Pesan Langit s - syahwah.files.wordpress.com · yang mulia, yang mempunyai ... (nama) Allah, Allah...

Muhammad ash-Shayyim

PPeessaann LLaannggiitt Untuk Wanita

Judul Asli : Nidaa’ ar Rahmaan

Penulis : Muhammad ash-Shayyim

Penerbit : ... , ....

Tahun Terbit : Cetakan ..., tahun ... H / ... M

Penerjemah : Masturi Irham PT. Kuwais International Jl. Bambu Wulung No. 10, Bambu Apus Cipayung, Jakarta Timur 13890 Telp. 84599981

Editor & Layout : Kaunee Creative Team - sld97sy

Edisi Terbit : Pertama, Februari 2008

Disebarluaskan melalui portal Islam: http://www.Kaunee.com

Atas karunia Allah SWT maka buku ini dapat disebarluaskan secara bebas

kepada Ummat Islam di seluruh dunia

ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

sssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Pesan Langit untuk Wanita _____________________________________________________________________ 2

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................... 2 Pendahuluan .............................................................................................. 4 Panggilan dengan Menggunakan Kata an-Nisaa .................................... 7

Panggilan Pertama: Antara Ihsan Dan Ma’ruf..........................................7 Panggilan Kedua: Menjaga Kesucian dan Harga Diri ........................... 12 Panggilan Ketiga: Perlindungan Tuhan .................................................. 13 Panggilan Keempat: Menutup Aurat dan Berhijab Dalam Surat An-

Nuur ................................................................................................... 17 Panggilan Kelima: Perhiasan Dunia dan Perhiasan Akhirat................. 19 Panggilan Keenam: Hak-hak Kaum Wanita Dalam Surat An-Nisa`.... 22 Panggilan Ketujuh: Perdamaian dan Melakukan Kebaikan ................. 27 Panggilan Kedepalan: Fitnah dan Kebohongan...................................... 30 Panggilan Kesembilan: Tata Cara Berdialog dan Berdebat ................... 34 Faedah........................................................................................................ 36 Pengertian Zhihar dan Hukumnya ......................................................... 36 Faedah........................................................................................................ 39 Penting ....................................................................................................... 41

Panggilan dengan Menggunakan Kata Al Mar’ah dan Dhamir Niswah................................................................................................. 42

Panggilan Kesepuluh: Tata Cara Menegur............................................. 42 Panggilan Kesebelas: Sang Ratu............................................................... 46 Panggilan Kedua Belas: Mukjizat Tuhan ................................................ 50 Panggilan Ketiga Belas: Wanita Pembawa Kayu Bakar......................... 53 Ummu Jamil .............................................................................................. 54 Panggilan Keempatbelas: Kepada Hajar as............................................. 56

Panggilan Rasulullah Saw Kepada Kaum Wanita.................................. 58 Bertakwa Kepada Allah Adalah Sinar Terang ........................................ 58 Kunci Surga: Berbakti Kepada Suami ..................................................... 59 Rumahmu Surgamu.................................................................................. 60

e-Book dari http://www.Kaunee.com ______________________________________________________________ 3

Berhias yang Dilaknat .............................................................................. 61 Jaga Kehormatan dan Kemuliaanmu ...................................................... 63 Jalan Menuju Kebahagian........................................................................ 63

Penutup .................................................................................................... 67


Pendahuluan

u™!$ |¡ÏΨ≈ tƒ Äc© É<¨Ζ9$# ¨⎦ ä⎠ó¡s9 7‰tnr'Ÿ2 z⎯ÏiΒ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# 4 Èβ Î) ¨⎦ ä⎠ø‹s)¨?$# Ÿξ sù z⎯÷è ŸÒøƒ rB ÉΑöθ s)ø9$$ Î/

yìyϑ ôÜuŠsù “ Ï% ©!$# ’ Îû ⎯Ïµ Î7ù= s% ÖÚttΒ z⎯ù= è% uρ Zω öθ s% $ ]ùρ ã÷è ¨Β ∩⊂⊄∪

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzaab: 32)

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah menjadikan segala sesuatu dengan cermat dan seimbang, menjadikan malam dan siang bergantian, menjadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, menciptakan langit dengan penuh keindahan, Tuhan Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.

Shalawat serta salam kepada pembawa rahmat Allah untuk seluruh alam, Nabi yang Ummi (tidak dapat membaca dan menulis), seorang Nabi yang mulia, yang mempunyai akhlak terpuji dan kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Waba’du ..

Allah telah memuliakan kaum wanita dengan berbagai kelebihan yang sangat banyak, yang mempunyai beberapa hak dan kewajiban. Dan betapa Allah SWT telah memuliakan kaum Hawa ini sampai dalam salah satu surat Al Qur`an terdapat surat yang bernama An Nisaa`, surat yang lain bernama surat Maryam, ada surat yang merinci tentang hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah kaum wanita yaitu surat At Tahriim, dan surat lain yang menjelaskan posisi wanita dalam masalah tasyri’ islami, yaitu surat Ath Thalaak, surat lain yang menjelaskan tentang penghargaan Allah kepada kaum wanita yaitu surat Al Mujaadilah dan kisah seorang perempuan yang mengadukan suaminya kepada Nabi SAW yang telah menzhiharnya. Dalam memberikan jawaban atas pertanyaan dan aduan itu, Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak mempunyai jawaban atas aduanmu itu.” Namun perempuan itu menjawab, “Demi Allah aku tidak akan beranjak dari tempatku ini sampai Allah menurunkan kepadamu satu ayat Al Qur`an. Maka Allah kemudian menurunkan ayat,


ô‰s% yìÏϑ y™ ª!$# tΑöθ s% ©ÉL ©9$# y7 ä9Ï‰≈ pgéB ’ Îû $ yγ Å_ ÷ρ y— þ’ Å5tG ô±n@ uρ † n< Î) «!$# ª!$#uρ ßìyϑ ó¡tƒ

!$ yϑ ä.u‘ ãρ$ pt rB 4 ¨β Î) ©!$# 7ì‹Ïÿ xœ îÅÁ t/ ∩⊇∪

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Mujaadilah:1)

Begitulah, Nabi SAW telah memuliakan kaum wanita sampai-sampai beliau memerintahkan kepada kaum suami untuk berlemah lembut kepada mereka dengan bersabda, “Berlaku lemah-lembutlah dengan para kaum Hawa.” Dan beliau SAW bersabda, “Di antara kalian yang lebih dekat denganku tempat duduknya di hari kiamat nanti adalah orang yang paling baik budi pekertinya terhadap keluarganya. Dan akulah orang yang paling baik kepada keluarganya.”

Dan ketika datang kepada beliau utusan kaum wanita sambil berkata, “Apakah semua panggilan (dalam Al Qur`an) adalah untuk kaum laki-laki? Tidak adakah bagi kaum wanita panggilan untuk mereka?”, maka turunlah firman Allah,

¨β Î) š⎥⎫Ïϑ Î= ó¡ßϑ ø9$# ÏM≈ yϑÎ= ó¡ßϑ ø9$#uρ š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$#uρ ÏM≈ oΨ ÏΒ÷σßϑ ø9$#uρ t⎦⎫ÏG ÏΖ≈ s)ø9$#uρ

ÏM≈tFÏΖ≈ s)ø9$# uρ t⎦⎫Ï% Ï‰≈¢Á9$#uρ ÏM≈ s% Ï‰≈¢Á9$#uρ t⎦⎪ ÎÉ9≈¢Á9$#uρ ÏN≡uÉ9≈ ¢Á9$#uρ t⎦⎫Ïè Ï±≈ y‚ ø9$#uρ

ÏM≈yè Ï±≈ y‚ ø9$#uρ t⎦⎫Ï% Ïd‰|Á tFßϑ ø9$#uρ ÏM≈s% Ïd‰|Á tFßϑ ø9$#uρ t⎦⎫Ïϑ Í×¯≈ ¢Á9$#uρ ÏM≈yϑ Í×¯≈ ¢Á9$#uρ

š⎥⎫ÏàÏ≈ pt ø: $#uρ öΝßγ y_ρ ãèù ÏM≈sàÏ≈ ys ø9$#uρ š⎥⎪ ÌÅ2≡©%! $#uρ ©!$# #ZÏVx.

ÏN≡tÅ2≡©%! $#uρ £‰tã r& ª!$# Μ çλm; Zο tÏøó ¨Β #·ô_ r&uρ $ Vϑ‹ Ïàtã ∩⊂∈∪

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzaab: 35)


Semua kenyataan di depan, menggugah saya untuk menulis buku ini, yaitu buku tentang panggilan-panggilan (khithab) langit bagi para ibu, akhawat, para isteri, bibi, dan anak perempuan.

Judul asli buku ini adalah Nidaa’ al Ilaahi wa al-Faidh Ar Rabbaani (panggilan Tuhan dan limpahan rahmat-Nya) yang kami ringkas dengan nama Nidaa’ ar Rahmaan (panggilan atau ajakan Tuhan), panggilan untuk beradab, berakhlak, panggilan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada suami. Panggilan untuk menuntut hak dan memenuhi kewajiban, panggilan yang menjelaskan hukum-hukum agama dan panggilan-panggilan yang menceritakan kisah sebagian isteri-isteri para Nabi. Buku ini merupakan gambaran perhatian Al Qur`an kepada wanita muslimah, baik kapasitasnya sebagai isteri maupun sebagai anak (perempuan).

Kami memohon kepada Allah agar memudahkan usaha mulia ini. Yaitu satu usaha yang kami persembahkan bagi kaum wanita muslimah supaya menjadi bekal hidup mereka dan sebagai penerang jalannya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan setiap permintaan.

Muhammad Ahmad Ash Shayim

Kairo, Al Ma’adi Al Jadidah

Shaqr Quraisy 1995


Panggilan dengan Menggunakan Kata an-Nisaa

Panggilan Pertama: Antara Ihsan Dan Ma’ruf

Yaitu panggilan untuk selalu suci dan bersuci. Ini adalah penghormatan kepada kaum Hawa ketika mereka sedang mengeluarkan darah haid dan tidak diperbolehkannya memaksa mereka untuk mengikuti ajakan bersetubuh. Karena bersetubuh dalam keadaan haid, akan menyakitkan wanita dan juga laki-lakinya. Dan setelah berhentinya darah haid, kaum wanita berkewajiban untuk bersuci dengan mandi. Dan inilah hukum Allah.

Allah berfirman,

š tΡθ è= t↔ ó¡o„ uρ Ç⎯tã ÇÙŠÅs yϑ ø9$# ( ö≅ è% uθ èδ “ ]Œr& (#θ ä9Í”tIôã $$ sù u™!$ |¡ÏiΨ9$# ’ Îû ÇÙŠÅs yϑ ø9$# (

Ÿω uρ £⎯èδθ ç/tø)s? 4© ®L ym tβ ößγ ôÜtƒ ( #sŒÎ* sù tβ ö£γ sÜs? ∅ èδθè?ù'sù ô⎯ÏΒ ß]ø‹ym ãΝä.ttΒ r& ª!$# 4

¨β Î) ©!$# =Ït ä† t⎦⎫Î/≡§θ −G9$# =Ït ä† uρ š⎥⎪ ÌÎdγ sÜtFßϑ ø9$# ∩⊄⊄⊄∪

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintakan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

Berikut ini panggilan bagi mereka dalam bermuasyarah (berinteraksi/bergaul). Panggilan ini merupakan wasiat yang sangat berharga bagi kaum laki-laki dan sangat bermanfaat bagi kaum wanita. Panggilan untuk bergaul dengan baik atau berpisah juga dengan baik, tanpa ada yang rugi dan yang dirugikan; panggilan untuk menjaga hak-hak dan menghormati kedua belah pihak.

Panggilan ini merupakan syariat Allah yang lurus yang telah difirmankan-Nya,


#sŒÎ)uρ ãΛä⎢ ø)¯= sÛ u™!$ |¡ÏiΨ9$# z⎯øó n= t6 sù £⎯ßγ n= y_ r& ∅ èδθä3Å¡øΒ r'sù >∃ρ á÷è oÿ Ï3 ÷ρ r& £⎯èδθ ãm Îh|

7∃ρ ã÷è oÿ Ï3 4 Ÿω uρ £⎯èδθä3Å¡÷ΙäC #Y‘# uÅÑ (#ρ ß‰tF÷è tG Ïj9 4 ⎯tΒ uρ ö≅yè øtƒ y7 Ï9≡sŒ ô‰s)sù zΟn= sß

…çµ |¡øtΡ 4 Ÿω uρ (#ÿρ ä‹Ï‚ −Fs? ÏM≈tƒ#u™ «!$# #Yρâ“ èδ 4 (#ρãä.øŒ$#uρ |M yϑ ÷è ÏΡ «!$# öΝä3ø‹n= tæ !$ tΒ uρ tΑt“Ρr&

Νä3ø‹n= tæ z⎯ÏiΒ É=≈ tG Å3ø9$# Ïπ yϑ õ3Ås ø9$#uρ /ä3ÝàÏè tƒ ⎯Ïµ Î/ 4 (#θ à)¨?$#uρ ©!$# (#þθ ãΚ n= ôã$#uρ ¨β r& ©!$# Èe≅ ä3Î/

>™ó© x« ×Λ⎧ Î= tæ ∩⊄⊂⊇∪

“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang makruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang makruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 231)

Berikut panggilan bagi para ibu yang sedang menyusui yang dianjurkan untuk menyusui anak-anaknya selama dua tahun. Namun Allah kemudian memberikan kebebasan kepada mereka untuk mengambil pengasuh atau baby sister guna menyusui anaknya. Sedangkan kewajiban suami adalah memberikan nafkah kepada si isteri menyusui itu makanan dan pakaian, sampai Allah kemudian memberikan panggilan kepada sang laki dan sang wanita jika mereka belum dapat menyempurnakan nafkah antar mereka berdua, dan setelah bermusyawarah dan saling menerima serta benar-benar mereka berpisah, untuk memilih antara si ibu menyusui anak atau si suami menyewa baby sister untuk menyusui anaknya. Dalam hal ini Allah berfirman,

ßN≡t$ Î!≡uθ ø9$#uρ z⎯÷è ÅÊ öãƒ £⎯èδ y‰≈ s9÷ρ r& È⎦ ÷,s!öθ ym È⎦ ÷⎫n= ÏΒ% x. ( ô⎯yϑ Ï9 yŠ# u‘ r& β r& ¨ΛÉ⎢ãƒ sπ tã$ |Ê§9$# 4

’ n?tã uρ ÏŠθ ä9öθ pRùQ$# …ã& s! £⎯ßγ è% ø— Í‘ £⎯åκèEuθ ó¡Ï.uρ Å∃ρ ã÷è pRùQ$$ Î/ 4 Ÿω ß#= s3è? ë§øtΡ ω Î) $ yγ yè ó™ ãρ 4

Ÿω §‘ !$ŸÒ è? 8ο t$ Î!≡uρ $ yδÏ$ s!uθ Î/ Ÿω uρ ×Šθ ä9öθ tΒ …çµ©9 ⎯Íν Ï$ s!uθ Î/ 4 ’ n?tã uρ Ï^Í‘# uθ ø9$# ã≅ ÷VÏΒ y7 Ï9≡sŒ 3

÷β Î* sù #yŠ# u‘ r& »ω$ |Á Ïù ⎯tã <Ú# ts? $ uΚ åκ÷]ÏiΒ 9‘ ãρ$t±s?uρ Ÿξsù yy$ oΨ ã_ $ yϑ Íκö n= tã 3 ÷β Î)uρ öΝ›?Š u‘ r&


β r& (#þθ ãèÅÊ ÷tIó¡n@ ö/ä.y‰≈ s9÷ρ r& Ÿξ sù yy$ uΖã_ ö/ä3ø‹n= tæ #sŒÎ) ΝçFôϑ ¯= y™ !$ ¨Β Λä⎢ ø‹s?# u™ Å∃ρ á÷è pRùQ$$ Î/ 3

(#θ à)¨?$#uρ ©!$# (#þθ ßϑ n= ôã$#uρ ¨β r& ©!$# $ oÿ Ï3 tβθè= uΚ ÷è s? ×ÅÁ t/ ∩⊄⊂⊂∪

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang itu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 233)

Berikutnya panggilan yang memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya hukum wanita yang telah diceraikan oleh suaminya sebelum keduanya bersetubuh dan bahkan belum bersentuhan. Pihak suami juga belum menentukan mahar tertentu kepada sang isteri.

Jika demikian yang terjadi, maka si suami harus memberikan sesuatu kepada sang isteri yang diceraikannya itu sesuai dengan kemampuannya. Adapun jika si suami telah berjanji dan menentukan mahar tertentu kepada isteri yang diceraikan sebelum disetubuhinya, maka si suami wajib memberikan separo dari mahar yang telah dijanjikannya itu. Dan menjadi hak sang isteri untuk menerima atau menolak mahar pemberian suami yang menceraikannya itu. Akan tetapi tidak menerima dan membebaskannya adalah lebih baik. Allah berfirman,

ω yy$ uΖã_ ö/ä3ø‹n= tæ β Î) ãΛä⎢ ø)¯= sÛ u™!$ |¡ÏiΨ9$# $ tΒ öΝs9 £⎯èδθ¡yϑ s? ÷ρ r& (#θ àÊ Ìøs? £⎯ßγ s9 Zπ ŸÒƒ Ìsù

4 £⎯èδθãè ÏnFtΒ uρ ’ n?tã ÆìÅ™θ çRùQ$# …çν â‘ y‰s% ’ n?tã uρ ÎÏIø)ßϑ ø9$# …çν â‘ y‰s% $ Jè≈tG tΒ Å∃ρ â÷êyϑ ø9$$ Î/ ( $ ˆ)ym

’ n?tã t⎦⎫ÏΖÅ¡ós çRùQ$# ∩⊄⊂∉∪ β Î)uρ £⎯èδθ ßϑçFø)¯= sÛ ⎯ÏΒ È≅ö6 s% β r& £⎯èδθ ¡yϑ s? ô‰s% uρ óΟçFôÊ tsù

£⎯çλm; Zπ ŸÒƒÌsù ß#óÁ ÏΨ sù $ tΒ ÷Λä⎢ ôÊ tsù Hω Î) β r& šχθ à÷ètƒ ÷ρ r& (#uθ à÷è tƒ “ Ï% ©!$# ⎯Íν Ï‰u‹Î/

äο y‰ø)ãã Çy% s3ÏiΖ9$# 4 β r&uρ (#þθ à÷è s? ÛUtø% r& 3” uθ ø)−G= Ï9 4 Ÿω uρ (#âθ |¡Ψ s? Ÿ≅ôÒ xø9$# öΝä3uΖ÷ t/ 4

¨β Î) ©!$# $ yϑ Î/ tβθ è= yϑ ÷ès? îÅÁ t/ ∩⊄⊂∠∪


“Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 236-237)

Berikut menerangkan bahwa wanita adalah perhiasan –sebagai perhiasan kehidupan umat manusia yang halal-, sampai-sampai sebagian para mufassirin (ahli tafsir) dalam memberikan penafsiran ayat, “Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kehidupan dunia yang baik dan akhirat yang baik”, mengatakan bahwa kebaikan kehidupan dunia yang dimaksud adalah isteri yang shalihah, hal ini berdasar pada sabda Rasulullah SAW, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah isteri yang shalihah.” Allah berfirman,

z⎯Îiƒ ã— Ä¨$Ζ= Ï9 =ãm ÏN≡uθ yγ ¤±9$# š∅ ÏΒ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# t⎦⎫ÏΖt6 ø9$#uρ ÎÏÜ≈ oΨ s)ø9$#uρ Íο tsÜΖs)ßϑ ø9$#

š∅ ÏΒ É=yδ ©%! $# ÏπÒ Ïø9$#uρ È≅ ø‹y‚ ø9$#uρ Ïπ tΒ §θ |¡ßϑ ø9$# ÉΟ≈ yè ÷ΡF{$#uρ Ï^öys ø9$#uρ 3 š Ï9≡sŒ

ßì≈ tFtΒ Íο 4θ u‹ys ø9$# $ u‹÷Ρ‘‰9$# ( ª!$#uρ …çν y‰Ψ Ïã Ú∅ ó¡ãm É>$ t↔ yϑ ø9$# ∩⊇⊆∪

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imraan: 14)

Berikut adalah panggilan kepada kaum lelaki dan kaum wanita untuk selalu bertakwa. Yaitu panggilan agar manusia mengenal keluarganya dan tidak melupakan anugerah Tuhannya. Panggilan ini mengajak mereka untuk ikhlas beribadah dan bertakwa dalam setiap langkah dan tindakannya.

Allah berfirman,


$ pκš‰ r'≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9$# (#θ à)®?$# ãΝä3−/u‘ “ Ï% ©!$# /ä3s)n= s{ ⎯ÏiΒ <§ø¯Ρ ;ο y‰Ïn≡uρ t,n= yz uρ $ pκ÷]ÏΒ

$ yγ y_ ÷ρ y— £]t/uρ $ uΚ åκ÷]ÏΒ Zω% y Í‘ #ZÏWx. [™!$ |¡ÎΣ uρ 4 (#θ à)¨?$#uρ ©!$# “ Ï% ©!$# tβθä9u™!$ |¡ s? ⎯Ïµ Î/

tΠ% tnö‘ F{$#uρ 4 ¨βÎ) ©!$# tβ% x. öΝä3ø‹n= tæ $ Y6ŠÏ% u‘ ∩⊇∪

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An Nisaa`: 1)

dan dalam firman-Nya yang lain,

÷β Î)uρ ÷Λä⎢ øÅz ω r& (#θ äÜÅ¡ø)è? ’ Îû 4‘uΚ≈ tG u‹ø9$# (#θ ßs Å3Ρ $$ sù $ tΒ z>$ sÛ Νä3s9 z⎯ÏiΒ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$#

4© o_ ÷WtΒ y]≈ n= èO uρ yì≈ t/â‘ uρ ( ÷βÎ* sù óΟçFøÅz ω r& (#θ ä9Ï‰÷è s? ¸ο y‰Ïn≡uθ sù ÷ρ r& $ tΒ ôM s3n= tΒ öΝä3ãΨ≈ yϑ ÷ƒ r& 4

y7 Ï9≡sŒ #’ oΤ÷Šr& ω r& (#θ ä9θ ãè s? ∩⊂∪

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An Nisaa`: 3)

Berikut adalah arahan mulia dari Tuhan untuk tidak menzalimi kaum wanita, dan memberikan hak-hak mereka secara proporsional dalam hal mas kawin atau yang lebih dikenal dengan mahar. Yaitu dengan tidak diperbolehkannya mengambil kembali mahar itu dari si wanita tanpa izin darinya dan atas kemauannya sendiri.

