PKN

download PKN

of 6

description

bdfs

Transcript of PKN

Nama : Calvin Alexander

Kelas / No.Absen : 7E / 5

Kasus pelanggaran HAM berat selesai pertengahan 2016

Kamis, 7 Januari 2016 22:07 WIB | 4.185 Views

Pewarta: Aditya Ramadhan

Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan penyelesaian kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat di masa lalu tuntas pada pertengahan 2016.

"Jadi berharap pertengahan tahun ini sudah selesai," kata Luhut di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan saat ini Kejaksaan Agung dan Kemenkopolhukam sedang mengupayakan penyelesaian dengan teknis non yudisial karena penyelesaian pelanggaran kasus HAM berat tidak bisa dibawa ke ranah yudisial mengingat ketiadaan alat bukti.

"Non yudisial, karena kalo yudisial tidak akan ketemu nanti. Tapi kalau yudisial alat buktinya di mana," ujar Luhut.Ia menginginkan generasi muda Indonesia tidak lagi membawa beban masa lalu di mana para pelaku pelanggaran HAM berat sudah banyak yang meninggal dunia.

Dia mengatakan pemerintah kini sedang menyusun ungkapan terkait Gerakan 30 September yang menewaskan banyak orang.

"Kita lagi nyusun yang pas, mungkin, menyesalkan terjadinya peristiwa gelap dalam sejarah Indonesia dan kita berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa depan," jelas Luhut.Dia berharap ungkapan itu membuat pemerintah Indonesia tidak perlu menyatakan permintaan maaf.Aktivis Desak Pembentukan Komite Ad Hoc untuk Kasus Pelanggaran HAM Berat

Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet baru-baru ini memerintahkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dan jajaran menteri di bawah koordinasinya untuk segera menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia berat masa lalu. Pemerintah sedang menyusun mekanisme penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, yaitu lewat cara non yudisial. Tetapi tidak dalam konteks minta maaf.

Setidaknya ada tujuh kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang akan diselesaikan yaitu penghilangan dan penyiksaan orang tahun 1965-1966, penembakan misterius tahun 1982-1985, kasus Tanjung Priok (1984), peristiwa Talangsari Lampung tahun 1989, kerusuhan dan penghilangan orang secara paksa tahun 1997-1998, Tragedi Trisakti, Semanggi I dan II tahun 1998 dan pembunuhan di Wamena Wasior, Papua tahun 2001.

Program Officer Bidang Monitor dan Advokasi Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar kepada VOA hari Rabu (6/1) mengatakan Presiden Joko Widodo harus segera merealisasikan pembentukan Komite Ad Hoc kepresiden untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut. Menurutnya komite independen yang beranggotakan tokoh-tokoh terbaik di Indonesia itu, tidak saja harus mengungkap kebenaran, tetapi juga melakukan rekonsiliasi dan pemulihan korban.

LSM HAM Indonesia Demo Kantor PLN Area Jambi

Senin, 11 Januari 2016 12:00 WIB

Tribun Jambi/Dedi Nurdin

Beban Listrik Jawa-Bali Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi NurdinTRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Puluhan massa dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) HAM Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kantor PLN Area Jambi, Senin (11/1/2016).

Dalam orasinya, para pendemo mengeluhkan layanan listrik pintar yang dianggap tak sesuai.

Banyak warga yang dirugikan, karena nilai pulsa listrik dan kwh yang dibeli tak sesuai dengan harga.

"warga beli pulsa listrik 52 ribu, pulsanya cuma 34 ribu," kata orator massa unjuk rasa.

Massa menilai ini tidak sesuai dengan semestinya, kondisi ini cukup banyak dikeluhkan warga.

Bahkan massa mengancam jika keluhan ini tidak ditanggapi, pendemo akan mengirim laporan kepada Kementerian BUMN terkait adanya indikasi penyelewengan penjualan pulsa listrik.

"Katanya listrik pintar, tapi kok membodohi," kata orator dari pengeras suara.

Drama Penggerebekan Narkoba di Sydney Berakhir dengan Penahanan 6 Orang

Jakarta -

Polisi telah menahan enam orang dan menyita uang tunai, obat-obatan dan mobil dalam penggerebekan yang menargetkan pemasok narkoba di Sydney.

Obat-obat terlarang, perangkat elektronik dan sebuah mobil, adalah beberapa barang yang disita dalam penggerebakan yang dilakukan di Sydney barat, hari Selasa (19/01).

Penggerebekan dilakukan di sejumlah rumah dan kamar hotel.

Lima pria dan seorang wanita, berusia antara 18 dan 26 tahun, didakwa dengan berbagai pelanggaran, termasuk memasok dan menyediakan obat terlarang.

Polisi mengatakan dua orang, berusia 19 dan 27 tahun, ditangkap di kawasan Yagoona. Dua laki-laki, berusia 26 dan 23 tahun, ditangkap di sebuah hotel. Seorang wanita berusia 18 tahun ditangkap di Sefton.

Detektif Peter McErlain mengatakan penangkapan keenam orang berkaitan dengan jaringan kejahatan terorganisi.

"Satuan Strike Force Amarina didirikan pada Juli 2015. Hingga saat ini, mereka telah menangkap lebih dari 14 orang, menyita uang lebih dari $135,000, dua kilogram lebih obat-obatan terlarang, 14 k

"Pengedar narkoba, mereka memberikan racun pada komunitas kami. Mereka benar-benar tidak peduli berapa nyawa yang sudah mereka hancurkan, dalam operasi kemarin obat yang disita adalah berupa sabu-sabu dan kokain."

Presiden Iran: Kejahatan Eksekusi Ulama Syiah Tidak Bisa Saudi

Presiden Iran Hasan Rouhani. (AP)

HARIANACEH.co.id Presiden Iran Hasan Rouhani mengecam Arab Saudi yang menyerukan dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran. Menurut Rouhani, langkah Saudi memutuskan hubungan diplomatik, adalah hal yang aneh, pasca ketegangan kedua negara atas eksekusi ulama Syiah, Syeikh Nimr.

Tidak diragukan lagi, langkah tersebut (memutuskan hubungan diplomatik) tidak akan pernah menutupi kejahatan besarnya, kata Presiden Hassan Rouhani di Iran Press TV , Selasa (5/1/2016).

Dalam sambutannya di Teheran, Rouhani membela para demonstran di Iran yang telah bereaksi keras dengan menyerang dan membakar kedutaan Arab Saudi. Akibat peristiwa itu Arab saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran.

Ini adalah hal yang wajar ketika kejahatan terhadap hak asasi manusia dan Islam akan menghadapi reaksi dari opini publik, kata Rouhani.

Eksekusi ulama Syiah, Syeikh al-Nimr dan empat puluh enam orang lainnya di Arab Saudi, dalam satu hari atas tuduhan terorisme, telah menimbulkan reaksi di Timur Tengah dan sekitarnya. Beberapa negara di Timur Tengah telah mengambil sikap. Negara-negara yang didominasi Syiah seperti Iran mengutuk eksekusi tersebut, sementara negara-negara dengan Muslim Sunni sebagian besar mendukung langkah Arab Saudi.

Pada hari Selasa 5 Januari misalnya, Kuwait, yang dipimpin oleh keluarga kerajaan dan sebagian besar warganya adalah Sunni, memanggil pulang duta besarnya dari Teheran, melihat situasi yang semakin tidak kondusif pasca pembakaran kedubes Arab Saudi oleh demonstran Iran.

Tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap konvensi internasional dan pelanggaran internasional atas keamanan dan keselamatan misi diplomatik di wilayahnya, kata Kementerian Luar Negeri Kuwait.

Tugas