PKM GT 11 UNS Dwi Implementasi PSC Learning

download PKM GT 11 UNS Dwi Implementasi PSC Learning

of 17

Transcript of PKM GT 11 UNS Dwi Implementasi PSC Learning

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

IMPLEMENTASI PSC-LEARNING (PROPHETIC SCIENCE COLABORATION LEARNING) DI TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWABIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan oleh:

Dwi PrasetyoK2310030/ 2010

Yuli Ardika PrihatamaK2308062/ 2008

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan :IMPLEMENTASI PSC-LEARNING (PROPHETIC SCIENCE COLLABORATION LEARNING) DI TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA2. Bidang Kegiatan :( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap :Dwi Prasetyob. NIM :K2310030c. Jurusan :Pendidikan MIPA (Fisika)d. Universitas/Institut/Politeknik :Universitas Sebelas Marete. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Deresan RT 3/ RW IV Susukan, Semarang 50777

Hp. 085 740 108 357f. Alamat email :[email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 1 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar :Sukarmin, S. Pd., M. Si., Ph. D.b. NIP : 19670802 200012 1 001c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Krasiyan Baru RT 03/ RW VI, Purbayan, Kec. Baki, Sukoharjo

Telp. Rumah 02717652190

Hp. 08122608267

Surakarta, Februari 2011

Menyetujui

Pembantu Dekan III FKIP UNS Ketua Pelaksana Kegiatan

Drs. Amir Fuady, M. Hum.Dwi Prasetyo

NIP. 1952072 9198010 1 001NIM. K2310030

Pembantu Rektor III UNS Dosen Pendamping

Drs. Dwi Tiyanto, SUSukarmin, S. Pd., M. Si., Ph. D.

NIP. 1954041 4198003 1 007NIP. 19670802 200012 1 001KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga karya tulis yang berjudul Implementasi PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) di Tingkat Pendidikan Menengah untuk Membentuk Karakter Siswa dapat diselesaikan dengan baik. Karya tulis ini merupakan sebuah gagasan kreatif dalam menginternalisasikan pemahaman sains dan teknologi kepada masyarakat umum melalui media komik. Harapannya ide ini dapat direalisasikan menjadi sebuah karya yang bermanfaat serta dapat memajukan wawasan generasi muda berbasis keunggulan budaya lokal dan memudahkan masyarakat untuk belajar sains dan teknologi.

Karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Jajaran pimpinan Universitas Sebelas Maret maupun Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk menimba ilmu dan mengasah kemampuannya.

2. Bapak Sukarmin, S. Pd., M. Si., Ph. D. yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyempurnaan karya tulis ini.

3. Ayah dan bunda yang selalu memberi dukungan materi dan spirit dalam menjalani pendidikan di UNS ini.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan, baik sahabat karib maupun sahabat di organisasi yang secara langsung dan tidak langsung telah mendukung penyelesaian karya tulis ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan karya tulis ini ke depan.

PenulisDAFTAR ISI

Halaman Judul

i

Halaman Pengesahan

ii

Kata Pengantar

iii

Daftar Isi

iv

Ringkasan

v

PENDAHULUANLatar Belakang

1

Tujuan

2Manfaat

2IMPLEMENTASI PSC-LEARNING (PROPHETIC SCIENCE COLLABORATION LEARNING) DI TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAHPendidikan Profetik dan Pembelajaran Sains

2Urgensi Pendidikan Profetik di Tingkat Pendidikan Menengah

3Implementasi PSC-Learning Pembelajaran Sains di Tingkat Pendidikan Menengah

4Karakter-Karakter yang Dapat Dibentuk dari Implementasi PSC-Learning

6KESIMPULAN`7Daftar Pustaka

7Lampiran

8RINGKASAN

Implementasi PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) di Tingkat Pendidikan Menengah untuk Membentuk Karakter Siswa

