PKI
description
Transcript of PKI
PENULISAN KARYA ILMIAH
[pekai]
Dosen Pengampu:
DESKRIPSI MATA KULIAHDESKRIPSI MATA KULIAHMembahas prinsip-prinsip dasar dan tata cara menulis Membahas prinsip-prinsip dasar dan tata cara menulis ilmiah, seperti memilih topik, mengembangkan topik ilmiah, seperti memilih topik, mengembangkan topik menjadi garis-garis pemikiran yang sesuai dengan topik menjadi garis-garis pemikiran yang sesuai dengan topik tersebut, mengembangkan garis-garis pemikiran tersebut, mengembangkan garis-garis pemikiran menjadi paragraf-paragraf yang terdiri atas pokok menjadi paragraf-paragraf yang terdiri atas pokok pikiran dan pikiran penunjangnya, dan prinsip-prinsip pikiran dan pikiran penunjangnya, dan prinsip-prinsip pemakaian bahasa Indonesia yang sederhana, baik, pemakaian bahasa Indonesia yang sederhana, baik, dan benar. Tekanan diberikan pada latihan intensif dan benar. Tekanan diberikan pada latihan intensif dalam menulis makalah, artikel, atau laporan singkat dalam menulis makalah, artikel, atau laporan singkat yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa. yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa.
Karya seseorang yang didasarkan atas kebenaran logika rasional dan kebenaran ilmiah.
Karya ilmiah dapat berupa hasil penelitian lapangan atau laboratorium dan hasil ide atau inovasi baru; seperti skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian lainnya serta artikel, jurnal, makalah, buku ajar, dan sejenisnya.
Sarana penulis mengomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian kepada orang lain.
HAKIKAT KARYA ILMIAH
KONSEP KEBENARAN ILMIAHKebenaran ilmiah merupakan pernyataan empiris yang paling tinggi dari empat konsep kebenaran sbb.
Kebenaran otoriter yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari pernyataan tokoh yang berkuasa seperti raja, uskup, kepala adat, dan sejenisnya.
Kebenaran mistik yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari pernyataan yang terkait dengan kepercayaan dengan hal-hal gaib seperti kepercayaan terhadap para dewa.
Kebenaran logika rasional yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari kaidah dan prosedur logika formal atau pola pikir (rasional) manusia.
Kebenaran ilmiah yaitu kebenaran pengetahuan yang berasal dari gabungan dari suatu anggapan terhadap suatu permasalahan yang kemudian diuji datanya untuk menghasilkan pernyataan ilmiah dengan menggunakan prosedur atau metode ilmiah baik secara deduktif maupun induktif.
KONSEP KEBENARAN ILMIAH
KRITERIA KARYA ILMIAHOBJEKTIFRASIONALKRITISUP TO DATE (tidak ketinggalan jaman)
RESERVED (menahan diri, hati-hati, tidak overclaiming)
JUJURLUGASTERBEBAS DARI KEPENTINGAN ATAU MOTIF PRIBADI ATAU TERBATAS
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH
seperangkat norma yg perlu diperhatikan dlm penulisan karya ilmiah
PENGUTIPAN DAN PERUJUKAN Dalam mengutip dan merujuk thd bahan atau pikiran dari sumber
lain penulis wajib menyebutkan secara jujur.
PERIZINAN THD BAHAN YG DIGUNAKAN Pengambilan bahan berupa instrumen, bagan, gambar, dan tabel
penulis wajib meminta izin pemilik bahan tersebut.
PENYEBUTAN SUMBER DATA ATAU INFORMAN
Nama sumber data atau informan dlm penelitian kualitatif tidak perlu dicantumkan apabila dapat merugikan sumber data atau informan.
Untuk itu, sebagai gantinya, sumber data atau informan dapat dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran atau inisial.
PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Mengidentifikasi permasalahan dan judul karya ilmiah yang akan ditulis
Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis (hasil penelitian atau nonhasil penelitian)
Mengumpulkan bahan-bahan (pustaka) yang dibutuhkan
Memahami rambu, isi, dan komponen karya tulis ilmiah yang akan ditulis
Memahami berbagai aturan jenis karya ilmiah yang akan ditulis, dls
JENIS-JENIS PENULISAN KARYA ILMIAH
BENTUK KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN:•karya skripsi•karya tesis•karya disertasi•artikel ilmiah•jurnal ilmiah, serta •berbagai makalah dan buku ilmiah yg ditulis berdasar hasil riset.
TULISAN KARYA ILMIAH NON-RISET (KONSEPTUAL):•buku atau bahan ajar•artikel teoretik/konsep•jurnal berupa teoretik/konsep•makalah ilmiah•atau sejenisnya.
HASIL PENELITIAN NONHASIL PENELITIAN
•SKRIPSI•TESIS•DISERTASI
•ARTIKEL•MAKALAH•LAPORAN
PENULISAN KARYA ILMIAH
PERBEDAAN ANTARA SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
(KUANTITATIF & KUALITATIF)
ASPEK PERMASALAHANDisertasi: memberikan sumbangan “asli” bagi ilmu pengetahuanTesis: menghasilkan sesuatu yg mmberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.Skripsi: tidak dituntut sumbangan bagi ilmu pengetahuan.
ASPEK KAJIAN PUSTAKADisertasi: diharapkan (a) mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yg sdg dilakukan dg konteks penelitian yg lbh luas, (b) mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian lain yg dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dr disiplin ilmu lain yg dpt memberikan implikasi thd penelitian yg dilakukan, dan (d) memaparkan hasil pustakanya dlm kerangka berpikir yg konseptual dg cara yg sistematis.Tesis: di samping keterkaitannya dg penelitian sebelumnya, juga harus menyebutkan persamaan dan perbedaan dg penelitian sejenis. Skripsi: hanya diharapkan utk menjelaskan keterkaitan dg penelitian2 sebelumnya dg topik yg sama.
