Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di...

22
Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom. Jumat, 26 Juli 2013 19:46 KOPI - Pernahkah Anda mengamati berbagai “slogan eksentrik” bahkan terkesan “eksotik”—yang terpampang pada bak truk-truk pengangkut pasir, truk-truk tronton, maupun truk-truk gandeng yang lalu lalang di jalan raya Yogyakarta-Magelang-Temanggung-Semarang (YMTS)? Pastilah bagi Anda yang kerap atau setidaknya pernah melintasi jalan-jalan yang pernah disebutkan di atas; akan mendapati berbagai “slogan eksentrik” yang terdapat pada bak belakang truk-truk tersebut Tentu ada banyak kesan yang ditimbulkan setelah Anda membacanya. Bagi Anda yang serius membaca lantas menelaah maksud mendalam dari “slogan-slogan” itu, Anda akan dibuat tersenyum sendiri (dalam bahasa Jawa: cengar-cengir ) atau bahkan Anda akan merasa malu sendiri, jijik maupun perasaan lainnya. Bagi Anda yang membaca slogan-slogan tersebut dengan iseng saja, sambil lalu (jalan), maka tak akan memberikan kesan apapun. Namun bagi Anda yang memiliki kepekaan sosial, kejelian psikologi ekonomi politik kehidupan; Anda pasti akan menemukan berbagai pesan moral yang simpatik, pesan politik maupun pesan ekonomi, pesan kreatif dan kritik sosial yang sungguh dahsyat. Slogan yang dimaksud dalam hal ini berupa kata-kata yang sengaja ditonjolkan pada bak-bak truk, yang kerap juga dilengkapi dengan gambar-gambar wanita cantik (seksi). Bahkan ada sejumlah bak truk yang sengaja memajang gambar wanita-wanita seksi yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Misalkan saja slogan yang berbunyi: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? Selingkuh Plinteng Dhase; Abang Selalu Kusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang, dan model slogan lainnya. Fenomena sosial ini tentu menarik untuk dilakukan kajian ilmiah dari berbagai aspek (sudut pandang, perspektif, paradigma maupun pendekatan), misalkan dari sisi sosiologis, ekonomis, politis atau dari perspektif psikologi-komunikasi. Dalam persepsi sebagian orang, profesi sopir, entah menjadi sopir truk tronton maupun truk pengangkut pasir atau jenis sopir kendaraan lainnya, dipandang sebagai bidang pekerjaan “kelas tiga”. Sebab pekerjaan tersebut identik dengan kerja yang mengandalkan otot (tenaga), hidup di jalanan yang liar, riskan pada kecelakaan kerja (tabrakan) dan aneka stigmatisasi (negatif) lainnya. Apalagi bekerja sebagai sopir truk pengangkut pasir, yang harus memiliki kesabaran sepuluh kali lipat daripada menjadi sopir bus yang bisa berjalan cepat. Sebab tak ada sopir truk yang sedang mengusung pasir bisa berjalan cepat. Entah di jalanan yang lempang, apalagi di jalan tanjakan maupun jalan menurun; truk wajib dijalankan dengan kecepatan yang sangat terbatas (lambat). Dalam bahasa Jawa, truk tersebut berjalan timik-timik (pelan-pelan). Sehingga kerap memicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas di sejumlah titik; terutama di kawasan Temanggung dan Ambarawa yang memiliki jalan meliuk-liuk dan lebar bahu jalan yang relatif tidak begitu besar (tapi syukurlah, mulai April 2013 kemarin, sebagian jalan utama di Magelang 1 / 22

Transcript of Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di...

Page 1: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

KOPI - Pernahkah Anda mengamati berbagai “slogan eksentrik” bahkan terkesan“eksotik”—yang terpampang pada bak truk-truk pengangkut pasir, truk-truk tronton, maupuntruk-truk gandeng yang lalu lalang di jalan raya Yogyakarta-Magelang-Temanggung-Semarang(YMTS)? Pastilah bagi Anda yang kerap atau setidaknya pernah melintasi jalan-jalan yangpernah disebutkan di atas; akan mendapati berbagai “slogan eksentrik” yang terdapat padabak belakang truk-truk tersebut

Tentu ada banyak kesan yang ditimbulkan setelah Anda membacanya. Bagi Anda yang seriusmembaca lantas menelaah maksud mendalam dari “slogan-slogan” itu, Anda akan dibuattersenyum sendiri (dalam bahasa Jawa: cengar-cengir) atau bahkan Anda akan merasa malusendiri, jijik maupun perasaan lainnya. Bagi Anda yang membaca slogan-slogan tersebutdengan iseng saja, sambil lalu (jalan), maka tak akan memberikan kesan apapun. Namun bagiAnda yang memiliki kepekaan sosial, kejelian psikologi ekonomi politik kehidupan; Anda pastiakan menemukan berbagai pesan moral yang simpatik, pesan politik maupun pesan ekonomi,pesan kreatif dan kritik sosial yang sungguh dahsyat. Slogan yang dimaksud dalam hal iniberupa kata-kata yang sengaja ditonjolkan pada bak-bak truk, yang kerap juga dilengkapidengan gambar-gambar wanita cantik (seksi). Bahkan ada sejumlah bak truk yang sengajamemajang gambar wanita-wanita seksi yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Misalkansaja slogan yang berbunyi: Piye KabareLe, Isih Penak Jamanku To? Selingkuh Plinteng Dhase; Abang Selalu Kusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang, dan model slogan lainnya.

Fenomena sosial ini tentu menarik untuk dilakukan kajian ilmiah dari berbagai aspek (sudutpandang, perspektif, paradigma maupun pendekatan), misalkan dari sisi sosiologis, ekonomis,politis atau dari perspektif psikologi-komunikasi. Dalam persepsi sebagian orang, profesi sopir, entah menjadi sopir truk tronton maupun truk pengangkut pasir atau jenis sopir kendaraanlainnya, dipandang sebagai bidang pekerjaan “kelas tiga”. Sebab pekerjaan tersebut identikdengan kerja yang mengandalkan otot (tenaga), hidup di jalanan yang liar, riskan padakecelakaan kerja (tabrakan) dan aneka stigmatisasi (negatif) lainnya.