Dewasa ini, permasalahan pendidikan di Indonesia semakin kompleks. Salah satu permasalahan mendasar yang selalu ada adalah lemahnya motivasi dan minat belajar siswa, khususnya pada bidang ilmu sains. Banyak peserta didik yang merasa terbebani oleh materi-materi yang berkaitan dengan sains selama mereka menjalani pendidikannya. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang baik terutama dalam membentuk karakter para peserta didik. Namun sampai sekarang, usaha tersebut belum menunjukkan hasilnya secara signifikan.Berdasarkan kajian yang telah dilakukan maka kolaborasi antara pendidikan profetik dan pembelajaran sains atau PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) diusulkan sebagai salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Profetik berasal dari bahasa Inggris prophetical yang bermakna sifat-sifat yang ada dalam diri seorang nabi. Sedangkan sains diambil dari kata latin Scientia yang berarti ilmu pengetahuan tentang alam. PSC-Learning merupakan bentuk pendidikan yang dilandasi oleh semangat kenabian untuk memberikan perubahan yang besar dalam pembentukan pribadi peserta didik khususnya dalam bidang sains. Pendidikan profetik harus diimplementasikan secara nyata dalam pembelajaran sains sebagai upaya untuk membentuk karakter siswa.

PSC-Learning mensyaratkan adanya kualifikasi kepribadian para guru melalui empat karakter kenabian yaitu shiddiq (jujur dan benar), tabligh (menyampaikan dengan baik), amanah (dapat dipercaya), dan fathonah (cerdas). Empat karakter ini akan membentuk sikap mulia seorang guru secara nyata. Semangat ini kemudian tersemat di sanubari para siswa mereka. Sehingga dengan implementasi PSC-Learning ini diharapkan lahir generasi saintis yang berkarakter kuat dan unggul sesuai dengan harapan pemerintah dan masyarakat. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini problematika pendidikan di Indonesia semakin kompleks. Berbagai peraturan tentang pendidikan diperbaharui setiap tahunnya dalam rangka mengatasi problematika tersebut dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di negeri ini. Berbagai usaha dilakukan mulai dari menaikkan anggaran pendidikan sampai pada peningkatan mutu para pendidik. Namun demikian hasilnya belum menggembirakan. Di berbagai media, baik cetak maupun elektronik banyak diberitakan kondisi generasi muda saat ini. Rata-rata media-media tersebut mengekspos berita seputar kenakalan remaja. Jika dibandingkan dengan prestasi yang diukir oleh putra-putra terbaik bangsa, angka kenakalan remaja ini terlalu besar dan sangat tidak seimbang. Hal ini begitu ironis karena terjadi ketika usaha-usaha perbaikan dan peningkatan pendidikan tengah dilakukan.

Kondisi tersebut menjadi salah satu bukti bahwas ada sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan kita. Jika dirunut secara lebih teliti sampai ke akarnya, ujung permasalah ini terletak pada dua hulu permasalahan yaitu masalah pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sosial. Masalah pendidikan di lingkungan keluarga ini meliputi cara orang tua mendidik dan membiasakan anak, keteladanan orang tua dan sebagainya. Sedangkan masalah pendidikan di lingkungan sosial meliputi pendidikan formal di sekolah dan nonformal di masyarakat. Salah satunya adalah permasalahan pada saat berlangsungnya pembelajaran. Pada bagian ini, cara guru mendidik dan membentuk siswa-siswanya akan menjadi bahasan prioritas. Keteladanan guru dan interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran akan menjadi bahan diskusi yang panjang. Banyaknya problematika kenakalan remaja dan banyaknya remaja yang kurang bergairah dalam menjalani pendidikan formalnya di sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu parameter apakah para pendidik benar-benar telah menjalankan tugas mendidik dengan baik.

Contoh permasalahan yang ada dalam pembelajaran siswa adalah pembelajaran sains di tingkat SMA. Banyak siswa yang merasa terbebani ketika mempelajari bidang pengetahuan ini. Ada sebagian siswa yang menganggap fisika sebagai momok-nya pelajaran. Karena takutnya, sampai ada orang tua yang memberikan dosis pembelajaran berlebih kepada putra-putri mereka lewat bimbingan privat atau lembaga bimbingan belajar. Sehingga yang diperoleh bukan pemahaman yang baik terhadap sains melainkan hanya sebuah nilai tak bermakna. Padahal Harun Yahya mengatakan bahwa fungsi mempelajari ilmu sains dan ilmu lainnya pada intinya adalah untuk mengenal adanya Sang Pencipta (Harun Yahya, 2007). Hal ini juga sesuai dengan permendiknas nomor 14 tahun 2007 tentang Standar Isi Untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C pada bagian lampiran SK dan KD mata pelajaran rumpun ilmu pengetahuan alam (http://www.puskur.net).

