PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ...repository.usd.ac.id/36902/2/139114097_full.pdfBAB I...

176
MAKNA SOLIDARITAS PADA DEWASA AWAL SUKU DAYAK KANAYATN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Natasha Gloria Runtu NIM: 139114097 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ...repository.usd.ac.id/36902/2/139114097_full.pdfBAB I...

MAKNA SOLIDARITAS PADA DEWASA AWAL

SUKU DAYAK KANAYATN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Natasha Gloria RuntuNIM: 139114097

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

MOTTO

Jika kau tak pernah berhenti, kau takkan terkalahkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Teruntuk keluargaku tercinta,

keluarga besar Dayak Kanayatn,

dan sobat pembaca sekalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

MAKNA SOLIDARITAS PADA DEWASA AWAL SUKU DAYAK KANAYATN

Studi pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Natasha Gloria Runtu

ABSTRAK

Penelitian menjelaskan bahwa awal dari makna solidaritas didukung oleh hubungan darah atau hubungan keluarga di rumah panjang, sekarang dengan perubahan tempat tinggal mereka menjadi terpisah. Sehingga berkurangnya pendukung dan penopangsolidaritas suku DayakKanayatn. Perubahan ini berdampak lunturnya kebiasaansolidaritas dan menjadi keprihatinan bagi masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda suku Dayak yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh dari rumah panjang.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru kepada para tetua suku Dayak Kanayatn, masyarakat umum terkhusus masyarakat suku Dayak Kanayatn, dan praktisi psikologi mengenai makna solidaritas bagi dewasa awal masyarakat suku Dayak Kanayatn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik analisa data yang digunakan Interpretatif Phenomenologycal Analysis (IPA). IPA membantu peneliti mengeksplorasi secara rinci pengalaman hidup individu dan berusaha memahami sudut pandang informan mengenai kehidupan dan pengalaman sosialnya. Hasil penelitian ini bahwa: Pertama, pandangan dewasa awal suku Dayak Kanayatn tentang keberadaan identitas sosial seperti rumah panjang, tradisi, dan bahasa menjadi alasan utama makna solidaritas sebagai sifat alamiah Suku Dayak Kanayatn itu sendiri. Kedua, Bagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn makna solidaritas yang tinggi terbentuk meliputi hubungan kekerabatan dan kehidupan sosial yang dijalani menjadi alasan bahwa ikatan emosional (attachment)menjadi suatu ciri khas dari Suku Dayak Kanayatn.

.Kata kunci: Suku Dayak Kanayatn, Solidaritas, Makna Solidaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

THE MEANING OF SOLIDARITY IN EARLY ADULT DAYAK KANAYATN TRIBE

Study in Psychology in Sanata Dharma University

Natasha Gloria Runtu

ABSTRACT

This research explains the meaning of the birth of solidarity supported by blood relations or family relationships in longhouses, now with changes in their living quarters being separated. Supporting the reduction of supporters and supporters of Dayak ethnic groups' solidarity. This change affected the fading habits of solidarity and became a consideration for the Dayak people, concentrated in the younger generation of Dayak ethnicitys who had risen far from their homes or lived far from longhouses. The results of this study are expected to give new views to the elders of the Dayak Kanayatn tribe, the general public, especially the Dayak Kanayatn Ethnicity community, and practitioners of psychology about the meaning of solidarity for the early adult Kanayatn tribe. This research uses qualitative methods using the phenomenology approach. Data analysis techniques are used Interpretative Phenomenologycal Analysis (IPA). IPA helps researchers explore in detail the life experiences of individuals and try to understand the informants' point of view about their lives and social experiences. The results of this study are: First, the early adult views of the Kanayatn Tribe regarding the existence of social identities such as long houses, traditions, and languages were the main reasons for the meaning of solidarity as the nature of the Dayak Kanayatn Ethnicity itself. Second, for the early adult Kanayatn Dayak Tribe, the meaning of high Solidarity was formed which included kinship relations and social life which served as the reason that attachment became a characteristic of the Dayak Kanayatn Ethnicity.

Keywords: Dayak Kanayatn Ethnicity, Solidarity, Meaning of Solidarity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Makna

Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn. Penyusunan tugas akhir ini

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program

Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Tugas akhir ini dapat diselesaikan tidak lepas dari segala bantuan,

bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai pihak, yang pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan banyak masukan, kritikan hingga tantangan sehingga peneliti

bergerak lebih jauh untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Dosen dan Karyawan USD yang telah membantu peneliti untuk lebih

menyiapkan syarat penyelesaian tugas akhir dengan lebih baik.

3. Kepada kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

dukungannya sehingga peneliti bergerak lebih jauh untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

4. Kepada teman-teman informan yang sudah berkenan meluangkan waktu dan

bercerita pengalamannya sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Kepada teman-teman yang tidak bisa disebut satu persatu, yang sudah

memberikan semangat, kritik dan sarannya selama pembuatan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

6. Kepada Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam

penyusunan Laporan Proyek Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa sepenuhnya akan terbatasnya pengetahuan,

sehingga tidak menutup kemungkinan jika ada kesalahan serta kekurangan dalam

penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu sumbang saran dari pembaca sangat

diharapkan sebagai bahan pelajaran berharga di masa yang akan datang.

Yogyakarta,

Natasha Gloria Runtu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 8

C. TujuanPenelitian ................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 13

A. Makna Hidup....................................................................................... 13

B. Solidaritas............................................................................................ 18

1. Pengertian Solidaritas .................................................................... 18

2. Tipe-Tipe Solidaritas ..................................................................... 19

3. Solidaritas Positif dan Negatif ...................................................... 20

C. IdentitasSosial Suku Dayak Kanayatn ....................................... ....... 25

1. Pengertian Identitas Sosial ............................................................ 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

2. Proses Identitas Sosial ................................................................... 29

3. Pendukung Proses Identitas Sosial ................................................ 30

4. Suku Dayak Kanayatn Sebagai Identitas Sosial............................ 32

D. Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn ................................................ 32

1. Dewasa Awal.................................................................................. 32

2. Suku Dayak Kanayatn ................................................................... 35

E. Makna Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn .......... 39

F. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 43

BAB III METODEPENELITIAN .................................................................... 46

A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 46

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 48

C. Informan Penelitian ............................................................................ 49

D. Refleksivitas Penelitian....................................................................... 49

E. Saturasi Data ...................................................................................... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 51

G. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 52

H. Kredibilitas Data ................................................................................ 53

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 53

J. Insturumen ......................................................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 57

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian................................................. 57

1. Persiapan dan Perizinan ................................................................. 57

2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 59

B. Informan Penelitian............................................................................. 59

1. Demografi Informan ...................................................................... 59

2. Latar Belakang Informan ............................................................... 60

C. Hasil Penelitian .................................................................................. 65

1. Informan GD (23) .......................................................................... 65

a. Pengetahuan tentang Suku Dayak Kanayatn dan rumah

Panjang ..................................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

b. Tradisi Suku Dayak Kanayatn dan

fungsi rumah panjang ............................................................... 66

c. Pengalaman antar kehidupan sosial di rumah panjang ............. 67

d. Pemahaman tentang bagian dari Suku Dayak Kanayatn .......... 68

e. Kekerabatan, kebersamaan dan pembagian tugas .................... 68

f. Kesadaran nilai-nilai positivisme ............................................. 69

2. Informan TH (24) .......................................................................... 69

a. Pemahaman asal-usus Dayak Kanayatn dan

rumah panjang ......................................................................... 71

b. Identitas budaya dan kehidupan sosial

di rumah panjang ..................................................................... 71

c. Sumber mata pencaharian dan kehidupan komunal ................ 71

d. Pengetahuan atas nilai-nilai positif Dayak Kanayatn .............. 72

e. Impian dan harapan atas pelestarian panjang .......................... 72

f. Upaya aktualisasi nilai-nilai positif ......................................... 72

3. Informan EM (24) ......................................................................... 73

a. Pemahaman tentang kehidupan Dayak Kanayatn ................... 73

b. Pentingnya mengetahui fungsi rumah panjang ....................... 74

c. Arti kebersamaan, kekerabatan, dan pembagian peran ........... 74

d. Citra diri positif atas nilai dari kehidupan suku Dayak

Kanayatn .................................................................................. 74

4. Informan AA (25) .......................................................................... 74

a. Pemahaman mengenai asal-usul perawakan

Dayak Kanayatn ...................................................................... 76

b. Kesadaran tentang hidup berkoloni dan menjaga tradisi

Budaya ..................................................................................... 76

c. Pemahaman tentang filosofi rumah panjang ........................... 76

d. Pengetahuan tentang page waris ............................................. 77

e. Ciri khas dari seorang Dayak Kanayatn .................................. 77

D. Analisis Data ...................................................................................... 78

1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn ............................................ 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

a. Rumah Panjang ......................................................................... 79

b. Tradisi ....................................................................................... 81

c. Bahasa ....................................................................................... 83

2. Ikatan Emosional (attachment) ...................................................... 84

a. Kekerabatan .............................................................................. 84

b. Kehidupan Sosial ...................................................................... 87

E. Pembahasan ........................................................................................ 89

1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn ............................................ 90

a. Rumah Panjang ........................................................................ 91

b. Tradisi ...................................................................................... 93

c. Bahasa ..................................................................................... 94

2. Ikatan Emosional (attachment) ...................................................... 96

a. Kekerabatan ............................................................................. 96

b. Kehidupan Sosial ..................................................................... 97

F. Skema Pembahasan ........................................................................... 100

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 101

A. Kesimpulan ........................................................................................ 101

B. Saran ................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 107

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 59

Tabel 2. Informan Penelitian.................................................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Dayak memiliki pola sosial yaitu solidaritas. Solidaritas

dalam masyarakat Dayak Kanayatn ini tampak dari kegiatan sehari-hari

masyarakat Dayak yang dilakukan secara bersama-sama di rumah panjang,

seperti menumbuk padi, menjemur padi, menganyam tikar hingga sekedar

berkumpul hingga larut malam. Rumah panjang merupakan salah satu dari

ke-13 temuan basis-basis identitas yang khas secara budaya, antara lain ada

13 temuan menurut Muhrotien (2012) ialah: Rumah Panjang, Senjata:

Mandau, Perisai, Sumpit, Anyaman, Tempayan, Sistem Perladangan,

Kedudukan Wanita, Seni tari, Permainan Tradisional, Kerajinan Tradisional,

Bahasa, Pakaian, Salam: Adil katalino bacuramin kasaruga basengat

kajubata, dan Mangkok merah.

Pada mulanya, lahirnya sikap solidaritas yang kuat di dalam rumah

panjang yaitu diikat dalam hubungan geneologis atau hubungan darah (Paulus

dkk, 2010). Kemudian pada masa dulu masyarakat Dayak Kanayatn memiliki

tradisi mengayau, yaitu sebuah tradisi masyakarat Dayak Kanayatn untuk

berburu dan memenggal kepala musuh. Oleh karena itu, masyarakat Dayak

Kanayatn bergotong rotong membangun sebuah rumah panjang dengan

harapan agar masyarakat Dayak Kanayatn yang memiliki hubungan ikatan

darah tersebut mendapatkan perasaan aman jika berkumpul bersama. Bagi

masyarakat Dayak Kanayatn rumah panjang memberikan rasa aman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

kehangatan komunitas yang tercermin dari keterlibatan setiap individu yang

tinggal dalam rumah panjang pada saat diselenggarakannya seremonial adat

(Djuweng, 1996). Rumah panjang bagi masyarakat Dayak Kanayatn ini

adalah jantung kehidupan suku Dayak Kanayatn, karena rumah panjang

adalah tempat pelbagai macam aktifitas sosial, ekonomi, budaya sampai pada

masalah politik terjadi (Djuweng, 1996) dan dari rumah panjang ini lah

masyarakat Dayak Kanayatn berangkat mencari nafkah dan rezeki. Hal ini

yang mendasari rumah panjang sebagai lambang kehidupan komunal yang

harmonis (Muhrotien, 2013).

Sikap solidaritas yang kuat di rumah panjang yang diikat dalam

hubungan geneologis atau hubungan darah ini menjadi alasan pendukung dan

penopang hidup solidaritas masyarakat Dayak Kanayatn yang tidak dimiliki

oleh suku lain pada umumnya, masyarakat Dayak Kanayatnmenamainya

dengan sebutan parenean. Masyarakat Dayak Kanayatn percaya bahwa dulu

kakek ataupun nenek masih memiliki ikatan darah, sehingga seluruh

masyarakat Dayak dianggap turun-temurun. Kepercayaan tersebut disebut

juga dengan istilah page waris, artinya masyarakat Dayak Kanayatn saling

memiliki hubungan keluarga. Menurut tradisi suku Dayak Kanayatn,

hubungan keluarga akan terputus pada sepupu delapan kali. Inilah

membedakan antara suku Dayak Kanayatn dengan suku-suku lainnya(Sandra,

2013).

Solidaritas sosial lahir berpusat pada geneologi, suatu ikatan yang

lahir atas rasa hormat dan kepercayaan satu dengan lainnya. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

menyebabkan solidaritas tumbuh dan dilakukan secara turun-temurun, bahkan

sudah menjadi kebiasaan baku yang terus dipelihara kelestariannya. Hasilnya

setiap penghuni merasa memiliki dan merasa bertanggungjawab dalam setiap

kegiatan yang bersifat gotong-royong (Dilen, 1997).

Solidaritas lahir karena ada kesamaan pada para anggota, kesamaan

akan nilai dan norma serta keyakinan. Kesamaan itulah yang membuat sadar

bahwa pentingnya untuk hidup bersama-sama, karena memiliki pikiran yang

sama pula. Kesadaran untuk hidup bersama ini diwujudkan dalam bentuk

hidup yang kolektif,di mana segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama

(gotong-royong).Oleh karena itu, setiap anggota yang baru lahir dalam

kelompok tersebut pasti memiliki sifat atau perilaku yang sama dengan

kelompoknya, walaupun saat tidak sedang bersama dengan kelompoknya.

Salah satu dari beberapa faktor lain penyebablahirnya solidaritas ialah

kehidupan di rumah panjang, sehingga solidaritas tersebut sangat melekat

dalam diri masing-masing orang Dayak. Kehidupan solidaritas yang

dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak merupakan suatu bentuk identitas

sosial bagi masyarakat Dayak, bahkan penghuni rumah panjang pun

mengakui bahwa kehidupan orang-orang Dayak terkhusus bagi orang-orang

Dayak Kanayatn tidak bisa lepas dari hidup berkoloni.

Solidaritas masyarakat Dayak menjadi sebuah identitas sosial yang

biasa disebut dengan istilah kekerabatan. Kekerabatan ini terjadi karena hidup

solidaritas pada masyarakat Dayak, khususnya yang tinggal di rumah panjang

ialah memiliki hubungan darah atau hubungan keluarga. Kekerabatan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

masyarakat Dayak berubah ketika masuknya agama Katolik dan Islam pada

tahun 1960-an. Pada awalnya masyarakat Dayak memiliki keyakinan

animisme, namun pada akhir tahun 1960-an terjadi kristenisasi massal

sehingga sebagian besar suku Dayak beragama Katolik. Masyarakat Dayak

yang memilih agama lain contohnya bila seorang Dayak masuk Islam, maka

orang tersebut bukan lagi seorang Dayak melainkan menjadi seorang Melayu

(Maunati, 2006) atau kata lainnya orang laut. Maka dari itu identitasnya

sebagai orang Dayak hilang karena orang tersebut memiliki keyakinan yang

berbeda dengan mayoritas suku Dayak, karena kedayakan seseorang

dikaitkan dengan agama Kristen atau Katoliksedangkan agama Islam justru

menjadi pertentangannya sebagai agama yang mendominasi di Indonesia

(Maunati, 2006).

Salah satu bentuk solidaritas masyarakat Dayak mulai terganggu

ketika terjadi relokasi penduduk asli suku Dayak oleh pemerintahan masa

orde baru pada tahun 1970-an. Gerakan perombakan rumah panjang tentunya

telah menghancurkan jantung kebudayaan, dengan alasan bahwa pola hidup

di rumah panjang ialah kolot, tidak higienis dan sangat rawan kebakaran

(Maunati, 2006). Bentukupaya pembaharuan dan pola higienis sebenarnya

tidak melulu hanya dengan membongkar rumah panjang, tetapi justru

menciptakan kesesuaian dengan tatanan sosial kebudayaan rumah panjang.

Terlihat jelas bahwa pembongkaran yang dilakukan sangat berdampak negatif

terhadap pola hidup masyarakat pedalaman sekarang ini (Djuweng, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Kebijakan lain yang dilakukanuntuk mempengaruhi kondisi psikologi

pada masa pemerintahan orde baru terhadap masyarakat Dayak yaitu dengan

menguasai lahan-lahan hutan di daerah pedalaman yang dulunya merupakan

salah satu tempat mata pencaharian suku Dayak.Daerah tersebut kini

dimanfaatkan secara penuh oleh perusahaan asing. Hal tersebut

menyebabkan banyak lahan hutan menjadi lahan perkebunan sawit dan ini

menjadi salah satu penyebab banyak penduduk asli rumah panjang pergi

keluar dan mencari nafkah di perusahaan sawit atau tempat lainnya.

Bertambahnya kesadaran masyarakat pedalaman akan pentingnya pendidikan

juga membuat banyak masyarakat Dayak memilih merantau ke kota

Pontianak atau ke kota lainnya untuk melanjutkan pendidikan. Beberapa

alasan tersebutlah yang membuat banyak penduduk asli rumah panjang

akhirnya memilih untuk membangun rumah tunggal dan memilih untuk

merantau ke kota. Berdasarkan penyebab itulah banyak kalangan masyarakat

Dayak membangun rumah tunggal diluar rumah panjang, bahkan kini bisa

dikatakan sudahbertambah banyak.

Beberapa masyarakat Dayak Kanayatn tetap melestarikan adat dan

kebiasaan-kebiasaan yang lakukan secara bersama-sama di rumah panjang

hingga saat ini, seperti berburu bersama di hutan, pergi ke ladang bersama-

sama dan menumbuk padi bersama-sama. Akan tetapi, ada juga beberapa

masyarakat Dayak yang khususnya menempati rumah tunggal dan jauh dari

rumah panjang sudah jarang melakukan beberapa aktivitas seperti yang

disebutkan di atas. Ada pula bentuk solidaritaslain yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

masyarakat Dayak yang jauh tinggal dari rumah panjang dengan melakukan

perkumpulan arisan keluarga besar Dayak, dengan cara ini masyarakat Dayak

dapat di ingatkan dengan sistem kekerabatan yang pernah terjalin seperti

dulu. Selain itu juga ada organisasi kaum elit Dayak yang biasanya bergerak

dalam bidang politik. Organisasi ini bertujuan untuk membawa masyarakat

Dayak untuk ikut ambil peran dalam sistem pemerintahan agar masyarakat

Dayak tidak dikatakan sebagai orang primitif, tidak berpendidikan dan tidak

beradab, seperti yang pernah dicap oleh pemerintah masa orde baru pada

tahun 1970-an (Maunati, 2006).

Bentuk solidaritas masyarakat Dayak seperti perkumpulan arisan

keluarga besar Dayak ternyata tidak sepenuhnya dilakukan (secara

perbuatan/perilaku) oleh semua kalangannya, alasannya karena ada persepsi

bahwa banyak dari kalangan masyarakat Dayak yang memilih agama diluar

dari agama Kristen, seperti agama Islam, Hindu, Budha dan Konghucu.

Sudah menjadi tradisi bahwa beberapa kalangan masyarakat Dayak yang

beragama Islam, Hindu, Buddha dan Konghucu bukan lagi sebagai orang

Dayak karena memiliki keyakinan yang berbeda. Maka dari itu banyak dari

mereka cenderung untuk tidak ikut ambil bagian dalam bentuk solidaritas

sekarang, seperti ikut dalam arisan keluarga besar Dayak ataupun organisasi

maupun komunitas lainnya.

Persepsinya bahwa perubahan-perubahan pola tempat tinggal yang

awalnya hidup bersama dan komunal di rumah Panjang ke rumah tunggal,

perubahan pola tempat tinggal dengan menetap di kota, adanya persentuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

dengan agama dan budaya luar dan program pembangunan yang kurang bijak

pada masa pemerintahan orde baru menjadikan beberapa perilaku masyarakat

Dayak lebih individualistis. Selain itu juga menyebabkan masyarakat Dayak

yang dulunya selalu hidup berdampingan dan selalu berdiri tegak di atas

tradisi dan kebersamaan yang kuat berubah dan terpengaruh oleh modernisasi

budaya.

Sebab-sebab di atasbisa jadi sangat mempengaruhi lunturnya tradisi

dan kebersamaan, namun meskipun begitu identitas sosial yang melekat

dalam diri masyarakat Dayak tetap tidak akan pernah hilang. Permasalahan

yang dihadapi masyarakat Dayak seperti perubahan pola tempat tinggal,

sentuhan budaya lain dan masuknya modernisasi menjadi awal perubahan

dalam identitas sosial masyarakat Dayak. Hal yang cukup mempengaruhi

sebagian besar lunturnya nilai-nilai kebersamaan ialah perubahan pola tempat

tinggal (Maunati, 2006)

Awal mulanyasolidaritas di rumah panjang didukung oleh hubungan

darah atau hubungan keluarga, sekarang dengan perubahan tempat tinggal

mereka menjadi terpisah. Pergeseranidentitas sosial berdampak pada

lunturnya kebiasaan yang mulanya solid menjadi keprihatinan bagi

masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda (dewasa awal) suku Dayak

Kanayatn yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh

dari rumah panjang.

Perubahan pola tempat tinggal inilah tanpa disadari membawa

pergeseran identitas sosial masyarakat Dayak Kanayatn, karena perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

pola tempat tinggal ini membawa jarak pada hubungan kekerabatan antar

keluarga. Awal mulanya dirumah panjang hidup solidaritas didukung oleh

hubungan darah atau hubungan keluarga, sekarang dengan perubahan tempat

tinggal mereka menjadi terpisah. Pergeseran identitas sosial berdampak pada

lunturnya kebiasaan yang mulanya solid menjadi keprihatinan bagi

masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda (dewasa awal) suku Dayak

Kanayatn yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh

dari rumah panjang.

Untuk itupeneliti memiliki ketertarikan untuk lebih jauh lagi menggali

bagaimana makna solidaritas pada dewasa muda Suku Dayak Kanayatn.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru

kepada para tetua suku Dayak Kanayatn, masyarakat umum terkhusus

masyarakat suku Dayak Kanayatn dan praktisi psikologi mengenai makna

solidaritas bagi dewasa awal masyarakat suku Dayak Kanayatn.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka pertanyaan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana pemahaman dan pengalaman dewasa awal suku Dayak

Kanayatn mengenai makna solidaritas.”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah memberikan pemahaman dan pandangan baru mengenai

makna solidaritasbagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn.

D. Manfaat Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Manfaat penelitian merupakan berkaitan dengan urgensi atau hal-hal

yang sangat diharapkan agar hasil penelitian bisa dijadikan sebagai bahan

untuk uji ilmiah dan dipertanggungjawabkan baik secara teknis dan

metodologis. Urgensi di dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu urgensi

secara teoritis dan praktis.

1. Secara teoritis

Kegunaandalam penelitian ini secara teoritis, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan

psikologi sosial dan budaya mengenai makna hidup solidaritas bagi

generasi muda Dayak Kanayatn, serta diharapkan sebagai referensi ilmiah

dalam ilmu psikologi sosial dan budaya menumbuhkembangkan

pemahaman bagikhazanah keilmuan tentang“Makna Solidaritas Dewasa

Awal Dayak Kanayatn”. Selain itu juga untuk dijadikan bahan acuan

dalam peningkatan mutu dalam pembelajaran ilmu Psikologi. Serta

diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi

para pegiat khazanah keilmuan yang berkaitan dengan ilmu Psikologi

Sosial dan Budaya untuk digunakan sebagai rujukan, bahan kajian dan hal-

hal lain sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Secara praktis

Penelitian diharapkan semoga dapat menjadi sumbangan nilai

keberartian yang dapat dimanfaatkan oleh Universitas Sanata Dharma

(USD) Yogyakarta dalam proses menciptakan civitas akademi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

berintelektualitas. Sehingga terciptalah civitas akademi yang sesuai

dengan visi dan misi lembaga Universitas Sanata Dharma (USD)

Yogyakarta. Secara khusus penelitian ini diharapkan:

a. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta terkhusus

pada jurusan Psikologi, sebagai bahan kajian atau untuk menambah

ilmu tentang “Makna Solidaritas Dewasa Awal Dayak Kanayatn”.

b. Mahasiswa di luar Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta

sebagai tambahan keilmuan terkait Psikologi Sosial Budaya.

c. Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Generasi muda Dayak

Kanayatn baik di dalam dan di luar lingkungan Kalimantan Barat,

mereka dapat mengetahui bagaimana cara pandang dewasa awal suku

Dayak Kanayatn dalam memaknai solidaritas, sebagai informasi dan

tambahan pemahaman keilmuan mengenai “Makna Solidaritas Pada

Dewasa Awal Dayak Kanayatn”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Solidaritas

Dalam memahami makna solidaritas, diperlukan terlebih dahulu

pemahaman mengenai sebuah makna. Victor Frankl menjelaskan bahwa

setiap manusia memiliki arti kehidupan yang didapatkan dari berbagai

pengalaman ataupun kejadian yang dialami. Pencarian akan arti kehidupan

dalam penelitian ini adalah bagaimana individu dapat mencari arti

kehidupannya dari berbagai pengalamannya dalam kehidupan solidaritas.

Berbagai pengalaman dan kejadian yang dialami individu dalam kehidupan

solidaritasnya akan menjadi sebuah makna solidaritas.

Tidak ada orang atau sesuatu yang lain yang dapat memberi sebuah

pengertian arti dan maksud dalam kehidupan. Arti dalam kehidupan

merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing orang untuk

menemukannya dan arti kehidupan berbeda pada tiap-tiap orang dan bahkan

dari momen satu dengan momen berikutnya.Begitu juga respons yang

diberikan individu ketika menemukan arti dan maksud dari pengalaman atau

kejadian yang dialaminya pun bukan dalam bentuk kata-kata melainkan

dalam bentuk tindakan (Naisaban, 2004).

