Pettijohn75-08
-
Upload
panji-ahmad -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Pettijohn75-08
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
1/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
BAB 8
SERPIH, ARGILIT, DAN BATULANAU
8.1 TINJAUAN UMUM
Diantara berbagai jenis batuan sedimen yang paling sering ditemukan, serpih (shale)
merupakan batuan yang memiliki kelimpahan paling tinggi Serpih membentuk sekitar 1!"
kolom geologi#$$% menurut S&hu&hert (19'1), $% menurut eith * +ead (1915), dan
5% menurut uenen (19$1) Serpih membentuk sekitar '"% batuan sedimen Paleo-oikum
dan eno-oikum yang ada di kraton .merika /tara (angka itu merupakan nilai taksiran
yang didasarkan pada data yang dikemukakan oleh Sloss, 190) dan membentuk $$%
paket endapan geosinklin di a&kson, 2yoming (S&h3ab, 199) Blatt (1974)
memperkirakan bah3a 9% sedimen benua yang ada di seluruh permukaan bumi berupa
serpih Berdasarkan pertimbanganpertimbangan geokimia tertentu, serpih membentuk
04% semua sedimen yang dihasilkan selama sejarah geologi (6larke, 19"$)
+eskipun memiliki kelimpahan yang tinggi, namun serpih tidak tersingkap baik
sebagaimana batugamping dan batupasir yang lebih resisten daripadanya Selain itu,
karena teksturnya yang halus dan komposisinya yang kompleks, serpih tidak begitu
dipahami sebagaimana material sedimenter yang lain alusnya butiran penyusun serpih
menyebabkan pengamatan sayatan tipis serpih menjadi sukar untuk dilaksanakan Banyak
material penyusun serpih tidak dapat dikenal di ba3ah mikroskop sedemikian rupa
sehingga tidak dapat dinekal dengan metodametoda optik Pengenalan material penyusun
serpih harus didasarkan pada hasilhasil analisis komposisi kimia atau pada teknikteknik
penelitian khusus, misalnya di8raksi sinar dan di88erential thermal analysis +etoda
metoda itupun sebenarnya gagal untuk memberikan semua data yang rele:an dan
diperlukan untuk analisis petrogra8i arena itu, pemerian, penggolongan, dan pena8siran
serpih dan argilit de3asa ini belum memadai dan belum lengkap
1$9
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
2/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
2alau demikian, endapan argilit memiliki nilai ekonomis yang &ukup tinggi Banyak
lempung dan sebagian serpih merupakan bahan dasar untuk membuat batubata, tegel,
genteng, gerabah, dan alatalat yang dibuat dari keramik Serpih lempung (&lay shale),
apabila di&ur dengan batugamping dalam proporsi tertentu, dibakar, dan diolah untuk
menghasilkan semen portland Sebagian lempung yang memiliki nilai kemurnian tinggi
dapat berperan sebagai 8iller untuk kertas Sabak, yang merupakan turunan metamor8is dari
serpih, dapat dipe&ahpe&ah untuk dijadikan genteng, panel listrik, dan papan tulis
Sebagian serpih dapat didestilasi di ba3ah temperatur tinggi untuk menghasilkan suatu
material yang, jika dikilang, menjadi bahan bakar dan bahan lailn
Peningkatan rasa tertarik para ahli terhadap sedimen argilit terutama dipi&u oleh
pemahaman yang lebih baik terhadap mineral lempung +ineral lempung (&lay minerals)
dapat dipahami dengan lebih baik sejalan dengan ditemukannya teknik di8raktometri sinar
dan teknikteknik lain Sumbangansumbangan pemikiran mengenai mineral lempung
disajikan dalam beberapa pro&eedings kon8erensi mineral lempung (&laymineral
&on8eren&e), yang dimulai sekitar 1951, dan dalam beberapa monogra8 seperti yang
disusun oleh ;rim (190), +illot (19$9, 19$), dan 6arroll (1974) Se&ara umum, literatur
lama kurang banyak membahas tentang mineral lempung dan kurang memberikan
perhatian yagn memadai terhadap berbagai masalah sedimen argilit .spekaspek
ekonomis dari mineral lempung telah dibahas oleh
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
3/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
empung (&lay) dide8inisikan sebagai suatu tanah plastis alami (meskipun sebagian
lempung tidak plastis) yang disusun oleh hydrous aluminium sili&ate (yakni >mineral
lempung>) dan material berbutir halus (lempung adalah sedimen dengan butiranbutiran
yang berukuran kurang dari 4,44" atau 1!"5 mm) De8inisi yang didasarkan pada besar
butir paling tidak memuaskan karena sebagian besar lempung komersil bukan merupakan
lempung menurut de8inisi tersebut De8inisi yang didasarkan pada komposisi mineral juga
keliru karena mineral lempung mungkin hanya menyusun 1!' total batuan, bahkan mungkin
kurang dari itu =3enho8el (19'7) menyatakan bah3a partikelpartikel ke&il hendaknya
didominasi oleh mineral lempung dan bah3a lempung hendaknya mengandung partikel
berukuran lempung dalam jumlah yang banyak (? 54%) +enurut de8inisi ini, mineral
lempung mungkin dapat membentuk 1!$ dari apa yang disebut sebagai lempung
6lark (195$) mende8inisikan serpih (shale) sebagai batuan detritus yang partikelpartikel
penyusunnya memiliki diameter kurang dari 1!1 mm Dengan demikian, menurut de8inisi
tersebut, istilah serpih men&akup baik batulanau maupun batuan yang biasa dinamakan
serpih 2alau demikian, kebanyakan peneliti membagi material halus ke dalam dua
kategori@ lanau dan lempung yang berturutturut menyusun batulanau dan batulempung
/dden (191$) menempatkan batas pemisah antara lanau dengan lempung pada angka
1!"5 mm 2alau demikian, rumbein * Sloss (1951) menganggap 1!144 mm lebih sesuai
karena sedimen yang lebih kasar dari itu memiliki karakter lapangan yang mirip dengan
batupasir (kekompakan, semen, laminasi silangsiur gelembur), sedangkan sedimen yang
lebih halus dari itu memiliki karakter yang biasa dimiliki oleh serpih (slaking, plastis jika
basah, dsb)
.hli lain menggunakan parameter lain dalam penggolongan dan tatanama sedimen
