Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

25
Makalah PKn EFEKTIFITAS ETIKA PERS DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME KERJA Guru Pembimbing: Ibu Hj. Musti Kadjatwati, S.Pd Nama Kelompok: Aswindya Farih Dalila (XII IPA 1/ 04) Azaria Dewi Purnama S. (XII IPA 1/ 05) Deny Putra Hutama (XII IPA 1/ 08) Indriyanti Agustina Putri (XII IPA 1/ 15) Rizqy Wahyu R. (XII IPA 1/ 28)

Transcript of Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

Page 1: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

Makalah PKn

EFEKTIFITAS ETIKA PERS DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME KERJA

Guru Pembimbing:

Ibu Hj. Musti Kadjatwati, S.Pd

Nama Kelompok:

Aswindya Farih Dalila (XII IPA 1/ 04)

Azaria Dewi Purnama S. (XII IPA 1/ 05)

Deny Putra Hutama (XII IPA 1/ 08)

Indriyanti Agustina Putri (XII IPA 1/ 15)

Rizqy Wahyu R. (XII IPA 1/ 28)

SMA NEGERI 1 BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya, kami mampu menyelesaikan “Makalah Efektifitas Etika

Pers dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja” dengan baik dan lancar.

Kami membuat makalah ini dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan semester 2 tahun ajaran 2013/2014.

Selama pembuatan makalah ini kami mendapat bimbingan dan kerjasama

dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Drs. H. Puji Widodo, MM selaku Kepala SMA Negeri 1 Bojonegoro

yang telah menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang

dapat membantu menyelesaikan buku ini.

2. Ibu Hj. Musti Kadjatwati, S.Pd. selaku guru mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan yang telah sudi membimbing kami

dalam mengerjakan dan menyusun buku ini.

Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

telah mendukung hingga terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah dan lupa. Dan kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan lebih lanjut.

Bojonegoro, 20 Januari 2013

Penulis

2

Page 3: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................2

Daftar Isi......................................................................................... 3

Pendahuluan

Latar Belakang..................................................................................4

Rumusan Masalah............................................................................5

Tujuan Pembahasan.........................................................................5

Isi

Pengertian Pers................................................................................6

Etika dan Hukum Pers......................................................................7

Efektifitas.......................................................................................13

Penutup........................................................................................ 17

Daftar Pustaka...............................................................................18

3

Page 4: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pers merupakan jembatan komunikasi dan informasi bagi sebuah

bangsa. Keberadaanya memberikan solusi atas berbagai infromasi terkini

yang dibutuhkan oleh manusia segala bangsa. Dalam melaksanakan

kegiatannya, pers dibekali oleh kaidah-kaidah dan etika sebagai norma awal

untuk mengawal segala tindak-tanduk dalam mengolah sebuah informasi dan

menghimpunnya untuk selanjutnya disampaikan pada masyarakat. Kaidah-

kaidah atau norma pers ada yang berlaku secara International maupun

ditentukan oleh sebuah negara sendiri. Kaitannya adalah mengenai etika dan

dan tanggung jawab profesi, jadi tidak hanya dokter dan advokat saja yang

memiliki etika dan tanggung jawab profesi, pers dan perangkat-perangkatnya

juga memiliki yang serupa.

Di dalam hukum pidana pers, kita mengenal adanya beberapa prinsip

etika jurnalistik seperti asas praduga tak bersalah (presumption of innocence)

yang merupakan manfestasi terhadap asas praduga bersalah (presumption of

guilt) dalam kaitannya peristiwa hukum pidana, pemberitaan yang berlanjut

atau biasa disebut dengan continuiting release, cover both side yaitu pers

haruslah mengambil dua sisi pemberitaan terhadap para pihak, asas

kesusilaan dan sebagainnya.

Pelanggaran terhadap norma mengakibatkan beberapa konsekuensi

logis. Kita tentu mengenal beberapa norma seperti agama, susila, hukum dan

sebagainnya. Dalam kaitannya dengan pers, apabila pers melanggar etika

misalnya, maka dapatlah diadukan kepada dewan yang berhak memberikan

rekomendasi atas tindakan pers yang dinilai melanggar tersebut, dalam hal

ini adalah Dewan Kehormatan Pers. Jika pers melanggar norma hukum positif

4

Page 5: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

yang ada dalam suatu negara, maka pers akan mendapatkan sebuah sanksi

lahir dan memaksa.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana etika pers di Indonesia?

b. Apakah etika pers di Indonesia efektif dalam meningkatkan

profesionalisme kerja?

C. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui etika pers di Indonesia

b. Untuk mengetahui efektifitas etika pers dalam meningkatkan

profesionalisme kerja

5

Page 6: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

ISI

a. Pengertian Pers

Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara

berkala. Secara etimologis, kata Pers (Belanda), atau Press (inggris), atau

presse (prancis), berasal dari bahasa latin, perssare dari kata premere, yang

berarti “Tekan” atau “Cetak”, definisi terminologisnya adalah “media massa

cetak” atau “media cetak”. Media massa, menurut Gamle & Gamle adalah

bagian komunikasi antara manusia (human communication), dalam arti,

media merupakan saluran atau sarana untuk memperluas dan memperjauh

jangkauan proses penyampaian pesan antar manusia.

Dalam UU pers no 40 tahun 1999, Pers adalah lembaga sosial dan

wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi

mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan meyampaikan

informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta

data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media

cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

Menurut Ana Nadya Abrar keberhasilan pers belum lengkap jika belum

berhasil melaksanakan fungsinya secara proporsional. Dalam bab II pasal 3

ayat 1 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang pers disebutkan bahwa “Pers nasional

mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan

kontrol sosial.” Sedangkan pada ayat 2 disebutkan bahwa “ Pers Nasional

dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi

6

Page 7: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

b. Etika dan Hukum Pers

Kebebasan pers sebagai manifestasi dari kebebasan berpendapat dan

mendapatkan informasi merupakan salah satu hak asasi manusia. Namun hal

itu tidak berlaku mutlak karena hak itu dibatasi oleh hak orang lain. Hal

tersebut sesuai dengan sistem pers tanggung jawab sosial yang dianut pers

indonesia.

1. UU No. 40 dan KEJ (2006).

Dimana kebebasan pers diindonesia mengemban kewajiban-

kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang pers.1[8] dalam

penjelasan UU No.40 Tahun 1999 pasal 4 ayat 1 ditegaskan “

kemerdekaan pers adalah kemerdekaan yang disertai kesadaran

pentingnya penegakan supremasi hukum yang dilaksanakan oleh

pengadilan, dan tanggung jawab profesi yang dijabarkan dalam kode

etik junalistik.”

Masih dalam pers dipertegas dengan pasal 6 butir C yang

menyebutkan bahwa “pers nasional melaksanakan peranan untuk

mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,

akurat, dan benar.” Dan pasal 5 kode etik jurnalistik persatuan

wartawan indonesia (KEJ PWI ) disebutkan “wartawan Indonesia

menyajikan data secara seimbang dan adil mengutamakan

kecermatan dan kecepatan serta tidak mencampuradukkan fakta dan

opini sendiri.

UU No. 40/1999 hanya mengatur mengenai media massa

cetak, sedangkan media massa elektronik diatur dalam UU No.

32/2002 tentang Penyiaran. Namun khusus mengenai kegiatan

1

7

Page 8: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

wartawan, baik wartawan cetak, elektronik, maupun online mengacu

pada UU No. 40/1999, utamanya pasal 17 ayat (2).

UU ini memuat 20 pasal disertai penjelasan tiap pasal

tersebut. Secara garis besar isi UU ini menjelaskan dan atau

mengatur tentang:

a) lembaga /perusahaan pers

b) peran dan fungsi lembaga pers

c) kewajiban lembaga pers

d) pelaksanaan tugas wartawan

e) rambu-rambu yang harus dipatuhi wartawan

f) pengawasan terhadap wartawan

g) sanksi terhadap pelanggaran.

2. Kode etik jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

Mengenai tanggung jawab pers juga disebutkan dalam KEJ PWI

pasal 2 yang menegaskan bahwa, “ wartawan indonesia dengan

penuh tanggungg jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut

tidaknya menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang dapat

membahayakan keselamatan dan keamanan bangsa dan kesatuan

negara.

Kode etik jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

adalah suatu kode etik profesi wartawan Indonesia yang harus

dipatuhi oleh para wartawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai pekerja pers.

Kode Etik Jurnalistik adalah acuan moral yang mengatur tindak-

tanduk seorang wartawan. Kode Etik Jurnalistik bisa berbeda dari

satu organisasi ke organisasi lain, dari satu koran ke koran lain.

Namun secara umum dia berisi jaminan tentang terpenuhinya

tanggung-jawab seorang wartawan kepada publik pembacanya.

8

Page 9: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

Makna membahayakan keselamatan dan keamanan negara

pada pasal 2 adalah memaparkan rahasia negara atau militer dan

berita bersifat fluktuatif seperti berita tentang devaluasi yang bersifat

spekulatif.