Apalagi bekerja sebagai sopir truk pengangkut pasir, yang harus memiliki kesabaran sepuluhkali lipat daripada menjadi sopir bus yang bisa berjalan cepat. Sebab tak ada sopir truk yangsedang mengusung pasir bisa berjalan cepat. Entah di jalanan yang lempang, apalagi di jalan tanjakan maupun jalan menurun; truk wajib dijalankan dengan kecepatan yang sangat terbatas(lambat). Dalam bahasa Jawa, truk tersebut berjalan timik-timik (pelan-pelan). Sehingga kerapmemicu terjadinya kemacetan arus lalu lintas di sejumlah titik; terutama di kawasan Temanggung dan Ambarawa yang memiliki jalan meliuk-liuk dan lebar bahu jalan yang relatiftidak begitu besar (tapi syukurlah, mulai April 2013 kemarin, sebagian jalan utama di Magelang

1 / 22

Page 2: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

menuju Temanggung dan Semarang sudah diperlebar dan diperhalus). Kontan, para sopir trukkerap mendapatkan omelan dari para pemakai jalan raya lain; yang merasa terganggu akibatkehadiran truk-truk tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Berangkat dari Pengalaman Pribadi

Secara matematis, jarak YMTS adalah 125 kilometer. Dengan asumsi sebagaimana yangtercantum di bawah ini. Jarak tersebut diukur dari Kotagedhe (Yogyakarta) dan Jalan Erlangga,Kawasan Simpang Lima (Kampus MIKOM UNDIP). Berdasarkan pengalaman saya sejakkuliah di Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang;sejak Cawu I hingga Cawu III (September 2012 – Juli 2013) melakukan perjalanan darat yaknidengan mengendarai sepeda motor (Honda-Legenda) dari Kotagedhe (Yogyakarta) menujuKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidaksaya harus menempuh YMTS sebanyak 4 hari (bolak-balik), yakni hari Senin, Rabu, Kamis danJumat. Berangkat dari rumah di Kotagedhe (Yogyakarta) setiap pagi pukul 04.00 WIB (Shalat Subuh dalam perjalanan) dan sampai di rumah kembali pukul 18.00 WIB (saat Maghrib).

Dalihnya, pagi hari saya harus mengikuti perkuliahan di Kampus MIKOM UNDIP Semarangyang dimulai pukul 08.00 hingga 10.30 WIB; kemudian sore harinya harus mengajar di KampusUIN Sunan Kalijaga dan Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta (pukul 14.00-17.30WIB). Dengan demikian, dua pekerjaan tersebut (kuliah dan mengajar di kota dan propinsiyang berbeda) mengharuskan saya untuk menjadi komuter (penglaju). Dengan bebanmengajar di dua kampus berbeda sebanyak 20 SKS (ada 6 kelas yang harus diampu) dankuliah dengan mengambil mata kuliah dengan bobot 15 SKS; sehingga total SKS yang sayaambil adalah 35 SKS; sungguh merupakan pekerjaan terberat dalam hidup saya. Tingkat stres sangat tinggi, namun berkat adanya “banyak hiburan intelektual” ketika mengendarai sepedamotor dengan jalur YMTS-STMY, menjadikan rasa stres tersebut hilang dengan sendirinya.

Mengapa saya lebih memilih mengendarai sepeda motor, bukan naik bus, travel atau pesawatterbang? Di samping alasan finansial, lebih hemat tentunya; juga karena alasan politis. Yakniingin lebih mengenal medan jalan di jalur YMTS, atau bisa juga dibalik, jalur STMY (Semarang-Temanggung-Magelang-Yogyakarta) sekaligus menguji ketahanan fisik danmental. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya pernah menempuh jarak Yogya-Jakarta(melalui rute Pantura) dan kembali lagi dari Jakarta-Yogyakarta (melalui rute Pansela = Pantai

2 / 22

Page 3: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Selatan Jawa) dengan mengendarai sepeda motor (Honda-Legenda) pada Juni 2007 silam.Hal serupa juga pernah saya lakukan kembali pada Mei 2010.

Tentunya, ada banyak pengalaman menarik yang bisa diperoleh ketika menjadi penglaju dariYMTS-STMY. Secara intelektual, berkahnya adalah lahirnya analisis tulisan ilmiah ini. Waktuyang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan jalur YMTS yang berjarak 125 kilometer dengannaik sepeda motor adalah persis 3,5 jam. Namun untuk menempuh jarak yang serupa denganjalur STMY ternyata lebih pendek yakni cukup 3 jam lebih 15 menit saja. Tahukah Anda alasanstrategisnya?

Ada dua alasan realistis yang bisa diajukan untuk menjawab pertanyaan di atas. Pertama, perjalanan pada jalur YMTS, adalah perjalanan “naik” sehingga dibutuhkan tenaga (gas) yanglebih berat; sedangkan perjalanan pada jalur STMY merupakan jalur “turun”, sehingga lebihcepat. Kedua, perjalanan pada jalur YMTS selalu terhalang oleh kendaraan truk-truk pengangkut pasir yangberjalan lambat karena muatannya penuh; sedangkan perjalanan pada jalur STMY, truk-trukpengangkut pasir tersebut sudah tidak bermuatan lagi. Dengan begitu, truk-truk pengangkutpasir yang sudah kosong muatannya tersebut, melaju dengan cepat dan tidak menghalangipara pengendara sepeda motor. Truk-truk pengangkut pasir itu mengambil muatan pasir dikawasan Magelang dan Temanggung. Truk-truk tersebut menyuplai pasir maupun batu danmaterial lain ke kawasan Semarang dan sekitarnya; sehingga ketika barang muatan sudahditurunkan di lokasi tujuan (Semarang) atau kota-kota sekitarnya; truk-truk tersebut takbermuatan melaju menuju kawasan Temanggung maupun Magelang untuk mengisi lagimuatan pasir. Berapa bensin yang dihabiskan untuk menempuh jarak YMTS-STMY (250kilometer)? Yakni sebanyak 5,78 liter (atau setara dengan Rp 26.000, dengan asumsi hargabensin Rp 4.500 per liter). Dengan demikian, sangat jelas; biaya perjalanan dari Yogya ke Semarang, atau sebaliknya; dengan mengendarai sepeda motor jauh lebih irit daripada kitanaik bus, travel maupun pesawat terbang.

Secara lebih rinci, jarak YMTS sebesar 125 kilometer dengan rincian sebagai berikut ini. JarakKotagedhe-perbatasan Kabupaten Magelang (gapuro ‘selamat datang’ di perbatasanDIY-Jateng) sebesar 33 km, jarak gapuro perbatasan DIY dan Jateng-Secang persis sejauh 33km, sedangkan jarak Secang-Temanggung (gapuro perbatasan Temanggung dan KabupatenSemarang) sejauh 14 km, dan jarak gapuro perbatasan Temanggung dan Kabupaten Semarang-Kampus MIKOM Universitas Diponegoro yang terletak di kawasan Simpanglimasejauh 45 km.

3 / 22

Page 4: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Secara sosiologis, penduduk di kawasan YMTS bermata pencaharian sebagai petani.Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk DIY sebanyak 3,2 juta jiwa,sedangkan jumlah penduduk Jateng bersandarkan data Dinas Tenaga kerja dan TransmigrasiPropinsi Jateng sebanyak 39,2 juta jiwa. Namun berdasarkan data Kementerian Dalam NegeriRI sebanyak 32,9 juta jiwa (persoalan perbedaan data jumlah penduduk di Jateng di atas,tentunya menjadi masalah besar yang harus dicarikan solusinya).

Jika diamati lebih mendetail, sebagian besar penduduk yang tinggal di dekat jalan raya YMTSmembuka warung, toko, bengkel atau usaha bisnis lainnya. Di sejumlah titik, khususnya dikawasan Temanggung dan Semarang ada banyak tempat pemberhentian truk-truk tronton danpengangkut pasir; di mana di kawasan pemberhentian tersebut berdiri warung-warung makandan tempat peristirahatan. Terdapat juga depot-depot pasir, tempat penampungan pasir yangsiap diangkut oleh truk-truk pengangkut pasir.

Parade Slogan Nyentrik

Secara umum, penyajian 25 slogan yang terpampang di berbagai truk pengangkut pasirmaupun truk tronton di bawah ini ditulis dengan menggunakan bahasa “jalanan”, dalam bahasaJawa “ngoko”, tidak memperhatikan tata bahasa baku (tak sesuai dengan Ejaaan YangDisempurnakan/EYD), berisi sindiran, memelesetkan merek tertentu menjadi kata gaul (bahasagaul atau bahasa pop), dan tak sedikit yang menyerempet atau mengarahkan ke hal-hal yang berbau seks. Namun ada juga yang berisi motivasi dan kata-kata simpatik, iklan dll. Berikut inidisajikan sebanyak 25 slogan yang tertera di bak truk-truk pengangkut pasir maupun tronton,yang berhasil dikumpulkan.

1. Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

4 / 22

Page 5: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

2. Cen Penak Sing Maido

3. Pulang Malu, Tak Pulang Rindu

4. Pulang Malu, Tak Pulang Tambah Malu

5. Pulang Padu, Tak Pulang Rindu

6. Jaman Saiki Yen Ora Ngoyo, Ora Iso Urip Mulyo

7. Mbelgedezbens

8. Hidup Denganmu, Mati Tanpamu

9. Ora Sabar Maburo

10. Galau Stadium 4

11. Komandan 27

12. Star, Stir, Stor, Stop

5 / 22

Page 6: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

13. Nak Ra Ono Ngangeni, Nak Ono Kudu Dhupak

14. Lembu Sekilan

15. Pasukan Merapi

16. Numpang Nampang

17. Juragane Pring

18. Rindu Terlarang

19. Tresno Sudro

20. Selingkuh Plinteng Dhase

21. Randa Teles Pinggir Dalan

22. Abang Selalu Kusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang

23. Wani Piro…

24. Si Putih Tampil Semburat Cooy…

6 / 22

Page 7: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

25. Patuh Berlalu Lintas Cermin Budaya Cah Gunung Pati

Interpretasi Sosial

Untuk menginterpretasikan (menafsirkan) berbagai pesan yang ingin disampaikan melalui 25slogan di atas, kita harus memahami juga gambar-gambar pendukung yang menyertaislogan-slogan yang ada di bak truk-truk tersebut. Slogan-slogan yang terpampang padabak-bak berjalan itu menjadi wahana efektif dalam menyampaikan pesan-pesan kepada para pembacanya di berbagai kota. Sebab mobilisasi (pergerakan) truk-truk tersebut berjalan darisatu kota ke kota lainnya, bahkan lintas propinsi dan lintas pulau di Indonesia. Dengandemikian, slogan-slogan tersebut menjadi reklame/pesan berjalan, yang dibaca dengansengaja maupun tidak disengaja oleh para pemakai jalan raya. Secara intelektual, slogan-slogan yang terpampang pada bak truk-truk itu merupakan bagian kreativitas manusiauntuk menunjukkan eksistensi mereka.

Menurut Abner Cohen dalam bukunya berjudul: Two Dimensional Man: An Easy on theAnthropology of Power and Symbolic in Complex Society, dinyatakan bahwa manusia adalah homo symbolicum, di mana kita semua adalah kreator simbol yang potensional. Menurut Benedict R. O’GAnderson, bahasa, ungkapan, slogan atau mode wacana seperti halnya artefak budayapopuler lainnya bisa menjadi ajang pementasan gaya hidup subkultur atau komunitas yangdibayangkan.

Dalam kamus komunikasi politik, dinyatakan bahwa bahasa adalah tempat pertarungan kuasadan dusta, penaklukan dan perlawanan, hegemoni dan kontestasi. Maka dalam bahasapopuler, bahasa adalah wahana pementasan gaya hidup dan bahkan gaya hidup itu sendiri (Ibrahim, Idi Subandy, 2011). Bahasa gaul juga dapat dipahami sebagai sarana untuk mengomunikasikan identitas suatukomunitas. Maka dari itu, kita terlebih dahulu harus memahami basis sosial dan ekonomiberkembangnya sebuah ragam bahasa dan lapis sosial penuturnya.

7 / 22

Page 8: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Dari berbagai referensi, paling tidak ada 3 argumentasi yang bisa dijadikan landasanfungsional mengapa sekarang banyak bermunculan bahasa gaul. Pertama, bahasa gauldigunakan demi membangun keeratan dan keintiman dalam hubungan sosial masyarakatmodern. Kedua, bahasa gaul sebagai bentuk perlawanan terhadap formalitas dalam berbahasa “baik danbenar” yang dirancang dan dikampanyekan oleh para perekayasa bahasa sejak era “rezimbahasa” Orde Baru. Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa ekspresi bahasa (gaul) sebagai pementasan gaya hidupdan gaya hidup itu sendiri.

Maka sejatinya penggunaan bahasa gaul berkaitan erat dengan bagaimana kita membangunidentitas komunal (Habermasa, 1981). Berikut ini akan dibedah satu persatu makna pesanyang terkandung secara tersurat (implisit) serta tersirat (eksplisit) dari 25 slogan yangterpampang dalam bak truk-truk pengangkut pasir dan tronton yang berlalu lalu di jalur YMTS:

Slogan 1: Piye Kabare Le; Isih Penak Jamanku To?

Slogan pertama ini tertulis dalam Bahasa Jawa model ngoko. Bahasa Jawa ngoko digunakanoleh komunikator untuk berbicara dengan teman sebaya atau kepada pihak/orang lain yangdipandang lebih rendah status sosialnya. Dalam bahasa Indonesia, makna dari slogan di atasadalah: Bagaimana Kabarnya Adik, Masih Enak Zamanku Bukan… Di samping slogan tersebut terpampang foto mantan Presiden RI kedua Soeharto yangmemakai jaket kulit hitam, mimik mukanya sedang tersenyum dan tampak sedangmelambaikan tangan.

Jelaslah makna pesan yang ingin disampaikan penulis slogan tersebut lebih bersifat politik.Seolah slogan itu ingin meminta pendapat Anda untuk membandingkan bagaimana mutukehidupan di era Orde Baru dan Orde Reformasi sekarang ini. Sang sopir, kernet dan pemiliktruk tersebut mengemukakan gagasan mereka melalui slogan di atas, sehingga dengan secara tak langsung mengatakan bahwa hidup di era Orde Baru itu lebih enak dan makmur jikadibandingkan dengan hidup di zaman sekarang; di mana orang-orang jalanan, maksudnyasopir dan kernet truk itu merasakan benar bagaimana suka dukanya hidup berjuang mengaisrezeki dengan menjadi sopir truk dan kernet truk.

8 / 22

Page 9: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Slogan 2: Cen Penak Sing Maido

Slogan kedua ini tertulis dalam bahasa Jawa ngoko pada truk lainnya. Arti dalam bahasaIndonesianya adalah: Memang Enak YangMencela . Tak adaembel-embel foto, ilustrasi atau kata-kata pendukung lainnya pada slogan ini. Pesan slogan inibermaksud memberikan pembenaran bahwa dengan mencela itu bisa memberikankenyamanan atau kenikmatan hidup bagi orang yang sedang mencela; sebab ia bisamengeluarkan emosi dan argumentasinya mengapa ia harus mencela, daripada orang ataupihak yang dicela yang tentu saja terkena beban emosi yang berat. Ibarat perkelahian, orangyang mencela adalah pihak yang melakukan pemukulan pertama pada pihak lainnya.

Pastinya orang yang terkena pukulan akan merasa sakit lebih dahulu. Jika dimaknai secarapolitik, sejatinya slogan kedua ini mengukuhkan “sindiran halus” dari slogan pertama di atas.Hubungannya dengan slogan pertama: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? adalahslogan kedua tersebut mendukung dengan jawaban argumentatif bahwa dari slogan pertamayang bernada tanda tanya. Slogan tersebut menjawabnya langsung: Memang Enak Yang Mencela.

Slogan 3: Pulang Malu, Tak Pulang Rindu

Slogan ketiga ini bermakna kondisi yang dilematis, bahkan multitafsir. Mengapa dilematis,sebab orang yang mengalami kondisi demikian, dihadapkan pada dua situasi sulit yangsama-sama berat dilakukan. Memilih salah satu pilihan, berarti harus menanggung risiko hidupyang akan dirasakan. Yakni orang tersebut akan mengalami rasa malu atau perasaan rinduyang teramat berat. Mengapa multitafsir? Tafsir pertama, orang yang mengalami situasi inimenyandang status sebagai seorang pekerja keras namun ketika ia pulang dengan tidakmembawa uang yang memadai sebagai upahnya untuk diberikan kepada istri dananak-anaknya, orang bersangkutan akan merasa malu untuk pulang. Namun jika ia gengsiuntuk tidak pulang, maka yang bersangkutan akan menderita rasa kerinduan kepada anak,istri dan keluarganya.

Tafsir kedua, selama ini para pekerja keras seperti sopir dan kernet memiliki citra negatif

9 / 22

Page 10: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

menjadi pelanggan Pekerja Seks Komersial (PSK), mengingat hidup mereka yang jauh darikeluarga, lintas kota/propinsi. Kelelahan fisik yang sangat besar, tentulah membutuhkanistirahat yang cukup. Adanya lokasi pelacuran atau tempat prostitusi baik secara terselubungmaupun terang-terangan, seperti di kawasan Kabupaten Semarang yang terdapat lokasipelacuran legal, menjadi jujugan “kaum jalanan” seperti para sopir dan kernet truk.Risikonya adalah ketika mereka pulang, mereka akan merasa malu pada istrinya terkaitperbuatan yang sudah dilakukan tersebut; namun jika mereka tidak pulang, secara manusiawi orang bersangkutan juga merasakan kerinduan yang memuncak pada keluarga di rumah.

Tafsir ketiga, slogan di atas merupakan motivasi hidup. Yakni sebagai hasil penginterpretasianatas tafsir pertama dan tafsir kedua di atas. Di mana letak motivasi hidupnya?Agar seseorang tidak mengalami kondisi dilematis dalam hidup, sebagaimana disebutkan diatas; maka ia harus bekerja dengan keras untuk memperoleh banyak penghasilan untukdiberikan kepada istri dan anak-anaknya. Sehingga ketika pulang ke rumah, yangbersangkutan tidak merasa malu; sekaligus terbayarkan rasa rindunya. Motivasi hidup lainnyayaitu agar seseorang tidak merasa malu untuk pulang, maka ia harus setia pada sang istri;sehingga tak mungkin lagi pulang dengan rasa malu. Sebab sang istri di rumah meyakini sang suami sangat mencintainya dan tak menduakan hatinya. Sang suami juga sangat setia dalammenjaga kepercayaan sang istri, di mana pun dan kapanpun itu.

Slogan 4: Pulang Malu, Tak Pulang Tambah Malu

Slogan keempat ini hampir memiliki persamaan makna dengan slogan ketiga di atas (PulangMalu, Tak Pulang Rindu). Hanya saja memiliki tingkat kedilematisasian yang lebih berat lagi. Langkah hidup yangdipilih selalu mengarahkan pada opsi yang serbasulit. Opsi pertama, ketika ia pulang ke rumah akan merasa malu. Ketika tak pulang ke rumah, rasa kemaluannyatambah berlipat-lipat. Maka opsi pertama, menjadi pilihan yang lebih bijaksana untuk dilakukan.

Slogan 5: Pulang Padu, Tak Pulang Rindu

Bagi mereka yang berasal dari luar Jawa dan tak memahami Bahasa Jawa dengan baik danbenar, slogan ini bisa saja disalahartikan. Sebab bermakna ambigus. Pasalnya, slogan kelima

10 / 22

Page 11: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

ini merupakan kombinasi antara Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Sehingga bagi merekayang berasal dari luar Jawa, dan tak memahami bahasa Jawa; pasti terkecoh dengan maknaslogan ini. Kata yang mengecoh pada slogan tersebut yakni “padu“. Dalam kamus bahasaIndonesia, padu artinya “kompak’. Namun “padu” dalam konteks Bahasa Jawa artinya “bertengkar”. Jadi slogan kelima ini arti yangdimaksudkan adalah “jika pulang selalu bertengkar, tidak pulang menanggung rasa rindu”.Kondisi yang sama dilematis dengan slogan ketiga dan keempat terdahulu.

Slogan 6: Jaman Saiki Yen Ora Ngoyo, Ora Iso Urip Mulyo

Slogan keenam ini murni dalam terminologi Bahasa Jawa. Artinya adalah “Zaman SekarangKalau Tidak Bekerja Keras, Tidak Akan Hidup Makmur“. Slogan ini memiliki pesan moral positif, sebagai pemotivasi hidup. Jika Anda ingin hidupmakmur, maka harus bekerja keras.

Slogan 7: Mbelgedezbens

Slogan ketujuh ini merupakan hasil kreativitas seseorang dalam memelesetkan sebuah merekmobil terkenal dari Jerman. Kalau di Jerman ada mobil atau kendaraan umum atau bahkan truktronton dengan merek “Mercedes Benz“. Maka Slogan Mbelgedezbenz, adalah upayapemelesetan merek mobil di atas. Dalam Bahasa Jawa, Mbelgedezbens; yang kemudian jika ditulis secara baku menjadi “Mbelgedes ben“, artinya setara dengan makna: “Ngapusi ben“. Terjemahan dalam bahasa Indonesia, artinya: cuma bohong, biarkanlah.

Lepas dari konteks itu, slogan ini bisa juga dikaitkan dengan dunia politik. Di mana logo mobil “Mercedes Benz” yang berupa Bintang Mercy, mirip dengan logo Partai Demokrat. Sehingga bagi para pembaca yang “kreatif juga” bisamenghubung-hubungkan makna antara “Mercedes Benz

11 / 22

Page 12: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

“, “Mbelgedezbens” dan “Partai Demokrat”.

Slogan 8: Hidup Denganmu, Mati Tanpamu

Slogan kedelapan yang terpampang pada bak truk ini menekankan makna akan realitaskehidupan. Dengan logika “orang jalanan”, realitas kehidupan itu disikapi dengan watakmereka. Logika berpikir semacam ini identik dengan analogisme demikian. Kalau istrimu mati,engkau memang mencintainya; akan tetapi ketika ia sudah mati; engkau tidak bisa mati bersama. Sebab kalau engkau mati bersamanya; sama halnya dengan berputus asa. Maka jikaslogan itu dilanjutkan kembali, logikanya akan muncul tafsir baru; yakni “Aku Nikah Lagi”.

Slogan 9: Ora Sabar Maburo

Slogan kesembilan ini murni juga dalam bentuk Bahasa Jawa “ngoko“. Artinya, Tidak SabarSilakan Terbang Saja. Slogan yang terpampang pada bak truk pengangkut pasir ini, jelas memberikan pesankebijaksanaan atau agar berperilaku arif. Truk pengangkut pasir yang berjalan sangat lambat,sehingga kerap membuat kemacetan lalu lintas; memberikan pesan agar para pemakai jalanraya yang lain bersikap sabar ketika menemui adanya kemacetan lalu lintas. Dalam perspektifkomunikasi, model slogan demikian termasuk dalam bentuk sindiran. Bagi siapapun yang tidaksabar, diminta untuk terbang saja.

Slogan 10: Galau Stadium 4

Slogan kesepuluh ini menggunakan akar kata yang sedang populer di kalangan anak muda.Yakni galau, di mana dalam kamus Bahasa Indonesia artinya kacau tidak karuan. Atau sebuahperasaan bingung, sebab kehilangan identitas diri atau tidak memiliki pegangan hidup. Stadium4 sendiri dipinjam dari terminologi kedokteran (kesehatan). Dalam konteks tersebut, sangkomunikator bermaksud menunjukkan kondisi galau tingkat paling akut (terpuncak). Dalamdunia medis, tingkat penyakit yang paling berat atau terparah adalah stadium IV. Yang artinyasudah sangat sulit untuk disembuhkan.

12 / 22

Page 13: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Slogan 11: Komandan 27

Jelaslah slogan kesebelas ini lebih ingin menunjukkan hubungan dengan dunia kemiliteran.Komandan 27, dimaknai sebagai pimpinan nomor 27. Artinya, truk yang dikemudikan olehsopir yang pada bak truknya terpampang slogan Komandan 27; merupakan milik seoranganggota militer; atau setidaknya ia memiliki famili dari kalangan militer. Secara politik, slogan tersebut memberikan “gertakan psikologis” kepada siapapun bahwa truk bersangkutanbersama sopir dan kernetnya memiliki hubungan dengan dunia kemiliteran. Sehinggamemberikan semacam petunjuk kepada publik, atau pihak lain agar “jangan membuatpersoalan” pada mereka.

Slogan 12: Star, Stir, Stor, Stop

Slogan kedua belas ini lebih merupakan permainan kata. Namun memiliki makna yang salingterkait. Slogan tersebut memberikan ritme kehidupan bagi sang sopir dan kernet dalammenjalani rutinitas kehidupan yang monoton melalui 4 tahap di atas. Yakni: star, stir, stor, stop.Star, maksudnya tak lain adalah memulai pekerjaan. Bisa dilakukan kapan saja; namun padaumumnya pekerjaan para sopir dan kernet truk pengangkut pasir dimulai pagi hari. Stir,maksudnya mengemudi. Stor, maksudnya memberikan pendapatan yang sudah diperolehkepada perusahaan atau juragan (bos). Stop, dapat diterjemahkan sebagai berhenti melakukan pekerjaan tersebut; sebab semua kewajiban sudah dilakukan; sehingga merekaberhak untuk pulang ke rumah beristirahat; mendapatkan upah, dan di hari mendatang merekaakan melakukan rutinitas kehidupan yang sama.

Slogan 13: Nak Ra Ono Ngangeni, Nak Ono Kudu Dhupak

Slogan ketiga belas ini ini juga dalam bentuk Bahasa Jawa. Nak Ra Ono Ngangeni, Nak OnoKudu Dhupak ; maksudnya adalah Kalau Tidak Ada Membuat Rindu, Kalau Ada Harus Ditendang. Sebuah slogan yang dilematis juga. Pertanyaannya, siapakah yang dirindukan dan harusditendang dalam konteks slogan di atas?

13 / 22

Page 14: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Ada dua tafsir yang bisa dimunculkan. Pertama, yakni istri. Kedua, truk itu sendiri. Kenapa istridan truk, menjadi dua substansi yang dirindukan dan harus ditendang. Soalnya kalau tidak adaistri, sang suami akan merindukan kehadirannya. Namun ketika sang istri sudah ada di hadapan; kerap kali terjadi pertengkaran berkaitan dengan kebutuhan ekonomi; sehingga sangsuami sering melancarkan aksi “barbarnya”, dengan menendang sang istri. Dalam konteks lain,ketidaktersediaan kendaraan truk bagi seorang sopir truk, tentu saja menjadi kerinduan yangsangat berat. Sebab mereka menggantungkan hidup mereka pada kehadiran sebuah trukuntuk mendapatkan penghasilan. Akan tetapi ketika truk tersebut sudah ada, sang sopir acapkali terbawa emosi untuk “menendang” truk tersebut sebab truk tersebut sering membawa sial.

Slogan 14: Lembu Sekilan

Slogan keempat belas ini dalam Bahasa Jawa, Lembu Sekilan. Lembu artinya sapi, sedangkansekilan maknanya satu

rentangan telapak tangan kanan (jarak antara ujung ibu jari dan anak jari). Jadi Lembu Sekilan, dapat diterjemahkan sebagai sapi yang hanya satu rentangan telapak tangan kanan. Sloganini bisa ditafsirkan sebagai penunjuk bahwa truk tersebut dipergunakan untuk mengangkuthewan ternak berupa sapi; khususnya sapi-sapi yang masih kecil. Dalam Bahasa Jawa, anaksapi namanya pedhet.

Slogan 15: Pasukan Merapi

Slogan kelima belas ini mengesankan semangat heroistik. Menurut saya, slogan ini sangattepat bagi para sopir, kernet dan truk-truk pengangkut pasir Gunung Merapi. Sebab memangpasir-pasir yang ditambang di kawasan Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, KabupatenKlaten, maupun Kabupaten Boyolali bersumber dari aktivitas Gunung Merapi. Pasukan Merapi memberikan identifikasi sekaligus justifikasi bahwa pembangunan infrastruktur di berbagai kotadi Indonesia, sebagai buah karya dari Pasukan Merapi yang menyuplai secara rutin pasir-pasiruntuk membangun berbagai gedung, hotel, kampus, rumah sakit, rumah penduduk danbangunan lain yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Tanpa kehadiran Pasukan Merapiini, sesuai dengan slogannya tersebut; pembangunan daerah, bahkan pembangunan nasionalbisa terganggu. Dengan menorehkan slogan Pasukan Merapi, sang pemilik truk inginmemberikan pesan kepada publik agar jangan melupakan kiprah dan andil truk-trukpengangkut pasir beserta para krunya (sopir dan kernet).

14 / 22

Page 15: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Slogan 16: Numpang Nampang

Slogan keenam belas ini menggunakan idiom Bahasa Jawa. Slogan berbahasa Jawa: Numpang Nampang, dapat diartikan sebagai Ikut Berpose (Pamer). Kesan yang ingin ditonjolkan oleh slogan ini tidak lain kreativitas sang penggagas ide slogantersebut untuk memanfaatkan ruang yang ada (bak belakang truk yang kosong), untukdiberdayakan secara maksimal menampilkan ide kreatifnya.

Slogan 17: Juragane Pring

Slogan ketujuh belas ini juga dalam bentuk Bahasa Jawa. Juragane Pring, artinya adalahbosnya penjual bambu. Pesan slogan ini yakni ingin menunjukkan pada para pembaca bahwatruk tersebut khusus mengangkut bambu. Bagi siapapun yang bermaksud membeli ataumembutuhkan bambu dalam jumlah besar, bisa langsung memesannya melalui sopir maupunkernet truk tersebut. Dengan demikian, slogan tersebut lebih bermotif iklan (ekonomi). Sebabjuga terpampang nomor telpon seluler yang sewaktu-waktu bisa dihubungi.

Slogan 18: Rindu Terlarang

Slogan kedelapan belas ini juga dapat dimaknai secara ambigus, sebab dapat ditafsirkansebagai slogan dalam bahasa Indonesia; maupun kombinasi Bahasa Jawa dan Indonesia.Tafsir pertama (memahami slogan dalam perspektif Bahasa Indonesia), maksudnya adalahrindu yang paling dilarang. Kalau sampai melanggar aturan atau norma untuk mengobati rasa rindu yang terlarang tersebut; maka yang bersangkutan akan menanggung risikonya; baikberhadapan dengan sanksi hukum positif maupun hukuman sosial dan hukuman secaraideologis (religius).

Tafsir kedua, slogan diinterpretasikan sebagai kombinasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Terlarang, dalam Bahasa Jawa maksudnya adalah paling mahal. Jadi Rindu

15 / 22

Page 16: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Terlarang, maksudnya bukan rindu yang paling dilarang (dalam konteks bahasa Indonesia), melainkanrindu yang paling mahal harganya. Untuk mengobati rasa rindu tersebut, seseorang harus relamegorbankan harta, raga dan jiwanya.

Slogan 19: Tresno Sudro

Slogan kesembilan belas, Tresno Sudra, juga dalam bentuk Bahasa Jawa. Artinya yakni CintaSudra .

Sudraadalah kasta terendah dalam kepercayaan agama Hindu. Di mana status sosial di lingkunganmasyarakat Hindu dibedakan menjadi 4 kelas (kasta). Pertama, kasta Brahmana. Kedua, kastaKsatria. Ketiga, kasta Waisa dan terakhir kasta Sudra. Sang penggagas ide slogan dari Tresno Sudraitu ingin mengekspresikan bahwa truk pengangkut pasir adalah simbol kelas bawah (Sudra). Dimana para sopir dan kernet, yang menjalankan kemudi truk tersebut bergelut dengan duniapasir yang kotor, berat dan penuh memeras keringat. Maka menggeluti profesi sebagai supirtruk, kernet truk atau sekadar sebagai kuli pengangkut pasir (yang bertugas menaiikkan pasirdari area penambangan ke atas truk pengangkut pasir, atau menurunkan pasir dari atas truk kelokasi pemesan pasir tersebut) adalah bentuk kecintaan kaum sudra pada pekerjaan mereka.

Slogan 20: Selingkuh Plinteng Dhase

Slogan kedua puluh ini, mengandung makna pesan ancaman (intimidasi), namun jugamengundang rasa humor bagi pembacanya. Sayangnya, bagi mereka yang tak memahamiBahasa Jawa tak akan bisa menafsirkan maknanya. Arti dari Selingkuh Plinteng Dhase adalah“berselingkuh akan terkena ketapel kepalanya”. Pesan moral yang dikandung dalam slogantersebut, tentu bukan saja ditujukan pada sang kernet dan sopir truk tersebut. Tetapi kepadasiapapun yang membaca slogan tersebut. Bagi siapapun yang mencoba berselingkuh,hukumannya adalah akan diketapel kepalanya. Kendati hanya menjadi semacam gertakan semata, namun slogan ini akan memancing kesadaran kepada publik, terutama pada sangsopir dan truk untuk tidak melakukan selingkuh. Sebab dunia sopir dan kernet truk, menurutsaya, memang riskan akan dunia perselingkuhan atau pelacuran.

Slogan 21: Randa Teles Pinggir Dalan

16 / 22

Page 17: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Slogan kedua puluh satu ini beridiom Bahasa Jawa. Maksudnya adalah seorang istri yangbaru saja ditinggal mati oleh suaminya (janda) tengah berada di pinggir jalan. Atau dapat juga teles dalam konteks di atas dimaknai sebagai rambut yang masih basah sehabis keramas. Dengandemikian, Randa Teles Pinggir Dalan dapat diartikan sebagai janda yang baru saja berkeramas di pinggir jalan. Interpretasi lebihlanjut dalam slogan tersebut adalah, mengapa janda tersebut berkeramas. Apakah memangbenar-benar rambutnya memang gatal, sehingga ia harus melakukan mandi dan keramas.Atau keramas, dalam konteks lainnya, yakni janda tersebut baru saja “mandi besar”. Sebuah ritual dalam teologi agama Islam, yang mengharuskan seseorang (entah bagi kaum priamaupun wanita) yang sudah dewasa harus mandi besar dan berkeramas; akibat berhubunganbadan atau mengeluarkan mani (sperma) secara sengaja maupun tidak sengaja (mimpibasah).

Slogan 22: Abang Selalu Kusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang

Slogan kedua puluh dua ini berisi pesan yang bermaksud memuji, namun kemudian langsungmenghempaskannya. Abang Selalu Kusayang, adalah slogan pertama yang berupapernyataan selalu merasa cinta dan sayang pada sang pujaan hati (Abang). Sedangkan slogansambungan (kedua) berupa: Tak Ada UangAbang Kutendang ,sebagai jawaban atas slogan bagian pertama di atas; yang ternyata rasa cinta dan sayangnya tersebut bukan atas dasar cinta sejati; tetapi lebih dilandasi faktor uang semata. Model slogandemikian, juga bisa menimbulkan humor bagi para pembacanya, sehingga mengundang deraitawa yang bersifat spontanitas.

Slogan 23: Wani Piro?

Slogan kedua puluh tiga ini sangat istimewa. Sebab hanya bisa diinterpretasikan satuperspektif saja. Sebab di samping slogan tersebut terpampang gambar wanita cantik yangcukup seksi. Maka satu-satunya interpretasi yang bisa muncul dari slogan tersebut yakni Andaberani membayar berapa rupiah untuk dia? Wani Piro adalah idiom dalam Bahasa Jawa.Artinya, Berani membayar berapa? Jadi yang terpenting dalam slogan tersebut adalah soaluang, sebab orang yang memiliki uang terbesar; akan dengan mudah menjadi pemilikbarang/orang yang ditawarkan di atas. Akan tetapi, slogan tersebut juga dapat dimaknai

17 / 22

Page 18: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

sebagai sindiran halus bagi siapapun yang suka melacurkan diri atau menjadi pelangganprostitusi (pelacuran).

Slogan 24: Si Putih Tampil Semburat Coy…

Slogan kedua puluh empat ini juga memakai Bahasa Inggris pada akhir kalimatnya. Coy, adalah sebuah kata dalam Bahasa Inggris yang artinya malu-malu kucing. Slogan ini tertulispada bemper belakang truk tronton berplat H. Pesan dari slogan ini dapat diinterpretasikansebagai bentuk sanjungan kepada seorang gadis berkulit putih yang berlagak sok pemalu(malu-malu kucing).

Slogan 25: Patuh Berlalu Lintas Cermin Budaya Cah Gunung Pati

Slogan kedua puluh lima ini sangat simpatik, santun dan mengiklankan identitas kelokalitasansebuah daerah. Slogan yang mengkampanyekan agar kita selalu mematuhi peraturan berlalulintas. Sangat jelas, pemilik truk ini adalah orang yang berdomisili di Gunung Pati. Tentunyasangat lucu, andaikan truk ini sengaja atau tidak sengaja melakukan pelanggaran lalu lintas;misalkan menerabas lampu merah di pertigaan Jalan Secang-Magelang.

Dengan demikian, secara garis besar, setelah dilakukan penginterpretasian makna atasmunculnya “slogan-slogan eksentrik” pada bak truk-truk di jalan raya YMTS; dilatarbelakangioleh berbagai motif. Pertama, motif ekonomi. Yakni memberikan motivasi hidup, sehingga spiritkerja dapat meningkat tajam. Kedua, motif politik. Ketiga, motifsosial. Keempat, motif moralitas. Kelima, motif humor. Keenam, motif seksualitas. Ketujuh, motif iseng semata. Dan kedelapan, motif iklan (propaganda) berupa pemberitahuan maupun ajakan. Kesembilan, motif penunjukan identitas diri, komunitas maupun grup. Kesepuluh, motif ekpresi kreativitas diri.

18 / 22

Page 19: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Kesebelas, motif berupa kritikan.

Konklusi

Minimal ada 3 kesimpulan “mahapenting” yang relevan diungkapkan dalam karya ilmiah ini. Pertama,ratusan truk pengangkut pasir, truk tronton maupun truk gandeng (belum ada data yang tepatmengenai berapa banyak jumlah truk dan sopir truk serta kernet truk di kawasan Jateng danDIY) yang melintasi jalan raya YMTS memiliki karakteristik unik yakni mencantumkanslogan-slogan eksentrik. Kendati demikian, banyak juga truk-truk yang tampil polos, tanpa adasedikitpun slogan atau gambar-gambar tertentu yang bermaksud menarik perhatian.Berdasarkan pengamatan di lapangan (selama kurang lebih 8 bulan/sejak September2012-April 2013), ditemukan 25 model slogan yang terpampang di berbagai bak truk. Adapun25 slogan eksentrik tersebut adalaH: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?; Cen Penak Sing Maido; Pulang Malu, Tak PulangRindu; Pulang Malu, Tak Pulang Tambah Malu; Pulang Padu, Tak Pulang Rindu; Jaman SaikiYen Ora Ngoyo, Ora Iso Urip Mulyo; Mbelgedezbens; Hidup Denganmu, Mati Tanpamu; Ora Sabar Maburo; Galau Stadium 4; Komandan 27; Star, Stir, Stor, Stop; Nak Ra Ono Ngangeni,Nak Ono Kudu Dhupak; Lembu Sekilan; Pasukan Merapi; Numpang Nampang; JuraganePring; Rindu Terlarang; Tresno Sudro; Selingkuh Plinteng Dhase; Randa Teles Pinggir Dalan;Abang Selalu Kusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang; Wani Piro…; Si Putih Tampil Semburat Cooy…; Patuh Berlalu Lintas Cermin Budaya Cah Gunung Pati.

Kedua, secara prinsipiil, setelah dilakukan penginterpretasian makna atas munculnya“slogan-slogan eksentrik” pada truk-truk yang melintas di jalan raya YMTS; dilatarbelakangioleh berbagai motif. Yakni: motif ekonomi, motif politik, motif sosial, motif moralitas, motifhumor, motif seksualitas, motif iseng semata, motif iklan (propaganda) berupa pemberitahuanmaupun ajakan, motif penunjukan identitas diri, komunitas maupun grup, motif ekpresikreativitas diri, dan motivasi kritikan.

Ketiga, slogan-slogan yang terpampang pada bak truk-truk pengangkut pasir, tronton dangandeng yang berlalu lalang di jalur YMTS, merupakan sarana efektif dan kreatif untuk

19 / 22

Page 20: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

menampilkan pesan-pesan komunikasi. Sebab, truk-truk tersebut berjalan melintasi berbagaikota di Jateng dan DIY; bahkan keluar Pulau Jawa. Sehingga bak truk identik dengan reklame berjalan. Dengan demikian, idealnya slogan-slogan yang dimunculkan pada bak-bak berbagaitruk itu harus berisi pesan yang positif (motivasi, kritik sosial, sindiran membangun, memberipesan moral, kritikan politik, iklan layanan masyarakat, iklan perusahaan, dll.). Hendaknya slogan-slogan yang menjerumuskan pada eksploitasi tubuh wanita, dihilangkan darislogan-slogan tersebut. Sebab, menurut saya, di samping mengganggu kenyamanan dalamberkendaraan bagi pemakai jalan raya, juga riskan memantik terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut Direktur Lalulintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Naufal, ada 4 faktor utamapenyebab kecelakaan lalu lintas, yakni faktor jalan, kendaraan, cuaca serta faktor kesalahanmanusia (human error). Dari 4 penyebab kecelakaan di atas, faktor human error menjadipenyebab kecelakaan yang tertinggi karena mencapai 16.414 kasus. Berdasarkan dataDirektur Lalu Lintas Polda Jateng, sepanjang tahun 2012 terjadi 21.586 kasus kecelakaanlalulintas; sehingga menyebabkan 3.410 orang meninggal dunia, sebanyak 25.587 orang luka berat dan 21.172 orang luka ringan, kerugian materi sebesar Rp 23 miliar (Republika, 2013).

Sedangkan sepanjang tahun 2011 kemarin, tercatat ada 19.830 kecelakaan di Jateng. Akibatnya, 4.482 orang tewas, 2.587 orang menderita luka berat dan 25.172 orang menderitaluka ringan. Jumlah kerugian material ditaksir hampir Rp 19 miliar. Di mana jalurMagelang-Semarang, merupakan salah satu “jalur maut” di Jateng.

Keempat, sebagai saran dalam penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bisameminta pendapat langsung melalui wawancara mendalam dengan para sopir, kernet trukserta pemilik truk mengenai motivasi utama yang menyebabkan mengapa merekamenampilkan “slogan-slogan eksentrik” pada bak truk-truk di jalur YMTS. Dengan demikian,akan memberikan informasi yang lebih komprehensif lagi, dan tentunya menambah bobotanalisis dari penelitian sosial ini. Minimal ada 3 kesimpulan “mahapenting” yang relevandiungkapkan dalam karya ilmiah ini. Pertama, ratusan truk pengangkut pasir, truktronton maupun truk gandeng (belum ada data yang tepat mengenai berapa banyak jumlahtruk dan sopir truk serta kernet truk di kawasan Jateng dan DIY) yang melintasi jalan rayaYMTS memiliki karakteristik unik yakni mencantumkan slogan-slogan eksentrik. Kendatidemikian, banyak juga truk-truk yang tampil polos, tanpa ada sedikitpun slogan ataugambar-gambar tertentu yang bermaksud menarik perhatian. Berdasarkan pengamatan dilapangan (selama kurang lebih 8 bulan/sejak September 2012-April 2013), ditemukan 25model slogan yang terpampang di berbagai bak truk. Adapun 25 slogan eksentrik tersebut adalaH: Piye Kabare Le, Isih PenakJamanku To?; Cen Penak Sing Maido; Pulang Malu, Tak Pulang Rindu; Pulang Malu, Tak

20 / 22

Page 21: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Pulang Tambah Malu; Pulang Padu, Tak Pulang Rindu; Jaman Saiki Yen Ora Ngoyo, Ora Iso Urip Mulyo; Mbelgedezbens; Hidup Denganmu, Mati Tanpamu; Ora Sabar Maburo; GalauStadium 4; Komandan 27; Star, Stir, Stor, Stop; Nak Ra Ono Ngangeni, Nak Ono KuduDhupak; Lembu Sekilan; Pasukan Merapi; Numpang Nampang; Juragane Pring; RinduTerlarang; Tresno Sudro; Selingkuh Plinteng Dhase; Randa Teles Pinggir Dalan; Abang SelaluKusayang, Tak Ada Uang Abang Kutendang; Wani Piro…; Si Putih Tampil Semburat Cooy…; Patuh Berlalu Lintas Cermin Budaya Cah Gunung Pati.

Kedua, secara prinsipiil, setelah dilakukan penginterpretasian makna atas munculnya“slogan-slogan eksentrik” pada truk-truk yang melintas di jalan raya YMTS; dilatarbelakangioleh berbagai motif. Yakni: motif ekonomi, motif politik, motif sosial, motif moralitas, motifhumor, motif seksualitas, motif iseng semata, motif iklan (propaganda) berupa pemberitahuanmaupun ajakan, motif penunjukan identitas diri, komunitas maupun grup, motif ekpresikreativitas diri, dan motivasi kritikan.

Ketiga, slogan-slogan yang terpampang pada bak truk-truk pengangkut pasir, tronton dangandeng yang berlalu lalang di jalur YMTS, merupakan sarana efektif dan kreatif untukmenampilkan pesan-pesan komunikasi. Sebab, truk-truk tersebut berjalan melintasi berbagaikota di Jateng dan DIY; bahkan keluar Pulau Jawa. Sehingga bak truk identik dengan reklame berjalan. Dengan demikian, idealnya slogan-slogan yang dimunculkan pada bak-bak berbagaitruk itu harus berisi pesan yang positif (motivasi, kritik sosial, sindiran membangun, memberipesan moral, kritikan politik, iklan layanan masyarakat, iklan perusahaan, dll.). Hendaknya slogan-slogan yang menjerumuskan pada eksploitasi tubuh wanita, dihilangkan darislogan-slogan tersebut. Sebab, menurut saya, di samping mengganggu kenyamanan dalamberkendaraan bagi pemakai jalan raya, juga riskan memantik terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Menurut Direktur Lalulintas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Naufal, ada 4 faktor utamapenyebab kecelakaan lalu lintas, yakni faktor jalan, kendaraan, cuaca serta faktor kesalahanmanusia (human error). Dari 4 penyebab kecelakaan di atas, faktor human error menjadipenyebab kecelakaan yang tertinggi karena mencapai 16.414 kasus. Berdasarkan dataDirektur Lalu Lintas Polda Jateng, sepanjang tahun 2012 terjadi 21.586 kasus kecelakaanlalulintas; sehingga menyebabkan 3.410 orang meninggal dunia, sebanyak 25.587 orang luka berat dan 21.172 orang luka ringan, kerugian materi sebesar Rp 23 miliar (Republika, 2013).

Sedangkan sepanjang tahun 2011 kemarin, tercatat ada 19.830 kecelakaan di Jateng.

21 / 22

Page 22: Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To? - pewarta-indonesia.com fileKampus MIKOM UNDIP Semarang di kawasan Plemburan. Dalam satu minggu, paling tidak saya harus menempuh YMTS sebanyak

Piye Kabare Le, Isih Penak Jamanku To?

Oleh : Supadiyanto S.Sos.I., M.I.Kom.Jumat, 26 Juli 2013 19:46

Akibatnya, 4.482 orang tewas, 2.587 orang menderita luka berat dan 25.172 orang menderitaluka ringan. Jumlah kerugian material ditaksir hampir Rp 19 miliar. Di mana jalurMagelang-Semarang, merupakan salah satu “jalur maut” di Jateng.

Keempat, sebagai saran dalam penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bisameminta pendapat langsung melalui wawancara mendalam dengan para sopir, kernet trukserta pemilik truk mengenai motivasi utama yang menyebabkan mengapa merekamenampilkan “slogan-slogan eksentrik” pada bak truk-truk di jalur YMTS. Dengan demikian,akan memberikan informasi yang lebih komprehensif lagi, dan tentunya menambah bobotanalisis dari penelitian sosial ini. (*)

Catatan: artikel ini juga sudah termuat di Kompasiana dengan situs: http://regional.kompasiana.com/2013/07/25/piye-kabare-le-isih-penak-jamanku-to-576438.html

22 / 22