berbutir halus Batulempung (&laystone) adlaah lempung yang telah terkompaksi ika
batulempung memiliki penyubanan, maka dapat disebut serpih 2alau demikian, sebagian
ahli (mis Shro&k, 19$0A la3n, 195') menggunakan istilah batulempung untuk menamakan
batuan yang kurang kompak dibanding serpih
151
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
4/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Serpih adalah batuan yang berlaminasi atau batuan yang memperlihatkan gejala
penyubanan Cstilah serpih digunakan se&ara terbatas pada endapan yang telah terkubur
atau endapan purba /ntuk batulempung yang tidak memiliki penyubanan dan tidak
berlaminasi, namun blo&ky dan masi8, digunakan istilah batulumpur (mudstone)
Dalam pengertian yang lebih terbatas, Cngram (195') mende8inisikan batulempung
sebagai batuan masi8 yang mengandung lempung dalam jumlah yang lebih banyak
dibanding lanauA istilah batulanau (siltstone) digunakannya untuk menamakan batuan masi8
yang mengandung lanau dalam jumlah yang lebih banyak dibanding lempung /ntuk
menamakan batuan yang proporsi lanau dan lempungnya tidak diketahui atau tidak dapat
dinyatakan se&ara pasti, Cngram menggunakan istilah batulumpur (mudstone) Cstilah serpih
lempung (&lay shale), serpih lanau (silt shale), dan serpih lumpur (mud shale) diusulkan
untuk menamakan berturutturut batulempung, batulanau, dan batulumpur yang
memperlihatkan gejala penyubanan
=3enho8el (19'7) memperluas pengertian batulumpur (mudstone) hingga men&akup
semua kerabat batuan argilit Sebagian ahli, termasuk Pettijohn, &enderung membatasi
pengertian istilah tersebut hingga hanya men&akup batuanbatuan yang memiliki besar butir
dan komposisi seperti serpih, namun tidak memperlihatkan laminasi dan!atau penyubanan
(Pi&ard, 195')
anau adalah material yang diameternya antara 1!1 dan 1!"5 mm atau sedimen yang
mengandung partikel lanau dalam jumlah 54% atau lebih Batulanau adalah lanau yang
telah mengalami pemadatan Sebagaimana dikemukakan oleh rumbein * Sloss (1951),
sebagian besar batuan yang diberi nama lanau di lapangan adalah lanau kasar (dengan
diameter lebih dari 1!144 mm) dan, berbeda dengan serpih, umumnya diikat oleh semen
kimia anau dapat memiliki lapisan silangsiur skala ke&il serta dapat memperlihatkan
perlapisan kon:olut, injeksi, dsb
Cstilah argilit digunakan dengan &ara yang beragam =3enho8el (19'7) menerapkan
istilah itu untuk menamakan suAatu batuan yagn berasal dari batulanau atau serpih yang
telah mengalami pengompakan sehingga kekompakan argilit lebih tinggi dibanding
15"
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
5/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
kekompakan yang biasa dimiliki oleh batulanau atau serpih Dengan demikian, menurut
=3enho8el (19'7), argilit memiliki karakter yang merupakan pertengahan antara serpih dan
sabak ;rout (19'") menggunakan istilah argilit untuk menamakan lempung atau serpih
yang mengeras akibat rekristalisasi dan menggunakan istilah sabak (slate) untuk batuan
yang mirip dengan itu, namun memiliki gejala belahan sekunder la3n (195')
menggunakan istilah argilit dengan &ara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh
=3enho8el (19'7) serta menggunakan istilah metaargilit (metaargilite) untuk menamakan
batuan yang mirip dengan argilit, namun telah mengalami rekristalisasi lengkap 2alau
demikian, kedua istilah tersebut hanya digunakan untuk batuan yang tidak memperlihatkan
belahan atau penyubanan
=ata peristilahan yang digunakan dalam buku ini untuk batuanbatuan berbutir halus
diperlihatkan pada gambar 01
8.3 TEKSTUR DAN STRUKTUR
8.3.1 Besar Bu!r "a# Ke$as
Distribusi besar butir atau >komposisi mekanis> lempung dan serpih telah diteliti se&ara
mendetil 2alau demikian, analisis besar butir material seperti itu memiliki keterbatasan
arena berbutir halus, besar butir partikel lempung biasanya ditentukan berdasarkan
metodametoda yang didasarkan pada ke&epatan penenggelaman di8erensial (di88erential
settling :elo&ity) e&epatan itu sangat dipengaruhi oleh bentuk dan berat jenis partikel,
selain oleh besar butirnya arena itu, hasil analisis seperti itu dapat menyesatkan karena
besar butir yang dihitung berdasarkan ke&epatan penenggelaman didasarkan pada premis
bah3a partikelpartikel itu merupakan kuarsa berbentuk bola (rumbein * Pettijohn, 19'0)
Selain itu, sampel yang dianalisis didispersi seluruhnya sebelum mulai dianalisis Dispersi
seperti itu, yang dilaksanakan dengan bantuan agenagen 8isika dan kimia, mungkin
menyebabkan terhan&urkannya atau paling tidak menyebabkan terubahnya distribusi besar
butir sampel yang dianalisis Banyak lempung, terutama lempung yang terakumulasi di laut,
15'
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
6/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
berada pada 8lokulasi parsial atau 8lokulasi total pada saat diendapkan arena itu, kur:a
distribusi besar butir yang diperoleh dari hasil analisis besar butir itu mungkin jauh berbeda
dengan distribusi besar butir sedimen tersebut pada saat diendapkan Batuan yang
sekarang tampak sebagai lumpur homogen mungkin dahulu diendapkan sebagai agregat
agregat pelet serta mungkin terangkut dan terendapkan dalam bentuk pelet .nalisis besar
butir yang biasa digunakan pada lumpur seperti itu tidak banyak memberikan in8ormasi
mengenai sejarah pengendapannya (arrison, 1971)
imitasi yang lebih serius ditemukan dalam serpih tua karena adanya e8ek diagenesis
terhadap distribusi besar butir arena material itu berbutir halus dan karena luasnya
permukaan total dari partikelpartikel penyusun batuan tersebut, serta karena
