PKK II KB AKDR (2)
-
Upload
dwi-tommy-utomo -
Category
Documents
-
view
40 -
download
3
Transcript of PKK II KB AKDR (2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi ke
empat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
keluarga berencana (KB) dalam hal ini telah jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat
mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat Indonesia.
Berdasarkan data dari SDKI 2002-2003, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive
prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3%
pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa.
Namun jika terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta
jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%,
penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa. (Kusumaningrum, 2009)
Menurut SDKI 2002-2003 pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah
metode suntikan (49,1%), pil (23,3%), IUD (10,9%), implant (7,6%), MOW (6,5%),
kondom (1,6%), MOP (0,7%). (Kusumaningrum, 2009)
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa
tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu setiap pribadi
harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya dikarenakan setiap metode
atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Strategi
peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) atau IUD terlihat
jarang berhasil, yang terbukti dengan jumlah peserta KB IUD yang terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data BKKBN Profinsi Jawa Tengah, jumlah peserta KB IUD terus menurun
dari tahun 2004 yakni 552.233 menjadi 529.805 pada tahun 2005 dan 498.366 pada tahun
2006. Dalam perkembangannya pemakaian IUD memang cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun. (imbrwati, 2009)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian KB, Akseptor KB, dan AKDR
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga. ( Hartanto, 2003)
Akseptor adalah orang yang menerima atau mengikuti (melaksanakan) program keluarga
berencana. ( Depdikbud, 1998)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsure tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk dipasangkan ke dalam
rongga rahim untuk mendapatkan efek konraseptif. ( Saifuddin, 2003)
AKDR adalah alat kecil berbentuk T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya
terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik dan dimasukkan ke dalam rahim untuk
mencegah kehamilan. ( Kusmarjadi, 2010)
AKDR adalah suatu alat konrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga rahim wanita.
(Depkes RI, 1991)
AKDR adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal steroid yang
ditempatkan di dalam rahim. ( Kusumaningrum, 2009)
B. Jenis AKDR
Menurut Mochtar (1998), saat ini AKDR telah memasuki era generasi ke empat karena
itu berpuluh macam AKDR telah dikembangkan mulai generasi pertama yang terbuat dari
benang sutra dan logam sampai pada generasi plastic (polietilen) baik yang tidak ditambahi
obat (unmedicated) maupun yang ditambahi obat (medicated).
1. Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi :
a. Bentuk terbuka (open device), misalnya lippes loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring
Coil, multiload, Nova-T da lainnya.
b. Bentuk tertutup (close device), misalnya ota ring, antigen, grafenberg ring, hall
stone ring.
2. Menurut tambahan obat atau metal :
a. Medicated AKDR, misalnya Cu-T 200, 220, 300, 380 A, Cu-7, Nova-T, Mi-Cu
250, 375, progestasert.
b. Unmedicated AKDR, misalnya lippes loop, Margulies, saf-t coil, antigon. AKDR
yang banyak di pakai di Indonesia dewasa ini dari jenis unmedicated adalah lippes
loop dan dari yang jenis medicated Cu-T, Cu-7 multiload, dan Nova-T.
C. Mekanisme Kerja AKDR
Menurut Hartanto, (2003), mekanisme kerja AKDR adalah :
1. Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2. Poduksi local prostaglandin yang meninggi, yang menyebabakan terhambatnya
implantasi.
3. Ganggua atau terlepasnya blastocyt yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalm tuba fallopii
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. Dari penelitian-penelitian terkahir disangka bahwa AKDR juga mencegah spermatozoa
membuahi sel telu (mencegah fertilisasi).
7. Untuk AKDR yang mengandung CU :
a. Antagonism yang spesifik terhadap Zn yang terdapat di dalam enzyme carbonic
anhidrase, sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga
menghambat aktivitas alkali phospatase.
b. Mengganggu pengambilan estrogen endogenalis oleh mucosa uterus.
c. Mengganggu umlah DNA dalam sel endometrium.
d. Mengganggu metabolism glikogen.
8. Untuk AKDR yang mengandung hormone progesterone :
a. Gangguan proses pematangan prolifertaif, skretoir sehingga timbul penekanan
terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi. ( endometrium tetap
berada dalam fase desidual atau pogestasional).
b. Lender serviks yang menjadi lebih kental atau tebal karena pengaruh progestin.
D. Efektifitas AKDR
Menurut Mochtar (1998), efektifitas AKDR cukup tinggi untuk mencegah kehmailan
dalam janga waktu yang lama. Angka kehamilan AKDR berkisar antara 1,5-3 per 100
wanita pada tahun pertama dan angka ini akan menjadi lebih rendah untuk tahun-tahun
berikutnya.
