Pikiran Rakyatpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/pikiranrakyat-20121002...1213 27 2lf...

2
Pikiran Rakyat • S~lasa 0 Rabu o Kamis o Jumat OSabtu O.Minggu 45 67 20 .2122 891011 2324 ·2526 1213 27 2lf 14.15 2930 .31. .OJlinOJiiIOAgs OSep .Okt ONovODes Tawuran Antarpelajar Mereka Kehilangan Keteladanan T A WURAN antarpelajar yang marak belakangan ini men- gundang keprihatinan dari berbagai kalangan. Apa penyebab- nya? Mengapa anak-anak itu menja- di radikal dan beringas? Pengamat pendidikan dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Arief Rachman melihat, anak-anak sekolah itu berubah radikal karena mereka kehilangan keteladanan. Baik di sekolahnya, rumah maupun lingkungan masyarakat. ''Terjadinya radikalisme anak itu bisa disebabkan pola asuh anak yang salah, tidak demokratis, tidak meng- hargai, selalu menyalahkan, dan menghina anak-anak di sekolah, di rumah maupun lingkungan masyarakat," kata Arief dalam diskusi "Me- nangkal Radikalisme di Ka- langan Generasi Muda dengan Pemantapan 4 Pilar Bangsa" di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (1/10). Arief juga melihat adanya peran media di balik radikalisme anak itu. "Media itu guru keenam. Oleh karena itu, kalau medianya, tele- visinya brengsek, masyarakat juga akan brengsek. Untuk itu, masyarakat juga harus mem- punyai kecerdasan media, yaitu mampu memilah dan memilih mana tayangan yang layak ditonton," ucap Arief. Pemyataan senada disam- paikan kriminolog Universi~ Padjadjaran Bandung, Yesmi! Anwar. MenurutYesmil, tak cukup menyalahkan anak ', Sekolah dan orangtuanya Juga harus disorot. Soalnya, kebru- talan anak merupakan cermin dari orang-orang yang menja- di teladan anak-anak itu. "Sulit punya anak yang tidak tawuran kalau orangtuanyaju- ga tawuran. Korupsijuga memiliki standar ganda kalau di rumah sebagai calon surga, sedangkan di luar brutal. Akan terjadi ambiguitas sehingga anak-anakjugakebingungan dan saat kebingungan itu anak- anak akan mencari kiblatnya dengan lari ke alat-alat teknolo- gi,"kata Yesmil saat diteI?ui?i Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Jumat (28/9)· Dikatakannya, tawuran an- tarpelajar adalah fenomena yang bersifat laten atau ~ selalu ada selama ada remaJa. Dari Tawuran ke Tawuran • 16 Desember 2006: Remaja SMA tawuran di atas KRL 593 jurusan Sogor-Jakarta. ~',y "'I' Peristiwa . . Korba!l Satu orang tewas tersetrum kabel penyambung. 10 Maret 2007: Pelajar SMK YPK tawuran dengan SMK Prabusakti, Kabupaten Purwakarta. Dua siswa SMK YPK tewas tenggelam di Sungai Ciherang saat mencoba kabur. 8 November 2010: Pelajar SMK Shakti Taruna Kota Bogor tawuran dengan pelajar SMK YZA Kota Bogor di Jalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Didi Adrian (16). pelajar SMK Shakti Taruna Kota Sogor tewas disabet celurit. 6 Agustus 2012: Tawuran antara SMA Kartika dan SMA 87 di Jalan Taman Sarat, Bintaro. Satu orang tewas dibacok. 30 Agustus 2012: Tawuran antara pelajar SMK Ne,eri 39 dan pelajar SMK Sudi Utomo dan SMK Ristek Penggilingan di Duren Sawit, Jakarta Timur. Satu orang pria tewas tertabrak kereta api saat berusaha menghindari tawuran. 31 Agustus 2012: Tawuran antara pelajar SMK Widya Darma dan SMK Muhammadiyah di Kabupaten Bogor, Satu orang siswa SMK Muhammadiyah tewas disabet samurai. 11 September 2012: Saling lempar batu antara pelajar SMK Baskara dan SMK Panmas di perti~aan Mampang, Depok. Dedi Triyuda (17), pelajar SMK Baskara, tewas terkena lemparan batu. 12 September 2011: Tawuran pelajar di depan Mega Glodok Kemayoran, Gunung Sahari Selatan. Satu orang tewas. 12 September 2012: Pelajar SMA Yayasan Karya tawuran dengan siswa Kartlka Zeni. seorang siswa SMA Yayasan Karya tewas terkena clurrt, Olah Data. Pettse: PR"/dokumenlasi Piklran Rakyal Dari tahun ke tahun bahkan 'dari abad ke abad, tawuran terjadi. Tawuran terjadi kare- na anak-anak punya energi berlebih dan ingin menyalurkan energinya untuk mendapatkanjati diri atau ek- sistensi, juga merupakan man- ifestasi pembelaan terhadap kelompoknya. ''Terkait dengan eksistensi ini, mereka ingin ada di media massa, tersorot dan terpub- likasikan. Apakah bagus atau jelek publikasinya, mereka tidak peduli. lni parah, karena ada keinginan untuk tampil tetapi tidak peduli bagus atau jelek," kata Yesmil ditemui di Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Jumat (28/9)· Berbeda dengari dulu, kata Yesmil, kenakalan remaja saat ini tidak lagi dilakukan secara spontan.Saatini,penyerangan sudah direncanakan dengan menghimpun massa dan . menggunakan berbagai macam alat untuk berkelahi. Perkelahian juga tidak terjadi satu lawan satu, tetapi brutalisme massa. "Mereka merasa, berkelom- pok lebih berani. Kalau satu lawan satu takut. Kalau sudah kelompok, masyarakat anonim tidak ada nama lagi. Bersama- sama akan punya kekuatan kolektif yang mudah dikenda- likan secara brutal sehingga tidak ada lagi tanggung jawab individual, tetapi tanggung jawab kelompok," kata Y~mil yangjuga dosen Hukum Pi- dana Unpad, Menurut Yesmil, tawuran tak terjadi karena faktor tung- gal. Biasanya berawal dari rumah karena tidak ada kon- sep mengenai kebersamaan yang benar. Selain itu, Yesmil mengatakan, tawuran meru- pakan patalogi sosial yang mu- dah menular dan membu- tuhkan obat yang tepat, tidak hanya melalui penegakan hukum. Kllplnl Humas Unpad 2012

