PIKKG2012 PBL5

21
Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 1 Log Book Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi Semester 1 (Gasal) 2012/2013 Skenario :Komunikasi dan Perilaku Kesehatan Fasilitator : drg. Indriasti Indah Wardhany SpPM Kelompok : 5 1. Fidhianissa (Ketua) (1206207994) 2. Amirah Hasna Fitri (Sekertaris) (1206208006) 3. Ariq Noorkhakim (1206242750) 4. Dela Medina (1206208025) 5. Faradillah (1206237183) 6. Irvi Firqotul Aini (1206237630) 7. Luluk Latifa Ayu Leonita (1206207981) 8. Ranny Rahaningrum Herdiantoputri (1206208012) 9. Romilda Rosseti (1206237547) 10. Triana Hardianti (1206237984) 1. Pendahuluan a. Latar belakang Manusia merupakan makhluk sosial.Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal yang esensial bagi manusia. Hampir setiap saat manusia melakukan komunikasi, dengan cara, bentuk, dan tujuan yang beragam. Komunikasi terjadi dalam segala aspek dan bidang, begitupula dalam bidang kesehatan terdapat komunikasi kesehatan.Komunikasi kesehatan merupakan komunikasi yang terjadi dengan tujuan yang tidak lepas dari aspek kesehatan.Salah satu bentuk komunikasi tersebut dapat berupa edukasi kesehatan yang juga berguna dan berpengaruh dalam perilaku masyarakat dalam hal kesehatan. Makalah ini akan mencakup pemaparan detail dari sasaran-sasaran pembelajaran dari skenario komunikasi dan perilaku masyarakat. Sasaran pembelajaran yang dipaparkan dalam makalah ini diantaranya adalah pengertian komunikasi, komponen, proses, prinsip, dan bentuk komunikasi serta perilaku masyarakat dalam Kesgilut dan edukasi kesehatan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat. Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan sasaran pembelajaran mengenai komunikasi dan perilaku masyarakatdapat terpaparkan dengan detail serta mahasiswa dapat mengerti secara sepenuhnya sehingga dapat mengaplikasikan hal tersebut dalam studinya.

description

Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi

Transcript of PIKKG2012 PBL5

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 1

    Log Book

    Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi

    Semester 1 (Gasal) 2012/2013

    Skenario :Komunikasi dan Perilaku Kesehatan

    Fasilitator : drg. Indriasti Indah Wardhany SpPM

    Kelompok : 5

    1. Fidhianissa (Ketua) (1206207994)

    2. Amirah Hasna Fitri (Sekertaris) (1206208006)

    3. Ariq Noorkhakim (1206242750)

    4. Dela Medina (1206208025)

    5. Faradillah (1206237183)

    6. Irvi Firqotul Aini (1206237630)

    7. Luluk Latifa Ayu Leonita (1206207981)

    8. Ranny Rahaningrum Herdiantoputri (1206208012)

    9. Romilda Rosseti (1206237547)

    10. Triana Hardianti (1206237984)

    1. Pendahuluan

    a. Latar belakang

    Manusia merupakan makhluk sosial.Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal yang

    esensial bagi manusia. Hampir setiap saat manusia melakukan komunikasi, dengan cara, bentuk,

    dan tujuan yang beragam. Komunikasi terjadi dalam segala aspek dan bidang, begitupula dalam

    bidang kesehatan terdapat komunikasi kesehatan.Komunikasi kesehatan merupakan komunikasi

    yang terjadi dengan tujuan yang tidak lepas dari aspek kesehatan.Salah satu bentuk komunikasi

    tersebut dapat berupa edukasi kesehatan yang juga berguna dan berpengaruh dalam perilaku

    masyarakat dalam hal kesehatan.

    Makalah ini akan mencakup pemaparan detail dari sasaran-sasaran pembelajaran dari

    skenario komunikasi dan perilaku masyarakat. Sasaran pembelajaran yang dipaparkan dalam

    makalah ini diantaranya adalah pengertian komunikasi, komponen, proses, prinsip, dan bentuk

    komunikasi serta perilaku masyarakat dalam Kesgilut dan edukasi kesehatan sebagai faktor yang

    mempengaruhi perilaku masyarakat. Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan sasaran

    pembelajaran mengenai komunikasi dan perilaku masyarakatdapat terpaparkan dengan detail serta

    mahasiswa dapat mengerti secara sepenuhnya sehingga dapat mengaplikasikan hal tersebut dalam

    studinya.

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 2

    b. Pokok-pokok bahasan

    Komponen Komunikasi

    Proses Komunikasi

    Prinsip-prinsip Komunikasi

    Bentuk Komunikasi

    Perilaku Masyarakat

    Edukasi Kesehatan

    2. Pembahasan

    Bahasan 1. (Komponen Komunikasi)

    Amirah Hasna Fitri (1206208006)

    Beberapa pengertian komunikasi

    Penyampaian dam memahami pesan dari satu orang ke orang yang lain, komunikasi merupakan

    proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi)

    Pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981)

    Kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau infromasi tentang pikiran atau perasaan

    (Roben J.G.)

    Usaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram W.)

    Kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama

    oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid)

    Komunikasi bertujuan untuk berhubungan dengan orang lain, menyampaikan pesan,

    mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta mempelajari atau mengajari sesuatu. Tujuan utama

    komunikasi adalah : (1) Perubahan sikap, (2) Perubahan pendapat, (3) Perubahan perilaku, (4)

    Perubahan sosial. Dalam komunikasi, terdapat komponen-komponen yang tidak dapat terpisahkan

    satu sama lain. Diantaranya adalah :

    Lingkungan komunikasi

    Lingkungan atau konteks komunikasi terbagi menjadi lingkungan fisik, sosial-psikologis, kondisi

    dan situasi, aturan atau budaya di tempat komunikasi tersebut berlangsung, serta temporal atau

    waktu.

    Sumber -Penerima

    Enkoding-Dekoding

    Enkoding, kegiatan menghasilkan pesan, dilakukan oleh sumber/pembicara.Dekoding, kegiatan

    menerima pesan, dilakukan oleh penerima/pendengar.

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 3

    Kompetensi komunikasi

    Melakukan komunikasi dengan efektif.Dipengaruhi oleh faktor lingkungan, wawasan, dan perilaku

    pembicara.

    Pesan

    Dalam bentuk verbal berupa kata-kata atau tulisan.Bisa juga berbentuk nonverbal seperti bahasa-

    bahasa tubuh.Dan juga berbentuk pesan paralinguistik, misalnya kualitas suara, penekanan pada

    nada, kecepatan bicara, dan vokalisasi.

    Saluran

    Saluran dalam penyampaian pesan ialah.suara (berbicara), visual (bahasa tubuh), olfaktori

    (penciuman), taktil (sentuhan). Sementara itu saluran sebagai penyalur pesan adalah media massa

    (surat kabar, majalah, televisi,

    radio dll.) telepon, surat,

    Umpan balik

    Feedback merupakan tanggapan atas pesan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan

    kepada komunikator.

    Gangguan

    Sesuatu yang mendistorsi pesan yang akan disampaikan. Bisa disebabkan oleh kesalahpahaman

    karena interpretasi yang berbeda, disebut juga dengan hambatan semantik.Bisa juga disebabkan

    oleh hambatan fisik dan psikologis. Hambatan dalam proses komunikasi bisa terbentuk dari : (1)

    Hambatan dari pengirim pesan, (2) Hambatan dalam penyediaan symbol/pesan, (3) Hambatan dari

    media, (4) Hambatan dalam bahasa sandi, (5) Hambatan dari penerima pesan, (6) Hambatan dalam

    penyampaian umpan balik.

    Proses komunikasi menghasilkan efek-efek bagi para pelakunya, yaitu : Efek kognisi sebagai

    penambah wawasan dan pengetahuan, efek afeksi atau sikap, dan efek psikomotorik berupa

    perubahan perilaku.

    Bahasan 2. (Proses Komunikasi)

    Ariq Noorkhakim (1206242750) dan Dela Medina (1206208025)

    Supaya komunikasi yang dilakukan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang

    diinginkan, pesan yang disampaikan oleh komunikator terlebih dahulu harus dirumuskan

    (encoding), dalam hal pemilihan bahasa dan media, setelah dirumuskan barulah pesan

    disampaikan kepada komunikan, kemudian pesan yang telah diterima oleh komunikan

    ditafsirkan(decoding) kembali supaya tidak terjadi perubahan makna. Begitulah seterusnya

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 4

    sampai terjadi hubungan timbal balik.Menurut Robbins(2003), ada empat hambatan yang

    dapat mengganggu efektivitas komunikasi :

    1. Perbedaan bahasa dan persepsi

    Lesikar dkk(1999) mengilustrasikan pikiran kita yang mengatur input ini menjadi peta

    mental yang mewakili persepsi kita mengenai realitas. Bahkan dua oirang yang

    mengalami kejadian yang sama belum tentu dapat mempersepsikannya dengan sama

    karena persepsi manusia unik. Manusia sebagai penerima mencoba menyesuaikan rincian

    baru ke dalam pola yang sudah ada di dirinya. Proses ini disebut persepsi selektif

    2. Gangguan komunikasi

    Menurut Locker(2003) ada dua jenis gangguan komunikasi, yaitu :

    - Gangguan fisik. Gangguan fisik ini meliputi kondisi kesehatan komunikan dan

    komunikator, kondisi lingkungan tempat terjadinya komunikasi dan gangguan pada

    media penyampaian. Kesehatan komunikan atau komunikator tentu merupakan hal

    yang mengganggu, misalnya kondisi komunikan sedang kurang sehat sehingga ia sulit

    memahami pesan yang disampaikan. Gangguan pada media dapat berupa sinyal radio

    yang jelek ataupun tulisan yang tidak dapat terbaca sehingga mengurangi pemahaman

    akan pesan yang disampaikan.

    - Gangguan emosional. Emosi sangat mempengaruhi proses komunikasi. Misalnya

    ketika seseorang sedang marah, kecewa, atau sedih, sulit baginya untuk bersikap

    objektif. Sehingga sulit melakukan pemahaman terhadap apa yang disampaikan

    kepadanya.

    3. Overload informasi

    Kesulitan akan dihadapi oleh komunikan jika pesan yang diterimanya terlalu banyak. Ia

    akan sulit menangkap setiap detail pesan yang disampaikan. Oleh karena itu penting

    sekali untuk menyesuaikan jumlah informasi dengan kondisi komunikan.

