PSC Karanganyar

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia (Candra A, 2010). Sekitar 2,5 milyar orang di dunia mempunyai risiko untuk terkena infeksi virus dengue (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Di Indonesia sendiri angka kejadian demam berdarah pada tahun 2011 mencapai 49.868 (Sibarani, 2012) sedangkan di Jawa Tengah sendiri tahun 2012 mencapai 12.000 kasus (Parwito, 2013). Puskesmas Karanganyar sendiri sejak bulan Januari 2013 sampai dengan November 2013 menerima 33 kasus demam berdarah (Puskesmas Karanganyar, 2013). Penyakit demam berdarah dapat menyebabkan kematian dan kerugian materiil melihat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan tidak sedikit. Untuk itu penulis memilih 1

description

Stase IKM

Transcript of PSC Karanganyar

Page 1: PSC Karanganyar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak

ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis Host alami DBD

adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili

Flaviridae dan genus Flavivirus ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk

yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang

terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia (Candra A, 2010).

Sekitar 2,5 milyar orang di dunia mempunyai risiko untuk terkena

infeksi virus dengue (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Di

Indonesia sendiri angka kejadian demam berdarah pada tahun 2011 mencapai

49.868 (Sibarani, 2012) sedangkan di Jawa Tengah sendiri tahun 2012

mencapai 12.000 kasus (Parwito, 2013). Puskesmas Karanganyar sendiri sejak

bulan Januari 2013 sampai dengan November 2013 menerima 33 kasus

demam berdarah (Puskesmas Karanganyar, 2013). Penyakit demam berdarah

dapat menyebabkan kematian dan kerugian materiil melihat biaya yang harus

dikeluarkan untuk pengobatan tidak sedikit. Untuk itu penulis memilih

Demam berdarah sebagai prioritas masalah yang harus dipecahkan pada bulan

Januari 2014.

B. Tujuan

Untuk menurunkan angka kejadian Demam Berdarah di wilayah kerja

Puskesmas Karanganyar, Kabupaten karanganyar, Jawa Tengah.

C. Manfaat

1. Untuk menentukan prioritas masalah yang ada di Puskesmas

Karanganyar.

2. Untuk memahami sistem manajemen masalah kesehatan yaitu Demam

Berdarah.

3. Sebagai pertimbangan dalam penentu kebijakan, pengambilan keputusan

dalam penanganan Demam Berdarah di Puskesmas Karanganyar.

1

Page 2: PSC Karanganyar

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

A. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Kasus-kasus yang terdapat di Puskesmas Karanganyar mulai dari tahun

2012 hingga bulan November tahun 2013 tersaji di bawah ini. Data-data

tersebut menggambarkan prevalensi dan kecenderungan peningkatan masing-

masing kasus, data tersebut juga dapat digunakan sebagai pembanding antara

kasus yang satu dengan yang lain maupun pembanding angka kejadian

penyakit yang sama setiap bulannya selama 2 tahun.

Tabel 1. Data Penyakit Menular Tahun 2012

N

o

Bulan Jenis penyakit menular

Diare Pneumonia DBD ISPA Hepatitis Cikungunya Tifoid TB

1 Januari 78 0 0 1197 0 0 14 1

2 Februari 48 1 0 1079 0 0 15 4

3 Maret 67 4 0 1102 0 0 16 5

4 April 46 2 0 1050 0 0 16 2

5 Desembe

r

84 0 0 1417 0 0 14 2

6 Juni 48 0 0 918 0 0 14 2

7 Juli 53 0 0 821 0 0 23 2

8 Agustus 25 0 0 904 0 0 0 0

9 Septembe

r

66 1 0 950 0 0 19 3

10 Oktober 46 4 1 782 1 0 20 2

11 Novembe

r

74 1 2 881 1 0 18 2

12 Desembe

r

94 1 3 752 0 0 20 2

Total 729 14 6 1185 2 0 189 2

2

Page 3: PSC Karanganyar

3 7

(Puskesmas Karanganyar, 2012)

Data di atas menunjukkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

menempati urutan pertama terbanyak kasus penyakit menular di Puskesmas

Karanganyar pada tahun 2012. Diikuti kasus diare, tifoid dan tuberkulosis

(TB) menduduki peringkat kedua, ketiga dan keempat. Pneumonia menduduki

peringkat kelima sebanyak 14 kasus. Sedangkan chikungunya tidak ditemukan

sepanjang tahun 2012.