Hartanto, (2003), mengemukakan tentang efektifitas AKDR yaitu :
1. Efektifitas dari AKDR dinyatakan dalam angka kontinuitas ( continuity on rate) yaitu
berupa lama AKDR tetap tinggal in-utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan
dan pengangkatan atau pengeluaran karena alas an-alasan medis atau pribadi.
2. Efektifitas dari bermacam-macam AKDR tergantung pada AKDR nya yaitu ukuran,
bentuk, mengandung Cu atau progesterone dan akseptor yaitu umur, paritas, dan
frekuensi senggama.
3. Dari factor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan atau
pengeluaran AKDR.
b. Makin muda usia, terutama pada nuligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan atau pengeluaran AKDR.
4. Dari uraian di atas maka use-effectivenes dari AKDR tergantung pada variable
administrative, pasien dan medis termasuk kemudahan insersi pengalaman pemasang,
kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui
terjadinya ekspulsi, kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.
E. Indikasi Pemasangan AKDR
Menurut Mochatar (1998), pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan
pada wanita yang :
1. Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
2. Ingin menjarangkan kehamilan
3. Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara
permanen (kontrasepsi mantap )
4. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap penyakit
jantung, hipertensi, hati )
5. Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan.
F. Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin, (2003), yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR :
1. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genital ( vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
5. Kelainan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
cavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang banyak
7. Dikethui menderita TBC serviks
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim < 5 cm
G. Keuntungan AKDR
Menurut Saifuddin , (2003), keuntungan AKDR meliputi :
1. AKDR dapat efektif segera setelah persalinan
2. Metode jangka pnajang (10 tahun proteksi dari Cu-T 380 A dan tidak perlu diganti)
3. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
4. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu-T 380 A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
H. Kerugian AKDR
AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa
kerugian. Kerugian AKDR menurut Manuaba (2002), yaitu :
1. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR insitu
2. Terdapat perdarahan, spotting, menometroragia
3. Leukore, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa mebih basah
4. Dapat terjadi infeksi dan kehamilan ektopik
5. Tali AKDR dapat mengganggu hubungan seksual
I. Pemasangan AKDR
Saifuddin (2003), mengemukakan bahwa sebagian besar masalah yang berkaitan dengan
AKDR (ekspulsi, infeksi, dan perforasi) disebabkan oleh pemasangan yang kurang tepat.
Oleh karena itu hanya petugas klinik yang telah di latih ( dokter, bidan dan perawat), yang
diperbolehkan memasang maupun mancabut AKDR, untuk mengurangi masalah yang
timbul setelah pemasangan semua tahap proses pemasangan harus dilakuakn dengan hati-
hati dan lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan. Waktu
pemasangan AKDR yang paling baik adalah dalam keadaan :
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
2. Hari pertama sampai ke tujuh siklus haid
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode MAL. Perlu di ingat angka
ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca persalinan.
4. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari ) apabila tidak ada gejala
infeksi.
5. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
J. Periksa Ulang AKDR
Menurut Manuaba, (2002) , menyatakan jadwal pemeriksaan ulang AKDR sebagai
berikut :
1. Dua minggu setelah pemasangan
2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
3. Tiga bulan setelah pemeriksaan ke dua
4. Setiap 6 bulan sampai 1 tahun
K. Efek Samping dan Komplikasi
Menurut Mochtar (1998), efek samping dari penggunaan AKDR adalah :
1. Nyeri dan mulas biasanya terjadi sehabis insersi AKDR, yang pada umumnya akan
hilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
2. Perdarahan dapat terjadi pasca insersi, bercak di luar haid atau perdarahan,meo atau
metroragia
3. Flour Albus
4. Dismenorea
5. Disparenia (nyeri sewaktu coitus)
6. Ekspulsi (AKDR keluar dengan sendirinya)
7. Infeksi
8. Embedmen ( AKDR tertanam dalam dinding rahim
9. AKDR dapat tertanam dalam mukosa rahim atau terletak lebih dalam sebagian (parsial)
atau seluruhnya (komplit)
L. Pengeluaran AKDR
Menurut Mochtar (1998), pengeluaran AKDR dilakuakan atas beberapa indikasi, yaitu :
1. Indikasi medis
a. Perdarahan yang hebat atau berlangsung lama
b. Nyeri hebat
c. Hamil dengan AKDR insitu
d. Peradangan panggul
e. Infeksi dan sebagainya
2. Atas permintaan suami istri
3. AKDR telah kadaluarsa
4. Translokasi AKDR
5. Tukar atau pindah cara kontrasepsi lain.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F UMUR 20 TAHUN
DENGAN AKSEPTOR KB AKDR
DI RS AISYIYAH KUDUS
I. PENGKAJIAN
Hari, Tanggal : Sabtu, 15 Juni 2013
Jam : 18.55 WIB
Tempat : Ruang Bersalin RS Aisyiyah Kudus
Sumber Data : Data primer : Autoanamnesa : informasi dari pasien
Alloanamnesa : informasi dari suami pasien
Data sekunder : Buku KIA dan RM
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Klien
Nama pasien : Ny. F Nama suami : Tn. M
Umur : 20 th Umur : 28 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gajah, Demak
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memperoleh program KB AKDR karena ia engikuti program
jampersal.
3. Riwayat Pernikahan
Umur menikah : Ibu mengatakan menikah pada usia 19 tahun
Lama menikah : ibu mengatakan lama menikah 1 tahun
Berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali dengan suami sekarang
Status pernikahan : ibu mengatakan sah secara hokum dan agama
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita sesak napas (asma), kuning (hepatitis)
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluarkan cairan dari vagina berupa keputihan
yang berwarna kuning dan berbau amis, cairan encer kehijauan dan bercak
merah.
Ibu mengatakan tidak ada nyeri tekan di daerah panggul, dan tidak punya
riwayat penyakit jantung, hipertensi, ginjal.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seksual, infeksi
panggul.
Ibu mengatakan tidak punya penyait jantung, hipertensi, ginjal.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah
menderita penyakit jantung dan hipertensi.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : ibu mengatakan pertama kali haid umur 12 tahun
Siklus : ibu mengatakan 30 hari
Lamanya : ibu mengatakan 6-7 hari
Warna : ibu mengatakan merah
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
N
O
Kehamila
nPersalinan Anak Nifas
U
Ko
mpl
ikas
i
JenisPenolo
ng
Kom
plika
si
U JKBB/
PBLaktasi
K
B
Ko
mpl
ika
si
1. 38
mg
gu
5 hr
- sponta
n
Bidan - 0
hr
♂ 3300
/34
- - -
c. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan program keluarga berencana jenis
apapun dan berencana akan mengguakan program KB AKDR.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Selama Hamil Keluhan
Nutrisi Makan : 3x sehari
Menu : nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring habis
Minum : 7-8 gelas/hari
Jenis : the manis, air putih
-
Eliminasi BAB : 1x sehari
BAK : 6-7x sehari-
Istirahat Tidur siang 1-2 jam
Tidur malam 7 jam-
Aktivitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti :
menyapu, mengepel, mencuci, dll-
Personal
Hygene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 3x sehari
Keramas : 2x seminggu
Ganti pakaian : 2x sehari
-
Sexual Tidak teratur 1 minggu sekali -
7. Data Psiko Sosio Kultural dan Spiritual
Suami mendukung ibu untuk KB AKDR
Ibu mengatakan selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu
Ibu mengatakan suami bekerja swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga
Ibu mengatakan menganggap bahwa KB AKDR itu tabu karena ibu erasa malu
bagian vitalnya dilihat oleh orang lain
8. Data Pengetahuan Klien
Ibu mengatakan belum mengerti banyak tentang AKDR dan menganggap jika KB
AKDR mengganggu hubungan seksual.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 360C
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 24x/menit
2. Status Present
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Telinga : bersih
Hidung : bersih
Mulut : bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan parotis
Dada : simetris
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Genetalia : tidak oedema, PPV darah
E. atas : tidak oedema, tidak varises, tangan kiri terpasang infuse RL
E. bawah : tidak oedema, tidak varises
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa
Ny. F umur 20 tahun dengan akseptor KB AKDR
Data Dasar :
1. DS :
a) Ibu mengatakan berumur 20 tahun
b) Ibu mengatakan ingin mengikuti program KB AKDR
2. DO :
KU : baik
Kesadaran : CM
TD : 110/70 mmHg
S : 360C
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
b. Masalah
Tidak ada
c. Kebutuhan
Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 19.00 WIB
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
2. Jelaskan tentang KB AKDR
3. Lakukan informed consent
4. Persiapkan alat
5. Lakukan pemasangan AKDR
6. Jelaskan setelah pemasangan AKDR pada pasien
7. Jelaskan tanda bahaya setelah pemasangan AKDR pada pasien
8. Beritahu ibu jadwal kunjungan untuk control
9. Catat hasil tindakan dalam buku KB pasien
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 15 juni 2013
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
TD : 110/70 mmHg
S : 360C
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
2. Menjelaskan pada ibu tentang KB AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim dan terbuat dari plastic halus atau tembaga untuk
mencegah terjadinya kehamilan, dengan keuntungan tahan sampai 5 tahun, tidak
mengganggu siklus menstruasi, tidak mengakibatkan kegemukan karena alat
kontrasepsi tidak hormonal, tidak mengganggu hubungan seksual dan sangat
efektif untuk mencegah kehamilan. Kerugiannya kemungkinan ibu pada saat
menstruasi darah yang keluar lebih banyak, tidak melindungi ibu dari penyakit
mrnular seksual dan nyeri pada saat menstruasi.
3. Meminta persetejuan dari ibu untuk dilakukan pemasangan KB AKDR dengan
meminta ibu untuk mengisi lembar informed consent dan ditanda tangani ibu.
4. Mempersiapkan alat, yaitu :
a. 1 set IUD coper T 380 A
b. 1 pasang sarung tangan
c. Speculum
d. Tenakulum
e. Sonde uterus
f. Kasa steril
g. Larutan antiseptic
h. Gunting steril
i. Kapas DTT
j. Larutan Chlorin 0,5%
5. Melakuakan pemasangan KB AKDR, yaitu:
a. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu agar memudahkan
dalam pemasangan AKDR
b. Mengatur posisi pasien secara litotomi
c. Mencuci tngan di air mengalir dengan menggunakan sabun lalu dikeringkan
dengan handuk bersih
d. Membuka sebagian dari kemasan AKDR dan memasukkan pendorong ke
dalam tabung inserter
e. Sambil memegang kedua ujung lengan IUD disorong tabung inserter sampai
ke pangkal lengan sehingga lengan IUD terlipat
f. Setealh lengan terlipat, tarik inserter dari pangkal lengan
g. Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan
IUD ke dalam tabung inserter
h. Memakai sarung tangan
i. Melakuakn vulva hygene dengan kapas DTT
j. Memberitahu ibu kalau mau dipasang alat
k. Memasang speculum di vagina untuk melihat serviks dan menganjurkan ibu
untuk bernapas panjang
l. Mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic
m. Menjepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati pada posisi jam 11 dan 1
n. Memasukkan sonde uterus dengan teknik no touch (tidak menyentuh) ke
dalam cavum uteri
o. Menentukan posisi dan kedalaman cavun uteri dan keluarkan sonde
p. Mengukur atau meyamakan kedalaman pada cavum uteri pada sonde dan
tabung iserter yang masih berada didalam kemasan sterilnya dengan
menggeser leher biru pada tabung inserter kemudian buka seluruh plastic
penutup kemasan IUD
q. Mengangkat tabung IUD dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang
masih steril
r. Memegang tabung IUD dengan leher biru dalam posisi horizontal sementara
melakuakn tarikan hati-hati pada tenakulum. Masukkan tabung inserter ke
dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada
tahanan
s. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
t. Melepaskan lengan IUD dengan menggunakan teknik withdrawl (menarik
keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong
u. Mengeluarkan pendorong, kemudian tabung inserter di dorong kembali ke
serviks sampai leher rahim menyentuh serviks/ada tahanan
v. Mengeluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang IUD kurang
lebih 3-4 cm
w. Mengeluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah
x. Melepaskan tenakulum dengan hati-hati , rendam dalam larutan chlorine
y. Periksa serviks, kalau ada perdarahan di bekas tenakulum tekan dengan kasa
z. Mengeluarkan speculum dengan hati-hati
aa. Semua alat dibersihkan dan direndam dalam larutan chlorine 0,5%
bb. Mengembalikan posisi pasien
cc. Memberitahu bahwa pemasangan IUD sudah selesai
dd. Mencuci tangan
6. Menjelaskan pada ibu setelah pemasangan IUD untuk istirahat terlebih dahulu
kira-kira 10 menit. Setelah sampai di rumah saat buang air kecil ibu bisa sambil
memeriksa benang IUD, kalu benang teraba keluar bisa dimasukkan dengan
menggunakan tangan
7. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya setelah pemasangan IUD jika ibu
mengalami nyeri perut yang hebat, pusing, keputihan yang banyak dan berbau dan
nyeri saat berhubungan seksual
8. Menjelaskan pada ibu untuk segera datang ke tempat pelayanan kesehatan jika
mengalami tanda bahaya tersebut
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 4 minggu lagi
10. Mendokumentasikan tindakan pada buku KB ibu
VII. EVALUASI
Tanggal : 15 juni 2013 Jam :
1. Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya
2. Ibu sudah mengetahui tentang KB AKDR dan ibu bisa menjelaskan penjelasan
yang telah diberikan
3. Ibu bersedia untuk dilakukan pemasangan IUD dan ibu sudah menandatangani
informed consent
4. Pemasangan IUD Coper T 380 A sudah dilakukan
5. Ibu sudah mengerti tanda bahaya setelah pemasangan AKDR
TTD
Edy Ayu Dewi Purnama