Allah berfirman,

(#θ è?# u™uρ u™!$ |¡ÏiΨ9$# £⎯ÍκÉJ≈ s% ß‰|¹ \' s#øt ÏΥ 4 β Î* sù t⎦ ÷⎤ÏÛ öΝä3s9 ⎯tã &™ó© x« çµ ÷ΖÏiΒ $ T¡øtΡ çνθ è= ä3sù

$ \↔ ÿ‹ÏΖyδ $ \↔ ÿƒ Í£∆ ∩⊆∪


“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (QS. An Nisaa`: 4)

Panggilan Kedua: Menjaga Kesucian dan Harga Diri

Berikut ini adalah panggilan Allah yang Maha pengasih kepada Maryam AS Al Batuul (yang suci) yang sedang beribadah di mihrabnya (tempat khusus untuk beribadah). Allah telah menitipkannya kepada Zakariya untuk menanggung seluruh biaya kehidupannya. Allah juga yang telah menyucikan dan menjaganya dari perbuatan kotor dan rayuan syetan. Selanjutnya Allah SWT memberikan dia dan anaknya hikmah dan kepandaian.

Allah berfirman,

ÞΟtƒ öyϑ≈ tƒ © ÉL ãΨ ø% $# Å7 În/tÏ9 “ Ï‰ß∨ó™ $#uρ © Éë x.ö‘ $#uρ yìtΒ š⎥⎫Ïè Ï.≡§9$# ∩⊆⊂∪

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, ta’atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS. Ali Imraan: 43)

Berikutnya kita lihat Allah yang Maha pengasih memanggil seorang ibu yang suci bernama Maryam binti Imran untuk memberikannya kabar gembira. Akan lahir darinya seorang anak yang akan menjadi Nabi Allah, hamba dan utusan-Nya, Isa AS. Allah SWT berfirman,

øŒÎ) ÏM s9$ s% èπ s3Í×¯≈ n= yϑ ø9$# ãΝtƒ öyϑ≈ tƒ ¨β Î) ©!$# Ï8çÅe³u; ãƒ 7π yϑ Î= s3Î/ çµ÷ΖÏiΒ çµ ßϑ ó™$# ßxŠÅ¡yϑ ø9$#

© |¤ŠÏã ß⎦ ø⌠$# zΝtƒ ötΒ $ YγŠ Å_ uρ ’ Îû $ u‹÷Ρ‘‰9$# Íο tÅz Fψ$#uρ z⎯ÏΒ uρ t⎦⎫Î/§s)ßϑ ø9$# ∩⊆∈∪

“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).” (QS. Ali Imraan: 45)

Berikut adalah panggilan Allah kepada Maryam AS apabila ada orang menanyakan tentang kehamilannya, maka dia harus diam atau berpuasa/menahan diri dari berbicara. Karena Allah yang telah menciptakan Isa Al Masih akan menjadikannya salah satu mukjizat dan dia (Isa AS) sendirilah yang akan menjelaskan tentang dirinya. Dalam semua


itu, Allah akan mendukung, menjaga dan menyelamatkannya dari musuh-musuhnya.

Allah berfirman,

’ Í?ä3sù ’ Î1uõ° $#uρ “ Ìhs% uρ $YΖøŠtã ( $ ¨Β Î* sù ¨⎦ É⎪ ts? z⎯ÏΒ Î|³u; ø9$# #Y‰tnr& þ’ Í<θà)sù ’ÎoΤÎ) ßNö‘ x‹tΡ

Ç⎯≈ uΗ ÷q§= Ï9 $ YΒ öθ |¹ ô⎯n= sù zΝÏk= Ÿ2 é& uΘöθ u‹ø9$# $ |‹Å¡Σ Î) ∩⊄∉∪ ôM s?r'sù ⎯Ïµ Î/ $ yγ tΒ öθ s% …ã&é#Ïϑ øt rB (

(#θ ä9$ s% ÞΟtƒ öyϑ≈ tƒ ô‰s)s9 ÏM ÷∞Å_ $ \↔ ø‹x© $ wƒÌsù ∩⊄∠∪ |M ÷zé'≈ tƒ tβρ ã≈ yδ $ tΒ tβ% x. Ï8θ ç/r& r&tøΒ $#

&™öθ y™ $ tΒ uρ ôM tΡ% x. Å7 •Βé& $ |‹Éót/ ∩⊄∇∪ ôNu‘$ x© r'sù Ïµø‹s9Î) ( (#θ ä9$ s% y#ø‹x. ãΝÏk= s3çΡ ⎯tΒ

šχ% x. ’ Îû Ï‰ôγ yϑ ø9$# $wŠÎ6 |¹ ∩⊄®∪ tΑ$ s% ’ÎoΤÎ) ß‰ö7tã «!$# z© Í_9s?# u™ |=≈ tG Å3ø9$# © Í_ n= yè y_ uρ

$ wŠÎ; tΡ ∩⊂⊃∪ ©Í_ n= yè y_ uρ % º.u‘$ t7ãΒ t⎦ ø⎪ r& $ tΒ àMΖà2 © Í_≈|¹ ÷ρ r&uρ Íο 4θ n= ¢Á9$$ Î/ Íο 4θ Ÿ2 ¨“9$#uρ $ tΒ

àM øΒßŠ $ |‹ym ∩⊂⊇∪

“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar puasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongya. Kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang penjahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang penzina.” Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan.” Berkata Isa, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia manjadikan aku seorang Nabi. Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. Maryaam: 26-31)

Panggilan Ketiga: Perlindungan Tuhan

Berikut adalah panggilan Allah yang Maha pengasih untuk menampakkan hikmah dan perlindungan-Nya kepada ibu Nabi Musa AS yang bernama Yukabad binti Huttah sebagaimana yang terkandung dalam kitab suci Taurat.

Di situ disebutkan bahwa Allah menguatkan hati sang ibu dan bahwa Dia-lah yang akan menjaga anaknya. Allah berjanji akan mengembalikan


sang putra kesayangan kepada sang ibu dan juga akan memberikan anugerah kenabian dan kerasulan kepada putranya, bahkan akan menjadikannya sebagai Kalimullah (yang diajak bicara langsung dengan Allah).

Dalam beberapa ayat Allah berfirman,

!$ uΖøŠym ÷ρ r&uρ #’ n< Î) ÏdΘé& #© y›θãΒ ÷β r& Ïµ‹ Ïè ÅÊö‘ r& ( #sŒÎ* sù ÏM øÅz Ïµ ø‹n= tã ÏµŠ É)ø9r'sù † Îû ÉdΟuŠø9$# Ÿω uρ

’ Îû$ sƒ rB Ÿω uρ þ’ÎΤt“ øt rB ( $ ¯ΡÎ) çνρ –Š!#u‘ Å7 ø‹s9Î) çνθè= Ïæ% y uρ š∅ ÏΒ š⎥⎫Î= y™ ößϑ ø9$# ∩∠∪

“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (QS. Al Qashash: 7)

yx t7ô¹ r&uρ ßŠ# xσèù ÏdΘé& 4† y›θ ãΒ % ¸ñÌ≈ sù ( β Î) ôNyŠ$ Ÿ2 ” Ï‰ö7çFs9 ⎯Ïµ Î/ Iω öθ s9 βr& $ oΨ ôÜt/§‘

4’ n?tã $ yγ Î6ù= s% šχθ ä3tG Ï9 z⎯ÏΒ š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$# ∩⊇⊃∪

“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).” (QS. Al Qashash: 10)

çµ≈tΡ÷ŠyŠt sù #’n< Î) ⎯Ïµ ÏiΒ é& ö’ s1 §s)s? $ yγ ãΨøŠtã Ÿω uρ šχ t“ ós s? zΟn= ÷è tG Ï9uρ χ r& y‰ôã uρ «!$#

?Y ym £⎯Å3≈ s9uρ öΝèδ usYò2 r& Ÿω šχθ ßϑ n=ôè tƒ ∩⊇⊂∪

“Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Al Qashash: 13)

ô‰s)s9uρ $Ψ uΖtΒ y7 ø‹n= tã ¸ο §tΒ #“ t÷z é& ∩⊂∠∪ øŒÎ) !$ uΖøŠym ÷ρ r& #’ n< Î) y7ÏiΒ é& $ tΒ #© yrθãƒ ∩⊂∇∪ Èβr&

ÏµŠ ÏùÉ‹ø% $# ’Îû ÏNθ ç/$ −G9$# Ïµ‹ ÏùÉ‹ø% $$ sù ’ Îû ÉdΟu‹ø9$# ÏµÉ)ù= ã‹ù= sù Οu‹ø9$# È≅ Ïm$ ¡¡9$$ Î/ çν õ‹è{ù'tƒ Aρ ß‰tã

’ Ík< Aρ ß‰tã uρ …ã& ©! 4 àM ø‹s)ø9r&uρ y7ø‹n= tã Zπ ¬6 pt xΧ © Íh_ ÏiΒ yìoΨ óÁçG Ï9uρ 4’ n?tã û© Í_ ø‹tã ∩⊂®∪

“Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu


yang diilhamkan. Yaitu, “Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu akan membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya; Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS. Thaahaa: 37-39)

Berikut ini adalah panggilan Musa kepada para wanita penggembala domba yang ia temui sedang berada di pinggir sebuah mata air. Musa kemudian menanyakan perihal mereka, maka mereka menampakkan padanya etika dan iffah (menjaga harga diri) dalam pergaulan, “Kami tidak ingin berdesak-desakan dengan para lelaki. Kami baru akan mengambil air setelah mereka pergi. Sesungguhnya tidak ada yang menyebabkan kami keluar rumah, melainkan karena orang tua kami sudah sangat tua dan lemah.”

Musa kemudian memberikan bantuan kepada mereka. Sesampainya mereka di rumah, salah satu dari mereka kembali ke tempat Musa memintanya datang ke rumah mereka agar orang tuanya memberinya upah atas kebaikannya.

Hal itu merupakan awal yang baik... Musa lalu berjalan di depan wanita itu dengan santun, sedang si wanita berjalan di belakangnya sambil menunjukkan arah jalan, ke kanan atau ke kiri.

Musa kemudian bertemu dengan seorang kakek yang sudah sangat lanjut usia. Puteri tertua kakek itu mengusulkan pada si kakek supaya meminta Musa bekerja pada mereka, karena Musa adalah sosok laki-laki yang shalih dan bisa dipercaya.

Sang kakek lalu menawarkan permintaan putrinya tersebut kepada Musa bahkan dia menyatakan keinginannya untuk menikahkan Musa dengan puterinya. Akhirnya tercapailah kata sepakat dan perjanjian dengan syarat Musa akan menggembalakan domba mereka selama sepuluh tahun atau delapan tahun sebagai mahar untuk puteri kakek yang mulia itu.

Allah berfirman,

$ £ϑ s9uρ tµ §_ uθ s? u™!$ s)ù= Ï? š⎥ t⎪ ô‰tΒ tΑ$ s% 4© |¤ tã ú† În1u‘ β r& © Í_ tƒÏ‰ôγ tƒ u™!#uθ y™ È≅‹ Î6 ¡¡9$#

∩⊄⊄∪ $ £ϑ s9uρ yŠu‘ uρ u™!$ tΒ š⎥ t⎪ ô‰tΒ y‰y uρ Ïµ ø‹n= tã ZπΒ é& š∅ ÏiΒ Ä¨$ ¨Ψ9$# šχθ à)ó¡o„

y‰y_ uρ uρ ⎯ÏΒ ãΝÎγ ÏΡρ ßŠ È⎦ ÷⎫s?r&tøΒ $# Èβ#yŠρ ä‹s? ( tΑ$ s% $ tΒ $ yϑ ä3ç7ôÜyz ( $ tG s9$ s% Ÿω ’ Å+ó¡nΣ 4© ®L ym

u‘ Ï‰óÁ ãƒ â™!$ tã Ìh9$# ( $ tΡθ ç/r&uρ Ó‡ø‹x© ×Î7Ÿ2 ∩⊄⊂∪ 4’s+|¡sù $ yϑ ßγ s9 ¢ΟèO #’< uθ s? ’ n< Î) Èe≅ Ïjà9$#

tΑ$ s)sù Éb> u‘ ’ ÎoΤÎ) !$ yϑ Ï9 |M ø9t“Ρr& ¥’ n<Î) ô⎯ÏΒ 9öyz ×É)sù ∩⊄⊆∪ çµ ø?u™!$ mgm $ yϑ ßγ1 y‰÷nÎ) © Å´ ôϑ s?


’ n?tã &™!$ uŠós ÏFó™ $# ôM s9$ s% χ Î) ’ Î1r& x8θ ããô‰tƒ š tƒ Ì“ ôf u‹Ï9 tô_ r& $ tΒ |M ø‹s)y™ $ oΨ s9 4

$ £ϑ n= sù …çν u™!$ y_ ¡È s% uρ Ïµø‹n= tã }È |Á s)ø9$# tΑ$ s% Ÿω ô#y‚ s? ( |Nöθ pgwΥ š∅ ÏΒ ÏΘöθ s)ø9 $#

t⎦⎫Ïϑ Î=≈ ©à9$# ∩⊄∈∪ ôM s9$ s% $ yϑ ßγ1 y‰÷nÎ) ÏM t/r'≈ tƒ çν öÉf ø↔ tG ó™ $# ( χ Î) uöyz Ç⎯tΒ

|Nöyf ø↔ tG ó™ $# ‘“ Èθ s)ø9$# ß⎦⎫ÏΒ F{$# ∩⊄∉∪ tΑ$ s% þ’ ÎoΤÎ) ß‰ƒ Í‘ é& ÷β r& y7 ys Å3Ρ é& “ y‰÷nÎ) ¢© tL uΖö/$#

È⎦ ÷⎫tG≈ yδ #’ n?tã β r& ’ ÎΤtã_ ù's? z© Í_≈yϑ rO 8k yf Ïm ( ÷βÎ* sù |M ôϑ yϑ ø?r& #\ô±tã ô⎯Ïϑ sù x8Ï‰ΖÏã ( !$ tΒ uρ

ß‰ƒ Í‘ é& ÷β r& ¨,ä© r& š ø‹n= tã 4 þ’ÎΤß‰Éf tFy™ β Î) u™!$ x© ª!$# š∅ ÏΒ t⎦⎫Ås Î=≈¢Á9$# ∩⊄∠∪ tΑ$ s%

š Ï9≡sŒ © Í_ øŠt/ y7 uΖ÷ t/uρ ( $ yϑ −ƒ r& È⎦ ÷,s#y_ F{$# àM ø‹ŸÒ s% Ÿξ sù šχ≡uρ ô‰ãã ¥’ n?tã ( ª!$#uρ 4’n?tã

$ tΒ ãΑθ à)tΡ ×≅‹ Å2 uρ ∩⊄∇∪

“Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdo’a (lagi), “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita menjawab, “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.” Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdo’a: Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan malu-malu, ia berkata, “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu’aib berkata, “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.” Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” Berkatalah dia (Syu’aib), “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu


cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” Dia (Musa) berkata, “Inilah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.” (QS. Al Qashash: 22-28)

Panggilan Keempat: Menutup Aurat dan Berhijab Dalam Surat An Nuur

Bahwasanya yang termasuk panggilan langit dari Allah kepada kaum Hawa adalah untuk berakhlak islamiyah, mempunyai rasa malu, menutup aurat dan berhijab. Agar kaum wanita mengghormati dirinya sendiri dan menjaga mata dari perkara-perkara yang haram untuk dilihat. Agar mereka memperlonggarkan hijab, memperpanjang pakaian dan tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang memang diperbolehkan oleh syara’ yaitu muka dan kedua telapak tangan. Tidak menaruh gelang berlonceng di pergelangan kaki yang berfungsi menarik perhatian orang lain dan mengeraskan suara untuk membuat orang lain terpedaya dan terpesona olehnya.

Nabi SAW telah melarang kaum wanita keluar rumah dengan memakai wewangian karena hal itu dapat memperdaya orang yang mencium aromanya. Dan Allah telah memberikan batasan dan syarat-syarat pakaian islami bagi kaum Hawa, yaitu:

1. Memanjangkan pakaian sampai menyentuh tanah.

2. Agar pakaian itu longgar sehingga bentuk tubuh dan lekukannya tidak tampak.

3. Agar pakaian itu tidak tembus pandang sehingga tidak tampak apa yang ada di balik pakaian.

4. Agar pakaian itu berwarna gelap seperti hitam atau biru tua dan lainnya, asal tidak berwarna kuning mencolok atau merah menantang.

5. Agar pakaian itu tidak berminyak wangi atau mencolok sehingga dapat menarik perhatian orang di sekitarnya.

Dan inilah panggilan Tuhan yang dimaksud,

≅ è% š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ù= Ïj9 (#θ ‘Ò äó tƒ ô⎯ÏΒ ôΜ ÏδÌ≈ |Á ö/r& (#θ Ýàxøt s† uρ óΟßγ y_ρ ãèù 4 y7Ï9≡sŒ 4’s1ø— r& öΝçλm;

3 ¨βÎ) ©!$# 7Î7yz $ yϑ Î/ tβθ ãè oΨóÁ tƒ ∩⊂⊃∪ ≅è% uρ ÏM≈ uΖÏΒ ÷σßϑ ù= Ïj9 z⎯ôÒ àÒ øótƒ ô⎯ÏΒ £⎯Ïδ Ì≈ |Á ö/r&

z⎯ôàxøt s† uρ £⎯ßγ y_ρ ãèù Ÿω uρ š⎥⎪ Ï‰ö7ãƒ £⎯ßγ tFt⊥ƒ Î— ω Î) $ tΒ tyγ sß $ yγ ÷Ψ ÏΒ ( t⎦ ø⌠ ÎôØu‹ø9uρ


£⎯Ïδ Ìßϑ èƒ ¿2 4’ n?tã £⎯ÍκÍ5θ ãŠã_ ( Ÿω uρ š⎥⎪ Ï‰ö7ãƒ £⎯ßγ tFt⊥ƒ Î— ω Î) ∅ Îγ ÏFs9θ ãè ç7Ï9 ÷ρ r&

∅ Îγ Í←!$ t/# u™ ÷ρ r& Ï™!$ t/# u™ ∅ Îγ ÏG s9θ ãè ç/ ÷ρ r& ∅ Îγ Í←!$ oΨ ö/r& ÷ρ r& Ï™!$ oΨ ö/r& ∅ Îγ ÏG s9θ ãè ç/ ÷ρ r&

£⎯Îγ ÏΡ≡uθ ÷z Î) ÷ρ r& û© Í_ t/ ∅ Îγ ÏΡ≡uθ ÷z Î) ÷ρ r& û© Í_ t/ £⎯Îγ Ï?≡uθ yz r& ÷ρ r& £⎯Îγ Í←!$ |¡ÎΣ ÷ρ r& $ tΒ ôM s3n= tΒ

£⎯ßγ ãΖ≈ yϑ ÷ƒ r& Íρ r& š⎥⎫Ïè Î7≈−F9$# Îöxî ’ Í< 'ρ é& Ïπ t/ö‘M}$# z⎯ÏΒ ÉΑ% y Ìh9$# Íρ r& È≅ øÏeÜ9$# š⎥⎪ Ï%©!$#

óΟs9 (#ρ ãyγ ôàtƒ 4’n?tã ÏN≡u‘ öθ tã Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# ( Ÿω uρ t⎦ ø⌠ÎôØo„ £⎯Îγ Î=ã_ ö‘ r'Î/ zΝn= ÷è ã‹Ï9 $ tΒ t⎦⎫Ïøƒ ä† ⎯ÏΒ

£⎯Îγ ÏFt⊥ƒ Î— 4 (#þθ ç/θ è?uρ ’ n<Î) «!$# $ ·èŠÏΗ sd tµ •ƒ r& šχθãΖÏΒ ÷σßϑ ø9$# ÷/ä3ª= yè s9 šχθ ßs Î=øè? ∩⊂⊇∪

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 30-31)

Berikut panggilan untuk beradab, selalu konsisten, bertakwa dan menjauhi sesuatu yang dapat menyebabkan prasangka buruk atau sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain membicarakan dan menggunjingya. Karena semua itu adalah perbuatan dosa di dunia, dan akan menyeret pelakunya untuk mendapatkan siksa yang pedih di akhirat. Dan bahwasannya menggunjing adalah perbuatan yang dilaknat Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman,


¨β Î) t⎦⎪ Ï% ©!$# šχθ ãΒötƒ ÏM≈uΖ|Á ós ãΚ ø9$# ÏM≈ n=Ï≈ tóø9$# ÏM≈oΨ ÏΒ÷σßϑ ø9$# (#θ ãΖÏè ä9 ’ Îû $ u‹÷Ρ‘‰9$#

Íο tÅz Fψ$#uρ öΝçλm; uρ ë># x‹tã ×Λ⎧Ïàtã ∩⊄⊂∪

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (QS. An Nuur: 23)

Selanjutnya dalam surat An Nuur dijelaskan kepada kaum wanita, bahwa perempuan yang baik akan diberikan padanya suami yang baik pula, dan sebaliknya, perempuan yang buruk (akhlaknya), maka ia akan mendapatkan suami yang buruk kepribadiannya. Ini merupakan peringatan keras untuk tidak terjatuh ke dalam keburukan atau perkara yang tidak diridhai Allah.

Allah berfirman,

àM≈sW Î7sƒ ø: $# t⎦⎫ÏW Î7y‚ ù= Ï9 šχθ èW Î7y‚ ø9$#uρ ÏM≈ sW Î7y‚ ù= Ï9 ( àM≈t6 Íh‹©Ü9$#uρ t⎦⎫Î6 Íh‹©Ü= Ï9

tβθ ç7ÍhŠ©Ü9$#uρ ÏM≈ t6 Íh‹©Ü= Ï9 4 y7 Í×¯≈ s9'ρ é& šχρ â™§y9 ãΒ $ £ϑ ÏΒ tβθä9θ à)tƒ ( Νßγ s9 ×ο tÏøó ¨Β ×−ø— Í‘ uρ

ÒΟƒ ÌŸ2 ∩⊄∉∪

“Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (yaitu surga). (QS. An Nuur: 26)

Panggilan Kelima: Perhiasan Dunia dan Perhiasan Akhirat

Berikut adalah panggilan Tuhan semesta alam kepada para isteri Nabi SAW untuk memberikan pilihan kepada mereka antara perhiasan dunia yang semu dengan segala kebaikan yang kekal. Panggilan ini juga mengandung peringatan ilahi kepada para isteri Nabi SAW. Yaitu sebagaimana Allah melipat-gandakan perbuatan baik mereka, Allah juga melipat-gandakan siksa atas perbuatan buruk yang mereka lakukan.

Allah berfirman,


$ pκš‰ r'≈ tƒ © É<¨Ζ9$# ≅ è% y7Å_≡uρ ø— X{ β Î) £⎯çFΖä. šχ ÷ŠÎè? nο 4θ uŠys ø9$# $ u‹÷Ρ‘‰9$# $ yγ tFt⊥ƒ Î— uρ

š⎥ ÷⎫s9$ yè tFsù £⎯ä3÷è ÏnG tΒé& ∅ ä3ôm Îh| é&uρ % [n# u| WξŠ ÏΗ sd ∩⊄∇∪ β Î)uρ £⎯çFΖä. šχ ÷ŠÎè?

