Pkm Beasiswa

11
PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK PEMBUATAN BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET ALAMI Eka Liandari, Risma Putri Sartika, Shifa Wardani, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta PENDAHULUAN Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam family Palmae dan banyak tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia. Tanaman Kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperatur, curah hujan, kelembapan, dan tanah. (Palungkun, 2001) Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan tumbuhan kelapa . Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu komoditas pertanian sekaligus sebagai tanaman industri yang sangat potensial dan mempunyai peranan yang sangat penting baik dari segi nutrisi maupun ekonomi bagi penduduk Indonesia disamping kakao, lada dan vanili. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian yaitu sabut, tempurung, daging buah dan air. Seluruh bagian kelapa tersebut dapat dimanfaatkan secara terpadu misalnya, serabut dapat dijadikan keset dan dasar jok mobil; tempurung dapat dijadikan arang briket, karbon aktif, atau diolah menjadi liquid smoke; air kelapa dimanfaatkan menjadi nata de coco; daging kelapa menjadi minyak; Ampas dan blondo hasil pengolahan minyak bisa dijadikan pakan ternak (Sukartin,2005).

description

a

Transcript of Pkm Beasiswa

PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK PEMBUATAN BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR SEBAGAI PENGAWET ALAMIEka Liandari, Risma Putri Sartika, Shifa Wardani,Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta

PENDAHULUANTanaman Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam family Palmae dan banyak tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia. Tanaman Kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperatur, curah hujan, kelembapan, dan tanah. (Palungkun, 2001) Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan tumbuhan kelapa . Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu komoditas pertanian sekaligus sebagai tanaman industri yang sangat potensial dan mempunyai peranan yang sangat penting baik dari segi nutrisi maupun ekonomi bagi penduduk Indonesia disamping kakao, lada dan vanili. Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian yaitu sabut, tempurung, daging buah dan air. Seluruh bagian kelapa tersebut dapat dimanfaatkan secara terpadu misalnya, serabut dapat dijadikan keset dan dasar jok mobil; tempurung dapat dijadikan arang briket, karbon aktif, atau diolah menjadi liquid smoke; air kelapa dimanfaatkan menjadi nata de coco; daging kelapa menjadi minyak; Ampas dan blondo hasil pengolahan minyak bisa dijadikan pakan ternak (Sukartin,2005).Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3-6mm. Tempurung kelapadikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempumyai kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar 6-9% (dihitung berdasarkan berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa (Tilman, 1981)Apabila tempurung kelapa dibakar pada temperatur tinggi dalam ruangan yang tidak berhubungan dengan udara maka akan terjadi rangkaian proses penguraian penyusunan tempurung kelapa tersebut dan akan menghasilkan arang selain destilat, tar, dan gas (Anonim, 1983). Destilat ini merupakan komponen yang sering disebut sebagai asap cair.Arang tempurung kelapa adalah produk yamg diperoleh dari pembakaran yang tidak sempurna terhadap tempurung kelapa, prosesnya disebut pirolisis. Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibanding kayu bakar. Arang memberikan kalor pembakaran yang lebih tinggi dan asap yang lebih sedikit. Banyak orang berpendapat, penggunaan arang sebagai bahan bakar sudah tidak jamannya lagi. Namun, kebutuhan akan arang tetap tinggi, karena keberadaanya sebagai bahan baku prose pembakaran belum dapat tergantikan, misalnya untuk pembakaran sate, ayam bakar, ikan bakar, dan sebagainya.Bahan baku pembuatan arang tempurung kelapa ini cukup mudah didapatkan, karena merupakan limbah dari pemanfaatan buah kelapa. Arang dapat ditumbuk, kemudian dikempa menjadi briket dalam berbagai bentuk. Briket lebih praktis penggunannay dibanding kayu bakar. Arang dapat diolah menjadi arang aktif, dan sebagai bahan pengisi dan pewarna pada industri karet dan plastik.Asap merupakan suspensi partikel-pertikel padat dan cair dalam medium gas (Girard, 1992), sedangkan asap cair menurut Darmadji (1997) merupakan campuran larutan dari dispersi asap dan kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis kayu.Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi karena pengaruh panas, polimerasi, dan kondensasi (Girard, 1992). Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat, dan karbonil. Pada pirolosis tempurung kelapa, menghasilkan asap cair dengan kandungan senyawa fenol 4,13 %, karbonil 11,3 % dan asam 10,2 % (darmadji, 1996)Asap cair memiliki banyak manfaat dan telah digunakan pada berbagai industri seperti dalam industri pangan yang biasa digunakan untuk pemberi rasa dan aroma spesifik, juga sebagai pengawet karena sifat antikimroba dan antioksidannya. Industri perkebunan menggunakan asap cair sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair yang antijamur, anti bakteri dan antioksidan dapat memperbaiki kulitas produk karet yang dihasilkan. Selain itu, asap cair juga dapat digunakan untuk mengolesi kayu agar jayu tahan terhadap serangan rayap.