Maka dari itu, penulis ingin mengungkapkan gagasan tentang implementasi PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) di tingkat pendidikan menengah sebagai bentuk perpaduan antara pendidikan profetik dengan pembelajaran sains untuk membentuk karakter siswa. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban dari permasalahan pendidikan yang ada saat ini, yaitu bagaimana menghadirkan pendidikan yang membangun karakter peserta didik. Dengan terbentuknya karakter siswa secara baik, maka akan lahir generasi penerus bangsa yang siap menjawab tantangan masa depan dan bersaing secara global.

Tujuan

Tujuan dari usulan gagasan ini antara lain:

1. Mendeskripsikan implementasi PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) di tingkat pendidikan menengah.

2. Mengidentifikasi karakter-karakter unggul yang dapat dibentuk dari implementasi PSC-Learning.

Manfaat

Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Manfaat yang diharapkan antara lain:

1. Secara teoritis tulisan ini dapat dijadikan rujukan untuk spesialisasi konsep pendidikan profetik dalam pembelajaran untuk pembuatan karya tulis yang berkaitan dengan bahasan ini.

2. Secara praktis tulisan ini merupakan panduan dalam penyusunan petunjuk teknis penerapan PSC-Learning sehingga dapat dijadikan sebagai masukan bagi para guru atau dosen dalam menerapkan pendidikan profetik dalam pembelajaran sains.

IMPLEMENTASI PSC-LEARNING (PROPHETIC SCIENCE COLLABORATION LEARNING) DI TINGKAT PENDIDIKAN MENENGAH Pendidikan Profetik dan Pembelajaran Sains

Profetik berasal dari bahasa inggris prophetical yang mempunyai makna kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi. Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritual-individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan penindasan serta mempunyai tujuan untuk menuju ke arah pembebasan. (Kuntowijoyo, 2001:357 dalam http://alqulb.blogspot.com). Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains (http://id.wikipedia.org). Dalam lingkup pendidikan menengah pembelajaran sains dapat diartikan sebagai serangkaian proses untuk membelajarkan ilmu pengetahuan alam berupa fisika, kimia dan biologi kepada para peserta didik (siswa). Dengan demikian PSC-Learning (Prophetic Science Collaboration Learning) merupakan sebuah metode dalam pembelajaran sains (fisika, kimia dan biologi) yang berlandaskan semangat dan karakter kenabian. Pembelajaran yang dilakukan merupakan sarana untuk menyadarkan siswa akan hakikat dirinya dihadapan Sang Khaliq. Sehingga semua aktivitas yang dilakukan selalu sarat dengan kontemplasi dan hikmah dalam rangka menumbuhkan benih-benih kesadaran dalam hati siswa.

Urgensi Pendidikan Profetik di Tingkat Pendidikan Menengah

Menurut UU nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwaPendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah Menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Dari definisi di atas, dapat diambil batasan pengertian tentang tingkat pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh SMA, MA atau SMK selama 3 tahun. Sedangkan alasan PSC-Learning diimplementasikan pada tingkat pendidikan menengah adalah para siswa pada jenjang tersebut sudah mengetahui tujuan belajar, sudah dapat berpikir rasional, memiliki pengetahuan luas, memiliki oientasi masa depan, dan sudah memiliki konsep berpikir abstrak.

Jika kita membaca buku-buku karangan Harun Yahya banyak mengungkapkan keterpaduan antara ilmu-ilmu yang ditemukan di abad modern ini dengan kandungan al-Quran. Dengan hikmah tersebut terbentuklah keyakinan yang kuat dalam diri seseorang akan keberadaan Sang Pencipta dan lahirnya kesadaran untuk mengagungkan serta tunduk kepada-Nya (Harun Yahya, 2007). Dibandingkan dengan karya-karya ilmuwan Barat, karya-karya Harun Yahya mampu menunjukkan keharmonisan antara konsep teologis dengan sains modern dan tidak mengenal adanya dikotomi. Hal ini juga dikuatkan oleh ilmuwan lainnya yaitu Dr. Zakir Abdul Karim Naik dalam bukunya The Quran and Modern Science Compatible or Incompatible?.Menurut beliau, fenomena-fenomena lain yang ditemukan para ilmuwan saat ini ternyata telah dijelaskan dalam al-Quran. Ini berarti tidak ada pertentangan antara al-Quran dan sains. Berdasarkan paparan tersebut, penulis ingin menyampaikan bahwa tidak adanya pertentangan antara al-Quran dan sains merupakan satu alasan yang kuat mengapa PSC-Learning penting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran sains. PSC-Learning adalah jembatan yang akan mengkrompomikan konsep ketuhanan dan keilmiahan sebagai suatu kesatuan (monokotomi). Alasan selanjutnya adalah sains ibarat pisau tajam yang bermata dua yang dapat menggiring seseorang untuk religius atau atheis dan materialistis.