Menurut Frankl hakikat eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor:

spritual, kebebasan, dan tanggung jawab (Schultz, 1991). Spiritual, Frankl

menyebutnya sebagi roh atau jiwa yang dapat dipengaruhi oleh dunia material

namun tidak dihasilkan dari material tersebut. Kedua ialah kebebasan, Frankl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

mengatakan bahwa kebebasan merupakan sebuah insting terhadap kondisi

lingkungan. Kebebasan yang dimaksud ialah tiap orang diberi kebebasan

untuk memilih cara bertingkah laku dalam melihat kondisi lingkungan

sekitar. Setiap pilihan atau tingkah laku yang ditunjukkan merupakan sebuah

tanggung jawab atas pilihan kita tersebut, tanpa ketiga hal tersebut tidak

mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan.

Victor Frankl terkenal dengan logotherapysebuah wadah ilmu tentang

teori makna hidup (Schultz, 1991).Logoterapy lahir atau berawal dari sebuah

cabang psikologi eksistensial dengan fokus atau konsentrasi terhadap makna

dari eksistensi manusia. Menurutnya pengertian logotherapy berasal dari kata

“logos” dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) juga rohani

(sprituality), sedangkan “therapy” berarti pengobatan atau

penyembuhan.Logotherapy secara umum dapat digambarkan sebagai corak

psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian, ragawi dan

kejiwaan, serta beranggapan makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna

merupakan motivasi primer manusia agar meraih tingkat hidup yang lebih

bermakna seperti yang dikehendaki (Bastaman, 2007). Mengenai arti dari

eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan arti, dan juga teknik-teknik

terapis khusus untuk menemukan arti dalam kehidupan (Schultz, 1991).

Logotherapy ini dibangun atas tiga dasar: kebebasan berkehendak (the

freedom of willing), kehendak untuk hidup bermakna(the will to meaning),

dan kehidupan yang bermakna(the meaningful life) (Bastaman, 2007).

Penjelasannya ialah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1. Kebebasan berkehendak (the freedom of willing)

Kebebasan manusia adalahkebebasan untuk menentukan sikap

(freedom to take a stand) pada pengalaman-pengalamanyang dihadapi.

Tentunya dalam penelitian ini adalah kebebasan dalam menentukan sikap

pada pengalaman kehidupan solidaritas. Kebebasan berkehendak ini

sesuai dengan pandangan humanistik yang menganggap manusia sebagai

“the self determining being” dengan maksud batas-batas tertentu dalam

kemampuan pada kebebasan sebagai manusia untuk mengubah kondisi

menjadi yang lebih berkualitas.

2. Kehendak untuk hidup bermakna (the will to meaning)

Kehendak untuk hidup bermakna merupakan suatu cita-cita dalam

pengharapan hidup, karena tujuan hidup setiap manusia tentunya

berbeda-beda antara satu dan lainnya. Dapat digambarkan bahwa tujuan

hidup adalah hasrat untuk mencapai kebermaknaan hidup, sebagai

motivasinya bahwa hasrat untuk hidup bermakna menjadikan seseorang

menjadi pribadi yang beharga dan berarti (being somebody).

3. Kehidupan yang bermakna(the meaningful life)

Makna hidup merupakan hal sangat penting dan beharga, sehingga

memberikan nilai pada setiap orang yang menjadikan layak dalam setiap

hidupnya. Rasa kebahagiaan (happiness) dalam hidup akan munculjika

makna hidup terpenuhi dan makna hidup inilah yang bisa ditemukan

dalam setiap kondisi kehidupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Gambaran yang lebih jelas mengenai sifat khusus dari makna hidup,

antara lain dalam pandangan Bastaman (2007):

1. Makna hidup mempunyai sifat yang sangat khas (unik), pribadi dan

temporer. Sesuatu hal yang dianggap berarti, penting dan bermakna oleh

seseorang belum tentu demikian bagi yang lainnya. Makna hidup

seseorang biasanya mempunyai sifat khusus, berbeda dan bahkan tidak

sama dengan makna hidup orang lain, serta bisa jadi dari waktu ke waktu

berubah.

2. Makna hidup mempunyai sifat yang sangat spesifik dan nyata, yang

berarti makna hidup benar-benar dapat ditemukan dalam berbagai

pengalaman kehidupan sehari-hari dan tidak perlu dihubung-hubungkan

dengan peristiwa yang abstrak-filosofis, tujuan-tujuan idealitas, dan

prestasi-prestasi akademis yang serba menakjubkan.

3. Makna hidup mempunyai sifat memberi pedoman dan arah terhadap

kegiatan-kegiatan yang kita lakukan, yang berarti makna hidup seperti

hal yang menantang kita untuk memenuhinya. Makna hidup seperti ini

ketika menemukan sesuatu dalam makna hidup, maka seolah seperti

terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya dan segala

kegiatanpun seperti terarah kepada pemenuhan itu sendiri.

Bastaman (2007) juga mendeskripsikan ada lima metode dalam

menemukan makna hidup (Panca cara temuan makna), antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

1. Pemahaman diri, mengenali diri sendiri secara objektif baik kelemahan

dan kekurangan. Serta mengembangkan potensi yang dimiliki dan

berusaha menekan kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

2. Bertindak positif, selalu berbuat hal-hal yang dianggap baik, bermanfaat

dan menguntungkan dalam prilaku dan tindakan sehari-hari.

3. Pengakraban hubungan, menjalin hubungan bersama relasi keluarga,

teman, dan rekan) dengan cara yang baik sehingga menghasilkan suatu

hubungan yang saling percaya dan memerlukan, serta saling membantu.

4. Pendalaman catur-nilai, berusaha memahami dan memenuhi empat

macam nilai yang merupakan bagian dari sumber makna hidup seperti; a)

Nilai kreatif, b) Nilai penghayatan, c) Nilai bersikap, dan d) Nilai

pengharapan.

5. Ibadah, menjalankan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan dan

mencegah diri dari apa yang dilarang-Nya serta berusaha memahami apa

yang diperintah dan dilarang Tuhan. Ibadah merupakan bagian daripada

tindakan positif yang dilakukan makhluk-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

B. Solidaritas

1. Pengertian Solidaritas

Solidaritas erat kaitannya dengan rasa kebersamaan yang sering

dicontohkan seperti gotong royong. Solidaritas cenderung dihasilkan

karena adanya perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama,

sehingga secara ikatan emosional mereka cenderung termotivasi untuk

mempertahankan kebersamaan mereka (Johnson, 1986).

Tokoh yang memperkenalkan solidaritas sebagai bagian dari

fakta sosial yang terjadi di masyarakat adalah Emile Durkheim.

Johnson(1986) menjelaskan bahwa solidaritas merupakan hubungan

antar individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan

kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat dengan perasaan

emosional bersama. Individu atau kelompok yang memiliki perasaan

moral dan kepercayaan yang sama mereka cenderung akan memiliki

pikiran yang hampir sama satu sama lain. Kelompok yang memiliki

perasaan emosional yang hampir sama satu sama lain akan membuat

anggota kelompok tersebut memiliki kepercayaan yang sama akan

sebuah cita-cita dan tujuan kelompok. Kelompok yang memiliki

kepercayaan yang sama, cita-cita dan tujuan yang sama membuat mereka

pikir bahwa mereka harus bersama-sama karena memiliki pikiran yang

serupa satu sama lain.

2. Faktor yang memnbentuk Solidaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa faktor-faktor yang

membentuk solidaritas ialah solidaritas dapat muncul karena adanya

suatu kesamaan nilai-nilai dalam individu-individu sehingga mereka

memiliki kesadaraan untuk tetap terus bersama dalam sebuah kelompok

untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Kesadaran untuk terus

bersama ini lama kelamaan akan memunculkan perasaan atau emosi yang

sama dalam sebuah kelompok sehingga mereka lebih termotivasi lagi

untuk tetap selalu bersama-sama (Johnson, 1986).

Selain kesamaan akan nilai-nilai yang dianut bersama, solidaritas

juga dapat muncul karena kepentingan-kepentingan individu akan

imbalan ekonomi mereka. Kepentingan-kepentingan antar individu ini

akan menjadi sebuah rantai ketergantungan satu sama lain yang

mengharuskan mereka untuk tetap berhubungan, sehingga akan

menciptakan solidaritas baru diantara kelompok tersebut (Johnson,

1986).

Kesamaan akan nilai-nilai yang dianut dan kepentingan indiidu

atau kelompok merupakan faktor yang membentuk lahirnya solidaritas,

sehingga dalam dalam prosesnya tentu tergantung daripada tipe-tipe

solidaritas yang dimaksud. Masing-masing tipe solidaritas mempunyai

spirit yang berbeda sesuai dengan latar belakang lahirnya solidaritas

tersebut, namun pada hakikatnya solidaritas merupakan hubungan antara

individu atau kelompok yang mempunyai kesamaan (baik nilai maupun

kepentingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

3. Tipe-TipeSolidaritas

Durkheim mengenalkan ada dua macam tipe dalam solidaritas,

yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik (Ritzer, 2012), antara

lain penjelasannya:

a. Solidaritas Mekanik

Dalam solidaritas mekanik, Durkheim memberi contoh

seperti umat gereja. Menurut Durkheim, mereka menganut satu

orientasi agama yang sama dan mereka memiliki pola normatif yang

sama juga. Kelompok yang memiliki kepercayaan sama tentunya

memiliki sifat dan nilai norma yang sama pula karena mereka

memiliki pikiran yang hampir serupa. Hal ini merupakan dasar

integrasi sosial dan ikatan yang mempersatukan individu dalam

sebuah kelompok atau organisasi.

Solidaritas Mekanik merupakan solidaritas yang menekankan

pada nilai-nilai yang dianut secara bersama, sehingga solidaritas

mekanik didasarkan pada kesadaran kolektif bersama. Kesadaran

kolektif bersama didasari oleh individu-individu yang memiliki sifat-

sifat yang sama, menganut kepercayaan dan pola normatif yang

sama. Kesadaran kolektif menurut Durkheim adalah totalitas

kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama yang rata-rata ada

pada warga yang sama.

Kesamaan akan sifat, kepercayaan dan pola normatif yang

sama menyebabkan tidak adanya sifat individualitas dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

kelompok. Sifat individualitas dalam kelompok menjadi tidak

berkembang, rasa individualitas dalam kelompok solidaritas

mekanik akan terus menerus ditekan oleh besarnya konformitas

dalam kelompok. Ciri khas dalam solidaritas mekanik adalah

solidaritas didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi

dalam kepercayaan, nilai-nilai norma dan sebagainya. Homogenitas

yang seperti itu menurut Durkheim hanya bisa didapatkan kalau

pembagian kerja yang bersifat sangat minim. Pembagian kerja yang

minim ini dapat diartikan sebagai kesetaraan derajat, dalam

pembagian kerja tidak memandang ini ahli atau tidak karena semua

dianggap sederajat atau sama.

Durkheim menjelaskan bahwa indikator dalam solidaritas

mekanik adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang

bersifat menekan (repressive). Hukum-hukum yang dimaksud ialah

setiap perilaku yang jahat dalam arti perilaku yang mengancam atau

melanggar kesadaran kolektif. Seseorang atau beberapa orang yang

memperlihatkan perilaku menyimpang atau sudah melanggar dari

kesadaran kolektif bersama dalam kelompok itu, maka orang

tersebut akan diberi hukuman sesuai dengan pelanggaran apa yang

telah dibuatnya.

Solidaritas mekanik ini biasanya dianut oleh sekelompok

orang tradisional atau kelompok perdesaan yang cenderung masih

memiliki nilai-nilai yang dianut bersama.Solidaritas mekanik ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

jarang ditemukan dalam masyarakat perkotaan karena masyarakat

perkotaan sekarang lebih cenderung mengedepankan nilai

individual.

b. Solidaritas Organik

Solidaritas organik cukup berbeda dengan solidaritas

mekanik. Sebelumnya dalam solidaritas mekanik Durkheim

menggambarkannya sebagai kelompok yang berdasarkan akan

kesadaran kolektif bersama, sedangkan dalam solidaritas organik ini

Durkheim mencontohkannya seperti para pedagang. Menurut

Durkheim para pedagang memberi contoh bagaimana mereka dapat

hidup bersolidaritas karena imbalan ekonomi seperti gaji atau

keuntungan lainnya, dengan kata lain mereka membentuk sebuah

kelompok solidaritas berdasarkan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan masing-masing.

Dasar integrasi sosial dan ikatan yang mempersatukan

individudalamsebuah kelompok ini adalah rasa ketergantungan. Rasa

ketergantungan antara hasil sumbangan pribadi dan hasil sumbangan

dari orang lain. Durkheim memberi contoh, misalnya dalam sebuah

perusahaan pabrik ada orang yang bekerja menjalan-kan mesin,

orang yang memperbaiki mesin, pengawas, yang meme-gang

pembukuan, manager, penjual dan sebagainya. Para pekerja tersebut

akan saling berhubungan dan saling bergantung untuk menciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

sebuah produk. Adanya rasa ketergantungan ini akhir-nya

membentuk solidaritas, yang dilihat sebagai solidaritas organik.

Kelompok solidaritas organik ini juga memiliki kesamaan

akan nilai dan norma yang dianut bersama dan mereka memiliki

semangat yang besar untuk berkelompok karena rasa ketergantungan

untuk mendapatkan keuntungan masing-masing.Nilai dan norma

yang dianut bersama ini seringkali bukan menjadi dasar mereka

untuk berperilaku solidaritas, tetapi rasa ketergantungan lebih

penting sebagai dasar solidaritas dibanding nilai dan norma yang

dianut bersama.

Pembagian kerja anggota dalam sebuah kelompok yang

seperti dicontohkan oleh Durkheim(Ritzer, 2012)yang menyebabkan

perbedaan di kalangan individu. Munculnya perbedaan-perbedaan di

kalangan individu menyebabkan semakin berkembangnya rasa

individualitas dan menghilangkan rasa kolektif. Durkheim

mengatakan bahwa solidaritas organik ditandai oleh pentingnya

hukum yang bersifat memulihkan (restitutive). Hukum ini berfungsi

untuk mempertahankan atau melindungi pola saling ketergantungan.

Hukuman akan diberikan jika seseorang yang mengancam atau

memberi kerugian pada pihak tertentu yang menggangu

ketergantungan. Durkheim mengatakan bahwa hukuman tersebut

sifatnya untuk memulihkan keadaan dan bukan bersifat balas

dendam. Hukuman yang diberikan itupun bersifat rasional,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

disesuaikan dengan tingkat pelanggaran dengan hukum kontrak kerja

atau prosedur lainnya. Solidaritas organik ini biasa dijumpai oleh

masyarakat perkotaan, dimana ikatan solidaritas yang terjalin karena

adanya ikatan kerja disebuah perusahaan atau perkantoran.

Masyarakat perkotaan juga identik dengan kecenderungan untuk

lebih individualis yang disebabkan berbagai macam kesibukan dan

pengaruh budaya luar, sehingga kesadaran kolektif jarang muncul

dalam masyarakat perkotaan.

4. Solidaritas Positif dan Negatif

Durkheim (dalam Johnson, 1994) membedakan solidaritas

menjadi solidaritas positif dan negatif. Antara lain penjelasannya

mengenai solidaritas positif :

a. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara,

namun pada solidaritas positif lainnya individu tergantung dari

masyarakat.

b. Suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus, menyatukan

hubungan-hubungan yang tetap, meskipun sebenarnya kedua

masyarakat tersebut hanya satu saja. Keduanya merupakan dua

wilayah dari satu kenyataan yang sama, namun perlu dibedakan.

c. Individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan

tetapi berbeda peran dan fungsi.

Solidaritas negatif sebaliknya, yaitu sama sekali tidak

menghasilkan integrasi apapun sehingga tidak memiliki kekhususan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Pada dasarnya prinsip solidaritas adalah saling tolong-menolong, bekerja

sama. Solidaritas juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung

karena ikatan kultural yang pada dasarnya disebabkan karena munculnya

sentimen komunitas (Kumalasari, 2017).

C. Identitas Sosial Suku Dayak Kanayatn

1. Pengertian Identitas Sosial

Defisini tentang Identitas Sosial bermacam-macam menurut para

tokoh, antara lain tentang social identity theory (teori identitas sosial)

yang pertama kali digagas oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 yang

merupakan tokoh pertama mendefinisikan identitas sosial. Salah satu

pengertian mengenai identitas sosial dikemukakan oleh Tajfel dan dapat

ditemukan dalam buku berjudul Social Identification (Hogg & Abrams,

1998) “The individual’s knowledge that he belongs to certain social

groups together with some emotional and value significance to him of the

group membership.” (hlm.7)

Pengetahuan individu, memiliki kelompok sosial tertentu,

emosional, dan arti atau nilai penting sebagai anggota merupakan

pemahan yang sangat mendasar yang ditawarkan oleh Tajfel dalam

memahami identitas sosial. Artinya bahwa setiap individu dalam

kelompok tertentu, hadir karena hubungan emosional dan pentingnya

sebuah nilai yang melekat pada kelompok tertentu.

Pengertian lain mengenai identitas sosial juga dikemukakan oleh

Turner yang ditemukan dalam buku Social Identification (Hogg dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Abrams, 1998) antara lain “Two or more individuals who share a

common social identifi-cations of themselves or wich is nearly the same

thing, perceive themselves to be members of the same social category.”

(hlm. 7)

Identitas sosial yang bagian dari kelompok sosial tertentu juga

dipahami sebagai sebuah kelompok sosial yang merupakan kumpulan

lebih dari dua orang yang memiliki identitas sosial yang sama, di mana

mereka akan mengidentifikasi diri dan memiliki definisi yang sama

tentang siapa mereka dan atribut apa yang mereka miliki, sehingga

mereka berkata bukan aku-kamu melainkan kita-kami (Turner, 1982).

Kelompok sosial merupakan kumpulan individu yang

memandang dirinya sebagai anggota dari kelompok yang sama dan

memiliki kesamaan identitas sosial, melekat dengan atribut yang dimiliki

dalam sebuah kelompok. Atribut akan dipergunakan untuk

memperkenalkan adanya kelompok sosialnya dan membedakan

kelompok sosialnya dengan kelompok sosial lainnya. Identitas sosial

juga menunjukkan adanya proses psikologis, di mana seseorang yang

masuk dalam sebuah kelompok sosial akan memiliki kesadaran emosi

dan nilai penting lainnya yang hampir sama satu dengan lainnya.

Anggota kelompok akan mengenali perilaku kelompok dan

membuat norma yang tepat serta menginternalisasikan dan

memberlakukan norma tersebut sebagai bagian dari identitas sosial

mereka (Turner, 1982). Untuk itu setiap anggota secara kognitif dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

berpikir dan bertindak seperti anggota kelompok lainnya, mereka juga

memiliki rasa emosional yang hampir sama yang diakibatkan dari

identitas sosial mereka. Seorang anggota kelompok jika sedang sendirian

atau tidak bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya, maka orang

tersebut dapat berpikir dan bertindak seperti anggota kelompok lainnya.

Singkatnya, dasar dari identitas sosial ialah adanya kesamaan dalam

persepsi dan kelakuan dalam sebuah kelompok. Norma kelompok yang

merupakan bagian dari identitas sosial menjadi dasar penting untuk

pengaturan diri, seperti bagaimana cara orang mempersepsikan sebuah

informasi dan cara orang berperilaku terhadap sesuatu yang akan berubah

menjadi stereotip dan stereotip kelompok.

Masing-masing kelompok sosial memiliki pandangan atau nilai

yang berbeda-beda berdasarkan norma yang berlaku dalam kelompok,

dari pandangan yang berbeda-beda ini munculah stereotip. Stereotip

dalam sebuah kelompok ini akan menjadi prototipe kelompok

yangmemiliki fungsi sebagai acuan dalamevaluatif. Identitas sosial

sifatnya adalah evaluatif, artinya kelompok sosial dapat mengevaluasi

atribut ataupun tingkah laku lainnya yang dimiliki, sehingga kelompok

memiliki motivasi untuk menerapkan strategi tingkah laku untuk

mencapai atau mempertahankan perbandingan kelompok (Hogg &

Abrams, 1998). Seseorang yang lahir dari kelompok tertentu maka sifat

orang tersebut tidak jauh dari sifat kelompoknya,di manapun orang itu

berada akan tetap membawa sifat-sifat dari kelompoknya. Individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

lahir dalam kelompok tersebut cenderung akan meniru sebagaimana sifat

dari kelompoknya tersebut. Identitas sosial merupakan proses kognitif,

Sebuah proses di mana mereka akan mewakili kelompok sosial mereka

dalam hal kolektif.

Identitas sosial juga sifatnya adalah dinamis, artinya identitas

sosial dapat berubah-ubah dalam suatu kelompok. Perubahan identitas

sosial tersebut dikarenakan konteks lingkungannya yang berubah, jadi

lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi identitas dalam kelompok.

Identitas sosial dapat berubah-ubah sesuai dengan konteks lingkungan,

namun identitas sosial tidak akan bisa hilang dalam sebuah kelompok.

Sesuai penjelasan di atas dapat ditarik bahwa identitas sosial merupakan

atribut yang dimiliki individu di mana individu tersebut merupakan

bagian dari suatu kelompok sosial, atribut tersebut kemudian berguna

untuk memperkenalkan kelompok sosialnya dan membedakan kelompok

sosialnya tersebut dengan kelompok sosial lain.Kesadaran ini akan

memunculkan proses psikologis dan kognitif dalam pembentukkan

identitas sosial, yang dapat dilihat dari rasa emosi dan nilai lainnya yang

dianut bersama- sama.

Identitas sosial lahir karena adanya kesamaan nilai-nilai dan

norma bersama, sehingga setiap anggota kelompok dapat berperilaku dan

berpikir sama seperti kelompok. Hal tersebut juga menandakan bahwa

identitas sosial membangun kesadaran kolektif, sehingga setiap anggota

pasti memiliki sifat dalam kelompoknya. Nilai dan norma yang dibangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dalam sebuah kelompok sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan,

seiring dengan perkembangan yang lebih modern sehingga membawa

pandangan baru untuk membangun nilai dan norma yang lebih relevan.

Perubahan pandangan terhadap nilai dan norma tersebut membuat

identitas kelompok yang dibangun berdasarkan nilai dan norma bersama

sewaktu-waktu dapat berubah juga. Hal tersebut dikarenakan identitas

sosial sifatnya adalah evalutif, kelompok dapat mengevaluasi sifat

kelompok sebelumnya berdasarkan pandangan kelompok, sehingga

mereka dapat memperbaiki sifat kelompoknya berdasarkan pandangan

yang dianggap baik oleh kelompok mereka.

2. Proses Identitas Sosial

Identitas sosial terbentuk karena adanya asumsi keterkaitan antara

individu dan masyarakat. Keterkaitan antara individu dan masyarakat ini

membentuk adanya sebuah proses identitas sosial, menurut Hogg proses

tersebut antara lain kategorisasi sosial, prototipe, dan

dipersonalisasi(Hogg, 2004). Kategorisasi sosial sangat mempengaruhi

definisi diri, perilaku dan persepsi pada prototipe yang menjelaskan dan

menentukan perilaku. Pada saat tidak ada kejelasan mengenai identitas

diri, maka konsep tentang diri dan sosial akan berdampak pada

ketidakjelasan pula. Prototipe jika dilekatkan kepada kelompok tertentu

secara berlebihan, maka ketika meberikan penialaian pada kelompok

lainnya adalah buruk atau jelek. Pada dasarnya stereotiplahir dari kognisi

individu dalam sebuah kelompok, namunstereotip juga dapat muncul dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

kelompok satu terhadap kelompok lain yang berada diluar lingkungannya

(Stets et al. 1998). Secara kognitif seperti atribut-atribut yang tergambar

terdapat kesamaan,baik dalam hubungan struktur dalam kelompok agar

membedakan dan menetukan keanggotaan kelompok (Stets et al. 1998).

Sedangkan depersonalisasi merupakan proses sebuah individu

menginternalisasi sebagai bagian dari dirinya, atau dapat juga

kelompoknya dapat menerima individu lain.

3. PendukungProses Indentitas Sosial

Selain ketiga hal tersebut, terdapat dua hal penting lainnya yang

mendukung proses identitas sosial yaitu, perbandingan sosial dan

kategorisasi diri (Hogg & Abrams, 1998). Perbandingan sosial, di mana

kelompok berusaha untuk membandingkan kelompoknya dengan

kelompok lainnya. Perbandingan ini dapat berupa evaluasi, kelompok

berusaha mengevaluasi kelompoknya dengan kelompok lainnya. Hasil

evaluasi ini akan menghasilkan pandangan positif jika merasa ada

kesamaan dengan kelompok tertentu dan pandangan negatif jika merasa

ada perbedaan dengan kelompok tertentu. Perbandingan sosial

merupakan dasar untuk penekanan perseptual yang menjadi stereotip

kelompok.

Kategorisasi diri merupakan sebuah kelanjutan yang menguraikan

proses kategorisasi sosial sebagai dasar kognitif perilaku kelompok.

Proses kategorisasi diri menonjolkan kesamaan ransangan dalam kategori

yang sama dan perbedaan ransangan dalam kategori yang berbeda. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

tersebut juga biasa disebut dengan istilah in-group dan out-group.

Seseorang yang memiliki rasa kesamaan dengan orang lain atau

kesamaan dengan suatu kelompok lebih dikenal dengan in-group,

sedangkanout-groupdi mana seseorang yang merasa berbeda dengan

orang lain atau merasa berbeda dengan suatu kelompok. Hal penting dari

kategorisasi diri ialah penekanan kesamaan yang diraih antara diri dan

anggota kelompok (in-group) dan penekanan perbedaan antara diri dan

anggota kelompok lainnya (out-group). Penekanan dalam hal kemiripan

(in-group) ataupun perbedaan (out-group) dapat berupa kesamaan atau

perbedaan dalam perilaku diri dan kelompok, kepercayaan, nilai-nilai,

norma kese-harian dan gaya berbicara.

Seseorang yang sudah mengkategorikan dirinya dalam sebuah

kelompok tertentu akan memiliki persepsi yang hampir sama antara satu

dengan lainnya, hal ini disebabkan karena adanya perasaan kesamaan

akan sebuah nilai maupun keyakinan sehingga mendorong mereka untuk

memiliki pikiran yang serupa. Hal ini didukung juga oleh sikap kelom-

pok yang berusaha untuk membandingkan adanya kesamaan (in-group)

dan perbedaan (out-group) dengan kelompok tertentu, sehingga akan

melahirkan penekanan perseptual tertentu yang menjadi dasar mereka

untuk memilki persepsi yang hampir sama. Kesamaan persepsi mereka

akan menentukan niali normatif kelompok yang merupakan bagian dari

proses pembentukan identitas sosial.

