PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM...

117
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA PADA TAHUN 2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Andrea Nita Karisa NIM : 118114034 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT

EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

PADA TAHUN 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Andrea Nita Karisa

NIM : 118114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

i

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT

EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

PADA TAHUN 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Andrea Nita Karisa

NIM : 118114034

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT

EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

PADA TAHUN 2013

Skripsi yang diajukan oleh:

Andrea Nita Karisa

NIM: 118114034

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(Septimawanto Dwi Prasetyo, S.Farm., M.Si., Apt.)

Tanggal: 20 Februari 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI RUMAH SAKIT

EMANUEL PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

PADA TAHUN 2013

Oleh:

Andrea Nita Karisa

NIM: 118114034

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal: 01 April 2015

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Aris Widayati, M.Si, Apt, Ph.D

Panitia Penguji Skripsi Tandatangan

1. Septimawanto Dwi Prasetyo, S.Farm., M.Si., Apt. ...........................

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. ...........................

3. Dita Maria Virginia, S.Farm., M.Sc.,Apt. ...........................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya”

Matius 21 : 22

“Believe in yourself and all that you are. Know that there is

something inside you that is greater than any obstacles”

Christian D. Larson

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing setiap langkahku dengan kasih-

Nya yang sungguh mulia dan besar

Papa dan mamaku tersayang yang selalu mendampingi dan menyayangiku

sepenuh hati

Kedua kakakku yang selalu ada untuk mengajariku berbagai hal berharga

dalam hidup ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Antibiotika Pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik Di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara Pada Tahun 2013”, tidak memuat karya atau bagian karya orang

lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana

layaknya karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,

maka saya bersedia menanggung segala sanksi peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 20 Februari 2015

Penulis

(Andrea Nita Karisa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andrea Nita Karisa

Nomor Mahasiswa : 118114034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Antibiotika Pada

Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik Di Rumah Sakit Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara Pada Tahun 2013” berserta perangkat yang

diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 20 Februari 2015

Yang menyatakan,

(Andrea Nita Karisa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Antibiotika Pada

Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik Di Rumah Sakit Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara Pada Tahun 2013” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan semangat, motivasi, dorongan, kritik dan saran sampai

terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan berkat-Nya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Samuel Zacharias selaku direktur utama RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian di RS. Emanuel tersebut.

3. Bapak Herry dan rekan-rekan di Instalasi Rekam Medis RS. Emanuel yang

telah banyak membantu proses pengambilan data.

4. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo S.Farm., M.Si., Apt. selaku Dosen

Pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan bimbingan, motivasi,

kritik dan saran dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen penguji atas saran, kritik, dan

bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., M.Sc., Apt selaku dosen penguji atas

masukkan, kritik dan saran, serta bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis.

7. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., yang telah memberikan saran dan

bantuan dalam proses penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

viii

8. Dr. Tiur selaku salah satu dokter anak di RS. Emanuel yang telah membantu

penulis dengan memberikan saran dan pengarahan dalam proses penyusunan

skripsi ini.

9. Papa dan mamaku tersayang yang selalu ada untuk memberikan dukungan,

doa, motivasi dan kesabaran serta pengertian dan bantuan finansial kepada

penulis selama proses penyusunan skripsi.

10. Kedua kakakku tersayang Nico dan Ellen yang selalu memberikan dukungan

dan semangat untuk penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman baikku yang terkasih Brigita Yulise, Vina Alvionita Soesilo,

Merlinda Guntoro, Angeline Syahputri, dan Maria Desita Putri, terima kasih

untuk segala bantuan, semangat dan tawa yang kalian berikan selama proses

penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman angkatan 2011, terkhusus teman-teman kelas FKK-A atas hari-

hari yang menyenangkan selama kuliah.

13. My beloved pets Geisha, Inka, dan Gero yang selalu menjadi mood booster

bagi penulis di rumah Banjarnegara.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar skripsi ini dapat

menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan, terutama

demi kemajuan pengetahuan dibidang Farmasi.

Yogyakarta, 20 Februari 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

ix

INTISARI

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella thypi. Menurut survei pada tahun 2005, kejadian demam tifoid

menduduki tempat kedua dari 10 penyakit dan sebagian besar menyerang anak-

anak. Pengobatan demam tifoid dilakukan menggunakan antibiotika, namun

pengobatan menggunakan antibiotika yang tidak tepat berpotensi memicu

timbulnya resistensi bakteri sehingga perlu adanya evaluasi terapi yang

diharapkan dapat membantu pasien untuk memperoleh pelayanan medis yang

optimal sehingga pasien dapat terhindar dari Drug Related Problems (DRPs).

Tujuan penelitian ini sendiri adalah untuk memberikan gambaran DRPs mengenai

penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah

Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013 yang kemudian

dibandingkan dengan acuan atau pustaka yang sesuai.

Penelitian ini bersifat non eksperimental deskriptif evaluatif dengan data

retrospektif pada tahun 2013. Data penelitian diambil dari catatan rekam medis

pasien demam tifoid yang diperoleh di instalasi rekam medik RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara. Data yang diperoleh selanjutnya akan

dianalisis secara deskriptif evaluatif.

Terdapat 32 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ditemukan

sejumlah 36 kasus DRPs, yaitu 3 kasus terapi tanpa indikasi (unecessary drug

therapy), 29 kasus dosis terlalu rendah (dosage too low) dan 4 kasus dosis terlalu

tinggi (dosage too high. Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah

antibiotika ceftriaxone sebesar 86,1%.

Kata kunci: antibiotika, demam tifoid, Drug Related Problems (DRPs)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

x

ABSTRACT

Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella

thypi. According to a survey conducted in 2005, the incidence of typhoid fever

were placed in second list out of 10 diseases and mostly affects children.

Treatment of typhoid fever conducted using antibiotics, but treatment with

antibiotics is also potentially lead to bacterial resistance if not used properly, so

that the need for evaluation of therapy that may help patients to obtain optimal

medical care and patients can be spared from the Drug Related Problems (DRPs).

The purpose of this study itself is to provide an overview of DRPs on antibiotics

usage in typhoid fever pediatric patients at Emanuel Hospital Purwareja Klampok

Banjarnegara in 2013 which was then compared with the appropriate reference or

literatures.

This study is non-experimental descriptive retrospective evaluative data in

2013. The data were taken from medical records of typhoid fever pediatric

patients records obtained in the hospital medical record installation at Emanuel

Hospital Purwareja Klampok Banjarnegara. Data were analyzed descriptively

evaluative.

There were 32 patients who met the inclusion criteria and were found

some 36 cases of DRPs related to the use of antibiotics, namely 3 cases of

unecessary drug therapy, 29 cases of dosage too low and 4 cases of dosage too

high. The most widely used antibiotic is ceftriaxone of 86.1%.

Keywords: antibiotics, typhoid fever, Drug Related Problems (DRPs)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................... vi

PRAKATA............................................................................................. vii

INTISARI............................................................................................... ix

ABSTRACT............................................................................................. x

DAFTAR ISI.......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1

1. Perumusan Masalah................................................................ 3

2. Manfaat Penelitian.................................................................. 4

3. Keaslian Penelitian.................................................................. 4

B. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

1. Tujuan Umum.......................................................................... 6

2. Tujuan Khusus......................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..................................................... 7

A. Demam Tifoid............................................................................... 7

B. Antibiotika..................................................................................... 16

C. Drug Related Problems (DRPs).................................................... 17

D. Keterangan Empiris....................................................................... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................ 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xii

B. Variabel dan Definisi Operasional................................................ 21

C. Subjek Penelitian........................................................................... 23

D. Bahan Penelitian............................................................................ 24

E. Lokasi Penelitian............................................................................ 24

F. Tata Cara Penelitian....................................................................... 25

G. Keterbatasan Penelitian................................................................. 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 30

A. Karakteristik Pasien....................................................................... 30

1. Distribusi Pasien Berdasarkan Usia......................................... 30

2. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 32

B. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Antibiotika........ 33

1. Antibiotika............................................................................... 34

a. Jenis dan Golongan Antibiotika................................... 34

b. Indikasi dan Pilihan Terapi Antibiotika....................... 36

c. Dosis dan Frekuensi Pemberian Antibiotika................ 38

d. Durasi dan Rute Pemberian Antibiotika....................... 40

2. Obat Saluran Pencernaan.......................................................... 42

3. Obat Suplemen dan Nutrisi....................................................... 42

4. Obat yang Mempengaruhi Darah.............................................. 42

5. Obat Analgetik dan Antipiretik................................................. 43

6. Obat Antiradang (Antiinflamasi)............................................... 43

7. Obat Saluran Pernafasan............................................................ 44

8. Infus........................................................................................... 44

C. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)........................................ 45

1. Terapi Tanpa Indikasi................................................................. 46

2. Dosis Terlalu Rendah................................................................. 47

3. Dosis Terlalu Tinggi................................................................... 49

D. Rangkuman Evaluasi Drug Related Problems (DRPs).................... 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 51

A. Kesimpulan...................................................................................... 51

B. Saran................................................................................................ 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xiii

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 56

LAMPIRAN.............................................................................................. 59

BIOGRAFI PENULIS............................................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Terapi yang Direkomendasikan WHO untuk Demam

Tifoid........................................................................... 15

Tabel II. Persentase Golongan Obat yang Digunakan Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara tahun 2013............ 33

Tabel III. Pemakaian Antibiotika Kombinasi............................... 36

Tabel IV. Pemakaian Antibiotika Tunggal................................... 36

Tabel V. Durasi Pemakaian Antibiotika..................................... 40

Tabel VI. Jenis DRPs Penggunaan Antibiotika Pasien Demam

Tifoid Kelompok Pediatrik di RS.Emanuel Purwareja

Klampok Pada Tahun 2013.......................................... 46

Tabel VII. Hasil Evaluasi DRPs Pasien Demam Tifoid Kelompok

Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjar-

-negara Pada Tahun 2013.............................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pemilihan Subjek Penelitian di RS Emanuel Pur-

-wareja Klampok Banjarnegara Periode 2013................ 24

Gambar 2. Persentase Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik

Berdasarkan Distribusi Usia di RS Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara tahun 2013................................ 31

Gambar 3. Persentase Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik

Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara tahun 2013................................ 32

Gambar 4. Persentase Jenis Antibiotika yang Digunakan Sebagai

Terapi Pada Pasien Demam Tifoid Kelompok Pedia-

-trik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

pada Tahun 2013............................................................ 34

Gambar 5. Persentase Profil Penggunaan Terapi Antibiotika Tunggal

dan Kombinasi pada Pengobatan Demam Tifoid Kelom-

-pok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjar-

-negara tahun 2013.......................................................... 35

Gambar 6. Profil Rute Pemberian Antibiotika pada Pasien Demam

Tifoid Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara tahun 2013................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai Normal Pemeriksaan Data Laboratorium Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik RS. Emanuel Pur-

-wareja Klampok Banjarnegara Pada Tahun 2013....... 60

Lampiran 2. Guideline Dosis Antibiotika untuk Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik…………………………………. 61

Lampiran 3. Hasil Wawancara Peneliti Dengan Dokter Di Rumah Sakit

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Mengenai

Standar Pengobatan Pasien Demam Tifoid Kelompok

Pediatrik........................................................................ 62

Lampiran 4. Analisis Drug Related Problems (DRPs) Pasien Demam

Tifoid Kelompok Pediatrik RS. Emanuel Purwareja Klam-

-pok Banjarnegara Pada Tahun 2013............................. 64

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Rumah

Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara.......... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang saluran

pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi yang masih dijumpai

secara luas di berbagai negara berkembang, terutama yang terletak di daerah

tropis dan subtropis (Widodo, 2010).

Berdasarkan data WHO di tahun 2003, diperkirakan terdapat sekitar 17

juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus

kematian tiap tahun. Di Indonesia sendiri ditemukan 900.000 kasus demam tifoid

dengan lebih dari 20.000 kasus yang meninggal tiap tahunnya (WHO, 2003).

Kejadian demam tifoid banyak dijumpai di negara-negara berkembang

seperti di Indonesia dan kebanyakan menyerang anak-anak. Prevalensi demam

tifoid di Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

sebesar 1,6% dewasa dan sebesar 4,3% terjadi pada anak-anak. Data survey

mortalitas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada

tahun 2005 di 10 provinsi menyatakan bahwa angka kematian bayi yang

diakibatkan demam tifoid berada pada peringkat kesembilan (1,2%) sedangkan

angka kematian balita yang disebabkan oleh demam tifoid berdasarkan data

terakhir pada tahun 2002 – 2003 yaitu 46/1000 kelahiran hidup (Herawati, 2009).

Penularan penyakit ini adalah melalui saluran cerna dengan tertelannya

bakteri Salmonella thypi. Setelah itu, apabila respon imunitas usus (imunoglobulin

A) kurang baik, maka bakteri dapat berkembang biak atau berkolonisasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

2

menembus sel-sel epitel, serta menginfeksi folikel limfoid di usus halus

(Chen, 2008).

Pilihan terapi pada sebagian besar kasus demam tifoid adalah

menggunakan antibiotika. Namun penggunaan antibiotika secara tidak tepat atau

tidak rasional dapat menyebabkan terjadinya Drug Related Problems (DRPs)

yang mana menurut Cipolle (2004) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan

karena dapat mengganggu pencapaian tujuan terapi suatu obat kepada pasien.

Hasil penelitian Rufaldi (2011) di Yogyakarta menunjukkan bahwa

terdapat ketidakrasionalan dalam penatalaksanaan terapi antibiotika terhadap

pasien demam tifoid kelompok pediatrik, yaitu sebesar 16,13% penggunaan

antibiotika dikategorikan rasional, 70,98% tidak rasional karena kesalahan dosis,

48,39% tidak rasional karena kesalahan dalam interval/frekuensi pemberian,

25,81% tidak rasional karena durasi pemberian terlalu pendek, dan 1,61% tidak

rasional karena tersedianya antibiotika lain yang lebih efektif.

Ketepatan pemilihan obat, khususnya antibiotika bagi pasien kelompok

pediatrik sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena pada pasien pediatrik organ

– organ yang digunakan untuk melakukan metabolisme obat (seperti hati dan

ginjal) belum sempurna perkembangannya, sehingga, apabila pemberian

antibiotika pada anak-anak tidak tepat, bisa jadi antibiotika tersebut akan

menimbulkan efek toksik atau menjadi racun didalam tubuh anak yang mana

berbahaya bagi keselamatan anak tersebut (Roespandi dan Nurhamzah, 2007).

Rumah Sakit Emanuel adalah salah satu rumah sakit swasta tipe C dengan

nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) sebesar 80%, yang terletak di kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

3

Purwareja Klampok, kabupaten Banjarnegara yang merupakan bagian dari

wilayah karisidenan Banyumas, dengan mayoritas penduduknya adalah

masyarakat dengan kondisi perekonomian menengah kebawah. Sebagian besar

wilayah Banjarnegara merupakan perkampungan penduduk dengan kondisi

sanitasi lingkungan yang buruk (Wihartoyo, 2012). Sebagai contoh masih terdapat

banyak sampah di sungai yang digunakan untuk mencuci pakaian dan alat-alat

rumah tangga, serta tempat bermain dan berenang anak-anak di kampung

setempat. Kondisi sanitasi yang buruk ini merupakan salah satu faktor utama

penyebaran bakteri Salmonella thypi penyebab penyakit demam tifoid yang cukup

luas di daerah Banjarnegara.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi DRPs terkait penggunaan

antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013. DRPs dibagi menjadi 7

kategori menurut Cipolle (2004), yaitu terapi tanpa indikasi, perlu terapi

tambahan, pemilihan obat tidak tepat, dosis terlalu rendah, efek samping obat,

dosis terlalu tinggi, dan ketidakpatuhan pasien.

1. Rumusan Masalah

a. Seperti apa karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah

Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013?

b. Seperti apa profil penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok

pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada

tahun 2013?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

4

c. Seperti apa DRPs terkait penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid

kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara pada tahun 2013?

2. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis

a. Sumber informasi bagi farmasis dan tenaga kesehatan lain dalam pengambilan

keputusan mengenai penatalaksanaan penggunaan antibiotika pada pasien

demam tifoid kelompok pediatrik sehingga dapat mencegah terjadinya DRPs.

b. Memberi bahan pertimbangan kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian obat, khususnya obat

golongan antibiotika, dalam rangka mencegah terjadinya DRPs.

Manfaat teoritis

a. Sebagai awal bagi penelitian yang lebih lanjut dan studi mengenai evaluasi

Drug Related Problems (DRPs) penggunaan antibiotika pada pasien penderita

demam tifoid kelompok pediatrik ataupun pasien dengan penyakit lain.

3. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan evaluasi Drug Related Problems

(DRPs) penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid yang pernah dilakukan

sebelumnya, yaitu:

1. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Demam Tifoid Yang

Dirawat Pada Bangsal Penyakit Dalam Di RSUP. Dr. Kariadi Semarang tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

5

2. 2008. Hasilnya adalah dari 137 kasus terapi hanya 11 terapi yang masuk

konsep rasional, 126 lainnya dikategorikan tidak rasional (Santoso, 2009).

3. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) pada Pengobatan Kasus Demam

Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman

Yogyakarta Periode Juli 2007 – Juni 2008. Hasilnya yaitu terapi antibiotika

yang paling banyak digunakan adalah Tiamfenikol dengan DTPs 10 kasus

dosis terlalu rendah, 28 kasus interaksi obat (Sari, 2009).

4. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid

di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Agoesdjam Ketapang Periode Juni 2008 –

Juni 2009. Hasil: Antibiotika kloramfenikol terbanyak digunakan (65,2%)

dengan DRPs yang diperoleh 4 kasus dosis terlalu rendah, 2 kasus dosis terlalu

tinggi dan 2 kasus efek samping obat (Pratiwi, 2010).

5. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Ypgyakarta Periode Januari –

Desember 2010. Hasil: 16,13% penggunaan antibiotika yang rasional, 70,98%

tidak rasional karena kesalahan dosis, 48,39% tidak rasional karena kesalahan

dalam interval/frekuensi pemberian, 25,81% tidak rasional karena durasi

pemberian terlalu pendek, dan 1,61% tidak rasional karena tersedianya

antibiotika lain yang lebih efektif (Rufaldi, 2011).

6. Kajian Penggunaan Obat Demam Tifoid bagi Pasien Anak Di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2000 – Desember

2001. Hasil yang diperoleh yaitu jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda

secara bermakna, anak yang berumur > 5 – 12 tahun lebih banyak menderita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

6

7. demam tifoid daripada anak yang berumur < 1 – 5 tahun, jenis antibiotika yang

terbanyak digunakan adalah kotrimoxazole (44,32%). Ditemukan 4 kasus efek

samping obat dan 9 kasus interaksi obat (Triana, 2003).

Perbedaan penelitian ini dengan yang telah disebutkan diatas adalah

terletak pada subjek yang diteliti, tempat penelitian, serta waktu pelaksanaannya.

Sedangkan beberapa persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang

telah disebutkan diatas adalah terletak pada topik penelitian, yaitu evaluasi DRPs

pada pasien di rumah sakit, serta penyakit yang diteliti, yakni demam tifoid.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan antibiotika

pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

1. Memberi gambaran karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik di

RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

2. Memberi gambaran profil penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid

kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara pada tahun 2013.

3. Mengevaluasi Drug Related Problems (DRPs) terkait penggunaan antibiotika

pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emannuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Tifoid

1. Definisi

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang saluran

pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi yang masih dijumpai

secara luas di berbagai negara berkembang, terutama yang terletak di daerah

tropis dan subtropis (Widodo, 2010).

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang

disebabkan bakteri Salmonella thypi dengan gejala demam lebih dari satu minggu,

gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini

termasuk penyakit menular endemik yang dapat menyerang banyak orang dan

masih merupakan masalah kesehatan di daerah tropis terutama di negara-negara

berkembang (Musnelina, 2004).

2. Epidemiologi

Penyebaran demam tifoid sangat luas, khususnya di negara-negara

berkembang dengan kondisi sanitasi yang buruk. Demam tifoid endemik di Asia,

Afrika, Amerika Latin, Kepulauan Karibia, dan Oceania. Diantara beberapa

wilayah tersebut, demam tifoid paling banyak terjadi di negara-negara

berkembang ataupun negara-negara terbelakang. Demam tifoid menginfeksi

kurang lebih 2,1 juta orang (angka kejadian 3,6/1000 populasi) dan diperkirakan

membunuh 200.000 orang setiap tahunnya (Brusch, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

8

3. Patofisiologi

Salmonella thypii masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar.

Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke

usus halus. Apabila respon immunitas (Imunoglobulin A) usus kurang baik maka

bakteri akan menembus sel-sel epitel, selanjutnya ke lamina propria. Di lamina

propria bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel fagosit terutama

makrofag. Bakteri dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag,

kemudian dibawa ke jaringan limfoid Plaques peyeri di illeum terminalis. Melalui

duktus torasikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag masuk ke dalam

sirkulasi darah. Selanjutnya menyebar ke organ retikuloendotelial tubuh terutama

hati dan limpa. Di dalam hati bakteri masuk ke dalam kandung empedu,

berkembang biak dan diekskresikan ke dalam lumen usus melalui cairan empedu,

sebagian bakteri ini dikeluarkan melalui feses dan sebagian lagi menembus usus

(Brusch, 2010).

4. Manifestasi Klinis

Masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari. Keluhan dan

gejala demam tifoid tidak khas, dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan

sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak sistem organ

(Brusch, 2010).

Secara klinis gambaran klinis demam tifoid berupa demam

berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan sistem saraf pusat. Panas atau

demam lebih dari 7 hari, biasanya makin hari makin meninggi sehingga pada

minggu kedua panas tinggi secara terus menerus. Demam biasanya dialami pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

9

malam hari. Gejala gangguan gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual,

muntah dan kembung (Brusch, 2010).

Pada minggu pertama, terdapat keluhan dan gejala serupa dengan penyakit

infeksi akut. Pada umumnya timbul gejala seperti demam, nyeri kepala, pusing,

nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, perut kembung, perasaan tidak

nyaman diperut, serta diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu

pertama, diare lebih sering terjadi. Pemeriksaan fisik hanya ditemukan suhu badan

meningkat. Pada minggu kedua, gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,

denyut jantung relatif lambat, lidah yang khas (kotoran ditengah, tepi dan ujung

merah, tremor/bergetar, hati membesar, limpa membesar, dan gangguan psikis)

(Ali, 2006).

Pada minggu ketiga, suhu tubuh berangsur-angsur turun, dan bahkan

normal kembali di akhir minggu. Hal itu terjadi jika tanpa komplikasi atau

berhasil diobati. Meskipun demikian, justru pada saat ini komplikasi perdarahan

dan perforasi cenderung untuk terjadi akibat lepasnya kerak dari ulkus. Jika

denyut nadi sangat meningkat disertai peritonitis lokal maupun umum, maka hal

ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus, sedangkan keringat dingin,

gelisah, sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi

gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab

umum dari terjadinya kematian pada penderita demam tifoid pada minggu ketiga

(Ali, 2006).

Minggu keempat merupakan stadium penyembuhan, meskipun pada awal

minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

10

femoralis. Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga

hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan

berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari

serangan primer, tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi

primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati dapat

mengakibatkan timbulnya relaps (Brusch, 2010).

5. Diagnosis

Penegakan diagnosis harus dilakukan sedini mungkin agar bisa diberikan

terapi yang tepat serta meminimalkan terjadinya komplikasi. Penegakan diagnosis

demam tifoid ini masih kurang lengkap apabila belum ditunjang dengan hasil

pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium secara konvensional dapat

dilakukan melalui identifikasi adanya antigen / antibodi sample (darah) dan

melalui kultur mikroorganisme. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

meliputi pemeriksaan hematologi, urinalisis, kimia klinik, imunoserologi, dan

mikrobiologi (Brusch, 2010).

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis

demam tifoid, antara lain:

a. Hematologi

Kadar hemoglobin dapat menurun atau tetap normal apabila terjadi

pendarahan diusus atau perforasi. Jumlah leukosit sering rendah (leukopenia)

tetapi dapat juga normal atau tinggi, sedangkan jumlah trombosit sering

menurun atau tetap normal (Brusch, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

11

b. Urinalisis

Adanya protein didalam urin bervariasi dari negatif sampai positif (akibat

demam). Jumlah eritrosit dan leukosit normal, apabila terjadi peningkatan,

dimungkinkan akibat adanya pendarahan (Brusch, 2010).

c. Kimia Klinik

Enzim hati (SGPT dan SGOT) akan meningkat sebagai gambaran adanya

komplikasi pada fungsi hati (mulai dari peradangan hingga hepatitis akut)

(Brusch, 2010).

d. Imunoserologi

Pemeriksaan serologi Widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi

dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella thypii / parathypii (reagen).

Uji ini merupakan tes kuno yang masih amat populer dan paling sering

digunakan terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di

Indonesia. Sebagai uji cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil

positif dinyatakan dengan adanya aglutinasi, karena itulah antibodi jenis ini

dikenal sebagai febrile agglutinin (Brusch, 2010).

Reaksi Widal adalah suatu reaksi pengendapan antara antigen dan antibodi

(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terdapat pada serum penderita penyakit

demam tifoid. Reaksi Widal bertujuan untuk menentukan adanya aglutinin

dalam serum penderita yang disangka menderita demam tifoid

(Jurwanto, 2009).

Hasil uji Widal dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat

memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Hasil positif palsu dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

12

disebabkan oleh faktor-faktor seperti pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi

silang dengan spesies lain (Enterobacteriaciae sp.), reaksi amnestik (pernah

sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF). Hasil negatif palsu dapat

disebabkan oleh karena beberapa faktor, antara lain penderita sudah

mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1

minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk, dan adanya penyakit

imunologik lain (Sherwal et al, 2004).

Selain menggunakan Uji Widal, dapat dilakukan pula pemeriksaan anti

Salmonella typhi Imunoglobulin M (IgM) dengan reagen TubexRTF sebagai

solusi pemeriksaan yang cukup sensitif, spesifik, praktis untuk mendeteksi

penyebab demam akibat infeksi bakteri Salmonella typhi Pemeriksaan anti

Salmonella typhi IgM dengan reagen TubexRTF ini dilakukan untuk

mendeteksi antibody terhadap antigen lipopolisakarida O9 yang sangat spesifik

terhadap bakteri Salmonella typhi. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi

akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak mendeteksi

antibodi IgG dalam waktu beberapa menit (Judarwanto, 2012).

Tubex, mendeteksi kemampuan antibodi anti-Salmonella O9 dari serum

pasien dengan cara menghambat ikatan antara indikator antibodi-partikel dan

magnetik antigen-partikel. Tes ini juga spesifik untuk mendeteksi antigen

Salmonella O9 (lipopolisakarida grup D) dalam larutan dan memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi organisme Salmonella grup D secara

langsung dari koloni agar atau kultur darah. Hal tersebut membuat Tubex

menjadi tes yang unik. Kemampuannya mendeteksi antibodi dan antigen secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

13

teoritis penting untuk diagnosis serologis penyakit infeksi akut, karena antigen

yang diharapkan muncul pada infeksi pertama (Judarwanto, 2012).

e. Mikrobiologi

Uji kultur merupakan standar baku untuk pemeriksaan demam tifoid.

Apabila hasil biakan positif maka diagnosis pasti untuk demam tifoid. Apabila

hasilnya negatif, maka belum tentu bukan demam tifoid, karena hasil negatif

palsu dapat terjadi dan disebabkan oleh beberapa faktor seperti jumlah darah

sample yang terlalu sedikit, adanya kesalahan pada saat tahap preparasi, sudah

mendapat terapi antibiotika, atau sudah mendapat vaksinasi demam tifoid

sebelumnya (WHO, 2003).

6. Penatalaksanaan

Tata laksana pengobatan demam tifoid antara lain adalah dengan

penggunaan antibiotika. Antibiotika yang biasa diberikan antara lain adalah

kloramfenikol, amoksisilin, ampisilin serta golongan sefalosporin generasi ketiga

seperti Cefixime, Cefotaxime, dan Ceftriaxone (Shah et al., 2006).

Kloramfenikol merupakan salah satu obat pilihan utama dalam pengobatan

demam tifoid. Kloramfenikol biasanya diberikan secara oral kepada pasien,

namun tidak menutup kemungkinan juga apabila kloramfenikol diberikan melalui

saluran intravena dengan tujuan untuk mempercepat kerja obat apabila pasien

sudah benar-benar membutuhkan pertolongan. Kloramfenikol mempunyai

ketersediaan biologik sebesar 80% pada pemberian intravena. Waktu paruh

plasmanya 3 jam pada bayi baru lahir dan bila terjadi sirosis hepatik diperpanjang

sampai dengan 6 jam. Pada anak berusia 6-12 tahun diberikan dosis sebesar 40-50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

14

mg/kgBB/hari, sedangkan pada anak berumur 1-3 tahun membutuhkan dosis

sebesar 50-100 mg/kgBB/hari. Bila diberikan secara intravena, kloramfenikol

dapat diberikan sebesar 50-80 mg/kgBB/hari pada anak berusia 7-12 tahun, dan

50-100 mg/kgBB/hari pada anak berusia 2-6 tahun (Lacy et al., 2006).

Ampisilin dan amoksisilin memiliki kemampuan menurunkan demam

lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. Obat ini mempunyai

ketersediaan biologik sebesar 60% dan waktu paruh plasma 1,5 jam (pada bayi

baru lahir: 3,5 jam). Dosis yang dianjurkan diberikan pada anak adalah 100-200

mg/kgBB/hari (Lacy et al., 2006).

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO,menyebutkan antibiotika lain yang

dapat digunakan untuk pengobatan demam tifoid selain kloramfenikol dan

amoksisilin adalah antibiotika golongan fluorokuinolon dan sefalosporin generasi

ketiga. Antibiotika golongan fluorokuinolon yang dapat digunakan dalam

pengobatan demam tifoid contohnya yaitu ofloxacin dan ciprofloxacin dengan

dosis dan frekuensi pemberian 15 mg/kgBB per 12 jam. Antibiotika golongan

fluorokuinolon diketahui memiliki kekuatan penetrasi dinding sel bakteri lebih

besar dibandingkan dengan antibiotika pendahulunya seperti kloramfenikol,

ampicillin dan amoxicillin. Namun pada prakteknya, penggunaan antibiotika

golongan kuinolon tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat menyebabkan

toksisitas pada tulang yang berakibat terhambatnya pertumbuhan anak

(Shah et al., 2006). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Baker et al., (2009)

juga menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika golongan kuinolon pada anak

usia < 18 tahun dapat meningkatkan terjadinya ruptur tendon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

15

Antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga yang dapat menjadi

pilihan untuk pengobatan demam tifoid antara lain cefixime, cefotaxime, dan

ceftriaxone. Cefixime bisa dijadikan sebagai pilihan pertama pengobatan demam

tifoid. Cefixime memiliki ketersediaan biologik sebesar 40-50%, waktu paruh

eleminasi 3-4 jam, serta membutuhkan waktu sekitar 2-6 jam untuk mencapai

konsentrasi maksimum. Dosis yang biasa digunakan pada anak-anak adalah 15-20

mg/kgBB/hari selama 10-14 hari (Lacy et al., 2006).

Cefotaxime dan ceftriaxone merupakan alternatif antibiotika yang dapat

digunakan untuk pengobatan demam tifoid yang disertai dengan beberapa

komplikasi penyakit penyerta lain. Cefotaxime dan ceftriaxone digunakan sebagai

pilihan pertama apabila ditemukan adanya riwayat resistensi suatu bakteri

terhadap antibiotika golongan kuinolon. Dosis Cefotaxime untuk anak berumur

lebih dari 12 tahun adalah 1-2 gram setiap 4-12 jam dan untuk anak berumur

kurang dari 12 tahun dengan berat badan kurang dari 50 kg adalah 50-200

mg/kgBB/hari. Dosis ceftriaxone untuk anak-anak adalah 50-100 mg/kgBB/hari

dengan interval 1-2 kali perharinya dengan dosis maksimum perhari 4 gram (Lacy

et al., 2006). (WHO, 2003).

Tabel I. Terapi yang direkomendasikan WHO untuk demam tifoid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

16

Selain dengan terapi antibiotik, terapi lain juga perlu dilakukan pada

pengobatan demam tifoid, antara lain seperti pemberian oral atau intravena cairan

tubuh, pemberian antipiretik, serta asupan nutrisi yang cukup kedalam tubuh

(WHO, 2003).

B. Antibiotika

1. Definisi

Antibiotika adalah suatu zat senyawa obat alami maupun sintesis yang

digunakan untuk membunuh kuman penyakit dalam tubuh manusia dengan

berbagai mekanisme sehingga manusia terbebas dari infeksi bakteri

(Katzung, 2008).

Istilah “antibiotika” pada awalnya dikenal sebagai senyawa alami yang

dihasilkan oleh jamur atau mikroorganisme lain yang digunakan untuk membunuh

bakteri penyebab penyakit pada manusia atau hewan. Secara teknis istilah “agen

anti bakteri” mengacu kepada kedua senyawa alami dan buatan tersebut baik

sintesis maupun semi-sintesis. Antibiotika yang akan digunakan untuk membasmi

mikroba penyebab infeksi pada manusia harus memiliki sifat toksisitas selektif

setinggi mungkin terhadap mikroorganisme (Katzung, 2008).

2. Penggolongan

a. Berdasarkan toksisitas selektif

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat

bakteriostatik dan bakterisidal. Agen bakteriostatik menghambat pertumbuhan

bakteri, sedangkan agen bakterisida membunuh bakteri. Contoh antibiotika yang

bersifat bakteriostatik yaitu Kloramfenikol, teterasiklin, eritromisin, trimetropim,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

17

dll. Sedangkan contoh untuk antibiotika yang bersifat bakterisida yaitu penisilin,

sefalosporin, aminoglikosida, vankomisin, polimiksin, dll (Katzung, 2008).

b. Berdasarkan mekanisme kerja

Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri, antibiotika

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri

2. Inhibitor sintesis protein bakteri

3. Menghambat sintesa folat

4. Mengubah permeabilitas membran sel

5. Mengganggu sintesis DNA

6. Mengganggu sintesa RNA (Katzung, 2008).

c. Berdasarkan aktivitas antibiotika

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dikelompokkan menjadi

1. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum)

2. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) (Ganiswara, 1995).

C. Drug Related Problems (DRPs)

Drug related problems (DRPs) atau sering diistilahkan dengan drug

therapy problems (DTPs) adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang

dialami pasien dalam proses terapi dengan obat (Cipolle, 2004).