ASPEK METODOLOGI PENELITIANDisertasi: bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat diterima sebagai bukti-bukti yang tepat. Penyimpangan dlm pengumplan data harus dikemukakan beserta alasan2nya dan sejauh mana penyimpangan tsb masih bisa ditoleransi. Asumsi2 harus diusahakan verifikasinya dan hrs dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dlm penelitian kuantitatif, harus mencakup lebih dari dua variabel.Tesis: harus menyertakan bukti-bukti yg dapat dijadikan pegangan utk menyatakan bahwa instrumen pengumpul data yg digunakan cukup valid. Penyimpangan dlm pengumplan data harus dikemukakan beserta alasan2nya dan sejauh mana penyimpangan tsb masih bisa ditoleransi. Asumsi2 harus diusahakan verifikasinya dan hrs dikemukakan keterbatasan keberlakuannya. Dlm penelitian kuantitatif, harus mencakup dua variabel atau lebih.Skripsi: dituntut utk menyebutkan apakah sdh ada upaya utk memperoleh data penelitian scr akurat dg mengunakan instrumen pengumpulan data yg valid. Penyimpangan2 dlm pengumpulan data tdk hrs dikemukakan. Asumsi2 tdk hrs diverifikasi dan tdk hrs disebutkan keterbatasan keberlakuannya. Dlm penelitian kuantitatif dpt mencakup satu variabel saja.
Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
ASPEK HASIL PENELITIANDisertasi: hasil penelitian selain didukung oleh data yg diperoleh dari penelitian yg dilakukan juga harus dibandingkan dg hasil penelitian lain yg sejenis.Tesis: hasil penelitian selain didukung oleh data yg diperoleh dari penelitian yg dilakukan juga harus dibandingkan dg hasil penelitian lain yg sejenis.Skripsi: tidak harus dibandingkan dengan hasil penelitian lain sejenis.
ASPEK KEMANDIRIANDisertasi: lebih mandiri daripada tesis (90% - 10%)Tesis: lebih mandiri daripada skripsi (75% - 25%)Skripsi: kemandirian bisa lebih kecil daripada tesis (60% - 40%).
PERBEDAAN ANTARA ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN
ARTIKEL
Karya tulis yg dirancang untuk dimuat dlm jurnal atau buku kumpulan artikel dg tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yg telah disepakati.Artikel ilmiah dpt diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek.
MAKALAH
Karya tulis yang memuat pemikiran ttg suatu masalah atau topik tertentu yg ditulis secara sistematis dan runtut dg disertai analisis yg logis dan objektif.Makalah ditulis utk memenuhi tugas terstruktur dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri utk disajikan dalam forum ilmiah.
LAPORAN PENELITIANKarya tulis yg berisi paparan ttg proses dan hasil-hasil yg diperoleh dari suatu kegiatan (penelitian).
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Pengembangan Gagasan
Perencanaan Naskah
Pengembangan Paragraf
Penulisan Draf
Finalisasi
PENGEMBANGAN GAGASAN
Pertimbangan umum: bobot permasalahan, urgensi gagasan, orisinalitas gagasan, kedalaman penggarapan, pengungkapan gagasan, ragam bahasa, dan hal-hal teknis penulisan.
Pengembangan gagasan = pengembangan isi
Pengembangan gagasan menjabarkan gagasan dasar pada berbagai tingkat: artikel, bagian artikel, dan paragraf.
Pengembangan Gagasan
Pada tingkat artikel: utk menjbarkan gagasan ke dalam komponen2 pembentuk gagasan artikel.
Pada tingkat bagian (subbagian) artikel: menjabarkan dan menata komponen2 pembentuk gagasan bagian artikel.
Pada tingkat paragraf: menjabarkan gagasan ke dalam komponen2 pembentuk gagasan paragraf.
Pengembangan gagasan mengidentifikasi isi artikel, isi bagian artikel, dan isi paragraf.
Dalam pengklasifikasian dan pembagian gagasan harus diperhatikan kelengkapan dan konsistensi.
PERENCANAAN PENULISAN NASKAH
Perencanaan penulisan naskah meliputi: perencanaan gagasan (isi), perencanaan format dan teknik penulisan, dan perencanaan bahasa.PERENCANAAN ISI ARTIKEL
Kerangka isi utuh artikel sangat bergantung pada jenis artikel. Kerangka isi utuh penelitian: (1) judul, (2) nama penulis, (3)
abstrak dan kata-kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metode, (6) hasil, (7) bahasan, (8) simpulan dan saran, (9) daftar rujukan, dan (10) lampiran (jika ada).
Kerangka isi utuh nonpenelitian (konseptual): (1) judul, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata-kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti (diberi judul sesuai dengan substansi yg diisikan pada bagian inti), (6) penutup, (7) daftar rujukan, dan (8) lampiran (jika ada).
Perencanaan Penulisan NaskahPERENCANAAN FORMAT & TEKNIK PENULISAN
Format umum (realisasi konvensi yg berlaku umum): (1) organi-sasi atau sistematika artikel jurnal, yg tampak pada komponen2 artikel dan tataannya, (2) teknik penulisan yg mencakup (a) teknik perujukan (kutipan langsung atau taklangsung), (b) teknik penampilan tekstual dan penampilan visual (tabel dan gambar), dan (3) teknik pengetikan
Format khusus = gaya selingkung.
PERENCANAAN BAHASA Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah: (1) bernalar, (2) lugas dan jelas,
(3) berpangkal tolak pada gagasan (bukan penulis), (4) formal dan objektif, (5) ringkas dan padat, (6) konsisten, (7) menggunakan istilah-istilah teknis, (8) baku, (9) lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan, (10) padu dalam hubungan gramatikal, (11) logis dalam hubungan semantis, (12) konsisten dlm banyak hal: penggunaan istilah, tanda baca, dan kata ganti.