TUJUAN KEGIATAN1. Mengabdi kepada masyarakat dengan memberikan ilmu yang bermanfaat2. Memberikan pelatihan dalam pembuatan arang batok, briket, dan asap cair yang bermanfaat dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa Cibaliung3. Meningkatkan keterampilan sosial dalam bermasyarakat4. Mengembangkan peluang bisnis yang belum begitu banyak dimanfaatkan5. Menciptakan lapangan pekerjaan guna memaksimalkan sumber daya alam yang ada

METODOLOGI KERJAMetode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, dan pelatihan dengsan cara praktek langsung cara pembuatan asap cair dan arang batok kelapa lain sebagai pembanding sampai pengelolaan, serta pembuatan briket temputung kelapa.

Strategi dan Langkah-langkah Program Pendampingan Masyarakat

1. Observasi

Salah satu hal penting dalam KKN tematik ini adalah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat tempat kita mengadakan KKN. Konsep beradaptasi disini adalah bagaimana mahasiswa mampu secara perlahan masuk ke dalam lingkungan baru. Permasalahan yang timbul dari proses adaptasi ini adalah adanya perbedaan bahasa, suku, dan kebudayaan. Oleh karena itu perlu adanya pembaruan antara mahasiswa dengan masyarakat. Butuh kesabaran dalam bersikap serta loyalitas yang tinggi agar tidak terjadi salah persepsi antar masyarakat. Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat memahami informasi dan tertarik untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang diberikan mahasiswa. Inilah yang merupakan tantangan tersendiri bagi mahasiswa.

2. Cara Kerja :Kegiatan Pelatihan yang dilakukan meliputi :1. Pembuatan Arang Batok Kelapaa. Alat dan Bahan Drum bekas- Pasir Kayu atau bambu- Tempurung kelapa Cerobong asap- Sabut kelapa Minyak tanahb. Cara Kerja Bahan baku tempurung kelapa dikeringkan sehingga pembakaran lebih cepat tanpa asap mengepul. Bersihkan dari sabut, pasir, dan kotoran lainnya. Potong tempurung menjadi 8 bagian agar dapat mengisi drum lebih banyak dan matang Masukkan seluruh tempurung kelapa ke dalam drum tertuttup Bakar drum tersebut dengan menggunakan tungku selama 6-8 jam Setelah tempurung berubah menjadi arang dengan kondisi arang mengkilat, maka matikan api di tungku dan masukkan pasir secukupnya ke dalam drum untuk mematikan arang yang masih menyala.

2. Pembuatan Briket Aranga. Alat dan Bahan Arang batok- Alat penghalus Tepung kanji- Saringan tepung Panci/wajan besar- Air Kompor- Alat pengaduk Alat pencetak briketb. Cara Kerja Arang batok dihaluskan menggunakan alat penghalus misalnya ribbon mixer Hasil halusan tadi dapat disaring menggunakan saringan agar lebih halus dan bahan menjadi berbentuk tepung arang. Buat larutan tepung kanji dengan perbandingan tepung dan air 1:2. Dalam api yang sedang, masukkan larutan tepung kanji pada wajan sambil diaduk terus dan jangan sampai menggumpal. Masukkan tepung arang. Perbandingan tepung arang dengan larutan kanji adalah 20:1. Adonan diaduk terus hingga tercampur dan seperti adonan kue putu. Setelah itu adonan dapat dicetak dengan alat pencetak briket. Kemudian dijemur di panas matahari.