Maka dari itu, penulis sangat meyakini bahwa pendidikan profetik penting untuk diimplementasikan dalam dunia pendidikan melalui PSC-Learning. Metode ini akan menjadi jalan untuk melahirkan orang-orang cerdas, berkarakter kuat dan berkepribadian baik. Urgensi dari pendidikan profetik dalam pembelajaran sains antara lain:

a. Memberikan kerangka berpikir positif kepada peserta didik dalam memahami sains bahwa serangkaian proses pembelajaran yang mereka alami adalah untuk memahami keagungan sang Pencipta (Harun Yahya, 2003:15).

b. Menumbuhkan motivasi peserta didik agar bersungguh-sungguh belajar sains dalam rangka menjadikan seseorang semakin beriman akan keberadaan tuhannya.

c. Mengembalikan semangat para peserta didik untuk menjadi pembelajar, yaitu menekuni ilmu pengetahuan sebagaimana para ulama dan ilmuwan di masa lalu hingga mereka melahirkan karya-karya besar yang bermanfaat bagi manusia Dwi Budiyanto (2009: 252 dan 261).

d. Memberikan kerangka berpikir kepada para peserta didik bahwa pembelajaran sains yang dilakukan adalah pembelajaran sains yang memberikan manfaat bagi kehidupan, bukan yang membawa kerusakan dan kehancuran.

Implementasi PSC-Learning Tingkat Pendidikan Menengah

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan dinyatakan dalam pasal 28 Ayat (3) bahwa kompetensi agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kompetensi guru yang berkaitan dengan keterampilan pembelajaran dan cara mendidik. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian baik yang harus dimiliki setiap guru. Kompetensi sosial adalah kompetensi yang harus dimiliki seorang guru terkait dengan komunikasi dan kehidupan sosial kemasyarakatannya. Sedangkan kompetensi profesional adalah kompetensi guru terkait dengan keahliannya di suatu bidang ilmu pengetahuan.

Namun demikian, karakter pendidik yang ideal seharusnya adalah seperti empat karakter kenabian seperti yang disampaikan oleh oleh Prof. Dr. H. M.. Furqon Hidayatullah, M. Pd. dalam bukunya yang berjudul Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas,a. Shiddiq (benar dan jujur)

Menipu peserta didik adalah pantangan karena pendidik adalah figur yang diyakini perkataannya benar oleh peserta didik dan bermanfaat

b. Tabligh (menyampaikan dengan baik)

Pendidik harus mampu mentransformasikan ilmu dan nilai-nilai kepribadian yang baik secara menyeluruh kepada peserta didik dengan cara terbaik.

c. Amanah (dapat dipercaya)

Pendidik harus komitmen terhadap tugasnya dan senantiasa memberikan dedikasi yang terbaik untuk pendidikan meskipun harus seperti Ibu Muslimah dan Pak Harfan.

d. Fathonah (cerdas)

Cerdas tidak hanya secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual. Pendidik diharapkan mampu menjadi orang yang berpengaruh karena kepribadiannya yang unggul.

Bertolak dari landasan tersebut, implementasi PSC-Learning di tingkat pendidikan menengah dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a. Mengutamakan hikmah sebelum perintah

Dalam pembelajaran sains, seorang guru mampu menyampaikan hikmah sebanyak-banyaknya dari pada sekedar menjejali pikiran siswa dengan berbagai tugas yang tidak dikehendaki mereka. Di setiap poin materi, guru hendaknya menggiring para siswa untuk mengagumi kekuasaan sang Pencipta. Banyak sekali fenomena-fenomena yang dapat dijadikan umpan untuk menggiring para siswa berpikir lebih tajam, dewasa dan penuh keyakinan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Jika ini dilakukan secara intensif, maka akan mendorong siswa untuk berpikir positif dan kritis.

b. Mengutamakan manfaat

Guru sebaiknya mampu menggiring siswa untuk berfikir akan kemanfaatan materi ini dan tidak menghabiskan semua waktunya untuk berkutat pada rumus yang membuat siswa alergi. Misalnya ketika guru menyampaikan materi tentang perhitungan energi listrik hendaknya mampu menyampaikan visi dan motivasi agar para siswanya seolah-olah menjadi para pegawai PLN atau para pemantau yang bertugas mengontrol pelaksanaan pencatatan rekening listrik.

c. Melahirkan pembelajar, bukan memaksa belajar.

