lap PSC NUR
-
Upload
wahyu-wirawan -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of lap PSC NUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bayi sampai anak berusia dibawah lima tahun lazim disebut
sebagai balita. Di dalam ilmu gizi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
dikelompokkan kedalam golongan rawan terhadap kekurangan gizi yang
harus mendapatkan perhatian dalam meningkatkan gizi masyarakat
(Soekirman, 2000). Kelompok rentan gizi merupakan kelompok masyarakat
yang paling mudah menderita kekurangan gizi jika suatu masyarakat
mengalami kekurangan penyediaan bahan makanan. Pada umumnya
kelompok yang rentan gizi adalah anak balita, hal ini disebabkan karena
anak balita mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat sehingga
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar pula (Sediaoetama,
2000).
WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan
dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Sejak janin dalam
kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa dan lanjut usia, makanan
yang memenuhi syarat gizi merupakan kebutuhan utama untuk pertahanan
hidup, pertumbuhan fisik, perkembangan mental, prestasi kerja, kesehatan
dan kesejahteraan. Oleh karena itu pemberian makanan bergizi sejak usia
dini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Dengan makanan yang bergizi biasanya anak akan tumbuh normal, yaitu
dengan bertambahnya berat badan dan tinggi badan (Soekirman, 2000).
Berdasarkan data Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional),
tahun 2007 menyatakan bahwa masih terdapat 6 ribu lebih balita yang
menderita gizi buruk dan gizi kurang hampir mencapai 15 ribu orang. Jika
dijumlahkan, maka 21 ribu lebih balita menderita gizi buruk dan kekurangan
gizi. Jumlah ini setara dengan 27,5 persen dari total balita di Indonesia yang
berarti seperempat lebih balita Indonesia tumbuh dan berkembang dalam
kondisi yang memprihatinkan (Setiawan, 2008).
1
Berdasarkan data mengenai Indikator Sasaran Program Kesehatan di
UPTD Puskesmas Pajang Surakarta, jumlah balita yang naik berat badannya
belum memenuhi target 78% dari 3304 yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pajang, yaitu hanya 64.9%. Walaupun telah mencapai target,
namun masih dijumpai balita dengan gizi kurang sebanyak 31 orang (0.96%).
(Data PrimerUPTD Puskesmas Pajang, 2013).
Program kesehatan ibu dan anak sebenarnya sangat terkait dengan
program pembinaan gizi masyarakat. Namun dalam pelaksanaanya, terdapat
beberapa hambatan sehingga angka yang ditargetkan belum terpenuhi. Di
antaranya adalah banyaknya faktor yang mempengaruhi status gizi balita,
seperti asupan makanan yang tidak adekuat, pola asuh yang belum tepat,
adanya penyakit infeksi, dan kesehatan lingkungan yang buruk. Kurangnya
kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang pentingnya gizi dalam proses
tumbuh kembang juga turut andil dalam masalah ini.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis ingin menganalisis
lebih dalam mengenai penyebab kurangnya angka balita dengan berat badan
naik di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pajang dan apa saja upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya.
B. Perumusan Masalah
Mengapa angka balita dengan berat badan naik di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pajang rendah?
C. Tujuan Pemecahan Masalah
1. Tujuan Umum
Meningkatkan angka kesehatan balita terutama yang berhubungan dengan
status gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab rendahnya angka balita dengan berat badan naik
b. Mengetahui penyebab masih adanya balita dengan gizi kurang
2
c. Mencari alternatif penyelesaian masalah penyebab rendahnya angka
balita dengan berat badan naik dan adanya balita dengan gizi kurang
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan anak serta gizi
masyarakat.
2. Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada pelaksana kebijakan
untuk menghadapi kendala di lapangan dalam rangka mengatasi rendahnya
cakupan balita dengan berat badan naik.