4. Suku Dayak Kanayatn Sebagai Identitas Sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Riwut (2007) membagi orang Dayak ke dalam tujuh rumpun suku

yang disebut stammenras. Ke-tujuh rumpun suku tersebut adalah rumpun

Punan, rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun

Murut, rumpun Ot Danum dan rumput Ngajuk. Kalimantan Barat masuk

dalam rumpun Klemantan atau yang sering disebut Dayak darat. Rumpun

Klemantan ini tersebar di daerah hulu sungai Kalimantan Barat dan

Sarawak, Malaysia.

Suku Kanayatn terdapat dalam rumpun Klemantan, kata

Kanayatn menurut hasil penelitian tim peneliti Struktur Bahasa

Kendayan FKIP Universitas Tanjungpura (1979) berasal dari nama

sebuah bukit yang letaknya di perbatasan kecamatan Salamantan,

Bengkayang (Kabupaten Sambas) dan kecamatan Mempawah Hulu dan

kabupaten Pontianak. Secara geografis orang Dayak Kanyatan persisnya

menghuni di wilayah pedalaman Kabupaten Pontianak dan sebagian lagi

berada di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kota Pontianak.

D. Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn

1. Dewasa Awal

Rentang usia dewasa awal adalah usia 18-40 tahun (Berk, 2012).

Menurut Erikson dewasa awal (young adults)masuk dalam tahap

keintiman versus isolasi. Keintiman versus isolasi pada masa dewasa

awal ini dapat tecermin dari pikiran dan perasaan anak muda mengenai

komitmen tetap pada pasangan dekat. Keintiman membawa orang

dewasa muda mampu melepaskan kebebasan mereka dan mendefinisikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kembali identitas dan nilai serta kepentingan pasangan. Erikson

menjelaskan bahwa orang dewasa awal yang hidup tanpa keintiman akan

menjadi kesepian dan penuh keegoisan (Yustinus, 1993).

Erikson menegaskan bahwa sebuah identitas aman mendorong

pencapaian pada keintiman. Serta komitmen pada nilai dan tujuan pribadi

mempersiapkan orang dewasa muda berkomitmen pada hubungan

antarpersonal, yang meningkatkan kemajuan di masa dewasa awal (Berk,

2012). Saat orang dewasa muda dapat mencari identitas diri mereka

maka akan semakin setia dalam hubungan. Pencapaian identitas pada

laki-laki dan perempuan berkorelasi positif dengan kesetiaan dan cinta.

Sebaliknya jika orang dewasa muda tidak dapat mencapai identitasnya

berhubungan negatif terhadap kesetiaan dan cinta (afeksi).

Dalam hubungannya dengan persahabatan dan hubungan kerja,

orang dewasa muda yang mendapatkan keintiman akan lebih kooperatif

dan toleran dengan menerima perbedaan latar belakang dan nilai. Orang

dewasa muda yang tidak mencapai keintiman, mereka akan lebih takut

untuk menjalin keakraban karena mereka takut akan kehilangan identitas.

Orang muda dewasa ini akan lebih mudah bersaing daripada kerja sama,

tidak bisa menerima perbedaan dan merasa terancam ketika ada orang

yang dekat dengannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud orang dewasa

awal adalah orang yang memasuki usia 18-40 tahun. Dalam masa ini

orang dewasa muda harus menyelesaikan konflik antara keintiman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

versusisolasi dalam hubungannya dengan pasangan. Orang dewasa awal

akan merasa kesepian dan terisolasi dalam relasinyajika seseorang gagal

dalam menghadapi konflik antara keintiman versus isolasi (Berk, 2012).

Perkembangan Identitas Dewasa Awal akan lebih memiliki

ketertarikan dalam hal politik, filosofi, sejarah dan rasa toleransi yang

lebih besar terhadap keberagaman etnik dan budaya (Berk, 2012).

Penalaran moral yang didapat dari pengalaman hidup dan pendidikan

serta berbagai macam sudut pandang mendorong orang dewasa muda

untuk melihat lebih dekat pada diri mereka sendiri. Hal tersebut

menyebabkan orang dewasa muda dapat mencapai sebuah konsep diri

yang lebih kompleks, kesadaran akan perubahan sifat dan nilai diri lebih

berkembang bersama semakin tingginya penghargaan diri (Berk, 2012).

Saat seseorang memasuki usia 20 tahunan, mereka akan lebih

memperbaiki pendekatan untuk mencapai identitas mereka. Cara mereka

untuk mencapai identitas ialah dengan mengeksplorasi secara luas, atau

menimbang banyak kemungkinan. Dalam mengekspolari secara luas,

orang dewasa muda diberi kesempatan untuk mencoba berbagai

pengalaman hingga akhirnya dapat berkomitmen pada suatu hal. Saat

orang dewasa muda sudah memutuskan untuk berkomitmen terhadap

suatu hal, waktunya orang dewasa muda untuk menggali secara

mendalam.Orang dewasa muda dapat mengevaluasi komitmen yang

dipilih, mengaitkan pilihan tersebut dengan motivasi, minat dan kinerja

serta prospek dalam berkarier.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Orang dewasa muda yang bergerak ke arah menggali secara

mendalam dan yakin akan komitmennya akan lebih mampu menye-

suaikan diri, baik sosial dan pendidikan. Berbeda jika orang dewasa

muda yang berorientasi pada mengeksplorasi secara luas tanpa adanya

sebuah komitmen maka, orang dewasa tersebut lebih buruk dalam

penyesuaian diri dan lebih cenderung ke arah depresi serta terlibat dalam

penyalahgunaan obat. Semakin berkembangnya identitas dalam diri

orang dewasa muda membawa mereka lebih percaya dan yakin pada

kemampuan diri untuk berhasil, bertekad untuk mengatasi persoalan dan

lebih bertanggung jawab terhadap hasil-hasil yang diperoleh.

2. Suku Dayak Kanayatn

Dayak menunjuk pada orang-orang asli yang tinggal di Pulau

Kalimantan. Istilah Dayak pertama kali digunakan oleh kolonial untuk

menyebut seluruh penduduk asli Pulau Borneo. Para peneliti Eropa pada

tahun 1800-an mendefinisikan Dayak sebagai manusia pedalaman, non-

Muslim, primitf, dan tidak beradab dan istilah negatif lainnya. Hal ini

dikarenakan pada masa dulu orang-orang Dayak, jika didatangi oleh

orang luar akan semakin jauh berpindah ke hulu sungai dan wilayah

pegunungan karena kalah saing. Riwut (2007) membagi orang Dayak ke

dalam tujuh rumpun suku yang disebut stammenras. Ke-tujuh rumpun

suku tersebut adalah rumpun Punan, rumpun Klemantan, rumpun Iban,

rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum dan rumput

Ngajuk. Kalimantan Barat masuk dalam rumpun Klemantan atau yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

sering disebut Dayak darat. Rumpun Klemantan ini tersebar di daerah

hulu sungai Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia.

Suku Kanayatn terdapat dalam rumpun Klemantan, kata

Kanayatn menurut hasil penelitian tim peneliti Struktur Bahasa

Kendayan FKIP Universitas Tanjungpura (1979) berasal dari nama

sebuah bukit yang letaknya di perbatasan kecamatan Salamantan,

Bengkayang (Kabupaten Sambas) dan kecamatan Mempawah Hulu dan

kabupaten Pontianak. Secara geografis orang Dayak Kanyatan persisnya

menghuni di wilayah pedalaman Kabupaten Pontianak dan sebagian lagi

berada di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kota Pontianak.

Menurut data statistik kecamatan pada tahun 1998, jumlah pendu-

duk Dayak Kanayatn berjumlah 173.340 jiwa. Jumlah ini jauh lebih besar

dibanding dengan subsuku lainnya yang ada di Kalimantan Barat.

Dengan kata lain Dayak Kanayatn merupakan salah satu suku Dayak

terbesar. Dalam ekonomi, sosial, dan budaya orang dayak Kanayatn lebih

banyak memiliki kontak dengan pihak luar jika dibandingkan dengan

subuku Dayak lainnya yang ada di Kalimantan Barat. Dayak Kanayatn

memiliki arus lalu lintas jalan darat pada jalan utama dari Pontianak

hingga ke pedalaman suku Kanayatn, sehingga masyarakat Dayak

Kanayatn mendapatkan transportasi utama dalam kontaknya dengan

dunia luar. Hal tesebut juga membuat masyarakat Dayak Kanyatan lebih

berpeluang untuk mendapatkan akses pendidikan ke sekolah-sekolah

yang didirikan pemerintah di ibukota kecamatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Suku Kanayatn pada dulunya juga dinggap memiliki arti yang

megatif. Menurut orang-orang dulu, kata Kanayatn berkonotasi negatif

yang mengarah kepada kejorokan dan kejelekan, misalnya orang yang

kotor, jorok, bodoh dan sebagainya. Seiring perkembangan pendidikan

istilah tersebut sudah mulai hilang, ditambah sekarang banyak dari anak-

anak dari suku Kanyatan yang memiliki pendidikan sekolah dasar hingga

sekolah menengah atas.

Dayak Kanayatn mempunyai salam khas yang biasanya

diucapkan sebagai salam pembukaan sebelum memulai suatu kegiatan.

Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata

Arus..Arus..Arus.Adil Ka’Talino artinya adil ke manusia, mengingatkan

kita sesama manusia untuk adil terhadap sesama. Bacuramin Ka’Saruga

artinya bercermin ke surga, tolak ukur hidup agar bisa ke masuk ke

surga. Basengat Ka’Jubata yang memiliki arti bernafas atau hidup

kepada Tuhan, mengingatkan kita hidup sepenuhnya bergantung pada

Tuhan. Setelah mengucapkan salam tersebut orang-orang akan menyaut

arus arus arus yang memiliki arti setuju setuju setuju. Salam khas Dayak

Kanayatn ini sekarang menjadi semboyan dari seluruh masyarakat Dayak

secara Nasional. Selain itu yang menjadi keunikan dan khas dari Dayak

Kanayatn adalah bahasa Ahe, bahasa interaksi yang digunakan sehari-

hari oleh masyarakat Dayak. Bahasa Ahe ini diklasifikasikan sebagai

Malayaic Dayak. Suatu klasifikasi berdasarkan analisis linguistik karena

bahasa ahe sangat dekat dengan bahasa Melayu (Djuweng, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Berdasarkan asal usul orang Dayak Kanayatn, terdapat dua versi

yang berbeda. Versi pertama mengatakan penciptaan dilakukan oleh

Ne’Jubata Panitah, jubata Ne’Patampa atau Jubata Ne’Panjajai dan

Jubata Ne’Pangedokng. Nama-nama tersebut menandakan adanya satu

kepribadian Jubata (Tuhan) dengan tiga nama. Jubata Ne’Panitah

bertitah manusia lahir dari tanah liat yang segambar dan serupa dengan

Jubata. Pekerjaan menempa dilakukan oleh Jubata Ne’Patampa, setelah

itu Jubata Ne’Pajajai menjadikannya persis dengan gambaran Jubata.

Hasil dari Jubata Ne’Patampa dan Jubata Ne’Pajajai belum selesai dan

manusia belum bernafas, untuk itu Jubata Ne’Pangedokng memerikan

manusia hembusan nafas untuk hidup. Akhir penciptaan inilah tercipta

sepasang manusia, yaitu Ne’Adam dan Ne’Siti Hawa (Djuweng,

1997).Dalam versi kedua, dikisahkan bahwa alam semesta memiliki

sumber air pohon asam besar atau pusat ai’punah janggi. Inilah sumber

pohon kehidupan manusia, kisah dari versi ini menunjukkan adanya

peran perkawinan dalam penciptaan manusia. Dari pohon kehidupan itu

menciptakan popo’dua rusuk (kesejukan lumpur dan tulang iga). Hasil

perkawinan antara popo (istri) dan dua rusuk (suami) melahirkan

sepasang manusia, bernama Ne’Galeber sebagai laki-laki, dan Ne’An-

teber sebagai perempuan. Sepasang manusia inilah yang dianggap

sebagai nenek moyang suku Dayak Kanayatn. Anak dan cucu hasil

perkawinan nenek moyang ini lah yang menempati daerah-daerah yang

dikenal dengan penduduk orang Dayak Kanayatn (Djuweng, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

E. MaknaSolidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn

Sebuah kelompok pastinya dibangun berdasarkan adanya kesamaan

akan nilai-nilai yang diyakini bersama. Seseorang yang memiliki kesamaan

dalam nilai-nilai tertentu akan mengkategorikan dirinya sebagai bagian dari

kelompok yang memiliki kesamaan dengannya. Kebersamaan mereka telah

membangun sebuah pandangan tentang nilai normatif bersama. Nilai normatif

yang dibangun bersama akan lebih mendorong anggota dalam kelompok

untuk terus bersama, dan nilai normatif ini menjadikan kelompok memiliki

pandangan, pikiran dan perilaku yang hampir serupa antara satu dengan

lainnya. Sejalan dengan pandangan Durkheim (dalam Jhonson, 1994) bahwa

solidaritas merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau

kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut

bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Kesamaan akan pandangan nilai-nilai, norma serta keyakinan ini

merupakan proses dari pembentukan solidaritas sosial. Sama halnya dengan

masyarakat Dayak Kanyatn, mereka memiliki keyakinan yang sama serta

nilai dan norma yang sama. Kesamaan akan nilai-nilai ini membentuk nilai

normatif masyarakat Dayak. Nilai normatif yang dibangun bersama membuat

masyarakat Dayak memiliki perilaku dan pikiran yang serupa antara satu dan

lainnya, sebagai contohnya masyarakat Dayak memiliki perilaku solidaritas.

Nilai-nilai normatif masyarakat Dayak ini dibangun berdasarkan kesamaan

keyakinan, baik itu keyakinan agama maupun keyakinan bersama atas mitos-

mitos yang diyakini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Solidaritas dalam sebuah kelompok dibangun berdasarkan dua

pertimbangan, pertama karena adanya kesamaan nilai, norma serta keyakinan

agama yang biasa disebut solidaritas mekanik. Kedua solidaritas dapat

dibangun berdasarkan kepentingan akan mendapat imbalan atau yang disebut

solidaritas organik. Dalam masyarakat Dayak, nilai solidaritas dibangun

berdasarkan adanya kesamaan antar nilai-nilai dan keyakinan, sesuai dengan

solidaritas mekanik.

Solidaritas yang dijalani masyarakat Dayak dirumah panjang dapat

terlihat dari segala aktivitas sehari-hari yang dilakukan bersama. Solidaritas

juga didukung oleh hubungan darah atau hubungan keluarga (geneologi) dan

hal tersebutlah yang mengikat masyarakat Dayak untuk menjunjung tinggi

kehidupan solidaritas. Kehidupan solidaritas sosial masyarakat Dayak yang

ditopang oleh hubungan darah ini merupakan sebuah atribut yang

membedakan mereka dengan suku-suku lainnya. Atribut inilah yang

membangun hidup solidaritas di rumah panjang menjadi sebuah identitas

sosial bagi masyarakat Dayak.

Solidaritas masyarakat Dayak ini dibangun berdasarkan nilai dan

norma masyarakat Dayak yang memegang teguh keyakinan akan mitos-mitos

yang mengatakan bahwa manusia harus hidup saling berdampingan. Sebuah

identitas sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan. Perubahan dalam

solidaritas ini diikuti oleh adanya perubahan dalam pandangan untuk

membangun nilai dan norma yang lebih baik sesuai dengan perkembangan

yang lebih modern.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Masyarakat Dayak Kanayatn semenjak masa pemerintahan orde baru

tahun 1970-an, penduduk asli yang tinggal di rumah panjang hampir semua

direlokasikan kerumah tunggal. Kehidupan solidaritas di rumah panjang

lama-lama menjadi hilang karena adanya relokasi penduduk asli Dayak.

Bukan hanya karena alasan relokasi, tetapi faktor lainpun menyebabkan

banyaknya penduduk di rumah panjang untuk memilih tinggal dalam rumah

tunggal.

Kejadian perpindahan pola tempat tinggal kerumah tunggal ini

menjadi awal dari permasalahan atas perubahan bentuk solidaritas masyarakat

Dayak. Perubahan ini dikarenakan minimnya penopang hidup solidaritas

masyarakat Dayak, sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa solidaritas

sosial masyarakat Dayak didukung oleh hubungan darah yang terjalin di

rumah panjang (geneologi). Persepsinya jika semakin banyak penduduk

rumah panjang yang memilih untuk tinggal dalam rumah tunggal,

makasemakin berkurangnya anggota keluarga yang memiliki hubungan darah

yang dapat melunturkan nilai dari solidaritas.

Perpindahan pola tempat tinggal ini didasari oleh alasan untuk

membawa masyarakat Dayak menjadi masyarakat yang lebih modern, sesuai

dengan perkembangan yang lebih modern, berbeda dengan dulu yang masih

tetap mempertahankan nilai luhur nenek moyang. Perubahan konteks dalam

arti perkembangan yang lebih modern akhirnya membawa identitas sosial

juga ikut mengalami perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Anggapan dari lunturnya solidaritas masyarakat Dayak bukan hanya

karena perpindahan pola tempat tinggal, tetapi juga bisa berubah karena

adanya pengaruh budaya dan keyakinan luar. Orang Dayak yang memilih

agama lain seperti agama Islam karena perkawinan cenderung akan

mengkategorikan dirinya bukan lagi sebagai orang Dayak, melainkan orang

melayu (Coomans dalam Maunati, 2006). Seseorang yang mengkategorikan

dirinya bukan lagi sebagai orang Dayak, orang tersebut tidak lagi memiliki

kesamaan akan berpikir dan tingkah lakunya seperti orang Dayak.

Suku Dayak Kanayatan adalah salah satu subsuku yang sebagian

besar memenuhi Kalimantan Barat, dan yang berpotensi besar dalam

mengalami perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan yang terbaru.

Khususnya bagi para generasi muda atau dewasa awal Dayak Kanayatn,

mereka hidup dalam perkembangan yang lebih modern dan tentunya mereka

akan lebih mudah untuk banyak belajar hal-hal baru. Mungkin saja hal

tersebut bertolak belakang dari nilai normatif budaya yang pernah diajarkan

oleh pendahulunya.

Orang-orang dewasa awal sesuai dengan perkembangan tahap Erikson

masuk dalam masa keintiman versus isolasi. Keintiman yang dirasakan oleh

dewasa awal membebaskan mereka untuk lebih lagi melihat dirinya dan

membentuk sebuah identitas. Kemantapan dalam identitas diri orang dewasa

awal ini menjadikan mereka lebih berkomitmen dalam hubungan, kooperatif,

lebih toleran, dan lebih banyak menerima perbedaan. Nilai-nilai moral yang

mereka dapat dari pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

serta pengalaman mereka akan memudahkan mereka untuk mencapai konsep

diri yang utuh. (Yustinus, 1993)

Pembentukan makna solidaritas dalam diri dewasa awal ini akan

menentukan kategorisasi diri mereka, apakah mereka mengkategorikan

dirinya sebagai orang Dayak atau bukan berdasarkan nilai moral yang

didapatnya. Walaupun orang dewasa awal dapat mengkategorikan dirinya

sebagai orang Dayak, namun nilai-nilai normatif seperti hidup bersolidaritas

seperti di rumah panjang mungkin hanya sedikit yang dapat merasakan dan

mengalaminya. Tentunya peneliti akan banyak mengupas lebih mendalam

lagi pemahaman dan pengalaman dewasa awal suku Dayak Kanayatn terkait

makna solidaritas bagi mereka.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai Makna hidup, Solidaritas, Dewasa Awal dan

Dayak Kanayatn, telah banyak dilakukan mengenai konten pembahasan,

sumber penelitian, metodologi penelitian, dan tujuan dari penelitian dalam

judul “Makna Solidaritas Dewasa AwalSuku Dayak Kanayatn memang

belum ada.

Penelitian Luluk Dwi Kumalasari (2017), berjudul “Makna Solidaritas

Sosial Dalam Tradisi ‘Sedekah Desa’ (Studi pada Masyarakat Desa Ngogri

Megaluh Jombang)”.UMM SENASPRO 2017. Hasil penelitiannya bahwa

dengan rumusan masalah tentang bentuk-bentuk solidaritas, maka bentuk-

bentuk solidaritas sosial dalam tradisi ‘sedekah desa’ di Desa Ngogri

Megaluh Jombang antara lain; musyawarah, iuran bersama, membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

makanan, terlibat dalam kepanitiaan, terlibat dalam acara (kenduri), terlibat

dalam acara pengajian, dan terlibat dalam acara (hiburan). Makna solidaritas

dari pelaksanaan ‘sedekah desa’ adalah: kebersamaan, kerukunan, guyup /

kekompakan, keikhlasan, kebaikan untuk bersama, dan kerjasama/gotong

royong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian

deskriptif, sampel penelitian yang terdiri dari perangkat desa.

Penelitian Lisbet Situmorang (2014), berjudul “Solidaritas Pedagang

Buah Dipasar Segiri Samainda”.Jurnal Psikososial Universitas Malawarman.

Hasil penelitian adalah bentuk solidaritas yang terjadi pada pedagang kaki

lima ditandai dengan pembentukan modal usaha, pembagian jenis buah dan

lapak, penentan harga jual dan kebersihan lingkungan kios atau lapak.

Penelitian ini menggunakan dilihat dari selruh kontennya bahwa metode

penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan pendekatan statu

apporach (pendekatan perundang-undangan) dan empirical approach

(pendekatan lapagan).

Penelitian Sinta Ismaini (2013), berjudul “Hubungan Antara

Solidaritas dengan Agresifitas Pada Anggota TNI-AD”. Fakultas Psikologi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitiannya bahwa ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara solidaritas dengan agresivitas.

Semakin tinggi solidaritas maka semakin tinggi pula prilaku agresivitas para

anggota TNI-AD, dan sebaliknya semakin rendah solidaritas semakin rendah

pula prilaku agresivitas yang dilakukan para anggota TNI-AD. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan sampel penelitian menggunakan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Batalyon Infanteri walayah Surakarta sejumlah 80 responsden. Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang

digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam

yaitu: 1) skala solidaritas sosial, 2) skala agresivitas. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan korelasi product moment.

Berdasarkan hasil dan metode penelitian dari beberapa penelitian di

atas ternyata yang terkait fokus penelitian mengenai pengalaman psikologis

dari individu baik pengetahuan maupun pengalaman yang dijalani terkait

“Makna Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn” masih belum

tersentuh oleh penggiat penelitian. Terutama dewasa awal yang kebetulan

sudah tidak lagi menetap di rumah panjang. Perbedaan lain dari penelitian di

atas ialah metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi dalam jenis pendekatan fenomenologi transedental, empiris

atau psikologis dengan menggunakan teknik Interpetatif Phenomenology

Analysis (IPA). Sehingga menghasilkan sebuah kajian psikologi sosial

budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif

bertujuan untuk mengungkapkan isi dan makna dari suatu permasalahan

secara menyeluruh. Penelitian kualitatif pada umumnya berhubungan dengan

mengekpolarasi, mendeskripsikan dan menafsirkan pengalaman hidup setiap

individu maupun pengalaman sosial dari informan (Smith, 2008). Dalam

metode kualitatif ini peneliti berharap dapat mendeskripsikan makna hidup

bagi dewasa awal mengenai solidaritas dan menggambarkan identitas sosial

suku Dayak Kanayatn bagi para dewasa awal.

Pendekatan penelitian yang digunakan ialah fenomenologi,menurut

Creswell (2015) pendekatan fenomenologi terbagi menjadi dua, antara lain:

fenomenologi hermeunetik (Van Manendalam Creswell, 2015) dan

fenomenologi empiris, transedental, atau psikologis (Moustakas dalam

Creswell, 2015).Pendekatan fenomenologi ialah mendeskripsikan

pengalaman hidup dan ditujukan untuk menafsirkan teks kehidupan.

Fenomenologi bukan hanya deskripsi, tetapi juga proses penafsiran yang

mana peneliti tersebut membuat penafsiran dengan cara memediasi antara

makna yang berbeda tentang makna dari beberapa pengalaman hidup

tersebut. Fenomenologi transendental atau psikologis kurang memfokuskan

pada penafsiran peneliti, melainkan lebih fokus mendeskripsikan pengalaman

dari para informan hanya untuk memperoleh perspektif yang segar atau baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

terhadap fenomena yang sedang dipelajari. Adapun fenomena transendental

empiris lebih mengadopsi Duquesne Studies in Phenomenology yang

mengidentifikasi fenomena yang hendak dipelajari, mengurung pengalaman

sendiri dan mengumpulkan data dari beberapa orang yang sudah mengalami

fenomena tersebut. Prosedurnya, antara lain: mengidentifikasi kemudian

menganalisis data tersebut dengan mereduksi menjadi pernyataan atau

kutipan penting dan memadukannya menjadi tema, selanjutnya peneliti

mengembangkan deskripsi tekstural dari pengalaman informan dan deskripsi

struktural dari pengalaman informan baik dari sudut pandang kondisi, situasi

dan konteks, sehingga ditariklah sebuah “esensi” keseluruhan dari

pengalaman tersebut (Creswell, 2015). Fenomenologi empiris, transendental

atau psikologis inilah yang digunakan dalam jenis pendekatan ini, agar

tercapai sebuah kesimpulan makna yang utuh dan segar sesuai pengalaman

informan.

Pendekatan fenomenologi ini berfokus pada deskripsi tentang penga-

laman dari informan agar memperoleh perspektif yang segar (baru) dengan

cara, antara lain: mengidentifikasi fenomena yang hendak dipelari,

menganalisis-mereduksi-memadukan penyataan menjadi tema dengan meng-

embangkan deskripsi teksrural dan stuktural.

Teknik analisa data yang digunakan ialah dengan menggunakan

Interpretative Phenomenologycal Analyisis (IPA) (Smith, 2008). Menurut

Smith analisis fenomenologi interpretatif bertujuan untuk mengeksplorasi

secara rinci pengalaman hidup individu dan mengekspolrasi bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

individu memahami dunianya dan lingkup sosialnya. Analsis fenomenologi

interpretatif ini berfokus untuk mencoba memahami sudut pandang informan

mengenai kehidupan dan pengalaman sosialnya, agar dapat memahami

bagaimana makna solidaritas pada dewasa awal suku Dayak Kanayatn.