3. Pembuatan Asap Caira. Alat dan Bahan Pipa besi Alat penampung asap Alat penampung asap cair

b. Cara Kerja Dalam proses pembakaran batok menjadi arang, asap yang dihasilkan dapat dibuat menjadi asap cair dengan menghubungkan tempat keluarnya asap pada pipa yang panjang sekitar 2-5 meter ke sebuah tempat penampungan asap Asap yang terkumpul dalam penampungan akan menjadi cair dan dapat disalurkan ke penampungan asap cair. Asap cair yang telah tertampung disebut asap cair grade 3 yang berguna untuk mengawetkan kayu dan karet. Jika ingin dipakai sebagai pengawet makanan, harus endapkan grade 3 selama minimal 1 minggu untuk mengendapkan ter Saring dengan zeolit, destilasi ulang asap cair grade 3 tersebut. destilasi dilakukan pada suhu 120-150 0 C

HASIL DAN PEMBAHASANDesa cibaliung merupakan salah satu dari sembilan desa yang berada di wilayah Kecamatan Cibaliung. Jumlah penduduk yang berada di kawasan ini sekitar 8655 warga dan 577 diantaranya merupakan penerima raskin atau bisa dikategorikann sebagai penduduk menengah kebawah.Perekonomian masyarakat desa Cibaliung masih tergolong tertinggal. Mayoritas masyarakatnya megantungkan diri pada sektor pertanian dan masih memanfaatkan alam langsung untuk memenuhi hidupnya. Menurut data yang kami peroleh ada 500 orang yang berprofesi sebagai petani, 431 orang buruh tani, 108 orang buruh swasta, 63 orang PNS, 93 orang pedagang, 2 orang bidan, dan 2 orang bergerak dalam bidang pelayanan jasa.Potensi sumber daya alam yang sangat kaya nampaknya belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar masyarakat masih terlena dengan kekayaan alam yang ada sehingga cenderung mengurangi minat mereka dalam mengolah sumber daya alam yang ada sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam rangka peningkatan taraf hidup. Warga cenderung melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh para orang tua/ pendahulunya tanpa ada upaya dalam melakukan inovasi. Mereka terlihat enggan untuk mengambil resiko demi peningkatan taraf hidup.Salah satu hasil yang terlihat menonjol di desa Cibaliung adalah kelapa, seperti kita tahu kelapa adalah salah satu tanaman yang secara keseluruhan bisa dimanfaatkan tanpa ada satu bagian pun yang terbuang. Namun selama ini para warga hanya menjual kelapa secara utuh seharga Rp. 1000,- per butir, tidak pernah terpintas dalam benak mereka untuk mengolah kelapa tersebut dahulu untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Karena bila kelapa tersebut diolah terlebih dahuu, maka kelapa tersebut akan mendapatkan nilai tambah yang nantinya akan menaikan taraf hidup para petani.Lembaga ekonomi yang ada di desa ini hanya 5 unit dalam bentuk kelompok simpan pinjam yang jumlah anggotanya 50 orang. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah petani dan buruh tani yang ada. Minimnya lembaga perekonomian menyebabkan desa ini kesulitan dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakatnya.Peta sumber daya alam yang ada di desa Cibaliung bisa dilihat dari jumlah sawah tadah hujan seluas 15 ha, tanah perkebunan rakyat 255 ha, tanah hutan 11 ha, pemukiman 10 ha, dan tanah untuk fasilitas umum seluas 7 ha.Dari sektor perkebunan, penanamannya didominasi oleh pohon kelapa, baik yang dikelola ataupun tidak. Hasil dari perkebunan kelapa ini, pertahunnya rata-rata sekitar 1 ton/ha. Selain kelapa, ada pula perkebunan kopi, cengkeh, coklat, pinang dan karet.Selama ini, hasil perkebunan di desa Cibaling langsung dijual dalam bentuk bahan mentah, padahal apabila sumberdaya alam tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dijual maka dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah ini.Pemanfaatan tempurung kelapa untuk pembuatan briket arang dan asap cair sebagai pengawet alami menjadi solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disambut baik oleh masyarakat dengan adanya ketertarikan mereka untuk memulai usaha ini baik rumahan maupun UB (Usaha Bersama). Pelatihan pelatihan kepada masyarakat telah digencarkan dan yang dibutuhkan saat ini adalah komitmen masyarakat untuk terus melanjutkan usaha ini.

KESIMPULANKegiatan pelatihan ini mampu meningkatkan motivasi terhadap masyarakat untuk berwirausaha membuat arang tempurung kelapa secara berkelompok Dengan adanya kegiatan ini batok (tempurung) kelapa bukan hanya menjadi sampah melainkan dapat diolah sehingga lebih bermanfaat. Tempurung kelapa dapat bernilai ekonomi ketika sudah diolah menjadi arang. Pembuatan arang batok merupakan salah satu bentuk peluang usaha yang relatif mudah untuk dilakukan oleh warga. Peluang usaha arang batok, briket dan asap cair ini perlu dilakukan secara berkelompok besar dan kontinu agar mendapatkan hasil yang baik.