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Paragraf pd hakikatnya adl satuan bentuk pegungkap satu gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yg berstruktur dalam karya tulis.Paragraf berisi satuan pikiran yg tertuang dlm sejumlah kalimat utk mengungkapkan satu gagasan dasar (satu pikiran pokok). Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan yg lebih besar.Paragraf adl satuan teks terkecil yg berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan gagasan yang lebih besar.
Pengembangan Paragraf
Dalam karya ilmiah isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan (sejumlah) gagasan pengembang atau gagasan pendukung.
Paragraf yg baik, di samping memenuhi syarat pengembangan, juga memenuhi syarat keutuhan dan kepaduan.
Pengembangan Paragraf
Contoh paragraf yang baik: Masa depan sepak bola Indonesia sangat
memprihatinkan. Kualitas bermain para pemain baik yang senior maupun yunior rendah. Kedisiplinan bermain juga rendah. Sportivitas tidak lagi dapat ditegakkan di lapangan. Pemain suka melanggar aturan permainan dan tidak mau menerima sanksi pelanggaran. Wasit tidak lagi berfungsi mengamankan dan mengatur permainan dan pemain, tetapi justru sering mengacau permainan dan pemain.
Pengembangan Paragraf
Semangat serta kesungguhan hati guru sekolah dasar dalam mengajar dirasakan makin pudar karena kesejahteraan mereka terabaikan. Imbalan yang mereka terima rendah. Gaji mereka sering terlambat dan sering ada potongan-potongan untuk berbagai keperluan yang tidak dapat mereka pahami.
Pengembangan Paragraf
Siswa yang rajin belajar masih dapat ditemukan di mana-mana: di kota, di pinggiran kota, dan di desa. Siswa yang berprestasi cukup banyak dan dapat ditemukan di mana-mana juga. Tidak sedikit di antara mereka yang peduli dengan keadaan lingkungan. Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan.
Pengembangan Paragraf
Belajar pada hakikatnya berlangsung sepanjang hayat. Sejak bayi anak sudah belajar. Sebelum bersekolah, anak-anak sudah belajar di dalam keluarga dan laingkungan sekitarnya. Pada usia 6-12 tahun anak bersekolah di sekolah dasar. Demikian seterusnya. Setelah menyelesaikan sekolah, dia masih terus belajar, setidak-tidaknya belajar memecahkan masalah yang dihadapi setiap saat. Pendek kata, belajar itu tidak mengenal batas umur.
PENULISAN DRAF
Penulisan draf merupakan aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secara hierarkis dan sistematis. Penulisan draf artikel ilmiah merupakan aktivitas menyusun paparan ekspositori secara utuh.Dalam penulisan draf awal sebuah tulisan dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) membaca semua kartu catatan, (2) mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan, (3) mempersiapkan kerangka tulisan, (4) mengelompokkan bahan-bahan dan catatan-catatan bahan tulisan berdasarkan topik dan menempatkan kelompok-kelompok bahan tulisan itu dalam kerangka tulisan, dan (5) menuliskan draf kasar tulisan.
FINALISASI
Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah. Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adl penyuntingan oleh penulis artikel.Penyuntingan dilakukan untuk memperkecil kelemahan dan kesalahan dalam draf.Dalam rangka merevisi draf, masukan dari teman sejawat sangat diperlukan. Karena itu, sebuah draf artikel hendaknya dibaca oleh teman sejawat yang profesional untuk memberikan masukan.
Jelaskan perbedaan kedua teks berikut ini!
Teks 1:
Kira-kira enam tahun yang lalu.Saya datang di sekolah.Saya harus datang sampai pukul setengah sembilan.Saya ada kelas pagi, tapi tiada tas.Saya sangat kaget.Saya mencari tas, tapi tiada tas di mana-mana.Saya tidak bertemu tas saya.Saya masuk sekolah pertama tanpa buku dan pensil.Saya menelepon ibu saya.Saya bertanya tentang tas saya, “Apa tas saya ada di kamar?”Ibu saya menjawab, “Mengapa Anda ke sekolah tanpa tas?”
Teks 2
siapa menggores di langit biru siapa meretas di awan lalusiapa mengkristal di kabut itusiapa mengertap di bunga layusiapa cerna di warna ungusiapa bernafas di detak waktusiapa berkelebat setiap kubuka pintusiapa mencair di bawah pandangkusiapa terucap di celah kata-katakusiapa mengaduh di bayang-bayang sepikusiapa tiba menjemput berburusiapa tiba-tiba menyibak cadarkusiapa meledak dalam diriku: siapa Aku
URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
1. INFORMASI BERUPA LATAR BELAKANG ATAU INFORMASI UMUM
TENTANG TOPIK YANG AKAN DITULIS
2. FOKUS BERUPA PEMBATASAN MASALAH ATAU TOPIK YANG
DIPERSEMPIT PILIHAN ASPEK DARI TOTALITAS TOPIK
Pemilihan topik hrs memperhatikan:1. hrs bermanfaat dibahas2. hrs layak3. cukup menarik utk dibahas bagi penulis4. hrs dikenal5. hrs menyediakan data & informasi yg lengkap & mudah6. dpt dibahas & dipecahkan scr proporsional.
URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
3. PENJELASANMERUPAKAN PELANJUTAN DARI BAGIAN INFORMASIDALAM BAGIAN INI DIJELASKAN MAKNA KHUSUS SEBUAH KATA, FRASA, ATAU KONSEP YANG AKAN DIGUNAKANCARA-CARA YANG BAIK UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN ADALAH MENDEFINISIKAN, MELUKISKAN, DAN MEMBERI CONTOH
4. PENGELOMPOKANMERUMPUNKAN BEBERAPA HAL KE DALAM KELOMPOK-KELOMPOK TERTENTU BERDASARKAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
5. ANALISISMENGANALISIS BAIK SECARA ALAMIAH MAUPUN SECARA LOGIS (DALAM BENTUK PENGEMBANGAN PARAGRAF)
URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
6. PEMBUKTIAN BERIKAN CONTOH-CONTOH UNTUK MENUNJUKKAN
KEBERMAKNAAN SEBUAH ANALISIS (MISALNYA TTG GENERALISASI SATU FENOMENA)
7. PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN DALAM SEBUAH PENULISAN SEORANG PENULIS DPT
MENYAMPAIKAN PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN THD SATU GAGASAN, TEORI, PENDAPAT, ATAU PROBLEM.
