PKM-P
-
Upload
rinika-ardina -
Category
Documents
-
view
84 -
download
4
description
Transcript of PKM-P
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharisdulcis) SEBAGAI
ALTERNATIF TEMPAT BERTELURNYA HAMA PENGGEREK
BATANG PADI PUTIH (Scirpophagainnotata)
BIDANG KEGIATAN
Program KreativitasMahasiswaPenelitian (PKM-P)
Diusulkanoleh :
M. AzwarRamadhani (NIM. H1E110069) (2010)
Angga Ade Saputra (NIM.H1E110063) (2010)
RinikaArdinaRahman(NIM.H1E110027) (2010)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. BidangIlmu
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Hp
g. Alamat email
5. Anggota Pelaksana Kegiatan
6. Dosen Pendamping
a. NamaLengkap&Gelar
b. NIDN
c. AlamatRumah
7. BiayaKegiatan Total
Dikti
8. JangkaWaktuPelaksanaan
Menyetujui
Ketua Prodi StudiTeknikLingkungan
(Rijali Noor, MT)
NIP. 19760707 199903 1 005
Bidang Kemahasiswaan
(Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si
NIP.19590409 198103 1 002
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-P
: Pemanfaatan Tanaman Purun Tikus
(Eleocharisdulcis) Sebagai
Tempat Bertelurnya Hama
Batang Padi Putih (Scirpophagainnotata
: PKMP
: Teknlogi dan Rekayasa
. Ketua Pelaksana Kegiatan
: M. Azwar Ramadhani
: H1E110069
: Teknik Lingkungan
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Raja Alam 1 Sambaliung Kab. Berau
: 0852 4764 0111
. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
NamaLengkap&Gelar : Nopi Stiyati P. S.Si, MT
: 0018118403
: Jl. Pendidikan 7 No 25 RT 5 RW 2 Sei
Paring. Martapura
HP 08195478466
: Rp. 12.500.000,-
8. JangkaWaktuPelaksanaan : 6 (enam) bulan
Banjarbaru, 31 September
Prodi StudiTeknikLingkungan Ketua Pelaksana Kegiatan
(M. AzwarRamadhani
19760707 199903 1 005 NIM. H1E110069
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pedamping
Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si) (Nopi Stiyati P. S.Si, MT
19590409 198103 1 002 NIDN. 0018118403
Pemanfaatan Tanaman Purun Tikus
Alternatif
Tempat Bertelurnya Hama Penggerek
Scirpophagainnotata).
Mangkurat
Kab. Berau
kan 7 No 25 RT 5 RW 2 Sei
September 2012
Ketua Pelaksana Kegiatan
M. AzwarRamadhani)
Nopi Stiyati P. S.Si, MT)
018118403
DAFTAR ISI
A. JUDUL ......................................................................................................... 1
B. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
C. PERUMUSAN MAKALAH ....................................................................... 2
D. TUJUAN ...................................................................................................... 3
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN ............................................................. 3
F. KEGUNAAN PROGRAM .......................................................................... 3
G. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
G.1 LahanRawa ........................................................................................... 3
G.2 TanamanPurunTikus (Eleocharisdulcis) ............................................. 4
G.3 SeranggaPenggerekBatangPadiPutih (Scirphopagainnotata) ............. 5
H. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 7
H.1 BahandanAlat ....................................................................................... 7
H.2. TeknisPelaksanaan .............................................................................. 7
I. JADWAL KEGIATAN ................................................................................ 8
j. RANCANGAN BIAYA................................................................................... . 9
K. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10
L. LAMPIRAN................................................................................................. 11
1
A. JUDUL
PEMANFAATAN TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis)
SEBAGAI ALTERNATIF TEMPAT BERTELURNYA HAMA
PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (Scirpophaga innotata).