Drug related problem (DRPs) dibagi menjadi 4 kategori besar, yaitu:

1. Aspek indikasi yang terdiri dari perlu terapi tambahan dan pemberian obat

yang tidak diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

18

2. Aspek efektifitas yang terdiri dari salah pemberian obat dan dosis terlalu

rendah.

3. Aspek kemanan yang terdiri dari efek samping dan dosis terlalu tinggi.

4. Aspek kepatuhan (Cipolle, 2004).

Adapun penyebab untuk masing-masing kategori DRPs, antara lain:

a. Terapi tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

Disebabkan oleh terapi yang diperoleh sudah tidak sesuai,

menggunakan terapi polifarmasi yang seharusnya bisa menggunakan

terapi tunggal, kondisi yang seharusnya mendapat terapi non

farmakologi, terapi efek samping yang dapat diganti dengan obat lain,

dan penyalahgunaan obat.

b. Memerlukan terapi tambahan (needs additional drug therapy)

Disebabkan oleh munculnya kondisi kronik yang membutuhkan

terapi, memerlukan terapi untuk mengurangi resiko munculnya

kondisi medis baru, memerlukan terapi kombinasi untuk memperoleh

efek obat kuat atau efek tambahan.

c. Pemilihan obat yang tidak tepat (wrong drug)

Dapat disebabkan oleh obat yang efektif tetapi harganya relatif mahal

atau bukan obat yang paling aman untuk digunakan, kombinasi obat

yang tidak tepat sehingga efek yang dihasilkan tidak maksimal.

d. Dosis terlalu rendah (dosage too low)

Umumnya disebabkan oleh penggunaan obat dengan dosis yang

terlalu rendah untuk dapat menimbulkan efek terapi yang diinginkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

19

(respon), jarak pemberian obat dalam frekuensi yang panjang atau

jarang untuk dapat memberikan efek terapi, adanya interaksi obat

yang dapat mengurangi jumlah obat yang tersedia dalam bentuk aktif,

durasi terapi pengobatan terlalu pendek untuk dapat menghasilkan

efek terapi.

e. Efek obat yang merugikan (adverse drug reaction)

Dapat disebabkan karena obat menimbulkan efek yang tidak

diinginkan tetapi tidak ada hubungannya dengan menejemen dosis,

interaksi obat yang memunculkan efek atau reaksi yang tidak

diinginkan tetapi tidak ada hubungannya dengan menejemen dosis,

aturan dosis yang telah diberikan atau diubah terlalu cepat, obat yang

dapat menimbulkan alergi, dan obat yang mempunyai kontraindikasi

dengan keadaan pasien.

f. Dosis terlalu tinggi (dosage too high)

Dapat disebabkan karena dosis yang diberikan terlalu tinggi sehingga

memunculkan efek yang berlebihan, frekuensi pemberian obat terlalu

pendek sehingga terjadi akumulasi, durasi terapi pengobatan terlalu

panjang, interaksi obat dapat menghasilkan efek toksik, obat diberikan

atau dinaikkan dosisnya terlalu cepat.

g. Ketidakpatuhan pasien (noncompliance)

Dapat disebabkan karena pasien tidak memahami aturan pemakaian,

pasien lebih memilih atau suka untuk tidak menggunakan obat-obatan,

pasien lupa untuk mengkonsumsi obatnya, harga obat terlalu mahal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

20

bagi pasien, pasien tidak mampu menelan obat atau menggunakan

obat itu sendiri secara tepat. Karena itulah diperlukannya peran

seorang farmasis dalam mencegah terjadinya ketidakrasionalan

penggunaan obat oleh pasien (Cipolle, 2004).

D. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi adanya Drug Related

Problems (DRPs) terkait penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid

kelompok pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan

antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013 merupakan jenis penelitian non

eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif dan menggunakan data

retrospektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental karena karena

tidak adanya perlakuan terhadap subjek uji. Rancangan penelitian deskriptif

evaluatif karena tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dan

evaluasi mengenai Drug Related Problems (DRPs) penggunaan antibiotika pada

pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara pada tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan data retrospektif karena data yang diambil

menggunakan penelusuran terhadap dokumen yang terdahulu, yaitu berupa kartu

rekam medik pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Profil karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Rumah Sakit

Emanuel Klampok Banjarnegara yang meliputi usia, jenis kelamin, catatan

keperawatan, hasil laboratorium, dan diagnosa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

22

2. Profil penggunaan antibiotika oleh pasien demam tifoid kelompok pediatrik

yang terbagi menjadi jenis dan golongan antibiotika, indikasi dan pilihan terapi

antibiotika, dosis dan frekuensi pemberian antibiotika, serta durasi dan rute

pemberian antibiotika.

3. Pasien adalah seseorang atau sekelompok anak (pediatrik) yang terbagi

menjadi 3 bagian berdasarkan usia menurut Izenberg (2000), meliputi

kelompok neonatus (≤ 1 tahun), kelompok balita (> 1 – 5 tahun), dan kelompok

usia anak-anak (> 5 – 12 tahun), baik laki-laki maupun perempuan yang

didiagnosis positif menderita demam tifoid dan menerima terapi antibiotika di

Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

4. Subjek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah semua pasien

pediatrik, baik pria maupun wanita yang didiagnosis positif menderita demam

tifoid dan menerima terapi antibiotika di Rumah Sakit Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013.

5. Drug Related Problems (DRPs) yang akan dievaluasi pada penelitian ini dibagi

menjadi 6 kelompok, yaitu butuh tambahan obat (need additional drug

therapy), tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), salah pemberian obat

(wrong drug), dosis obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low),

efek samping obat (adverse drug reaction), dosis obat yang berlebih (dose too

high).

6. Wawancara dengan dokter anak (penulis resep) dalam penelitian dilakukan

setelah lembar data rekam medik pasien dianalisis. Hasil analisis tersebut

digunakan untuk menyusun panduan pertanyaan yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

23

wawancara dengan dokter anak tersebut. Hasil wawancara digunakan untuk

melengkapi pembahasan terhadap hasil analisis sekaligus menjadi salah satu

guideline atau acuan untuk evaluasi pengobatan pasien demam tifoid kelompok

pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua pasien pediatrik yang berumur 0-12

tahun, baik laki-laki maupun perempuan, yang positif terdiagnosa positif demam

tifoid (didukung dengan catatan rekam medik dan hasil pemeriksaan laboratorium

yang lengkap dan dapat dikonfirmasi) dan mendapatkan terapi pengobatan

menggunakan antibiotika, serta menyelesaikan pengobatan di RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara sampai dinyatakan sembuh (diizinkan pulang)

oleh dokter. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu pasien pediatrik dengan

catatan rekam medik yang tidak lengkap atau tidak bisa dikonfirmasi, pasien

pediatrik yang terdiagnosa demam tifoid dengan hasil pemeriksaan laboratorium

yang tidak lengkap atau tidak dapat dikonfirmasi sebagai penunjang utama

penegakan diagnosa dokter terhadap demam tifoid, pasien pediatrik yang tidak

mendapatkan terapi pengobatan menggunakan antibiotika, serta pasien pediatrik

yang terdiagnosa demam tifoid dengan beberapa penyakit penyerta.

Penelitian yang dilakukan juga melibatkan dokter anak RS Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara (penulis resep) sebagai subjek penelitian yang

dilakukan melalui wawancara. Wawancara tersebut dilakukan untuk melengkapi

pembahasan terhadap hasil analisis data penelitian, sekaligus menjadi salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

24

acuan untuk evaluasi pengobatan pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di

Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara.

218 populasi demam 42 pasien dengan

Tifoid penyakit penyerta

118 pasien pediatrik Eksklusi 86 36 pasien dengan

demam tifoid pasien catatan RM dan hasil

laboratorium tidak

lengkap

Inklusi 32 pasien 8 pasien suspect

(terduga) demam tifoid

Gambar 1. Skema Pemilihan Subjek Penelitian di RS Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara Periode 2013

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu rekam

medik pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang ada di RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara pada tahun 2013. Rekam medik adalah riwayat

pengobatan dan perawatan pasien yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian

yaitu yang memuat data karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, berat

badan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa masuk, terapi yang diberikan, catatan

keperawatan, dan hasil pemeriksaan laboratorium.

E. Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara yang beralamat di Jl. Ahmad Yani,

Purwareja, Klampok, Banjarnegara, 53474. Pengambilan data tersebut dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

25

tepatnya di instalasi rekam medik Rumah Sakit Emannuel Purwareja Klampok

Banjarnegara.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pengurusan Izin Penelitian

Penelitian diawali dengan mengurus izin penelitian yang diperoleh dari

Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara sebagai lokasi untuk

pengambilan data.

2. Analisis Situasi

Analisis situasi dengan cara mencari data kartu rekam medik pasien

demam tifoid kelompok pediatrik pada tahun 2013 yang diperoleh melalui

komputer di Instalasi Rekam Medik RS. Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara.

3. Pengambilan data

Penulusuran data lembar rekam medik di Instalasi Rekam Medik

mengenai jumlah pasien kelompok pediatrik yang terdiagnosa positif menderita

demam tifoid, usia pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, data

laboratorium, jenis dan golongan antibiotik yang diberikan pada pasien, dosis dan

frekuensi pemberian antibiotik.

Pencarian pasien demam tifoid kelompok pediatrik dilakukan sesuai

dengan definisi operasional yang telah ditetapkan sebelumnya menggunakan

nomor rekam medik yang didapat. Pengumpulan data dari rekam medik tersebut

dilakukan dengan tanpa mengganggu aktivitas petugas kesehatan di rumah sakit

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

26

4. Pengolahan data dan analisis hasil

Data diolah secara deskriptif dengan memberikan gambaran karakteristik

pasien demam tifoid kelompok pediatrik sebagai subjek penelitian, profil

penggunaan obat pasien, serta profil penggunaan antiobiotika pasien. Pengolahan

data secara evaluatif dilakukan dengan mengevaluasi DRPs penggunaan

antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik.

Pengolahan data secara deskriptif dan evaluatif dijelaskan secara rinci

sebagai berikut:

a. Karakteristik pasien

Analisis deskriptif mengenai karakteristik pasien dilakukan dengan

mengelompokkan pasien demam tifoid kelompok pediatrik berdasarkan

distribusi umur dan jenis kelamin yang kemudian dinyatakan dalam

bentuk persentasi.

b. Profil penggunaan antibiotika pasien

Profil penggunaan antibiotika oleh pasien demam tifoid kelompok

pediatrik yang akan dianalisis terbagi menjadi jenis dan golongan

antibiotika, indikasi dan pilihan terapi antibiotika, dosis dan frekuensi

pemberian antibiotika, serta durasi dan rute pemberian antibiotika.

c. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

a) Butuh tambahan obat (need additional drug therapy)

b) Tidak butuh obat (unnecessary drug therapy)

c) Salah pemberian obat (wrong drug)

d) Dosis obat yang tidak mencukupi atau kurang (dosage too low)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

27

e) Efek samping obat (adverse drug reaction)

f) Dosis obat yang berlebih (dose too high)

Hasil evaluasi Drug Related Probelms (DRPs) kemudian akan dianalisis

dengan metode subjektif, objektif, assesment, dan plan (SOAP). Subjektif

meliputi umur, jenis kelamin, lama dirawat, diagnosa, keluhan, perjalanan

penyakit, dan status keluar pasien. Objektif yaitu meliputi hasil laboratorium,

tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, dan respiratori), kondisi kesadaran pasien,

dan penatalaksanaan obat yang diterima oleh pasien. Assesment merupakan

penilaian yang dilakukan terkait evaluasi penggunaan antibiotika. Sedangkan plan

atau rekomendasi merupakan saran yang diberikan untuk mengatasi DRPs yang

muncul dalam penggunaan antibiotika berdasarkan acuan yang ada. Acuan yang

digunakan untuk evaluasi yang terjadi dalam pengobatan pasien demam tifoid

kelompok pediatrik adalah Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara, Drug Information Handbook (Lacy et al.,

2006), Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit (Roespandi dan

Nurhamzah, 2007), dan Background Document: The Diagnosis, Treatment and

Prevention of Typhoid Fever (WHO, 2003).

5. Penyajian Hasil Analisis

Hasil atau data yang muncul akan disajikan dalam bentuk tabel dan

dilakukan pula analisis DRPs yang muncul berdasarkan acuan yang digunakan.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara evaluatif dengan cara

mengevaluasi DRPs yang terjadi pada penggunaan antibiotika dan dibahas dalam

bentuk uraian dan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan atau diagram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

28

G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dengan data retrospektif memiliki kelemahan bila dibandingkan

dengan data prospektif. Pada penelitian dengan data retrospektif tidak

memungkinkan mengamati lebih lanjut perkembangan kondisi pasien yang

sesungguhnya berkaitan dengan analisis DRPs. Sebagai contoh, kepatuhan pasien

terhadap regimen terapi. Oleh karena itu, pada penelitian ini hanya dapat

dilakukan menggunakan 6 aspek DRPs, sedangkan aspek ketidakpatuhan pasien

(noncompliance) tidak dapat dilakukan. Selain itu, kelemahan dari penggunaan

data retrospektif yang lainnya yaitu acuan yang digunakan untuk mengevaluasi

DRPs yang terjadi pada penelitian tidak dapat menggunakan acuan yang terbaru.

Keterbatasan lain yang terdapat pada penelitian ini adalah waktu. Pihak

Rumah Sakit Emanuel menyediakan waktu yang sangat terbatas untuk melakukan

wawancara dokter anak sebagai penulis resep, dimana hal tersebut menyebabkan

hasil wawancara dengan dokter anak yang digunakan bersifat menyeluruh, tidak

dapat digunakan untuk mengevaluasi satu per satu kasus yang diperoleh, serta

penelitian ini hanya mengevaluasi mengenai penggunaan antibiotika tanpa melihat

dan mengevaluasi secara lengkap keseluruhan pengobatan lain yang diberikan

pada pasien sehingga DRPs terkait perlu terapi tambahan (need additional drug

therapy) tidak teridentifikasi pada penelitian ini. Selain itu, dari dua dokter anak

sebagai penulis resep di Rumah Sakit Emanuel, hanya satu dokter anak yang

bersedia dan dapat diwawancarai oleh penulis. Hal ini menyebabkan acuan

sebagai Standar Pelayanan Medis RS. Emanuel yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

29

mengevaluasi DRPs terkait penggunaan antibiotika pasien demam tifoid

kelompok pediatrik kurang lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Penggunaan Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di

Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Tahun 2013” dilakukan

dengan menelusuri lembar data rekam medik pasien pediatrik yang positif

terdiagnosa demam tifoid. Berdasarkan data hasil penelusuran dari bagian

instalasi rekam medik RS Emanuel, diperoleh 32 kasus sebagai bahan penelitian

yang mempunyai data rekam medik lengkap, yaitu mencantumkan usia, jenis

kelamin, berat badan, diagnosa utama, lama perawatan, catatan keperawatan, data

pemeriksaan laboratorium, dan terapi yang diberikan.

A. Karakteristik Pasien

1. Distribusi pasien berdasarkan usia

Pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang diteliti adalah pasien yang

berusia 0 – 12 tahun. Izenberg (2000) membagi kelompok pediatrik menjadi 3

bagian berdasarkan usia, yaitu kelompok neonatus (≤ 1 tahun), kelompok balita (>

1 – 5 tahun), dan kelompok usia anak-anak (> 5 – 12 tahun). Dari hasil penelitian

didapatkan kasus demam tifoid di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

pada tahun 2013 paling banyak terjadi pada kelompok usia anak-anak yaitu pada

rentang > 5 – 12 tahun sebesar 59,4 % dan kelompok usia balita yaitu pada

rentang > 1 – 5 tahun sebesar 40,6%. Hasil penelitian ini mendukung hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

31

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ochiai et al. (2008) mendapatkan

hasil bahwa anak pada rentang usia 6 – 12 tahun memiliki risiko terserang demam

tifoid lebih besar, yaitu dari total kasus sebanyak 131 kasus demam tifoid pada

kelompok pediatrik sebesar 58 kasus (44,27%) terjadi pada rentang usia 6 – 12

tahun dan sisanya terjadi pada kelompok balita dan neonatus. Penelitian oleh

Rufaldi (2011) juga diperoleh hasil bahwa anak pada rentang usia 6 – 12 tahun

paling banyak terserang demam tifoid, yaitu sebesar 42,9% dengan sisanya terjadi

pada kelompok balita dan neonatus. Hal ini disebabkan karena pada saat usia

tersebut (> 5 – 12 tahun) anak-anak sangat menyukai membeli makanan

sembarangan dilingkungan sekitar yang higienitasnya tidak dapat dijamin.

Lingkungan, dalam hal ini salah satu contohnya adalah faktor higienitas,

merupakan salah satu faktor pendukung untuk mengurangi atau menambah luas

penyebaran demam tifoid (Musnelina et al., 2004).

Gambar 2. Persentase Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik

Berdasarkan Distribusi Usia di RS Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara tahun 2013

59,4%

40,6%

Distribusi Pasien Berdasarkan Usia

> 5 - 12 tahun

> 1 - 5 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

32

2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin

Jumlah pasien demam tifoid kelompok pediatrik yang diperoleh sebagai

subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi adalah sebanyak 32 pasien. Dari

total pasien tersebut, 16 adalah pasien laki-laki dan 16 sisanya adalah pasien

perempuan. Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Musnelina et al.