©!$# …ã& s!θ ß™ u‘ uρ u‘# ¤$! $#uρ nο tÅz Fψ$# ¨β Î* sù ©!$# £‰tã r& ÏM≈oΨ Å¡ós ßϑ ù= Ï9 £⎯ä3ΖÏΒ #·ô_ r& $ VϑŠÏàtã

∩⊄®∪ u™!$ |¡ÏΨ≈ tƒ Äc© É<¨Ζ9$# ⎯tΒ ÏNù'tƒ £⎯ä3ΖÏΒ 7π t±Ås≈ xÎ/ 7π oΨÉi t6 •Β ô#yè≈ ŸÒãƒ $ yγ s9 Ü># x‹yè ø9$#

È⎦ ÷⎫x÷è ÅÊ 4 šχ% x.uρ y7 Ï9≡sŒ ’n?tã «!$# #ZÅ¡o„ ∩⊂⊃∪

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang yang berbuat baik di antara kalian pahala yang besar. Hai isteri-isteri Nabi, siapa saja di antara kalian yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. Al Ahzaab: 28-30)

Berikut ini adalah petunjuk Tuhan kepada rumah tangga Nabi SAW yang merupakan petunjuk kebaikan. Yaitu agar para isteri Nabi menjaga ketakwaan mereka. Dan agar tidak melembutkan suara dalam berbicara, sehingga tidak memberi kesempatan kepada jiwa-jiwa yang jahat memiliki keinginan terhadap mereka. Sebagaimana panggilan Tuhan ini juga memerintahkan kepada para isteri Nabi untuk tetap di rumah mereka dan untuk tidak membuka aurat sebagaimana yang dilakukan oleh para wanita Jahiliyah. Mereka juga harus tetap taat kepada Allah, selalu berdzikir kepada-Nya, taat kepada Nabi-Nya serta menjaga hubungan dengan Allah dan Rasul-Nya dengan baik.

Ini merupakan tata kerama yang ringan dan mudah dilakukan meskipun dampaknya sangat besar yaitu dapat menjaga kehormatan kaum wanita dan tetap menjadikannya seorang yang mempuanyai sifat malu.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman,

u™!$ |¡ÏΨ≈ tƒ Äc© É<¨Ζ9$# ¨⎦ ä⎠ó¡s9 7‰tnr'Ÿ2 z⎯ÏiΒ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# 4 Èβ Î) ¨⎦ ä⎠ø‹s)¨?$# Ÿξ sù z⎯÷è ŸÒøƒ rB ÉΑöθ s)ø9$$ Î/

yìyϑ ôÜuŠsù “ Ï% ©!$# ’ Îû ⎯Ïµ Î7ù= s% ÖÚttΒ z⎯ù= è% uρ Zω öθ s% $ ]ùρ ã÷è ¨Β ∩⊂⊄∪ tβös% uρ ’Îû £⎯ä3Ï?θ ã‹ç/

Ÿω uρ š∅ ô_ §y9 s? yl •y9 s? Ïπ ¨ŠÎ= Îγ≈ yf ø9$# 4’n<ρ W{$# ( z⎯ôϑ Ï% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$# š⎥⎫Ï?# u™uρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$#


z⎯÷è ÏÛr&uρ ©!$# ÿ…ã& s!θ ß™ u‘ uρ 4 $ yϑ ¯ΡÎ) ß‰ƒ Ìãƒ ª!$# |=Ïδ õ‹ã‹Ï9 ãΝà6Ζtã }§ô_ Íh9$# Ÿ≅ ÷δr& ÏM øt7ø9$#

ö/ä.tÎdγ sÜãƒ uρ #ZÎγ ôÜs? ∩⊂⊂∪ šχ öà2 øŒ$#uρ $ tΒ 4‘n= ÷Fãƒ ’Îû £⎯à6Ï?θ ã‹ç/ ô⎯ÏΒ ÏM≈tƒ#u™ «!$#

Ïπ yϑ ò6Ït ø:$#uρ 4 ¨βÎ) ©!$# šχ% x. $ ¸‹ÏÜs9 #·Î7yz ∩⊂⊆∪

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu lembutkan suaramu dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ahzaab: 32-34)

Ketika para sahabat wanita melihat bahwa khithab (panggilan) Al Qur`an adalah dengan menggunakan istilah mudzakkar (laki-laki) yaitu dengan mengggunakan kata wahai orang-orang yang beriman “alladzîna”, mereka lalu mengutus seorang utusan untuk mempertanyakannya kepada baginda Rasulullah dengan berkata, “Tidakkah bagi wanita sesuatu..?” Maka saat itu juga turun ayat dari Allah SWT untuk mengkhithabi kaum laki-laki dan kaum wanita dengan bersama-sama, yaitu dalam firman-Nya,

¨β Î) š⎥⎫Ïϑ Î= ó¡ßϑ ø9$# ÏM≈ yϑÎ= ó¡ßϑ ø9$#uρ š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$#uρ ÏM≈ oΨ ÏΒ÷σßϑ ø9$#uρ t⎦⎫ÏG ÏΖ≈ s)ø9$#uρ

ÏM≈tFÏΖ≈ s)ø9$# uρ t⎦⎫Ï% Ï‰≈¢Á9$#uρ ÏM≈ s% Ï‰≈¢Á9$#uρ t⎦⎪ ÎÉ9≈¢Á9$#uρ ÏN≡uÉ9≈ ¢Á9$#uρ t⎦⎫Ïè Ï±≈ y‚ ø9$#uρ

ÏM≈yè Ï±≈ y‚ ø9$#uρ t⎦⎫Ï% Ïd‰|Á tFßϑ ø9$#uρ ÏM≈s% Ïd‰|Á tFßϑ ø9$#uρ t⎦⎫Ïϑ Í×¯≈ ¢Á9$#uρ ÏM≈yϑ Í×¯≈ ¢Á9$#uρ

š⎥⎫ÏàÏ≈ pt ø: $#uρ öΝßγ y_ρ ãèù ÏM≈sàÏ≈ ys ø9$#uρ š⎥⎪ ÌÅ2≡©%! $#uρ ©!$# #ZÏVx.

ÏN≡tÅ2≡©%! $#uρ £‰tã r& ª!$# Μ çλm; Zο tÏøó ¨Β #·ô_ r&uρ $ Vϑ‹ Ïàtã ∩⊂∈∪

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara


kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzaab: 35)

Berikut ini adalah panggilan bagi kaum laki-laki untuk tidak memaksa kaum wanita menuntut hak dan memenuhi kewajiban mereka, serta larangan untuk tidak menyakiti mereka kecuali jika mereka terbukti melakukan satu tindakan amoral atau perbuatan tercela. Perintah ini disusul dengan perintah kepada kaum laki-laki untuk bermuasyarah (bergaul) dengan kaum wanita secara baik dan agar tidak menghina mereka sebab kekurangan akalnya, karena yang mengetahui baik dan buruk hanyalah Allah; dan bersabar menghadapai kaum Hawa adalah lebih utama dari pada menyakiti mereka. Allah berfirman,

$ yγ •ƒ r'≈ tƒ z⎯ƒ Ï% ©!$# (#θ ãΨtΒ#u™ Ÿω ‘≅ Ït s† öΝä3s9 β r& (#θ èOÌs? u™!$ |¡ÏiΨ9$# $ \δ öx. ( Ÿω uρ £⎯èδθ è= àÒ ÷ès?

(#θ ç7yδ õ‹tG Ï9 ÇÙ ÷èt7Î/ !$ tΒ £⎯èδθßϑ çF÷ s?# u™ HωÎ) β r& t⎦⎫Ï?ù'tƒ 7π t±Ås≈ xÎ/ 7π oΨ Éit6 •Β 4 £⎯èδρ çÅ°$ tã uρ

Å∃ρ ã÷è yϑ ø9$$ Î/ 4 β Î* sù £⎯èδθ ßϑ çF÷δ Ìx. #© |¤ yè sù βr& (#θ èδ tõ3s? $ \↔ ø‹x© Ÿ≅ yè øgs† uρ ª!$# ÏµŠ Ïù #Zöyz

#ZÏWŸ2 ∩⊇®∪

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisaa`: 19)

Panggilan Keenam: Hak-hak Kaum Wanita di Dalam Surat an-Nisa`

Islam mengajak manusia untuk tidak menzalimi kaum Hawa. Benar bahwa Islam telah memberikan kebebasan kepada kaum laki-laki untuk menikahi mereka lebih dari satu, akan tetapi jika kaum laki-laki ingin mengganti isteri yang satu dengan yang lain, maka ia berkewajiban memenuhi semua hak isteri yang dicerikannya itu, baik yang berupa mas kawin maupun lainnya. Dan, si suami tersebut tidak boleh mengambil kembali sedikitpun mas kawin yang telah diberikannya karena wanita itu adalah bekas isterinya yang sebelumnya telah menyerahkan dirinya kepadanya, yang telah membahagiakannya dan yang telah dijadikannya sebagai pakaiannya. Barang siapa melanggar perintah Allah dari semua


yang telah ditentukan-Nya, maka Allah mengancamnya dengan siksa yang berat. Allah berfirman,

÷β Î)uρ ãΝ›?Š u‘ r& tΑ#y‰ö7ÏG ó™ $# 8l ÷ρ y— šχ% x6¨Β 8l ÷ρ y— óΟçF÷ s?# u™ uρ £⎯ßγ1 y‰÷nÎ) #Y‘$ sÜΖÏ% Ÿξ sù

(#ρ ä‹è{ù's? çµ÷ΖÏΒ $ º↔ ø‹x© 4 …çµ tΡρ ä‹äz ù's?r& $ YΨ≈tG ôγ ç/ $ VϑøO Î)uρ $ YΨÎ6 •Β ∩⊄⊃∪ y#ø‹x.uρ …çµ tΡρ ä‹è{ù's?

ô‰s% uρ 4© |Óøùr& öΝà6àÒ ÷èt/ 4’ n< Î) <Ù ÷èt/ šχ õ‹yz r&uρ Νà6ΖÏΒ $ ¸)≈ sV‹ÏiΒ $ Zà‹Î= xî ∩⊄⊇∪

“Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata. Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. An Nisaa`: 20-21)

Di bawah ini panggilan, yang meskipun untuk kaum laki-laki, namun juga diperuntukkan bagi kaum wanita agar mereka mengetahui hukum-hukum Allah yang mengatur kehidupan mereka dalam menjauhi perbuatan dan perkara-perkara haram, karena seorang wanita muslimah dituntut untuk mengetahui apa yang bermanfaat dan merugikan dirinya. Oleh karena itu, ayat berikut tidak dikhususkan bagi kaum Adam, sehingga mereka bisa dengan mudah menipu kaum perempuan.

Paham ayat ini berarti permasalahan keagamaannya aman dari penipuan. Allah berfirman,

ôM tΒÌhãm öΝà6ø‹n= tã öΝä3çG≈ yγ ¨Β é& öΝä3è?$ oΨ t/uρ öΝà6è?≡uθ yz r&uρ öΝä3çG≈ £ϑ tãuρ öΝä3çG≈ n=≈ yz uρ

ßN$ oΨ t/uρ ËˆF{$# ßN$ oΨ t/uρ ÏM ÷z W{$# ãΝà6çF≈ yγ ¨Β é&uρ û© ÉL≈ ©9$# öΝä3oΨ ÷è |Ê ö‘ r& Νà6è?≡uθ yz r&uρ

š∅ ÏiΒ Ïπ yè≈|Ê §9$# àM≈ yγ ¨Βé&uρ öΝä3Í← !$ |¡ÎΣ ãΝà6ç6 Í×¯≈ t/u‘ uρ © ÉL≈ ©9$# ’ Îû Νà2 Í‘θ àf ãm ⎯ÏiΒ

ãΝä3Í← !$ |¡ÎpΣ © ÉL≈©9$# ΟçFù= yz yŠ £⎯Îγ Î/ βÎ* sù öΝ©9 (#θ çΡθ ä3s? ΟçFù= yz yŠ ∅ Îγ Î/ Ÿξsù yy$ oΨã_

öΝà6ø‹n= tæ ã≅ Í×¯≈ n= ym uρ ãΝà6Í← !$ oΨ ö/r& t⎦⎪ É‹©9$# ô⎯ÏΒ öΝà6Î7≈ n= ô¹ r& β r&uρ (#θ ãè yϑ ôf s? š⎥ ÷⎫t/

È⎦ ÷⎫tG ÷z W{$# ω Î) $ tΒ ô‰s% y#n= y™ 3 χ Î) ©!$# tβ%x. #Y‘θ àxî $ VϑŠ Ïm §‘ ∩⊄⊂∪


“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isteri kamu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya;(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa`: 23)

Sesungguhnya Allah mempersilahkan kepada hamba-Nya apa yang diingininya. Dan yang termasuk tata kerama adalah untuk tidak selalu menyelidik/melirik apa yang didapatkan orang lain. Seperti menginginkan sesuatu yang telah didapatkan orang lain, karena semua itu ada hikmahnya sendiri yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT, karena pada kekuasaan-Nya lah aturan semua perkara. Allah lah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan takdir-Nya.

Yang harus kita lakukan hanyalah berdoa kepada-Nya untuk memberikan karunia-Nya kepada kita, karena hanya Dia lah yang Maha Kaya, yang simpanan-Nya tidak akan pernah berkurang, yang Maha luas karunia-Nya yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

Ÿω uρ (#öθ ¨Ψ yϑ tG s? $ tΒ Ÿ≅Ò sù ª!$# ⎯Ïµ Î/ öΝä3ŸÒ ÷è t/ 4’ n?tã <Ù ÷è t/ 4 ÉΑ% y Ìh= Ïj9 Ò=ŠÅÁ tΡ $ £ϑ ÏiΒ

(#θ ç6 |¡oKò2 $# ( Ï™!$ |¡ÏiΨ= Ï9uρ Ò=ŠÅÁ tΡ $®ÿ ÊeΕ t⎦ ÷⎤|¡tG ø.$# 4 (#θ è= t↔ ó™ uρ ©!$# ⎯ÏΒ ÿ⎯Ï& Î#ôÒ sù 3 ¨β Î) ©!$#

šχ% Ÿ2 Èe≅ ä3Î/ >™ó_ x« $ VϑŠ Î= tã ∩⊂⊄∪

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nisaa`: 32)


ãΑ% y Ìh9$# šχθ ãΒ≡§θ s% ’n?tã Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# $ yϑÎ/ Ÿ≅ Ò sù ª!$# óΟßγ ŸÒ ÷èt/ 4’n?tã <Ù ÷èt/ !$ yϑ Î/uρ

(#θ à)xΡr& ô⎯ÏΒ öΝÎγ Ï9≡uθ øΒ r& 4 àM≈ ys Î=≈¢Á9$$ sù ìM≈tG ÏΖ≈ s% ×M≈sàÏ≈ ym É=ø‹tó ù=Ïj9 $ yϑ Î/ xáÏym ª!$# 4

© ÉL≈©9$#uρ tβθ èù$ sƒ rB ∅ èδ y—θà±èΣ ∅ èδθÝàÏè sù £⎯èδρ ãàf ÷δ $#uρ ’ Îû ÆìÅ_$ ŸÒ yϑ ø9$#

£⎯èδθ ç/ÎôÑ$#uρ ( ÷β Î* sù öΝà6uΖ÷è sÛr& Ÿξ sù (#θ äó ö7s? £⎯Íκö n= tã ¸ξ‹ Î6 y™ 3 ¨βÎ) ©!$# šχ% x. $ wŠÎ= tã

#ZÎ6 Ÿ2 ∩⊂⊆∪

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa`: 34)

Panggilan selanjutnya adalah panggilan wajib untuk berjihad yang telah diwajibkan-Nya kepada kaum muslimin, baik laki-laki maupun kaum wanita; untuk mempertahankan agama dan menjaga tanah air.

Jihad dibagi menjadi dua, pertama jihad nafs (jihad melawan diri sendiri –Hawa nafsu-). Jihad inilah yang harus didahulukan, karena barang siapa tidak mampu berjihad melawan dirinya sendiri, maka dia tidak akan mampu berjihad melawan musuhnya. Kedua jihad menghadapi musuh. Jihad yang kedua ini membutuhkan keberanian dan harta benda.

Hukum jihad adalah fardhu a’in jika musuh sudah menduduki sejengkal saja daerah muslimin sebagaimana sekarang ini.

Arti fardhu a’in adalah kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap muslimin dan muslimah tanpa terkecuali. Sedangkan arti fardhu Kifayah adalah jika kewajiban itu sudah dilakukan oleh seorang muslim saja, maka yang lain sudah tidak berkewajiban lagi menjalankannya. Allah berfirman,


$ tΒ uρ ö/ä3s9 Ÿω tβθ è= ÏG≈s)è? ’ Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# t⎦⎫Ïyè ôÒ tFó¡ßϑ ø9$#uρ š∅ ÏΒ ÉΑ% y Ìh9$# Ï™!$ |¡ÏiΨ9$#uρ

Èβ≡t$ ø!Èθ ø9$#uρ t⎦⎪ Ï% ©!$# tβθä9θ à)tƒ !$ oΨ−/u‘ $ oΨ ô_ Ì÷z r& ô⎯ÏΒ Íν É‹≈ yδ Ïπ tƒ ös)ø9$# ÉΟÏ9$ ©à9$# $ yγ è= ÷δr&

≅ yèô_ $#uρ $ uΖ©9 ⎯ÏΒ šΡà$ ©! $ |‹Ï9uρ ≅ yèô_ $#uρ $ oΨ ©9 ⎯ÏΒ šΡà$ ©! #·ÅÁ tΡ ∩∠∈∪

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo’a, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau.” (QS. An Nisaa`: 75)

Berikut ini adalah penggilan Tuhan yang menguasai semesta alam kepada orang-orang yang hidup sengsara, miskin dan terhina. Kepada mereka Allah mengatakan, “Wahai hamba-hamba-Ku, bumiku yang sangat luas ini Ku ciptakan untuk kalian manfaatkan. Kenapa kalian tidak berhijrah? Alam yang sangat luas ini ditundukkan oleh Allah untuk kalian, sehingga jangan sampai malaikat ketika mencabut nyawa kalian, kalian mengatakan kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena kita adalah orang yang lemah. Perkataan itu tidak dapat kalian jadikan sebagai alasan, karena Allah lebih kuat alasan-Nya. Akan tetapi Allah tetap memberi maaf dan menerima alasan di atas kepada orang-orang yang benar-benar lemah, yaitu orang-orang yang memang tidak mampu untuk berbuat apa-apa seperti para wanita, anak-anak dan orang yang sedang sakit.” Allah berfirman,

¨β Î) t⎦⎪ Ï% ©!$# ãΝßγ9©ùuθ s? èπ s3Í×¯≈ n= yϑ ø9$# þ‘Ïϑ Ï9$ sß öΝÍκÅ¦ àΡr& (#θ ä9$ s% zΝŠ Ïù ÷Λä⎢Ζä. ( (#θ ä9$ s% $ ¨Ζä.

t⎦⎫Ïyè ôÒ tG ó¡ãΒ ’ Îû ÇÚö‘ F{$# 4 (#þθ ä9$ s% öΝs9r& ô⎯ä3s? ÞÚö‘ r& «!$# Zπyè Å™≡uρ (#ρ ãÅ_$ pκçJ sù $ pκ Ïù 4

y7 Í×¯≈ s9'ρ é'sù öΝßγ1 uρ ù'tΒ æΛ©⎝ yγ y_ ( ôNu™!$ y™ uρ #·ÅÁ tΒ ∩®∠∪ ω Î) t⎦⎫Ïyè ôÒ tFó¡ßϑ ø9$# š∅ÏΒ

ÉΑ% y Ìh9$# Ï™!$ |¡ÏiΨ9$#uρ Èβ≡t$ ø!Èθ ø9$#uρ Ÿω tβθ ãè‹ÏÜtG ó¡o„ \'s#‹Ïm Ÿω uρ tβρ ß‰tG öκu‰ Wξ‹ Î7y™ ∩®∇∪

y7 Í×¯≈ s9'ρ é'sù © |¤ tã ª!$# β r& uθ à÷è tƒ öΝåκ÷]tã 4 šχ% x.uρ ª!$# #‚θ àtã #Y‘θ àxî ∩®®∪ * ⎯tΒ uρ

öÅ_$ pκç‰ ’Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# ô‰Ågs† ’ Îû ÇÚö‘ F{$# $ Vϑ xî≡tãΒ #ZÏWx. Zπ yè y™ uρ 4 ⎯tΒ uρ ólãøƒ s† .⎯ÏΒ


⎯Ïµ ÏF÷ t/ #·Å_$ yγ ãΒ ’ n< Î) «!$# ⎯Ï& Î!θ ß™ u‘ uρ §ΝèO çµ ø.Í‘ô‰ãƒ ßNöθ pRùQ$# ô‰s)sù yìs% uρ …çν ãô_ r& ’ n?tã «!$# 3

tβ% x.uρ ª!$# #Y‘θ àxî $ VϑŠ Ïm §‘ ∩⊇⊃⊃∪

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, “Dalam keadaan bagaimana kamu ini.” Mereka menjawab, “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).” Para malaikat berkata, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu.” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa`: 97-100)

Panggilan Ketujuh: Perdamaian dan Melakukan Kebaikan

Berikut ini adalah panggilan untuk berbuat kebaikan. Panggilan ini adalah panggilan untuk saling mencintai, memberikan maaf dan berbuat kebaikan. Yaitu panggilan yang jika kita menjawabnya, maka yang kita lakukan adalah mendamaikan keretakan atau perpecahan yang terjadi pada satu pasangan suami-isteri yang sudah sampai pada nusyuz (sikap tak acuh), dan menyampaikan kepada mereka berdua bahwa berdamai itu lebih dapat mendatangkan kebaikan, memberikan maaf akan dapat mengangkat derajat; dan berbuat baik adalah cara bergaul yang paling utama.