B. LATAR BELAKANG
Di lahan rawa Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ditemukan
beberapa jenis tumbuhan liar yang termasuk dalam 181 genera dalam 51
famili, yang terdiri atas golongan berdaun lebar 110 spesies, rumput 40
spesies, dan teki 31 spesies. Vegetasi yang tumbuh dominan di lahan rawa
pasang surut dan lebak antara lain adalah purun tikus (Eleocharis dulcis
(Burm.f.) Henschell), bulu babi (Eleocharis retroflata (Poir) Urb.), kelakai
(Stenochiaena palutris (Burm.) Bedd), perupuk (Phragmites karka), bundung
(Scirpus grosus), purun kudung (Lepironea articulata), banta (Leersia
hexandra Sw), bura-bura (Panicum refens), ribu-ribu (Lycodium flexuosum),
tambura (Ageratum conyzoides L.), dan patah kamudi (Sphaeranthus
africanus L.). Beberapa jenis dari tumbuhan liar tersebut berfungsi sebagai
inang alternatif hama dan tempat berlindung atau habitat musuh alami, serta
sebagai biopestisida, biofilter, biofertilizer, dan bahan obat tradisional.
Di Indonesia Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama
utama tanaman padi yang dapat menyebabkan kerusakan dan kehilangan
hasil. Sampai saat ini di Indonesia telah dikenal enam jenis penggerek batang
padi, yaitu penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas Walker
(Pyralidae), Penggerek batang padi putih (S. innotata Walker (Pyralidae),
Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker (Noctuidae),
Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis Walker (Pyralidae),
Penggerek padi berkepala hitam (C. polychrysus Meyrick (Pyralidae) dan
Penggerek padi berkilat (C. auricilius Dudgeon (Pyralidae).
Penggerek S. incertulas merupakan jenis yang paling luas
penyebarannya dan paling dominan di Jawa, Bali, Lampung dan Kalimantan
Selatan, kemudian diikuti oleh jenis S. inferens, C. suppressalis dan S.
innotata. Penggerek batang padi mempunyai daerah sebar yang luas.
2
Penyebaran penggerek ini terutama di daerah tropika dengan aktivitas
ngengat penggerek mencapai puncaknya pada suhu 21.6 - 30,6 OC, dengan
kelembaban nisbi 82.7 % dan peletakkan telur mencapai maksimum pada
hari-hari hujan dengan suhu tinggi. Angin membantu penyebaran ngengat dan
larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang
sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada
daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun,
hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang
cukup panjang.
Teknologi pengendalian yang ada sekarang menurut Luckman dan
METCALF dikelompokkan menjadi 7 macam yaitu pengelolaan ekosistem,
pengendalian hayati, pengendalian secara mekanik, pengendalian secara fis&,
pengendalian secara genetik, pengendalian dengan peraturan dan penggunaan
pestisida secara selektif Salah satu cara pengendalian dengan cara
pengelolaan ekosistem adalah dengan cara penanaman tanaman perangkap.
Tanaman purun tikus yang memiliki kemampuan sebagai tanaman perangkap
sangat berpotensi untuk pengendalian hama, selain itu tanaman ini mudah
ditemukan sehingga mudah dimanfaatkan.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman purun tikus sebagai alternatif
tempat bertelurnya serangga penggerek batang padi putih.
2. Bagaimana keberhasilan serangga penggerek batang padi putih
menyelesaikan siklus hidupnya pada tanaman purun tikus.
3. Bagaimana keuntungan pemakaian tanaman purun tikus sebagai tempat
alternatif siklus hidup serangga batang padi putih.
D. TUJUAN
1. Mengantisifasi terjadi kerusakan padi oleh serangan serangga penggerek
batang padi putih.
2. Mengendalian kerusakan tanaman padi yang diakibatkan oleh serangga
penggerek batang padi putih.
3
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat membantu masyarakat
petani dalam menangani hama serangga penggerek batang padi putih
sehingga dapat meningkatkan produksi padi.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Dapat mengendalikan perkembangbiakan serangga penggerek batang padi
putih yang dapat merusak tanaman padi.