3
BAB II
KEADAAN UMUM UPTD PUSKESMAS PAJANG
A. Data Umum
1. Peta Wilayah
a. Keadaan Wilayah
UPTD Puskesmas Pajang terletak di Jalan Sidoluhur Selatan No.29
Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Mempunyai
empat kelurahan binaan yaitu Kelurahan Pajang, Kelurahan Sondakan,
Kelurahan Laweyan, dan Kelurahan Karangasem. Luas wilayah 388.8
Ha yang berupa tanah dataran rendah dengan jumlah penduduk 48.939
jiwa.
b. Batas wilayah UPTD Puskesmas Pajang
Wilayah binaan UPTD Puskesmas Pajang yaitu sebagai berikut:
Sebelah utara : Kelurahan Karangasem berbatasan dengan
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan : Kelurahan Pajang berbatasan dengan Kecamatan
Grogol, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah timur : Kelurahan Sondakan dan Laweyan berbatasan
dengan Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan,
Kota Surakarta
Sebelah barat : Kelurahan Pajang berbatasan dengan Kelurahan
Makamhaji dan Kelurahan Karangasem
berbatasan dengan Kelurahan Gonilan Kecamatan
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah binaan UPTD
Puskesmas Pajang, diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Wilayah Binaan UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2014
No Fasilitas Kesehatan Jumlah Keterangan
4
1. Puskesmas Pembantu 3
2. Pondok pesantren 0
3. Polindes 0
4. Poskesdes 0
5. Lain-lain (dr/bidan//BP swasta) 40
(Sumber: Data Primer, 2014)
B. Data Sumber Daya
1. Ketenagaan
Jumlah pegawai yang bertugas diUPTD Puskesmas Pajang sebanyak
47orang yang terdiri dari tenaga medis dan tenaga non medis yang berada
di Puskesmas Induk maupun Puskesmas Pembantu.
Tabel 2. Daftar Ketenagaan di UPTD Puskesmas Pajang
No.Jenis
Ketenagaan
Yang ada
SekarangKekurangan Status Ket.
A. Puskesmas Induk
1.
2.
3.
Dokter
Dokter gigi
Sarjana/D3
a. SKM
b. S.Kep
c. SFarm./Apt.
d. Akper/S.ST
e. Akbid/S.ST
f. Akademi Gizi
g. Akademi
Perawat Gigi
h. Akademi
Farmasi
i. Akademi
Analis
j. Akademi
4
2
0
2
1/1
3/2
6/1
1
1
1
1
0
9
0
1
0
0
7
4
0
1
7
1
1
PNS
PNS
-
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
-
PNS
PNS
5
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
1.
2.
1.
2.
Rekam Medis
k. SE
Bidan
Perawat (SPK)
Perawat gigi
Sanitarian
Pengelola Obat
Administrasi
Pranata
Komputer
Driver
Kepala UPT
Puskesmas
Kepala Subbag
TU
B. Polindes
Bidan
Tenaga lain
C. Poskesdes
Bidan
Tenaga lain
Jumlah
1
2
2
0
1
2
10
0
1
1
1
0
0
0
0
47
2
0
0
0
0
0
0
1
7
0
0
0
0
0
0
40
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
-
PNS
PNS
PNS
-
-
-
-
(Sumber: Data Primer, 2013)
2. Data Obat dan Bahan Habis Pakai
Obat dan bahan habis pakai yang digunakan sangat banyak jenisnya. Ini
adalah penggunaan obat terbanyak tahun 2013
Tabel 3. Sepuluh Besar Pemakaian Obat di UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013
No Jenis Obat Jumlah
6
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Paracetamol
Amoksisilin
Gliseril Guayacolat
Obat flu
Antacid doen
Chlorpheniramine maleat
Metampiron
Vitamin B1
Deksamethason
Captopril
131,866
81,902
60,247
60,147
46,257
40,864
37,049
34,768
34,705
30,641
(Sumber: Data Primer, 2013)
3. Data Peralatan
Tabel 4. Data Peralatan Kesehatan diUPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013
No. Jenis alat Jumlah Kondisi Keterangan
1. KIA set
a. Termometer
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. IUD Kit
e. Implant Kit
f. Dopler
g. Obgynbed
h. Tempat tidur
pasien
i. Timbangan
(bayi/injak/di
gital)
Poliklinik set dan
2
2
1
2
2
2
1
1
(1/1/1)
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
7
2.