Allah kemudian mengarahkan panggilan-Nya kepada kaum laki-laki agar mereka berbuat adil kepada para isteri-isterinya, yang meskipun hal itu sangatlah berat. Namun meski demikian seorang suami wajib mengupayakannya, sehingga jangan sampai seorang isteri hidup dalam ketidak-jelasan dan terkatung-katung, tidak dalam tanggungannya (tidak diberikan nafkah) dan tidak pula lepas darinya (tidak diceraikan). Allah mengulang-ulang panggilannya kepada kaum laki-laki, sebagaimana berulang kali memanggil kaum wanita untuk berdamai dan melakukan kebaikan dengan berfirman,


Èβ Î)uρ îο r&zö∆ $# ôMsù% s{ .⎯ÏΒ $ yγ Î= ÷èt/ #·—θ à±çΡ ÷ρ r& $ ZÊ# {ôã Î) Ÿξ sù yy$ oΨã_ !$ yϑÍκö n= tæ β r&

$ ys Î= óÁ ãƒ $ yϑ æη uΖ÷ t/ $ [s ù= ß¹ 4 ßxù= Á9$#uρ ×öyz 3 ÏNuÅØôm é&uρ Ú[àΡF{$# £x’±9$# 4 βÎ)uρ

(#θ ãΖÅ¡ós è? (#θà)−G s?uρ χ Î* sù ©!$# šχ% x. $ yϑ Î/ šχθ è= yϑ ÷ès? #ZÎ6 yz ∩⊇⊄∇∪ ⎯s9uρ

(#þθ ãè‹ÏÜtFó¡n@ β r& (#θ ä9Ï‰÷è s? t⎦ ÷⎫t/ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# öθ s9uρ öΝçFô¹ tym ( Ÿξ sù (#θ è=ŠÏϑ s? ¨≅à2 È≅øŠyϑ ø9$#

$ yδρâ‘ x‹tG sù Ïπ s)¯= yèßϑ ø9$$ x. 4 β Î)uρ (#θßs Î= óÁè? (#θà)−G s?uρ χ Î* sù ©!$# tβ% x. #Y‘θ àxî $ VϑŠ Ïm §‘

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisaa`: 128-129)

Berikut adalah panggilan kepada para wanita yang menjaga kesucian dan harga dirinya, yang berdiam diri di rumah-rumah mereka (yang sudah tua), tidak ada pantangan bagi mereka untuk menanggalkan sebagian pakaiannya tanpa memperlihatkan perhiasan mereka.

Wanita-wanita yang seperti ini yang tidak berkeinginan lagi untuk menikah, maka mereka harus menjaga tata kerama, sopan santun dan selalu mengingat Allah dan bertakwa kepada-Nya. Karena yang demikian itulah kesempurnaan iffah (menjaga kehormatan). Barang siapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga diri dan kehormatan orang itu. Allah berfirman,

ß‰Ïã≡uθ s)ø9$#uρ z⎯ÏΒ Ï™!$ |¡ÏiΨ9$# © ÉL≈©9$# Ÿω tβθ ã_ ötƒ % [n% s3ÏΡ }§øŠn= sù ∅ Îγ øŠn= tæ îy$ oΨ ã_ β r&

š∅ ÷èŸÒ tƒ ∅ ßγ t/$ uŠÏO uöxî ¤M≈y_ Îhy9 tFãΒ 7π uΖƒ Ì“ Î/ ( βr&uρ š∅ øÏ÷è tFó¡o„ ×öyz ∅ ßγ ©9 3

ª!$#uρ ìì‹Ïϑ y™ ÒΟŠ Î= tæ ∩∉⊃∪


“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 60)

Berikutnya panggilan yang berisi pengharaman menyakiti orang lain karena membuat menderita orang lain adalah perbuatan yang dilaknat, disebabkan perbuatan itu akan menimbulkan kezaliman.

Rasulullah SAW dalam salah satu wasiatnya telah mengajarkan kepada kita, “Dan cintailah saudaramu sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, maka kamu akan menjadi seorang muslim (sejati).” Apalagi jika orang-orang yang menyakiti kaum wanita yang tak bersalah atau tidak dikarenakan sebab kelakuan mereka?

Panggilan Allah selanjutnya tertuju kepada para isteri Rasulullah SAW agar mereka menjaga kehormatan dan pakaiannya dengan cara memanjangkannya sampai menyentuh tanah atau bahkan sampai menyapu debu agar diketahui bahwa mereka itu adalah wanita-wanita yang terhormat dan berbudi pekerti tinggi, dan agar tidak ada seorangpun yang berani mengoda atau bahkan menyakiti mereka.

Dari panggilan ini dapat diketahui bahwa adanya godaan terhadap kaum wanita adalah karena adanya dua penyebab yang keduanya saling tarik menarik. Yaitu karena si wanita itu memang menarik perhatian untuk digoda dan si lelaki penggoda. Godaan apapun tidak akan mengena pada wanita-wanita yang menjaga harga dirinya, karena orang lain akan menaruh hormat dan sungkan kepadanya. Allah berfirman,

t⎦⎪ Ï% ©!$#uρ šχρ èŒ÷σãƒ š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$# ÏM≈ oΨÏΒ ÷σßϑ ø9$#uρ Îötó Î/ $ tΒ (#θ ç6 |¡oKò2 $# Ï‰s)sù

(#θ è= yϑ tFôm $# $ YΖ≈ tFôγ ç/ $ Vϑ øOÎ)uρ $ YΨÎ6 •Β ∩∈∇∪ $ pκš‰ r'≈ tƒ ©É<¨Ζ9$# ≅ è% y7 Å_≡uρ ø—X{ y7 Ï?$ uΖt/uρ

Ï™!$ |¡ÎΣ uρ t⎦⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$# š⎥⎫ÏΡô‰ãƒ £⎯Íκö n= tã ⎯ÏΒ £⎯Îγ Î6Î6≈ n= y_ 4 y7 Ï9≡sŒ #’ oΤ÷Šr& β r& z⎯øùt÷è ãƒ Ÿξsù

t⎦ ø⎪ sŒ÷σãƒ 3 šχ% x.uρ ª!$# #Y‘θ àxî $VϑŠ Ïm §‘ ∩∈®∪

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzaab: 59)


Panggilan Kedepalan: Fitnah dan Kebohongan

Kisah perempuan ini penuh dengan tuntunan dan mauizhah. Yaitu kisah Zulaikha isteri seorang pembesar kerajaan Mesir, dimana kisah ini berhubungan dengan cerita Nabi Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq AS.

Ketika Nabi Yusuf masih kecil, saudara-saudaranya merencanakan suatu kejahatan untuk melenyapkan beliau disebabkan rasa iri dan dengki. Mereka kemudian meminta izin kepada sang ayah untuk mengajak Yusuf kecil bermain di tanah lapang yang agak jauh dari rumah mereka. Yusuf adalah anak terkecil di antara sebelas saudaranya yang lain.

Akhirnya dengan berat hati sang ayah mengizinkan mereka mengajak Yusuf dengan berpesan, “Aku khawatir jika Yusuf dimakan serigala karena kalian melalaikannya.” Akan tetapi dengan segala tipu daya dan usaha mereka, saudara-saudara Yusuf ini dapat menyakinkan sang ayah bahwa mereka akan dapat menjaga Yusuf.

Setelah rencana mereka terlaksana, mereka kembali pulang menghadap sang ayah dengan mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Mendengar laporan sang anak, jawaban sang ayah Ya’kub AS tidak lain hanyalah, “Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan”, karena ia telah mencium gelagat tidak baik mereka terhadap Yusuf.

Kemudian dengan kehendak Allah, Yusuf ditemukan oleh kafilah yang sedang lewat dan menimba sumur dimana Yusuf dilemparkan di dalamnya. Setelah sampai di Mesir, mereka kemudian menjual Yusuf dan dibelilah Yusuf oleh seorang pembesar kerajaan. Ketika isteri pembesar itu melihat Yusuf, ia sangat senang karena Yusuf mempunyai paras yang rupawan dan ketampanan yang luar biasa. Dan beberapa saat kemudian Yusuf menjadi pembantu di keluarga pembesar itu.

Pada suatu hari, Zulaikha yang tak lain adalah isteri pembesar itu ingin bertindak mesum dengan Yusuf, akan tetapi Yusuf menolak ajakan itu karena ia takut kepada Allah. Namun fitnahlah yang menimpa Yusuf AS. Zulaikha mengaku bahwa yang memaksa untuk bertindak mesum dan yang mengunci pintu-pintu adalah Yusuf bukan dirinya. Pembesar kerajaan itu mempercayai perkataan isterinya lalu Yusuf dimasukkan ke dalam penjara selama beberapa tahun.

Meskipun kita membicarakan cerita ini dengan sedetail mungkin, namun ceita itu tidak sampai pada tingkatan cerita yang disampaikan Al Qur`an sebagaimana dalam firman-Nya,

(#θ ä9$ s% $ tΡ$ t/r'≈ tƒ $ tΒ y7 s9 Ÿω $Ζ0Β ù's? 4’ n?tã y#ß™θ ãƒ $ ¯ΡÎ)uρ …ã& s! tβθßs ÅÁ≈oΨ s9 ∩⊇⊇∪ ã& ù#Å™ ö‘ r&

$ oΨ yè tΒ #Y‰xî ôìs?ötƒ ó=yè ù= tƒ uρ $ ¯ΡÎ)uρ …çµ s9 tβθÝàÏ≈ ys s9 ∩⊇⊄∪ tΑ$ s% ’ÎoΤÎ) û© Í_ çΡâ“ ós u‹s9 β r&


(#θ ç7yδ õ‹s? ⎯Ïµ Î/ ß∃% s{r&uρ βr& ã& s#à2 ù'tƒ Ü=øÏe%! $# óΟçFΡr& uρ çµ ÷Ψtã šχθ è=Ï≈ xî ∩⊇⊂∪ (#θ ä9$ s%

÷⎦ È⌡s9 ã& s#Ÿ2 r& Ü=øÏe%! $# ß⎯ós tΡuρ îπ t7óÁ ãã !$ ¯ΡÎ) #]ŒÎ) tβρ çÅ£≈ y‚ ©9 ∩⊇⊆∪ $ £ϑ n= sù (#θ ç7yδ sŒ ⎯Ïµ Î/

(#þθ ãè uΗød r&uρ βr& çνθè= yè øgs† ’Îû ÏM t6≈ uŠxî Éb=ègø: $# 4 !$ uΖøŠym ÷ρ r&uρ Ïµ øŠs9Î) Οßγ ¨Ζt⁄ Îm6 t⊥ çFs9 öΝÏδÌøΒ r'Î/ #x‹≈ yδ

öΝèδ uρ Ÿω tβρ áãèô±o„ ∩⊇∈∪ ÿρ â™!% y uρ öΝèδ$ t/r& [™!$ t±Ïã šχθ ä3ö7tƒ ∩⊇∉∪ (#θä9$ s% !$ tΡ$ t/r'≈ tƒ

$ ¯ΡÎ) $ oΨ ö7yδ sŒ ß,Î7oKó¡nΣ $ uΖò2 ts?uρ y#ß™θ ãƒ y‰ΖÏã $ oΨ Ïè≈tG tΒ ã& s#Ÿ2 r'sù Ü=øÏe%! $# ( !$ tΒ uρ |MΡr&

9⎯ÏΒ ÷σßϑ Î/ $ uΖ©9 öθ s9uρ $ ¨Ζà2 t⎦⎫Ï% Ï‰≈ |¹ ∩⊇∠∪ ρ â™!% y uρ 4’ n?tã ⎯Ïµ ÅÁŠÏϑ s% 5Θy‰Î/ 5> É‹x. 4

tΑ$ s% ö≅ t/ ôMs9§θ y™ öΝä3s9 öΝä3Ý¡àΡr& #\øΒ r& ( ×ö9 |Á sù ×≅ŠÏΗ sd ( ª!$#uρ ãβ$yè tG ó¡ßϑ ø9$# 4’n?tã $ tΒ

tβθ àÅÁs? ∩⊇∇∪ ôNu™!% y uρ ×ο u‘$ §‹y™ (#θ è= y™ ö‘ r'sù öΝèδ yŠÍ‘# uρ 4’n< ÷Šr'sù …çν uθ ø9yŠ ( tΑ$ s% 3“ uô³ç6≈ tƒ

#x‹≈ yδ ÖΝ≈ n= äî 4 çνρ •| r&uρ Zπ yè≈ ŸÒÎ/ 4 ª!$#uρ 7ΟŠ Î= tæ $ yϑ Î/ šχθè= yϑ ÷è tƒ ∩⊇®∪ çν ÷ρ uŸ° uρ

¤∅ yϑ sVÎ/ <§øƒ r2 zΝÏδ≡u‘ yŠ ;ο yŠρ ß‰÷è tΒ (#θ çΡ% Ÿ2 uρ ÏµŠ Ïù z⎯ÏΒ š⎥⎪ Ï‰Ïδ≡“9$# ∩⊄⊃∪ tΑ$ s% uρ

“ Ï% ©!$# çµ1 utIô© $# ⎯ÏΒ uóÇÏiΒ ÿ⎯Ïµ Ï?r&tøΒ eω ’ ÍΓÌò2 r& çµ1 uθ ÷WtΒ #© |¤ tã β r& !$ oΨyè xΨ tƒ ÷ρ r&

…çν x‹Ï‚ −G tΡ #V$ s!uρ 4 y7 Ï9≡x‹Ÿ2 uρ $ ¨Ψ©3tΒ y#ß™θ ã‹Ï9 ’ Îû ÇÚö‘ F{$# …çµ yϑ Ïk= yèãΨ Ï9uρ ⎯ÏΒ È≅ƒÍρ ù's?

Ï]ƒ ÏŠ$ ym F{$# 4 ª!$#uρ ë=Ï9% yñ #’ n?tã ⎯Íν ÌøΒ r& £⎯Å3≈ s9uρ usYò2 r& Ä¨$ ¨Ζ9$# Ÿω šχθ ßϑ n= ôè tƒ

∩⊄⊇∪ $ £ϑ s9uρ xn= t/ ÿ…çν £‰ä© r& çµ≈ oΨ÷ s?# u™ $Vϑ õ3ãm $ Vϑ ù= Ïã uρ 4 y7Ï9≡x‹x. uρ “ Ì“ øgwΥ t⎦⎫ÏΖÅ¡ós ßϑ ø9$#

∩⊄⊄∪ çµø?yŠuρ≡u‘ uρ © ÉL ©9$# uθ èδ † Îû $ yγÏF÷ t/ ⎯tã ⎯Ïµ Å¡ø¯Ρ ÏMs)¯= yñuρ šU≡uθ ö/F{$# ôM s9$ s% uρ

|M ø‹yδ š s9 4 tΑ$ s% sŒ$ yè tΒ «!$# ( …çµΡÎ) þ’ În1u‘ z⎯|¡ôm r& y“#uθ ÷WtΒ ( …çµ ¯ΡÎ) Ÿω ßx Î=øãƒ

šχθ ßϑÎ=≈ ©à9$# ∩⊄⊂∪ ô‰s)s9uρ ôM £ϑ yδ ⎯Ïµ Î/ ( §Νyδ uρ $ pκÍ5 Iω öθ s9 β r& #u™§‘ z⎯≈ yδöç/ ⎯Ïµ În/u‘ 4

y7 Ï9≡x‹Ÿ2 t∃ÎóÇuΖÏ9 çµ ÷Ζtã u™þθ ¡9$# u™!$ t±ós xø9$#uρ 4 …çµ ¯ΡÎ) ô⎯ÏΒ $ tΡÏŠ$ t6 Ïã š⎥⎫ÅÁ n= ø⇐ßϑ ø9$#


∩⊄⊆∪ $ s)t6 tG ó™ $#uρ z>$ t7ø9$# ôN£‰s% uρ …çµ |ÁŠÏϑ s% ⎯ÏΒ 9ç/ßŠ $ uŠxø9r&uρ $ yδ y‰Íh‹y™ #t$ s! É>$ t7ø9$# 4

ôM s9$ s% $ tΒ â™!#t“ y_ ô⎯tΒ yŠ# u‘ r& y7 Ï=÷δ r'Î/ #¹™þθ ß™ Hω Î) βr& z⎯yf ó¡ç„ ÷ρ r& ëU#x‹tã ÒΟŠ Ï9r& ∩⊄∈∪

tΑ$ s% }‘Ïδ © Í_ø?yŠuρ≡u‘ ⎯tã © Å¤ ø¯Ρ 4 y‰Îγ x© uρ Ó‰Ïδ$ x© ô⎯ÏiΒ !$ yγ Î= ÷δ r& β Î) šχ% x. …çµ ÝÁŠÏϑ s%

£‰è% ⎯ÏΒ 9≅ ç6 è% ôM s% y‰|Á sù uθ èδ uρ z⎯ÏΒ t⎦⎫Î/É‹≈ s3ø9$# ∩⊄∉∪ β Î)uρ tβ% x. …çµ ÝÁŠÏϑ s% £‰è% ⎯ÏΒ

9ç/ßŠ ôMt/x‹s3sù uθ èδ uρ z⎯ÏΒ t⎦⎫Ï% Ï‰≈ ¢Á9$# ∩⊄∠∪ $ £ϑ n= sù #u™u‘ …çµ |ÁŠÏϑ s% £‰è% ⎯ÏΒ 9ç/ßŠ tΑ$ s%

…çµ ¯ΡÎ) ⎯ÏΒ £⎯ä.Ï‰ø‹Ÿ2 ( ¨β Î) £⎯ä.y‰ø‹x. ×Λ⎧ Ïàtã ∩⊄∇∪ ß#ß™θãƒ óÚÌôã r& ô⎯tã #x‹≈ yδ 4

“ ÌÏøó tG ó™ $#uρ Å7 Î7/Ρx‹Ï9 ( Å7 ¯ΡÎ) ÏMΖà2 z⎯ÏΒ t⎦⎫Ï↔ ÏÛ$ sƒ ø: $# ∩⊄®∪ * tΑ$ s% uρ ×ο uθ ó¡ÎΣ ’ Îû

Ïπ oΨƒÏ‰yϑ ø9$# ßNr&tøΒ $# Í“ƒ Í•yè ø9$# ßŠÍρ≡tè? $ yγ9tG sù ⎯tã ⎯Ïµ Å¡ø¯Ρ ( ô‰s% $ yγ xtó x© $‰7ãm ( $ ¯ΡÎ)

$ yγ1 ut∴s9 ’Îû 9≅≈n= |Ê &⎦⎫Î7•Β ∩⊂⊃∪ $ ¬Η s>sù ôM yè Ïϑ y™ £⎯ÏδÌõ3yϑ Î/ ôMn= y™ ö‘ r& £⎯Íκö s9Î) ôNy‰tG ôã r&uρ

£⎯çλm; $ \↔ s3−G ãΒ ôM s?# u™uρ ¨≅ ä. ;ο y‰Ïn≡uρ £⎯åκ÷]ÏiΒ $ YΖŠ Åj3Å™ ÏM s9$ s% uρ ól ã÷z $# £⎯Íκö n= tã ( $ ¬Η s>sù

ÿ…çµ uΖ÷ƒ r&u‘ …çµ tΡ÷y9 ø.r& z⎯÷è ©Üs% uρ £⎯åκu‰ Ï‰÷ƒ r& z⎯ù= è% uρ |·≈ ym ¬! $ tΒ #x‹≈ yδ #·|³o0 ÷β Î) !#x‹≈ yδ ω Î)

Ô7 n= tΒ ÒΟƒ Ìx. ∩⊂⊇∪ ôMs9$ s% £⎯ä3Ï9≡x‹sù “ Ï%©!$# © Í_ ¨ΖçFôϑ ä9 ÏµŠ Ïù ( ô‰s)s9uρ …çµ ›?Š uρ≡u‘ ⎯tã

⎯Ïµ Å¡ø¯Ρ zΝ|Á ÷è tFó™ $$ sù ( ⎦ È⌡s9uρ öΝ©9 ö≅ yèøtƒ !$ tΒ …çν ããΒ#u™ £⎯uΖyf ó¡ãŠs9 $ ZΡθ ä3u‹s9uρ z⎯ÏiΒ

t⎦⎪ ÌÉó≈ ¢Á9$# ∩⊂⊄∪ tΑ$ s% Éb>u‘ ß⎯ôf Åb¡9$# =ym r& ¥’ n<Î) $ £ϑ ÏΒ û© Í_ tΡθ ããô‰tƒ Ïµø‹s9Î) ( ω Î)uρ

ô∃ÎóÇs? © Íh_ tã £⎯èδ y‰ø‹x. Ü=ô¹ r& £⎯Íκö s9Î) ⎯ä.r&uρ z⎯ÏiΒ t⎦⎫Î= Îγ≈ pgø: $# ∩⊂⊂∪ z>$ yf tFó™ $$ sù …çµ s9

…çµ š/u‘ t∃u|Çsù çµ÷Ζtã £⎯èδ y‰ø‹x. 4 …çµ ¯ΡÎ) uθ èδ ßì‹Ïϑ ¡¡9$# ÞΟŠ Î= yè ø9$# ∩⊂⊆∪

“Mereka berkata, “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.” Berkata Ya’qub, “Sesungguhnya kepergian kalian


bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya.” Mereka berkata, “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.” Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat mamasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf, “Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi.” Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata, “Sebenarnya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu: maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan.” Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata, “Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya, “Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermamfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, “Marilah ke sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu Andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba -hamba kami yang terpilih. Keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita


itu dimuka pintu. Wanita itu berkata, “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih.” Yusuf berkata, “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya, “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia, “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” (Hai) Yusuf, “Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.” Dan wanita-wanita di kota berkata, “Isteri Al-Aziz menggoda bujangya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandanngya dalam kesesatan yang nyata.” Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” Wanita itu berkata, “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.” Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Maka Tuhannya memperkenankan do’a Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yuusuf: 11-34)

Panggilan Kesembilan: Tata Cara Berdialog dan Berdebat

Dalam berbicara terdapat tata kerama dan caranya, dan dalam tata kerama ada pembicaraan dan pembahasannya.

Kepribadian seseorang tergambar dari gaya bicaranya. Oleh karena itu Islam sangat menekankan kepada orang-orang mukmin untuk menjaga bicara dan lisannya, yaitu dengan adanya larangan untuk tidak menghina


dan mengejek sesamanya. Karena hal itu dapat melukai perasaan orang yang dihina itu dan dapat menyakiti hati mereka. Di samping menghina orang akan dapat menyebabkan permusuhan, perseteruan dan membuka pintu syetan. Semua itu bukanlah watak orang muslim.

Allah berfirman,

$ pκš‰ r'≈ tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θãΖtΒ#u™ Ÿω öy‚ ó¡o„ ×Πöθ s% ⎯ÏiΒ BΘöθ s% #© |¤ tã βr& (#θ çΡθ ä3tƒ #Zöyz öΝåκ÷]ÏiΒ Ÿω uρ

Ö™!$ |¡ÎΣ ⎯ÏiΒ >™!$ |¡ÎpΣ #© |¤ tã βr& £⎯ä3tƒ #Zöyz £⎯åκ÷]ÏiΒ ( Ÿω uρ (#ÿρ â“ Ïϑù= s? ö/ä3|¡àΡr& Ÿω uρ (#ρâ“ t/$ uΖs?

