Philosophy of ‘ Pancasila ’

13
back

description

Philosophy of ‘ Pancasila ’. Arkeologi Pancasila. back. “ Tak ada bangsa yang dapat mencapai kebasaran jika bangsa itu tidak percaya kepada sesuatu , dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang peradaban besar ” (John Gardner, 1992). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Philosophy of ‘ Pancasila ’

Page 1: Philosophy of ‘ Pancasila ’

back

Page 2: Philosophy of ‘ Pancasila ’

Filsafat Pancasila

“Tak ada bangsa yang dapat mencapai kebasaran jika bangsa itu tidak percaya

kepada sesuatu, dan jika tidak sesuatu yang dipercayainya itu

memiliki dimensi-dimensi moral guna menopang

peradaban besar”(John Gardner, 1992)

Page 3: Philosophy of ‘ Pancasila ’

3Filsafat Pancasila

Nusantara itu?

Nusantara adalah “lautan yang ditaburi pulau-pulau”, (Archipelago)

Malalui lautan, alam yang subur terjadi titik temu peradaban (Nusantara, Hindi, Arab, Tionghoa) “PERSILANGAN BUDAYA“:

Local Wisdom: ‘Relegiusitas’, ‘kekeluargaan’, ‘gotong royong’: “TAMANSARI PERADABAN DUNIA”

Page 4: Philosophy of ‘ Pancasila ’

4

Empat Era Kultural • Pertama, Era pra-Hindu: nilai

solidaritas, gotong royong dan kekeluargaan

• Kedua, Era Kerajaan Majapahit: kepercayaan diri, keberanian dan kemandirian

• Ketiga: Era Kerajaan Islam: terjadi proses penggabungan unsur-unsur lokal dengan unsur Islam menjadi sebuah pola budaya baru: Nalar Sinktretis

Page 5: Philosophy of ‘ Pancasila ’

5

Lanjutan.., • Keempat, Era Kolonial: era yang

menindas, menghegemonik secara terstruktur. Era ini terjadi pemutusan mata rantai ekonomi, perdagangan, maritim, sikap hidup, serta nilai-nilai ketimuran; kolonialisme nalar dan mental; pembunuhan karakter dan identitas bangsa; Ironisnya, di Leiden (1922) dibuka studi Endologi

Page 6: Philosophy of ‘ Pancasila ’

Fase Pembuahan (1920-an)Tiga sifat pergerakan rakyat indonesia:1.Nasionalistis (Soekarno)2. Islamistis (Tjokroaminoto)3.Marxistis (Tan Malaka) Terjadi Sintesis: “Sumpah Pemuda”:

tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan

Penemuan kode kebangsaan bersama (civic nationalism)

Arkeologi Pancasila

Page 7: Philosophy of ‘ Pancasila ’

7

Fase perumusan (29 Mei-1 Juni 1945:• Anggota BPUPKI: 69 orang, 2 di

antaranya adalah Ny.Maria Ulfa Santoso dan Ny. R.S.S. Soenarjo Mangoenpoespito

• Istilah founding fathers tidak tepat• Perumusan “dasar negara”: nilai

ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokrasi permusyawaratan, nilai keadilan/kesejahteraan sosial.

• Prinsip ini masih serabutan, Mr. Yamin dan Soepomo yang mendekati permintaan Radjiman

Page 8: Philosophy of ‘ Pancasila ’

Lanjutan.,• Tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno berpidato

tentang falsafah negara atau dasar negara:1. Kebangsaan; tidak menolak perbedaan.2. Internasionalisme, atau Perikemanusiaan;

tidak ekploitatif; 3. Mufakat atau Demokrasi; tidak tirani

mayoritas atas minoritas.4. Kesejahteraan Sosial; yang berbasis pada

kekeluargaan, bukan berbasis individualistik.5. Ketuhanan yang Berkebudayaan; yang

toleran • Epistem dari kelima dasar falsafah itu adalah

“Gotong-royong”• Bung Karno memunculkan istilah “PANCA

SILA”

Page 9: Philosophy of ‘ Pancasila ’

9

Fase Pengesahan: PPKI (18-08-1945)• Dibentuk Panitia kecil terdiri dari 8

orang.• Karena tidak terjadi titik temu di

antara mereka, Bung Karno merombak komposisi menjadi 9 orang

• Penyempurnaan redaksi Pancasila• Problem tujuh kata:

Ketuhanan…,”dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

Page 10: Philosophy of ‘ Pancasila ’

• Respon tajam dari Latuharhary soal ‘tujuh kata’

• Mohammad Hatta sebagai ‘Perantara’

• Golongan Islam menerima pencoretan tujuh kata tersebut, sementara Bung Karno nasionalis menerima ‘Ketuhanan..” diurutan pertama.

• Termasuk soal pembukaan UUD: “Atas berkat rahmat Allah…,”

Page 11: Philosophy of ‘ Pancasila ’

11

Kerangka Berpikir

DialektikaPeran ‘antara’ (liminal)

Sintesis

Page 12: Philosophy of ‘ Pancasila ’

12

Pengabaian Pancasila?• Pancasila = rezim

Orba• Tafsir tunggal dan

indoktrinasi (p4)• Nilai-nilai pancasila

hanya menjadi slogan

• Pancasila menjadi ideologi tertutup

Page 13: Philosophy of ‘ Pancasila ’

Kembali ke rumah pancasila1.Historis, pijakan tradisi, local

wisdom2.Rasionalitas (dielaktika dengan

filsafat dan etika politik kontemporer)

3.Aktualisasi;