3.
4.
5.
6.
IGD
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Tempat tidur
e. Minor set
f. Tabung
oksigen besar
g. Dragbar
h. Timbangan
i. Spalk set
Poli Gigi
a. Stetoskop
b. Tensimeter
c. Timbangan
d. Dental unit
e. Sterilisator
UKS
UKS Kit
Pusling
a. Tensimeter
b. Stetoskop
3
3
1
3
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
(Sumber: Data Primer, 2013)
4. Sumber Pembiayaan
Kegiatan perkantoran maupun program dibiayai dari APBD Kota
Surakarta dan mendapat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Tabel 5. Data Sumber Pembiayaan Kesehatan di UPTDPuskesmas Pajang Tahun 2013
8
No Sumber Biaya Jumlah
1. APBD Kota Rp. 672.469.000,00
Jumlah Rp. 672.469.000,00
(Sumber: Data Primer, 2013)
5. Sarana dan Prasarana
Tabel 6. Data Sarana dan Prasarana di UPTDPuskesmas Pajang Tahun 2013
No.Jenis Sarana
PrasaranaJumlah
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1. Sarana kesehatan
a. Puskesmas
pembantu
b. Polindes
c. Rumah Dinas
Dokter
d. Rumah Dinas
Perawat
e. Rumah Dinas
Bidan
f. Puskesmas
Keliling Roda 4
g. Ambulance
h. Sepeda motor
i. Vaksin Carier
j. Kapasitas bed
rawat inap
k. Kapasitas
3
-
1
1
1
1
1
3
4
5
1
-
-
-
1
1
-
-
1
4
5
1
1
-
-
-
-
1
1
1
0
0
0
1
-
1
-
-
-
-
1
0
0
0
1
-
-
-
-
-
-
-
0
0
0
9
2.
tempat
persalinan
Sarana Penunjang
a. Komputer
b. Printer
c. Mesin ketik
d. Telepon
e. Televisi
f. CCTV
g. Incenerator
h. SPAL
i. Mesin absensi
(fingerscan)
9
3
2
4
2
3
1
2
1
6
2
1
2
2
1
-
-
1
-
-
-
1
-
0
-
2
-
-
1
-
-
-
2
1
-
-
3
-
1
1
-
-
-
-
-
(Sumber: Data Primer, 2013)
C. Data Derajat Kesehatan
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
kejadian kematian ibu dan bayi dalam masyarakat dari waktu ke waktu.Di
samping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam
penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya.
1. Kematian ibu, bayi, dan balita
a. Angka Kematian Bayi (IMR)
IMR= Jumlah kematianbayi 0−11bln dalam 1tahunJumlah kelahiranhidup padatahun tersebut
x 1000
= 3/906 x 1000
= 0,33 %
b. Angka Kematian Anak Balita (CMR)
CMR= Jumlah kematian Anak umur 1−4 thnJumlahanak umur 1−4 thn pada pertengahantahun
x1000
= 3/906 x 1000
10
= 0,33 %
c. Angka Kematian Ibu (MMR)
MMR= Jumlahkematianibu melahikan setahunJumlah kelahiranhidup pada tahuntersebut
x 100.000
= 0/906 x 100.000
= 0 %
2. Data Kematian Penyakit Menular dan Tidak Menular
Tabel 7. Data Kematian di UPTD Puskesmas Pajang tahun 2013
No Penyebab KematianJumlah
1 Hipertensi 17
2 Diabetes melitus 35
3 Stroke 16
4 Jantung 3
5 Kanker 3
(Sumber: Data Primer, 2013)
3. Jumlah kunjungan pasien
Tabel 8. Data Kunjungan Pasien UPTD Puskesmas Pajang Tahun 2013
No Kelurahan Total
1 Pajang 25.480
2 Sondakan 11.642
3 Laweyan 1.781
4 Karangasem 7.838
5 Luar wilayah 2.543
6 Luar kota 12.047
JUMLAH 61.331
(Sumber: Data Primer, 2013)
4. Sepuluh Besar Pola Penyakit
Tabel di bawah memberikan gambaran mengenai 10 besarpola
penyakit di UPTDPuskesmas Pajang tahun 2013
11
Tabel 9. Sepuluh Besar Penyakit di UPTDPuskesmas Pajang tahun 2013
No Nama Penyakit Total
1 Common cold 5990
2 Influenza bukan karena virus 4686
3 Hipertensi esensial 4132
4 Myalgia 3866