Tabel 2. Data Penyakit Menular Bulan Januari-November Tahun 2013

No Bulan Jenis penyakit menular

Diare Pneumonia DB/DBD ISPA Hepatitis Cikungunya Tifoid TB

1 Januari 99 0 0 814 3 0 29 1

2 Februari 78 1 4 684 1 0 29 2

3 Maret 63 0 3 727 0 0 12 0

4 April 73 0 6 660 2 55 17 3

5 Mei 55 0 10 591 2 0 8 3

6 Juni 60 0 0 632 0 0 7 1

7 Juli 86 0 0 572 1 0 9 1

8 Agustus 66 0 7 823 0 0 15 1

9 September 85 0 3 773 0 0 10 3

10 Oktober 66 0 0 564 1 0 23 4

11 November 82 0 0 332 0 0 16 2

Total 813 1 33 7172 10 55 183 21

(Puskesmas Karanganyar, 2013).

Pada bulan Januari hingga November tahun 2013 didapatkan data

penyakit tertinggi masih ditempati oleh kasus ISPA diikuti diare dan tifoid.

Duapuluh satu pasien didapatkan terdiagnosis TB. Kasus pneumonia

ditemukan satu kasus.

3

Page 4: PSC Karanganyar

Pada kasus chikungunya juga terjadi peningkatan yang signifikan pada

bulan April. Kasus chikungunya pada bulan April tersebut menjadi sebuah

KLB akan tetapi pada bulan setelahnya yaitu bulan Mei kasus tersebut sudah

tidak ditemukan karena sudah ditangani oleh Puskesmas Karanganyar, DKK

Kabupaten Karanganyar yang bekerjasama dengan sektor lainnya.

Dari data di atas terlihat lonjakan angka penderita DBD dibandingkan

tahun 2012, dimana pada tahun 2012 terjadi 6 kasus sedangkan pada tahun

2013 terjadi 33 kasus.

B. Pemilihan Prioritas Masalah

Tabel 3. Teknik Kriteria Matriks untuk Penentuan Prioritas Masalah

No MASALAHI (IMPORTANCY)

T R IXTXR PeringkatP S RI DU SB PB PC

1ISPA

5 1 3 3 2 2 2 2 2 1152 8

2Pneumonia

1 5 3 3 3 2 2 4 3 2160 7

3DB/DBD

2 4 4 4 5 4 5 3 4 153.600 1

4TB

2 4 3 4 4 4 5 3 5 115.200 2

5Diare

4 3 4 3 4 3 2 4 3 41.472 3

6Hipertensi

5 3 2 3 2 3 2 2 2 4320 6

7DM

4 3 2 3 2 3 2 2 3 5184 5

8Tifoid

2 3 4 4 3 3 3 3 2 15552 4

Keterangan:

I = importance SB = social benefits

P = prevalence PB = public concern

S = severity PC = political climate

RI = rate of increase T = technology

D

U

= degree of unmet need R = resources

Kriteria: 1= sangat rendah; 2= rendah; 3= sedang; 4= tinggi; 5= sangat

tinggi.

4

Page 5: PSC Karanganyar

Karena DBD mendapatkan skor tertinggi yaitu 153.600 sehingga kami

menjadikannya sebagai prioritas masalah. Prioritas tersebut dilihat dari

segi insidensi, dampak sosial, mortalitas dan prepektif masyarakat

meskipun angka prevalensinya relatif rendah.

