Perwal RTBL Serpong MR L -1

13
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Raya Serpong telah diatur berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 27 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Raya Serpong Kabupaten Tangerang; b. c. d. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten telah terbentuk Kota Tangerang Selatan yang cakupan wilayahnya meliputi antara lain Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara; bahwa Koridor Jalan Raya Serpong merupakan koridor jalan yang mempunyai peranan penting sebagai akses penghubung antara Kota Tangerang Selatan dengan wilayah lain disekitarnya, saat ini telah terjadi percepatan perubahan yang diakibatkan perkembangan dan dinamika aktivitas ekonomi cenderung tidak terkendali bahkan berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan perkotaan terutama transportasi dan perubahan pemanfaatan ruang, oleh karenanya Peraturan Bupati Tangerang sebagaimana dimaksud huruf a, perlu ditinjau kembali untuk disesuaikan. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c, agar pengaturan dan penataan fungsi serta letak bangunan dan lingkungan pada koridor Jalan Raya Serpong tersebut memiliki pedoman sebagai alat panduan pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan pada bangunan atau kelompok bangunan pada kawasan/blok tertentu, sehingga tercipta keserasian hubungan aktivitas, tata ruang dan bangunan dipandang perlu menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Raya Serpong Kota Tangerang Selatan.

description

rtrw

Transcript of Perwal RTBL Serpong MR L -1

Page 1: Perwal RTBL Serpong MR L -1

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

NOMOR 54 TAHUN 2009

TENTANG

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG

KOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang : a. bahwa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Jalan Raya

Serpong telah diatur berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 27

Tahun 2005 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor

Jalan Raya Serpong Kabupaten Tangerang;

b.

c.

d.

bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten telah

terbentuk Kota Tangerang Selatan yang cakupan wilayahnya meliputi

antara lain Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara;

bahwa Koridor Jalan Raya Serpong merupakan koridor jalan yang

mempunyai peranan penting sebagai akses penghubung antara Kota

Tangerang Selatan dengan wilayah lain disekitarnya, saat ini telah

terjadi percepatan perubahan yang diakibatkan perkembangan dan

dinamika aktivitas ekonomi cenderung tidak terkendali bahkan

berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan perkotaan terutama

transportasi dan perubahan pemanfaatan ruang, oleh karenanya

Peraturan Bupati Tangerang sebagaimana dimaksud huruf a, perlu

ditinjau kembali untuk disesuaikan.

bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b

dan huruf c, agar pengaturan dan penataan fungsi serta letak bangunan

dan lingkungan pada koridor Jalan Raya Serpong tersebut memiliki

pedoman sebagai alat panduan pengendalian pemanfaatan ruang yang

diberlakukan pada bangunan atau kelompok bangunan pada

kawasan/blok tertentu, sehingga tercipta keserasian hubungan aktivitas,

tata ruang dan bangunan dipandang perlu menetapkan Peraturan

Walikota Tangerang Selatan tentang Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan Koridor Jalan Raya Serpong Kota Tangerang Selatan.

Page 2: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 2 -

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3501);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

3.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4436);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota

Tangerang Selatan di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4935);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4

Tahun 1989 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Serpong

Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1989 tentang

Rencana Umum Tata Ruang Kota Serpong Kabupaten Daerah Tingkat

II Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Tangerang Tahun 1996 Nomor 2 Seri C);

Page 3: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 3 -

8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3

Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah

Tingkat II Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Tangerang Tahun 1996 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 03 Seri E) sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang

Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang

(Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2008 Nomor 03,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 0308);

Memperhatikan

:

9.

10.

11.

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10 Tahun 2001 tentang

Ijin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1001) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10 Tahun 2006

(Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2006 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1006);

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Garis Sempadan (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2006

Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor

1206);

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 46 Tahun 2009 tentang

Pemberlakuan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang dan Peraturan

Bupati Tangerang di Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 46).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN TENTANG

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN

RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.

Page 4: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 4 -

4. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disebut RTBL adalah Rencana Tata

Bangunan dan lingkungan Koridor Jalan Raya Serpong Kota Tangerang Selatan.

5. Panduan Rencana Kota adalah uraian teknis secara terperinci tentang ketentuan-ketentuan

persyaratan, standar dimensi dan kualitas yang memberi arahan bagi terselenggaranya serta

terbangunnya kawasan baik menyangkut aspek tata ruang, bangunan, prasarana dan sarana,

utilitas maupun lingkungannya.

6. Garis Sempadan Bangunan adalah garis khayal yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as

pagar jalan, atau as sungai, atau as jalan merupakan batas antar bagian persil yang boleh dan

tidak boleh dibangun bangunan-bangunan.

7. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disebut GSB adalah sempadan yang membatasi

jarak terdekat bangunan terhadap batas Right of Way (ROW), atau yang menghitung dari batas

terluar muka bangunan yang berfungsi sebagai ruang dengan batas ROW.

8. Garis Sempadan Pagar adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat pagar terhadap batas

ROW yang dihitung dari batas ROW sampai batas terluar kavling / pagar halaman muka

bangunan.

9. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disebut KDB adalah angka persentase perbandingan

antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan / tanah perpetakan / daerah

perencanaan yang dikuasai.

10. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disebut KLB adalah angka persentase

perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas

tanah / tanah perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai

11. Ketinggian Bangunan Gedung adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang dijinkan pada

lokasi tertentu.

BAB II

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bagian Kesatu

Prisip Dasar

Pasal 2

Prinsip dasar penyusunan RTBL adalah :

1. Keserasian dan integritas arahan tata ruang Koridor Jalan Raya Serpong, Kecamatan Serpong

serta Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan;

2. Peluang secara strategis berdasarkan perkembangan kegiatan yang ada disekitarnya;

3. Merubah paradigma pengembangan strategis dengan menata dan menampilkan citra serta

gambaran (image) masuk ke kawasan Kota Tangerang Selatan.

Bagian Kedua

Maksud, Tujuan dan Sasaran

Pasal 3

(1) Maksud penyusunan RTBL adalah mewujudkan pedoman teknis sebagai arahan atau panduan

dalam melaksanakan penataan fungsi dan letak bangunan serta lingkungan pada Koridor Jalan

Raya Serpong.

(2) Tujuan penyusuanan RTBL adalah :

a. Menyusun arahan arsitektural dalam pemanfaatan ruang, bangunan dan lingkungan pada

Koridor Jalan Raya Serpong dan memberikan panduan untuk menciptakan kawasan yang

memiliki citra yang khas, tropis dan tradisional lokal;

Page 5: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 5 -

b.Memberikan aturan dalam mewujudkan fisik bangunan dan lingkungan dalam matra

dimensi yang serasi, selaras dan seimbang, sehingga terwujud keindahan pada Koridor Jalan

Raya Serpong.

(3) Sasaran RTBL adalah :

a. Penataan fungsi dan letak bangunan pada Koridor Jalan Raya Serpong sesuai dengan

arahan Rancang Bangun dan Lingkungan;

b. Wilayah Perencanaan pada Koridor Jalan Raya Serpong.

Bagian Ketiga

Fungsi RTBL

Pasal 4

RTBL berfungsi :

a. Sebagai panduan rencana dan pelaksanaan kegaitan fisik untuk suatu lingkungan;

b. Sebagai proses yang memberikan arahan bagi terwujudnya suatu lingkungan binaan fisik yang

layak dan sesuai dengan aspirasi setempat, kemampuan sumber daya setempat serta daya dukung

lahannya yang mengacu pada panduan rancang kota.

Bagian Keempat

Pola Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pasal 5

Pola penataan bangunan dan lingkungan pada RTBL, adalah :

a. Peremajaan, pembangunan kembali (revitalisasi) daerah–daerah yang sudah terbangun;

b. Penataan bangunan dan lingkungan daerah–daerah yang dilestarikan dan daerah–daerah baru

yang potensial berkembang;

c. Penataan bangunan dan lingkungan yang bersifat campuran dari pola sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b.

Bagian Kelima

Wilayah Perencanaan

Pasal 6

(1) Wilayah perencanaan RTBL adalah wilayah perencanaan Koridor Jalan Raya Serpong

mulai dari koridor utara yang berbatasan langsung dengan Kota Tangerang sampai dengan

koridor selatan di Kelurahan Cilenggang, Kota Tangerang Selatan.

(2) Batas-batas wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang;

b. Sebelah Selatan sampai dengan Center Point BSD di Kelurahan Cilenggang

(eks Lapangan Daan Mogot);

(3) Wilayah kelurahan yang terlewati Koridor Jalan Raya Serpong yang termasuk wilayah

perencanaan adalah Kelurahan Pakulonan, Kelurahan Pondok Jagung, Kelurahan Lengkong

Wetan, Kelurahan Lengkong Gudang Barat dan Kelurahan Cilenggang Kecamatan Serpong.

Pasal 7

(1) Panjang perencanaan adalah 13.000 m (tiga belas ribu meter) pada jalan sepanjang Jalan

Raya Serpong.