5 Kelainan gusi dan periodonti 2370
6 Gastritis 2258
7 Pemeriksaan kesehatan 1942
8 Pengawasan kehamilan normal 1413
9 Cephalgia non spesifik 1313
10 Influenza non spesifik 1133
TOTAL 29103
(Sumber: Data Primer, 2013)
12
BAB III
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
A. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam kurun waktu satu tahun, UPTDPuskesmas Pajang melakukan beberapa
program pelayanan beserta target dan pencapaian, diantaranya:
Tabel 10.Cakupan program pelayanan kesehatan tahun 2013
No. Indikator Sasaran Target (%)capaian
(%)Keterangan
1. Pelayanan Kesehatan Ibu & Bayi- Pelayanan Bumil- Persalinan oleh nakes- Penanganan bumil Risti- Kematian Ibu per
100.000 KLH- Pelayanan nifas- Pelayanan Neonatus
10010010091
90100
1001001000
100100
2. Pelayanan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah- DDTK balita & pra sek- Px. Kesehatan TK- Px. Kesehatan SD
8580100
91,4100100
3. Pelayanan Keluarga Berencana- Peserta KB Baru- Peserta KB Aktif -
80 80,24. Pelayanan Imunisasi
- UCI 100 100
5. Pemantauan Pertumbuhan Balita dan anak sekolah- Balita naik berat badan- Balita gizi buruk- Balita gizi kurang- Anak SD dengan gizi
baik
780,035,678
64,20
0,976,5
6. Pelayanan Gizi- Bayi dpt kapsul vit A- Balita dpt vit. A- Ibu nifas dpt vit. A- Bumil dpt 90 tab Fe- Masyarakat konsumsi
100100969696
10010010098,999,3
13
cukup iodium7. Pelayanan Pengobatan
- Rawat Jalan- Rawat Inap
18,80,46
19,90,4
Gedung rawat inap dalam perbaikan sejak juli 2013
8. Penyelidikan Epidemiologi & Penanggulangan KLB- KLB ditangan <24 jam 100 0
9. Pencegahan dan Pemberantasan TB- Angka kesembuhan- Cakupan penanganan
98100
100100
10. Pencegahan dan Pemberantasan Peny. DBD- Angka kesakitan per
10.000 penduduk- Angka kematian- House Index
6
1< 5
1
04,4
11. Kesehatan Lingkungan- Tempat Umum- Air Bersih- Jamban- Rumah sehat- TPM
8094907388
10010099
72,998
12. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)- Rumah tangga sehat
utama dan paripurna- Bayi dgn ASI ekslusif- SD sehat utama dan
paripurna- SMP sehat utama dan
paripurna- SMA sehat utama dan
paripurna
70
4397
20
20
91,5
71,2100
66,7
66,7
13. Pelayanan Kesehatan Remaja- Pelayanan kesehatan- Jumlah kelompok
remaja yang dibina per kelurahan
- Remaja yang mendapat konseling
636
3,3
73,117
4,5
14. Penyuluhan P3 NAPZA 10 21,115. - Presentase posyandu mandiri
- Prensentase posyandu 52
40
93
7
14
purnama16. Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan- Jumlah dan jenis obat
esensial- Ketersediaan obat
generic
93
100
100
99,2
(Sumber: Data Primer, 2013)
Angka derajat kesehatan di UPTDPuskesmas Pajang adalah sebagai berikut:
1. Angka Kematian Ibu
Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang tidak terdapat
kematian ibu (0%)
2. Angka Kematian Bayi
Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang terdapat tiga
kematian bayi (0,33%)
3. Angka Kematian Balita
Pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTDPuskesmas Pajang terdapat tiga
kematian balita (0,33%)
4. Status Gizi Masyarakat
Tabel 11.Status Gizi Balita di Wilayah UPTD Puskesmas Pajang tahun 2013
Jml.