Keunggulan dari IPA dalam menguraikan padangan informan individu ini

yang menjadi kekuatan peneliti, untuk memahami lebih dalam dan dekat

mengenai makna solidaritas suku Dayak Kanayatn bagi dewasa awal suku

Dayak Kanayatn.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pemahaman dan pengalaman para dewasa

awal suku Dayak Kanayatn dalam memaknai solidaritas suku Dayak

Kanayatn. Seperti mengumpulkan beberapa catatan umum tentang informasi-

sejarah-tradisi-budaya yang mendeskripsikan Suku Dayak

Kanayatn.Mengurucut lagi menggali pengetahuan dan pengalaman informan

dewasa awal mengenai kehidupan orang-orang suku Dayak Kanayatn, serta

pengetahuan informan akan kehidupan di rumah panjang. Seperti bagaimana

melihat pandangan informan mengenai hidup solidaritas yang dapat dilihat

dari kehidupan sehari-hari mereka, melihat nilai-nilai positif yang dapat

diambil dari kehidupan orang suku Dayak Kanayatn dan bagaimana

merealisasikan nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

Serta bagaimana pandangan informan terhadap solidaritas sebagai cerminan

identitas sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

C. InformanPenelitian

Informan dalam penelitian ini ialah khusus pada usia dewasa awal,

dengan batas usia 21-40 tahun, asli suku Dayak Kanayatn dan tinggal diluar

lingkungan rumah panjang. Informan tidak dibatasi, peneliti berupaya untuk

mendapatkan data yang diperoleh memiliki kemiripan hasil atau telah menca-

pai titik jenuh. Untuk itu dalam penelitian ini, tidak ada acuan untuk menen-

tukan jumlah informan atau dengan kata lain pencarian data berbasis pada

saturisasi.

D. Refleksivitas Penelitian

Ibu peneliti berasal dari suku Dayak Kanayatn dan ayah berasal dari

suku Manado, namun sejak kecil peneliti sudah dikenalkan dengan kebiasaan

dan adat istiadat suku Dayak Kanayatn. Sejak kecil peneliti juga sudah

mengenal berbagai benda-benda magis dan filosofi Dayak. Merasa sudah

terbiasa dan mengenal baik adat istiadat maupun filosofi baik sejarah maupun

kehidupan Dayak Kanayatn, sehingga dalam diri pun lekat dengan apapun

tentang dayak Kanayatn. Rasa kelekatan ini lah yang menjadi salah satu

alasan personal peneliti untuk melakukan penelitian ini. selain itu juga, ruang

lingkup pertemanan peneliti hampir semua berasal dari suku Dayak Kanayatn

dan suku Tiociu. Atas dua alasan personal tersebut, penelitian ini menjadi

bentuk kepedulian peneliti terhadap identitas Dayak Kanayatn. Dalam

penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi bahan bertimbangan selama

melakukan penelitian, yaitu hal yang berkaitan dengan latar belakang

Peneliti. Peneliti sadar bahwa saya memiliki latar belakang yang merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

keturunan Dayak Kanayatn, sehingga peneliti cenderung menempatkan diri

pada posisi informan dan melihat persoalan dari sudut padang informan juga.

Dalam sikap ini peneliti menjadi fokus mengutamakan cara pandang para

informan baik dalam pengambilan data hingga menganalisa data dan hal ini

menjadi suatu kelemahan. Dalam penelitian ini ada kemungkinan beberapa

hal yang kurang mendalam dan tergali dalam proses pengambilan data. Jika

peneliti tidak memiliki kedekatan dengan para informan, maka ada

kemungkinan peneliti akan melihat dengan cara pandang yang berbeda dan

tentunya akan mengeksplorasi detail yang berbeda juga. Dalam penelitian ini,

peneliti berusaha mawas diri agar hasil dari penelitian ini benar-benar

memberikan pemahaman dan pandangan baru mengenai makna hidup

solidaritas sebagai identitas Dayak Kanayatn.

E. Saturasi Data

Saturasi dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk melihat sejauh

mana data yang diperoleh telah mendapati titik jenuh. Fusch & Ness (2015)

menjelaskan bahwa saturasi dalam penelitian jika seorang peneliti mencoba

untuk mendapatkan data baru, namun hasil data tersebut cenderung mereplika

dari data sebelumnya. Saturasi data tidak selalunya berpatokan terhadap

jumlah informan sebagai acuan dasar, namun setidaknya saturasi dapat

dicapai dengan enam wawancara tergantung ukuran sampel dari populasi.

Kejeunuhan pada data yang diperoleh tidak dilihat dari berapa jumlah

informan, melainkan tentang ke dalaman data yang diperoleh(Fusch & Ness,

2015). Saturasi dalam penelitian kualitatif dapat dilihat dari segi kekayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

(rich) dan kepadatan (thick). Kekayaan dalam data mengacu pada kualitas

data yang berlapis, lebih rumit, mendetail dan memiliki nuansa. Sebaliknya

kepadatan dalam data mengacu pada kuantitas, berdasarkan jumlah informan

dan kuantitas dalam wawancara. Pada prinsipnya, saturasi data menekankan

pada segi kekayaan dan kepadatan data (Fusch & Ness, 2015) daripada

jumlah informan dalam wawancara.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna solidaritas bagi para

dewasa awal suku Dayak Kanayatn. Untuk itu diperlukan metode yang

mampu untuk menggali lebih dalam pandangan para informan mengenai

makna hidup solidaritas sebagai indentitas suku Dayak Kanayatn. Teknik

yang digunakan peneliti untuk menggali informasi dari informan adalah

dengan wawancara yang mampu mendapatkan berbagai data secara akurat

dan mendalam.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi

terstruktur, wawancara yang tidak terlalu kaku dengan menggunakan sifat

semi terstruktur (improvisasi), serta memiliki tujuan untuk memahami adanya

fenomena atau permasalahan tertentu (Herdiansyah, 2015). Jenis wawancara

semi terstruktur membuat informan lebih bebas dalam membuat pernyataan

apa pun selama masih dalam konteks pembicaraan. Peneliti juga dapat

berimprovisasi dalam mengajukan pertanyaan sesuai situasi asalkan masih

dalam topik yang sudah ditentukan. Wawancara semi terstruktur ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

membebaskan peneliti dalam melakukan probing jika hal penting muncul dari

informan.

G. ProsedurPengumpulan Data

1. Peneliti mencari dan menentukan informan sesuai karakteristik, dewasa

awal berusia 21 hingga 40 tahun yang berasal dari suku Dayak Kanayatn

2. Peneliti menjelaskan informed consent pada informan. Informed consent

berisi identitas peneliti, tujuan dari penelitian, partisipan penelitian,

metode pengambilan data, serta pernyataan kesediaan informan untuk

ikut berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti juga akan menginformasikan

pada informan hak-hak mereka, seperti informan berhak membicarakan

hal apapun sejauh mereka merasa nyaman dan informan berhak untuk

menghentikan wawancara jika merasa tidak nyaman, setelah itu

penandatangan informed consent.

3. Peneliti melakukan wawancara dengan informan pada waktu dan tempat

yang sudah disepakati bersama. Sifat wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, dan peneliti sudah

membuat panduan wawancara sebagai acuan dasar namun peneliti juga

mungkin untuk mengubah urutan pertanyaan dilihat dari respons

informan.

4. Peneliti akan membuat transkrip setelah melakukan wawancara dan akan

melakukan analisis pada transkrip yang sudah diperoleh.

5. Melakukan member checking dan external auditor, agar hasil data wa-

wancara yang diperoleh dapat dinilai keakuratannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

H. Kredibilitas Data

Validasi dalam penelitian kualitatif adalah usaha untuk menilai

keakuratan dari berbagai temuan yang telah dideskripsikan oleh peneliti dan

informan (Creswell, 2015). Untuk memeriksa akurasi dalam penelitian ini,

dilakukan dengan dua cara yaitu member checking dan external auditor.

Dalam member checking informan akan mengambil peran dalam menilai

akurasi data, dengan cara peneliti akan memberikan analisis dari deskripsi

atau tema kepada informan untuk memastikan bahwa deskripsi atau tema

tersebut akurat (Creswell, 2015). Peneliti juga akan meminta auditor (external

auditor) yang akan membantu mempelajari proses penelitian dan menilai

akurasinya dengan objektif, yaitu dosen pembimbing. Menurut Creswell

(2015), dalam hal ini auditor akan membantu peneliti untuk melihat apakah

keseluruhan informasi yang didapat, penafsiran dan kesimpulan penelitian

didukung oleh data atau tidak.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan ialah Interpretative Pheno-

menological Analysis (IPA)Smtih (2008), tahap-tahap interpre-tative

phenomenological analysis adalah sebagai berikut :

1. Reading and re-reading. Tahap pertama dalam analisis ialah dengan

membaca seksama transkrip yang diperoleh dari informan. Membaca

transkrip dengan seksama bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran

secara umum dari informan mengenai pandangannya tentang solidaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

suku Dayak Kanayatn. Diperlukan juga untuk membaca transkrip secara

berulang-ulang, hal ini dilakukan untuk lebih mendalami pengalaman

informan.

2. Meaning units. Tahap kedua dalam analisis adalah meaning units. Tahap

ini ialah dengan memberikan catatan jika ditemukan kata kunci dalam

kalimat atau pun ada kalimat yang memiliki makna dalam transkrip.

Tahapan ini peneliti akan membagi teks menjadi unit makna (meaning

units) dan memberikan catatan atau komentar pada setiap unit. Catatan

atau komentar yang diberikan dapat berupa informasi penting dan kata

kunci dari infroman.Tahap ini membantu peneliti untuk lebih mendalam

dalam mengidentifikasi apa yang dikatakan oleh informan.

3. Developing emergent themes. Tahap ini adalah mengembangkan tema

dari catatan atau komentar yang sudah diberikan di tahap kedua tersebut.

Tahapan ini, tema-tema yang sudah dikembangkan berguna untuk me-

lihat hubungan atau pola yang tersusun antar komentar. Komentar dan

tema ini adalah upaya meringkas isi transkrip untuk menampilkan pikiran

dan pemahaman informan tetapi juga melibatkan interpretasi dari pene-

liti.

4. Connections across emergent themes. Setelah peneliti mengembangkan

tema yang disusun secara kronologis, selanjutnya peneliti akan mengem-

bangkan bagaimana tema-tema tersebut dapat saling berhubungan. Tahap

ini tidak semua tema yang muncul akan digabungkan, akan ada beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

tema yang mungkin akan tidak terpakai, tergantung dari apa yang menja-

di fokus dalam penelitian.

J. Instrumen

1. Untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan informan mengenai

kehidupan suku Dayak Kanayatn.

a. Sejauh ini, apa yang kamu ketahui tentang suku Dayak Kanayatn ?

b. Bagaimana kehidupan orang-orang suku Dayak Kanayatn yang

kamu ketehaui berdasarkan pengalamanmu ?

2. Untuk mengetahui pengetahuan informan tentang rumah panjang dan

kehidupannya

a. Asal mula rumah panjang yang kamu ketahui bagaimana ?

b. Fungsi dari rumah panjang yang kamu ketahui bagaimana untuk saat

ini?

c. Kebiasaan yang dilakukan orang-orang di rumah panjang yang kamu

ketahui seperti apa ?

3. Untuk mengetahui pandangan informan terhadap hidup solidaritas suku

Dayak Kanayatn.

a. Suku Dayak Kanayatn dikenal dengan adanya istilah kekerabatan,

istilah kekerabatan seperti apa yang kamu ketahui ?

b. Kehidupan sehari-hari orang Dayak Kanayatn yang menunjukkan

adanya kebersamaan yang kamu ketahui seperti apa ?

4. Untuk melihat pandangan informan akan nilai-nilai dari kehidupan

solidaritas suku Dayak Kanayatn.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

a. Menurutmu nilai-nilai apa saja yang dapat kamu ambil dari

kehidupan suku Dayak Kanayatn ? dan bagaimana cara kamu untuk

merealisasikan hal tersebut ?

5. Untuk mengetahui pandangan informan terhadap identitas sosial suku

Dayak Kanayatn.

a. Bagaimana orang lain bisa melihatmu sebagai orang Dayak

Kanayatn ? dalam konteks kehidupan sosialmu !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian dan hasil dari

penelitian yang telah dilakukan. Penelitian utama dalam hal ini ialah tentang

makna solidaritas pada dewasa awal suku Dayak Kanayatn, sesuai dengan apa

yang telah dijabarkan dalam ‘Bab Kajian Pustaka’ yang meliputi makna

solidaritas, dewasa awalsuku Dayak Kanayatn. Penjelasan tersebut akan

membantu menjawab, makna hidup seperti apa yang bisa dipahami bagi dewasa

awal suku Dayak Kananyatn. Selanjutnya dilakukan sebuah analisis terhadap data

yang telah didiperoleh oleh peneliti. Pada bagian terakhir, akan dilakukan

pembahasan.

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan dan Perizinan

Penelitian ini melibatkan empat orang dewasa awal yang berasal

dari suku Dayak Kanayatn sebagai informan. Sebelum pengambilan data,

peneliti memberikan pemahaman dan tujuan dari penelitian ini kemudian

meminta kesediaan informan dengan mengisi dan tandatangan pada

lembar informed consent. Peneliti membacakan setiap poin-poin yang

tertera dalam lembar informed consent agar informan dapat memahami

semua proses penelitian yang akan dilakukan.

Proses persiapan penelitian di dalamnya, peneliti melakukan

pendekatan terhadap masing-masing informan. Hal ini dilakukan agar

informan mau memberikan kepercayaan dan keterbukaan pada peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

untuk memperoleh informasi yang mendalam. Peneliti dan informan

sudah menjalin pertemanan baik dan sering melakukan komunikasi yang

intens, baik bertemu secara langsung maupun melalalui media sosial.

Pada proses pelaksanaan pengambilan data, peneliti memberikan

kebebasan pada informan untuk menentukan waktu dan tempat

pengambilan data. Dalam memberikan kenyamanan pada informan

sebelum dilakukan wawancara, peneliti melakukan rapport awal.

Rapport awal berupa pertanyaan sederhana mengenai kondisi informan

saat itu, aktivitas informan yang dilakukan sebelumnya, dan beberapa

pertanyaan seputar kondisi orangtua informan dan lain sebagainya.

Setelah rapport dirasa cukup, baru peneliti akan melakukan proses

wawancara.

Selama proses wawancara, peneliti menggunakan teknik

wawancara semi terstruktur guna memberikan keluasan bagi peneliti

dalam menentukan alur wawancara dan dapat melakukan probing. Atas

izin dari para informan, peneliti menggunakan alat perekam berupa

ponsel untuk merekam proses wawancara. Hasil rekaman suara tersebut

kemudian akan di transkrip oleh peneliti sehingga menghasilkan

dokumentasi tertulis berupa verbatim dan kemudian melanjutkan ke

langkah berikutnya yaitu analisi data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

2. PelaksanaanPenelitian

Pelaksanaan penelitian dengan empat informan dilakukan secara

terpisah sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan informan. Berikut

waktu dan tempat pelaksanaan penelitian :

Tabel 1Pelaksanaan Penelitian

No Keterangan Informan 1(GD)

Informan 2(TH)

Informan 3(EM)

Informan 4(AA)

1 Pendekatan dengan

informan

Sabtu, 10 November

201818.00-19.00 Rumah GD

Kamis, 15 November

201814.00-15.00

Warung Kopi

Aming

Minggu, 18 November

201815.00-16.00

Ruangan OMK Gereja Jeruju

Minggu, 25 November

2018 19.00-20.00Rumah AA

2 wawancara informan

Minggu, 11 November

201811.00-12.00Rumah GD

Sabtu, 17 November

201817.00-18.00Rumah TH

Rabu, 21 November

201814.00-15.00

Rumah makan

bakso 21

Jumat,30 November

201815.00-16.00Rumah AA

B. Informan Penelitian

1. Demografi Informan

Penelitian ini diperoleh data dari informan pada bulan November

2018 dengan jumlah informan empat orang di tempat yang berbeda. Data

demografi yang diperoleh meliputi Inisial, usia, jenis kelamin, kelahiran,

pendidikan terkahir, pekerjaan, suku, dan agama. Hasil dari distribusi

data demografi informan dapat dilihat pada tabel 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 2Demografi Penelitian

No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

1 Inisial GD TH EM AA

2 Usia 23 24 24 25

3Jenis

KelaminPerempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

4Urutan

Kelahiran

Anak ke-3 dari empat bersaudara

anak ke-2 dari empat bersaudara

anak ke-2 dari dua

bersaudara

anak ke-5 dari enam bersaudara

5Pendidikan

TerakhirD3

keperawatanS1

KomunikasiS1

KebidananSMA

6 Pekerjaan Perawat Pengrajin tas BidanPemahat/ pentato

7 SukuDayak

KanayatnDayak

KanayatnDayak

Kanayatn

Dayak Kanayatn

8 Agama Katolik Katolik Katolik Katolik

2. Latar Belakang Informan

Berikut ini adalah rincian yang berisi latar belakang informan

beserta cerita singkat mengenai perjalanan pindah dan menetap di kota

Pontianak yang letaknya cukup jauh dari kampung halaman yaitu di

Saham.

a. Informan 1 (Gd)

Gd (23) berasal dari kampung Saham, namun ia dan

keluarganya membangun rumah di kampung Pahauman yang

letaknya tidak jauh dari kampung Saham. Gd dan keluarga memilih

untuk membangun rumah di kampung Pahauman karena,kampung

Pahauman tersebut tidak jauh dengan kantor tempat ayahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

bekerja. Akan tetapi, hingga saat ini nenek beserta tante dan om Gd

masih menempati rumah panjang Saham. Gd menghabiskan masa

kecilnya di kampung Pahauman dan Saham, hingga saat lulus

sekolah dasar Gd dan keluarga harus pindah ke kota Pontianak. Gd

dan keluarga berpindah dari kampung Pahauman ke Pontianak

dikarenakan saat itu ayahnya dipromosikan untuk menempati jabatan

disalah satu instansi pemerintahan kota Pontianak. Maka dari itu Gd

beserta saudara-saudaranya melanjutkan sekolah di Pontianak hingga

lulus kuliah, namun sekarang kedua kakak Gd kembali dan

mengabdi menjadi tenaga pengajar salah satu lembaga pendidikan di

wilayah kampung Saham. Gd mengambil S1 keperawatan disalah

satu universitas di kota Pontianak saat ini dan berencana akan

melamar pekerjaan disalah satu rumah sakit di Pontianak. Gd sudah

sangat merasa nyaman tinggal di daerah Pontianak dan tidak

berencana akan bekerja di kampung halamannya. Alasan Gd merasa

nyaman tinggal di daerah Pontianak karena orang tuanya juga sudah

lama menetap di Pontianak dan menjadi pensiunan sebagai Aparatur

Sipil Negara (ASN), sekaligus ia sudah memiliki banyak teman dan

juga berbagai fasilitas yang tidak akan ia dapatkan jika ia memilih

untuk tinggal di kampung kembali. Saat Gd tidak lagi bertugas di

rumah sakit, Gd dan keluarga selalu menyempatkan waktu untuk

kembali ke kampung Saham untuk bertemu dengan keluarga

besarnya. Gd dan keluarga juga selalu menyempatkan waktu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

bisa hadir bersama keluarga pada saat penyelenggaraan upacara adat

dan pernikahan di kampung Saham.

b. Informan 2

Th (24) lahir di Kampung Saham dan ayahnya berasal dari

kampung Subangki yang letaknya kurang lebih 15 menit perjalanan

dari kampung Saham, sedangkan ibunya berasal dan hidup di rumah

panjang Saham. Th lebih sering menghabiskan masa kecilnya di

daerah Pontianak, karena sejak Taman Kanak-kanak (TK) Th tinggal

di daerah Pontianak ikut bersama kedua orangtua dan keluarganya.

Th menempuh pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga

sekolah Menengah Atas(SMA) di Pontianak, namun memilih

melanjutkan kuliah di Jakarta dengan mengambil jurusan ilmu

komunikasi. Saat menjalani kuliah Th mengalami pecah pembuluh

darah dikaki, akhirnya ia pulang ke Pontianak untuk menjalani

pengobatan.Dalam mengisi waktu luangnya dalam menjalani

pengobatan, Th sekarang bekerja menjadi pengrajin tas di Pontianak.

Th sudah kembali ke Pontianak sejak 1,5 tahun yang lalu

(pertengahan tahun 2017) dan Th merasa lebih nyaman untuk tinggal

di Pontianak dibanding di Jakarta. Selama tinggal di Pontianak setiap

pekannya selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kampung

halaman yaitu Saham. Th dan teman-temannya sedang membuat

pelatihan pembuatan tas bagi para remaja di Saham saat ini. Th

berharap pelatihan ini dapat mengembangkan potensi-potensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

kreativitas para remaja dan juga berharap tas tersebut dapat mereka

jual sehingga bisa membantu meningkatkan perekonomian di

kampung Saham.

c. Informan 3 (Em)

Em (24) lahir dan lebih banyak menghabiskan masa-masa

kecilnya di rumah panjang Saham bersama keluarga. Kedua

orangtuanya bekerja di salah satu perusahaan sawit yang letaknya

tidak jauh dari rumah panjang Saham. Kedua orangtua Em tinggal

di rumah panjang saham, namun Emmemilih tinggal di Pontianak

saat ini. Sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Em lebih

memilih untuk melanjutkan sekolah di Pontianak, untuk mengikuti

kakaknya yang sedang menempuh kuliah. Em mulai masuk Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri hingga akhirnya bekerja di Pontianak

dan sudah merasa nyaman dengan segala fasilitas yang dapatkan di

Pontianak sehingga lebih memilih untuk tinggal menetap di

Pontianak. Akan tetapi Em dan kakaknya juga tidak lupa

menyempatkan diri untuk selalu mengunjungi kedua orangtua dan

keluarga yang masih tinggal di rumah panjang Saham setiap akhir

pekan. Em juga tidak melupakan teman-temannya yang masih

berada di rumah panjang Saham dan selalu berkomunikasi dengan

teman-temannya disana melalui media whatsapp (WA), bahkan saat

teman-temannya menyempatkan untuk berkunjung ke Pontianak

pasti selalu menginap di rumahnya EM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

d. Informan 4 (Aa)

Aa (25) juga lahir dan lebih banyak menghabiskan masa

kecilnya di kampung Saham. Sebelumnya Aa dan keluarga hidup di

rumah panjang namun karena dirasa bilik (kamar) yang mereka

tempati kurang terasa luas akhirnya mereka memilih untuk

membangun rumah tunggal di luar rumah panjang Saham namun

letaknya masih di kampung Saham. Aa bersekolah dari Sekolah

Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di kampung

Pahauman. Saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) Aa

memutuskan untuk mencoba kuliah jurusan teknik informatika

disalah satu universitas di Pontianak. Saat menempuh pertengahan

semester, Aa memutuskan untuk berhenti karena merasa tidak

mampu mengikuti pelajaran. Setelah memilih untuk berhenti kuliah,

Aa tetap memilih tinggal di Pontianak untuk belajar cara memahat

kayu menjadi ukiran Dayak dan belajar cara mentato ukiran Dayak.

Hasilnya Aa sudah berhasil menjual banyak pahatan bahkan jasanya

dipakai beberapa gereja untuk desain interior dengan ukiran-ukiran

Dayak. Aa merasa nyaman dan akan menetap di Pontianak, karena ia

sudah menemukan pekerjaannya. Aa tidak pernah lupa untuk

menyempatkan waktu pulang ke kampung halaman, yaitu di daerah

Saham bertemu dengan orangtua dan keluarganya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

C. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memperoleh data hasil

dari wawancara dengan masing-masing informan. Data-data ini kemudian

selanjutnya akan dianalisis peneliti memalui empat tahapan yaitu

readingandre-reading, initial noting, developing emergent themes, dan

structurizing.

Tahap pertama reading dan re-reading dilakukan setelah selesai

wawancara dengan 4 (empat) informan. Peneliti melakukan tahap pembuatan

transkrip data yang kemudian akan dibaca berulang kali oleh peneliti untuk

lebih mendalami setiap peranan kalimat. Kemudian peneliti akan membuat

initial noting, tahap ini peneliti akan mencatat hal-hal yang bermakna dan

membagikan menjadi unit makna. Selanjutnya peneliti masuk pada tahapan

developing emergent themes, melihat dan mencatat tema-tema apa saja yang

muncul. Setelah tahap-tahap tersebut dilakukan, kemudian peneliti menggam-

barkan secara naratif mengenai tema-tema yang muncul pada setiap informan.

Berikut ini adalah pemaparan naratif pada setiap informan.

1. Informan Gd (23)

a. Pengetahuan tentang Suku Dayak Kanayatn dan rumah panjang

Gd (23) Lahir sebagai bagian dari Suku Dayak Kanayatn dan

berasal dari kampung Saham, serta membangun tempat tinggal

bersama keluarganya di kampung pahamuan (rumah tunggal), suatu

koordinat yang tidak jauh dari kampung saham dan lokasi tempat

ayahnya bekerja. Pengalaman menempati rumah panjang di kampung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

saham dan rumah tunggal di Pahauman dilakukan hingga lulus

Sekolah Dasar (SD) hingga bersama keluarga (kecuali nenek, paman

dan bibi) pindah ke kota Pontianak.

Pengetahun Gd (23) terkait Suku Dayak Kanayatn dan rumah

panjang dipahami bahwa, Suku Dayak Kanayatn adalah kelompok

atau suku yang cukup mendominasi di Kalimantan Barat dan

memiliki struktur bahasa yang dinilai sangat mudah dipahami.

Rumah panjang sebagai tempat tinggal masyarakat Suku Dayak

Kanayatn dibangun tinggi atas dasar terhindar dari masuknya

serangan-serangan binatang buas sehingga bentuk struktur bangunan

terlihat tinggi.

b. Tradisi Suku Dayak Kanyatn dan fungsi rumah panjang

Tradisi-tradisi yang dipahami Gd (23) yang sangat mencolok

ialah upacara adat terkait naik Dango dan Adat Pernikahan yang

dinilai mempunyai khas tersendiri, sehingga dirasa perlu sekali untuk

ikut serta dalam perayaannya. Terkait fungsi dari rumah panjang Gd

(23) memahami bahwa hal tersebut merupakan rumah adat dan

sekaligus tempat tinggal. Gd (23) mengatakan hanya kakek dan

nenek saja yang mau menempati rumah panjang saat ini dan anak-

anaknya enggan untuk tinggal di rumah panjang, tetapi kamar-kamar

yang kosong tetap disediakan sebagai tempat singgah dan

berkunjungnya keluarga dan beristirahat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Rumah panjang juga berfungsi untuk dijadikan sebagai tempat

mengadakan penyelenggaraan upacara adat seperti naik dango dan

perayaan lainnya sampai pada penyelenggaraan adat perkawinan dan

dijadikan sebagai tempat berkumpul orang-orang Dayak Kanayatn.

