PKM GT - INDUSTRY MICROALGAE VERTICULTURE SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN EMISI KARBON DAN KONSEP INDUSTRI...

24
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM INDUSTRY MICROALGAE VERTICULTURE SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN EMISI KARBON DAN KONSEP INDUSTRI MASA DEPAN DI INDONESIA BIDANG KEGIATAN: PKM GT Diusulkan oleh : Irene Dian Kinasih NIM. 12 250 0020 (Angkatan 2012) Achmad Zaimul Khaqqi Pamuji NIM. 13 250 0030 (Angkatan 2013) Mohammad Shoffi Al-Baihaqi NIM. 13 250 0013 (Angkatan 2013) UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2014

description

INDUSTRY MICROALGAE VERTICULTURE SEBAGAI SOLUSIPENURUNAN EMISI KARBON DAN KONSEP INDUSTRI MASA DEPANDI INDONESIA

Transcript of PKM GT - INDUSTRY MICROALGAE VERTICULTURE SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN EMISI KARBON DAN KONSEP INDUSTRI...

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAMINDUSTRY MICROALGAE VERTICULTURE SEBAGAI SOLUSI

    PENURUNAN EMISI KARBON DAN KONSEP INDUSTRI MASA DEPANDI INDONESIA

    BIDANG KEGIATAN:PKM GT

    Diusulkan oleh :

    Irene Dian Kinasih NIM. 12 250 0020 (Angkatan 2012)Achmad Zaimul Khaqqi Pamuji NIM. 13 250 0030 (Angkatan 2013)Mohammad Shoffi Al-Baihaqi NIM. 13 250 0013 (Angkatan 2013)

    UNIVERSITAS PGRI ADI BUANASURABAYA

    2014

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segalarahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis ini dapat tersusun.

    Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Program KreatifitasMahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT). Melalui kesempatan ini kami ucapkanterima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Ir. Tatang Sopandi, M.P, yang bersedia sebagai dosen pembimbingutama karya tulis ini,

    2. Orang tua dan saudara-saudara kami yang telah merestui dan mendoakanlangkah-langkah kami dalam menyusun karya tulis ini,

    3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna, meskipundemikian penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat danmemberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan, InsyaAllah.

    Surabaya, 08 Maret 2014

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL................................................................................................................ iPENGESAHAN .................................................................................................. iiKATA PENGANTAR ........................................................................................ iiiDAFTAR ISI....................................................................................................... ivDAFTAR TABEL............................................................................................... vRINGKASAN ..................................................................................................... vi

    PENDAHULUAN .............................................................................................. 1Latar Belakang ............................................................................................. 1Tujuan .......................................................................................................... 2Manfaat ........................................................................................................ 2

    GAGASAN ......................................................................................................... 2Mikroalga Sebagai Penurunan Emisi Karbon.............................................. 2Bio-Diesel dan Bio-Ethanol Berbasis Mikroalga ........................................ 3Mikroalga Sebagai Produk Pangan dan Pakan ............................................ 4Konsep Dana Modal Penerapan Mikroalga ................................................. 6Solusi yang Pernah Ditawarkan ................................................................... 6Gagasan Baru yang Ditawarkan................................................................... 7Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan..................................... 8Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan.................................... 9

    KESIMPULAN................................................................................................... 10Inti Gagasan ................................................................................................. 10Teknik Implementasi Gagasan..................................................................... 10Prediksi Keberhasilan Gagasan.................................................................... 11

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................ 14

  • vDAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    TabeL1. Komposisi umum sumber makanan manusia dan mikroalga yangberbeda........................................................................................... 4

    Tabel 2. Kandungan minyak dari beberapa spesies mikroalga.................... 4Tabel 3. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program industry

    microalgae verticulture.................................................................. 8Tabel 4. Peranan instansi terkait dalam pengembangan industry

    microalgae verticulture berkelanjutan........................................... 9