3. Hak Jawab

Hak Jawab adalah hak seseorang, sekelompok orang, organisasi

atau badan hukum untuk menanggapi dan menyanggah pemberitaan

atau karya jurnalistik yang melanggar Kode Etik Jurnalistik, terutama

kekeliruan dan ketidakakuratan fakta, yang merugikan nama baiknya

kepada pers yang memublikasikan.Hak Jawab berasaskan keadilan,

kepentingan umum, proporsionalitas, dan profesionalitas. Pers wajib

melayani setiap Hak Jawab.

Fungsi Hak Jawab adalah:

a) Memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi

yang akurat

b) Menghargai martabat dan kehormatan orang yang merasa

dirugikan akibat pemberitaan pers

c) Mencegah atau mengurangi munculnya kerugian yang lebih

besar bagi masyarakat dan pers

d) Bentuk pengawasan masyarakat terhadap pers.

Tujuan Hak Jawab untuk:

a) Memenuhi pemberitaaan atau karya jurnalistik yang adil dan

berimbang;

b) Melaksanakan tanggung jawab pers kepada masyarakat

c) Menyelesaikan sengketa pemberitaan pers;

d) Mewujudkan iktikad baik pers.

Hak Jawab berisi sanggahan dan tanggapan dari pihak yang

dirugikan. Hak Jawab diajukan langsung kepada pers yang

9

Page 10: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

bersangkutan, dengan tembusan ke Dewan Pers. Dalam hal

kelompok orang, organisasi atau badan hukum, Hak Jawab diajukan

oleh pihak yang berwenang dan atau sesuai statuta organisasi, atau

badan hukum bersangkutan. Pengajuan Hak Jawab dilakukan secara

tertulis (termasuk digital) dan ditujukan kepada penanggung jawab

pers bersangkutan atau menyampaikan langsung kepada redaksi

dengan menunjukkan identitas diri. Pihak yang mengajukan Hak

Jawab wajib memberitahukan informasi yang dianggap merugikan

dirinya baik bagian per bagian atau secara keseluruhan dengan data

pendukung. Pelayanan Hak Jawab tidak dikenakan biaya.

4. Hak Tolak

Definisi dari hak tolak sendiri berdasarkan UU No 40 Tahun

1999 adalah hak wartawan karena profesinya, untuk menolak

mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita

yang harus dirahasiakannya. Dalam UU No 40 Tahun 1999 tentang

pers disebutkan bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu

wujud dari kedaulatan rakyat yang berasaskan pada prinsip

demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum (Pasal 2). Ketentuan ini

harus dibaca senafas dengan Pasal 4 yang menyebutkan bahwa

Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara dan untuk

menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.

Untuk itu salah satu dari fungsi Hak Tolak adalah agar pers

dapat berperan untuk mampu memenuhi hak masyarakat untuk

mengetahui, menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong

terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta

menghormat kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum

10

Page 11: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar, melakukan

pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kepentingan umum dan memperjuangkan keadilan

dan kebenaran.

Penggunaan hak tolak tidak bisa dicabut begitu saja oleh

pengadilan atas nama penegakkan hukum dengan kata lain hak tolak

ini bersifat mutlak karena berdasarkan UU No 40 Tahun 1999 tentang

Pers dinyatakan bahwa dalam melaksanakan profesinya wartawan

mendapat perlindungan hukum (Pasal 8). Jadi jika pada satu kasus

seorang wartawan berhasil mewawancarai seorang koruptor yang

buron misalnya dan menolak untuk memberikan info atasnya,

wartawan tersebut tidak terkena sanksi hokum atas

menyembunyikan boronan karena sudah dilindungi UU Pers dengan

hak tolaknya.

Kalau hak tolak ini diabaikan, maka mudharatnya akan lebih

banyak dibanding manfaatnya, kita bisa melihat bagaimana

pengadilan memutuskan tentang pemberitaan bohong ketika

wartawan tetap memegang teguh tentang hak tolak. Demikian juga

dengan pengungkapan kasus korupsi ke publik akan lebih sulit

disamping tidak ada whistle blower act (tidak ada tindakan), orang

yang mengadukan korupsi ke media menjadi takut, karena hak tolak

wartawan akan dengan semena-mena dicabut oleh pengadilan.

5. Pembocoran Rahasia Negara dan Rahasia Keamanan Negara

Tindakan pembocoran rahasia Negara adalah suatu tindakan

yang bisa merusak stabilitas suatu Negara. Tindakan itu juga bisa

mengancam keamanan Negara, maka dari itu hal ini di antisipasi

dengan serius dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011

tentang Intelijen Negara, intelijen Negara bertugas menjaga

11

Page 12: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

keamanan dan stabilitas Negara, dalam hal ini Negara Indonesia.

