Petrol Ogi

19
1.BATUAN BEKU Batuan beku terjadi karena magma dibawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava dipermukaan bumi Magma : Menurut para ahli Seperti Turnur dan Verhooge (1960), Takeda (1970), magma didefiisikan sebagai: cairan silikat kental dan likat dari larutan silikat yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 – 2.500 dan bersifat mobil (mudah bergerak) terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (gas) dan non volatile (non gas). Bahan – bahan volatil merupakan penyebab mobilitas magma, sedangkan non volatile terutama oksida – oksida dalam kombinasi tertentu, merupakan pembentuk mineral yang lazim kita jumpai dalam batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral – mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut disebut peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran. Mineral – mineral silikat (magma) oleh BOWEN disusun suatu seri yang dikenal dengan nama “Bowen’s Reaction Series”. 1. 1. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat dibagi menjadi tida jenis yaitu :

description

fv

Transcript of Petrol Ogi

1. BATUAN BEKUBatuan beku terjadi karena magma dibawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava dipermukaan bumiMagma :Menurut para ahli Seperti Turnur dan Verhooge (1960), Takeda (1970), magma didefiisikan sebagai: cairan silikat kental dan likat dari larutan silikat yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 2.500dan bersifat mobil (mudah bergerak) terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (gas) dan non volatile (non gas).Bahan bahan volatil merupakan penyebab mobilitas magma, sedangkan non volatile terutama oksida oksida dalam kombinasi tertentu, merupakan pembentuk mineral yang lazim kita jumpai dalam batuan beku.Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut disebut peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran. Mineral mineral silikat (magma) oleh BOWEN disusun suatu seri yang dikenal dengan nama Bowens Reaction Series.

1. 1. Klasifikasi Batuan BekuBerdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat dibagi menjadi tida jenis yaitu :1) Batuan beku asam (warna cerah)2) Batuan beku intermediet (warna abu abu )3) Batuan beku basa (warna gelap )Secara kimiawi, berdasarkan atas presentase kandungan SiO2 batuan beku dibagi menjadi :1) Batuan beku asamSiO2 > 66%2) Batuan beku intermedietSiO2 52% - 66%3) Batuan basaSiO2 45% - 52%4) Batuan ultra basaSiO2 < 45%

Dalam penamaan batuan beku secara megaskopis didasarkan atas pengamatan :a) StrukturStruktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan saja, misalnya: pillow lava (lava bantal), jointing structure, sheeting joint, dan hanya beberapa saja yang dapat dilihat dalam hand specimen sample yaitu :1) Massif Tidak menunjukan adanya lubang-lubang ataupun strutur aliran.2) VesikulerBerlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma.Arah lubang-lubang teratur.misal : pumice3) ScoriaBerlubang-lubang, akan tetapi arah tidak teratur.4) AmygdaloidalLubang-lubang gas yang kemudian terisi oleh mineral sekunder (lazim mineral karbonat atau silica).5) XenolitisStruktur yang memperlihatkan adanya fragmen atau pemecahan batuan lainnya yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

b) TeksturAdalah kedaaan erat hubungan antara mineral-mineral sebagai bagian dari dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.Untuk batuan beku,pengamat tekstur meliputi 4 hal, yaitu:1) Derajat Kristalisasi atau kristalinitas :Terdiri dari :a) Holokristalin:apabila batuan terdiri dari massa Kristal seluruhnyab) Holohyalin:apabila batuan terdiri dari massa gelas seluruhnyac) Hipokristalin:apabila batuan terdiri dari sebagian massa Kristal dan sebagian massa gelas

2) Granularitasa) Fanerik (fanerokristalin)Apabila Kristal-kristalnya jelas sehingga dapat dibedakan dengan mata biasa. Halus: diameter < 1 mm Sedang: diameter 1 mm 5 mm Kasar: diameter 5 mm 30 mm Sangat kasar: diameter > 30 mmb) AfanitikKristal Kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan dengan pandangan mata biasa.PHANERITIC : kristalnya jelas dapat dilihat dengan mata biasaAPHANITIC: kristalnya halus sulit dibedakan dengan mata biasaPORPHYRITIC: kristalnya terdiri dari phaneric dan aphaniticGLASSY: massa gelasFRAGMENTAL: fragmen terdiri dari hasil ledakan G api.

3) Bentuk KristalAdalah sifat dari suatu Kristal dalam batuan.jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan.Untuk itu kenampakan Kristal diamati dalam pandangan dua dimensi.a) Euhendral: apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidangb) Subhedral: apabila sebagai dari batas Kristal-kristalnya sudah tidak nampak lagi.c) Anhedral: apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang Kristal asli.

4) Hubungan antara Kristal atau relasiAdalah hubungan antara Kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam batuan.Secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :a) Equigranual: bila secara relative ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.b) Inequigranular: bila ukuran butir kristalnya yang membentuk batuan tidak sama besar

c) Komposisi MineralPenentuan komposisi mineral (pada batuan beku) kita cukup mempergunakan indeks warna dari bentuk Kristal, sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :1) Minral FelsikYaitu mineral mineral berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kuarsa, feldspar,feldspatoid dan muskovit.2) Mineral Mafik Yaitu mineral- mineral berwarna gelap,terutama biotit, amphibol, piroksen dan olivine.

2. BATUAN SEDIMENBatuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat lithifikasi dari hancuran batuan lain (detritus/lithifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu). Lithifikasi batuan adalah proses yang meliputi kompaksi, autigenic, diagenesa, yaitu proses terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas (unconsolidated rock forming materials) menjadi batuan kompak (consolidate,coherent rock). Batuan ini di bentuk oleh prose-prose yang terjadi di permukaan bumi, oleh koesoemadinata (1979) telah membedakan batuan sediment menjadi 5 golongan, yaitu :a) Golongan detritusb) Golongan karbonatc) Golongan evaporitd) Golongan sediment silicae) Golongan batubara

a. Golongan DetritusBerdasarkan ukuran, golongan ini dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :a) Golongan Detritus HalusGolongan ini dapat di kenal melalui butiran penyusun batuan yang relative berukuran halus, (diameter 1/16 mm dan umumnya dihasilkan oleh proses sedimentasi mekanis.Contoh : batupasir, breaksi dan konglomerat

b. Golongan karbonatGolongan ini terutama disusun oleh kelompok mineral karbonat (misal : kalsit, dolomite, aragonite) dan cangkang-cangkang binatang karang. Golongan ini dapat terbentuk sebagai hasil : Sedimen mekanis : misal batugamping bioklastik, batugamping oolit Sedimen organis : misal batugamping terumbu Sedimen kimiawi: misal batugamping kristalin,dolomite

c. Golongan EvaporitGolongan batuan ini diberikan terhadap batugaram karena asal terjadinya disebabkan oleh evaporasi air laut (Koesoemadinata,1979). Umumnya golongan ini terjadi dari batuan monomineralik. Nama batuan sama dengan nama mineral. Contoh : Gypsum (CaSO4.2H2O); Anhydrit (CaSO4); Halite (NaCl).

d. Golongan sedimen SilikaTermasuk golongan ini adalah juga batuan yang bersifat monomineralik dan umumnya tersusun oleh mineral silica, terbentuknya secara sedimentasi kimiawi atau organic. Contoh : Sedimen kimiawi : Misal Rijang (chert) Sedimentasi Organik: Misal Radiolaria dan Diatomea

e. Golongan BatubaraGolongan ini terbentuk oleh adanya akumulasi zat-zat organic yang kaya akan unsure C (karbon),umumnya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Termasuk jenis sedmentasi organis. Contoh : Gambut, Bituminous, Antrasit.Dalam mengenal batuan sedimen, sifat-sifat harus dipelajari, juga harus diusahakan penafsiran proses pengendapannya (apakah mekanis/klastik,organis atau kimiawi).Sifat-sifat ini dapat dipakai untuk mengenal batuan sediment, hal mana pada batuan beku tidak dijumpai.Sifat-sifat utama dari batuan sediment.1. Adanya bidang perlapisan (bedding,stratifikasi) yang menandakan adanya proses sedimentasi. Hal ini berlaku untuk segala macam batuan sedimen, walaupun tidak selalu nyata dalam contoh hand specimen.2. Sifat klastik/fragmen yang menandakan butiran-butiran pernah lepas.3. Sifat jejak/bekas zat hidup, seperti cangkang/rumah organism (koral), terutama pada golongan karbonat.4. Jika bersifat hablur selalu monomineralitik, misal : gypsum, dolomite, kalsit, halite dan sebagainya.Didalam pemerian batuan sedimen secara megaskopis factor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain :1. Komposisi mineral2. Tekstur3. Struktur

a) KomposisiSeperti disebutkan di atas bahwa pada batuan sedimen klastik bertekstur kasar pemerian komposisi meneralnya dibedakan atas :1. FragmenAdalah butiran pembentuk batuan yang berukuran paling besar. Fragmen dapat berupa butiran mineral, batuan atau fosil.2. MatrikAdalah bagian dari butiran pembentuk batuan yang berukuran lebih kecil dari fragmen. Biasanya berkomposisi sama dengan fragmen.3. Semen Adalah bahan pengikat antara matrik dan fragmen. Dalam batuan sedimen klastik dikenal ada 3 macam semen, yaitu: Karbonat: Kalsit, dolomite Silikat: kalsedon, kuarsa Oksida besi: Hematit, limonit

b) TeksturAda 4 hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan tekstur,yaitu :1. Ukuran(Grain Size)2. Derajat pemilahan(Sortasi)3. Derajat pembundaran(Roundnee)

1) Ukuran ButirDalam pemerian ukuran butir dipergunakan pedoman ukuran dari Skala Wentwonth yaitu :

Nama ButiranBesar Butiran (mm)

Bongkah (boulder) Brangkal (couble) Kerakal (pebble) Kerikil (granule) Pasir sangat kasar (very coarse sand) Pasir kasar (coarse sand) Pasir sedang (medium sand) Pasir halus (fine sand) Pasir sangat halus (very fine sand) Lanau (silt) Lempung (day)>256256 6464 44 22 1

1 -

- 1/81/8 - 1/16

1/16 1/256