 -0.003 351 -0.004 392 -0.004

229 0.01 270 0.098 311 -0.003 352 -0.006 393 -0.004

230 0.005 271 0.087 312 -0.003 353 -0.004 394 -0.004

231 0.003 272 0.092 313 -0.003 354 -0.004 395 -0.006

232 0.003 273 0.083 314 -0.003 355 -0.006 396 -0.004

233 0.008 274 0.083 315 -0.003 356 -0.004 397 -0.006

234 0.013 275 0.083 316 -0.003 357 -0.004 398 -0.006

235 0.025 276 0.081 317 -0.003 358 -0.006 399 -0.006

236 0.027 277 0.083 318 -0.006 359 -0.006 400 -0.006

237 0.048 278 0.075 319 -0.005 360 -0.004

238 0.043 279 0.087 320 -0.007 361 -0.004

239 0.057 280 0.073 321 -0.007 362 -0.006

240 0.06 281 0.073 322 -0.007 363 -0.006

Spektra baku dan sampel konsentrasi 4 µg/mL

WLENGTH

200 0.121 241 0.164 282 0.151 323 -0.002 364 0.003

201 0.165 242 0.176 283 0.152 324 0.003 365 0.001

202 0.221 243 0.191 284 0.144 325 0 366 0

203 0.25 244 0.2 285 0.14 326 -0.001 367 0

204 0.263 245 0.211 286 0.137 327 0.002 368 0

205 0.265 246 0.216 287 0.131 328 0.002 369 0

206 0.263 247 0.228 288 0.127 329 0.001 370 0

207 0.249 248 0.231 289 0.119 330 0.001 371 0

208 0.231 249 0.239 290 0.11 331 0.001 372 0

209 0.219 250 0.244 291 0.104 332 0.001 373 0

210 0.2 251 0.244 292 0.093 333 0.003 374 0

211 0.187 252 0.251 293 0.086 334 0 375 0

-0.050

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.45

200 250 300 350 400

Standar 4 µg/mL

Sampel 4 µg/mL

Panjang Gelombang (nm)

Abs

orba

nsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

59

212 0.172 253 0.253 294 0.081 335 0 376 0

213 0.16 254 0.256 295 0.072 336 0 377 0

214 0.145 255 0.258 296 0.065 337 0.001 378 0

215 0.134 256 0.253 297 0.059 338 0 379 0

216 0.128 257 0.249 298 0.047 339 0 380 0

217 0.118 258 0.249 299 0.044 340 0 381 0

218 0.107 259 0.244 300 0.034 341 0.001 382 0

219 0.102 260 0.237 301 0.03 342 0 383 0

220 0.092 261 0.234 302 0.022 343 0 384 0

221 0.085 262 0.226 303 0.02 344 0 385 0

222 0.076 263 0.219 304 0.016 345 -0.001 386 0

223 0.073 264 0.211 305 0.01 346 0 387 0.001

224 0.067 265 0.207 306 0.007 347 -0.002 388 0.001

225 0.062 266 0.196 307 0.008 348 0.001 389 0.001

226 0.06 267 0.189 308 0.005 349 0 390 0.002

227 0.059 268 0.183 309 0.006 350 0.001 391 0.004

228 0.06 269 0.183 310 0.006 351 0 392 0.004

229 0.06 270 0.178 311 0.003 352 0.001 393 0.003

230 0.065 271 0.175 312 0 353 0 394 0.003

231 0.069 272 0.174 313 0.003 354 0.002 395 0.002

232 0.075 273 0.171 314 0.001 355 0.003 396 0

233 0.081 274 0.173 315 0.001 356 0 397 0

234 0.086 275 0.169 316 0 357 0 398 0

235 0.093 276 0.169 317 0 358 0.002 399 0

236 0.106 277 0.168 318 0 359 0 400 0

237 0.115 278 0.163 319 0.001 360 0.001

238 0.13 279 0.164 320 -0.001 361 0.003

239 0.135 280 0.161 321 0.003 362 0.002

240 0.149 281 0.156 322 0 363 0

Spektra baku dan sampel konsentrasi 7 µg/mL

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

200 250 300 350 400

Standar 7 µg/mL

Panjang Gelombang (nm)