Tindakan pembocoran rahasia Negara atau rahasia keamanan Negara

akan diberi sanksi hokum sesuai UU No. 17 tahun 2011 tentang

inteijen negara.

Kasus terkait hal ini adalah kasus Munir beberapa waktu lalu.

Munir dianggap mengetahui rahasia intelijen dan dianggap dapat

membahayakan stabilitas nasional, maka dalam hal ini bisa dikatakan

Negara mengorbankan seorang Munir demi stabilitas dan keamanan

Negara. Bagi siapa saja, baik orang maupun badan hukum dilarang

membocorkan rahasia negara. Dalam hukum pidana yang berkaitan

dengan pelanggaran terhadap larangan, terdapat beberapa jenis

delik.

Jenis delik tersebut adalah sebagai berikut:

a) Delik commisionis, yaitu delik yang berupa pelanggaran

terhadap larangan, ialah berbuat sesuatu yang dilarang,

seperti pencurian, penggelapan, penipuan.

b) Delik ommisionis, yaitu delik berupa pelanggaran terhadap

perintah, ialah tidak melakukan sesuatu yang

diperintahkan/diharuskan, contohnya: tidak menghadap

sebagai saksi di pengadilan (Pasal 522 KUHP), tidak

memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan

pertolongan.

c) Delik commissionis per omissionen comissa, yaitu delik yang

berupa pelanggaran, akan tetapi dapat dilakukan dengan

cara tidak berbuat, contohnya seorang ibu yang membunuh

anaknya karena tidak memberi susu.

Wartawan atau awak media lainnya, berdasarkan UU Intelijen

ini, dilarang membocorkan rahasia negara meskipun tugas dan

wewenang pers adalah untuk menyampaikan informasi kepada

12

Page 13: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

masyarakat. Selain dalam UU Intelijen ini, mengenai rahasia negara

juga terdapat pembatasan yang cukup tegas dalam Undang-Undang

No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang

menerangkan bahwa hal yang bersifat rahasia merupakan hal yang

dikecualikan diakses publik. Dengan demikian, bagi saya dari segi

formulasi dan inti rumusan pasal berdasarkan kaidah hukum pidana

tidak ada masalah yang berarti.

c. Efektifitas Etika dan Hukum Pers

Efektifitas Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

Berkaitan Dengan Kemerdekaan Pers, Fungsi Dan Peranan Pers Kepada

Masyarakat dan dilihat dari substansinya maka Undang-Undang Nomor 40

tahun 1999 tentang Pers yang didalamnya menjamin Kemerdekaan Pers

mengalami perbaikan dari pada aturan sebelumnya pada masa orde baru

dimana kebebasan pers sangat dikekang.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 4

ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga

negara, ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan

penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa

untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat

bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum,

wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun

1945 disebutkan antara lain dalam pasal 28 F bahwa setiap orang berhak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,

memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Dari ketentuan hokum

13

Page 14: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai landasan hukum yang kuat

terhadap kebebasan pers di Indonesia.

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers maka Bidang Pers diharapkan berkembang dengan benar. SIUPP

(Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) yang dahulu pada masa orde baru

dipersulit kini dipermudah sehingga ijin terbit sangat mudah untuk diperoleh.

Walaupun kebebasan pers dijamin oleh undang undang tatapi harus diartikan

kebebasan yang bertanggung jawab sehingga dikategorikan sebagai pers

yang sehat.

Akan tetapi pada praktiknya terjadi banyak penyimpangan dan

penyalahgunaan atas kebebasan pers yang dimaksud tersebut diatas. Sebagai

contoh adalah dalam pemberitaannya seringkali kita menemukan Publik bisa

menjadi leluasa membaca dan menyaksikan pola tingkah figure publik. Serta,

hampir tidak ada lagi rahasia atau privasi. Tabloid-tabloid yang sangat sarat

berita kekerasan sangat marak. Judul-judulnya pun sensasional, menakutkan

dan bahkan menggemparkan (scare headline).

Dampak negatif lainnya dalam kebebasan pers.adalah merebaknya

fenomena pornografi di masyarakat indonesia. Hal tersebut di tandai dengan

maraknya tabloid-tabloid dan tayangan televisi yang mengangkat seks

sebagai tema utama. Bahkan, tabloid-tabloid tersebut dapat kita temukan di

jual bebas di pinggir jalan. Pers dinilai hanyut oleh gelombang eforia

kebebasan dan keterbukaan. Pers sekedar menjadi komoditas komersial yang

tidak segan-segan mengekploitasi segala hal yang laku. Bukan hanya sensasi

tetapi sensasionalisme. Bukan saja transparansi tetapi melanggar hak privasi.