  • vi

    RINGKASAN

    Pada tahun 2013 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia bertambahmenjadi 250 juta jiwa. Hal ini harus diiringi dengan pemenuhan kebutuhanlapangan kerja. Jumlah industri besar dan sedang di Indonesia pada tahun 2012sekitar 23.257 unit (BPS, 2012). Sedangkan perkembangan UKM hingga kinitelah mencapai 55,2 juta. (Redaksi Nasional Inilah, 2013). Industri memilikikontribusi besar dalam kerusakan lingkungan. Penggunaan bahan bakar fosil yangterlampau luas menyebabkan perubahan iklim global, pencemaran lingkungan,dan masalah kesehatan (Chen et al., 2011). Pada tahun 2000 tercatat emisi CO2 diIndonesia sebesar 1.720 juta ton CO2 ekivalen (Kementrian Perindustrian, 2010).Selama ini salah satu cara untuk mereduksi CO2 adalah mengurangi emisi karbondan membangun RTH (Dahlan, 1992). Namun tuntutan tempat tinggal membuatperalihan fungsi lahan RTH menjadi kawasan perumahan.

    Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep penerapan mikroalga padasektor industri di Indonesia berdasarkan kemampuan mikroalga dalammenurunkan emisi karbon, produk energi alternatif dan terbarukan berbasismikroalga berupa biodiesel dan bioethanol, produk pangan dan pakan darimikroalga lokal dan penyusunan kebijakan pemerintah yang menunjangkeberlangsungan program. Gagasan ini ditulis dengan dengan analisis daribeberapa permasalahan yang terjadi pada sektor industri di Indonesia yangdikombinasi dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.

    Penerapan mikroalga dalam menurunkan emisi karbon dilakukan secaravertikultur sebagai solusi penyempitan lahan. Emisi karbon dari cerobong asapakan disalurkan ke kolam mikroalga. Gas CO2 akan larut dalam air dandimanfaatkan mikroalga pada proses fotosintesis. Setelah pemanenan, mikroalgaakan dipisahkan antara bersaing dengan pangan dan tidak bersaing denganpangan. Instansi dan organisasi yang dapat berperan dalam pelaksanaan danpengembangan program ini antara lain pemerintah, industri dan kalanganakademisi. Sedangkan pendanaan bagi UKM dapat diperoleh dari danapemerintah melalui program PNPM Mandiri serta KUR sebagai programberkelanjutan. Adanya penerapan mikroalga diharapkan dapat menurunkan emisikarbon pada sektor industri, sumber energi alternatif terbarukan dan bentuk usahabaru yang potensial berupa produk mikroalga lokal serta menjadikan Indonesialebih hijau.Kata kunci : mikroalga, vertikultur, emisi CO2

  • 1PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pada tahun 2013 menurut Badan Kependudukan dan Keluarga BerencanaNasional (BKKBN), diperkirakan jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun (RedaksiRepublika, 2013). Laju pertumbuhan penduduk yang cepat harus diiringi denganpemenuhan kebutuhan lapangan kerja, pangan dan tempat tinggal yang cukup danlayak. Tuntutan lapangan pekerjaan membuat perkembangan industri di Indonesiasemakin pesat. Jumlah industri besar dan sedang di Indonesia pada tahun 2012sekitar 23.257 unit (Badan Pusat Statistik, 2012). Sedangkan perkembanganUsaha Kecil Menengah (UKM) hingga kini telah mencapai 55,2 juta. (RedaksiNasional Inilah, 2013).

    Industri memiliki kontribusi besar dalam kerusakan lingkungan. Saat ini,80% kebutuhan energi global dihasilkan dari bahan bakar fosil, namunpenggunaan yang terlampau luas menyebabkan perubahan iklim global,pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan (Chen et al., 2011). Emisi CO2dari industri bisa mencapai 1,25 metrik ton per kapita (Luken, et al., 2002). Padatahun 2000 tercatat emisi CO2 di Indonesia sebesar 1.720 juta ton CO2 ekivalen,jika tidak ada aksi pengurangan emisi, maka pada tahun 2020 akan menjadi 2.950juta ton CO2 ekivalen (Kementrian Perindustrian, 2010). Emisi CO2 merupakansalah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global warming. Jika gasrumah kaca di bumi semakin menebal maka sinar UV yang masuk ke bumi dandibiaskan oleh bumi akan dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca.Akibatnya bumi semakin panas, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan lautkarena mencairnya es di kutub utara dan selatan (Triana, 2008). Karena itulahdibutuhkan solusi teknologi untuk mengurangi tingginya emisi CO2.