Balita
Jml. Balita
Girang%
Jml. Balita
Gibur%
3.304 31 0,9
4
0 0
(Sumber: Data Primer, 2013)
Tabel 12.Ibu Hamil KEK di Wilayah UPTDPuskesmas Pajangtahun 2013Jumlah Ibu Hamil Jumlah Bumil KEK %
1006 4 0,4%
(Sumber: Data Primer, 2013)
B. Pemilihan Prioritas Masalah
1. Landasan Teori Penentuan Prioritas Masalah
Cara penentuan prioritas masalah program kesehatan antara lain:
15
a. Metode Harlon
Dalam hal ini, masalah program dikaji dalam empat aspek yaitu
besar masalah, berat/tingkat kegawatan, kemudahan penanggulangan,
dan pearl factor. Metode ini cukup mudah dan hasilnya relevan.
b. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)
Dalam hal ini, akan digunakan tiga macam kriteria yaitu:
1) Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin
diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah antara
lain:
a) Besarnya masalah (Prevalence) : P
b) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity) : S
c) Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) : RI
d) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of
unmeet need) : DU
e) Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit):
SB
f) Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern):
PB
g) Suasana politik (political climate) : PC
2) Kelayakan teknologi (T)
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat
dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin
diprioritaskan masalah tersebut.
3) Sumber daya yang tersedia (R)
Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah (resources availibility) makin diprioritaskan
16
masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini
menunjuk pada tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).
Kriteria penilaian:
1: tidak penting; 2: agak penting; 3: cukup penting; 4: penting; 5:
sangat penting (Azwar, 1996)
2. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan
Dari berbagai masalah kesehatan tersebut, penulis menyusun tabel
matrikulasi prioritas masalah untuk menentukan urutan prioritas masalah
yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Tabel 13. Matrikulasi Penentuan Prioritas Masalah
No.Daftar
Masalah
IT R
∑IxTxRP S RI DU SB PB PC
1. A 5 5 4 3 3 5 4 5 5 450.000
2. B 4 3 3 3 3 3 3 3 5 43.740
3. C 1 2 1 2 3 3 1 2 1 72
4. D 3 4 5 3 2 3 2 1 3 6.480
5. E 2 1 1 4 2 1 1 4 3 192
Keterangan:
A. Balita berat badan naikB. Anak SD dengan gizi baikC. Rumah sehatD. Presentase posyandu purnamaE. Ketersediaan obat generik
Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas masalah
adalah sebagai berikut:
1. Balita berat badan naik
2. Anak SD dengan gizi baik
3. Presentase posyandu purnama
4. Ketersediaan obat generik
5. Rumah sehat
Dari berbagai masalahyang ada, masalah kesehatan yang menjadi
prioritas perhatian utama di UPTDPuskesmasPajangadalahbalita berat
17
ab
ba
PerilakuMasyarakat
Kinerja Pelayanan Kesehatan
Lingkungan
badan naik. Karena rendahnya angka capaian balita berat badan naik dan
masih tingginya angka balita dengan gizi kurang, serta peluang untuk
dapat tercapainya target, maka ditetapkan bahwa masalah balita berat
badan naik menjadi prioritas masalah kesehatan.