5

Page 6: PSC Karanganyar

C. Diagram Tulang Ikan Penyebab Masalah

Gambar 1. Diagram tulang ikan

Berdasarkan diagram tulang ikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa

penyebab masalah yang berperan terhadap kurangnya cakupan posyandu

di wilayah kerja Puskesmas Karanganayar. Penyebab masalah

dikelompokkan menjadi enam kelompok sebab, yaitu :

1. Man

Penyebab tingginya angka kejadian DBD pada tahun 2013 dari

faktor sumber daya manusia adalah kurangnya pengetahuan warga

terhadap kesehatan lingkungan dan penyakit demam berdarah.

Kurangnya pengetahuan warga akan kesehatan lingkungan

menyebabkan tumbuhnya jentik nyamuk.

Selain itu kurangnya kader untuk melakukan Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) rutin juga menjadi masalah. Puskesmas

Karanganyar, melakukan PSN apabila sudah terjadi kasus DBD di

suatu daerah. Seharusnya melakukan PSN secara berkala untuk

memutus vektor nyamuk demam berdarah. Sementara ini di

puskesmas Karanganyar yang melakukan PSN adalah tim Pencegahan

6

Page 7: PSC Karanganyar

dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dan bidan wilayah sehingga sangat

kurang untuk mencakup seluruh daerah kerja puskesmas Karanganyar.

2. Money

Penyebab masalah rendahnya cakupan posyandu dari segi ini

adalah kurangnya dana yang mendukung kegiatan penyuluhan dan

PSN. Kurangnya alokasi dana untuk suatu program akan membuat

program berjalan kurang efektif dan kurang menyeluruh.

3. Method

Penyebab tingginya angka kejadian DBD tahun 2013 dilihat dari

metode adalah kurangnya pendekatan kepada kader untuk melakukan

PSN. Puskesmas Karangnyar mempunyai program tilik tonggo yang

fungsinya warga secara mandiri memeriksa lingkungan tetangga,

namun dikarenakan alasan budaya program ini jadi tidak berjalan.

Disini peran kader sebagai orang yang dihormati di lingkungan

penting untuk menggalakan PSN secara mandiri.

4. Minute

Penyebab tingginya angka kejadian DBD tahun 2013 berdasarkan

faktor waktu adalah karena kesibukan tim P2P dan bidan desa

sehingga program PSN dilakukan setelah terjadi penyakit DBD

5. Material

Penyebab masalah tingginya angka kejadian DBD tahun 2013

berdasarkan faktor material adalah kurangnya sarana dan prasarana.

Kurangnya sarana promosi tentang kesehatan lingkungan dan PSN

menyebabkan kurangnya kesadaran warga.

6. Information

Penyebab masalah tingginya angka kejadian DBD tahun 2013 dari

segi informasi adalah kurangnya pengetahuan warga mengenai

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN

secara mandiri.. Hal ini menyebabkan warga menyepelekan kesehatan

lingkungan. Warga baru melakukan PSN apabila di lingkungan sekitar

telah terjadi kasus DBD.

7

Page 8: PSC Karanganyar

D. Analisis SWOT

Tabel 4. Analisis SWOTKekuatan (S)

1. Terdapat tim gerak cepat2. Terdapat program pemberantasan

sarang nyamuk (PSN)3. Terdapat program tilik tonggo4. Terdapat promkes mengenai

DB/DBD5. Terdapat Penyelidikan epidemiologi

Kelemahan (W)

1. Tim gerak cepat belum berjalan dikarenakan sibuk terhadap masing-masing pokja

2. Kurangnya kader untuk pemberantasan sarang nyamuk

3. Program PSN baru dilakukan bila ditemukan kasus baru

Peluang (O)

1. Terdapat bantuan pengasapan dari dinas kesehatan kabupaten.

2. Terjalin kerja sama dengan rumah sakit

Hambatan (T)

