Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

29
TAFSIR MAUDLU’I; Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran Oleh: Firman Sholihin MUQADDIMAH “Alquran mengarahkan hati untuk mencintai sesuatu yang tidak disukai hawa nafsu dan mencegahnya dari mencintai sesuatu yang mengekang dan memperbudaknya..” 1 _Said Ramadhan Al-Buthi_ Sayyid Quthb menjelaskan bahwa cinta merupakan fithrah dan naluri yang telah dianugrahkan oleh Allah Swt kepada manusia. Maka, setiap manusia normal pasti memiliki cinta. tanpa cinta hidup akan terasa hampa. 2 Telah penulis telusuri di berbagai literatur yang ditulis oleh para kaum intelektual dan para ulama dulu dan sekarang, bahwa semuanya sepakat bahwa cinta memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. 3 Tanpa cinta, suatu keluarga tak akan berjalan harmonis. Tanpa cinta, persahabatan tak akan pernah berjalan mulus. Tanpa cinta juga, kita tidak akan terdorong untuk mengikhlashkan ibadah kita kepada Allah Swt, menjalankan sestiap perintah- Nya, menjauhi larangan-Nya, dan senantiasa berdzikir kepada-Nya. Dalam satu syair diungkapkan: Pecinta hanya dampa kerelaan kekasihnya Pecinta hanya berharap bertemu kekasihnya Mata serta kalbu senantiasa memandang sang kekasih Kalbu mengenal dan melihat Tuhannya Pecinta merasa puas didekat kekasihnya Kalau dia jauh, siapa lagi yang diharap? 4 Dalam hadits diceritakan bahwa cinta merupakan barometer sempurna atau tidaknya iman seseorang. 5 Manis atau pahitnya aktivitas beragama 1 Dr. Al-Buthi, Al-Hubb fi Alquran wa Daur Al-Hubb fi Hayah Al-Iman, -terj. Bakrun Syafi’i: Alquran Kitab Cinta, (Jakarta: Penerbit Hikmah [PT. Mizan Publika] Anggota IKAPI, Cet. Ke-1, 2010 M) 2 Subhan Nurdin, Cinta Terlarang, (Bandung: Ash-Shiddiq Press, cet. Ke-2, 2005 M), Hal. 4. 3 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., Hal. 2. Dr. Muhammad Utsman Najati, Alquran wa ‘Ilm An-Nafs, -terj. M. Azka Al-Farisi, Psikologi dalam Alquran; Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, cet. Ke-10, 2005 M), Hal. 120. 4 Yunasril Ali, Jatuh Hati Pada Ilahi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cet. Ke-1, 2003 M), Hal. 32. 5 Shahih Al-Bukhari no. 14-15, Shahih Muslim no. 69-70, Sunan Ibn Majah no. 67 (Al-Albani: Shahih), Sunan An-Nasa’i no. 5013-5015 (Al-Albani: Shahih), Musnad Imam Ahmad bin Hanbal no. 12814.

description

Cinta terkadang disalah artikan. Orang-orang senantiasa memandang cinta dengan kaca mata nafsu sehingga menodai rasa cinta yang hakikatnya merupakan anugrah dari Allah Swt. Artikel ini mencoba mengupas makna cinta yang terkandung dalam Alquran, sehingga menampilkan rasa cinta yang lebih sehat dengan bernuansakan Alquran, kalam Sang Muara cinta (Allah Swt).

Transcript of Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

Page 1: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

TAFSIR MAUDLU’I;

Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

Oleh: Firman Sholihin

MUQADDIMAH

“Alquran mengarahkan hati untuk mencintai sesuatu yang tidak disukai hawa

nafsu dan mencegahnya dari mencintai sesuatu yang mengekang dan

memperbudaknya..” 1

_Said Ramadhan Al-Buthi_

Sayyid Quthb menjelaskan bahwa cinta merupakan fithrah dan naluri

yang telah dianugrahkan oleh Allah Swt kepada manusia. Maka, setiap manusia

normal pasti memiliki cinta. tanpa cinta hidup akan terasa hampa.2

Telah penulis telusuri di berbagai literatur yang ditulis oleh para kaum

intelektual dan para ulama dulu dan sekarang, bahwa semuanya sepakat bahwa

cinta memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.3 Tanpa

cinta, suatu keluarga tak akan berjalan harmonis. Tanpa cinta, persahabatan tak

akan pernah berjalan mulus. Tanpa cinta juga, kita tidak akan terdorong untuk

mengikhlashkan ibadah kita kepada Allah Swt, menjalankan sestiap perintah-

Nya, menjauhi larangan-Nya, dan senantiasa berdzikir kepada-Nya. Dalam satu

syair diungkapkan:

Pecinta hanya dampa kerelaan kekasihnya Pecinta hanya berharap bertemu kekasihnya Mata serta kalbu senantiasa memandang sang kekasih Kalbu mengenal dan melihat Tuhannya Pecinta merasa puas didekat kekasihnya Kalau dia jauh, siapa lagi yang diharap? 4

Dalam hadits diceritakan bahwa cinta merupakan barometer sempurna

atau tidaknya iman seseorang.5 Manis atau pahitnya aktivitas beragama

1 Dr. Al-Buthi, Al-Hubb fi Alquran wa Daur Al-Hubb fi Hayah Al-Iman, -terj. Bakrun Syafi’i:

Alquran Kitab Cinta, (Jakarta: Penerbit Hikmah [PT. Mizan Publika] Anggota IKAPI, Cet. Ke-1, 2010 M)

2 Subhan Nurdin, Cinta Terlarang, (Bandung: Ash-Shiddiq Press, cet. Ke-2, 2005 M), Hal. 4. 3 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., Hal. 2. Dr. Muhammad Utsman Najati, Alquran wa ‘Ilm An-Nafs, -terj.

M. Azka Al-Farisi, Psikologi dalam Alquran; Terapi Qur’ani dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, cet. Ke-10, 2005 M), Hal. 120.

4 Yunasril Ali, Jatuh Hati Pada Ilahi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cet. Ke-1, 2003 M), Hal. 32.

5 Shahih Al-Bukhari no. 14-15, Shahih Muslim no. 69-70, Sunan Ibn Majah no. 67 (Al-Albani: Shahih), Sunan An-Nasa’i no. 5013-5015 (Al-Albani: Shahih), Musnad Imam Ahmad bin Hanbal no. 12814.

Page 2: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ditentukan oleh kadar cinta yang bersemayam dalam hati orang tersebut.6 Cinta

menjadi penentu enggan atau relanya seseorang dalam menjalani sesuatu.

Semakin seseorang menanamkan cinta yang besar untuk Allah Swt dan rasul-

Nya, maka kenikmatan menjalankan perintah dan menjauhi larangan dalam

ruang lingkup agama pun akan ia dapati.

Ketika kita memandang sisi cinta dalam perspektif yang sehat, maka kita

akan menemukan serta merasakan pesona cinta yang indah ini. Namun, ketika

cinta malah ditempatkan kepada sesuatu yang bukan tempatnya, maka sisi

keindahannya akan berubah menjadi kehinaan yang penuh dengan penyesalan.

Seperti halnya yang dilakukan remaja di zaman sekarang, yang mereka

mempersepsikan cinta sebagai sesuatu yang cabul, sehingga ada ungkapan, ‘tak

ada cinta tanpa berpelukan, tak ada cinta tanpa bergandengan tangan, tak ada

cinta tanpa berciuman’, dan masih banyak lagi. Bahkan ada yang lebih ekstrem

mengatakan, ‘tak ada cinta tanpa berhubungan badan’. Sebenarnya, cinta yang

manakah yang dimaksud?

Manurut Muhammad Kan’an, banyak di antara kita yang memandang

cinta sebagai nafsu syahwat, sehingga ada yang ekstrem mangharamkan cinta

dan menganggapnya sebagai dosa.7 Pernyataan ini merupakan hal yang sangat

wajar, karna fakta yang nampak di kehidupan sekarang memang telah

mencoreng persepsi cinta dengan prilaku yang tidak senonoh. Hal ini akibat dari

ketidak-pahaman mereka dalam membedakan mana ‘cinta’ dan mana perasaan

yang timbul dari dorongan ‘nafsu syahwat’.

Alquran sebagai kitab suci umat Islam, merupakan kitab yang

konprehensif dan sempurna dalam meletakan dasar pembahasan sesuatu,

termasuk tentang cinta. Alquran merupakan kalam Allah Swt, Tuhan Yang

Mahamengetahui, sehingga sangat cocok jika dijadikan acuan dalam segala hal.

Alquran yang berperan sebagai kitab yang kamil dan syamil yang mengimpun

segala permasalahan manusia, seharusnya dijadikan sebagai barometer dalam

menentukan salah dan benarnya sesuatu—dalam hal ini tentang cinta—supaya

tidak salah dalam menempatkan dan menetapkan; mana yang harus dicintai dan

mana yang harus dibenci; mana yang memang cinta dan mana yang nafsu belaka.

Dalam tulisan sederhana ini, insya Allah penulis akan membahas seluk-

beluk tentang cinta; apa itu cinta? apa saja macam-macam cinta? seperti apa

cinta yang benar itu? dan bagaimana cinta yang fasid atau dilarang itu, dan segala

yang berkaitan dengan cinta, yang kesemuanya akan dibahas dengan Alquran

sebagai rujukan pokoknya. Setiap sub judul akan dikaitkan kepada Alquran,

6 Shahih Al-Bukhari no. 16, 21, 6041, 6941, Shahih Muslim no. 43-45, Sunan Ibn Majah no. 4033,

Sunan At-Tirmidzi no. 2624, Sunan An-Nasa’i no. 4987-4989, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal no. 12002.

7 Subhan Nurdin, Op. Cit., Hal. 4.

Page 3: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

supaya pemahaman kita tentang cinta ini tetap berada dalam naungan Alquran.

Sehingga, kita akan melihat Pesona Cinta dalam Nuansa Alquran.

APA ITU CINTA;

Cinta dalam Tinjauan Bahasa dan Istilah

Cinta itu tidak dapat diketahui hakikatnya, hanya bisa dirasakan

keberadaannya. Bedakan antara mendeskripsikan (menggambarkan) dan

mengetahui. Batasan-batasan dan rumusan-rumusan untuk mendefinisikan

cinta adalah benar, tapi tidak cukup untuk mengungkap hakikatnya. Ia

hanyalah isyarat-isyarat, tanda-tanda dan peringatan-peringatan. 8

_Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah_

Ungkapa Ibun Qayyim—rahimahullah—di atas adalah benar adanya,

karna memang tak ada kata atau definisi yang bisa dengan jelas mendeskripsikan

cinta. Orang yang merasakan cinta akan lebih mengerti tentang perasaannya,

ketimbang kata-kata yang ditulis oleh para ahli sebagai definisi cinta. Karna,

bukanlah definisi cinta yang dikemukakan oleh para ahli, namun mereka hanya

menggambarkan ciri, gejala, dan kesan yang ditimbulkan akibat cinta tersebut.

Oleh karena itu, dalam pembahasan ini penulis akan mencoba untuk mengung-

kapkan ciri, gejala, dan kesan yang—menurut penulis—paling mengena untuk

menggambarkan maksud dari cinta itu sendiri, baik secara etimologis ataupun

terminologis.

1) Cinta dalam Tinjauan Bahasa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta diartikan; suka

sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan);

ingin sekali; berharap sekali; rindu.9 Sedangkan dalam bahasa Arab, lafazh yang

digunakan untuk mewakili kata cinta sangatlah banyak sekali. 10 Namun, diantara

banyaknya lafazh-lafazh tersebut, lafazh yang paling terkenal dan paling sering

digunakan untuk mengungkapkan cinta adalah lafazh al-hubb; al-mahabbah.

8 Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Op. cit. 9 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hal. 228 10 Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa banyaknya nama yang digunakan untuk mewakili kata cinta

hampir mendekati 60 nama, seperti, al-‘alaqah (ikatan hubungan), at-tatayyum (menguasai), al-hawa (keinginan/kesukaan), ash-shabwah (kasih sayang), al-‘isyq (menempel/ melekat/cinta yang sangat)… dan lain sebagainya. Namun Ibul Qayyim langsung menyangkalnya bahwa lafazh-lafah tersebut bukanlah nama bagi cinta, tapi hanya sebagai lafazh untuk menggambarkan gejala, pendorong atau motif cinta itu sendiri. Oleh karena itulah, Ibnul Qayyim tidak menyebut cinta dengan lafazh-lafazh tersebut. Lihat, Ibnul Qayyim, Raudlah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin, (ttp.: Dar ‘Ilmil-Fawaid, tth), hal. 25-26.

Page 4: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

Mengenai lafazh al-hubb dan al-mahabbah ini, Ibnul Qayyim

menerangkan bahwa ada tujuh asal-usul pengambilan kata al-hubb dan al-

mahabbah ini.11 Namun, penulis hanya mengambil tiga tempat pengambilan

saja, karna ketiga asal ini dirasa sudah bisa mewakili yang lainnya dalam

menjelaskan asal-usul pengambilan kata cinta atau dalam bahasa arab

diungkapkan dengan lafazh al-hubb.

Pertama, diambil dari kata al-habab atau al-hubab yang berarti

gelembung-gelembung air yang melambung-lambung ke atas ketika hujan deras.

Cinta diambil dari kata tersebut karna cinta bisa membuat hati meletup-letup

dan meluap-luap ketika perasaan ingin bertemu dengan yang dicintai muncul di

hati.12 Selain itu, letupan-letupan akibat cinta tersebut merupakan penyebab

hidupnya hati. Jika ruh berperan sebagai penghidup jasad, maka cintalah yang

berperan sebagai penghidup hati.13 Ini merupakan gejala cinta yang paling

menonjol dari sang pecinta, terutama ketika merasakan kerinduan kepada objek

cintanya.