2. Mengembangkan teknik pemanfaatan tanaman purun tikus sebagai
alternatif tempat bertelurnya hama serangga penggerek batang padi putih.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 LAHAN RAWA
Menurut PP No. 27 Tahun 1991 yang dinamakan lahan rawa adalah
genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat
drainase alamiah yang terhambat dan mempunyai cici-ciri khusus baik fisik,
kimiawi maupun biologis. Penjelasan lebih lanjut dalam Kep.Men PU No 64
/PRT/1993 menerangkan bahwa lahan rawa dibedakan menjadi : (a) rawa
pasang surut / rawa pantai dan (b) rawa non pasang surut / rawa pedalaman.
Lahan rawa merupakan lahan basah, atau “wetland”, yang menurut
definisi Ramsar Convention mencakup wilayah “marsh”, “fen”, lahan gambut
(peatland), atau air, baik terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang
tidak bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin,
termasuk juga wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut
terendah tidak melebihi enam meter.
G.2 TANAMAN PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis)
Purun tikus yang hidup dan tumbuh disela-sela hamparan eceng gondok.
Purun tikus juga merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tanaman air ini banyak
ditemui pada tanah sulfat masam dengan tipe tanah lempung atau humus.
Biasanya purun tikus dapat ditemui pada daerah terbuka atau tanah bekas
4
kebakaran. Batang tegak, tidak bercabang, warna abu-abu hingga hijau mengkilat
dengan panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm. Sedangkan daun mengecil
sampai ke bagian basal, pelepah tipis seperti membran, ujungnya asimetris,
berwarna cokelat kemerahan. Tanaman purun tikus ini dapat dikatakan bersifat
spesifik lahan sulfat masam, karena sifatnya yang tahan terhadap kemasaman
tinggi (pH 2,5-3,5). Oleh sebab hal tersebut, tumbuhan ini dapat dijadikan
vegetasi indikator untuk tanah sulfat masam. Karena di kawasan Tungkaran
lumayan banyak tumbuh tanaman purun tikus ini, maka saya memperkirakan
bahwa jenis lahan di kawasan Tungkaran merupakan jenis lahan sulfit asam .
Tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) mempunyai klasifikasi sebagai
berikut :
Filum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Eleocharis
Spesies : Eleocharis dulcis
(Anonim1,2012).
Purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan gulma yang tumbuh dan
berkembang di lahan rawa pasang surut yang berlumpur. Tanaman ini termasuk
dalam family Cyperaceae atau golongan teki. Batangnya silindris dan berdiameter
2-3 mm, tinggi dapat mencapai 150 cm, tidak bercabang, tidak berdaun dan
berwarna hijau sehingga fotosintesa dilakukan melalui batang. Bunga terletak
pada bagian ujung batang.
Tanaman purun tikus ini berakar rimpang di mana pada saat rimpang
berumur 6-8 minggu akan membentuk anakan. Pembentukan bunga terjadi setelah
anakan muncul di atas permukaan air yang tingginya kurang lebih 15 cm. Setelah
berbunga tumbuhan ini akan membentuk rimpang baru pada bagian ujung stolon
yang panjangnya kurang lebih 12.5 cm. Setelah berumur 7-8 bulan rimpang tidak
produktif lagi sehingga batang mulai mengering dan perlahan-lahan akan mati.
5
Tanaman purun tikus berfungsi sebagai komponen pengendali hama padi
yaitu sebagai tanaman perangkap penggerek batang padi dan makanan hama
belalang.Hama penggerek batang padi putih banyak meletakan telurnya pada
batang bagian atas tumbuhan tersebut sebanyak >6000.Tumbuhan ini juga
berfungsi sebagai tempat berlindungnya beberapa jenis serangga musuh
alami(predator dan parasitoid). Disamping itu pula tumbuhan liar purun tikus
(Eleocharis dulcis) berperan juga sebagai makanan bagi serangga hama jenis
belalang.
G.3 SERANGGA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (Scirpophaga
innotata).