É=≈ s)ø9F{$$ Î/ ( }§ø♥ Î/ ãΛôœ eω$# ä−θ Ý¡àø9$# y‰÷è t/ Ç⎯≈ yϑƒ M}$# 4 ⎯tΒ uρ öΝ©9 ó=çG tƒ y7 Í×¯≈ s9'ρ é'sù ãΝèδ

tβθ çΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇⊇∪

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujuraat: 11)

Berikut ini panggilan Allah untuk memberikan jalan keluar atas masalah-masalah wanita muslimah kepada seorang wanita yang didengar aduannya dan dikabulkan permintaannya.

Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwasannya ia telah berkata, “Maha suci Allah Yang Maha mendengar segala sesuatu. Bahwasannya aku benar-benar telah mendengar Khaulah binti Tsa’labah meskipun sebagian omongannya tidak aku dengar, bahwasannya ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah dengan berkata, “Wahai Rasulullah, ia telah memakan hartaku, menghabiskan masa mudaku dan membuatku mengandung anak-anaknya, sampai ketika aku telah menginjak usia tua dan tidak lagi bisa memberikan anak untuknya, ia menzhiharku. Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu.” Aisyah kemudian berkata, “Ia tidak mau pergi sampai turunlah Jibril AS dengan membawa firman Allah SWT,

ô‰s% yìÏϑ y™ ª!$# tΑöθ s% ©ÉL ©9$# y7 ä9Ï‰≈ pgéB ’ Îû $ yγ Å_ ÷ρ y— þ’ Å5tG ô±n@ uρ † n< Î) «!$# ª!$#uρ ßìyϑ ó¡tƒ

!$ yϑ ä.u‘ ãρ$ pt rB 4 ¨β Î) ©!$# 7ì‹Ïÿ xœ îÅÁ t/ ∩⊇∪


“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Mujaadilah:1)

Aisyah melanjutkan perkataannya, “Suaminya bernama Aus bin Shaamit adalah seorang yang menderita penyakit lupa ingatan. Jika penyakitnya kambuh ia akan menzhihar isterinya, namun jika sembuh, ia tidak mengatakan apa-apa. Maka datanglah isterinya menghadap Rasulullah SAW untuk menanyakan hukum perbuatan itu dan mengadukannya kepada Allah, maka Allah kemudian menurunkan firman-Nya ini.1

Faedah

Bertemulah seorang wanita yang bernama Khaulah binti Tsa’labah dengan Umar bin Khatthab RA, saat Umar menjabat sebagai khalifah. Wanita itu menghentikan sang khalifah, maka sang khalifah pun berhenti dan mendekati wanita itu. Beliau lalu mendengarkannya dengan seksama sambil menaruh kedua tangannya di pundak wanita itu sampai wanita itu selesai mengungkapkan semua keinginannya lalu pergi. Melihat itu berkatalah seorang laki-laki kepada Amirul Mukminin, “Wahai Amirul Mukmin, kamu berhenti hanya karena wanita tua ini?” Umar menjawab, “Celaka kamu, tahukah kamu siapa dia?” “Tidak,” jawab laki-laki itu. “Dialah wanita yang Allah mendengarkan aduannya dari langit tujuh. Dialah Khaulah binti Tsa’labah. Demi Allah jika ia tidak pergi dariku sampai malam tiba, maka aku tidak akan beranjak sampai ia puas dengan apa yang ingin disampaikannya,” tandas Umar.

Pengertian Zhihar dan Hukumnya

Sekarang marilah kita kembali mempelajari sejarah yaitu ketika zhihar masih dilakukan dan menjadi kebiasaan orang-orang Jahiliyah. Seorang suami menzhihar isterinya jika ia sedang marah dengan mengatai isterinya itu, “Kamu seperti punnggung ibuku –atau seperti punggung saudara putriku-.” Maka saat itu juga laki-laki itu haram bersetubuh dengan isterinya itu.

Maka ketika Islam datang, dan dalam Al Qur`an belum ada hukum yang mengatur tentang zhihar, dan ketika Aus bin Shaamit menzhihar isterinya, Khaulah binti Tsa’labah, dan kemudian perempuan ini mengadukannya kepada Rasulullah SAW, maka Allah kemudian menurunkan Al Qur`an yang menerangkan hukum zhihar dalam Islam.

Allah berfirman,

1 Lihat Tafsir Ibnu Katsir Juz VI cet. Beirut


t⎦⎪ Ï% ©!$# tβρ ãÎγ≈ sàãƒ Νä3ΖÏΒ ⎯ÏiΒ ΟÎγ Í← !$ |¡ÎpΣ $ ¨Β ∅ èδ óΟÎγ ÏF≈ yγ ¨Β é& ( ÷βÎ) óΟßγ çG≈ yγ ¨Β é& ω Î)

‘Ï↔ ¯≈ ©9$# óΟßγ tΡô‰s9 uρ 4 öΝåκΞÎ)uρ tβθä9θ à)u‹s9 #\x6Ψ ãΒ z⎯ÏiΒ ÉΑöθ s)ø9$# #Y‘ρã— uρ 4 χ Î)uρ ©!$# ;θ àyè s9

Ö‘θ àxî ∩⊄∪ t⎦⎪ Ï% ©!$#uρ tβρ ãÎγ≈ sàãƒ ⎯ÏΒ öΝÍκÉ″!$ |¡ÎpΣ §ΝèO tβρ ßŠθ ãètƒ $ yϑ Ï9 (#θ ä9$ s% ãƒ Ìós tG sù

7π t7s% u‘ ⎯ÏiΒ È≅ ö6 s% β r& $ ¢™ !$ yϑ tFtƒ 4 ö/ä3Ï9≡sŒ šχθ Ýàtãθè? ⎯Ïµ Î/ 4 ª!$#uρ $ yϑ Î/ tβθ è= yϑ ÷è s? ×Î7yz

∩⊂∪ ⎯yϑ sù óΟ©9 ô‰Ågs† ãΠ$ u‹ÅÁ sù È⎦ ø⎪ töη x© È⎦ ÷⎫yè Î/$ tG tFãΒ ⎯ÏΒ È≅ö6 s% βr& $ ¢™ !$ yϑ tFtƒ ( ⎯yϑ sù óΟ©9

ôìÏÜtG ó¡o„ ãΠ$ yè ôÛÎ* sù t⎦⎫ÏnG Å™ $ YΖŠ Å3ó¡ÏΒ 4 y7 Ï9≡sŒ (#θ ãΖÏΒ ÷σçG Ï9 «!$$ Î/ ⎯Ï& Î!θ ß™ u‘ uρ 4 š ù= Ï?uρ

ßŠρ ß‰ãn «!$# 3 z⎯ƒ ÌÏ≈ s3ù= Ï9uρ ë># x‹tã îΛ⎧ Ï9r& ∩⊆∪

“Orang-orang yang menzihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya bagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu-ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (QS. Al Mujaadilah: 2-4)

Khaulah binti Tsa’labah berkata, “Rasulullah telah bersabda kepadaku, ‘Perintahkan dia (suamimu) untuk memerdekakan budak’ Ia lantas berkata, “Wahai Rasulullah ia tidak mempunyai sesuatu yang dapat digunakannya untuk memerdekakkan budak. Beliau bersabda, “Maka berpuasalah dua bulan berturut-turut.” Ia berkata, “Aku berkata, wahai Rasulullah ia adalah seorang yang sudah tua yang tidak mampu untuk berpuasa. Beliau menjawab, “Maka ia harus memberikan makan enam puluh orang miskin dari 1 wusq kurma (wusq adalah satuan ukuran berat pada masa itu, mungkin satu karung).” Ia berkata, “Aku berkata, demi Allah, wahai Rasulullah ia tidak mempunyai sebanyak itu. Beliau menjawab, “Akulah yang akan membantunya dengan memberikan separo kurmanya.” Ia berkata, “Dan aku akan membantunya dengan separo yang lain.” Beliau


bersabda, “Sungguh tepat tindakanmu. Maka sekarang pergilah dan sedekahkan apa yang kamu ingin berikan kepada suamimu itu, dan berilah anak pamanmu (suamimu itu) wasiat yang baik.” Ia lantas berkata, “Aku kemudian melaksanakannya.”1

Panggilan tersebut mencakup banyak ajaran hukum yang sangat penting dalam kehidupan bagi seorang wanita, yang juga berhubungan dengan kehidupan kaum lelaki dalam kapasitasnya sebagai suami.

Sekarang kita akan mengetengahkan panggilan yang berhubungan dengan hukum thalak, iddah, dan hukum suci dan haid ketika jatuh thalak. Jika kita membaca permulaan surat Ath Thalaaq, maka akan kita dapatkan bahwa Surat itu memberikan khithab khusus kepada Nabi SAW, meskipun khithab itu hanyalah khithab untuk penghormatan saja, akan tetapi syariatnya berlaku bagi semua umat sampai hari kiamat.

Menurut para ahli tafsir, bahwasannya khithab itu pertama-tama ditujukan kepada baginda Rasulullah sebagaimana disebutkan dalam satu hadits dari Anas RA ia berkata, Rasulullah mencerai Hafshah, sehingga Hafshah kemudian pulang ke rumah orang tuanya. Maka turunlah beberapa ayat di bawah ini. Maka dikatakan kepada beliau, dan menurut salah satu pendapat mengatakan bahwa yang berkata kepada beliau itu adalah Jibril AS, “Rujukilah ia, karena ia adalah seorang wanita yang rajin puasa dan shalat malam. Dia adalah salah satu isterimu besok di surga.”2

Selanjutnya Allah berfirman,

$ pκš‰ r'≈ tƒ © É<¨Ζ9$# #sŒÎ) ÞΟçFø)¯= sÛ u™!$ |¡ÏiΨ9$# £⎯èδθà)Ïk= sÜsù ∅ ÍκÌE£‰Ïè Ï9 (#θ ÝÁ ôm r&uρ nο £‰Ïè ø9$# (

(#θ à)¨?$#uρ ©!$# öΝà6−/u‘ ( Ÿω ∅ èδθã_ Ìøƒ éB .⎯ÏΒ £⎯Îγ Ï?θ ã‹ç/ Ÿω uρ š∅ ô_ ãøƒ s† Hω Î) βr&

t⎦⎫Ï?ù'tƒ 7π t±Ås≈ xÎ/ 7π uΖÉi t7•Β 4 y7 ù=Ï?uρ ßŠρ ß‰ãn «!$# 4 ⎯tΒ uρ £‰yè tG tƒ yŠρ ß‰ãn «!$# ô‰s)sù zΝn= sß

…çµ |¡øtΡ 4 Ÿω “ Í‘ ô‰s? ¨≅ yè s9 ©!$# ß^Ï‰øt ä† y‰÷è t/ y7 Ï9≡sŒ #\øΒ r& ∩⊇∪

“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui

1 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Ath Thalaq 2 Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.


barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (QS. Ath Thalaaq: 1)

Dalam suatu cerita diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar RA memberitahukan kepada bapaknya bahwa ia telah mencerai isterinya yang sedang haid. Maka bapaknya yaitu Umar melaporkannya kepada Rasulullah SAW. Dengan tidak senang dan sedikit marah, beliau bersabda

“Sebaiknya ia merujukinya dan mengembalikannya menjadi isterinya, sampai si isteri suci, haid dan suci lagi. Maka setelah itu, jika ia tetap ingin menceraikannya, maka ceraikanlah isterinya itu dalam keadaan suci sebelum ia menggaulinya. Itulah iddah yang diperintahkan Allah SWT.”

Adapun arti firman Allah, “Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar),” adalah jatuhnya cerai dalam keadaan suci yang saat itu ia tidak menggaulinya.

Faedah

Dari semua ini, para ahli fikih dalam masalah cerai membaginya menjadi tiga, Thalak sunnah, thalak bid’ah dan thalak bukan sunnah dan bukan bid’ah.

Thalak sunnah adalah jika seorang suami mencerai isterinya dalam keadaan suci, tidak sesudah digauli dan tidak dalam keadaan hamil yang jelas kehamilannya. Sedangkan thalak bid’ah adalah jika seorang suami mencerai isterinya saat haid atau suci akan tetapi setelah digauli yang tidak tahu apakah dia hamil atau tidak. Adapun thalak yang ketiga adalah thalak bukan sunnah dan dan pula bid’ah. Yaitu menceraikan anak kecil atau wanita yang sudah tua yang sudah tidak mengeluarkan darah haid lagi, atau wanita tua yang sudah tidak mungkin digauli lagi. Sehingga wanita-wanita yang seperti ini tidak mempunyai masa iddah lagi.

Dan berikut ini adalah pelengkap faedah dari yang disebutkan di depan dalam masalah cerai. Sekiranya Allah memerintahkan kepada siapapun orangnya yang mencerai isterinya untuk tetap melindunginya sampai habis masa iddahnya dan setelah itu, ia bisa meruju’nya yaitu hal ini dikatakan dengan imsaak makruf (mengambil jalan yang baik) yang diperintahkan Allah, atau menyempurnakan cerainya dengan tidak meruju’nya, yang hal ini dilakukan dengan tanpa ada paksaan dan sifat permusuhan serta tanpa melanggar hak-hak keduanya. Jika demikian adanya, maka inipun dianggap yang ma’ruf yang sesuai dengan perintah Allah SWT. Ketika mencerai isteri, dibutuhkan adanya beberapa saksi yang adil.

Panggilan Allah semakin kelihatan keagungannya ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk tetap bertakwa kepada Allah ketika berhubungan dengan kaum wanita, karena bertakwa adalah kunci segala kebaikan. Allah berfirman,


#sŒÎ* sù z⎯øó n= t/ £⎯ßγ n= y_ r& £⎯èδθä3Å¡øΒ r'sù >∃ρ ã÷è yϑ Î/ ÷ρ r& £⎯èδθ è% Í‘$ sù 7∃ρ ã÷è yϑ Î/ (#ρ ß‰Íκô− r&uρ

ô“ uρ sŒ 5Αô‰tã óΟä3ΖÏiΒ (#θ ßϑŠ Ï% r&uρ nο y‰≈ yγ ¤±9$# ¬! 4 öΝà6Ï9≡sŒ àátãθ ãƒ ⎯Ïµ Î/ ⎯tΒ tβ% x.

Ú∅ ÏΒ ÷σãƒ «!$$ Î/ ÏΘöθ u‹ø9$#uρ ÌÅz Fψ$# 4 ⎯tΒ uρ È,−G tƒ ©!$# ≅ yèøgs† …ã&©! % [ tøƒ xΧ ∩⊄∪ çµ ø% ã—ötƒ uρ

ô⎯ÏΒ ß]ø‹ym Ÿω Ü=Å¡tFøt s† 4 ⎯tΒ uρ ö≅ ©.uθ tG tƒ ’ n?tã «!$# uθ ßγ sù ÿ…çµ ç7ó¡ym 4 ¨β Î) ©!$# àÎ=≈ t/

⎯Íν ÌøΒ r& 4 ô‰s% Ÿ≅ yè y_ ª!$# Èe≅ ä3Ï9 &™ó© x« #Y‘ô‰s% ∩⊂∪

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pelajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaaq: 2-3)

Panggilan Tuhan yang akan menjelaskan kepada kita hukum-hukum yang berhubungan dengan kaum wanita akan terus ada. Dan di sini kaum wanita sebelum apapun dituntut untuk mengetahui hukum-hukum syariat yang berhubungan dengan mereka. Dan dalam hal ini wanita dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Golongan pertama, wanita yang telah menginjak usia renta, yang telah berumur tua yang sudah tidak mengeluarkan darah haid lagi, yaitu tidak mengeluarkan darah apapun lagi. Iddah wanita yang seperti ini jika ingin menikah adalah tiga bulan.

Adapun alasan kenapa Allah masih tetap mewajibkannya beriddah padahal ia sudah berumur tua adalah untuk memastikan kebersihan rahimnya dan untuk menenangkan hati orang yang ingin mengawininya.

Golongan kedua, wanita kecil yang belum mengeluarkan darah haid –atau sudah nikah akan tetapi belum digauli-. Wanita yang seperti ini tidak mempunyai masa iddah.

Golongan ketiga, adalah wanita hamil. Iddahnya adalah sampai ia melahirkan bayinya itu. Dan sebagaimana sesuai dengan sunnah, ia boleh nikah setelah suci dari nifas yaitu setelah empat puluh hari atau enam puluh hari sejak ia melahirkan.

Allah berfirman,


‘Ï↔ ¯≈ ©9$#uρ z⎯ó¡Í≥ tƒ z⎯ÏΒ ÇÙŠÅs yϑ ø9$# ⎯ÏΒ ö/ä3Í← !$ |¡ÎpΣ Èβ Î) óΟçFö; s?ö‘ $# £⎯åκèE£‰Ïè sù èπsW≈ n= rO 9ßγ ô© r&

‘Ï↔ ¯≈ ©9$#uρ óΟs9 z⎯ôÒ Ït s† 4 àM≈s9'ρ é&uρ ÉΑ$ uΗ ÷qF{$# £⎯ßγ è= y_ r& β r& z⎯÷è ŸÒ tƒ £⎯ßγ n= ÷Η xq 4 ⎯tΒ uρ È,−G tƒ

©!$# ≅ yèøgs† …ã& ©! ô⎯ÏΒ ⎯Íν Íö∆ r& #Zô£ç„ ∩⊆∪ y7 Ï9≡sŒ âö∆ r& «!$# ÿ…ã& s!t“Ρr& óΟä3ö‹s9Î) 4 ⎯tΒ uρ È,−G tƒ

©!$# öÏes3ãƒ çµ ÷Ζtã ⎯Ïµ Ï?$ t↔ Íh‹y™ öΝÏà÷è ãƒ uρ ÿ…ã& s! #·ô_ r& ∩∈∪

“Dan perempuan-perempuan yang putus asa dari haid di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS. Ath Thalaaq: 4-5)

Penting

Panggilan-panggilan yang telah saya sebutkan dalam bab ini semuanya menggunakan kata An Nisaa`, yang mana telah saya sebutkan maksud dan arti dari itu semua. Dari panggilan-panggilan itu kaum muslimah dapat mengerti bahwa syariat sangat memperhatikan mereka, dan telah memuliakan dan menghormati eksistensi mereka.


Panggilan dengan Menggunakan Kata Al Mar’ah dan Dhamir Niswah

Panggilan Kesepuluh: Tata Cara Menegur

Berikut ini adalah panggilan untuk Nabi SAW dan untuk isteri-isteri beliau para Ummahat Al Mukminin. Dan pertama-tama akan kami paparkan panggilan-panggilan tersebut untuk mengutarakan betapa pentinngya ayat-ayat itu dan baru kemudian tafsirannya.

Allah berfirman,

$ pκš‰ r'≈ tƒ © É<¨Ζ9$# zΟÏ9 ãΠÌhpt éB !$ tΒ ¨≅ ym r& ª!$# y7 s9 ( ‘Éó tG ö; s? |N$ |Ê ötΒ y7 Å_≡uρ ø— r& 4 ª!$#uρ

Ö‘θ àxî ×Λ⎧ Ïm §‘ ∩⊇∪ ô‰s% uÚt sù ª!$# ö/ä3s9 s' ©#Ït rB öΝä3ÏΖ≈ yϑ ÷ƒ r& 4 ª!$#uρ óΟä39s9öθ tΒ ( uθ èδ uρ

ãΛ⎧ Î= yèø9$# ãΛ⎧Å3pt ø: $# ∩⊄∪ øŒÎ)uρ §| r& © É<¨Ζ9$# 4’ n<Î) ÇÙ ÷èt/ ⎯Ïµ Å_≡uρ ø— r& $ ZVƒ Ï‰tn $ £ϑ n= sù ôNr'¬7tΡ

⎯Ïµ Î/ çν tyγ øßr&uρ ª!$# Ïµ ø‹n= tã t∃¡ tã …çµ ŸÒ ÷èt/ uÚ{ôã r&uρ .⎯tã <Ù÷è t/ ( $£ϑ n= sù $ yδ r'¬6 tΡ ⎯Ïµ Î/

ôM s9$ s% ô⎯tΒ x8r't7/Ρr& #x‹≈ yδ ( tΑ$ s% u’ ÎΤr'¬7tΡ ÞΟŠ Î= yè ø9$# çÎ6 y‚ ø9$# ∩⊂∪ β Î) !$ t/θ çG s? ’ n< Î) «!$#

ô‰s)sù ôMtó |¹ $ yϑ ä3ç/θ è= è% ( β Î)uρ #tyγ≈ sàs? Ïµ ø‹n= tã ¨βÎ* sù ©!$# uθ èδ çµ9s9öθ tΒ ã≅ƒÎö9 Å_ uρ

ßx Î=≈|¹ uρ t⎦⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑ ø9$# ( èπ x6Í×¯≈ n= yϑ ø9$#uρ y‰÷èt/ y7 Ï9≡sŒ îÎγ sß ∩⊆∪ 4© |¤ tã ÿ…çµ š/u‘ β Î)

£⎯ä3s)¯= sÛ β r& ÿ…ã& s!Ï‰ö7ãƒ % ¹`≡uρ ø— r& #Zöyz £⎯ä3Ψ ÏiΒ ;M≈uΗ Í>ó¡ãΒ ;M≈uΖÏΒ ÷σ•Β ;M≈tFÏΖ≈ s% BM≈t6 Í×¯≈ s?

;N≡y‰Î7≈ tã ;M≈ ys Í×¯≈ y™ ;M≈t6 ÍhŠrO #Y‘% s3ö/r&uρ ∩∈∪

“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-


isterina (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah), dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafsah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan yang sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu Hafsah bertanya, “Siapakah yang memberitahukan hal ini kepadamu” Nabi menjawab, “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindunngya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolonngya pula. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.” (QS. At Thariim: 1-5)

Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, “Aku berkata kepada Umar bin Khatthab, siapakah yang dimaksud dengan Al Mar’ataani?” Ia menjawab, “Aisyah dan Hafshah.”

Permulaan hadits ini adalah bahwa Ummu Ibrahim yaitu Maria diajak Nabi ke rumah Hafshah, sehingga menyebabkan Hafshah marah dan berkata, “Wahai Nabi, Anda telah benar-benar datang kepadaku dengan cara yang tidak pernah Anda lakukan ketika mendatangi isteri-isteri Anda yang selainku, di hari ini, saat giliranku ini dan di rumahku ini.” Rasulullah kemudian bersabda, “Tidakkah kamu setuju jika aku mengharamkannya (bagiku) dan aku tidak akan mendekatinya lagi?” Hafshah menjawab, “Ya aku setuju. Haramkanlah dia.” Nabi kemudian berkata kepada Hafshah, “Tapi jangan ceritakan hal ini kepada siapapun.” Namun aku kemudian mencerikan kejadian ini kepada Aisyah, dan lalu Allah memberikan pengetahuan kepada Nabi dengan firman-Nya, ““Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu demi mencari kesenangan/kerelaan hati isteri-isterimu.”