Transcript of Pikiran Rakyatpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/pikiranrakyat-20121002...1213 27 2lf...

Pikiran Rakyat• S~lasa 0 Rabu o Kamis o Jumat OSabtu O.Minggu45 6720 .2122

8910112324 ·2526

121327 2lf

14.152930 .31.

.OJlinOJiiIOAgs OSep .Okt ONovODes

Tawuran Antarpelajar

Mereka Kehilangan KeteladananTAWURAN antarpelajar yang

marak belakangan ini men-gundang keprihatinan dari

berbagai kalangan. Apa penyebab-nya? Mengapa anak-anak itu menja-di radikal dan beringas?Pengamat pendidikan dan Guru

Besar Universitas Negeri JakartaArief Rachman melihat, anak-anaksekolah itu berubah radikal karenamereka kehilangan keteladanan.Baik di sekolahnya, rumah maupunlingkungan masyarakat.''Terjadinya radikalisme anak itu

bisa disebabkan pola asuh anak yangsalah, tidak demokratis, tidak meng-

hargai, selalu menyalahkan,dan menghina anak-anak disekolah, di rumah maupunlingkungan masyarakat," kataArief dalam diskusi "Me-nangkal Radikalisme di Ka-langan Generasi Muda denganPemantapan 4 Pilar Bangsa"di Gedung DPR/MPR RIJakarta, Senin (1/10).Arief juga melihat adanya

