Pkr

12

Click here to load reader

Transcript of Pkr

Page 1: Pkr

Diposkan oleh Mame Menuju Sukses di 20:21 PRINSIP DAN MODEL  PKR

Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi – tingginya

dengan memanfaatkan segala sumber daya ( manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia.

Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang

tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan

keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk

melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan

melibatkan siswa dalam belajar.

Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit

(1987) ditandai oleh 3 hal yang kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR.

Model Pengelolaan PKR

Setiap model pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua

kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.

1.                  Model PKR 221

Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi

tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas

dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling

efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah

siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ).

Sebagai contoh dalam hal ini guru meghadapi dua kelas yaitu kelas 5 dan 6, untuk

mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5 dan mata pelajaran IPS

dengan topic Sumber Kekayaan Alam di kelas 6. Kedua topic ini memiliki saling keterkaitan.

Proses pembelajaran berlangsung dalm satu kelas.

Dalam menerapkan model PKR 222 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh

seorang guru, yaitu sebagai berikut :

a.          Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satubruangan.

Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis yang dibagi 2. Tuliskan topic dan hasil belajar

Page 2: Pkr

yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah – langkah untuk masing – masing kelas

yang akan ditempuh selama pertemuan berlangsung.

b.         Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Selama

kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan dan bimbingan sesuai dengan keperluan.

Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.

c.          Pada kegiatan penutup, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan

reviu atas materi dan kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Berikan

komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa

saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.

2.                  Model PKR 222

Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih

dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini

mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru

terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus

menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena

guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan

cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh

perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model PKR 221.

Sebagai contoh, guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mata

pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topic Tumbuhan

Hijau di kelas 6. Kedua topic ini tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran

berlangsungdalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.

Dalam menerapkan model PKR 221 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh

seorang guru, yaitu sebagai berikut :

a.          Pada kegiatan pendahuluan, satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan yang tempat

duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang dilakukan pada

Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6 dalam ruangan,

gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri / berbaris. Apabila cara kedua masih tidak

mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing – masing. Guru berdiri di

Page 3: Pkr

pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara

berselang – seling untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.

b.         Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu

diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satu

lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara

seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru

berdiri di pintu penghubung.

c.          Pada kegiatan penutup, guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk

mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Berikan

komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk

masing – masing kelas. Kemukakan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran

berikutnya.

d.         Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar

pandangan siswa mengarah ke depan dank e arah pintu penghubung.

  

3.                  Model PKR 333

Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi

karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat

terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru

terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus

menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena

guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering

digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak

dimungkinkan penerapan Model 222.

Sebagai contoh, guru menghadapi 3 kelas. Yaitu dalam hal ini kelas 4, 5, dan 6 untuk

mengajar mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di

kelas 5 mata pelajaran IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkunga, dan di kelas 6

Matematika dengan topik Pecahan.

Dalam menerapkan model PKR 333 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh

seorang guru, yaitu sebagai berikut :

Page 4: Pkr

a.             Pada kegiatan pendahuluan, guru mengumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan

yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian guru memberikan pengantar dan pengarahan

seperti yang dilakukan dalam Model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam

satu ruangan, kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman dengan berbaris per kelas, seperti

dalam upacara bendera. Guru memberikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan

belajar yang akan dijalani dalam pertemuan itu.

b.            Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar

yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan atau Lembar Tugas Siswa ( LTS )

sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar

siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Dalam melaksanakan Model

PKR 333 guru harus berpindah – pindah secara teratur antar 3 ruangan. Tidak dapat dihindari

akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan

kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bombing antarsiswa atau tutor sebaya perlu

digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk memantau kegiatan belajar

dalam 2 ruangan yang berhubungan.

c.             Pada kegiatan penutup adalah reviu untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu

penghubung ruang 1 dan 2 atau ruang 2 dan 3. Kemudian guru memberikan penguatan dan

tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan

kegiatan penutupan, seperti di 2 ruangan sebelumnya.

d.            Sebagai catatan, memang Model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumiy dalam

pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas ( daya gerak ) pedagogis yang tinggi.

Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari

situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya

model ini.

e.             Untuk membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam 3 ruangan, sedapat mungkin

denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung.

sumber : Pembelajaran Kelas Rangkap Dra. Susilowati, M.Pd

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Page 5: Pkr

 

Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa dikembangkan di Indonesia

 

Model 221

Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk model 221.

Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing

tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru.  

                                                                                                                 

Model 222

Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model 222.

Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola pembelajaran.

 

Model 333

Page 6: Pkr

Dalam model ini guru mengelola tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan tiga mata pelajaran yang sama atau berbeda dalam tiga ruangan secara bersamaan. Model ini bisa saja terjadi di Indonesia terutama di daerah yang terpencil di mana jumlah guru

sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus. Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini adalah sebagai berikut.

Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.

Model PKR

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa dikembangkan di Indonesia

Model 221

Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk model 221.

Page 7: Pkr

Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru.  

                                                                                                                 Model 222

Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model 222.

Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola pembelajaran.

Model 333

Dalam model ini guru mengelola tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan tiga mata pelajaran yang sama atau berbeda dalam tiga ruangan secara bersamaan. Model ini bisa saja terjadi di Indonesia terutama di daerah yang terpencil di mana jumlah guru sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus. Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang guru.

Page 8: Pkr

Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini adalah sebagai berikut.

Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.

6 VotesPembelajaran Kelas Rangkap di SDPembelajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Model merupakan strategi pembelajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.Pelaksanaan kelas rangkap dilakukan dengan menggabungkan satu atau dua mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.  Sebelum melakukan pembelajaran guru menyusun perencanaan yang mencakup:a. Pemetaan KompetensiPemetaan dimaksudkan untuk menggabungkan materi yang sama di kelas yang berbeda dengan kedalaman yang berbeda sehingga ada kesinambungan. Pemetaan kompetensi dilakukan untuk kompetensi yang harus dicapai dalam 1 semester atau 1 tahun.

Page 9: Pkr

b.  Penetapan TemaPenentuan tema disesuaikan dengan hasil pemetaan kompetensi.  Untuk satu semester, biasanya dihasilkan sekitar lima tema dengan masing-masing tema berkisar antara 3-4 minggu.c.  Pengembangan SilabusSilabus dibuat untuk dua kelas atau tiga kelas sekaligus (sesuai dengan kelas rangkap yang diinginkan).  Silabus setidaknya memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.d.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran secara rinci (kegiatan awal, inti, dan penutup) dan merupakan pengembangan dari silabus yang ada.  Strategi pengajaran dan pengorganisasian peserta didik juga  harus nampak dalam RPP.Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa peserta didik dengantingkatan kelas yang berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6; belajar dengan satu guru di kelas yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.  Hal yang perlu mendapat penekanan di sini adalah:a.     guru tidak mengajar dua kelas tepisah secara bergantian dengan program yang berbeda,b.     pembelajaran dilakukan secara tematik, namun untuk kompetensi-kompetensi tertentu yang tidak dapat diikat dengan tema tetap diajarkan secara terpisah,c.     strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam kelas rangkap disesuaikan dengan banyaknya jumlah peserta didik dan dengan menggunakan kombinasi berbagai metode pembelajaran,d.    strategi pembelajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan),e. Siswa Kelas 3 bekerja individual agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap dipegang oleh guru yang sama  untuk dua tahun pelajaran,f.      tetap mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan BSNP.(Apr)