Abs

orba

nsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

60

WLENGTH

200 0.262 241 0.283 282 0.267 323 -0.016 364 -0.007

201 0.365 242 0.307 283 0.261 324 -0.014 365 -0.012

202 0.452 243 0.325 284 0.256 325 -0.013 366 -0.013

203 0.478 244 0.348 285 0.247 326 -0.012 367 -0.008

204 0.488 245 0.364 286 0.237 327 -0.014 368 -0.011

205 0.474 246 0.38 287 0.231 328 -0.009 369 -0.009

206 0.456 247 0.389 288 0.217 329 -0.008 370 -0.008

207 0.425 248 0.405 289 0.206 330 -0.012 371 -0.008

208 0.398 249 0.41 290 0.201 331 -0.011 372 -0.008

209 0.368 250 0.422 291 0.189 332 -0.012 373 -0.008

210 0.338 251 0.427 292 0.171 333 -0.011 374 -0.008

211 0.313 252 0.434 293 0.15 334 -0.01 375 -0.008

212 0.287 253 0.435 294 0.146 335 -0.011 376 -0.009

213 0.261 254 0.435 295 0.128 336 -0.013 377 -0.009

214 0.244 255 0.439 296 0.115 337 -0.015 378 -0.009

215 0.222 256 0.439 297 0.102 338 -0.011 379 -0.009

216 0.208 257 0.443 298 0.089 339 -0.011 380 -0.009

217 0.186 258 0.439 299 0.074 340 -0.014 381 -0.009

218 0.176 259 0.438 300 0.064 341 -0.011 382 -0.009

219 0.156 260 0.427 301 0.048 342 -0.013 383 -0.009

220 0.143 261 0.418 302 0.044 343 -0.013 384 -0.009

221 0.129 262 0.405 303 0.033 344 -0.014 385 -0.009

222 0.119 263 0.396 304 0.019 345 -0.008 386 -0.009

223 0.104 264 0.378 305 0.016 346 -0.012 387 -0.009

224 0.098 265 0.368 306 0.009 347 -0.013 388 -0.009

225 0.091 266 0.355 307 0.005 348 -0.012 389 -0.009

226 0.089 267 0.341 308 -0.002 349 -0.013 390 -0.008

227 0.083 268 0.328 309 -0.003 350 -0.013 391 -0.009

228 0.087 269 0.322 310 -0.006 351 -0.013 392 -0.008

229 0.091 270 0.313 311 -0.006 352 -0.013 393 -0.008

230 0.098 271 0.306 312 -0.009 353 -0.012 394 -0.009

231 0.104 272 0.303 313 -0.008 354 -0.011 395 -0.008

232 0.117 273 0.3 314 -0.011 355 -0.011 396 -0.008

233 0.129 274 0.294 315 -0.01 356 -0.013 397 -0.007

234 0.144 275 0.291 316 -0.008 357 -0.011 398 -0.007

235 0.161 276 0.291 317 -0.012 358 -0.009 399 -0.007

236 0.176 277 0.288 318 -0.01 359 -0.01 400 -0.007

237 0.196 278 0.289 319 -0.009 360 -0.009

238 0.238 279 0.284 320 -0.011 361 -0.014

239 0.261 280 0.282 321 -0.01 362 -0.01

240 0.27 281 0.273 322 -0.011 363 -0.009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

61

Lampiran 5. Perhitungan persamaan kurva baku asiklovir a. Pengukuran absorbansi seri larutan baku asiklovir

C (µg/0,05mL) AI C (µg/0,05mL) AII C (µg/0,05mL) AIII 0,1554 0,207 0,1508 0,196 0,1569 0,195 0,2072 0,269 0,2010 0,250 0,2092 0,249 0,2590 0,324 0,2513 0,314 0,2615 0,305 0,3108 0,376 0,3015 0,384 0,3138 0,384 0,3626 0,445 0,3518 0,449 0,3661 0,433

b. Perhitungan persamaan kurva baku asiklovir menggunakan regresi linear Replikasi I: y = 1,1255x + 0,0327; r = 0,999 Replikasi II: y = 1,2736x – 0,0014; r = 0,999 Replikasi III: y = 1,1683x + 0,0077; r = 0,997 c. Kurva baku asiklovir Replikasi I