Penggerek batang padi putih merupakan serangga hama yang sering
terdapat pada setiap batang padi. Jenis atau spesies penggerek akan bergantung
pada agroekosistem dimana padi itu ditanam. Di Indonesia serangga ini
merupakan hama kedua terluas serangannya setelah hama tikus. Rata-rata
serangan dalam sepuluh tahun terakhir mencapai 84.952 ha. Serangan terbesar
diseluruh provinsi, dengan intensitas serangan berfluktasu antara 0,5% sampai
0,9% .
Penggerek batang menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga
tanaman pada stadia matang. Cara masuknya hama penggerek batang ke dalam
batang padi berbeda antarspesies. Gejala serangan yang disebabkan oleh semua
spesies penggerek batang sama pada tanaman padi. Pada tanaman stadia vegetatif,
larva memotong bagian tengah anakan sehingga aliran hara ke bagian atas
tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk layu dan kemudian mati. Gejala
serangan pada tanaman stadia vegetatif disebut sundep. Kehilangan hasil padi
akibat serangan penggerek batang pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena
tanaman masih dapat membentuk anakan baru. Namun tetap ada pengurangan
hasil karena anakan yang baru lebih kecil yang menghasilkan malai yang kecil
pula. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman padi masih sanggup
mengkompensasi kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang sampai 30%.
Di Indonesia terdapat enam spesies penggerek batang padi, yang terdiri
dari lima famili Pyralidae dan satu spesies dari famili Noctuidae. Keenam spesies
6
tersebut adalah penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas Walker
(Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata
Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi bergaris Chilo
suppressalis Walker (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi kepala
hitam Chilo polychrysus Meyrick (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi
berkilat Chilo auricilius Dudgeon (Lepidoptera: Pyralidae), dan penggerek batang
padi merah jambu Sesamia inferens Walker (Lepidoptera: Noctuidae).
Bentuk larva penggerek batang padi putih mirip dengan larva penggerek
batang padi kuning, panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan.
Stadium larva 19–31 hari, kecuali untuk larva yang berdiapause. Larva instar
terakhir akan menuju pangkal batang dan menjadi pupa. Lama periode pupa 6–9
hari, dan berada di pangkal batang. Larva instar terakhir pada tanaman stadia
generatif muncul pada musim kemarau, tidak langsung berubah menjadi pupa,
tetapi berdiapause di dalam pangkal batang untuk kemudian berubah menjadi
pupa setelah ada hujan pada awal musim hujan berikutnya. Di Australia, larva
berdiapause dalam tunggul padi dan padi liar (Oryza australiensis) selama musim
dingin yang kering.
H. METODE PELAKSANAAN
H.I Bahan dan Alat
Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan terdiri dari :
a. Ember plastik ukuran 10 liter
b. Tanah sulfat masam
c. Tanaman purun tikus
d. Kain kasa
e. Tabung kaca (test tube)
f. Gunting
g. Kapas
h. Kuas kecil
i. Imago penggerek batang padi putih
j. Kurungan pemeliharaan
7
H.2 Teknis Pelaksanaan
Tanah yang digunakan sebagai media penanaman . purun tikus adalah
tanah sulfat masam (pHnya rendah), karena tumbuhan purun tikus di lapang
tumbuh baik pada kondisi tanah yang demikian. Untuk itu tanah diambil di lahan
sulfat masam. Tanah dimasukkan ke dalam ember plastik yang sudah dipersiapkan
sebanyak 2/3 bagian dan 1/3 bagiannya untuk diisi dengan air.
Setelah ember diisi tanah clan diberi air, tumbuhan purun tikus dapat
ditanam. Tumbuhan purun tikus yang ditanam diambil di lapang dan bagian
atasnya dipotong hingga tersisa dari akar ke atas setinggi 15 cm. Setelah
penanaman selanjutnya dilakukan pemeliharaan yaitu meliputi penyiraman dan
pemberian pupuk Nitrogen dengan takaran satu sendok teh per ember. Pada umur
15 hari setelah tanam tumbuhan purun tikus sudah mulai tumbuh clan bertambah
tingginya, oleh sebab itu perlu diberi ajir untuk penahan agar tumbuhan tidak
roboh, karena tumbuhan ini tinggi dan mudah roboh.