(2004) dan Rufaldi (2011) diperoleh hasil yang berbeda dimana jumlah pasien

demam tifoid kelompok pediatrik jenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan perempuan. Menurut Musnelina et al. (2004), anak laki-laki lebih

banyak menderita demam tifoid dibandingkan dengan anak perempuan

dikarenakan karena anak laki-laki umumnya memiliki aktifitas diluar rumah yang

lebih banyak daripada anak perempuan. Hal ini memungkinkan anak laki-laki

untuk memiliki risiko lebih besar untuk terserang demam tifoid dibandingkan

anak perempuan.

Gambar 3. Persentas Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik

Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara tahun 2013

50% 50%

Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis

Kelamin

Laki-laki

Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

33

B. Profil Penggunaan Obat dan Profil Penggunaan Antibiotika

Profil penggunaan obat pada pasien demam tifoid pada kelompok

pediatrik di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara merupakan gambaran

pengobatan yang diberikan, meliputi kelas terapi obat dan golongan obat yang

akan disajikan dalam bentuk tabel disertai beberapa penjelasan singkat. Gambaran

secara umum distribusi penggunaan obat pada pasien demam tifoid kelompok

pediatrik di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara tahun 2013 menurut

kelas terapinya ditunjukkan pada tabel II.

Tabel II. Persentase Golongan Obat yang Digunakan Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

tahun 2013

No Kelas Terapi Obat Golongan Obat Jumlah Kasus

(n=207)

Persentase

(%)

1 Antibiotika Sefalosporin 36 17,4

2 Obat Saluran

Pencernaan

Antitukak

Laksatif

Antidiare

Antiemetik

Antispasmodik

1

3

1

8

1

0,5

1,4

0,5

3,9

0,5

3 Suplemen dan Nutrisi Vitamin

Nutrisi

13

13

6,3

6,3

4 Obat yang

Mempengaruhi Darah Antikoagulan 1 0,5

5 Analgetik dan

Antipiretik Non-Opioid 36 17,4

6 Anti-inflamasi dan

antialergi

Kortikosteroid

Non-steroid

32

3

15,4

1,4

7 Obat Saluran

Pernafasan

Antihistamin

Antitusif

Ekspektoran

Nasal Dekongestan

Mukolitik

5

1

15

4

2

2,4

0,5

7,2

1,9

1,0

8 Infus RL

DS 5%

26

6

12,6

2,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

34

1. Antibiotika

Persentase penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok

pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara tahun 2013 adalah

sebesar 17,4%. Evaluasi penggunaan antibiotika dibagi menjadi jenis dan

golongan antibiotika, indikasi dan pilihan terapi antibiotika, dosis dan frekuensi

antibiotika, serta durasi dan rute pemberian antibiotika.

a. Jenis dan Golongan Antibiotika

Hasil penelitian berkaitan dengan jumlah serta persentasi jenis dan

golongan antibiotika dalam penatalaksanaan demam tifoid pada kelompok

pediatrik di RS Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara bertujuan untuk

mengetahui jenis dan golongan antibiotika apa saja yang diresepkan dokter

kepada pasien demam tifoid kelompok pediatrik dirumah sakit tersebut.

Gambar 4. Persentase Jenis Antibiotika yang Digunakan Sebagai Terapi

Pada Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada Tahun 2013

Berdasarkan data dari rekam medik, antibiotika yang digunakan dari total

32 pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara tahun 2013 yang menjadi bahan penelitian terdiri dari 3 jenis, yaitu

86,1%

11,1% 2,8% 0

Jenis Antibiotika yang Digunakan pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel

Purwareja Klampok Banjarnegara tahun 2013

Ceftriaxone

Cefixime

Cefotaxime

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

35

Ceftriaxone, Cefotaxime dan Cefixime, yang mana ketiganya sama-sama berasal

dari golongan sefalosporin generasi ketiga.

Jenis antibiotika yang paling tinggi penggunaannya adalah jenis

antibiotika Ceftriaxone, yaitu sebesar 86,1% kemudian disusul dengan cefixime

sebesar 11,1% dan cefotaxime sebesar 2,8%. Dari kasus-kasus yang diteliti

tersebut, juga dijumpai beberapa kasus dengan penggunaan lebih dari satu jenis

antibiotika yang mana dimaksudkan sebagai terapi kombinasi (ceftriaxone dengan

cefixime) maupun sebagai antibiotika pengganti (cefotaxime diganti dengan

cefixime).

Gambar 5. Persentase Profil Penggunaan Terapi Antibiotika Tunggal dan

Kombinasi pada Pengobatan Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di RS.

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara tahun 2013

Terapi kombinasi digunakan pada kasus-kasus khusus dan beberapa tujuan

tertentu, seperti untuk mencegah resistensi bakteri terhadap antibiotika yang

sifatnya mendadak, mendapatkan manfaat dari dua atau lebih antibiotika yang

mekanisme kerjanya saling bersinergi, menangani kemungkinan adanya infeksi

87,5%

12,5% 0 0

Penggunaan Terapi Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara tahun 2013

Terapi Tunggal

Terapi Kombinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

36

yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri, memperluas spektrum aktivitas

kerjanya dalam membunuh bakteri, dan digunakan untuk menangani suatu kasus

infeksi yang berat (Murray et al., 2009). Dari hasil penelitian diperoleh terapi

antibiotika tunggal sebesar 28 kasus (87,5%) dan terapi antibiotika kombinasi

sebesar 4 kasus (12,5%).

Tabel III. Pemakaian Antibiotika Kombinasi

No Antibiotika Jumlah Kasus

1 Ceftriaxone + Cefixime

(Kombinasi)

3

2 Cefixime + Cefotaxime

(Ganti Obat) 1

Tabel IV. Pemakaian Antibiotika Tunggal

No Antibiotika Jumlah Kasus

1 Ceftriaxone

28

b. Indikasi dan Pilihan Terapi Antibiotika

Terapi antibiotika diindikasikan untuk menghambat serta membunuh

mikroorganisme atau bakteri penyebab infeksi pada pasien. Tatalaksana

pengobatan demam tifoid menggunakan antibiotika pada penelitian ini sudah tepat

karena diindikasikan untuk membunuh Salmonella typhii yang merupakan bakteri

penyebab penyakit demam tifoid. Antibiotika yang biasa diberikan antara lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

37

adalah kloramfenikol, amoksisilin, ampisilin serta golongan sefalosporin generasi

ketiga seperti Cefixime, Cefotaxime, dan Ceftriaxone (Shah et al., 2006).

Kloramfenikol dan cefixime merupakan dua antibiotika yang digunakan

sebagai lini pertama dalam pengobatan demam tifoid. Cefixime yang merupakan

bagian dari golongan sefalosporin generasi ketiga terbukti dapat menjadi pilihan

antibiotika setelah pada beberapa penelitian ditemukan resistensi bakteri terhadap

kloramfenikol (Shah et al., 2006).

Jenis antibiotika dari golongan sefalosporin generasi ketiga seperti

cefotaxime dan ceftriaxone juga dapat digunakan sebagai antibiotika pilihan

pertama untuk pengobatan demam tifoid apabila ditemukan adanya riwayat

resistensi suatu bakteri terhadap antibiotika golongan kuinolon seperti ofloxacin

dan ciprofloxacin (WHO, 2003) atau pasien tidak menunjukkan adanya

perbaikkan gejala klinis setelah penggunaan antibiotika jenis kloramfenikol atau

amoksisilin (Roespandi dan Nurhamzah, 2007).

Namun dewasa ini, penggunaan ceftriaxone dan cefixime yang biasanya

digunakan sebagai pilihan ketiga terapi pengobatan demam tifoid mulai bergeser

menjadi pilihan utama dalam pengobatan demam tifoid. Ditemukannya beberapa

kasus mengenai resistensi bakteri terhadap kloramfenikol mendorong para peneliti

untuk mencari alternatif antimikroba untuk melawan penyakit demam tifoid.

Beberapa daerah endemik demam tifoid tidak lagi menggunakan kloramfenikol

sebagai first line therapy namun mulai menggunakan antibiotika golongan

sefalosporin generasi ketiga seperti cefixime dan ceftriaxone. Hal tersebut

didukung oleh adanya penelitian menggunakan metode Susceptibilitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

38

dilakukan oleh Santillan, Garcia, dan Benavante (2000). Isolat yang digunakan

adalah isolat bakteri Salmonella typhii penyebab demam tifoid dan antibiotika

yang digunakan adalah kloramfenikol, ampisilin, trimetoprim, dan cefixime. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari 24 isolat, 22 isolat sensitif terhadap ampisilin,

96% sensitif terhadap kloramfenikol dan kombinasi trimetoprim –

sulfametoxazole, serta 24 isolat (100%) sensitif terhadap cefixime

(Santillan et al., 2000).

c. Dosis dan Frekuensi Pemberian Antibiotika

Dalam terapi pengobatan pada pasien dosis dan frekuensi pemberian

antibiotika harus disesuaikan dengan diagnosis penyakit, tingkat keparahan

penyakit atau infeksi, mekanisme kerja obat, serta efek samping yang dapat

ditimbulkan oleh penggunaan antibiotika tersebut (adverse drug reaction). Dosis

yang diberikan untuk pasien kelompok pediatrik haruslah benar-benar

diperhatikan, sebab organ – organ yang digunakan untuk melakukan metabolisme

obat (seperti hati dan ginjal) belum sempurna perkembangannya pada anak-anak.

Sehingga, apabila pemberian dosis antibiotika pada anak-anak tidak tepat, bisa

jadi antibiotika tersebut akan menimbulkan efek toksik atau menjadi racun

didalam tubuh anak yang mana berbahaya bagi keselamatan anak tersebut

(Benin dan Dowel, 2001).

Frekuensi penggunaan antibiotika dipengaruhi oleh sifat farmakokinetika

obat serta kondisi patofisiologis dari pasien. Salah satu faktor yang perlu

diperhatikan dalam suatu farmakokinetika obat adalah t½ eleminasi dari obat.

Definisi dari t½ eleminasi obat adalah waktu yang dibutuhkan oleh obat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

39

mencapai penurunan konsentrasi obat sebesar 50% dari konsentrasi awal pada

plasma. Nilai t½ eleminasi untuk masing-masing obat bervariasi. Tujuan dari

adanya interval pemberian suatu obat adalah untuk menjaga konsentrasi obat

dalam cairan plasma agar selalu berada pada konsentrasi terapeutik minimal

sehingga obat dapat bekerja dan memberikan efek yang diharapkan. Kondisi

organ hati dan ginjal sebagai organ ekskresi utama juga mempengaruhi frekuensi

pemberian obat. Jika terdapat gangguan atau kelainan pada organ ekskresi

tersebut, maka proses eleminasi obatpun akan terganggu atau berjalan lebih

lambat (Benin dan Dowel, 2001).

Jenis antibiotika yang digunakan berdasarkan hasil penelitian mengenai

“Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Antibiotika pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara Tahun 2013” ini adalah ceftriaxone, cefixime, dan cefotaxime yang

berasal dari golongan sefalosporin generasi ketiga. Dosis antibiotika ceftriaxone

yang digunakan untuk pasien kelompok pediatrik yaitu 50 – 100 mg/kgBB/hari

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien, dengan frekuensi pemberian

setiap 12 jam. Untuk cefixime, dosis yang digunakan yaitu 15 - 20 mg/kgBB/hari.

Dosis cefixime yang diberikan juga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

pasien dengan frekuensi pemberian setiap 12 jam. Sedangkan untuk cefotaxime

dosis yang digunakan yaitu 50 – 200 mg/kgBB/hari, yang juga disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan pasien, dengan frekuensi pemberian setiap 8 jam

(Lacy et al., 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

40

d. Durasi dan Rute Pemberian Antibiotika

Durasi pemberian antibiotika berkaitan dengan proses pembunuhan bakteri

atau mikroba penginfeksi. Tiap jenis antibiotika mempunyai waktu optimum

untuk membunuh suatu bakteri atau mikroba tertentu. Ceftriaxone optimal untuk

pengobatan demam tifoid apabila digunakan selama 5 – 7 hari, sedangkan

cefixime optimal untuk pengobatan demam tifoid apabila digunakan selama 8 –

14 hari. Dengan kata lain, dapat diasumsikan bahwa ceftriaxone mampu

membunuh bakteri Salmonella typhii penyebab demam tifoid dalam waktu 5 -7

hari, sedangkan cefixime dalam waktu 8 – 14 hari. Durasi pengobatan yang

ditingkatkan atau ditambah akan menghasilkan efek terapeutik yang tidak jauh

berbeda dengan durasi optimal, bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya

resistensi bakteri apabila penggunaan antibiotika melebihi waktu optimal

(Islam et al., 1993).

Tabel V. Durasi Pemakaian Antibiotika

No Antibiotika Durasi Jumlah Kasus

1 Ceftriaxone

2 3

3 7

4 10

5 11

2 Cefixime

3 1

4 1

5 2

3 Cefotaxime 3 1

Menurut pustaka yang digunakan sebagai acuan tidak disebutkan secara

spesifik mengenai rute pemberian antibiotika yang digunakan dalam pengobatan

demam tifoid. Namun secara umum rute pemberian antibiotika untuk pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

41

demam tifoid dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara intravena (i.v) dan secara

peroral (p.o). Rute pemberian secara i.v maupun p.o dilakukan dengan berbagai

maksud dan tujuan. Pemberian antibiotika secara i.v umumnya dilakukan agar

obat lebih cepat masuk kedalam tubuh dan memberikan efek. Pemberian obat

secara i.v juga memberikan beberapa keuntungan dibandingkan secara p.o, yaitu

menghindari first pass effect dan mencegah obat terdegradasi oleh asam lambung

(Cunha, 2007).

Gambar 6. Profil Rute Pemberian Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

tahun 2013

Gambar 6 menunjukkan rute pemberian antibiotika pada pasien demam

tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara pada

tahun 2013. Dapat dilihat bahwa rute pemberian antibiotika yang paling sering

digunakan adalah secara intravena (i.v). Total 36 penggunaan terapi antibiotika

pada 32 pasien tersebut, sebanyak 32 antibiotika diberikan secara intravena

(88,9%) dan 4 diberikan secara peroral (11,1%).

88,9%

11,1% 0 0

Rute Pemberian Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara tahun 2013

Intravena (i.v)

Peroral (p.o)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

42

2. Obat Saluran Pencernaan

Demam tifoid merupakan penyakit yang menyerang saluran pencernaan

(infeksi). Gejala yang umum dialami oleh pasien demam tifoid adalah gangguan

gastrointestinal yang dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah dan kembung

(Ali, 2006). Maka dari itu, penggunaan obat-obatan untuk saluran pencernaan

sangat membantu pasien demam tifoid dalam mengatasi gejala atau manifestasi

klinis yang timbul akibat infeksi saluran pencernaan sehingga pasien dapat merasa

nyaman. Persentase penggunaan obat untuk saluran pencernaan pada penelitian ini

adalah sebesar 6,8%, yang terbagi atas golongan antitukak (0,5%), golongan

laksatif (1,4%), golongan antidiare (0,5%), golongan antiemetik (3,9%) dan

golongan antispasmodik (0,5%).

3. Obat Suplemen dan Nutrisi

Terapi lain juga perlu dilakukan pada pengobatan demam tifoid selain

menggunakan antibiotika, yaitu pemberian asupan nutrisi yang cukup kedalam

tubuh (WHO, 2003) untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan atau daya tahan

tubuh pasien karena beberapa pasien demam tifoid kelompok pediatrik (subjek

penelitian) mengutarakan keluhan tidak nafsu makan serta badan lemas.

Persentase penggunaan obat suplemen dan nutrisi pada penelitian ini adalah

sebesar 12,6%, yang terdiri atas golongan vitamin (6,3%) dan nutrisi (6,3%).

4. Obat yang Mempengaruhi Darah

Pada penelitian ini obat yang digunakan untuk mengatur sistem koagulasi

darah pada pasien adalah golongan obat antikoagulan. Obat antikoagulan atau

hemostatis ini diperlukan pada pasien demam tifoid untuk memperbaiki,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

43

melancarkan sistem sirkulasi atau peredaran darah, serta pembentukan darah

akibat adanya pendarahan, seperti mimisan. Persentase penggunaan obat yang

mempengaruhi darah pada penelitian ini adalah sebesar 0,5% yang terdiri atas

golongan antikoagulan.

5. Obat Analgetik dan Antipiretik

Obat analgetik yang diberikan pada pasien demam tifoid kelompok

pediatrik ini berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri atau sakit tanpa

menghilangkan kesadaran pasien, sedangkan obat antipiretik diberikan untuk

menurunkan demam pada pasien yang mana merupakan gejala klinis yang sangat

sering dialami oleh pasien demam tifoid. Jenis analgesik yang digunakan ada dua

yaitu analgesik opioid dan analgesik non-opioid. Pada hasil penelitian ini jenis

analgesik yang digunakan hanyalah analgesik jenis non-opioid (Tjay, 2007). Jenis

analgesik opioid tidak digunakan karena dikhawatirkan dapat menimbulkan

ketergantungan bila digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Persentase

penggunaan obat analgetik pada penelitian ini adalah sebesar 17,4% yang terdiri

atas analgetik golongan non-opioid.