3. Analisis Masalah dengan Teori Tulang Ikan
Berdasarkan teori Blum,derajat kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan
genetika.Oleh karena itu untuk mencari alternatif pemecahan masalah
perlu melihat sumber permasalahan dari faktor penunjang kesehatan
tersebut dalam diagram tulang ikan sebagai berikut :
Diagram 1. Diagram Tulang Ikan
Keterangan:
1. Perilaku masyarakat
a. Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya tumbuh
kembang balita
b. Kurangnya pengetahuan mengenai proses tumbuh
kembang balita
2. Lingkungan
a. Keadaan sosial ekonomi menyebabkan kerterbatasan
penyediaan ragam makanan
18
Rendahnya angka
balita berat badan
naik
(Azwar, 1996)
b a
b. Jumlah penduduk, luasnya wilayah, dan banyaknya
sumber makanan yang tidak sehat di sekitar tempat tinggal
3. Kinerja pelayanan kesehatan
a. Komitmen dari tenaga kesehatan untuk menjalankan
program pelayanan kesehatan ibu dan anak
b. Koordinasi antarpetugas pelayanan kesehatan dalam
menangani kasus balita yang mengalami masalah gizi
4. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu akronim dari strenght (kekuatan),
weakness (kelemahan) dari lingkungan internal organisasi, serta
opportunity (kesempatan/peluang) dan threat (ancaman/rintangan) dari
lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini dilakukan dengan cara
membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal organisasi
untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini berguna untuk
menganalisis faktor- faktor internal organisasi layanan kesehatan yang
memberi andil terhadap kualitas layanan kesehatan atau salah satunya
komponennya dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
organisasi layanan kesehatan (Gazalba, 2009).
Diagram 2. Kerangka Berpikir Konseptual
19
Masalah :Rendahnya angka balita berat badan naik
SWOT
Hasil
Pengumpulan dan Pengolahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada yaitu rendahnya angka balita
berat badan naik, akan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan
masalah berdasarkan prioritas.
20
SW
OT
S1. Jumlah kader yang
cukup2. Anggaran dana
cukup3. Pertemuan rutin
posyandu setiap bulan
W1.
O1. Dukungan dari
tokoh masyarakat
Strategi SO1. Memberikan
sosialisasi kepada kader mengenai variasi makanan tambahan untuk balita
Strategi WO1. Memberikan
penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap proses tumbuh kembang balita
T1. Kurangnya
kesadaran orang tua terhadap tumbuh kembang balita serta variasi pemberian makanan dengan gizi seimbang pada balita
Strategi ST1. Meningkatkan
pemahaman orang tua tentang pentingnya variasi pemberian makanan dengan gizi seimbang
Strategi WT1.
A. Alternatif Jalan Keluar
Prioritas masalah yang telah penulis tentukan perlu disusun alternatif
pemecahannya dengan terlebih dahulu menggali penyebab dari masalah
tersebut. Penyebab berat badan balita tidak naik, antara lain dikarenakan:
1. Konsumsi makanan
2. Luas wilayah kerja puskesmas yang besar dengan kepadatan penduduk
yang tinggi ditambah banyaknya jumlah sekolah
3. Minimnya jumlah kader kesehatan remaja di tingkat sekolah
4. Keadaan sosial-ekonomi yang rendah menyebabkan keengganan
masyarakat, terutama remaja untuk memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan
5. Kurangnya kesadaran remaja terhadap kesehatan pribadi yang akan
berdampak pada produktivitas remaja terutama dalam proses pendidikan
maupun dalam bekerja
6. Minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, baik yang
berhubungan dengan kondisi sosial seperti perasaan tabu ketika
membicarakan tentang sex yang menyebabkan kurangnya informasi
kepada remaja
7. Pelayanan kesehatan remaja yang waktunya berbenturan dengan jam
kegiatan belajar-mengajar di sekolah
Dari berbagai penyebab masalah tersebut diatas, dapat ditentukan