    4. Penyaringan yang tidak tepat

    Menyaring adalah membuang atau menyingkat informasi yang diterima.Namun hal ini

    dapat mengurangi efektifitas informasi jika penyingkatan dilakukan dengan tidak tepat.

    Untuk menghasilkan komunikasi yang efektif diperlukan faktor-faktor penunjang seperti:

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 5

    1. Komunikator memiliki kepercayaan pada komunikator & daya tarik

    2. Pesan harus sesuai dengan kapasitas penerima & relevan dengan kepentingan

    penerima. Harus singkat, menarik, dan jelas, dan mudah dipahami

    3. Saluran komunikasi saluran yang dipakai dan dihormati oleh penerima

    4. Komunikan keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk menerima pesan,

    memiliki sikap yang kooperatif

    Selain itu, dalam proses komunikasi yang efektif terdapat strategi-strategi yang digunakan. Strategi

    komunikasi kesehatan yang efektif dapat dikategorikan sebagai berikut :

    - Strategi komunikasi kesehatan menginformasikan dan mempengaruhi keputusan individu dan

    masyarakat yang meningkatkan kesehatan

    - Strategi kebijakan dan penegakan menghasilkan kebijakan yang dapatdilaksanakan melalui

    pengaturan legislative, lembaga peraturan, ataupun pengaturan organisasi. Kebijakan itu dirancang

    untuk mendukung perbaikan lingkungan rumah

    - Strategi layanan kesehatan meliputi pengujian , skrining, dan layanan atau pengobatan khusus yang

    disediakan melalui komunitas atau lembaga kesehatan untuk meningkatkan memperbaiki hasil

    akhir kesehatan.

    - Strategi teknologi melibatkan pembentukan dan modfikasi alat, struktur, system peawatan, atau

    tipe layanan atau lingkungan

    Cara penyusunan strategi komunikasi :

    - Audiens sasaran. Beragam khalayak dalam suatu organisasi memiliki kebuutuhan yang berbeda,

    sehingga penyampaiannya perlu disesuaikan

    - Apa yang perlu dikomunikasikan. Begitu audiens telah diidentifikasi, informasi yang akan disusun

    harus disusun

    - Jenis saluran komunikasi yang digunakan. Perencanaan harus memetakan saluran komunikasi apa

    yang digunakan, tahap ini adalas saat yang baik untuk memetakan bagaimana umpan balik yang

    akan terjadi

    - Sumber-sumber komunikasi. Identifikasi siapa yang akan mengkomunikasikan standar kepada

    pihak sasaran.

    - Pengomunikasian yang bertahap dan terkoordinasi. Tentukan apakah perlu menyebarluaskan

    informasi secara bertahap atau dapatkah semua pekerja mendapatkan informasi pada saat yang

    bersamaan.

    - Metode komunikasi. Pertimbangkan metode-metode mana yang paling efektif dipakai

    - Umpan balik. Rencanakan jenis umpan balik apa yang diinginkan

    - Evaluasi

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 6

    Hambatan dalam komunikasi :

    - Standar mengandung kata frase atau istilah yang tidak jelas

    - Standar menyimpang dari yang seharusanyakarena standar mengalami modifikasi, penghapusan,

    atau penambahan informasi

    - Standar dikomunikasikan pada saat audiens mengalami kesulitan untuk menerapkan standar

    tersebut

    - Standar tidak mengandung informasi yang cukup untuk kebutuhan audiens sasaran

    - Metode komunikasi standar tidak tepat untuk audiens

    - metode komunikasi standar tidak tepat untuk standar itu

    Bahasan 3. (Prinsip Komunikasi)

    Farahdillah (1206237183) dan Fidhianissa (1206207994)

    Prinsip-prinsip komunikasi diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi.

    Willian B. Gudykunst dan Young Yun Kim, menyebutnya asumsi-asumsi Komunikasi, Cassandra

    L.Book, Bert E. Bradley, Larry A. Samovar dan Richard E.Porter, Sarah Trenholm, dan Arthur

    Jensen, menyebutnya karakteristik komunikasi.Deddy Mulyana. Ph.D membuat istilah-istilah baru

    yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat duabelas prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai

    penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi.Berikut adalah Prinsip-prinsip komunikasi

    :

    #Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik

    Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah

    keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.Lambang atau symbol adalah sesuatu yang

    digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang.Lambang

    meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati

    bersama.Hubungan antara lambang (tanda) dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan

    indeks.Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya.Representasi ini

    ditandai dengan kemiripan.Indeks atau signal adalah suatu tanda yang secara alamiah

    merepresntasikan objek lainnya. Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang

    punya kedekatan eksistensi.Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut ini :

    Lambang bersifat sembarang, mana suka atau sewenang-wenang

    Apasaja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama.Alam tidak memberikan

    penjelasan kepada kita mengapa manusiamenggunakan lambang-lambang tertentu untuk merujuk

    pada hal-hal tertentu baik yang konkret atau pun yang abstrak.

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 7

    Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah yang memberikan makna pada lambang

    Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lamban itu sendiri. Persolan akan

    timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata.