Dalam satu kisah dikatakan bahwa Nabi berkata kepada Hafshah, “Jangan ceritakan kepada siapapun bahwa Ummi Ibrahim telah kuharamkan bagiku.” Hafshah kemudian bertanya, “Apakah Anda mengharamkan apa yang dihalalkan Allah?” Nabi selanjutnya bersabda, “Demi Allah, aku tidak akan mendekatinya lagi.” Nabi lalu tidak mendekati Maria sampai Hafshah menceritakan hal ini kepada Aisyah, lalu turunlah ayat, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu.” Dan cerita inilah yang sanadnya shahih.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya kitab Thalaaq, dari Muhammad bin Hatim dari Hajjaj dari Ibnu Juraij dari Atha’


dari Ubaid bin Umair dari Aisyah, yang isinya sama dengan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam shahihnya kitab Al Aiman wa An Nudzuur. Selanjutnya, Bukhari dalam kitab Ath Thalaaq, “Dari Aisyah RA ia berkata, “Rasulullah sangat menyenangi manisan dan madu. Beliau setiap selesai dari shalat Ashar, bekeliling ke rumah isteri-isterinya dan masuk ke salah satu mereka (sesuai dengan gilirannya). Saat itu beliau masuk ke rumah Hafshah binti Umar dan berdiam lama di sana tidak seperti biasanya sehingga ia berpraduga dan menanyakan penyebabnya. Maka dikatakan kepadaku, Seorang wanita dari kaum Hafshah di Makkah memberikan hadiah madu kepadanya lalu ia memberikannya kepada Nabi SAW satu tegukan. Aku berkata, “Demi Allah kita akan mengerjainya.” Aku kemudian berkata kepada Saudah binti Zma’ah, “Beliau akan benar-benar menjauhimu. Maka jika beliau menjauhimu, maka katakan kepadanya aku telah memakan debu. Maka beliau pasti akan mengataimu. Jangan, berkatalah kepada beliau, “Bau apa ini” maka beliau akan mengataimu.

Dari Anas RA ia berkata bahwa Umar bin Khatthab telah berkata, “Aku dengar bahwa Rasulullah cekcok dengan para isterinya, maka aku berkeliing ke mereka agar mereka memaafkan Rasulullah atau Allah akan memberikan ganti kepada beliau yang lebih baik dibanding mereka. Sampai yang terakhir aku datang ke Ummul Mukminin, maka ia berkata, “Wahai Umar apakah Rasulullah pernah mengancam isteri-isterinya sampai engkau mengancam mereka?” Maka aku terdiam, dan turunlah ayat,

“Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.”

Adapun isteri Nabi yang paling diancam Umar adalah Ummu Salamah sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Bukhari.

Berikut ini panggilan kepada dua wanita kafir disebabkan keduanya berbuat zhalim dan kafir. Keduanya adalah isteri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Adapun yang pertama yaitu isteri Nabi Nuh, adalah karena ia membantu orang-orang kafir untuk memusuhi suaminya dengan memberitahukan kepada mereka tentang jumlah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kondisi mereka. Sang isteri membeberkan rahasia kaum mukminin kepada kaum kafirin, dan ia bersekongkol dengan anaknya yang juga kafir kepada Nabi Nuh.

Allah berfirman,

šUuŸÑ ª!$# Wξ sVtΒ š⎥⎪Ï% ©#Ïj9 (#ρ ãxx. |Nr& tøΒ $# 8yθçΡ |Nr& tøΒ $#uρ 7Þθ ä9 ( $ tFtΡ% Ÿ2 |M øt rB

È⎦ ø⎪ y‰ö6 tã ô⎯ÏΒ $ tΡÏŠ$ t7Ïã È⎦ ÷⎫ys Î=≈ |¹ $ yϑ èδ$ tFtΡ$ y⇐sù óΟn= sù $ uŠÏΖøó ãƒ $ uΚ åκ÷]tã š∅ ÏΒ «!$# $ \↔ øŠx©

Ÿ≅‹ Ï% uρ Ÿξäz ÷Š$# u‘$ ¨Ζ9$# yìtΒ t⎦,Î#Åz≡£‰9$# ∩⊇⊃∪


“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. At Tahriim: 10)

Adapun isteri Luth, kekafiran dan kecongkakannya sampai menyebabkannya membantu kaum Nabi Luth untuk melakukan kekejian yaitu melakukan sodomi antar lelaki. Si isteri jika tamu suaminya datang, dengan cepat memberitahukan kepada kelompok kaumnya yang berkelakuan buruk untuk cepat datang ke rumahnya melakukan kekejian terhadap sang tamu. Allah sangat murka kepada wanita ini dan menulis-Nya ke dalam golongan wanita yang dilaknat. Dia berfirman,

Éb> u‘ © Í_ ÅngwΥ ’Í?÷δ r&uρ $ £ϑ ÏΒ tβθ è= yϑ ÷è tƒ ∩⊇∉®∪ çµ≈uΖø‹¤f uΖsù ÿ…ã& s#÷δ r&uρ t⎦⎫Ïè uΗ ød r& ∩⊇∠⊃∪ ω Î)

#Y—θègx” ’ Îû t⎦⎪ ÎÉ9≈ tó ø9$# ∩⊇∠⊇∪

“(Luth berdo’a), “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya) yang termasuk dalam golongan yang tinggal.” (QS. Asy Syu’araa`: 169-171)

Berikut ini panggilan yang agung yang menunjukkan kepada kita posisi wanita mukminah dan betapa ketinggian keimanannya, dan janji Allah kepada mereka yaitu surga yang kekal di akhirat.

Yaitu seorang wanita yang beriman dengan sembunyi-sembunyi, yang rahasia keimanannya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah; yaitu seorang wanita suci bernama Asiyah isteri Fir’aun yang dilaknat. Ia beriman kepada Allah dan kafir kepada Fir’aun suaminya. Yaitu wanita yang sangat bersuka cita ketika menemukan Musa di dalam peti dan yang menolak Fir’aun ketika akan membunuh sang bayi bahkan ia mengusulkan untuk mengadopsinya dan menjadikannya sebagai anak. Wanita yang selalu dalam kekhawatiran jikalau keimanannya itu diketahui oleh sang suami, yaitu wanita yang berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dan menempatkannya di surga.

Wanita kedua adalah –yang mempunyai keimanan yang luar biasa- adalah Maryam binti Imran yang telah dijaga kehormatan dan farjinya dan yang selalu beribadah kepada Allah, sehingga ia berhak untuk menjadi wanita yang paling mulia di muka bumi dan sebagai pemimpin para wanita di surga.

Allah berfirman,


šUuŸÑuρ ª!$# Wξ sVtΒ š⎥⎪ Ï% ©#Ïj9 (#θ ãΖtΒ#u™ |Nr& tøΒ $# šχ öθ tã öÏù øŒÎ) ôM s9$ s% Éb> u‘ È⎦ ø⌠ $# ’ Í<

x8y‰Ψ Ïã $ \F÷ t/ ’ Îû ÏπΨ yf ø9$# © Í_ ÅngwΥuρ ⎯ÏΒ šχ öθ tã öÏù ⎯Ï& Î#yϑ tã uρ © Í_ ÅngwΥuρ š∅ ÏΒ ÏΘöθ s)ø9$#

š⎥⎫Ïϑ Î=≈©à9$# ∩⊇⊇∪ zΝtƒ ós∆ uρ |M oΨö/$# tβ≡tôϑ Ïã û© ÉL ©9$# ôM oΨ|Á ôm r& $ yγ y_ ösù $ sΨ ÷‚ xoΨ sù ÏµŠÏù

∅ ÏΒ $ oΨÏmρ •‘ ôM s% £‰|¹ uρ ÏM≈yϑ Î= s3Î/ $ pκÍh5u‘ ⎯Ïµ Î7çFä.uρ ôM tΡ% x.uρ z⎯ÏΒ t⎦⎫ÏFÏΖ≈ s)ø9$# ∩⊇⊄∪

“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At Tahriim: 11-12)

Panggilan Kesebelas: Sang Ratu

Panggilan berikut ini mengandung banyak ibrah dan nasehat, yang di awali dengan perintah raja, panglima dan sekaligus Nabi, yaitu Sulaiman bin Dawud AS.

Allah telah memberikan Sulaiman kekuasaan yang tidak pernah diberikan Allah sebelum dan setelahnya kepada seorangpun. Dia setiap hari selalu melihat dari dekat keadaan rakyatnya dan melakukan inspeksi untuk menenangkan mereka dan agar ia tahu keadaan rakyatnya.

Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengadakan kunjungan terhadap bangsa burung dan tidak ditemukannya burung Hudhud. Burung Hudhud mempunyai tempat khusus di hati penduduk karena Allah telah memberikannya keistimewaan yang luar biasa yaitu dapat memprediksikan ada atau tidaknya air di suatu daerah. Saat datang waktu shalat, Hudhud belum juga datang, sehingga Sulaiman kemudian memberikan perintah untuk menyembelih atau menahannya jika nanti ia datang dan tidak membawa alasan yang dapat diterima atas ketidak-datangannya.

Tak lama kemudian Hudhud datang yang ternyata telah ditakdirkan Allah untuk menyibak suatu daerah yang ditempati kaum kafir. Sulaiman kemudian bertanya, “Ke mana saja kamu?” Dengan segala hormat sang Hudhud menjawab, “Aku di sebuah daerah yang dipimpin oleh seorang ratu yang dia dan seluruh penduduknya menyembah matahari. Seorang ratu agung yang memiliki singgasana yang menawan bernama Balqis binti Syarhil, yaitu ratu Saba` di Yaman.”


Selanjutnya Nabi Sulaiman ingin memastikan kebenaran cerita Hudhud sehingga ia kemudian mengutusnya untuk mengirimkan surat kepada sang ratu agar ia mengetahui jawabannya.

Jawaban suratpun datang yang hal itu tidak mengejutkan Nabi Sulaiman. Ia kemudian mengutus seorang alim dari kaumnya untuk memindah singgasana sang ratu sebelum ia datang ke negeri Sulaiman.

Datanglah Balqis ke Sulaiman dan disambutnya sang ratu dan mengajaknya ke ruang tamu. Ketika sang ratu melihat keistimewaan yang tiada ia kira, ia bersimpuh sambil berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah zhalim kepada-Mu. Aku tunduk bersama dengan Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam.”

Allah berfirman,

y‰¤)xs?uρ uö©Ü9$# tΑ$ s)sù $ tΒ ~† Í< Iω “ u‘ r& y‰èδ ô‰ßγ ø9$# ÷Πr& tβ% Ÿ2 z⎯ÏΒ š⎥⎫Î7Í← !$ tó ø9$#

∩⊄⊃∪ …çµ ¨Ψt/Éj‹tã _{ $\/# x‹tã #´‰ƒ Ï‰x© ÷ρ r& ÿ…çµ ¨Ψ pt r2øŒ(#V{ ÷ρ r& © Íh_ u‹Ï?ù'uŠs9 9⎯≈ sÜù= Ý¡Î0 &⎦⎫Î7•Β ∩⊄⊇∪

y]s3yϑ sù uöxî 7‰‹Ïè t/ tΑ$ s)sù àMÜ ym r& $ yϑ Î/ öΝs9 ñÝÏt éB ⎯Ïµ Î/ š çG ø⁄Å_ uρ ⎯ÏΒ ¥* t7y™ :* t6 t⊥ Î/

A⎦⎫É)tƒ ∩⊄⊄∪ ’ ÎoΤÎ) ‘N‰ y` uρ Zο r&tøΒ $# öΝßγ à6Î=ôϑ s? ôM uŠÏ?ρ é&uρ ⎯ÏΒ Èe≅ à2 &™ó© x« $ oλm; uρ

î¸ ötã ÒΟŠ Ïàtã ∩⊄⊂∪ $ yγ ›?‰ y uρ $ yγ tΒ öθ s% uρ tβρß‰àf ó¡o„ Ä§ôϑ ¤±= Ï9 ⎯ÏΒ ÈβρßŠ «!$#

z⎯−ƒ y— uρ ãΝßγ s9 ß⎯≈ sÜø‹¤±9$# öΝßγ n=≈ yϑ ôã r& öΝèδ £‰|Á sù Ç⎯tã È≅‹ Î6 ¡¡9$# ôΜ ßγ sù Ÿω tβρß‰tG ôγ tƒ ∩⊄⊆∪

ω r& (#ρ ß‰àf ó¡o„ ¬! “ Ï% ©!$# ßl Ìøƒ ä† u™ó=y‚ ø9$# ’Îû ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9$# ÇÚö‘ F{$#uρ ÞΟn= ÷è tƒ uρ $ tΒ

tβθ àøƒ éB $ tΒ uρ tβθ ãΖÎ= ÷èè? ∩⊄∈∪ ª!$# Iω tµ≈ s9Î) ω Î) uθèδ > u‘ Ä öyè ø9$# ÉΟ‹ Ïàyè ø9$# ) ∩⊄∉∪

* tΑ$ s% ãÝàΖoΨ y™ |M ø% y‰|¹ r& ÷Πr& |MΨä. z⎯ÏΒ t⎦⎫Î/É‹≈ s3ø9$# ∩⊄∠∪ =yδ øŒ$# © É<≈ tFÅ3În/ #x‹≈ yδ

÷µ É)ø9r'sù öΝÍκö s9Î) §ΝèO ¤Αuθ s? öΝåκ÷]tã öÝàΡ$$ sù #sŒ$ tΒ tβθ ãè Å_ ötƒ ∩⊄∇∪ ôM s9$ s% $ pκš‰ r'≈ tƒ (#àσn= yϑ ø9$#

þ’ ÎoΤÎ) u’ Å+ø9é& ¥’n< Î) Ò=≈ tG Ï. îΛqÌx. ∩⊄®∪ …çµ ¯ΡÎ) ⎯ÏΒ z⎯≈ yϑ ø‹n= ß™ …çµ ¯ΡÎ)uρ ÉΟó¡Î0 «!$# Ç⎯≈ yϑ ôm §9$#

ÉΟŠ Ïm §9$# ∩⊂⊃∪ ω r& (#θ è= ÷ès? ¥’ n?tã ’ ÎΤθ è?ù&uρ t⎦⎫Ïϑ Î= ó¡ãΒ ∩⊂⊇∪ ôM s9$ s% $ pκš‰ r'≈ tƒ (#àσn= yϑ ø9$#

’ ÎΤθ çGøùr& þ’Îû “ ÌøΒ r& $ tΒ àMΖà2 ºπ yèÏÛ$ s% #¶ö∆ r& 4© ®L ym Èβρß‰uη ô±n@ ∩⊂⊄∪


“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat burung Hudhud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” Maka tidak lama kemudian (datanglah Hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba` suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Ilah Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ’Arsy yang besar.” Berkata Sulaiman, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.” Berkatalah ia (Balqis), “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Berkatalah dia (Balqis), “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).” (QS. An Naml: 20-32)

Sulaiman dengan mudah menaklukkan ratu yang tersesat ini, yang sebelumnya berkeinginan untuk memberikan hadiah duniawi kepada sang Nabi agar ia membiarkannya menyekutukan Allah dan tetap menyembah matahari.

Allah berfirman,

tΑ$ s% $ pκš‰ r'≈ tƒ (#àσn= yϑ ø9$# öΝä3•ƒ r& © Í_‹Ï?ù'tƒ $ pκÅ−öyè Î/ Ÿ≅ö6 s% β r& ’ÎΤθ è?ù'tƒ š⎥⎫Ïϑ Î= ó¡ãΒ ∩⊂∇∪

tΑ$ s% ×MƒÌøÏã z⎯ÏiΒ Çd⎯Éf ø9$# O$ tΡr& y7‹Ï?# u™ ⎯Ïµ Î/ Ÿ≅ ö6 s% β r& tΠθ à)s? ⎯ÏΒ y7 ÏΒ$ s)¨Β ( ’ ÎoΤÎ)uρ

Ïµ ø‹n= tã ;“ Èθ s)s9 ×⎦⎫ÏΒ r& ∩⊂®∪ tΑ$ s% “ Ï% ©!$# …çν y‰ΖÏã ÒΟù= Ïæ z⎯ÏiΒ É=≈ tG Å3ø9$# O$ tΡr& y7‹ Ï?# u™ ⎯Ïµ Î/


Ÿ≅ ö6 s% βr& £‰s?ötƒ y7 ø‹s9Î) y7èùösÛ 4 $ £ϑ n= sù çν#u™u‘ #…É)tG ó¡ãΒ …çν y‰ΖÏã tΑ$ s% #x‹≈ yδ ⎯ÏΒ È≅ ôÒsù

’ În1u‘ þ’ÎΤuθ è= ö6 u‹Ï9 ãä3ô© r&u™ ÷Πr& ãàø.r& ( ⎯tΒ uρ ts3x© $ yϑ ¯ΡÎ* sù ãä3ô±o„ ⎯Ïµ Å¡øuΖÏ9 ( ⎯tΒ uρ txx. ¨β Î* sù

’ În1u‘ @© Í_ xî ×ΛqÌx. ∩⊆⊃∪ tΑ$ s% (#ρ ãÅj3tΡ $ oλm; $ pκy− ötã öÝàΖtΡ ü“ Ï‰tG öκsEr& ôΘr& ãβθä3s? z⎯ÏΒ

t⎦⎪ Ï% ©!$# Ÿω tβρ ß‰tG öκu‰ ∩⊆⊇∪ $ £ϑ n= sù ôNu™!% y` Ÿ≅Š Ï% #x‹s3≈ yδ r& Å7ä© ótä ( ôM s9$ s% …çµΡr( x. uθ èδ 4

$ uΖ Ï?ρ é&uρ zΟù= Ïè ø9$# ⎯ÏΒ $ yγ Î=ö7s% $ ¨Ζä.uρ t⎦⎫ÏΗ Í>ó¡ãΒ ∩⊆⊄∪ $ yδ £‰|¹ uρ $ tΒ M tΡ% x. ß‰ç7÷è? ⎯ÏΒ

ÈβρßŠ «!$# ( $ pκΞÎ) ôMtΡ% x. ⎯ÏΒ 7Θöθ s% t⎦⎪ ÌÏ≈ x. ∩⊆⊂∪ Ÿ≅ŠÏ% $ oλm; ’Í?äz ÷Š$# yy÷¢Ç9$# ( $ £ϑ n= sù

çµ ø?r&u‘ çµ÷G t6 Å¡ym Zπ ¤f ä9 ôMxt±x.uρ ⎯tã $ yγ øŠs%$ y™ 4 tΑ$ s% …çµ ¯ΡÎ) Óy÷|À ×Š§yϑ •Β ⎯ÏiΒ tƒ Í‘# uθ s% 3

ôM s9$ s% Å_Uu‘ ’ ÎoΤÎ) àM ôϑ n= sß © Å¤ øtΡ àM ôϑ n= ó™ r&uρ yìtΒ z⎯≈ yϑ øŠn= ß™ ¬! Éb> u‘ t⎦⎫Ïϑ n=≈ yè ø9$# ∩⊆⊆∪

“Berkata Sulaiman, “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya.” Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata, “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” Dia berkata, “Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).” Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu” Dia menjawab, “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.” Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman, “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat


dari kaca.” Berkatalah Balqis, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. An Naml: 38-44)

Panggilan Kedua Belas: Mukjizat Tuhan

Berikut adalah kisah tentang Ibrahim bapak para Nabi yang memperisteri Sarah wanita tercantik, hanya saja ia mandul dan tidak mungkin membuahkan keturunan. Setelah Nabi Ibrahim hijrah ke Mesir bersama Sarah setelah sebelumnya mereka tinggal di situ, dan bersama keduanya Hajar yang akhirnya juga dinikahi Ibrahim setelah ia bermusyawarah dengan Sarah dan Sarah pun berkata kepada Ibrahim, “Nikahilah dia wahai Ibrahim, siapa tahu darinya Allah akan memberimu keturunan.”

Nabi Ibrahim selalu berdoa kepada Allah untuk memberikannya anak, dan Allah pun mengabulkan permintaan itu dengan lahirnya Ismail kakek Nabi Muhammad dari rahim Hajar.

Waktupun berganti, Nabi Ibrahim pada suatu hari dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang tamu mengetuk pintu rumahnya. Ibrahim segera menyambut mereka dan secepat kilat menghubungi isterinya Sarah untuk menyiapkan makanan dan menyembelihkan sapi untuk mereka. Ketika makanan disuguhkan kepada mereka, mereka tidak mengembusnya sama sekali, sehingga dalam hatinya Ibrahim berkata, “Untuk apa mereka bertamu jika tidak mau memakan suguhan?” Para tamu itu kemudian memberitahukan kepada Ibrahm bahwa mereka adalah para malaikat yang datang dengan membawa berita penting yaitu suatu berita gembira dengan akan lahirnya seorang putra dari rahim Sarah isterinya. Mendengar itu, Ibrahim berkata, “Aku seorang yang sudah tua.” Dan isterinyapun berkata, “Aku juga sudah tua dan perempuan yang mandul.” Para malaikat itu kemudian berkata, “Akan tetapi perintah Allah kepada sesuatu cukup dengan berkata kepadanya ‘kun fayakun’ (jadilah engkau, maka ia jadi).”

Allah berfirman,

ô‰s)s9uρ ôNu™!% y` !$ uΖè= ß™ â‘ tΛ⎧ Ïδ≡tö/Î) 2” uô³ç6 ø9$$ Î/ (#θä9$ s% $ Vϑ≈ n= y™ ( tΑ$ s% ÖΝ≈ n= y™ ( $ yϑ sù y]Î7s9

β r& u™!% y` @≅ ôf Ïè Î/ 7‹ŠÏΨ ym ∩∉®∪ $ ¬Η s>sù !#u™u‘ öΝåκu‰ Ï‰÷ƒ r& Ÿω ã≅ ÅÁs? Ïµ ø‹s9Î) öΝèδ tÅ6tΡ

}§y_ ÷ρ r&uρ öΝåκ÷]ÏΒ Zπ x‹Åz 4 (#θä9$ s% Ÿω ô#y‚ s? !$ ¯ΡÎ) !$ uΖù= Å™ ö‘ é& 4’n< Î) ÏΘöθ s% 7Þθä9 ∩∠⊃∪

…çµ è?r&zö∆ $#uρ ×π yϑ Í← !$ s% ôM s3Ås ŸÒ sù $ yγ≈ tΡö¤±t6 sù t,≈ ys ó™ Î* Î/ ⎯ÏΒ uρ Ï™!#u‘ uρ t,≈ ys ó™ Î) z>θ à)÷è tƒ

∩∠⊇∪ ôM s9$ s% #© tL n= ÷ƒ uθ≈ tƒ à$Î!r&u™ O$ tΡr&uρ ×—θàf tã #x‹≈ yδ uρ ’Í?÷è t/ $ ¸‚ ø‹x© ( χ Î) #x‹≈ yδ


í™ó© y´ s9 Ò=‹Éf tã ∩∠⊄∪ (#þθ ä9$ s% t⎦⎫Î7yf ÷è s?r& ô⎯ÏΒ ÌøΒ r& «!$# ( àM uΗ÷qu‘ «!$# …çµ çF≈ x.tt/uρ

ö/ä3ø‹n= tæ Ÿ≅ ÷δ r& ÏM øt7ø9$# 4 …çµ ¯ΡÎ) Ó‰ŠÏΗ xq Ó‰‹Åg¤Χ ∩∠⊂∪

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Ibrahim menjawab, “Selamatlah,” maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.” Dan isterinya berdiri (di sampinngya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya’qub. Isterinya berkata, “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.” Para malaikat itu berkata; “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (QS. Huud: 69-73)

Berikut ini adalah Nabi Zakariya seorang Nabi yang sangat bertakwa, seorang alim dari Bani Israel. Allah telah memuliakannya dengan menitipkan Maryam kepadanya. Umurnya sangatlah tua dan begitu juga isterinya sedang mereka belum dikaruniai anak.

Beberapa kali Zakariya mengunjungi tempat beribadah Maryam menanyakan tentang keadaannya dan memenuhi permintaan dan kebutuhan-kebutuhannya. Zakariya sangat heran ketika didapatinya di dekat Maryam makanan yang bukan berasal darinya. Berbagai jenis makanan yang lezat, sehingga ia ingin tahu dan menyakinkan dari mana datangya makanan itu karena dialah yang bertanggung jawab kepada Maryam.

Ia berkata, “Wahai Maryam, dari mana rezeki ini kamu dapatkan?”

Maryam menjawab, “Dari Allah.”

Zakariya kemudian keluar dan ia bergumam dalam hatinya, jika Allah memberikan Maryam rezeki dengan tanpa sebab, maka Dia akan mampu memberiku anak meskipun umurku sudah tua seperti ini. Meskipun rambutku sudah penuh dengan uban dan isteriku adalah seorang yang mandul. Allah kemudian mengabulkan doa Zakariya ini.

Allah berfirman,


š Ï9$ uΖèδ $ tã yŠ $−ƒ ÌŸ2 y— …çµ −/u‘ ( tΑ$ s% Éb> u‘ ó=yδ ’Í< ⎯ÏΒ šΡà$ ©! Zπ−ƒ Íh‘ èŒ ºπ t7Íh‹sÛ (

š ¨ΡÎ) ßì‹Ïÿ xœ Ï™!$ tã ‘$! $# ∩⊂∇∪ çµ ø?yŠ$ oΨ sù èπs3Í×¯≈ n= yϑ ø9$# uθ èδ uρ ÖΝÍ← !$ s% ’ Ìj?|Á ãƒ ’ Îû É># tós Ïϑ ø9$#

¨β r& ©!$# x8çÅe³u; ãƒ 4© zós u‹Î/ $ P%Ïd‰|Á ãΒ 7π yϑ Î= s3Î/ z⎯ÏiΒ «!$# #Y‰Íh‹y™ uρ #Y‘θ ÝÁym uρ $ wŠÎ; tΡuρ z⎯ÏiΒ

t⎦⎫Ås Î=≈ ¢Á9$# ∩⊂®∪ tΑ$ s% Éb> u‘ 4’ ¯Τr& ãβθä3tƒ ’ Í< ÖΝ≈ n= äî ô‰s% uρ z© Í_ tó n= t/ çy9 Å6ø9$# ’ ÎAr&tøΒ $#uρ

ÖÏ%$ tã ( tΑ$ s% š Ï9≡x‹x. ª!$# ã≅ yèøtƒ $ tΒ â™!$ t±o„ ∩⊆⊃∪ tΑ$ s% Éb> u‘ ≅ yè ô_ $# þ’Ík< Zπtƒ#u™ ( tΑ$ s%

y7 çG tƒ#u™ ω r& zΟÏk= x6è? }¨$ ¨Ψ9$# sπ sW≈ n= rO BΘ$ −ƒ r& ω Î) #Y“ øΒ u‘ 3 ä.øŒ$#uρ y7 −/§‘ #ZÏWŸ2 ôx Îm7y™ uρ

Äc© Å´ yè ø9$$ Î/ Ì≈ x6ö/M}$#uρ ∩⊆⊇∪

“Di sanalah Zakariya mendo’a kepada Tuhannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.” Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya), “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” Zakariya berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul.” Berfirman Allah, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” Berkata Zakariya, “Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imraan: 38-41)

Panggilan khusus seperti yang tersebut di depan, disebut juga dalam surat Maryam. Allah berfirman,

üÈ ÿè‹γ!2 ∩⊇∪ ãø.ÏŒ ÏMuΗ ÷qu‘ y7În/u‘ …çν y‰ö7tã !$ −ƒÌŸ2 y— ∩⊄∪ øŒÎ) 2” yŠ$ tΡ …çµ −/u‘

¹™!#y‰ÏΡ $ wŠÏyz ∩⊂∪ tΑ$ s% Éb> u‘ ’ ÎoΤÎ) z⎯yδ uρ ãΝôàyè ø9$# © Íh_ ÏΒ Ÿ≅ yè tGô© $#uρ â ù&§9$# $ Y6øŠx© öΝs9uρ

.⎯à2 r& š Í← !% tæß‰Î/ Éb> u‘ $ wŠÉ)x© ∩⊆∪ ’ ÎoΤÎ)uρ àM øÅz u’ Í<≡uθ yϑ ø9$# ⎯ÏΒ “ Ï™!#u‘ uρ


ÏM tΡ$ Ÿ2 uρ ’ ÎAr&tøΒ $# #\Ï%% tæ ó=yγ sù ’Í< ⎯ÏΒ šΡà$ ©! $ wŠÏ9uρ ∩∈∪ © Í_ èO Ìtƒ ß^Ìtƒ uρ ô⎯ÏΒ

ÉΑ#u™ z>θà)÷è tƒ ( ã& ù#yè ô_ $#uρ Éb> u‘ $ |‹ÅÊ u‘ ∩∉∪ !$ −ƒÌŸ2 t“≈ tƒ $ ¯ΡÎ) x8çÅe³u; çΡ AΟ≈ n= äóÎ/ …çµ ßϑ ó™ $#

4© zøt s† öΝs9 ≅ yè øgwΥ …ã& ©! ⎯ÏΒ ã≅ö6 s% $ wŠÏϑ y™ ∩∠∪ tΑ$ s% Éb> u‘ 4’Τr& Üχθ ä3tƒ ’Í< ÖΝ≈ n= äî

ÏM tΡ$ Ÿ2 uρ ’ÎAr&tøΒ $# #\Ï%% tæ ô‰s% uρ àM øón= t/ z⎯ÏΒ Îy9 Å6ø9$# $|‹ÏFÏã ∩∇∪ tΑ$ s% š Ï9≡x‹x.

tΑ$ s% š •/u‘ uθ èδ ¥’ n?tã ×⎦ Îi⎫yδ ô‰s% uρ š çG ø)n= yz ⎯ÏΒ ã≅ ö6 s% óΟs9uρ Û s? $ \↔ ø‹x© ∩®∪

“Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tetang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya zakariya. yaitu tatkala ia berdo’a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalalu telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakariya berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Dia berfirman, “Demikianlah.” Dia berfirman, “Hai itu adalah mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.” (QS. Maryaam: 1-9)

Panggilan Ketiga Belas: Wanita Pembawa Kayu Bakar

Panggilan berikut dikhususkan kepada seorang wanita yang sangat memusuhi agama Islam dan yang sangat mengingkari dan membenci Rasul Muhammad. Seluruh usaha dan keinginannya dicurahkannya untuk mencelakai Rasulullah SAW dan para sahabat beliau. Dialah Ummu Jamil isteri Abu Lahab.

Disebutkan dalam shahih Bukhari dari Ibnu Abbas RA bahwasannya Nabi keluar ke Bathha` lalu mendaki gunung untuk berseru, “Wahai orang-orang Bathha`.” Maka berkumpullah orang-orang Quraisy. Beliau lalu berkata, “Apa pendapat kalian jika aku memberitahukan kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian. Apakah kalian mempercayainya?” Mereka serempak menjawab, “Ya” Beliau lalu


melanjutkan seruannya, “Maka sesungguhnya aku adalah orang yang menakut-nakuti kalian dengan siksa yang pedih.” Abu Lahab kemudian berseloroh, “Hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami?”, atau dalam satu riwayat, “Celaka kamu, hanya untuk inikah kamu mengumpulkan kami?” maka turunlah ayat Allah, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al Lahab: 1) Yang pertama adalah doa bagi dia sedangkan yang kedua adalah kabar tentang dirinya.

Abu Lahab adalah salah satu paman Nabi SAW. Namanya Abdul Uzza bin Abdul Mutthalib dan panggilannya adalah Abu Atabah. Dinamakan Abu Lahab karena berpancarnya mukanya dan karena saking banyaknya siksa yang diberikannya kepada Rasulullah, permusuhan, dengki dan penghinaan kepada beliau dan agama Islam.

Berkata Imam Ahmad dari Rabi’ah bin Ubbad dari bani Ad Dail seorang yang sebelum masuk Islam adalah termasuk orang Jahiliyah, bahwa ia berkata, “Aku melihat Nabi SAW saat aku masih Jahiliyah di sebuah pasar bernama Dzil Majaz yang saat itu sedang bersabda, “Wahai sekalian manusia, katakanlah tiada Tuhan selain Allah, maka kalian akan beruntung.” Saat itu, orang-orang sedang berkumpul, dan di belakang beliau ada seorang yang bersinar wajahnya sambil bersiul dan mengatakan, “Dia adalah orang yang gila dan pembohong. Penyakitnya itu akan kambuh ketika akalnya sedang melayang.” Aku kemudian bertanya kepada orang di sekitarku, “Siapa dia?” Mereka menjawab, “Dia adalah pamannya yang bernama Abu Lahab.”

Dari Muhammad bin Ishaq bahwasannya Rasulullah SAW berdiri di depan para kabilah, “Wahai bani fulan, aku adalah rasul utusan Allah untuk kalian yang memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain dan agar mempercayaiku dan menjagaku sampai aku dapat melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadaku.” Dan ketika beliau selesai mengatakan perkataan itu, berkatalah seseorang yang berada di belakang beliau, “Wahai bani fulan, laki-laki ini menginginkan kalian untuk melupakan Tuhan kalian Lata dan Uzza dan para pembantu kalian yang terdiri dari bangsa jin dan bani Malik bin Aqish dan berpindah kepada sesuatu yang baru dan yang sesat. Maka janganlah kalian mendengarkan dan mengikutinya.” Aku kemudian berkata kepada bapakku, “Siapa dia?” Bapakku menjawab, ”Dia adalah pamannya yang bernama Abu Lahab.”1

Adapun arti tabbat adalah orang yang usahanya merugi, tangannya bergelepotan dengan tanah dan sesat jalannya.

Ummu Jamil

Wanita ini adalah wanita yang sadis dan nakal. Namanya Arwa binti Harb bin Umayyah. Dia adalah saudara perempuan Abu Sufyan. Dia sangat membantu suaminya dalam kekafiran, kesadisan dan kecongkakannya, oleh

1 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath Thabrani


karena itu pada hari kiamat nanti ia akan bersama-sama dengan suaminya saling bahu-membahu dalam menghadapi siksa neraka Jahannam. Dari itu Allah berfirman, “Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.”

Dalam salah satu pendapat dikatakan bahwa arti dari hammalah al hathab adalah bahwa ia suka namimah (mengadu domba) –karena mengadu domba adalah fitnah sedangkan fitnah adalah neraka- dan ada yang mengatakan bahwa ia besok akan membawa kayu bakar di dalam api neraka jahannam dan melemparkannya ke arah suaminya Abu Lahab.

Dari Asma` binti Abu Bakar ia berkata, “Ketika diturunkan ayat, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab”, masuklah Ummu Jamil binti Harb ke Masjid dengan berteriak-teriak dan berkata, “Mana orang yang telah menghina orang-orang tua kita; yang agamanya berbeda dengan agama kita; yang memerintahkan untuk melawan kita”, sementara Rasulullah saat itu di sedang di dalam masjid bersama Abu Bakar. Ketika Abu Bakar melihat wanita itu, ia berkata, “Wahai Rasulullah, wanita itu telah datang, dan aku khawatir ia akan melihatmu.” Namun Rasulullah dengan tenang menjawab, “Ia tidak akan melihatku,” dan lalu beliau membaca ayat Al Qur`an yang menjadikan beliau dapat selamat sebagaimana dalam firman Allah,

#sŒÎ)uρ šVù&ts% tβ#u™öà)ø9$# $ oΨù= yè y_ y7 uΖ÷ t/ t⎦ ÷⎫t/uρ t⎦⎪ Ï% ©!$# Ÿω tβθãΖÏΒ ÷σãƒ Íο tÅz Fψ$$ Î/ $ \/$ pgÉo

#Y‘θ çGó¡¨Β ∩⊆∈∪

“Dan apabila kamu membaca Al Qur`an niscaya Kami adakan antara kamu orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup.” (QS. Al Israa`: 45)

Wanita itu terus masuk dan sampai berdiri di dekat Abu Bakar namun tidak melihat Nabi SAW. Wanita itu kemudian berkata, “Wahai Abu Bakar, aku dengar kawanmu mencercaku.” Abu Bakar lantas menjawab, “Demi Tuhan yang menguasai rumah ini (Baitullah), ia tidak mencercamu.” Wanita itu lalu meninggalkan Abu Bakar sambi bergumam, “Orang-orang Quraisy tahu bahwa aku ini adalah anak pembesar mereka.”

Allah berfirman,

ôM ¬7s? !#y‰tƒ ’Î1r& 5=yγ s9 ¡=s?uρ ∩⊇∪ !$ tΒ 4© o_ øî r& çµ ÷Ψtã …ã& è!$ tΒ $ tΒ uρ |=|¡Ÿ2 ∩⊄∪

4’ n?óÁ u‹y™ #Y‘$ tΡ |N# sŒ 5=oλm; ∩⊂∪ …çµ è?r&tøΒ $#uρ s' s!$ £ϑ ym É=sÜys ø9$# ∩⊆∪ ’ Îû $ yδ Ï‰‹Å_

×≅ ö7ym ⎯ÏiΒ ¤‰|¡¨Β ∩∈∪


“Dan sesungguhnya Abu Lahab akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al Masad: 1-5)

Sampai di sini, panggilan-panggilan al-Qur`an kepada kaum wanita dengan menggunakan kata an-Nisaa`, al-Mar’ah dan dhamir muannats (kata ganti yang menunjukkan perempuan).

Panggilan Keempatbelas: Kepada Hajar as

Panggilan ini adalah panggilan yang membawa berkah yang merupakan awal kebaikan umat manusia. Saat itu Nabi Ibrahim sedang melakukan satu perjalanan bersama dengan Hajar. Perjalanan itu adalah perjalanan untuk memenuhi perintah Allah yaitu untuk menempatkan Hajar di tengah-tengah padang pasir tandus yang tidak berair dan bertanaman. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, meskipun hal itu membuat Hajar yang saat itu sedang dengan bayinya Ismail sangat terheran-heran dengan apa yang dilakukan Ibrahim itu. Oleh karena itu ketika Ibrahim meninggalkan dia dan bayinya, ia memanggil Ibrahim, “Wahai Ibrahim, atas perintah siapa engkau meninggalkan kami di sini?” akan tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawabnya. Dan karena Hajar mengikuti langkah Ibrahim, maka Ibrahim baru berkata, “Allah lah yang memerintahkannya.”

Ibrahim menambahkan, “Benar Allah yang memerintahkannya.” Mendengar itu Hajar menjawab, “Jika Allah yang memerintahkannya, maka Dia tidak akan membiarkan kita terlantar.”

Selang beberapa hari, habislah bahan perbekalan, makanan dan minuman Hajar, sehingga mulailah Hajar berusaha mencarikan air anaknya. Sebelum matahari terbenam, ia memandang ke hamparan padang pasir, dan tampak fatamorgana olehnya akibat pantulan sinar matahari yang menipu penglihatannya seakan di padang pasir itu ada air. Maka dengan cepat ia menuju ke arah itu yaitu bukit Shafa dan dari Shafa ke bukit Marwa bolak-bolak sampai tujuh kali. Dan tiba-tiba dari bawah bayinya memancar air yang bersih, sehingga dengan cepat Hajar mencoba membendungnya agar airnya tidak merembes dan tercecer sambil berkata, “Wahai air berkah, memancarlah dengan deras, deraslah (zumi, zumi), deraslah”, sehingga mat aair itu dikatakan air Zamzam (air yang memancar dengan deras). Dan mulailah ia hidup dengan air yang berlimpah. Allah berfirman,


!$ uΖ−/§‘ þ’ÎoΤÎ) àMΖs3ó™ r& ⎯ÏΒ © ÉL −ƒÍh‘ èŒ >Š# uθ Î/ Îöxî “ ÏŒ ?í ö‘ y— y‰Ψ Ïã y7 ÏF÷ t/ ÇΠ§ys ßϑ ø9$# $ uΖ−/u‘

(#θ ßϑ‹ É)ã‹Ï9 nο 4θ n= ¢Á9$# ö≅ yèô_ $$ sù Zο y‰Ï↔ øùr& š∅ÏiΒ Ä¨$ ¨Ζ9$# ü“ Èθ öκsE öΝÍκö s9Î) Νßγ ø% ã—ö‘ $#uρ z⎯ÏiΒ

ÏN≡tyϑ ¨W9$# óΟßγ ¯= yè s9 tβρ ãä3ô±o„ ∩⊂∠∪

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur..” (QS. Ibrahiim: 37)

Sejak itu, datanglah banyak kabilah dan mendirikan tenda-tenda untuk mengambil air zamzam, memberi minum unta dan kambing-kambing mereka serta untuk mengairi tanaman-tanaman mereka.

Panggilan ini adalah panggilan yang membawa berkah yang sampai sekarangpun masih terasa dan menjadi sumber inspirasi rasa kecintaan dan memenuhi panggilan dan janji.


Panggilan Rasulullah Saw Kepada Kaum Wanita

Saudaraku muslimah, kami merasa nyaman dan terasa dada ini dingin ketika buku ini kami akhiri dengan petuah dan nasehat-nasehat berharga Rasulullah kepada kaum wanita. Nasehat Rasulullah selamanya akan selalu berharga karena nasehat adalah tergantung dari isi, urngensi dan yang memberikannya.

Yang menjadi sumber nasehat ini adalah wahyu langit, karena Allah telah berfirman dalam memberitahukan kedudukan Nabi-Nya, “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An Najm: 4). Dan karena hati manusia akan cepat bosan dan merasa berat, maka nasehat-nasehat beliau kepada para wanita ini kebanyakan pendek dan ringan-ringan, sehingga nasehat-nasehat itu dapat meresap dalam hati sanubari para wanita. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh seorang sahabat bernama Abdullah bin Mas’ud RA, “Rasulullah meringankan/ empercepat nasehat khawatir akan menyebabkan kebosanan.”

Bertakwa Kepada Allah Adalah Sinar Terang

Bertakwa kepada Allah dapat membekali hati, menarik rezeki dan sebagai kunci kebaikan sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, maka akan diberikannya jalan keluar dan diberikannya rezeki yang tidak terduga.”

Saudaraku muslimah, jadikanlah keimanan sebagai senjata kalian, keimanan sebagai bekal hati kalian dan jadikanlah akhlak mulia sebagai penolong kepribadian kalian. Dengan itu semua, kalian akan memperoleh ridha dari Tuhan, cinta dari suami dan penghargaan dari masyarakat sekitar kalian, karena salah satu arti bertakwa adalah takut kepada Allah. Padahal sebagaimana telah disabdakan oleh baginda Rasulullah, “Kunci hikmah adalah takut kepada Allah.”

Rasulullah memanggil/menasehati Aisyah dengan bersabda, “Wahai Aisyah kamu harus bertakwa kepada Allah dan berlemah-lembut. Karena berlemah-lembut tidak dapat membawa kerugian sedikitpun kecuali malah dapat (menambah) timbangan (kebaikan) dan tidak akan menyerabut apapun kecuali malah akan membawa kebaikan.”1

1 Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/58), Abu Dawud

(2487), dan diriwyatkan pula oleh Imam Muslim (16/146)


Nabi SAW juga bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan agar dapat menghapusnya. Dan berakhlak baiklah dengan orang lain.”2

Ibnu Mas’ud RA dalam memberikan arti bertakwa kepada Allah mengatakan, “Tunduk dan tidak melanggar-Nya, ingat dan tidak melupakan-Nya serta bersyukur dan tidak mengingkari-Nya.”

Ummu Salamah berkata, “Janganlah kemudaanmu wahai perempuan menjadikanmu takut akan sudah rentanya zaman, karena sesungguhnya aku akan menghadiahi kamu firman Allah,

|·÷‚ u‹ø9uρ š⎥⎪ Ï% ©!$# öθ s9 (#θ ä.ts? ô⎯ÏΒ óΟÎγ Ïù= yz Zπ −ƒÍh‘ èŒ $ ¸≈yè ÅÊ (#θèù% s{ öΝÎγ øŠn= tæ (#θà)−G u‹ù= sù

©!$# (#θ ä9θ à)u‹ø9uρ Zω öθ s% #´‰ƒÏ‰y™ ∩®∪

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisaa`: 9)

Kunci Surga: Berbakti Kepada Suami

Wahai saudariku muslimah, kita sekarang di depan pintu surga –di akhirat- bersama dengan golongan orang yang dengannya di buka pintu surga, bersama golongan orang yang di larang untuk masuk surga –kita bermohon kepada Allah agar tidak termasuk golongan mereka- dan bersama dengan golongan orang yang memegang kunci surga. Oleh karena itu wahai saudariku muslimah, golongan manakah yang kalian inginkan?

Rasulullah SAW telah menunjukkan jalan yang benar yaitu bahwa Allah telah memberikan ridha kepada kalian. Bagaimana cara memperolehnya?

Beliau bersabda, “Siapapun wanita yang meninggal sedang suaminya meridhainya (merestuinya) maka wanita itu akan masuk surga.”1

Dari Abu Hurairah RA ia berkata bahwasannya Rasulullah telah bersabda, “Jika aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada

2 Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (2053) dan diriwayatkan pula oleh Imam

Ahmad (5/158) 1 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan hadits ini dihasankan oleh

Imam Hakim


(seseorang) lainnya, maka aku akan memerintahkan isteri bersujud kepada suaminya.”1

Dan untuk memberikan ancaman tidak berbakti kepada suami, Nabi SAW telah berkata kepada kalian wahai kaum muslimah, “Jika seorang isteri meninggalkan ranjang suaminya (menolak ajakan bersetubuh suaminya), maka malaikat akan melaknatnya sampai tiba waktu pagi.”2

Dan dalam satu riwayat dari Nabi SAW, beliau berkata, “Jika seorang suami mengajak isterinya untuk ke ranjangnya (bersetubuh) dan si isteri menolaknya, dan si suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknatnya sampai datang waktu pagi.”3

Rumahmu Surgamu

Saudariku muslimah, kita banyak melihat para wanita berdesak-desakan dengan kaum laki-laki di pasar-pasar, angkutan umum, jalanan dan lain-lain. Dan yang mengherankan adalah sudah hilangnya sikap malu dari kaum wanita yaitu dengan ditemukannya di antara mereka cengengesan, mengumpat dan berbicara antara sesamanya dengan tanpa budi pekerti, berlama-lamaan ia meninggalkan rumahnya untuk ke rumah si A atau si B, dan pembicaraan mereka itu tidak lebih dari seputar membicarakan aib/cacat orang lain dan seputar perkembangan berita yang tidak berguna, padahal Rasulullah telah melarang dari perbuatan-perbuatan negatif ini, karena khawatir turunnya harga dirinya dan berkurangnya amal perbuatan baiknya.

Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun wanita yang menaruh pakaiannya di selain rumah suaminya, maka ia benar-benar telah menarik tabir yang menutupinya antara dia dan Allah.”1

Rasulullah juga telah bersabda, “Wahai Asma`, jika seorang wanita telah mengeluarkan darah haid, maka ia tidak boleh terlihat kecuali ini dan ini. Dan beliau memberikan isyarat muka dan kedua telapak tangannya.”2

Maka kaum wanita muslimah wajib bertakwa kepada Allah, dan selalu menjaga kehormatan, kesucian dan bertakwa kepada Allah di rumahnya karena dialah yang bertanggung jawab di rumah dan terhadap anak-anaknya. Di samping ia juga tidak boleh keluar rumah kecuali dengan seizin suaminya karena itulah cara yang lebih mulia. Dan bagi kalian wahai para wanita muslimat, beberapa nasehat dari Rasulullah,

1 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya (4/381), Abu Dawud,

Tirmidzi dan Ibnu Majah. 2 Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (7/39) dan Imam Muslim (8/10) 3 Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (5193), Imam Muslim (1060) dan Imam

Ahmad (2/439) 1 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/41 dan Ibnu majah (3750) 2 Diriwayatkan oleh Abu Dawud


“Setiap mata pernah berzina, dan seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu melewati sebuah majlis (tempat berkumpul orang) maka ia begini dan begini (ia adalah wanita yang berzina).”3

Ada juga panggilan atau seruan Nabi kepada kaum wanita untuk menjaga kemuliaan dan kehormatannya dan agar supaya sikap malu mereka memberikan berkah kepada mereka. Beliau bersabda, “Wanita adalah aurat, dan jika ia keluar dari rumahnya, maka syetan akan selalu mengawasinya. Dan bahwasannya tidak ada yang dapat mendekatkannya kepada Allah kecuali berdiamnya dia di dalam rumahnya.”4

Semua itu sesuai dan penguat apa yang ada dalam Al Qur`an dalam firman Allah,

tβ ös% uρ ’Îû £⎯ä3Ï?θ ã‹ç/ Ÿω uρ š∅ ô_ §y9 s? yl •y9 s? Ïπ ¨ŠÎ= Îγ≈ yf ø9$# 4’ n<ρ W{$# ( z⎯ôϑ Ï% r&uρ nο 4θ n= ¢Á9$#

š⎥⎫Ï?# u™uρ nο 4θ Ÿ2 ¨“9$# z⎯÷è ÏÛr&uρ ©!$# ÿ…ã& s!θ ß™ u‘ uρ 4

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya.” (Al Ahzaab: 33)

Berhias yang Dilaknat

Wahai saudariku muslimah, kalian berhak untuk berhias, kalian berhak untuk mempercantik diri, kalian berhak untuk memakai wewangian selama itu semua tidak menggoda orang lain atau mengeluarkan kalian dari ajaran-ajaran agama, yaitu dengan memakai pakaian yang ketat sehingga bagian-bagian tubuhmu membentuk atau pakaian yang memperlihatkan anggota tubuhmu, atau pakaian yang dapat menarik perhatian kaum laki-laki.

Wahai orang-orang yang pergi ke tempat-tempat rias untuk merubah apa yang telah diciptakan Allah kepada kalian, ketahuilah bahwa kalian telah mengikuti langkah syetan, yang berkeinginan untuk menyesatkan dan menghancurkan agama kalian.

Dari itu Allah telah berfirman,

3 Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Dawud 4 Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam kitab Al Ausath dan semua rawinya

adalah para perowi yang shahih.


öΝßγ ¨Ψ= ÅÊ _{uρ öΝßγ ¨Ψ tÏiΨ tΒ _{uρ öΝßγ ¯ΡtãΒ Uψuρ £⎯à6ÏnG u; ã‹n= sù šχ#sŒ# u™ ÉΟ≈ yè ÷ΡF{$# öΝåκΞzß∆ Uψuρ

χ çÉitó ãŠn= sù šY ù= yz «!$# 4 ⎯tΒ uρ É‹Ï‚ −Ftƒ z⎯≈ sÜø‹¤±9$# $ wŠÏ9uρ ⎯ÏiΒ ÂχρßŠ «!$# ô‰s)sù

tÅ¡yz $ ZΡ#tó¡äz $ YΨÎ6 •Β ∩⊇⊇®∪

“Dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An Nisaa`: 119)

Pada suatu hari datanglah seorang wanita ke tempat belajar Abdullah bin Mas’ud sambil berkata kepadanya, “Wahai Ibnu Mas’ud apakah kamu mengatakan bahwa Allah mengharamkan penyambungan rambut?”

Ia menjawab, “Ya.”

Wanita itu berkata, “Di mana aku bisa mendapatkan dalilnya?”

Lalu di jawab kembali oleh Ibnu Mas’ud, “Di dalam kitabullah Al Quràn.”

Maka pulanglah wanita itu dan kemudian ia membaca Al Quràn sampai khatam, lalu di hari berikutnya ia berkata kepada Ibnu Mas’ud, “Wahai Ibnu Mas’ud, aku tidak menemukan sedikitpun dalam Al Quràn yang berhubungan dengan menyambung rambut.”

Ibnu Mas’ud kemudian berkata, “Apakah kamu tidak menemukan firman Allah,

!$ tΒ uρ ãΝä39s?# u™ ãΑθ ß™ §9$# çνρ ä‹ã‚ sù $ tΒ uρ öΝä39pκtΞ çµ÷Ψ tã (#θ ßγ tFΡ$$ sù

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al Hasr: 7)

“Ya.” Jawab si wanita.

Ibnu Mas’ud berkata kepadanya, “Rasulullah telah melarang kita untuk menyambung rambut dan melaknat orang yang menyambung dan yang memintanya. Dan Rasulullah juga telah mengancam akan adanya sebagian golongan wanita yang tidak akan mencium bau surga dan tidak akan memasukinya. Beliau bersabda, “Wanita yang bermegah-megahan yang telanjang, yang condong (terkena fitnah) dan yang menyondongkan (menyebabkan orang lain terkena fitnah) yang meletakkan sesuatu pada dirinya seperti ponok unta.” Yakni wanita yang meletakkan di atas rambutnya apa yang sekarang dinamakan tasrihah (ekor kuda atau sanggul).


Jaga Kehormatan dan Kemuliaanmu

Saudariku muslimah, syariat Islam bertujuan untuk mempertahankan dasar dan akhlak yang dapat mengangkat derajat manusia dan agar mereka dapat mempertahankan kehormatan dan menjaga kemuliaannya; dan kamu wahai saudariku adalah pemimpin rumahmu. Kamar tidurmu tidak boleh dimasuki oleh seorangpun kecuali mahrammu (keluarga) dan jangan sampai ada sesuatu yang dapat membuat suamimu marah. Dan berhati-hatilah dari godaan syetan, dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui rahasia dan yang Maha mengetahu semua perbuatan hamba-Nya, yang Maha mengetahui lagi Maha melihat.

Dari Jabir RA ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menginap (di rumah) seorang janda kecuali jika laki-laki itu telah menikahinya dan atau dia adalah mahram si janda itu.”1

Beliau juga bersabda, “Janganlah seorang laki-laki menyendiri dengan seorang perempuan, karena ketiganya adalah syetan.”

Dalam satu riwayat dikatakan, “Janganlah seorang laki-laki (menyendiri) dengan wanita ajnabi (tidak mahram), meskipun sekedar mengajarinya Al Qur`an.”

Peringatan ini adalah untuk menjaga agar jangan sampai syetan masuk ke dalam hati manusia.

Rasulullah juga telah memperingatkan kita, “Berhati-hatilah untuk masuk (ke rumah) seorang wanita.” Maka berkatalah seorang laki-laki Anshar, “Wahai Rasulullah, apakah al-Hamwu itu?” Beliau menjawab, “Al Hamwu adalah mati.”2

Al Hamwu adalah para kerabat suami selain bapak dan kakek suami seperti saudara laki-laki, anak saudara laki-laki, paman dan anaknya dan begitu pula semua orang yang tidak boleh menyendiri dengan wanita non mahram.

Dan setelah kita mengetahui panggilan Rasulullah kepada kita, maka kita harus menaatinya agar kita menjadi orang yang beruntung.

Jalan Menuju Kebahagian

Saudariku muslimah, bahwasannya hidup sangatlah berat, dan beramal dikehidupan ini membutuhkan keimanan yang kuat dan kesabaran yang tinggi –sampai kita dapat berjihad melawan diri kita sendiri dan memerangi syetan kita- agar kita memperoleh keselamatan di dunia dari keburukan dan dapat terhindar dari tipuan, sehingga akhirnya kita dapat bertemu menghadap Allah dengan tenang dan bahagia.

1 Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim 2 Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari (7/48) dan Muslim (14/153)


Dan jika kamu wahai saudariku muslimah, benar-benar menginginkan kebahagiaan yang maksudnya menurut sebagian ulama dan menurut saya juga adalah “Memperkerjakan diri kita untuk dapat sampai mendapatkan ridha Allah.”

Arti ini sangatlah benar, karena ridha Allah adalah puncak dari kebahagiaan dalam hati dan diri manusia. Oleh karena itu para salafussaleh memperbanyak berdoa, “Ya Allah kami memohon ridha-Mu dan dapat bertakwa kepada-Mu dan surga-Mu.”, dan Allah telah berfirman kepada jiwa ketika terakhir ia berkeliaran,

$ pκçJ −ƒ r'≈ tƒ ß§ø¨Ζ9$# èπΖÍ×yϑ ôÜßϑ ø9$# ∩⊄∠∪ û© ÉëÅ_ ö‘ $# 4’n< Î) Å7 În/u‘ Zπ uŠÅÊ# u‘ Zπ ¨ŠÅÊ ó£∆ ∩⊄∇∪

’ Í?ä{÷Š$$ sù ’ Îû “ Ï‰≈ t6 Ïã ∩⊄®∪ ’ Í?ä{÷Š$#uρ © ÉL ¨Ζy_ ∩⊂⊃∪

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al Fajr: 27-30)

dan Allah menyifati para kekasih-Nya dengan firman-Nya,

z© ÅÌ§‘ ª!$# öΝåκ÷]tã (#θ àÊ u‘ uρ çµ ÷Ζtã 4 y7 Ï9≡sŒ ô⎯yϑ Ï9 z© Å´ yz …çµ −/u‘ ∩∇∪

“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya..” (QS. Al Bayyinah: 8)

Dan kita setiap menyebut para sahabat laki-laki maupun wanita selalu membarenginya dengan kata-kata Radhiyallu ‘Anhu (semoga Allah meridhai mereka), karena ridha Allah adalah derajat tertinggi diterimanya amal kebaikan. Jadi bagaimana ridha bukan merupakan kebahagiaan?

Dan kamu wahai kaum wanita, mari lihatlah bersamaku apa yang dijanjikan Allah kepada para kekasih-Nya dan orang-orang yang taat kepada-Nya, yang Allah meridhai mereka. Allah berfirman kepada mereka,

t,‹ Å™ uρ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#öθ s)¨?$# öΝåκ®5u‘ ’n< Î) Ïπ ¨Ζyf ø9$# #·tΒ ã— ( #© ¨L ym #sŒÎ) $ yδρ â™!% y` ôM ys ÏG èùuρ

$ yγ ç/≡uθ ö/r& tΑ$ s% uρ óΟçλm; $ pκçJ tΡt“ yz íΝ≈ n= y™ öΝà6ø‹n= tæ óΟçFö7ÏÛ $ yδθè= äz ÷Š$$ sù t⎦⎪ Ï$ Î#≈ yz ∩∠⊂∪

“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” (QS. Az Zumar: 73)


Dan Rasulullah SAW juga telah memberikan petunjuk kepada kalian jalan untuk memperoleh kebahagiaan, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata bahwasannya Rasulullah telah bersabda,

“Jika seorang wanita telah melakukan kewajiban shalat lima waktunya, berpuasa (di bulan ramadhan), menjaga farjinya dan mentaati suaminya, maka ia pasti akan masuk surga dari segala pintu surga yang diinginkannya.”1

Wasiat di atas merupakan panggilan yang agung yang di dalamnya terkumpul cara seorang hamba dapat memperoleh kemuliaan dan merupakan amalan-amalan yang paling mulia, karena dalam wasiat itu diawali dengan shalat yang merupakan jalan untuk memperoleh kebahagiaan, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa. Dan apakah ada yang lebih mahal untuk menjaga kehormatan seorang wanita dimana yang paling pentingnya adalah menjaga farjinya.

Adapun sabda Rasulullah, “Dan menaati suaminya” adalah dikarenakan murka suami adalah bagian dari murka Tuhan.

Dan berikut ini Rasulullah telah memberitahukan kepada kamu apa yang menunggu kamu di surga. Beliau bersabda, “Allah telah berfirman, “Bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh disiapkan bagi mereka apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan belum pernah terbersit dalam hati.”2 Rasulullah kemudian membacakan firman Allah,

4’ nû$ yf tFs? öΝßγ ç/θãΖã_ Ç⎯tã ÆìÅ_$ ŸÒ yϑ ø9$# tβθãã ô‰tƒ öΝåκ®5u‘ $ ]ùöθ yz $ Yèyϑ sÛuρ $ £ϑ ÏΒ uρ

öΝßγ≈ uΖø% y— u‘ tβθà)ÏΖãƒ ∩⊇∉∪ Ÿξ sù ãΝn= ÷è s? Ó§øtΡ !$ ¨Β u’ Å∀÷z é& Μ çλm; ⎯ÏiΒ Íο §è% &⎦ ã⎫ôã r& L™!#t“ y_

$ yϑ Î/ (#θ çΡ% x. tβθè= yϑ ÷è tƒ ∩⊇∠∪

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 16-17)

Saudariku muslimah, Rasulullah telah memanggil Anda semua untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat serta memberikan wasiat mahal kepada Anda. Beliau bersabda, “Siapapun wanita yang bertakwa kepada

1 Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (1415), Imam Ahmad (1/191) dan Ath Thabari

dalam kitab al Kabiir nya. 2 Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (3244) dan Muslim (402)


Tuhannya dan menjaga farjinya maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga dan dikatakan kepadanya, “Masuklah sesuai dengan kemauan Anda.”1

Saudariku muslimah, apakah sekarang Anda telah mengetahui jalan menuju kebahagiaan dan keridhaan dimana faktor-faktor kuncinya adalah, ridha suami yang berikut ini akan saya kemukakan panggilan Nabi SAW yang telah bersabda kepada Anda, “Burung-burung yang ada di udara, ikan-ikan di lautan, para malaikat langit, matahari dan bulan memintakan ampunan kepada para isteri yang taat kepada suaminya. Dan siapapun wanita yang bermuka masam di hadapan suaminya maka dia dalam murka Allah sampai ia dapat membuat senyum dan ridha suaminya. Dan siapapun wanita yang keluar dari rumahnya tanpa seizin suaminya maka malaikat akan melaknatnya sampai ia kembali.”2

Pernah Rasulullah ditanya tentang wanita yang paling baik, maka beliau bersabda, “Yaitu yang menaati perintah suaminya, yang jika dilihat suaminya dapat menyenangkannya dan yang dapat menjaga dirinya dan harta suaminya.”3

Begitulah kita hidup di jalan menuju kebahagiaan yaitu ridha Allah, yang dengannya dibuka pintu-pintu surga, yang dengannya pula kita dikategorikan ke dalam orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang mendapatkan kebaikan. Karena barangsiapa mendapatkan ridha Allah, maka selamanya ia tidak akan menderita, dan barang siapa masuk surga maka selamanya ia tidak akan diusir darinya.

1 Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam kitab Al Ausath nya dengan

menggunakan sanad hasan. 2 Al Kabaair hal. 175. 3 Diriwayatkan oleh Ahmad (2/251) dan Hakim (2/161)


Penutup

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang Maha Esa yang Maha pemberi, yang Maha kuat dan yang Maha pemberi rezeki. Dialah yang menciptakan langit dan bumi, yang mengangkat derajat dan yang menguasai ‘Arsy. Yang dengan anugerah-Nya menjadi sempurnalah amal kebaikan dan dengan pertolongan-Nya kebaikan menjadi milik hamba. Maha suci Dzat yang telah mencipta, membiarkan, mentakdirkan dan memberikan hidayah, Dzat yang telah mengajari manusia terhadap apa yang tidak diketahuinya.

Shalawat serta salam kita semoga tercurah kepada seorang utusan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam yang telah menyampaikan risalah dan amanat, telah menasehati umat dan membukakan tabir kegelapan, dan kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.

Waba’du …

Kita telah menulis buku ‘panggilan kepada kaum wanita’ atau ‘panggilan Tuhan kepada para wanita’ yang merupakan panggilan atau ajakan untuk menginstrospeksi diri dan mengetahui perintah, larangan dan batasan-batasan Allah.

Allah SWT telah berfirman,

$ pκš‰ r'≈ tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#þθ ãΨ tΒ#u™ (#θ ãè‹ÏÛr& ©!$# (#θãè‹ÏÛr&uρ tΑθ ß™ §9$# ’Í< 'ρ é&uρ Íö∆ F{$# óΟä3ΖÏΒ ( β Î* sù

÷Λä⎢ ôãt“≈ uΖs? ’Îû &™ó© x« çνρ –Šãsù ’n< Î) «!$# ÉΑθ ß™ §9$#uρ βÎ) ÷Λä⎢Ψ ä. tβθ ãΖÏΒ ÷σè? «!$$ Î/ ÏΘöθ u‹ø9$#uρ

ÌÅz Fψ$# 4 y7 Ï9≡sŒ ×öyz ß⎯|¡ôm r& uρ ¸ξƒÍρ ù's? ∩∈®∪

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisaa`: 59)

Allah telah memberikan bantuan kepada kita dengan banyaknya panggilan Al Qur`an yang mengajak kepada para wanita untuk melaksanakan amalan-amalan yang utama dan untuk menghidupkan dasar-dasar dan perilaku berakhlak yang menurut Islam tujuan itu semua adalah untuk membangun pribadi muslimah, sesuai dengan sabda Rasulullah, “Bahwasannya aku hanya diutus untuk menyempurnakan


akhlak.” Oleh karena itu para wanita muslimah saat ini sangat butuh untuk mengetahui cara membangun keluarga yang kuat yang dapat membendung setiap serangan yang berdampak negatif, baik yang berasal dari barat maupun dari timur dan serangan yang bertujuan untuk menghancurkan masyarakat Islam dengan cara menghancurkan pondasi dasarnya yaitu keluarga.

Dalam buku ini kita awali dengan panggilan untuk berbuat baik yang mana ini merupakan panggilan kepada kaum wanita bagaimana berinteraksi dan bergaul dengan orang lain, kepada suami dan atau kepada anak, karena kebaikan akan menyebabkan keridhaan dan ketenangan dan dapat merubah yang awalnya lawan menjadi kawan. Karena kebaikan adalah pemberian yang tidak ada balasannya.

Panggilan ini bukan hanya untuk kaum wanita saja, akan tetapi panggilan kepada kaum laki-laki juga dalam interaksi mereka dengan kaum wanita, yaitu agar bergaul dengan baik atau berpisah dengan baik.

Panggilan kedua adalah panggilan kepada kaum wanita untuk menjaga kehormatan dan kesucian yang dengannya para ibu akan terangkat derajat dan kehormatannya.

Kemudian penjelasan tentang pertolongan Allah yang tertuang dalam kisah yang sangat bermanfaat yaitu kisah Musa bersama ibunya dan Fir’aun bersama isterinya. Kemudian dilanjutkan dengan perbincangan tentang kandungan surat An Nuur yaitu ayat-ayat yang memerintahkan untuk menahan penglihatan dan perintah berhijab. Di dalamnya terbersit ajaran tentang model pakaian wanita yang Islami. Dilanjutkan kemudian dengan perbincangan seputar surat An Nisaa` tentang hak-hak dan kewajiban yang telah kami berikan penjelasannya dengan rinci. Disusul kemudian dengan panggilan untuk mendamaikan perpecahan antara suami-isteri dan cara menerapkan hukum-hukum ilahiyah kepada kedua belah pihak.

Selanjutnya adalah peringatan dalam surat Yusuuf akan adanya fitnah dan kebohongan atau kamuflase. Begitulah pembahasan dalam buku ini sampai kita bahas tata cara berdialog dan berdebat.

Semua di depan akan ada dampaknya dalam hati jika mau memperhatikan ajaran Tuhan yaitu dengan mendidik kaum wanita dan memberitahukannya hak-hak dan kewajiban mereka.

Adapun pembahasan dalam bab kedua adalah panggilan kepada kaum wanita dengan menggunakan kata Al Mar’ah dan penggunaan dhamir (kata ganti) An Nisaa`, yang setelah bab ini –yang sarat dengan tuntunan dan banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran- diikuti dengan bab khusus tentang panggilan Nabi SAW kepada kaum wanita yang meliputi anjuran untuk bertakwa kepada Allah dan penjelasan bahwa kunci surga adalah taat kepada suami. Pembicaraan berikutnya berkutat tentang kekuasan wanita yaitu di rumahnya, bagaimana ia menjaganya dan bimbingan Allah kepada mereka dalam hal ini. Selanjutnya, Rasulullah telah memperingatkan kita dari perhiasan yang tidak diperkenankan yang tujuan


akhir dari peringatan itu adalah demi kemuliaan dan kehormatan kaum wanita.

Harapan terakhir kami ketika menyajikan buku yang ada di hadapan para pembaca ini adalah agar Allah membalas budi baik kami jika itu memang benar dan memberikan ampunan jika salah, karena Allah adalah Dzat yang Maha mendengar, Maha dekat dan Dzat yang Maha penerima doa.

Pesan Langit s - syahwah.files.wordpress.com · yang mulia, yang mempunyai ... (nama) Allah, Allah...

Documents

Transcript of Pesan Langit s - syahwah.files.wordpress.com · yang mulia, yang mempunyai ... (nama) Allah, Allah...