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN HARUS DISERTAI DG ALASAN YANG SEHAT DAN BUKTI YG MASUK AKAL.
8. PERAMALAN/PREDIKSI PENULIS DAPAT MERAMALKAN APA YANG AKAN TERJADI. KEKUATAN SEBUAH RAMALAN BERGANTUNG KEPADA
DATA DAN KEYAKINAN PENULIS AKAN DATA YANG DIMILIKINYA.
URUTAN BERPIKIR DALAM PENULISAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
(TULISAN BERSASARAN)
9. REKOMENDASI DIBERIKAN UNTUK MENJAWAB SATU MASALAH ATAU
MEMECAHKAN MASALAH. REKOMENDASAI DAPAT BERUPA SUMBANGAN PIKIRAN,
PERINTAH, ATAU URUN PENDAPAT.
10. HARAPAN BERUPA SARAN AGAR TUJUAN PENULISAN ATAU HASIL
PENELITIAN DAPAT TERCAPAI.
11. PEMBAHASAN SEMUA UNSUR PENGEMBANGAN TERSEBUT AKAN TAMPAK
PULA PADA BAHASA YANG DIPAKAI. PENGEMBANGAN GAGASAN TERLIHAT PADA UNGKAPAN-
UNGKAPAN YANG DIGUNAKAN.
TOPIK
A
B
D
C
C2
A1
A3A
2
C1
B4
B3
B1
B2
D2D
1
D3
PENGEMBANGAN PARAGRAF (KOHERENSI)
SPASIALkiri-kanan, atas-bawah, muka-belakang, tepi-tengah-samping, sudut-segi, timur-barat, utara-selatan, dekat-jauh, sejajar, paralel, luar-dalam, tepat, persis, langsung
WAKTUmula-mula …, lalu…., kemudian…, akhirnya…., mulai dari … sampai …, pada tahun, bulan, tanggal, hari, jam …., awal…., akhir…., berakhir
MENGANTARKAN ILUSTRASI/MENJELASKANjadi, pada umumnya, misalnya, sebagai bukti, umpamanya, saya kutip…, contoh…, menurut …., mengembangkan, berarti, menunjukkan, maksud
PENGEMBANGAN PARAGRAF (KOHERENSI)
MENAMBAH PIKIRAN/MENGURAIKANpertama…, kedua…., ketiga…..; mula-mula…., lalu…., kemudian…., akhirnya… penutup…, lagi, tambahan pula, dan, baik…. maupun …., seperti, kemudian
PENGUTAMAANpertama…, kedua….., utama, terpenting, terutama, esensial, asasi, prinsipal, paling penting, isu, butir, problem, karakteristik, menekankan, mengutamakan
PERBANDINGAN, PERTENTANGAN, KUALIFIKASIpada pihak lain, walaupun demikian, tetapi, akan tetapi, namun, sebaliknya, atau, masih, bagaimanapun juga, dibandingkan dengan, dipertentangkan dengan, berhubungan dengan, bertentangan dengan, sama dengan, berbeda, membedakan, dibedakan, lebih … daripada …, perbedaan antara …. dan ….
PENGEMBANGAN PARAGRAF (KOHERENSI)
CONTOH DAN PENGELOMPOKAN
dibagi, dikelompokkan, kategori, jenis, macam, kelas, aspek, kualitas, tipe
MENGAMBIL KESIMPULAN/MERANGKUMKAN
jadi, oleh karena itu, konsekuensi, kesimpulan, menyimpulkan, merangkumkan, berkesimpulan, meramalkan, menyarankan, berarti, berakibat, tutup, akhiri.
BAHASA INDONESIA ARTIKEL ILMIAH
Bahasa tulis ilmiah mrp perpaduan bahasa tulis dan bahasa ilmiah.
Ciri ragam bahasa tulis: (a) kosakata dipilih secara cermat, (b) pembentukan kata dilakukan secara sempurna, (c) kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, (d) paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu, dan (e) hubungan antargagasan terlihat jelas, rapi, dan sistematis.
Ciri ragam bahasa ilmiah: cendekia, lugas, jelas, formal, objektif, konsisten, dan bertolak dari gagasan.
CENDEKIA
MAMPU DIGUNAKAN SCR TEPAT UTK MENGUNGKAPKAN HASIL BERPIKIR LOGIS
DAPAT DITERIMA SCR TEPAT OLEH PEMBACA
SUKU-SUKU KALIMATNYA MIRIP DENGAN PROPOSISI LOGIKA
CONTOH KECENDEKIAAN KALIMAT
(1) Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.(2) Pada era globalisasi informasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama karena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia.
(3) Meskipun sudah diuraikan, namun paparannya belum jelas.(4) Meskipun sudah diuraikan, paparannya belum jelas. Paparannya sudah diuraikan, namun belum jelas.
LUGAS
DIGUNAKAN UTK MENYAMPAIKAN GAGASAN ILMIAH SCR JELAS DAN TEPAT
SETIAP GAGASAN DIUNGKAPKAN SCR LANGSUNG
TERHINDAR DARI KESALAHPAHAMAN DAN KESALAHAN MENAFSIRKAN ISI KALIMAT
TIDAK MENGGUNAKAN FRAGMENTARIS ( kalimat yang belum selesai )
CONTOH KELUGASAN KALIMAT
(5) Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagian anak-anak mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
(6) Para pendidik yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat ulah sebagian anak-anak mempunyai tugas berat.