Replikasi II

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.207 0.269 0.324 0.376 0.445

Kurva Baku Asiklovir

Abso

rban

si

Konsentrasi asiklovir (µg/0,05 mL)

y = 1,1255x - 0,0327r = 0,999

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.196 0.25 0.314 0.384 0.449

Kurva Baku Asiklovir

Abso

rban

si

Konsentrasi asiklovir (µg/0,05 mL)

y = 1,2376x - 0,0014r = 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

62

Replikasi III

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.195 0.249 0.305 0.384 0.433

Kurva Baku AsiklovirAb

sorb

ansi

Konsentrasi asiklovir (µg/0,05 mL)

y = 1,1683x - 0,0077r = 0,997

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

63

Lampiran 6. Perhitungan nilai koefisien variansi pada penentuan rentang

Replikasi I Replikasi II Replikasi III SD CV (%) Kons.

asiklovir (µg/mL)

Abs Kons. asiklovir (µg/mL)

Abs Kons. asiklovir (µg/mL)

Abs

3,108 0,207 3,015 0,196 3,138 0,195 3,087 0,06413 2,07 4,144 0,269 4,020 0,250 4,184 0,249 4,116 0,08551 2,07 5,180 0,324 5,025 0,314 5,230 0,305 5,145 0,10688 2,07 6,216 0,376 6,030 0,384 6,276 0,384 6,174 0,12826 2,07 7,252 0,445 7,035 0,449 7,322 0,433 7,203 0,14964 2,07 8,288 0,517 8,040 0,494 8,368 0,457 8,232 0,17102 2,07 9,324 0,550 9,045 0,532 9,414 0,583 9,261 0,19239 2,07

10,360 0,657 10,050 0,574 10,460 0,638 10,290 0,21377 2,07 11,396 0,702 11,055 0,655 11,506 0,740 11,319 0,23515 2,07 12,432 0,775 12,060 0,701 12,552 0,766 12,348 0,25653 2,07 13,468 0,834 13,065 0,719 13,598 0,856 13,377 0,27790 2,07 14,504 0,890 14,070 0,798 14,644 0,899 14,406 0,29928 2,07

Koefisien korelasi (r)

0,999 Koefisien korelasi (r)

0,997 Koefisien korelasi (r)

0,996

Contoh perhitungan nilai koefisien variansi (CV) pada konsentrasi asiklovir 3 µg/mL:

= 3,108+3,015+3,1383

= 3,087 µg/mL

SD = �[(3,108−3,087)2+(3,015−3,087)2+(3,138−3,087)2]2

= 0,06413

CV = 0,064133,087

x 100 = 2,07%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

64

Lampiran 7. Perhitungan LOD dan LOQ a. Pengukuran absorbansi larutan blangko (larutan HCl 0,1 N)

Absorbansi 0,044 0,045 0,044 0,045 0,045 0,045 0,044 0,045 0,044 0,045

= 0,0446 b. Perhitungan SD dan CV blangko

SD = ���x− �2

𝑛𝑛−1 = 0,000516

CV = 𝑆𝑆𝑆𝑆 x 100% = 1,16%

Persamaan kurva baku yang digunakan: y = 1,2376x - 0,0014

c. Perhitungan LOD

LOD = 3 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑏𝑏

= 3 𝑥𝑥 0,000516 1,2376

= 1,25 x 10-3

d. Perhitungan LOQ

µg/0,05mL = 0,025 µg/mL

LOQ = 10 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑏𝑏

= 10 𝑥𝑥 0,000516 1,2376

= 4,17 x 10-3

µg/0,05mL = 0,083 µg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

65

Lampiran 8. Perhitungan akurasi tablet asiklovir “X”

Bobot Asiklovir teoritis (mg)

Abs Asiklovir terukur (mg)

Rata-rata asiklovir terukur (mg)

Perolehan kembali

(%)

Perolehan kembali rata-rata

(%)

CV (%) Sampel

(mg) Baku (mg)

112,1 10,06 111,19 0,273 110,86 110,73 99,70 99,58 0,21 0,272 110,46 99,34 0,273 110,86 99,70

111,3 9,96 110,36 0,270 109,65 109,24 99,36 98,99 0,37 0,269 109,24 98,99 0,268 108,84 98,62

110,8 10,45 110,40 0,267 108,44 108,84 98,22 98,59 0,37 0,269 109,24 98,95 0,268 108,84 98,59

Rata-rata 99,05 0,32

Hasil perhitungan kadar asiklovir dalam tablet asiklovir “X” menunjukkan dalam tiap 100 mg sampel (serbuk tablet asiklovir) terkandung 90,21 mg asiklovir. Kadar baku teoritis (hasil penimbangan) setelah dikoreksi persen kadar dalam CoA: Replikasi I = 10,1 mg x 99,6% = 10,06 mg Replikasi II = 10,0 mg x 99,6% = 9,96 mg Replikasi III = 10,5 mg x 99,6% = 10,45 mg Perhitungan kadar teoritis asiklovir dalam larutan uji (Replikasi I):

sampel = 90,21100

x 112,1 mg = 101,13 mg

standar adisi = 10,06 mg total = 101,13 mg + 10,06 mg = 111,19 mg

Perhitungan kadar teoritis asiklovir dalam larutan uji (Replikasi II):

sampel = 90,21100

x 111,3 mg = 100,40 mg

standar adisi = 9,96 mg total = 100,40 mg + 9,96 mg = 110,36 mg

Perhitungan kadar teoritis asiklovir dalam larutan uji (Replikasi I):

sampel = 90,21100

x 110,8 mg = 99,95 mg

standar adisi = 10,45 mg total = 99,95 mg + 10,45 mg = 110,40 mg

Contoh perhitungan kadar asiklovir terukur (Replikasi I):

Persamaan kurva baku asiklovir y = 1,2736x – 0,0014 Absorbansi 1:

0,273 = 1,2736x – 0,0014 x = 0,2217 µg/0,05 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

66

= 4,4344 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 110860 µg = 110,86 mg

Persamaan kurva baku asiklovir y = 1,2736x – 0,0014 Absorbansi 2:

0,272 = 1,2736x – 0,0014 x = 0,2209 µg/0,05 mL

= 4,4182 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 110456 µg = 110,46 mg

Persamaan kurva baku asiklovir y = 1,2736x – 0,0014 Absorbansi 3:

0,273 = 1,2736x – 0,0014 x = 0,2217 µg/0,05 mL

= 4,4344 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 110860 µg = 110,86 mg Demikian pula untuk perhitungan kadar terukur lainnya.

% recovery = 𝑏𝑏𝑠𝑠𝑘𝑘𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑟𝑟𝑡𝑡𝑘𝑘𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑘𝑘𝑏𝑏𝑠𝑠𝑘𝑘𝑠𝑠𝑘𝑘 𝑟𝑟𝑡𝑡𝐼𝐼𝑘𝑘𝑠𝑠𝑟𝑟𝑠𝑠𝑠𝑠

x 100%

Contoh perhitungan recovery (replikasi I, kadar 1):

% recovery = 110,86 𝑠𝑠𝑠𝑠111,19 𝑠𝑠𝑠𝑠

x 100% = 99,70%

Demikian pula untuk perhitungan % recovery pada replikasi lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

67

Lampiran 9. Perhitungan presisi tablet asiklovir “X”

Sampel (mg)

Abs Asiklovir terukur (%)

Rerata asiklovir terukur

(%)

Asiklovir terukur

(mg/tablet)

Rerata asiklovir terukur

(mg/tablet)

CV (%)

111,0 0,247 90,41 90,05 403,23 401,61 0,41 0,245 89,68 399,97 0,246 90,05 401,62

111,1 0,246 89,97 90,33 401,27 402,87 0,40 0,248 90,69 404,48 0,247 90,33 402,87

111,8 0,247 89,76 90,25 400,33 402,50 0,47 0,249 90,49 403,59 0,249 90,49 403,59 Rata-rata 90,21 402,33 0,43

