Pidato MenPU Tentang Transmigrasi

8
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KAWASAN TRANSMIGRASI DAN WILAYAH SEKITARNYA Disampaikan Oleh: MENTERI PEKERJAAN UMUM pada acara SEMILOKA TRANSMIGRASI DAN PENGUATAN NKRI Jakarta, 30 November 2005 Yang terhormat Ketua Umum DPP Partai GOLKAR, Bapak H.M. Jusuf Kalla Yang terhormat Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Para peserta Semiloka dan hadirin sekalian, Assalamu ‘alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik kesempatan menyampaikan makalah dalam acara Semiloka Transmigrasi dan Penguatan NKRI 2005 yang diselenggarakan oleh DPP Partai GOLKAR. Semiloka yang membahas transmigrasi dan penguatan NKRI ini akan mendukung dan mempertajam upaya meningkatkan pembangunan nasional terutama terkait penanganan kawasan perdesaan, daerah terpencil dan tertinggal serta wilayah perbatasan. 1

description

Filename: Pidato MenPU tentang Transmigrasi, pada tahun 2005

Transcript of Pidato MenPU Tentang Transmigrasi

  • MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KAWASAN TRANSMIGRASI DAN WILAYAH

    SEKITARNYA

    Disampaikan Oleh:

    MENTERI PEKERJAAN UMUM

    pada acara

    SEMILOKA TRANSMIGRASI DAN PENGUATAN NKRI

    Jakarta, 30 November 2005

    Yang terhormat Ketua Umum DPP Partai GOLKAR, Bapak H.M. Jusuf Kalla Yang terhormat Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

    Para peserta Semiloka dan hadirin sekalian,

    Assalamu alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh,

    Salam sejahtera bagi kita semua.

    Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya

    menyambut baik kesempatan menyampaikan makalah dalam acara Semiloka

    Transmigrasi dan Penguatan NKRI 2005 yang diselenggarakan oleh DPP Partai

    GOLKAR. Semiloka yang membahas transmigrasi dan penguatan NKRI ini akan

    mendukung dan mempertajam upaya meningkatkan pembangunan nasional

    terutama terkait penanganan kawasan perdesaan, daerah terpencil dan

    tertinggal serta wilayah perbatasan.

    1

  • Hadirin sekalian, Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000

    pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 80.000 km, luas

    daratan 1,9 juta km2 dan luas laut 5,9 juta km2 termasuk ZEE, Indonesia dikenal

    memiliki sumber daya yang melimpah baik sumber daya alam, sumber daya

    manusia maupun sumber daya lingkungan. Disamping itu Indonesia dikenal pula

    sebagai negara dengan tingkat keberagaman paling tinggi di dunia, baik dalam

    hal lingkungan, demografi maupun budaya.

    Walaupun luas daratan 1,3% dari luas daratan dunia dan luas laut 1,6 % dari

    luas laut dunia, Indonesia secara alami merupakan habitat asli dari 17% tumbuh-

    tumbuhan dan binatang di dunia dan menguasai 12% terumbu karang yang ada

    di dunia. Secara fisik, Indonesia merupakan wilayah dengan hamparan gunung

    berapi yang membentang mulai dari pulau Sumatera, Jawa hingga ke

    Nusatenggara. Setidaknya terdapat 129 gunung berapi aktif terutama di sekitar

    patahan sehingga rawan terhadap bencana gempa bumi. Setiap tahun Indonesia

    mengalami lebih dari 450 kali gempa dengan berbagai besaran skala.

    Namun demikian, secara spasial penyebaran sumber daya alam, sumber daya

    manusia maupun sumber daya buatan tidak merata, sehingga cenderung terjadi

    kesenjangan antar wilayah secara nasional maupun di dalam pulau. Pulau Jawa

    dan Bali misalnya, merupakan pulau yang paling padat penduduknya dengan.

    luas daratan 7,2% dari luas Indonesia, namun dihuni lebih dari 60 % jumlah

    penduduk Indonesia dan dengan ekonomi 64 % PDB non migas, sementara

    Kalimantan dan Maluku/Papua yang meliputi 32,3% dan 25,0% dari luas wilayah

    Indonesia masing-masing hanya memiliki jumlah penduduk 5,6% dan 2,0% saja.

    Dari segi penyebaran infrastruktur jaringan jalan, Wilayah Sumatera dan Jawa,

    dengan luas 28%, memiliki jaringan jalan 60% dari seluruh jalan yang ada. Dari

    luas lahan untuk budidaya pangan, Indonesia masih jauh tertinggal pula

    dibandingkan negara lain. Saat ini luas lahan budidaya pangan yang ada di

    Indonesia baru mencapai 0,1 ha per kapita, sementara negara lain seperti

    Thailand dan Brasil memiliki luas lahan pangan masing-masing 0,52 dan 0,34 ha

    per kapita.

    2

  • Hadirin sekalian,

    Dengan memperhatikan hal tersebut, maka diperlukan pendekatan

    pembangunan yang berorientasi upaya mengurangi ketimpangan pembangunan

    disamping tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk itu

    pembangunan infrastruktur diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan

    pembangunan antar wilayah dan daerah, sedangkan penduduk didorong

    menyebar ke daerah-daerah yang relatif cukup luas, salah satunya melalui

    Program Transmigrasi yang pada hakekatnya berupaya mendistribusikan penduduk dari daerah yang berpenduduk padat ke daerah yang berpenduduk

    jarang. Dari sisi ekonomi perpindahan tersebut diharapkan dapat memberi

    pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk dan mengurangi

    tingkat pengangguran terbuka yang cenderung terus meningkat di Pulau Jawa.

    Secara sosial-budaya, transmigrasi juga diharapkan dapat memfasilitasi

    tercapainya kesatuan dan persatuan.

    Pembangunan kawasan transmigrasi mendatang masih dipandang relevan untuk

    pengembangan wilayah dalam mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan

    pembangunan serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

    Penyelenggaraan transmigrasi sebaiknya juga dipandang sebagai upaya

    mendukung pengembangan wilayah dan pembangunan daerah, melalui

    pengembangan pusat-pusat produksi, perluasan kesempatan kerja, serta

    penyediaan kebutuhan tenaga kerja terampil baik melalui peranan pemerintah

    maupun melalui swadaya masyarakat. Perlu didorong pula untuk kawasan

    transmigrasi yang sudah maju diberikan desentralisasi industri kecil dan jasa

    yang sesuai.

    Hadirin yang saya hormati,

    Dari aspek penataan ruang nasional, pembangunan kawasan transmigrasi dapat

    dilihat sebagai salah satu upaya pembentukan struktur dan pola pemanfaatan

    ruang di daerah baru yang relatif belum berkembang. Untuk itu pengembangan

    kawasan transmigrasi dapat dilihat pula sebagai upaya pencapaian visi penataan

    ruang yaitu mewujudkan ruang nusantara yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

    3

  • Dalam era otonomi daerah dewasa ini, penyelenggaraan transmigrasi

    seharusnya melibatkan pula pemerintah daerah sehingga kawasan transmigrasi

    yang ada dapat dikembangkan terpadu dengan konsep pengembangan dalam

    penataan ruang daerah. Dengan demikian pembangunan kawasan transmigrasi

    dilakukan seiring konsep penataan ruang yang memadukan lintas sektor, lintas

    daerah dan wilayah serta diantara pemangku kepentingan yaitu pemerintah

    secara vertikal, swasta dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya dilakukan

    bersama agar program sinkron sehingga lebih mendukung konsepsinya sebagai

    sarana perekat sosial-budaya nasional, di samping meningkatkan persatuan dan

    kesatuan bangsa.

    Pengembangan kawasan transmigrasi secara tata ruang berfungsi sebagai

    Pusat Kegiatan sub-Lokal (PKsL) yang mengakomodasikan kepentingan

    masyarakat setempat. Secara sistem kawasan tersebut harus pula terintegrasi

    dengan sistem kabupaten, sistem propinsi dan sistem nasional melalui Pusat

    Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan

    Nasional (PKN) sebagaimana tertuang disebutkan dalam RTRW Nasional.

    Rencana Pengembangan Unit Permukiman Transmigrasi sebaiknya dikaitkan

    pula dengan pengembangan kawasan andalan, karena pengembangan Unit

    Permukiman Transmigrasi yang mempunyai konsep dasar mendukung

    pengembangan kawasan andalan umumnya dikembangkan berdasarkan potensi

    sumber daya alam yang dimiliki, setiap kawasan mempunyai spesialisasi, dan

    memfokuskan strategi pengembangan kepada produk berdaya saing dan

    berorientasi pada pasar regional. Dengan demikian kawasan transmigrasi yang

    dikembangkan dapat berperan sebagai backward linkage mendukung pusat

    kawasan andalan untuk memperoleh nilai tambah lebih lanjut atau masuk dalam

    arus utama distribusi logistik, baik untuk jangkauan daerah/wilayah, nasional dan

    bahkan global.

    Dengan orientasi tersebut, maka arah pengembangan permukiman transmigrasi

    perlu mengacu Kerangka Strategis Ketataruangan Nasional yang berorientasi Ekonomi / Investasi, keseimbangan antar wilayah maupun pemantapan teritorial

    NKRI.

    4

  • Hadirin yang saya hormati,

    Secara khusus penyelenggaraan infrastruktur dilakukan untuk mengisi ruang

    Nusantara yang di dalamnya terdapat antara lain kawasan-kawasan transmigrasi

    sesuai yang tertuang dalam tata ruang tersebut yang dilakukan secara terpadu

    antar sektor, antar wilayah dan antar pemangku kepentingan guna mewujudkan

    pemanfaatan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Pembangunan

    infrastruktur Pekerjaan Umum terutama jalan dan sumber daya air / irigasi

    diarahkan untuk memenuhi peran utama yaitu : (i) sebagai katalisator antara

    proses produksi, pasar dan konsumen akhir untuk menghasilkan produk yang

    terjangkau masyarakat dan kompetitif; (ii) sebagai modal sosial masyarakat; (iii)

    memfasilitasi lebih terbukanya cakrawala masyarakat dan mempertemukan

    budaya antar masyarakat; (iv) mengikat dan menghubungkan antar daerah; (v)

    memberikan rasa aman karena tercukupi kebutuhan dasar masyarakat melalui

    dukungan ketahanan pangan; dan (vi) secara langsung maupun tidak langsung

    mendukung secara signifikan penyediaan lapangan kerja. Dengan demikian

    untuk kawasan transmigrasi, wujud infrastruktur tersebut termasuk antara lain

    pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan kantong-kantong

    produksi termasuk Unit Permukiman Transmigrasi dengan pasar dan konsumen

    akhir, maupun mengisi kebutuhan infrastruktur di dalam kawasan transmigrasi.

    Secara struktur, jaringan jalan yang dikembangkan harus dapat menjadi

    pembentuk pola dan struktur ruang yang akan dikembangkan, dan berfungsi

    sebagai penghubung ke pusat kegiatan yang lebih tinggi (forward linkage) untuk

    keperluan pemasaran maupun akses terhadap sumber daya eksternal serta

    pemenuhan kebutuhan kawasan. Sedangkan jaringan di dalam kawasan harus

    dapat memfasilitasi kebutuhan pergerakan antar sub-kawasan untuk kebutuhan

    pengumpulan dan penyaluran produksi hasil pertanian dan perkebunan yang ada

    (backward linkage).

    Infrastruktur sumber daya air disamping berfungsi pokok untuk penyediaan

    kebutuhan air untuk produksi pertanian, juga diarahkan sekaligus sebagai

    sumber air baku untuk kebutuhan domestik kawasan dan kebutuhan industri

    berbasis pertanian yang mungkin dikembangkan. Dilakukan pula pembangunan

    infrastriktur untuk pengendalian banjir.

    5

  • Di samping itu infrastruktur permukiman seperti air bersih, sanitasi, drainase

    dikembangkan pula di kawasan transmigrasi untuk mendukung perumahan

    maupun fasilitas sosial dan fasilitas umum yang disediakan seperti sarana

    pendidikan, kesehatan dan peribadatan sebagai bagian tak terpisahkan dari

    upaya pengembangan kawasan permukiman.

    Dukungan pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum pada kawasan

    Permukiman Transmigrasi kedepan akan terus ditingkatkan seiring dengan

    upaya peningkatan dan perluasan jangkauan pelayanan infrastruktur Pekerjaan

    Umum sebagaimana agenda lima tahun Renstra Departemen Pekerjaan Umum

    2004-2009, dengan arah kebijakan :

    Pertama, pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang di kawasan perbatasan, daerah terisolir, daerah konflik dan daerah rawan bencana.

    Kedua, pembinaan penyelenggaraan infrastruktur mendukung otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip Good Governace.

    Ketiga, pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang untuk mendukung pusat-pusat produksi dan ketahanan pangan, mendukung

    keseimbangan pembangunan antar daerah, meningkatkan kualitas

    lingkungan perumahan dan permukiman serta mendorong industri konstruksi.

    Untuk pembangunan infrastruktur di Kawasan Transimigrasi, secara khusus

    perlu diarahkan agar:

    Kawasan transmigrasi dapat pula menjadi embrio berkembangnya pusat-pusat agropolitan baru di masa yang akan datang;

    Kebijakan pengembangan 15 juta hektar lahan pertanian baru yang saat ini sedang dilakukan dapat pula melalui peningkatan prasarana dan sarana PU

    untuk mengembangkan lahan pertanian di kawasan transmigrasi.

    Pengembangan kawasan transmigrasi baru dapat diarahkan pada daerah-daerah perbatasan yang sekaligus dapat berfungsi sebagai buffer dan

    peningkatan pertahanan dan keamanan NKRI.

    6

  • Peran masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam perencanaan dan pengembangan kawasan harus lebih ditingkatkan untuk dapat mengurangi

    beban Pemerintah dan sekaligus agar lebih efektif.

    Dengan demikian lambat laun infrastruktur Pekerjaan Umum yang handal,

    bermanfaat dan berkelanjutan untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang

    aman dan damai, adil dan demokratis serta lebih sejahtera dapat dicapai.

    Hadirin sekalian yang saya hormati,

    Sebagai penutup saya ingin menggarisbawahi beberapa hal terutama :

    Program transmigrasi tetap merupakan program yang relevan dan penting dalam konteks pembangunan nasional yang berkelanjutan serta untuk

    meningkatkan keseimbangan pembangunan antar wilayah;

    Untuk itu pengembangan kawasan transmigrasi harus dilihat sebagai bagian dari perencanaan tata ruang Nasional yang terpadu dan menyeluruh yang

    dijabarkan dan komplementer dengan RTRW Propinsi, RTRW Kabupaten

    dan Rencana Detail/Teknis Ruang Kawasan yang ada.

    Dari segi penyediaan infrastruktur yang ada, jaringan jalan dan sumber daya air merupakan unsur pembentuk struktur ruang yang sebaiknya dimanfaatkan

    untuk membentuk pengembangan kawasan baik secara internal maupun

    eksternal.

    Dalam melaksanakan itu semua, perencanaan pembangunan yang ada harus dilakukan secara terpadu antar berbagai sektor dan pemangku kepentingan

    yang ada dan antar wilayah, agar tercapai azas manfaat yang lebih besar dan

    efisien. Pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi sebaiknya harus

    juga memberikan manfaat untuk kawasan sekitarnya, dan demikian pula

    sebaliknya.

    Akhirnya upaya DPP Partai GOLKAR melalui penyelenggaraan semiloka ini

    patut didukung dan dihargai sebagai langkah inovatif untuk pengembangan

    kawasan transmigrasi dan penguatan NKRI di masa yang akan datang.

    7

  • Demikian uraian singkat yang dapat saya sampaikan berkenaan dengan

    pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi dan wilayah sekitarnya.

    Atas perhatian hadirin sekalian saya mengucapkan terima kasih.

    Wassalaamu alaikum Warrahamatullaahi Wabarakatuuh.

    Jakarta, 30 November 2005

    Menteri Pekerjaan Umum

    Djoko Kirmanto

    8

    MENTERI PEKERJAAN UMUM Yang terhormat Ketua Umum DPP Partai GOLKAR, Bapak H.M. Jusuf Kalla