    Selama ini salah satu cara untuk mereduksi CO2 adalah mengurangi emisikarbon dan membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) (Dahlan, 1992). RTH jugadapat dijadikan sarana penelitihan, pendidikan maupun rekreasi. Namun tuntutantempat tinggal membuat peralihan fungsi lahan menjadi perumahan sehinggamembuat industri kesulitan dalam menangani gas CO2. Berdasarkan permasalahan

  • 2diatas solusi yang ditawarkan berupa penerapan mikroalga dengan metodevertikultur sebagai pereduksi emisi gas CO2. Kelebihan metode ini adalah hemattempat, hemat biaya serta dapat diterapkan oleh semua kalangan industri maupunmasyarakat. Mikroalga tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai energialternatif dan terbarukan berupa Biodiesel dan Bioethanol. Selain itu jugadimanfaatkan sebagai produk pangan dan pakan. Indonesia sebagai negara tropis,memiliki temperatur dan komposisi kadar garam tinggi sehingga sangat sesuaiuntuk pertumbuhan mikroalga. Berdasarkan beberapa kelebihan inilah yangmembuat mikroalga layak diaplikasikan sebagai solusi penurunan emisi gas buangdan konsep industri masa depan di Indonesia.

    Tujuan

    Karya tulis ini bertujuan merumuskan konsep pengembangan mikroalgayang implementatif, efektif dan efisien dalam menurunkan emisi gas buangindustri serta mampu menjadi konsep industri mandiri masa depan di Indonesia.

    Manfaat

    Manfaat karya tulis ini adalah menambah pengetahuan dan menggugahPemerintah dan sektor industri untuk menerapkan mikroalga sebagai solusipenurunan emisi gas buang, penggunaan energi alternatif terbarukan dan bentukusaha baru yang potensial berupa produk mikroalga lokal.

    GAGASAN

    Mikroalga Sebagai Penurunan Emisi Karbon

    Kemampuan mikroalga dalam berfotosinteis, seperti tumbuhan daratlainnya, dapat dimanfaatkan untuk menyerap gas CO2. Dari reaksi prosesfotosintesis dapat diketahui bahwa jumlah gas CO2 yang dipakai fitoplanktonadalah sebanding dengan jumlah materi genetik (CH2O6) yang dihasilkan, sehingaproses fotosintesis ini menjadi mesin utama dalam penyerapan gas CO2 (Lihua etal., 2006). Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2008

  • 3telah melakukan uji coba kultur fitoplankton air tawar dan air laut dalam sebuahFBR airlift sistem batch. Pada uji coba tersebut telah dihasilkan penurunan gasCO2 secara meyakinkan, yakni konsentrasi CO2 sekitas 12% pada awal percobaandapat diturunkan menjadi mendekati 0% dalam waktu sekitar 7 hari oleh spesiesChlorella sp. dan sekitar 13 hari oleh spesies Chaetoceros sp. (Santoso, 2009).

    Bio-Diesel dan Bio-Ethanol Berbasis Mikroalga

    Biodiesel terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani yang mengandungtrigliserida. Trigliserida terdiri dari tiga rantai asam lemak yang digabungkan olehmolekul gliserol. Proses pembuatan biodiesel atau transesterifikasi merupakanproses penggantian molekul gliserol dengan methanol yang kemudian membentukFatty Acid Methyl Ester (FAME) yang disebut biodiesel. Proses pembuatanbiodiesel harus memenuhi beberapa parameter seperti kontinuitas bahan bakuharus terjaga, ongkos produksi harus lebih rendah dari produksi minyak bumi,produk yang dihasilkan harus memenuhi standar bahan bakar (John et al., 2011).