6. Obat Antiradang (Anti Inflamasi) dan Antialergi

Obat antiradang atau anti inflamasi yang digunakan pada terapi untuk

pasien demam tifoid kelompok pediatrik adalah obat-obatan golongan

kortikosteroid, seperti cortidex®, colergis

® (bethametasone dan deksklorfeniramin

maleat), kalmetason, dan deksametason, serta golongan non-steroid (NSAID),

seperti relafen® (ibuprofen). Penggunaan obat anti inflamasi ini bertujuan untuk

mengurangi radang atau inflamasi yang terjadi pada pasien demam tifoid, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

44

obat golongan kortikosteroid juga memiliki fungsi sebagai imunosupresan serta

antialergi (contoh: colergis®, yang diindikasikan untuk alergi yang membutuhkan

terapi kortikosteroid) (Tjay, 2007). Persentase penggunaan obat antiradang pada

penelitian ini adalah sebesar 16,8%, yang terbagi atas 15,4% anti inflamasi

golongan kortikosteroid dan 1,4% anti inflamasi golongan non-steroid.

7. Obat Saluran Pernafasan

Obat untuk saluran pernafasan yang digunakan pada penelitian ini adalah

golongan obat antihistamin, antitusif, ekspektoran, nasal dekongestan dan

mukolitik. Obat-obatan untuk saluran pernafasan tersebut digunakan untuk

menangani batuk, pilek, dan sesak nafas karena adanya mukus pada saluran

pernafasan. Batuk, pilek dan sesak nafas yang seringkali dialami oleh pasien

demam tifoid menyebabkan ketidaknyamanan serta rasa sakit ditenggorokan

(diakibatkan karena batuk yang terus menerus). Persentase penggunaan obat untuk

saluran pernafasan pada penelitian ini adalah sebesar 13,0%, yang terdiri atas

2,4% golongan antihistamin, 0,5% golongan antitusif, 7,2% ekspektoran, 1,9%

golongan nasal dekongestan, dan 1,0% golongan mukolitik.

8. Infus

Pemberian infus pada pasien, khususnya pasien rawat inap, bertujuan

untuk menjaga kesetimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien. Persentasi

penggunaan infus pada penelitian ini adalah sebesar 15,5% yang terdiri atas infus

RL (12,6%) dan infus DS 5% (2,9%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

45

C. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Proses penatalaksanaan terapi pada pasien di rumah sakit harus dilakukan

secara rasional dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian (benefit and

risk) dari efek yang ditimbulkan dari proses pengobatan yang diberikan. Pada

penelitian ini, identifikasi Drug Related Problems (DRPs) dilakukan dengan

mengevaluasi permasalahan yang timbul berkaitan dengan penggunaan antibiotika

pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara pada tahun 2013. Adapun kategori DRPs yang dievaluasi

yaitu butuh tambahan obat, tidak butuh obat, salah pemberian obat, dosis obat

yang tidak terlalu rendah, dosis obat terlalu tinggi, dan munculnya efek yang tidak

diinginkan atau efek samping obat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan terkait

penggunaan antibiotika sebagai terapi pengobatan pada pasien demam tifoid

kelompok pediatrik. Pemberian obat-obatan, khususnya antibiotika, untuk pasien

kelompok pediatrik haruslah benar-benar diperhatikan, sebab organ – organ yang

digunakan untuk melakukan metabolisme obat (seperti hati dan ginjal) belum

sempurna perkembangannya pada anak-anak. Apabila terdapat kesalahan dalam

pemberian antibiotika pada anak-anak, bisa jadi antibiotika tersebut akan

menimbulkan efek toksik atau menjadi racun didalam tubuh anak yang mana

berbahaya bagi keselamatan anak tersebut (Roespandi dan Nurhamzah, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

46

TABEL VI. Jenis DRPs Penggunaan Antibiotika Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok Pada Tahun 2013

No Jenis DRPs Nomor Kasus

(Di Lampiran)

Jumlah

DRPs

(n=36)

1 Terapi tanpa indikasi

(unecessary drug therapy) 06, 09, 30 3

2 Dosis terlalu rendah (dosage too

low)

01, 02, 03, 04, 05, 07. 08, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 31, 32

29

3 Dosis terlalu tinggi (dosage too

high) 10, 16, 19, 27 4

1. Terapi tanpa indikasi (unecessary drug therapy)

Penyebab kategori DRPs jenis ini antara lain terapi yang diperoleh sudah

tidak sesuai, menggunakan terapi polifarmasi atau kombinasi yang seharusnya

bisa menggunakan terapi tunggal, kondisi yang seharusnya mendapat terapi non

farmakologi, terapi efek samping yang dapat diganti dengan obat lain, dan

penyalahgunaan obat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 kasus DRPs

kategori terapi tanpa indikasi yang disebabkan oleh penggunaan terapi kombinasi

yang seharusnya masih bisa menggunakan terapi tunggal, yaitu pada kasus nomor

06, 09, dan 30.

Penggunaan kombinasi antibiotika memiliki tujuan-tujuan tertentu, seperti

mencegah resistensi bakteri terhadap antibiotika yang sifatnya mendadak,

mendapatkan manfaat dari dua atau lebih antibiotika yang mekanisme kerjanya

saling bersinergi, menangani kemungkinan adanya infeksi yang disebabkan oleh

lebih dari satu jenis bakteri, memperluas spektrum aktivitas kerjanya dalam

membunuh bakteri, dan digunakan untuk menangani suatu kasus infeksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

47

berat (Murray et al., 2009). Penggunaan kombinasi antibiotika pada kasus-kasus

yang ditemukan pada penelitian ini antara lain kombinasi ceftriaxone dengan

cefixime, dan cefixime yang digantikan dengan cefotaxime. Kombinasi

ceftriaxone dan cefixime kurang tepat, karena ditinjau dari bakteri penyebab

demam tifoid, yaitu Salmonella thypi, kombinasi antibiotika umumnya digunakan

untuk menangani infeksi berat yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri

(polimikroba) dengan memanfaatkan efek sinergisme yang saling menunjang

efektivitasnya satu sama lain, sedangkan pada kasus-kasus hasil penelitian ini

pasien dinyatakan hanya terdiagnosa demam tifoid dan tidak disertai penyakit lain

yang kemungkinan disebabkan oleh kuman atau bakteri lainnya selain Salmonella

thypi, sehingga dalam penanganannya cukup diberikan terapi tunggal antibiotika.

Hasil penelitian ini menunjukkan efek dari pemberian kombinasi

antibiotika yang tidak tepat karena seharusnya masih dapat menggunakan terapi

tunggal tidak tampak pada pasien karena pada catatan keperawatan di lembar

rekam medik pasien ditunjukkan bahwa pasien-pasien tersebut tidak

mengutarakan keluhan yang berkaitan dengan terapi tanpa indikasi (unecessary

drug therapy), dan pasien juga keluar rumah sakit atau pulang rumah dengan

status sembuh dan diizinkan oleh dokter. Sehingga dapat dikatakan bahwa DRPs

yang terjadi pada kasus-kasus terkait dosis yang terlalu rendah tersebut

merupakan DRPs potensial.

2. Dosis terlalu rendah (dosage too low)

Beberapa penyebab kategori DRPs jenis ini antara lain adanya penggunaan

obat dengan dosis yang terlalu rendah untuk dapat menimbulkan efek terapi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

48

diinginkan (respon), jarak pemberian obat dalam frekuensi yang panjang atau

jarang untuk dapat memberikan efek terapi, adanya interaksi obat yang dapat

mengurangi jumlah obat yang tersedia dalam bentuk aktif, durasi terapi

pengobatan terlalu pendek untuk dapat menghasilkan efek terapi.

Kadar antibiotika minimal yang diperlukan untuk menghambat

pertumbuhan atau membunuh mikroba dikenal dengan istilah kadar hambat

minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Fungsi antibiotika terhadap

KHM dapat dibagi menjadi fungsi terhadap konsentrasinya (concentration

dependent) dan terhadap waktu (time dependent). Pada antibiotika golongan

concentration dependent, semakin tinggi kadar obat dalam darah maka semakin

tinggi atau kuat pula daya kerjanya sehingga kecepatan dan efektivitas kerjanya

dapat ditingkatkan dengan menaikkan kadar obat dalam darah hingga jauh di atas

KHM. Sedangkan pada antibiotika jenis time dependent, selama kadarnya dapat

dipertahankan sedikit di atas KHM sepanjang durasi kerjanya, kecepatan dan

efektivitas kerja obat tersebut akan mencapai nilai maksimal. Jenis antibiotika dari

golongan sefalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone, cefixime dan

cefotaxime merupakan antibiotika yang mekanisme kerjanya dalam membunuh

bakteri penyebab infeksi (bakterisidal) dipengaruhi oleh waktu (time dependent)

(Nuermberger dan Grosset, 2004).

Pada hasil penelitian, diperoleh 29 kasus DRPs kategori dosis terlalu

rendah (dosage too low), yaitu pada nomor kasus 01, 02, 03, 04, 05, 07. 08, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, dan 32

(dapat dilihat pada lampiran). Pemberian antibiotika dengan dosis yang terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

49

rendah secara langsung mempengaruhi efektivitas terapi yang ingin dicapai serta

lamanya masa rawat inap pasien. Semua kasus yang terkait dosis terlalu rendah

tersebut tidak disebabkan oleh karena regimen dosis yang diberikan untuk pasien

terlalu rendah (underdose) berdasarkan berat badan pasien, namun dikarenakan

oleh durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval

pemberiannya yang terlalu panjang. Durasi penggunaan obat yang terlalu singkat

merupakan salah satu penyebab jenis DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low)

yang mana berpengaruh dalam pencapaian efektivitas terapi. Durasi penggunaan

antibiotika ini berkaitan dengan kemampuan menghambat atau membunuh

bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam

tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga berisiko menginfeksi

kembali, sedangkan interval atau frekuensi pemberian suatu obat yang terlalu

panjang dapat menyebabkan konsentasi obat tersebut didalam cairan plasma tidak

mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang

diharapkan (Benin dan Dowel, 2001).

Dari hasil penelitian ini, efek dari pemberian antibiotika dengan dosis

yang terlalu rendah dan durasi penggunaan yang terlalu singkat tidak tampak pada

pasien karena pada catatan keperawatan di lembar rekam medik pasien

ditunjukkan bahwa pasien-pasien tersebut tidak mengutarakan keluhan yang

berkaitan dengan efek dari dosis antibiotika yang terlalu rendah, dan pasien juga

keluar rumah sakit atau pulang rumah dengan status sembuh dan diizinkan oleh

dokter. Sehingga dapat dikatakan bahwa DRPs yang terjadi pada kasus-kasus

terkait dosis yang terlalu rendah tersebut merupakan DRPs potensial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

50

3. Dosis terlalu tinggi (dosage too high)

Jenis DRPs ini umumnya disebabkan karena dosis yang diberikan terlalu

tinggi sehingga memunculkan efek yang berlebihan, frekuensi pemberian obat

terlalu pendek sehingga terjadi akumulasi, durasi terapi pengobatan terlalu

panjang, interaksi obat dapat menghasilkan efek toksik, obat diberikan atau

dinaikkan dosisnya terlalu cepat. Pemberian antibiotika pada pasien pediatrik

haruslah diperhatikan secara khusus regimen dosisnya. Hal ini disebabkan pada

pasien pediatrik organ – organ yang digunakan untuk melakukan metabolisme

obat (seperti hati dan ginjal) belum sempurna perkembangannya pada anak-anak.

Pemberian dosis antibiotika pada anak-anak yang tidak tepat, berisiko

menimbulkan efek yang tidak diinginkan atau bahkan berpotensi menimbulkan

efek toksik (menjadi racun) didalam tubuh anak yang mana berbahaya bagi

keselamatan anak tersebut. Selain itu, penggunaan antibiotika dengan dosis yang

terlalu tinggi atau tidak tepat juga berpotensi mengakibatkan timbulnya resistensi

antibiotika (Roespandi dan Nurhamzah, 2007).

Dari hasil penelitian ini diperoleh 4 kasus DRPs kategori dosis terlalu

tinggi (dosage too high), yaitu kasus nomor 10, 16, 19, dan 27 (dapat dilihat pada

lampiran). Pada keempat kasus tersebut, dosis antibiotika ceftriaxone yang

diberikan melebihi regimen dosis antibiotika yang terdapat pada guideline therapy

yang menjadi acuan dalam analisis data penelitian ini, yaitu 50 – 100

mg/kgBB/hari. Namun dilihat dari keluhan yang diutarakan oleh pasien selama

masa perawatan serta status keluar pasien yang sembuh dan diizinkan oleh dokter,

dapat dilihat bahwa efek yang dapat terjadi akibat pemberian antibiotika dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

51

dosis terlalu tinggi tersebut tidaklah terjadi. DRPs yang terjadi pada kasus-kasus

terkait dosis yang terlalu tinggi tersebut merupakan DRPs potensial.

D. Rangkuman Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Penelitian mengenai evaluasi DRPs terkait penggunaan antibiotika pada

pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara tahun 2013 memperoleh hasil sejumlah 36 kasus DRPs, yaitu 3

kasus terapi tanpa indikasi (unecessary drug therapy) sebesar 8,3%, 29 kasus

dosis terlalu rendah (dosage too low) sebesar 80,6% dan 4 kasus dosis terlalu

tinggi (dosage too high) sebesar 11,1%. Jenis DRPs yang terjadi adalah DRPs

potensial, yakni jenis DRPs yang mungkin terjadi atau dialami oleh pasien namun

tidak tampak ditinjau dari keluhan yang diutarakan oleh pasien tersebut tetapi

tetap berpotensi efek yang merugikan pasien. DRPs aktual yang merupakan jenis

DRPs yang benar-benar dialami oleh pasien dan menimbulkan efek yang

merugikan pasien, tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Tabel VII. Hasil Evaluasi DRPs Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di

RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Pada Tahun 2013.

No.

Kasus Antibiotika

(Generik)

Dosis Pemberian

(mg/hari)

Dosis Literatur

(mg/hari)

DRPs Kategori

Penyebab DRPs

01 Ceftriaxone 1700 1150 – 2300 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

02 Ceftriaxone 1000 750 – 1500 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

03 Ceftriaxone 1600 1050 – 2100 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

52

terlalu panjang

04 Ceftriaxone 500 440 – 880 Dosis terlalu

rendah

Interval

pemberian terlalu

panjang

05 Ceftriaxone 1400 1000 – 2000 Dosis terlalu

rendah

Interval

pemberian terlalu

panjang

06 Ceftriaxone

Cefixime

1800

200

1150 – 2300

345 – 460

Terapi tanpa

indikasi

Dapat

menggunakan

terapi tunggal

07 Cefixime

Cefotaxime

200

1000

268,5 – 358

895 – 3580

Dosis terlalu

rendah

Durasi

penggunaan

terlalu pendek

09 Ceftriaxone

Cefixime

2000

200

1500 – 3000

450 – 600

Terapi tanpa

indikasi

Dapat

menggunakan

terapi tunggal

10 Ceftriaxone 1400 605 – 1210

Dosis terlalu

tinggi dan Dosis

terlalu rendah

Dosis terlalu

tinggi & Interval

terlalu panjang

11 Ceftriaxone 1200 800 – 1600 Dosis terlalu

rendah

Interval

pemberian terlalu

panjang

12 Ceftriaxone 1200 700 – 1400 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

13 Ceftriaxone 1000 1550 - 3100 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

14 Ceftriaxone 1200 750 – 1500 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

15 Ceftriaxone 2000 1000 – 2000 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

16 Ceftriaxone 1800 785 – 1570

Dosis terlalu

tinggi & Dosis

terlalu rendah

Dosis terlalu

tinggi & interval

terlalu panjang

17 Ceftriaxone 1000 975 – 1950 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

Tabel VIII. Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

53

18 Ceftriaxone 1600 975 – 1950 Dosis terlalu

rendah

Interval terlalu

panjang

19 Ceftriaxone 1800 860 – 1720

Dosis terlalu

tinggi & Dosis

terlalu rendah

Dosis terlalu

tinggi & interval

terlalu panjang

20 Ceftriaxone 1200 800 – 1600 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

21 Ceftriaxone 1800 1000 – 2000 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

22 Ceftriaxone 1600 850 – 1700 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

23 Ceftriaxone 2000 1300 – 2600 Dosis terlalu

rendah

Interval

pemberian terlalu

panjang

24 Ceftriaxone 1500 1050 – 2100 Dosis terlalu

rendah

Interval terlalu

panjang

25 Ceftriaxone 1200 650 – 1300 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

26 Ceftriaxone 1200 1000 – 2000 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

27 Ceftriaxone 2000 945 – 1890

Dosis terlalu

tinggi & Dosis

terlalu rendah

Dosis terlalu

tinggi & interval

terlalu panjang

28 Ceftriaxone 1700 1200 – 2400 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

29 Ceftriaxone 1200 700 – 1400 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

30 Ceftriaxone

Cefixime

2000

200

1300 – 2600

390 – 520

Terapi tanpa

indikasi

Dapat

menggunakan

terapi tunggal

31 Ceftriaxone 1000 655 – 1310 Dosis terlalu

rendah

Interval

pemberian terlalu

panjang

Tabel VIII. Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

54

32 Ceftriaxone 1200 860 – 1720 Dosis terlalu

rendah

Durasi terlalu

pendek & interval

terlalu panjang

DRPs : Drug Related Problems

Tabel VIII. Lanjutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai “Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada

Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di Rumah Sakit Emanuel Purwareja

Klampok Banjarnegara Pada Tahun 2013” diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien demam tifoid kelompok pediatrik, yaitu:

a. Kelompok usia anak-anak (> 5 – 12 tahun) sebesar 59,4 % dan

kelompok usia balita (> 1 – 5 tahun) sebesar 40,6%.

b. 50% pasien pediatrik laki-laki dan 50% pasien pediatrik

perempuan.