Keterangan: kandungan asiklovir dalam tablet pada label = 400 mg/tablet Bobot rata-rata tablet hasil penimbangan = 446 mg

Contoh perhitungan kadar asiklovir terukur dalam persen (Replikasi I): Persamaan kurva baku yang digunakan: y = 1,2376x - 0,0014 Untuk absorbansi 1:

y = 1,2376x - 0,0014 0,247 = 1,2376x - 0,0014 x = 0,2007 µg/0,05mL

= 4,0142 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 100356 µg = 100,36 mg Bobot sampel yang ditimbang = 111,0 mg

Kadar asiklovir terukur yaitu 100,36111,0

= 0,9041 mg/mg = 90,41 mg/100 mg =

90,41% Kadar asiklovir terukur dalam tablet = 90,41% x 446 mg = 403,23 mg/tablet

Untuk absorbansi 2: y = 1,2376x - 0,0014 0,245 = 1,2376x - 0,0014 x = 0,1991 µg/0,05mL

= 3,9819 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 99548 µg = 99,55 mg Bobot sampel yang ditimbang = 111,0 mg

Kadar asiklovir terukur yaitu 99,55111,0

= 0,8968 mg/mg = 89,68 mg/100 mg =

89,68% Kadar asiklovir terukur dalam tablet = 89,68% x 446 mg = 399,97 mg/tablet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

68

Untuk absorbansi 3: y = 1,2376x - 0,0014 0,246 = 1,2376x - 0,0014 x = 0,1999 µg/0,05mL

= 3,9981 µg/mL x (100 x 101

x 100,4

) mL

= 99952 µg = 99,95 mg Bobot sampel yang ditimbang = 111,0 mg

Kadar asiklovir terukur yaitu 99,95111,0

= 0,9005 mg/mg = 90,05 mg/100 mg =

90,05% Kadar asiklovir terukur dalam tablet = 90,05% x 446 mg = 401,62 mg/tablet

Setelah dirata-rata diperoleh dalam tiap 100 mg sampel (serbuk tablet asiklovir) mengandung 90,21 mg asiklovir. Oleh karena itu, kandungan asiklovir dalam tiap tablet rata-rata adalah:

90,21100

x 446 mg = 402,33 mg

SD = �∑(x−x rerata )2 𝑛𝑛−1

Contoh perhitungan koefisien variansi (CV) asiklovir dalam tablet pada replikasi I:

SD = ��[(403,23−401,61)2+(399,97−401,61)2+(401,62−401,61)2] 3−1

= 1,63009

CV = 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑥𝑥 𝑘𝑘𝑡𝑡𝑘𝑘𝑠𝑠𝑟𝑟𝑠𝑠

x 100% = 1,63009401,61

x 100% = 0,41%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI filePENETAPAN KADAR ASIKLOVIR PADA SEDIAAN TABLET MENGGUNAKAN PELARUT HCl SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Diajukan untuk Memenuhi Salah

69

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar Asiklovir pada Sediaan Tablet menggunakan Pelarut HCl secara Spektrofotometri Ultraviolet” ini bernama lengkap Tiwi Anggraini, lahir di Sintang pada tanggal 18 Desember 1988. Merupakan anak sulung dari empat bersaudara pasangan F.X. Gatot Wibowo dan Magdalena. Penulis telah menyelesaikan pendidikannya di Taman Kanak-kanak Panca Setya I pada tahun 1994, di Sekolah Dasar Panca Setya I pada tahun 2000, di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Sintang pada tahun 2003 dan di Sekolah Menengah Atas Stella Duce I Yogyakarta pada Tahun

2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis pernah memberi penyuluhan tentang penyakit Diare dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kali Code (2008), ikut serta menjadi panitia inisiasi fakultas “Titrasi” sebagai seksi Dampok (2009), dan menjadi asisten praktikum Farmakognosi Fitokimia I, Biofarmasetika (2010), Botani Farmasi, dan Farmasi Fisika I (2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI