photosintesis

2
KEMISKINAN NELAYAN (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) Kemiskinan merupakan hal yang umum terjadi, terutama bagi mayarakat nelayan. Demikian juga halnya bagi nelayan Muara Angke. Walaupun Muara Angke merupakan pasar perikanan terbesar di Indonesia dan terletak di Ibu Kota negara tetapi tidak menjadikan nelayan Muara Angke terbebas dari jeratan kemiskinan. Berdasarkan analisis kemiskinan menggunakan indikator WB dan BPS diketahui bahwa mayoritas nelayan andun tradisional Muara Angke berada dalam kategori miskin karena memiliki pendapatan di bawah nilai indikator WB dan BPS. Berdasarkan perbandingan pendapatan dengan UMR diketahui bahwa mayoritas nelayan andun tradisional Muara Angke dianggap tidak layak hidup di Jakarta dengan pendapatan yang dimilikinya. Hal ini terjadi karena rendahnya penghasilan yang diperoleh nelayan.Rendahnya penghasilan yang diperoleh nelayan terjadi akibat adanya gejala eksploitasi dalam praktik pemasaran dan penerapan sistem bagi hasil. Gejala eksploitasi dalam praktik pemasaran dilakukan pedagang perantara, yaitu bakul/pengumpul sedangkan gejala eksploitasi dalam bagi hasil dilakukan oleh juragan terhadap ABK. Gejala eksploitasi inilah yang menyumbangkan kemiskinan kepada nelayan. Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah dengan memberikan bantuan berupa program PEMP dan memberikan berbagai pelayanan pada masyarakat melalui Koperasi Perikanan Mina Jaya (KPMJ) DKI Jakarta. Kata gambaran tentang kemiskinan nelayan tradisional di Muara Angke. Kepemilikan Perahu, Sistem Bagi Hasil, dan Hasil Tangkapan Rata- rata Kepemilikan perahu sangat terkait dengan sistem bagi hasil yang pada akhirnya akan menentukan pendapatan yang diterima oleh nelayan. Perhitungan Bagi Hasil dan Pendapatan Nelayan Jaring Rampus

description

cara fotosintesis tumbuhan

Transcript of photosintesis

KEMISKINAN NELAYAN(Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara)

Kemiskinan merupakan hal yang umum terjadi, terutama bagi mayarakat nelayan. Demikian juga halnya bagi nelayan Muara Angke. Walaupun Muara Angke merupakan pasar perikanan terbesar di Indonesia dan terletak di Ibu Kota negara tetapi tidak menjadikan nelayan Muara Angke terbebas dari jeratan kemiskinan. Berdasarkan analisis kemiskinan menggunakan indikator WB dan BPS diketahui bahwa mayoritas nelayan andun tradisional Muara Angke berada dalam kategori miskin karena memiliki pendapatan di bawah nilai indikator WB dan BPS. Berdasarkan perbandingan pendapatan dengan UMR diketahui bahwa mayoritas nelayan andun tradisional Muara Angke dianggap tidak layak hidup di Jakarta dengan pendapatan yang dimilikinya. Hal ini terjadi karena rendahnya penghasilan yang diperoleh nelayan.Rendahnya penghasilan yang diperoleh nelayan terjadi akibat adanya gejala eksploitasi dalam praktik pemasaran dan penerapan sistem bagi hasil. Gejala eksploitasi dalam praktik pemasaran dilakukan pedagang perantara, yaitu bakul/pengumpul sedangkan gejala eksploitasi dalam bagi hasil dilakukan oleh juragan terhadap ABK. Gejala eksploitasi inilah yang menyumbangkan kemiskinan kepada nelayan. Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah dengan memberikan bantuan berupa program PEMP dan memberikan berbagai pelayanan pada masyarakat melalui Koperasi Perikanan Mina Jaya (KPMJ) DKI Jakarta. Kata

gambaran tentang kemiskinan nelayan tradisional di Muara Angke.Kepemilikan Perahu, Sistem Bagi Hasil, dan Hasil Tangkapan Rata-rata Kepemilikan perahu sangat terkait dengan sistem bagi hasil yang pada akhirnya akan menentukan pendapatan yang diterima oleh nelayan.Perhitungan Bagi Hasil dan Pendapatan Nelayan Jaring Rampus Nelayan jaring rampus terbagi menjadi tiga status, yaitu terikat-price taker (penerima harga), terikat-bidding (tawar menawar), dan tidak terikat.Perhitungan Bagi Hasil dan Pendapatan Nelayan Rajungan Perhitungan bagi hasil untuk nelayan jaring Rajungan diperoleh dengan cara menghitung jumlah rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh nelayan dikali dengan harga jual Rajungan.Perhitungan Bagi Hasil dan Pendapatan Nelayan Jaring Udang Perhitungan bagi hasil untuk nelayan jaring Udang diperoleh dengan cara menghitung jumlah rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh nelayan dikali dengan harga jual Udang. Persentase Bagi Hasil Antara Nelayan Pemilik dengan ABK Persentase bagi hasil antara nelayan pemilik dengan ABK akan menunjukan ada/tidaknya kegiatan eksploitasi salah satu pihak terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak pemilik terhadap ABK.