JELAS
GAGASAN AKAN MUDAH DIPAHAMI APABILA DITUANGKAN DLM BAHASA YG JELASKETIDAKJELASAN PADA UMUMNYA AKAN MUNCUL PADA KALIMAT YG SANGAT PANJANGHINDARI KALIMAT-KALIMAT YANG TERLALU PANJANGDLM KALIMAT PANJANG HUBUNGAN ANTARGAGASAN MENJADI TIDAK JELAS
CONTOH KEJELASAN KALIMAT (7) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan
dari penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung menyangkut tentang moral Pancasila, juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
(8) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral di rumah. Penanaman moral di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategi karena langsung menyangkut tentang moral Pancasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran Agama, IPS, Sejarah, PSPB, dan Kesenian.
BERTOLAK DARI GAGASAN
BHS ILMIAH DIGUNAKAN DG ORIENTASI GAGASAN
PENONJOLAN PADA GAGASAN ATAU HAL-HAL YG DIUNGKAPKAN, BUKAN PADA PENULIS
PILIHAN KALIMAT YG LBH COCOK ADL KALIMAT PASIF
BERTOLAK DARI GAGASAN
(9) Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
(10) Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
(11) Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.
(12) Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.
FORMAL
TINGKAT KEFORMALAN BAHASA DLM ARTIKEL ILMIAH DPT DILIHAT PADA LAPIS KOSAKATA, BENTUKAN KATA, DAN KALIMAT
GUNAKAN KATA-KATA TEKNIS
HINDARKAN PENGGUNAAN KATA-KATA, BENTUKAN KATA, DAN KALIMAT INFORMAL
SUBJEK DAN PREDIKAT KALIMAT JELAS
CONTOH KEFORMALAN BAHASA
MENCUCI >< NYUCITERTABRAK >< KETABRAKREALISASI >< REALISIRKETEMU >< BERTEMU
(13) Menurut Valendika (1999:27) menyatakan bahwa milenium ketiga belum dimulai tahun 2000.(14) Valendika (1999) menyatakan bahwa milenium ketiga belum dimulai tahun 2000.
(15) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian pada masyarakat.(16) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
(17) Berbagai temuan baru berhasil diungkap dalam penelitian ini.(18) Penelitian ini berhasil mengungkap berbagai temuan baru.
OBJEKTIF
MENEMPATKAN GAGASAN SBG PANGKAL TOLAK PENGEMBANGAN KALIMAT
HINDARI PENGGUNAAN KATA-KATA YG MENUNJUKKAN SIFAT SUBJEKTIF
KATA-KATA EKSTREM DPT MEMBERI KESAN SUBJEKTIF DAN EMOSIONAL
CONTOH KEOBJEKTIFAN KALIMAT
(19) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti betapa besarnya peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
(20) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
(21) Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian pasti diawali adanya masalah.
(22) Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraf. Penelitian diawali adanya masalah.
RINGKAS DAN PADAT
TIDAK ADA UNSUR-UNSUR BHS YG TIDAK DIPERLUKAN (MUBAZIR)
TERHINDAR DARI PEMBOROSAN
HEMAT DLM PENGGUNAAN BAHASA
CONTOH BHS YG RINGKAS DAN PADAT
(23) Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga negara Indonesia.
(24) Nilai etis tersebut menjadi pedoman bagi setiap warga negara Indonesia.
(25) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada pelaksanaan proyek yang menyalahi aturan. Artinya, pelaksanaan proyek itu sudah benar. Isu negatif yang selam ini berkembang tidak benar.
(26) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Isu negatif yang selama ini berkembang tidak benar.
KONSISTEN
UNSUR BAHASA DAN EJAAN DIGUNAKAN SECARA KONSISTEN (TAAT ASAS)MISALNYA: PADA AWAL URAIAN SUDAH DIGUNAKAN SINGKATAN UNAS (UJIAN NASIONAL), PADA URAIAN SELANJUTNYA CUKUP DIGUNAKAN SINGKATAN UNAS TERSEBUT.
CONTOH BHS YG KONSISTEN
(27) Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan diimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.(27) Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan diimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
(28) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi Muslim Bosnia. Untuk mereka, yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.(28) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi Muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
KESALAHAN UMUM PEMAKAIAN BI DALAM ARTIKEL ILMIAH
KESALAHAN PENALARAN
KERANCUAN
PEMBOROSAN
KETIDAKLENGKAPAN KALIMAT
KESALAHAN EJAAN & TULISAN
KESALAHAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
KESALAHAN PENALARAN Kesalahan Intrakalimat
Contoh:(1) Dengan penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.a) Penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.b) Dengan penelitian ini dapat ditingkatkan kreativitas mahasiswa.
(2) Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan orang dewasa.
Kesalahan AntarkalimatContoh:Problema utama pengelolaan jurnal ilmiah adalah kelangkaan naskah dan kelangkaan dana. Oleh karena itu, naskah perlu dikelola secara profesional. Pengelolaan yang profesional akan menjadikan sebuah jurnal menjadi berwibawa.
KERANCUAN
Kerancuan Bentukan KataContoh:(1) memperlebarkan(2) mempertinggikan
Kerancuan Kalimat (sering terjadi pada redaksi perujukan)
Contoh:(1) Dalam penelitian ini membahas efektivitas penggunaan pupuk tablet.(2) Menurut Nadar (2009) menyatakan bahwa penelitian pragmatik tidak dapat dilepaskan dari sosiolinguistik.
PEMBOROSAN Pemborosan dpt terjadi penggunaan kata, kata-
kata, kalimat, dan paragraf.Contoh:(1) Data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu data utama dan data penunjang.
(2) Hasil penelitian ini dapat dipilah menjadi lima kelompok. Kelima kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
(3) Dianika (1998) dalam bukunya yang berjudul Tes Prestasi Belajar menyatakan bahwa tes memiliki kedudukan yang sangat strategis.
(4) Rahmi (1997), seorang pakar ekonomi, menyatakan bahwa Indonesia tidak akan bisa bangkit dalam waktu singkat.
