PKPU NO 15 TH 2013 TTG Pedoman Pelaksanaan Kampanye

13

Transcript of PKPU NO 15 TH 2013 TTG Pedoman Pelaksanaan Kampanye

-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentangPenyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4252);

4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang PartaiPolitik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4801) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5189);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentangInformasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentangKeterbukaan Informasi Publik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentangPenyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

8. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang PemilihanUmum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5316);

9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun2012 tentang Tahapan, Program dan JadualPenyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, danDewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan KomisiPemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2013 (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 404);

10. Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, BadanPengawas Pemilihan Umum dan Dewan KehormatanPenyelenggara Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012,Nomor 11 Tahun 2012 dan Nomor 1 Tahun 2012 tentangKode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 906 );

MEMUTUSKAN ...

-3-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUMNOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMANPELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTADEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILANDAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi PemilihanUmum Nomor 01 Tahun 2013 tentang Pedoman PelaksanaanKampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan PerwakilanRakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 angka 17 diubah, sehingga Pasal 1berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat Pemiluadalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yangdilaksanakan secara langsung, umum, bebas,rahasia, jujur, dan adil dalam Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

2. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 8Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum AnggotaDewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan RakyatDaerah adalah Pemilu untuk memilih anggotaDewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, DPR Daerah provinsi dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota dalamNegara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

4. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkatKPU, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yangbersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugasmelaksanakan Pemilu.

5. Komisi ...

-4-

5. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/KomisiIndependen Pemilihan Provinsi, selanjutnyadisingkat KPU/KIP Provinsi, adalah PenyelenggaraPemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu diprovinsi.

6. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota/KomisiIndependen Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnyadisingkat KPU/KIP Kabupaten/Kota, adalahPenyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakanPemilu di kabupaten/kota.

7. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkatPPK, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIPKabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu dikecamatan atau nama lain.

8. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkatPPS, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIPKabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu didesa atau nama lain/kelurahan.

9. Panitia Pemilihan Luar Negeri, selanjutnya disingkatPPLN, adalah panitia yang dibentuk oleh KPU untukmelaksanakan Pemilu di luar negeri.

10. Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disebutBawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemiluyang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemiludi seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

11. Badan Pengawas Pemilu Provinsi, selanjutnyadisebut Bawaslu Provinsi, adalah badan yangdibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasipenyelenggaraan Pemilu di provinsi.

12. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota,selanjutnya disebut Panwaslu Kabupaten/Kota,adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsiyang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemiludi kabupaten/kota.

13. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, selanjutnyadisebut Panwaslu Kecamatan, adalah panitia yangdibentuk oleh Panwaslu Kabupaten/Kota yangbertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu dikecamatan atau nama lain.

14. Pengawas ...

-5-

14. Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yangdibentuk oleh Panwaslu Kecamatan yang bertugasmengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa ataunama lain.

15. Pengawas Pemilu Luar Negeri adalah petugas yangdibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasipenyelenggaraan Pemilu di luar negeri.

16. Peserta Pemilu adalah partai politik untuk Pemiluanggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRDKabupaten/Kota dan perseorangan untuk Pemiluanggota DPD.

17. Kampanye Pemilu adalah kegiatan Peserta Pemiluuntuk meyakinkan para pemilih denganmenawarkan visi, misi, dan program Peserta Pemilu.

18. Pengurus partai politik sesuai tingkatannya adalahDewan Pimpinan Pusat Partai Politik untukpengurus tingkat pusat, Dewan Pimpinan DaerahPartai Politik untuk pengurus tingkat provinsi, danDewan Pimpinan Cabang Partai Politik untukpengurus tingkat kabupaten/kota, atau dengansebutan lainnya.

19. Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang padasaat hari pemungutan suara telah genap berusia 17(tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernahkawin dan tidak sedang dicabut hak pilihnya.

20. Pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye adalahpenyampaian pesan-pesan kampanye oleh PesertaPemilu kepada masyarakat melalui media cetak danelektronik secara berulang-ulang berbentuk tulisan,gambar, animasi, promosi, suara, peragaan,sandiwara, debat, dan bentuk lainnya yang berisiajakan, himbauan untuk memberikan dukungankepada Peserta Pemilu.

21. Pejabat Negara adalah presiden, wakil presiden,menteri, gubernur, bupati, wakil bupati, walikotadan wakil walikota.

22. Alat peraga kampanye adalah semua benda ataubentuk lain yang memuat visi, misi, program,dan/atau informasi lainnya yang dipasang untukkeperluan Kampanye Pemilu yang bertujuanmengajak orang memilih Peserta Pemilu dan/ataucalon anggota DPR, DPD dan DPRD tertentu.

23. Bahan ...

-6-

23. Bahan kampanye adalah semua benda atau bentuklain yang memuat visi, misi, program, simbol-simbol, atau tanda gambar yang disebar untukkeperluan Kampanye Pemilu yang bertujuanmengajak orang memilih Peserta Pemilu dan/ataucalon anggota DPR, DPD dan DPRD tertentu.”

2. Ketentuan Pasal 5 ditambah 1 (satu) ayat setelah ayat(8), sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 5

(1) Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRDProvinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalahpengurus partai politik, calon anggota DPR, DPRDProvinsi, DPRD Kabupaten/Kota, juru kampanye,orang-seorang, dan organisasi yang ditunjuk olehPeserta Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi danDPRD Kabupaten/Kota.

(2) Pelaksana kampanye Pemilu anggota DPD terdiriatas calon anggota DPD, orang-seorang danorganisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemiluperseorangan calon anggota DPD.

(3) Orang-seorang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) adalah Warga Negara Indonesia yangmempunyai hak memilih dan terdaftar sebagaipemilih.

(4) Organisasi pelaksana kampanye sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalahorganisasi yang ditunjuk Peserta Pemilu, antara lainorganisasi sayap Partai Politik Peserta Pemiludan/atau organisasi penyelenggara kegiatan.

(5) Organisasi penyelenggara kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) adalah badan hukum yangdidirikan dan dikelola oleh Warga Negara Indonesiaserta tunduk kepada hukum Negara RepublikIndonesia.

(6) Pelaksana kampanye sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan (2) wajib didaftarkan oleh PesertaPemilu kepada KPU, KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIPKabupaten/Kota dan ditembuskan kepada Bawaslu,Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota.

(7) Bagi orang-seorang dan/atau kelompok selainpelaksana kampanye yang terdaftar di KPU,

KPU ...

-7-

KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIP Kabupaten/Kotayang mengatasnamakan dan/atau tidak mendapattugas resmi Peserta Pemilu wajib ditertibkan ataudibubarkan oleh pihak Kepolisian Negara RepublikIndonesia setelah berkoordinasi dengan Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota.

(8) Pelaksana kampanye bertanggung jawab ataskeamanan, ketertiban dan kelancaran kampanye.

(9) Pendaftaran pelaksana kampanye sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dilakukan sejak 3 (tiga) harisetelah Partai Politik ditetapkan sebagai PesertaPemilu.”

3. Ketentuan Pasal 6 ditambah 1 (satu) ayat setelah ayat(4), sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 6

(1) Peserta Pemilu dapat mengangkat danmemberhentikan petugas kampanye.

(2) Petugas kampanye terdiri atas seluruh petugas yangmemfasilitasi pelaksanaan kampanye.

(3) Petugas kampanye sebagaimana dimaksud padaayat (1), ditetapkan oleh Pengurus Partai PolitikPeserta Pemilu sesuai tingkatannya dan oleh CalonAnggota DPR, DPRD atau Peserta PemiluPerseorangan Calon Anggota DPD.

(4) Petugas kampanye sebagaimana dimaksud padaayat (2), didaftarkan kepada KPU sesuaitingkatannya.

(5) Pendaftaran petugas kampanye sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dilakukan sejak 3 (tiga) harisetelah Partai Politik ditetapkan sebagai PesertaPemilu.”

4. Ketentuan Pasal 17 ayat (1) dan ayat (4) diubah,sehingga Pasal 17 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 17

(1) Kampanye Pemilu dalam bentuk pemasangan alatperaga di tempat umum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 huruf d, diatur sebagai berikut:

a. alat ...

-8-

a. alat peraga kampanye tidak ditempatkan padatempat ibadah, rumah sakit atau tempat-tempatpelayanan kesehatan, gedung milik pemerintah,lembaga pendidikan (gedung dan sekolah), jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, saranadan prasarana publik, taman dan pepohonan;

b. Peserta Pemilu dapat memasang alat peragakampanye luar ruang dengan ketentuan:

1. baliho atau papan reklame (billboard) hanyadiperuntukan bagi Partai Politik 1 (satu) unituntuk 1 (satu) desa/kelurahan atau namalainnya memuat informasi nomor dan tandagambar Partai Politik dan/atau visi, misi,program, jargon, foto pengurus Partai Politikyang bukan Calon Anggota DPR dan DPRD;

2. Calon Anggota DPD dapat memasang balihoatau papan reklame (billboard) 1 (satu) unituntuk 1 (satu) desa/kelurahan atau namalainnya;

3. bendera dan umbul-umbul hanya dapatdipasang oleh Partai Politik dan calonAnggota DPD pada zona atau wilayah yangditetapkan oleh KPU, KPU/KIP Provinsi, danatau KPU/KIP Kabupaten/Kota bersamaPemerintah Daerah.

4. spanduk dapat dipasang oleh Partai Politikdan Calon Anggota DPR, DPD dan DPRDdengan ukuran maksimal 1,5 x 7 m hanya 1(satu) unit pada 1 (satu) zona atau wilayahyang ditetapkan oleh KPU, KPU/KIP Provinsi,dan atau KPU/KIP Kabupaten/Kota bersamaPemerintah Daerah.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud padaangka 1, angka 2, angka 3 dan angka 4berlaku 1 (satu) bulan setelah Peraturan inidiundangkan.

c. KPU, KPU/KIP Provinsi, KPU/KIPKabupaten/Kota, PPK, PPS, dan PPLNberkoordinasi dengan Pemerintah, PemerintahProvinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,Kecamatan, Desa/Kelurahan, dan KantorPerwakilan Republik Indonesia untuk

menetapkan ...

-9-

menetapkan lokasi pemasangan alat peragauntuk keperluan kampanye pemilu;

d. Penetapan sebagaimana dimaksud pada huruf cmemuat lokasi dan penyediaan mediapemasangan alat peraga kampanye yangdilakukan oleh KPU, KPU/KIP Provinsi, danatau KPU/KIP Kabupaten/Kota;

e. Pemasangan alat peraga oleh Peserta Pemilubaik partai politik, calon anggota DPR, DPRDProvinsi, dan/atau DPRD Kabupaten/Kota ataucalon anggota DPD hanya diperkenankandilakukan dalam media pemasangan alat peragayang telah ditetapkan sebagaimana dimaksudhuruf d.

(2) Peserta Pemilu wajib membersihkan alat peragakampanye paling lambat 1 (satu) hari sebelumhari/tanggal pemungutan suara.

(3) KPU, KPU/KIP Provinsi, dan atau KPU/KIPKabupaten/Kota berwenang memerintahkanPeserta Pemilu yang tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan ayat (2)untuk mencabut atau memindahkan alat peragatersebut.

(4) Dalam hal Peserta Pemilu tidak melaksanakanketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),Pemerintah Daerah setempat dan aparat keamananberdasarkan rekomendasi Bawaslu, BawasluProvinsi atau Panwaslu Kabupaten/Kota berwenangmencabut atau memindahkan alat peragakampanye dengan memberitahukan terlebih dahulukepada Peserta Pemilu tersebut.”

5. Ketentuan Pasal 32 ayat (1) ditambah 1 (satu) hurufsetelah huruf j, sehingga Pasal 32 berbunyi sebagaiberikut:

“Pasal 32

(1) Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang:

a. mempersoalkan dasar Negara Pancasila,pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, dan bentukNegara Kesatuan Rebublik Indonesia;

b. melakukan ...

-10-

b. melakukan kegiatan yang membahayakankeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. menghina seseorang, agama, suku, ras,golongan, calon dan/atau Peserta Pemilu yanglain;

d. menghasut dan mengadu domba perseoranganataupun masyarakat;

e. mengganggu ketertiban umum;

f. mengancam untuk melakukan kekerasan ataumenganjurkan penggunaan kekerasan kepadaseseorang, sekelompok anggota masyarakat,dan/atau Peserta Pemilu yang lain;

g. merusak dan/atau menghilangkan alat peragakampanye Peserta Pemilu;

h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempatibadah, dan tempat pendidikan;

i. membawa atau menggunakan tanda gambardan/atau atribut lain selain dari tanda gambardan/atau atribut Peserta Pemilu yangbersangkutan;

j. menjanjikan atau memberikan uang atau materilainnya kepada peserta kampanye; dan

k. memobilisasi Warga Negara Indonesia yangbelum memenuhi syarat sebagai Pemilih.

(2) Pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanyedilarang mengikutsertakan:

a. Ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agungpada Mahkamah Agung, dan hakim pada semuabadan peradilan di bawahnya, dan hakimkonstitusi pada Mahkamah Konstitusi;

b. Ketua, wakil ketua, dan anggota BadanPemeriksa Keuangan;

c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan DeputiGubernur Bank Indonesia;

d. Direksi, komisaris, dewan pengawas dankaryawan badan usaha milik negara/badanusaha milik daerah;

e. pegawai negeri sipil;

f. anggota ...

-11-

f. anggota Tentara Nasional Indonesia danKepolisian Negara Republik Indonesia;

g. kepala desa; dan

h. perangkat desa.

(3) Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilarang ikut serta sebagai pelaksana KampanyePemilu.

(4) Pelanggaran terhadap larangan ketentuan pada ayat(1) huruf c, huruf d, huruf f, huruf g, huruf i, danhuruf j, merupakan tindak pidana Pemilu.”

6. Ketentuan Pasal 36 ayat (5) diubah, sehingga Pasal 36berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 36

(1) Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye dapatdilakukan melalui media massa cetak, on-line,elektronik dan lembaga penyiaran lainnya sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanyePemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan dalam rangka penyampaian materikampanye Pemilu oleh Peserta Pemilu kepadamasyarakat.

(3) Materi kampanye Pemilu sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dapat berupa tulisan, suara, gambar,tulisan dan gambar, atau suara dan gambar, yangbersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidakinteraktif, serta yang dapat diterima melaluiperangkat penerima pesan.

(4) Media massa cetak, on-line, elektronik dan lembagapenyiaran dalam memberitakan, menyiarkan, danmengiklankan kampanye sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus mematuhi tata cara penyusunandan penyampaian materi kampanye dan larangandalam kampanye sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 dan Pasal 32.

(5) Media massa cetak, on-line, elektronik dan lembagapenyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selama masa tenang dilarang menyiarkan iklan,rekam jejak Peserta Pemilu, atau bentuk lainnya

yang ...

-12-

yang mengarah kepada kepentingan kampanye yangmenguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu.”

7. Ketentuan Pasal 45 ayat (2) diubah dan ayat (4) dihapus,sehingga Pasal 45 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 45

(1) Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Persmelakukan pengawasan atas pemberitaan,penyiaran dan iklan Kampanye Pemilu yangdilakukan oleh lembaga penyiaran atau oleh mediamassa cetak, on-line dan elektronik.

(2) Dalam hal terdapat bukti pelanggaran atasketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41,Pasal 42 dan Pasal 43, Komisi Penyiaran Indonesiaatau Dewan Pers menjatuhkan sanksi sesuaidengan kewenangan yang dimiliki oleh KomisiPenyiaran Indonesia atau Dewan Pers sebagaimanadiatur dalam peraturan perundang-undangan yangmengatur tentang penyiaran atau pers.

(3) Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud padaayat (2) diberitahukan kepada KPU dan KPU/KIPProvinsi.”

8. Ketentuan Pasal 46 dihapus.

9. Diantara Pasal 59 dan Pasal 60 disisipkan 1 (satu) pasal,yakni Pasal 59A, sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 59A

Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD yangmenjadi calon Anggota DPR, DPD dan DPRD dilarangmenjadi pemeran iklan layanan masyarakat institusinyapada media cetak, media elektronik atau media luarruang 6 (enam) bulan sebelum hari pemungutan suara .”

Pasal II ...