ketidakstabilan sebagian mineral lempung, maka material itu rentan terhadap perubahan
perubahan diagenesis
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
7/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Salah satu &iri dari sebagian lempung adalah memiliki struktur pelet (;rim * .llen, 19'0A
.llen * i&hols, 19$'A arrison, 1971) Pelet adalah agregat mikneral lempung dan kuarsa
yang membundar dan berukuran ke&il serta tersebar se&ara tidak merata dalam matriks
yang juga disusun oleh mineral lempung dan kuarsa Pelet mungkin dapat dipisahkan
dipisahkan dari matriksnya dengan menggunakan material organik Dilihat dari ukurannya,
pelet memiliki diameter 4,14,' mm, meskipun dalam beberapa kasus ada juga pelet yang
panjangnya beberapa milimeter Pelet dinisbahkan pada aksi arus airA pada kasus lain,
pelet itu mungkin berupa pelet kotoran (8e&al pellet) (+oore, 19'9A arrison, 1971)
Sebagian batuan argilitan yang asalusulnya berupa material residu memperlihatkan
tekstur sisa yang di3arisi dari material asalnya 6ontohnya adalah saprolit yang berasal
dari berbagai batuan beku dan batuan metamor8 yagn berbutir kasar Dalam batuan
tersebut, >hantu> mineral asal tera3etkan &ukup baik sedemikian rupa sehingga 8oliasi
gneis, por8iroblas, dan gejalagejala lain dapat terlihat 6ontoh lain dari tekstur sisa (reli&t
teEture) ditemukan dalam bentonit dan material lain yang terbentuk akibat alterasi in situ
pada debu :ulkanik =ekstur lain, yang bukan tekstur sisa, adalah bentukbentuk oolitik dan
pisolitik yang berkembang dalam sebagian bauksit dan lempung diaspore Selain itu ada
juga penggantian pseudomor8is pada rangka 8osil oleh monmorilonit dan tekstur
rekristalisasi diagenetik, misalnya >meta&ryst> mika ilit dalam massa dasar ilitik yang
berbutir halus 2alau demikian, sebagian besar serpih tidak memperlihatkan gejalagejala
tersebut Sebagian besar serpih tidak berstuktur atau berlaminasi
Serpih yang berlaminasi se&ara khas memperlihatkan suatu kemas yang dihasilkan oleh
orientasi material mikaan yang pipih pada arah yang sejajar dengan bidnag perlapisan Di
ba3ah mikroskop, ke&enderungan untuk terletak sejajar seperti itu dapat dengan mudah
terlihat +eskipun banyak indi:idu kristal tidak benarbenar terletak sejajar dengan bidang
perlapisan, namun sayatan pada arah yang tegak lurus terhadap bidang perlapisan
memperlihatkan suatu e8ek pemadaman massa seolaholah sayatan itu memotong satu
kristal tunggal +ineralmineral pipih memiliki berkasberkas sinar lambat yang bergetar
pada arah yang sejajar dengan bidang belahannya dan, oleh karena itu, memperlihatkan
155
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
8/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
pemadaman sejajar Ctulah sebabnya mengapa materialmaterial tersebut memperlihatkan
pemadaman yang lebih kurang bersamaan
2alau demikian, dalam sebagian lempung dan serpih, mineral lempung memperlihatkan
orientasi random (eller, 19$) al itu mungkin terjadi karena tumbuhnya kristal autigen di
beberapa tempat Pada kasus lain, hali tu mungkin terjadi karena tidak
berkesinambungannya kemas asal akibat penggalian organisme
umpur yang baru diendapkan memiliki kadar air yang sangat tinggi serta memiliki
porositas yang sangat tinggi Porositas asal mungkin hingga 7404% (=rask, 19'1) arena
serpih ratarata hanya memiliki porositas sekitar 1'%, maka endapan asal telah mengalami
kompaksi yang sangat hebat, pada saat mana air yang ada didalamnya terperas keluar
Bah3a penurunan :olume ruang pori terjadi akibat kompaksi, bukan akibat pengisian ruang
pori (sebagaimana pada kasus batupasir), diperlihatkan oleh perubahan kemas se&ara
progresi8 yang &enderung menyebabkan lempenglempeng ke&il lempung untuk makin
sejajar dengan bidang perlapisan (Fertel * 6urtis, 197")
8.3.2 Pe#%u&a#a#
Banyak serpih memperlihatkan penyubanan primer (primary 8issility), yakni
ke&enderungan batuan untuk membelah atau terpisahpisah di sepanjang bidang li&in yang
sejajar dengan bidang perlapisan Si8at itu berkaitan dengan orientasi mineral mikaan yang
ada dalam serpih Sebagian serpih memiliki penyubanan yang kuatA sebagian yang lain
tidak
.lling (19$5) dan Cngram (195') men&oba untuk menetapkan suatu skala penyubanan
(tabel 0") serta mengaitkan penyubanan dengan komposisi serpih Sebagaimana
dikemukakan oleh kedua ahli itu, peningkatan kadar material silikaan dan gampingan
menyebabkan menurunnya derajat penyubanan serpih (gambar 0")
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
9/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
shale) 2alau demikian, serpih yang terbioturbasi dan batulumpur lanauan tidak
memperlihatkan penyubanan
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
10/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
(Bradley, 19"9, 19'1A
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
11/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
8.' KOMPOSISI MINERAL DARI SERPIH DAN ARGILIT
omposisi lempung dan serpih yang telah terangkut sangat kompleks dan beragam
karena material itu disusun oleh produk abrasi (terutama lanau), produkakhir pelapukan
(lempung residu), serta tambahan material kimia atau biokimia (lihat gambar 0') +aterial
kimia tambahan itu dapat berupa material yang dipresipitasikan dari larutan dan diendapkan
dalam 3aktu yang bersamaan dengan lempung yang terakumulasi, misalnya kalsium
karbonat, atau merupakan material yang terbentuk kemudian akibat adanya reaksi atau
pertukaran antara material penyusun lempung dan serpih dengan medium yang ada
disekelilingnya (biasanya air laut), misalnya kalium dan magnesium Beberapa :arietas atau
