Pesan Kemanusiaan dalam Idul Qurban *) · Naskah Khutbah Idul Adha. Edisi 5/VIII/2019 TPA ALBA...

Pesan Kemanusiaan dalam Idul Qurban *)

Afid Burhanddin

*)Naskah dibacakan dalam rangkaian sholat Idul Adha di Mushola Al Barokah Winongan Sirnoboyo

اهلل أكب. اهلل أكب كبيا والمد هلل ,اهلل أكب ,اهلل أكب وأصيال، لإله إل اهلل وحده، صدق كثيا وسبحان اهلل بكرةوعده، ونصر عبده، وأعز جنده وهزم الحزاب وحده، لإله إل

، اهلل أكب وهلل المداهلل واهلل أكب إله الذي أمرنا بالعتصام ببل اهلل، أشهد أن ل المد لل نبي دا عبده ورسوله ل شريك له وأشهد أن مم اهلل وحده ل إل

ا بعده. د وعل آله وصحبه ومن تبع هداه. أم هم صل عل مم الل بعد؛ فيا عباد اهلل، أوصيكم بتقوى اهلل، قال اهلل تعال: ياأيها

قوا اهلل حق تقاته ول توتن إل سلمون. الذين ءامنوا ات وأنتم م

Naskah Khutbah Idul Adha. Edisi 5/VIII/2019

TPA ALBA Sirnoboyo | 2

Kaum muslimin Rohimakumullah

Mari kita bersama-sama meningkatkan takwa kepada Allah, dengan sebenar-benarnya takwa. Kita jauhi segala larangannya. Dan kita laksanakan segala yang menjadi ketentuannya.

Allahu Akbar 3x, Wa lillahil Hamd.

Di pagi hari ini, dengan penuh semangat dan perjuangan, kita berhasil mendatangi Mushola Al Barokah. Lalu berkumpul, menata shof, dan meluruskan barisan. Bahkan, para jamaah putri, rela tidak mendapatkan tempat yang lebih layak. Ikhlas untuk duduk di atas tikar di halaman mushola. Demi menjalankan sholat Idul Adha, secara bersama-sama.

Di pagi hari ini pula, saudara-saudara kita, jamaah haji dari Kabupaten Pacitan, bersama para jutaan umat muslim dari seluruh penjuru dunia, merekapun sedang berjuang. Berjuang untuk menuntaskan rangkaian ibadah haji. Di kota Makkah, Madinah, Arafah, Musdalifah dan Mina.

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 97:

عل الناس حج البيت من استطاع إليه سبيال ومن كفر ولل غن عن العالي فإن الل



“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” Kaum muslimin Rohimakumullah

Idul Adha mengajarkan arti sebuah perjuangan. Para jamaah haji itu, mereka berjuang melawan nafsu diri. Mereka tinggalkan segala atribut duniawi. Melupakan aktivitas sehari-hari. Yang biasa mereka kerjakan, sebelum berangkat ke tanah suci.

Ia jaga tubuh agar tetap sehat. Menjaga pikiran agar tetap khusuk. Menjaga hati agar tetap ikhlas. Lalu menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Seraya mengumandangkan kalimat talbiyah:

لبيك اللهم لبيك، لبيك لشريك لك لبيك، إن المد والنعمة لك واللك لشريك لك

“Kami penuhi panggilan-Mu wahai Allah, wahai Allah, kami datang memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan karunia hanyalah milik-Mu, milik-Mu segala kekuasaan dan kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu”. Kaum muslimin Rohimakumullah



Idul Adha juga mengajarkan arti sebuah pengorbanan. Kita bisa ikut merasakan, bagaimana pengorbanannya Nabi Ibrahim. Harus meninggalkan anak dan istrinya. Di sebuah lembah yang tak bertuan.

Melalui Idul Adha, akan tergambar jelas bagaimana pengorbanan Siti Hajar. Pengorbanan untuk bertahan hidup bersama anaknya yang bernama Ismail. Di padang tandus dan gersang.

Hajar adalah wanita yang tegar. Ia hiasi hidupnya dengan iman, takwa, dan tawakal. Wanita yang menjadi perantara munculnya air zam-zam ini, bahkan tak pernah mengeluh. Pantang menyerah dengan berbagai keadaan.

Di bentangan bukit antara Shafa dan Marwah, sepanjang 450 meter itu, terkandung kisah keimanan seseorang. Ia ditinggal oleh suaminya, di tempat yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Nabi Ibrahim suaminya, meninggalkannya atas perintah Allah. Dan Siti Hajar, ikhlas menerimanya karena Allah.

Karena peristiwa inilah, lari-lari kecil dari bukit Safa dan Marwah, sebanyak tujuh kali, diabadikan dalam rangkaian rukun ibadah haji.


Idul Adha juga mengajarkan arti sebuah ujian. Saat Ismail menginjak remaja, Allah kembali menguji Nabi



Ibrahim. Ia diharuskan menyembelih putra semata wayangnya. Dan ujian itu, mampu diselesaikannya dengan ikhlas. Hingga Allah menggantinya dengan seekor domba. Sebagai pengganti keikhlasannya.

Dialog antara bapak dan anak itu, diabadikan oleh Allah dalam Surat As-Saffat ayat 102:

عي قال يا بن إن أرى ف النام أن أذبك فانظر ماذا ا بلغ معه الس فلم ترى ابرين ت افعل ما تؤمر قال يا أب من الص دن إن شاء الل ست

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia kemudian menjawab: "Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".”


Anak adalah sumber ego seseorang. Kecintaan orang tua kepada anaknya, tak jarang membuat mereka buta. Bahkan, tega melakukan apapun demi anaknya.

Jika di zaman dahulu, ada anak yang berani bercerita kepada orang tuanya, jika ia telah dimarahi



gurunya di sekolah, maka dapat dipastikan, ia akan mendapatkan marah yang kedua. Pertama dari gurunya, kedua dari orang tuanya.

Tapi, tidak demikian di jaman sekarang. Di berbagai media dapat kita saksikan, ada orang tua yang tega menghardik guru, gara-gara memakan mentah informasi dari anaknya. Bahkan, di beberapa kasus, orang tua sampai tega memperkarakan di depan meja pengadilan, kepada seorang guru yang menghukum siswanya, dalam konteks penanaman karakter kedisiplinan.

Menuntut guru harus begini dan begitu. Tanpa menyadari bahwa orang tua mempunyai peran penentu. Dan guru, hanya bersifat membantu.

Idul Adha mencoba memutus rasa cinta yang berlebihan itu. Kecintaan seseorang kepada anaknya, menjadi sebuah ujian bagi kedua orang tuanya.

Jangankan menyembelih anak, membangunkan untuk sholat subuh di awal waktu saja, kita masih tidak tega. Jangankan meninggalkan anak di tengah padang pasir yang gersang, mengajaknya ikut sholat berjamaah di Mushola, masih terasa keberatan. Inilah yang dinamakan sebagai ujian, bagi kedua orang tuanya.

Allah berfirman dalam Al Munafiqun ayat 9:



ومن يا أيها الذين آمنوا ل تلهكم أموالكم ول أولدكم عن ذكر الل يفعل ذلك فأولئك هم الاسرون

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi".


Idul Qurban mendidik kita untuk berbagi. Alhamdulilah, Mushola Al Barokah, telah diamanahi 4 ekor sapi, dan 1 ekor kambing. Artinya, di tahun ini, ada 29 orang yang mempercayakan hewan qurbannya, kepada takmir mushola.

Di tahun 2018, jumlah sohibul qurban adalah 27 orang. Dan di tahun sebelumnya, tahun 2017 ada 24 orang. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, jumlah di tahun ini, mengalami peningkatan.

Allah berfirman dalam Surat Al Hajj 37

لومها ول دماؤها ولكن يناله التقوى منكم لن ينال الل“Daging-daging unta dan darahnya itu, sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”




Idul Qurban menyadarkan kepada kita, bahwa kita adalah makhluk sosial. Kita selalu butuh orang lain. Maka, inilah saatnya. Yang memiliki rezeki lebih, berbagi dengan hewan qurbannya. Yang belum memiliki rezeki lebih, berbagi dengan tenaganya. Kombinasi ini akan menjadikan Islam semakin berkibar, di lingkungan Mushola ini.

Agar daging qurban tidak menjadi penyakit bagi tubuh kita, maka kita diharuskan untuk berbagi dengan sesama. Tidak akan mungkin daging qurban ini, akan habis hanya untuk warga di lingkungan Mushola kita. Daging qurban yang nanti akan kita kelola, akan dibagikan juga kepada saudara muslim yang jauh. Sanak famili yang jauh. Yang hari ini, tidak bisa merasakan daging qurban, sebagaimana yang nanti kita rasakan.

Hingga khotib berdiri di atas mimbar ini, sudah ada 28 daerah yang memohon melalui surat maupun lisan, kepada takmir. Dari jumlah itu, tujuhbelasnya merupakan permohonan yang mengatasnamakan takmir masjid/mushola. Dan sebelasnya, merupakan permohonan yang mengatasnamakan sekelompok warga.

Dari 28 daerah tersebut, secara total, sudah tercatat permohonan sebanyak 634 bungkus. Yang



nanti, insyallah, akan dipenuhi dengan skala prioritas. Secara keseluruhan, takmir mencatat, ada 731 calon penerima manfat dari qurban ini. Dan jumlah ini, masih memungkinkan untuk bertambah. Hingga qurban di Mushola Al Barokah, tidak hanya kita yang merasakan. Tetapi, bisa ikut dirasakan oleh saudara seiman, di pelosok-pelosok Kabupaten Pacitan.

Sudah tidak masanya lagi, memisahkan potongan daging kurban secara sembunyi-sembunyi, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Ini ujian untuk kita. Yang menuntut kita harus lulus. Dengan predikat baik. Sebagaimana lulusnya keluarga Ibrahim, saat menghadapi ujian dari Allah, yang datang bertubi-tubi.

Mari kita komunikasikan dengan panitia. Sampaikan kepada mereka, jika kita masih punya keluarga jauh, yang belum berkesempatan menikmati daging qurban di tahun ini. Insyallah, panitia bisa memahami dan bisa menerima.

Allah Swt berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 168:

يطان يا أيها الناس كلوا ما ف الرض حالل طيبا ول تتبعوا خطوات الش إنه لكم عدو مبي

“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah



kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Semoga Allah menerima qurban kita. Dan kepada pihak-pihak yang nanti terlibat dalam pengelolaan hewan qurban, semoga Allah mengganti lelahnya, dengan pahala yang berlipat.

ميع العليم ربنا تقبل منا إنك أنت السيتنا أمة مسلمة لك وأرنا ربنا واجعلنا مس لمي لك ومن ذر

حيم اب الر مناسكنا وتب علينا إنك أنت التو

اكم با فيه من بارك اهلل ل ولكم ف القرآن العظيم، ونفعن وإيكر الكيم.اآليات والذ أقول قو ل هذا وأستغفر اهلل ل ولكم

حيم. فاستغفروه انه هو الغفور الر



Khutbah Kedua

اهلل أكب. اهلل أكب كبيا والمد هلل ,اهلل أكب ,اهلل أكب وأصيال، لإله إل اهلل وحده، صدق كثيا وسبحان اهلل بكرةوعده، ونصر عبده، وأعز جنده وهزم الحزاب وحده، لإله إل

، اهلل أكب وهلل المداهلل واهلل أكب اهلل وحده ل المد هلل حدا كثيا كما أمر. وأشهد أن آل إله إل عن الشاركة والشاكلة لسائر البشر. وأشهد شريك له، التعالبي العتب. اللهم ن ل اهلل عليه وسلم عبده ورسوله ال دا ص أن مم

د وعل دنا مم آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان صل وسلم عل سيـا بعد( ين )أم إل يوم الد

سلمون. وأنتم م قوا اهلل حق تقاته ول توتن إل فيا عباد اهلل اتديا. إن اهلل ومالئكته واعلموا أن اهلل سبحانه صل عل نبيه ق

الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. ، ياأيها بي ن يصلون عل اليت عل د كما صل ل آل سيدنا مم د وع اللهم صل عل سيدنا مم

د وعل آل سيدنا إبراهيم وعل آل إبراهيم، وبارك عل سيدنا مم



د كما باركت عل إبراهيم وعل آل إبراهيم، ف العالي إنك مميد ميد. ح

ات والؤمني والؤمنات اللهم اغفر للمسلمي والسلم عوات ويا يع قريب ميب الد الحياء منهم والموات، إنك سنوب والطيئات برحتك يآ أرحم قاضي الاجات وغافر الذ

. ي اح الرنا اغفر لنا تعل ف رب وإلخواننا الذين سبقونا باإليان ول

نا ظلمنا أنفسنا حيم. رب نا إنك رؤوف ر للذين آمنوا رب قلوبنا غال نيا وإن لم تغفر لنا وترحنا لنكونن من الاسري نآ أتنا ف الد ن. رب

. ار. والمد هلل رب العالي قنا عذاب الن حسنة وف اآلخرة حسنة و

عباد اهلل إن اهلل يأمر بالعدل واإلحسان وإيتاء ذي القرب وينه رون. فاذكروا اهلل عن الفحشاء والنكر والبغي يعظكم لعلكم تذك

العظيم يذكركم واشكروه عل نعمه يزدكم ولذكر اهلل أكب

Pesan Kemanusiaan dalam Idul Qurban *) · Naskah Khutbah Idul Adha. Edisi 5/VIII/2019 TPA ALBA...

Documents

Transcript of Pesan Kemanusiaan dalam Idul Qurban *) · Naskah Khutbah Idul Adha. Edisi 5/VIII/2019 TPA ALBA...