Dari sinilah Gd (23) berserta keluarga selalu menyempatkan waktu

untuk pulang ke kampung halaman bertemu keluarga besar dan ikut

serta dalam pelaksanaan upacara adat dan pernikahan keluarga.

c. Pengalaman antar kehidupan sosial di rumah panjang

Gd (23) yang semasa kecilnya tinggal di rumah panjang saham

dan rumah pahauman sampai lulus Sekolah Dasar (SD) dan

melanjutkan pendidikannya di Kota Pontianak, hingga sekarang

tengah mengambil S1 keperawatan disalah satu Universitas kota

Pontianak. Tetap saja Gd (23) mengetahui bahwa kehidupan sosial

Suku Dayak Kanayatn dinilai sangat ramah dan selalu gotong-royong

dalam setiap kegiatan apapun. Suku Dayak Kanayatn sejatinya tidak

hanya ramah dengan sesama Dayak Kanayatn, namun Suku Dayak

manapun asalkan suku nya berasal dari Dayak tetap saja dianggap

sebagai keluarga.

Kehidupan sosial lainnya ialah seperti kebiasaan Suku Dayak

Kanayatn yang selalu berkumpul di ruang tamu depan kamar rumah

panjang dengan mengadakan hiburan seperti melakukan permainan

kartu dan diskusi sampai tengah malam.

d. Pemahaman tentang bagian dari Suku Dayak Kanayatn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Gd (23) memahami bahwa sebagai bagian dari Suku Dayak

Kanayatn yang sangat menonjol diketahui yaitu tentang alat interaksi

yang digunakan menggunakan bahasa Ahe.Menggunakan bahasa Ahe

tersebut orang dan kelompok lain akan mengenal bahwa itu adalah

bahasa asli Dayak Kanayatn, meskipun menggunakan bahasa

Indonesia tetap saja akan tampak logat khas di dalamnya.

Mengenai sifat bagi Gd (23) tidaklah melulu menjadi patokan

utama, karena tidak menjamin meskipun wajah, logat dan bahasanya

seperti Dayak Kanayatn tetapi melakukan perbuatan yang tidak men-

cerminkan seorang Dayak.

e. Kekerabatan, kebersamaan dan pembagian tugas

Gd (23) menganggap bahwa kekerabatan adalah keluarga,

apalagi ketika berjumpa dengan orang satu kampung sehingga secara

alamiah menganggap pasti ada hubungan saudara meskipun dari jalur

kakek atau nenek. Seperti yang dialami Gd (23) dalam perjumpaan

orang satu kampung di suatu tempat yang secara alamiah perjumpaan

tersebut berlangsung akrab walaupun tanpa saling mengenal antara

satu dan lain, seolah muncul rasa kekraban dan kekeluargaan yang

begitu tinggi. Dalam hal kebersamaan bagi Gd (23) diibaratkan

seperti makan bersama,saling menunggu hingga berkumpul semua

dan makanan yang sudah dihidangkan dimakan secara bersama-sama.

Pembagian tugas bagi Gd (23) ialah seperti ibunya yang sedang

memasak, maka kewajiban seorang anak perempuan ialah membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

urusan rumah dan ayahnya yang sedang bekerja maka kewajiban

anak laki-laki untuk membantunya. Hal ini diwujudkan sebagai

bentuk menjalankan fungsi dan peran sebagai anak baik perempuan

dan laki-laki.

f. Kesadaran nilai-nilai positivisme

Gd (23) mendapatkan bahwa orang-orang dari Suku Dayak

Kanayatn sangat terbuka bagi orang dan kelompok lain. Suku Dayak

Kanayatn tidak memandang asal suku manapun, yang terpenting

baginya ialah selalu bersikap ramah dan terbuka. Prinsip Dayak

Kanayatn bagi keluarga Gd (23) adalah ketika orang dan kelompok

lain bersikap baik maka keluarga Gd (23) akan membalasnya dengan

kebaikan dan keterbukaan, tetapi jika niatnya ialah tidak baik maka

dibalas pula dengan ketidakbaikan.

Kesadaran Gd (23) dari nilai-nilai yang dapat direalisasikanya

adalah selalu ramah kepada orang lain dan berusaha untuk membantu

orang lain ketika membutuhkan pertolongan, walaupun hanya pada

batas kemampuan yang dimiliki. Jika ada yang berniat untuk berbuat

tidak baik, maka lebih tidak baik pula timbal baliknya.

2. Informan Th (24)

a. Pemahaman asal-usus Dayak Kanayatn dan rumah panjang

Th (24) dilahirkan di kampung Saham dan Ibunya merupakan

asli dari kampung Saham dan pernah merasakan tinggal di rumah

panjang. Th (24) lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Pontianak dan melanjutkan kuliah di Jakarta. Saat kuliah di Jakarta

Th (24) mengalami sakit pecah pembuluh darah dikaki, akhirnya Th

(24) pulang untuk menjalani pengobatan di Pontianak.

Th (24) sangat memahami asal-asul Dayak Kananyatn dan

rumah panjang sebagai Suku Dayak terbesar dan terbanyak di

Kalimantan Barat. Dayak Kanayatn adalah Dayak bukit karena nenek

moyang saat itu memang hidupnya dibukit-bukit yang jauh dari laut,

dan Dayak bukit tersebut mempunyai bahasa yang masuk ke dalam

rumpun melayik.

Suku Dayak Kanayatn ini berdiri sendiri dan bukan berasal dari

campuran suku-suku lain, seperti Banjar yang sukunya tersebut

berasal dari unsur suku-suku lain.

Th (24) mengetahui bahwa rumah panjang tersebut memiliki

ukuran yang tinggi, panjang dan di dalamnya ada sekat-sekat bilik.

Alasan rumah yang memanjang, karena Suku Dayak Kanayatn sangat

senang hidup berkoloni. Alasan ditinggikan rumah panjang karena

masih ada perang antar kampung dan anak laki-laki yang sudah

beranjak dewasa mesti di perintahkan untuk ngayau kepala, karena

yang sangat beharga bagi orang Dayak adalah kepala manusia.

Sebaliknya, desain rumah panjang sekarang sudah tidak seperti

dahulu karena sudah tidak terlalu tinggi.

b. Identitas budaya dan kehidupan sosial di rumah panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Th (24) memandang bahwa salah satu identitas budaya yang

sangat tampak sekali dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak

Kanayatn adalah rumah panjang, karena selain sebagai rumah huni

juga sebagai dasar untuk mempertahankan budaya karena hanya

dimiliki oleh Suku Dayak Kanayatn.

Kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn sangat tinggi dan

mereka senang hidup bersama-sama seperti hidup berkelompok. Pada

dasarnya memang kehidupan Suku Dayak Kanayatn ialah

berkoloni,sehingga sangat wajar sekali rasa kekeluargaanya sangat

tinggi.Dalam hidup berkomunal pula Th (24) merasa aman dan

terlindungi.

c. Sumber mata pencaharian dan kehidupan komunal

Mata pencaharian Suku Dayak Kanayatn pada dasarnya berasal

dari alam. Th (24) menyadari sekali bahwa suku Dayak Kanayatan

sangat dekat dengan alam, maka mereka menjalani kehidupan sehari-

hari dengan bercocok-tanam seperti bertani. Bagi Th (24) kehidupan

komunal itu ialah hidup bersama-sama sehingga terlihat populasinya

yang ramai, maka hampir segala aktivitas yang dijalani selalunya

dilakukan secara bersama-sama. Seperti contoh nampik beras,

menenun dan menganyam karpet serta upacara-upacara adat lainnya,

sehingga terlihat jelas rasa gotong-royong yang sangat kuat.

d. Pengetahuan atas nilai-nilai positif Dayak Kanayatn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Th (24) menyadari bahwa nilai-nilai positif yang dapat di

pelajari dari Suku Dayak Kanayatn sangat banyak. Contohnya Th

(24) sangat memahami rasa kekeluargaan, keramahan, kepekaan,

kehidupan komunal dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan suku

Dayak Kanayatn.

Selain rumah panjang, ternyata bahasa ibu merupakan salah

satu hal yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai tradisi budaya dengan

mempratikkan logat dan bahasa Ahe di manapun berada saat

berjumpa dengan Suku Dayak Kanayatn.

e. Impian dan harapan atas pelestarian rumah panjang

Th (24) mengetahui bahwa rumah panjang merupakan salah

satu identitas budaya dan hanya dimiliki oleh Suku Dayak Kanayatn.

Th (24) berharap agar anak muda jangan melupakan dan menjaga

serta merawat rumah panjang. Lebih baik lagi diupayakan untuk

dikenalkan ke masyarakat umum agar banyak orang yang berkunjung

dan wisata ke kampung Saham.

f. Upaya aktualisasi nilai-nilai positif

Th (24) menyadari setiap kaliia berjumpa dengan orang Dayak

selalu dianggapnya keluarga, meskipun saat Th (24) masih berkuliah

di Jakarta. Th (24) selalu mempraktikkan cara yang sama setiap kali

bertemu orang Dayak dengan menganggap mereka sebagai bagian

dari keluarga dan juga tidak lupa untuk selalu bertegur sapa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

setiap perjumpaan.Th (24) juga selalu berusahamembantu ketika ada

teman yang sedang dalam keadaan susah.

Th (24) merasakan perlu dipertahankan nilai-nilai positif lain

seperti saat makan bersama-sama dan melingkar yang diawali dengan

berdo’a bersama pula. Th (24) memegang prinsip yang tertanam

pada Suku Dayak Kanayatn, bahwa kebaikan dibalas dengan

kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan.

3. Informan 3 Em (24)

a. Pemahaman tentang kehidupan Dayak Kanayatn

Em (24) menghabiskan masa kecilnya lebih banyak di rumah

panjang daerah Saham hingga lulus SMP. Em (24) melanjutkan SMA

Negeri mengikuti kakaknya yang saat itu sedang menempuh kuliah di

Pontianak. Dalam pemahamannya tentang kehidupan suku Dayak

Kanayatn Em (24) sangat sadar bahwa Dayak Kanayatn memiliki

kepekaan dan pesaudaraan sangat kuat, sehingga ketika ada yang

sedang merasa sedang kesulitan secara alamiah akan selalu dibantu.

Em (24) juga paham akan suatu tradisi yang selalu dilakukan

secara bersama-sama seperti menganyam tikaratau bide, nyerok atau

menampi beras, ketika waktunya makan selalu bersama-sama dan

sangat tanggap terhadap tugas masing-masing.

b. Pentingnya mengetahui fungsi rumah panjang

Fungsi rumah panjang yang diketahui oleh Em (24) adalah

sebagai rumah tempat tinggal dan rumah keluarga. Jika ada keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

yang datang dan singgah untuk berkunjung, maka rumah panjang

menjadi rumah persinggahan. Rumah panjang juga sebagai rumah

budaya yang merupakan salah satu peninggalan asli Dayak Kanayatn.

Em (24) merasakan bahwa rumah panjang selain daripada

sebagai rumah tempat tinggal, melainkan sebagai tempat keluarga

ketika pulang kampung.

c. Arti kebersamaan, kekerabatan, dan pembagian peran

Em (24) mengatakan bahwa rasa kebersamaan itu sangat terasa

ketika sedang berkumpul bersama keluarga. Begitu pula ketika Em

(24) bertemu dengan orang Dayak ia merasa bahwa orang yang

ditemuinya itu sebagai bagian dari keluarganya, karena Em (24)

menganggap semua masyarakat Dayak adalah keluarga. Hal lain

yang dialami Em (24) ialah saat menjalani aktivitas dirumah, seperti

hari minggu sepulang gereja secara alamiah Em (24) mengambil

peran sebagai anak untuk membantu orangtuanya dalam

membersihkan rumah.

d. Citra diri atas nilai Positif dari kehidupan suku Dayak Kanayatn

Citra diri atas nilai positif yang didapatkan oleh Em (24) bahwa

kedua orangtuanya ialah good coping,sehingga ia selalu

mempraktikkan seperti yang sudah dicontohi oleh kedua

orangtuanya, seperti gaya komunikasi yang halus.Em (24) juga

mempraktikkan untuk selalu ikut aktif dalam kegiatan arisan bersama

keluarga besar Dayak Kanayatn.Em (24) juga mengatakan jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

sedang berada di rumah, ia selalu menggunakan bahasa Ahe bahkan

sejak kecil hingga sekarang. Meskipun saat berbicara bahasa

Indonesia, Em (24) juga sangat kental dalam logat dan aksen bahasa

Ahe.

4. Informan 4 Aa (25)

a. Pemahaman mengenai asal-usul perawakan Dayak Kanayatn

Aa (25) lahir dan menetap di kampung Saham hingga SMA,

setelah itu memutuskan untuk kuliah di Pontianak, namun pertengahn

semester Aa (25) berhenti dan memilih untuk belajar cara memahat

kayu menjadi ukiran Dayak dan belajar membuat tato ukiran Dayak

di Pontianak. Meskipun Aa (25) sudah bekerja di Pontianak, ia tidak

lupa untuk menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk

berkumpul bersama orang-tua dan keluarganya.

Aa (25) mengetahui bahwa nenek moyang suku Dayak

Kanayatan merupakan keturunan berasal dari Cina yang masuk

kepulau Borneo melalui perairan Sambas. Menjelajah ke pedalaman-

pedalaman sampai pada kampung Saham, sehingga akhirnya berbaur

dengan penduduk lokal dan menikah sampai menetap di Saham.

Aa (25) mengatakan perawakan Dayak Kanayatn yang berkulit

putih dan bermata sipit merupakan campuran lokal dan Cina. Orang-

orang asli pedalaman Dayak ternyata di masa nenek moyang ialah

hasil dari akultuasi antara penduduk lokal dan Cina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

b. Kesadaran tentang hidup berkoloni dan menjaga tradisi budaya

Aa (25) menyadari bahwa kehidupan berkoloni adalah bagian

dari tradisi dan pada dasarnya Suku Dayak Kanayatn tidak bisa hidup

sendiri, serta tidak bisa lepas dari budaya dan adat.

Tradisi dan budaya yang ada pada Dayak Kanayatn menurut

Aa (25) memang tidak bisa hidup jauh daripada Alam, sehingga

Dayak Kanayatn dan alam merupakan satu kesatuan.

c. Pemahaman tentang filosofi rumah panjang

Menurut Aa (25) bahwa rumah panjang merupakan jantungnya

peradaban Suku Dayak Kanayatn. Rumah panjang mempunyai nilai-

niai filosofi tersendiri dalam memaknainya, Aa (25) memiliki

pengetahuan bahwa rumah panjang ada yang menghadap ke hulu dan

ada juga yang menghadap ke hilir. Mengahadap ke hulu artinya

menghadap kearah timur dengan makna filosofis yang berarti

perintah bekerja keras. Menghadap ke hilir arttina menghadap kearah

barat dengan makna filosofis berarti pulang bekerja sebelum matahari

terbenam.

Rumah panjang dibuat memanjang karena menurut Aa (25)

Dayak Kanayatn mempunyai rasa kebersamaan yang sangat tinggi.

Dibuat tinggi keatas dikarenakan pada zaman dahulu tradisi suku-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

suku lain sering ngayau kepala orang. Dari situ rumah panjang dibuat

tinggi untuk antisipasi dari serangan-serangan kelompok luar.

Fungsi rumah panjang menurut Aa (25) adalah selain sebagai

tempat tinggal dan rumah adat (seremonial), melainkan berfungsi

sebagai tempat wisata sekarang ini.

d. Pengetahuan tentang page waris

Aa (25) meyakini bahwa kakek-nenek dulu mempunyai

hubungan darah antara satu dan lain. Hubungan tesebut dinamakan

sebagai page waris, sehingga diakui bahwa Suku Dayak Kanayatn

pada dasarnya masih keluarga.

Aa (25) terbiasa melakukan tradisi bersama-sama seperti

mengumpulkan getah karet, mencari makanan di hutan dan

berkumpul bersama hingga larut malam. Tradisi yang dilakukan Aa

(25) ini membentuk ikatan keluarga, karena tradisi ini dilakukan

secara bersama-sama.

e. Ciri khas dari seorang Dayak Kanayatn

Ciri khas utama Dayak Kanayatn menurut Aa (25) ialah

Kehidupan berkoloni. Aa (25) meyakini adanya ikatan darah, rumah

panjang, dan orang-orang tua yang selalu mengajarkan bahasa asli

Dayak Kanayatn yaitu bahasa Ahe.

Ciri khas lainnya menurut Aa (25) adalah desain tato dan ukir

kayu yang lebih menonjolkan simbol-simbol Dayak, serta minuman

tardisional seperti tuak menjadi minuman sehari-hari baik pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

upacara adat, kawinan bahkan disaat kumpul malam-malam di rumah

panjang.

D. Analisis Data

Peneliti selanjutnya melakukan tahapan pemetaan terhadap tema-tema

yang muncul dan menghubungkannya. Tema-tema yang muncul pada

penelitian ini ditujukan untuk merespons pertanyaan khusus, yaitu bagaimana

pandangan dewasa awal suku Dayak Kanayatn mengenai makna solidaritas

mereka dan mendeskripsikannya secara mendalam. Pada tahap ini, makna

solidaritas dewasa awal suku Dayak Kanayatn akan dapat terlihat. Secara

umum tema-tema yang muncul dapat dikerucuti lagi untuk melihat

bagaimana makna para informan dalam solidaritas yang disusun dalam dua

kategori, yaitu sifat alamiah suku Dayak Kanayatn dan ikatan emosional

(attachment) suku Dayak Kanayatn. Lebih jelasnya pandangan tersebut akan

dijelaskan, sebagai berikut:

1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn.

Persamaan penjelasan tentang bentuk identitas sosial Suku Dayak

Kanayatn dalam makna solidaritas tergambar jelas dan seirama, sehingga

dapat diartikan bahwa salah-satunya hadir karena sifat alamiah yang ada

pada setiap orang Dayak Kanayatn, khususnya informan yang masuk

pada golongan masa dewasa awal. Seperti rumah panjang, tradisi dan

bahasa Suku Dayak Kanayatn adalah ciri atau khas yang sangat

mendominasi perbedaan dengan kelompok-kelompok lain.

a. Rumah Panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Rumah panjang merupakan salah satu identitas yang dimiliki

oleh Suku Dayak Kanayatn. Simbol keberadaan rumah panjang

selalu di maknai sebagai jantungnya Suku Dayak Kanayatn.

Kalau saat ini fungsi dari rumah panjang sendiri yang kau tau seperti apa?

Hm. Itu sih ya Tas secara umum memang rumah panjang ini ya rumah adat suku Dayak. Kalau bicara soal fungsinya jelas fungsi rumah panjang sekarang sebagai tempat tinggal. Walaupun setau aku sekarang nih paling tinggal nenek kakek nya aja yang tinggal sana, anak-anaknya udah pada ngga mau lagi tinggal disitu. Tapi ada juga kamar yang memang sengaja dijadikan rumah singgah, jadi kalau ada keluarga yang datang berkunjung bisa tidur, istirahat di rumahnya yang di rumah panjang itu”. ”Lalu ada lagi ngga menurut kau?” “terus selain itu sih, tetap rumah panjang tempat kita ngadakan upacara adat, kayak naik dango, perayaan adat lainnya juga bahkan kawinan juga disitu kok. Ya gitulah, selain jadi tempat tinggal rumah panjang juga jadi tempat upacara adat dan tempat berkumpul nah buat orang-orang dayak kita Tas. (Gd (23), 69-93)

Trus fungsi dari rumah panjang sendiri yang kau tau seperti apa sekarang ini?

Untuk fungsi jelas rumah panjang ini untuk keamanan nomor satunya. Ya seperti tadi untuk menghindari musuh dan oh ya binatang-binatang buas. Ya rumah panjang inilah rumah yang teraman saat itu,terus juga fungsinya ya sekarang memang ini menjadi rumah huni ya. Ya selain rumah yang memang tempat tinggal ya ini juga dasar kita untuk mempertahankan budaya kita. Karena apa ya karena memang rumah panjang ini kan sebagai identitas kita. Rumah panjang identitas dan kepunyaan orang Dayak, diluar suku Dayak ngga ada yang punya rumah panjang seperti kita ini. (Th (24),91-105 )

Fungsi rumah panjang sekarang ini yang tau itu seperti apa?

Ya jelas rumah panjang ini sebagai rumah tempat hidup, terus juga ya rumah keluarga lah. Kalau ada keluarga yang datang ini rumah jadi tempat singgah. Rumah budaya juga lah, karena rumah ini kan satu-satunya peninggalan asli orang Kanayatn. Ya buat aku sendiri rumah panjang ini sih jadi rumah keluarga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

rumah tempat aku dan keluarga kalau balik kampung.(Em (24), 38-46)

Fungsi rumah panjang yang abang tahu saat ini seperti apa?

Jadi rumah panjang itu Tasha, itu memang jantungnya orang kita orang Dayak. Memang sejak dulu ya hidup disana. Terus rumah panjang ini punya filosofi sendiri, jadi dia menghadap ke hulu dan ke hilir. Jadi kalo hadap ke hulu itu artinya hadap ke timur, kalau ke hilir itu ke barat seingat abang.kata orang dulu artinya kalau arah ke hulu itu kita disuruh untuk bekerja keras, kalau arah ke hilir itu artinya pulang bekerja sebelum matahari terbenam. Juga kenapa di buat memanjang karena memang Dayak dikenal punya rasa kebersamaannya tinggi. Terus kenapa di buat tinggi ke atas itu karena dulu untuk jaga keluarga dari suku-suku lain yang dulu masih sering ngayau palak orang kan. Juga antisipasi kalau semisal air sungai meluap, ya itu makanya di buat tinggi. (AA (25), 35-54)

Hubungan rumah panjang sebagai salah satu identitas sosial

dan bagian dari sifat alamiah Suku Dayak Kanayatn tampak pada

fungsinya sebagai rumah tinggal, rumah singgah dan rumah adat.

Hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial dirumah panjang

terdapat sisi yang sangat alamiah. Informan menanggapi bahwa

pengalaman kehidupan sosial di rumah panjang sangat fungsional.

Kalau kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tahu itu seperti apa?

kalau kebiasaan orang sana aku kurang tau pasti, tapi yang aku lihat setiap pulang sana sih ya tetap mereka ada harinya mereka yang ibu-ibunya sama-sama masak. Nah itu biasa kalau pas salah satu anak lahir itu biasakan di adatkan cuman aku lupa ya namanya tu adat apa. Ya..Setiap ada adat gitu sih semua bekerja sama saling tolong menolong, ibu-ibunya masak, bapak-bapaknya siapkan segala persyaratan buat adat gitu. Nah yang aku suka sih dari mereka, yang aku lihat sendiri kebiasaan orang sana itu selalu ngumpul gitu diruang tamunya di depan kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih, kadang main kartu, ngobrol2 sampai malam gitu. (Gd (23), 94-113)

Terus kebiasaan orang-orang di rumah panjang yang kau tau seperti apa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. Numbuk beras juga buat misahkan kulit-kulit padinya itu. itu biasa mereka ngerjainnya di teras depan itu lah. (Em (24), 47-55)

Jadi menurut abang apa fungsi rumah panjang itu?

Ya tidak lainnya fungsinya sebagai rumah adat suku Dayak Kanayatn, sekarang juga rumah panjang kan juga jadi tempat wisata, tapi tetap ada orang yang masih tinggal disana jadi bukan hanya tempat peninggalan sejarah juga. Rumah panjang kan juga tempat seremonial, jadi upacara-upacara adat kan semua disana juga.(Aa (25), 55-62)

b. Tradisi

Tradisi yang ada pada Suku Dayak Kanayatn sangat

beragamtetapi, hanyaada beberapa hal saja yang bisa dijadikan

sebagai sifat alamiah sekaligus sebagai kebiasaan yang sampai ini

dapat dipertahankan dengan baik. Informan menyampaikan bahwa

keberagaman tradisi suku Dayak Kanayatn tersebut sudah menyatu

menjadi wajah budaya bagi Suku Dayak Kanayatn.

Terus seperti apa kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tahu?

kalau bicara soal kehidupan orang-orang dayak sih luas ya. Cuman yang udah jelas dimata aku sih dari kehidupan sosialnya lah. kalau menurutku ya orangnya ya ramah-ramah. Haa banyak suka gotong-royong, misalnya kayak ada pernikahan itu tu pasti satu kampung turun semua buat bantu-bantu masak sama dekorasi gitu. Terus kan juga kayak Naik Dango itu kan juga persiapannya satu kampung turun kan. Lalu aku juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. (Gd (23), 14-30)

Terus apa yang kau tahu tentang kehidupan orang Dayak Kanayatn?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

jelas mereka bercocok tanam, bertani mereka. Terutama orang Kanayatn itu dekat banget loh dengan alam, kita semua dari mata pencaharian dan sumber makanan ya semua dari alam. Jadi misalnya mereka ambil hasil hutan kayak buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu nanti mereka akan jual di tepi jalan kalau pas ada orang lewat gitu. (Th (24), 23-31)

kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?

yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. (Em (24), 47-52)

Terus bentuk kegiatan apa aja yang sering orang Kanayatn lakukan sama-sama?

Kalau di kampung itu biasa noreh sama-sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-buah kampung lah. Hah biasa abang sama saudara-saudara atau kawan-kawan itu suka cari tengkuyung di sungai. Tapi hmm kebiasaan keluarga abang juga kalau udah makan malam itu kerjaan cuman ngumpul di tengah ruang, ngobrol-ngobrol sambil minum mimunan tradisional tengah malam biasa. (Aa (25), 85-94)

Jadi orang bisa lihat abang sebagai Dayak Kanayatn nya dari mana?

Terus juga suka mabuk orang Kanayatn hahahha. (Aa (25), 111-112)

Bagaimana sih kehidupan orang-orang Kanayatn yang abang tahu?

Kehidupan orang Kanayatan ya menurut abang sama juga ya dengan Dayak-Dayak yang lain pastinya kita Dayak hmm khususnya Kanayatn ngga bisa hidup sendiri. Lebih ke namanya hidup berkoloni ya, dan juga orang Kanayatn itu tidak bisa lepas dari namanya budaya dan adat. jadi kita terutama orang Kanayatn ya termasuk abang itu ngga bisa jauh dengan adat-adat lah ya. Ya selain itu kita memang ngga bisa hidup jauh dari alam, jadi kita memang udah lengket dengan alam. Itu aja sih.(Aa (25), 21-34)

c. Bahasa sebagai tradisi lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Bahasa Ahe merupakan alat interaksi dan bagian dari ciri khas

Dayak Kanayatn. Secara alamiah informan akan tetap menggunakan

aksen bahasa Dayak Kanayatn, meskipun informan sedang berbicara

bahasa Indonesia.

Bagaimana sih orang bisa lihat kau ini oh ini orang Dayak Kanayatn?