subkelas serpih pada dasarnya tergantung pada kebenaan relati8 beberapa sumber yang
turut menyumbangkan materialnya sebagai bahan pembentuk dasar serpiht ersebut
arena itu, baik komposisi mineral maupun komposisi kimia lempung dan serpih sangat
ber:ariasi enis dan proporsi lanau yang merupakan material mekanis tergantung pada
relie8 dan iklim daerah sumber ika material sepertii tu tidak hadir atau jarang, batulumpur
akan kaya akan material residu dan, di ba3ah kondisikondisi yang sesuai, dapat kaya akan
presipitat seperti kalsit, aragonit, siderit, &hamosit, silika, dan material organik
ehalusan partikel menyebabkan proses penentuan jenis mineral penyusun serpih
menjadi sukar untuk dilaksanakan Di ba3ah mikroskop, hanya partikelpartikel yagn relati8
besar saja (partikelpartikel yang berukuran ? 4,41 mm) yang dapat dikenal dengan &ukup
pasti Partikelpartikel itu praktis sama dengan partikelpartikel yang ditemukan dalam lanau
atau batupasir halus
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
12/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
besar berupa kuarsa dan 8elspar, sedangkan 8raksi halus kaya akan mineral lempung, mika
lempung, klorit, dan berbagai jenis hidroksida besi
8.'.1 M!#era* Le$+u#
0$11 omposisi dan Struktur
etika silikat dari batuan kristalin primer terdekomposisi akibat pelapukan, mereka antara
lain akan menghasilkan sekelompok mineral yang dinamakan mineral lempung (&lay
minerals) +ineral lempung adalah silikat aluminium yang terhidrasi dengan repla&ement
umumnya berupa besi dan magnesium +ineral lempung berbutir halus, umumnya memiliki
ukuran G 5 mikron (dalam beberapa kasus berukuran 1 mikron) +ineral itu tidak hanya
mun&ul dalam lempung residu yang terbentuk akibat dekomposisi in situp pada material
asal, namun juga dapat terangkut dan terendapkan sebagai sedimen +ineral lempung
menjadi material penyusun penting dari lempung dan serpih serta menyebabkan mun&ulnya
si8atsi8at yang khas pada lempung dan serpih Dalam batugamping argilitan, mineral
lempung juga dapat ber&ur dengan karbonat Dalam beberapa batupasir, mineral
lempung dapat ber&ur dengan material rombakan berukuran pasir
arena butirannya sangat halus, mineral lempung sukar untuk dikenal Cdenti8ikasi positi8
jarang dapat dilakukan hanya dari sayatan tipis saja =eknikteknik khusus untuk
mengisolasikan mineral lempung dan pemelajarannya dengan &ara&ara kimia, optik, sinar
, dan teknikteknik lain diperlukan untuk memastikan jenisnya (6arroll, 1974)
+ineral lempung yang umum ditemukan dalam serpih adalah 8ilosilikat +aksudnya,
mineral lempung itu memiliki struktur lembaran yang agak mirip dengan mika +ineral
8ilosilikat itu terdiri dari dua tipe lapisan (gambar 0$) Satu lapisan adalah lapisan
tetrahedra silika yang terdiri dari kelompokkelompok SiF$ yang satu sama lain
dihubungkan untuk membentuk suatu kerangka heksagonal, dimana komposisi Si$F14
berulangulang se&ara tidak terhingga apisan kedua adalah lapisan alumina atau
aluminium hidroksida yang terdiri dari lapisanlapisan oksigen atau hidroksil yang
terbandelakan se&ara ketat, diantara lapisanlapisan mana atomatom aluminium yang
14
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
13/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
tersusun se&ara oktahedral tersisip dalam posisi tertentu sedemikian rupa sehingga atom
atom aluminium itu terletak pada jarak yang sama dari enam atom oksigen atau enam
hidroksil yang mengelilingnya Sebenarnya, hanya "!' posisi aluminium saja yang terisi
dalam lapisan itu Struktur seperti itu dinamakan struktur gibbsit (gibbsite stru&ture)
+ineral lempung dapat dibedakan menjadi dua kategori utama Dalam elompok kaolinit
(kaolinte group), mineral di&irikan oleh kisikisi dua lapisan (lapisan 1 @ 1) yang terdiri dari
satu oktahedral atau satu lapisan gibbsit yang dihubungkan dengan satu lapisan tetrahedra
silika isikisi ini tidak memuai sejalan dengan kadar air yang ada didalamnya serta hingga
de3asa ini tidak pernah ditemukan kasus yang memperlihatkan terjadinyap enggantian
aluminium oleh besi atau magnesium dalam struktur gibbsit ategori kedua dari mineral
lempung adalah kelompok yang di&irikan oleh kisikisi tiga lapisan (" @ 1) Dalam kisikisi
tersebut, suatu lapisan alumina oktahedral diapit oleh dua lapisan silika tetrahedral
Beberapa mineral lempung yang penting termasuk ke dalam kategori ini Dalam
monmorilonit, satuansatuan tiga lapisan itu saling berikatan dengan relati8 lemah pada
arah&, dimana diantara satuansatuan itu terdapat air dan kation umlah air dalam mineral
lempung tersebut dapat ber:ariasi sedemikian rupa sehingga dimensi& ber:ariasi, mulai
dari 9, hingga "1,$ angstrom +ineral ini dikatakan memiliki kisikisi yang mampu memuai
apisan tigasatuan juga dapat diikatkan oleh kalium yang, karena memiliki diameter atom
dan kapasitas koordinasi yang sesuai, dapat mengikat struktur sedemikian ketat sehingga
tidak mungkin terjadi pemuaian +ika lempung yang terbentuk adalah ilit elompok klorit
juga memiliki struktur tiga lapisan yang di&irikan oleh lapisan bru&it, +g(F)", diantara
satuan tigalapisan Banyak :arietas komposisi yang mungkin mun&ul dalam setiap
kelompok struktur +eskipun banyak kelompok struktur itu yang mendapatkan nama
tersendiri, sebagai :arietas:arietas yang didasarkan pada komposisi, namun kita dapat
se&ara umum menganggap bah3a setiap kelompok itu memperlihatkan kisaran komposisi
yang lebar dan tidak tertentu +ineral lempung digolongkan terutama berdasrkan
strukturnya (gambar 0$)
11
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