    Lambang itu bervariasi

    Lambang bervariasi dari sudut budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari

    suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lain. Lambang itu maknanya dapat berubah.

    #Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

    Kita tidakdapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa

    semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang memberikan makna pada

    perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal)

    seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

    #Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan

    Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal.

    Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi

    hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaraktkan bagaimana

    hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Pesan yang

    sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara dan media yang berbeda. Dalam

    komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada

    unsur-unsur lain termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.

    #Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

    Tingkat kesengajaan dimulai dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali hingga

    komunikasi yang benar-benar direnacanakan dan disadari. Dalam komunikasi sehari-hari terkadang

    kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja.Namun lebih banyak pesan nonverbal yang

    kita tunjukan tanpa kita sengaja.Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung.Terlepas

    dari apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak.Kadang-kadang komunikasi yang disengaja

    dibuat tampak tidak sengaja.Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk

    berkomunikasi.

    #Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

    Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non

    verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu

    dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu

    pesan, misalnya orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain,

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 8

    sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi, misalnya dua orang

    yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang, namun dengan adanya orang

    ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair.

    #Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

    Ketika orang-orang berkomunikasi , mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka,

    dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang orang memilih

    strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini

    tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi

    orang lain berdasarkan peran sosialnya. Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada

    keteraturan pada perilaku komunikasi manusia, dengan kata lain perilaku manusia minimal secara

    parsial dapat diramalkan.Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima

    akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas

    sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses

    komunikasi.

    #Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik

    Terdapat dua sistem dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi itu : sistem internal dan

    eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia

    berpartisipasi dalam komunikasi. Istilah lain yang identik dengan sistem internal ini adalah kerangka

    rujukan (frame of reference), bidang pengalaman (field of experience), struktur cognitive (cognitive

    structure), pola pikir (thinking patterns), keadaan internal (internal states), atau sikap (attitude).

    Sistem internal ini mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik, termasuk cirri-ciri

    kepribadiannya, intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa, motif keinginan, cita2, dan

    semaua pengalaman masalalunya, yang pada dsarnya tersembunyi.

    Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-

    kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini

    adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transasksi komunikasi.

    Akan tetapi karena masing-masing orang mempunyai sistem internal yang berbeda, maka setiap orang

    tidak akan memiliki perseptual yang sama..Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara kedua

    sistem tersebut. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun persepsi kita atas

    lingkungan kita juga mempengaruhi cara berperilaku.

    #Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektif komunikasi

    Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para

    pesertanya.Jika kedua orang memiliki latar belakang sosial budaya yang sama, kecenderungan dua

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 9

    pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak juga

    mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

    #Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial

    Meskipun terdapat banyak modal komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi

    manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah.Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler

    atau dua arah komununikasi ini. Misalnya Frank Dance, Kincaid, dan Schramm yang mereka sebut

    model komunikasi antarrmanusia yang membusat, dan Tubbs. Komunikasi sirkuler ditandai dengan

    beberapa hal yaitu (1) Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara. (2) Proses komunikasi

    berjalan timbal balik. (3) Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.

    (4) Komunikasi yang terjadi sebenernya jauh lebih rumit.

    Pada dasarnya, unsur komunikasi tidak berada dalam suatu tatanan yang bersifat linier,

    sirkuler, helical atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroprasi dalam suatu

    tatanan tadi, tetapi mungkin pula dalam suatu atatnan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial

    alih-alih sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses komunikasi.

    #Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

    Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung.

    Komunikasi sebagai proses ini dapat dianalogikan dengan apa yang dikatakan Heraclitus: Seorang

    manusia tidak akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali. Implikasi dari komunikasi

    sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari

    sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya). Implisit dalam

    proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian balik

    (decoding). Pandangan yang dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa mengalami

    perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. Perspektif transalksional memberi penekanan pada

    dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi para pesertanya, baik dengan

    verbal atau nonverbal, menjadi saling bergantung dan komunikasi mereka hanya dapat dianalisis

    berdasarkan konteks peristiwanya.

    #Prinsip 11 : Komunikasi bersifat irreversible

    Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa

    terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Sekali kita mengirimkan suatu pesan,

    kita tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak apalagi menghilangkan efek

    pesan tersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu

    proses yang selalu berubah.

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 10

    #Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

    Bayak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi.Namun

    komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik

    itu.Karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural.Agar

    komunikasi efektif, kendala struktural itu harus diatasi.

    Bahasan 4. (Bentuk Komunikasi)

    Irvi Firqotul Aini (1206237630) dan Lulu Latifa Ayu Leonita (1206207981)

    Menurut Effendi (1995) komunikasi bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan

    oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau

    perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung. The centers of disease control and

    prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan

    strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan memengaruhi keputusan individu dan

    masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan.

    Bentuk Komunikasi

    Terdapat bermacam-macam pengkategorian bentuk-bentuk komunikasi.Bentuk komunikasi yang

    dipakai adalah:

    1. Komunikasi di dalam diri

    Menurut Perry dan Potter (2005) komunikasi ini merupakan model dialog seorang diri atau

    internal yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan konsep diri adalah kesadaran diri

    yang memengaruhi konsep diri dan perasaan dihargai. Hal ini membantu petugas medis

    mengekspresikan diri secara tepat pada orang lain.