Page 6: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 6 -

(2) Lebar area perencanaan fisik adalah 20 m (dua puluh meter) sampai dengan 50 m (lima

puluh meter) dari tepi jalan tergantung dari aspek fisik dan non fisik sebagai daerah

belakang yang mempengaruhinya.

Bagian Keenam

Ruang Lingkup Materi

Pasal 8

Ruang lingkup materi dalam penyusuna RTBL berpedoman kepada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

BAB III

PEMANFAATAN FUNGSI RUANG

Bagian Kesatu

Rencana Penggunaan Lahan

Pasal 9

Rencana penggunaan lahan pada RTBL secara makro ditetapkan sesuai dengan Rencana Umum

Tata Ruang Kecamatan Serpong.

Bagian Kedua

Potensi Pengembangan Fungsi dan Tata Ruang

Pasal 10

Potensi pengembangan fungsi dan tata ruang pada RTBL diletakan pada fungsi area :

1. Blok A dikembangkan untuk fungsi :

a. Bangunan pintu gerbang Kabupaten Tangerang dan penunjangnya

b. Penunjang workshop berupa perkantoran, perdagangan workshop;

c. Mixed Use meliputi wisma-niaga, niaga- suka dan niaga karya.

d. Perdagangan produk-produk usahakomersial publik;

e. Industri, Hunian dan Ruang Hijau.

2. Blok B dikembangkan untuk fungsi :

a. Perkantoran dan jasa pelayanan;

b. Perdagangan produk – produk usaha komersial;

c. Industri;

d. Ruang hijau, Hunian – Komersial.

3. Blok C dikembangkan untuk fungsi :

a. Perdagangan dan Mixed Use, meliputi wisma - niaga dan karya – niaga;

b. Hunian, Ruang Hijau;

c. Perkantoran, dan jasa pelayanan komersial.

4. Blok D dikembangkan untuk fungsi :

a. Komersial;

b. Campuran, Hunian Komersial

c. Hunian;

d. Ruang Hijau.

5. Blok E dikembangkan untuk usaha :

a. Campuran, Hunian Komersial;

b. Ruang Hijau.

Page 7: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 7 -

6. Blok F dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian Komersial;

b. Ruang Hijau.

7. Blok G dikembangkan untuk fungsi :

a. Hunian;

b. Campuran, Hunian Komersial;

c. Ruang Hijau.

8. Blok H dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian - Komersial;

b. Ruang Hijau.

9. Blok I dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian – Komersial;

b. Ruang Hijau;

c. Rumah Sakit.

10. Blok J dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian - Komersial;

b. Ruang Hijau.

11. Blok K dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian - Komersial;

b. Ruang Hijau

12. Blok L dikembangkan untuk fungsi :

a. Komersial;

b. Hunian;

c. Ruang Hijau.

13. Blok M dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian – Komersial;

b. Ruang Hijau.

14. Blok N dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian – Komersial;

b. Ruang Hijau

15. Blok O dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian – Komersial;

b. Ruang Hijau

16. Blok P dikembangkan untuk fungsi :

a. Campuran, Hunian – Komersial;

b. Ruang Hijau

Page 8: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 8 -

BAB IV

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bagian Kesatu

Peruntukan Lahan Mikro

Paragraf 1

Pembagian Blok

Pasal 11

Peruntukan lahan mikro pada RTBL dibagi dalam Blok A, Blok B, Blok C, Blok D, Blok E, Blok

F, Blok G, Blok H, Blok I, Blok J, Blok K, Blok L, Blok M, Blok N, Blok O, dan Blok P.

Pasal 12

Arahan tata bangunan dan lingkungan kawasan rencana peruntukan lahan pada Blok-Blok

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, adalah sebagai berikut :

1. Arahan rencana penataan Blok A, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2;

2. Arahan rencana penataan Blok B, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2;

3. Arahan rencana penataan Blok C, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2;

4. Arahan rencana penataan Blok D, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2;

5. Arahan rencana penataan Blok E, yaitu:

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2;

6. Arahan rencana penataan Blok F, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 1000 M2;

7. Arahan rencana penataan Blok G, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan maksimal 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 1000 M2;

8. Arahan rencana penataan H, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 1000 M2;

9. Arahan rencana penataan Blok I, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 1000 M2;

10. Arahan rencana penataan Blok J, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 2000 M2;

Page 9: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 9 -

11. Arahan rencana penataan Blok K, yaitu :

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 2000 M2;

12. Arahan rencana penataan Blok L, yaitu

KDB paling banyak 60%, KLB 3,5 - 5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit

28%, tinggi bangunan paling tinggi 7 – 10 lantai atau 30 - 40 meter, luas kavling paling

sedikit 2000 M2;

13. Arahan rencana penataan Blok M, yaitu

KDB paling banyak 60%, KLB 3,5 - 5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit

28%, tinggi bangunan paling tinggi 7 – 10 lantai atau 30 - 40 meter, luas kavling paling

sedikit 2000 M2;

14. Arahan rencana penataan Blok N, yaitu

KDB paling banyak 60%, KLB 3,5 - 5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit

28%, tinggi bangunan paling tinggi 7 – 10 lantai atau 30 - 40 meter, luas kavling paling

sedikit 2000 M2;

15. Arahan rencana penataan Blok O, yaitu

KDB paling banyak 60%, KLB 2,5, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 5 lantai atau 22 meter, luas kavling paling sedikit 1000 M2;

16. Arahan rencana penataan Blok P, yaitu

KDB paling banyak 60%, KLB 1,2, Koefisisen Daerah Hijau (KDH) paling sedikit 28%,

tinggi bangunan paling tinggi 3 lantai atau 15 meter, luas kavling paling sedikit 500 M2.

Pasal 13

Rencana penggunaan lahan tiap blok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, adalah sebagaimana

tercantum pada Buku Laporan Akhir RTBL Koridor Jalan Raya Serpong Tahun 2009 yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dangan Peraturan Walikota ini.

Paragraf 2

Penataan Blok

Pasal 14

Penataan Blok pada RTBL sebagai berikut :

a. Pintu masuk dibentuk dengan karakter yang bercirikan tugu / monumen penunjuk arah yang

besar sebagai pengarah meneruskan sirkulasi pergerakan menuju kawasan Kabupaten

Tangerang;

b. Ketinggian tugu / monumen adalah 16 meter;

c. Peruntukan lahan kondisi eksisting berupa bangunan, perdagangan dan jasa, bangunan dan

permukiman tetap diberlakukan;

d. GSP pada tiap Blok ditetapkan 20 meter dan GSB 28 – 32 meter, ketinggian bangunan

ditetapkan sebagaimana tercatum pada buku laporan akhir RTBL Koridor Jalan Raya

Serpong Tahun 2009 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Walikota

ini.

Bagian Kedua

Perpetakan Lahan

Pasal 15

(1) Perpetakan lahan direncanakan pada masing – masing fungsi area pada RTBL.

Page 10: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 10 -

(2) Rincian rencana perpetakan lahan pada RTBL merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan.

Bagian Ketiga

Sirkulasi Pola Pergerakan

Pasal 16

Sirkulasi pola pergerakan pada RTBL, meliputi :

a. Upaya menjamin kelancaran pergerakan dari/keluar Kabupaten Tangerang;

b. Pola perpindahan sirkulasi dari jalan sekunder dan lokal menuju Koridor Jalan Raya

Serpong;

c. Bukaan – bukaan jalan ke Koridor Jalan Raya Serpong;

d. Pola sirkulasi angkutan umum dan penempatan halte;

e. Pola pergerakan pejalan kaki.

Pasal 17

Fungsi Koridor Jalan Raya Serpong ditetapkan sebagai Jalan Kolektor Primer yaitu jalan masuk

Kota Tangerang Selatan dari Kota Tangerang ke Kabupaten Bogor.

Pasal 18

Untuk kelancaran sirkulasi pola pergerakan dan sebagai satu kesatuan dengan Koridor Jalan Raya

Serpong ROW 40 meter dapat dibangun jalur lambat yang berfungsi sebagai transfer sirkulasi dari

jalan lingkungan menuju jalan utama serta mendirikan pemberhentian (shelter) angkutan umum

pada jalur lambat.

Pasal 19

Untuk kelancaran sirkulasi pergerakan pada Koridor Jalan Raya Serpong secara detail tercantum

pada album peta Buku Laporan Akhir RTBL Koridor Jalan Raya Serpong Tahun 2009 yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Walikota ini.

Bagian Keempat

Utilitas Umum

Pasal 20

Utilitas umum dalam RTBL meliputi rencana jaringan air bersih, air kotor, air hujan, jaringan listrik

dan jaringa telepon.

Pasal 21

Sumber air bersih pada wilayah perencanaan RTBL bersumber dari PDAM dan air tanah.

Pasal 22

(1) Jaringan air bersih pada wilayah perencanaan RTBL dilakukan dengan sistem pemipaan dan

sumur pompa yang direncanakan sesuai dengan pengembangan bagian wilayah kota dan

pertumbuhannya.