14/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Dengan demikian, kelompok mineral lempung utama adalah kelompok kaolinit, kelompok
monmorilonit, kelompok ilit atau kelompok musko:it, dan kelompok klorit .nggota utama
dari kelompok kaolinit adalah kaolinit yang memiliki komposisi (F)0.l$Si$F14 .nauEite,
yang mirip dengan kaolonit dengan penge&ualian nisbah molekuler SiF" @ .l"F' sekitar '
(bukan "), jauh lebih jarang ditemukan dibanding kaolinit Di&kite dan na&rite, yang
komposisinya mirip dengan kaolinit namun memiliki bentuk kristal yang sedikit berbeda,
juga merupakan anggota dari kelompok kaolinit 2alau demikian, di&kite dan na&rite jarang
ditemukan dalam sedimen
elompok monmorilonit, yang dinamakan berdasarkan anggota utama dari kelompok
tersebut (yakni monmorilonit), memiliki komposisi (F)$.l$Si0F14Hn"F +agnesium
umumnya menggantikan aluminium dalam kisikisi mineral tersebut Beidellite, yang
memiliki nisbah molekuler SiF" @ .l"F' yang berharga ', serta nontronite, di dalam mineral
mana 8erri& iron menggantikan aluminium, juga dimasukkan ke dalam kelompok
monmorinolit
elompok ilit, atau kelompok mika lempung, men&akup ilit yang memiliki rumus umum
(F)$y(.l$He$H+g$H+g)(Si0yH.ly)F"4 dengan y ber:ariasi mulai dari 1 hingga 1,5 Clit
berkaitan dengan mika putih, namun mungkin berbeda karena mengandung lebih sedikit
kalium dan lebih banyak mengandung air dibanding mika Selain berbagai tipe ilit, kelompok
ilit juga men&akup glaukonit (Burst, 1950)
elompok klorit terdiri dari mineralmineral yang kaya akan magnesium serta banyak
ditemukan dalam serpih elompok kloirt juga banyak mengandung ionion besi
Para ahli banyak mengenal mineral lempung >lapisan&uran> Struktur kelompok ini
merupakan hasil penumpukan satuansatuan mineral lempung dasar, baik tumpukan yang
teratur maupun tumpukan random =umpukan itu terjadi pada arah yang sejajar dengan
sumbu& Sebagian mineral merupakan perselingan antara mineral lempung dua lapisan
dengan mineral lempung tiga lapisan =ipetipe mineral lapisan&uran seperti itu
biasanya tidak diberi nama tersendiri, namun penamaannya didasarkan pada satuan
satuan mineral lempung pembentuknya, misalnya mineral kaolinitilit, kloritilit, dsb
1"
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
15/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Selain kelompokkelompok mineral lempung utama sebagaimana yang telah dijelaskan
di atas, ada juga sejumlah mineral lempung yang relati8 jarang ditemukan dan memiliki
struktur kristal yang agak berbeda +ineralmineral itu antara lain halloysit yang memiliki
rumus kimia (F)1.l$Si$F, metahalloysit yang memiliki rumus kimia (F)0.l$Si$F14,
allo8an (allophane) yang merupakan suatu mutual solution dari silika, alumina, dan air
dalam proporsi yang beragam .llo8an tidak memiliki struktur kristalin Selain itu ada juga
sejumlah mineral yang ditemukan dalam lempung, misalnya :ermi&ulite dan palygorskite
(sepiolit dan attapulgite) =idak satupun diantara mineral lempung minor tersebut di atas
ditemukan dalam serpih
0$1" Pertukaran Basa
Pertukaran basa adalah masuknya ionion dari larutan ke dalam -at padat untuk
menggantikan posisi ionion yang semula menyusun -at padat tersebut Dengan demikian,
se3aktu bersentuhan dengan suatu -at padat, larutan akan mengalami perubahan
sebagaimana yang dialami oleh -at padat, namun perubahan yang dialami oleh larutan itu
terbalik dengan perubahan yang dialami -at padat tersebut +ineral lempung
memperlihatkan si8at tersebut dengan tingkat yang beragam Se&ara umum, monmorilonit
memperlihatkan kapasitas pertukaran basa yang besar, sedangkan kaolinit hanya memiliki
kapasitas pertukaran basa yang ke&il Clit memiliki kapasitas pertukaran basa pertengahan
Con yang dapat dipertukarkan hanya dapat digantikan oleh ion lain Con tersebut tidak
dapat lepas begitu saja se&ara bebas menuju larutan +ekanisme eksak dari pertukaran itu
belum dapat dipahami sepenuhnya .da sejumlah konsep lain yang dapat dipandang
sebagai tandingan dari konsep pertukaran basa /ntuk mengetahui konsepkonsep yang
disebutkan terakhir ini, para pemba&a dipersilahkan untuk menelaah makalah yang disusun
oleh elley (19'9, 19$") dan ;rim (195', 190)
1'
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
16/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
0$1' eberadaan dan .sal/sul +ineral empung
+eskipun mineralogi lempung de3asa ini telah mulai dapat dipahami, namun geologi
material ini masih jauh dari jelas eberadaan, asalusul, dan trans8ormasi mineral lempung
belum dapat dipahami sepenuhnya +ineral lempung sebagian besar terbentuk akibat
pelapukan silikat aluminium, namun masih mungkin dapat terbentuk dalam lingkungan
sedimentasi (pada tahap a3al diagenesis) atau pada lingkungan pas&apenguburan (pada
tahap diagenesis lanjut) Sebagian mineral lempung merupakan produk prosesproses
hidrotermal Sebagian lagi dapat terbentuk akibat presipitasi dari larutan ion dan akibat
kristalisasi suatu gel eller (1974) telah menyusun sebuah kajian mengenai prosesproses
yang menyebabkan terbentuknya mineral lempung
Se&ara umum, mineral lempung tampaknya terbentuk akibat alterasi mineral yang telah
ada sebelumnya al itu terutama terjadi untuk mineral lempung yang terbentuk dalam pro8il
tanah aolinit, monmorilonit, dan ilit tampaknya terbentuk akibat pelapukan berbagai jenis
batuan di ba3ah kondisi iklim yang beragam Setiap silikat aluminium dapat menghasilkan
kaolin akibat pelapukan yang menyebabkan terlepasnya , a, 6a, +g, dan 8errous iron
serta penambahan hidrogen (eller, 1974, h 797) aolin dapat terbentuk dari granit,