    2. Komunikasi antarpribadi

    Adalah komunikasi bertatap muka baik secara individu maupun kelompok.Komunikasi jenis ini

    dapat membantu pemecahan masalah, menumbuhkan berbagai ide, pengambilan keputusan, dan

    perkembangan pribadi.Efektivitasnya dipengaruhi berbagai hal seperti berikut (1) empati, (2)

    respek, dan (3) jujur.

    3. Komunikasi massa

    Adalah bentuk komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, televisi, dsb untuk

    menyampaikan informasi kepada masyarakat.

    Bentuk penyampaian komunikasi:

    1. Visual

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 11

    Digunakan untuk menyampaikan informasi bagi orang yang kurang tertarik untuk membaca

    informasi yang terkandung. Sebagai gantinya akan dimuat gambar yang akan mempermudah

    audiens jenis ini memahami informasi yang disampaikan. Informasi dapat disampaikan dalam

    bentuk (1) poster, (2) flip chart (poster yang menunjukkan langkah-langkah) , dan (3) talk boards

    (poster tanpa tulisan/penjelasan).

    2. Audiovisual

    Digunakan untuk menyampaikan informasi bagi audiens yang (1) memiliki kemampuan membaca

    yang terbatas, (2) harus mengamati sesuatu sebelum bisa mempraktikannya, dan (3) perlu

    mengidentifikasi bersama dengan orang yang sepertinya. Informasi dapat disampaikan dalam

    bentuk (1) videotapes, (2) slide-tape program, dan (3) interactive multimedia program.

    3. Audio

    Digunakan bagi audiens yang memiliki keterbatasan dalam membaca maupun visual. Informasi

    disampaikan dalam bentuk (1) audiotapes dan (2) radio docudramas.

    Sementara itu dalam buku Pengantar Administrasi Kesehatan Azrul Azwar, macam

    komunikasi dibedakan atas lima yakni:

    1. Bedasarkan media yang dipergunakan

    Komunikasi visual, komunikasi audio dan komunikasi audio visual seperti yang sudah

    dijelaskan diatas

    2. Bedasarkan hubungan sumber dan sasaran

    a. Komunikasi langsung atau tatap muka, contohnya seperti wawancara, ceramah dan

    konferensi diskusi

    b. Komunikasi tidak langsung, seperti surat menyurat, surat kabar, majalah, buku, poster dan

    leaflet

    3. Bedasarkan umpan balik yang diperoleh

    a. Komunikasi dua arah yaitu sasaran turut mengemukakan pendapatnya

    b. Komunikasi satu arah yaitu sasaran hanya sebagai pendengar saja

    4. Bedasarkan simbol yang dipergunakan

    a. Komunikasi lisan, yaitu menggunakan simbol kata-kata yang diucapkan

    b. Komunikasi tulisan, yaitu menggunakan simbol huruf-huruf

    c. Komunikasi isyarat, yaitu menggunakan simbol isyarat tertentu seperti gerakan anggota

    badan atau tanda-tanda tertentu

    5. Bedasarkan suasana atau lingkungan berlangsungnya komunikasi

    a. Komunikasi formal, yaitu dilakukan dalam suasana resmi misalnya rapat

    b. Komunikasi informal, yaitu dilakukan dalam suasana tidak resmi misalnya saat sedang

    berjalan bersama atau berdarmawisata

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 12

    Ada pula komunikasiyang menggunakan aksi seperti; bermain peran, teater, lagu-lagu,

    bercerita dan games permainan.

    Penyuluhan Kesehatan

    Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu bentuk komunikasi kesehatan. Penyuluhan

    kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktek belajar

    atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu,

    kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes,

    2002).

    Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan

    prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau

    masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang

    bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy,

    2003).

    Sasaran

    Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

    Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu,

    keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada

    keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial

    ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang

    buruk dan sebagainya.

    Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil,

    kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah

    kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan

    seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran

    masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat

    pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).

    Materi

    Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan

    kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang

    disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya

    menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam

    penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman

    dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 13

    Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan

    penyuluhan kesehatan adalah : 1) Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang

    seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya2) Tingkat Sosial Ekonomi 3) Adat Istiadat

    Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi.4) Kepercayaan Masyarakat Masyarakat yang

    lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang orang yang sudah mereka kenal,

    karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi. 5) Ketersediaan Waktu di

    Masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk

    menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

    Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah (

    Notoatmodjo, 2002 ) : 1) Metode Ceramah 2) Metode Diskusi Kelompok 3) Metode Curah Pendapat

    4) Metode Panel 5) Metode Bermain peran6) Metode Demonstrasi, untuk memperlihatkan bagaimana

    cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga 7) Metode Simposium,

    yaitu serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi

    saling berhubungan erat 8) Metode Seminar

    Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan

    penyuluhan sesuai dengan langkah langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut

    (Effendy, 1998) : 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat. 2) Menetapkan masalah kesehatan

    masyarakat. 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan

    kesehatan masyarakat. 4) Menyusun perencanaan penyuluhan;