Dalam bukunya yang berjudul Prophetic Learning; Menjadi Cerdas Dengan Jalan Kenabian, Dwi Budiyanto menyampaikan bahwa belajar adalah kewajiban. Belajar untuk menuntut ilmu telah dicontohkan secara apik oleh generasi awal Islam yang notabene merupakan generasi terbaik. Generasi awal Islam yang haus akan ilmu dan menghargai ilmu tidak sekadar belajar untuk memahami (learning how to think), tapi juga belajar untuk mengamalkan (learning how to do) dan belajar untuk menjadi (learning how to be). Perilaku belajar seperti itu akhirnya tidak berhenti pada penguasaan ilmu semata, tapi juga terjadi transfer of learning. Artinya, apa yang dipelajari dalam belajar membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku sebagai upaya menjadi manusia paripurna (http://ekstra.kompasiana.com). Maka dari itu, seorang pendidik harus mampu melakukan pembelajaran yang mendorong siswa supaya belajar mandiri.

d. Menekankan kompetensi dari pada nilai

Hal ini sangat perlu dilakukan karena saat ini pola pikir sebagian besar siswa adalah bagaimana lulus dengan nilai yang tinggi bukan bagaimana lulus dengan kompetensi yang dimiliki. Juga realita di lapangan seperti seleksi masuk dalam kepegawaian, uang lebih diperhitungkan dari pada kemampuan. Guru sebaiknya dapat membelajarkan how to learning secara intensif. Selain itu, guru yang baik mampu memberi apresiasi yang tinggi kepada siswa-siswanya yang mampu bekerja mandiri.

e. Memanajemen kerja sama, memilah antara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan

Hal ini merupakan tindak lanjut butir (d). Tujuannya untuk melatih kemandirian dan kejujuran siswa. Guru sebaiknya terus-menerus mengarahkan tentang waktu ketika siswa bekerja sama dan kapan tidak melakukan kerja sama. Selain itu, dia harus berupaya mengkondisikan para siswanya secara utin dan berkesinambungan.

f. Jujur dan selalu apresiatif

Hal ini sering diremehkan oleh sebagian pendidik. Seorang guru sebaiknya selalu menjaga diri dari menipu orang-orang yang ingin mengambil pelajaran dari mereka dengan mengatakan saya belum/tidak tahu pada hal-hal yang belum diketahuinya. Sehingga siswa pun mendapat gambaran yang benar bahwa seorang guru pun ternyata ada saatnya untuk tidak tahu. Hal ini akan menghindarkan para siswa dari pola pikir yang menganggap bahwa guru serba benar dan harus diikuti apa pun perkataannya. Selain itu, sains biasanya identik dengan penelitian. Seorang guru hendaknya memberikan teladan kepada para siswanya baik dalam bersikap maupun berperilaku sebagai seorang saintis. Guru hendaknya tidak berkomentar negatif apalagi sampai menyalahkan siswa yang hasil eksperimennya tidak memberikan hasil sesuai dengan teori tetapi justru memberikan apresiasi terhadap kinerja siswa selama praktikum. Hal ini akan menutup pintu kebiasaan berbohong secara ilmiah.

g. Komitmen dan konsekuen

Komitmen adalah rasa keterikatan terhadap sesuatu secara penuh. Sedangkan konsisten di sini dapat diartikan suatu keajegan, keselarasan dan sesuai dengan asas yang berlaku. Jadi di sini komitmen dan konsekuen memiliki arti sebagai bentuk keterikatan seorang guru untuk menjalankan azas atau hal-hal yang telah disepakati.