peran media di balikradikalisme anak itu. "Mediaitu guru keenam. Oleh karenaitu, kalau medianya, tele-visinya brengsek, masyarakatjuga akan brengsek. Untuk itu,masyarakat juga harus mem-punyai kecerdasan media,yaitu mampu memilah danmemilih mana tayangan yanglayak ditonton," ucap Arief.Pemyataan senada disam-

paikan kriminolog Universi~Padjadjaran Bandung, Yesmi!Anwar. MenurutYesmil, takcukup menyalahkan anak ',Sekolah dan orangtuanya Jugaharus disorot. Soalnya, kebru-talan anak merupakan cermindari orang-orang yang menja-di teladan anak-anak itu."Sulit punya anak yang tidak

tawuran kalau orangtuanyaju-ga tawuran. Korupsijugamemiliki standar ganda kalaudi rumah sebagai calon surga,sedangkan di luar brutal. Akanterjadi ambiguitas sehinggaanak-anakjugakebingungandan saat kebingungan itu anak-anak akan mencari kiblatnyadengan lari ke alat-alat teknolo-gi," kata Yesmil saat diteI?ui?iKampus Unpad, Jalan DipatiUkur, Bandung, Jumat (28/9)·Dikatakannya, tawuran an-

tarpelajar adalah fenomenayang bersifat laten atau ~selalu ada selama ada remaJa.

Dari Tawuran ke Tawuran

• 16 Desember 2006: Remaja SMA tawuran di atasKRL 593 jurusan Sogor-Jakarta.

~',y "'I'Peristiwa . . Korba!l

Satu orang tewas tersetrum kabelpenyambung.

10 Maret 2007: Pelajar SMK YPK tawuran denganSMK Prabusakti, Kabupaten Purwakarta.

Dua siswa SMK YPK tewas tenggelam diSungai Ciherang saat mencoba kabur.

8 November 2010: Pelajar SMK Shakti Taruna KotaBogor tawuran dengan pelajar SMK YZA Kota Bogor diJalan Raya Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor,

Didi Adrian (16). pelajar SMK ShaktiTaruna Kota Sogor tewas disabet celurit.

6 Agustus 2012: Tawuran antara SMA Kartika danSMA 87 di Jalan Taman Sarat, Bintaro.

Satu orang tewas dibacok.

30 Agustus 2012: Tawuran antara pelajar SMK Ne,eri39 dan pelajar SMK Sudi Utomo dan SMK RistekPenggilingan di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Satu orang pria tewas tertabrak keretaapi saat berusaha menghindari tawuran.

31 Agustus 2012: Tawuran antara pelajar SMK WidyaDarma dan SMK Muhammadiyah di Kabupaten Bogor,

Satu orang siswa SMK Muhammadiyahtewas disabet samurai.

11 September 2012: Saling lempar batu antarapelajar SMK Baskara dan SMK Panmas di perti~aanMampang, Depok.

Dedi Triyuda (17), pelajar SMK Baskara,tewas terkena lemparan batu.

12 September 2011: Tawuran pelajar di depan MegaGlodok Kemayoran, Gunung Sahari Selatan.

Satu orang tewas.

12 September 2012: Pelajar SMA Yayasan Karyatawuran dengan siswa Kartlka Zeni.

seorang siswa SMA Yayasan Karyatewas terkena clurrt,

Olah Data. Pettse: ·PR"/dokumenlasi Piklran Rakyal

Dari tahun ke tahun bahkan'dari abad ke abad, tawuranterjadi. Tawuran terjadi kare-na anak-anak punya energiberlebih dan inginmenyalurkan energinya untukmendapatkanjati diri atau ek-sistensi, juga merupakan man-ifestasi pembelaan terhadapkelompoknya.''Terkait dengan eksistensi

ini, mereka ingin ada di mediamassa, tersorot dan terpub-likasikan. Apakah bagus ataujelek publikasinya, merekatidak peduli. lni parah, karenaada keinginan untuk tampiltetapi tidak peduli bagus ataujelek," kata Yesmil ditemui diUniversitas Padjadjaran, JalanDipati Ukur, Bandung, Jumat(28/9)·Berbeda dengari dulu, kata

Yesmil, kenakalan remaja saatini tidak lagi dilakukan secaraspontan.Saatini,penyerangansudah direncanakan denganmenghimpun massa dan .menggunakan berbagai

macam alat untuk berkelahi.Perkelahian juga tidak terjadisatu lawan satu, tetapibrutalisme massa."Mereka merasa, berkelom-

pok lebih berani. Kalau satulawan satu takut. Kalau sudahkelompok, masyarakat anonimtidak ada nama lagi. Bersama-sama akan punya kekuatankolektif yang mudah dikenda-likan secara brutal sehinggatidak ada lagi tanggung jawabindividual, tetapi tanggungjawab kelompok," kata Y~milyangjuga dosen Hukum Pi-dana Unpad,Menurut Yesmil, tawuran

tak terjadi karena faktor tung-gal. Biasanya berawal darirumah karena tidak ada kon-sep mengenai kebersamaanyang benar. Selain itu, Yesmilmengatakan, tawuran meru-pakan patalogi sosial yang mu-dah menular dan membu-tuhkan obat yang tepat, tidakhanya melalui penegakanhukum.

Kllplnl Humas Unpad 2012

"Akan tetapi, yang disayang-kan adalah sikap abai masya-rakat clanorang dewasa lain-nya terhadap fenomena yangsifatnya laten ini. Hams adasuatu kejadian dulu, ada kor-ban dulu baru pada heboh. Se-mua harus diukur dengan ke-hebohan, tetapi tidak adapenanganan terhadap ke-nakalan remaja yang bersifatsecara menyeluruh clanpene-gakan hukum secara baik,"katanya mengkritisi. .Dia menambahkan, selama

ini ada salah persepsi terhadapkenakalan remaja karena re-maja dianggap sebagaiminiatur orang dewasa. Pada-hal remaja, kata dia, memilikikultur sendiri yang berbedadengan orang dewasa. "Mem-perlakukan anak harus .berdasarkan dunia anak-anakitu sendiri. Agar hukumannyaefektif clanefisien, orang hamsmemahami dunia anak-anak.Lebih penting, perlindungankepada anak hams sebelum

kejadian bukan malah sesu- siswanya berpikir kritis. Lebihdahnya," ujarnya. banyak sekolah hanya menga-Sementara itu, praktisi pen- jarkan produk dari mata pela-

didikan Bambang Irianto jaran agar siswa dapat nilaimengaitkan tawuran dengan akademis bagus dengan meng-keinginan anak untuk diakui hapal," kata Bambang.eksistensinya oleh lingkungan. Menurut Bambang, seharus-Pengakuan sekolah terhadap nya kebijakan itu diubah de-anak lewat sistem ranking atau ngan setiap anak inemperolehperingkat, kata Bambang, apreasiasi dengan membukahanya berlaku untuk sebagian banyaknya ekstrakurikuleranak. yang sesuai dengan minatTak heran, tawuran menjadi anak. "Ini perlu dilakukan

jalan bagi anak lainnya yang sekolah. Kalau ingin dibenahi,eksistensinya tak tersalurkan. itu dulu yang dibenahi agarHasutan akan isu-isu yang kejadian-kejadian seperti inimenyesatkanjuga menjadi tidak akan terjadi," ujarnya .. motivasi pelajar melakukan . Bambang sependapat bahwatawuran. Pelajar yang mudah ,krisis keteladanan menjaditerhasut oleh isu-isu itu bi- pendorong munculnya krisisasanya karena di sekolah tidak jati diri generasi mudanya.diakui maka mereka tawuran. Para tokoh masyarakat yang"Para pelajar mudah terha- seharusnya menjadi teladan

sut isu karena mereka tidak justru memperlihatkan sikapterbiasa berpikir kritis untuk yang tidak memberi telaclan,mencari kebenaran. Apa itu membuat generasi muda takdiajarkan di sekolah? Saya punya pegangan. (Sjafri All,rasa belum banyak sekolah Widi Kusumayang mengajarkan siswa- •Anggraeni/"PR")***_~~ __ JO