Aku sebagai orang Kanayatn itu sih kalau aku lebih ke bahasa. Soalnya kan nampak banget Dayak Kanayatn kan bahasanya ahe, trus juga kan kita orang sini rata-rata tau ooo ini pasti orang Kanayatn dari bahasanya. Terus juga walaupun ngomong pakai bahasa Indonesia ya juga kan masih ada nampak logat-logatnya, kayak ngomong di ayun-ayun ahahha.(Gd (23), 179-190)

Apa yang kau tahu tentang Dayak Kanayatn?

Hmm Dayak bukit itu bahasanya masuk rumpun melayik, rumpun bahasa yang sama hmm mirip melayu yang di peruntukkan buat orang Dayak kita.(Th (24), 9-12)

Jadi menurut kau, orang bisa lihat kau orang Dayak Kanayatn dari mananya?

Iya itu lah Tasha hmm secara pintas ya Tasha, menurut ku itu 50% aksen. Jadi orang Dayak hmm khususnya Kanayatn ya itu punya aksen yang beda dengan aksen-aksen suku lainnya. Jadi orang Kanayatn yang sudah terbiasa ngomong sehari-hari pakai bahasa ibu ya bahasa Kanayatn kan jelas saat dia ngomong pakai bahasa Indonesia pasti masih bawa aksennya Kanayatn. Tapi beda kalau dia yang memang udah ngomong sehari-hari pakai bahasa Indonesia pasti kurang logat,aksen-aksennya itu. Apalagi misalnya aku, aku di rumah be Ahe, biarpun aku di Jakarta yang ngomongnya gue elu tapi tetap pasti keceplosan aksen Dayaknya.(Th (24), 178-193)

Jadi orang bisa lihat abang sebagai Dayak Kanayatn nya dari mana?

Sebenarnya juga dari gaya bicara juga nampak kok orang Ahe nya, tetap pasti ada khasnya kalau ngomong. (Aa (25), 112-115)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Berbeda dengan Em (24) dan Aa (25) yang secara alamiah dapat

mengambil nilai positif dari bahasa Dayak Kanayatn atau bahasa

Ahe.

Nilai-nilai apa yang bisa kau ambil dari kehidupan orang Dayak Kanayatn?

Terus juga cara komunikasi yang halus, itu bah cara bicaranya halus. Karna kan nada-nadanya diayun bah, kayak marah tapi ngga marah. Kalau aku di rumah ya dari dulu sampai sekarang aku selalu pakai bahasa ibu, be Ahe.(Em (24), 76-82)

Selain itu ada lagi ngga nilai-nilai yang bisa abang ambil?

Selain itu menurut abang apa ya, hm mungkin gini, banyak orang tua yang masih ajarkan anak-anaknya bahasa ahe. Malah itu dijadikan bahasa hari-hari, jadi bahasa ibu itu ngga hilang lah. (Aa (25), 101-105)

2. Ikatan Emosional (attachment).

a. Kekerabatan

Persamaan makna lain bagi informan yang tergambar dalam

Suku Dayak Kanayatn sehingga terlihat bentuk solidaritas yang tinggi

salah satunya ialah kekerabatan. Menurut para informan, kekerabatan

merupakan suatu alasan bahwa ikatan emosional terbentuk menjadi

kesatuan ciri khas Dayak Kanayatn. Kekerabatan yang dimaknai oleh

para informan lebih kepada Keluarga, Suku dan Page waris.

Apa sih yang kau tahu tentang kehidupan orang-orang Kanayatn?

Lalu juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. Mmm soalnya orang Dayak itu kalau aku bilang rasa keakrabannya kuat apalagi kalau ketemu dengan yang satu kampung. Gini ya yang aku rasain banget nih aku ketemu dengan orang ni, sekali ditanya dari mana misalnya dari Senakin dalam sedangkan aku dari Senakin pasar itu udah pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

langsung dekat. Kayak otomatis akrab gitu walaupun ngga saling kenal tapi kan masih satu kampung. ya kebanyakan sih orang yang aku lihat juga begitu, rasa keakraban dan kekeluargaan nya besar ya gitu aja sih Tas yang aku rasain dan yang aku tahu. (Gd (23), 26-47)

Kekerabatan seperti apa yang kau maksud?

Kekerabatan hmm... Kekerabatan itu seperti ini Tas, sesama Dayak pasti udah di anggap keluarga. Apalagi yang tau eh ternyata satu kampung. Nah itukan pasti di kait-kaitkan eh ternyata, misalnya kakeknya dia itu masih saudara dengan kakek aku. Nah berarti aku dengan orang ini masih ada hubungan keluarga, ya walaupun aku sendiri ngga terlalu paham hubungan persaudaraan antar kakek aku ni gimana gitu Ta. Yaa gitu lah tas. (Gd (23), 48-62)

Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa?

Jadi pas aku masih kuliah di Jakarta kemarin setiap bertemu dengan orang Dayak pasti udah merasa kalau kita ini keluarga. Ngga cuman di Jakarta aja sih, di setiap daerah yang aku kunjungi lah. Jadi memang bener rasanya kalau orang-orang Dayak ini rasa kekeluargaan nya memang tinggi. Oh ya satu juga hampir lewat, orang Dayak ini hidupnya komunal hm ngertikan maksudnya komunal, makanya di Saham sana itu ramai kan orang-orangnya. Enak lho Tasha hidup ramai-ramai hmm komunal seperti itu. Enaknya itu kalau ke aku ya senang banyak keluarga, aku pasti merasa aman karna istilahnya kita ini dilindungin dengan sekelompok besar orang yang memang sama-sama keluarga Dayak. Itu enaknya Tasha. (Th (24), 35-53 )

Jadi menurut kau kekerabatan orang Kanayatn itu bagaimana sih?

Nah kalau kekerabatan yang aku tahu ini ya. Hmm orang kanayatn ini kan rasa kekeluargaannya tinggi ya, hampir setiap orang Dayak yang aku temui pas merantau kemarin ya aku anggap keluarga sendiri. Jadi memang arti kekerabatan ini bagi aku ya memang kekeluargaan. Hmm aku ngga tau sih ya kalau orang Dayak yang lain bagaimana ya Tasha, cuman apa yang aku rasakan dari keluarga aku sendiri ya memang orang Kanayatn rasa kekeluargaannya besar. (Th (24), 54-65)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Pengalaman yang berbeda dari Em (24) bahwa kekerabatan

seperti keluarga, secara ikatan emosional tanpa harus ada pengakuan

sebagai keluarga atau bukan.

Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?

Kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan pengalaman diri sih, peka satu sama lain. Maksudnya kalau ada salah satu yang kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan Tasha. (Em (24), 9-17)

Trus menurut kau kekerabatan orang Dayak Kanayatn itu yang bagaimana?

Kayak gini bah, setiap aku ketemu orang Dayak pasti dianggap keluarga. (Em (24), 19-22)

Kepercayaan lain yang diketahui oleh Aa (25) memandang

kekerabatan sebagai persaudaraan yang tidak terlepas daripada ikatan

darah nenek moyang, sehingga wajar ikatan emosial terbangun antara

satu dan lainnya.

Trus menurut abang bagaimana sih kekerabatan orang DayakKanayatn itu?

persaudaraan kalau abang bilangnya. Karna abang percaya kita punya nenek-nenek ini masih ada hubungan darah, namanya itu page waris jadi kita ini sebenarnya masing-masing masih ada sangkut paut darah ya dari nenek-nenek kita. Jadi ya kita ini masih keluarga, Keluarga Dayak. jadi nda herankan kalau ketemu kawan, itu kayak Ica kenalkan temannya yang dia bilang ke kita kalau temannya ini masih keluarga. Katanya ini anak tante siapa tp keluarga jauh. Ha kan kita ngga asing kalau ada orang yang ngomong begitu dengan kita kan. (Aa (25), 71-84)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

b. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial adalah sebuah bentuk dari kebiasaan sehari-

hari Dayak Kanayatn sebagai bentuk identitas sosial, sehingga makna

hidup solidaritas terbentuk berdasarkan adanya ikatan emosional

yang sangat kuat di dalam kehidupan sosial. Para informan meyakini

bahwa Suku Dayak Kanayatn sudah terbiasa dengan hidup bersama-

sama dan bekerja bersama-sama, dengan pola hidup seperti ini Suku

Dayak Kanayatn bisa juga dikenal dengan gaya hidup komunal dan

gotong-royong.

Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?

Cuman yang udah jelas dimata aku sih dari kehidupan sosialnya lah. kalau menurutku ya orangnya ya ramah-ramah. Haa banyak suka gotong royong, misalnya kayak ada pernikahan itu tu pasti satu kampung turun semua buat bantu-bantu masak sama dekorasi gitu. Terus kan juga kayak Naik Dango itu kan juga persiapannya satu kampung turun kan. Lalu juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. (Gd (24), 15-30)

Kalau kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?

Setiap ada adat gitu pasti semua bekerja sama saling tolong menolong, ibu-ibunya masak, bapak-bapaknya siapkan segala persyaratan buat adat gitu. Nah yang aku suka sih dari mereka, yang aku lihat sendiri kebiasaan orang sana itu selalu ngumpul gitu mereka di ruang tamunya di depan kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih, kadang main kartu, ngobrol2 sampai malam gitu. (Gd (23), 102-113)

Nilai-nilai apa yang bisa kau ambil dari kehidupan orang Dayak Kanayatn ini?

Keramahan mereka itu paling aku suka, mereka ngga memandang orang ini asal nya dari suku mana istilahnya ngga mandang bulu lah. Pasti selalu diterima sam mereka, itulah yang menurut aku paling apa yaa. (Gd (23), 140-146)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Kehidupan sosial bagi Th (25) tidak terlepas dari

ketergantungan dengan alam, secara bersama-sama hidup (komunal)

dan mencari penghidupan pun secara bersama di alam. Hal ini

menyebabkan ikatan emosional terbentuk dari kebiasaan hidup

berkomunal dan gotong-royong.

Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa?

Kehidupan orang-orang sana yang aku ketahui jelas mereka bercocok tanam, bertani mereka. Terutama orang Kanayatn itu dekat banget loh dengan alam, kita semua dari mata pencaharian dan sumber makanan ya semua dari alam. Jadi misalnya mereka ambil hasil hutan kayak buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu nanti mereka akan jual di tepi jalankalau pas ada orang lewat gitu. (Th, 22-31)

Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa? Terus ada lagi ngga?

Orang Dayak ini hidupnya komunal hm ngertikan komunal, makanya di Saham sana itu ramai kan orang-orangnya. Enak lo Tasha hidup ramai-ramai hmm komunal seperti itu. (Th (24), 43-48)

Kebiasaan orang-orang di rumah panjang yang kau tahu seperti apa?

Hal yang aku tahu ya orang sana itu kehidupan sosialnya memang tinggi, mereka senang hidup berkelompok, berkoloni gitu kan. Hm memang hampir setiap aktivitas ya bersama-sama. Hmm contohnya nampik beras, nenun, nganyam karpet. Eh tapi sekarang juga sebenarnya mereka masih bah sama-sama nampik, ngayam gitu. apalagi pas bertepatan pas ada adat, atau kegiatan desa yang jelas hm rasa gotong-royong kuat. (Th (24), 113-123)

Terus bentuk kegiatan apa aja yang sering orang Kanayatn lakukan sama-sama?

Kalau di kampung itu biasa noreh sama-sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-buah kampung lah. Hah biasa abang sama saudara-saudara atau kawan-kawan itu suka cari tengkuyung di sungai. Tapi hmm kebiasaan keluarga abang juga kalau udah makan malam itu kerjaan cuman ngumpul di tengah ruang, ngobrol-ngobrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

sambil minum mimunan tradisional tengah malam biasa. (Aa (25), 86-94)

Kehidupan sosial yang di alami Em (24) adalah munculnya

rasa kepekaan antara satu dan lainnya. Dari kepekaan tersebutlah

alasan ikatan emosial dari identitas Dayak Kanayatn membuahkan

sebuah makna solidaritas yang sangat tinggi.

Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?

Kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan pengalaman diri sih, peka satu sama lain. Maksudnya kalau ada salah satu yang kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan Tasha. (Em (24), 9-17)

Kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?

Yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. (Em (24), 47-52)

Ada sebuah kesadaran yang sama dalam memaknai kehidupan

Suku Dayak Kanayatn merupakan sebuah kesadaran yang saling

terhubung bagi setiap informan. Lahirnya sifat alamiah dengan secara

sadar dan ikatan emosial (attachment) yang sangat kuat menjadi

suatu bentuk solidaritas yang terlihat sebagai identitas murni.

E. Pembahasan

Narasi eksploratif atas pandangan mengenai makna solidaritas dewasa

awal suku Dayak Kanayatn, bahwa menurut Durkheim (dalam Johnson, 1994)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

membedakan solidaritas menjadi solidaritas positif dan negatif. Mengenai

solidaritas positif, berikut:

a. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara,

namun pada solidaritas positif lainnya individu tergantung dari

masyarakat.

b. Suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus, menyatukan

hubungan-hubungan yang tetap, meskipun sebenarnya kedua masyarakat

tersebut hanya satu saja. Keduanya merupakan dua wilayah dari satu

kenyataan yang sama, namun perlu dibedakan.

c. Individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan tetapi

berbeda peran dan fungsi.

Solidaritas negatif sebaliknya, yaitu sama sekali tidak menghasilkan

integrasi apapun sehingga tidak memiliki kekhususan. Namun pada dasarnya

prinsip solidaritas adalah saling tolong-menolong, bekerja sama. Solidaritas

juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural

yang pada dasarnya disebabkan karena munculnya sentimen komunitas

(Kumalasari, 2017). Dari pembahasan ini, peneliti akhirnya memperoleh dua

kategori utama. Pertama, mengarah kepada hal-hal terkait mengenai sifat

alamiah Suku Dayak Kanayatn dan kedua mengarah kepada ikatan emosional

(attachment) Suku Dayak Kanayatn.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn

a. Rumah Panjang

Aspek kunci pada masyarakat Dayak Kanayatn salah satunya

ialah terkait pola tempat tinggal seperti rumah panjang. Karena

rumah panjang bukan hanya khas dari segi bentuk bangunan, tetapi

juga secara perwujudan kehidupan sosialnya pun terlihat khas dan

solidaritas terbentuk menjadi mapan secara mekanik oleh sebab

hubungan yang terjalin selama berada dalam rumah panjang. Seperti

pernyataan Geddes yang dapat ditemukan dalam buku Identitas

Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan (Maunati, 2006):

Bangunan rumah-rumah panjang merupakan sebuah indikasi cara hidup orang Dayak Darat yang khas. Geddes membandingkan kehidupan komunal yang ditemukan di rumah-rumah panjang tersebut dengan individualisme Eropa, dengan menyatakan bahwa gaya hidup orang Dayak adalah perwujudan yang lebih sempurna dari kehidupan orang-orang Eropa. (hlm.62-63)

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa gaya hidup komunal

Suku Dayak Kanayatn menjadikan bukti bahwa hidup solidaritas

merupakan sebuah perwujudan yang sempurna. Sifat alamiah Suku

Dayak Kanayatn terlahir dari kehidupan sosial yang ada di rumah

panjang, sehingga menurut Geddes (dalam Maunati, 2006)

menjelaskan bahwa keberadaan rumah panjang melahirkan ciri hidup

masyarakat Dayak menggunakan sistem gotong-royong.

Telah dinyatakan oleh para informan bahwa kehidupan sosial

di rumah panjang secara alamiah selalu hidup berkelompok, saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

tolong-menolong dan antara satu serta yang lain menanamkan sifat

kekerabatan. Terlihat sangat wajar bahwa solidaritas Suku Dayak

Kanayatn diperkuat dari rumah panjang inilah yang membuat orang

Dayak Kanayatn merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari Dayak

Kanayatn. Kehidupan yang khas dalam rumah panjang ini juga dapat

dijadikan sebagai pembeda masyarakat Dayak dengan masyarakat

pada umumnya.

Kekhasan rumah panjang dijelaskan oleh Djuweng (1996)

bahwa rumah panjang ialah pusat dari segala aktivitas sosial, budaya,

ekonomi dan politik masyarakat Suku Dayak Kanayatan. Bentuk

aktifitas yang dijalani seperti naik Dango, adat pernikahan, hidup

bersama-sama, nampik beras, tenun, dan bergotong-royang terjadi di

rumah panjang, wajar rumah panjang dikatakan sebagai jantung

kehidupan.Alasan utama rumah panjang sebagai jantung kehidupan

dipertegas oleh Paulus dkk. (2010) bahwa masyarakat Dayak

Kanayatn memiliki naluri atau sifat alamiah untuk hidup bersama dan

hidup damai dalam komunitas harmonis di rumah panjang bersama-

sama secara berdampingan dengan masyarakat lainnya. Kesadaran ini

didasari oleh alam pikiran religio magis dengan menganggap bahwa

setiap warga mempunyai kedudukan, nilai dan hak hidup yang

sama.Dalam hal ini sangat wajar bahwa rumah panjang memperkuat

solidaritas mekanik yang bersifat positif, seperti individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan tetapi

berbeda peran dan fungsi.

b. Tradisi

Tradisi Suku Dayak Kanayatn sangat beragam, sehingga setiap

tradisi yang ada pada ruang lingkup kehidupan sosial Suku Dayak

Kanayatn selalu dikaitkan dengan gaya hidup komunal

(kebersamaan), kedekatan dengan alam, sampai pada

penyelenggaraan adat-istiadat pun selalu dijaga sampai sekarang.

Tradisi yang baik tentu berkaitan dengan solidaritas positif, karena

selalu dikaitkan dengan gaya hidup yang komunal dan gotong royong

di dalam setiap praktik penyelenggaraan adat-istiadat dari masa ke

masa. Hal ini merupakan citra solidaritas yang sangat positif,

sepanjang tradisi tersebut mempunyai nilai dan tujuan yang

dinyatakan baik sehingga diakui sebagai local wisdom.Terutama yang

lebih unik lagi menurut Th (24) mengungkapan bahwa salah satu

tradisi dalam mata pencaharian suku Dayak Kanayatn ialah dengan

bercocok tanam atau bertani dan sangat dekat dengan alam. Tradisi

yang dilakukan oleh Suku Dayak Kanayatn yang diungkapkan oleh

para informan ini senada dengan Midenyang dapat ditemukan dalam

buku Dayak Bukit Tuhan, Manusia, Budaya (Miden,1999) “Pada

umumnya mata pencaharian Suku Dayak Bukit adalah

berladang/bersawah. Dari hasil ladang diperoleh padi, sayur-sayuran

dan palawija. Selain berladang, mata pencaharian lain adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

menyadap karet, mencai hasil hutan, berburu, dan beternak babi atau

ayam.” (hlm.72)

Peneliti memaknai penjelasan di atas bahwa mata pencaharian

yang dimaksud bukan sekedar sebagai tradisi alamiah, melainkan

bahwa dari tradisi tersebut ada makna yang bisa dijadikan sebagai

nilai positif. Makna tersebut merupakan sisi alamiah yang muncul

sebagai lahirnya sebuah sifat kekeluargaan yang tinggi, di mana

setiap individu Dayak Kanayatn akan bertindak seperti masyarakat

Dayak Kanayatn yang selalu bergotong-royong dan mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama. Semakin sering bergotong-royong dan

kebiasaan mengerjakan sesuatu bersama-sama maka, secara tersirat

alam menjadikan kelompok suku Dayak Kanayatn sebagai keluarga

terdekatnya sehingga muncullah sebuah kealamiahan itu sendiri.

Solidaritas positif ini berkaitan dengan makna yang positif ketika

tradisi sebagai local wisdom ini menjadi bagian daripada perangkat

kehidupan.

c. Bahasa sebagai tradisi lisan

Aspek lain dari ciri khas Suku Dayak Kanayatn adalah bahasa

yang secara alamiah langsung menghubungkan antara satu dan lain-

nya, sehingga tradisi lisan bagian dari pada warisan budaya yang

diturunkan dari masa ke masa. Menurut Rufinus (1997) Suku Dayak

Kanyanatn masih memiliki seperangkat tradisi lisan yang secara

fungsinya untuk mengikat kebersamaan. Hal menarik tentang bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

dijelaskan oleh informan Aa (25) bahwa kebiasaan orang tua pada

Suku Kanayatn ialah masih mengajarkan anak-anaknya bahasa Ahe

sebagai bahasa tradisi dan dijadikan sebuah bahasa keseharian hingga

sekarang, sehingga bahasa Ahe dianggap sebagai bahasa ibu oleh

masyarakat Suku Dayak Kanayatn. Rufinus dalam buku Mencermati

Dayak Kanayatn(Rufinus, 1997) :

Tradisi Lisan Dayak Kanayatn yang merupakan pengetahuan bersama masyarakat dipakai sebagai informasi, penyaksian, dan kebiasaan lisan. Ketiganya digunakan dalam kegiatan sehari-hari di ladang, di sawah, di hutan dan tentu saja di rumah. Pertama, sebagai pengetahuan informasi, tradisi lisan dapat ditemui dalam bentuk cerita Ne’ Baruakng Kulup, Si Kencet; cerita lisan lain tentang kehidupan binatang, seperti dalam cerita Kakura’ mang Pilanuk, Kara’ mang Oncet, Kakura’ mang Kijakng Makaratn Talok mang Pauh. Kedua, dalam penglahiran penyaksian lisan, tradisi lisan merupakan pengetahuan masyarakat yang dilakukan melalui upacara kepercayaan agama lama, seperti baliatn, badendo, nyangahatn, atau penyaksian akan tanda-tanda (bunyi, lokasi, waktu), seperti rasi, mato’, ngawah. Ketiga, dalam kebiasaan lisan pengetahuan masyarakat Dayak Kanayatn nampak melalui kegiatan gotong royong, kepercayaan bersama, seperti balalae’ ka’ uma, barumaha’, balala’, baremah. (hlm. 60)

Terlihat sebuah gambaran bagi peneliti bahwa bahasa sebagai

tradisi lisan sudah menjadi bagian dari sifat alamiah Suku Dayak

Kanayatn.Sekaligus bagi para informan, bahasa Ahe maupun logat

bahasa Ahe menjadi sebuah ciri khas yang dimiliki yang dapat

membedakan Dayak Kanayatn dengan Dayak lainnya maupun suku

lainnya. Dari sebuah identitas sosial dalam kegiatan gotong-royong,

bahwa bahasa dalam kebiasaan lisan Dayak Kanayatn menjadi alat

interaksi utama dan perekat untuk menjaga hubungan kebersamaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

2. Ikatan Emosional(attachment)

a. Kekerabatan

Memahami sistem kekerabatan sangat berhubungan dengan

simbol dan khasnya rumah panjang, sehingga kekerabatan

memunculkan kesadaran kolektif bersama yang positif dalam

kehidupan suku Dayak Kanayatn. Hadirnyamakna solidaritas

tersebut beralasan karena di dorong oleh salah satu perangkat sistem

kekerabatan yang muncul karena adanya ikatan emosional dari

kebiasaan hidup secara berkelompok dan tradisi dijalankan turun-

temurun. Ikatan emosional secara nyata terjalin antara Suku Dayak

Kanyatn, hal ini senada dirasakan oleh para informan seperti halnya

Gd (24) merasakan bahwa Suku Dayak Kanayatn sebagian besar

mempunyai rasa yang sama yaitu, rasa kekerabatan dan

kekeluargaan yang kuat. Th (24) merasakan hal yang sama bahwa

Suku Dayak Kanayatn memiliki rasa Kekeluargaan yang tinggi. Em

(24) mengalami langsung dengan menggambarkan ikatan emosional

(attachment) yang dimiliki suku Dayak Kanayatn secara ikatan

memiliki sifat kepekaan antara satu dan lainnya, seperti ketika ada

permasalahan yang ditanggapi langsung dengan niat untuk

membantu. Aa (25) juga meyakini bahwa sistem kekerabatan

tersebut tidak muncul begitu saja terikat secara emosional, baginya

ini semua berasal dari adanya hubungan ikatan darah atau Suku

Dayak Kanayatn biasa menyebutnya dengan istilah page waris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

b. Kehidupan Sosial

Makna solidaritas dalam kehidupan sosial Suku Dayak

Kanayatn diyakini oleh para informan dibentuk 2 (dua) hal

yaitupertama, berkaitan dengan aktifitas suatu kelompok yang

terbiasa hidup komunal dan bekerja bersama-sama (gotong-

royong).kedua,berkaitan dengan hubungan geneologis dalam sistem

kekerabatan. Kebiasaan aktifitas gotong-royong dalam kehidupan

sosial Masyarakat Dayak Kanayatn dapat membentuk ikatan

emosional yang begitu kuat, apalagi solidaritas sosial Suku Dayak

Kanayatn semakin diperkukuh atas adanya hubungan geneologis

(hubungan darah), suatu hubungan yang tidak terdapat pada

masyarakat yang lebih luas. (Dilen, 1997). Hubungan keluarga ini

disebut dengan page waris, yang dirincikan; 1) Sa’ pusat atau tatak

pusat(saudara kandung) ; 2)Sakadiriatn atau pupu sakali(saudara satu

kakek-nenek) ; 3)Dua madi’ enek atau pupu dua kali(keturunan dari

kakek-nenek);4)Dua madi’ saket atau pupu tiga kali (satu nenek uyut

seperti kakek atau nenek sepupu sekali); 5) Duduk dantar atau pupu

ampat kali (antara kakek sepupu dua kali) ; 6)Dantar page atau pupu

dua kali(kakek atau nenek satu uyut) ;7)Page atau pupu enam

kali(Djuweng, 1996).

Kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn sebenarnya terjalin

dan terpusat pada kehidupan di rumah panjang, Dilen dalam buku

Mencermati Dayak Kanayatn (Dilen, 1997) mengungkapkan bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Kekeluargaan ini begitu kuat dalam persekutuan Radakng karena semua ini diikat dalam hubungan geneologis dalam sistem kekerabatan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk aktifitas kehidupan radakng yang melibatkan semua penghuni, misalnya dalam balale’ (gotong-royong) mengerjakan ladang. Setiap penghuni merasa memiliki dan sekaligus bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut sebagai bukti dari solidaritasnya yang tinggi. (hlm. 47)

Ikatan emosional yang terjalin dalam kehidupan sosial

masyarakat Dayak Kanayatn ini hadir karena setiap masyarakat

Dayak Kanayatn merasa saling memiliki dan bertanggung jawab

dalam segala bentuk aktifitas. Kutipan ini senada dengan ungkapan

pengetahuan dan pengalaman yang di dapat dari para informan terkait

kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn. Seperti Gd (24)

mengungkapkan bahwa yang sangat tampak dari suku Dayak

Kanayatn selain daripada sifat ramah tetapi juga kehidupannya yang

selalu gotong-royong. Seperti dalam acara kegiatan pernikahan,

memasak, dekorasi dan penyelenggaraan Naik Dango yang

melibatkan satu kampung ikut turun campur tangan bersama-sama

membantu. Para informan sepakat mengenai sikap hidup Suku Dayak

Kanayatn yang komunal dan gotong-royong.

Pengalaman yang didapat oleh para informan dewasa awal

mengenai rumah panjang, tradisi, bahasa, kekerabatan dan kehidupan

sosial membuat dewasa awal Dayak Kanayatn lebih berkomitmen

pada hubungan antar personal, sehingga dapat terjalin solidaritas

yang membangun kesadaran kolektif bersama yang positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Pengalaman para informan dewasa awal ini menghasilkan sebuah arti

kehidupan dalam kehidupan solidaritas, sehingga lahirlah sifat

alamiah dan ikatan emosional sebagai makna solidaritas pada dewasa

awal suku Dayak Kanayatn. Tema-tema tersebut juga menunjukkan

bahwa indentitas sosial suku Dayak Kanayatn antara satu dan lainnya

saling terhubung menjadi sebuah ikatan solidaritas sosial yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Skema Pembahasan

Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn

Rumah Panjang

Bentuk Solidaritas

Tradisi

Bahasa

Kehidupan Sosial

Kekerabatan

Ikatan Emosional (Attachment)

Sifat AlamiahSuku Dayak

Kanayatn

Makna Solidaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Narasi eksploratif atas pandangan mengenai makna solidaritas dewasa

awal suku Dayak Kanayatn, peneliti akhirnya memperoleh dua kategori

utama. Pertama, mengarah kepada hal-hal terkait mengenai sifat alamiah Suku

Dayak Kanayatn atas keberadaan rumah panjang, tradisi, dan bahasa yang

menjadi alasan sebagai bagian dari makna solidaritas. Kedua, mengarah

kepada ikatan emosial (attachment) Suku Dayak Kanayatn terbentuk meliputi

hubungan kekerabatan dan kehidupan sosial yang dijalani yang menjadi alasan

sebagai bagian lainnya dalam makna hidup solidaritas yang tinggi.

Menarik bagi peneliti bahwa, meskipun jarak hubungan kekerabatan

antar keluarga bahkan sesama Suku Dayak Kanayatn tidak seperti dulu yang

hidup bersama-sama di rumah panjang dan melakukan aktivitas sosial secara

komunal. Perubahan pola tempat tinggal yang terpisah menyebabkan

kurangnya pendukung dan penopang hidup solidaritas Suku Dayak Kanayatn

di rumah panjang sekarang ini. Akan tetapi, generasi muda Suku Dayak

Kanayatn dewasi ini menyadari dengan baik tentang makna solidaritas, baik

secara sifat alamiahnya dan ikatan emosional (attacment). Hal ini terjadi

karena generasi-generasi tua selalu mengajarkan tentang nilai-nilai positif

tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn secara turun-menurun dari dulu

hinnga sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

B. Saran

1. Kepada pemuda Suku Dayak Kanayatn

Sangat diharapkan bagi pemuda gerenasi masa depan untuk selalu

menjaga dan merawat tradisi budaya dengan baik, bahkan ikut aktif untuk

memperkenalkan tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn ke seleluruh

manca negara bahkan dunia internasional. Penting untuk dijaga dan

dirawat karena tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn merupakan

bagian daripada identitas sosial itu sendiri.

Aktualisasi nilai-nilai positif yang di dapat dari tradisi dan budaya

Suku Dayak Kanayatn ke dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal

yang sangat baik, sehingga sifat alamiah dan ikatan emosional yang sudah

terbentuk menjadi sangat berguna bagi lingkungan sekitar baik sebagai

manusia maupun sebagai warga negara Indonesia.

2. Kepada peneliti selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa usaha penggalian data pemahaman,

pengetahuan dan pengalaman seringkali tidak bisa dilepaskan dari konteks

yang terjadi. Pada praktiknya pertanyaan tersebut menimbulkan banyak

jawaban yang melebar sehingga, tema-tema yang muncul tersebut tidak

hanya terfokus pada makna solidaritas karena begitu kompleksnya

kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn dan beragam pula corak

pengalaman yang dijalani oleh karena perbedaan tempat tinggal yang

sudah jauh dari tempat kelahiran atau tempat asal. Seperti pertanyaan

mengenai asal usul rumah panjang, dimana terdapat jawaban yang melebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

hingga berbicara mengenai tradisi mengayau,kemiripan bahasa Dayak

Kanayatn dengan bahasa Melayu, serta berbicara mengapa rumah panjang

menghadap ke matahari terbit dan terbenam. Kekurangan peneliti inilah

yang menjadi alasan bahwa peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih

fokus untuk mendalami kajiannya sesuai dengan kebutuhan disiplin

keilmuan selama proses pencarian dan pengumpulan data.

Peneliti setidaknya menjadikan kajian ini sebagai batu loncatan

pengembangan penelitian selanjutnya dan dijadikan sebagai tolak ukur

untuk mempertimbangkan cakupan yang digali dalam proses penelitian,

serta walaupun demikian proses wawancara yang diperoleh masih berada

dalam satu fokus yang sama. Karena masih banyak hal yang perlu diteliti

lebih lanjut mengenai persoalan Dayak Kanayatn yang begitu kompleks,

seperti bagaimna makna hidupnya sebagai Dayak Kanayatn, apalagi

keunikannya soal page waris, rumah panjang, tradisi bahasa lisan, dan lain

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

DAFTAR PUSTAKA

Alloy, S., Albertus & Istiyanti, C. P.(2008). Mozaik Dayak keberagaman subsuku dan bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.

Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi (psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (5th ed.) (Daryanto, Terj.)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Coomans, M. (1987). Manusia Daya: Dahulu, sekarang, masa depan. Jakarta: PT. Gramedia.

Creswell, J. W. (2015).Penelitian kualitatif & desain riset (edisi ketiga) (A. L. Lazuardi, Terj.)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djuweng, S., dkk.(1996). Manusia Dayak: Orang kecil yang terperangkap modernisasi. Pontianak: Institute of Dayakologi Research and Development.

Dilen, D. (1997). Radakng dalam kehidupan orang Kanayatn.Dalam N. Andasputra & V. Julipin (Ed.),Mencermati Dayak Kanayatn.Pontianak: Institut of Dayakology Research and Development.

Fusch, P. I., & Ness, L. R. (2015). Are we there yet ? data saturation in qualitative reseacrh. The Qualitative Report, 20(9), 1408-1416.

Hall, C. S. & Lindzey, G.(1970/1993).Psikologi kepribadian 1 teori-teori psikodinamikklinis (Yustinus, Terj.). Yogyakarta: Kansius.

Hogg, M. A, Abrams, D., Otten, S., & Hinkle, S. (2004). The social identity perspective: Intergroup relation, self-conception and small group. Small Group Research, 35(3), 246-276. doi:10.1177/10464969404263424.

Hogg, M. A. & Abrams, D. (1998).Social Identifications: A Social Psychology of Intergroup Relation and Group Procesess. New York, USA: Routledge.

Johnson, P. D. (1986). Teori sosiologi klasik dan modern (jilid satu) (R. Lawang, Terj.).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Johnson, P. D. (1994). Teori sosiologi klasik dan modern(R. Lawang, Terj.).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Kumalasari, D. L. (2017). Maknasolidaritassosialdalamtradisi ‘sedekahdesa’ (studipadamasyarakatdesaNgogriMegaluhJombang)(Skripsi). Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur. Diunduh dari http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1336.

Maunati, Y. (2006). Identitas Dayak: Komodifikasi dan politik kebudayaan. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.

Miden, S. M. (1999). Dayak bukit Tuhan, manusia, budaya.Pontianak: Institut Dayakologi.

Muhrotien, A. (2012). Rekonstruksi identitas Dayak.Yogyakarta: TICI Publications.

Naisaban, L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia. Jakarta: PT. Grasindo.

Paulus. F, S., Djuweng, B., John., & A., Nico(2010). Kebudayaan Dayak aktualisasi dan transformasi. Pontianak: Institut Dayakologi.

Paulus, S. (2013). Pengaruh multikultural terhadap hiasan pada rumah betang masyarakat Dayak Kanayatn Kalimantan Barat (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/23068/1/Paulus%20Sandra%2008207249007.pdf.

Ritzer, G. (2012). Teori sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern (S. Pasaribu, Widada, E. Nugraha, W Djohar, Terj.).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riwut, T. (2007). Kalimantan membangun alam dan kebudayaan.Yogyakarta: NR Publishing.

Rufinus, A. (1997). Tradisi lisan dalam tata upacara adat pada teknologi pertanian asli masyarakat Dayak Kanayatn.Dalam N. Andasputra & V. Julipin (Ed.),Mencermati Dayak Kanayatn. Pontianak: Institut of Dayakology Research and Development.

Sa’diyah, I. D. (2016). Solidaritas sosial masyarakat Kuningan di Yogyakarta studi kasus komunitas paguyuban pengusaha warga Kuningan (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/22017/.

Schultz, D. (1977/1991).Psikologi pertumbuhan sehat model-model kepribadian sehat (Yustinus, Terj.).Yogyakarta: Kansius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Stets, J. E., & Burke, P. J. (1998). Identity theory and social identity theory.Social Psychology Quartly, 63(3), 224-237. doi:10.2307/2695870.

Sukin, (2012).Sejarah dan fungsi bangunan rumah panjang (betang) bagi masyarakat Dayak Kanayatn desa Saham kecamatan Sengah Temila kabupaten Landak provinsi Kalimantan Barat(Skripsi).Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Diunduh dari https://docplayer.info/45884975-Program-studi-pendidikan-sejarah-fakultas-keguruan-dan-ilmu-pendidikan-universitas-kristen-satya-wacana-salatiga.html.

Turner, V. (1982). From ritual to theater: The human seriousness of play. New York: PAJ.

Widjono, R. H. (1998). Masyarakat Dayak menatap hari esok.Jakarta: PT. Gramedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Berkaitan dengan tugas akhir mengenai makna hidup solidaritas sebagai identitas sosial bagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn, saya :

Nama : Natasha Gloria Runtu

Status : Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

NIM : 139114097

Akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan dengan penelitian ini. peneliti akan melibatkan informan penelitian dengan kriteria orang dewasa awal asli suku Dayak Kanayatn yang hidup diluar rumah panjang yang berusia 21-40 tahun. Mengacu pada kriteria tersebut, saya memohon kesediaan Anda :

Nama :

Sebagai : Informan

Untuk berpatisipasi dalam penelitian ini karena Anda memenuhi kriteria tersebut.penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana orang dewasa awal suku Dayak Kanayatn memaknai kesolidaritasan atau keakraban sebagai identitas sosial mereka. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus yang sedang saya teliti serta adanya menggunakan alat perekam untuk membantu keseluruhan proses. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan waktu dari Anda untuk pengambilan data.

Dalam proses ini, Anda bebas mengajukan keberatan jika merasa ada hal yang kurang sesuai dengan harapan. Anda juga berhak menolak untuk berpatisipasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

dalam penelitian ini. sehingga bila Anda telah bersedia mengikuti penelitian ini, Anda juga bebas mengundurkan diri setiap saat.

Diharapkan penelitian ini akan mendorong Anda untuk semakin memahami diri Anda melalui bentuk refleksi atas jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.

Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses ini akan diolah untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang Anda berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti sehingga Anda diharapkan dapat memberikan informasi dengan apa adanya.

Natasha Gloria Runtu,

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 1, Analisis Informan 1 (Gd)

No Transkrip Tema Komentar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

hmm apa ya. Jadi gini yang selama

ini aku tahu dayak kanayatn itu jadi

salah satu perkumpulan dayak yang

paling besar di sini, kalimantan

barat ini lah kan. Dayak Kanayatn

ini memiliki populasinya yang

paling banyak ya Tas untuk di

Kalbar sendiri. Dan juga Dayak

Kanayatn itu punya bahasa yang

paling banyak orang paham, ngerti,

paling mudah untuk di praktekkan.

Hmm itu aja sih dari apa yang aku

ketahui ya tas..

pengetahuan dan pemahaman

tentang suku Dayak Kanayatn

informan memiliki pemahaman yang baik mengenai

suku Dayak Kanayatn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

kalau bicara soal kehidupan orang-

orang dayak sih luas ya. Cuman

yang udah jelas dimata aku sih dari

kehidupan sosialnya lah. kalau

menurutku ya orangnya ya ramah-

ramah. Haa banyak suka gotong

royong, misalnya kayak ada

pernikahan itu tu pasti satu

kampung turun semua buat bantu-

bantu masak sama dekorasi gitu.

Terus kan juga kayak Naik Dango

itu kan juga persiapannya satu

kampung turun kan. Lalu juga yang

aku tau orang Kanayatn ini ngga

Pemahaman dan pengetahuan

tentang kehidupan sosial suku

Dayak Kanayatn

Perasaan emosional terhadap

orang Dayak Kanayatn

Pemahaman yang positif oleh informan mengenai

kehidupan sosial suku Dayak Kanayatn

Informan mengetahui bentuk aktivitas sosial yang

dilakukan orang Dayak Kanayatn

Perasaan emosional mendorong informan memiliki

rasa keakraban yang kuat terhadap sesama orang

Dayak Kanayatn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

kenal orang ini suku Dayak mana,

asal sesama suku Dayak tetap di

anggap keluarga. Mmm soalnya

orang Dayak itu kalau aku bilang

rasa keakrabannya kuat apalagi

kalau ketemu dengan yang satu

kampung. Gini ya yang aku rasain

banget nih aku ketemu dengan

orang ni, sekali ditanya dari mana

misalnya dari Senakin dalam

sedangkan aku dari Senakin pasar

itu udah pasti langsung dekat.

Kayak otomatis akrab gitu

walaupun ngga saling kenal tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

55

56

kan masih satu kampung. ya

kebanyakan sih orang yang aku

lihat juga begitu, rasa keakraban

dan kekeluargaan nya besar ya gitu

aja sih Tas yang aku rasain dan

yang aku tahu.

kekerabatan ya hmm... Kekera-

batan itu seperti ini Tas, sesama

Dayak pasti udah di anggap

keluarga. Apalagi yang tau eh

ternyata satu kampung. Nah itukan

pasti di kait-kaitkan eh ternyata,

misalnya kakeknya dia itu masih

saudara dengan kakek aku. Nah

Arti tentang kekerabatan Persepsi informan mengenai kekerabatan artinya

adalah keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

berarti kan aku dengan orang ini

masih ada hubungan keluarga, ya

walaupun aku sendiri ngga terlalu

paham hubungan persaudaraan

antar kakek aku ni gimana gitu Tas.

Yaa gitu lah Tas

aku kurang tau jelas sih bagaimana

ini rumah panjang bisa ada, cuman

yang dulu pernah mamak cerita

katanya dibangun tinggi nih biar

binatang buas susah masuk.

Hahaha itu doang yang aku tau Tas.

Hm. Itu sih ya Tas secara umum

memang rumah panjang ini ya

pengetahuan tentang rumah

panjang Saham

pemahaman dan pengetahuan

tentang fungsi dari

Informan memiliki pengetahuan yang kurang baik

mengenai sejarah rumah panjang Saham

Informan memahami dengan baik tentang fungsi

dari rumah panjang saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

rumah adat suku Dayak. kalau

bicara soal fungsinya jelas fungsi

rumah panjang sekarang sebagai

tempat tinggal. Walaupun setau aku

sekarang nih paling tinggal nenek

kakek nya aja yang tinggal sana,

anak-anaknya udah pada ngga mau

lagi tinggal disitu. Tapi ada juga

kamar yang memang sengaja

dijadikan rumah singgah, jadi kalau

ada keluarga yang datang

berkunjung bisa tidur, istirahat di

rumahnya yang di rumah panjang

itu. terus selain itu sih, tetap rumah

rumahpanjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

panjang tempat kita ngadakan

upacara adat, kayak naik dango,

perayaan adat lainnya juga bahkan

kawinan juga disitu kok. Ya

gitulah, selain jadi tempat tinggal

rumah panjang juga jadi tempat

upacara adat dan tempat berkumpul

nah buat orang-orang dayak kita

Tas.

kalau kebiasaan orang sana aku

kurang tau pasti, tapi yang aku

lihat setiap pulang sana sih ya tetap

mereka ada harinya mereka yang

ibu-ibunya sama-sama masak. Nah

pengalaman tentang kehidupan

dirumah panjang

Pengalaman pribadi membuat informan memahami

dengan baik kehidupan orang-orang dirumah

panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

itu biasa kalau pas salah satu anak

lahir itu biasakan di adatkan cuman

aku lupa ya namanya tu adat apa.

Ya.. setiap ada adat gitu pasti

semua bekerja sama saling tolong

menolong, ibu-ibunya masak,

bapak-bapaknya siapkan segala

persyaratan buat adat gitu. Nah

yang aku suka sih dari mereka,

yang aku lihat sendiri kebiasaan

orang sana itu selalu ngumpul gitu

mereka di ruang tamunya di depan

kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih,

kadang main kartu, ngobrol2

Kehidupan sosial orang dirumah

panjang

Bentuk solidaritas menjadi sebuah kebiasaan

dirumah panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

sampai malam gitu.

Hmm, kalau sehari-harinya sih ya

Tas kalau dikeluarga aku itu

misalnya soal makan. Jadi kalau

aku mau makan aku harus nunggu

bapak, mamak, abang sama adek

aku baru kita semua makan sama-

sama. Jadi kalau di keluarga aku

makan harus sama-sama, di

kampung tempat nenek sama bibi

aku juga gitu kalau mau makan

nanti nunggu semua dah kumpul

baru makan bareng. Terus juga

kalau urusan rumah misalnya

Arti kebersamaan

Kesetaraan pembagian tugas

Informan dapat memberikan arti kebersamaan

berdasarkan pengalaman dan kebiasaan dalam

keluarganya. (makan bersama)

masing-masing anggota keluarga mendapatkan

tugas dan tanggung jawab dirumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

mama lagi mau masak, nah wajib

itu kalau ada anak perempuannya

harus bantu mama masak, juga

kalau bapak lagi betulin atap atau

kabel-kabel lah apa gitu anak laki-

kali harus bantu bapak, ya kalau di

keluarga aku semua begitu. Kan itu

menurut aku kehidupan sehari-hari

yang menonjolkan kebersamaan.

Kalau menurutku ya, aku paling

suka karena orang Kanayatn itu

welcome banget sama orang lain,

yaa mungkin pasti semua suku

Dayak gitu kali ya. Keramahan

Nilai-nilai positif dari kehidupan

dayak Kanayatn

Informan mempersepsikan orang Dayak selalu

ramah dan terbuka terhadap semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

mereka itu paling aku suka, mereka

ngga memandang orang ini asal

nya dari suku mana istilahnya ngga

mandang buluh lah. Pasti slalu di

terima sama mereka, itu lah yang

menurut aku paling apa yaa.. hmm

paling yang bisa aku ambil nilai

positifnya dari keluarga Kanayatn

ini. Terus juga lebih menguta-

makan keluarga, kayak tadi itu Tas

asal sesama Dayak aja pasti udah

dianggap keluarga, apalagi satu

kampungkan euh itu pasti udah

akrab banget. Haa tapi juga hal

Relasi sosial orang Dayak

Kanayatn

informan mengganggap semua orang Dayak adalah

keluarga

Informan mempersepsikan relasi sosial orang Dayak

dengan cara kebaikan dibalas kebaikan dan

kejahatan dibalas kejahatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

penting lainnya, kalau Dayak ini ya

dikeluarga aku tapi mungkin

semua. Misalnya kalau ada orang

ini baik sama kita, kita juga baik

dan welcome sama dia. Tapi kalau

orang ini niatnya jahat, kita juga

lebih jahat kedia. Jadi itu sih kita

sekarang tetap harus liat orangnya

juga, liat dia dekat sama kita karna

niat baik apa jahat gitu. Itu aja sih

Tas ya menurut aku yang nilai-nilai

ini.

kalau selama ini ya Tas, aku sendiri

ya sambil belajar juga setiap

Cara merealisasikan nilai-nilai

positif

Informan belajar bagaimana berperilaku tolong

menolong dan bersikap ramah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

bertemu orang ya ramah. Kalau ada

orang butuh pertolongan ya sebisa

aku pasti aku bantu juga. ya tapi

tetap di mana-mana ya, orang

Dayak kalau ada orang baik sama

aku, ya aku akan lebih baik ke dia

cuman kalau orang itu udah jahatin

aku, aku bisa lebih jahat lagi kedia

hahahha.

Mm kalau menurut aku ya, orang

lain bisa lihat aku sebagai orang

Kanayatn itu sih kalau aku lebih ke

bahasa. Soalnya kan nampak

banget Dayak Kanayatn kan

Kehidupan orang Dayak

Kanayatn

Gambaran diri sebagai orang

Dayak Kanayatn

Setiap perbuatan orang lain akan selalu dibalas oleh

informan.

Infroman menggambarkan diri sebagai bagian dari

Dayak Kanayatn berdasarkan logat dan bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

bahasanya Ahe, trus juga kan kita

orang sini rata-rata tau ooo ini pasti

orang Kanayatn dari bahasanya.

Trus juga walaupun ngomong

pakai bahasa Indonesia ya juga kan

masih ada nampak logat-logatnya,

kayak ngomong di ayun-ayun

hahaha.. hal lain pun ya menurut

aku mungkin bentuk muka, tapi

sebenarnya ngga menjamin sih ya

sekarang. Apalagi kalau sifat ya,

menurut aku sih kalau sifat jaman

sekarang ngga mendukung lah.

Banyak sekarang dia orang Dayak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

Kanayatn kan, mukanya ya

memang mirip orang Kanayatn lah,

cara omongnya lah segala mirip

tapi sekali lihat kelakuannya ngga

mencerminkan Dayak sekali gitu.

Tapi ada juga ketemu orang laut,

ngomongnya Melayu sangat tapi

kelakuannya baik ramah skali sama

kita. Jadi kalau aku bilang ya Tas

sifat tu nda menjamin, jadi

memang bahasa sama logat lah tu

yang nampak benar oo dia ni pasti

orang Kanayatn gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 2, Informan 2 (Th)

No Transkrip Tema Komentar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kalau menurut aku ya salah satu suku di

Indonesia. Suku Dayak terbesar di

Kalimantan Barat, dan penduduknya juga

terbanyak di Kalbar ini. Hal yang aku tau

tentang Dayak Kalbar ini, Dayak Kanayatn

ini Dayak bukit. Tau kan Dayak bukit,

nenek moyang Dayak ini hidupnya

memang di bukit-bukit karna kita jauh dari

laut. Hmm Dayak bukit itu bahasanya

masuk rumpun melayik, rumpun bahasa

yang sama hmm mirip melayu yang di

peruntukkan buat orang Dayak kita. Juga

Pemahaman dan pengetahuan tentang

suku Dayak Kanayatn

Informan mengetahui dengan baik

tentang suku Dayak Kanayatn baik

bahasa dan klan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

kita beda dengan Banjar, Kanayatn ini

berdiri sendiri klan nya kalau Banjar itu

hasil dari klan-klan disana. Ngerti ya, jadi

memang yang aku tau Kanayatn ini

memang lahir sendiri, bukan hasil dari

gabungan suku ini dan itu. Beda dengan

suku Banjar yang seperti di Kalsel itu kan

merupakan gabungan dari suku-suku

disana jadilah suku Banjar.

kehidupan orang-orang sana yang aku

ketahui jelas mereka bercocok tanam,

bertani mereka. Terutama orang Kanayatn

itu dekat banget loh dengan alam, kita

semua dari mata pencaharian dan sumber

Pengetahuan tentang kehidupan suku

Dayak Kanayatn

Informan mengetahui dengan baik

bagaimana cara orang Dayak Kanayatn

dalam mencari mata pencaharian mereka

sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

makanan ya semua dari alam. Jadi

misalnya mereka ambil hasil hutan kayak

buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu

nanti mereka akan jual di tepi jalan kalau

pas ada orang lewat gitu. Dan juga untuk

sehari-hari mereka makan ya dari hasil

hutan juga, dari hasil cocok tanam mereka

juga. Apa lagi ya hmm nah ya pengalaman

sendiri lah. Jadi pas aku masih kuliah di

Jakarta kemarin setiap bertemu dengan

orang Dayak pasti udah merasa kalau kita

ini keluarga. Ngga cuman di Jakarta aja

sih, di setiap daerah yang aku kunjungi lah.

Jadi memang bener rasanya kalau orang-

Perasaan emosional terhadap orang

Dayak

Pengetahuan tentang kehidupan sosial

Perasaan emosional yang muncul pada

informan berupa rasa kekeluargaan jika

bertemu dengan sesama orang Dayak

Informan mengetahui kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

orang Dayak ini rasa kekeluargaan nya

memang tinggi. Oh ya satu juga hampir

lewat, orang Dayak ini hidupnya komunal

hm ngertikan maksudnya komunal,

makanya di Saham sana itu ramai kan

orang-orangnya. Enak lho Tasha hidup

ramai-ramai hmm komunal seperti itu.

Enaknya itu kalau ke aku ya senang banyak

keluarga, aku pasti merasa aman karna

istilahnya kita ini dilindungin dengan

sekelompok besar orang yang memang

sama-sama keluarga Dayak. Itu enaknya

Tasha.

Nah kalau kekerabatan yang aku tahu ini

Dayak Kanayatn

Perasaan emosional terhadap cara

hidup orang Dayak Kanayatn

Arti kekerabatan

komunal yang ada dirumah panjang

Informan memiliki perasaan senang dan

aman dari cara hidup komunal orang

Dayak Kanayatn

Informan mengartikan kekerabatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

ya. Hmm orang Kanayatn ini kan rasa

kekeluargaannya tinggi ya, hampir setiap

orang Dayak yang aku temui pas merantau

kemarin ya aku anggap keluarga sendiri.

Jadi memang arti kekerabatan ini bagi aku

ya memang kekeluargaan. Hmm aku ngga

tau sih ya kalau orang Dayak yang lain

bagaimana ya Tasha, cuman apa yang aku

rasakan dari keluarga aku sendiri ya

memang orang Kanayatn rasa

kekeluargaannya yang besar.

hmm rumah panjang, yang aku tau

rumahnya tinggi, panjang, di dalam ada

sekat-sekat kamar. Tapi kenapa dibuat

Pengetahuan tentang asal mula

pembuatan rumah panjang

sebagai keluarga

Informan mengetahui dengan baik

kenapa rumah panjang di buat meninggi

dan memanjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

memanjang hm karena mereka senang

hidup berkolompok kan, jadi rumah itu

dibuat memanjang seperti itu. Dan juga

orang-orang dulu setiap ada anak laki-laki

yang udah akil balik ya yang udah mimpi

basah, nanti mereka akan disuruh untuk

ngayau kepala. Kan yang berharga bagi

orang Dayak ini yaitu kepala manusia. Gitu

katanya untuk antisipasi kalau misalnya

ada anak dari kampung sebelah yang mau

ngayau mereka susah jangkau kita karena

punya rumah yang tinggi. Dan dulu juga

katanya karena masih ada perang-perang

antar kampung makanya dibuat tinggi. Jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

sebenarnya tangga kayu yang ada dirumah

panjang itu kalau zaman dulu lah ya pas

magrib itu pasti diangkat jadi orang ngga

bisa naik ke atas. Dulu memang rumah

panjang tinggi-tinggi, kalau yang sekarang

ini rendah karena udah di pangkas. Yaa itu

aja yang aku tahu Tasha.

Untuk fungsi jelas rumah panjang ini untuk

keamanan nomor satunya. Ya seperti tadi

untuk menghindari musuh dan oh ya

binatang-binatang buas. Ya rumah panjang

inilah rumah yang teraman saat itu, terus

juga fungsinya ya sekarang memang ini

menjadi rumah huni ya. Ya selain rumah

Pengetahuan dan pemahaman tentang

fungsi dari rumah panjang

Informan mengetahui dengan baik

fungsi dari rumah panjang saat dulu dan

fungsinya sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

yang memang tempat tinggal ya ini juga

dasar kita untuk mempertahankan budaya

kita. Karena apa ya karena memang rumah

panjang ini kan sebagai identitas kita.

Rumah panjang identitas dan kepunyaan

orang Dayak, diluar suku Dayak ngga ada

yang punya rumah panjang seperti kita ini.

kan oleh karena itu memang seharusnya

kita yang anak-anak muda ni nda boleh

lupa tu sama rumah panjang, ya semoga

makin di rawat lah rumah panjang yang di

Saham sana. Ngga cuman dirawat jak itu,

tapi harus di publishkan biar makin banyak

orang datang kesana.

Rumah panjang sebagai identitas

budaya

Harapan Informan pada rumah

panjang

Informan mengatakan kalau rumah

panjang merupakan dasar budaya orang

Dayak dan juga sebagai identitas budaya

orang Dayak,khususnya orang Dayak

Kanayatn

Informan memiliki harapan agar anak-

anak muda yang lain tidak lupa akan

rumah panjang Saham dan bisa

merawatnya, juga tidak lupa untuk mem

publish agar semakin banyak orang yang

berkunjung kerumah panjang Saham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

Hal yang aku tahu ya orang sana itu

kehidupan sosialnya memang tinggi,

mereka senang hidup berkelompok,

berkoloni gitu kan. Hm memang hampir

setiap aktivitas ya bersama-sama. Hmm

contohnya nampik beras, nenun, nganyam

karpet. Eh tapi sekarang juga sebenarnya

mereka masih bah sama-sama nampik,

nganyam gitu. Apa lagi kalau bertepatan

pas ada adat, atau kegiatan desa yang jelas

hm rasa gotong royongnya kuat. Tah itu

kayak bersih-bersih, masak juga. ya seperti

itu lah kehidupan orang sana yang aku tau.

Hmm setiap pulang kampung, eh

Kehidupan sosial dirumah panjang Kehidupan sosial dirumah panjang

tercertim dari berbagai kegiatan yang

dilakukan secara bersama-sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

maksudnya rumah nenek aku ya. Hm

kebiasaan dirumah nenek misalnya untuk

cuci baju ke sungai ha itu pasti kita

barengan. Nenek cuci baju, mama aku,

aku, sama biasa ada tante juga yang ikutan.

Seru bah kalau sama-sama gitu kita. Juga

kalau dirumah nenek kita kalau mau makan

ya semua barengan gitu, ngumpul di

belakang duduk dilantai melingkar trus

baru berdoa makan bersama. yaa itu dia

kebiasaannya yang selama ini aku pernah

rasakan.

kalau nilai-nilai ini banyak bah yang positif

menurut aku, cuman balik lagi memang ga

Arti kebersamaan Informan memaknai kebersamaan

berdasarkan pengalaman dan kebiasaan

dalam keluarganya (makan dan cuci

baju bersama)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

bisa aku pungkiri memang nilai pertama itu

nilai untuk jaga apa namanya rasa

kekeluargaan. Udah aku singgung tadi kan

kalau kita ini rasa kekerabatan, rasa

kekeluargaannya kuat. Hmm dan nomer

dua ya buat aku keramahan orang-orang

Dayak, orang Dayak kalau kena baik

dibalas baik kan, coba kalau di jahatin pasti

dibalas jahat juga. Terus ketiga itu

kepekaan Tasha, mungkin karena rasa

kekerabatan kita kuat. Jadi kita itu peka

satu sama lain gitu, maksudnya kalau ada

salah satu dari kita tertimpa musibah ya

akan kita bantu juga. karena memang

Nilai-nilai positif dari kehidupan suku

Dayak Kanayatn

Informan memandang ada 4 nilai positif

dari kehidupan suku Dayak Kanayatn

(kekeluargaan,keramahan, kepekaan dan

budaya)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

dasarnya kita orang Dayak ngga bisa hidup

sendiri pasti hidup bersama-sama atau

berkoloni itu. Hmm terakhir orang Dayak

ngga bisa namanya lepas dari budaya, hmm

sangat menjunjung budaya kayak ingat

sama leluhur, pesta-pesta adat, ya seperti

itu.

hmm aku juga sampai saat ini pun, aku

akui kalau setiap kali bertemu dengan

orang Dayak biar dia dari kampung mana

kah tetap aku anggap aku dan dia ini

keluarga. Kan itu masuk juga kan kalau

selama ini aku udah mempraktekkan rasa

kekeluargaan antar orang Dayak. Hmm

Cara merealisasikan nilai-nilai positif

kehidupan suku Dayak

Gambaran Diri sebagai Suku Dayak

Informan menyadari bahwa setiap orang

Dayak di manapun berada secara ikatan

emosial dianggap keluarga

Informan mengambarkan dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

kalau yang lain aku rasa aku masih sambil-

sambil lah. Maksudnya hmm mencoba

slalu tegur sapa. Karna banyak yang bilang

aku ini rada sengak sama orang lain

hahaha. Terus juga walaupun orang pada

bilang aku ini sengak, tapi aku ngga lupa

kawan lah. Kalau ada kawan yang

kesusahan ya kalau bisa aku bantu pasti

aku bantu.

Iya itu lah Tasha hmm secara pintas ya

Tasha, menurut ku itu 50% aksen. Jadi

orang Dayak hmm khususnya Kanayatn ya

itu punya aksen yang beda dengan aksen-

aksen suku lainnya. Jadi orang Kanayatn

Kanayatn

Penilaian orang lain terhadap

informan

sebagai orang yang sombong (sengak),

tapi selalu membantu teman yang

sedang dalam keadaan kesusahan

Orang lain menilai informan sebagai

bagian dari Dayak Kanayatn.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

yang sudah terbiasa ngomong sehari-hari

pakai bahasa ibu ya bahasa Kanayatn kan

jelas saat dia ngomong pakai bahasa

Indonesia pasti masih bawa aksennya

Kanayatn. Tapi beda kalau dia yang

memang udah ngomong sehari-hari pakai

bahasa Indonesia pasti kurang logat,aksen-

aksennya itu. Apalagi misalnya aku, aku

dirumah be Ahe, biarpun aku di Jakarta

yang ngomongnya gue elu tapi tetap pasti

keceplosan aksen Dayaknya.Selebihnya

kalau secara fisik memang kebanyakan

orang Dayak Kanayatn putih-putih tapi

sekarang banyak juga yang hitam karna

Tradisi Bahasa Lisan

Sehari-hari informan menggunakan

bahasa ibu, dan tetap menggunakan

aksen Dayak diluar pulau Kalimantan

Informan Menjaga tradisi Bahasa Lisan

Dayak Kanayatn dengan komunikasi

dilingkungan keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

195

196

197

198

199

200

201

202

berjemur hahaha.. Aku aja sendiri sering di

bilang orang lain kalau cuman liat fisik aja

ni mirip orang Jawa. Tapi kan aku asli

orang Dayak. Jadi ya memang yang bisa

dilihat sekarang itu aksen ya, logat nya itu

tetap ngga bisa hilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Lampiran 3, Informan 3 (Em)

No Transkrip Tema Komentar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Suku terbesar di Kalimantan Barat lah.

Orang Pontianak siki-sikitnya cuman tau

Dayak Ahe. Di mana-mana juga bahasa

yang paling familiar pasti Dayak Ahe.

Terus jumlah penduduknya yang paling

banyak di Kalbar kan. Apa ya.. jadi kayak

Dayak umumnya di Kalbar ya pasti Dayak

Ahe lah.

kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu

rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan

pengalaman diri sih, peka satu sama lain.

Maksudnya kalau ada salah satu yang

Pengetahuan dan pemahaman tentang Dayak Kanayatn

Kehidupan Sosial Suku Dayak Kana-yatn

Informan Mengetahui dengan baik bahasa Dayak Kanayatn

Pemahaman yang positif berdasarkan pengalaman tentang kepekaan dan kerkunan yang kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang

lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama

lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini

kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan

Tasha.

ih apa ya,kalau diri aku sendiri nih

kekerabatan itu kayak apa ya. Kayak gini

bah, setiap aku ketemu orang Dayak pasti

di anggap keluarga. Hmm ya keluarga lah

namanya kan Tasha. Itu sih.

Haa rumah panjang ini yang aku taunya

dibuat tinggi karena dulu yang apa ya

masih ada perang-perang antar kampung

itu. juga menghindari binatang buas, kan

Arti Kekerabatan

Pengetahuan dan pemahaman tentang asal usul pembangunan rumah panjang

Pandangan Informan kekerabatan ada-lah keluarga

Informan cukup tahu dan paham asal mula pembangunan rumah panjang berdasarkan oleh cerita ibunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

dulu nya yang tau mamak aku dulu bilang

rumah panjang yang kamar-kamar

dibangun satu-satu dulu. jadi misalnya

anaknya udah nikah terus mau bangun

rumah ya disamping rumah orangtuanya,

nanti kalau ada saudaranya mau bangun

rumah lagi ya bangun disampingnya lagi.

Makanya rumah kita ini panjang,

memanjang kan. Cuman kalau sekarang

udah ga bisa lagi di tambah panjangnya

karna tanah udah ngga ada lagi.

Ya jelas rumah panjang ini sebagai rumah

tempat hidup, terus juga ya rumah keluarga

lah. Kalau ada keluarga yang datang ini

Fungsi dari rumah panjang Informan mengartikan fungsi rumah panjang sebagai rumah keluarga dan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

rumah jadi tempat singgah. Rumah budaya

juga lah, karena rumah ini kan satu-satunya

peninggalan asli orang Kanayatn. Ya buat

aku sendiri rumah panjang ini sih jadi

rumah keluarga, rumah tempat aku dan

keluarga kalau balik kampung.

Yang aku tau ngayam tikar atau bide

namanya tu sama aja kayak tikar yang dari

kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya

tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama,

biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-

anak perempuannya yang nampi beras.

Numbuk beras juga buat misahkan kulit-

kulit padinya itu. Itu biasa mereka

Pengetahuan tentang kehidupan sosial di rumah panjang

Kegiatan yang dilakukan bersama-sama (kebiasaan) menjadi sebuah bentuk solidaritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

ngerjainnya di teras depan itu lah.

Hmm kalau aku karena tinggal berdua jak

sama kakak ya bingung juga sih, karena

kita jadwal nya aja beda. Jadi bisas aku

udah tidur duluan eh kakak baru pulang

kerja gitu. Jadi kalau selama di Pontianak

ini sih ngga ada pengalaman sama-

samanya. Cuman kalau aku sama kakak pas

pulang kampung rasa kebersamaannya

lebih kental. Jadi misalnya kalau mau

makan itu nunggu semua siap baru makan

sama-sama. Trus kalau udah hari minggu,

pulang gereja semua kami udah ada tugas

masing-masing bersihin rumah itu juga

Arti Kebersamaan Berdasarkan pengalaman informan setiap pulang kampung kebersamaan tercermin saat kumpul bersama untuk makan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

sama-sama.

Nilai yang bisa jelas aku ambil itu

kerukunannya. Dari aku kecil diajarkan

sama mamak,bapak eh bukan lebih

mencontoh sih apa yang bapak dan mamak

lakukan. Jadi setiap bertemu nih dengan

orang baru yang sesama Dayak pasti

dianggap keluarga. Terus juga cara

komunikasi yang halus, itu bah cara

bicaranya halus. Karna kan nada-nadanya

diayun bah, kayak marah tapi ngga marah.

Kalau aku dirumah ya dari dulu sampai

sekarang aku selalu pakai bahasa ibu, be

Ahe.

Nilai-nilai positif dari kehidupan suku Dayak Kanayatn

Orang-tua memberikan contoh yang kemudian di apresiasi informan sebagai sebagai hal positif dari kehidupan Suku Dayak Kanayatn (orang-tua good coping buat informan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

Kalau terealisasikan sih aku jujur nda

terlalu yang bagaimana. Toh aku juga ngga

ke semua orang selalu bersikap ramah,

kadang aku juga jahat sama orang hahaha.

Tapi kalau aku sendiri walaupun ngga ada

orangtua tetap ikut aktif ikut arisan

kumpul-kumpul Dayak Kanayatn, ya

bareng sama kakak aku juga.

ih kalau aku gimana ya..tapi bisa jadi

kayaknya lebih ke aksen aku bicara.

Soalnya coba Tasha liat sendiri aksen kita

beda kan, hmm bukan beda sih tapi lebih

ada ciri khasnya. Apa lagi kalau aku ini

masih kental nada-nada, logat Ahe.

Citra Diri tentang sikap yang harus direalisasikan dalam kehidupan

Gambaran diri dan ciri sebagai Dayak Kanayatn

Informan selalu ikut aktif dalam perkumpulan acara Dayak Kanayatn

Informan memandang bahwa seseorang yang bisa disebut sebagai Dayak Kanayatn terlihat dari logat bahasa sebagai ciri khas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Khasnya itu lebih kalau ngomong itu ada

nada-nada yang di ayunkan, kalau

ngomong “iya” jadi “aok” kan. Itu masih

sering keceplosan bahasa Ahenya aku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Lampiran 4, Informan 4 (Aa)

No Transkrip Tema Komentar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Kanayatan itu terbesar di Kalbar jelas.

Kanyatan itu penyumbang besar

penduduknya di Kalbar ini. Ya hampir

setiap di setiap kabupaten pasti ada orang

Dayak Kanayatn. Juga kabupaten Landak

ya terutama sama Bengkayang itu kan

penyumbang terbesar Kalbar. Yang abang

ingat kita punya nenek moyang ada

keturunan dari Cina asli, mereka masuk ke

pulau Borneo ini. Masuk pertama seingat

abang di daerah perairan Sambas sana.

Mereka jelajah ke pedalaman-pedalaman

Pengetahuan dan pemahaman terkait

Suku Dayak Kanayatn

Informan menyadari bahwa Suku

Dayak Kanayatn sebagai penyumbang

terbesar Kalimantan Barat terkait

jumlah penduduk dan persebarannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

sampai lah ke kampung kita, terus akhirnya

mereka berbaur dengan penduduk lokalnya

trus menikah akhirnya ya jadi orang sana.

Makanya kita nda heran ya kalau orang-

orang asli pedalaman Dayak itu banyak

yang kulitnya putih-putih dan mata yang

mirip Cina sipit-sipit. Ya setau abang itu

sih.

Kehidupan orang Kanayatan ya menurut

abang sama juga ya dengan Dayak-Dayak

yang lain pastinya kita Dayak hmm

khususnya Kanayatn ngga bisa hidup

sendiri. Lebih ke namanya hidup berkoloni

ya, dan juga orang Kanayatn itu tidak bisa

Pemahaman tentang kehidupan sosial

Suku Dayak Kanayatn

Informan sangat menyadari bahwa

Suku Dayak Kanayatn tidak bisa hidup

sendiri, tetapi lebih suka hidup

berkoloni dan tidak bisa lepas dari adat

serta budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

lepas dari namanya budaya dan adat. Jadi

kita terutama orang Kanayatn ya termasuk

abang itu ngga bisa jauh dengan adat-adat

yang berlaku. Istilahnya tu lebih menghar-

gai adat lah ya. Ya selain itu kita memang

ngga bisa hidup jauh dari alam, jadi kita

memang udah lengket dengan alam. Itu aja

sih

Jadi rumah panjang itu Tasha, itu memang

jantungnya orang kita orang Dayak.

Memang sejak dulu orang-orang jaman

dulu ya hidup disana. Terus rumah panjang

ini punya filosofi sendiri, jadi dia

menghadap ke hulu dan ke hilir. Jadi kalau

Pemahaman dan pengetahuan tentang

rumah panjang

Informan sangat menyadari bahwa

rumah panjang merupakan jantungnya

Suku Dayak Kanayatn, apalagi rumah

panjang mempunyai filosofi tersendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

hadap ke hulu itu artinya hadap ke timur,

kalau hilir itu ke barat seingat abang. Kata

orang dulu artinya kalau arah ke hulu itu

kita disuruh untuk kerja keras, kalau arah

ke hilir itu artinya pulang bekerja sebelum

matahari terbenam. Juga kenapa di buat

memanjang karena memang Dayak dikenal

punya rasa kebersamaannya tinggi. Terus

kenapa di buat tinggi ke atas itu karena

dulu untuk jaga keluarga dari suku-suku

lain yang dulu masih sering ngayau palak

orang kan. Juga antisipasi kalau semisal air

sungai meluap, ya itu makanya di buat

tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

Ya tidak lainnya fungsinya sebagai rumah

adat suku Dayak Kanayatn, sekarang juga

rumah panjang Saham kan juga jadi tempat

wisata, tapi tetap ada orang yang masih

tinggal disana jadi bukan hanya tempat

peninggalan sejarah juga. Rumah panjang

kan juga tempat seremonial, jadi upacara-

upacara adat kan semua disana juga.

Kalau yang abang lihat sih ya semua biasa

aja sama lah dengan orang-orang lain. Tapi

biasa masih ada beberapa ibu-ibu atau yang

anak-anak gadis itu mereka ramai-ramai

nganyam tikar, bikin aksesoris-aksesoris

Dayak juga, mungkin itu buat di jual kali

Fungsi rumah panjang

Kehidupan sosial Suku Dayak Kana-

yatn dilungkungan rumah panjang

Informan memahami dengan baik

terkait fungsi dari rumah panjang

Informan menyadari bahwa kehidupan

sosial Suku Dayak Kanayatn selalu

melaksanakan aktifitas dengan bersa-

ma-sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

ya. Itu sih ya yang pernah abang liatnya

Tasha.

persaudaraan kalau abang bilangnya. Karna

abang percaya kita punya nenek-nenek ini

masih ada hubungan darah, namanya itu

page waris jadi kita ini sebenarnya masing-

masing masih ada sangkut paut darah ya

dari nenek-nenek kita itu. Jadi ya kita ini

masih keluarga, Keluarga Dayak. Jadi nda

herankan kalau ketemu kawan, itu kayak

Ica kenalkan temannya yang dia bilang ke

kita kalau temannya ini masih keluarga.

Katanya ini anak tante siapa tp keluarga

jauh. Ha kan kita ngga asing kalau ada

Arti Kekerabatan Informan menyadari dan meyakini

bahwa Suku Dayak Kanayatn mempu-

nyai hubungan darah yang biasa

disebut dengan page waris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

orang yang ngomong begitu dengan kita

kan.

Kalau di kampung itu biasa noreh sama-

sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-

sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-

buah kampung lah. Hah biasa abang sama

saudara-saudara atau kawan-kawan itu

suka cari tengkuyung disungai.Tapi hmm

Kebiasaan keluarga abang juga kalau udah

makan malam itu kerjaan cuman ngumpul

diruang tengah, ngobrol-ngobrol sambil

minuman sampai tengah malam biasa.

Nilai apa ya, kalau di lihat dari kehidupan

orang Kanayatn ini nilai yang bisa abang

Arti Kebersamaan Suku Dayak Kana-

yatn

Nilai positif yang dapat diambil dari

Suku Dayak Kanayatn

Informan menyadari bahwa

kebersamaan antar Suku Dayak

Kanayatn sangat kental sekali

Informan menganggap bahwa karena

hidupnya berkoloni lahirlah rasa tole-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

ambil jelas yang positif-positifnya ya.

Hmm hidup Dayak ini kan lebih berkoloni,

jadi pasti rasa toleransi, kebersamaannya

mantap jadi itu salah satu nilai positifnya.

Selain itu menurut abang apa ya, hm

mungkin gini, banyak orang tua yang

masih ajarkan anak-anaknya bahasa Ahe.

Malah itu dijadikan bahasa hari-hari, jadi

bahasa ibu itu ngga hilang lah.

Haa kalau abang ya, dari ciri khas tato nya.

Rata-rata orang Dayak punya tatonya khas,

kalau Kanayatn mungkin lebih kayak

ukiran Dayak. Terus coba kalau liat Dayak

Iban itu tatonya yang model bunga di dada

ransi yang tinggi dan kebersamaan

yang kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

111

112

113

114

115

kanan kiri kan. Terus juga suka mabuk

orang Kanayatn hahaha.. sebenarnya juga

dari gaya bicara juga nampak kok orang

Ahe nya, tetap pasti ada khasnya kalau

ngomong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Lampiran 8, Cluster of Meaning Para Informan

A. Pengetahuan dan Pemahaman tentang Suku Dayak Kanayatn1. Pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan sosial2. Pengetahuan tentang rumah panjang3. Pengetahuan tentang fungsi rumah panjang4. Pengalaman tentang kehidupan dirumah panjang

B. Pengaruh Suku Dayak Kanayatn dan Rumah Panjang bagi Para Infor-man1. Perkumpulan Dayak yang paling besar di Kalimantan Barat2. Bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti serta mudah dipraktekkan3. Suku Dayak Kanayatn termasuk ramah dan suka gotong-royong4. Suku Dayak Kanayatn mudah akrab dan peka5. Suku Dayak Kanayatn terbiasa hidup komunal6. Suku Dayak Kanayatn selalu mengajarkan tradisi lisan turun-temurun7. Suku Dayak Kanayatn mempunyai bahasa yang familiar yaitu ahe8. Suku Dayak Kanayatn mempunyai rasa persaudaraan yang kuat

Identitas Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Rumah panjang2. Tradisi3. Bahasa

Solidaritas Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Kekerabatan2. Kehidupan sosial yang dijalani

Relasi Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Sesama orang Dayak di anggap keluarga2. Menerapkan prinsip kebaikan dibalas kebaikan, begitu sebaliknya3. Terbuka

Internal1. Pentingnya menjaga tradisi dan budaya

a. Pentingnya menjaga tradisi dan budaya yang dimilikib. Merealisasikan nilai-nilai positif Dayak Kanayatn

2. Pemaknaan atas solidaritas sosiala. Suku Dayak Kanyatn senang hidup komunalb. Suku Dayak Kanyatn yang suka gotong-royongc. Suku Dayak Kanyatn yang peka terhadap sesamanyad. Suku Dayak Kanyatn yang tidak melupakan bahasa aslinyae. Suku Dayak Kanyatn yang terbukaf. Suku Dayak Kanyatn yang ramahg. Suku Dayak Kanyatn yang dekat dengan alamh. Suku Dayak Kanyatn yang dekat dengan tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

i. Suku Dayak Kanyatn yang memegang prinsib kebaikan dibalas kebai-kan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan

j. Suku Dayak Kanyatn yang meyakini sesamanya mempunyai hubungan darah

Gambaran Diri yang Positif1. Menolong yang sedang kesusahan 2. Keterbukaan diri terhadap siapapun3. Pandangan bahwa suku Dayak adalah keluarga4. Pribadi yang good coping terhadap orang tua5. Pribadi yang ramah6. Menajdikan bahasa ibu sebagai bahasa sehari-hari dilingkungan sesama-

nya, khususnya keluarga

Rumah Panjang1. Jantungnya orang Dayak Kanayatn2. Tempat hidup3. Tempat keluarga4. Tempat singgah5. Salah satunya peninggalan asli Dayak Kanayatn6. Mempunyai filosofi sendiri7. Rumah adat8. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah

Tradisi1. Suka gotong-royong2. Tradisi naik dango3. Menganggap sesama Dayak sebagai keluarga4. Bercocok tanam5. Selalu dekat dengan alam6. Nganyam tikar/bide7. Makan bersama-sama8. Berburu kehutan bersama-sama9. Berkumpul malam sambil minum-minuman tradisional10. Bagi laki-laki suka mabuk11. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah

Bahasa1. Tradisi lisan diajarkan secara turun-temurun2. Bahasa ahe3. Logat atau aksen ahe4. Bahasa sehari-hari dengan sesama dan keluarga5. Komunikasi yang halus 6. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Kekerabatan1. Menganggap sesama Suku Dayak Kanayatn sebagai keluarga2. Meyakini sesama Suku Dayak Kanayatn memiliki hubungan darah3. Rasa keakraban dan kekeluargaan yang besar4. Alasan ikatan emosional (attechment) menjadi suatu ciri khas dari Suku

Dayak Kanayatn

Kehidupan Sosial1. Hidup komunal dan saling tolong-menolong2. Ramah dan suka gotong-royong3. Selalu bekerja-sama4. Selalu ngumpul bersama sambil ngobrol dan minum-minuman tradisional5. Tidak pandang bulu6. Selalu dekat dengan alam, berburu, dan bercocok-tanam7. Peka satu sama lain8. Alasan ikatan emosional (attechment) menjadi suatu ciri khas dari Suku

Dayak Kanayatn

Impian dan harapan masa depan Suku Dayak Kanayatn1. Selalu terus menjaga tradisi dan budaya2. Melestarikan kebiasaan baik3. Memperkenalkan tradisi dan budaya keluar daerah, nasional dan inter-

nasional, sehingga tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn salah satunya sebagai tempat wisata.

Nilai Positif dari Suku Dayak Kanayatn1. Selalu bersikap ramah dan terbuka2. Kebaikan dibalas kebaikan, begitupun sebaliknya3. Saling menolong4. Arti kekeluargaan5. Peka6. Berkoloni7. Menjunjung tinggi nilai budaya8. Tegur-sapa9. Gaya komunikasi yang halus10. Meyakini adanya hubungan darah bagi sesamanya11. Tradisi lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI