PINJAMAN SUBORDINASI.docx
-
Upload
agny-devan -
Category
Documents
-
view
679 -
download
7
Transcript of PINJAMAN SUBORDINASI.docx
![Page 1: PINJAMAN SUBORDINASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9c32550346d033a8fd5c/html5/thumbnails/1.jpg)
PINJAMAN SUBORDINASI
23.1 Definisi
Pinjaman Subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat dan perjanjian
tertulis, mendapatkan petunjuk bank Indonesia dan tidak dijamin oleh bank yang
bersangkutan dan telah disetor penuh dengan minimal jangka waktu 5 tahun, pelunasan
sebelum jatuh tempo harus mendapatkan petunjuk bank Indonesia serta hak tagih berada pada
urutan paling akhir dalam hal bank dilikuidasi. Pinjaman yang diterima bank dapat
dikelompokkan pinjaman subordinasi bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Ada perjanjian tertulis antara BPR dan pemberi pinjaman
2) Ada persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia;
3) Tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah disetorpenuh;
4) Minimum berjangka waktu (lima) tahun
5) Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuandari Bank Indonesia dan
dengan pelunasan tersebut permodalan BPR tetap sehat; dan
6) Jika terjadi likuidasi, maka hak tagihnya berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang
ada. Persyaratan tersebut dapat berubah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penyajian.
1. Pinjaman subordinasi disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum dilunasi pada
tanggal laporan dikurangi denganBiaya transaksi yang belum diamortisasi.
2. Bunga yang telah jatuh tempo namun belum dibayar atas pinjaman subordinasi disajikan
dalam pos Utang Bunga.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1. Rincian pinjaman subordinasi mengenai sumber dana, nilaipokok, biaya transaksi yang
belum diamortisasi, jangka waktu,tingkat bunga dan jatuh tempo pinjaman subordinasi;.
2. Hubungan istimewa
![Page 2: PINJAMAN SUBORDINASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9c32550346d033a8fd5c/html5/thumbnails/2.jpg)
23.2 Dasar peraturan
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaransumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. (SAK ETAP paragraf 2.35).
23.3 Penjelasan
Pinjaman subordinasi setelah jatuh tempo termasuk dalam pos Kewajiban Segera
kecuali terdapat ketentuan lain yang mengatur.
23.4 Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan Pengukuran
1) Pinjaman subordinasi diakui sebesar nilai pokok pinjaman ditambah biaya transaksi yang
dapat d iatribusikan secara langsung pada perolehan pinjaman
2) Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung kepada perolehan pinjaman
diamortisasi secara garis lurus dan diakui sebagai beban bunga.
3) Bunga akrual atas pinjaman subordinasi diakui sebagai utang bunga.
23.5 Proses Akuntansi Pinjaman Subordinasi
Bank Gunadharma mendapatkan pinjaman subordinasi sebesar Rp 500.000.000 dengan
jangka waktu lima tahun dan suku bunga 7% per tahun, maka bunga per hari =
Rp500.000.000 x 7%/360 hari = Rp 97.222.
1) Pada saat pinjaman subordinasi ditandatangani pimpinan bank dengan calon kreditor:
Debit
Kredit
710-010-30-0007
711-010-30-0007
Fasilitas Pinjaman yang belum ditarik
Kontra Fasilitas Pinjaman yang Belum
Ditarik -Subordinasi
500.000.000
500.000.000
2) Pada saat pinjaman subordinasi direalisasikan maka dilakukan penihilan akun kewajiban
komitmen dan pencatatan pinjaman subordinasi:
Menihilkan komitmen
Debit 711-010-30-0007 Kontra Fasilitas Pinjaman yang Belum
Ditarik –Subordinasi
500.000.000
![Page 3: PINJAMAN SUBORDINASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9c32550346d033a8fd5c/html5/thumbnails/3.jpg)
Kredit 710-010-30-0007 Fasilitas Pinjaman yang Belum Ditarik 500.000.000
Mencatat Penerimaan subordinasi yang pembayarannya melalui kliring
Debit
Kredit
157-070-00-0005
230-010-x0-000x
Kas Kliring-Masuk
Pinjaman Subordinasi
500.000.000
500.000.000
Apabila pinjaman pada saat subordinasi pada saat penjualan perdana dijual dengan harga
diskon (potongan harga) sebesar 1% (Rp 5.000.000)
Debit
Debit
Kredit
157-070-00-0005
506-990-00-0999
230-010-x0-000x
Kas Kliring-Masuk
Beban Bunga yang Ditangguhkan
Pinjaman Subordinasi
495.000.000
5.000.000
500.000.000
3) Pada saat pengakuan beban bunga pinjaman subordinasi secara akrual, yang dilakukan
oleh sistem pembukuan setiap proses akhir hari
Debit
Kredit
500-060-x0-0001
227-050-x0-0001
Beban Bunga Pinjaman Subordinasi
Beban Bunga yang Masih Harus Dibayar-
Subordinasi
97.222
97.222
4) Pada saat dilakukan pembayaran bunga subordinasi yang dilakukan secara kliring setiap
bulan (sebesar Rp 97.222 x 30 hari= Rp 2.916.660)
Debit
Kredit
500-060-x0-0001
157-070-00-0004
Beban Bunga yang Masih Harus Dibayar –
Subordinasi
Kas Kliring-Keluar
2.916.660
2.916.660
5) Pada saat dilakukukan pelunasan atau penyelesaian pinjaman subordinasi
Pelunasan pinjaman subordinasi yang pengembaliannya dilakukan melalui kliring
Debit
Kredit
230-010-x0-000x
157-070-00-0004
Pinjaman Subordinasi
Kas Kliring-Keluar
500.000.000
500.000.000
Apabila pinjaman subordinasi dialihkan menjadi setoran modal
Debit
Kredit
230-010-x0-000x
300-0x0-x0-0999
Pinjaman Subordinasi
Modal Disetor
500.000.000
500.000.000
![Page 4: PINJAMAN SUBORDINASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9c32550346d033a8fd5c/html5/thumbnails/4.jpg)
23.6 Tata cara perhitungan kucukupan modal bank di bedakan antar bank.
Perkreditan bank rakyat dan bank umum. Pada bagian pertama akan disajikan untuk
bank perkreditan rakyat dan berikutnya untuk bank umum. Perhitungan Car Untuk BPR
dilakukan dengan cara:
a. ATMR dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal pos-pos aktiva denagan bobot
risiko masing-masing.
b. ATMR dari masing-masing pos dijumlahkan.
c. Jumlah kewajiban modal minimum BPR adalah 8%
d. Dengan membandingkan jumlah modal pada angka yang senyatanya dengan angka
perhitungan modal minimum menurut bank Indonesia, maka dapat diketahui kelebihan
atau kekurangan modal bank tersebut.
Untuk mengetahui bobot resiko dari aktiva neraca yang merupakan dasar bagi
perhitungan kebutuhan modal minimum adalah dapat dilihat dibawah ini:
0% untuk rekening kas, sertifikat BI, Kredit yang dijamin dengan saldo deposito berjangka
dan tabungan yang cukup milik pinjaman pada BPR yang bersangkutan.
20% untuk giro, depoosito berjangka, setifikat deposito, tabungan serta tagihan lainnya
kepada bank lain, kredit pada bank lain atau kredit yang dijamin oleh bank lain atau
pemerintah daerah.
50% untuk kredit kepemilikan rumaha(KPR) yang dijamin oleh hipotik pertama dengan
tujuan dihuni.
100% untuk kredit kepada atau kredit yang dijamin oleh BUMD, perorangan, koperasi,
perusahaan swasta dan lain-lain, kemudian terhadap aktiva tetap dan inventaris (nilai
buku) serta aktiva lainnya selain diatas.
Keterangan Jumlah Bobot risiko
(%)
ATMR
(Rp)
Aktiva Terimbang Menurut Risiko (ATMR)
Aktiva Neraca:
1. Kas 0
![Page 5: PINJAMAN SUBORDINASI.docx](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9c32550346d033a8fd5c/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Sertifikat BI
3. Kredit yang dijamin dengan deposito berjangka,
Tabungan pada bank yang bersangkutan.
4. Giro, deposito berjangka, sertefikat deposito,
tabungan serta tagihan lainnya kepada bank lain.
5. Kredit pada bank lain atau pemda
6. Kredit yang dijamin bank lain atau pemda
7. KPR yang dijamin oleh hipotik pertama dengan
tujuan dihuni
8. Tagihan kepada atau tagihan yang dijamin oleh:
a. BUMD
b. Perorangan
c. Koperasi
d. Perusahaan lainnya
e. Lain-lain
9. Aktiva tetap & investasi (nilai buku)
10. Aktiva lainnya
11. Jumlah ATMR
0
0
20
20
20
50
100
100
100
100
100
100
100
Dalam perhitungan ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva diberikan bobot resiko
yang besarnya didasrkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau
bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin serta agunan. Khusus
terhadap kredit yang penarikannya secara bertahap, maka bobot risiko dihitung berdasarkan
besarnya penarikan kredit pada tahap yang bersangkutan.