Karakter-Karakter yang Dapat Dibentuk dari Implementasi PSC-Learning

Karakter-karakter yang diharapkan dapat dibentuk melalui implementasi PSC-Learning di tingkat pendidikan menengah antara lain:

a. Keyakinan kuat terhadap keagungan sang Pencipta dan terhindar dari pemikiran atheis atau pemikiran yang menyimpang lainnya.

b. Terbentuknya sikap hidup ilmiah yang bernafaskan sains, yaitu mampu mengaplikasikan konsep-konsep sains dalam berbagai aktivitas yang tercermin dalam sikap kehati-hatiannya, ketelitian, dan kecakapannya.

c. Kejujuran dalam mencari fakta dan membuat keputusan karena sains dibangun atas dasar obyektivitas, sehingga orang yang berjiwa sains akan mengedepankan kejujuran dalam setiap observasinya dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang rasional

d. Kesadaran pribadi untuk belajar dengan rasa keingintahuan yang besar karena seorang yang berjiwa ilmuwan tidak akan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya.

e. Kemandirian dalam usaha untuk mewujudkan visinya.

f. Sikap kooperatif yang pada tempatnya, yaitu mampu menjalin kerja sama pada tempat dan situasi yang tepat.

g. Konsekuen, komitmen terhadap peraturan, fair dalam berbagai kompetisi, dan dapat memegang amanah yang diembannya.

h. Visioner dan berorientasi pada kemanfaatan dengan selalu berpikir solutif dan inovatif terhadap permasalahan

KESIMPULANDari pemaparan gagasan yang di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi dari PSC-Learning di tingkat pendidikan menengah antara lain: a) mengutamakan hikmah sebelum perintah, b) mengutamakan manfaat, c) melahirkan pembelajar dan bukan memaksa belajar, d) menekankan kompetensi dari pada nilai, e) memanajemen kerja sama serta memilah antara yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, f) jujur dan selalu apresiatif, dan g) komitmen dan konsekuen

2. Karakter-karakter yang dapat dibentuk dari implementasi pendidikan profetik antara lain: a) keyakinan yang kuat terhadap keagungan sang Pencipta, b) kejujuran, c) kesadaran pribadi untuk belajar, d) kemandirian dalam usaha, e) sikap kooperatif yang pada tempatnya, f) konsekuen dan komitmen, dan g) isioner dan berorientasi pada kemanfaatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pendidikan Menengah, Ilmu Pengetahuan Alam. http://id.wikipedia.org/

Anonim .2010. Membangun Tradisi Belajar. http://ekstra.kompasiana.com/ group/resensi/2010/02/12/membangun-tradisi-belajar/Anonim. 2010. Pendidikan Profetik Versi Kuntowijoyo. http://alqulb.blogspot. com/2009/03/pendidikan-profetik-versi-kunto-wijoyo.html

Budiyanto, Dwi. 2009. Prophetic Learning: Menjadi Cerdas Dengan Jalan Kenabian. Yogyakarta: Pro-U Media

Hidayatullah, M. Furqon. 2009. Guru Sejati:Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka

Naik, Dr. Zakir Abdul Karim. 2002. The Quran and Modern Science Compatible or Incompatible?. Islamic Research Foundatiom. http://www.irf.net

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional. http://www.presidensby.info/DokumenUU.php/104.pdf

_________. 2007. 46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs). http://www.puskur.net/download/si/smp/PengetahuanAlam.pdfYahya, Harun. 2003. Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur alih bahasa oleh Sunarsih. Jakarta: Global Cipta Publishing

________. 2007. Bagaimana Seorang Muslim Berfikir. http://www.harunyah ya.com/indo/buku/bagaimanaseorang001.htm

LAMPIRAN

BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

1. Ketua pelaksana

Nama Lengkap:Dwi Prasetyo

NIM:K2310030

Fak/Jur/Prodi/Angkt:FKIP / P.MIPA / P.Fisika / 2008

TTL:Kab. Semarang, 22 Mei 1992

Jenis Kelamin :Laki-laki

Email / web:[email protected]

Alamat Rumah:Deresan RT 3/ RW IV Susukan, Semarang 50777

Kos:Pesantren Mahasiswa Ar-Royan, Jl. Kartika Ngoresan Jebres Surakarta

No telepon:085740108357

Riwayat PendidikanSekolah Tahun

SD N 1 Susukan1998 2004

SMP N 1 Susukan2004 2007

SMA N 1 Salatiga2007 2010

S1- Pendidikan Fisika FKIP UNS 2010 sekarang

Riwayat organisasi1) Staf Departemen Kaderisasi SKI FKIP UNS (2011); 2) Staf Divisi Penalaran dan Keilmiahan LSP FKIP UNS (2011)