Bukan saja buka-bukaan bicara tentang seks tetapi pornografi. Pers dikritik

sebagia tidak akurat, tidak cek dan ricek, tidak sensitif, tidak proporsional,

sepihak, arogan, mau benarnya sendiri.

Pada Akhirnya kebebasan pers itu sendiri justru bertentangan dengan

kultur hukum kita dan bertentangan dengan norma-norma yang berlaku

14

Page 15: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

dalam masyarakat khususnya kultur bangsa Indonesia yang sangat

menghormati hak-hak masyarakat, dan sebagai bangsa Timur yang

menghormati serta menghargai nilai nilai keagamaaan, kesusilaan,

kesopanan, dan tata krama.

Pada perkembangannya kebebasan pers diberi makna libertarian

dimana lebih menekankan aspek kebebasan dan memberi arti yang lemah

terhadap rasa tanggung jawab oleh sebagian besar insane pers. Kebebasan

pers lebih diangkat tanpa mempertimbangkan tanggung jawab dan fungsi

serta peranan pers itu sendiri dimana telah diatur dalam pasal 33 Undang-

Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers dimana fungi pers ialah sebagai

media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial .

Sementara Pasal 6 UU Pers menegaskan bahwa pers nasional

melaksanakan peranan sebagai berikut: memenuhi hak masyarakat untuk

mengetahui menegakkkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong

terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati

kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang

tepat, akurat, dan benar melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum

memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Kebebasan pers memang menjadi syarat mutlak dalam

perkembangan pers namun harus didukung oleh sendi- sendi lainnya dan

harus ada kerjasama yang baik serta pengembangan hubungan fungsional

antara pelaku pers, masyarakat dan pemerintah. Sehingga menciptakan

sebuah kebebasan yang bertanggung jawab bukan dalam makna libertarian

saja tetapi antara aspek kebebasan dan tanggung jawab dalam pemberitaan

seimbang. Pemerintah dalam hal ini dituntut untuk ikut menciptakan

kebebasan pers yang bertanggung jawab melalui Mekanisme secara formal

melalui dua cara. Yakni, melalui pengadilan dan penegakkan etika profesi

oleh dewan pers atau atas kesadaran pengelola pers untuk menjaga

15

Page 16: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

kehormatan profesinya. cara kedua ini mungkin lemah dan kekuatannya

hanya merupakan moral prefosi.

Sejarah membuktikan, mengharapkan Dewan Pers berdaya

menegakkan etika profesi wartawan adalah sesuatu yang otopis. Sedangkan

cara pertama, penegakkan hukum di pengadilan itu lebih efektif karena

bersifat memaksa sehingga penyalahgunaan kebebasan pers dapat segera

ditindak.

Dari pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

kebebasan pers yang dijamin dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999

tentang Pers adalah kebebasan pers yang bertanggung jawab bukan

kebebasan pers yang kebablasan. kebebasan- pers bukan berarti sebebas-

bebasnya tanpa norma apapun dan merupakan kebebasan yang merupakan

hak asasi setiap warga negara Indonesia tanpa kecuali namun juga dibarengi

dengan kewajiban untuk menghormati hak warga negara Indonesia yang

lainnya secara seimbang. Namun karena kurangnya kontrol dan pengawasan

dari pemerintah di bidang pers maka pers berkembang menjadi pers yang

kebablasan sehingga dalam perkembangannya justru seringkali bertentangan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat khususnya hokum kebiasaan

atau adat sebagian besar bangsa indonesia yang menjunjung tinggi

penghormatan hak warganegara. Agar kebebasan pers di Indonesia

berkembang dengan baik maka perlu adanya pembenahan diri baik oleh para

insan media atau pers, masyarakat maupun pihak pemerintah.

16

Page 17: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami kerjakan. Semoga dapat menambah

pengetahuan anda, dan bermanfaat untuk para pembaca. Dan kami mohon kritik

dan sarannya dari masyarakat khususnya para pembaca terutama yang bersifat

membangun agar kami dapat menyempurnakan makalah kami ini. Bila ada

kekurangan dalam makalah yang kami kerjakan ini, kami mohon maaf dan

mohon di maklumi.

17

Page 18: Pkn - Efektifitas Etika Pers Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Etika Pers (khususnya di Indonesia). 13 Januari 2014. http://fannylesmana4communication.wordpress.com/2011/09/21/teknik-mencari-berita/

Sekilas tentang Hukum dan Etika Pers. 18 Januari 2014. http://nitayulianty99.blogspot.com/

13 Januari 2014. http://kompasiana.com/

18