alternatif jalan keluar sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita
2. Meningkatkan koordinasi dan keterlibatan orang tua yang memiliki balita
agar lebih memperhatikan gizi dan tumbuh kembang balita
3. Memberikan variasi makanan tambahan setiap posyandu
4. Mengadakan lomba balita sehat tingkat UPTD Puskesmas Pajang
B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar
22
Tabel 15. Matriks untuk Memilih Prioritas Pemecahan Masalah
No Cara Pemecahan Masalah
EfektivitasEfisiensi
(C)
Prioritas
= C
MxIxVM I V
1
Memberikan penyuluhan
tentang gizi dan tumbuh
kembang balita
5 4 3 2 30
2
Meningkatkan koordinasi
dan keterlibatan orang tua
yang memiliki balita agar
lebih memperhatikan gizi
dan tumbuh kembang balita
3 4 2 4 6
3
Memberikan variasi
makanan tambahan setiap
posyandu
4 3 3 2 18
4
Mengadakan lomba balita
sehat tingkat UPTD
Puskesmas Pajang
3 2 3 2 8
Kriteria efektivitas :
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)
I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
V = Vulnerability (sensivitas jalan keluar)
Kriteria penilaian efektifitas :
1 = tidak efektif
2 = agak efektif
3 = cukup efektif
4 = efektif
5 = paling efektif
Kriteria efisiensi :
C = Efficiency – Cost (jika biaya >>, dikatakan tidak efisien)
23
Kriteria penilaian efesiensi :
1. = tidak efisien
2. = agak efisien
3. = cukup efisien
4. = efisien
5. = paling efisien
BAB V
PLAN OF ACTION
24
A. Kegiatan : Penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita.
Tujuan : − Sebagai sarana perkumpulan ibu-ibu yang
memiliki balita di lingkungan kerja Puskesmas.
− Memberikan tambahan pengetahuan tentang
pengaruh gizi terhadap tumbuh kembang balita.
− Memberikan motivasi kepada para orang tua agar
lebih memperhatikan gizi serta tumbuh kembang
balita.
Sasaran : Orang tua yang memiliki balita di lingkungan kerja
UPTDPuskesmas Pajang
Pelaksana : Dokter, petugas promkes, dan kader
Waktu : Setiap setiap bulan bergantian setiap RW
Lokasi : Balai RW setempat/rumah warga yang ditunjuk
Mekanisme : 1. Pendataan orang tua yang memiliki balita di
masing-masing RW
2. Koordinasi petugas promkes, dokter, kader,dan
tokoh masyarakat setempat
3. Penentuan tempat dan pelaksanaan kegiatan
Pembiayaan : Uang transport petugas puskesmas
3 x Rp. 50.000,-= Rp.150.000,-
Pencetakan brosur
1 rim = Rp. 100.000,-
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
25
Belum tercapainya target balita berat badan naik di wilayah kerjaUPTD
Puskesmas Pajang, dapat disebabkan oleh:
1. Kurangnya pengetahuan orang tua tentangpentingnya gizi terhadap proses
tumbuh kembang balita
2. Rendahnya kesadaran orang tua dalam hal pentingnyagizi terhadap
tumbuh kembang balita
3. Kurangnya sosialisasi tentang pengetahuan gizi dan tumbuh kembang
balita wilayah UPTDPuskesmas Pajang
B. Saran
1. Memberikan penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang balita
2. Meningkatkan koordinasi dan keterlibatan orang tua yang memiliki balita
agar lebih memperhatikan gizi dan tumbuh kembang balita
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,A. 1980. Puskesmas dan usaha kesehatan pokok. Jakarta : Akadoma. Hal:90-91.
26
Azwar, A. 1996. Pengantar administrasi kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal. 181-250.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Menjadi remaja gaul dan sehat.Jakarta : Depkes RI.
Gazalba. 2009. Analisis SWOT. diunduh dari: http://belopa.blogspot.com/2009/01/analisis-swot.htm
Setiawan, Beni, 2008. Gizi Buruk dan Jerat Kemiskinan. http://bennisetiawan.blogspot.com/2008/05/gizi-buruk-dan-jerat-kemiskinan.html
Soediaoetama, Achmad Djaelani, 2000. Ilmu Gizi: Untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia. Jakarta Timur: Dian Rakyat
Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
UPTD Puskesmas Pajang Surakarta. 2013. Plan of Action UPTD Puskesmas Pajang. Surakarta
27