Karya

Qurvid (Al-Quran Video Per Kata) Media Pembelajaran Isi Kandungan Al-Qur'An Secara Cepat, Praktis, Hemat, dan Atraktif Sebagai Salah Satu Metode Memperbaiki Moral Bangsa (lolos PKM DIKTI)

Surakarta, 4 Maret 2011

Ketua Pelaksana

Dwi Prasetyo

NIM K23100302. Anggota pelaksana Nama Lengkap:Yuli Ardika Prihatama

NIM:K2308062

Fak/Jur/Prodi/Angkt:FKIP / P.MIPA / P.Fisika / 2008

TTL:Gunungkidul, 28 Juli 1990

Jenis Kelamin :Laki laki

Email / web:[email protected]

Alamat Rumah:Banaran RT 03 RW 03, Beji, Ngawen, Gunungkidul, DIY

Kos:Wisma Pelangi Buana, Ngasinan, Jebres, Surakarta, Jateng

No telepon:085743706380

Riwayat PendidikanSekolah Tahun

SD Negeri Bendo1996 2002

SMP Negeri 1 Ngawen2002 2005

SMA Negeri 1 Wonosari2005 2008

S1- Pendidikan Fisika FKIP UNS 2008 sekarang

Riwayat organisasi1) Direktur TPA al-Hidayah (2008-2010); 2) Ketua Departemen Kajian SKI FKIP UNS (2010); 3) Ketua Departemen Kaderisasi BIAS FKIP UNS (2010-2011); 4) Koordinator Divisi NanoClub Mahasiswa SIM UNS (2011-sekarang)

Karya

1) PKM-K Stiker Pintar untuk Pembelajaran Mandiri yang Efektif, didanai DIPA UNS tahun 2009; 2) Artikel Paradoks Guru Bersertifikasi dalam Wajah Pendidikan di Indonesia juara III PIM LSP BEM FKIP UNS 2010; 3) Karya Tulis Pendidikan Moral Sebagai Bingkai Pembentuk Calon Pendidik Berkarakter Kuat dan Cerdas Juara II PIM LSP BEM FKIP UNS 2010; 4) Makalah Universitas Sebelas Maret Menuju World Class University - Sebuah Impian Yang Harus Direalisasikan Finalis 10 Besar LABS Solo Raya 2010

Surakarta, 4 Maret 2011

Anggota Pelaksana

Yuli Ardika Prihatama

NIM K23080623. Dosen Pembimbing

1.Nama : Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D.

2.NIP: 19670802 200012 1 001

3.Tempat / tgl lahir: Sragen, 2 Agustus 1967

4.Jenis kelamin: Laki-laki

5.Pangkat/Gol: Penata / IIIc

6.Jabatan: Lektor

7.Alamat kantor

: Fisika P.MIPA FKIP UNS, Jl. Ir. Sutami No 36 A

Kentingan Surakarta Telp. 0271. 46994

8.Alamat Rumah: Krasiyan Baru, RT.03, RW.VI, Purbayan, Kec. Baki, SUKOHARJO (02717652190 ; 08122608267)

9.Riwayat Pendidikan :

1993 S1 Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta

2000 S2 Ilmu Fisika Pasca Sarjana ITB Bandung

2009 S3 Manajemen Pendidikan UUM Malaysia

11. Penelitian yang pernah dilakukan (3 tahun terakhir):

NoJudulJabatanTahun

1.Analisis Kesehatan Organisasi Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta.Ketua2010

2.Analisis Kesehatan Organisasi Sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta.Ketua2009

3.Pengembangan Media Pembelajaran CD Flash Interaktif Pada Matakuliah Fisika Dasar I Untuk Meningkatkan Prestasi BelajarKetua2009

4.Analisis Kepemimpinan Pengajaran Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta.Ketua2008

5.Model Pembelajaran Kooperatif (Kooperative Learning)Anggota2008

12. P2M yang pernah dilakukan (5 tahun terakhir):

NoJudulJabatanTahun

1.Pelatihan Pemanfaatan Spreatsheet dalam Pembelajaran Fisika SMA Kab KaranganyarAnggota2009

2.Workshop Penmanfaatan Kit IPA SD untuk Efektivitas Pembelajaran IPA SD di Karanganyar Anggota 2008

3.Workshop Eksperimentasi Sederhana IPA SD bagi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.Nara sumber2007