KETIDAKLENGKAPAN KALIMAT
Sebuah kalimat dikatakan lengkap apabila setidak-tidaknya memiliki pokok dan penjelas atau subjek dan predikat.Contoh Ketidaklengkapan Kalimat(1) Dalam penelitian ini menemukan hasil baru yang sangat spektakuler.(2) Bunga api pada busi yang dipergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder mesin, yang akhirnya untuk membangkitkan tenaga mekanik.
ASPEK KEBAHASAAN
Kesalahan bahasa yang sering terjadi meliputi:
Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan Spasi
Penulisan Judul
Penggunaan Huruf Kapital
Penggunaan Huruf Miring
Penggunaan Huruf Tebal
Penggabungan Kata dan Imbuhan
Pemenggalan Kata/Suku Kata
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Kesalahan dalam penggunaan kata hubung.
Kurang kreatifnya pengggunaan kata-kata kunci.
Tidak satu dan padunya paragraf.
Terlalu pendek.
Terlalu panjang.
Kurang variatifnya paragraf.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH
SISTEMATIKA PENULISAN
CARA MERUJUK
MENULIS DAFTAR RUJUKAN
PENULISAN TABEL
PENYAJIAN GAMBAR
PENGGUNAAN KATA HUBUNG
SISTEMATIKA PENULISAN
Sesuai dengan gaya selingkungUntuk Artikel Konseptual urutannya sbb.
- Judul
- Penulis- Abstrak- Kata-kata Kunci- Pendahuluan (boleh ditulis boleh tidak)- Bagian Inti (dinyatakan dg subbagian)- Penutup (berisi simpulan dan saran)- Daftar Rujukan- Lampiran (jika ada)
Judul
pemilihan kata-kata harus mempertimbangkan pengaruhnya thd daya tarik bagi pembacahendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang, atau terlalu pendek, yakni antara 5-10 kata.
Nama Penulis
nama tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apa punnama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sbg catatan kaki di halaman pertamajika lebih dari dua penulis, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul, nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki.
Abstrak dan Kata-kata Kunciberisi ringkasan dari isi artikel yg dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksipanjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf diketik dg spasi tunggalkata kunci adl kata pokok yg menggambarkan daerah masalah yg dibahas dlm artikel atau istilah-istilah yg merupakan dasar pemikiran gagasan dlm karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan katajumlah kata kunci sekitar 3-5 buahkata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah
Pendahuluan
berisi uraian yg mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas
menguraikan hal-hal yg mampu menarik pembaca shg mereka “tergiring” utk mendalami bagian selanjutnya
diakhiri dg rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas
judul pendahuluan boleh ditulis dan boleh tidak ditulis
Bagian Intihal yg perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian isinya yang meliputi: (1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi, dan (5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yg telah ditetapkan.
Penutupbagian ini berisi simpulan dan saran
Daftar Rujukanbahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel
harus lengkap, mencakup semua bahan pustaka yg telah disebutkan dalam batang tubuh artikel
CARA MERUJUK
Dilakukan dg menggunakan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung.
Jika ada dua penulis, nama akhir keduanya ditulis diikuti tahun dalam kurung.
Jika lebih dari dua, cukup dengan menyebut nama pertama diikuti dkk.
Jika tdk ada nama penulis, nama lembaga, atau nama dokumen, atau nama koran.
Utk karya terjemahan, dengan menyebut nama aslinya.
Rujukan dari dua sumber atau lebih yg ditulis oleh penulis yg berbeda dicantumkan dlm satu tanda kurung dg titik koma sbg tanda pemisahnya).
CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN RUJUKAN DARI BUKU
Wahab, A. 2000. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.
Rahardjo, M. 2007. Hermeneutika Gadamerian: Kuasa Bahasa dalam Wacana Politik Gus Dur. Malang: UIN-Malang Press.
Cornet, L. & Weeks, K. 2005a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 2005b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
RUJUKAN DARI BUKU YG BERISI KUMPULAN ARTIKEL (ADA EDITORNYA)Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds). 2000. Bilingual Education: Teaching
English as a Second Language. New York: Praeger.
Aminuddin (Ed.). 2000. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
RUJUKAN DARI ARTIKEL DLM BUKU KUMPULAN ARTIKEL (ADA EDITORNYA)Hasan, M.Z. 2000. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam
Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Hartley, J.T., Harker, J.O. & Walsh, D.A. 1990. Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and Memory. Dalam L.W. Poon (Ed.), Aging in The 1990s: Psychological Issues (hlm. 239-252). Washington, D.C.: American Psychological Association.
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM JURNALData, M. 2008. Pemanfaatan Karya Sastra sebagai Media
Peningkatan Kemampuan Berbahasa Indonesia. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Bidang Kependidikan, IV(1): 20-30.
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM CD-ROMKrashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1997. Age, Rate, and
Evatual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital, 2000).
RUJUKAN DARI ARTIKEL DALAM MAJALAH ATAU KORANGardner, H. 2001. Do Babies Sing a Universal Song?
Pasychology Today, hlm. 70-76.
Surayadarma, S.V.C. 2003. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 2008. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
RUJUKAN DARI KORAN TANPA PENULISJawa Pos. 22 April, 2010. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
RUJUKAN DARI DOKUMEN RESMI PEMERINTAH YG DITERBITKAN OLEH SUATU PENERBIT TANPA PENULIS ATAU TANPA LEMBAGA
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta: Tamita Utama.
RUJUKAN DARI LEMBAGA YANG DITULIS ATAS NAMA LEMBAGA TERSEBUTPusat Bahasa. 2003. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
RUJUKAN BERUPA KARYA TERJEMAHANAry, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 2000. Surabaya: Usaha Nasional.
RUJUKAN BERUPA MAKALAH YG DISAJIKAN DALAM SEMINAR, PENATARAN, ATAU LOKAKARYASuparno. 2006. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal.
Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XX, Pusat Penelitian Universitas Negeri Malang, Malang, 12 Juli.
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA KARYA INDIVIDUALHeriyanto, G.G. 2008. Membaca Gaya Komunikasi Politik Gus Dur,
(Online), (http//gunheriyanto.blogspot.com/2008/03/membaca-gaya-komunikasi-politik-gus-dur.html, diakses 24 Desember 2008).
RUJUKAN BERUPA SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASIData, M. 2008. Ekspresi Tutur Gerakan Demo Mahasiswa di Kota
Malang. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA ARTIKEL DARI JURNALGriffith, A.I. 2002. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 2006).
Kumaidi. 2004. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2005).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA BAHAN DISKUSIWilson, D. 20 November 1999. Summary of Citing Internet Sites.
NETTRAIN Discussion List, (Online), ([email protected], diakses 22 November 1999).
RUJUKAN DARI INTERNET BERUPA E-MAIL PRIBADIDavis, A. ([email protected]). 10 Juni 2004. Learning to Use Web
Authoring Tools. E-mail kepada Alison Hunter ([email protected]).
Naga, Dali S. ([email protected]). 1 Oktober 2002. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah ([email protected]).
PENGGUNAAN KATA HUBUNG
Kata hubung antarkalimat atau antarparagraf ditulis diikuti tanda koma. Agaknya, … Akan tetapi, … Akhirnya, … Akibatnya, … Artinya, … Biarpun begitu, … Biarpun demikian, … Berkaitan dengan hal itu, …Dalam hal ini, … Dalam hubungan ini, … Dalam konteks ini, … Dengan kata lain, …Di samping itu, … Di satu pihak, … Di pihak lain, … Jadi, … Jika demikian, … Kalau begitu, … Kalau tidak salah, … Kecuali itu, … Lagi pula, … Meskipun demikian, … Oleh karena itu, … Oleh sebab itu, … Pada dasarnya, … Pada hakikatnya, … Pada prinsipnya, … Sebagai kesimpulan, … Sebaliknya, … Sebelumnya, … Sebenarnya, … Sebetulnya, … Sehubungan dengan itu, … Selain itu, … Selanjutnya, … Sementara itu, … Sesudah itu, … Setelah itu, … Sesungguhnya, … Sungguhpun demikian, … Tambah pula, … Untuk itu, … Walaupun demikian, … dst.
MENYUSUN STRUKTUR ARGUMEN
Argumentasi mrp inti dr bagian terbanyak penulisan ilmiah.
Seorang penulis hrs benar2 memahami apa yg dimaksud dg sebuah argumen.
Argumen ad sejmlh pernyataan atau proposisi, satu di antaranya dianggap sbg kesimpulan dr yg lainnya, sementara pernyataan2 lainnya dinilai mendukung kebenaran kesimpulan yg ditarik.
Argumen dlm logika formal memiliki plg sdkit Argumen dlm logika formal memiliki plg sdkit 3 buah pernyataan: premis mayor, premis 3 buah pernyataan: premis mayor, premis minor, dan konklusi.minor, dan konklusi.
Silogisme Silogisme entimem entimem Setiap argumen adalah pesan yg Setiap argumen adalah pesan yg
disampaikanpenulis kpd pembaca. disampaikanpenulis kpd pembaca. Segi tiga retorika: logos, ethos, dan pathos.Segi tiga retorika: logos, ethos, dan pathos. Sebuah tulisan dpt dilihat sbg ramuan dr Sebuah tulisan dpt dilihat sbg ramuan dr
logos, ethos, dan,pathos.logos, ethos, dan,pathos.
LogosLogos: masalah konsistensi internal dr : masalah konsistensi internal dr argumentasi atau pesan yg ingin argumentasi atau pesan yg ingin disampaikan penulis.disampaikan penulis.
Ethos:Ethos: hal2 yg berkaitan dg kredibilitas hal2 yg berkaitan dg kredibilitas penulis.penulis.
Pathos:Pathos: dampak tulisan pd pembaca dan dampak tulisan pd pembaca dan pd aspek emosional dari sebuah argumen pd aspek emosional dari sebuah argumen utk menggugah hati pembaca. utk menggugah hati pembaca.
SEGITIGA RETORIKA
Bberapa hal yg dpt dilakukan penulis:Bberapa hal yg dpt dilakukan penulis: Berargumen ttg mslh yg benar2 dipahami penulis.Berargumen ttg mslh yg benar2 dipahami penulis. Berargumen dg memberi pembahasan yg berimbang Berargumen dg memberi pembahasan yg berimbang
antara sudut2 pandang yg berbeda.antara sudut2 pandang yg berbeda. Mengajukan argumen yg didasarkan pd asumsi2 yg Mengajukan argumen yg didasarkan pd asumsi2 yg
dimiliki bersama dg pembaca.dimiliki bersama dg pembaca.
Bberapa hal yg perlu diperhatikan utk Bberapa hal yg perlu diperhatikan utk membentuk pathos:membentuk pathos:
Menggunakan bhs yg konkret.Menggunakan bhs yg konkret. Menggunakan contoh2.Menggunakan contoh2. Menggunakan metafora2 dan pilihan kata yg tepat.Menggunakan metafora2 dan pilihan kata yg tepat.
UNSUR-UNSUR TULISAN
Controlling Idea (gagasan utama/pokok): gagasan paling umum yg dinyatakan penulis
Supporting Idea (gagasan bukan utama): gagasan atau informasi yg lebih spesifik ttg keseluruhan subjek penulisan yg tlh diungkapkan dalam controlling idea penulis.
Controlling Idea
Supporting Idea
Supporting Idea
Supporting Idea
Supporting Idea (si)
Supporting Idea
Supporting Idea
Controlling Idea (ci)
Controlling Idea
Supporting Idea
Supporting Idea
Supporting Idea
Controlling Idea
HUBUNGAN GAGASAN DLM TULISAN(MENURUT ARNAUDET & BARRET, 1984)
CONTOH: setiap s.i. mrp contoh/perwujudan c.i.CONTOH: setiap s.i. mrp contoh/perwujudan c.i.