Pada umur hampir 3 bulan (80 hari setelah tanam) dilakukan koleksi
imago penggerek batang padi putih di lapang. Imago yang diperoleh di lapang
dimasukan ke dalam kurungan pemeliharaan untuk mendapatkan telumya. Telur
yang dihasilkan dimasukan ke dalam tebung kaca untuk ditetaskan.
Setelah umur tumbuhan mencapai tiga bulan, pertumbuhan mencapai
maksimum (seperti tumbuhan dewasa di lapang) clan pada saat ini sudah bisa
diinfestai dengan larva penggerek batang padi putih dengan cara meletakkan pada
bagian bawah batang tumbuhan purun tikus. Namun perlu diperhatikan bahwa
tumbuhan yang akan diinfestasi sebaiknya memiliki pertumbuhan yang sehat clan
memiliki diameter batang >_ 2,5mm. Jumlah larva yang diinfestasikan dengan
perbandingan 3 : 1 atau 3 batang purun tikus 1 larva. Hal ini dilakukan agar larva
hingga menjadi imago tidak kekurangan makanan, karena pada tanaman padi rata-
rata satu larva dapat berpindah sebanyak 3-6 kali sebelum menjadi pupa dan
kepompong .
Tumbuhan yang sudah diinfestasi dengan larva penggerek batang padi
putih selanjutnya dimasukkan dalam kelambu kain spon dengan bagian atas kasa,
hal ini dimaksudkan agar tiupan angin tidak terlalu menggoyangkan tumbuhan
purun tikus tersebut agar jika terjadi perpindahan larva tidak jatuh. Tahap
8
selanjutnya adalah memperhatikan keadaan air dalam pot jangan sampai kering,
namun pada 25-30 hari setelah infestasi (hsi) air dalam pot harus dikurangi karena
pada saat ini larva sudah mulai menjadi pupa dan biasanya berada pada pangkal
batang. Pada 35-38 hsi pupa tersebut sudah menjadi imago . Persentase jumlah
larva yang dapat menjadi imago menurut Djahab et al., (2000) hanya sebesar
17,50 Keberhasilan larva menyelesaikan siklus hidupnya juga sangat dipengaruhi
oleh kelembaban, oleh sebab itu semakin tinggi kelembaban semakin besar
keberhasilan menjadi imago.
I. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 6 bulan, dengan pengaturan
jadwal dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel.1 Jadwal kegiatan
Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
Persiapan
a. Perizinan
b. Pengadaan alat dan bahan
Pelaksanaan
a. Pengambilan sampel
b. Perancangan material
c. Ujicoba material
d. Sosialisasi penggunaan material
Penyelesaian
a. Analisis data
b. Penyusunan dan penggandaan laporan
c. Pengiriman laporan
9
J. RANCANGAN BIAYA
Penelitian ini dianggarkan dana sejumlah Rp. 12.500.000,- (dua belas juta
lima ratus ribu rupiah), dengan rekapitulasi dan rincian dapat dilihat pada Tabel. 2
Perencanaan Biaya Tabel. 2
No. Spesifikasi Jumla
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1. Kertas A4 2 39.000 78.000
2. Penjilidan 10 15.000 150.000
3. Tinta Hitam refill 3 12.500 37.500
4. Tinta Warna refill 2 22.000 44.000
5. Akses Internet 4 95.000 380.000
6. Ember Plastik 10L 4 20.000 80.000
7. Kain Kasa 5 kotak 14.000 70.000
8. Gunting 3 7.000 21.000
9. Kapas 8 kotak 5.000 40.000
10. Kuas Kecil 5 3.000 15.000
11. Kurungan Pemeliharaan 5 30.000 150.000
11. Pemakaian Laboratorium Selama 6
bln
6.500.000 6.500.000
12. Transportasi dari
Banjarbaru ketempat
penelitian
3 orang @
20 kali
15.000 900.000
13. Transportasi pembelian
alat dan bahan
3 orang @
10 kali
50.000 1.500.000
14. Pengangkutan Peralatan - 900.000 900.000
15. Taktis 1.634.500
Total 12.500.000
10
K. DAFTAR PUSTAKA
ASIKIN, S DAN M. THAMRIN. 2004. Pengamatan hama penggerek batang
padi di lahan pasang surut Kalimantan Selatan. Laporan Hasil Penelitian
Balittra, Banjarbaru.
