PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian...

33
PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP KEBERHASILAN PELAKU BISNIS PENGRAJIN TENUN TROSO DI KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh AGNES ANGGRAINI 0301513009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian...

Page 1: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

0

PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP

KEBERHASILAN PELAKU BISNIS PENGRAJIN TENUN

TROSO DI KABUPATEN JEPARA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan

Oleh

AGNES ANGGRAINI

0301513009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP KEBERHASILAN

PELAKU BISNIS PENGRAJIN TENUN TROSO DI KABUPATEN JEPARA” karya,

Nama : Agnes Anggraini

NIM : 0301513009

Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang pada hari selasa, tanggal 19 Januari 2016.

Semarang, 19 Januari 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc Dr. Indah Sri Utari, S.H., M.H

NIP. 194806091976031001 NIP. 196401132003122001

Page 3: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP KEBERHASILAN

PELAKU BISNIS PENGRAJIN TENUN TROSO DI KABUPATEN JEPARA” karya,

Nama : Agnes Anggraini

NIM : 0301513009

Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang pada hari selasa, tanggal 19 Januari 2016.

Semarang, 19 Januari 2016

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si Prof. Dr. Suyahmo, M.Si

NIP. 196011241984031002 NIP. 195503281983031003

Penguji I, Penguji II,

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Dr. Indah Sri Utari, SH. M.H.

NIP. 195904211984032001 NIP. 196401132003122001

Penguji III,

Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc

NIP. 194806091976031001

Page 4: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar – benar karya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas

pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 19 Januari 2016

(Materai 6000)

Agnes Anggraini

0301513009

Page 5: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

iv

Moto dan Persembahan

Motto

Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu

menghadapinya.

Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang yang

berilmu beberapa derajat (QS. Al-Mujadillah : 11).

Wahai orang – orang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, Niscaya Allah akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS. Muhammad : 7).

Persembahan

Kupersembahkan Tesis ini kepada :

Ayah dan Bunda tercinta (Indra, SH dan Susmigayatri), terima kasih atas kasih sayang

dan doa yang selalu menyertaiku, semoga Tesis ini dapat menjadi salah satu tanda

baktiku.

Adikku Yusfiq Gumayri, ST terima kasih yang selalu mendo’akanku.

Suamiku tersayang Muhammad Burhan Hidayat, S.Pd., MM. Terima kasih selalu

memberikan motivasi , dukungan untuk dapat menyelesaikan Tesis ini serta untuk selalu

ingat kepada Allah SWT.

Terima Kasih kepada kakakku Mas Muhammad Iqbal Birsyada dan Mas Yuni Suprapto

yang selalu memberikan saran dan motivasi untuk menyelesaikan Tesis ini.

Teman – teman Wisma Harina.

Teman – teman Pendidikan IPS Angkatan 2013.

Almamater Unnes

Page 6: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

v

ABSTRAK

Anggraini, Agnes. 2015. Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku Bisnis

Pengrajin Tenun Troso Di Kabupaten Jepara. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Prof.

Dr. Maman Rachman., M.Sc. II. Dr. Indah Sri Utari, SH. M.H.

Kata Kunci: Pewarisan Nilai Sosial Budaya, Keberhasilan Pelaku Bisnis Tenun Troso

Tenun Ikat Troso merupakan salah satu dari berbagai jenis kain tradisional di Indonesia.

Tenun Ikat di Desa Troso ini merupakan salah satu usaha yang diwariskan secara turun temurun.

Kapan tepatnya dimulai industri tenun di Desa Troso ini tidak dapat diperoleh data secara tepat.

Tenun Ikat Troso merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara setelah industri mebel. Sesuai

dengan perkembangan pasar, permintaan terhadap produk Tenun Ikat Troso pun semakin

berkembang mengikuti permintaan konsumen. Motif khas yang bernuansa etnis, tradisional,

klasik, dan unik pun masih dipertahankan disamping motif kontemporer modern.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, untuk memperoleh bentuk – bentuk nilai

sosial budaya masyarakat Desa Troso, proses alih generasi usaha industri tenun troso, dasar

keberhasilan pelaku bisnis tenun troso, dan hambatan – hambatan yang muncul dalam proses

pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis tenun troso. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumen. Keabsahan data

dilakukan dengan cara triangulasi data dan sumber.

Hasil penelitian ini yaitu (1)Bentuk – bentuk nilai sosial budaya masyarakat Desa Troso

terbagi menjadi 4 yaitu antara lain : Nilai Historis, Etos Kerja, Sistem Nilai Sosial, dan Sistem

Religi atau Keyakinan. (2) Proses alih generasi yang ada di masyarakat Desa Troso Yaitu

:Memperkenalkan tenun troso, Mengenalkan cara – cara orang bekerja tenun troso, Mewarisi

atau membekali cara – cara kerja tenun troso, Meneruskan usaha tenun troso, Memasarkan tenun

troso. (3) Dasar keberhasilan pelaku bisnis tenun troso yaitu antara lain : Menolong masyarakat

sekitar Desa Troso, Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Desa Troso,

Mempromosikan atau memasarkan tenun troso di dalam maupun luar negeri, Kerjasama antara

pelaku bisnis tenun troso dengan pemerintah kabupaten Jepara, Usaha tenun troso sukes dengan

disertai 4 pilar yaitu menumbuhkan sikap kejujuran, kepercayaan modal bisnis, pantang

menyerah, dan berpikir supaya usaha tenun pasti berhasil atau sukses. (4) Hambatan proses

pewarisan nilai sosial budaya yaitu antara lain : Anak memilih sekolah keluar daerah, Anak

merantau keluar daerah, Anak memilih pekerjaan lain, Usaha industri tenun troso yang bangkrut.

Saran kepada industri tenun troso diharapkan dapat mempertahankan keberadaan

kerajinan kain tenun ikat tradisional Troso agar tetap terjaga kelestariannya karena merupakan

suatu hasil kebudayaan tradisional Jepara yang tinggi nilainya.

Page 7: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

vi

ABSTRACT

Anggraini, Agnes. 2015. Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku Bisnis

Pengrajin Tenun Troso Di Kabupaten Jepara. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Prof.

Dr. Maman Rachman., M.Sc. II. Dr. Indah Sri Utari, SH. M.H.

Keywords: Socio-Cultural Inheritance Value, Success Business Performer Weaving Troso

Tenun Ikat Troso is one of the various types of traditional Indonesian fabrics. Tenun Ikat

in the Troso village is one of the efforts that are passed from generation to generation. When

exactly started the weaving industry in this Troso village can not be obtained from the data

appropriately. Tenun Ikat Troso is an excellent product Jepara regency after the furniture

industry. In accordance with market developments, demand for the products Tenun Ikat Troso

Weaving is also growing Troso follow consumer demand. Typical motifs which ethnic,

traditional, classical, and still maintained a unique addition to the modern contemporary motif.

This study includes qualitative research, to obtain the form of social and cultural values

villagers Troso, the transfer of the generation venture weaving industry troso, the basis of the

success of businesses weaving troso, and barriers that arisein the process of inheritance of social

and cultural valuesto the success of businesses weaving troso. The technique of collecting data

using interviews, observation and document study. The validity of the data is done by

triangulation of data and sources.

Results of this study are (1) Forms of social and cultural values Troso village is divided

into four, namely, among others: Historical Value, Work Ethics, Social Value Systems, and

System Religion or Belief. (2) The process over the generations in the village community Troso

Namely: Introducing Weaving troso, Introduce way - the way people work weaving troso, Inherit

or equip the way - the way of weaving work troso, Forward troso loom, weaving troso Market.

(3) The basis for the success of businesses weaving troso among other things: Helping people

around the village Troso, Opening jobs for the community around the village Troso, promoting

or marketing weaving troso at home and abroad, cooperation between businesses weaving troso

with the district of Jepara, troso weaving business merged with accompanying four pillars,

namely cultivate an attitude of honesty, trust business capital, unyielding, and thought that surely

weaving business successful or successful. (4) Obstacles inheritance process of socio-cultural

values among others: Children choose a school out of the area, Children wander out area,

Children choose another job, Enterprises weaving industry troso insolvent.

Advice to the weaving industry troso expected to maintain the existence of traditional

ikatcraft Troso order to maintain continuity asaresult of traditional culture are Jepara high value.

Page 8: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-

Nya.Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pewarisan Nilai

Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku Bisnis Pengrajin Tenun Troso Di Kabupaten

Jepara”. Tesis disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada pihak

– pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini kepada :

1. Pembimbing I, ditengah – tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan dengan

sabar, kritis, dan teliti untuk selalu memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir

penulisan Tesis ini.

2. Pembimbing II, ditengah – tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan dengan

sabar, kritis, dan teliti untuk selalu memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir

penulisan Tesis ini.

3. Dosen penguji yang telah menguji saya dengan sabar, dan teliti serta memberi banyak

masukan dari awal sampai Tesis ini.

4. Kepala Prodi Pendidikan IPS yang dengan sabar, dan teliti serta memberi banyak

masukan dari awal sampai Tesis ini.

5. Dosen wali dan sebagai sekretaris Prodi Pendidikan IPS yang dengan sabar dan bijaksana

telah memberi arahan, memberi bimbingan kepada mahasiswa dari awal hingga akhir.

6. Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan penelitian dan

penulisan Tesis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan

ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Bapak H. Sumarlan Hisyam Abdul Rahman, Bapak Hidayat, Ahmad Marzuki, SE

Kepala Pemerintah Kabupaten Jepara, para pengrajin tenun troso, dan masyarakat Desa

Troso yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Teman – teman Program Studi Pendidikan IPS Pascasarjana Unnes angkatan 2013.

Page 9: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

viii

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti sadar bahwa dalam Tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti

harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan.

Semarang, 19 Januari 2016

Agnes Anggraini

Page 10: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

PENGESAHAN UJIAN TESIS ..................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

PRAKATA ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 16

1.3 Cakupan Masalah .......................................................................... 16

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 17

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 17

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,

DAN KERANGKA PIKIR ................................................................. 19

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................ 19

2.2 Kerangka Teoretis .......................................................................... 28

2.2.1 Teori Fungsional Struktural Oleh Talcott Parson ........................ 29

2.2.2 Teori Warisan Budaya ................................................................. 32

2.2.3 Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku Bisnis 34

2.2.4 Pewarisan Nilai Sosial Budaya .................................................... 36

2.2.5 Pewarisan Budaya ........................................................................ 38

2.2.6 Nilai – Nilai Sosial Budaya.......................................................... 40

Page 11: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

x

2.2.7 Sistem Nilai Budaya .................................................................... 40

2.2.8 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Sosial Budaya......... 42

2.2.9 Faktor Sosial Budaya ................................................................... 45

2.2.9.1 Kebudayaan............................................................................... 45

2.2.9.2 Unsur – Unsur Kebudayaan ...................................................... 49

2.2.9.3 Hubungan Hakekat Manusia Dengan Kebudayaan .................. 49

2.2.9.4 Tahap – Tahap Kebudayaan ...................................................... 50

2.2.9.5 Fungsi Kebudayaan ................................................................... 51

2.2.9.6 Kebudayaan Dan Tindakan ....................................................... 51

2.2.9.7 Masyarakat ................................................................................ 53

2.2.9.8 Masyarakat Dengan Kebudayaan ............................................. 55

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 57

3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................... 57

3.2 Desain Penelitian ........................................................................... 57

3.3 Fokus Penelitian Dan Lokasi Penelitian ......................................... 58

3.4 Sumber Data Penelitian .................................................................. 59

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 61

3.6 Keabsahan Data .............................................................................. 65

3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TROSO ......................................... 72

4.1 Gambaran Umum Desa Troso ...................................................... 72

4.2 Karakteristik Penduduk Desa Troso ............................................ 73

4.3 Hasil Produksi Tenun di Desa Troso ............................................ 76

BAB V DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN ............................ 83

5.1 Bentuk – Bentuk Nilai Sosial Budaya Masyarakat Desa Troso . 83

5.2 Proses Alih Generasi Usaha Industri Tenun Troso ...................... 85

Page 12: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

xi

5.3 Dasar Keberhasilan Pelaku Bisnis Tenun Troso .......................... 88

5.4 Hambatan Proses Pewarisan Nilai sosial Budaya ....................... 93

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 96

6.1 Bentuk – Bentuk Nilai Sosial Budaya Masyarakat Desa Troso 96

6.2 Proses Alih Generasi Usaha Industri Tenun Troso ...................... 97

6.3 Dasar Keberhasilan Pelaku Bisnis Tenun Troso ......................... 99

6.4 Hambatan Proses Pewarisan Nilai Sosial Budaya ....................... 100

BAB VII PENUTUP ..................................................................................... 105

7.1 Simpulan ...................................................................................... 105

7.2 Implikasi ...................................................................................... 107

7.3 Saran ............................................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 109

Page 13: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

xii

DAFTAR TABEL

4.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Troso ................................................. 74

4.2 Pekerjaan Penduduk Desa Troso .............................................................. 75

Page 14: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 56

3.1 Tehnik Analisis Data................................................................................. 69

4.3 Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Pecangaan .......................................... 76

Alat Yang Dimiliki Oleh Perusahaan Tenun Troso

4.4 Plangkan .................................................................................................... 78

4.5 Proses Memutar Benang atau Jantra ......................................................... 79

4.6 Proses Menggulung Benang atau Skiran .................................................. 79

4.7 Alat Tenun Bukan Mesin .......................................................................... 79

1. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Pecangaan ............................................ 115

2. Gambar Desa Troso (Selamat Datang di Desa Troso) ................................ 115

3. Gambar Desa Troso (Selamat Datang di Desa Troso) ................................ 116

4. Lokasi Tenun Troso “Dewi Shinta” ............................................................ 116

5. Proses Menenun Tenun Troso .................................................................... 117

6. Foto Peneliti Dengan Pemilik Tenun Troso................................................ 118

7. Tenun Troso Paling Mahal.......................................................................... 119

8. Tenun Troso Dengan Harga Menengah ...................................................... 119

9. Tenun Troso Dengan Harga Paling Murah ................................................. 120

Page 15: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Pecangaan ............................................ 115

2. Foto Penelitian ............................................................................................ 115

3. Pedoman Wawancara .................................................................................. 121

4. Surat – Surat Penelitian ............................................................................... 157

Page 16: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persoalan pewarisan budaya pada saat ini menjadi penting untuk

menjadi bahan pembicaraan pada level tataran akademik. Apakah

pembangunan identitas budaya lokal harus dibatasi oleh teritorial ataukah

masalah identitas budaya sudah mengarah pada tataran fungsional. Pewarisan

kebudayaan selain dapat menjadi identitas masyarakat lokal juga dapat

dijadikan salah satu wujud pembangunan nasionalisme bangsa. Juwono

Sudarsono memberikan pandangan bahwasanya nasionalisme ke Indonesiaan

pada era globalisasi saat ini harus dimaknai dengan pemanfaatan masing-

masing produk lokal serta potensi daerah untuk kepentingan kekuatan

ekonomi nasional (Manan dan Thung Julan, 2010).

Era globalisasi pada saat ini perlu disikapi bijak terutama pada

bagaimana memperkuat produk-produk unggulan lokal sebagai pesaing

produk global. Jika nilai dan produk lokal yang telah lama diwariskan oleh

leluhur ingin eksis di tengah-tengah gempuran produk-produk global tidak

ada kata lain, untuk melawan itu salah satunya dengan perlawanan budaya

(Abdulloh, 2009; Abdulloh, 2010). Nilai-nilai hasil dari produksi budaya

lokal dan bangsa harus siap bersaing dengan produksi budaya dari asing

sehingga lebih berbobot dan bernilai ketimbang budaya global yang masuk.

Sebagai contoh batik yang dahulu hanya sekedar diproduksi secara rumah

tangga sekarang batik sudah mulai bersaing dengan produk-produk global

dengan aneka kreatif motif yang tak kalah dengan fashion global yang

katanya modis itu.

Barangkali kita tidak sanggup bersikap ekstrim seperti Mahatma

Gandhi yang memboikot seluruh produk dari Inggris sebagai bentuk

perlawanan. Mengganti seluruh produk asing dengan produk-produk lokal

India. Namun kita dapat melawanya dengan cara modifikasi hasil-hasil

produksi budaya bangsa se-indah mungkin sehingga tidak akan kalah saing

Page 17: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

2

dengan aneka produk-produk global. Oleh karena itu industri-industri kreatif

yang memproduksi hasil dari masyarakat lokal perlu didorong dan diberikan

perhatian khusus agar dapat tumbuh kembang tidak kalah dengan produk-

produk dari luar. Strategi ini perlu kerja keras bersama tidak hanya sekedar

pencitraan publik saja yang miskin implementasi (Birsyada, 2015).

Perkembangan pengaruh dari kebudayaan serta gempuran produk-

produk global yang bercirikan kapitalstik serta materialistik dimana mereka

mempunyai agenda besar untuk menghilangkan identitas budaya lokal

dengan keseragaman budaya menurut konsepsi-konsepsi global lewat

standarisasi mereka sehingga masyarakat akan tercerabut dari akar

budayanya. Sehingga dengan demikan image kehidupan yang dibentuk

bukanlah image sebagaimana konstruksi sosial yang berlandaskan pewarisan

nilai-nilai budaya lokal, melainkan image hidup sebagai privasi citra

berdasarkan standarisasi-standarisasi masing-masing individu. Hidup

dicirikan sebagai the work of art atau sebagai seni yang indah sebagai life

style yang sangant privasi dan individualis. Masyarakat kehilangan perananya

untuk mengkontrol komunitas sosialnya. Subjek atau intividu kehilangan

otoritasnya (Abdulloh, 2010).

Bertolak dari pandangan di atas semakin memperjelas bahwasanya

proses globalisasi neoliberal lebih cenderung menciptakan krisis bagi

demokrasi dibandingkan dengan mendorong ke arah penciptaan demokrasi

yang luas dan stabil. Globalisasi juga telah membuka peluang bagi munculnya

kekuasaan transnasional dalam bentuk perusahaan-perusahaan transnasional

yang beroperasi lintas batas negara. Kekuasaan korporasi ini melebihi

kekuatan yang dimiliki beberapa negara nasional. Mereka mampu

memengaruhi keputusan-keputusan politik negara sehingga demokrasi tidak

lagi diorientasikan untuk kepentingan warga negara, tetapi demi kepentingan

korporasi (Held, 1995; Korten, 1997).

Globalisasi telah membuat kehidupan masyarakat yang selama ini di

gadang-gadang luhur dianggap tidak penting lagi karena penyeragaman

lewat mitos life style atau gaya hidup global. Jika masyarakat sudah seperti

Page 18: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

3

ini maka seseorang telah kehilangan otoritasnya karena budaya desakan

budaya global yang menjadikan deteritorialisasi adalah misi dari kolonisasi

negara-negara maju untuk menekan dan mematikan kebudayaan serta nilai

lokal suatu bangsa. Ketika budaya dan nilai-nilai luhur bangsa telah mati

maka Negara sudah tidak memiliki identitas lagi. Identitas budaya telah

mati itu artinya sama saja tidak punya negara karena simbol-simbol lokal

telah dilenyapkan dengan arus global yang masuk secara halus (Abdulloh,

2010). Di tengah krisis identitas tersebut maka masyarakat akan mengikuti

kehendak kekuatan global begitu juga dengan produk-produk global yang

mereka bawa akan menggerus produk-produk lokal.

Apabila kekuatan global ini tidak dibendung atau di atasi dengan

baik lewat penguatan nilai-nilai lokal, maka dalam pandangan Simmel

(dalam Abdullah, 2010) esensi sebuah kehidupan masyarakat akan menjadi

tidak penting karena kehidupan tidak dimaknai lagi sebagai suatu hal yang

penciri identitas suatu komunitas masyarakat namun kehidupan telah

berubah sebagai sebuah seni, kehidupan itu memiliki warna keindahan

sehingga yang dihayati hidup adalah citra bukan lagi nilai atau norma

budaya masyarakat. Hidup adalah masalah privasi pribadi yang orang lain

tidak perlu ikut campur dengan urusan pribadi. Jika sudah demikian, maka

nilai-nilai kearifan dan pewarisan budaya tidak lagi akan tampak dalam

masyarakat. Hal tersebut berarti nilai, norma dan budaya lokal sudah di

ganti dengan budaya privatisasi. Batas-batas identitas budaya telah

tercerabut dari akar budayanya.

Dalam pandangan Arjun Apadurai suatu proses menghilangnya

batas-batas kebudayaan disebut dengan “deteritorialisasi” ini terjadi akibat

kontrol sosial yang sangat lemah. Sedangkan kontrol yang lemah akibat

masyarakat tidak berdaya menghadapi upaya penyeragaman budaya dari

kekuatan-kekuatan kapitalisasi global yang ingin menenggelamkan budaya

dan kearifan lokal suatu bangsa hingga tidak lagi memiliki identitas.

Pendidikan serta pewarisan nilai-nilai budaya adalah satu pilar penting

untuk mengambil peran dalam menghadang laju kapitalisme global yang

Page 19: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

4

merongrong budaya dan sendi-sendi agama.

“religion will have comparatively difficult time in gaining public

influence at the level of global society as a whole; buth such

influence will be easer to attain if religious leader apply

traditional religious modalityes for the purpose of sub-societal

(Peter Beyer,1991 dalam Abdullah, 2010:118).

Bagaimanapun sistem referensi tradisional, yang berasal dari budaya

lokal, harus diperkuat bukan untuk meredam pengaruh kebudayaan global,

tetapi lebih untuk memanfaatkan sebaik mungkin pertemuan dengan

kebudayaan luar sebagai modal didalam pengembangan kebudayaan lokal.

Agama yang menyangkut substansi doktrin, nilai-nilai, dan pola tingkah

laku dalam keberagaman merupakan “religious modalities” yang

menentukan bagaimana dunia dengan perubahan-perubahanya

dikonsepsikan dan di tata. Namun, ketika pasar yang mengambil alih

kekuasaan, maka nilai-nilai agama beralih dari sesuatu yang etis menjadi

estetis. Agama tidak lagi mampu memberikan referensi bagi pranata sosial.

Kebudayaan adalah masalah vital dalam proses pengembangan

pendidikan suatu bangsa. Budaya adalah sebuah simbol identitas suatu

bangsa yang harus dipertahankan selama bangsa itu masih tegak berdiri.

Para pendukung teori yang menyatakan bahwa pendidikan berfungsi

sebagai proses pewarisan budaya, menyatakan bahwa sesuatu kebudayaan

memiliki akar pada kehidupan masa lampau. Oleh karenanya kelangsungan

sesuatu kebudayaan hanya dapat terjadi jadi pendidikan mengambil peranan

sebagai penyampai seluruh nilai maupun keyakinan yang telah mapan

kepada generasi baru. Dalam masyarakat Barat sekali pun, yang dinilai

sudah meninggalkan alam tradisionalisme, masih berkembang anggapan

semacam itu (Hilda Taba, 1962:19). Pernyataan dari Hilda Taba di atas

menjadi perenungan bersama bahwasanya posisi pendidikan sebagai

Page 20: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

5

pewarisan budaya menjadi sangat sentral sebagai agen pewaris kebudayaan

bangsa. Jika agen ini telah lumpuh bahkan mati total tidak bisa bergerak

karena desakan arus global yang begitu kuat sehingga masalah nilai dan

budaya menjadi hal yang tidak penting lagi maka pada saat itulah

pendidikan kita gagal.

Jamil Gunawan,dkk (2005) menjelaskan bahwasanya politik global

berusaha keras untuk dapat masuk kedalam sendi-sendi kehidupan

demokrasi masyarakat lokal. Tidak hanya dalam mempengaruhi etika

budaya lokal, melainkan juga masuk dalam struktur kekuatan dominasi

penguasa. Dengan kekuasaan maka kebijakan dapat dibuat sesuai settingan

kepentingan-kepentingan kekuatan global. Kearifan lokal serta kehidupan

masyarakat Papua semikin miskin akibat dampak dari adanya kekuatan

ekonomi global lewat keberadaan PT. Freeport yang berselingkuh dengan

penguasa-penguasa lokal menjadikan rakyat Papua tidak menjadi semakin

makmur melainkan makin larut dalam ketertindasan. Menjadi bagian dari

warga negara Indonesia atau tidak sama sekali tidak akan merubah nasib

mereka. Kontrak Freeport sejak era Orde Baru rezim Soeharto benar-benar

bukti sejarah kekuatan ekonomi global yang mencaplok sumber-sumber

daya alam di bumi Papua. Rakyat Papua tidak menikmati dengan kehadiran

PT. Freeport tambang emas di Papua.

Turut campurnya kepentingan penguasa atas dasar politis juga

seringkali menggangu bahkan menghambat proses pewarisan budaya

bangsa di Indonesia. Kekuatan penguasa lewat politik seringkali

memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal sebagai komoditas partai politik

dalam menggalang dukungan masa. Daerah-daerah lokal yang pro

dengan elit penguasa akan mendapatkan banyak suntikan dana dari

pemerintah untuk menyelenggarakan ritual-ritual budaya lokal di masing-

masing daerahnya. Elit-elit lokal tersebut akan dijadikan salah satu kader

partai politik tertentu sebagai simbol legitimasi bahwasanya pimpinan elit

mereka menjadi kader partai politik tertentu. Kebudayaan yang seharusnya

bebas dari dominasi kepentingan politik, pada kasus ini justru menjadi

Page 21: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

6

komoditas politik untuk meraup simpati masyarakat elit lokal (Jamil

Gunawan, dkk, 2005).

Dalam sejarah pewarisan nilai-nilai budaya lokal sebagai penguatan

identitas, beberapa komunitas keluarga di Jawa menempuhnya dengan

jalan bisnis dengan membuat perusahaan-perusahaan keluarga. Bahkan

dalam pewarisan nilai budaya ini seringkalai bersinggungan antar etnis satu

dengan etnis yang lain dalam sebuah pergaulan bisnis. Contoh pewarisan

budaya lewat hasil perusahaan bisnis adalah: batik keris, batik danarhadi,

pabrik rokok sukun, jamu Nyonya mener, Jamu Jago, Jamu Air Mancur dan

lain-lain. Dalam hal ini nampak jelas bahwa perusahaan yang berhasil

menjalankan proses regenerasi dengan lancar hanyalah perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri yang secara relatif bebas dari tekanan

perusahaan multi nasional. Disamping itu, perusahaan-perusahaan tersebut

pada umumnya berorientasi pada produksi dalam negeri yang sangat

tangguh, misalnya industri rokok, jamu dan batik (Hendro,2000:13).

Perusahaan lokal tersebut berusaha eksis dalam pusaran kapitalisasi produk-

produk global.

Berkenaan dengan pola hubungan antara pedagang atau pengusaha

dengan pribumi Jawa, Wasino (2006) menjelaskan secara khusus bahkan

sangat mendalam perihal bagaimana lika liku hubungan sosial antara etnis

Tionghoa dengan Jawa di Solo tahun 1911-1998. Hubungan disini lebih

spesifik adalah dalam hal perdagangan bisnis batik di Solo. Penduduk

pribumi banyak yang menjadi pekerja pada perusahaan batik orang

Tionghoa hingga turun temurun. Hubungan etnis Jawa dan Tionghoa

terjalin sangat kuat di Solo. Batik sebagai salah satu produk industri andalan

bagi warga Solo khususnya di kampung Lawean menjadikan kota ini

menjadi sentra pengrajin batik yang sudah menasional. Walaupun pada

akhirnya timbul persaingan antara pedagang batik Tionghoa dan pedagang

dari komunitas Islam. Dari persaingan inilah lahir organisasi Syarikat

Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh KH. Samanhudi di Solo pada

1912. Pada periode selanjutnya SDI berubah menjadi Syarikat Islam (SI)

Page 22: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

7

atas usulan H.O.S Cokroaminoto.

Jadi, sejarah masyarakat Jawa membuktikan bahwasanya penduduk

Jawa memiliki daya saing yang cukup tinggi untuk berjuang dalam

mensejahterakan ekonomi keluarganya lewat penguatan nilai-nilai ekonomi

berbasis pada kultur budaya. Mereka akhirnya menjadi pedagang-pedagang

tangguh yang mampu berpikir kapitalis dalam menghadapi tantangan

produk-produk global. Wasino (2008; 2014) berpandangan bahwasanya

mindset kapitalis bumi putra di Jawa sudah mulai tumbuh subur sejak awal

abad ke- 20. Sri Mangkunegaran IV adalah sosok yang Raja sekaligus

bangsawan Mataram yang menerapkan konsep dasar kapitalis untuk

memperkuat eksistensi kekuasaanya di atas kekuasaan dominasi kolonial

Belanda. Di sisi lain Mangkunegaran IV banyak mendirikan pabrik-pabrik

tebu sebagai sumber produksi andalan pemerintah Mangkunegaran, disisi

lain Mangkunegaran IV juga memperkuat kebudayaan Jawa seperti seni

menari, sastra dan macopat. Anggaran yang cukup besar juga disediakan

Mangkunegaran IV untuk memberikan beasiswa sekolah bagi penduduk

lokal yang memang benar-benar cerdas dan ingin menimba ilmu ke

sekolah-sekolah yang lebih tinggi. Sejarah Mangkunegaran IV adalah fakta

sosial bahwasanya pribumi dapat hidup sejajar dengan para kapitalis

kolonial yang dapat bermitra untuk tujuan membangun ekonomi rakyat

pribumi.

Apa yang banyak di ceritakan oleh Wasino di atas, sama halnya

dengan apa yang terjadi di Desa Troso Jepara pengrajin kain batik. Proses

pewarisan budaya lewat jalur pendirian perusahaan keluarga juga dilakukan

oleh komunitas-komunitas perajin batik Troso di Jepara dilakukan secara

turun-temurun. Usaha tersebut mampu eksis bertahan dari gempuran

produk-produk global. Pada konteks masyrakat Jepara, kultur atau budaya

berbisnis tenun memiliki nilai-nilai kearifan lokal tersendiri khusunya pada

pebisnis kain Troso. Keberadaan kampung Desa Troso sudah sejak lama

menjadi sorotan publik, selain karena penduduknya mayoritas adalah

pengusaha Tenun Troso, para pengusaha kain tenun Troso dapat menjadi

Page 23: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

8

prototipe contoh nasional bahwasanya pewarisan nilai budaya selain dapat

menjadi identitas masyarakat lokal Jepara namun juga dapat menjadi basis

kekuatan ekonomi kreatif masyarakat lokal di masing-masing daerah.

Kekuatan ekonomi masyarakat lokal ini mampu bertahan dibawah tekanan

kekuatan ekonomi global.

Kain tenun Troso merupakan salah satu dari berbagai jenis kain

tradisional di Indonesia. Kerajinan tenun di Desa Troso ini merupakan salah

satu usaha yang diwariskan secara turun temurun. Kapan tepatnya dimulai

industri tenun di Desa Troso ini tidak dapat diperoleh data secara tepat.

Menurut masyarakat setempat kain tenun di Desa Troso dimulai pada masa

masuknya agama islam di Desa Troso yaitu pada masa kerajaan Mataram

Islam sekitar tahun 1800 M. Pada awalnya kain tenun ini tercipta dibuat

sebagai pelengkap kebutuhan sandang, dimana dibuat pertama kali oleh Mbah

Senu dan Nyi Senu yang mana pada saat itu kain dipakai pertama kali untuk

menemui Ulama besar yang disegani yaitu Mbah Datuk Gunardi Singorojo

yang sedang menyebarkan agama Islam di Desa Troso (Alamsyah, Indrahti,

dan Marziyah, 2013:1).

Sejarah tenun troso dan keterampilan warga Desa Troso Pecangaan

Jepara dalam membuat tenun troso sebenarnya sudak sejak 1935 yang

bermula dari Tenun Gendong warisan leluhur turun-temurun. pada Tahun

1943 mulai berkembang pembuatan Tenun Pancal dan kemudian pada tahun

1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin atau (ATBM), dan

berkembang hingga sekarang menjadi tenun ikat troso dan batik troso yang

masuk dalam Sejarah tenun Troso (Hendro,2000:5).

Tenun ikat Troso yang sudah mulai dikenal di Nusantara merupakan

bentuk industri kreatif yang mencerminkan kemandirian masyarakat. Industri

kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan

serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan

pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya

cipta individu (Definisi industri kreatif oleh Kementerian Perdagangan RI). Di

Jepara, industri telah ada dan berkembang cukup pesat. Schrieke (1960:153-

Page 24: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

9

200) memaparkan bahwa Jepara pada masa Mataram dan VOC, abad ke-17

dan ke-18, merupakan wilayah pesisir di pantai Utara Jawa yang sangat

strategis. Mataram sendiri memfungsikan Jepara sebagai tempat kedudukan

Wedono Bupati Pesisir Wetan yang mengkoordinir Surabaya, Madura,

Gresik, Tuban, dan wilayah pesisir Timur Pantai Utara Jawa. Di Jepara inilah

tradisi industri kreatif seperti mengukir dan menenun terus berlanjut hingga

zaman Hindia Belanda, zaman Jepang, zaman orde lama, orde baru, hingga

orde reformasi (Alamsyah,2012:419). Tidaklah berlebihan bila kreativitas

masyarakat yang melahirkan diversifikasi ekonomi yang berbasis soft skill ini

telah eksis secara historis dan menjadi tradisi masyakarat lokal Jepara dari

waktu ke waktu.

Perpaduan industri kreatif yang berbasis masyarakat dan pariwisata

menjadi penting untuk dikembangkan. Oleh karena itu industri kreatif ini

perlu disinergikan dengan pariwisata industri karena sangat relevan dan

realistis. Aktivitas ekonomi masyakat lokal, yang saat ini menjadi industri

kreatif merupakan salah satu potensi ekonomi bagi masyarakat dan

pemerintah. Pengembangan industri kreatif ini perlu dipadukan dengan

kegiatan pariwisata. Perpaduan dan pengemasan industri kreatif dengan

pariwisata ini menjadi keunggulan lokal yang dapat menarik wisatawan. Pada

dasarnya sektor pariwisata akan selalu berkelanjutan dan tidak akan habis

potensinya apabila dilakukan pengelolaan secara tepat baik obyek maupun

sumber daya manusianya (Alamsyah, Indrahti, dan Marziyah, 2013:4).

Industri kreatif yang tersebar di Jepara antara lain kerajinan ukir,

mebel indoor dan outdoor, kerajinan patung, kerajinan anyaman bambu,

pembuatan perahu, penggergajian kayu, tenun ikat, kerajinan monel, kerajinan

emas, kerajinan rotan, industri genteng, industri batu bata, dan kerajinan yang

lain. Hampir sebagian industri kreatif eksistensinya telah ada cukup lama dan

menjadi bagian dari sejarah serta tradisi masyarakat lokal Jepara.

Oleh karena itu, hadirnya industri kreatif tenun Troso di Jepara

sebagai model kemandirian ekonomi masyarakat dapat disinergikan dengan

perintisan pengembangan pariwisata yang berbasis pada masyarakat lokal.

Page 25: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

10

Kehadiran tenun Troso sebagai pusat ekonomi masyarakat yang dipadukan

dengan pariwisata akanmemunculkan multifarious effect (bermacam-macam)

bagi masyarakat dan pemerintah yang berbasis pada kearifan lokal

(Alamsyah, Indrahti, dan Marziyah, 2013:2-5)

Kerajinan Tenun Ikat Troso merupakan produk unggulan Kabupaten

Jepara setelah industri mebel. Sesuai dengan perkembangan pasar, permintaan

terhadap produk Tenun Ikat Troso pun semakin berkembang mengikuti

permintaan konsumen. Motif khas yang bernuansa etnis, tradisional, klasik,

dan unik pun masih dipertahankan disamping motif kontemporer modern.

Pengrajin di Desa Troso pun sekarang mulai membuat varian dan

warna baru dari motif tenun Troso guna untuk memenuhi selera konsumen

dan pelanggan dari berbagai daerah dan mengikuti trend tenun troso di

Indonesia sesuai perkembangan jaman. jadi kesimpulannya tenun Troso dapat

menjadi pilihan berbelanja jika anda seorang pencinta seni kolektor tenun

Troso dan kerajinan khas dari berbagai daerah di indonesia , kami bangga

melestarikan Sejarah tenun Troso juga memproduksi dan memakai produk

kerajinan Jepara dan Sejarah tenun Troso Jepara (Hendro, 2000:1-3).

Perusahaan keluarga adalah sesuatu yang bersifat pribadi, dan banyak

rencana didalamnya. Perusahaan keluarga adalah suatu tantangan berat, serta

menerapkan sistem berdasarkan pada pengalaman, dan lebih memilih pribadi

yang dapat memecahkan setiap masalah, dan mempunyai kemampuan untuk

membangun perusahaan, dan yang terpenting adalah memahami bidang yang

ditanganinya (Lansberg,2005:41).

Kelanggengan hidup perusahaan keluarga tampaknya selalu menjadi

perhatian baik oleh pihak pemerintah. Ilmuwan maupun kalangan pengusaha

sendiri. Pokok-pokok alih generasi dalam perusahaan keluarga dan pemikiran

yang dilontarkan pada intinya menekankan pentingnya peningkatan

profesionalisme ke dalam perusahaan keluarga.

Menurut beberapa penelitian yang menjadi penyebab banyaknya

perusahaan keluarga yang hancur atau berhenti itu bukan semata-mata karena

generasi berikutnya tidak mau, akan tetapi juga adanya perpecahan dalam

Page 26: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

11

keluarga tersebut (ahli warisnya). Tidak mampu disni artinya bahwa generasi

berikutnya mungkin tidak dapat melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh

generasi sebelumnya, atau mungkin juga generasi penerusnya tidak

mempunyai talenta (bakat) dan minat jiwa entrepreneur (kewiraswastaan)

seperti pendidirnya (Hendro,2000:25).

Ketidakmampuan generasi baru dalam mengelola perusahaan warisan itu

biasanya selalu diwarisi dengan masalah sengketa warisan harta orang tuanya.

Akibatnya, ketidakmampuan pewaris-pewaris akan terus berlanjut menjadi

perpecahan dalam keluarga.

Salah satu usaha-usaha dagang yang dikelola oleh orang-orang di

Indonesia adalah para pengusaha tenun troso di Desa Troso di Kota Jepara

Jawa Tengah. Kelompok pengusaha muncul pada awal abad 20, yang terus

berproses dan berkembang sampai sekarang. Para pengusaha batik ini tinggal

di kampung Jawa Tengah Desa Troso Kota Jepara yang memiliki identitas

sebagai perkampungan saudagar. Karakteristiknya sangat berbeda dengan

kampung-kampung lain di kota di Jawa. Karena itu masyarakat menyebut

daerah ini sebagai kampung tenun Troso (Hendro,2000:17).

Profesi kerja para pengusaha batik itu jelas menunjukkan bidang

pekerjaan yang berada di luar pekerjaan yang berada di luar pekerjaan

masyarakat feodal, yang umumnya bekerja dalam lapangan pertanian dan

birokrat kerjaan. Oleh karena itu kampung Troso terasa sebagai pemukiman

yang asing dengan lingkungan sosialnya (Soedarmono,1987:1).

Pekerjaan yang kelihatan “terasing” di dalam masyarakat Jepara dan

perusahaan yang tajam antara ikatan kerja yang bersifat ekonomis dan non

ekonomis. Mereka menyatu didalam sistem sosialnya sendiri yang didasarkan

atas orientasi kerja wiraswasta. Oleh sebab itu ciri-ciri kampung dagang

(Sarsono dan Suyatno,1985:12).

Kelompok masyarakat yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini

adalah para pengusaha tenun troso yang tinggal di Desa Troso Kota Jepara.

Pengusaha yang dimaksud dalam penelitian ini akan mengikuti pengertian

pengusaha dari DH. Burger, yakni pengusaha industri dan pedagang.

Page 27: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

12

Problema utama di dalam peruahaan keluarga adalah masalah regenerasi

dalam perusaahaan keluarga atau famili bisnis. Bentuk perusaaan ini banyak

terdapat di Indonesia, baik perusahaan besar, menengah atau kecil.

Secara geografis masyarakat Desa Troso memiliki arti penting dalam

pembangunan ekonomi masyarakat setempat dan masyarakat Jepara pada

umumnya dalam meningkatkan pendapatan dengan mengupayakan sebuah

usaha pertenunan kain. Dalam hal tersebut supaya tradisi tidak punah maka

tradisi tersebut di turunkan secara turun temurun hingga sampai sekarang

hingga menekankan nilai – nilai tradisional yang masih diterapkan oleh para

pengusaha tenun di Desa Troso.

Alamsyah, Dkk. 2013. Kearifan Lokal Pada Industri Tenun Troso : Potret

Kewirausahaan Pada Masyarakat Desa. Dengan Kesimpulan : Tenun Troso

adalah bentuk kerajinan yang lebih dekat ke arah usaha kecil. Hampir semua

kegiatan usaha tenun Troso dikelola oleh pemiliknya. Pada tahap perintisan

usaha, jenis usaha ini mengalami kesulitan untuk mencari modal dari bank.

Baru setelah berkembang, pinjaman dari bank akan mudah diperoleh. Dalam

perkembangannya akses permodalan melalu Bank relatif mudah. Hampir

sebagaian besar pengusaha dan pengrajin lemah dalam pembukuan. Biasanya

tidak melakukan pembukuan dengan tepat atas transaksi yang dilakukan.

Selain itu manajemen dikelola oleh pemilik. Yang menjadi manager adalah

personal atau punya hubungan dengan pemilik. Semua kontak bisnis dan

transaksi hanya dia yang tahu. Dari aspek ekonomi, tenun ikat Troso atau

lurik Troso membuat dinamika ekonomi masyarakat semakin dinamis karena

sebagian besar masyarakat terlibat dalam proses ekonomi. Mulai dari

pengusaha, pengrajin, dan buruh pekerja tenun ikat. Eksistensi tenun ikat

Trosomenjadikan ekonomi masyarakat berkembang menuju ke arah yang

lebih baik. Eksistensi tenun ikat secara ekonomi dapat dikombinasikan

dengan pengembangan wisata industri yang berbasis masyarakat. Melalui

display proses produksi tenun ikat dalam workshop yang menyatu dengan

showroom display produk tenun akan menjadikan tenun Troso mempunyai

kekhasan dan keunikan. Keberadaan wisata industri yang melalui display

Page 28: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

13

workshop akan mendorong kedatangan wisatawan sekaligus wisatawan dapat

berpartisipasi dalam proses produksi. Hal ini akan berdampak pada mulfier

effect secara positif pada ekonomi masyarakat. Respon pelaku usaha tenun

ikat positif dan mendukung perpaduan industri tenun dengan industri wisata

yang terintegrasi dalam workshop di showroom. Tinggal sekarang, perlu ada

koordinasi dan sinergitas stakeholders dalam mengintegrasikan perpaduan di

lapangan.

Suprapto, 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Warisan

Budaya Di Lasem. Dengan kesimpulan :pentingnya warisan budaya fisik di

Lasem sekarang telah melalui periodisasi sejarah yang panjang dimulai dari

Majapahit, hingga penjajahan Verenigde Oost Indisce Compagnie (VOC),

warisan yang ada merupakan produk budaya masyarakat Lasem yang

mempresentasikan kehidupan masyarakat, mencerminkan nilai – nilai

filosofis kehidupan masyarakat Lasem dalam bingkai harmoni pluralisme,

merupakan bentuk eksistensi masyarakat Lasem dan budayanya, serta

merupakan representasi dan jatidiri masyarakat Lasem. Warisan budaya fisik

di Lasem merupakan jatidiri masyarakat Lasem yang berbeda dengan warisan

budaya fisik yang ada di tempat lain. Bentuk partisipasi masyarakat Lasem

dalam pelestarian warisan budaya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

partisipasi oleh komunitas pencinta warisan budaya dan masyarakat umum,

untuk partisipasi masyarakat atau komunitas pencinta warisan budaya fisik di

Lasem dapat dikategorikan sebagai partisipasi aktif atau langsung. Sedangkan

untuk masyarakat umum melakukan partisipasi pasif dan tidak langsung, hal

ini mereka lakukan pada saat ada event Lasem festival. Kebijakan yang

diambil pemerintah daerah terkait pelestarian warisan budaya fisik di Lasem

baru sebatas mengikuti identifikasi, inventarisasi bersama Balai Arkeologi

Nasional (BALAR) dan komunitas pencinta warisan budaya, kebijakan

pemerintah daaerah untuk melindungi warisan budaya fisik yang ada di

Lasem belum maksimal dengan belum mengeluarkan Peraturan Daerah

(PERDA) tentang warisan budaya fisik, terkait pendanaan untuk biaya kuratif

juga belum dapat mereka berikan, hal ini terkait Anggaran Pendapatan dan

Page 29: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

14

Belanja Daerah (APBD) yang alokasinya memang belum diperuntukkan

untuk bangunan cagar budaya atau warisan budaya fisik. Faktor utama yang

mendorong partisipasi pelestarian warisan budaya fisik berasal dari dalam diri

masyarakat Lasem yaitu rasa memiliki warisan budaya fisik, hal ini tidak

terlepas dari unsur harmoni antar masyarakat Lasem yang telah terbentuk

semenjak meletusnya Perang Kuning, ada tiga tokoh yang mempunyai etnis

berbeda yaitu Kiai Bidlowi, Raden Panji Margono serta Oe Ing Kiat berikhrar

dan bersumpah menjadi saudara, dan bersama – sama berjuang melawan

penjajah. Untuk faktor yang menghambat selain persaingan yang mulai timbul

antara komunitas pencinta warisan budaya untuk memperoleh keuntungan dan

kepentingannya masing – masing, faktor lain yaitu belum keluarnya Peraturan

Daerah (PERDA) pelestarian warisan budaya fisik dan pendanaan yang

kurang dari pemerintah daerah.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah ada, terdapat beberapa

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, dan

persamaan dan perbedaannya adalah:

1. Persamaannya antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah:

a) Penelitian yang dilakukan sama-sama mengkaji atau meneliti

dengan tema warisan budaya atau pewarisan budaya.

b) Penelitian yang dilakukan sama-sama memiliki tujuan agar

kelangsungan warisan budaya yang ada bisa dinikmati generasi

berikutnya atau istilah lainnya dapat sustainable.

2. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan peneltian yang

terdahulu yakni:

a) Penelitian yang akan dilakukan mempunyai objek yang berbeda

dengan penelitian terdahulu. Objek penilitian ini adalah kota Jepara di

Desa Troso, Desa Troso merupakan Desa penghasil tenun Troso.

b) Penelitian yang akan dilakukan terfokus pada pewarisan nilai

budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis tenun di Desa Troso Kota

Jepara.

Page 30: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

15

c) Penelitian yang akan dilakukan mencoba melihat bentuk pewarisan

nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis tenun di Desa

Troso Kota Jepara. Sedang penelitian terdahulu banyak yang

mengungkap tentang pentingnya keberadaan warisan budaya.

Sebagai ikon budaya nasional yang sejak dulu dikembangkan oleh

masyarakat Troso, pewarisan nilai budaya tenun troso menjadi satu –

satunya tenun yang harus di wariskan supaya agar tenun bisa tetap terus

bertahan serta bisa menjadikan tenun sebagai nilai sosial budaya terhadap

keberhasilan pelaku bisnis pengrajin tenun Troso di Kabupaten Jepara.

Namun, yang menjadikan persoalan adalah sulitnya mewariskan nilai

sosial budaya tenun troso dan menjadikan tenun tersebut supaya berhasil

sehingga menimbulkan tenun troso tersebut sebagai pewarisan nilai sosial

budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis pengrajin tenun Troso di

Kabupaten Jepara.

Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian

secara lebih mendalam, mengapa pewarisan nilai – nilai sosial budaya

tidak berjalan dengan baik sehingga berdampak pada keberhasilan pelaku

bisnis pengrajin tenun Troso di Kabupaten Jepara.

Dari hasil penelitian tersebut oleh peneliti dituangkan dalam bentuk

karya ilmiah tesis yang berjudul : “PEWARISAN NILAI SOSIAL

BUDAYA TERHADAP KEBERHASILAN PELAKU BISNIS

PENGRAJIN TENUN TROSO DI KABUPATEN JEPARA”.

Page 31: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

16

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bentuk – bentuk nilai sosial budaya yang ada di masyarakat desa

Troso yang meliputi nilai historis, etos kerja, nilai sosial, dan nilai

religi belum tampak jelas.

2. Proses alih generasi yang terjadi dalam usaha industri kain tenun

Troso belum optimal karena masih di kuasai yang tua dan

kebanyakan anak – anak generasi penerus di suruh untuk

melanjutkan ke perguruan tinggi.

3. Keberhasilan pelaku bisnis tenun Troso belum diketahui secara

pasti keberhasilan tersebut dipengaruhi atas dasar apa sehingga

menjadikan pelaku bisnis tenun Troso berhasil.

4. Hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pewarisan nilai

sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis tenun Troso di

Desa Troso Kabupaten Jepara belum diketahui.

1.3 CakupanMasalah

Cakupan masalah merupakan ruang lingkup yang akan dikaji

melalui penelitian dengan mempertimbangkan kekhasan bidang kajian,

keluasan, dan kelayakan masalah.

“ Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku

Bisnis Pengrajin Kain Tenun Troso di Kabupaten Jepara karena masalah

tersebut belum pernah dikaji dan diteliti oleh seseorang.

Page 32: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

17

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang tertera diatas maka dapat

ditarik beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk – bentuk nilai sosial budaya masyarakat

yang ada di Desa Troso Kabupaten Jepara?

2. Bagaimanakah proses alih generasi yang terjadi dalam usaha

industri kain tenun Troso di Kabupaten Jepara?

3. Atas dasar apakah keberhasilan pelaku bisnis tenun Troso di

Kabupaten Jepara?

4. Hambatan-hambatan apa sajakah yang muncul dalam proses

pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis

tenun Troso di Desa Troso Kabupaten Jepara?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian

ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis bentuk – bentuk nilai sosial budaya masyarakat yang

ada di Desa Troso kabupaten Jepara.

2. Menganalisis proses alih generasi yang terjadi dalam usaha industri

kain tenun Troso di Kabupaten Jepara.

3. Menganalisis nilai sosial budaya bisnis kain tenun Troso di

Kabupaten Jepara

4. Menganalisis hambatan – hambatan yang muncul dalam proses

pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku bisnis

tenun Troso di Desa Troso Kabupaten Jepara?

Page 33: PEWARISAN NILAI SOSIAL BUDAYA TERHADAP …lib.unnes.ac.id/26446/1/full.pdf · ii pengesahan ujian tesis tesis dengan judul “pewarisan nilai sosial budaya terhadap keberhasilan pelaku

18

1.6 Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang akurat terhadap perkembangan kerajinan tenun troso,

sehingga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku

Bisnis Pengrajin Tenun Troso di Kabupaten Jepara agar lebih

dikenal, dihayati, serta dilestarikan oleh masyarakat pada

umumnya dan masyarakat pendukung pada khususnya.

b. Sebagai bahan referensi dan bahan acuan mahasiswa Pendidikan

Ilmu Sosial untuk meneliti dan mengkaji tentang Pewarisan Nilai

Sosial Budaya Teradap Keberhasilan Pelaku Bisnis Pengrajin

Tenun Troso di Jepara.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat berguna untuk meningkatkan kreatifitas dan

inovasi kerajinan tenun.

b. Manfaat Bagi Pemerintah

Sebagai bahan informasi kepada masyarakat luas mengenai

Pewarisan Nilai Sosial Budaya Terhadap Keberhasilan Pelaku

Bisnis Pengrajin Tenun Troso di Kabupaten Jepara.