2. Profil penggunaan antibiotika pada pasien, yaitu:

a. Sebesar 86,1% menggunakan antibiotika golongan sefalosporin

generasi ketiga jenis ceftriaxone

b. Sebesar 11,1% menggunakan antibiotika golongan sefalosporin

generasi ketiga jenis cefixime

c. Sebesar 2,8% menggunakan antibiotika golongan sefalosporin

generasi ketiga jenis cefotaxime

3. Drug Related Problems (DRPs) yang terjadi pada pasien, yaitu:

a. Sebanyak 3 kasus terapi tanpa indikasi (unecessary drug therapy)

b. Sebanyak 25 kasus dosis terlalu rendah (dosage too low)

c. Sebanyak 4 kasus dosis terlalu tinggi (dosage too high)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

55

B. Saran

1. Untuk Rumah Sakit Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara perlu

dilakukan:

a. Adanya penentuan standar dosis terapi antibiotika untuk pasien

demam tifoid kelompok pediatrik dengan menggunakan literatur atau

acuan yang terbaru agar dapat mengoptimalkan efektivitas terapi dan

pelayanan medis bagi pasien.

b. Pengisian data lembar rekam medik sebaiknya diusahakan agar lebih

disiplin, lengkap dan jelas, serta menggunakan bahasa yang baik

(bahasa Indonesia), sehingga terhindar dari adanya kesalahan

membaca dan pelaksanaan terapi pada pasien dapat berjalan lebih

optimal.

2. Untuk penelitian selanjutnya:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara prospektif mengenai

penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

untuk melihat kajian kepatuhan pasien (compliance) pada aspek

pharmaceutical care dan dapat digunakan acuan terbaru untuk

mengevaluasi DRPs yang terjadi pada penelitian tersebut.

b. Perlu dilakukan wawancara dengan dokter penulis resep secara

mendalam untuk setiap kasus yang dijadikan subjek penelitian.

c. Perlu dilakukan penelitian yang sama namun di rumah sakit yang

berbeda agar dapat diketahui penatalaksanaan terapi dan jumlah kasus

yang teridentifikasi sehingga dapat dijadikan perbandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

56

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S., 2006, Thypoid Fever, Gildeprints, Netherland, pp. 25 – 43.

Benin, A.L. dan Dowel, S.F., 2001, Antibiotic Resistance and Implications for

The Appropriate Use of Antimicrobial Agents, Humana Press Inc., New

Jersey, pp. 3 – 25.

Brusch, J., 2010, Thypoid Fever: Treatment and Medication,

http://emedicine.medscape.com/article.231135, diakses tanggal 14 April

2014.

Chen, K. dan Pohan, H.T., 2008, Penatalaksanaan Terkini Demam Tifoid,

http://medicineforthesoul.multiply.com/journal/item/8, diakses tanggal 14

April 2014.

Cunha, B.A., 2007, Drugs; Administration and Kinetic of Drugs,

http://www.merckmanuals.com/home/sec02/ch011/ch011b.html, diakses

tanggal 09 September 2014.

Cipolle, R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice: The Clinician’s Guide, The

McGraw-Hill Companies, Inc., USA, pp. 172-176.

Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Indonesia, hal.

25-38.

Halim, S., 2013, Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Penggunaan Diuretik

Pada Pasien Geriatri Dengan Hipertensi Komplikasi Stroke Di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2012 – Juni 2013, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pp. 21-22.

Herawati, M.H., 2009, Hubungan Faktor Determinan dengan Kejadian Demam

Tifoid di Indonesia Tahun 2007, Media Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan vol. XIX no. 4, pp. 165 – 173.

Hudson, J.Q., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophsyologic Approach, 7th ed.,

The McGraw-Hill Companies, Inc., pp. 746-749.

Indriani, D.V., 2010, Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi Di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009 – Maret 2010, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, p. 33.

Islam, A., Butler, T., Kabir, I., and Alam, H., 1993, Treatment of Thypoid Fever

with Ceftriaxone for 5 Days or Chloramphenicol for 14 Days: a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

57

Randomized Clinical Trial, Antimicrobial Agents and Chemotherapy,

vol.37 No.8, pp. 1572 – 1575.

Izenberg, N., 2000, Handbook of Pediatric Drug Therapy, 2nd edition,

Springhouse Corporation, USA, pp. 1525 – 1527.

Jurwanto, W., 2009, Koran Indonesia Sehat: Demam Tifus, Yudhasmara

Publisher, Jakarta.

Kass, E.H., and Platt, R., 1990, Current Therapy of Infectous Disease-3, BC

Pecker Inc., Philadelphia, pp. 105-116.

Katzung, B., 2008, Basic and Clinical Pharmacology, 10th

edition, Mc Graw-Hill,

USA, pp. 1007-1012.

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., and Goldman, M.P., 2006, Drug Information

Handbook: A Comprehensive Resource of All Clinicians and Healthcare

Professionals, Lexi-Comp Inc., USA, pp. 149-1089.

Mansjoer, A. dan Triyanti, K., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, jilid 1,

Penerbit Media Aesculapius FKUI, Jakarta, hal. 421-425.

Musnelina, L. dan Andayani, P., 2004, Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan

Demam Tifoid Anak di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-

2002, Makara, Kesehatan, volume 8, no. 1, hal. 27-31.

Mutschler, E., and Derendorf, H., 1995, Drug Actions: Basic Principles and

Therapeutic Aspects, CRS Press Medpharm Scientific Publisher,

Stuttgart, Germany, pp. 515-519.

Nuermberger, E. dan Grosset, J., 2004, Pharmacokinetic and Pharmacodynamic

Issues in the Treatment of Mycobacterial Infections,

www.antimicrobe.org/EJCMID/e2.pdf, diakses tanggal 05 April 2015.

Ochiai, R., Camilo, J., Carolina, M., Dong, B., Sujit, K., and Magdarina, D., 2008,

A Study of Thypoid Fever in Five Asian Countries: Disease Burden and

Implications for Controls, Buletin of The World Helath Organization,

http://www.who.int/bulletin/volume/862/4/en/268.pdf, diakses tanggal 18

Oktober 2014.

Pratiwi, E.P, 2010, Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita

Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Angoesdjam Ketapang

Periode Juni 2008 - Juni 2009, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, p. 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

58

Roespandi, H., dan Nurhamzah, W., 2007, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak

di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal.

167-168.

Rufaldi, C.D., 2011, Evaluasi Penggunaan Antiobiotika Pada Pasien Demam

Tifoid Kelompok Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta Periode Januari - Desember 2010, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta, pp. 14, 28.

Santillan, R.M., Garcia, G.R., Benavente, I.H., and Garcia, E.M., 2000, Efficacy

of Cefixime in the Therapy of Typhoid Fever, West Pharmacology

Society, pp. 65 – 66.

Sari, L.M., 2009, Evaluasi Drug Therapy Problems Pada Pengobatan Kasus

Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan

Sleman Yogyakarta Periode Juni 2007 – Juni 2008, Skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta, p. 24.

Shah, R., Kundu, R., Ganguly, N., Ghosh, T., and Yewale, V., 2006, IAP Task

Force Report: Management of Enteric Fever in Children, Indian Pediatric

volume 43, pp.884-887.

Shulman, 1992, The Biology and Clinical Basic of Infectious Disease, 4th

edition,

WB. Saunders Company, Philadelphia, USA, pp. 134-146.

Soedarto, 1996, Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika, Jakarta,

hal. 42-49.

Tjay, T.H., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek

Sampingnya, Edisi 6, Gramedia, Jakarta, pp. 519 – 522.

Triana, M., 2003, Kajian Penggunaan Obat Demam Tifoid bagi Pasien Anak Di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari

2000 – Desember 2001, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Widodo, D., 2010, Kebijakan Penggunaan Antibiotika Bertujuan Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi Kuman,

Cermin Dunia Kedokteran (CDK), vol. 37, no. 1, hal. 7-10.

Wihartoyo, B., 2012, Sejarah dan Makna Simbol Kabupaten Banjarnegara,

www.wihartoyobna.blogspot/2012/sejarah-kabupaten-banjarnegara.com,

diakses tanggal 17 Maret 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

58

World Health Organization, 2003, Background Document: The Diagnosis,

Treatment, and Prevention of Thypoid Fever, World Health Organization,

http://whqlibdoc.who.int/hq/2003/WHO_V&B_03.07.pdf, diakses tanggal

14 April 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

59

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

60

Lampiran 1. Nilai Normal Pemeriksaan Data Laboratorium Pasien Demam

Tifoid Kelompok Pediatrik RS. Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

Pada Tahun 2013

Parameter Nilai Normal

Satuan Laki-laki Perempuan

Hemoglobin 14 – 18 12 – 16 g/dL

Leukosit 4,8 – 10,8 4,8 – 10,8 103/µL

Eritrosit 4,7 – 6,1 4,2 – 5,4 106/µL

Eosinofil 0,045 – 0,44 0,045 – 0,44 103/µL

Basofil 0,0 – 0,2 0,0 – 0,2 103/µL

Neutrofil 1,8 – 8 1,8 – 8 103/µL

Limfosit 0,9 – 3,2 0,9 – 3,2 103/µL

Monosit 0,16 – 1 0,16 – 1 103/µL

Widal S. typhii H Negatif Negatif -

Widal S. typhii O Negatif Negatif -

Ig G antibodi S. typhii Negatif Negatif -

Ig M antibodi S. typhii Negatif Negatif -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

61

Lampiran 2. Guideline Dosis Antibiotika untuk Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik

Acuan / Pustaka Drug Name Dose Duration

(Lacy et al., 2006)

Ceftriaxone 50 – 100 mg/kg/day/12 jam

Cefixime 20 mg/kg/day/12 jam 8 – 14

Cefotaxime 50 – 200 mg/kg/8 jam

Meropenem 60 mg/kg/day/8 jam

Imipenem + Cilastatin 15 – 25 mg/kg/6 jam

Cephradine 50 – 100 mg/kg/6 jam

(Roespandi dan

Nurhamzah, 2007)

Chloramphenicol 50 – 100 mg/kg/6 jam 7 – 14 days

Amoxicillin 100 mg/kg/hari 10 days

Cotrimoxazole 48 mg/kg/12 jam 10 days

Ceftriaxone 80 mg/kg/hari 5 – 7 days

Cefixime 20 mg/kg/12 jam 10 days

(WHO, 2003)

Chloramphenicol 50 – 75 mg/kg/hari 14 – 21 days

Amoxicillin 75 – 100 mg/kg/hari 14 days

Cefixime 15 – 20 mg/kg/hari 7 – 14 days

(Kass dan Platt, 1990) Chloramphenicol 50 mg/kg/6 jam 7 – 14 days

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

62

Lampiran 3. Hasil Wawancara Peneliti Dengan Dokter Di Rumah Sakit

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Mengenai Standar Pengobatan

Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik

1. Penyebab demam tifoid pada kelompok pediatrik di RS Emanuel paling

umum adalah karena pola makan (kebiasaan menjajan) yang tidak bersih

dan tidak sehat.

2. Gejala yang paling umum dari demam tifoid yaitu demam tinggi disertai

mual muntah, nyeri perut dan diare selama beberapa hari.

3. Uji laboratorium dilakukan diawal sebagai penunjang diagnosa yang

dilakukan oleh dokter terhadap pasien demam tifoid. Uji laboratorium

yang dilakukan berupa tes hematologi dan imunoserologi.

4. Obat lini pertama atau first line yang diberikan pada pasien demam tifoid

(kelompok pediatrik) yaitu antibiotika golongan sefalosporin generasi

ketiga ceftriaxone yang dosisnya disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan pasien. Apabila pasien mengalami alergi terhadap ceftriaxone,

dapat digunakan pula antibiotika lain seperti cefixime, cefadroxil,

cefotaxime, kloramfenikol.

5. Ceftriaxone dipilih sebagai first line therapy untuk pengobatan demam

tifoid di RS Emanuel dibandingkan kloramfenikol yang sudah secara

umum digunakan sebagai first line therapy untuk demam tifoid di

Indonesia. Hal ini sebabkan karena kloramfenikol menimbulkan rasa nyeri

saat diberikan secara intravena, selain itu durasi penggunaan

kloramfenikol cukup lama yakni 7 – 14 hari dengan frekuensi 4 – 5x

sehari. Sedangkan untuk ceftriaxone, pada saat digunakan secara intravena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

63

6. tidak menimbulkan rasa nyeri dan durasi penggunaannya cukup singkat

yaitu 5 – 7 hari dengan frekuensi 1 – 2 x sehari.

7. Terapi pengobatan dan durasi atau masa perawatan terhadap pasien yang

diberikan juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

64

No. Kasus : 01

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 7 tahun / Perempuan / 23 kg

Masuk Rumah Sakit : 31 Maret 2013 – 02 April 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Pasien panas, mual dan muntah-muntah sejak kemarin sore

Status Keluar :Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 31 Maret 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 10,7

Leukosit : 6,83

Eritrosit : 4,50

Eosinofil : 0,041

Basofil : 0,00

Neutrofil : 4,50

Limfosit : 2,22

Monosit : 1,18

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 31 01 02

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - -

Suhu Tubuh (°C) 40,5 38,7 36

Denyut Nadi (x/menit) - - -

Respiratori (x/menit) - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

lemas, mual

Masih agak

panas, sudah

lebih enakkan

Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,7 gram i.v √ √

Antrain 1 cc i.v √ √ √

Kalmetasone 1/2 ampul i.v √

Relafen 1 cth √ √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul i.v √ √ √ √ √

Rhinos Junior 3/4 cth √ √ √

Infus RL √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 2 hari, dan interval pemberiannya juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Durasi

penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari dengan interval pemberiannya tiap 12 jam/hari (WHO, 2003). Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat

dan interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi penggunaan terlalu singkat

dapat menyebabkan bakteri penginfeksi belum sepenuhnya terbunuh dan beresiko menginfeksi kembali, sedangkan interval pemberian terlalu panjang dapat

menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis

terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang

oleh dokter.

Lampiran 4. Analisis Drug Related Problems (DRPs) Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik RS. Emanuel Purwareja Klampok

Banjarnegara Pada Tahun 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

65

Rekomendasi Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone hingga 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 02

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 4 tahun / Perempuan / 15 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Mei 2013 – 24 Mei 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas sejak 4 hari lalu, sudah minum obat tapi tidak

sembuh

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 21 Mei 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 12,1

Leukosit : 14,34

Eritrosit : 4,47

Eosinofil : 0,03

Basofil : 0,03

Neutrofil :10,41

Limfosit : 2,06

Monosit : 1,81

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 37,6 - 36,2

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Panas, pusing,

badan lemas -

Sudah tidak

panas

Sudah tidak

panas

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Antrain 0,3 cc √ √ √

Ceftriaxone 1 gram i.v √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √

Pyrexin 1,5 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Oxoryl 2/3 cth √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √

Infus RL √ √

Assessment

Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, dan interval pemberiannya juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Durasi

penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari dengan interval pemberiannya tiap 12 jam (WHO, 2003). Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi penggunaan terlalu singkat dapat

menyebabkan bakteri penginfeksi belum sepenuhnya terbunuh dan beresiko menginfeksi kembali, sedangkan interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan

konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah

akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

66

Rekomendasi Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone hingga 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 03

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Perempuan / 21 kg

Masuk Rumah Sakit : 01 Juli 2013 – 05 Juli 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas dan batuk-batuk sejak 4 hari lalu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 01 Juli 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 13,0

Leukosit : 10,56

Eritrosit : 4,72

Eosinofil : 0,98

Basofil : 0,02

Neutrofil : 5,33

Limfosit : 3,06

Monosit : 1,17

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii :-

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 01 02 03 04 05

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 - - 36,2 -

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan agak

panas dan batuk

Masih panas,

batuk berkurang

Sudah tidak

begitu panas Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 1,6 gram i.v √ √ √ √

Infus Ds 5% √ √ √

Cortidex 1/2 ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Imunos 1 cth √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √

Assessment

Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan terfacef® (ceftriaxone) terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, dan interval pemberiannya juga terlalu panjang yaitu > 12 jam.

Durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari dengan interval pemberiannya tiap 12 jam (WHO, 2003). Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu

singkat dan interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi penggunaan terlalu

singkat dapat menyebabkan bakteri penginfeksi belum sepenuhnya terbunuh dan beresiko menginfeksi kembali, sedangkan interval pemberian terlalu panjang dapat

menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis

terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang

oleh dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

67

Rekomendasi Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone hingga 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 04

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 2 tahun / Perempuan / 8,8 kg

Masuk Rumah Sakit : 15 Maret 2013 – 19 Maret 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun selama 2 minggu, sudah diberi obat

tidak sembuh-sembuh, 3 hari terakhir batuk-batuk.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (15 Maret 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 12,4

Leukosit :10,33

Eritrosit : 4,66

Eosinofil : 0,06

Basofil : 0,03

Neutrofil : 4,18

Limfosit : 3,68

Monosit : 2,38

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 15 16 17 18 19

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 37,6 36,5 37 36,1

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien

Badan panas,

batuk-batuk,

pusing

Masih agak

panas, batuk

Masih agak

panas, sudah

tidak batuk

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 500 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi ½ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √ √

Progesic ½ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus Ds 5% √ √ √

Assessment Dosis ceftriaxone yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 440 – 880 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5 – 7 hari

(WHO, 2003) namun interval pemberiannya terlalu panjang yaitu > 12 jam. Interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs

dosis terlalu rendah (dosage too low). Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi

terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tidak

terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

68

Rekomendasi Pemberian ceftriaxone dilakukan tiap 12 jam/hari. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan

makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 05

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 20 kg

Masuk Rumah Sakit : 04 Maret 2013 – 08 Maret 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Demam tinggi, nyeri kepala, mual dan batuk sejak 2 hari lalu.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 04 Maret 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 8,4

Leukosit : 19,01

Eritrosit : 4,79

Eosinofil : 0,04

Basofil : 0,01

Neutrofil : 3,29

Limfosit : 2,80

Monosit : 0,56

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 04 05 06 07 08

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 - - 35,6 36,1

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien

Panas, pusing,

mual, batuk dan

gatal-gatal

Masih panas

dan batuk, gatal-

gatal

Sudah tidak

begitu panas,

masih gatal-

gatal

Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Oxoryl 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Terfacef® 1,4 gram i.v √ √ √ √ √

Progesic 0,5 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Cortidex ¾ ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √

Rhinos Junior 1 cth √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

Assessment Dosis terfacef

® (ceftriaxone) yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 1000 – 2000 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5

– 7 hari (WHO, 2003) namun interval pemberiannya terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori

DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi

terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tidak

terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

69

Rekomendasi Pemberian ceftriaxone dilakukan tiap 12 jam/hari. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan

makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

.

