petunjuk119

42
PETUNJUK PEMERIKSAAN PERALATAN PEMECAH BATU (STONE CRUSHER) No : 030/T/BM/1996 Maret 1996 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Transcript of petunjuk119

  • PETUNJUK PEMERIKSAAN PERALATAN PEMECAH BATU (STONE CRUSHER)

    No : 030/T/BM/1996Maret 1996

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

  • P R A K A T A

    Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan kualitas yang baik, perluditerbitkan buku-buku standar mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian danpemeliharaan.

    Untuk maksud tersebut Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku pembina jalan di Indonesia, telahberupaya menyusun buku-buku yang diperlukan sesuai dengan prioritas dan kemampuan yangada.

    Buku "Petunjuk Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu (Stone Crusher) No.030/T/BM/1996" ini, merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh DirektoratJenderal Bina Marga yang masih memerlukan pembahasan-pembahasan oleh Panitia Kerjadan Panitia Tetap Standardisasi apabila akan diusulkan menjadi Rancangan SNI atau PedomanTeknik Departemen.

    Namun demikian, kiranya buku ini sudah dapat diterapkan dalam pemeriksaan kelaikanoperasional peralatan di lapangan sebelum peralatan tersebut dioperasikan dalarn pelaksanaanpekerjaan, ataupun sebagai persiapan untuk mengajukan perrnintaan kalibrasi kepadayang berwenang.

    Selanjutnya kami mengharapkan dari penerapan di lapangan dapat diperoleh masukanmasukankembali berupa saran dan tanggapan guna penyempurnaan buku ini .

    Jakarta, Maret 1996

    Pgs. DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA

    i

  • D A F T A R I S IHal

    Bab I Deskripsi 11.1 Maksud dan Tujuan 1

    1.1.1 Maksud 1 1.1.2 Tujuan 1 1.2 Ruang Lingkup 1 1.3 Pengertian 1Bab II Ketentuan 3

    2.1 Umum 32.1.1 Jaw Crusher 3

    2.1.2 Primary Impact Crushers 32.1.3 Cone Crushers 42.1.4 Horizontal Secondary Impact Crushers 42.1.5 Roll Crushers 52.1.6 Vertical Shaft Impact Crushers 52.1.7 Hammermills / Limemills 5

    2.2 Bagian-bagian Peralatan Pemecah Batu 7 2.2.1 Feeder dan Hopper 7 2.2.2 Crushers 7

    2.2.3 Conveyer atau Bucket Elevator 82.2.4 Screen (Ayakan) 82.2.5 Bin dan Hopper bawah 9

    Bab III Prosedur Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu 103.1 Pemeriksaan Instalasi Peralatan Pemecah Batu 103.2 Pemeriksaan Secara Umum Peralatan Pemecah Batu 11

    ii

  • 3.2.1 Sasaran Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu 113.2.2 Permasalahan Umum Peralatan Pemecah Batu 11

    3.3 Pemeriksaan Komponen-Komponen Peralatan 13Pemecah batu3.3.1 Hopper dan feeder 13

    3.3.2 Primary Jaw Crusher 133.3.3 Secondary / Tertiary Crusher Tipe Cone Crusher 143.3.4 Secondary atau Tertiary Crushers tipe Impact 153.3.5 Ayakan Getar 163.3.6 Belt Conveyer 173.3.7 Generator Set 183.3.8 Kondisi lapangan Peralatan Pemecah Batu 18

    3.4 Formulir Pemeriksaan 18

    LAMPIRAN-LAMPIR AN

    1. SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA SERTA BAGIAN-

    BAGIANNYA.

    2. FORMULIR-FORMULIR PEMERIKSAAN PERALATAN PEMECAH BATU

    iii

  • DAFTAR PUSTAKA

    The Highway Subcommittee on Construction, Construction Manual for HighwayConstruction, American Association of State Highway and Transportation Officials,Washington, D.C., 1990.

    David A. Day, Construction Equipment Guide, The Wiley Series of PracticalConstruction Guides, A Wiley - Interscience Publication, Denver, Colorado.

    Louis Berger International, INC., Profitable Quarrying And Crushing Oparations,Management Support To The Indonesian Road Construction Industry (MSICI),Directorate General of Highways, Ministry of Public Works, December, 1993.

    Sakai Heavy Industries Catalog, Crushing Plants and Equipment, Sakai Heavy Industries, LTD. Tokyo, Japan.

    Crushing & Screening Plant, Operation And Maintenance For Model SWG-50 APortable Rock Crushing & Screening Plant, Sakai Heavy-Industries, LTD., Tokyo,Japan, 1971.

    Tim Penyusun, Petunjuk Pengisian Formulir Pendataan / Pemeriksaan Peralatan,Direktorat Peralatan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992.

    Tim Penyusun Manual, Manual Kriteria Pemeliharaan Peralatan, DepartemenPekerjaan Umum, Februari, 1983.

    Menteri Pekerjaan Umum, Pedoman Pemeliharaan Peralatan (Kepmen. PU. No. 233/KPTS/1981), Departemen Pekerjaan Umum, Agustus, 1981.

    Direktur Jenderal Bina Marga, Pedoman Standarisasi, Direktorat Jenderal BinaMarga, Departemen Pekerjaan Umum, September, 1995.

    Ir. Susanto H. BME., Pembahasan Ringkas Tentang Peralatan Produksi Agregat,Agustus, 1995.

    iv

  • BAB I

    DESKRIPSI

    1.1 Maksud dan Tujuan

    1.1.1 Maksud

    Buku petunjuk pemeriksaan peralatan pemecah batu dimaksudkan agar

    pengguna dilapangan dapat mengetahui kondisi peralatan tersebut

    apakah masih layak operasional, perlu perbaikan atau diperlukan

    pelaksanaan kalibrasi agar peralatan tersebut senantiasa siap pakai

    dalam kondisi yang balk untuk menunjang pekerjaan di lapangan.

    1.1.2 Tujuan

    Tujuan buku petunjuk ini adalah agar pemakaian peralatan yang ada

    khususnya alat pemecah batu dapat digunakan seoptimal mungkin.

    1.2 Ruang Lingkup

    Buku petunjuk ini berisi persyaratan-persyaratan umum dan ketentuan-

    ketentuan teknis pemeriksaan peralatan pemecah batu dan meliputi dua

    masalah pokok, yaitu :

    1) Mengenai jenis-jenis peralatan pemecah batu beserta mekanisme cara

    pemecahannya.

    2) Mengenai tata cara pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan peralatan

    pemecah batu secara umum dan pemeriksaan komponen-komponen

    peralatan pemecah batu dengan lebih terinci.

    1.3 Pengertian

    Conveyer : Adalah ban berjalan yang terbuat dari karet untuk

    memindahkan material.

    Sproket : Adalah piringan bergigi sebagai pemutar rantai.

    1

  • Feeder : Adalah alat untuk mengatur aliran bahan yang masuk

    ke dalam crusher.

    Crusher : Adalah alat pemecah batu

    Toggle : Adalah batang melintang untuk menggerakkan jaw.

    2

  • BAB II

    KETENTUAN

    2.1 Umum

    Terdapat beberapa macam peralatan pemecah batu, yaitu :

    2.1.1 Jaw Crushers

    Jaw Crusher adalah jenis crusher yang paling banyak digunakan

    untuk crusher primer. Jenis ini paling efektif digunakan untuk

    batuan sedimen sampai batuan yang paling keras seperti granit atau

    basalt. Jaw crusher merupakan mesin penekan (compression)

    dengan rasio pemecahan 6:1. Umumnya untuk material hasil

    peledakan, material yang berukuran sampai dengan 90 % dari

    bukaan feednya dapat diterima. Untuk kerikil, karena umumnya

    berbentuk bulat, disarankan pemakaian material dengan ukuran 80

    % dari bukaan. Secara umum, discharge material dua kali setting

    crusher. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan discharge setting.

    2.1.2 Primary Impact Crushers

    Crusher Impak Primer disarankan terutama untuk batu kapur atau

    untuk penggunaan dengan abrasi lebih rendah. Single impeller impact

    breakers menghasilkan produk yang bentuknya seperti kubus

    meskipun semula merupakan batu lempengan serta meningkatkan

    kualitas aggregat dan mempertinggi kapasitas plant. Pemecahan

    impak bekerja di sepanjang garis belahan alam untuk menghasilkan

    material dengan sudut yang kurang tajam. Ukuran pemecah impak

    umumnya menunjukkan feed openingnya. Dengan rasio pemecahan

    sampai dengan 20 : 1, persyaratan pemecahan sekunder dikurangi

    bila dibandingkan jenis tekanan primer. Pemecah impak biasanya

    digunakan untuk material dengan 10-15

    3

  • abrasif atau kurang. Gradasi keluaran diatur dengan berbagai

    kecepatan dan stripper car setting.

    2.1.3 Cone Crushers

    Cone Crusher digunakan secara luas sebagai mesin pemecah batu

    sekunder dan tersier seperti halnya jaw crusher untuk pemecah batu

    primer. Crusher jenis cone merupakan mesin serba guna bagi kebanyakan

    pasir dan kerikil serta material yang memiliki ukuran butir asal

    (sebelum dipecah) 20-25 cm yang tidak memerlukan lagi crusher primer.

    Untuk batu hasil ledakan, cone cruher berfungsi sebagai crusher

    lanjutan dan/atau crusher akhir setelah crusher primer. Head cone

    standar dengan rasio pemecahan 6-8 : 1, mengurangi ukuran material

    menjadi minimum 20 mm minus. Head cone halus dapat mengurangi

    material menjadi 6 mm minus dengan rasio pemecahan 4-6 : 1. Berbagai

    susunan liner menyesuaikan masing-masing mesin dengan ukuran batu

    yang akan dipecah dan persyaratan produk. Gradasi produk berubah

    mengikuti bukaan setting samping yang tertutup.

    2.1.4 Horizontal Secondary Impact Crushers

    Crusher Impak Sekunder Horizontal menggabungkan kelebihan

    pemecah batu jenis impak dengan teknologi high chrome. Crusher

    impak sekunder menghasilkan produk berbentuk kubus (diperlukan pada

    spesifikasi yang saat ini semakin ketat) pada material yang sebelumnya

    sangat abrasive untuk proses impak. Dengan rasio pemecahan sampai

    dengan 12 : 1, crusher impak sekunder dapat mengurangi atau bahkan

    menggantikan crusher akhir. Dari ukuran terbesar yang masuk 30 - 40

    cm dapat dihasilkan dapat diatur melalui 2 (dua) cara. Yang pertama

    dengan mengubah kecepatan rotor. Semakin cepat, produk yang

    dihasilkan semakin halus. Yang kedua dengan mengatur pelat pemecah

    juga dapat berpengaruh terhadap gradasi keluaran (output).

    4

  • 2.1.5 Roll Crushers

    Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan

    ukuran tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi

    pemecahan yang lebih besar dibanding jenis crusher lainnya.

    Crusher dengan roll ganda memiliki rasio pemecahan terbatas antara

    2 - 2,5 : 1. Roll triple menghasilkan rasio pemecahan 4 - 5 : 1. Untuk

    meningkatkan produksi serta agar keausan dapat merata, harus

    diusahakan agar material yang masuk dapat tersebar merata di

    permukaan roll. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan setting

    pembuang. Roll tidak terpengaruh oleh kelembaban atau plastisitas

    material seperti pada crusher jenis cone.

    2.1.6 Vertical Shaft Impact Crushers

    Crusher Impak Corong Vertikal, sebagaimana crusher impak

    sekunder horizontal, cruher impak corong vertikal menggabungkan

    keunggulan impak dengan bahan logam bersepuh high chrome. Ini

    merupakan crusher akhir yang dapat menghasilkan produk berbentuk

    kubus . Tergantung susunan crusher, material dengan abrasif 75-80 %

    dapat ditangani

    dengan crusher ini. Ukuran material yang masuk dibatasi 5 - 8 cm,

    tergantung ukuran crusher. Crusher jenis ini adalah mesin yang

    sangat memuaskan untuk menghasilkan chip untuk perkerasan

    beraspal berukuran 12 - 20 mm. Susunan table/envil akan

    menghasilkan gradasi paling halus dengan keausan paling tinggi.

    Crusher ini dapat ditambah rotor yang dapat mengganti shoe table

    dan berpasangan dengan anvil ring atau rock shelf pada material yang

    lebih abrasif. Seperti pada crusher jenis impak lainnya, perubahan

    kecepatan akan merubah gradasi keluaran.

    2.1.7 Hammermills I Limemilis

    Hammermill/Limemill cruher jenis mill digunakan untuk batu kapur

    berkualitas tinggi, dengan kadar abrasif yang kurang dari 5 %,

    menghasilkan jumlah besar material halus. Hammermill umumnya

    digunakan untuk pemecah sekunder yang dapat menerima feed

    material

    5

  • berukuran sampai dengan 20 cm dan memiliki rasio pemecahan 20 : 1.

    Limemill didesain khusus untuk menghasilkan " Quality aglime" dan dapat

    menerima feed material berukuran sampai dengan 10 cm. Pemilihan

    kapasitas / kemampuan untuk menerima feed material yang tepat,

    kedudukan pelat breaker dan kecepatan crusher menentukan gradasi

    crusher untuk kedua unit.

    6

  • 2.2 Bagian-Bagian Peralatan Pemecah Batu

    2.2.1 Feeders dan Hopper

    Feeder dan hopper adalah komponen dari peralatan pemecah batu

    yang berfungsi sebagai pengatur aliran dan pemisah bahan - bahan

    dan penerima bahan baku (raw material). Fungsi utama feeder adalah

    mengatur aliran bahan batuan yang masuk ke dalam pemecah batu

    (crusher). Terdapat dua jenis feeder, yaitu apron feeder dan mechanical

    atau reciprocating plate feeder. Apron feeder umumnya digunakan untuk

    memasok batu belah (rock) ke primary crusher, dan merupakan

    heavy duty construction untuk menahan beban kejut dad batuan yang

    ditumpahkan. Lebar feeder umumnya berkisar antara 76,2 s/d 243,84

    cm dan panjang 2 s/d 3 kali lebamya. Feeder dapat digerakkan oleh

    motor bertenaga 5 s/d 20 horsepower (tergantung kapasitas yang

    ada). Mechanical atau reciprocating plate feeder umumnya untuk

    material lebih halus (gravel pit). Reciprocating plate digerakkan oleh

    poros "eccentric" dengan tenaga motor sekitar 3 s/d 20 horsepower.

    Ukuran atau dimensi feeder dan kecepatannya sebaiknya mempunyai

    kapasitas 25 s/d 35 % lebih besar dari kapasitas crusher.

    2.2.2 Crusher

    Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk

    memecah dan mengurangi ukuran bahan (batu). Umumnya terdiri

    dari pemecah batu primer tergantung dari kombinasi peralatan

    aggregat. Pada umumnya primer crusher terdiri dan jenis jaw crusher,

    gyratory crushers, impactors, atau single roll crusher yang mampu

    mengurangi ukuran batu ukuran besar (maks. 91,44 s/d 121,92 cm).

    Pemecah batu untuk ukuran batu yang Iebih kecil dapat memakai twin

    atau triple roll crusher, cone crusher, atau hammermill.

    7

  • 2.2.3 Conveyor atau Bucket Elevator

    Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi

    untuk memindahkan material secara langsung dalam suatau proses

    dari satu unit ke unit lain atau ke stock pile. Pada umumnya suatu

    unit conveyer terdiri dari komponen conveyer belt, conveyer leg,

    dan motor. Fungsifungsi conveyer pada peralatan pemecah batu

    biasanya terdiri dari unit joint conveyer (fungsi penyambung atau

    perantara), discharge conveyer (mendistribusikan ke stock pile), feed

    conveyer (fungsi pemasok), return conveyer (fungsi balik untuk

    dipecah lagi).

    2.2.4 Screen (Ayakan)

    Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi

    untuk menyaring / memisahkan, membentuk gradasi (grading), dan

    secara tidak langsung mengontrol penyaluran material ke unit crusher

    selanjutnya, bin, atau stock pile. Tujuan utama screening adalah

    "scalping", yaitu untuk memindahkan oversize atau undersize

    material dalam unit crusher, atau untuk mendapatkan ukuran

    material (batu) yang dihasilkan. Screen pada unit crusher yang

    portable biasanya terdiri 2 1/2 deck atau lapisan atau lembaran

    screen pada permulaan proses untuk mendapatkan initial input pada

    deck bagian atas. Posisi deck atau lembaran screen adalah paralel

    yang terpisah pada jarak yang cukup agar dapat menggerakkan

    material antara deck. Material yang tertahan pada deck bagian atas

    akan dipecah lagi oleh primary crusher, material yang lolos dari deck

    pertama dan yang tertahan pada deck bagian kedua akan dipecah

    oleh unit crusher selanjutnya. Untuk material berlebih yang halus

    (abu batu) akan melalui saringan paling bawah berukuran 1/2 deck.

    Pada umumnya screen terbuat dari kawat baja yang dianyam, dan

    bidang persegi empat yang terletak di antara dua bush kawat

    yang dianyam menentukan ukuran batu yang dapat lolos

    melewatinya. Terdapat dua jenis screen yang biasa dipakai, yaitu

    vibrating screen dan revolving screen.

    Vibrating screen terdiri dari yang datar dan ada yang miring ke

    bawah dalam arah aliran bahan. Vibrating screen digetarkan oleH

    8

  • Sebuah penggetar yang ditempelkan di atas atau di kiri dan kanan

    ayakan. Revolving screen biasanya terbuat dari drum yang dinding-

    dindingnya berlubang yang berputar dalam kedudukan miring ke

    bawah dalam arah aliran bahan.

    2.2.5 Bin dan Hopper Bawah

    Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi

    untuk menampung secara sementara, atau sebagai kontainer yang

    besar untuk penyimpanan material permanen dari material pada

    stockpile

    9

  • BAB III

    PROSEDUR PEMERIKSAAN

    PERALATAN PEMECAH BATU

    3.1 Pemeriksaan Instalasi Peralatan Pemecah Batu

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menilai apakah peralatan pemecah

    batu sudah dipasang sesuai dengan flow diagram yang diinginkan :

    1. Apakah flow diagram peralatan pemecah batu ini menghasilkan

    bahan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Kalau tidak, ada

    bahan yang tidak terpakai atau harus dipecah ulang.

    2. Memeriksa perbandingan reduksi masing-masing pemecah batu,

    apakah masih dalam perbandingan sesuai dengan batas kemampuan.

    3. Apakah discharge opening masing-masing pemecah batu sudah

    disetel sesuai rencana.

    4. Apakah input pemecah batu tidak melebihi kapasitas pemecah batu

    pada discharge opening yang ditentukan.

    5. Periksa kapasitas tiap alat : feeder, conveyer, screen, apakah ada

    yang overload atau underload.

    Apabila pemeriksaan dengan butir-butir di atas sudah dilaksanakan,

    dapat diharapkan peralatan pemecah batu dapat beroperasi optimal

    dan berproduksi maksimal.

    10

  • 3.2 Pemeriksaan Secara Umum Peralatan Pemecah Batu

    3.2.1 Sasaran Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu

    Pemeriksaan peralatan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tiap-

    tiap komponen dalam peralatan pemecah batu apakah masih dalam

    kondisi yang baik, mempunyai kapasitas dan menghasilkan seperti

    yang dikehendaki dalam flow diagram.

    Untuk itu tiap-tiap komponen yaitu masing-masing pemecah batu,

    feeder, grizzly, conveyer, ayakan, dan lain-lain alat bantu perlu

    diperiksa kondisinya, tingkat keausannya, dan disetel sesuai

    dengan rencana semula. Diharapkan setelah itu akan dapat

    menghasilkan produksi pada tingkat produksi dan mutu seperti

    dikehendaki oleh syarat-syarat pekerjaan.

    Beberapa hal yang perlu diketahui untuk pemeriksaan adalah

    sebagai berikut :

    1. Harus tersedia operation manual dari peralatan pemecah batu

    2. Harus ada flow diagram dari peralatan pemecah batu yang berisi

    semua informasi dari penyetelan pemecah batu, kapasitas

    pemecah batu, kecepatan alir bahan-bahan dalam conveyer,

    ukuran-ukuran, dimensi ayakan, dan lain-lain.

    3. Data-data mengenai bahan baku dan data-data bahan yang

    dihasilkan.

    3.2.2 Permasalahan Umum Peralatan Pemecah Batu

    Sebelum melaksanakan pemeriksaan maka perlu pengenalan

    peralatan lebih dahulu dengan mempelajari operation manual

    peralatan pemecah batu, dan flow diagram yang tersedia. Apabila tidak

    tersedia flow diagram dapat dibuat flow diagram, sambil dilakukan

    tanya jawab dengan operator dan superintendant. Periksa pula data-

    data bahan baku dan data-data hasil produksi (data-data produksi dan

    data-data laboratorium).

    11

  • Setelah mempelajari flow diagram dan sepintas melihat peralatan

    pemecah batu yang sedang beroperasi, dapat terjadi kemungkinan-

    kemungkinan sebagai berikut :

    1. Peralatan pemecah batu menghasilkan bahan-bahan tidak

    sesuai dengan rencana

    - Ukuran

    - Mutu (kotor)

    - Bentuk (pipih-pipih)

    - Produksi kurang dari rencana

    2. Pemecah Batu bagian sekunder atau tertier overload, sedang bagian

    primer underload.

    3. Keluaran (output) pemecah batu yang oversize lebih besar dari 20

    (lebih dari 20 % keluaran pemecah batu kembali lagi ke pemecah

    batu tersebut).

    4. Terdapat conveyer yang overload.

    5. Dengan melihat produk, terlihat gejala over run pada salah satu

    screen

    6. Kondisi peralatan pemecah batu secara menyeluruh di bawah

    kondisi oprasional.

    Jika terdapat hal-hal tersebut di atas, maka harus dilakukan penelitian

    untuk mencari penyebab-penyebabnya sebelum dilakukan pemeriksaan

    Iebih lanjut untuk tiap-tiap komponen secara detail.

    12

  • 3.3 Pemeriksaan Komponen-Komponen Peralatan Pemecah Batu

    3.3.1 Hopper dan Feeder

    Terdapat beberapa jenis feeder yaitu :

    - Apron Feeder

    - Reciprocating Feeder

    - Vibrating Feeder

    Pada bagian-bagian tersebut terdapat komponen-komponen plat

    hopper, plat feeder table, plat-plat apron, motor, V-belt, rantai,

    sproket dan feeder gate.

    Dalam melaksanakan pemeriksaan komponen-komponen tersebut

    dapat dilakukan hal-hal sebagaimana berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan atau kondisi tiap-

    tiap bagian.

    2. Periksa motor apakah terjadi kebocoran oli, temperatur tidak

    normal, atau terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi motor).

    3. Pada waktu operasi muatan pemecah batu untuk tipe jaw normal

    atau tidak (overloaded / underloaded). Setel gate kalau perlu.

    4. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, terlalu kencang). Cek

    apakah terdapat robek pada belt (lihat spesifikasi belt).

    5. Periksa bentuk dan jalannya rantai (kendor, normal, terlalu

    kencang).

    6. Periksa sproket, apakah terjadi cacat pada gigi-gigi sproket. Cek

    spi atau pasak pada sproket.

    7. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala).

    8. Periksa hal-hal lain yang diperlukan.

    3.3.2 Primary Jaw Crusher

    Terdiri dari motor, v-belt, main bearing (pitman bearing), toggle, jaw

    plate, pelat pipi, toggle plate, toggle seat, dan sproket.

    13

  • 1. Pemeriksaan secara visual terhadap keausan atau kondisi tiap-

    tiap bagian (keausan jaw tidak boleh lebih dari 50 % kondisi

    utuh).

    2. Periksa motor apakah terjadi kebocoran oli; temperatur normal

    atau tidak; apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi

    motor).

    3. Pada waktu operasi muatan pemecah batu untuk tipe jaw normal

    atau overloaded / underloaded. Setel gate kalau perlu.

    4. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, atau terlalu kencang).

    Cek apakah terdapat robek pada belt (lihat spesifikasi belt).

    5. Periksa bentuk atau jalannya rantai (kendor, normal, atau terlalu

    kencang).

    6. Periksa sproket, apakah terjadi cacat pada gigi-gigi sproket. Cek

    spi atau pasak pada sproket.

    7. Periksa temperatur main bearing, apakah dalam keadaan normal

    atau terlalu panas (lihat spesifikasi).

    8. Periksa seal bearing.

    9. Periksa fungsi toggle (lihat spesifikasi).

    10. Periksa keausan pelat pipi.

    11. Periksa keausan ujung-ujung toggle plate.

    12. Periksa keausan toggle seat.

    13. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang

    diperlukan.

    3.3.3 Secondary I Tertiary Crusher tipe Cone Crusher

    Terdiri dari motor, v-belt, bearing dan gigi, pompa oli, coil spring,

    cone, dan bowl. Dalam pemeriksaan komponen-komponen tersebut

    perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan atau kondisi tiap-tiap

    bagian (keausan cone dan bowl tidak boleh lebih dari 50 %

    kondisi utuh).

    2. Periksa motor, apakah terjadi kebocoran oli, temperatur normal

    atau tidak, apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi

    motor).

    14

  • 3. Pada waktu operasi muatan pemecah batu untuk tipe cone (normal,

    overloaded, atau underloaded). Setel gate kalau perlu.

    4. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, atau terlalu kencang).

    Cek apakah terdapat robek pada belt (lihat spesifikasi belt).

    5. Periksa bentuk dan jalannya rantai (kendor, normal, atau terlalu

    kencang).

    6. Periksa sproket, apakah terjadi cacat pada gigi-gigi sproket. Cek spi

    atau pasak pada sproket.

    7. Periksa bearing, apakah dalam keadaan normal atau terlalu panas

    (lihat spesifikasi).

    8. Periksa seal bearing.

    9. Periksa tekanan oli (lihat spesifikasi).

    10. Periksa apakah ukuran batu yang keluar masih memenuhi syarat.

    11. Apakah lebih dari 20 % keluaran peralatan pemecah batu oversize.

    12. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang

    diperlukan.

    3.3.4 Secondary atau Tertiary Crusher Tipe Impak

    Terdiri dari motor, v-belt, bearing, plat-plat pemukul (hammer), plat-

    plat impak, dan plat-plat sisi (liner).

    Dalam pemeriksaan komponen-komponen tersebut dapat dilakukan

    hal-hal sebagaimana berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan atau kondisi tiap-tiap

    bagian (keausan hammer, plat impak, dan plat sisi tidak boleh

    Iebih dari 50 % kondisi utuh).

    2. Periksa motor apakah terjadi kebocoran oli, temperatur normal atau

    tidak, apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi motor).

    3. Pada waktu operasi muatan pemecah batu untuk tipe impak

    (normal,overloaded, underloaded). Setel gate kalau perlu.

    4. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, atau terlalu kencang).

    Cek apakah terdapat robek pada belt, lihat spesifikasi belt.

    15

  • 5. Periksa bentuk, dan jalannya rantai (kendor, apakah dalam

    keadaan normal, atau terlalu kencang).

    6. Periksa sproket, apakah terjadi cacat pada gigi-gigi sproket. Cek

    spi atau pasak pada sproket.

    7. Periksa bearing, apakah dalam keadaan normal atau terlalu panas

    (lihat spesifikasi).

    8. Periksa seal bearing.

    9. Periksa tekanan oli (lihat spesifikasi).

    10. Periksa jarak hammer dengan plat impak (lihat spesifikasi).

    11. Apakah plat impak masih dapat disetel (lihat spesifikasi).

    12. Apakah RPM rotor memenuhi persyaratan (lihat spesifikasi).

    13. Periksa apakah ukuran batu yang keluar masih memenuhi syarat.

    14. Apakah keluaran peralatan pemecah batu lebih dari 20 % oversize.

    15. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang

    diperlukan.

    3.3.5 Ayakan Getar

    Terdiri dari motor, v-belt, ayakan, dan penggetar.

    Dalam pemeriksaan komponen-komponen tersebut perlu dilakukan

    hal-hal sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan atau kondisi tiap-

    tiap bagian.

    2. Periksa motor, apakah terjadi kebocoran oli, temperatur normal

    atau tidak, apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi

    motor).

    3. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, terlalu kencang). Cek

    apakah terdapat robek pada belt (lihat spesifikasi belt).

    4. Periksa gigi-gigi sproket, apakah terjadi cacat pada gigi-gigi

    sproket. Cek spi atau pasak pada sproket.

    5. Periksa bearing, apakah dalam keadaan normal atau terlalu panas

    (lihat spesifikasi).

    6. Periksa seal bearing.

    7. Periksa tekanan oli (lihat spesifikasi).

    16

  • 8. Periksa apakah ada kebocoran pada penggetar dan ukur RPM

    penggetar dengan RPM meter. Bandingkan dengan syarat RPM

    dalam manual.

    9. Periksa ukuran batu hasil produksi dengan ayakan

    laboratorium dengan ukuran yang sama, dengan menggunakan

    shaker. Apabila lebih dari 5 % oversize (tertahan), ayakan

    pemecah batu harus diganti.

    10. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang

    diperlukan.

    3.3.6 Belt conveyer

    Terdiri dari motor dengan reduction gear, v-belt, rantai dan sproket, pulley

    dan bearing, roll-roll dan bearing, idle dan bearing, serta frame. Dalam

    pemeriksaan komponen-komponen tersebut, perlu dilakukan halhal

    sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan belt conveyer,

    sambungan belt conveyer dan kondisi tiap-tiap bagian pada

    belt conveyer.

    2. Periksa motor apakah terjadi kebocoran oli, temperatur normal atau

    tidak, apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi motor).

    3. Periksa kekencangan belt (kendor, normal, atau terlalu kencang).

    Cek apakah terdapat robek pada belt (lihat spesifikasi belt).

    4. Periksa gigi-gigi sproket apakah terjadi cacat pada gigi-gigi

    sproket. Cek spi atau pasak pada sproket.

    5. Ukur kecepatan jalannya belt dengan menggunakan isolasi

    ban berwama putih dan stopwatch (lihat spesifikasi kecepatan

    conveyer belt).

    6. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya

    (pemeliharaan harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang

    diperlukan.

    17

  • 3.3.7 Generator Set

    Terdiri dari engine, clutch, torque converter, electrical system, chassis

    dan body.

    Dalam pemeriksaan komponen-komponen tersebut dapat dilakukan hal-

    hal sebagaimana berikut :

    1. Pemeriksaan secara visual mengenai keausan atau kerusakan dari

    komponen-komponen genset misalnya rumah, dan chassis.

    2. Periksa genset apakah terjadi kebocoran oli, temperatur normal

    atau tidak, apakah terdapat bunyi tidak normal (lihat spesifikasi

    genset).

    3. Periksa voltase, ampere, frekwensi dan temperatur dengan

    menggunakan tachometer, multitester, compression gauge, dan alat

    pengukur suhu (lihat spesifikasinya).

    4. Periksa sistem kelistrikannya terhadap kemungkinan terjadinya

    kerusakan pada kabel pembungkus.

    5. Periksa apakah terdapat kebocoran pada packing cylinder head.

    6. Periksa dinamo charge, dan alternator battery.

    7. Periksa rotor, stator, dan terminal control.

    8. Periksa kebersihan genset dari debu-debu, abu batu, dan hindarkan

    dari hujan dan lembab.

    9. Lihat manual pemeliharaan dari pabrik pembuatnya (pemeliharaan

    harian atau berkala). Periksa hal-hal lain yang diperlukan.

    3.3.8 Kondisi Lapangan peralatan pemecah batu

    Harus dijaga kebersihan lingkungan, drainase lingkungan, dan

    keamanan dari peralatan pemecah batu itu sendiri terhadap pencurian,

    kerusakan sistem kelistrikan, keamanan penyimpanan alat kerja, d.l.l.

    3.4 Formulir Pemeriksaan

    Semua hasil pemeriksaan AMP seperti diuraikan dalam Sub Bab 3.1 s.d.

    3.3 dicatat dalam buku pemeriksaan seperti contoh yang tercantum

    dalam lampiran 2.

    18

  • LAMPIRAN

    1. SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    2. FORMULIR-FORMULIR PEMERIKSAAN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL

    19

  • LAMPIRAN I

    SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU

    MENURUT JENISNYA SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    JAW CRUSHER

    HORIZONTAL SHAFT

    IMPACT CRUSHERS

    VERTICAL SHAFTIMPACT CRUSHERS

    1

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    SINGLE ROLL CRUSHERS

    TWIN ROLLCRUSHERS

    TRIPLE ROLL CRUSHERS

    2

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    HAMMERMILL

    CONE CRUSHERS

    VIBRATINGGRIZZLY SCREENS

    3

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    INCLINEDVIBRATINGSCREENS

    SYNCHRONIZEDVIBRATINGSCREENS

    HORIZONTALVIBRATINGSCREENS

    4

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    RECIPROCATINGPLATE FEEDERS

    GRIZZLYVIBRATINGFEEDERS

    VIBRATINGFEEDERS

    5

  • SKEMA PERALATAN PEMECAH BATU MENURUT JENISNYA

    SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

    GRIZZLY SCALPINGSCREENS

    SINGLE TOGGLE JAW CRUSHERS

    TOOTH PLATE

    6

  • 7

  • 20 1 WHEELS19 1 HAND HOIST16 1 CONVEYER BELT15 1 BELT CLEANER INNER14 1 SCREW TAKE -UP13 1 TAIL PULLEY12 1 SKIRT11 1 IMPACT CARRIER ROLL10 1 SIDE ROLLER9 1 RETURN ROLLER8 1 CARRIER ROLLER7 1 SNUB PULLEY6 1 BELT CLEANER OUTER5 1 HOLD BACK4 1 SPROCKET3 1 GEARED MOTOR2 1 HEAD PULLEY1 1 FRAME

    No Bag Jumlah

    NAMA - NAMA BAHAN UKURAN PERINGATAN

    KEKASARAN DALAM TOLERANSI ISOSkalaUkuran : mm tanggal

    Digambar Budiono

    DilihatDitjenBina MargaDit. Bintek

    Nama Gambar joint Conveyer Nomor FormA3

    8

  • 9

  • LAMPIRAN 2

    No : 030A/T/BM/1996 Maret 1996

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

    Pemakai : .............................................Lokasi : .............................................Jenis Alat : .............................................Merek/Tipe : .............................................Th. Pembuatan : .............................................Nomor Rangka : .............................................Nomor Mesin : .............................................Pemilik : .............................................Kode Unit Alat : .............................................No Registrasi : .............................................

    BUKU PEMERIKSAANPERALATAN PEMECAH BATU

    (STONE CRUSHER)

  • I. REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN

    KONDISI RUSAKBAGIAN /

    KOMPONENPERALATAN YANG

    DIPERIKSA

    BAIK LENGKAP TIDAKLENGKAP

    TIDAK ADA

    Hopper

    Feeder

    Screen

    Primary Crusher

    Secondary Crusher

    Tertiary Crusher

    Perlengkapan

    Genset

    Conveyer, Jumlah = unit

    Kondisi Umum

    B RR RB RS

    1

  • Catatan Pemeriksaan :

    PEMERIKSA PEMERIKSA PINBAGPRO

    Nama Name Name

    Institusi Institusi Institusi

    Jabatan Jabatan Jabatan

    Catatan :

    Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masingdiberikan kepada :

    1. Pemakai Alat2. Pinbagpro3. Pemeriksa Alat

    2

  • II. HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN

    Nama Bagian Tolak Ukur Baik(ket.)

    Buruk(ket.)

    Periksa keausan / kondisi tiap bagian secara visual Periksa motor, kebocoran oli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa overloaded / UnderloadedPeriksa kekencangan belt,RobekPeriksa kondisi, bentuk, jalannya rantai. Periksa kondisi sproket,cek spi /pasak Pelat-pelat hopperPelat-pelat feederApronGrizlzy

    1 Hopper dan Feeder

    Feeder gate Periksa keausan / kondisi jaw secara visualPeriksa motor, kebocoranoli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa overloaded / UnderloadedPeriksa keausan / kondisi jaw plat tetap Periksa keausan / kondisijaw plat bergerakPeriksa motor, kebocoran oli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa overloaded / UnderloadedPeriksa kekencangan belt, RobekPeriksa kondisi, bentuk,jalannya rantai.Periksa kondisi sproket,cek spi / pasak

    2. Primary Jaw Crusher

    Periksa main bearing (normal, terlalu panas).

    3

  • No. Nama Bagian Tolak Ukur Baik(ket.)

    Buruk(ket.)

    Periksa seal bearingPeriksa toggle plate Periksa toggle seatPeriksa keausan pelat pipi

    2. Primary Jaw Crusher

    Periksa hal-hal lainPeriksa keausan / kondisicone dan bowl secara visual Periksa coil springPeriksa motor, kebocoranoli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa overloaded / underloadedPeriksa kekencangan belt,robekPeriksa kondisi, bentuk,jalannya rantai.Periksa kondisi sproket,Cek spi / pasakPeriksa bearing (normal,terlalu panas) Periksa seal bearing Periksa pompa oliPeriksa ukuran batu yg keluar

    3. Secondary / Tertiary tipe Cone Crusher

    Periksa hal-hal lainPeriksa keausan / kondisi hammer, pelat impak,pelat sisi secara visualPeriksa motor, kebocoran oli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa overloaded / underloadedPeriksa kekencangan belt, RobekPeriksa kondisi, bentuk,jalannya rantai.Periksa kondisi sproket,cek spi / pasakPeriksa bearing, normal,Terialu panasPeriksa seal bearing

    4. Secondary / Tertiary tips Impak Crusher

    Periksa tekanan oli

    4

  • No. Nama Bagian Tolak Ukur Baik(ket.)

    Buruk(ket.)

    Periksa jarak hammer dg pelat ImpakPeriksa RPM rotor Periksa ukuran batu yang keluar

    4. Secondary / Tertiary tips Impak Crusher

    Periksa hal-hal lainPeriksa keausan / kondisi tiap bagian secara visualPeriksa pelat-pelat dan corongPeriksa saringan 1 Periksa saringan 2 Periksa saringan 3Periksa saringan 4Periksa motor, kebocoran oli, temperatur, bunyi tidaknormal.Periksa kekencangan belt,robekPeriksa kondisi, bentuk,jalannya rantai.Periksa kondisi sproket,cek spi /pasak Periksa bearing, normal,terlalu panasPeriksa seal bearingPeriksa tekanan oliPeriksa penggetar, RPM penggetar

    5. Ayakan Getar

    Periksa ukuran batu yang dihasilkanPeriksa keausan / kondisi tiap bagian secara visualPeriksa motor, kebocoran oli, temperatur, bunyi tidak normal.Periksa kekencangan belt,robekPeriksa kondisi sproket,cek spi / pasakPeriksa RollerPeriksa bearingPeriksa kecepatanjalannya belt.

    6. Belt Conveyer No

    Periksa hal-hal lain

    5

  • No. Nama Bagian Tolak ukur Baik(Ket.)

    Buruk(Ket.)

    7. Generator Set Periksa keausan / kondisitiap bagian secara visualPeriksa kebocoran oliepada packing cylinder head, temperatur, bunyi tidak normalPeriksa voltase, ampere,frekwensi,Periksa sistemkelistrikannya, kabel -kabelPeriksa dinamo charge,alternator, batterePeriksa rotor, stator,terminal kontrol.Periksa kebersihan,kelembaban, hujanPeriksa hal-hal lain

    8. Kondisi Lapangan Periksa kebersihanlingkunganPeriksa kondisi drainasePeriksa keamananlingkungan

    6

  • DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

    1). Pemrakarsax Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga

    2). Tim Penyusunx Sub Direktorat Penyusunan Standar

    3). Tim Pembahas

    1. Ir. Syawal Ritonga Direktorat Bina Teknik2. Ir. Sidi Poernomo Direktorat Bina Teknik 3. Ir. Sudarisman Direktorat Bina Teknik 4. Ir. Sukawan M., MSc. Direktorat Bina Teknik 5. Ir. Nawawi, MSc. Direktorat Bina Teknik 6. Ir. Dendi Pryandana Direktorat Bina Teknik 7. Ir. Dandi Pryantara Direktorat Bina Teknik 8. Ir. Indraswari Herman Direktorat Bina Jalan Kota9. Ir. Jahya Rajaguguk Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Barat10. Ir. Sutjahjono Soejitno Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Tengah 11. Ir. Saroso BS. Puslitbang Jalan12. Ir. Irman Nurdin Puslitbang Jalan 13. Ir. Ahmad Purwadi MSc. Puslitbang Jalan14. Ir. Irwin A. Rais M.Eng.Sc. Puslitbang Jalan15. Ir. Inansyah Puslitbang Jalan 16. Ir. Wayan Dharmayasa Puslitbang Jalan17. Tonton Aristono Puslitbang Jalan 18. Mumung Mulyadi BE. Puslitbang Jalan 19. Paijo Puslitbang Jalan 20. Subandrijo BE. Puslitbang Jalan 21. Ir. Susanto H. BME. PT. Sarana Karya

    7