    (1) Menetapkan tujuan (2) Penentuan sasaran (3) Menyusun materi / isi penyuluhan (4) Memilih

    metoda yang tepat (5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan (6) Penentuan kriteria

    evaluasi. 5) Pelaksanaan penyuluhan 6) Penilaian hasil penyuluhan 7) Tindak lanjut dari penyuluhan

    Bahasan 5. (Perilaku Masyarakat)

    Ranny Rahaningrum Herdiantoputri (1206208012) dan Romilda Rosseti (1206237547)

    Perilaku Masyarakat dalam Memelihara Oral Hygiene

    Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan

    gusi (Clark, 2005). Menurut Taylor et al (2000), Oral hygiene ditujukan untuk; 1) menjaga kontiunitas

    bibir, lidah dan mukosa membran mulut; 2) mencegah terjadinya infeksi rongga mulut; dan 3)

    melembabkan mukosa membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Clark (2005), oral hygiene

    bertujuan untuk : 1) mencegah penyakit gigi dan mulut; 2) mencegah penyakit yang penularannya

    melalui mulut; 3) mempertinggi daya tahan tubuh; dan 4) memperbaiki fungsi mulut untuk

    meningkatkan nafsu makan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan oral hygiene

    (Perry dan Potter, 2005) yaitu : 1) citra tubuh; 2) praktik sosial; 3) status sosialekonomi; 4)

    pengetahuan; 5) kebudayaan; 6) pilihan pribadi; 7) kondisi fisik.

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 14

    Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang paling sering dikeluhkan

    oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

    menjaga kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam pemeliharaan oral hygiene.Berdasarkan data

    susenas, sebagian besar penduduk Indonesia sudah menyikat gigi namun tidak dengan cara yang

    benar (8%), sedangkan persentase penduduk Indonesia yang tidak menyikat gigi sebesar 22,8%.

    Hanya 3,2% penduduk Indonesia yang secar rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya kepada

    dokter gigi. Di Banten, sebagian besar penduduk Banten berumur 10 tahun ke atas mempunyai

    kebiasaan menggosok gigi setiap hari (94,8%) menurut hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa Dari

    mereka yang menggosok gigi setiap hari, sebagian besar dilakukan pada saat mandi pagi dan atau

    sore (95,7%). Persentase yang melakukannya pada saat setelah makan pagi juga tinggi (95,7%),

    namun yang menggosok gigi sebelum tidur malam hari hanya sedikit (26,6%).

    Berdasarkan Riskesdas 2007, meskipun sebagian besar penduduk Banten sudah menggosok

    gigi setiap hari, namun ternyata persentase penduduk yang berperilaku benar menggosok gigi hanya

    4,8%. Berperilaku benar dalam menggosok gigi adalah bila seseorang mempunyai kebiasaan

    menggosok gigi setiap hari dengan cara dan pada waktu yang benar, yaitu dilakukan pada saat

    sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam.Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 juga

    menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai dengan

    anjuran program menyikat gigi yaitu setelah makan dan sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat

    gigi. Laporan riset kesehatan dasar tahun 2007-2008 propinsi Sulawesi Tengah, proporsi penduduk di

    Sulawesi Tengah yang menggosok gigi setiap hari lebih banyak (89,7%) dari pada yang tidak (10,3%)

    namun lebih banyak menggosok gigi dengan cara yang salah juga (91,7%).

    Menurut SKRT tahun 1995 anak usia 5-14 tahun, jumlah anak yang sama sekali tidak

    menyikat gigi sebanyak 23,4% dan jumlah anak yang menyikat gigi pada waktu yang tepat sebanyak

    5,6%. Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada anak usia sekolah ternyata pengetahuan mengenai

    waktu penyikatan yang benar masih rendah, sehingga Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) masih

    perlu ditingkatkan lagi.

    Gambaran ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor pendidikan dan faktor sosial

    ekonomi.Selain itu faktor-faktor khusus yang mempengaruhi seseorang melakukan oral hygiene(Perry

    dan Potter, 2005) yaitu : 1) citra tubuh; 2) praktik sosial; 3) statussosialekonomi; 4) pengetahuan; 5)

    kebudayaan; 6) pilihan pribadi; 7) kondisifisik.

    Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Jasa Kedokteran Gigi

    Hasil Susenas (1998), menunjukkan bahwa dari 1,3% dari penduduk yang mengeluh sakit

    gigi (potential demand) hanya 13 % berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (effective demand for

    dental care). Di antara yang mengeluh, 35,5 % berobat ke Puskesmas, 25,2 % ke dokter gigi dan 17,8

    % ke tenaga kesehatan, selebihnya berobat ke fasilitas kesehatan lainnya (Depkes RI, 2000). Data

    Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 15

    diderita oleh 90% masyarakat Indonesia dengan kategori progresif artinya bila tidak dirawat/diobati

    akan makin parah dan bersifat irreversible

    Azwar (1996), menyatakan peningkperseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat

    terhadap kesehatan, pelayanan kedokteratan derajat kesehatan hanya dapat dicapai apabila kebutuhan

    (needs) dan permintaan (demands) an dapat terpenuhi. Kebutuhan dan permintaan ini terdapat pada

    pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan.Perubahan perilaku masyarakat dapat secara eksternal dan

    internal. Perubahan ini melalui suatu the Ladder of Learning Process, yang terdiri dari :(1)

    Awareness, (2) Interest, (3) Evaluation, (4) Trial, (5) Adoption

    Perilaku masyarakat yang masih kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut ini dapat

    diubah dengan berbagai cara. Perubahan perilaku masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu

    sususnan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan proses belajar. Menurut WHO, perubahan

    perilaku masyarakat dibagi menjadi:

    1. Natural change/perubahan alamiah. Bentuk perubahan yang dilakukan tanpa ada perencanaan. Jika

    terjadi perubahan dalam lingkungan fisik, social, budaya dan ekonomi , maka anggota masyarakat

    di dalamnya juga mengalami perubahan

    2. Perubahan Rencana / Planned Change. Bentuk perubahan yang dilakukan direncanakan oleh

    subjek

    3. Kesediaan untuk Berubah / Readiness to Change. Setiap orang memiliki kesediaan yang berbeda-

    beda dalam menghadapi suatu inovasi berbeda, Ada masyarakat yang langsung menerima

    perubahan tersebut, namun ada juga yang lamban dalam menerimanya.

    Faktor yang memperngaruhi perubahan perilaku masyarakat, menurut Loawrence Green:

    1.Faktor Predisposisi.

    Terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.

    2.Faktor Enabling / pendukung

    Terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

    sarana kesehatan.Misalnya : rumah sakit, obat-obatan

    3.Faktor Reenforcing / pendorong. T

    Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan

    kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

    Strategi dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat yakni:

    1. Kekuasaan atau melalui suatu dorongan

    2. Memberikan informasi-informasi

    3. Melakukan diskusi dimana melibatkan partisipasi yang aktif

    4. Menggunakan model

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 16

    5. Conditioning / kebiasaan

    Beberapa teori perubahan perilaku masyarakat

    1. Teori Stimulus, Organisme, Respons.Teori menurut Hosland

    Stimulus pengertian, perhatian, penerimaan perubahan sikap perubahan perilaku

    2. Teori Perubahan Sikap

    Dipengaruhi orang lain karena:

    - Penyesuaian

    - Identifikasi

    - Internalisasi (selaras dengan sebelumnya)

    3. Teori Kurt Lewin

    Ketidakseimbangan, ada 3 probabilitas:

    - Kekuatan pendorong meningkat

    - Kekuatan penahan menurun

    - Both/keduanya

    Proses: Perilaku baru satisfaction adoption trial desire (solve problems) interest

    aware perilaku lama/ kebiasaan.

    Bahasan 6. (Edukasi Kesehatan)

    Triana Hardianti (1206237984)

    The Ladder of Learning Process

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 17

    1. Awareness

    Individu menyadari pesan yang disampaikan

    Tahap awal penerimaan pesan

    2. Interest

    Ketertarikan akan pesan yang disampaikan

    Mencari informasi tambahan

    3. Evaluation

    Memiliki keterangan lengkap

    Melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima

    4. Trial

    Menimbang untung rugi

    5. Adoption

    Penerapan dalam kehidupan sehari-hari

    Knowledge, attitude, practice

    Alat Bantu Edukasi Kesehatan

    a. Definisi: alat yang digunakan pendidik dalam menyamnpaikan bahan pemebelajaran

    b. Manfaat:

    1. Menumbuhkan minat belajar kelompok sasaran

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 18

    2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik, mengingat lebih baik,

    meneruskan apa yang telah diperoleh kepada orang lain, menambah/mebina sikap baru,

    belajar lebih banyak dan cepat

    3. Merangsang kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah dipelajari

    4. Membantu mengatasi hambatan bahasa

    5. Mencapai lebih banyak sasaran

    c. Ciri-ciri:

    1. Produksinya mudah, murah, menggunakan bahan lokal

    2. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebiasaan setempat

    3. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran keadaan lingkungannya sendiri dan

    sebagai miliki mereka, tumbuh dari mereka, dimanfaatkan oleh mereka

    4. Ditulis/digambar secara sederhana sehingga mudah dimengerti masyarakat setempat

    5. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat

    d. Jenis

    1. Secara garis besar:

    1) Visual Aids

    - Alat yang diproyeksikan: slide, film strip, film

    - Alat yang tidak diproyeksikan: 2D (gambar, peta, bagan) dan 3D (bola dunia,

    boneka)

    2) Audio Aids: Radio, kaset, CD

    3) Audio Visual Aids: TV, DVD, VCD

    2. Menurut Population Education (1981):

    1) Motivational materials: menumbuhkan kesadaran dan rasa tertarik pada tambahan

    ilmu pengetahuan yang diberikan (gagasan, program, kegiatan)

    - Bahan ceteak: poster, kalender, flash card, flip chart, komik

    - Audiovisual: slide, film, TV

    - Media khusus: teater, permainan boneka

    2) Instuctional materials: penghubung konsep, gagasan, atau konten tertentu pada

    target peserta khusus (kalangan profesi, masyarakat umum). Contoh: handbooks,

    manuals, booklet, buku pegangan guru

    3) Follow-up materials: membantu mempertahankan perubahan sikap dan kebiasaan

    yang mendukung tujuan program

    - Mempertahankan perubahan sikap/perilaku

    - Mengembangkan perubahan selanjutnya dari pengetahuan, sikap/perilaku,

    kebiasaan, keterampilan

    - Memberikan dukungan untuk memperkuat kelanjutan pemanfaatan suatu

    gagasan/praktek tertentu

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 19

    - Menyimpulkan fakta/gagasan berarti yang telah diajarkan sebelumnya melalui

    alat peraga lain

    - Memperbaiki kekurangan dari alat peraga yang ada

    3. Menurut Edgar Dale

    e. Penempatan alat peraga:

    1. Rumah: flash card, model, leaflets, buku cerita bergambar

    2. Instalasi: papan tulis, flannel graph, poster, chart, diorama

    3. Masyarakat: leaflet, flannel graph, poster,brosur

    f. Sasaran:

    1. Individu/kelompok

    2. Kategori sasaran (umur, pendidikan, pekerjaan)

    3. Bahasa yang mereka gunakan, adat istiadaat, kebiasaan

    4. Minat dan perhatian

    5. Pengalaman dan pengetahuan

    6. Pengalaman

    g. Tujuan:

    1. Alat bantu dalam pelatihan/penataran/pendidikan

    2. Menimbulkan perhatian pada suatu masalah

    3. Mengingatkan suatu pesan/informasi

    4. Menjelaskan fakta/prosedur/tindakan

    h. Perencanaan:

    1. Dapatkan semua informasi tentang sasaran pendidikan

    2. Identifikasi sasaran khusus dan alat bantu peraga yang akan dikembangkan

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 20

    3. Rumusan tujuan-tujuan yang akan dicapai

    4. Sesuaikan alat bantu peraga dengan tujuan yang telah ditetapkan

    5. Tuliskan naskah pertama berdasarkan materi tersebut

    6. Lakukan tinjauan ulang atas naskah

    7. Perbaikan materi yang akan dikembangkan untuk menjadi alat peraga

    8. Lakukan uji coba terhadap alat peraga yang telah dibuat

    9. Analisan dan diskusikan hasil uji coba yang telah dilakukan

    10. Perbaiki alat peraga jika diperlukan

    11. Perbanyak produksi alat peraga jika diperlukan

    i. Pemilihan:

    Pertimbangan

    1. Siapa yang akan menggunakan alat peraga

    2. Persiapan penggunaan

    Alat peraga untuk balita harus berupa gambar berurutan dengan keterangan

    Faktor yang diperhatikan

    1. Situasi

    2. Materi pelatihan dan pengaruh yang diinginkan

    3. Biaya

    j. Penggunaan: senyum, tunjukan perhatian, pandangan mata, nada suara, peran serta

    pendengar, humor

    3. Ringkasan

    Komunikasi kesehatan diperlukan dalam upaya meningkatkan perilaku masyarakat atas

    kesadaran dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut yang masih rendah. Upaya merubah

    perilaku masyarakat tersebut dilakukan dengan edukasi kesehatan yang memiliki proses yang

    disebut dengan The Ladder of Learning Process. Dengan melakukan proses komunikasi secara

    efektif, dan sesuai prinsip-prinsipnya tujuan tersebut akan tercapai dengan tepat.

    Referensi:

    1. Al-Assaf. 2009. Mutu pelayanan kesehatan: perspektif internasional. Jakarta: EGC

    2. Herjulianti Eliza, Susasti Tati dan Artinda Sri. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta

    : EGC

    3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-mugirakhar-6160-3-babii.pdf diakses

    pada tanggal 2 Oktober 2012 pukul 01:42

  • Pengantar Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi (Gasal 2011/2012) Page 21

    4. http://digilib.litbang.depkes.go.id/files/disk1/8/jkpkbppk-gdl-res-1999-chmkristanti-398-gigi-

    gigi.pdf diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 pukul 01:42

    5. http://litbang.tangerangkota.go.id/index.php/detail_artikel/kesehatan_gigi_mulut diakses pada

    tanggal 2 Oktober 2012 pukul 01:43

    6. Maulana, Heri D J. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, hal 138

    8. Pengantar Ilmu Komunikasi. 8 April 2006.

    http://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/pengantar-ilmu-komunikasi-a5.PDF

    9. Pengertian Komunikasi. http://www.anneahira.com/pengertian-komunikasi.htm

    10. Prinsip-prinsip Komunikasi. Totok Maryono. 10 September 2011.

    http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-

    Indonesia/PrinsipPrinsipKomu_TOTOKMARYONO_12901.pdf

    11. Prinsip-prinsip Komunikasi.22 November 2010. http://www.gudangmateri.com/2010/11/prinsip-

    prinsip-komunikasi.html

    12. Robert J. Bensley & Jodi Brookins-Fisher. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat.

    Jakarta: EGC

    13. Sukoco, Badri. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.

    14. USU Institutional Repository

    15. USU Institutional Repository oleh Y Absah. 2011.

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/.../Chapter%20II.pdf

    16. USU Institutional Repository oleh LS Lubis, 2011

    repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29310/.../Chapter%20II.pdf

    17. www.depkes.go.id

    18. www.garutkab.go.id diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 01:00

    Pertanyaan untuk Narasumber:

    Jawaban dari Narasumber:

    Paraf Narasumber dan Tanggal Konsultasi: