pkn
-
Upload
dian-eka-destianingtias -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of pkn
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan
tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk
satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan
dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu
sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara. SISTEM POLITIK menurut
Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja seperangkat fungsi atau peranan dalam
struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang langggeng.
MACAM-MACAM SISTEM POLITIK
1. Sistem Politik Komunisme
Diidentifikasikan dengan model pemerintahan satu partai yang memerintah dengan cara-cara
dictator. Contoh : RRC, dimana partai komunis memegang dan mendominasi pemerintahan dan
DPR. Dalam hal ekonomi komunisme diibaratkan sebagai suatu masyarakat yang diorganisasikan
berdasarkan prinsip-prinsip hak milik umum atas semua alat produksi, penghapusan
total/pembatasan hak-hak perseorangan/pribadi, serta persamaan dalam distribusi barang dan jasa
untuk keperluan hidup.
2. Sistem Politik Fasisme
Sebagai gerakan politik, muncul di Italia setelah Perang Dunia I dan menguasai negara itu tahun
1922 hingga 1943. Fasisme dikembangkan oleh Mussolini dan Nazisme Hitler. Gerakan ini
merupakan perkembangan radikal dari teori negara yang telah dikembangkan dan mengatakan
bahwa pengorbanan yang diberikan individu kepadanya merupakan ikatan substansi antara negara
dan seluruh anggotanya. Pengorbanan tersebut dipandang sebagai wujud dari tugas dan kewajiban
seseorang dalam negara. Fasisme menolak kembalinya liberalisme dengan segala macam institusi
pendukungnya. Sebaliknya, fasisme mendekati nasionalisme. Negara menurut pandangan fasisme
terlepas dan ada di atas semua perintah moral. Kebebasan individu dibatasi untuk memberikan
perhatian sepenuhnya kepada negara.
3. Sistem Politik Liberal
Liberal; Liberal berasal dari kata liberty yang artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud
adalah kebebasan bertempat tinggal, kebebasan pribadi, kebebasan untuk menentang penindasan,
dan sebagainya. Jadi, liberal adalah suatu sifat yang suka perubahan cepat, substansial, dan
progresif berdasarkan kekuatan legal untuk mencapai tujuan. Dalam banyak hal liberalisme
mendasarkan dari pada prinsip, bahwa setiap orang mempunyai hak-hak tertentu yang tidak
dapat .dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan mana pun. Hak-hak yang dimiliki
oleh setiap individu telah dibawanya sejak lahir, sedangkan fungsi negara tidak lebih dari
melindungi setiap individu dalam melaksanakan hak-hak tersebut. Negara sama sekali tidak.
dibenarkan untuk ikut campur dalam pelaksanaan hak tiap-tiap individu. Contoh negara yang
menganut politik liberal ini adalah Amerika Serikat. Pada dasarnya ada dua pilihan pokok dalam
mengelola kehidupan bernegara, yaitu cara demokratis dan cara diktator/otoriter/totaliter. Mana
yang akan dipilih, hal itu berkaitan dengan kedudukan rakyat dalam proses kehidupan bernegara:
yaitu, apakah akan menempatkan rakyat, ke dalam kedudukan yang paling tinggi ataukah hanya
menempatkan sebagian kecil rakyat dalam kedudukan tertinggi (berdaulat). Menempatkan rakyat
dalam kedudukan tertinggi berarti meletakkan kedaulatan pada seluruh rakyat (demokrasi);
sedangkan menempatkan sebagian kecil rakyat dalam kedudukan tertinggi berarti meletakkan
kedaulatan pada elite (diktator/otoriter/totaliter).
1. Demokrasi
Austin Ranney (1982: 278) menyebutkan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
diorganisasikan berdasarkan prinsipprinsip kedaulatan rakyat, persamaan politik, konsultasi
kepada rakyat dan pemerintahan mayoritas (democracy is a form of government organized in
accordance with the principles of popular sovereignty, political equality, popular consultation, and
majority rule). Tampak bahwa ada empat prinsip yang terkait dengan pemerintahan demokrasi,
yaitu: (a) kedaulatan rakyat, (b) persamaan politik, (c) konsultasi kepada rakyat, dan (d)
pemerintahan mayoritas. Demokrasi yang tak terbatasi cenderung menjadi tirani mayoritas, di
mana hak-hak minoritas menjadi tak terjamin. Kebebasan yang tak terbatasi akan mengarah pada
ketidaktertiban yang merisaukan, di mana hak-hak pribadi atau kelompok selalu berada dalam
ancaman. Karena itu, keamanan hak-hak manusia harus dijamin melalui tatanan politik yang
ditetapkan dalam konstitusi, yang secara serentak memberi kekuasaan dan membatasi kekuasaan
pemerintahan berdasarkan persetujuan yang diperintah (rakyat).
2. Kediktatoran
Kata diktator berasal dari istilah Inggris dictator. Kata ini berasal dari khazanah kehidupan
kerajaan Romawi Kuno. Pada mulanya, apabila negara Roma diancam oleh pendudukan bangsa
asing atau pemberontakan dalam negeri, dan Senat memandang bahwa prosedur-prosedur
pemerintahan biasa tidak memadai untuk me ngatasi bahaya
itu, maka Senat akan memilih seorang diktator. Diktator ini diberi kekuasaan mutlak untuk dalam
waktu yang telah ditentukan menggunakan seluruh sumber daya untuk menyelamatkan negara.
Jika bahaya telah reda, kekuasaan diktator harus dikembalikan kepada Senat dan rakyat, dan
diktator pun kembali ke kedudukan semula, yaitu menjadi
warga negara biasa. Dalam perkembangan selanjutnya, terdapat orang-orang yang mencari
kedudukan dan kekuasaan sebagai diktatur melalui pemberontakan atau dengan mengintimidasi
senator. Para diktator ini memerintah dengan kekuasaan mutlak dan tidak bersedia mengembalikan
kekuasaannya kepada rakyat. Oleh karena itu, sesudah beberapa abad kemudian istilah diktator
berubah pengertiannya menjadi seseorang yang memperoleh dan memegang kekuasaan mutlak
secara tidak legal / sah. Istilah "kediktatoran" kini berarti; suatu bentuk pemerin.tah dimana
kekuasaan tertinggi untuk memerintah dipegang dandijalankan oleh satu orang/sekelompok orang
elite
MENGENAL SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
1. SISTEM POLITIK NEGARA KOMUNIS
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil
dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi, serta terdapat
pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat
2. SISTEM POLITIK NEGARA LIBERAL
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok; pembatasan kekuasaan;
khususnya dari pemerintah dan agama; penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas; sistem
pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas
3. SISTEM POLITIK NEGARA DEMOKRASI
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis.
Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
Ide kedaulatan rakyat
Negara berdasarkan atas hukum
Bentuk Republik
Pemerintahan berdasarkan konstitusi
Pemerintahan yang bertanggung jawab
Sistem Perwakilan
Sistem peemrintahan presidensiil
Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya
masyarakat politik yang “Kritis Partisipatif” dengan ciri-ciri
1. Meningkatnya respon masyarakat terhadapkebijakan
pemerintah
2. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak
suatu kebijakan politik
3. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-
kelompok penekan
(kholiq-ashidiq.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-macam-macam-sistem.html?m=1)
REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pengamat politik dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon,
Toni Pariela berkata, sistem politik di Indonesia perlu diubah. Tujuannya agar masyarakat tidak
golput pada pemilu.
"Golput sangat tidak dianjurkan tetapi itu adalah bentuk protes masyarakat terhadap sistem dan
elit politik kita, maka sistem perpolitikan nasional-lah yang harus diubah," katanya di Ambon,
Senin (10/2).
Dosen Sosiologi Politik Unpatti itu mengatakan, berjalannya sebuah proses demokrasi, berbanding
lurus dengan tingkat partisipasi masyarakat, rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilu
menjadi tolok ukur kegagalan proses demokrasi tersebut.
"Mengubah sistem politik memerlukan waktu yang panjang, tidak cukup hanya dengan masa satu
kali pemilu, tapi sampai hari ini belum ada satu pemikiran revolusioner yang mengarah ke sana,"
katanya.
Menurutnya, jika melihat konstelasi politik nasional yang berkembang tidak sesuai harapan, maka
besar kemungkinan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014 akan sangat rendah.
"Golput adalah cerminan dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem perpolitikan selama
ini, yang cenderung mengulang pola yang sama seperti para pendahulunya," ucapnya.
Toni mencontohkan, banyak terjadinya kasus korupsi, maupun kaya mendadak di kalangan pejabat
Indonesia, sebagai faktor yang meningkatkan ketidakpercayaan masyarakat. "Masyarakat kita
sudah mampu berpikir kritis, mereka sendiri bisa melihat bagaimana moralitas dan mentalitas para
elit politik, membawa-bawa nama rakyat tetapi dalam realitasnya tidak demikian," ucapnya.
Karenanya, sangat diharapkan instansi maupun lembaga yang terkait dengan pemilu mampu
mengkampanyekan gerakan-gerakan untuk kesadaran terhadap proses demokrasi yang benar.
"Untuk kemajuan demokrasi bersama, diharapkan baik itu instansi ataupun lembaga dan elit
politik bisa bersama-sama mengubah sistem perpolitikan secara nasional," ujarnya.
Red: Karta Raharja Ucu
Sumber:Antara (http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/02/10/n0sfm2-tekan-angka-
golput-sistem-politik-indonesia-perlu-diubah)
Desain Pembelajaran