THAMRIN,M., N. DJAHAB DAN M.Z. HAMIJAYA. 2005. Pengendalian
Hama Penggerek Batang Padi Putih di Lahan Pasang Surut. Laporan Hasil
Penelitian Balittra, Banjarbaru.
DJAHAB. N., M. THAMRIN, S. ASIKIN DAN M. RYSTHAM A.T. 2000.
Siklus Hidup Penggerek Batang. Padi Putih Pada Purun Tikus (Eleocharis
dulcis). Laporan Hasil Penelitian Balitra.
PRAYUDI, B. 2008. Kinerja Kelompok Peneliti Hama Penyakit Balittra .
Lokakarya Program dan Hasil Penelitian Balittra . 8p .
11
L. LAMPIRAN
A. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama lengkap : M. Azwar Ramadhani
b. NIM : H1E110069
c. Fakultas/Program studi : Teknik Lingkungan
d. Perguruan tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
e. Alamat rumah/telp : Jl. Raja Alam I Kec. Sambaliung
Rt.03
f. Riwayat pendidikan :
1997 – 1998 : TK Aisyah Tanah Grogot
1998 – 2004 : SDN 018 Tanah Grogot
2004 – 2007 : SMPN 3 Kab. Berau
2007 – 2010 : SMAN 1 Kab. Berau
2010 – ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
g. Waktu untuk kegiatan PKM : 15 jam/minggu
TTD,
M. Azwar Ramadhani
NIM. H1E110069
2. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Rinika Ardina Rahman
b. NIM : H1E110027
c. Alamat rumah/telp : Jl. Karamunting III No. 34 Banjarbaru
d. Riwayat pendidikan :
1997 – 1998 : TK Syamsudinoor 2 Banjarbaru
1998 – 2004 : SDN Banjarbaru Kota 9
2004 – 2007 : SMPN 1 Banjarbaru
2007 – 2010 : SMAN 1 Banjarbaru
12
2010 – ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
TTD,
Rinika Ardina Rahman
NIM. H1E110027
3. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Angga Ade Saputra
b. NIM : H1E110063
c. Alamat rumah/telp : Jl. A. Yani Km 4,5 Komp. Katamso
No. 308, Banjarmasin.
d. Riwayat pendidikan :
1997 – 1998 : TK Kartika Jaya VI-18 Banjarmasin
1998 – 2004 : SDN Pangambangan 5 Banjarmasin
2004 – 2007 : SMPN 7 Banjarmasin
2007 – 2010 : SMAN 5 Banjarmasin
2010 – ........: Teknik Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
TTD,
Angga Ade Saputra
NIM. H1E110063
13
BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama lengkap : Nopi Stiyati Prihatini, S.Si, MT.
2. NIP : 198411182008122003
3. Pangkat/Gol. : Tenaga Pengajar/ IIIb
4. Jabatan : Pengajar
5. Keahlian : Ilmu Lingkungan
6. Alokasi Waktu : 3 jam/minggu
7. Alamat : Program Studi Teknik Lingkungan
UniversitasLambung Mangkurat
8. HP : 08195478466
9. E-mail :
Pendidikan : 2006, Sarjana (S.Si) UNLAM;
2008, Master Teknik (M.T) ITB
Pengalaman Mengajar :S-1 Prodi Teknik Lingkungan FT UNLAM
Banjarbaru, Oktober 2012
Dosen Pembimbing,
Nopi Stiyati P. S.Si, MT
NIDN. 0018118403