1. Terbatasnya dana untuk melakukan PSN

2. Warga merasa malu untuk melakukan program tilik tongo

8

Page 9: PSC Karanganyar

BAB III

PENETAPAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan beberapa kemungkinan faktor penyebab masalah yang

menyebabkan tingginya angka DBD di wilayah kerja Puskesmas

Karanganyar, dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang tercantum

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5. Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Kurangnya kader untuk

melakukan PSN

Penambahan jumlah kader PSN dan

pelatihan

2. Terbatasnya SDM Puskesmas Penambahan jumlah tenaga P2P dan

peningkatan kualitas melalui pelatihan

3. Terbatasnya waktu untuk PSN Koordinasi terhadap kader dan warga

mengenai jadwal PSN

4. Terbatasnya dana untuk

penyuluhan kader dan PSN

Pengalokasian dana program yang lebih

efektif dan efisien

5. Rasa malu untuk melakukan

PSN

Pemberian penghargaan bagi keluarga yang

rutin melakukan PSN

6 Kurangnya pendekatan terhadap

kader

Meningkatkan pendekatan dari Puskemas

terhadap kader PSN

7 Kurangnya sarana dan prasarana

PSN

Pengalokasian dana untuk sarana dan

prasarana PSN

8 Kurangnya pengetahuan warga Melakukan sosialisasi mengenai DBD dan

PSN dengan leaflet dan presentasi.

9 Kurangnya informasi ke kader

tentang pentingnya PSN

Peningkatan program promosi kesehatan

mengenai PSN terhadap kader

9

Page 10: PSC Karanganyar

B. Pemilihan Prioritas Pemecahan Masalah

Penentuan prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan skoring

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Efektivitas pemecahan masalah

a. Magnitude (M) yaitu besarnya masalah yang dapat diselesaikan

b. Importance (I) yaitu pentingnya pemecahan masalah

c. Vulnerability (V) yaitu sensitivitas dalam mengatasi masalah yang

dihadapi

Nilai efektivitas untuk setiap alternatif pemecahan masalah adalah mulai

dari angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif).

2. Efisiensi pemecahan masalah

Efisiensi adalah biaya (Cost, C) yang diperlukan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Nilai efisiensi yakni angka 5 (paling efisien) sampai

angka 1 (paling tidak efisien).

Menghitung nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif pemecahan masalah

dengan mengalikan nilai M x I x V x C. Pemecahan masalah dengan nilai P

tertinggi adalah prioritas pemecahan masalah terpilih.

10

Page 11: PSC Karanganyar

Tabel 6. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar

No Daftar Pemecahan Masalah

Efektifitas Efisiens

i

(C)

Jumlah

MxIxVx

CM I V

1. Penambahan jumlah kader PSN dan

pelatihan

4 4 4 3 192

2. Penambahan jumlah tenaga P2P dan

peningkatan kualitas melalui

pelatihan

3 4 3 3 108

3. Koordinasi terhadap kader dan warga

mengenai jadwal PSN

3 3 3 4 108

4. Pengalokasian dana program yang

lebih efektif dan efisien

3 3 3 2 54

5. Pemberian penghargaan bagi

keluarga yang rutin melakukan PSN

3 4 5 2 120

6. Meningkatkan pendekatan dari

Puskemas terhadap kader PSN

4 3 4 4 192

7. Pengalokasian dana untuk sarana dan

prasarana PSN

2 4 3 2 48

8. Melakukan sosialisasi mengenai

DBD dan PSN dengan leaflet dan

presentasi.

5 4 4 3 240

9. Peningkatan program promosi

kesehatan mengenai PSN terhadap

kader

4 3 3 3 108

11

Page 12: PSC Karanganyar

Berdasarkan kriteria matriks maka urutan prioritas pemecahan masalah

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan sosialisasi mengenai DBD dan PSN dengan leaflet dan

presentasi.

b. Meningkatkan pendekatan dari Puskemas terhadap kader PSN.

c. Penambahan jumlah kader PSN dan pelatihan

d. Pemberian penghargaan bagi keluarga yang rutin melakukan PSN

e. Penambahan jumlah tenaga P2P dan peningkatan kualitas melalui

pelatihan

f. Koordinasi terhadap kader dan warga mengenai jadwal PSN

g. Peningkatan program promosi kesehatan mengenai PSN terhadap

kader

h. Pengalokasian dana program yang lebih efektif dan efisien

i. Pengalokasian dana untuk sarana dan prasarana PSN

C. Analisis SWOT

Tabel 7. Analisis SWOT dari Prioritas Jalan Keluar

Komponen Penjelasan

Strength - Ditujukan langsung kepada masyarakat ( tepat

sasaran)