Kedua, berasal dari kata al-hibb yang berarti wadah yang dipenuhi

sesuatu. Ketika sesuatu itu memenuhi wadah tersebut, maka tidak ada ruang bagi

yang lainnya. Begitu juga hati seorang pecinta yang tidak menyisakan ruang bagi

yang lain selain sesuatu yang dia cintai.14 Asy-Syibli mengatakan, “Cinta disebut

mahabbah karna menghapus dari hati segala sesuatu kecuali yang dicintai.”15

Ketiga, ada yang mengatakan bahwa cinta itu berasal dari kata al-habbah

yang berarti benih. Lafazh al-habbah ini bermakna inti dan asal dari sesuatu,

sebagaiman benih merupakan asal dan inti dari pohon dan tumbuh-tumbuhan.16

Cinta dikatakan sebagai turunan dari kata al-habbah karna cinta merupakan

sumber kehidupan, dia tersembungi di taman hati, tidak rusak oleh kehadiran

dan ketidakhadiran, senang dan susah, keterpisahan dan persatuan, tetapi

senantiasa hidup dan senantiasa memberikan makna kehidupan bagi para

pemiliknya.17

2) Cinta dalam Tinjauan Istiilah

Adapun mengenai definisi cinta secara istilah, sangat banyak sekali para

ahli yang mengemukakan pikiran mereka tentang perasaan indah ini. seperti

halnya Ar-Raghib Al-Ashfahani yang berpendapat:

11 Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Op. cit., Hal. 27-28. 12 Ibnul Qayyil Al-Jauziyyah, Op. Cit., Hal. 27. 13 Yunasril Ali, Op. Cit., Hal. 36. 14 Ibnul Qayyil Al-Jauziyyah, Op. Cit., Hal. 28. 15 Yunasril Ali, Op. Cit., Hal. 36. 16 Ibnul Qayyil Al-Jauziyyah, Op. Cit., Hal. 28. 17 Yunasril Ali, Op. Cit., Hal. 34.

Page 5: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

.ه يف بحغ رت يذ ،ال ء يال ل إ س فالن ابحذ ن ا ب الحإن “Sesungguhnya cinta itu merupakan ketertarikan jiwa terhadap sesuatu

yang ia cinta padanya.” 18

Pengertian cinta yang Imam Ar-Raghib sampaikan di atas merupakan

pengeritan cinta yang umum dan mencakup makna yang luas, entah itu cinta

makhluk kepada Allah ataupun cinta makhluk kepada sesama makhuk. Keter-

tarikan yang dimaksud di sana adalah ketertarikan yang muncul dari dasar jiwa

seseorang terhadap suatu objek cintanya, sehingga melahirkan kecenderungan

untuk selalu berada di dekat objek cintanya. Begitu juga dengan pernyataan Ibnul

Qayyim yang mengungkapkan pendapatnya tentang cinta dengan singkat namun

cukup mengena:

ي ه م ائ ال ب لق لب محائ الد لحيال

“Cinta merupakan kecenderungan yang tetap dengan dibarengi hati

yang meluap-luap.”19

Sedangkan pengertian yang lebih khusus tentang makna cinta yang hanya

mencakup cinta antar sesama makhluk diutarakan oleh oleh Dr. Al-Buthy dalam

kitabnya Al-Hubb fi Alquran wa Daur Al-Hubb fi Hayah Al-Iman, yaitu: “Cinta

adalah kebergantungan hati kepada sesuatu sehingga menyebabkan

kenyamanan dihati saat berada di dekatnya atau perasaan gelisah saat berada

jauh darinya”.20

Pendapat yang disampaikan oleh Dr. Al-Buthi di atas menjadi pengertian

yang khusus untuk cinta manusia kepada sesamanya, karna gejala yang timbul

akibatnya memang demikian. Lanjut Dr. Al-Buthi menjelaskan bahwa cinta ini

tidak seperti cinta makhluk kepada Allah Swt, sebab tidak pada tempatnya kata

“nyaman” dan “gelisah” disandarkan kepada Allah Swt. Allah Swt Mahasuci dari

semua itu.21

Dan masih banyak lagi definisi-definisi yang diungkapkan para ahli untuk

menggambarkan cinta. Jika ditarik kesimpulan sememtara, kita dapat mengerti

bahwa cinta ini merupakan rasa tak biasa yang bersemayang dalam dada setiap

manusia. Ringkasnya, cinta merupakan milik hati, dan hanya hati yang dapat

mengerti serta merasakannya, sedang jasad hanya menerima dampaknya.

Sekejam apapun seseorang, pasti dilubuk hatinya yang terdalam terkandung

cinta, sekecil apapun cinta itu. Karna, kita tahu bahwa tak ada manusia yang tidak

18 Ar-Raghib, Mufradat li Alfazh Alquran, Al-Maktabah Asy-Syamilah 19 Ibnul Qayyil Al-Jauziyyah, Op. Cit., Hal. 31. 20 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., Hal. 13. 21 Ibid.

Page 6: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

bisa merasakan rasa luar biasa ini. Hanya orang matilah yang tidak bisa mera-

sakan dan menghayatinya.

MAKNA CINTA DALAM ALQURAN

Tiada bacaan seperti Al-Quran yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi

dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat

bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. 22

_Dr. M. Quraish Shihab_

Salah satu keistimewaan Alquran dibanding kitab-kitab lainnya adalah

diturunkannya dia dalam bahasa arab yang jelas.23 Bahasa arab ini pun

menyandang keunggulan serta keunikannya tersendiri dibanding bahasa-bahasa

lain, baik dalam sistem fonologi, sintaksis, ataupun morfologi-nya. Salah satu

keunikannya adalah, bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya akan kosa kata.

Satu kata dalam bahasa arab bisa saja memiliki beberapa makna, tergantung

tempat dan kedudukan kata tersebut dalam alur kalimatnya. Sebagai contohnya

adalah lafazh ‘ain yang bisa diartikan; mata, orang, matahari, mata air, ilmu dan

lain-lain. Itulah mengapa Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai bahasa

Alquran, yang salah satu tujuannya adalah supaya kita mau menggunakan akal

kita dalam menyelami keagungan bahasanya.

Dalam Alquran, Allah Swt menyebut kata cinta dengan segala bentuk

derivasinya sebenyak 84 kali yang tersebar di berbagai surat dan ayat.24 Jumlah

tersebut merupakan jumah yang cukup banyak, yang menandakan betapa

pentingnya rasa tersebut untuk dibahas secera mendalam. Setiap kata yang

dicantumkan oleh Alquran, pasti mempunyai makna dan maksud tersendiri

sesuai dengan konteks pembicaraan ayat yang terkandung lafazh tersebut. Begitu

juga dengan kata cinta yang banyak tersebar di berbagai surat dan ayat, tentu

makna dan maksud yang dikandungnya pun akan berbeda.

Dalam pembahasan ini, penulis hendak mencoba menyelami makna-

makna cinta yang ada dalam Alquran dengan mencantumkan ayat yang di

dalamnya tercantum kata cinta. Bagi orang-orang yang sungguh-sungguh dalam

memadukan hati dan pikiran dalam menyelami bahasa Alquran, khususnya

22 Dr. M. Quraish Shihab, Lentera Hati, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, Cet. Ke-31, 2007 M), Hal.

25. 23 Lihat, Q.S Asy-Syura [42]: 195, Q.S Yusuf [12]: 2, Q.S Ar-Ra‘d [13]: 37, Q.S Taha [20]: 113, Q.S

Az-Zukhruf [34]: 3, Q.S Az-Zumar [39]: 28, Q.S Fussilat [41]: 3 & 44, dan Q.S Asy-Syura [42]: 7.

24 Lihat, Muhammad Fu’ad abdul Baqi, Mu’jam Mufahras li Alfazh Alquran, (ttp.: Dar Al-Hadits, tth.), Hal. 191-193.

Page 7: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

tentang cinta, maka akan ditemukan dalam Alquran beberapa makna cinta

seperti di bawah ini.

1) Cinta yang Bermakna Lebih Mengutamakan

ې ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ

ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی یی ی جئ حئ مئ

ىئ يئ جب حب

“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Medinah dan

telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai

orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan

dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin);

dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun

mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka

mereka itulah orang-orang yang beruntung.” 25

ڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ

“Maka dia berkata, ‘Sesungguhnya aku menyukai segala yang baik

(kuda), yang membuat aku ingat akan (kebesaran) Tuhan-ku, sampai

matahari terbenam.” 26

ڌ ڌ ڎ ڎڈ ڈ ژ ژ ڑڑ ک

کک ک گ گ گ گ

“(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada

(kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan

menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang

jauh.” 27

25 Q.S Al-Hasyr [59]: 9. 26 Q.S Shad [38]: 32. 27 Q.S Ibrahim [14]: 3.

Page 8: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ڳ ڳ ڳ ڳ ڱڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ

ڻ ڻ

“Yang demikian itu disebabkan karena mereka lebih mencintai

kehidupan di dunia daripada akhirat, dan Allah tidak memberi petunjuk

kepada kaum yang kafir.” 28

چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍڍ ڌ ڌ ڎ

ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک کک گ گ گ

گ ڳ ڳ ڳ ڳڱ ڱ ڱ ڱ ںں ڻ ڻ

ڻڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ

“Dan sungguh, Allah telah Memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu

membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan

berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah

Memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang

yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang

menghendaki akhirat. Kemudian Allah Memalingkan kamu dari mereka untuk

mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah Memaafkan kamu. Dan Allah

Mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang Mukmin.” 29

پ پ پ ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ

“Tidak! Bahkan kamu mencintai kehidupan dunia, dan mengabaikan

(kehidupan) akhirat.” 30

ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ

ڦ ڦ ڄڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-

bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih

28 Q.S An-Nahl [16]: 107. 29 Q.S Ali-‘Imran [3]: 152. 30 Q.Sal-qiyyamah [75]: 20-21.

Page 9: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

menyukai kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang

menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang

zalim.”31

ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ې ې ى

ى ائ ائ

“Dan adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami Beri petunjuk tetapi

mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk itu, maka

mereka disambar petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa yang

telah mereka kerjakan.” 32

2) Cinta yang Bermakna Tidak Ingin Melepaskan

ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ...

ڈ...ڦ ڦ ڦ

.”.dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim,

orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-

minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya..” 33

ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang

miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” 34

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پپ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan

sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang

hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” 35

31 Q.S At-Taubah [9]: 23. 32 Q.S Fushshilat [41]: 17. 33 Q.S Al-Baqarah [2]: 177. 34 Q.S Al-Insan [76]: 8. 35 Q.S Ali ‘Imran [3]: 92.

Page 10: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

3) Cinta yang Bermakna Keridhaan dan Keta’atan

Firman Allah Swt:

ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃڃ چ چ چ چ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah Mencintaimu dan Mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha

Pengampun, Maha Penyayang.” 36

ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ

ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ

ۋۅ ۅ ۉ ۉ ې

“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang

murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan Mendatangkan suatu

kaum, Dia Mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap

lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras

terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut

kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang Diberikan-

Nya kepada siapa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-

Nya), Maha Mengetahui.” 37

4) Cinta yang Bermakna Pemanfaatan

ۇئ ۇئۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئېئ ىئ ىئ ىئ

“Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan

dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita

gembira kepada orang-orang Mukmin.” 38

36 Q.S Ali ‘Imran [3]: 31. 37 Q.S Al-Maidah [5]: 54. 38 Ash-Shaff [61]: 13.

Page 11: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

5) Cinta yang Bermakna Memberikan Pahala dan Kenikmatan

ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ

.”.Sungguh, Allah Menyukai orang yang tobat dan Menyukai orang yang

menyucikan diri.” 39

ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ

“Sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang berperang di jalan-

Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan

yang tersusun kokoh.” 40

ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہہ ھھ ھ ھ ے ے ۓ

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan

berbuat baiklah. Sungguh, Allah Menyukai orang-orang yang berbuat baik.” 41

CINTA ALLAH SWT KEPADA MAKHLUKNYA

ے ے ۓ ۓ

“Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mencintai.” 42

Dia-lah Al-Wadud yang tak henti memperlihatkan cinta kasih kepada setiap

makhluk dengan sifat-Nya yang indah, nikmat-Nya yang luas, kelembutan-

Nya yang tersembunyi, dan anugrah-Nya yang luhur. Dia-lah Sang Pecinta

dan yang dicintai. Dia mencintai para wali-Nya da penyerta-Nya yang setia,

dan mereka pun mencintai-Nya. Akan tetapi, Dia-lah yang lebih mencintai

mereka dan menumbuhkan kecintaan dalam hati mereka. Ketika mereka

menambah cintanya kepada Allah Swt, maka Dia akan mencintai mereka

dengan cinta-Nya yang lain sebagai balasan atas cinta mereka. 43

_Syaikh Abdurrahman bin Sa’diy_

39 Q.S Al-Baqarah [2]: 222 40 Q.S Ash-Shaff [61]: 4. 41 Q.S Al-Baqarah [2]: 195. 42 Q.S Al-Buruj [85]: 14 43 Adbur-Razzaq bin Abdil-Muhsin Al-Badar, Fiqh Al-Asma’ Al-Husna, (Al-Madinah Al-

Munawwarah: Dar At-Tauhid lin-Nasyr, Cet. Ke-1, 2008 M), Hal. 222.

Page 12: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

Kaum sufi membagi rahmat (kasih sayang) Allah Swt kepada dua bagian;

pertama, rahmat (kasih sayang) yang bersumber dari sifat Rahman Allah Swt;

dan yang kedua, rahmat (kasih sayang) yang bersumber dari sifat Rahim Allah

Swt.44 Kasih yang bersumber dari sifat Rahman Allah Swt, merupakan kasih

sayang yang diberikan oleh-Nya secara “cuma-cuma” kepada seluruh makhlu-

Nya. Tak terbatas kepada yang ta’at kepada-Nya saja, mereka yang durhaka

kepada-Nya pun tak luput dari pemberian-Nya. Tak terbatas juga hanya kepada

manusia saja, hewan, tumbuhan dan makhluk lain yang ada di langit, di bumi,

ataupun yang berada di antara keduanya pun ikut serta merasakan limpahan

kasih yang berasal dari sifat Rahman Allah Swt ini.

Firman Allah Swt:

ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ

“Tuhan (yang Memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara

keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan

Dia.”45

Adapun kasih sayang Allah Swt yang berasal dari sifat Rahim-Nya, Dia

hanya mengkhususkan kasih sayang tersebut hanya kepada makhluk pilihan-Nya

saja, dan perlu ada usaha dalam menggapainya. Keterangan yang datang dalam

Alquran menyebutkan bahwa mereka yang akan mendapatkan kasih Allah Swt

yang berasal dari sifat Rahim-Nya ini adalah; orang-orang yang beriman46;

orang-orang yang bertaqwa, mendirikan shalat dan menunaikan zakat47; orang-

orang yang menginfaqkan hartanya48; orang-orang yang sabar menghadapi

musibah49; para nabi, orang-orang yang shaleh, shiddiqun50, dan orang-orang

yang syahid51; serta siapa saja yang Dia kehendaki52.

Intinya jika dalam Alquran kita menemukan pernyataan Allah Swt tentang

janji pemberian rahmat kepada Makhluk-Nya dengan disertai tuntutan

menjalankan sesuatu, maka rahmat yang dijanjikan tersebut merupakan rahmat

yang bersumber dari sifat Rahim-Nya. Namun jika pemberian rahmat itu tanpa

44 Yunasril Ali, Op. Cit., Hal. 52. 45 Q.S An-Naba’ [78]: 37. 46 Lihat, Q.S Al-Ahzab [33]: 34. 47 Kasih Rahim bagi orang-orang yang bertakqa, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dapat

dilihat di Q.S Al-A’raf [7]: 156. 48 Lihat, Q.S At-Taubah [9]: 99. 49 Q.S Al-Baqarah [2]: 155-157. 50 Shiddiqun adalah orang-orang yang teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah Saw. 51 Kasih Rahim bagi para nabi, shiddiqun, orang-orang yang syahid dan orang-orang yang shaleh

dapat dilihat di Q.S An-Nisa’ [4]: 69. 52 Lihat, Q.S Al-Baqarah [2]: 105. Q.S Ali ‘Imran [3]: 74. Q.S Asy-Syura [42]: 8. Q.S Al-Fath [48]:

25. Q.S Al-Insan [76]: 31.

Page 13: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ada tuntutan menjalankan sesuatu, maka itu merupakan kasih yang bersumber

dari sifat Rahman Allah Swt. perhatikanlah firman Allah Swt di bawah ini:

چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎڈ

ڈژ

“Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia Jadikan untukmu malam dan

siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari

sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-

Nya.” 53

ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ې ې ې ى

ى ائ ائ ەئەئ وئ وئ ۇئ ۇئۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئېئ ېئ ىئ ىئ

ىئی

“Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada

Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan

Allah) sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai jalan untuk

(memperoleh) doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi

mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan Memasukkan

mereka ke dalam rahmat-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang.” 54

Pada ayat pertama Allah Swt menerangkan bahwa pergantian siang dan

malam merupakan sebagian dari rahmat (kasih sayang) Allah Swt kepada

makhluk-Nya. Tentu rahmat ini tidak dikhususkan bagi siapa dan siapanya, yang

pokok, seluruh makhluk Allah Swt merasakan nikmat dan manfaat dari

pergantian siang malam ini secara “cuma-cuma”.

Berbeda halnya dengan ayat yang kedua, rahmat (kasih sayang) di sana

bermakna surga dengan segala kenikmatannya, yang dijanjikan oleh Allah Swt

kepada orang-orang pilihan-Nya yang Dia kehendaki. Untuk bisa Mendapatkan

rahmat (kasih sayang) ini, kita tidak bisa mendapatkannya secara “cuma-cuma”,

akan tetapi, perlu ada usaha terlebih dahulu. Dalam ayat tersebut disebutkan

bahwa diantara usaha yang mesti ditempuh jikalau ingin mendapatkan rahmat

53 Q.S Al-Qashash [28]: 73. 54 Q.S At-Taubah [9]: 99.

Page 14: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

(surga) Allah Swt tersbut adalah; beriman kepada Allah Swt dan hari akhir dan

menginfakan harta di jalan-Nya.

Adapun mengenai ukuran perbedaan kasih sayang Rahman dan kasih

sayang Rahim Allah Swt, dalam satu hadits Rasulullah Saw menjelaskan:

ص ل ىهللاحع ل يه ي الن ب هحر ي ر ة ،ع ن :ع نأ ب ق ال ن ا اح م إ ن »و س ل م ا أ ز ل ل ائ ح م أ هل ا ،ف ب ا اي ت ع اط فحون ،و ب اي ت ر ام حون ،و ب و ال و امي ائ م و الب ا زس و ال ال ني ة ب ي د و اح الو ح ح اح ات ع

هللاحت سع ح م ،ي رح محب اع ب اد هحي وم الق ي اا ع ل ىو ل د ه ا،و أ خ ر «او ت سع ي "Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dari seratus rahmat

tersebut, hanya satu yang diturunkan Allah kepada jin, manusia, hewan jinak

dan buas. Dengan rahmat tersebut mereka saling mengasihi dan menyayangi,

dan dengan rahmat itu pula binatang buas dapat menyayangi anaknya.

Adapun sembilan puluh sembilan rahmat Allah yang lain, maka hal itu

ditangguhkan Allah. Karena Allah hanya akan memberikannya kepada para

hamba-Nya (yang shalih) pada hari kiamat kelak." 55

Menurut hadits di atas, ukuran perbedaan rahmat Rahim dan rahmat

Rahman Allah Swt itu satu berbanding sembilan puluh sembilan. Hanya satu

rahmat saja yang Allah Swt turunkan kepada seluruh makhluk-Nya di dunia,

namun satu rahmat tersebut mampu memenuhi langit dan bumi, dan seluruh

makhluk saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi sesamanya dengan satu

rahmat tersebut.56 Betapa kita tidak bisa membayangkan bagaimana besar dan

sempurnanya sembilan puluh sembilan nikmat sisanya yang Allah Swt janjikan

kelak di akhrirat.

Baru satu rahmat-Nya saja yang kita rasakan di dunia, namun kita sudah

kewalahan untuk menampungnya, dan bahkan kita tidak dapat menghitung

berapa banyaknya.57 Rahmat tersebut dilimpahkan oleh Allah Swt kepada

seluruh makhluk-Nya tanpa motif tertentu sebagai tuntutannya. Hanya cinta dan

kasih sayang-Nya yang sangat besarlah—wallahu a’lam—yang membuat-Nya

sudi untuk mencurahkan rahmat kasih sayang-Nya tersebut, meskipun

terkadang kita durhaka dan mengingkari pemberiann-Nya tersebut. Dengan

meneliti diri kita sendiri, alam sekitar kita dan kenikmatan yang senantiasa kita

rasakan, seharusnya kita bisa dengan mudah menyimpulkan bahwa besarnya

cinta Allah Swt senantiasa meliputi kita, kapan dan dimana pun kita berada.

55 Shahih Muslim hadits no. 6908. 56 Lihat, Shahih Muslim hadits no. 6911. 57 Q.S Ibrahim [14]: 34.

Page 15: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

MEREKA YANG DICINTAI ALLAH SWT

Tanda-tanda orang yang memperoleh cinta dari Allah Swt dapat kita lihat

dari keimanannya yang terus bertambah dari waktu ke waktu. 58

_Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi_

1) Orang-orang yang Bertaqwa (Muttaqin)

ى ى ائ ائ ەئۉ ې ې ې ې

“Sebenarnya barangsiapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh,

Allah Mencintai orang-orang yang bertakwa.” 59

ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ

ڱ ں ں ڻ ڻڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ

“kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian

dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi (isi perjanjian) dan

tidak (pula) mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka

terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh,

Allah Menyukai orang-orang yang bertakwa.” 60

ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ

ڀ ڀ ڀ ٺٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿٿ ٹ ٹ ٹ

ٹڤ

“Bagaimana mungkin ada perjanjian (aman) di sisi Allah dan Rasul-Nya

dengan orang-orang musyrik, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah

mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil Haram

(Hudaibiyah), maka selama mereka berlaku jujur terhadapmu, hendaklah

kamu berlaku jujur (pula) terhadap mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang-

orang yang bertakwa.” 61

58 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., Hal. 29. 59 Q.S Ali ‘Imran [3]: 76. 60 Q.S At-Taubah [9]: 4. 61 Q.S At-Taubah [9]: 7.

Page 16: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

2) Orang-orang yang Berbuat Kebajikan (Muhsinin)

ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہہ ھھ ھ ھ ے ے ۓڻ ڻ ڻ

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu

jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan

berbuat baiklah. Sungguh, Allah Menyukai orang-orang yang berbuat baik.” 62

ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹٹ

ٹ ڤ ڤ ڤ

“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan

orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang

lain. Dan Allah Mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 63

ىئ ىئ ىئ ی ی ی یجئ حئ مئ ىئ يئ

“Maka Allah Memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di

akhirat. Dan Allah Mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” 64

3) Orang-orang yang Sabar (Shabirin)

ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ

ۋ ۋۅ ۅ ۉ ۉ ې

“Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar

dari peng-ikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena

bencana yang menimpa-nya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak

(pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah Mencintai orang-orang yang

sabar.” 65

62 Q.S Al-Baqarah [2]: 195. 63 Q.S Ali ‘Imran [3]: 134. 64 Q.S Ali ‘Imran [3]: 148. 65 Q.S Ali ‘Imran [3]: 159.

Page 17: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

4) Orang-orang yang Tawakal (Mutawakkilin)

پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹٹ ٹ

ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄڃ ڃ ڃ ڃ چ چ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan

mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan

mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan

tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah Mencintai orang

yang bertawakal.” 66

5) Orang-orang yang Adil (Muqsithin)

ٱ ٻ ٻ ٻٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀڀ

ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹڤ ڤ ڤ

ڤ ڦ ڦ

“Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan

(makanan) yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu

(Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka

atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka

mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika engkau

memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya

Allah Menyukai orang-orang yang adil.” 67

ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ںڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ

ھ ھے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭڭ ۇ ۇ ۆ ہ ہ ہ ہ ھ ھ

ۆ ۈ

“Dan apabila ada dua golongan orang Mukmin berperang, maka

damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim

66 Q.S Ali ‘Imran [3]: 159. 67 Q.S Al-Maidah [5]: 42.

Page 18: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat

zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan

itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya

dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang

berlaku adil.” 68

چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڃ چ چ چ

ڈژ ژ ڑ ڑ ک ک

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap

orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak

mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah Mencintai

orang- orang yang berlaku adil.” 69

6) Orang-orang yang Menyucikan Diri (Muthathahhirin)

ڤ ڤ ڦ ڦڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چچ چ

ڇ ڇ ڇ ڇڍ ڍ ڌ ڌ ڎ

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid.

Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah istri pada

waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila

mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang

Diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah Menyukai orang yang tobat

dan Menyukai orang yang menyucikan diri.” 70

ڻ ڻ ڻڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھھ ھ ھ

ے ےۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ

ۋۅ

“Janganlah engkau melaksanakan shalat dalam masjid itu selama-

lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari

pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya.

68 Q.S Al-Hujurat [49]: 9. 69 Q.S Al-Mumtahanah [60]: 6. 70 Q.S Al-Baqarah [2]: 222.

Page 19: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

Didalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah Menyukai

orang-orang yang bersih.” 71

7) Orang-orang yang Taubat (Tawwabin)

ڻ ڻ ڻڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھھ ھ ھ

ے ےۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ

ۋۅ

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid.

Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah istri pada

waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila

mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang

Diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah Menyukai orang yang tobat

dan Menyukai orang yang menyucikan diri.” 72

MEREKA YANG TIDAK DICINTAI OLEH ALLAH SWT

Dalam Alquran, tidak ada kata “membenci”. Yang ada adalah kata “tidak

mencintai”’. Sebelum kata “yuhibbu”, diawali terlebih dahulu dengan kata

“laa”. “Innallaha laa yuhibbu..” (Sesungguhnya Allah tidak mencintai). Yang

tidak dicintai Allah Swt kadang kala merupakan orang dan kadang pula

perbuatan. 73

_Dr. Yunasril Ali_

1) Orang-orang yang Membuat Kerusakan (Mufsidun)

ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژژ ڑ ڑ ک

ک ک

“Dan apabila dia berpaling (dari eng-kau), dia berusaha untuk berbuat

kerusakan di bumi, serta merusak tanam-ta-naman dan ternak, sedang Allah

tidak menyukai kerusakan.” 74

71 Q.S At-Taubah [9]: 108. 72 Q.S Al-Baqarah [2]: 222. 73 Yunasril Ali, Op. Cit., Hal. 57. 74 Q.S Al-Baqarah [2]: 205.

Page 20: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ې ې ېى ى ائ ائ ەئ ەئوئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئۈئ ۉ ې

ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ی ی یجئ حئ مئ ىئ يئ جب حب

مج جح متىت يت جثمث ىثيث حج خبمب ىب يب جت حتخت

جخمح

“Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.”

Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat

disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah

terbuka; Dia Memberi rezeki sebagaimana Dia Kehendaki. Dan (al-Quran)

yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu itu pasti akan menambah

kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami Timbulkan

permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap

mereka menyalakan api peperangan, Allah Memadamkannya. Dan mereka

berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-

orang yang berbuat kerusakan.” 75

ى ى ائ ائ ەئ ەئوئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئۈئ ۈئ

ېئ ېئ ېئ ىئىئ ىئ ی ی ی یجئ حئ مئ ىئ يئ جب حب

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah

Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di

dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” 76

2) Orang-Orang yang Zhalim (Zhalimun)

ک گ گ گ گ ڳ ڳڳ ڳ ڱ ڱ

ڱڱ

75 Q.S Al-Maidah [5]: 64. 76 Q.S Al-Qashash [28]: 77.

Page 21: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

“Dan adapun orang yang beriman dan melakukan kebajikan, maka Dia

akan Memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna. Dan Allah tidak

menyukai orang zalim.” 77

ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇۋ ۋ ۅ ۅ ۉ

ۉ ې ې ې ې ى ى ائائ ەئ ەئ وئ وئ ۇئ

“Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun

(pada Perang Badr) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan

kehancuran) itu, Kami Pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat

pelajaran), dan agar Allah Membedakan orang-orang yang beriman (dengan

orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu Dijadikan-Nya (gugur sebagai)

syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim.” 78

ھ ھ ے ےۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi

barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat)

maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak Menyukai orang-orang

zalim.”79

3) Orang-orang Kafir (Kafirun)

ڇ ڇ ڇ ڇڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ

“Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu

berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” 80

ڄ ڄ ڄ ڃڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ

ڇ ڍ ڍ ڌڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ

“Barangsiapa kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat)

kekafirannya itu; dan barangsiapa mengerjakan kebajikan maka mereka

menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan), agar

Allah Memberi balasan (pahala) kepada orang-orang yang beriman dan

77 Q.S Ali ‘Imran [3]: 57. 78 Q.S Ali ‘Imran [3]: 140. 79 Q.S Asy-Syura [42]: 40. 80 Q.S Ali ‘Imran [3]: 32.

Page 22: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

mengerjakan kebajikan dari karunia-Nya. Sungguh, Dia tidak menyukai

orang- orang yang ingkar (kafir).” 81

ڌ ڌ ڎ ڎ ڈڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک

“Allah Memusnahkan riba dan Menyuburkan sedekah. Allah tidak

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” 82

4) Orang-orang yang Melampaui Batas (Mu’tadun)

وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئېئ ېئىئ ىئ ىئ

ی ی

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,

tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang

yang melampaui batas.” 83

ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱڱ ں ں ڻ ڻ

ڻ ڻ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan

apa yang baik yang telah Dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu

melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas.” 84

ہ ہ ھ ھھ ھ ے ے ۓ ۓ

“Berdoalah kepada Tuhan-mu dengan rendah hati dan suara yang

lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” 85

81 Q.S Ar-Rum [30]: 44-45. 82 Q.s Al-Baqarah [2]: 276. 83 Q.S Al-Baqarah [2]: 190. 84 Q.S Al-Maidah [5]: 87. 85 Q.S Al-A’raf [7]: 55.

Page 23: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

5) Orang-orang yang Berkhianat (Khainun)

ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹٹ

“Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang

mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang

selalu berkhianat dan bergelimang dosa.” 86

ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ

“Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya)

pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu

kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang

yang berkhianat.” 87

ی ی ی جئ حئ مئىئ يئ جب حب خب مب ىب يب جت

“Sesungguhnya Allah Membela orang yang beriman. Sungguh, Allah

tidak Menyukai setiap orang yang berkhianat dan kufur nikmat.” 88

6) Orang-orang yang Berlebih-lebihan (Musrifun)

ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ

ہ ھ ھ ھ ھے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ

ۇ ۇۆ ۆ ۈۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ

“Dan Dia-lah yang Menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan

yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya,

zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa

(rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya

(zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” 89

86 Q.S An-Nisa’ [4]: 107. 87 Q.S Al-Anfal [8]: 58. 88 Q.S Al-Hajj [22]: 38. 89 Q.S Al-An’am [6]: 141.

Page 24: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀڀ ٺ ٺ ٺ

ٺٿ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap

(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh,

Allah tidak Menyukai orang yang berlebih- lebihan.” 90

7) Orang-orang yang Sombong lagi Membanggakan Diri

(Mutakabbirun, Mukhtal, Fakhur)

ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہہ ھ ھ ھ ھ ے

“Tidak diragukan lagi bahwa Allah Mengetahui apa yang mereka

rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai

orang yang sombong.” 91

ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱڱ ں ں ڻ ڻ ڻ

ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ

ھ ے ےۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇ ۆ ۆ

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-

kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga

jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh,

Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” 92

حب خب مب ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ ی ی ی یجئ حئ مئ ىئ يئ جب

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena

sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah

tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” 93

90 Q.S Al-A’raf [7]: 31. 91 Q.S An-Nahl [16]: 23. 92 Q.S An-Nisa’ [4]: 36. 93 Q.S Luqman [31]: 18.

Page 25: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ۈئ ۈئ ې ى ى ائ ائ ەئ ەئ وئ وئۇئ ۇئ ۆئ ۆئ

ېئ ېئ

“Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan

tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu. Dan

Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” 94

8) Orang-orang yang Terlalu Bangga (Farihun)

ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ےے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ

ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ ۋ ۅۅ ۉ ۉ ې ې ې ې

“Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim

terhadap mereka, dan Kami telah Menganugerahkan kepadanya

perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh

sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata

kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai

orang yang membanggakan diri.” 95

9) Orang-orang yang Menampakan Perkataan Keburukan (Al-

Jahr bis-Suu’)

ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ

“Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus

terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha

Mengetahui.” 96

94 Q.S Al-Hadid [57]: 23. 95 Q.S Al-Qashash [28]: 76. 96 Q.S An-Nisa’ [4]: 148.

Page 26: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

CINTA MANUSIA KEPADA ALLAH SWT

Ruh manusia, apapun bentuknya, akan cenderung kepada yang dicintai, yang

diyakini paling indah tiada duanya, yaitu Allah Swt… Semua bentuk

keindahan yang tersebar dimuka bumi ini menjadi nisbi, sebab semuanya

muncul setelah keindahan-Nya. 97

_Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi_

Puncak cinta pada manusia serta cinta yang paling luhur, suci dan bersifat

spiritual adalah cinta manusia kepada Allah Swt dan kerinduan hebat untuk

untuk mendekatkan diri kepada-Nya.98 Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan

bahwa cinta kepada Allah Swt merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling

penting. Tidak ada kebahagiaan, kepuasan, dan kenikmatan bagi hati kecuali

dengan mengabdi dan menjadikan-Nya sebagai satu-satunya puncak pencarian,

serta lebih mencintai-Nya dari setiap hal selain-Nya. Hal itu dikarenakan seluruh

makhluk, baik itu malaikat, manusia, jin ataupun makhluk lainnya, semuanya

fakir dan senantiasa mengharapkan sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat

baginya dan menolak madlarat darinya. Semua itu tidak akan terwujud, kecuali

dengan pertolongan Dzat Mahakuasa dan Mahakaya yang mampu menda-

tangkan manfaat dan menolak madlarat; Allah swt.99 Hal ini sebagaimana yang

Allah Swt nyatakan:

ۀ ہ ہ ہ ہ ھھ ھ ھ ے ے ۓ

“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah (faqir); dan Allah

Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” 100

Demikian juga Ibnu Taimiyyah menyatakan—sebagaimana di kutip oleh

Dr. Najati—bahwa hati manusia itu membutuhkan Allah dari dua segi. Pertama,

dari segi ibadah, ini merupakan alasan puncak. Kedua, dari segi permohonan dan

tawakal, dan ini merupakan alasan aktif. Oleh karena itu, hati manusia tidak akan

menjadi baik, tidak akan berbahagia, tidak akan merasakan kenikmatan,

kegembiraan, kelezatan, kesenangan, ketenangan, dan ketentraman, kecuali

dengan mengibadahi dan mencintai Allah Swt serta kembali kepada-Nya.101

Alquran menyatakan bahwa cinta kepada Allah ini merupakan pendorong

baginya untuk senantiasa ta’at kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta kepada Allah

97 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., Hal. 39. 98 Dr. Muhammad Utsman Najati, Op. Cit., Hal. 134. 99 Lihat, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Ighatsah Al-Lahfan fi Mashayid Asy-Syaithan, (ttp.: Dar

‘Ilm Al-Fawa’id, tth.), Hal. 39. 100 Q.S Fathir [35]: 15. 101 Ahmad bin Taimiyyah, Al-Ubudiyyah, (Beirut: Al-Maktabah Al-Islami, Cet. Ke-6, 1983), Hal.

108. Dikutip dari buku, Dr. Muhammad Utsman Najati, Op. Cit., Hal. 137.

Page 27: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

ini tumbuh bersamaan dengan keta’atan, zikrullah, dan senantiasa merasa

diawasi, yang akhirnya melahirkan ketundukan dan penghambaan kepada-Nya.

Di antara ayat Alquran yang menceritakan tentang cinta manusia kepada Allah

ini adalah:

چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎڈ ڈ ژ ژ

ں ...ڑ ڑک

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah

sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang

-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah..” 102

ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃڃ چ چ چ چ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah Mencintaimu dan Mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha

Pengampun, Maha Penyayang.” 103

ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ڱ ڱ ں ں ڻ

ھ ھ ے ے ۓ ۓ ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋ

ۋۅ ۅ ۉ ۉ ې

“Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu yang

murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan Mendatangkan suatu

kaum, Dia Mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap

lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras

terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut

kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang Diberikan-

Nya kepada siapa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-

Nya), Maha Mengetahui.” 104

Rasulullah Saw juga menyatakan bahwa iman—yang merupakan obat

penentram bagi hati manusia—tidak akan terasa manisnya kecuali dengan

mendahulukan Allah Swt dan rasul-Nya Saw sebagai yang dicintai dari pada

102 Q.S Al-Baqarah [2]: 165. 103 Q.S Ali ‘Imran [3]: 31. 104 Q.S Al-Maidah [5]: 54.

Page 28: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

selain keduanya.105 Oleh karena itu, cinta kepada Allah merupakan kebutuhan

yang mendesak dan tujuan pokok bagi setiap mukmin. Oleh karena cinta ini

sangat penting adanya, tentunya kita harus sekuat tenaga mengarahkan dan

menghadapkan hati kita untuk senantiasa mencintai-Nya. Tidak hanya dalam

ranah ibadah saja, dalam setiap aspek kehidupan kita—jika memang ingin

merasakan ketenangan hati—tentunya kita harus senantiasa menjaga hati kita

supaya tidak melepaskan cinta ini.

Dr. Al-Buthi memaparkan tiga cara supaya kita bisa menanamkan cinta

kepada Allah Swt.106 Pertama, berkumpul dengan orang shaleh dan para ulama

yang yang hatinya bersih, dan selalu menyibukan diri dengan beribadah kepada

Allah Swt, serta bisa mengajak dan mengajarkan kita untuk lebih mengenal Allah

Swt. Dengan demikian, cinta kita kepada-Nya akan tumbuh seiring berjalannya

waktu—insyaAllah. Yang kedua adalah, berusaha sekuat mungkin untuk

menjauhi perkara-perkara haram, karna setiap perkara haram yang menempel

dalam tubuh kita akan membuat hati dan kepala kita menjadi keras melebihi

kerasnya naluri binatang. Orang yang terus menerus berhubungan dengan yang

haram, lambat-laun imannya akan tercabut dari dadanya sehingga habis tek

tersisa—na’udzubillah. Yang ketiga, senantiasa merasakan dan memikirkan

bahwa setiap nikmat yang kita rasakan datangnya dari Allah Swt, dan hanya Allah

yang dapat mendatangkannya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh

Rasulullah Saw:

اي غذحوكحمب ه ا نز عم أ بوااهل ل م ..أ ح

“Cintailah Allah Swt karna Dia yang melimpahkan nikmat kepada

kalian..”. 107

Sejatinya, seluruh kenikmatan yang kita rasakan merupakan sebagian dari

pemberian Allah Swt. Orang yang mencintai kenikmatan yang ia dapati tanpa

menisbahkan kepada Allah Swt adalah orang yang bodoh dan tidak mengenal

hakikat nikmat tersebut. Seluruh keindahan yang kita lihat dan rasakan di dunia

ini hakikatnya merupakan keindahan Allah Swt, karna Dia-lah yang

menciptakannya dan yang menciptakan keindahan di hati kita tatkala kita

melihat keindahan tersebut. Jadi, sungguh tidak ada alasan untuk tidak

mencintai Allah Swt.

Apabila manusia telah bisa menanamkan cinta yang sebenar-benarnya

kepada Allah Swt, maka manusia tersebut akan dengan tulus menjalankan apa

105 Lihat, Shahih Al-Bukhari hadits no. 16, 21, dan 6941. Shahih Muslim hadits no. 67-68. Sunan

At-Turmidzi hadits no. 2624 (At-Turmudzi: Hasan Shahih) . Sunan An-Nasa’i hadits no. 4987-4989 (Al-Albani: Shahih).

106 Dr. Al-Buthi, Op. Cit., hal. 50-55. 107 Sunan At-Tirmidzi no. 3789

Page 29: Pesona Cinta Dalam Nuansa Alquran

yang diperintahkan oleh-Nya begitu juga menjauhi apa yang dilarang-Nya. Tidak

hanya menjalankan yang wajib, tapi senantiasa mendekatkan diri dengan

amalan-amalan sunnah dan menjauhi perkara-perkara mubah yang tak

berfaedah. Komitmen berpegang kepada Alquran dan Assunnah pun akan

bertambah pula seiring bertambah cinta kepada-Nya.108 Cinta ini juga akan

menuntut manusia untuk menjauhi hal-hal yang berbau dosa dan maksiat, karna

dia tahu bahwa prilaku tersebut dapat menjauhkan dia dari Allah Swt. dengan

demikian, cinta manusia kepada Allah Swt bagaikan cahaya terang benderang

yang senantiasa menerangi jalan hidupnya menuju puncak pencarian cinta;

pertemuan dengan Allah Swt.

108 Perhatikan, Q.S Ali ‘Imran [3]: 31.