No. Kasus : 06

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 8 tahun / Laki-laki / 23 kg

Masuk Rumah Sakit : 15 Februari 2013 – 18 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun, batuk-pilek, perut sakit, mual-mual dan

muntah

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (15 Februari 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 12,1

Leukosit : 16,71

Eritrosit : 5,81

Eosinofil: 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 3,52

Limfosit : 1,78

Monosit : 1,88

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 15 16 17 18

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 37,3 36,2 35,4

Denyut Nadi (x/menit) 80 - - - -

Respiratori (x/menit) 20 - - - -

Keluhan Pasien

Badan panas,

agak mual,

batuk-pilek

Sudah tidak

begitu panas,

masih batuk

Sudah tidak

begitu panas Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ranitidin ½ ampul √

Infus RL √ √ √

Papaverin ½ ampul √ √

Antrain 0,6 cc √ √

Trifed ½ cth √

Ondancentron ½ ampul √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √

Terfacef® 1,8 gram √ √ √ √

Cortidex ¾ ampul √ √ √ √ √ √ √

Cefspan® 1 cth √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

70

Assessment Terapi tanpa indikasi: Kombinasi ceftriaxone dan cefixime kurang tepat, karena ditinjau dari bakteri penyebab demam tifoid, yaitu Salmonella thypi, kombinasi

antibiotika umumnya digunakan untuk menangani infeksi berat yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri (polimikroba) dengan memanfaatkan efek sinergisme

yang saling menunjang efektivitasnya satu sama lain, sedangkan pada kasus ini pasien dinyatakan hanya terdiagnosa demam tifoid dan tidak disertai penyakit lain yang

kemungkinan disebabkan oleh kuman atau bakteri lainnya selain Salmonella thypi, sehingga dalam penanganannya cukup diberikan terapi tunggal antibiotika.

Rekomendasi

Menggunakan salah satu jenis antibiotika sebagai terapi tunggal. Pasien disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi

konsumsi jajanan yang kurang bersih atau tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 07

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 17,9 kg

Masuk Rumah Sakit : 16 Maret 2013 – 21 Maret 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk-pilek, mencret sudah semingguan

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 16 Maret 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 13,97

Leukosit : 15,56

Eritrosit : 6,03

Eosinofil: 0,02

Basofil : 0,01

Neutrofil : 7,95

Limfosit : 2,60

Monosit : 0,88

Immunoserologi

S. thypii H : Positif 1/160

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 16 17 18 19 20 21

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 36,3 - 36,3 36,4 35,4

Denyut Nadi (x/menit) - - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

kepala pusing

Sudah tidak

panas, agak

susah makan

Sudah tidak

panas, sudah

mau makan

Sudah lebih

enakkan

Sudah lebih

enakkan

Sudah lebih

enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √ √

Cefspan® 1 cth √ √ √ √ √

Oxoryl ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Vestein √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cefarin® 1000 mg √ √ √ √

Lacto-B √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

71

Assessment Penggunaan cefixime sebagai terapi demam tifoid pada pasien sudah tepat karena cefixime merupakan salah satu lini pertama untuk pengobatan demam tifoid selain

kloramfenikol (Shah et al., 2006).

Dosis terlalu rendah: Dosis cefspan®

(cefixime) yang diberikan pada pasien terlalu rendah yaitu 200 mg/hari sedangkan pada literatur dosis cefixime yang tepat sesuai

berat badan pasien adalah 268,5 – 358 mg/hari (Lacy et al., 2006). Durasi penggunaan cefixime terlalu singkat yaitu hanya 3 hari, sedangkan pada literatur durasi

penggunaan cefixime yang tepat yaitu 7 – 14 hari (Lacy et al., 2006).

Interval penggunaan cefixime terlalu pendek, yaitu < 12 jam. Pemberian obat dengan interval terlalu pendek dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya akumulasi

didalam tubuh pasien yang mana berbahaya bagi kesehatan pasien tersebut.

Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Namun efek dari dosis terlalu

rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang

oleh dokter.

Rekomendasi

Menaikkan dosis cefspan® (cefixime) menjadi 268,5 – 358 mg/12 jam dan memperpanjang durasi penggunaan cefixime menjadi 7 – 14 hari. Pasien disarankan untuk

menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi konsumsi jajanan yang kurang bersih atau tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 08

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Perempuan / 16 kg

Masuk Rumah Sakit : 08 April 2013 – 12 April 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun sejak 3 hari lalu, batuk-pilek, mulai

susah makan kemaren siang.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 08 April 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 12,70

Leukosit : 9,45

Eritrosit : 4,52

Eosinofil: 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 6,41

Limfosit : 2,28

Monosit : 0,75

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 08 09 10 11 12

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,9 38 37,4 36,2 35,8

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas Badan panas Susah makan Sudah mau

makan, enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Infus RL √ √

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

72

Comtusy ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Colergis 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Assessment

Dosis ceftriaxone yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 800 – 1600 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5 – 7 hari

(WHO, 2003) namun interval pemberiannya terlalu panjang. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak

mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori

DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat interval pemberian antibiotika yang terlalu panjang tersebut tidak terjadi

apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Ceftriaxone diberikan tiap 12 jam/hari. Pasien disarankan menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi konsumsi jajanan yang kurang bersih

atau tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 09

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 11 tahun / Laki-laki / 30 kg

Masuk Rumah Sakit : 12 Februari 2013 – 16 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, sakit perut, agak mual sejak 3 hari lalu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 12 Februari 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 11,9

Leukosit : 14,28

Eritrosit : 5,21

Eosinofil: 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 3,79

Limfosit : 1,12

Monosit : 0,49

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/640

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 12 13 14 15 16

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 39,1 37,6 36,2 36 36,2

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Panas, pusing,

sakit perut, mual

Masih panas,

masih agak

mual

- Sudah lebih

enakkan -

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 2 gram i.v √ √ √

Cortidex 1 ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Pyrexin ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Vosedon 1,5 cth √ √ √

Cefarox® 100 mg √ √ √ √

Infus Ds 5% √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

73

Assessment Terapi tanpa indikasi: Kombinasi ceftriaxone dan cefixime kurang tepat, karena ditinjau dari bakteri penyebab demam tifoid, yaitu Salmonella thypi, kombinasi

antibiotika umumnya digunakan untuk menangani infeksi berat yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri (polimikroba) dengan memanfaatkan efek sinergisme

yang saling menunjang efektivitasnya satu sama lain, sedangkan pada kasus ini pasien dinyatakan hanya terdiagnosa demam tifoid dan tidak disertai penyakit lain yang

kemungkinan disebabkan oleh kuman atau bakteri lainnya selain Salmonella thypi, sehingga dalam penanganannya cukup diberikan terapi tunggal antibiotika.

Rekomendasi

Menggunakan salah satu jenis antibiotika sebagai terapi tunggal. Pasien disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi

konsumsi jajanan yang kurang bersih atau tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 10

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 2 tahun / Laki-laki / 12,1 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Februari 2013 – 25 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun sudah seminggu terakhir

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 21 Februari 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 10,8

Leukosit : 24,97

Eritrosit : 4,82

Eosinofil : 0,06

Basofil : 0,02

Neutrofil : 7,30

Limfosit : 4,17

Monosit : 1,38

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/640

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24 25

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 - - - -

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Demam, tidak

bisa BAB Sudah bisa BAB Sudah enakkan Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 1,4 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex ½ ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Opilax 1 cth √

Relafen 1 cth √ √ √ √ √

Imunos 1 cth √ √ √ √ √

Sorbitol 1 cth √

Infus RL √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

74

Assessment Dosis terlalu tinggi: Dosis terfacef

® (ceftriaxone) yang diberikan terlalu tinggi yaitu 1400 mg/hari sedangkan dosis ceftriaxone berdasarkan literatur acuan yang

digunakan untuk pasien dengan berat badan 12,1 kg yaitu 605 – 1210 mg/hari (Lacy et al., 2006).

Dosis terlalu rendah: Interval pemberian ceftriaxone terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan.

Ditinjau dari keluhan pasien efek dari dosis terlalu tinggi dan dosis terlalu rendah tidak tampak.

Rekomendasi

Menurunkan dosis terfacef® (ceftriaxone) menjadi 605 – 1210 mg/12 jam . Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi,

mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 11

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 5 tahun / Perempuan / 16 kg

Masuk Rumah Sakit : 20 Februari 2013 – 24 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk, agak pilek, dan agak mual sejak 4 hari lalu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium ( 20 Februari 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 13,2

Leukosit : 10,30

Eritrosit : 4,72

Eosinofil : 0,02

Basofil : 0,01

Neutrofil : 0,64

Limfosit : 3,27

Monosit : 0,38

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 20 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,3 37 37 35,6 36,1

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk Masih batuk Masih batuk - Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pyrexin 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Comtusy 2/3 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus Ds 5% √ √ √

Assessment Dosis ceftriaxone yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 800 – 1600 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5 – 7 hari

(WHO, 2003).

Interval pemberian ceftriaxone terlalu panjang yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak

mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari interval pemberian antibiotika yang terlalu panjang tersebut

tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

75

Rekomendasi

Ceftriaxone diberikan dengan interval tiap 12 jam. Pasien disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan

jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 12

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 3 tahun / Perempuan / 14 kg

Masuk Rumah Sakit : 20 Juni 2013 – 24 Juni 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas sejak seminggu lalu, batuk-batuk

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (20 Juni 2013 )

Hematologi

Hemoglobin : 11,7

Leukosit : 10,68

Eritrosit : 4,12

Eosinofil :0,08

Basofil : 0,00

Neutrofil : 5,95

Limfosit : 3,92

Monosit : 0,73

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : -

Ig G antibodi S. thypii : Positif

Ig M antibodi S. thypii : Positif

Tanggal 20 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 36,8 - - -

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

batuk-batuk - - - -

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 1,2 gram i.v √ √ √ √

Pyrexin 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusy 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cortidex ½ ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Ambroxol ½ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

76

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan terfacef

® (ceftriaxone) terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7

hari (WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone terlalu panjang yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan

kemampuan menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau

dibunuh sehingga berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan terfacef® (ceftriaxone) menjadi 5 – 7 hari dengan pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan

dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 13

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 12 tahun / Perempuan / 31 kg

Masuk Rumah Sakit : 22 Februari 2013 – 24 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, lemas, susah makan, pusing

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (22 Februari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,1

Leukosit : 17,50

Eritrosit : 5,01

Eosinofil : 0,13

Basofil : 0,01

Neutrofil : 4,30

Limfosit : 0,82

Monosit : 1,11

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) 110/80 - -

Suhu Tubuh (°C) 38 36,1 35,8

Denyut Nadi (x/menit) 82 - -

Respiratori (x/menit) - - -

Keluhan Pasien Badan panas

dan lemas

Susah tidak

panas, enakkan

Sudah lebih

enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1 gram i.v √ √

Curcuma 1 tablet √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √

Kalmetason 1 ampul i.v √ √ √ √

Sistenol 1 tablet √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

77

Assessment Dosis terlalu rendah: Dosis ceftriaxone yang digunakan pada pasien terlalu rendah yaitu 1000 mg/hari sedangkan dosis ceftriaxone yang tepat sesuai berat badan

pasien dalam literatur acuan yang digunakan yaitu 1550 – 3100 mg/hari (Lacy et al., 2006). Selain itu durasi penggunaannya juga terlalu singkat yaitu hanya 2 hari

sedangkan pada literatur acuan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari (WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu >

12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk

menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs

dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek,

dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis

terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien

yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Menaikkan dosis ceftriaxone menjadi 1550 – 3100 mg/12 jam dan memperpanjang durasi penggunaannya hingga 5 – 7 hari. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola

makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 14

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 15 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Februari 2013 – 25 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, pusing dan batuk sudah 4 hari

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (21 Februari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,8

Leukosit : 23,24

Eritrosit : 6,00

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,02

Neutrofil : 2,31

Limfosit : 1,60

Monosit : 0,41

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24 25

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 37,2 36,5 35,8 36

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas

dan batuk-batuk Masih batuk

Batuk sudah

berkurang

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi 2/3 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pyrexin 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

78

Infus RL √ √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 15

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 8 tahun / Perempuan / 20 kg

Masuk Rumah Sakit : 15 Februari 2013 – 18 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas sejak 3 hari lalu, batuk-batuk dari kemaren sore

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (15 Februari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,8

Leukosit : 16,65

Eritrosit : 5,19

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,01

Neutrofil : 4,03

Limfosit : 2,43

Monosit : 0,94

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 15 16 17 18

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 36,2 - -

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

batuk

Masih agak

panas Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef 2 gram i.v √ √ √ √

Cortidex ¾ ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

79

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan terfacef

® (ceftriaxone) terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7

hari (WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan terfacef® menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 16

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 4 tahun / Laki-laki / 15,7 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Mei 2013 – 24 Mei 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun sudah sekitar seminggu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (21 Mei 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 13,0

Leukosit : 16,40

Eritrosit : 4,78

Eosinofil : 0,16

Basofil : 0,02

Neutrofil : 9,30

Limfosit : 6,00

Monosit : 0,92

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,7 36,7 35,9 36,1

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

susah makan - - Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,8 gram i.v √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √

Infus RL √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

80

Assessment Dosis terlalu tinggi: Dosis ceftriaxone yang diberikan terlalu tinggi yaitu 1800 mg/hari sedangkan dosis ceftriaxone berdasarkan literatur acuan yang digunakan

untuk pasien dengan berat badan 15,7 kg yaitu 785 – 1570 mg/hari (Lacy et al., 2006).

Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan terfacef® (ceftriaxone) juga terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5

– 7 hari (WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone terlalu panjang yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan

kemampuan menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau

dibunuh sehingga berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001).

Namun efek dari dosis terlalu tinggi dan durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat serta interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari

keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Menurunkan dosis ceftriaxone menjadi 785 – 1570 mg/12 jam dan memperpanjang durasi penggunaannya sesuai literatur acuan hingga 5 – 7 hari. Pasien disarankan

untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 17

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 3 tahun / Laki-laki / 19,5 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Februari 2013 – 24 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk-batuk dan mual sejak 5 hari lalu, sudah

minum obat macam-macam tapi tidak sembuh.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (21 Februari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,0

Leukosit : 13,71

Eritrosit : 4,80

Eosinofil : 0,02

Basofil : 0,02

Neutrofil : 4,88

Limfosit : 2,63

Monosit : 0,47

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 39,5 37,8 36,7 36,2

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

batuk-batuk

Masih agak

panas dan batuk

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Antrain 0,5 cc √ √ √

Progesic ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

81

Curmunos 1 cth √ √ √ √

Ceftriaxone 1 gram i.v √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 18

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 7 tahun / Perempuan / 19,5 kg

Masuk Rumah Sakit : 20 Mei 2013 – 24 Mei 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas dan pusing sejak 3 hari lalu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (20 Mei 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,8

Leukosit : 7,34

Eritrosit : 4,63

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 5,25

Limfosit : 1,41

Monosit : 0,57

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/80

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 20 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 38 36,5 - 35,8

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien

Badan panas,

kepala sakit

sekali

Masih panas,

menangis

kencang

Sudah agak

enakkan

Sudah agak

enakkan

Sudah agak

enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 1,6 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

82

Imunos 1 cth √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus Ds 5% √ √ √

Assessment Dosis terfacef

® (ceftriaxone) yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 975 – 1950 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaan ceftriaxone juga sudah tepat

sesuai dengan literatur yang digunakan yaitu 5 – 7 hari (WHO, 2003).

Interval pemberian ceftriaxone terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak

mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Interval pemberian yang terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori

DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan

status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Terfacef® (ceftriaxone) diberikan tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan

jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 19

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Perempuan / 17,2 kg

Masuk Rumah Sakit : 19 November 2013 – 22 November 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk-batuk, agak mual sejak semalam

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Lab. (19 November 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,6

Leukosit : 14,70

Eritrosit : 4,86

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,01

Neutrofil : 27,64

Limfosit : 1,79 Monosit : 0,58

Immunoserologi

S. thypii H : Positif 1/160

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 19 20 21 22

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,7 37 36,4 36,5

Denyut Nadi (x/menit) 114 - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk Masih batuk Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,8 gram i.v √ √ √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

83

Pyrexin 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √

Assessment

Dosis terlalu tinggi: Dosis ceftriaxone yang diberikan terlalu tinggi yaitu 1800 mg/hari sedangkan dosis ceftriaxone berdasarkan literatur acuan yang digunakan

untuk pasien dengan berat badan 17,2 kg yaitu 860 – 1720 mg/hari (Lacy et al., 2006).

Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu tinggi dan durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat serta interval terlalu panjang

tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Menurunkan dosis ceftriaxone menjadi 860 – 1720 mg/12 jam dan memperpanjang durasi penggunaannya menjadi 5 – 7 hari. Pasien juga disarankan untuk menjaga

pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 20

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 4 tahun / Perempuan / 16 kg

Masuk Rumah Sakit : 19 Mei 2013 – 22 Mei 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas dan batuk-pilek. Semalam pasien tiba-tiba mimisan

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (19 Mei 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 10,6

Leukosit : 22,91

Eritrosit : 4,06

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,00

Neutrofil : 4,13

Limfosit : 1,44

Monosit : 0,33

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/80

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 19 20 21 22

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 36,6 35,6 36,1

Denyut Nadi (x/menit) 100 - - -

Respiratori (x/menit) 24 - - -

Keluhan Pasien

Badan panas,

pusing, mual,

menangis kuat

Masih batuk dan

pilek

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Oxoryl 1 cth √ √ √ √ √ √

Progesic 2/3 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

84

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √

Vometa ¾ cth √ √ √ √ √

Kalnex ½ ampul √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

Assessment

Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 21

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 8 tahun / Perempuan /20 kg

Masuk Rumah Sakit : 15 September 2013 – 17 September 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Panas sudah 5 hari, semalam tidak bisa tidur karena batuk-batuk

terus sampai pusing

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Lab. (15 September 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 13,3

Leukosit : 31,34

Eritrosit : 4,74

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,02

Neutrofil : 28,26

Limfosit : 1,79

Monosit : 0,67

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 15 16 17

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) 110/80 - -

Suhu Tubuh (°C) 38 - -

Denyut Nadi (x/menit) - - -

Respiratori (x/menit) - - -

Keluhan Pasien

Lemas, agak

susah makan,

panas

Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

85

Ceftriaxone 1,8 gram i.v √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Codipront ¾ cth √ √

Infus RL √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 22

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 17 kg

Masuk Rumah Sakit : 08 April 2013 – 12 April 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk, mual sejak 3 hari lalu

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (08 April 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,7

Leukosit : 10,24

Eritrosit : 4,64

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 6,33

Limfosit : 2,58

Monosit : 1,32

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 08 09 10 11 12

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 39,5 - - 36,1 -

Denyut Nadi (x/menit) 116 - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk,

mual

Masih agak

panas

Sudah tidak

panas, agak

enakkan

Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

86

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √

Antrain 0,4 cc √ √

Ceftriaxone 1,6 gram i.v √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 23

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 9 tahun / Laki-laki / 26 kg

Masuk Rumah Sakit : 01 Desember 2013 – 05 Desember 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas sejak 4 hari lalu, semalam batuk-batuk dan agak

mual

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Lab. (01 Desember 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,9

Leukosit : 8,18

Eritrosit : 4,72

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,01

Neutrofil : 5,98

Limfosit : 0,90

Monosit : 1,28

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/80

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 01 02 03 04 05

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 39,4 38 - - 36,2

Denyut Nadi (x/menit) 115 - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

lemas, batuk Masih panas

Masih panas,

batuk berkurang

Tidak ada

keluhan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Infus RL √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

87

Antrain 0,5 cc √ √

Terfacef® 2 gram i.v √ √ √ √ √

Vometrax ½ ampul √ √

Pyrexin 2 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √ √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Assessment Dosis terfacef

® (ceftriaxone) yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 1300 – 2600 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5

– 7 hari (WHO, 2003).

Interval pemberian terlalu panjang, hal ini dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk

menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status

pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Terfacef® (ceftriaxone) diberikan tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan

jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 24

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 7 tahun / Laki-laki / 21 kg

Masuk Rumah Sakit : 16 Januari 2013 – 20 Januari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas selama seminggu, batuk-batuk

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (16 Januari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,5

Leukosit : 24,10

Eritrosit : 6,02

Eosinofil : 0,06

Basofil : 0,02

Neutrofil : 13,79

Limfosit : 3,08

Monosit : 2,24

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 16 17 18 19 20

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) 110/60 - - - -

Suhu Tubuh (°C) 39,5 37,8 - - -

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk-

batuk

Masih agak

batuk

Sudah tidak

batuk Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,5 gram i.v √ √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

88

Pyrexin ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Oxoryl 2/3 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √

Comtusi ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √

Assessment Dosis ceftriaxone yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 1050 – 2100 mg/hari (Lacy et al., 2006) dan durasi penggunaannya juga sudah tepat yaitu 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian terlalu panjang, yaitu > 12 jam, hal ini dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi

terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat

dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Ceftriaxone diberikan tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang

tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 25

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 3 tahun / Laki-laki / 13 kg

Masuk Rumah Sakit : 25 Januari 2013 – 27 Januari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun sudah 3 hari

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (25 Januari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,5

Leukosit : 16,71

Eritrosit : 4,81

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,01

Neutrofil : 3,02

Limfosit : 3,18

Monosit : 0,29

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 25 26 27

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,8 - 36,1

Denyut Nadi (x/menit) - - -

Respiratori (x/menit) - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

pusing Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √

Terfacef® 1,2 gram i.v √ √ √

Progesic ¾ cth √ √ √ √ √ √ √

Curvit ½ cth √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

89

Infus RL √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan terfacef

® (ceftriaxone) terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7

hari (WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu

panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan terfacef® menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 26

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 4 tahun / Laki-laki / 20 kg

Masuk Rumah Sakit : 28 Januari 2013 – 01 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Demam tinggi, mual-muntah sudah 2 hari ini.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (28 Januari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,5

Leukosit : 13,40

Eritrosit : 3,50

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,02

Neutrofil : 3,77

Limfosit : 2,34

Monosit : 1,00

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : Positif

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 28 29 30 01 02

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,8 - - 35,7 35,6

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas,

mual sekali

Masih agak

panas, mual

berkurang

Sudah tidak

panas

Sudah tidak

panas Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Rhinos Junior ¾ cth √ √ √

Vometa ¾ cth √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

90

Infus RL √ √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari (WHO,

2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan

plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval

terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan menghambat atau

membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga berisiko

menginfeksi kembali (Benin, 2001). Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang tersebut

tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan terfacef® menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 27

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 18,9 kg

Masuk Rumah Sakit : 07 Februari 2013 – 11 Februari 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas naik turun, sakit perut, pusing, mual-mual,

semalam muntah 2 kali.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (07 Februari 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,7

Leukosit : 17,77

Eritrosit : 4,85

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,02

Neutrofil : 3,25

Limfosit : 1,78

Monosit : 0,35

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/80

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 07 08 09 10 11

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) 110/70 - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 37,6 35,6 36,1 36,3

Denyut Nadi (x/menit) 108 - - - -

Respiratori (x/menit) 23 - - - -

Keluhan Pasien Pusing, mual,

dan badan lemas - - Sudah enakkan -

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 2 gram i.v √ √ √ √ √

Antrain 1 cc √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √ √ √ √

Vometa ½ cth √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

91

Assessment Dosis terlalu tinggi: Dosis terfacef

® (ceftriaxone) yang diberikan terlalu tinggi yaitu 2000 mg/hari sedangkan dosis ceftriaxone berdasarkan literatur acuan yang

digunakan untuk pasien dengan berat badan 18,9 kg yaitu 945 – 1890 mg/hari (Lacy et al., 2006). Durasi penggunaan ceftriaxone sudah tepat sesuai dengan literatur

yang digunakan yaitu 5 – 7 hari (WHO, 2003).

Dosis terlalu rendah: Interval pemberian terlalu panjang, yaitu < 12 jam, hal ini dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma tidak mencapai konsentrasi

terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu tinggi dan interval pemberian antibiotika yang terlalu panjang tersebut

tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Dosis terfacef® (ceftriaxone) diturunkan menjadi 945 – 1890 mg/12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi,

mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 28

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 6 tahun / Laki-laki / 24 kg

Masuk Rumah Sakit : 16 November 2013 – 18 November 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Demam naik turun selama 4 hari. Sudah minum obat penurun

panas tidak sembuh-sembuh

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Lab. (16 November 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,6

Leukosit : 6,70

Eritrosit : 4,71

Eosinofil : 0,052

Basofil : 0,01

Neutrofil : 4,61

Limfosit : 2,47

Monosit : 1,18

Immunoserologi

S. thypii H : Positif 1/160

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 16 17 18

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 36,5 35,8

Denyut Nadi (x/menit) 116 - -

Respiratori (x/menit) - - -

Keluhan Pasien

Badan panas,

mual, susah

makan

Sudah tidak

panas, enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,7 gram i.v √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √

Imunos 1 cth √

Infus RL √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

92

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 2 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001).

Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari

keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 29

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 3 tahun / Perempuan / 14 kg

Masuk Rumah Sakit : 17 Juni 2013 – 20 Juni 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, batuk-pilek, tenggorokan sakit

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (17 Juni 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 12,9

Leukosit : 18,71

Eritrosit : 4,33

Eosinofil : 0,00

Basofil : 0,01

Neutrofil : 6,81

Limfosit : 2,07

Monosit : 1,47

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 17 18 19 20

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38 - - 35,7

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk-

pilek, pusing

Sudah tidak

panas

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √

Curmunos 1 cth √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √ √

Kalmetason 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √

Pyrexin ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Comtusi ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

93

Infus RL √

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 3 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001).

Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari

keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 30

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 11 tahun / Perempuan / 26 kg

Masuk Rumah Sakit : 16 Agustus 2013 – 19 Agustus 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Panas, batuk-pilek, mual-mual

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (16 Agustus 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 11,8

Leukosit : 9,01

Eritrosit : 6,20

Eosinofil: 0,07

Basofil : 0,02

Neutrofil : 3,77

Limfosit : 1,24

Monosit : 0,30

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/320

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 16 17 18 19

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 - - -

Denyut Nadi (x/menit) - - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Panas, batuk-

batuk, mual

Masih agak

panas, sudah

tidak batuk

- Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Terfacef® 2 gram i.v √ √ √

Infus Ds 5% √ √

Vosedon 1,5 cth √ √

Cortidex ½ ampul √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

94

Cefspan® 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Ondancentron ½ ampul √ √

Trifed 1 cth √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √

Comtusi 1 cth √ √ √ √ √ √

Assessment Terapi tanpa indikasi: Kombinasi ceftriaxone dan cefixime kurang tepat, karena ditinjau dari bakteri penyebab demam tifoid, yaitu Salmonella thypi, kombinasi

antibiotika umumnya digunakan untuk menangani infeksi berat yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis bakteri (polimikroba) dengan memanfaatkan efek sinergisme

yang saling menunjang efektivitasnya satu sama lain, sedangkan pada kasus ini pasien dinyatakan hanya terdiagnosa demam tifoid dan tidak disertai penyakit lain yang

kemungkinan disebabkan oleh kuman atau bakteri lainnya selain Salmonella thypi, sehingga dalam penanganannya cukup diberikan terapi tunggal antibiotika.

Rekomendasi

Menggunakan salah satu jenis antibiotika sebagai terapi tunggal. Pasien disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi

konsumsi jajanan yang kurang bersih atau tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 31

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 2 tahun / Perempuan / 13,1 kg

Masuk Rumah Sakit : 11 Maret 2013 – 15 Maret 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas dan batuk-batuk sudah seminggu.

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (11 Maret 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 10,8

Leukosit : 16,41

Eritrosit : 4,63

Eosinofil : 0,04

Basofil : 0,01

Neutrofil : 4,71

Limfosit : 3,88

Monosit : 1,24

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/640

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 11 12 13 14 15

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - - -

Suhu Tubuh (°C) 37,8 - - 36,2 35,8

Denyut Nadi (x/menit) - - - - -

Respiratori (x/menit) - - - - -

Keluhan Pasien Badan panas

dan batuk-batuk Masih batuk - Susah BAB -

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Imunos 1 cth √ √ √ √ √

Relafen 1 cth √ √ √ √ √

Opilax 1 cth √ √ √

Ceftriaxone 1 gram i.v √ √ √ √ √

Curvit ½ cth √ √ √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

95

Progesic ¾ cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Infus RL √ √ √

Assessment

Dosis ceftriaxone yang diberikan pada pasien sudah tepat, yaitu 655 – 1310 mg/hari (Lacy et al., 2006). Durasi penggunaan ceftriaxone juga sudah tepat sesuai dengan

literatur acuan yaitu 5 – 7 hari (WHO, 2003). Interval pemberian terlalu panjang, yaitu > 12 jam, hal ini dapat menyebabkan konsentasi obat didalam cairan plasma

tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat interval terlalu panjang tersebut

tidak terjadi apabila dilihat dari keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Ceftriaxone diberikan dengan interval tiap 12 jam. Pasien disarankan untuk menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan

jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

No. Kasus : 32

Subjektif

Usia / Jenis Kelamin / Berat Badan : 4 tahun / Laki-laki / 17,2 kg

Masuk Rumah Sakit : 21 Juli 2013 – 24 Juli 2013

Diagnosa Masuk : Demam tifoid

Perjalanan Penyakit : Badan panas, mual-muntah sudah 3 hari ini

Status Keluar : Sembuh dan diizinkan

Objektif

Pemeriksaan Laboratorium (21 Juli 2013)

Hematologi

Hemoglobin : 13,8

Leukosit : 14,71

Eritrosit : 5,50

Eosinofil : 0,01

Basofil : 0,01

Neutrofil : 3,76

Limfosit : 2,44

Monosit : 1,01

Immunoserologi

S. thypii H : -

S. thypii O : Positif 1/160

Ig G antibodi S. thypii : -

Ig M antibodi S. thypii : -

Tanggal 21 22 23 24

Tanda

Vital

Tekanan Darah (mmHg) - - - -

Suhu Tubuh (°C) 38,8 - 35,6 35,8

Denyut Nadi (x/menit) 115 - - -

Respiratori (x/menit) - - - -

Keluhan Pasien Panas, mual - Sudah enakkan Sudah enakkan

Penatalaksanaan Obat P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Infus RL √ √

Pyrexin 1 cth √ √ √ √

Ceftriaxone 1,2 gram i.v √ √ √ √

Cortidex 2/3 ampul √ √ √ √ √ √ √ √ √

Progesic 1 cth √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Curvit 1 cth √ √ √ √

Curmunos 1 cth √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

96

Assessment Dosis terlalu rendah: Durasi penggunaan ceftriaxone terlalu singkat, yaitu hanya 4 hari, sedangkan durasi penggunaan ceftriaxone yang tepat adalah 5 – 7 hari

(WHO, 2003). Interval pemberian ceftriaxone juga terlalu panjang, yaitu > 12 jam. Interval pemberian terlalu panjang dapat menyebabkan konsentasi obat didalam

cairan plasma tidak mencapai konsentrasi terapeutik minimal untuk menghasilkan efek yang diharapkan. Durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan

interval terlalu panjang merupakan salah satu penyebab kategori DRPs dosis terlalu rendah (dosage too low). Durasi pemberian berkaitan dengan kemampuan

menghambat atau membunuh bakteri, apabila durasi terlalu pendek, dikhawatirkan bakteri penyebab demam tifoid belum sepenuhnya dihambat atau dibunuh sehingga

berisiko menginfeksi kembali (Benin, 2001).

Namun efek dari dosis terlalu rendah akibat durasi penggunaan antibiotika yang terlalu singkat dan interval terlalu panjang tersebut tidak terjadi apabila dilihat dari

keluhan dan status pasien yang sembuh dan diizinkan pulang oleh dokter.

Rekomendasi

Memperpanjang durasi penggunaan ceftriaxone menjadi 5 – 7 hari dengan interval pemberian tiap 12 jam. Pasien juga disarankan untuk menjaga pola makan dengan

memperbanyak asupan bergizi, mengurangi kebiasaan makan jajanan yang tidak bersih dan tidak sehat, serta istirahat yang cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

97

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Rumah Sakit

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - · PDF filePENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM ... Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella ... Perumusan

98

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Drug Related

Problems (DRPs) Penggunaan Antibiotika Pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik Di Rumah Sakit

Emanuel Purwareja Klampok Banjarnegara Pada Tahun

2013” memiliki nama lengkap Andrea Nita Karisa.

Penulis lahir di Wonosobo pada tanggal 17 Juli 1993

dari pasangan Bhe Imam Wiyono dan Yayang Setiati

sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan

formal yang ditempuh penulis dimulai dari TK Pertiwi

Banjarnegara (1997 – 1999), SD Kristen Debora Banjarnegara (1999 – 2005),

SMPN 1 Banjarnegara (2005 – 2008), SMA Bruderan Purwokerto (2008 – 2011),

dan kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjalani

perkuliahan, penulis juga terlibat dalam beberapa aktivitas kepanitiaan dan

organisasi. Penulis pernah menjadi anggota seksi keamanan Pharmacy

Performance and Event Cup (2012), anggota seksi keamanan Hari Bumi

Universitas Sanata Dharma (2013), anggota seksi acara Kampanye Informasi Obat

(2013), serta penulis merupakan ketua Program Kreativitas Mahasiswa (bidang

Pengabdian Masyarakat) SI BOLANG (Strategi Ideal Belajar Obat Herbal Lebih

Menyenangkan Bagi Siswa SD Kanisius Kenalan Kulon Progo Yogyakarta) yang

dinyatakan lolos dikti pada tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI