pkn

3
1 hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi miliki, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab. B. Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945 Pasal 30 : Di tegaskan bahwa tiap – tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. 2 contoh kasus pengingkaran kewajiban : * anggota DPR yg bolos dari rapat *tidak menjalankan kewajiban antar warga *polisi yg disuap karena kasus tilang B. cara penanganannya yaitu : 1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara. 2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif. 3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan warga negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing. 4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi. dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005 . Operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya persetujuan perdamaian dan berakhirnya pemberontakan

description

artikel

Transcript of pkn

1 hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi miliki, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.B. Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945 Pasal 30 : Di tegaskan bahwa tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.2 contoh kasus pengingkaran kewajiban : * anggota DPR yg bolos dari rapat*tidak menjalankan kewajiban antar warga *polisi yg disuap karena kasus tilangB. cara penanganannya yaitu : 1.Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.

2.Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.

3.Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan warga negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.

4.Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005. Operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya persetujuan perdamaian dan berakhirnya pemberontakanOrganisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya,[1] dan untuk memisahkan diri dari Indonesia.Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan.Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura.[1] Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.[2] Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.[3] Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.[4]C. Kain sasirangan merupakan kain batik yang terdapat di kalimantan selatan.Cut Nyak Dien lahir pada 1848 dari keluarga kalangan bangsawan yang taat beragama. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang. Beliau mendapatkan pendidikan agama dan rumah tangga yang baik dari kedua orang tua dan para guru agama. Semua ini membentuk kepribadian beliau yang memiliki sifat tabah, teguh pendirian, dan tawakal.Seperti umumnya di masa itu, beliau menikah di usia sangat muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Ketika Perang Aceh meletus tahun 1873, Teuku Ibrahim turut aktif di garis depan. Cut Nyak Dien selalu memberikan dukungan dan dorongan semangat. Beliau dimakamkan secara hormat di Gunung Puyuh, sebuah komplek pemakaman para bangsawan Sumedang, tak jauh dan pusat kota. Sampai wafatnya, masyarakat Sumedang belum tahu siapa beliau, bahkan hingga Indonesia merdeka. Makam beliau dapat dikenali setelah dilakukan penelitian berdasarkan data dari pemerintah Belanda.