    Berdasarkan parameter tersebut, mikroalga merupakan biomassa yangpotensial untuk digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel karena tingkatpertumbuhannya sangat tinggi serta memiliki fraksi lipid yang dapat digunakansebagai bahan baku biodiesel. Banyak teknologi yang diteliti untuk mengekstraksiminyak (lipid) dari mikroalga, namun hanya beberapa teknologi yang umumdigunakan. Teknologi tersebut antara lain: expeller/ pengepresan minyak,ekstraksi cair-cair dengan menggunakan solven, Supercritical Fluid Extraction(SFE) dan teknik ultrasound (John et al., 2011).

    Selain dijadikan biodiesel, mikroalga juga dapat dijadikan bioethanol yangdihasilkan dari biomassa. Biasanya diproduksi secara proses biokimia sepertifermentasi atau proses termokimia seperti gasifikasi. Biomassa yang digunakansebagai bahan baku bioethanol adalah jagung dan tebu dimana bahan bakutersebut masih memiliki nilai yang tinggi untuk pangan dan dibutuhkan area luasdalam memproduksinya. Keberadaan mikroalga sangat berpotensi dalam produksibioethanol untuk menggantikan bahan baku yang masih bernilai pangan tinggi.Mikroalga mengandung karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagaisumber karbon dalam proses fermentasi pembentukan bioethanol.

  • 4Kelebihan dari penggunaan mikroalga sebagai bahan baku produksibioethanol antara lain: proses fermentasi memerlukan energi yang lebih sedikitdibandingkan dengan proses produksi biodiesel, selain itu produk samping yangberupa karbon dioksida dapat digunakan kembali sebagai sumber karbon dalamproses kultivasi mikroalga (John et al., 2011).

    Mikroalga Sebagai Produk Pangan dan Pakan

    Mikroalga merupakan sumber biomassa yang mengandung beberapakomponen penting diantaranya karbohidrat, protein, asam lemak dll. Komposisiumum sumber makanan dan mikroalga ditunjukkan pada tabel 1.

    Tabel 1. Komposisi umum sumber makanan manusia dan mikroalga yangberbeda

    Komoditas Protein Karbohidrat Lemak

    Daging 43 1 34

    Kedelai 37 30 20

    Chlorella vulgaris 5158 1217 1422

    Dunaliella salina 57 32 6

    Porphyridium cruentum 2839 4057 914

    Scenedesmus obliquus 5056 1017 1214

    Spirulina maxima 6071 1316 67

    Synechococcus sp. 63 15 11

    (Sumber : Spolaore et al., 2006)

    Selain itu, mikroalga juga mempunyai kandungan minyak yang ditunjukanpada tabel 2.

    Tabel 2. Kandungan minyak dari beberapa spesies mikroalga

    Mikroalga Kandungan minyak (% berat kering)Botryococcus braunii 2575

    Chlorella sp. 2832

  • 5Dunaliella primolecta 23

    Nannochloropsis sp. 3168

    Neochloris oleoabundans 3554

    Schizochytrium sp. 5077

    (Sumber: John et al., 2011; Mata et al., 2010)

    Mikroalga secara alami mengandung asam lemak omega 3 yang dapatdiekstrak dan dipurifikasi untuk dijadikan produk nutrisi yang bermanfaat bagimanusia. Asam lemak omega-3 (PUFA n-3) merupakan asam lemak tak jenuhganda yang terdapat dalam makanan sebagai -linolenat acid (ALA, C18:3, n-3)(Chew et al., 2008; Kalogeropoulos et al., 2010). ALA merupakan rantaiterpendek dari n-3 dan banyak terkandung dalam minyak nabati dan kacang-kacangan. Eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5, n-3) dan docosahexaenoic acid(DHA, C22:6, n-3) merupakan produk turunan dari n-3 yang banyak terdapatdalam ikan dan mikroorganisme lain seperti mikroalga dan bakteri(Kalogeropoulos et al., 2010; Medina et al., 1999).