4.Pelatihan Kompetensi Membuat Spoel pada Anak Panti Asuhan sebagai Persiapan Kemandirian Pasca PengasuhanAnggota2006

5.Program Macromedia Flash MX sebagai Media Pembelajaran IPA bagi Guru SMP 8 Surakarta. Ketua2006

13. Pengalaman Memberi Kuliah di luar/ dalam PT sendiri :

NoMata KuliahSKSTempatSemester/Tahun

1. Eksperimen Fisika I2Program P. Fisika UNSGasal/2007-skrg

2. PPL3Program P. Fisika UNSGasal/2007-skrg

3. Microteaching2Program P. Fisika UNSGenap/2007-skrg

4. Fisika Statistik3Program P. Fisika UNSGenap/2007-skrg

5. Fisika Dasar Praktikum Fisika 2 & 1Program P. Fisika UNSI/ 2005 - skrg

6. Fisika Dasar2F. Farmasi UMSI / 2005- 2008

7. Fisika Kesehatan2STIKES Aisiyah SurakartaI, II / 2005- skrg

8. Fisika Kesehatan2Akademi Kebidanan Citra MedikaI / 2008 - skrg

14. Kegiatan penataran/pelatihan/seminar/lokakarya/workshop yang pernah diikuti (3 tahun terakhir) :

NoNamaWaktuJenis partisipasi

Penyajipeserta

1. Pelatihan Assesor Sertifikasi GuruUNS, 2008peserta

2. Pelatihan Pembuatan Proposal Program Kreativitas MahasiswaUNS, 2008Penyaji

3. Pelatihan Penulisan Karya Tulis MahasiswaUNS, 2008Penyaji

4. Pelatihan Pembuatan Proposal Program Kreativitas MahasiswaUNS, 2009Penyaji

5. Seminar & Talk Show : UAN : Idealisma, Realitas, dan ImpiklasinyaUNS, 2009Penyaji

6. Training of Trainer Penelitian Tindakan Kelas (PTK)UNS, 2010peserta

7. Seminar Nasional Hardiknas: Pembentukan Guru dan Dosen Sejati.UNS, 1010Penyaji

8. Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Sians : Pengaruh Temperatur Penumbuhan terhadap Orientasi dan Morfologi Permukaan Film Tipis Galium Nitrida UNS, 2010Penyaji

10.Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia II: Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Pengembangan Kompetensi ProfesionalUNS, 2010peserta

11.Seminar Nasional:

Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kependidikan dengan Inovasi Pembelajaran Berbasis ICTUNS, 2010peserta

12.Lokakarya Penulisan dan Penerbitan Buku Akademik Perguruan Tinggi untuk Doktor dan Profesor di Lingkungan Universitas Sebelas MaretUNS, 2010peserta

15. Publikasi Ilmiah dalam bentuk Buku, Diktat, Jurnal atau Makalah yang diseminarkan (3 tahun terakhir):

NoJudul TulisanNama Buku/ Jurnal/lainyaB/D/J/MTahun

1. Fisika StatistikBuku AjarB2008

2. Penumbuhan Film Tipis GaN pada Substrat Sapher dengan Metode Unballanced Magnetron SputteringJurnalJ2008

3. Pengaruh Metode Pencatatan Mind Map Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa FisikaJurnalJ2008

4. The Role of Leadership, School Health and Teachers Behavior to the Schools PerformancePaper dalam Asia Pacific Regional Conference on Islamic Education (APRCIE)M2008

5. Listrik dan Magnet

(PPG)Bahan AjarB2009

6. Komitmen Guru terhadap Organisasi Sekolah sebagai Pengejawantahan dari Ciri Guru SejatiPaper dalam Seminar Nasional HardiknasM2010

7. Pengaruh Temperatur Penumbuhan terhadap Orientasi dan Morfologi Permukaan Film Tipis Galium Nitrida Paper dalam Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan SiansM2010

8. Fisika (Buku 1)

(Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)Buku AjarB2010

16. Jabatan yang pernah diduduki :

NoJabatanUnit / InstansiTahun

1.Ketua Lab Fisika di Prodi FisikaFKIP UNS2004 2005

2.Sekretaris Jurusan P.MIPAFKIP UNS2005 2007

Bio data ini saya tuliskan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 4 Maret 2011

Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D.

NIP. 19670802 200012 1 001i