sedangkan gabro &enderung menghasilkan mineralmineral yang termasuk ke dalam
kelompok monmorilonit Silikat dan silikata yang terbentuk akibat hidrolisis alkali 8elspar
sangat mudah larut dan terlindi, sedangkan 6a, +g, dan e &enderung berkombinasi
dengan silika untuk membentuk monmorilonit aolinitasisi dipi&u terjadi pada lingkungan
>asam>, misalnya pada lingkungan air ta3ar +onmorilonit umumnya berasal dari batuan
kalsikma8ik, termasuk debu :ulkanik, pada lingkungan yang menunjang penyimpanan
logam bi:alen dan asam silikat ondisikondisi seperti itu dipi&u oleh kondisi basa ondisi
kondisi pembentukan ilit dalam pro8il tanah kurang begitu dapat dipahami umlah kalium
yang memadai diperlukan untuk pembentukan ilit .lterasi in situ terhadap 8elspar untuk
menjadi ilit telah dapat dipahami
Berbagai mineral lempung, apapun material sumbernya dan bagaimanapun geokimia
lingkungan pembentukannya, dapat diangkut dan diendapkan pada lingkungan yang &iri
1$
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
17/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
&irinya jauh berbeda dengan &iri&iri lingkungan pembentukannya Sebagian ahli petrologi
berkeyakinan bah3a mineral lempung sangat rentan terhadap perubahan dan akan
melakukan peneraandiri terhaap lingkungan yang baru Perubahanperubahan tahap lanjut
dapat terjadi selama terkubur sejalan dengan meningkatnya tekanan dan temperatur
Perubahan yang lain lagi akan terjadi apabila batuan tersebut memasuki 3ilayah
metamor8isme .kibat erosi dan penyingkapan, batuan itu juga mengalami perubahan lagi
Perubahanperubahan tersebut, dan e8eknya terhadap mineralogi, akan dibahas dalam
bagian 07
8.'.2 M!#era* La!# Pe#%usu# Ser+!-
Sebagaimana telah dikemukan sebelumnya, sebagian besar serpih mengandung
sejumlah besar 8raksi lanau Sebagian besar partikel yang berukuran lanau itu berupa
kuarsa elspar dapat hadir sebagai partikel berukuran lanau dalam jumlah yang lebih
rendah dibanding kuarsa +ineralmineral tersebut telah dibahas dalam Bab 7 Salah satu
material penyusun serpih yang bukan merupakan material detritus adalah karbonat
biokimia +aterial ini akan dijelaskan pada Bab 14 Berbagai mineral pengandung besi,
termasuk didalamnya glaukonit, gelas :ulkanik, silika biogenik, dan material 8os8atik, yang
dapat ber&ur dengan material lain yang biasanya menyusun serpih, akan dijelaskan
pada bagianbagian lain dari buku ini
Salah satu hasil penelitian yang menarik untuk dikaji adalah mengenai medan stabilitas
mineral pengandung besi, dalam arti kata potensi redoks (Ih) lingkungan pengendapan
(rumbein * ;arrels, 195"A ames, 195$) Sul8ida besi (terutama yang berupa pirit),
karbonat besi (siderit), silikat besi (klorit, &hamosit, dan glaukonit yang kaya akan besi),
serta oksida besi (hematit) membentuk suatu deretan mineral yang berkorelasi dengan
pneningkatan potensi oksidasi ehadiran mineralmineral tersebut, sekalipun dalam jumlah
yang ke&il, jika benarbenar merupakan material yang terbentuk pada saat terjadinya
sedimentasi, merupakan indikator dari kondisi oksidasi dari lingkungan pengendapan
2alau demikian, mineralmineral tersebut dapat terbentuk pada lingkungan diagenetik,
15
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
18/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
mungkin setelah sedimennya terkubur oleh sedimen yang lebih muda arena itu, sebelum
meman8aatkan kehadiran mineralmineral tersebut sebagai indikator kondisi oksidasi, kita
perlu memastikan terlebih dahulu saatsaat pembentukannya
easaman (p) serpih diyakini sama dengan keasaman air yang ada dalam lingkungan
pengendapan (Shukri, 19$"A +illot, 19$) Serpih air ta3ar dikatakan memiliki p ratarata
$,7, sedangkan p ratarata dari serpih yang diendapkan pada lingkungan laut, laguna, dan
danau penghasil gamping adalah sekitar 7,0
8.'.3 Ser+!- RaaRaa
omposisi mineral ratarata dari serpih, sebagaimana yang ditentukan dengan berbagai
metoda penelitian, diperlihatkan pada tabel 0' Perbedaanperbedaan yang mun&ul antara
hasil taksiran di masa lalu dengan hasilhasil perhitungan yang dikemukakan oleh para ahli
akhirakhir ini mun&ul sejalan dengan makin dipahaminya mineral lempung Banyak unsur
kimia yagn semula dinisbahkan pada 8elspar, oksida besi, dan mineral penyusun lain
sekarang ini diketahui ternyata seharusnya dinisbahkan pada minera lempung Persentase
kadar mineral lempung terutama sangat tinggi dalam hasilhasil analisis terbaru karena
peningkatan pemahaman para ahli terhadap mineral lempung dan sebagian lainnya karena
serpih lanauan dikeluarkan dari sampel 2alau demikian, tingginya kadar kuarsa
menyokong pendapat lama yang menyatakan bah3a serpih pada umumnya banyak
mengandung lanau (sekitar $4% atau lebih)
arena modal analyses serpih sangat sukar untuk dilakukan, maka tidak banyak hasil
analisis seperti itu yang dipublikasikan /saha yang paling kuat untuk mendapatkan nilai
taksiran kuantitati8 mengenai komposisi serpih dilakukan oleh Sha3 * 2ea:er (195) yang
menggunakan teknik penyerapandi8rasi sinar asil analisis terhadap sekitar '44 sampel
serpih Paleo-oikum dan serpih lain yang lebih muda daripadanya menunjukkan bah3a
kadar kuarsa berkisar mulai kurang dari 14% hingga mendekati 04% dengan nilai ratarata
sekitar '$%A kadar 8elspar ber:ariasi mulai dari sekitar 4% hingga sekitar '4%, dengan
ratarata sekitar ',% Dalam semua serpih yang dianalisis, karbonat umumnya tidak ada,
1
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
19/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
dengan nilai ratarata ",7%, meskipun ada juga serpih yang mengandung lebih dari 54%