    ALA dapat dikonversi menjadi EPA dan DHA dalam tubuh, namunkonversinya sangat terbatas dan tidak efisien, oleh karena itu n-3 harus disediakandalam bentuk suplemen makanan. Apabila dibandingkan dengan minyak omega 3dari ikan, mikroalga memproduksi sendiri minyak omega 3 dalam tubuhnya danmembuat proses produksinya lebih sederhana dan ekonomis. Mikroalga dapatdimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika. Yuan danWalsh (2006) menjelaskan bahwa konsumsi alga laut berkorelasi menurunkantingkat penderita kanker payudara di Asia Timur. Talyshinsky et al. (2002)menjelaskan bahwa dekstran sulfat dan polisakarida yang dihasilkan mikroalgaberpotensi menghambat HIV tipe 1 dan 2 dengan cara menghambat induksisitopatogenetik dan ekspresi antigen dari virus HIV.

    Komoditas lain yang berbahan baku mikroalga adalah pakan akuakulturatau ternak. Mikroalga sebagai pakan memiliki sifat rendah kalori, kaya mineral,vitamin dan protein serta kandungan lemak rendah (Kumar). Misalnya mikroalgajenis Spirullina sp. yang memiliki kandungan nutrisi tinggi seperti protein (6070% berat), vitamin B12 dan provitamin A (bcarotene) serta mineral dan mudah

  • 6dicerna oleh ternak (Chen et al., 2011; Thajuddin & Subramanian, 2005).Mikroalga terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan pada ikan, danbabi, selain itu mikroalga yang dijadikan pakan ayam dapat menurunkankandungan kolesterol dalam telur yang dihasilkan serta warna dari telur menjadilebih gelap akibat pertambahan kandungan pigmen karoten (Chen et al., 2011).

    Konsep Dana Modal Penerapan Mikroalga

    Penerapan mikroalga pada sektor industri memerlukan pendanaan yangdidapatkan dari dana industri tersebut dan dana pemerintah yang didapatkan daribeberapa sumber antara lain :

    1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri)menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (communitydevelopment) sebagai pendekatan operasionalnya untuk meningkatkanefektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, 2014).

    2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan fasilitas penjaminan kredit dariPemerintah melalui PT. Askrindo dan Perum Sarana PengembanganUsaha. Program ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diaksesoleh UMKM dan Koperasi terutama yang memiliki prospek bisnis yangbaik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan (Deputi BidangPengembangan dan Restrukturisasi Usaha, 2007).

    Solusi yang Pernah Ditawarkan

    Selama ini dalam menangani masalah emisi gas buang CO2 oleh Industridengan membuat Ruang Terbuka Hijau. Menurut Undang-undang No. 26 Tahun2007 tentang Penataan Ruang, Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal harusmemiliki luasan 30% dari luas total wilayah dengan porsi 20% sebagai RTHpublik. RTH publik seluas minimal 20% dimaksudkan agar proporsi RTHminimal dapat lebih dijamin pencapaiannya sehingga memungkinkanpemanfaatannya secara luas oleh masyarakat. RTH dapat dimanfaaatkan sebagaisarana penelitihan, pendidikan dan rekreasi. Namun tuntutan tempat tinggal

  • 7membuat peralihan fungsi lahan menjadi perumahan sehingga pembuatanRTH seringkali terabaikan.

    Gagasan Baru yang Ditawarkan

    Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkanpada industri serta kondisi saat ini, maka upaya terobosan untuk mengatasipermasalahan gas buang industri dapat dilakukan melalui penerapan mikroalga.Penerapan ini dengan metode vertikultur sebagai solusi penyempitan lahan diIndonesia. Pipa cerobong asap akan disalurkan ke dalam kolam mikroalgavertikultur. Gas CO2 akan terlarut dalam air dan dimanfaatkan mikroalga padaproses fotosintesis sekaligus menghambat gas CO2 menuju atmosfer.