Page 11: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 11 –

(2) Perletakan pipa pada sistem pemipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

perletakan jaringan pipa induk dengan penempatan pipa – pipa pada masing – masing blok

wilayah perencanaan.

(3) Jaringan pipa diletakan dan ditanam pada ruang publik untuk jaringan utilitas dengan lebar

0,75 meter – 1,5 meter dengan kedalaman 0,5 meter – 0,8 meter yang terletak disepanjang

jalur pedestrian tepi jalan Koridor Jalan Raya Serpong.

(4) Diameter pipa induk dan pipa pendistribusian rencana air bersih disesuaikan dengan rencana

untuk pelayanan seluruh bagian wilayah kota pada rencana teknisnya.

Pasal 23

(1) Jaringan telepon pada wilayah perencanaan RTBL diarahkan untuk seluruh panjang Koridor.

(2) Pola jaringan telepon pada wilayah perencanaan direncanakan dengan pola jaringan telepon

bawah tanah.

(3) Jaringan telepon melalui jaringan udara pada area kegiatan padat dapat diganti dengan jaringan

bawah tanah.

(4) Letak lokasi jaringan telepon berada pada ruang publik utilitas dan ditanam pada kedalaman

antara 0,80 meter – 1,00 meter.

Pasal 24

(1) Jaringan listrik pada wilayah Perencanaan RTBL, direncanakan ditanam di bawah tanah.

(2) Letak lokasi jaringan listrik berada pada ruang publik utilitas dan ditanam pada kedalaman

0,80 meter – 1,00 meter

Pasal 25

Penempatan penerangan jalan umum pada wilayah perencanaan RTBL dilakukan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Pasal 26

Jaringan drainase pada wilayah perencanaan RTBL diarahkan dengan jaringan saluran drainase

tertutup.

Pasal 27

Jaringan saluran drainase tertutup diletakan ditepi jalan yang berada pada blok – blok fungsi

kegiatan yang dapat dimanfaatkan juga sebagai pedestrian, dengan konstruksi yang disesuaikan.

Page 12: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 12 –

Pasal 28

Saluran drainase harus dilengkapi bak – bak pengontrol pemeliharaan dengan ukuran yang

memadai, berjarak 50 meter – 100 meter disesuaikan dengan kemiringan permukaan tanah.

Bagian Kelima

Wujud Bangunan

Pasal 29

Wujud bangunan pada wilayah perencanaan RTBL ditentukan oleh GSB, KDB, dan KLB dengan

tujuan untuk memberi kejelasan batasan yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan

pembangunan disekitar Koridor Jalan Raya Serpong.

Pasal 30

Rencana wujud bangunan dalam wilayah perencanaan RTBL, meliputi arahan fungsi peruntukan,

arahan garis sempadan, Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Daerah Hijau dan Orientasi

Bangunan.

Pasal 31

(1) Arahan bentuk dasar bangunan pada wilayah perencanaan RTBL mengutamakan faktor

perencanaan efisiensi pemanfaatan ruang dalam dan luar.

(2) Bentuk dasar bangunan yang sesuai dengan arahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah “Persegi Empat”.

Pasal 32

Rencana wujud bangunan, gubahan masa dan orientasi bangunan tercantum dalam Buku Laporan

Akhir RTBL Koridor Jalan Raya Serpong Tahun 2009 yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dengan Peraturan Walikota ini.

Pasal 33

(1) Bangunan dan letak reklame harus sesuai dengan peruntukan dan selaras dengan estetika

lingkungan sepanjang Koridor Jalan Raya Serpong.

(2) Dalam hal pendirian reklame billboard di median jalan sepanjang Koridor Jalan Raya Serpong

setelah berlakunya Peraturan Walikota ini, maka :

a. Untuk ijin baru tidak dapat dikeluarkan;

b. Ijin yang sudah ada masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya dan tidak dapat

diperpanjang.

Pasal 34

Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di sepanjang Koridor Jalan Raya Serpong

dimungkinkan sepanjang sesuai dengan kewenangan dan peraturan yang berlaku.

Page 13: Perwal RTBL Serpong MR L -1

- 13 -

BAB V

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 35

Pengawasan dan Pengendalian RTBL dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 36

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan

penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang Selatan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan

Pada tanggal 23 Nopember 2009.

PENJABAT WALIKOTA

TANGERANG SELATAN,

ttd

H.M. SHALEH

Diundangkan di Tangerang Selatan

Pada tanggal 23 Nopember 2009.

SEKRETARIS DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

ttd

H. NANANG KOMARA

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 54