adar mineral lempung (yang diperoleh dari hasil pengurangan) ratarata sekitar $%,
meskipun kisarannya mulai dari 54% hingga sekitar 94% /ntuk membandingkan komposisi
mineral dengan komposisi kimia ruah dari serpih, perhatikan tabel 05 Serpih Paleo-oikum
di Cllinois (;rim dkk, 1957) umumnya memiliki karakter yang mirip dengan apa yang
ter&antum dalam tabel tersebut
arena komposisi mineral dari 8raksi lanau berbeda dengan komposisi mineral dari 8raksi
lempung, maka jelas sudah bah3a komposisi kimia dari serpih sangat tergantung pada
teksturnya ubungan antara besar butir dengan komposisi terlukis dengan jelas dalam
hasil analisis kimia terhadap 8raksi lanau dan 8raksi lempung yang dipisahkan se&ara
arti8isial oleh ;rout (19"5) Perhatikan pula tabel 0$ ika 8raksi halus disusun oleh mineral
mineral yang sama sebagaimana yang ditemukan dalam 8raksi yang relati8 kasar (meskipun
proporsinya berbeda), maka kita masih mungkin untuk menghitung komposisi mineral dari
setiap 8raksi asilhasil perhitungan seperti itu disajikan pada tabel 05 Sebagaimana yang
terlihat dari tabel tersebut, 8raksi halus lebih miskin akan kuarsa dan lebih kaya akan
mineral lempung (kaolinit, serisit, paragonit, dan oksida besi) Perbedaan mineralogi
tersebut berkorelasi baik dengan perbedaan komposisi kimia dari material tersebut
8./ KOMPOSISI KIMIA
.nalisis kimia masih tetap merupakan sumber in8ormasi utama untuk komposisi serpih
Silika merupakan material penyusun utama dari semua lempung dan serpih Silika dapat
hadir sebagai bagian dari kompleks mineral lempung, sebagai silikat detritus yang tidak
terdekomposisi, dan sebagai silika bebas (baik dalam bentuk kuarsa detritus maupun silika
hasil presipitasi biokimia seperti opal yang pembentukannya dipengaruhi oleh radiolaria,
diatom, dan spikula .lumina merupakan material penting yang menyusun kompleks
mineral lempung dan sebagai suatu komponen dari silikat detritus yang tidak terlapukkan
(terutama berupa 8elspar) =ingginya kadar alumina dalam serpih mengindikasikan bah3a
17
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
20/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
kehadiran aluminium hidrat bebas (diaspore) atau bauksit Besi dalam serpih mun&ul
sebagai pigmen oksida, sebagai bagian dari -at kloritik, serta sebagai pirit, markasit, siderit,
atau silikat besi ondisi oksidasi dari besi sangat mempengaruhi 3arna serpih (gambar 0
9) +agnesium mun&ul dalam kompleks klorit atau sebagai komponen dari dolomit apur
mun&ul dalam bentuk senya3a karbonat dan, oleh karena itu, akan terdapat dalam silikat
yang tidak terlapukkan atau dalam bentuk gipsum Sebagian alkali mun&ul dalam silikat
detritus yang tidak terlapukkan (terutama 8elspar) alium diserap oleh mineral lempung
yang ada dalam serpih dan merupakan material penyusun ilit atau mika lempung alium
juga dapat hadir dalam glaukonit /nsur minor yang mungkin ada dalam serpih adalah
titanium (misalnya dalam rutil), mangan, 8os8or, dan material organik
Pena8siran hasilhasil analisis kimia serpih sukar untuk dilakukan karena, sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya, komposisi kimia tergantung pada besar butir, kematangan
sedimen, dan restorasi oleh prosesproses kimia atau biokimia yang dialami oleh berbagai
unsur yang hilang akibat pelapukan selama berlangsungnya pembentukan tanah residu
yang menjadi sumber dari serpih
I8ek besar butir terhadap komposisi kimia terlukis dengan jelas dari hasil pembandingan
hasil analisis 8raksi lanau dalam endapan musim panas dengan 8raksi lempung dalam
endapan musim dingin yang ada dalam 3ar3a (lihat tabel 0. dan 0B) Pada kasus itu,
kematangan dan sejarah pas&apengendapan dari material tersbut identik sedemikian rupa
sehingga perbedaan komposisi seluruhnya berkaitan dengan perbedaan besar butir
Sebagaimana yang dapat dilihat dari tabeltabel tersebut, 8raksi kasar lebih kaya akan
silika, sedangkan 8raksi halus lebih kaya akan alumina, besi, kalium, dan air Perbedaan
tersebut tidak diragukan lagi men&erminkan pengayaan kuarsa detritus dalam 8raksi lanau
dan pengayaan mineral lempung dalam 8raksi halus
omposisi ratarata dari serpih (tabel 07.) memiliki karakter yang berbeda dari
komposisi lempung residu Perbedaan itu sebagian dinisbahkan pada besar butir
Penelaahan terhadap hasilhasil analisis yang dilakukan oleh ;rout (tabel 0$) pada
sejumlah 8raksi besar butir yang ada dalam lempung mengindikasikan bah3a serpih rata
10
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
21/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
rata mengandung dua bagian lanau dan satu bagian lempung 6ampuran seperti itu akan
memiliki komposisi yang mendekati komposisi ratarata dari serpih +iripnya komposisi
kimia serpih ratarata dengan komposisi lempung residu (tabel 00)
RUJUKAN
.llen, J= 19"9 =he Cone 8ormation o8 6ali8ornia Univ. Calif. Publ. Dept. Geol. Sci 1@'$7
$$0
.llen, J= 19'5 +ineral &omposition and origin o8 +issouri 8lint and diaspore &lays
Missouri Geol. Surv. and Water Resources 58th Biennial Rept, .ppendiE CJ "$ h
.llen, J= dan
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
22/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Berg,
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
23/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
6lark, = 195$ Shale@ . study in nomen&lature /rans. Ro-. Soc. CanadaSer ', Se&t $,
$0@17
6larke, 2 19"$ Data o8 geo&hemistry USGS Prof. Paper774 0$1 h
6ody,
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
24/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
erguson, 19$ . &omparison o8 t3o te&hniLues 8or measuring shale &ompation our.
Sed. Petr '$@9$95
la3n, P= 195' Petrographi& &lassi8i&ation o8 argilla&eous sedimentary and lo3grade
metamorphi& ro&ks in subsur8a&e Bull. !!PG'7@5455
rarey, + dan S+
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
25/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
;rim,
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
26/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
ough, 19'$
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
27/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
rumbein, 26 19'0 Si-e 8reLuen&y distributions o8 sediments and the normal phi &ur:e
our. Sed. Petr 0@0$94
rumbein, 26 dan
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
28/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
+&amara, + 19 =he paragenesis o8 S3edish gla&ial &lays Geol. 07ren. Stoc$hol,
07rh 07@$$1$5$
+ies&h, .= 19" 6omputing mineral &omposition o8 sedimentary ro&ks 8rom &hemi&al
analysesour. Sed. Petr '"@"17""5
+iller, 2; 1945 =he &obaltni&kel arsenides and sil:er deposits o8 =emiskaming 6ntario
Bur. Mines !nn. Rept, : 1$, Pt " h
+illot, ; 19$9
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
29/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Payton, 6I dan . =homas 1959 =he petrology o8 some Pennsyl:anian bla&k >shales>
our. Sed. Petr "9@17"177
Peterson, +. 19" =he mineralogy and petrology o8 /pper +ississippian &arbonate
ro&ks o8 the 6umberland Plateau in =ennesseeour. Geol 74@1'1
Pettjohn, dan Bastron 1959 6hemi&al &omposition o8 argillites o8 the 6obalt Series
(Pre&ambrian) and the problems o8 sodari&h sediments Bull. GS!74@59'599
Pettijohn, , PI Potter, dan < Sie:er 195 Geolo*- of Sand and Sandstone
Bloomington@ Cndiana /ni: "45 h
Pi&ard, +D 195' +arlstone#. misnomer as used in /inta Basin, /tah Bull. !!PG
'7@14751477
Potter, PI dan D ;lass 1950 Petrology and sedimentation o8 the Pennsyl:anian
sediments in southern Cllinois@ . :erti&al pro8ile )llinois Geol. Surv. Rept. )nv "4$ 4 h
Potter, PI, Shimp, dan 2itters 19' =ra&e elements in marine and 8resh3ater
argilla&eous sediments Geochi,. Cos,ochi,. !cta"7@99$
Pryor, 2. dan D ;lass 191 6reta&eous=ertiary &lay mineralogy o8 the /pper
+ississippia Imbaymentour. Sed. Petr '1@'051
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
30/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
31/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
Shelton, 2 19" Shale &ompa&tion in a se&tion o8 6reta&eous Dakota Sandstone,
north3estern orth Dakotaour. Sed. Petr '"@07'077
Shro&k, desert> loessour. Sed. Petr '0@777$
Smith, ;D 19$" Cllinois loess:ariations in its properties and distribution Bull. )llinois !*ric.
'+p. Sta $94 lm 1'910$
StrRm, + 19' andlo&ked 3aters@ ydrography and bottom deposits in badly:entilated
or3egian 8jords 3ith remarks upon sedimentation under anaerobi& &onditions S$rifte
%ors$e "idens$aps. !$ad. 6slo& Mat. %atur, l, 1(7)@105
Sundelius, 2 1974 =he 6arolina Slate Belt Dala,@ ;2 isher, Pettijohn, 6
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
32/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
=aylor, 19$9 Petrology o8 the orthampton sand ironstone 8ormation Me,. Geol. Surv.
Great Britain 111 h
=h3aites, = 19$$
-
7/22/2019 Pettijohn75-08
33/33
Batuan Sedimen (Pettijohn, 1975)
2hite, 2S dan 6 2right 195$ =he 2hite Pine &opper deposit, Fntonagan 6ounty,
+i&higan 'con. Geol $9@7571
2illiams, ;I 190 =orridonian 3eathering and its bearing on =orridonian paleo&limate and
sour&e Scottish our. Geol $@1$10$
2oolnough, 2; 19"0 Frigin o8 3hite &lays and bauEite, and &hemi&al &riteria o8
peneplanation 'con. Geol "'@00709$
Kaalon, D 19"a +ineral &omposition o8 the a:erage shale Cla- Min. Bull 5@'1'
Kaalon, D 19"b 2eathering and soil de:elopment through geologi& time Bull. Res.
Council )srael, Se&t ;, :ol 11;
Kaalon, D (ed) 1971 Paleopedolo*-@6ri*in& %ature and Datin* of Paleosols Cnternat
So& Soil S&i and Csrael /ni: Press '54 h
en, Ian 1959 6lay mineral&arbonate relations in sedimentary ro&ks !,er. our. Sci
"57@"9$'