KONTRAS: sejumlah perbedaan diuraikan dlm s.i.KONTRAS: sejumlah perbedaan diuraikan dlm s.i.
PERBANDINGAN: s.i. berisi uraian persamaan sbgm dinyatakan PERBANDINGAN: s.i. berisi uraian persamaan sbgm dinyatakan
dlm kriteria pembeda c.i.dlm kriteria pembeda c.i.
ENUMERASI: s.i. mrp anggota kategori c.i.ENUMERASI: s.i. mrp anggota kategori c.i.
KRONOLOGI: setiap s.i. mrp gejala berurutan dlm kurun waktu ygKRONOLOGI: setiap s.i. mrp gejala berurutan dlm kurun waktu yg
ditetapkan c.i.ditetapkan c.i.
PROSES: setiap s.i. mrp tahapan/langkah agar c.i. terjadi PROSES: setiap s.i. mrp tahapan/langkah agar c.i. terjadi
KAUSALITAS: sejumlah s.i. mengungkap kejadian scr berurutan, KAUSALITAS: sejumlah s.i. mengungkap kejadian scr berurutan,
namun ada asumsi bhw tia kejadian mengakibatkan kejadiannamun ada asumsi bhw tia kejadian mengakibatkan kejadian
berikutnya; kondisi akhir mrp c.i.berikutnya; kondisi akhir mrp c.i.
SPASIAL: setiap s.i. tersusun berdasarkan letaknya dlam ruang/SPASIAL: setiap s.i. tersusun berdasarkan letaknya dlam ruang/
tempat yg diungkapkan dalam c.i.tempat yg diungkapkan dalam c.i.
Mari kita lanjutkan paragraf ini!Mari kita lanjutkan paragraf ini!
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki berbagai nasional, bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi. Fungsi-fungsi itu meliputi (1) lambang fungsi. Fungsi-fungsi itu meliputi (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuan nasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dan dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. antarbudaya.
Kesalahan2 argumen dlm logos:Kesalahan2 argumen dlm logos: Supporting idea Supporting idea yg berupa pengulangan dr yg berupa pengulangan dr
controlling idea controlling idea dg pilihan kata yg berbeda.dg pilihan kata yg berbeda. False dilemmaFalse dilemma.. Kesimpulan yg terlalu luas berdasarkan data yg
sedikit. Kesalahan dalam penggunaan analogi.
Kesalahan2 yg biasa muncul pada ethos: Mengacu pada otoritas yg salah. Mengacu pada pribadi lawan, dan bukan pada
argumennya. Terlalu menyederhanakan pendapat2 yg berlawanan
dg pendapat sendiri. Kesalahan pada pathos yg sering dilakukan
penulis: Menyajikan bukti yg tdk dpt dikaji langsung oleh
pembaca. Mengacu pada premis2 irasional. Menganggap hal2 yg sdh dikenal sbg hal yg lbh baik
daripada yg blm dikenal.
CONTOH BEBERAPA KASUS KEBAHASAAN
Empat macam ancangan di dalam analisa itu dapat disampaikan sebagai berikut:
Sudah barang tentu ancangan-ancangan penelitian di atas itu akan menghasilkan wujud perian yang berbeda.
Meskipun pakar bahasa ini berlatar belakang tata bahasa struktural, tetapi istilah situasi sebagai salah satu penanda linguistik nonstruktural sudah mulai disebut-sebut di dalam karyanya itu.
Karena ancangan penelitian yang digunakan oleh pakar ini adalah ancangan struktural, maka hasil periannya pun bersifat tradisional dan konvensional.
Dan, hasil penelitian ini juga diharapkan akan berimplikasi banyak pada semakin mendesaknya penelitian sosiolinguistik terhadap entitas kebahasaan ini.
Masing-masing bentuk tutur yang disampaikan oleh Searle seperti disebutkan itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
Berkenaan dengan hal itu, maka studi tata bahasa dapat dianggap sebagai studi bahasa yang tidak terikat konteks.
Karenanya dengan mengacu pada kedua rumusan masalah yang telah disampaikan di depan itu, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dengan begitu maka, studi tentang sosiopragmatik akan menjadi semakin antusias, dan geliat-geliat penelitian linguistik di Indonesia akan menjadi semakin dinamis.
Hal ini disebabkan karena kenyataan bahwa data yang lebih banyak dikehendaki di dalam penelitian ini sifatnya adalah data natural.
Masing-masing metode penyediaan data itu dalam penerapannya masih dijabarkan ke dalam tehnik-tehnik penyediaan data yang menjadi bawahannya.
Cara yang demikian ini dapat dilakukan dengan cara menentukan prosentase jumlah sampel yang diambil.
Cara penarikan sampel demikian ini dilakukan dengan cara memberikan nomer pada masing-masing nomer populasi, kemudian nomer-nomer populasi itu kita ambil secara acak.Langkah demikian itu dapat dikatakan akan mampu memermudah proses analisa data karena data yang sudah ada itu sudah ditipe-tipekan terlebih dahulu.Adapun yang dimaksud dengan metode analisis kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan atau mengkaitkan konteks.Berikut ini sekedar ilustrasi pendekatan penelitian kwalitatif dan kwantitatif, baik dalam pengertian ontologis maupun epistemologis.Silahkan diperhatikan saja tuturan-tuturan yang muncul berikut ini.Tuturan di atas nampak sangat transparan sebagai sebuah tuturan yang memiliki makna sosiopragmatik imperatif himbauan.Ihwal penyampaian dan pemaknaan imperatif lewat sanepa dan sasmita serta gerak-gerak paralinguistik, biarlah nanti dijadikan obyek telitian tersendiri.Bilamana angka-angka presentase tersebut ditabulasikan, maka akan nampak pada ilustrasi seperti berikut ini.