- Tempat dan waktu bisa menyesuaikan

- Terdapat tenaga penyuluh

- Dapat mengetahui peningkatan pemahaman

masyarakat setelah sosialisasi

Weakness Tidak semua penyuluh dapat melakukan

penyuluhan secara menarik

Opportunity - Tersedianya sarana yang mendukung

penyuluhan ( komputer, LCD, leaflet, dll)

- Adanya hubungan kerjasama yang baik antara

Puskesmas dengan perangkat desa

12

Page 13: PSC Karanganyar

Threat - Minat masyarakat kurang untuk mengikuti

penyuluhan

- Tingkat pendidikan yang berbeda-beda dari

masyarakat sehingga pemahaman materi juga

berbeda

Setelah ditetapkan pemecahan masalah pada kasus DBD yaitu

sosialisasi, dilakukan analisis SWOT yang meliputi strength, weakness,

opportunity dan threat. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa strength

dan opportunity lebih kuat daripada weakness dan threat.

13

Page 14: PSC Karanganyar

BAB IV

PLAN OF ACTION

Berdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah, sosialisasi mengenai

DBD dan PSN dengan menggunakan leaflet dan presentasi merupakan alternatif

pemecahan masalah yang dipilih guna menanggulangi tingginya angka kejadian

DBD di Kecamatan Karanganyar. Melalui sosialisasi tersebut, diharapkan

masyarakat dapat lebih memahami gejala, cara penularan, dan bahaya DBD, serta

mengetahui pentingnya PSN. Berikut ini merupakan rencana persiapan yang

dibutuhkan :

A. Tujuan : Meningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di

Kecamatan Karanganyar.

B. Sasaran : Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar.

C. Metode : Penyuluhan dengan media elektronik yang menarik serta

pamflet

D. Materi : 1. Pengetahuan tentang demam berdarah berupa gejala,

cara

penularan, bahaya dan pengobatan.

2. Pentingnya melakukan PSN

E. Waktu dan lokasi : Sabtu, 18 Januari 2014, di posyandu-posyandu wilayah

kerja puskesmas Karanganyar

F. Pelaksana : Dokter muda IKM 467A Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret

G. Biaya :

Tabel 8. Perkiraan Biaya yang Diperlukan untuk SosialisasiNo Pengeluaran Satuan Harga Jumlah

1 Pamflet 100 Rp500,00 Rp50.000,00

Jumlah Rp50.000,00

14

Page 15: PSC Karanganyar

H. Mekanisme Kegiatan: Penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan media

elektronik dan media cetak. Setelah materi

disampaikan, para peserta diberikan kesempatan untuk

bertanya. Dengan demikian, para peserta diharapkan

dapat memahami materi yang disampaikan.

15

Page 16: PSC Karanganyar

DAFTAR PUSTAKA

Candra, A . 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator 2 (2):110 –119.

Departemen Kesehatan Rebublik Indonesia. 2007. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Parwito. 2013. 48 Orang Meninggal Akibat Serangan DBD di Jateng http://www.merdeka.com/peristiwa/48-jiwa-meninggal-akibat-serangan-dbd-di-jateng.htm. Diakses 14 Januari 2014.

Puskesmas Karanganyar. 2012. Penyakit Menular Tahun 2012. Karanganyar: Puskesmas Karanganyar.

____________________. 2013. Penyakit Menular Tahun 2013. Karanganyar: Puskesmas Karanganyar.

Sibarani, Rejeki S (2012). Pengaruh Implementasi Kebijakan DBD Terhadap Kejadian DBD di Kelurahan Bandar Sakti Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara: Thesis

World Health Organization. 2012. Global Strategy for Dengue Prevention and Control. France : World Health Organization.

_______________________. 2013. Control Strategies Dengue Environmental Management. http://www.who.int/denguecontrol/ control_strategies /environmental_management/en/index.html. Diakses 14 Januari 2014

16

Page 17: PSC Karanganyar

LAMPIRAN

1. Leaflet penyuluhan

17