    Pada selanjutnya mikroalga akan dipanen secara bertahap. Teknik yangbanyak diaplikasikan untuk proses pemanenan mikroalga adalah flokulasi,sentrifugasi dan filtrasi. Kinerja teknik pemanenan secara kuantitatif dapatdievaluasi menggunakan beberapa parameter antara lain: laju pemisahan air,kandungan padatan pada lumpur mikroalga dan yield dari proses. Mikroalga yangtidak bersaing dengan pangan akan dijadikan sebagai energi alternatif danterbarukan berupa biodiesel dan bioethanol pada industri tersebut maupun peluangekspor ke luar negeri. Mikroalga yang memiliki kandungan nutrisi tinggi akandijadikan produk pangan, pakan serta bidang kesehatan.

    Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan padasektor industri dan masyarakat di Indonesia diantaranya dalam mereduksi emisigas CO2, menjadikan konsep industri yang mandiri dalam membuat energialternatif dan terbarukan, bentuk usaha baru yang potensial berupa produkmikroalga lokal dengan tingkat keberhasilan tinggi serta menjadikan Indonesialebih partisipatif dan tanggap dalam mengatasi pemanasan global.

  • 8Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan

    Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagaiberikut :

    Tabel 3. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program industry microalgaeverticulture

    Pelaksana Sumber danaProgram yang

    diterapkan

    Dinas Lingkingan

    Hidup dan DinasPerindustrian

    Alokasi dana APBN danAPBD pemerintah

    Pelatihan danpelaksanaan pembuatanmicroalgae verticulture

    pada industri secaramenyeluruh

    Dinas Perikanan danKelautan dan Dinas

    Pariwisata

    Pengajuan usulan sebagaiprogram PNPM Mandiri

    bagi UKM

    Pelatihan danpelaksanaan pembuatan

    Biodiesel danBioethanol berbasismikroalga sebagai

    energi alternatif industritersebut, masyarakat

    maupun peluang untuk

    ekspor ke luar negeri

    Kalangan akademisi(mahasiswa/Perguruan

    Tinggi)

    Pengajuan usulan melaluiprogram KUR sebagai

    modal berkelanjutan bagiUKM

    Pelatihan danpelaksanaan pembuatan

    produk pangan danpakan dari mikroalga

    Untuk pengembangan penerapan mikroalga berkelanjutan pada sektorindustri sebagai upaya penurunan emisi karbon, sebagai energi alternatif danterbarukan, sebagai produk pangan, pakan serta bidang kesehatan masa depanmelalui partisipasi aktif instansi sebagai berikut :

  • 9Tabel 4. Peranan instansi terkait dalam pengembangan industry microalgaeverticulture berkelanjutanInstansi Peranan

    Lembaga penelitian

    Melakukan riset mikroalga yang menghasilkanoutput berkualitas

    Melakukan riset metode penerapan mikroalgapada industri dengan mudah dan ekonomis

    Universitas / Institutperikanan dan kelautan

    Melakukan riset metode pembuatan Biodieseldan Bioethanol yang mudah sesuai dengankarakteristik mikroalga, serta riset mengenai

    potensi pasar dan rencana bisnis

    Pemerintah

    Kebijakan dan arahan untuk konversi lahansempit di industri menjadi microalgae farmingdengan metode vertikultur

    Memberikan kemudahan dalammengalokasikan dana melalui program PNPMMandiri dan KUR bagi UKM

    Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

    Gagasan penerapan akuaponik ini dapat diimplementasikan dengan baikapabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :

    1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan mikroalga sebagaipereduksi emisi gas buang, energi alternatif, produk pangan dan pakan.

    2. Pemerintah mensosialisasikan penerapan mikroalga di setiap industrisecara menyeluruh.

    3. Penegasan kembali aturan dalam UU tentang upaya penurunan emisi gasbuang industri.

    4. Penerapan mikroalga dijadikan program PNPM Mandiri dan KUR yangberkelanjutan bagi UKM sebagai upaya penanggulangan kemiskinan danpenciptaan lapangan pekerjaan.

  • 10

    5. Komitmen antara pemerintah, industri dan masyarakat untuk menjadikanIndonesia lebih hijau dan berpartisipasi dalam mengatasi pemanasanglobal.

    6. Diperlukan riset untuk memperjelas tujuan, manfaat, biaya dan dampakdari strategi penerapan mikroalga agar dapat meyakinkan industri dalammelihat peluang ini.

    KESIMPULAN

    Inti Gagasan

    Gagasan industry microalgae verticulture dan konsep industri masa depanini pada dasarnya meliputi membantu upaya pemerintah dalam menurunkan emisigas buang dari sektor industri, upaya penggunaan energi alternatif dan terbarukanberupa biodiesel dan bioethanol berbasis mikroalga dengan konsep greenindustry, meningkatkan kesejahteraan melalui produk mikroalga lokal karya anakbangsa, penyusunan kebijakan pemerintah dalam menunjang keberlangsunganprogram, dan analisis potensi dan prospek penjualan mikroalga Indonesia sebagaipeluang ekspor melalui sektor pariwisata.

    Teknik Implementasi Gagasan

    Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan akuaponikberbasis kemandirian ini adalah :

    1. Identifikasi potensi pengembangan mikroalga sesuai dengan kondisi tiapdaerah.

    2. Melakukan pendekatan secara gradual (bertahap) kepada industri, UKMmaupun pemilik modal sebagai awal pelaksanaan kerjasama.

    3. Sosialisasi dan penyuluhan penerapan mikroalga yang akan dilaksanakanoleh kalangan akademisi melalui program pengabdian masyarakat.

    4. Melakukan pelatihan pembuatan microalgae verticulture sebagai mediapembelajaran dan percontohan di setiap daerah.

  • 11

    5. Penanaman kepercayaan kepada industri, UKM maupun pemilik modalakan menjadi lebih baik jika dilakukan penerapan mikroalga.

    6. Mobilisasi untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama.7. Melakukan pengajuan usulan dana melalui program PNPM Mandiri

    dengan konsep pemberdayaan masyarakat mandiri dan kredit murahmelalui program KUR sebagai modal berkelanjutan untuk UKM.

    8. Montoring dan pembimbingan penerapan mikroalga pada setiap industri.9. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan professional.

    Prediksi Keberhasilan Gagasan

    Gagasan penerapan mikroalga ini dapat dijadikan solusi pereduksi emisigas buang dan menjadikan konsep industri masa depan di Indonesia. Jika setiapindustri menerapkan program ini maka membantu dalam mengatasi pemanasanglobal. Mikroalga tersebut akan dijadikan energi alternatif dan terbarukan sertaproduk dari mikroalga lokal sehingga dapat menekan biaya produksi industritersebut. Jika gagasan ini diterapkan secara massive, konsisten dan berkelanjutandi seluruh industri maka Indonesia lebih partisipatif dan tanggap dalam mengatasipemanasan global dan akan menjadi penghasil mikroalga dunia dengankeberhasilan yang tinggi.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Pusat Statistik. 2012. Jumlah perusahaan industri besar sedang menurutsubsektor, 2000-2012. dilihat 03 Februari 2014. .

    Chen CY, Yeh KL, Aisyah R, Lee DJ, Chang JS. 2011. Cultivation,photobioreactor design and harvesting of microalgae for biodieselproduction: A critical review. Bioresource Technology. 102: 7181.

    Chew YL, Lim YY, Omar M, Khoo KS. 2008. Antioxidant activity of three edibleseaweeds from two areas in South East Asia. LWT. 41: 10671072.

    Dahlan EN. 1992. Hutan Kota: untuk pengelolaan dan peningkatan kualitaslingkungan hidup. Jakarta: Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia.

    Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha. 2007. Kredit UsahaRakyat. dilihat 10 Februari 2014. .

    John RP, Anisha GS, Nampoothiri KM, Pandey A. 2011. Micro and macroalgalbiomass: A renewable source for bioethanol. Bioresource Technology.102: 186193.

    Kalogeropoulos N, Chiou A, gavala E, Christea M, Andrilkopoulos NK. 2010.Nutritional evaluation and bioactive microconstituents (carotenoids,tocopherols, sterols andsqualene) of raw and roasted chicken fed onDHA-rich microalgae. Food Research International. 43: 20062013.

    Kementrian Perindustrian. 2010. Kemenperin luncurkan program penguranganemisi CO2 di sektor industri. dilihat 10 Februari 2014..

    Lihua C, Lin Z, Huanlin C, Congjie G. 2006. Carbon dioxide removal from air bymicroalgae cultured in a membrane-photobioreactors. Separation andPurification Tecnology Journal. 50(3): 324-329.

    Luken R, Alvarez J, Hesp P. 2002. Developing Countrys Industrial Source Book.

    Vienna: United Nation Industrial Development Organization.Mata TM, Martins AA, Caetano NS. 2010. Microalgae for biodiesel production

    and other applications: A review. Renewable and Sustainable EnergyReviews. 14: 217232.

  • 13

    Medina AR, Cerdan LE, Gimenez AG, Paez BC, Gonzalez MJI, Grima EM.1999. Lipase-catalyzed esterification of glycerol and polyunsaturatedfatty acids from fish and microalgae oils. Journal of Biotechnology. 70:379391.

    Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. 2014. Tentang PNPM.dilihat 10 Februari 2014. .

    Redaksi Nasional Inilah. 2013. Jumlah UKM di indonesia capai 55,2 juta. dilihat10 Februari 2014. .

    Redaksi Republika. 2013. Penduduk indonesia diperkirakan 250 juta jiwa. dilihat05 Februari 2014. .

    Santoso AD. 2009. Technical Report Analisa data dan hasil uji coba kemampuanserapan CO2 oleh kultur mikroalga pada fotobioreaktor. Pusat TeknologiLingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

    Spolaore P, Joannis-Cassan C, Duran E, Isambert A. 2006. CommercialApplications of Microalgae. Journal of Bioscience and Bioengineering.101: 87-96.

    Talyshinsky M, Souprun Y, Huleihel M. 2002. Anti-viral activity of redmicroalgal polysaccharide againts retroviruses. Cancer CellInternational. 2(8): 1-7

    Thajuddin N, Subramanian G. 2005. Cyanobacterial biodiversity and potentialapplications in biotechnology. Current Science. 89: 4757.

    Triana V. 2008. Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2(02).Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007.

    Tentang Penataan Ruang.

    Yuan YV, Walsh NA. 2006. Antioxidant and antiproliferative activities of extractfrom a variety of edible seaweed. Food an Chemical Toxicology. 44:1144-1150.

  • 17

    Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

    No Nama / NIMProgram

    Studi

    Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian Tugas

    1

    Irene Dian K.

    122500020Ketua kelompok

    Biologi6 jam perminggu

    - Koordinasi kerjakelompok

    - Pengusul ide gagasan

    2

    Ach. Zaimul

    Khaqqi P.

    132500030Anggota

    Biologi6 jam perminggu

    - Editing proposal- Pengkaji materi dengan

    dosen pembimbing

    3

    Mohammad ShoffiAl-baihaqi132500013Anggota

    Biologi6 jam perminggu

    - Dokumentasi kegiatan

    - Finishing proposal

  • 1 cover.pdf2 Mikroalga.pdf3 kata pengantar+ringkasan.pdf4 Mikroalga sebagai pereduksi gas buang.pdf5 DAFTAR PUSTAKA.pdf6 CV Irene Mikroalga.pdf7 CV Khaqqi Mikroalga.pdf8 CV Shoffi aquaponik & mikroalga.pdf9 Susunan organisasi.pdf10 SP Irene Mikroalga.pdf